• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARTIKEL ADITYA CANDRA L M0113001

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ARTIKEL ADITYA CANDRA L M0113001"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

DURASI PADA MASALAH KEBANGKRUTAN PENJUDI

Aditya Candra Laksmana, Respatiwulan, dan Ririn Setiyowati Program Studi Matematika

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret

Abstrak. Masalah kebangkrutan penjudi merupakan kejadian seorang penjudi

meng-alami kebangkrutan sampai kehilangan seluruh modal yang dimiliki. Pada permainan judi, perubahan modal yang terjadi merupakan suatu kejadianrandom yang diamati berdasarkan waktu. Probabilitas penjudi memperoleh atau kehilangan seluruh modal disebut probabilitas absorpsi, dan nilai harapan dari banyaknya permainan sampai penjudi menang total atau bangkrut disebut ekspektasi durasi. Probabilitas absorpsi dan ekspektasi durasi diperoleh dari penurunan persamaandifference yang menyata-kan hubungan kenaimenyata-kan dan penurunan modal penjudi. Tujuan penelitian ini adalah menentukan probabilitas absorpsi dan ekpektasi durasi pada masalah kebangkrutan penjudi dan diterapkan pada contoh kasus. Dari penerapan kasus, dengan probabilitas menang 0.49 dan probabilitas kalah 0.51 untuk modal awal 50, diperoleh bahwa

pen-judi mengalami kebangkrutan pada permainan ke-1904 dengan probabilitas absorpsi bangkrut sebesar 0.880825.

Kata kunci: kebangkrutan penjudi, probabilitas absorpsi, ekspektasi durasi

1. PENDAHULUAN

Menurut Kartini [4], perjudian adalah kegiatan mempertaruhkan sesuatu

yang dianggap bernilai pada permainan atau kejadian yang belum pasti

hasil-nya. Kejadian seorang penjudi yang mengalami kehilangan semua modal sampai

habis disebut sebagai kejadian kebangkrutan penjudi. Perjudian terus berlanjut

sampai semua modal yang dimiliki penjudi habis atau mendapat seluruhnya dari

yang dipertaruhkan, sehingga salah satu dari penjudi bangkrut (Feller [3]).

Per-ubahan modal yang terjadi pada setiap permainan judi bisa saja bertambah atau

berkurang sampai permainan berhenti. Perubahan modal dapat dipandang

seba-gai suatu kejadian random yang diamati berdasarkan waktu. Kejadian tersebut

merupakan kejadian khusus dari proses stokastik. Masalah kebangkrutan penjudi

merupakan rantai Markov waktu diskrit pada proses random walk. Hal tersebut

dikarenakan kondisi permainan yang berikutnya dipengaruhi oleh permainan saat

ini (Allen [1]).

El-Shehawey [2] mengembangkan masalah kebangkrutan penjudi pada

ran-tai Markov berhingga dengan probabilitas menang atau kalah bergantung pada

jumlah modal yang dimiliki penjudi saat ini. Katriel [5] mengembangkan

(2)

modal lawan memiliki distribusi probabilitas. Pada masalah kebangkrutan

pen-judi, probabilitas seorang penjudi memperoleh atau kehilangan seluruh modal

yang dipertaruhkan disebut sebagai probabilitas absorpsi. Nilai harapan dari

ba-nyaknya permainan sampai penjudi memperoleh atau kehilangan seluruh modal

yang dipertaruhkan disebut sebagai ekspektasi durasi. Pada penelitian ini,

di-lakukan penentuan serta penerapan probabilitas absorpsi dan ekspektasi durasi

pada masalah kebangkrutan penjudi.

2. RANTAI MARKOV WAKTU DISKRIT

Menurut Allen [1], proses stokastik adalah kumpulan variabel random{Xn(s) :

n ∈ T, s ∈ S}, dengan T adalah himpunan indeks dan S adalah ruang sampel

dari variabel random. Rantai Markov waktu diskrit adalah proses stokastik

de-ngan kejadian berikutnya hanya bergantung pada kejadian saat ini dede-ngan ruang

sampel berhingga {0,1,2, ..., N} dan waktu diskritT ={0,1,2, ...}. Berikut dua

definisi tentang rantai Markov waktu diskrit menurut Allen[1].

