• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), BOPO,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), BOPO,"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

8 BAB II

TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Penelitian Terdahulu

Beberapa peneliti telah melakukan penelitian tentang pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), BOPO, Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Net Interest Margin (NIM) terhadap Return On Asset (ROA). Hasil dari beberapa peneliti akan di gunakan sebagai bahan referensi dan perbandingan dalam penelitian ini.

Diana puspitasari (2009) dengan judul “ Analisis pengaruh CAR, NPL, PDN, NIM BOPO, LDR dan suku bunga SBI terhadap ROA”.

Memperoleh hasil yang menunjukan bahwa variabel PDN dan suku bunga SBI tidak menunjukan pengaruh signifikan terhadap ROA. Variabel CAR, NIM dan LDR berpengaruh positif signikan terhadap ROA. Sedangkan variabel NPL dan BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA.

Kemungkinan prediksi dari ketujuh variabel tersebut terhadap ROA dalam penelitian ini sebesar 72 %, sedangkan sisanya 28% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukan dalam model penelitian.

Andrea Widianata (2012) tentang “Analisis Pengaruh Rasio CAR, NPL, NIM, BOPO, LDR terhadap ROA” secara parsial hasilnya menunjukkan bahwa NIM memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA, dan BOPO memiliki pengaruh yang signifikan negatif terhadap ROA. Sedangkan, CAR variabel, NPL memiliki pengaruh negatif tetapi

(2)

tidak signifikan terhadap ROA, dan LDR variabel memiliki pengaruh yang positif tetapi tidak signifikan terhadap ROA.

Kunto Wibisono (2012) tentang “Analisis Pengaruh CAR, NPL, NIM, dan LDR terhadap ROA” hasilnya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara simultan pada CAR, NPL, NIM, dan LDR terhadap ROA.

Dimana secara parsial CAR berpengaruh positif terhadap ROA, NPL berpengaruh Negatif terhadap ROA, NIM berpengaruh positif terhadap ROA, dan LDR berpengaruh negatif terhadap ROA.

Fajar Ari Juniarti (2013) tentang “Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, BI Rate dan Nilai tukar Rupiah terhadap Profitabilitas” hasilnya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara simultan pada capital adequacy ratio, non performing loan, BI rate, dan nilai tukar rupiah terhadap return on assets. Dimana secara parsial capital adequacy 7 ratio berpengaruh signifikan positif dengan profitabilitas sedangkan non performing loan tidak berpengaruh dengan profitabilitas.

Usman Harun (2016) tentang “Pengaruh Rasio-rasio Keuangan CAR, LDR, NIM, BOPO, NPL terhadap ROA” secara parsial menunjukkan bahwa CAR tidak berpengaruh terhadap ROA, LDR berpengaruh signifikan terhadap ROA, NIM tidak berpengaruh terhadap ROA, efisiensi operasi BOPO berpengaruh signifikan terhadap ROA, NPL berpengaruh tapi tidak signifikan terhadap ROA.

(3)

Sedangkan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis adalah analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan Bank Swasta Nasional Devisa periode 2014-2018 dengan tujuan penelitian untuk menganalisis pengaruh CAR,NPL,BOPO,LDR dan NIM terhadap ROA pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa periode 2014-2018 yang terdaftar di BEI.

Berdasarkan uraian penelitian sebelumnya memiliki persamaan yang terletak pada variabel-variabel yang digunakan dalam menganalisis kinerja keuangan dalam suatu lembaga perbankan sedangkan perbedaannya terletak pada objek dalam penelitian yang lebih menekankan pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang terdaftar di BEI dan tahun yang akan diteliti. Serta pada teknik analisis data yang digunakan, peneliti menggunakan analisis regresi data panel yang berbeda dari peneliti- peneliti sebelumnya yang secara keseluruhan memilih menggunakan analisis regresi linear berganda.

B. Kajian Teori

1. Pengertian Bank

Pengertian Bank terdapat pada pasal 1 Undang – Undang No.10 Tahun 1998 tentang Perubahan Undang – Undang No.7 Tahun 1992 tentang perbankan yang menjelaskan bahwa Bank adalah Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkanya dalam bentuk kredit dan/atau bentuk bentuk lainya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Bank termasuk

(4)

industri jasa karena produknya hanya memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat (kasmir, 2012).

