• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN KELOMPOK TANI PATAMBUNG DALAM PENINGKATAN PRODUKSI JAGUNG HIBRIDA DI KELURAHAN TOLO UTARA KECAMATAN KELARA KABUPATEN JENEPONTO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERANAN KELOMPOK TANI PATAMBUNG DALAM PENINGKATAN PRODUKSI JAGUNG HIBRIDA DI KELURAHAN TOLO UTARA KECAMATAN KELARA KABUPATEN JENEPONTO"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

i

PERANAN KELOMPOK TANI PATAMBUNG DALAM PENINGKATAN PRODUKSI JAGUNG HIBRIDA DI KELURAHAN TOLO UTARA KECAMATAN KELARA

KABUPATEN JENEPONTO

M. SUDARMIN.D 105 9600569 10

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2014

(2)

ii

PERANAN KELOMPOK TANI PATAMBUNG DALAM PENINGKATAN PRODUKSI JAGUNG HIBRIDA DI KELURAHAN TOLO UTARA KECAMATAN KELARA

KABUPATEN JENEPONTO

M. SUDARMIN.D 105 9600569 10

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Strata Satu (S-1)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2014

(3)

iii

(4)

iv

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :

“Peranan Kelompok Tani Patambung Dalam Peningkatan Produksi Jagung Hibrrida Di Kelurahan Tolo Utara Kecamatan Kelara Kabupaten Jeneponto”

Adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

(5)

v

(6)

vi

ABSTRAK

M.Sudarmin.D,105960057610.” Peranan Kelompok Tani Patambung Dalam Peningkatan Produksi Jagung Hibrida Di Kelurahan Tolo Utara Kecamatan Kelara Kabupaten Jeneponto” di bawah bimbingan Abubakar idhan dan Dewi Puspitasari

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Peranan Kelompok Tani Patambung Dalam Peningkatan Produksi Jagung Hibrrida Di Kelurahan Tolo Utara Kecamatan Kelara Kabupaten Jeneponto.

Metode pengambilan Sampel dilakukan secara (Purposive Sampling,) yaitu pengambilan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa lokasi tersebut merupakan salah satu sentra dalam peningkatan jagung hibrida dengan nama kelompok tani Patambung dengan jumlah responden 30 atau di sebut juga dengan sensus . Dan metode pengambilan data dalam penelitian ini yaitu dengan cara wawancara, observasi, kuisioner, dan dokumentasi. Adapun metode analisi data yang di gunakan adalah penelitian ini merupakan metode deskriptif kuantitatif

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok tani patambung berperan dalam peningkatan produksi jagung hibrida. Hal tersebut ditunjukkan pada kemampuan merencanakan kegiatan berada pada 93,33%, melaksanakan dan mentaati perjanjian dengan pihak lain berada pada 96,67%, meningkatakan hubungan yang melembaga 10,00%, menerapkan teknologi dan memanfaatkan informasi berada pada 96,67%, dengan rekapitulasi peranan kelompok tani patambung dalam peningkatan jagung hibrida berada pada 74,2%.

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga proposal penelitian ini berhasil di selesaikan. Adapun judul skripsi penelitian yang penulis angkat adalah “Peranan Kelompok Tani Patambung Dalam Peningkatan Produksi Jagung Hibrida Di Kelurahan Tolo Utara Kecamatan Kelara Kabupaten Jeneponto”Harapan penulis semoga saja semua ini bisa memberikan manfaat bagi kita semua terlebih lagi bagi pribadi penulis. Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam skripsi penelitian ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan proposal penelitian ini.

Melalui skripsi penelitian ini penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Ir. Abubakar Idhan, M.p selaku dosen pembimbing I dan Ibu Dewi Puspitasari S.Pt.,M.Si. selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, nasehat dan arahan mulai dari awal penyusunan proposal penelitian sampai selesai, serta semua pihak yang tidak sempat penulis catatkan namanya dalam proposal penelitian ini. Semoga Allah SWT membalas semuanya.

Makassar, November 2014

M. Sudarmin. D

(8)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL SAMPUL ... i

HALAMAN SAMPUL ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI ... iv

HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

1. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 .Tanaman Jagung... 6

2.2 . Peranan Kelompok Tani ... 9

2.3 . Produksi ... 17

2.4 . Petani ... 17

2.5 . Kerangka Pikir ... 19

(9)

ix

III. METODE PENELITIAN... 21

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 21

3.2. Populasi dan Sampel ... 21

3.3. Jenis dan Sumber Data ... 22

3.4. Analisis Data ... 23

3.5. Definisi Operasional... 23

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 4.1. Luas dan Letak Geografis ... 24

4.2. Mata Pencaharian Penduduk ... 24

4.3. Potensi Sumber Daya Manusia ... 25

4.4. Sarana dan Prasarana... 26

4.4.1 . Jumlah penduduk Berdasarkan Kelompok Umur ... 26

4.4.2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 27

4.4.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 27

4.5. Keadaan Umum Sarana dan prasarana ... 28

4.5.1 Kelembagaan Pertanian ... 30

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 5.1. Idetitas Petani Responden ... 31

5.1.1. Umur ... 31

5.1.2. Tingkat Pendidikan ... 32

5.1.3. Pengalaman Berusaha Tani... 34

5.2. Peranan Kelompok Tani ... 34

5.2.1.Peranan Kelompok Tani dalam Merencanakan Kegiatan Kelompok tani ... 35

5.2.2.Peranan Kelompok Tani dalam Melaksanakan dan Menaati Perjanjian dengan Pihak Lain... 37

5.2.3.Peranan Kelompok Tani dalam Meningkatkan Hubungan yang Melembaga... 39

5.2.4.Peranan Kelompok Tani dalam Menerapkan Teknologi dan Memanfaatkan Informasi ... 41

(10)

x 5.3. Hasil Produksi Usahatani Jagung Petani Responden ... 44 VI. KESIMPULAN DAN SARAN ...

6.1. Kesimpulan ... 46 6.2. Saran ... 46 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

(11)

xi

DAFTAR TABEL

No Teks Halaman

1. Pola pengunaan lahan……….... ... 25

2. Jumlah penduduk Berdasarkan Kelompok Tani Umur ... 26

3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 27

4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan di Kelurahan Tolo ... 28

5. Sarana dan Prasarana di Kelurahan Tolo Utara ... 29

6. Kelembagaan Petani di Kelurahan Tolo Utara ... 30

7. Jumlah Petani Responden Berdasarkan Kelompok umur dikelurahan Tolo utara ... 32

8. Jumlah Petani Responden Berdasarkan kelompok tani Menurut Tingkat Pendidikan dikelurahan Tolo Utara... 33

9. Jumlah Petani Responden Berdasarkan Pengalaman Berusahatani jagung dikelurahan Tolo Utara ... 34

10. Peranan Kelompok Tani dalam Merencanakan Kegiatan Kelompok Tani di Kelurahan Tolo Utara ... 36

11. Peranan Kelompok Tani dalam Melaksanakan dan Menaati Perjanjian dengan Pihak Lain di Kelurahan Tolo Utara ... 38

12. Peranan Kelompok Tani dalam Meningkatkan Hubungan yang Melembaga di Kelurahan Tolo Utara ... 40

13. Peranan Kelompok Tani dalam Menerapkan Teknologi dan Memanfaatkan Informasi di Kelurahan Tolo Utara... 41 14. Rekapitulasi Tingkat Peranan Kelompok Tani Terhadap

(12)

xii Peningkatan Produksi dan Pendapatan Petani Jagung di Kelurahan

Tolo Utara ... 43 15. Hasil Rata-Rata Produksi Jagung Petani Responden di Kelurahan

Tolo Utara ... 44

(13)

xiii DAFTAR GAMBAR

No Halaman Teks

1. Gambar 1 skema kerangka pemikiran ... 20

(14)

xiv DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman Teks

1. Quesiner………. 30 1.Indentitas Responden Pada Kelompok Tani Petani Jagung di Kelurahan

Tolo Utara Kecamatan Kelara, Kabupaten Jeneponto……… 49 2. Peranan Kelompok Tani dalam Merencanakan Kegiatan Kelompok

Tani……… 55 3.Peranan Kelompok Tani dalam Melaksanakan dan Menaati Perjanjian

dengan Pihak Lain……… 56 4. Peranan Kelompok Tani dalam Meningkatkan Hubungan yang Melembaga 5. Peranan Kelompok Tani dalam Menerapkan Teknologi dan

Memanfaatkan Informasi………. 57 6. Dokumentasi……… 58

(15)

1 I.

PENDAHULUA

N

1.1. Latar Belakang

Kelompoktani adalah kumpulan petani/peternak/pekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi dan sumberdaya) dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggotanya. Kelompoktani ditumbuhkembangkan dari, oleh dan untuk petani yang saling mengenal, akrab, saling percaya, mempunyai kepentingan yang sama dalam berusahatani, kesamaan dalam tradisi/pemukiman/ hamparan usahatani dan lain-lain. Dalam pengembangannya kelompoktani memiliki tiga fungsi yaitu sebagai kelas belajar, wadah kerjasama dan unit produksi. Sebagai kelas belajar kelompoktani merupakan wadah belajar mengajar bagi anggotanya guna meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap (PKS) serta tumbuh dan berkembangnya kemandirian dalam berusaha tani sehingga produktivitasnya meningkat, pendapatannya bertambah serta kehidupan yang lebih sejahtera.