Definisi 2.1. Proses stokastik waktu diskrit{Xn}dikatakan rantai Markov waktu

diskrit jika

Prob {Xn=in|X0 =i0, ..., Xn−1 =in−1} = Prob {Xn=in|Xn−1 =in−1}

Definisi 2.2. Probabilitas transisi satu langkah, pji(n), didefinisikan dengan

pji(n) =P rob{Xn+1 =j|Xn =i}

probabilitas bahwa proses berada di state j pada waktu n+1 diberikan oleh proses

di state i pada waktu n, dengan i, j = 1,2, ... .

Probabilitas transisi berpengaruh terhadap perpindahanstate yang

menya-takan perubahan modal dari modal semula. Perubahan modal sampai dengan

permainan berhenti dapat dinyatakan sebagai rantai Markov yang diamati

ber-dasarkan waktu, serta bergantung pada probabilitas transisi (Ross [6]).

3. PERSAMAAN DIFFERENCE PADA KEBANGKRUTAN PENJUDI

Pada masalah kebangkrutan penjudi, persamaandifferencedigunakan untuk

menentukan probabilitas absorpsi dan ekspektasi durasi. Probabilitas absorpsi

dibagi menjadi 2 yaitu ak yang menyatakan probabilitas absorpsi ketika

meng-alami kebangkrutan danbkyang menyatakan probabilitas absorpsi ketika menang

(3)

difference dari probabilitas kebangkrutanak, untuk k merupakan modal penjudi

dengan kϵ[0, N]. Jika penjudi menang, maka modal menjadi k+1 dan

probabi-litas kebangkrutan adalah ak+1. Jika penjudi kalah, maka modal menjadi k-1

dan probabilitas kebangkrutan adalahak−1. Hubungan antaraak+1,ak, danak−1

diberikan dalam bentuk persamaan difference berikut

ak=pak+1+qak−1, 1≤k ≤N −1 (3.1)

dengan p dan q masing-masing adalah probabilitas penjudi menang dan kalah.

Kondisi batas untuk ak adalaha0 = 1 danaN = 0.

Seperti pada probabilitas absorpsi, persamaan difference untuk ekspektasi

durasi yang dinotasikan denganτkdapat diturunkan. Jika penjudi menang, maka

modal menjadik+1 dengan ekspektasi durasi adalah 1+τk+1. Jika penjudi kalah,

maka modal menjadi k-1 dengan ekspektasi durasi adalah 1+τk−1. Persamaan

difference untuk τk adalah

τk =p(1 +τk+1) +q(1 +τk−1), 1≤k ≤N −1, (3.2)

dengan kondisi batas yang diberikan adalah τ0=0=τN. Penyelesaian dari

per-samaan (3.1) dan (3.2) diperoleh dengan memberikan nilai ak = λk ̸= 0 dan

τk =λk ̸= 0. Solusi untuk menyelesaikan persamaan difference dari probabilitas

absorpsi dan ekspektasi durasi dibagi menjadi 2 kasus, yaitu ketika p ̸= q dan

p=q = 1/2.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Persamaan Difference. Penentuan probabilitas absorpsi dan ekspektasi durasi diperoleh dengan menurunkan persamaan difference (3.1) dan (3.2).

Per-samaandifference (3.1) untuk probabilitas absorpsi merupakan persamaan linear

orde dua, homogen serta memiliki koefisien konstan. Untuk persamaandifference

dari ekspektasi durasi telah diberikan pada persamaan (3.2). Mengingat bahwa

p+q=1, persamaan (3.2) dapat diubah ke dalam bentuk

pτk+1−τk+qτk−1 =−1, (4.1)

yang merupakan persamaan linear orde dua, nonhomogen, dan memiliki

(4)

berdasarkan persamaan difference homogen dari persamaan tersebut. Berikut

diberikan persamaandifference homogen untuk ekspektasi durasi adalah

pτk+1−τk+qτk−1 = 0. (4.2)

