• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KINERJA SIMPANG JALAN SOEKARNO-HATTA JALAN SISINGAMANGARAJA AKIBAT DARI PENGALIHAN ARUS LALULINTAS JALAN DI KOTA PALU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "STUDI KINERJA SIMPANG JALAN SOEKARNO-HATTA JALAN SISINGAMANGARAJA AKIBAT DARI PENGALIHAN ARUS LALULINTAS JALAN DI KOTA PALU"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

274

STUDI KINERJA SIMPANG JALAN SOEKARNO-HATTA JALAN SISINGAMANGARAJA AKIBAT DARI

PENGALIHAN ARUS LALULINTAS JALAN DI KOTA PALU

Rahmatang Rahman Tadulako University Palu, Sulawesi Tengah

Mashuri Tadulako University Palu, Sulawesi Tengah mashurimt70@gmail.com Eko R. Labaso

Tadulako University Palu, Sulawesi Tengah

Apriyani Tadulako University Palu, Sulawesi Tengah

Abstract

During the construction of the Talise Bridge, there was a diversion of traffic flow on several roads in Palu City, which of course had a huge impact on some of the closest intersections at the bridge construction site. Soekarno - Hatta street - Sisingamangaraja street is one of the main intersections for access to the City Center and also exits Palu City, based a survey conducted, it shows visually that during peak hour conditions there is a buildup of vehicles originating from several diverted roads and This study aims to determine the performance of the Existing Condition intersection. Data collection is carried out using CCTV cameras for two days, namely Tuesday and Saturday. The analysis was carried out using the 1997 Indonesian Road Capacity Manual Method (MKJI 1997). Based on the results of the data and analysis on the Existing Condition, the cycle time is 132 seconds, the value of the degree of saturation (DS) in the U = 0.89 approaches, S = 1.64, B = 1.18 and T = 0.98. Delay value (D) in the U approach = 69.07 seconds/pcu, S = 1234.62 seconds/pcu, B = 426.24 seconds/pcu, and T = 131.08 seconds/pcu. Queue value on approach U = 185 m, S = 308 m, B = 94 m and T = 378 m

Keywords: Signalized Intersection, MKJI 1997, Degree of Saturation, Delay, Queue

Abstrak

Pada saat pelaksanaan pembangunan jembatan talise terjadi pengalihan arus lalulintas di beberapa ruasjalan di Kota Palu yang tentunya sangat berdampak terhadap beberapa simpang terdekat pada lokasi pembangunan jembatan tersebut. Simpang Jalan Soekarno - Hatta – Jalan Sisingamangaraja merupakan salah satu simpang utama untuk mengakses ke Pusat Kota dan juga keluar Kota Palu, berdasarkan survei yang dilakukan memperlihatkan secara visual bahwa pada kondisi jam puncak terjadi penumpukan kendaraan yang berasal dari beberapa ruas jalan yang di alihkan dan secara otomatis menimbulkan kemacetan kendaraan saat melewati simpang tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja simpang Kondisi Eksisting. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan Camera CCTV selama dua hari yaitu pada hari selasa dan sabtu. Analisis dilakukan dengan menggunakan Metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 (MKJI 1997).

Berdasarkanhasil data dan analisispada Kondis Eksisting diperoleh waktu siklus 132 detik, nilai DerajatKejenuhan (DS) pada pendekat U = 0.89 , S = 1.64 , B = 1.18 dan T = 0.98. Nilai Tundaan (D) pada pendekat U = 69.07 detik/smp, S = 1234.62 detik/smp, B = 426.24 detik/smp, dan T = 131,08 detik/smp. Nilai Antrian pada pendekat U = 185 m, S = 308 m, B = 94 m dan T = 378 m

Kata Kunci : Simpang Bersinyal, MKJI 1997, Derajat Kejenuhan, Tundaan, Antrian

(2)

