44 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian adalah bagian yang penting dalam suatu penelitian.
Hasil penelitian akan memberikan jawaban mengenai hipotesis yang telah disusun oleh penulis dalam bab sebelumnya. Dalam bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian yang akan diolah dengan SPSS 20, untuk itu dalam bab ini akan dijelaskan mengenai deskripsi tempat penelitian, karakteristik responden, prosedur penelitian, hasil pengukuran peubah penelitian, hasil uji asumsi klasik dan uji hipotesis serta pembahasan hasil penelitian.
4.1 Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah karyawan PT Damatex Salatiga. Merujuk data yang diperoleh dari 93 karyawan berikut dipaparkan karakteristik responden berdasarkan gender (Tabel 4.1)
Karakteristik responden karyawan PT Damatex Salatiga berdasarkan gender disajikan dalam Tabel 4.1.
Tabel 7. Jumlah Karyawan PT Damatex Salatiga berdasarkan gender dan Rentang Usia Gender Jumlah % Usia (Tahun)
Laki-laki 73 78% 23 - 54
Perempuan 20 22% 36 - 57
Total 93 100%
45
Berdasarkan Tabel 7 terlihat bahwa dari 93 responden dalam penelitian ini didominasi oleh karyawan dengan jumlah 73 orang (78%) dan karyawan perempuan 20 (22%).
4.2 Prosedur Penelitian 4.2.1 Pengambilan Data Awal
Sebagai tahap awal, penulis mengumpulkan informasi langsung dari PT Damatex Salatiga pada bulan September sampai dengan Nopember 2018. Dari beberapa sumber informasi dan hasil pengamatan, penulis menemukan fenomena dan informasi berupa data karyawan PT Damatex Salatiga yang berhubungan dengan permasalah motivasi kerja.
4.2.2 Pelaksanaan Penelitian
Proses pengambilan data penelitian dilakukan oleh penulis dibantu oleh staff HRD PT Damatex dimulai pada awal Desember sampai dengan pertengahan Desember 2018. Skala diberikan kepada karyawan dari masing-masing divisi di PT Damatex Salatiga. Jumlah Skala psikologi deberikan kepada 100 responden namun terdapat 4 skala yang tidak lengkap diisi oleh responden dan ada 3 skala yang tidak kembali. Sehingga total skala yang terkumpul adalah 93.
4.3 Hasil Penelitian
4.3.1 Validitas dan Reliabilitas Peubah Motivasi Kerja (MK)
Berdasarkan perhitungan skala Motivasi Kerja setelah dilakukan penelitian, didapatkan 20 aitem semua sahih dengan rentang nilai 0,325- 0,533. Nilai Koefisien Cronbach Alpha dari 17 aitem adalah 0,830 sehingga
46
reliabilitas alat ukur motivasi kerja berada pada kategori sangat tinggi. Hasil uji validitas dan reliabilitas disajikan dalam Lampiran C.
4.3.2 Validitas dan Reliabilitas Peubah Kecemasan Menghadapi Pensiun (KMP)
Berdasarkan perhitungan skala Kecemasan Menghadapi Pensiun setelah dilakukan penelitian, didapatkan 23 aitem semua sahih dengan rentang nilai 0,345-0,702. Nilai Koefisien Cronbach Alpha dari 19 aitem adalah 0,886 sehingga reliabilitas alat ukur motivasi kerja berada pada kategori sangat tinggi. Hasil uji validitas dan reliabilitas disajikan dalam Lampiran C.
4.3.3 Validitas dan Reliabilitas Peubah Work Engagement (WE) Berdasarkan perhitungan skala Kecemasan Menghadapi Pensiun setelah dilakukan penelitian, didapatkan 17 aitem semua sahih dengan rentang nilai 0,316-0,619. Nilai Koefisien Cronbach Alpha dari 12 aitem adalah 0,822 sehingga reliabilitas alat ukur motivasi kerja berada pada kategori sangat tinggi. Hasil uji validitas dan reliabilitas disajikan dalam Lampiran C.
4.4 Deskripsi Hasil Pengukuran Peubah Penelitian
Kategorisasi hasil penelitian dilakukan agar penelitian dapat menggambarkan rataan masing-masing peubah. Dalam menentukan tinggi rendahnya peubah digunakan lima kategori yakni Sangat Tinggi (ST), Tinggi (T), Sedang (S), Rendah (R) dan Sangat Rendah (SR).
47
4.4.1 Kategorisasi Skor Peubah Motivasi Kerja (MK)
Mengukur kategori skor dan menentukan interval peubah Motivasi Kerja menggunakan skala Motivasi Kerja yang terdiri dari 20 aitem, dengan skor tertinggi 5 dan terendah 1, sehingga nilai tertinggi diperoleh sebesar 94 (karyawan) dan 86 (karyawati) dan nilai terendah sebesar 53 (karyawan dan karyawati). Hasil pengelompokan kategori peubah motivasi kerja karyawan dan karyawati PT Damatex Salatiga dinyatakan dalam Tabel 8.
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Peubah Motivasi Kerja (MK) Karyawan dan Karyawati PT Damatex Salatiga
Kategori Interval Karyawan Karyawati Frekuensi % Frekuensi %
Sangat Tinggi 89 – 94 2 3% 0 0%
Tinggi 80 – 88 7 10% 2 10%
Sedang 71 – 79 22 30% 11 55%
Rendah 62 – 70 21 29% 5 25%
Sangat Rendah 53 -61 21 29% 2 10%
Total 73 100% 20 100%
Rataan 67.85 71.5
SD 9.53 8.47
SE 1,84 3,27
Min 53 53
Maks 94 86
Dari Tabel 8 terlihat 29-30% karyawan memiliki kisaran Motivasi Kerja (MK) kategori sangat rendah sampai dengan sedang dengan rataan rendah = 67,85. Sebaliknya Motivasi Kerja karyawati 50% lebih besar dari pada karyawan namun rataan Motivasi Kerja karyawati termasuk sedang dengan rataan 71,5.