Menurut Prof.G.M.Verryn Stuart ” Bank is a company who satisfied other people by giving a credit with the money they accept as a gambleto the other , eventhough they should supply the new money ” (Bank adalah badan usaha yang wujudnya memuaskan keperluan orang lain dengan memberikan kredit berupa uang yang diterimanya dari orang lain , sekalipun dengan jalan mengeluarkan uang baru kertas atau logam ).

Dengan ini dapat dikatakan bahwa bank merupakan badan usaha yang kegiatanya mengumpulkan uang dari masyarakat yang mempunyai kelebihan uang ( surplus ) dan menyalurkanya kembali kepada masyarakat yang kekurangan uang ( defisit ) dalam bentuk kredit.

2. Fungsi Bank

(Susilo dkk, 2016) mengungkapkan bahwa secara umum fungsi bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai financial intermediary. Secara lebih spesifik fungsi bank sebagai berikut :

a. Agent of Trust

Kepercayaan merupakan suatu dasar utama kegiatan perbankan baik dalam hal penghimpunan dana maupun penyetor

(5)

dana. Dalam hal ini masyarakat akan menitipkan dananya di bank apabila dilandasi unsur kepercayaan. Pihak bank juga akan menempatkan dan menyalurkan dananya kepada debitur atau masyarakat, jika dilandasi dengan unsur kepercayaan.

b. Agent Of Development

Tugas bank sebagai penghimpun dan penyalur dana sangat diperlukan untuk kelancaran kelancaran kegiatan ekonomi di sektor riil, kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan investasi, distribusi, dan juga konsumsi barang dan jasa, mengingat semua kegiatan investasi, distribusi, dan konsumsi selalu berkaitan dengan penggunaan uang dimana kegiatan tersebut merupakan kegiatan pembangunan perekonomian masyarakat.

c. Agent of service

Disamping kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana bank juga memberikan penawaran-penawaran atas jasa-jasa perbankan yang lain pada masyarakat. Jasa-jasa yang diberikan bank erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Jasa-jasa bank diantaranya adalah jasa pengiriman uang, jasa penitipan barang berharga, jasa pemberian jaminan bank, dan jasa penyelesaian penagihan.

(6)

1. Jenis Bank

(Kasmir, 2012 ) menyatakan bahwa jenis-jenis bank dapat ditinjau dari berbagai segi, antara lain :

a. Dilihat dari segi fungsinya

Berdasarkan Undang–Undang Nomor10 Tahun 1998 jenis bank terdiri dari:

1) Bank Umum

Bank Umum adalah bank yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Begitu pula wilayah operasinya dapat dilakukan diseluruh wilayah Indonesia bahkan ke luar negeri. Bank umum sering disebut bank komersial.

Ada lima kegiatan operasional yang dapat dilakukan oleh bank umum. Berikut kegiatan-kegiatan bank umum yang dilakukan untuk menjalankan fungsi utama perbankanya:

a) Penghimpunan Dana

Jelas sekali fungsi utama bank umum adalah mengumpulkan dana dari masyarakat. Upaya untuk menjalankan fungsi tersebut dilakukan dengan cara

(7)

mengeluarkan berbagai produk keuangan untuk menyimpan dana, mulai dari tabungan, giro, sampai deposito.

b) Pemberian Kredit

Meskipun pada fungsi awalnya bank umum hanya menghimpun dan menyediakan layanan jasa perbankan, kini bank umum sudah dapat menyalurkan kredit kepada masyarakat. Kredit ataupun pembiayaan tersebut diberikan dalam berbagai produk, mulai dari kredit untuk pembelian rumah sampai kredit tanpa agunan.

c) Pemindahan Dana

Kegiatan operasional yang satu ini dilakukan untuk menyediakan layanan jasa guna pemerataan pembangunan nasional. Pemindahan yang dilakukan oleh bank dilakukan untuk kepentingan lembaga itu sendiri maupun guna kepentingan nasabah. Contoh produk dari kegiatan operasional ini berupa transfer antar daerah ataupun pengiriman uang ke luar negeri.

d) Penyimpanan Barang dan Surat Berharga

Kegiatan bank umum untuk menjalankan fungsi layanan jasa dihadirkan pula dengan penyediaan tempat penyimpanan untuk barang dan surat berharga yang lebih aman dibandingkan disimpan di rumah ataupun pihak yang sulit diminta pertanggungjawabannya. Contohnya adalah

(8)

bank menyediakan safety box yang ditujukan bagi masyarakat yang hendak mengamankan harta bendanya di bank.

e) Penempatan Dana

Bank umum juga melakukan penempatan dana nasabah kepada nasabah lain dalam bentuk surat berharga.