Menjadikan kelompoktani sebagai kelas belajar merupakan tugas penyuluh pertanian melalui bimbingan secara berkelanjutan. Oleh karena itu, diperlukan materi penyuluhan pertanian yang berkaitan dengan penguatan kelompoktani sebagai kelas belajar.

Pembangunan pertanian mempunyai arti strategis dan merupakan titik tumpu dari segala bentuk kegiatan pembangunan, oleh karena itu pembangunan dari sector pertanian sama artinya dengan upaya peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Akan tetapi untuk mencapai manfaat optimal perlu

(16)

2 dirumuskan dalam pola usahatani yang terpadu dan diolah dari banyak macam masukan yang diambil dari hasil pengalaman/karya cipta manusia yang berupa teknologi baik sebagai pendukung langsung yang bersifat komersil maupun yang bersifat non komersil. (Nunung dan Daru, 2003).

Sasaran pemerintah dalam pembangunan pertanian adalah peningkatan produksi yang dapat mendorong peningkatan pendapatan petani, oleh karena itu segala kegiatan dalam sector pertanian diusahakan dapat meningkatkan kemampuan petani berproduksi untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, selain peningkatan produksi, sector pertanian juga selalu ditujukan untuk memperluas lapangan kerja atau kesempatan kerja serta peningkatan ekspor.

Menurut Mosher, (2009).Meningkatakan produktivitas pertanian adalah suatu tugas yang kompleks, kompleks karena banyaknya unsur yang dapat mempengaruhi peningkatan produktivitas, baik dari segala teknis maupun non teknis dimana saling terjadi ketergantungan, namun bila kondisi tersebut tidak menunjang maka kegiatan usahatani tetap berjalan, para petani mencoba beadaptasi dengan kondisi tersebut.

Dalam melaksanakan usahatani salah satu tujuan petani adalah memperoleh pendapatan sebesar-besarnya. Pendapatan usahatani akan dipengaruhi oleh biaya usahatani. Sedangkan besarnya produksi selalu dipengaruhi oleh factor-faktor yang bersifat eksternal dan juga dipengaruhi oleh faktor-faktor internal. Untuk memperoleh pendapatan yang sebesar-besarnya petani harus mampumengendalikan factor internal berupa penggunaan sarana produksi,

(17)

3 pemanfaatan teknologi tepat guna dan pemanfaatan tenaga kerja yang lebig efesien (Prayitno, 2001).

Dari sekian banyak tanaman pangan yang banyak dibutuhkan oleh konsumen di pasaran, setelah padi adalah jagung. Jagung merupakan komoditi tanaman pangan yang tidak asing lagi bagi masyarakat Sulawesi Selatan karena merupakan makanan alternative untuk menggantikan beras, selain itu ketersediaannya dipasaran seakan-akan tidak pernah terputus (berakhir) karena tersedia sepanjang musim.

Kabupaten Jeneponto merupakan salah satu daerah sentra komoditi jagung hibrida di Sulawesi Selatan. Pemerintah Kabupaten Jeneponto telah mentargetkan produktivitas yang tinggi untuk pemenuhan kebutuhan industri di Sulawesi Selatan, dengan memberikan kemudahan para investor yang akan menanamkan modalnya pada usaha tanaman jagung. Titik berat pengembangan usahatani jagung perlu mendapatkan penanganan yang lebih serius, oleh karena jagung mempunyai prospek yang cukup cerah kaena permintaan pasar semakin meningkat baik kualitas maupun kuantitas. Sesuai perkembangan kebutuhan akan pakan ternak, unggas maupun konsumsi dalam memenuhi kebutuhan akan karbohidrat.

Peranan kelompok tani sangat diperlukan dalam kaitannya dengan penigkatan produksi, utamanya dalam usahatani untuk meningkatkan produksinya. Menggunakan teknologi baru dan memberikan motivasi kepada anggota untuk senantiasa bekerja secara efesien. Salah satu usaha pemerintah untuk meningkatkan produktivitas pertanian adalah peningkatan peranan

(18)

4 kelompok tani untuk menunjang kegiatan usahatani jagung, dimana di beberapa desa telah dibentuk kelompok tani yang masing-masing dipimpin oleh seorang kontak tani. Diharapkan dengan bergabungnya petani pada suatu kelompok akan memberikan motivasi kepada para petani untuk lebih meningkatkan produksi dan pendapatannya. Kelembagaan kelompok tani sebagai basis kekuatan pada akar rumput yang dapat mengayomi masyarakat tani. Kelompok tani adalah wahana pembelajaran petani/pedagang pertanian maju, dengan pimpinan kontak tani, melalui pendampingan dari penyuluh pertanian dilapangan dalam pertemuan berkala mingguan/bulanan. Dengan demikian kelembagaan kelompok tani merupakan kelembagaan ujung tombak pembangunan pertanian sehingga kelembagaan kelompok tani menjadi wahana bagi petani melakukan tukar informasi dan saling membantu dalam melaksanakan kegiatan pertanian.

Dengan adanya potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Jeneponto maka tak lepas dari peranana kelompok tani yang sangat strategis dalam pembanguan pertanian, kenyataan di lapangan para petani yang berkelompok menunjukkan produktivitas yanglebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak berkelompok.

Dari kenyataan tersebut, usaha tani secara berkelompok berperanan besar dalam mengembangkan skala usaha lebih ekonomis dan efesien dalam wahana gerakan massal.

Berdasarkan latar belakang maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “ Peranan Kelompok Tani Patambung Dalam Peningkatkan Produksi Jagung Hibrida Di Kelurahan Tolo Utara Kecamatan Kelara Kabupaten Jeneponto”

(19)

5 1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka masalah yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah :

Apakah kelompok tani berperan dalam peningkatan produksi jagung hibrida di kelurahan Tolo Utara Kecamatan Kelara Kabupaten Jeneponto ?

1.3 Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

Tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui peranan kelompok tani dalam peningkatan produksi jagung hibrida.

2. Mengetahui peningkatan petani jagung hibrida setelah adanya pembinaan terhadap anggota kelompok tani.

Kegunaan penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan informasi yang bermanfaat bagi petani dalam meningkatkan produksi jagung hibrida melalui lembaga kelompok tani.

2. Sebagai bahan masukan dan rujukan bagi pemerintah khususnya pemerintah daerah Kabupaten Jeneponto untuk mengoptimalkan kelembagaan kelompok tani dalam meningkatkan produksi petani.

3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya khususnya yang meneliti tentang peranan kelompok tani dalam peningkatan proruksi jagung hibrida.

(20)

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Jagung (Zea mays L.)

Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman pokok kedua setelah padi dan tanaman yang sudah lama diusahakan oleh petani di Indonesia.

Penduduk yang sudah biasa mengkonsumsi jagung sebagai makanan pokok sehari-hari antara lain: Nusa Tenggara Timur, Timor Timur, Madura serta sebagian dari masyarakat Maluku dan Irian Jaya.

Jagung yang ditanam penduduk umumnya varietas local dengan produktivitas yang rendah. Jagung dihasilkan untuk berbagai tujuan yaitu ;

1. Bahan makanan penduduk 2. Makanan ternak

3. Bahan mentah untuk keperluan industry, misalnya untuk industry minyak jagung dan tepung.

Sehubungan dengan industri makanan ternak, maka semakin membaik kehidupan ekonomi masyarakat, maka konsumsi protein hewani akan semakin meningkat. Dengan demikian industri bahan makanan penduduk, peternakan dan bahan mentah menuntut penyediaan jagung yang semakin meningkat, khususnya ransum pakan ayam.

Upaya untuk meningkatkan produksi dan produktivitas usaha tani jagung terus dilakukan agar keamanan pangan pendapatan dan kesejahteraan petani meningkat. Peningkatan produktivitas jagung yang dicapai selama ini disebabakan oleh dua factor, yaitu penggunaan varietas unggul yang berpotensi hasil tinggi dan semakin membaiknya mutu usahatani seperti pengolahan tanah,

(21)

7 cara tanam dan pemupukan. Peningkatan produksi jagung terus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang semakin bertambah. Pemerintah sampai saat ini masih tetap memandang komoditas pertanian khususnya jagung sebagai komoditas strategis, mengingat besar peranannya dalam meningkatkan pendapatan petani, mengembangkan ekonomi pedesaan dan ketahanan pangan nasional (Thohari, 2002).

Sejak munculnya benih jagung hibrida, makin banyak varietas-varietas jagung yang diciptakan dengan berbagai macam keunggulan. Keadaan tersebut memudahkan para petani untuk memilih varietas jagung yang akan ditanam.