4.2. Nilai Persamaan Karakteristik. Persamaan (3.1) dan (4.2) berturut-turut merupakan persamaan difference homogen dari probabilitas absorpsi dan

ekspektasi durasi. Persamaan difference homogen tersebut diselesaikan dengan

menentukan persamaan karakteristik yang diperoleh dari mensubstitusi nilaiak =

λk ̸= 0 dan τ

k = λk ̸= 0. Berikut adalah persamaan karakteristik untuk

menye-lesaikan nilai ak dan τk

pλk+1λk+k−1 = 0, (4.3)

dengan nilaiλ merupakan nilai persamaan karakteristik. Bentuk sederhana

per-samaan (4.3) yaitu dengan mengambil nilai k = 1, dan diperoleh persamaan

karakteristik sederhana untuk probabilitas absorpsi serta ekspektasi durasi

ada-lah

pλ2−λ+q = 0. (4.4)

Penentuan nilai persamaan karakteristik dari persamaandifferencehomogen untuk

probabilitas absorpsi dan ekspektasi durasi diperoleh dengan mencari nilaiλ1 dan

λ2 yang diterapkan pada kasus p ̸= q dan p =q = 1/2. Pada kasus p ̸=q, nilai

persamaan karakteristik (4.4), dengan mengingatp+q = 1 diperoleh nilai untuk

λ1 adalah

λ1 =

1 + (p−q) 2p =

(p+q) + (p−q)

2p =

2p

2p = 1,

sedangkan nilai untuk λ2 adalah

λ2 =

1−(p−q) 2p =

(p+q)−(p−q)

2p =

q p.

Pada kasus nilaip=q = 1/2, nilai persamaan karakteristik (4.4) yaitu nilai λ1,2

diperoleh

λ1,2 =

1±(p−q) 2p =

1±(1/2−1/2) 2(1/2) =

(5)

4.3. Probabilitas Absorpsi. Persamaandifference untuk probabilitas absorpsi diberikan pada persamaan (3.1) dan diselesaikan pada dua kasus yaitu ketika

p ̸= q dan p = q = 1/2. Ketika p ̸= q, diperoleh nilai persamaan karakteristik

(4.4) adalah λ1 = 1 dan λ2 = pq. Solusi umum untuk persamaan difference ak

adalahak =c1+c2(qp)k, denganc1 dan c2 adalah suatu konstanta yang diperoleh

dari menerapkan kondisi batas a0 = 1 = c1 +c2 dan aN = 0 = c1 +c2(qp)N.

Diperoleh nilai c1 = −(

q p)

N

1−(

q p)

N dan c2 = 1(1q p)

N, selanjutnya disubstitusi ke solusi

umum ak dan diperoleh solusi khusus untuk ak dan bk adalah

ak=

(pq)N (q p)

k

(qp)N 1 (4.5)

bk=

(qp)k1

(pq)N 1, (4.6)

denganak+bk = 1.

Ketika p = q = 1/2, diperoleh nilai persamaan karakteristik (4.4) adalah

λ1 =λ2 = 1. Solusi umum untuk persamaan difference ak adalahak =c1+c2k,

denganc1 danc2 adalah suatu konstanta yang diperoleh dari menerapkan kondisi

batas a0 = 1 = c1 dan aN = 0 = c1 +c2N. Diperoleh nilai c1 = 1 dan c2 = −N1,

selanjutnya disubstitusi ke solusi umumak dan diperoleh solusi khusus untukak

dan bk adalah

ak =

N−k

N (4.7)

bk =

k

N. (4.8)

4.4. Ekspektasi Durasi. Persamaan difference untuk ekspektasi durasi dibe-rikan pada persamaan (4.1) dan diselesaikan untuk dua kasus. Untuk p ̸= q,

solusi umum persamaan difference homogen adalah τk = c1 +c2(qp)k.

Selanjut-nya, diberikan nilai τk = ck dengan c merupakan suatu konstanta, untuk

men-cari solusi umum dari persamaan nonhomogen (4.1). Nilai konstanta c dicari

dengan substitusi τk = ck ke persamaan (4.1), dan diperoleh c = q1

−p. Solusi umum nonhomogen untuk persamaan difference adalah τk = c1+c2(qp)k+ qkp.