48
4.4.2 Kategorisasi Skor Peubah Kecemasan Menghadapi Pensiun (KMP)
Mengukur kategori skor dan menentukan interval peubah Kecemasan Menghadapi Pensiun (KMP) menggunakan skala Kecemasan Menghadapi Pensiun yang terdiri dari 23 aitem. Hasil tinggi rendah Kecemasan dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Peubah Kecemasan Menghadapi Pensiun (KMP) Karyawan dan Karyawati PT Damatex Salatiga
Kategori Interval Karyawan Karyawati Frekuensi % Frekuensi %
Sangat Tinggi 87 -99 10 14% 2 10%
Tinggi 74 – 86 38 52% 12 60%
Sedang 61 – 73 20 27% 2 10%
Rendah 48 – 60 4 5% 3 15%
Sangat Rendah 35 – 47 1 1% 1 5%
Total 73 100% 20 100%
Rataan 76,26 74,15
SD 10,5 13,45
SE 2,08 5,19
Min 47 35
Maks 99 91
Dari Tabel 4.3 terlihat bahwa sebagian besar karyawan memiliki KMP dalam kategori tinggi yaitu 52% dengan rataan = 76,26. Sama halnya dengan KMP karyawati yaitu 60% dengan rataan 74,15.
4.4.3 Kategorisasi Skor Peubah Work Engagement (WE)
Mengukur kategori skor dan menentukan interval peubah Work Engagement menggunakan skala Work Engagement yang terdiri dari 17 aitem. Hasil tinggi rendah Work Engagement dapat dilihat pada tabel 4.4.
49
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Peubah Work Engagement (WE) Karyawan dan Karyawati PT Damatex Salatiga
Kategori Interval Karyawan Karyawati Frekuensi % Frekuensi %
Sangat Tinggi 78 -85 3 4% 1 5%
Tinggi 70 – 77 9 12% 2 10%
Sedang 62 – 69 30 41% 13 65%
Rendah 54 – 61 25 34% 4 20%
Sangat Rendah 46 – 53 6 8% 0 0%
Total 73 100% 20 100%
Rataan 64,62 65,5
SD 7,55 5,77
SE 1,46 2,23
Min 46 55
Maks 84 81
Dari Tabel 10 terlihat bahwa sebagian besar karyawan memiliki Work Engagement (WE) dalam kategori sedang yaitu 30 responden (41%) dengan rataan = 64,62, demikian halnya Work Engagement (WE) karyawati juga dalam kategori sedang juga yaitu sebanyak 13 responden (65%) dengan rataan 65,5.
4.5 Hasil Uji Asumsi Klasik 4.5.1 Uji Normalitas
Untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi skor masing- masing peubah, maka dilakukan uji normalitas data dengan melihat grafik histogram, P-P Plot Test dan hasil uji Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan SPSS 20. Melalui uji Kolmogorov-Smirnov dapat diketahui apakah
50
suatu populasi berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas Motivasi Kerja karyawan PT Damatex Salatiga disajikan dalam Tabel 4.5
Tabel 11. Uji Normalitas Kelompok Peubah Kolmogrov
Smirnov-Z p Kesimpulan Keterangan Karyawan Motivasi
Kerja 0,950 0,328 p > 0,05 Normal
Kecemasan Menghadapi Pensiun
0,727 0,667 p > 0,05 Normal
Work
Engagament 0,620 0,837 p > 0,05 Normal Karyawati Motivasi
Kerja 0,940 0,339 p > 0,05 Normal
Kecemasan Menghadapi Pensiun
0,875 0,429 p > 0,05 Normal
Work
Engagament 0,913 0,375 p > 0,05 Normal
Tabel 11 menunjukkan bahwa semua data dari ketiga peubah (Kecemasan Menghadapi Pensiun, Work Engagement dan Motivasi Kerja) pada kelompok karyawan dan karyawati PT Damatex Salatiga berdistribusi normal karena nilai p > 0,05.
P-Plot Normal Regresi Sisa Terbakukan pada karyawan PT Damatex Salatiga dapat dilihat pada Gambar 1.
51
Peubah Gayut : Motivasi Kerja
Kumulatif Teramati
Gambar 1. P-Plot Normal dari Regresi Terbakukan Residual Karyawan
Gambar 1 menunjukkan bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya searah garis diagonal. Sehingga dapat dikatakan bahwa data terdistribusi normal. P-Plot Normal Regresi Residual Terbakukan pada karyawan perempuan dapat dilihat pada Gambar 2.
Peubah Gayut : Motivasi Kerja
Kumulatif Teramati
Gambar 2. P-Plot Normal dari Regresi Terbakukan Residual Karyawati
Kumulatif diharapkanKumulatif diharapkan
52
Gambar 2 menunjukkan bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya searah garis diagonal, sehingga dapat dikatakan bahwa data terdistribusi normal.
Hasil uji Kolmogorov-Smirnov karyawan dan karyawati disajikan pada Tabel 12.
Tabel 12. Uji Kolmogorov Smirnov Contoh Tunggal Karyawan &
Karyawati
Karyawan Karyawati
N 73 20
Parameter Normala,b Rataan 0,000 0.000
Simpangan baku 7,314 8,660 Perbedaan paling
ekstrim
Mutlak 0,054 0,147
Positif 0,041 0,125
Negatif -0,054 -0,147
Kolmogorov-Smirnov Z 0,054 0,147
Asymp. Sig. (2-ekor) 0,200 0,200
a. Uji Sebaran Normal.
b. Dihitung dari data.
Berdasarkan Tabel 4.6 terlihat bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov untuk karyawan PT Damatex Salatiga sebesar 0,054 dengan signifikansi sebesar 0,200 (p>0,05) maka disimpulkan bahwa data terdistribusi normal.
Demikian pula halnya dengan nilai Kolmogorov- Smirnov untuk karyawati PT Damatex Salatiga sebesar 0,147 dengan signifikansi sebesar 0,200 (p>0,05) maka disimpulkan bahwa data terdistribusi normal.
