274
STUDI KINERJA SIMPANG JALAN SOEKARNO-HATTA – JALAN SISINGAMANGARAJA AKIBAT DARI
PENGALIHAN ARUS LALULINTAS JALAN DI KOTA PALU
Rahmatang Rahman Tadulako University Palu, Sulawesi Tengah
Mashuri Tadulako University Palu, Sulawesi Tengah mashurimt70@gmail.com Eko R. Labaso
Tadulako University Palu, Sulawesi Tengah
Apriyani Tadulako University Palu, Sulawesi Tengah
Abstract
During the construction of the Talise Bridge, there was a diversion of traffic flow on several roads in Palu City, which of course had a huge impact on some of the closest intersections at the bridge construction site. Soekarno - Hatta street - Sisingamangaraja street is one of the main intersections for access to the City Center and also exits Palu City, based a survey conducted, it shows visually that during peak hour conditions there is a buildup of vehicles originating from several diverted roads and This study aims to determine the performance of the Existing Condition intersection. Data collection is carried out using CCTV cameras for two days, namely Tuesday and Saturday. The analysis was carried out using the 1997 Indonesian Road Capacity Manual Method (MKJI 1997). Based on the results of the data and analysis on the Existing Condition, the cycle time is 132 seconds, the value of the degree of saturation (DS) in the U = 0.89 approaches, S = 1.64, B = 1.18 and T = 0.98. Delay value (D) in the U approach = 69.07 seconds/pcu, S = 1234.62 seconds/pcu, B = 426.24 seconds/pcu, and T = 131.08 seconds/pcu. Queue value on approach U = 185 m, S = 308 m, B = 94 m and T = 378 m
Keywords: Signalized Intersection, MKJI 1997, Degree of Saturation, Delay, Queue
Abstrak
Pada saat pelaksanaan pembangunan jembatan talise terjadi pengalihan arus lalulintas di beberapa ruasjalan di Kota Palu yang tentunya sangat berdampak terhadap beberapa simpang terdekat pada lokasi pembangunan jembatan tersebut. Simpang Jalan Soekarno - Hatta – Jalan Sisingamangaraja merupakan salah satu simpang utama untuk mengakses ke Pusat Kota dan juga keluar Kota Palu, berdasarkan survei yang dilakukan memperlihatkan secara visual bahwa pada kondisi jam puncak terjadi penumpukan kendaraan yang berasal dari beberapa ruas jalan yang di alihkan dan secara otomatis menimbulkan kemacetan kendaraan saat melewati simpang tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja simpang Kondisi Eksisting. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan Camera CCTV selama dua hari yaitu pada hari selasa dan sabtu. Analisis dilakukan dengan menggunakan Metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 (MKJI 1997).
Berdasarkanhasil data dan analisispada Kondis Eksisting diperoleh waktu siklus 132 detik, nilai DerajatKejenuhan (DS) pada pendekat U = 0.89 , S = 1.64 , B = 1.18 dan T = 0.98. Nilai Tundaan (D) pada pendekat U = 69.07 detik/smp, S = 1234.62 detik/smp, B = 426.24 detik/smp, dan T = 131,08 detik/smp. Nilai Antrian pada pendekat U = 185 m, S = 308 m, B = 94 m dan T = 378 m
Kata Kunci : Simpang Bersinyal, MKJI 1997, Derajat Kejenuhan, Tundaan, Antrian
275
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Simpang adalah suatu bagian jalan yang menjadi pusat pertemuan dari berbagai pergerakan arus lalu lintas, dan merupakan tempat titik konflik. Pada saat pelaksanaan pembangunan jembatan talise terjadi pengalihan arus lalu lintas di beberapa ruas jalan di Kota Palu yang tentunya sangat berdampak terhadap beberapa simpang terdekat pada lokasi pembangunan jembatan tersebut. Simpang Jalan Soekarno - Hatta – Jalan Sisingamangaraja merupakan salah satu simpang utama untuk mengakses ke Pusat Kota dan juga keluar Kota Palu, dan yang terdampak akibat dari pengalihan arus lalu lintas sehingga menjadi obyek penelitian ini. Berdasarkan survei yang dilakukan memperlihatkan secara visual bahwa pada kondisi jam puncak terjadi penumpukan kendaraan yang berasal dari beberapa ruas jalan yang di alihkan dan secara otomatis menimbulkan kemacetan kendaraan saat melewati simpang tersebut. Pada penelitian ini dapat dilihat tingkat kemacetan yang tinggi pada beberapa lengan akibat adanya pengalihan arus, untuk memberikan gambaran jelas tentang masalah tersebut perlu dilakukan studi untuk mengetahui kinerja simpang Jalan Soekarno Hatta – Jalan Sisingamangaraja.
Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, maka dapat diambil tujuan penelitian yaitu, Untuk mengetahui kinerja simpang Jalan Soekarno Hatta – Jalan Sisingamangaraja
KAJIAN LITERATUR
Pengertian Simpang
Simpang adalah suatu area yang kritis pada suatu jalan raya yang merupakan tempat titik konflik dan tempat kemacetan karena bertemunya dua ruas jalan atau lebih (Pignataro, 1973). Karena merupakan tempat terjadinya konflik dan kemacetan maka hampir semua simpang terutama di perkotaan membutuhkan pengaturan. Untuk itu maka perlu dilakukan pengaturan pada daerah simpang ini, guna menghindari dan meminimalisir terjadinya konflik dan beberapa permasalahan yang mungkin timbul di daerah persimpangan ini.
Simpang Bersinyal
Simpang bersinyal adalah bagian dari sistem kendali waktu tetap yang dirangkai atau sinyal actual kendaraan terisolir. Dalam analisis simpang bersinyal biasanya memerlukan metode dan perangkat lunak khusus, seperti program bantuan Kapasitas simpang dapat ditingkatkan dengan menerapkan aturan prioritas sehingga simpang dapat digunakan secara bergantian.
Kinerja Simpang Bersinyal Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI 1997) 1. Arus Jenuh Dasar
Arus jenuh dasar adalah besarnya keberangkatan antrian di dalam suatu pendekat selama kondisi geometrik, lingkungan dan lalu lintas yang ideal (smp/jam hijau).
So = 600 × We 2. Arus Jenuh
Arus jenuh (S) dapat dinyatakan sebagai hasil perkalian dari arus jenuh dasar (So) untuk standard, dengan faktor penyesuaian (F) untuk penyimpangan dari kondisi sebenarnya, dari suatu kumpulan kondisi-kondisi (ideal) yang telah ditetapkan sebelumnya. Arus
276 jenuh diformulasikan sebagai berikut :
S = So x FCS x FSF x FG x FP x FRT x FLT 3. Waktu Siklus
Waktu siklus adalah urutan lengkap dari indikasi sinyal (antara dua saat permulaan hijau yang berututan didalam pendekat yang sama).