Selanjutnya, dengan menerapkan kondisi batas diperoleh τ0 = 0 = c1 +c2 dan

τN = 0 = c1+c2(qp)N+qNp. Nilai dari konstantac1danc2 adalahc1 = (qp)(1−N(q p)N)

(6)

untukτk, dengan substitusi nilaic1 danc2 ke solusi umum nonhomogen diperoleh

τk =

1

q−p[k−N(

1−(qp)k

1−(qp)N)]. (4.9)

Ketika nilai p = q = 1/2, solusi umum persamaan difference homogen

adalahτk =c1+c2k.Untuk mencari solusi umum pada persamaan nonhomogen

(4.1), diberikan nilaiτk =ck2, dengancmerupakan suatu konstanta dan diperoleh

c= −1. Selanjutnya, nilai c= −1 disubstitusi ke τk =ck2 dan diperoleh solusi

umum persamaandifference nonhomogen adalahτk =c1+c2k−k2.Solusi khusus

dari persamaandifference τk (4.1) diselesaikan dengan menerapkan kondisi batas

τ0 = c1 = 0 dan τN = c1 +c2(N)−(N)2 = 0, sehingga diperoleh nilai untuk

c1 = 0 dan c2 = N. Selanjutnya, dari substitusi nilai c1 dan c2 ke solusi umum

nonhomogen diperoleh solusi khusus persamaan difference nonhomogen adalah

τk =k(N −k). (4.10)

4.5. Penerapan Kasus. Pada penerapan ini diberikan parameter yang menga-cu pada Allen [1] yaitu modal total N = 100, modal awal yang dimiliki penjudi

k = 50, probabilitas menang p = 0.49 dan probabilitas kalah q = 0.51, untuk

menentukan nilai probabilitas absorpsi serta ekspektasi durasi. Pada permainan

judi ini diasumsikam bahwa pemain hanya 2 orang dengan probabilitas absorpsi

dan ekspektasi durasi ditinjau dari salah satu pemain. Nilai probabilitas absorpsi

terdiri atas probabilitas bangkrutakdan probabilitas menang totalbksampai

per-mainan berhenti. Diketahui probabilitas menangp= 0.49 dan probabilitas kalah

q = 0.51, karena p ̸=q sehingga probabilitas absorpsi ditentukan dengan

persa-maan (4.5) dan (4.6). Nilai probabilitas absorpsi untuk probabilitas bangkrutak

adalah

a50 = (0.51

0.49)

100(0.51 0.49)

50

(0.51

0.49)100−1 = 0.880825.

Dari hasil yang diperoleh, diketahui bahwa probabilitas seorang penjudi

meng-alami kebangkrutan pada akhir permainan adalah 0.880825. Setelah diperoleh

nilai probablitas absorpsi penjudi mengalami kebangkrutan, selanjutnya

(7)

adalah

b50 = (0.51

0.49)100−1 (0.51

0.49)50−1 = 0.119175.

Diketahui bahwa probabilitas seorang penjudi mengalami menang total pada

akhir permainan adalah 0.119175. Dari nilai probabilitas absorpsi yang telah

diperoleh, dapat disimpulkan bahwa probabilitas penjudi mengalami

kebangkrut-an lebih besar daripada probabilitas penjudi mengalami menkebangkrut-ang total pada akhir

permainan. Oleh karena itu, pada kasus ini diketahui bahwa penjudi mengalami

kebangkrutan pada akhir permainan.

Setelah diperoleh probabilitas absorpsi, selanjutnya ditentukan nilai

harap-an dari bharap-anyaknya permainharap-an judi sampai berhenti (ekspektasi durasi). Nilai

ekspektasi durasi ditentukan dengan menerapkan persamaan (4.9) dan diperoleh

τ50 =

1

0.51−0.49[50−100(

1−(0.51 0.49)

50

1−(0.51 0.49)100

)] = 1904.

Untuk mengamati perubahan banyaknya modal setiap permainan serta

[image:7.595.141.459.463.582.2]

ekspek-tasi durasi permainan telah diberikan pada Gambar 1.