Tidak seperti saham ataupun reksana, surat berharga yang dikeluarkan bank tidak tercatat di bursa efek.

2) Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah. Dalam kegiatannya BPR tidak memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran. Artinya jasa- jasa perbankan yang ditawarkan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan atau jasa bank umum.

Jika bank umum memiliki lima kegiatan operasional utama dalam roda layanannya, berbeda dengan bank perkreditan rakyat. Hanya ada empat kegiatan operasional dalam jenis bank yang satu ini:

a) Penghimpun Dana

Sama seperti bank umum, kini bank perkreditan rakyat juga dapat menghimpun dana dari masyarakat.

Penghimpunannya dilakukan dengan mengeluarkan

(9)

berbagai produk simpanan, seperti tabungan berjangka, deposito, ataupun bentuk lainnnya yang dipersamakan dengan simpanan.

b) Pemberian Kredit

Sesuai namanya, kegiatan operasional yang satu ini menjadi dominan dalam bank perkreditan rakyat. Bank ini menyediakan berbagai layanan pemberian kredit kepada masyarakat, mulai dari desa maupun kota. Layanan kredit yang diberikannya lebih beragam dan lebih berbunga rendah dibandingkan bank umum biasa.

c) Penyediaan Dana

Menurut Otoritas Jasa Keuangan atau OJK salah satu kegiatan operasional Bank Perkreditan Rakyat adalah menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

d) Penempatan Dana

Setelah mendapat dan menyalurkan dana, bank perkreditan rakyat juga melakukan kegiatan penempatan dana untuk memastikan dana tersebut dapat menghasilkan profit yang bermanfaat bagi pihak bank, negara, hingga masyarakat sendiri. Penempatan dana tersebut bisa dengan

(10)

produk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka, hingga produk lainnya.

b. Dilihat dari segi kepemilikannya terdiri dari : 1) Bank Milik Pemerintah

Bank yang akte pendirianya maupun modal bank ini sepenuhnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki pemerintah.

2) Bank Milik Swasta

Bank yang seluruh atau sebagian besar sahamnya dimiliki oleh pihak swasta nasional. Kemudian akte pendirinnya pun didirikan oleh pihak swasta, begitu pula dengan pembagian keuntungannya untuk keuntungan swasta pula.

3) Bank Milik Koperasi

Bank yang kepemilikan saham–sahamnya dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi.

4) Bank Milik Asing

Bank jenis ini merupakan jenis bank yang ada di luar negeri,baik milik swasta asing atau pemerintah asing.

Kepemilikannya punjelas dimiliki oleh pihak asing (luar negeri).

(11)

5) Bank Milik Campuran

Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh warga Negara Indonesia.

c. Dilihat dari segi status terdiri dari : 1) Bank Devisa

Bank yang dapat melaksanakan transaksi keluar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan.

2) Bank Non Devisa

Bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa.

d. Dilihat dari segi cara menentukan harga terdiri dari:

1) Bank yang berdasarkan Prinsip Konvensional

Mayoritas bank yang berkembang di Indonesia adalah bank yang berorientasi pada prinsip konvensional. Dalam mencari keuntungan dan menetukan harga kepada para nasabahnya, bank yang berdasarkan prinsip konvensional menggunakan metode penetapan bunga sebagai harga untuk produk simpanan dan pinjaman serta untuk jasa–jasa bank lainnya menerapkan biaya–biaya dalam nominal atau persentase tertentu.

(12)

2) Bank yang berdasarkan Prinsip Syariah

Bank yang berdasarkan prinsip syariah dalam penentuan harga produknya sangat berbeda dengan bank berdasarkan prinsip konvensional. Bank berdasarkan prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya.

2. Kinerja Bank

Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan dimanapun, karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Selain itu tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diharapkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran.

Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui Return On Asset (ROA). Return On Asset (ROA) digunakan sebagai ukuran kinerja keuangan dan dijadikan sebagai variabel dependen karena ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Rasio ROA dapat diukur dengan

(13)

perbandingan antara laba sebelum pajak terhadap total aset (total aktiva).

Tujuan fundamental bisnis perbankan adalah memperoleh keuntungan optimal dengan memberikan layanan jasa keuangan kepada masyarakat . Bank yang dapat selalu menjaga kinerjanya dengan baik terutama tingkat profitabilitas yang tinggi dan mampu membagikan deviden dengan baik serta prospek usaha nya dapat berkembang dan dapat memenuhi ketentuan pridential banking regulation dengan baik .

Penilaian kinerja suatu bank tertentu dapat dilakukan dengan melakukan analisis terhadap laporan keuanganya. Kriteria penilaian tingkat kesehatan rasio Return On Assets (ROA) sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dapat di lihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.1 Kriteria predikat penilaian tingkat kesehatan rasio Return On Assets (ROA).

Rasio Predikat

ROA ≥ 1,5% Efektif dan Efisien ROA ≤ 1,5% Tidak Efektif dan Efisien

Sumber: Bank Indonesia

Menurut (kasmir,2012) penilaian untuk menentukan kondisi suatu bank biasanya menggunakan analisis CAMELS yang terdiri dari :

a. Aspek permodalan (Capital)

Kecukupan modal yang menunjukan kemampuan Bank dalam mempertahankan modal yang mencukupi dan

(14)

kemampuan manajemen bank dalam mengidentifikasi, mengukur, mengawasi, dan mengontrol risiko yang timbul dan dapat berpengaruh terhadap besarnya modal bank. Perhitungan pada aspek ini didasarkan atas prinsip bahwa setiap penanaman yang mengandung risiko harus disediakan jumlah modal sebesar presentase tertentu (Risk margin) terhadap jumlah penanaman modalnya.

Perbankan wajib memenuhi Kewajiban Penyertaan Modal minimum, atau disebut dengan istilah CAR (Capital Adequacy ratio), yang dihitung dari presentase tertentu terhadap aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR).

Dalam penelitian ini dari sisi permodalan digunakan rasio CAR, dimana bank yang memiliki kinerja yang baik harus memiliki kriteria CAR yang lebih dari yang dipersyaratkan oleh BI yaitu sebesar 8 % atau di atas 8%. CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana dai sumber di luar bank.

Dengan kata lain CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko.

(15)

CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya .

Kriteria penilaian tingkat kesehatan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dapat di lihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.2 kriteria predikat tingkat kesehatan Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR).

Rasio Predikat

CAR ≥ 12% Sangat Signifikan 9% ≤ CAR < 12% Cukup Signifikan 8% ≤ CAR < 9% Sesuai Ketentuan

6% ≤ CAR < 8% Dibawah ketentuan berlaku CAR ≤ 6% Tidak Solvable

Sumber: Bank Indonesia

b. Aspek Kualitas Asset (Assets)

Adalah menilai jenis-jenis aset yang dimiliki oleh bank.

Penilaian asset harus sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dengan membandingkan antara aktiva produktif yang diklasifikasikan dengan aktiva produktif.

Kemudian rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif terhadap aktiva produktif diklasifikasikan. Rasio ini dapat dilihat dari neraca yang telah dilaporkan secara berkala kepada Bank indonesia.

Setiap penanaman dana Bank dalam aktiva Produktif dinilai kualitasnya dengan menentukan kolektibilitasnya, yaitu apakah lancar, kurang lancar, diragukan atau bahkan macet .

(16)

Penilaian tingkat kesehatan aktiva produktif didasarkan pada penilaian terhadap kualitas aktiva produktif yang dikuantifikasikan dan didasarkan pada dua rasio yaitu rasio perbandingan aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap jumlah seluruh aktiva produktif dan rasio perbandingan cadangan penghapusan aktiva produktif terhadap aktiva yang diklasifikasikan .

Aktiva produktif berfungsi untuk memperoleh pendapatan utama bank. Sebagai sumber utama, asset ini juga terdapat risiko besar. Potensi kerugian yang diakibatkan oleh tingkat kolektibilitas yang buruk pada asset ini dapat membawa kebangkrutan bank, oleh karena itu bank wajib membentuk Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) berupa cadangan umum dan cadangan khusus guna menutupi risiko kemungkinan kerugian tersebut .