a. Waktu siklus sebelum penyesuaian 𝐶𝑢𝑎 = 1.5 × 𝐿𝑇𝐼 + 5
1 − 𝐼𝐹𝑅 b. Waktu Hijau
gi = ( cua – LTI ) × PRI
c. Waktu Siklus yang disesuaikan c = ∑g + LTI
4. Kapasitas dan Derajat Kejenuhan
Kapasitas adalah jumlah lalu lintas maksimum yang dapat ditampung oleh suatu pendekat dalam waktu tertentu. Kapasitas untuk masing masing pendekat adalah: C = 𝑆𝑔
𝑐
Nilai Kapasitas dipakai untuk menghitung Derajat Kejenuhan (DS) masing – masing pendekat
DS =𝑄 𝑐
5. Tingkat Kinerja a. Panjang Antrian
Jumlah rata-rata antrian smp pada awal sinyal hijau NQ dihitung sebagai jumlah smp yang tersisa dari fase hijau sebelumnya (NQ1) ditambah jumlah smp yang datang selama fase merah (NQ2) :
NQ = NQ1 + NQ2 ………. (2.22) Dengan : Jika DS > 0, 5 ; selain dari itu NQ1
𝑁𝑄1 = 0,25 × 𝐶 × [(𝐷𝑆 − 1) + √[(𝐷𝑆 − 1)2+8×(𝐷𝑆−0,5)
𝐶 ]]
Jumlah antrian selama fase merah (NQ2):
𝑁𝑄2= 𝑐 ×1−𝐺𝑅×𝐷𝑆1−𝐺𝑅 𝑋𝑄3600𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘( b. Kendaraan Terhenti
Angka henti (NS), yaitu jumlah berhenti rata-rata per smp (termasuk berhenti terulang dalam antrian) sebelum melewati simpang, dapat dihitung sebagai berikut : 𝑁𝑆 = 0,9 × 𝑁𝑄
𝑄×𝑐× 3600 (3.26) c. Tundaan
Hitung tundaan lalu-lintas rata-rata setiap pendekat (DT) akibat pengaruh timbal balik dengan gerakan-gerakan lainnya pada simpang sebagai berikut:
𝐷𝑇 = 𝑐 × 𝐴 +𝑁𝑄1×3600
𝐶
Tundaan Geometri (DG) : DGj = ( 1 – Psv ) x PT x 6+ ( Psv x 4)
Tundaan Rata – Rata (DI) : DI= Σ (Q x DI)/ (Qtotal)
277
METODE PENELITIAN
Metode Pengumpulan Data
Pada umum, metode pengumpulan data ada dua yaitu metode secara langsung (data primer) dan secara tidak langsung (data sekunder).
Terdapat 3 jenis data primer yaitu:
1. Data Geometrik Simpang
Data Geometrik Simpang digambarkan dalam bentuk sketsa yang memberikan infomasi tentang lebar jalan, lebar median, dan jumlah lajur.
2. Data Volume Lalu Lintas
Data diperoleh dengan melakukan survei di lokasi penelitian untuk mengetahui kondisi lalu lintas di simpa dengan mengambil waktu survei yang telah ditetapkan serta diambil jumlah kendaraan setiap 15 menit.
3. Data Waktu Sinyal
Data waktu sinyal diperoleh dengan mencatat waktu lampu lalu lintas yang terdapat di persimpangan yang kita tinjau
4. Data Hambatan Samping
Data diperoleh dengan melakukan survei di lokasi penelitian untuk mengetahui berapa banyak hambatan samping di ruas jalan
Terdapat 2 jenis data sekunder yaitu:
1. Data Jumlah Penduduk 2. Peta
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Data Geometruk Simpang
Berdasarkan hasil survei pendahuluan, simpang ini mempunyai empat lengan yang diantaranya yaitu Jalan Soekarno Hatta – Jalan Sisingamangaraja – Jalan Tombolotutu – Jalan Lagarutu, berikut sketsa simpang Jalan Soekarno Hatta – Jalan Sisingamangaraja dapat dilihat dibawah ini:
Gambar 1. Sketsa Geometrik Simpang
JL SISINGAMARAJA
JL T OMBO
LOT UTU
JL LAG ARUTU JL
SOE KA
RN O HATTA
7 m
21.5 m
8 M
12 m
278
Tabel 1. Data Geometrik Simpang
Lengan Lebar Median Tipe
Jl Soekarno Hatta 19 m Ya 4/2 U