53 4.5.2 Uji Linieritas
Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui hubungan linier antar peubah. Uji linieritas menggunakan taraf signifikan 0,05 dan dua peubah dikatakan mempunyai hubungan yang linier jika nilai siginifikansi pada uji F untuk linieritas kurang dari 0,05. Hasil uji linieritas pada karyawan dan karyawati PT Damatex Salatiga disajikan dalam Tabel 13.
Tabel 13. Uji Linieritas
Kelompok Hubungan F p Kesimpulan Keterangan
Karyawan MK - KMP 19,932 0,000 p < 0,05 Linier MK - WE 6,523 0,014 p < 0,05 Linier Karyawati MK - KMP 0,001 0,983 p > 0,05 Tidak Linier
MK - WE 6,523 0,014 p < 0,05 Linier
Keterangan : MK = Motivasi Kerja ; KMP = Kecemasan Menghadapi Pensiun ; WE = Work Engagament
Asumsi linieritas terpenuhi antar peubah Motivasi Kerja dengan peubah Kecemasan Menghadapi Pensiun karyawan PT Damatex Salatiga, dengan nilai Fbeda = 19,932 dan nilai signifikansi 0,000 (p<0,05). Hal ini bermakna Motivasi Kerja karyawan memiliki hubungan yang linier dengan Kecemasan Menghadapi Pensiun.
Asumsi linieritas terpenuhi antar peubah Motivasi Kerja dengan Work Engagement karyawan, dengan nilai Fbeda= 6,523 dan nilai signifikansi 0,014 (p< 0,05). Hal ini bermakna Motivasi Kerja karyawan PT Damatex Salatiga memiliki hubungan yang linier dengan Work Engagement.
Asumsi linieritas tidak terpenuhi antar peubah Motivasi Kerja dengan Kecemasan Menghadapi Pensiun karyawati PT Damatex, dengan
54
nilai Fbeda= 0,001 dan nilai signifikansi 0,983 (p>0,05). Hal ini bermakna motivasi kerja karyawati PT Damatex Salatiga memiliki hubungan yang tidak linier dengan kecemasan menghadapi Pensiun.
Asumsi linieritas terpenuhi antar peubah Motivasi Kerja dengan Work Engagement karyawati PT Damatex Salatiga, dengan nilai Fbeda= 6,523 dan nilai signifikansi 0,014 (p<0,05). Hal ini bermakna Motivasi Kerja karyawati PT Damatex memiliki hubungan yang linier dengan Work Engagement.
4.5.3 Uji Multikolinieritas
Untuk mendeteksi apakah terjadi problem multikolinieritas dapat diketahui dengan Variance Inflation Factor (VIF) dan Toleransi. Pedoman suatu model regresi bebas multikolinieritas menurut Santoso (2010) adalah mempunyai nilai VIF ≤ 10 dan angka toleransi ≥ 0,10.
Hasil uji multikolinieritas karyawan laki-laki disajikan dalam Tabel 14.
Tabel 14. Uji Multikolinieritas Karyawan PT Damatex Salatiga Model
Koefisien Tak Terbakukan
Koefisien Terbakukan
T Sig.
Statistik Kolinieritas
B Kesalahan Beta Toleransi VIF
1 (Konstanta) 14,392 9,108 1,580 0,119
Kecemasan 0,340 0,083 0,417 4.075 0,000 0,999 1,001 Work
Engagement
0,414 0,145 0,292 2,859 0,006 0,999 1,001 a. Peubah Gayut : Motivasi Kerja Karyawan
Berdasarkan Tabel 14 terlihat hasil uji multikolinieritas kedua peubah bebas untuk karyawan PT Damatex Salatiga memiliki nilai toleransi 0,999 > 0,10 dan nilai VIF 1,001 < 10. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terdapat masalah multikolinieritas pada peubah yang digunakan.
55
Selanjutnya hasil uji multikolinieritas untuk karyawan perempuan disajikan dalam Tabel 15.
Tabel 15. Uji Multikolinieritas Karyawati PT Damatex Salatiga
Model
Koefisien Tak Terbakukan
Koefisien Terbakukan
T Sig.
Statistik Kolinieritas
B Kesalahan Beta Toleransi VIF
1 (Konstanta) 45,651 37,361 1,222 0,238
Kecemasan 0,046 0,183 0,071 0,252 0,804 0,725 1,379 Work
Engagement
0,314 0,607 0,146 0,518 0,611 0,725 1,379
a. Peubah Gayut : Motivasi Kerja Karyawati
Berdasarkan Tabel 4.9 terlihat hasil uji multikolinieritas kedua peubah bebas untuk karyawati PT Damatex Salatiga memiliki nilai toleransi 0,725 > 0,10 dan nilai VIF 1,379< 10. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terdapat masalah multikolinieritas pada peubah yang digunakan.
4.5.4 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui kesesuaian model (Goodness of Fit), dan uji dilakukan dengan melihat hasil diagram pencar (nilai prediksi dependen ZPRED dengan residu SRESID) untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat diagram pencar menurut Santoso (2000). Hasil perhitungan menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y serta tidak membentuk pola yang jelas atau tertentu, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Diagram pencar untuk karyawan laki-laki disajikan dalam Gambar 3.
56
Diagram Pencar
Peubah Gayut Motivasi Kerja Karyawan
Nilai Diduga Terbakukan
Gambar 3. Diagram Pencar Karyawan PT Damatex Salatiga
Berdasarkan Gambar 3 terlihat bahwa titik-titik terpencar dengan tidak membentuk pola-pola tertentu di sekitar garis diagonal, tetapi titik- titik tersebut menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas sehingga model regresi dapat dipakai untuk memprediksi Motivasi Kerja karyawan PT Damatex Salatiga, berdasarkan Kecemasan Menghadapi Pensiun dan Work Engagement karyawan PT Damatex Salatiga. Lebih lanjut Diagram Pencar untuk karyawati PT Damatex Salatiga disajikan dalam Gambar 4.