Rasio yang digunakan mewakili aspek kualitas asset adalah Non Performing loan. Non Performing Loan (NPL) dijadikan variabel independen yang mempengaruhi ROA didasarkan hubungannya dengan tingkat risiko bank yang bermuara pada profitabilitas bank (ROA). Rasio NPL digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank.

(17)

Kriteria penilaian tingkat kesehatan rasio Non Performing Loan (NPL) sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dapat di lihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.3 kriteria predikat tingkat kesehatan Rasio Non Performing Loan (NPL).

Rasio Predikat

NPL ≤ 5% Sehat

NPL ≥ 5% Tidak Sehat

Sumber: Bank Indonesia

c. Aspek Manajemen (Management)

Menunjukan kemampuan manajemen bank untuk mengidentifikasi, mengukur, mengawasi dan mengontrol risiko yang timbul melalui kebijakan dan strategi bisnis untuk mencapai target. Keberhasilan dari manajemen bank didasarkan pada penilaian dari beberapa komponen yaitu manajemen permodalan, manajemen kualitas aktiva, manajemen umum, manajemen rentabilitas dan manajemen kualitas .

Rasio NIM digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Pendapatan bunga bersih ini diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi beban bunga. Semakin besar rasio ini maka akan meningkatkan pendapatn bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank, sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah

(18)

semakin kecil dan kinerja bank tersebut akan semakin baik (Almilia & Herdiningtyas, 2015).

Net Interest Margin (NIM) dijadikan variabel independen yang mempengaruhi ROA didasarkan hubungannya dengan tingkat risiko bank yang bermuara pada profitabilitas bank (ROA). Rasio NIM mencerminkan risiko pasar yang timbul akibat berubahnya kondisi pasar, di mana hal tersebut dapat merugikan bank (Hasibuan, 2017).

Kriteria penilaian tingkat kesehatan rasio Net Interest Margin (NIM) sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dapat di lihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.4 kriteria predikat tingkat kesehatan Rasio Net Interest Margin (NIM).

Rasio Predikat

NIM ≥ 2% Sehat

NIM ≤ 2% Tidak Sehat

Sumber: Bank Indonesia

d. Aspek Rentabilitas (Earning)

Merupakan kemampuan bank dalam meningkatkan labanya, apakah setiap periode atau untuk mengukur tingkat efesiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Bank yang sehat yang diukur secara rentabilitas yang terus meningkat. Penilaian juga dilakukan dengan :

(19)

1) Rasio laba terhadap total aset (ROA)

2) Perbandingan biaya operasi dengan pendapatan operasi (BOPO)

Dalam penelitian ini rasio yang digunakan untuk mewakili aspek rentabilitas adalah BOPO. BOPO (Operasional/Pendapatan Operasional) dijadikan variabel independen yang mempengaruhi ROA didasarkan hubungannya dengan tingkat risiko bank yang bermuara pada profitabilitas bank (ROA). Rasio BOPO digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Mengingat kegiatan utama bank pada prinsipnya adalah bertindak sebagai perantara, yaitu menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat, maka biaya dan pendapatan operasional bank didominasi oleh biaya bunga dan hasil bunga. Setiap peningkatan biaya operasional akan berakibat pada berkurangnya laba sebelum pajak yang pada akhirnya akan menurunkan laba atau profitabilitas (ROA) bank yang bersangkutan (Dendawijaya, 2011).

Kriteria penilaian tingkat kesehatan rasio Perbandingan biaya operasi dengan pendapatan operasi (BOPO) sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dapat di lihat pada tabel di bawah ini:

(20)

Tabel 2.5 kriteria predikat tingkat kesehatan Rasio

Perbandingan biaya operasi dengan pendapatan operasi (BOPO).

Rasio Predikat

BOPO ≤ 100% Efisien BOPO ≥ 100% Tidak Efisien

Sumber: Bank Indonesia

e. Aspek Likuiditas (Liquidity)

(Simorangkir, 2014) mendefinisikan likuiditas sebagai kemampuan bank untuk melunasi kewajiban-kewajiban yang segera dapat dicairkan atau yang sudah jatuh tempo. Analisis rasio likuiditas adalah analisis yang dilakukan terhadap kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang sudah jatuh tempo.