Jl Sisingamangaraja 12 m Tidak 4/2 UD
Jl Tombolotutu 17 m Tidak 2/2 UD
Jl Lagarutu 8 m Tidak 2/2 UD
Data Volume Lalu Lintas
Sebelum menentukan volume lalu lintas simpang maksimum, terlebih dahulu dilakukan penyetaraan semua jenis kendaraan ke dalam satuan mobil penumpang (smp), yaitu dengan cara mengalihkan jumlah tiap jenis kendaraan dengan ekivalen mobil penumpang (emp) untuk persimpangan. Adapun ekivalen mobil penumpang untuk tiap jenis kendaraan sebagai berikut:
1. Motor Cycle (MC) = 0,2 (kondisi terlindung) 2. Light Vehicle (LV) = 1,00
3. Heavy Vehicle (HV)` = 1,3
Untuk menentukan volume maksimum simpang yaitu ditentukan berdasarkan jumlah satuan mobil penumpang per jam yang tertinggi dari periode waktu Pagi 07:00 − 09:00 WITA, Siang 12:00 – 14:00 WITA dan Sore 16:00– 18:00 WITA. Maka diperoleh hasil analisis pada tabel berikut:
Tabel 2. Volume Lalu Lintas Simpang Hari Sabtu (smp/jam)
Periode Jam Volume Lalu Lintas Per Lengan Volume Lalu
Sibuk (smp/jam) Lintas
Simpang
(U) (S) (B) (T) ∑smp/jam
Pagi
07.00 - 08.00 378 304 140 165 988
08.00 - 09.00 494 451 230 367 1542
Siang
12.00 - 13.00 590 655 308 309 1863
13.00 - 14.00 579 663 296 295 1832
Sore
16.00 - 17.00 761 851 373 348 2333
17.00 - 18.00 777 886 375 335 2373
Tabel 3. Volume Lalu Lintas Simpang Hari Selasa (smp/jam) Periode Jam Volume Lalu Lintas Per Lengan Volume Lalu
Sibuk (smp/jam) Lintas Simpang
(U) (S) (B) (T) ∑smp/jam
Pagi
07.00 - 08.00 380 512 228 277 1397
08.00 - 09.00 648 756 271 408 2082
Siang
12.00 - 13.00 657 774 345 193 1968
13.00 - 14.00 664 826 401 264 2155
279
Sore
16.00 - 17.00 884 968 396 400 2648
17.00 - 18.00 899 943 372 384 2597
Dari hasil analisis tabel diatas diperoleh volume maksimum simpang yaitu terjadi pada hari Selasa jam 17.00 – 18.00 WITA dengan volume maksimum simpang sebesar 2648 smp/jam Data Waktu Sinyal
Pengaturan lalu lintas pada simpang menggunakan sistem empat fase dengan kendali waktu tetap. Diagram ke empat fase dapat dilihat pada Gambar 2 Berikut ini:
Gambar 2. Diagram Waktu Siklus Simpang
Data Hambatan Samping
Survei hambatan samping pada persimpangan yaitu berupa pejalan kaki yang menyebrangi jalur, kendaraan berhenti atau parkir di badan jalan, dan kendaraan masuk dan keluar dari halaman atau tempat parkir diluar lajur, sehingga diperoleh kelas hambatan samping pada jam puncak dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini:
Tabel 4. Data Hambatan Samping Pada Jam Puncak Gangguan
Hambatan Frekuensi Kejadian Nilai Hambatan Samping
Samping Bobot U S B T U S B T
Pejalan Kaki/
0.5 21 21 35 12 10.5 10.5 17.5 6 Penyebrang Jalan
Kendaraan Berhenti/
1 14 44 31 29 14 44 31 29 Parkir
Kendaraan Masuk/
0.7 40 25 32 48 28 17.5 22.4 33.6 Keluar dari tempat
Parkir
Jumlah 52.5 72 70.9 68.6
Total 264
Dari hasil analisis hambatan samping pada tabel diatas diperoleh nilai total hambatan samping sebesar 264, sehingga hambatan samping pada persimpangan dapat dikategorikan dalam kelas Rendah, (Kelas Hambatan Samping Rendah, 100 – 299).