Regresi Residu terbakukan
57
Diagram Pencar
Peubah Gayut Motivasi Kerja Karyawan
Nilai diduga terbakukan
Gambar 4. Diagram Pencar Karyawati PT Damatex Salatiga
Berdasarkan Gambar 4.5 terlihat bahwa titik-titik terpencar dengan tidak membentuk pola-pola tertentu di sekitar garis diagonal, tetapi titik- titik tersebut menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas sehingga model regresi dapat dipakai untuk memprediksi Motivasi Kerja karyawati PT Damatex Salatiga berdasarkan Kecemasan Menghadapi Pensiun dan Work Engagement pada karyawati PT Damatex Salatiga.
4.6 Hasil Uji Hipotesis
4.6.1 Uji Simultan (Uji F) Pada Karyawan PT Damatex
Hasil uji simultan (Uji F) untuk peubah Kecemasan Menghadapi Pensiun (KMP) dan Work Engagement (WE) terhadap Motivasi Kerja (MK) karyawan PT Damatex Salatiga disajikan dalam Tabel 16.
Regresi Residu terbakukan
58
Tabel 16. Hasil Uji Regresi Berganda Nilai F Karyawan PT Damatex Salatiga
Model Db JK KT F Sig.
1 Regresi 2 1411,601 705,801 12,824 0,000b
Sisa 70 3852,418 55,035
Total 72 5264,082
a. Peubah Gayut: Motivasi Kerja
Berdasarkan Tabel 16 diperoleh nilai Fhitung 12,824 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p<0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa kecemasan menghadapi pensiun dan work engagement secara simultan berpengaruh pada motivasi kerja karyawan PT Damatex Salatiga, sehingga Hipotesis 1 penelitian ini diterima.
Hasil uji simultan (Uji F) untuk peubah kecemasan menghadapi pensiun dan work engagement terhadap Motivasi Kerja karyawati PT Damatex Salatiga disajikan dalam Tabel 17.
Tabel 17. Hasil Uji Regresi Berganda Nilai F Karyawati PT Damatex Salatiga
Model Db JK KT F Sig.
1 Regresi 2 28,561 14,281 53,025 0,000b
Sisa 21 5,653 0,269
Total 23 34,214
a. Peubah Gayut: Motivasi Kerja
Berdasarkan Tabel 17 diperoleh nilai Fhitung 53,025 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p<0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa kecemasan menghadapi pensiun dan work engagement secara simultan berpengaruh pada motivasi kerja karyawan PT Damatex Salatiga, sehingga Hipotesis 1 penelitian ini diterima.
59
4.6.2 Uji Parameter Individual/Parsial (Uji t) Pada Karyawan PT Damatex
Hasil uji statistik secara partial (Uji t) untuk peubah Kecemasan Menghadapi Pensiun (KMP) dan Work Engagement (WE) terhadap Motivasi Kerja (MK) karyawan PT Damatex disajikan dalam Tabel 4.12
Tabel 18. Hasil Uji Regresi Berganda Nilai Karyawan PT Damatex Koefisiena
Model
Koefisien Tak Terbakukan
Koefisien Terbakukan
t Sig.
B Kesalahan Beta
1 (Konstanta) 14,045 10,861 1,293 0,200
Kecemasan 0,389 0,093 0,429 4,207 0,000
Work Engagement
0,380 0,129 0,301 2,953 0,004
a. Peubah Gayut: Motivasi Kerja
Berdasarkan Tabel 18 didapatkan hasil thitung kecemasan menghadapi pensiun = 4,207 dengan nilai signifikansi 0,000 (p<0,05) sehingga kecemasan menghadapi pensiun secara parsial berpengaruh terhadap motivasi kerja karyawan PT Damatex Salatiga. Demikian pula halnya hasil thitung work engagement = 2,953 dengan nilai signifikansi 0,004 (P<0,05) yang berarti bahwa work engagement secara parsial juga berpengaruh terhadap Motivasi Kerja karyawan PT Damatex Salatiga.
Lebih lanjut berdasarkan Tabel 18 dapat disusun persamaan regresi linier sebagai berikut :
Y = 14,045 + 0,389X1 + 0,380X2
Keterangan :
1) Konstanta sebesar 14,045 mengandung arti bahwa jika pebubah bebas kecemasan menghadapi pensiun dan work engagement dianggap konstan, maka nilai motivasi kerja sebesar 14,045.
60
2) Koefisien regresi kecemasan menghadapi pensiun sebesar 0,389 memberikan pemahaman bahwa setiap penambahan satu satuan atau satu tingkatan kecemasan menghadapi pensiun akan berdampak pada meningkatnya motivasi kerja sebesar 0,389 satuan.
3) Koefisien regresi work engagement sebesar 0,380 memberikan pemahaman bahwa setiap penambahan satu satuan atau satu tingkatan work engagement akan berdampak pada meningkatnya motivasi kerja sebesar 0,380 satuan.
4.6.3 Koefisien Korelasi Pearson Untuk Peubah Kecemasan Menghadapi Pensiun dan Work Engagament Pada Karyawan PT Damatex Salatiga
Koefisien Korelasi untuk peubah Kecemasan Menghadapi Pensiun (KMP) dan Work Engagement (WE) terhadap Motivasi Kerja (MK) pada karyawan PT Damatex Salatiga disajikan dalam Tabel 19.
Tabel 19. Koefisien Korelasi Pearson Karyawan PT Damatex Salatiga
Kecemasan
Work Engagement
Motivasi Kerja
Kecemasan Pearson Correlation 1 -0,005 0,427**
Sig. (2-tailed) 0,963 0,000
N 73 73 73
Work
Engagement Pearson Correlation -0,005 1 0,299*
Sig. (2-tailed) 0,963 0,010
N 73 73 73
Motivasi
Kerja Pearson Correlation 0,427** 0,299* 1
Sig. (2-tailed) 0,000 0,010
N 73 73 73
**. Korelasi bermakna pada aras 0,01 (2-ekor).
*. Korelasi bermakna pada aras 0,05 (2-ekor).
