• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Pengaruh Respiratory Muscle Exercises Terhadap Penurunan Sesak Nafas (Dyspnea) Pada Penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronik Di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Surakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN Pengaruh Respiratory Muscle Exercises Terhadap Penurunan Sesak Nafas (Dyspnea) Pada Penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronik Di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Surakarta."

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) ditandai dengan obstruksi

jalan nafas yang ireversibel dan peningkatan usaha bernapas. Istilah lainnya

adalah COLD dan COAD (Chronic obstructive lung/airway disease;

penyakit paru/jalan napas obstrurtif kronik). PPOK meliputi bronkitis kronis

dan emfisema yang sering terjadi bersamaan (Ward, 2006). Penyakit paru

obstruksi kronik (PPOK) merupakan salah satu dari kelompok penyakit tidak

menular yang telah menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Hal

ini disebabkan oleh meningkatnya usia harapan hidup dan semakin tingginya

paparan faktor risiko, seperti faktor pejamu yang diduga berhubungan

dengan kejadian PPOK, semakin banyaknya jumlah perokok, khususnya

pada kelompok usia muda, serta pencemaran udara di dalam ruangan

maupun di luar ruangan dan di tempat kerja (Mangunnegoro, 2003).

Data di dunia pada tahun 2007 menunjukkan bahwa PPOK mengenai

210 jiwa, dan penyakit ini merupakan penyebab kematian ke 5 pada tahun

2002 dan akan meningkat menjadi ke 4 pada tahun 2030 (WHO, 2007).

Diperkirakan jumlah penderita PPOK di Cina tahun 2006 mencapai 38,1 juta

penderita, di Jepang sebanyak 5 juta penderita dan Vietnam sebanyak 2 juta

penderita. Sedangkan di Indonesia diperkirakan terdapat sekitar 4,8 juta

penderita PPOK. Data yang didapat di BBKPM (Balai Besar Kesehatan Paru

(2)

2

PPOK, pada tahun 2013 sebanyak 434 orang, dan pada tahun 2014 sebanyak

224 orang.

Gejala klinis pada PPOK antara lain batuk, produksi sputum, sesak

nafas dan keterbatasan aktivitas. Faktor patofisiologi yang berkontribusi

dalam kualitas dan intensitas sesak nafas saat melakukan aktivitas pada

pasien PPOK antara lain kemampuan mekanis dari otot-otot inspirasi,

meningkatnya volume restriksi selama beraktivitas, lemahnya fungsi

otot-otot inspirasi, meningkatnya kebutuhan ventilasi relatif, gangguan pertukaran

gas, kompresi jalan nafas dinamis dan faktor kardiovaskuler. Oleh karena itu

pasien PPOK cenderung menghindari aktivitas fisik sehingga pasien

mengurangi aktivitas sehari-hari yang akhirnya akan menyebabkan

immobilisasi, hubungan pasien dengan lingkungan dan sosial menurun

sehingga kualitas hidup menurun (Khotimah, 2013).

Dalam penatalaksanaan penderita PPOK, disamping pemberian terapi

secara farmakologis dan penghentian merokok juga diperlukan terapi

non-farmakologis yaitu rehabilitasi paru. Salah satu rehabilitasi paru yaitu dengan

fisioterapi dan menggunakan teknik respiratory muscle exercises.

Rehabilitasi paru pada penderita PPOK merupakan pengobatan standar yang

bertujuan untuk mengontrol, mengurangi gejala dan meningkatkan kapasitas

fungsional secara optimal sehingga pasien dapat hidup mandiri dan berguna

bagi masyarakat (Ikalius, 2006). Berdasarkan dari latar belakang masalah di

atas penulis ingin melakukan penelitian untuk mengetahui apakah ada

(3)

3

nafas (dyspnea) menggunakan Modified Medical Research Council scale

(MMRC scale) pada penderita PPOK.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan topik diatas, maka penulis merumuskan masalah

penelitian, yaitu : Apakah ada pengaruh pemberian respiratory muscle

exercises terhadap penurunan sesak nafas (dyspnea) pada pasien PPOK di

BBKPM Surakarta ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh

pemberian respiratory muscle exercises terhadap penurunan sesak

napas (dyspnea) pada pasien PPOK di BBKPM Surakarta.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi tingkat sesak nafas (dyspnea) pasien dengan

PPOK sebelum dilakukan Respiratory Muscle Exercises.

b. Mengidentifikasi tingkat sesak nafas (dyspnea) pasien dengan

PPOK sesudah dilakukan Respiratory Muscle Exercises.

c. Menganalisa perbedaan tingkat sesak nafas (dyspnea) pasien

dengan PPOK sebelum dan sesudah diberikan Respiratory

(4)

4

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Memberikan informasi tentang pengaruh pemberian

respiratory muscle exercise terhadap penurunan sesak nafas

(dyspnea) padapasien PPOK di BBKPM Surakarta.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

untuk menambah referensi pengetahuan bagi fisioterapi dan

dilanjutkan dengan penanganan fisioterapi baik penyuluhan,

Referensi

Dokumen terkait

bahaya kebakaran pada tanki di PT Pertamina (Persero) Refinery Unit IV. Cilacap dalam mencegah serta menanggulangi terjadinya

H14 Terletak di pinggir hutan yang paling dekat dengan ladang atau huma yaitu dengan jarak sekitar 8 meter, penutupan tajuk tidak rapat atau tajuk yang terbuka di arah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang mempengaruhi sikap kepatuhan pasien gagal ginjal kronik dalam melaksanakan program hemodialisis di

If we remove the white cube at one end of the edge of 2 k + 1 cubes, half of the remaining cubes (that is, k of the remaining cubes) are white, and all but one of them... The cubes

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Deteksi Imunoglobulin Y pada Telur Asin Anti Diare dan Flu Burung dengan Metode Agar Gel Precipitation Test (AGPT) dan

08.10 – 09.10 KEGIATAN INTI - Pembiasaan mengamati, menanya, mencobakan untuk mencari tahu - Pembiasaan membuat sesuatu. dengan

Nilai repeatability yang disajikan pada Tabel 4 menunjukkan nilai yang tinggi yakni 0,86 untuk pertumbuhan diameter serta 0,73.. untuk pertumbuhan

Studi ini mengeksplorasi pengaruh elemen, desain iklan gaya visual poster film bioskop bergenre romantic, seperti yang diiklankan terhadap keputusan untuk menonton dan agar