28
3 2
99
28 3 2
66 33
3 2
66 28 33
99
99 28 3 2
WAKTU MERAH WAKTU HIJAU WAKTU KUNING ALL RED FASE 1
FASE 1
FASE 2
FASE 3
FASE 4
280
Analisis Kondisi Pada Saat Pembangunan Jembatan Talise (2020) 1. Formulir SIG-1
Pada Formulir SIG-I data-data yang tersaji adalah geometrik, pengaturan lalu lintas dan lingkungan. Data-data SIG-1 sebagai berikut:
Tabel 5. Data Geometrik dan Kondisi Lingkungan Simpang
Pendekat Utara Selatan Timur Barat
Tipe Lingkungan Jalan Komersil Komersil Komersil Komersil Hambatan Samping Sedang Sedang Sedang Sedang
Median Ya Tidak Tidak Tidak
LTOR Ya Ya Ya Ya
Lebar Pendekat 10 6 3.5 4
Lebar Pendekat Masuk 8.25 4.25 2.25 2.75
Lebar Pendekat LTOR 1.75 1.75 1.25 1.25
Lebar Pendekat Keluar 10 7 3.5 4
Trotoar Tidak Tidak Tidak Tidak
2. Formulir SIG-2
Pada Formulir SIG-II berisikan data arus lalu lintas (kend/jam) dan rasio belok simpang.
Tabel 6 Data Pergerakan Arus Lalu Lintas
Tipe
Pend Utara Selatan Barat Timur
ekat LT ST RT LT ST RT LT ST RT LT ST RT
LV 92 381 89 79 413 107 103 49 83 72 77 68
HV 4 41 5 4 65 4 10 0 4 1 1 1
MC 212 813 262 373 757 238 203 265 248 248 716 319
UM 0 2 0 5 3 0 0 6 0 0 0 0
PLTOR 0.158 0.164 0.395 0.349
PLT
PRT 0.167 0.165 0.348 0.332
Qum 0.0011 0.004 0.006 0
3. Formulir SIG-3
Data yang harus dimasukan pada SIG-III, adalah data waktu antar hijau (intergreen) serta waktu kuning untuk masing-masing fase. Waktu merah semua (all red) untuk semua antar fase yaitu 2 detik dan waktu kuning tiap fase 3 detik. Total Penjumlahan dari waktu kuning dan waktu all red adalah waktu hilang total (total lost time/LTI) yakni : ( 3 + 3 + 3 + 3) + ( 2 + 2 + 2 + 2 ) = 20 detik.
4. Formulir SIG-4
Hasil perhitungan SIG - IV untuk seluruh pendekat Simpang Jalan Soekarno Hatta – Jalan Sisingamangaraja dapat dilihat pada berikut:
281
Tabel 7 SIG - IV
No Kinerja Lalu lintas Pendekat
1
Perhitungan Arus Jenuh U S B T
a. Arus jenuh dasar (So) smp/jam 4808 2872 1627 1946
b. Faktor penyesuaian kota (Fcs) 0.83 0.83 0.83 0.83
c. Faktor penyesuaian hambatan samping (Fsf) 0.95 0.95 0.95 0.95
d. Faktor Penyesuaian Kelandaian (Fg) 1 1 1 1
e. Faktor penyesuaian parkir (Fp) 1 1 1 1
f. Faktor penyesuaian belok kanan
PRT 0.167 0.165 0.165 0.348
FRT 1.04 1.04 1.04 1.09
g. Faktor penyesuaian belok kiri
PLT 0.158 0.164 0.395 0.349
FLT 0.97 0.97 0.94 0.94
h. Nilai arus jenuh yang disesuaikan (S) smp/jam 6000 3600 2100 2400
2 Perhitungan arus lalu lintas (Q) smp/jam 884 968 396 393
3 Perhitungan rasio arus (FR) 0.184 0.337 0.243 0.202
4 Perhitungan waktu hijau (g) det 28 28 28 28
5 Perhitungan Kapasitas (C) smp/jam 990 591 335 401
6 Perhitungan derajat kejenuhan (DS) 0.89 1.64 1.18 0.98
5. Formulir SIG - 5
Hasil perhitungan SIG - V untuk seluruh pendekat Simpang Jalan Soekarno Hatta – Jalan Sisingamangaraja dapat dilihat pada berikut:
Tabel 8 SIG V
No Kinerja Lalu lintas