61
Korelasi kecemasan menghadapi pensiun terhadap motivasi kerja karyawan PT Damatex Salatiga 0,427 (r ≤1) dikategorikan sebagai korelasi sedang. Sedangkan nilai korelasi pearson product moment untuk work engagement terhadap motivasi kerja karyawan PT Damatex Salatiga 0,299 (r ≤1) berada pada tingkat korelasi rendah.
4.6.4 Koefisien Determinasi (r2) Karyawan PT Damatex Salatiga Analisis koefisien determinasi (r2) dilakukan untuk mengetahui sumbangan efektif peubah Kecemasan Menghadapi Pensiun (KMP) dan Work Engagement (WE) terhadap Motivasi Kerja karyawan PT Damatex Salatiga.
Hasil koefisien determinasi (r2) karyawan disajikan dalam Tabel 20.
Tabel 20. Koefisien Determinasi Karyawan PT Damatex Salatiga Ringkasan Model
Model R
R Kuadrat
R Kuadrat Terkorelasi
Kesalahan Tafsiran
1 0,518 0,268 0,247 7,419
a. Prediktor: (Konstan), Work Engagement, Kecemasan
Nilai R sebesar 0,518 pada Tabel 20 menunjukkan adanya kontribusi kecemasan menghadapi pensiun dan work engagement terhadap motivasi kerja karyawan PT Damatex Salatiga dengan koefisien determinasi sebesar 0,268. Berarti sumbangan kecemasan menghadapi pensiun dan work engagement terhadap motivasi kerja karyawan PT Damatex Salatiga sebesar 26,8% sedangkan sisanya 73,2% dipengaruhi oleh peubah lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
62
4.6.5 Sumbangan Efektif Masing-Masing Peubah Karyawan PT Damatex
Sumbangan efektif tiap peubah digunakan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan efektif dari masing-masing peubah tak gayut.
Untuk mengetahui sumbangan efektif masing-masing peubah tak gayut terhadap peubah gayut dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
SE X1 = Nilai β x koefisien korelasi X1Y x 100%, SE X2 = Nilai β x koefisien korelasi X2Y x 100%,
Sumbangan efektif masing-masing peubah tak gayut karyawan PT Damatex Salatiga dapat dilihat pada Tabel 21.
Tabel 21. Sumbangan Efektif Kecemasan Menghadapi Pensiun dan Work Engagement terhadap Motivasi Kerja Karyawan PT Damatex
Salatiga
Peubah Sumbangan Efektif Kecemasan
Menghadapi Pensiun 18,3%
Work Engagement 8,9%
Total 27,2%
Tabel 21 menunjukkan masing-masing sumbangan efektif peubah tak gayut terhadap peubah gayut dari karyawan PT Damatex Salatiga. Kecemasan menghadapi pensiun karyawan PT Damatex Salatiga memberikan sumbangan efektif sebesar 18,3% (β=0,429) dan work engagement memberikan pengaruh yang signifikan sebesar 8,9% (β=0,301)
63
4.6.6 Sumbangan Efektif Masing-Masing Dimensi
Sumbangan efektif dari masing-masing dimensi peubah Kecemasan Menghadapi Pensiun dan Work Engagement karyawan secara lebih rinci disajikan dalam Tabel 22 dan Tabel 23 berikut :
Tabel 22. Sumbangan Efektif Tiap Dimensi Kecemasan Menghadapi Pensiun Karyawan
Dimensi Sumbangan Efektif
Rasa Gugup 2%
Ketidakpastian -0,4%
Kemudahan 0,3%
Ketidaksiapan 4%
Keyakinan 0,4%
Semangat 12%
TOTAL 18%
Dari Tabel 22 dapat diketahui bahwa hanya semangat memberikan sumbangan yang lebih besar yaitu 12% terhadap Motivasi Kerja Karyawan PT Damatex Salatiga. Sedangkan sumbangan efektif tiap dimensi Work Engagement disajikan dalam Tabel 23.
Tabel 23. Sumbangan Efektif Tiap Dimensi Work Engagement Karyawan
Dimensi Sumbangan Efektif
Vigor 0,4%
Dedication 8%
Absorption 0,1%
TOTAL 8%
Dari Tabel 23 terlihat bahwa dedication/pengabdian memberikan sumbangan yang lebih besar terhadap motivasi kerja karyawan PT Damatex Salatiga, dibandingkan dua dimensi yang lain.
64
4.6.7 Uji Parameter Individual/Parsial (Uji t) Pada Karyawati PT Damatex Salatiga
Selanjutnya hasil uji statistik secara partial (Uji t) untuk peubah Kecemasan Menghadapi Pensiun (KMP) dan Work Engagement (WE) terhadap Motivasi Kerja (MK) karyawati PT Damatex disajikan dalam Tabel 24.
Tabel 24. Hasil Uji Regresi Berganda Nilai Karyawati PT Damatex Koefisiena
Model
Koefisien Tak Terbakukan
Koefisien Terbakukan
t Sig.
B Kesalahan Beta
1 (Konstanta) -0,004 0,166 -0,025 0,980
Kecemasan 0,901 0,087 0,914 10,299 0,000 Work
Engagement
0,031 0,091 0,030 0,343 0,735
a. Peubah Gayut: Motivasi Kerja
Berdasarkan Tabel 24 didapatkan hasil thitung kecemasan menghadapi pensiun = 10,299 dengan nilai signifikansi 0,000 (P<0,05) sehingga kecemasan menghadapi pensiun secara parsial berpengaruh terhadap motivasi kerja karyawati PT Damatex Salatiga. Sedangkan hasil thitung work engagement = 0,343 dengan nilai signifikansi 0,753 (P>0,05) yang berarti bahwa work engagement secara parsial tidak berpengaruh terhadap motivasi kerja karyawan PT Damatex Salatiga.
Lebih lanjut berdasarkan Tabel 24 dapat disusun persamaan regresi linier sebagai berikut :
Y = -0,04 + 0,901X1
Keterangan :
65
1) Konstanta sebesar -0,004 mengandung arti bahwa jika pebubah bebas kecemasan menghadapi pensiun dan work engagement dianggap konstan, maka nilai motivasi kerja sebesar -0,004.