Penanaman tersebut disesuaikan dengan kondisi lingkungan lahan tanam yang ada . Saat ini, selain untuk konsumsi manusia, jagung juga dimanfaatkan sebagai makanan ternak unggas seperti ayam, bebek,burung dan ternak sapi, domba serta babi. Bahkan di Negara-negara maju, sari pati jagung diolah menjadi gula rendah kalori dan ampasnya diproses kembali untuk menghasilkan alcohol dan monosodium glutamate. Meski tidak sepenting beras sebagai bahan pangan, jagung adalah salah satu sumber bahan pokok pangan di Indonesia. Selain sebagai bahan pangan, jagung juga merupakan komoditas industri, khususnya industri pakan ternak. Di Indonesia sendiri luas pertanaman jagung per tahun adalah kira- kira 3,5 juta hektar per tahun. Sedangkan di seluruh dunia luas pertanaman jagung diperkirakan 100 juta hektar per tahun. Jagung juga merupakan bahan kudapan.

banyak dari kita yang suka popcorn dan sweetcorn, serta marning. Banyak pihak meyakini bahwa jagung berasal dari Amerika Latin, meski asal tepatnya masih dalam perdebatan. Ada yang mengatakan bahwa asalnya dari Andean, ada yang

(22)

8 mengatakan asalnya dari Meksiko, dengan alasan yang keduanya meyakinkan.

Jagung diyakini baru menyebar ke Afrika dan Asia setelah era Columbus. Para pelayar post Columbuslah yang membawa jagung dan tanaman Amerika Latin lainnya ke belahan dunia lainnya. Jagung yang kita kenal sekarang sebenarnya merupakan hasil evolusi dari jagung liar. Banyak ahli yang meyakini bahwa jagung modern merupakan evolusi dari jagung yang bernama teosinte (si gigi kuda) akibat dari domestikasi oleh manusia. Jagung teosinte berbeda dari jagung modern. Biji teosinte terbungkus kelobot satu persatu. Sementara jagung modern bijinya menempel pada tongkol yang kemudian dibungkus oleh kelobot.

Jagung sebagai salah satu makanan pokok pengganti beras adalah komoditas strategis di Indonesia. Kebutuhan jagung sebagai pemenuh bahan pangan dan pakan terus meningkat. Saat ini produksi jagung dalam negri belum mampu memenuhi kebutuhan domestik. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan selama Januari-September 2013, total impor jagung tercatat sebesar 2 juta ton atau US$ 578,1 juta. Produksi jagung tahun ini menurun 0,55 juta ton atau 2,83% dibandingkan 2012. Penurunan produksi tersebut disebabkan karena anomali iklim, turunnya luas panen sebanyak 1,7% dan penurunan produktivitas sebesar 1,16%. Dalam upaya mengatasi tantangan penurunan produksi dan meningkatkan produksi jagung yang berkelanjutan, kerjasama dan sinergi antara pemangku kepentingan yang mencakup pemerintah, pengusaha, lembaga swadaya masyarakat, dan petani sangat diperlukan. Kemitraan Pertanian Berkelanjutan Indonesia (Partnership for Indonesia’s Sustainable Agriculture – PISAgro), dibentuk untuk memfasilitasi kemitraan publik swasta dalam mengatasi ketahanan

(23)

9 pangan nasional dengan cara meningkatkan produksi pertanian secara lestari dan meningkatkan penghidupan petani kecil. Aspirasi PISAgro adalah mencapai target meningkatkan produktivitas komoditas pertanian strategis, pendapatan petani dan memperbaiki lingkungan hidup masing-masing sebanyak 20% pada setiap dekade.

Untuk mewujudkan swasembada jagung di Indonesia dan memenuhi target pemerintah mencapai 21 juta ton produksi jagung di tahun 2014, diperlukan kerja keras dalam meningkatkan produktivitas jagung. Karenanya, saya memberikan apresisasi yang tinggi kepada Kelompok Kerja Jagung PISAgro, yang dibawah kepemimpinan Syngenta bekerja sama dengan Balai Pengkajian Tekonogi Pertanian Jawa Tengah, menerbitkan buku panduan “Jagung: Teknologi Produksi dan Manajemen Usahatani” sebagai modul pelatihan kepada para petani. Saya juga memberikan apresiasi dalam usaha memberdayakan petani kecil untuk dapat berpartisipasi dalam rantai pasok makanan dengan cara meningkatkan pengetahuan dan keahlian bertanam secara baik dan ramah lingkungan sehingga akan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani secara berkelanjutan.

2.2 Peranan Kelompok Tani

Peranan dapat diartikan sebagai sesuatu yang menjadi bagian yang terutama dalam terjadinya sesuatu hal atau peristiwa. Peranan disini adalah suatu hal yang menjadi bagian penting dalam suatu hal/peristiwa, baik itu segala sesuatu yang sifatnya positif maupun negative (Poerwadarminta, 2005).

Peranan dapat diartikan sebagai pola perilaku yang terkait pada status, dan status merupakan posisi di dalam suatu posisi system social atau dengan kata lain peranan merupakan posisi atau tindakan yang dikaitkan dengan status atau

(24)

10 kedudukan. Peranan dapat juga diartikan sebagai seperangkat harapan-harapan yang dikenakan kepada individu yang menempati kedudukan social tertentu atau peranan dalam arti apa yang diharapkan dan dituntut oleh masyarakat (Soekanto, 2004).

Peranan merupakan ekspektasi seseorang terhadap orang lain akan sifat-sifat pekerjaan yang dilakukannya, jadi ekspektasi merupakan suatu perwujudan tanggung jawab terhadap suatu peran atau pekerjaan (Anonim, 2001). Dalam hal ini peranan yang ditekankan adalah tanggung jawab semua pihak yang terkait didalam sector pertanian, karena pertanian sebagai leading sector merupakan tulang punggung pembanguan Indonesia.

Menurut Jafar (2010) mengemukakan bahwa kelompok adalah himbauan atau kesatuan manusia yang hidup bersama sehingga terdapat hubungan timbale balik dan saling mempengaruhi serta memiliki kesadaran untuk saling menolong.

Defenisi lain tentang kelompok yaitu suatu kesatuan sosila yang terdiri dari dua atau lebih orang-orang yang mengadakan interaksi secara intensif dan teratur sehingga diantara mereka terdapat pembagian tugas, sruktur, dan norma-norma tertentu yang khas bagi kesatuan tersebut.

Kelompok adalah kumpulan orang orang yang merupakan kesatuan sosial yang mengadakan interaksi yang intensif dan mempunyai tujuan bersama W.H.Y.

Sporott mendefinisikan kelompok sebagai beberapa oaring yang bergaul satu dengan yang lain. H. Smith menguraikan bahwa kelompok adalah suatu unit yang terdapat beberapa individu, yang mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya dengan cara dasar dan kestuan persepsi. Interaksi antar anggota

(25)

11 kelompok dapat menimbulkann kerjasama apalagi masing-masing anggota kelompok mengerti akan tujuan yang dibebankan di dalam kelompok tersebut, adanya saling menghormati diantara anggota-anggotanya, adanya saling mengharagai pendapat, orang lain, serta adanya saling keterbukaan, toleransi dan kejujuran di antara kelompok (Anonim, 2001).

Masyarakat tani khususnya petani yang mengelola usahatani tanaman pangan tingkat kehidupannya masih di bawah garis pra sejahtera. Tingkat pendapatannya belum mampu menghidupi keluarga dengan layak. Pemerintah telah berupaya meningkatkan taraf hidup masyarakat tani melalui program Bimas, pada program ini pemerintah memberikan bantuan kepada masyarakat tani, beik berupa sarana produksi maupun pembimbingan yang dilakukan oleh penyuluh pertanian. Namun, upaya-upaya tersebut belum mampu mengangkat taraf hidup petani ketingkat yang lebih baik karena pendekatan yang dilakukan melalui perorangan. Saat ini pemerintah melakukan pendekatan melalui penguatan kelembagaan masyarakat tani melalui pembinaan kelompok. Kelompok sangat membentu pemerintah dalam hal ini penyuluh pertanian dalam menyampaikan informasi kepada petani, selain itu kelompok tani dapat menjadi tempat mengemukakan pendapat atau bertukar pikiran sesama petani. Pada dasarnya kelompok tani merupakan sistem sosial yaitu suatu kumpulan unit yang berbeda secara fungisional dan terikat oleh kerja sama untuk memecahkan masalah dalam rangka mencapai tujuan bersama.. Dalam kelompok tani ini akan terjadi suatu situasi kelompok, dimana setiap petani anggota telah melakukan interaksi untuk

(26)

12 mencapai tujuan bersama dan sudah saling mengenal satu sama lain dari argument tersebut.

Menurut Mardikanto (2000), Memberikan pengerian dari kelompok tani adalah kumpulan petani yang bersifat non formal, berada dalam lingkungan pengaruh seorang kontak tani, memiliki pandangan dan kepentingan yang sama lain sesama anggota bersifat luwes, wajar, dan kekeluargaan menyatakan bahwa kelompok tani adalah kumpulan orang-orang tani atau petani yang terdiri atas petani dewasa, maupun petani taruna yang terikat secara informal dalam suatu wilayah kelompok atas dasar keserasian dan kebutuhan bersama dalam lingkungan pengaruh dan pimpiinan seorang kontak tani.