Pengaturan likuiditas bank dimaksudkan agar bank setiap saat dapat memenuhi kewajiban yang harus segera dibayar .

Secara umum rasio ini merupakan rasio antara jumlah aktiva lancar dibagi dengan hutang lancar. Yang dianalisis dalam rasio ini, adalah :

1) Rasio kewajiban bersih call money terhadap aktiva

2) Rasio kredit terhadap dana yang diterima oleh bank, seperti : KLBI, giro, tabungan, deposito, dan lain-lain.

Salah satu penilaian likuiditas bank adalah denga menggunakan Loan to Deposit Ratio (LDR). Loan to Deposit Ratio (LDR) dijadikan variabel independen yang mempengaruhi ROA didasarkan didasarkan hubungannya

(21)

dengan tingkat risiko bank yang bermuara pada profitabilitas bank (ROA). LDR dapat diukur dari perbandingan antara seluruh jumlah kredit yang diberikan terhadap dana pihak ketiga. Besarnya jumlah kredit yang disalurkan akan menentukan keuntungan bank.

Kredit yang diberikan adalah kredit yang diberikan bank yang sudah ditarik atau dicairkan bank. Kredit yang diberikan tidak termasuk kredit kepada bank lain. Sedangkan yang termasuk dalam pengertian dana pihak ketiga adalah (Sinungan, 2010) :

1) Giro : adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, surat perintah pembayaran lainnnya atau dengan cara pemindahbukuan.

2) Deposito atau simpanan berjangka : adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu menurut perjanjian antara pihak ketiga dan bank yang bersangkutan.

3) Tabungan masyarakat : adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu.

(22)

Kriteria penilaian tingkat kesehatan rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dapat di lihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.6 kriteria predikat penilaian tingkat kesehatan rasio Loan to Deposit Ratio (LDR).

Rasio Predikat

50% < LDR ≤ 75% Sangat Baik 75% < LDR ≤ 85% Baik

85% < LDR ≤ 100% Cukup Baik 100% < LDR ≤ 120% Kurang Baik LDR > 120% Buruk

Sumber: Bank Indonesia

3. Laporan Keuangan

Laporan keuangan bank bertujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan. Selain itu laporan keuangan bank juga bertujuan untuk pengambilan keputusan (PAPI, 2008).

Menurut (Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia, 2008) Laporan Keuangan bank untuk tujuan umum terdiri dari :

a. Neraca

Posisis keuangan bank di pengaruhi oleh sumber daya ekonomi yang di kendalikan, struktur keuangan, likuiditas, dan solvabilitas, serta kemampuan beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Informasi ini berguna untuk memprediksi kemampuan bank di masa depan dalam menghasilkan kas dan setara kas, kebutuhan investasi, pendistribusian hasil pengembangan dan arus

(23)

kas, memprediksi kemampuan bank dalam memenuhi komitmen keuangan pada saat jatuh tempo, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

b. Laporan Laba Rugi

Informasi kinerja bank diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan. Informasi ini berguna untuk memprediksi kapasitas bank dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada.

Selain itu, informasi ini berguna dalam perumusan tentang efektivitas bank dalam memanfaatkan sumber daya.

c. Laporan Arus Kas

Informasi perubahan kas dan setara kas berguna untuk menilai kemampuan bank menghasilkan arus kas dan setara kas serta kebutuhan bank untuk menggunakan arus kas pada setiap aktivitas. Informasi ini bermanfaat untuk menilai aliran kas dan setara kas yang berasal dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.

d. Laporan Perubahan Ekuitas

Informasi perubahan ekuitas bank menggambarkan peningkatan atau penurunan aset bersih atau kekayaan selama periode bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan.

(24)

Informasi ini bermanfaat untuk mengetahui perubahan aset bersih yang berasal dari transaksi dengan pemegang saham dan jumlah keuntungan atau kerugian yang berasal dari kegiatan bank selama periode yang bersangkutan. Informasi perubahan ekuitas tergambar dalam laporan perubahan ekuitas.

e. Catatan atas laporan keuangan

Disamping hal-hal yang wajib diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan sebagaimana dijelaskan dalam standar akuntansi keuangan, bank juga wajib mengungkapkan dalam catatan tersendiri mengenai posisi devisa netto menurut jenis mata uang serta aktifitas-aktifitas lain seperti kegiatan wali amanat, penitipan harta dan penyaluran kredit pengelolaan.