2) Koefisien regresi kecemasan menghadapi pensiun sebesar 0,901 memberikan pemahaman bahwa setiap penambahan satu satuan atau satu tingkatan kecemasan menghadapi pensiun akan berdampak pada meningkatnya motivasi kerja sebesar 0,901 satuan.
4.6.8 Koefisien Korelasi Pearson Untuk Peubah Kecemasan Menghadapi Pensiun dan Work Engagament Pada Karyawati PT Damatex Salatiga
Koefisien Korelasi Pearson untuk peubah Kecemasan Menghadapi Pensiun (KMP) dan Work Engagement (WE) terhadap Motivasi Kerja (MK) pada karyawati disajikan dalam Tabel 25.
Tabel 25. Koefisien Korelasi Pearson Karyawati PT Damatex Salatiga Kecemasan
Work Engagement
Motivasi Kerja
Kecemasan Pearson Correlation 1 -0,016 0,913**
Sig. (2-tailed) 0,940 0,000
N 24 24 24
Work
Engagement Pearson Correlation -0,016 1 0,016
Sig. (2-tailed) 0,940 0,942
N 24 24 24
Motivasi
Kerja Pearson Correlation 0,913** 0,016 1
Sig. (2-tailed) 0,000 0,942
N 24 24 24
**. Korelasi bermakna pada aras 0.01 (2-ekor).
*. Korelasi bermakna pada aras 0.05 (2-ekor).
66
Korelasi Pearson kecemasan menghadapi pensiun terhadap motivasi kerja karyawati PT Damatex Salatiga 0,913 (r ≤1) dikategorikan sebagai korelasi tingkat tinggi. Sedangkan nilai korelasi pearson product moment untuk work engagement terhadap motivasi kerja karyawan PT Damatex Salatiga 0,016 (r ≤1) berada pada tingkat korelasi rendah.
4.6.9 Koefisien Determinasi (r2) Karyawati PT Damatex Salatiga Analisis koefisien determinasi (r2) dilakukan untuk mengetahui sumbangan efektif peubah Kecemasan Menghadapi Pensiun (KMP) dan Work Engagement (WE) terhadap Motivasi Kerja karyawati PT Damatex Salatiga.
Hasil koefisien determinasi (r2) karyawati disajikan dalam Tabel 26.
Tabel 26. Koefisien Determinasi Karyawati PT Damatex Salatiga Ringkasan Model
Model R
R Kuadrat
R Kuadrat Terkorelasi
Kesalahan Tafsiran
1 0,914a 0,835 0,819 0,519
a. Prediktor: (Konstan), Work Engagement, Kecemasan
Nilai R sebesar 0,914 pada Tabel 26 menunjukkan adanya kontribusi kecemasan menghadapi pensiun terhadap Motivasi Kerja karyawati PT Damatex Salatiga dengan koefisien determinasi r2 0,835.
Berarti sumbangan kecemasan menghadapi pensiun terhadap motivasi kerja karyawati PT Damatex Salatiga sebesar 83,5% sedangkan sisanya 16,5% dipengaruhi oleh peubah lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
67
4.6.10 Sumbangan Efektif Masing-Masing Peubah Karyawati PT Damatex
Sumbangan efektif tiap peubah digunakan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan efektif dari masing-masing peubah tak gayut.
Untuk mengetahui sumbangan efektif masing-masing peubah tak gayut terhadap peubah gayut dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
SE X1 = Nilai β x koefisien korelasi X1Y x 100%, SE X2 = Nilai β x koefisien korelasi X2Y x 100%,
Sumbangan efektif masing-masing peubah tak gayut karyawati PT Damatex Salatiga dapat dilihat pada Tabel 27.
Tabel 27. Sumbangan Efektif Kecemasan Menghadapi Pensiun dan Work Engagement terhadap Motivasi Kerja Karyawati PT Damatex
Salatiga
Peubah Sumbangan Efektif Kecemasan
Menghadapi Pensiun 83,4%
Work Engagement 0,04%
Total 83,4%
Tabel 27 menunjukkan masing-masing sumbangan efektif peubah tak gayut terhadap peubah gayut dari karyawati PT Damatex Salatiga.
Kecemasan menghadapi pensiun karyawati PT Damatex Salatiga memberikan sumbangan efektif sebesar 83,4% (β=0,914) dan work engagement memberikan pengaruh yang signifikan sebesar 0,04%
(β=0,030).
68
4.6.11 Sumbangan Efektif Masing-Masing Dimensi
Sumbangan efektif dari masing-masing dimensi peubah Kecemasan Menghadapi Pensiun dan Work Engagement karyawati secara lebih rinci disajikan dalam Tabel 28 berikut :
Tabel 28. Sumbangan Efektif Tiap Dimensi Kecemasan Menghadapi Pensiun Karyawati
Dimensi Sumbangan Efektif
Rasa Gugup 0
Ketidakpastian 1%
Kemudahan 13%
Ketidaksiapan 31%
Keyakinan 24%
Semangat 12%
TOTAL 80%
Dari Tabel 28 dapat diketahui bahwa Ketidaksiapan memberikan sumbangan yang lebih besar terhadap Motivasi Kerja Karyawati PT Damatex Salatiga.
4.6.12 Uji Beda t-test (Uji t contoh Independen)
Hipotesis 2 : Ada perbedaan motivasi kerja pada karyawan dengan karyawati PT Damatex Salatiga ditinjau dari gender.
Hasil statistik deskriptif data Motivasi Kerja pada gender dapat dilihat pada Tabel 29 berikut ini:
Tabel 29. Statistik Deskriptif Motivasi Kerja antar Gender
Gender N Rataan SD Kesalahan
Baku Taksiran Motivasi
Kerja
Laki-laki 73 67,85 9,53 1,11
Perempuan 20 71,50 8,47 1,89
69
Hasil uji antar gender Motivasi Kerja dapat dilihat pada Tabel 30.