Menurut Anonim, 2001, perubahan perilaku melalui aktivitas individu, biasanya lebih lambat dibandingkan jika petani bersangkutan aktif dalam kegiatan kelompok. Demikian pula penyebaran dan penerapan inovasi baru, melalui aktifitas kelompok akan lebih cepat dan lebih meluas dibandingkan jika disampaikan melalui pendekatan individu.Kelompok tani dipimpin oleh salah satu anggota sebagai penggerak kelompok yang disebut kontak tani, dimana kontak tani merupakan petani pemilik atau petani yang mengusahakan usaha taninya sendiri, telah berpengalaman dalam usaha tani, mempunyai pengaruh dalam lingkungannya, dinamis dan berpandangan positif terhadap hal-hal baru, aktif membentu pemerintah dan penyuluh pertanian serta produktivitas usaha taninya tinggi.

Adapun garis besar dari peranan kelompok yaitu:

 Media sosial atau media penyuluhan yang hidup, wajar dan dinamis.

(27)

13

 Alat untuk perubahan sesuai dengan tujuan penyuluhan pertanian.

 Tempat dan wadah pernyataan aspirasi yang murni dan sehat sesuai dengan keinginan petani sendiri.

 Menggali dan Merumuskan Keperluan Belajar

 Merencanakan dan Mempersiapkan Keperluan BelajarMengemukakan dan memahami keinginan, pendapat maupun masalah

 yang dihadapi anggota kelompoktani merumuskan kesepakatan bersama,

baik dalam memecahkan masalah maupun untuk melakukan berbagai kegiatan kelompoktani.

 Setiap kelompoktani yang melaksanakan kegiatan belajar-mengajar

bagianggotanya perlu membuat aturan belajar, agar:

a. Semua anggota, termasuk para pengurusnya merasa ada kebersamaan dan memiliki rasa tanggung jawab terhadap pelaksanaan belajarmengajar.

b. Anggota dapat mengikuti belajar-mengajar dengan tertib.

c. Proses belajar-mengajar dapat berlangsung dengan baik, sehingga dapat mencapai tujuan kegiatan belajar-mengajar kelompoktani.

Perkembangan kelompok tani disamping ditentukan oleh aktifitas dari kelompok tani itu sendiri, tentunya sangat ditentukan oleh kegiatan para penyuluh pertanian. Implementasi dari rencana kerja kelompok tani tergantung pada kegiatan yang dilakukan oleh Petugas Penyuluh Lapangan (PPL). Dalam program rencana kerjanya, PPL harus menyusun rencana kerja yang mengatur alokasi kegiatan,kemampuan teknis, sarana dan waktu yang dimilikinyya, sesuai dengan

(28)

14 kebutuhan yang dinyatakan dalam rencana kelompok tani di daerahnya (Anonim, 2003).

Selanjutnya dinyatakan bahwa sasaran dari rencana kerja PPL adalah pelaksanaan rencana intensifikasi yang ditetapkan oleh badan pelaksanaan Bimas untuk wilayah kerjanya, serta mengetahui tingkat kemampuan kelompok, perlu dilakukan penilaian yang akan dapat menetapkan klasifikasi kemampuan kelompok. Atas dasar klasifikasi kemampuan kelompok.. Atas dasar klasifikasi tersebut selanjutnya penyuluh/aparat Pembina dapat memilih program atau cara pendekatan yang cocok dalam melaukan pembinaan terhadap kelompok- kelompok tani yang berada di suatu daerah. Agar kegiatan pembinaan kelompok tani berjalan dengan baik dan dapat terus ditingkatkan, maka unit kerja penyelenggara penyuluhan pertanian wajib melaksanakan kegiatan pemantauan secara berkelanjutan. Pelaksanaan pemantauan dilakukan melalui penelaan laporan, pengamatan langsung di lapangan maupun pengkajian/supervisi dan evaluasi dengan memperhatikan kerja koordinatif fungisional pembinaan kelompok tani (Anonim, 2000).

Disamping berguna untuk berbagai unsur pembinaan, penilaian tingkat kemampuan kelompok tani, juga sangat bermanfaat bagi proses pertumbuhan kelompok tani selanjutnya. Ada beberapa kriteria yang dapat dipergunakan sebagai ukuran untuk menetapkan skala yang dicapai oleh kelompok tani antara lain sebagai berikut.

(29)

15 1. Kemampuan mencari, menyampaikan, mencernakan dan memanfaatkan

informasi.

2. Kemampuan merencanakan kegiatan untuk meningkatkan produktivitas usaha tani para anggota kelompok dengan menampung rekomendasi yang tepat.

3. Kemampuan kerjasama kelompok dalam melaksanakan rencana secara konsisten dan disiplin.

4. Kemampuan mengadakan dan mengembangkan fasilitas atau sarana kerja yang dibutuhkan oleh kelompok.

5. Kemapuan pemupukan modal.

6. Kemampuan mentaati perjanjian yang diikat dengan pihak lain, 7. Kemampuan mengatasi keadaan darurat.

8. Pengembangan kader kepemimpinan dan keahlian anggota kelompok tani untuk dapat melaksanakan tugas khusus yang memerlukan keahlian.

9. Kemampuan untuk melakukan hubungan melembaga dengan KUD.

10. Tingkat produktifitas usahatani para anggota kelompok.

Menurut Wahyuni (2003) bahwa kelompok tani dibentuk berdasarkan surat keputusan dan dimaksudkan sebagai wadah komunikasi antar petani, serta antar petani dengan kelembagaan terkait dalam proses alih teknologi. Kinerja tersebut akan menentukan tingkat kemampuan kelompok tapi usia kelompok tidak menjamin kinerja kelompok tani. Kelompok yang sudah mencapai tingkat madya dan berusia tua sudah tidak dinamis lagi malahan mengarah ke kelompok yang tidak efektif.

(30)

16 Penilaian kinerja/peranan kelompok tani didasarkan pada SK Mentan No.41/Kpts/OT/210/1992 (Balai Informasi Pertanian, Jakarta dalam Sri Wahyuni) yang indikatornya sebagai berikut:

a. Kemampuan merencanakan kegiatan untuk meningkatkan produktivitas usahatani (termasuk pasca panen dana analisis pendapatan) dengan menerapkan rekomendasi yang tepat dan memanfaatkan sumberdaya alam secara optimal.

b. Kemampuan melaksanakan dan menaati perjanjian dengan pihak lain.

c. Kemampuan meningkatkan hubungan yang melembaga.

d. Kemampuan menerapkan teknologi dan memanfaatkan informasi serta kerjasama kelompok yang dicerminkan oleh tingkat produktivitas dari usahatani anggota kelompok.

Pelaksanaan tolak ukur tersebut oleh kelompok tani maka akan meningkatkan kemandirian kelompok, kelompok tani dapat lebih berperan lebih aktif untuk menyampaikan informasi kepada anggotanya dan petani lainnya, diantaranya adalah penyampian informasi tentang manfaat penggunaan benih berlabel.

(31)

17 2.3 Produksi

Produksi adalah proses menggunakan sumberdaya untuk menghasilkan barang-barang, jasa atau kedua-duanya. Produsen dapat menggunakan salah satu atau ketiga faktor produksi (tenaga kerja,modal dan lahan) itu dengan kombinasi yang berbeda, guna menghasilkan satu atau banyak produk (Mubyarto, 1995).

Menurut Reijntjes dkk, (1999), produksi merupakan hasil persatuan lahan, tenaga kerja, modal (misalnya ternak atau uang), waktu atau input lainnya misalnya uang tunai, energy, air, dan unsure hara. Orang luar cenderung mengukur hasil total biomassa, hasil komponen-komponen tertentu (misalnya gabah, jerami, kandungan protein), hasil ekonomis atau keuntungan, seringkali memandang perlu untuk memaksimalkan hasil persatuan lahan. Hasil akhir dari suatu proses produksi adalah produk atau output. Produk atau produksi dalam bidang pertanian atau lainnya dapat bervariasi yang antara lain dapat disebabkan karena perbedaan kualitas. Hal ini dapat dimengerti karena kualitas yang baik disebabkan karena kualitas yang baik dilaksanakan dengan baik dan begitu pula sebaliknya, produksi menjadi kurang baik bila usahatani tersebut dilaksanakan dengan kurang baik. Soekartawi (2006) menjelaskan secara spesifik bahwa besar kecilnya produksi pertanian dipengaruhi langsung oleh penggunaan serta kombinasi faktor-faktor produksi.