Pendekat
U S B T
1 Jumlah kendaraan antri (NQ)
a. jumlah kendaraan yang tertinggal dari fase hijau
sebelumnya (NQ1) smp 3.490 189.900 34.090 8.160
b. jumlah kendaraan yang datang selama fase merah
(NQ2) smp 31.520 42.810 15.590 14.350
c. Jumlah kendaraan antri (NQ) smp 34.98 232.71 49.68 22.51 d. Jumlah maksimum kendaraan antri (NQ maks) 50.00 70.00 70.00 34.00
2 Panjang antrian (QL) m 121.21 329.41 622.22 247.27
3 Rasio kendaraan (NS) stop/smp 0.97 5.90 3.08 1.41
4 Jumlah kendaraan terhenti (NSV) 859 5712 1219 553
5 Perhitungan Tundaan
a. Tundaan lalu lintas rata-rata (DT) det/smp 63.1 1219.1 42.2 125.1 b. Tundaan geometrik rata-rata (DG) det/smp 3.9 18.8 10.3 4.8
c. Tundaan rata-rata (D) det/smp 67.0 1233.0 424.2 129.1
d. Tundaan total smp/det 59263 1193554 167991 50728
Adapun hasil olahan data pada perhitungan diatas secara singkat dapat dilihat pada Tabel 9 berikut:
2
Tabel 9. Hasil Pengolahan Data Pada Simpang Jalan Soekarno Hatta – Jalan Sisingamangaraja Pada Saat Pembangunan Jembatan Talise
Pendekat
Arus Lalu Lintas (Q) (smp/jam)
Kapasitas Derajat
QL (m)
D (dtk/smp
)
Level Of
( C) Kejenuhan Service
smp/jam (DS) (LOS)
Utara 884 989.95 0.89 121.21 67.08
Selatan 968 591.23 1.64 329.41 1233.01 F
Barat 396 334.93 1.18 622.22 424.22
Timur 393 400.61 0.98 247.27 129.08
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian ini, kesimpulan yang didapatkan adalah sebagai berikut:
• Derajat Kejenuhan (DS) pada lengan U = 0.89 , S = 1.64 , B = 1.18 dan T = 0.98
• Tundaan Simpang (D) pada lengan U = 67.08 detik/smp, S = 1233.01 detik/smp, B = 424.22 detik/smp, dan T = 129.08 detik/smp
• Antrian Simpang (QL) pada lengan U = 121.21 m, S = 329.41 m, B = 622.22 m dan T = 247.27 m
• Tingkat pelayanan dikategori F
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa simpang bersinyal Jalan Soekarno Hatta – Jalan Tombolotutu mempunyai kapasitas dan tingkat pelayanan yang buruk.
DAFTAR PUSTAKA
Artikel di Majalah atau Jurnal
Alivian, R. (2016). Analisis Kinerja Simpang Bersinyal Jalan Soekarno Hatta – Jalan Tombolotutu Di Kota Palu. JurnalInfarstrukturTteknikSipilUntad, Sulawesi Tengah.
Rahmatang Rahman (2016) .Optimsi Simpang Muh Hata – Jenderal Sudirman – Cut Nyak Dien di Kota Palu, Prosiding, Seminar Nasional Teknik Sipil,Institus Teknologi Sepuluh November. Surabaya.
Artikel di Jurnal Online
Kurniawan, R.M. dan Ardian, A.W (2017) .Evaluasi Kinerja Simpang Bersinyal Jalan Raya Jemursari – Jalan Jemur Andayani Dengan Adanya Pembangunan BoxCulvert. Tugas Akhir, InstitusTeknologiSepuluh November. Surabaya.
3
Pignataro, L.J (1973), Traffic Engineering: Theory and Practice, Prantice Hall Int., Englewood Cliffs, N.J
Tulus, I.M. (2016). Analisis Kinerja SimpangBersinyal Kota Makassar Menggunakan Quantum Gis. Tugas Akhir, Universitas Hassanudin. Sulawesi Selatan.