4. Rasio Keuangan

Untuk mengetahui kondisi keuangan suatu bank maka dapat dilihat laporan keuangan yang disajikan oleh suatu bank secara periodik. Agar Laporan dapat dibaca dan berarti maka perlu dilakukan analisis terlebih dahulu yaitu dengan menggunakan rasio- rasio keuangan sesuai dengan standar yang berlaku (Kasmir,2012). Rasio yang disajikan adalah sebagai berikut :

a. Rasio Likuiditas

Rasio Likuiditas adalah analisis yang dilakukan terhadap kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya

(25)

atau kewajiban yang sudah jatuh tempo (Dendawijaya, 2011).

Beberapa rasio likuiditas yang sering dipergunakan dalam menilai kinerja suatu bank antara lain:

1) Cash Ratio

Likuiditas minimum yang harus dipelihara oleh bank dalam membayar kembali pinjaman jangka pendek bank.

2) Reserve Requirement

Likuiditas wajib minimum yang wajib dipelihara dalam bentuk Giro pada BI. Reserve Requirement merupakan ketentuan bagi setiap bank umum untuk menyisihkan sebagian dari dana pihak ketiga yang berhasil dihimpunnya dalam bentuk giro wajib minimum yang berupa rekening bank yang bersangkutan pada Bank Indonesia

3) Loan to Deposit Ratio

Rasio antara jumlah seluruh kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank .

4) Loan to Asset Ratio

Rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas bank yang menunjukkan kemampuan bank untuk memenuhi permintaan kredit dengan menggunakan total asset yang dimiliki bank.

(26)

b. Rasio Solvabilitas

Analisis yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya atau kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jika terjadi likuidasi bank. Beberapa rasio solvabilitas yang digunakan antara lain : 1) Capital Adequacy Ratio

Rasio untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko.

2) Debt to Equity Ratio

Rasio yang mengukur seberapa besar total pasiva yang terdiri atas persentase modal bank sendiri dibandingkan dengan besarnya utang.

c. Rasio Rentabilitas

Alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan, selain itu rasio dalam kategori ini dapat digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan bank. Beberapa rasio rentabilitas yang digunakan antarlain:

1) Return on assets

Rasio yang di gunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keutungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank semakin besar

(27)

pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula kinerja bank tersebut.

2) Return on equity

perbandingan antara laba bersih bank dengan modal sendiri.

3) Rasio biaya operasional

perbandingan antara beban operasional dengan pendapatan operasional.

4) Net Profit Margin

Perbandingan antara net income dengan operating income.

C. Kerangka Pikir dan Perumusan Hipotesis 1. Kerangka Pikir

Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah dijelaskan di bab sebelumnya peneliti mengambil judul tentang Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Bank Umum Swasta Nasional Devisa Di BEI Periode 2014-2018. Sehingga penulis mengambil satu rumusan masalah antara lain: Bagaimanakah pengaruh CAR, NPL, BOPO, LDR dan NIM terhadap profitabilitas (ROA) pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa di BEI periode 2014-2018. Yang kemudian peneliti membatasi masalah agar penelitian terfokus pada tujuan pokok permasalahan yang sudah ditetapkan diantaranya: Data yang di gunakan hanya laporan keuangan

(28)

yang di terbitkan oleh Bank Umum Swasta Nasional Devisa dan terdaftar di BEI periode 2014-2018 dan Variabel-variabel yang di analisis hanya CAR, NPL, BOPO, LDR, NIM dan ROA.

Didukung dengan tinjauan pustaka dan penelitian terdahulu yang telah diuraikan diatas, maka peneliti mengambil sampel dalam penelitian adalah Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang menerbitkan laporan keuangan sesuai periode tahunan dan terutama memiliki aset di atas 100.000.000.000 selama periode penelitian dan terdaftardi BEI pada periode 2014-2018. Adapun variabel dependen yang dalam penelitian ini adalah profitabilitas bank yang diukur dengan Return on Asset(ROA) sedangkan variabel independennya adalah Capital Adequecy Ratio, Non Performing Loan, Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional, Loan to Deposit Ratio dan Net Interest Margin.