2.4 Petani

Petani adalah setiap orang yang melakukan usaha untuk memenuhi sebagian atau seluuruh kebutuhan hidupnya di bidang pertanian dimulai dari proses pengolahan lahan, penanaman bibit, pemeliharaan sampai pemanenan. Petani

(32)

18 adalah orang yang terlibat langsung dalam proses pertumbuhan tanaman dan hewan. Petani yang mengatur dan memelihara pertumbuhan tanaman atau hewan dalam usahataninya, sesorang petani mempunyai peranan sebagai penggerak. Ia menggerakkan setiap elemen yang akan menghasilkan sesuatu produksi. Petani adalah orang-orang yang mengendalikan dan menguasai pertumbuhan tanaman atau hewan yang memperoleh keuntungan daripadanya. Selanjutnya dinyatakan bahwa tingakat kemajuan usaha seorang petani dapat diukur dari besarnya pengawasan, penguasaan, dan campur ttangan langsung pada pertumbuhan tanaman atau hewan yang diusahakan (Soeharjo dan Dahlan Patong, 2001)..

Mosher (2007) menyatakan bahwa dalam mengusahakan usahataninya, seorang petani mempunyai peranan yang sangat penting, yaitu:

a. Petani sebagai juru tani yang memelihara tanaman dan hewan guna mendapatkan hasil yang bermanfaat. Pada tanaman, pemeliharaan itu mencakup penyiapan persemaian menyebar benih, penyiangan, menagtur kelembaban tanah serta perlindungan tanaman terhadap hama penyakit.

b. Petani sebagai pengelola apabila keterampilan dalam bercocok tanam sebagai juru tani pada umumnya adlah keterampilan tangan, otot dan mata, maka keterampilan sebagai pengelola adalah mencakup kegiatan pikiran didorong oleh kemauan tercakup di dalamya adalah pengambilan keputusan atau penetapan pilihan dari alternative-alternatif yang ada.

(33)

19 2.5 Kerangka Pikir

Dalam usahatani jagung petani harus dapat meningkatkan usahanya melalui berbagai cara, salah satu cara untuk dapat meningkatkan usahanya yaitu dengan meningkatkan produksi jagung yang usahankannya. Untuk meningkatkan produksi maka petani terlibat dalam kelompok tani dimana dalam kelompoktani ini petani dapat memperoleh berbagai macam pengetahuan dan keterampilan serta dapat bekerja sama untuk kepentingan mereka secara bersama.

Petani jagung dalam melaksanakan kegiatan usahataninyya harus memahami arti pentingnya kelompok untuk mengukur bagaiman peranan kelompok tani terhadap anggotanya. Ada lima indikator ynag digunakan untuk mengukur hal tersebut yaitu: Menyebarkan Teknologi Budidaya dan Pasca Panen Komoditas Jagung bagi anggotanya. Merencanakan Kegiatan Kelompok Tani, Memupuk Kerjasama dengan anggota kelompok, Menyediakan Fasilitas dan Saran Produksi, dan Menerapkan Teknologi Pasca Usaha bagi Petani Jagung. Dengan melihat indikator peranan kelompok tani tersebut maka diharapkan petani jagung sebagai anggota kelompok tani dapat dapat menerapkan indicator tersebut sehingga berdampak pada peningkatan produksi petani jagung yang dikelolanya untuk lebih jelas berikut bagan kerangka pikir penelitian ini.

(34)

20 Kerangka Pikir

Gambar 1. Kerangka Pikir Peranan Kelompok Tani dalalm Peningkatan jagung Hibrida

Kelompok Tani

Peranan Kelompok Tani

1. Merencanakan kegiatan

2. Melaksanakan dan mentaati perjanjian dengan pihak lain.

3. Meningkatkan hubungan kekeluargaan

4. Menerapkan teknologi melalui penyedian sarana produksi, informasi dan kerjasama kelompok.

Anggota kelompok

Produksi Jagung Hibrida Meningkat

(35)

21

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tolo Utara, Kecamatan Kelara, Kabupaten Jeneponto. Penelitian ini berlangsung sekitar dua bulan yaitu bulan September sampai Oktober 2014.

3.2 Metode Pengambilan Sampel

Metode pengambilan Sampel dilakukan secara (Purposive Sampling,) yaitu pengambilan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa lokasi tersebut merupakan salah satu sentra dalam peningkatan jagung hibrida dengan nama kelompok tani Patambung dengan jumlah responden 30 atau di sebut juga dengan sensus .

3.3 Metode Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain:

a). Wawancara

Melakukan tanya jawab langsung dengan responden yaitu, Petugas ketua kelompok tani, Petani dan Petugas Dinas Pertanian di Kelurahan Tolo Utara, Kecamatan Kelara, Kabupaten Jeneponto

b). Observasi

Pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan secara langsung pada obyek yang diteliti untuk mengetahui fakta-fakta yang ada pada obyek penelitian.

(36)

22 c). Kuisioner

Perolehan data secara kuisioner yang melibatkan responden. Data ini diperoleh berdasarkan hasil dari pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada responden yaitu, ketua kelompok tani, Petani dan Petugas Dinas Pertanian Kabupaten Jeneponto yang ada hubungannya dengan seputar permasalahan kelompok tani.

d). Dokumentasi

Menggambarkan secara nyata aktifitas yang terjadi di lapangan yang diharapkan mampu menggambarkan data-data yang diperoleh melalui, observasi, wawancara maupun kuisioner.

3.4 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan adalah penelitian ini merupakan metode deskriptif kuantitatif. Intepretasi data dengan kuantitatif didukung oleh, sajian data skala lokal dan tabel. Metode ini akan memberikan suatu penjelasan atau gambaran mengenai berbagai macam hal yang berhubungan dengan kajian data- data pada penelitian.

3.5 Konsep Operasional

1. Petani jagung adalah anggota pada kelompok tani dikelurahan tolo utara yang mengusahakan usahatani jagung hibrida.

2. Kelompok tani adalah kumpulan petani yang mengusahaan usahatani jagung hibrida yang ada di Kelurahan Tolo Utara.

(37)

23 1. Merencanakan kegiatan Kelompok Tani.

2. Melaksanakan dan menaati perjanjian dengan pihak lain.

3. Meningkatkan hubungan lembaga.

4. Menerapkan teknologi melalui penyediaan sarana produksi, informasi dan kerjasama kelompok.

3. Peranan kelompok tani adalah manfaat yang di peroleh anggota kelompok tani jagung terhadap kerja kelompok tani di Kelurahan Tolo Utara

4. Produksi adalah banyaknya hasil yang diperoleh dari kegiatan usahatani jagung yang dihitung dalam bentuk fisik (kg/ha) pada tiap musim tanamnya.

(38)

24

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Letak Geografis dan Batas Wilayah.

Kelurahan Tolo Utara merupakan salah satu kelurahan yang berada dalam wilayah kecamatan Kelar, Kabupaten Jeneponto. Kelurahan Tolo Utara terletak kurang lebih 4 km dari pusat pemerintahan kecamatan, kurang lebih km dari ibu kota kabupaten, dan kurang lebih 107 km dari ibu kota propinsi. Luas wilayah ini secara keseluruhan adalah 5,72 km dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kecamatan Rumbia

Sebelah Selatan : Kecamatan Turatea

Sebelah Barat : Kabupaten Bantaeng

Sebelah Timur : Kabupaten Gowa

Kelurahan Tolo Utara terbagi dalam 7 dususn yaitu Tompo Balang, Ramang loe, tompo kelara, Borong Karamasa, Bonto Rannu I, Parang Labbua, Bonto Rannu II.

4.2 Kondisi Geografis

Kelurahan Tolo Utara berada pada ketinggian 75-500 di atas permukaan laut dengan kondisi topografi terdiri dari berbukit dan bergelombang. Jumlah curah hujan rata-rata yaitu 117 mm/tahun dengan suhu udara rata-rata 32 derajat celcius.

(39)

25 4.3 Pola Pengunaan Lahan

Pola pengguanaan lahan terluas di kelurahan Tolo Utara secara umum meliputi tanah sawah, pekarangan, kebun/tegalan. Untuk lebih jelasnya mengenai pola penggunaan lahan dikelurahan Tolo Utara dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Pola Pengguanaan Lahan Dikelurahan Tolo Utara, Kecamatan Kelara, Kabupaten Jeneponto, 2014.

No .Pola Penggunaan Lahan Luas (ha) Persetase%

1 2.

3.

4.

Tanah Sawah Pekaranagn Kebun Tegalan

Dll , Perumahan, Pekuburan, Perkebunan Rakyat, Jalan , Sungai

10,00 12,50 502,90

46,52

1,90 2,38 95,72

8,14

Jumlah 572,00 100

Data: Sekunder setelah Kelurahan Tolo Utara 2014.

Pada tabel 1 menunjukkan bahwa pengguanaan lahan terluas di Kelurahan Tolo Utara adalah kebun/tegalan 502,90. Luasnya lahan pertanian yang digunakan memperlihatkan bahwa sebgian besar pendudk dikelurahan Tolo Utara memamfaatkan lahan pertanian. Hal ini juga disebabkan karena kondisi iklim dan lingkungan sangat berfotensi dan mendukung sektor pertanian.