Tabel 30. Hasil Uji Antar Gender Motivasi Kerja
Uji Levene u/
Kesetaraan Ragam
Uji t u/
Kesetaraan Rataan
F Sig. T Db Sig. (2-ekor) Moti
vasi Kerja
Diasumsikan Ragam Sama
1,008 0,318 1,552 91 0,125 Diasumsikan
Ragam Berbeda
1,661 33,416 0,106
Dari Tabel 30 didapatkan nilai Fhitung sebesar 1,008 dengan signifikansi 0,318 (P>0,05). Hasil Uji t menunjukkan nilai sebesar 0,125 (P>0,05), berarti tidak ada perbedaan motivasi kerja antara karyawan dan karyawati PT Damatex Salatiga, sehingga hipotesis ditolak.
4.7 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis
Ringkasan hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada tabel 31.
berikut ini :
Tabel 31. Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis
Karyawan Karyawati
Y = 14,045 + 0,389X1 + 0,380X2 Y = -0,04 + 0,901X1
r = 0,518 r = 0,914
R2 = 0,268 (26,8%) R2 = 0,835 (83,5%) Sumbangan Efektif
Kecemasan = 18,3%
Work Engagement = 8,9%
Sumbangan Efektif Kecemasan = 83,4%
Dimensi Kecemasan Semangat (12%)
Dimensi Work Engagement Dedication / Pengabdian (8%)
Dimensi Kecemasan 1. Kemudahan (13%) 2. Ketidaksiapan (31%) 3. Keyakinan (24%) 4. Semangat (12%)
70 4.8 Pembahasan
4.8.1 Kecemasan Menghadapi Pensiun dan Work Engagement Secara Simultan Berpengaruh Pada Motivasi Kerja Karyawan PT Damatex Salatiga
Hasil uji statistik diketahui bahwa kecemasan menghadapi pensiun dan work engagement secara simultan berpengaruh terhadap motivasi kerja karyawan PT Damatex Salatiga. Kecemasan menghadapi pensiun dan work engagement berpengaruh sebesar 26,8% terhadap motivasi kerja Karyawan PT Damatex dan sisanya sebesar 73,2% dipengaruhi oleh peubah lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan kecemasan menghadapi pensiun dan work engagement secara simultan berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja karyawan PT Damatex.
Kemungkinan yang pertama adalah kondisi PT Damatex pada saat ini sedang mengalami perubahan organisasi dan kepemimpinan, sehingga karyawan merasa dalam kondisi ketidakpastian. Kayawan memiliki kecemasan yang tinggi terhadap situasi perusahaan yang tidak pasti.
Mereka lebih cenderung memikirkan kelangsungan hidup mereka dibandingkan motivasi bekerja. Hal ini terutama terjadi pada karyawan yang mereka pandang telah memerlakukan mereka secara tidak adil. Proses pemberhentian karyawan yang dinilai karyawan sebagai tidak adil juga memiliki peran dalam pengambilan tindakan seseorang. Karyawan akan lebih fokus pada memperjuangkan hak-hak nya. Rasa keterikatan karyawan dengan perusahaan juga memiliki peran yang penting dalam membina motivasi kerja, namun dengan kondisi perusahaan yang tidak pasti, keterikatan karyawan terhadap perusahaan juga bisa berubah. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Madinda (2014) bahwa
71
hubungan antara perusahaan dan karyawan akan berubah apabila saat karyawan pensiun atau berhenti bekerja perusahaan tidak memberikan hak- haknya. Hubungan karyawan dan perusahaan yang awalnya memiliki hubungan yang erat berubah sebaliknya ketika perusahaan memberhentikan dengan cara yang tidak adil.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Aisyah (2016) juga menjelaskan bahwa terdapat pengaruh siginifikan antara kebijakan pemutusan hubungan kerja dengan motivasi kerja karyawan. Perusahaan harus mempunyai kemampuan yang dapat diandalkan untuk merespon dan menanggulangi permasalahan yang ada dengan memperhatikan sumber daya yang dimiliki serta menerima masukan dari seseorang atau kelompok sehingga ada jalan keluar yang terbaik dan dihasilkan melalui proses yang adil.
Hasil yang ditemukan pada karyawan adalah dimensi semangat dari sumbangan efektif kecemasan menghadapi pensiun yaitu 12%.
Kemungkinan pertama sumbangan dimensi semangat berperan bagi karyawan terkait dengan kekuatan yang mendorong seseorang untuk terus berjuang melanjutkan hidupnya. Kecemasan menghadapi pensiun membuat mereka sebagai laki-laki yang pada umumnya sebagai tulang punggung keluarga, semakin bersungguh-sungguh bekerja, karena khawatir bila tidak bersungguh-sungguh bekerja mereka akan segera terkena pemutusan hubungan kerja. Dengan demikian, karyawan yang mengalami kecemasan berusaha tetap semangat, karena kekhawatiran karyawan menghadapi pemutusan hubungan kerja, membuat mereka berusaha mencegah agar tidak mengalami pemutusan hubungan kerja. Namun demikian mereka dapat menjaga semangat itu karena mereka telah memiliki kemungkinan menjalankan aktivitas lain sebagai driver ojek online. Karyawan
72
melakukan penyesuaian diri terhadap situasi yang ada dengan cara bersemangat dalam bekerja untuk menumbuhkan rasa aman. Rasa aman berdasar teori kebutuhan Maslow ini, akan semakin meningkatkan motivasi bekerja. Melihat situasi perusahaan yang sudah tidak pasti beberapa karyawan sudah mulai menjalankan aktivitas lain seperti menjadi driver ojek online. Kebutuhan dasar seseorang menjadi terpenuhi dan karyawan juga merasa aman sehingga karyawan makin termotivasi dalam bekerja.