Dalam penelitian ini teknik analisa data yang digunakan adalah analisis regresi data panel. Metode estimasi model regresi dengan menggunakan data panel dapat dilakukan dengan 3 pendekatan antara lain : common effect, fixed effect dan random effect. Kemudian untuk memilih model yang paling tepat digunakan dalam mengelola data panel, terdapat beberapa pengujian yang dapat dilakukan yaitu : Uji Chow, Uji Lagrange Multipliner (LM) Breusch-Pagan dan Uji hausman. Selanjutnya akan dilakukan pengujian dengan uji statistik t (secara parsial) dan uji statistik F (secara simultan) dengan tingkat

(29)

signifikan 5%. Setelah tahap pengujian selesai, peneliti akan melakukan interpretasi terhadap hasil penelitian.

Penelitian ini didasarkan pada penelitian-penelitian sebelumnya dengan penambahan beberapa variabel dan metode penelitian yang berbeda. Setelah peneliti mengumpulkan beberapa jurnal dan skripsi, peneliti mengambil beberapa variabel dari penelitian terdahulu kemudian membuat penelitian yang berbeda dimana penelitian ini menggunakan metode regresi data panel dan dengan menggunakan bantuan software Eviews 9.

Berikut ini gambaran mengenai kerangka berpikir yang peneliti bentuk secara sederhana untuk menjelaskan proses penelitian ini.

(30)

Gambar 2.1 : Kerangka Pikir

BUSN Devisa

Variabel Dependen

Profitabilitas : ROA (Y) Variabel Independen :

CAR (X1), NPL (X2), BOPO (X3), LDR (X4) dan NIM (X5).

Metode Estimasi Data Panel

Common Effect Fixed Effect Random Effect

Uji Chow Uji Lagrange Multipliner (LM)

Breusch-Pagan

Uji hausman

Metode Estimasi Terpilih

Uji Simultan UjiParsial Koefisien

determinasi (𝑅2) Uji Kesesuaian Model

Interpretasi

(31)

2. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan pada kajian teori, penelitian terdahulu dan kerangka pikir seperti yang telah diuraikan tersebut di atas, maka hipotesis yang akan diuji melalui penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1 = Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh terhadap Profitabilitas Bank (ROA).

H2 = Non Performing Loan (NPL) berpengaruh terhadap Profitabilitas Bank (ROA).

H3 = Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh terhadap Profitabilitas Bank (ROA).

H4 = Loan Deposit Ratio (LDR) berpengaruh terhadap

Profitabilitas Bank (ROA).

H5 = Net Interest Margin (NIM) berpengaruh terhadap

Profitabilitas Bank (ROA).

Sesuai dengan perumusan hipotesis yang telah ditentukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen dalam penelitian ini maka peneliti memilih analisis regresi data panel sebagai teknik analisa data yang digunakan.

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahanan jenis mapping , jarak spasi elektroda tersebut tidak berubah-ubah untuk setiap titik sounding yang diamati (besarnya a tetap). Pada tahanan jenis sounding, jarak

28 Dari Tabel 4.14 juga dapat dilihat bahwa kecepatan sesaat pada segmen II lebih cepat dibandingkan dengan segmen III, hal ini tentu saja terjadi dikarenakan pada

Pada sediaan kuku dan kulit yang terlihat adalah Hifa sebagai dua garis sejajar terbagi Pada sediaan kuku dan kulit yang terlihat adalah Hifa sebagai dua garis sejajar terbagi

Kemampuan menjalankan peraturan pada permainan Siswa mampu melakukan permainan sesuai dengan instruksi tanpa pengarahan ulang Siswa mampu melakukan permainan sesuai aturan

Separation of the racemic atenolol enantiomers produced by this mobile phase composition using 0.5% DEA content gave a bigger difference on the peaks retention time than the

Beberapa komponen dan subkomponen teknologi PTKJS lainnya, seperti penggunaan bibit berlabel bebas penyakit yang merupakan komponen penting dalam pengembangan

Objek dari peneltian ini adalah untuk menemukan jenis-jenis modality dalam kolom baca berita paling terkenal terbitan dari BBC edisi bulan April 2013 dan menemukan

Teknik Pembesaran Calon Induk Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) Menggunakan Bioflok Di Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Gelung, Situbondo, Jawa Timur.. Dosen