(40)

26 4.4 Keadaan Penduduk

Keadaan penduduk sangat menentukan perkembangan suatu wilayah, karena hal ini menyangkut keadaan penduduk dapat dilihatkan dari segi umur, tingkat pendidikan dan jenis mata pencariannya.

4.4.1 Jumlah penduduk Berdasarkan Kelompok Tani Umur

Berdasarkan data terakhir Kelompok 2014 , jumlah penduduk di Kelurahan Tolo Utara tercatat sebanyak 4287 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 1343 KK yang terdiri dari laki-laki sebanyak 2043 jiwa dan perempuan sebanyak 2244 jiwa. Keadaan penduduk berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada tabel 2.

No Kelompok usia Jumlah penduduk Jiwa Persetase%

1.

2.

3.

4.

5.

6.

0-5 6-15 16-25 26-40 41-60

>60

702 815 827 1009

693 241

16,38 19,01 19,29 23,53 16,17 5,62

Jumlah 4.287 100

Data: Sekunder setelah Kelurahan Tolo Utara 2014.

Pada tabel 2 menunjukkan bahwa jumlah tertinggi penduduk berada pada kisaran umur 26-40 tahun sebanyak 1009 orang(23,53) hal ini menunjukkan bahwa kelurahan Tolo Utara berada pada umur produktif dimana kemampuan

(41)

27 berfikir seseorang lebih produktif yang dapat mendukung pengembangan jagung hibrida.

4.4.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan.

Berdasarkan data yang diperoleh, bahwa tingkat pendidikan penduduk di Kelurahan Tolo Utara sudah bisa dikatakan maju. Hal ini disebabkan karena tingginya minat masyrakat untuk memperoleh pendidikan adapun data pendidikan penduduk di Kelurahan Tolo Utara dapat di lihat pada Tebel 3.

Tabel 3. Tingkat Pendidikan di Kelurahan Tolo Utara, Kabupaten Gowa 2014 No Pendidikan

Desa Bontolangkasa Jumlah

(Orang)

Presentase (%) 1

2 3 4 5

Tidak Tamat SD Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Tamat S1

328 339 284 652 108

19,17 19,81 16,60 38,11 6,31

Total 1.711 100

Data: Sekunder setelah Kelurahan Tolo Utara 2014.

Pada Tabel 3. Tingkat pendidikan di di Kelurahan Tolo Utara bervariasi mulai dari tinggkat SD, SMP, S1, Pendidikan tertinggi di Kelurahan Tolo Utara adalah S1 sebanyak 108, sedangkan pendidikan terendah adalah tamatan SMP sebanyak 284 orang.

4.4.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Mata pencaharian penduduk bervariasi dan beragam hal tersebut berdasarkan data yang telah dihimpun dari sensus klasivikasi pekerjaan tersebut antara lain adalah pegawai negeri sipil, polri/TNI, pedagang, petani, wira swasta, peternak,angkutan. Berikut adalah data jumlah penduduk berdasarkan pekerjaan

(42)

28 atau mata pencaharian berdasarkan sensus Kelurahan Tolo Utara di himpun mulai dari data per RT, RK, Dusun dan total data Kelurahan.

Tabel 4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan di Kelurahan Tolo Utara Kecamatan Kelara, Kabupaten Jeneponto,2014.

No Mata Pencaharian Jumlah (Orang) Presentase (%)

1 PNS 87 21,60

2 Polri/TNI 11 1,65

3 Pedagang 21 1,85

4 Petani 208 9,67

5 Wira Swasta 24 3,91

6 Peternak 28 39,30

7 Angkutan 34 22,02

Jumlah 482 100

Data: Sekunder setelah Kelurahan Tolo Utara 2014.

Berdasarkan Tabel 4 mayoritas mata pencaharian penduduk di di Kelurahan Tolo Utara adalah petani. Karena minimnya tinggkat pendidikan menyebabkan masyarakat tidak punya keahlian lain dan akhirnya tidak punya pilihan lain selain menjadi petani.

4.5 Keadaan Umum Sarana dan prasarana

Keberhasilan suatu usaha atau kegiatan di suatu didaerah ditunjang oleh pengadaan sarana prasarana yang memadai. Kemajuan suatu daerah biasanya diukur dengan tersedianya sarana yang dapat menunjang segala aktifitas masyarakat begit

(43)

29 Tabel 5. Sarana dan Prasarana di Kelurahan Tolo Utara, Kecamatan Kelara

Kabupaten Jeneponto, 2014.

No Sarana Dan Prasarana Jumlah Presentase (%) 1

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Kantor Kelurahan Mesjid

Musholah Gedung TK Gedung SD Gedung SMP Gedung SMA Puskesmas Klinik KB Poskamlig Gedung KUD TokoWarung

1 8 2 1 1 4 1 1 1 4 3 23

1,79 8,92 7,14 1,14 1,14 7,14 3,57 1,79 1,79 7,14 5,36 41,07

Total 56 100

Data: Sekunder setelah Kelurahan Tolo Utara 2014.

Pada tabel 5 menunjukkan bahwa jumlah sarana pendidikan kesehatan, keagamaan, dan olahraga yang terdapat di kelurahan Tolo Utara, Kecamatan Kelara, Kabupaten Jeneponto cukup beragam pada berbagai bidang, Dengan tersedianya saran ini maka pembinaan spiritual dan pendidikan masyarakat dapat terlaksana dengan baik. Sarana kesehatan di Tolo Utara masih sangat kurang sehingga masyarakat belum mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai.

(44)

30 4.5.1. Kelembagaan Pertanian

Kelembagaan pertanian merupakan salah satu faktor yang mendukung keberhasilan usaha petani dalam bidang pertanian. Kelembagaan yang ada dan terkait langsung dengan petani di kelurahan Tolo Utara dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 6. Kelembagaan Petani di Kelurahan Tolo Utara, Kecamatan Kelara, Kabupaten Jeneponto, 2014.

No. Jenis Kelembagaan Jumlah

1.

2.

3.

Kelompok Tani

Koperasi Simpan Pinjam KUD

6 - - Data: Sekunder setelah Kelurahan Tolo Utara 2014.

Tabel 6 menunjukkan bahwa Kelembagaan yang berkaitan langsung dengan pertanian dikelurahan Tolo Utara dalam meningkatkan fungsi pelayanan dan penyaluran serta pemasaran hasil tidak memadai karna kelembagaan seperti KUD dan koperasi simpan pinjam belum ada. Dengan ketidak tersedian lembaga pemasaran di Kelurahan Tolo Utara , sehingga jagung hasil produksi petani dijual langsung, baik kepengusaha dan pedagang yang ada dikelurahan Tolo Utara atau pedagang yang beradadiluar adaerah dengan harga yang berlaku dipasaran.

Peranan kelompok tani jagung hibrida yang ada dikelurahan Tolo Utara memiliki peluang besar mengmbil alih peran lembaga pemasaran untuk membantu petani dalam memasarkan hasil produksi usaha taninya dengan tingkat harga yang memadai.

(45)

31

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Idetitas Petani Responden

Untuk memperoleh informasi tentang usahatani yang diusahakannya, maka identitas petani responden merupakan salah satu hal yang penting yang dapat membantu kelancaran penelitian. Berikut ini merupakan pembahasan mengenai identitas petani responden yang meliputi umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, pengalaman berusahatani, dan luas lahan yang dimiliki.

5.1.1 Umur

Umur merupakan sah satu faktor yang sangat mempengaruhi aktivitas seseorang dalam bidang usahanya. Umumnya seseorang yang masih muda dan sehat memiliki kemampuan fisikyang lebih kuat dibanding dengan yang berumur tua. Seseorang yang masih muda lebih cepat menerima hal-hal yang baru, lebih berani mengambil resiko dan lebih dinamis. Sedangkan seseorang yang relatif tua mempunyai kapasitas pengelolaan yang matang dan memiliki banyak pengalaman dalam mengelola usahanya, sehingga ia sangat berhati-hati dalam bertindak, mengambil keputusan dan cenderung bertindak dengan hal-hal yang tradisional, disamping itu kemampuan fisiknya sudah mulai berkurang. Petani responden dalam mengelola usahataninya memiliki tingkat umur yang berbeda-beda. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 7.

(46)

32 Tabel 7. Jumlah Petani Responden Berdasarkan Kelompok umur dikelurahan Tolo

utara, Kecamatan Kelara, Kabupaten Jeneponto, 2014.

No. Kelompok Usia (tahun) Jumlah Petani Responden

Persentase

%

1. 30 – 38 16 53,33

2. 39 - 47 8 26,67

3. 48 – 55 6 26,00

Jumlah 30 100,00

Sumber :Data Primer Setelah diolah 2014.

Tabel 7 menunjukkan bahwa petani responden yang terdapat di Kelurahan Tolo Utara yang memiliki kelompok umur terbanyak yaitu pada usia 30 – 37 tahun yaitu sebanyak 16. Berdasarkan kelompok umur maka dapat dikatakan bahwa responden masih berada pada kisaran usia produktif hal ini didukung oleh zelviyani, 2009, mengungkapkan bahwa umur produktif berada pada usia 15-55 tahun dimana pada umur tersebut kemampuan berfikir dan bekerja relatif lebih produktif karena mereka masih mempunyai kondisi yang sehat dan kuat serta mampu menerima dengan cepat inovasi dan informasi yang diberikan sehingga berpontensi untuk senantiasa meningkatkan produksi usahataninya.