275

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Simpang adalah suatu bagian jalan yang menjadi pusat pertemuan dari berbagai pergerakan arus lalu lintas, dan merupakan tempat titik konflik. Pada saat pelaksanaan pembangunan jembatan talise terjadi pengalihan arus lalu lintas di beberapa ruas jalan di Kota Palu yang tentunya sangat berdampak terhadap beberapa simpang terdekat pada lokasi pembangunan jembatan tersebut. Simpang Jalan Soekarno - Hatta – Jalan Sisingamangaraja merupakan salah satu simpang utama untuk mengakses ke Pusat Kota dan juga keluar Kota Palu, dan yang terdampak akibat dari pengalihan arus lalu lintas sehingga menjadi obyek penelitian ini. Berdasarkan survei yang dilakukan memperlihatkan secara visual bahwa pada kondisi jam puncak terjadi penumpukan kendaraan yang berasal dari beberapa ruas jalan yang di alihkan dan secara otomatis menimbulkan kemacetan kendaraan saat melewati simpang tersebut. Pada penelitian ini dapat dilihat tingkat kemacetan yang tinggi pada beberapa lengan akibat adanya pengalihan arus, untuk memberikan gambaran jelas tentang masalah tersebut perlu dilakukan studi untuk mengetahui kinerja simpang Jalan Soekarno Hatta – Jalan Sisingamangaraja.

Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah, maka dapat diambil tujuan penelitian yaitu, Untuk mengetahui kinerja simpang Jalan Soekarno Hatta – Jalan Sisingamangaraja

KAJIAN LITERATUR

Pengertian Simpang

Simpang adalah suatu area yang kritis pada suatu jalan raya yang merupakan tempat titik konflik dan tempat kemacetan karena bertemunya dua ruas jalan atau lebih (Pignataro, 1973). Karena merupakan tempat terjadinya konflik dan kemacetan maka hampir semua simpang terutama di perkotaan membutuhkan pengaturan. Untuk itu maka perlu dilakukan pengaturan pada daerah simpang ini, guna menghindari dan meminimalisir terjadinya konflik dan beberapa permasalahan yang mungkin timbul di daerah persimpangan ini.

Simpang Bersinyal

Simpang bersinyal adalah bagian dari sistem kendali waktu tetap yang dirangkai atau sinyal actual kendaraan terisolir. Dalam analisis simpang bersinyal biasanya memerlukan metode dan perangkat lunak khusus, seperti program bantuan Kapasitas simpang dapat ditingkatkan dengan menerapkan aturan prioritas sehingga simpang dapat digunakan secara bergantian.

Kinerja Simpang Bersinyal Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI 1997) 1. Arus Jenuh Dasar

Arus jenuh dasar adalah besarnya keberangkatan antrian di dalam suatu pendekat selama kondisi geometrik, lingkungan dan lalu lintas yang ideal (smp/jam hijau).

So = 600 × We 2. Arus Jenuh

Arus jenuh (S) dapat dinyatakan sebagai hasil perkalian dari arus jenuh dasar (So) untuk standard, dengan faktor penyesuaian (F) untuk penyimpangan dari kondisi sebenarnya, dari suatu kumpulan kondisi-kondisi (ideal) yang telah ditetapkan sebelumnya. Arus

(3)

276 jenuh diformulasikan sebagai berikut :

S = So x FCS x FSF x FG x FP x FRT x FLT 3. Waktu Siklus

Waktu siklus adalah urutan lengkap dari indikasi sinyal (antara dua saat permulaan hijau yang berututan didalam pendekat yang sama).

a. Waktu siklus sebelum penyesuaian 𝐶𝑢𝑎 = 1.5 × 𝐿𝑇𝐼 + 5

1 − 𝐼𝐹𝑅 b. Waktu Hijau

gi = ( cua – LTI ) × PRI

c. Waktu Siklus yang disesuaikan c = ∑g + LTI

4. Kapasitas dan Derajat Kejenuhan

Kapasitas adalah jumlah lalu lintas maksimum yang dapat ditampung oleh suatu pendekat dalam waktu tertentu. Kapasitas untuk masing masing pendekat adalah: C = 𝑆𝑔

𝑐

Nilai Kapasitas dipakai untuk menghitung Derajat Kejenuhan (DS) masing – masing pendekat

DS =𝑄 𝑐

5. Tingkat Kinerja a. Panjang Antrian

Jumlah rata-rata antrian smp pada awal sinyal hijau NQ dihitung sebagai jumlah smp yang tersisa dari fase hijau sebelumnya (NQ1) ditambah jumlah smp yang datang selama fase merah (NQ2) :

NQ = NQ1 + NQ2 ………. (2.22) Dengan : Jika DS > 0, 5 ; selain dari itu NQ1

𝑁𝑄1 = 0,25 × 𝐶 × [(𝐷𝑆 − 1) + √[(𝐷𝑆 − 1)2+8×(𝐷𝑆−0,5)