Gambar 1. Perubahan modal setiap permainan dan ekspektasi durasi

Berdasarkan Gambar 1, menunjukkan perubahan modal untuk setiap

per-mainan, dengan setiap kali menang atau kalah mengakibatkan modal yang

fluktuasi naik atau turun. Ketika penjudi menang, modal yang dimiliki

ber-tambah sebesar 1. Demikian pula ketika penjudi kalah, modal yang dimiliki

berkurang sebesar 1. Ketika modal mencapai titik 0 menyatakan seorang

pen-judi mengalami suatu kebangkrutan. Hal ini dikarenakan modal yang dimiliki

penjudi telah habis, sehingga permainan berhenti. Perubahan modal yang

(8)

Pada penerapan kasus ini, penjudi mengalami kebangkrutan pada permainan

ke-1904 dengan modal awal yang dimiliki sebesar k = 50 dan probabilitas absorpsi

bangkrut sebesar a50= 0.880825.

5. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan yang dilakukan dapat diambil dua kesimpulan.

(1) Probabilitas absorpsi kebangkrutan (ak) dan menang total (bk) untukp̸=

q dinyatakan dengan ak =

(qp)N

−(pq)k (qp)N

−1 dan bk = (qp)k

−1 (qp)N

−1, sedangkan untuk

p = q = 1/2 dinyatakan dengan ak = NN−k dan bk = Nk. Selanjutnya,

ekspektasi durasi untukp̸=qdinyatakan denganτk = q1p[k−N(

1−(qp)k 1−(qp)N)], sedangkan untuk p=q= 1/2 dinyatakan denganτk =k(N −k).

(2) Dari penerapan kasus yang mengacu pada Allen [1], diketahui modal total

N = 100, modal awal penjudi k = 50, probabilitas menang p = 0.49,

dan probabilitas kalah q = 0.51. Probabilitas absorpsi untuk bangkrut

adalah a50 = 0.880825 dan menang total adalah b50 = 0.119175, serta

ekspektasi durasi τ50 = 1904. Pada kasus ini, permainan judi berhenti

pada permainan ke-1904, dan pemain judi mengalami kebangkrutan dari

modal awal yang dimiliki adalah 50 menjadi 0.

DAFTAR PUSTAKA

1. Allen, L.J.S.,An Introduction to Stochastic Processes with Applications to Biology, Prentice Hall, Upper Saddle River, N.J., 2003.

2. El-Shehawey, M.A., On the Gamblers Ruin Problem for a Finite Markov Chain, Statistics and Probability Letters79(2009), 1590–1595.

3. Feller, W., An Introduction to Probability Theory and Its Applications, third ed., vol. 1, Wiley, New York, 1968.

4. Kartini, K.,Patologi Sosial, Rajagrafindo Press, Jakarta, 2003.

5. Katriel, G., Gambler’s Ruin- A General Formula, Probability Letters 83 (2013), no. 10,

2205–2210.

Gambar

Gambar 1. Perubahan modal setiap permainan dan ekspektasi durasi

Referensi

Dokumen terkait

3 Promosi jabatan yang dilakukan perusahaan kepada karyawan mempunyai kecakapan, kejujuran dan kemampuan sesuai dengan uraian

Mengacu pada hasil wawancara dengan narasumber mengenai proses perekrutan yang dilakukan PT Salam Pasific Indonesia Lines, perusahaan juga melakukan proses

awal yang baik bagi metode Newton, yang artinya bahwa berapapun nilai awal yang sudah diperbaiki oleh metode Turun Tercuram dapat membuat penyelesaian sistem persamaan

Berdasarkan kenyataan di atas, penelitian Korelasi Nilai Bahasa Indonesia Siswa SMA dengan Kompetensi Guru di Kabupaten Sanggau menjadi sangat penting untuk mengetahui

Adapun tipe penelitian ini adalah tipe penelitian Fenomologi yaitu penelitian pengumpulan data dengan wawancara dan data secara tertulis hal ini dibuat agar tujuan dari

Keluhan inkontinensia pada kelompok lansia mengalami penurunan setelah dilakukan intervensi yaitu frekuensi berkemih pada siang hari menurun dari 6 kali

Dengan demikian semakin sesuai gaya kepemimpinan yang diterapkan pemimpin, semakin baik kompetensi pegawai dan semakin baik motivasi kerja pegawai, maka semakin

“Choro de Saudade” karya Agustin