5.1.2 Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan seorang petani dapat menentukan produktif atau tidaknya dalam melaksanakan kegiatan usahataninya. Pada umumnya pendidikan petani responden merupakan faktor yang turut menentukan dalam pengelolaan usahataninya. Tingkat pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan formal yang

(47)

33 pernah didkuti oleh petani responden berdasarkan tingkat pendidikan petani jagung dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 8. Jumlah Petani Responden Berdasarkan kelompok tani Menurut Tingkat Pendidikan dikelurahan Tolo Utara, Kecamatan Kelara, Kabupaten Jeneponto, 2014.

No. Tingkat Pendidikan Jumlah Petani Responden

Persentase%

1. 30 – 38 21 70,00

2. 39 - 47 5 16,67

3. 48 – 55 4 13,33

Jumlah 30 100,00

Sumber :Data Primer Setelah diolah 2014.

Pada tabel 8 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan formal mengusahakan tanaman jagung di Kelurahan Tolo Utara masih tergolong rendah.

Sebanyak 21 orang (70,%) telah mengikuti pendidikan sampai jenjang sekolah dasar. Walaupun tingkat pendidikan sebagian besar hanya setingkat dasar bukan menjadi penghambat dalam melaksanakan kegiatan usahataninya tidak menuntut keahlian tertentu yang harus diperoleh melalui jenjang pendidikan yang tertinggi karna tekhnologi yang diterapkan cukup sederhana. Namun demikian, penerapan dan adopsi teknologi juga diperlukan guna mengembangkan usahatani jagung yang akhirnya akan berpengaruh terhadap pendapatan petani jagung.

(48)

34 5.1.3 Pengalaman Berusaha Tani

Pengalaman berusahatani dapat dilihat dari lamanya petani dalam memenuhi usahanya. Semakin lama petani menggeluti usahanya, maka akan semakin banyak pengalaman yang mereka miliki, pada umumnya petani yang memiliki pengalaman usahatani yang cukup lama cenderung memiliki kemapuan berusahatani yang lebih baik, pengalaman berusahatani erat kaitannya dengan tingkat keterampilan seseorang dalam berusaha karena umumnya petani yang beregalaman kemudian ditunjang dengan pendidikan yang cukup, maka petani tersebut akan terampil dalam mengolah usahataninya. Pengalaman berusahatani responden dapat dilihat pada tabel 9.

Tabel 9. Jumlah Petani Responden Berdasarkan Pengalaman Berusahatani jagung dikelurahan Tolo Utara, Kecamatan Kelara, Kabupaten Jeneponto, 2014

No. Tingkat Pendidikan Jumlah Petani Responden

Persentase

1. 30 – 38 21 70,00

2. 39 - 47 5 16,67

3. 48 – 55 4 13,33

Jumlah 30 100,00

Sumber :Data Primer Setelah diolah 2014.

5.2. Peranan Kelompok Tani

Peranan kelompok tani mepakan salah satu perilaku kelompok tani dalam menghasilkan suatu output (keluaran) yang efektif. Peranan kelompok tani yang dimaksud adalah mencakup :

(49)

35 1. Merencanakan kegiatan Kelompok Tani.

2. Melaksanakan dan menaati perjanjian dengan pihak lain.

3. Meningkatkan hubungan lembaga.

4. Menerapkan teknologi melalui penyediaan sarana produksi, informasi dan kerjasama kelompok.

5.2.1 Peranan Kelompok Tani dalam Merencanakan Kegiatan Kelompok Tani

Perencanaan kegiatan kelompok tani dalam suatu pengelolaan usahatani jagung sangat diperlukan guna mengetahui, menuyusun, dan menentukan kegiatan apa, bagaimana, kapan dan dimana kegiatan akan dilakukan berdasarkan informasi yang diperoleh.

Penetapan rencana kerja merupakan suatu proses pengambilan keputusan yang dilakukan anggota kelompo tani secara bersama-sama dengan melibatkan penyuluh pertanian dalam melaksanakan program kerja, mencari masalah dan memecahkan secara bersama serta mencari inovasi dan teknologi baru yang digunakan dalam meningkatkan produksi jagung.

Ada beberapa hal yang merupakan indikator dalam menigkatkan kemampuan merencanakan kegiatan kelompok, antara lain: Pertama, kelompok mampu menyusun kelompok kerja tertulis, menyusun Rencana Definitif Kebutuhan (RDKK), kehadiran anggota dalam penyusunan rencana kerja, materi serta prosespenyusunan rencana kerja tersebut. Kedua, anggota mampu meningkatkan produtivitas dan pendapatan. Ketiga anggota kelompok mampu menigkatkan mutu usaha. Penerapan kelompok dalam merencanakan kegiatan

(50)

36 usahatani jagung diharapkan dapat melaksanakan kegiatan usahatani jagung yang telah direncanakan dengan waktu yang telah ditentukan secara tepat guna sehingga dapat berjalan lancar. Peranan kelompok terhadap kemampuan merencanakan kegiatan kelompok, dapat dilihat pada tabel 10.

Tabel 10. Peranan Kelompok Tani dalam Merencanakan Kegiatan Kelompok Tani di Kelurahan Tolo Utara, Kecamatan Kelara, Kabupaten Jeneponto, 2014.

No. Kemampuan Merencanakan Kegiatan

Jumlah Responden

Persentase (%)

1. Ya 28 93,33

2. Tidak 2 06,67

3. Tidak Tau 0 0

Jumlah 30 100,00

Sumber: Data Primer Setelah Diolah 2014

Tabel 10 menunjukkan bahwa, petani yang terlibat dalam perencanaan kegiatan usahatani 28 petani responden. Dengan melihat kenyataan yang ada, menunjukkan bahwa kelompok tani di Kelurahan Tolo Utara sudah menyusun rencana kerja secara tertulis, juga RDKK. Jadi rencana kerja yang ada hanya merupakan kesepakatan antara pengurus dan anggota. Adapun hasil wawancara dengan responden menyatakan bahwa kehadiran anggota dalam menyusun rencana kerja hanya sebahagian kelompok tani yang menghadirinya. Kehadiran ini masih sering bahwa apa yang dilakukan oleh salah seorang atau beberapa anggota kelompok tani akan diikuti oleh anggota lainnya. Sedangkan materi rencana kerja yaitu mengcakup masalah bagaimana cara menggunakan teknologi agar produksi atau pendapatan dapat meningkat.

(51)

37 Perencanaan kegiatan kelompok berdasarkan pada rutinitas dan masalah anggota kelompok tani, yaitu diantaranya perencanaan waktu, tanam yang akan dilakukan secara bersamaan serta penggunaan benih unggul yang dijamin lebh bagus kualitasnya. Dalam hal lain terlihat pula bahwa perkembangan produktifitas usaha anggota kelompok dapat meningkat dibandingkan sebelumnya, demikian pula halnya pendapatan dari petani yang mengalami peningkatan dari sebelumnya.

Dengan demikian, maka bimbingan seta dorongan untuk lebih meningkatkan kemampuan, perlu mendapatkan perhatian baik dari para pengurus maupun Pemerintah setempat.

5.2.2 Peranan Kelompok Tani dalam Melaksanakan dan Menaati Perjanjian dengan Pihak Lain.

Kemampuan kelompok tani dalam melaksanakan dan menaati perjanjian dengan pihak lain merupakan hubungan kerja sama yang terjalin dengan pihak lain, itu kesepakatan dan ketaatan anggota kelompok terhadap jadwal kegiatan yang telah dibuat melalui musyawarah, juga ketaatan anggota dengan perbankan, dan pengusaha dengan maksud meningkatkan usaha jagung, mningkatkan disiplin anggota kelompok tani serta meningkatkan kepercayaan dari pihak lain. Untuk mengetahui peranan kelompok tani terhadap kemampuan melaksanakan dan menaati perjanjian dengan pihak lain, dapat dilihat pada tabel 11.

(52)

38 Tabel 11. Peranan Kelompok Tani dalam Melaksanakan dan Menaati Perjanjian dengan Pihak Lain di Kelurahan Tolo Utara, Kecamatan Kelara Kabupaten Jeneponto, 2014.

No. Peranan Melaksanakan dan Menaati Perjanjian

denga Pihak Lain

Jumlah responden

Persentase (%)

1 Ya 29 96,67

2 Tidak 1 03,33

3 Tidak Tau 0 0

Jumlah 30 100

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2014.