𝐶 ]]

Jumlah antrian selama fase merah (NQ2):

𝑁𝑄2= 𝑐 ×1−𝐺𝑅×𝐷𝑆1−𝐺𝑅 𝑋𝑄3600𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘( b. Kendaraan Terhenti

Angka henti (NS), yaitu jumlah berhenti rata-rata per smp (termasuk berhenti terulang dalam antrian) sebelum melewati simpang, dapat dihitung sebagai berikut : 𝑁𝑆 = 0,9 × 𝑁𝑄

𝑄×𝑐× 3600 (3.26) c. Tundaan

Hitung tundaan lalu-lintas rata-rata setiap pendekat (DT) akibat pengaruh timbal balik dengan gerakan-gerakan lainnya pada simpang sebagai berikut:

𝐷𝑇 = 𝑐 × 𝐴 +𝑁𝑄1×3600

𝐶

Tundaan Geometri (DG) : DGj = ( 1 – Psv ) x PT x 6+ ( Psv x 4)

Tundaan Rata – Rata (DI) : DI= Σ (Q x DI)/ (Qtotal)

(4)

277

METODE PENELITIAN

Metode Pengumpulan Data

Pada umum, metode pengumpulan data ada dua yaitu metode secara langsung (data primer) dan secara tidak langsung (data sekunder).

Terdapat 3 jenis data primer yaitu:

1. Data Geometrik Simpang

Data Geometrik Simpang digambarkan dalam bentuk sketsa yang memberikan infomasi tentang lebar jalan, lebar median, dan jumlah lajur.

2. Data Volume Lalu Lintas

Data diperoleh dengan melakukan survei di lokasi penelitian untuk mengetahui kondisi lalu lintas di simpa dengan mengambil waktu survei yang telah ditetapkan serta diambil jumlah kendaraan setiap 15 menit.

3. Data Waktu Sinyal

Data waktu sinyal diperoleh dengan mencatat waktu lampu lalu lintas yang terdapat di persimpangan yang kita tinjau

4. Data Hambatan Samping

Data diperoleh dengan melakukan survei di lokasi penelitian untuk mengetahui berapa banyak hambatan samping di ruas jalan

Terdapat 2 jenis data sekunder yaitu:

1. Data Jumlah Penduduk 2. Peta

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Data Geometruk Simpang

Berdasarkan hasil survei pendahuluan, simpang ini mempunyai empat lengan yang diantaranya yaitu Jalan Soekarno Hatta – Jalan Sisingamangaraja – Jalan Tombolotutu – Jalan Lagarutu, berikut sketsa simpang Jalan Soekarno Hatta – Jalan Sisingamangaraja dapat dilihat dibawah ini:

Gambar 1. Sketsa Geometrik Simpang

JL SISINGAMARAJA

JL T OMBO

LOT UTU

JL LAG ARUTU JL

SOE KA

RN O HATTA

7 m

21.5 m

8 M

12 m

(5)

278

Tabel 1. Data Geometrik Simpang

Lengan Lebar Median Tipe

Jl Soekarno Hatta 19 m Ya 4/2 U

Jl Sisingamangaraja 12 m Tidak 4/2 UD

Jl Tombolotutu 17 m Tidak 2/2 UD

Jl Lagarutu 8 m Tidak 2/2 UD

Data Volume Lalu Lintas

Sebelum menentukan volume lalu lintas simpang maksimum, terlebih dahulu dilakukan penyetaraan semua jenis kendaraan ke dalam satuan mobil penumpang (smp), yaitu dengan cara mengalihkan jumlah tiap jenis kendaraan dengan ekivalen mobil penumpang (emp) untuk persimpangan. Adapun ekivalen mobil penumpang untuk tiap jenis kendaraan sebagai berikut:

1. Motor Cycle (MC) = 0,2 (kondisi terlindung) 2. Light Vehicle (LV) = 1,00

3. Heavy Vehicle (HV)` = 1,3

Untuk menentukan volume maksimum simpang yaitu ditentukan berdasarkan jumlah satuan mobil penumpang per jam yang tertinggi dari periode waktu Pagi 07:00 − 09:00 WITA, Siang 12:00 – 14:00 WITA dan Sore 16:00– 18:00 WITA. Maka diperoleh hasil analisis pada tabel berikut:

Tabel 2. Volume Lalu Lintas Simpang Hari Sabtu (smp/jam)

Periode Jam Volume Lalu Lintas Per Lengan Volume Lalu

Sibuk (smp/jam) Lintas

Simpang

(U) (S) (B) (T) ∑smp/jam

Pagi

07.00 - 08.00 378 304 140 165 988

08.00 - 09.00 494 451 230 367 1542

Siang

12.00 - 13.00 590 655 308 309 1863

13.00 - 14.00 579 663 296 295 1832

Sore

16.00 - 17.00 761 851 373 348 2333

17.00 - 18.00 777 886 375 335 2373

Tabel 3. Volume Lalu Lintas Simpang Hari Selasa (smp/jam) Periode Jam Volume Lalu Lintas Per Lengan Volume Lalu

Sibuk (smp/jam) Lintas Simpang

(U) (S) (B) (T) ∑smp/jam

Pagi

07.00 - 08.00 380 512 228 277 1397

08.00 - 09.00 648 756 271 408 2082

Siang

12.00 - 13.00 657 774 345 193 1968

13.00 - 14.00 664 826 401 264 2155

(6)

279

Sore

16.00 - 17.00 884 968 396 400 2648

17.00 - 18.00 899 943 372 384 2597

Dari hasil analisis tabel diatas diperoleh volume maksimum simpang yaitu terjadi pada hari Selasa jam 17.00 – 18.00 WITA dengan volume maksimum simpang sebesar 2648 smp/jam Data Waktu Sinyal

Pengaturan lalu lintas pada simpang menggunakan sistem empat fase dengan kendali waktu tetap. Diagram ke empat fase dapat dilihat pada Gambar 2 Berikut ini:

Gambar 2. Diagram Waktu Siklus Simpang

Data Hambatan Samping

Survei hambatan samping pada persimpangan yaitu berupa pejalan kaki yang menyebrangi jalur, kendaraan berhenti atau parkir di badan jalan, dan kendaraan masuk dan keluar dari halaman atau tempat parkir diluar lajur, sehingga diperoleh kelas hambatan samping pada jam puncak dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini:

Tabel 4. Data Hambatan Samping Pada Jam Puncak Gangguan

Hambatan Frekuensi Kejadian Nilai Hambatan Samping

Samping Bobot U S B T U S B T

Pejalan Kaki/

0.5 21 21 35 12 10.5 10.5 17.5 6 Penyebrang Jalan

Kendaraan Berhenti/

1 14 44 31 29 14 44 31 29 Parkir

Kendaraan Masuk/

0.7 40 25 32 48 28 17.5 22.4 33.6 Keluar dari tempat

Parkir

Jumlah 52.5 72 70.9 68.6

Total 264

Dari hasil analisis hambatan samping pada tabel diatas diperoleh nilai total hambatan samping sebesar 264, sehingga hambatan samping pada persimpangan dapat dikategorikan dalam kelas Rendah, (Kelas Hambatan Samping Rendah, 100 – 299).

28

3 2

99

28 3 2

66 33

3 2

66 28 33

99

99 28 3 2

WAKTU MERAH WAKTU HIJAU WAKTU KUNING ALL RED FASE 1

FASE 1

FASE 2

FASE 3

FASE 4

(7)

280

Analisis Kondisi Pada Saat Pembangunan Jembatan Talise (2020) 1. Formulir SIG-1

Pada Formulir SIG-I data-data yang tersaji adalah geometrik, pengaturan lalu lintas dan lingkungan. Data-data SIG-1 sebagai berikut:

Tabel 5. Data Geometrik dan Kondisi Lingkungan Simpang

Pendekat Utara Selatan Timur Barat

Tipe Lingkungan Jalan Komersil Komersil Komersil Komersil Hambatan Samping Sedang Sedang Sedang Sedang

Median Ya Tidak Tidak Tidak

LTOR Ya Ya Ya Ya

Lebar Pendekat 10 6 3.5 4

Lebar Pendekat Masuk 8.25 4.25 2.25 2.75

Lebar Pendekat LTOR 1.75 1.75 1.25 1.25

Lebar Pendekat Keluar 10 7 3.5 4

Trotoar Tidak Tidak Tidak Tidak

2. Formulir SIG-2

Pada Formulir SIG-II berisikan data arus lalu lintas (kend/jam) dan rasio belok simpang.