Kemungkinan dimensi semangat yang dimiliki karyawan menggambarkan keadaan kewaspadaan tinggi yang timbul dari ketidakpastian. Kajian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yoane (2013) yang juga menemukan bahwa karyawan yang memiliki kecemasan kerja yang tinggi, juga sekaligus memiliki motivasi dan semangat kerja yang meningkat. Selain itu dimensi dedikasi dari sumbangan efektif work engagement yaitu 8%. Dalam proses pemutusan hubungan kerja di PT Damatex sejak Mei 2018 telah terjadi seleksi secara bertahap sehingga karyawan yang masih ada dan menjadi subyek kajian adalah karyawan yang berdedikasi, tidak mengalami kelunturan sikap sekalipun harus menghadapi ketidakpastian. Kesungguhan untuk mendedikasikan dirinya sejalan dengan yang dialami. Hal ini sejalan dengan kajian yang dilakukan oleh Larasati (2016), yaitu bahwa work engagement berpengaruh terhadap motivasi, semakin tinggi dedikasi karyawan mampu meningkatkan kinerja dan motivasi karyawan.
4.8.2 Kecemasan Menghadapi Pensiun Berpengaruh Terhadap Motivasi Kerja Karyawati PT Damatex Salatiga
Dari hasil uji statistik diketahui bahwa hanya kecemasan menghadapi pensiun berpengaruh terhadap motivasi kerja karyawati PT
73
Damatex Salatiga. Kecemasan menghadapi pensiun berpengaruh sebesar 83,5% terhadap motivasi kerja karyawati PT Damatex dan sisanya sebesar 16,5% dipengaruhi oleh peubah lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan kecemasan menghadapi pensiun berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja karyawati PT Damatex.
Kemungkinan pertama yang menyebabkan bahwa hanya kecemasan menghadapi pensiun berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja karyawati PT Damatex Salatiga adalah pada era kesetaraan gender yang juga terjadi di Salatiga karyawati lebih memiliki tanggung jawab dan beban kerja yang sama dengan karyawan, sehingga kondisi PT Damatex juga berdampak pada perasaan kekawatiran dalam ketidakpastian, karyawati juga akan mengalami dampak yang berpengaruh terhadap motivasi kerja karyawati. Kecemasan yang dirasakan oleh karyawati yang akan menghadapi pensiun berhubungan dengan kekawatiran yang mereka rasakan setelah tidak bekerja nanti.
Dimensi peubah kecemasan menghadapi pensiun pada karyawati yang memiliki kontribusi tinggi pada motivasi kerja adalah dimensi ketidaksiapan berkontribusi sebesar 31% terhadap motivasi kerja. Motivasi berperan dalam menggerakkan atau mengarahkan karyawati dalam berperilaku untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya. Karyawati menunjukkan kurang pengetahuan mengenai persiapan masa pensiun mereka, hal ini dikarenakan sebagian besar dari mereka kurang memiliki ketrampilan yang dapat menunjang masa pensiun mereka yang berguna sebagai bentuk penyesuaian diri ketika masa pensiun tiba. Salah satu penyebab kurangnya ketrampilan dalam menghadapi masa pensiun adalah tidak adanya fasilitas berupa pelatihan persiapan menghadapi pensiun di PT
74
Damatex Salatiga. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hakim (2017) perencanaan persiapan pensiun yang dimiliki oleh pegawai berdampak terhadap berkurangnya rasa kekawatiran dalam menghadapi masa pensiun. Para pegawai yang telah mengikuti pembekalan memahami akan kondisi dan hak yang diterimanya setelah pensiun serta memperoleh pemahaman ketentuan pensiun sehingga membuka wacana bagi pegawai.
Hal ini menunjukkan bahwa pembekalan persiapan menghadapi pensiun penting dilakukan oleh perusahaan, karena hal ini juga sekaligus memudahkan mereka mengawal masa depannya yang berada dalam ketidakpastian, agar motivasi kerja karyawati dalam bekerja tetap terjaga.
Dimensi berikutnya yang memiliki kontribusi terhadap motivasi kerja adalah dimensi keyakinan, kemudahan dan semangat. Keyakinan karyawati terbentuk dari beberapa kali perusahaan ini mengalami kesulitan tapi masih bisa bertahan hingga saat ini. Bahwa diantara sekian banyak karyawati yang telah diputus hubungan kerjanya, mereka masih bertahan, hal ini membuat mereka yakin untuk terus bekerja. Berfikir tentang kemudahan setelah menjalani masa pensiun serta memiliki semangat membuat karyawati semakin termotivasi untuk bekerja. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aziz, (2014) bahwa keyakinan diri berpengaruh terhadap motivasi kerja karyawan.
4.8.3 Motivasi Kerja Antar Karyawan dan Karyawati PT Damatex Salatiga Tidak Berbeda
Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada perbedaan motivasi kerja antara karyawan dan karyawati PT Damatex Salatiga. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Morgen (2017) pada karyawan pria dan
75
wanita di UD Anugrah Sejati Embroi Dery Yogyakarta dimana diperoleh hasil tidak ada perbedaan motivasi kerja pada karyawan pria dan wanita.
Kemungkinan tidak adanya perbedaan gender dalam Motivasi Kerja karyawan dan karyawati PT Damatex Salatiga dikarenakan karyawan dan karyawati memiliki kesempatan yang sama dalam mengembangkan karir maupun jabatan pekerjaan. Selain itu tidak ada perbedaan upah dilihat dari gender, perbedaan upah didasarkan pada jabatan, golongan dan masa kerja karyawan. Pada beberapa tahun terakhir, partisipasi perempuan telah meluas, banyak pekerjaan yang tidak membedakan gender. Dalam Undang- Undang 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 6 telah mengatur larangan adanya diskriminasi didalam memperoleh pekerjaan dan jabatan berdasarkan gender. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kepuladze (2010) yang mengkonfirmasi bahwa motivasi kerja tidak berhubungan dengan gender. Penelitian lain juga dilakukan oleh Putri (2010) yang menemukan bahwa tidak ada perbedaan motivasi kerja antara auditor pria dan wanita yang bekerja di kantor akuntan publik di Jakarta.
Tidak adanya perbedaan motivasi antara pria dan wanita ini menunjukkan bahwa kesetaraan gender sebagaimana diatur dalam pedoman International Labor Organization (2005) telah terbukti terlindungi di PT Damatex khususnya dan kota Salatiga umumnya.