Pada tabel 11 sebanyak 29 orang (96,67%) yang masuk katagori tinggi. Hal ini disebabkan tingginya kemampuan petani memahami dan memenuhi peraturan yang disepakati dengan pihak lain seperti perbankan, pengusaha dalam mendapatkan pinjaman modal dalam usahataninya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan petani responden di Tolo Utara, maka dapat diketahui bahwa mereka tidak kesulitan lagi dalam mempeoleh sarana produksi karena anggota kelompok tidak pernah melakukan pelanggaran perjanjian dengan orang-orang yang mau menyediakan sarana produksi seperti pupuk, bibit , dan herbisida, akan tetapi didalam perjanjian anggota kelompok, tidak mau terikat dalam penjualan hasil produksi karena mereka tidak mau menjual hasil produksinya kepada penyedia sarana jika harga yang diberikan oleh mereka rendah. Jadi, dalam perjanjian para anggota kelompok hanya meminjam beberapa hari kemudian mereka membayar secara kontan dengan menggunakan modal sendiri.

Anggota kelompok tani tidak pernah melakukan pelanggaran perjanjian dengan pihak lain, sehingga mereka semua tidak kesulitan untuk memperleh

(53)

39 sarana produksi, manfaat dari kesepakatan perjanjian dengan para pedagang penyedia sarana produksi, yaitu mereka tidak pernah kesultan memperoleh sarana pada saat mereka membutuhkan.

Kesepakatan dengan sesama anggota kelompok tani yang lain dimaksud adalah kesepakatan untuk bekerja sama dalam melaksanakan kegiatan kelompok seperti jadwal tanam dan penen yang dilakukan secara bersama-sama. Kerjasama ini terbentuk sejak awal terbentuknya kelompok tani dengan pedagang pengumpul. Kelompok tani tidak mewajibkan anggotanya untuk menjual hasil panennya kepada pengurus kelompok tani yang kemudian dijual kepada pedagang. Melainkan anggota kelompok tani bebas untuk hasil panennya kepada siapa saja. Akan tetapi, anggota kelompok lebih senang menjual secara berkelompok karena mereka memperoleh harga yang lebih tinggi dan tidak gampang dimainkan oleh pedagang lokal.

5.2.3 Peranan Kelompok Tani dalam Meningkatkan Hubungan yang Melembaga.

Kemampuan meningkatkan hubungan yang melembaga merupakan upaya kelompok untuk bekerja sama antar sesama anggota, kelompok tani dan lembaga- lembaga pertanian lainnya. Lembaga-lembaga pertanian yang dimaksud adalah kelembagaan Penyuluh Pertanian, Pengusaha, dan pedagang kecil maupun pedagang besar. Untuk mengetahui peranan kelompok tani dalam meningkatkan

(54)

40 Tabel 12. Peranan Kelompok Tani dalam Meningkatkan Hubungan yang Melembaga di Kelurahan Tolo Utara, Kecamatan Kelara, Kabupaten Jeneponto, 2014.

No Peranan dalam Meningkatkan Hubungan Yang Melembaga

Jumlah responden

Persentase

1 Ya 3 10,00

2 Tidak 22 73,33

3 Tidak Tau 5 16,67

Jumlah 30 100

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2014.

Tabel 12 menunjukkan bahwa 22 orang menyatakan peranan kelompok tani terhadap meningkatkan hubungan melembaga termasuk kategori kurang berperan, rendahnya hubungan yang dilakukan oleh kelompok tani dengan lembaga- lembaga lain karena Koperasi Tani (Koptan) dan Koperasi Unit Desa (KUD) tidak ada di Kelurahan Tolo sehingga kerja sama kelompok tani dengan lembaga tersebut dalam hal penyediaan sarana produksi, mendapatkan pinjaman modal, dan melakukan pemasaran sendiri karena tidak ada kerjasama dengan lembaga lain.

Selain itu, berdasarkan hasil wawancara dengan petani responden bahwa hubungan kerjasama dengan anggota kelompok lain dalam proses produksi sudah jarang dilakukan. Hal ini disebabkan adanya pembagian peran dalam satu keluarga pada usahatani yang telah terbagi secara sistematis. Pembagian peran tersebut meliputi kepala keluarga dan saudara laki-laki bahkan bersama istri berperan sebagai penanam dan panen.

Sedangkan kerja sama dengan lembaga yang ada seperti dengan pedagang mereka tidak mau karena kalau mereka bekerjasama dan melakukan kontrak

(55)

41 dengan para pedagang mereke merasa dirugikan dengan cara petani meminjam dengan barang/sarana produksi dan bayarnya setelah panen mereka tidak mau, karena didalam kontrak tersebut anggota kelompok harus menjual hasil panen atau produksi sedangkan para pedagang kadangkala membeli dengan harga yang kurang wajar atau murah.

5.2.4 .Peranan Kelompok Tani dalam Menerapkan Teknologi dan Memanfaatkan Informasi.

Masalah penerapan teknologi pada tingkat kemamppuan ini berarti menyangkut kemampuan kelompok untuk mencari, meneruskan atau menyampaikan informasi kepada anggotanya dan kemampuan menerapkan informasi yang diterima. Selain itu, diharapkan pula agar kelompok mampu mengadakan, mengembangkan dan memanfaatkan fasilitas yang ada. Untuk mengetahui peranan kelompok tani terhadap penerapan teknologi melalui penyediaan sarana produksi dan memanfaatkan informasi dapat dilihat pada tabel.13

Tabel 13. Peranan Kelompok Tani dalam Menerapkan Teknologi dan Memanfaatkan Informasi di Kelurahan Tolo Utara, Kecamatan Kelara, Kabupaten Jeneponto 2014.

N0. Peranan dalam Menerapkan Teknologi dan Memanfaatkan

Informasi

Jumlah Responden

Persentase (%)

1 Ya 29 96,67

2 Tidak 1 3,33

3 Tidak Tau 0 0

Jumlah 30 100

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2014.

(56)

42 Pada tabel 13 menunjukkan peranan kelompok tani dalam menerapkan teknologi melalui penyediaan sarana produksi dan menafaatkan informasi tergolong tinggi. Hal ini dibuktikan dengan 29 orang (96,67%) petani responden menyatakan peranan kelompok tinggi karena proses pengadaan sarana produksi disediakan oleh kelompok tani sedangkan 1 (satu) orang (3,33%) menyatakan sedang karena selain dia mengambil melalui kelompok tani terkadang membeli sendiri.

Berdasarkan hasil wawancara dengan petani responden menyatakan bahwa penyampaian informasi mengenai sarana produksi dengan penggunaan teknologi serta penyampaian informasi lainn ya diperoleh saat pertemuan dengan penyuluh pertanian 2 (dua) kali dalam sebulan dan hampir dihadiri seluruh anggota, pertemuan ini dilakukan di Mesjid atau rumah ketua kelompok, kalaupun ada yang berhalangan datang, maka mereka ada pemberitahuan sebelumnya. Biasanya ketua kelompok dan anggota kelompok keluar untuk mencari informasi atau mendatangi atau mendatangi penyuluh atau instansi setempat yang memiliki informasi apabila ada informasi yang baru akan dibahas pada pertemuan selanjutnya, pernah para petani selalu penasaran dan inngin mencoba dengan apa yang mereka dapatkan di luar. Informasi yang diterima didalam sistem budidaya, seperti penggunaan pupuk, penggunaan bibit unggul, misalnya informasi penggunaan pupuk yang sebelumnya secara berlebihan khususnya dalam penggunaan pupuk kimiamereka sudah mengurangi karena mereka mengetahui melalui informasi yang diberikan bahwa penggunaan pupuk juga yang terlalu berlebihan dapat merusak terutama untuk tanah.

Referensi

Dokumen terkait

Area permukiman termasuk permukiman yang berada pada jarak perjalanan pejalan kaki dari area pusat komersial dan titik transit.. Kepadatan area permukiman harus

Data GPS dari stasiun pemantauan SUGAR 27 Maret 2012 sampai 26 Maret 2012 Dengan jumlah titik adalah 6 stasiun dimana gempa tersebut terjadi pada tanggal 11 April

Sesungguhnya gaya bahasa terdapat dalam segala ragam bahasa, ragam lisan dan ragam tulis, ragam nonsastra dan ragam sastra, karena gaya bahasa adalah cara menggunakan

diperoleh terdiri atas 16 buah judul iklan dengan 232 dialog. Berdasarkan analisis dapat disimpulkan bahwa ragak bahasa yangt terdapat dalam iklan acara di radio RRI Surakarta

Dari hasil pengujian yang dilakukan telah berhasil membuktikan bahwa Artificial Fish Swarm Algorithm mampu membuat simulasi pergerakan sekelompok agen otonom yang

Apakah pelanggan perusahaan memiliki informasi yang lengkap atas perusahaan ?.. Pembeli produk atau jasa Ad-N Health pada umumnya tidak memiliki informasi yang lengkap tentang

upaya meningkatkan nilai-nilai Pancasila siswa metode diskusi pada kelas XII SMKN 2 Kota Bengkulu dalam mata pelajaran PKN, belum lengkapnya sarana pembelajaran

Ide awal dalam penciptaan karya seni murni berjudul “Imajinasi Pisang Sebagai Simbol dalam Penciptaan Seni Lukis” adalah bagaimana kehadiran buah pisang disini bukan