Tabel 6 Data Pergerakan Arus Lalu Lintas

Tipe

Pend Utara Selatan Barat Timur

ekat LT ST RT LT ST RT LT ST RT LT ST RT

LV 92 381 89 79 413 107 103 49 83 72 77 68

HV 4 41 5 4 65 4 10 0 4 1 1 1

MC 212 813 262 373 757 238 203 265 248 248 716 319

UM 0 2 0 5 3 0 0 6 0 0 0 0

PLTOR 0.158 0.164 0.395 0.349

PLT

PRT 0.167 0.165 0.348 0.332

Qum 0.0011 0.004 0.006 0

3. Formulir SIG-3

Data yang harus dimasukan pada SIG-III, adalah data waktu antar hijau (intergreen) serta waktu kuning untuk masing-masing fase. Waktu merah semua (all red) untuk semua antar fase yaitu 2 detik dan waktu kuning tiap fase 3 detik. Total Penjumlahan dari waktu kuning dan waktu all red adalah waktu hilang total (total lost time/LTI) yakni : ( 3 + 3 + 3 + 3) + ( 2 + 2 + 2 + 2 ) = 20 detik.

4. Formulir SIG-4

Hasil perhitungan SIG - IV untuk seluruh pendekat Simpang Jalan Soekarno Hatta – Jalan Sisingamangaraja dapat dilihat pada berikut:

(8)

281

Tabel 7 SIG - IV

No Kinerja Lalu lintas Pendekat

1

Perhitungan Arus Jenuh U S B T

a. Arus jenuh dasar (So) smp/jam 4808 2872 1627 1946

b. Faktor penyesuaian kota (Fcs) 0.83 0.83 0.83 0.83

c. Faktor penyesuaian hambatan samping (Fsf) 0.95 0.95 0.95 0.95

d. Faktor Penyesuaian Kelandaian (Fg) 1 1 1 1

e. Faktor penyesuaian parkir (Fp) 1 1 1 1

f. Faktor penyesuaian belok kanan

PRT 0.167 0.165 0.165 0.348

FRT 1.04 1.04 1.04 1.09

g. Faktor penyesuaian belok kiri

PLT 0.158 0.164 0.395 0.349

FLT 0.97 0.97 0.94 0.94

h. Nilai arus jenuh yang disesuaikan (S) smp/jam 6000 3600 2100 2400

2 Perhitungan arus lalu lintas (Q) smp/jam 884 968 396 393

3 Perhitungan rasio arus (FR) 0.184 0.337 0.243 0.202

4 Perhitungan waktu hijau (g) det 28 28 28 28

5 Perhitungan Kapasitas (C) smp/jam 990 591 335 401

6 Perhitungan derajat kejenuhan (DS) 0.89 1.64 1.18 0.98

5. Formulir SIG - 5

Hasil perhitungan SIG - V untuk seluruh pendekat Simpang Jalan Soekarno Hatta – Jalan Sisingamangaraja dapat dilihat pada berikut:

Tabel 8 SIG V

No Kinerja Lalu lintas

Pendekat

U S B T

1 Jumlah kendaraan antri (NQ)

a. jumlah kendaraan yang tertinggal dari fase hijau

sebelumnya (NQ1) smp 3.490 189.900 34.090 8.160

b. jumlah kendaraan yang datang selama fase merah

(NQ2) smp 31.520 42.810 15.590 14.350

c. Jumlah kendaraan antri (NQ) smp 34.98 232.71 49.68 22.51 d. Jumlah maksimum kendaraan antri (NQ maks) 50.00 70.00 70.00 34.00

2 Panjang antrian (QL) m 121.21 329.41 622.22 247.27

3 Rasio kendaraan (NS) stop/smp 0.97 5.90 3.08 1.41

4 Jumlah kendaraan terhenti (NSV) 859 5712 1219 553

5 Perhitungan Tundaan

a. Tundaan lalu lintas rata-rata (DT) det/smp 63.1 1219.1 42.2 125.1 b. Tundaan geometrik rata-rata (DG) det/smp 3.9 18.8 10.3 4.8

c. Tundaan rata-rata (D) det/smp 67.0 1233.0 424.2 129.1

d. Tundaan total smp/det 59263 1193554 167991 50728

Adapun hasil olahan data pada perhitungan diatas secara singkat dapat dilihat pada Tabel 9 berikut:

(9)

2

Tabel 9. Hasil Pengolahan Data Pada Simpang Jalan Soekarno Hatta – Jalan Sisingamangaraja Pada Saat Pembangunan Jembatan Talise

Pendekat

Arus Lalu Lintas (Q) (smp/jam)

Kapasitas Derajat

QL (m)

D (dtk/smp

)

Level Of

( C) Kejenuhan Service

smp/jam (DS) (LOS)

Utara 884 989.95 0.89 121.21 67.08

Selatan 968 591.23 1.64 329.41 1233.01 F

Barat 396 334.93 1.18 622.22 424.22

Timur 393 400.61 0.98 247.27 129.08

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian ini, kesimpulan yang didapatkan adalah sebagai berikut:

• Derajat Kejenuhan (DS) pada lengan U = 0.89 , S = 1.64 , B = 1.18 dan T = 0.98

• Tundaan Simpang (D) pada lengan U = 67.08 detik/smp, S = 1233.01 detik/smp, B = 424.22 detik/smp, dan T = 129.08 detik/smp

• Antrian Simpang (QL) pada lengan U = 121.21 m, S = 329.41 m, B = 622.22 m dan T = 247.27 m

• Tingkat pelayanan dikategori F

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa simpang bersinyal Jalan Soekarno Hatta – Jalan Tombolotutu mempunyai kapasitas dan tingkat pelayanan yang buruk.

DAFTAR PUSTAKA

Artikel di Majalah atau Jurnal

Alivian, R. (2016). Analisis Kinerja Simpang Bersinyal Jalan Soekarno Hatta – Jalan Tombolotutu Di Kota Palu. JurnalInfarstrukturTteknikSipilUntad, Sulawesi Tengah.

Rahmatang Rahman (2016) .Optimsi Simpang Muh Hata – Jenderal Sudirman – Cut Nyak Dien di Kota Palu, Prosiding, Seminar Nasional Teknik Sipil,Institus Teknologi Sepuluh November. Surabaya.

Artikel di Jurnal Online

Kurniawan, R.M. dan Ardian, A.W (2017) .Evaluasi Kinerja Simpang Bersinyal Jalan Raya Jemursari – Jalan Jemur Andayani Dengan Adanya Pembangunan BoxCulvert. Tugas Akhir, InstitusTeknologiSepuluh November. Surabaya.

(10)

3

Pignataro, L.J (1973), Traffic Engineering: Theory and Practice, Prantice Hall Int., Englewood Cliffs, N.J

Tulus, I.M. (2016). Analisis Kinerja SimpangBersinyal Kota Makassar Menggunakan Quantum Gis. Tugas Akhir, Universitas Hassanudin. Sulawesi Selatan.

Paper dipresentasikan pada suatu konferensi

Referensi

Dokumen terkait

kerja Mekanik, Pesawat Uap dan Bejana Tekan yang diterapkan pada perusahaan.. yang

PROSES KERJA : KEROSAKAN BOLEH DIBAIKI TETAPI MEMERLUKAN ALAT GANTI Pegawai Perolehan Jabatan / Unit Juruteknik / Tukang / Operator Loji. Pegawai Aset Jabatan /

Hasil pada Tabel 2 menunjukkan bahwa kombinasi antara jumlah masukan energi satuan panas dan varietas kedelai tidak memberikan pengaruh interaksi yang berbeda terhadap berat

Metode yang digunakan dalam penelitian merupakan pengaruh filter zeolite dalam perancangan reaktor biogas skala laboratorium terhadap konsentrasi gas karbon monoksida dengan

Pada dasarnya pendapatan nasional terdiri dari dua kata yakni pendapatan dan nasional. Pendapatan merupakan segala sesuatu yang.. dihasilkan dan diterima oleh

kualitas pelayanan ( service quality ), kualitas produk ( product quality ), dan citra merek produk ( brand image product ) pada loyalitas pelanggan ( customer loyalty

Pada gambar 4.1 bisa kita lihat jika hasil klasifikasi tanah cara USCS dari nilai indeks plastisitas dan batas cair di plotkan ke dalam kurva tersebut maka tanah asli

Dengan dibangunnya aplikasi Realitas Virtual untuk Belajar Kosa Kata Bahasa Asing Menggunakan Google Cardboard, pengguna dapat berinteraksi dengan suatu lingkungan yang