• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, PENGETAHUAN PERPAJAKAN, KUALITAS PELAYANAN DAN SANKSI PERPAJAKAN Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pengetahuan Perpajakan, Kualitas Pelayanan dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak ( Studi Kasus Pada Wajib Paja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, PENGETAHUAN PERPAJAKAN, KUALITAS PELAYANAN DAN SANKSI PERPAJAKAN Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pengetahuan Perpajakan, Kualitas Pelayanan dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak ( Studi Kasus Pada Wajib Paja"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERPAJAKAN, K TE

(Studi Kasus pad

UNIVE

UH KESADARAN WAJIB PAJAK, PENGE , KUALITAS PELAYANAN DAN SANKSI TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK

pada Wajib Pajak yang Terdaftar di KPP Pr

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh: TITRA RATNA SARI

B 200 110 133

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS VERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKAR

2015

ETAHUAN SI PERPAJAKAN

AK

Pratama Klaten)

(2)
(3)

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, PENGETAHUAN PERPAJAKAN, KUALITAS PELAYANAN DAN SANKSI PERPAJAKAN

TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak yang Terdaftar di KPP Pratama Klaten)

TITRA RATNA SARI B 200 110 133

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta

E-mail: titra_ratnasari@yahoo.co.id

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji apakah kesadaran wajib pajak, penegetahuan perpajakan, kualitas pelayanan dan sanksi perpajakan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.

Populasi dalam penelitian ini adalah wajib pajak yang terdaftar di KPP Pratama Klaten.Teknik pengambilan sampel menggunakan convenience sampling. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan rumus slovin.Data penelitian bersifat primer. Dari 100 responden, sebanyak 83 kuesioner yang dapat diolah. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan pengetahuan perpajakan, kualitas pelayanan dan sanksi perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.Sementara kesadaran wajib pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan pajak.

Kata kunci: kesadaran wajib pajak, pengetahuan perpajakan, kualitas pelayanan, sanksi perpajakan, kepatuhan wajib pajak

PENDAHULUAN

(4)

pembiayaan pengeluaran pemerintah (Pratiwi dan Putu, 2014). Dengan besarnya penerimaan pajak yang diterima oleh negara, diharapkan negara dapat memutar roda perekonomian dengan cara penyertaan modal pada perusahaan-perusahaan milik negara dan melakukan pembangunan, sehingga negara dapat melakukan peningkatan pembelanjaan barang modal dan belanja rutin yang dampaknya akan dirasakan oleh sektor swasta sebagai rekanan pemerintah. Penerimaan dari sektor pajak memberikan kontribusi yang paling besar bagi pendapatan negara dibandingkan dengan pendapatan lain seperti penerimaan dari sektor bukan pajak atau hibah. Pendapatan negara pada tahun 2013 tercatat sebesar Rp 1.525 Trilliun kontribusi pajak terhadap pendapatan negara sebesar Rp 1.193 Trilliun atau sebesar 78% dari total pendapatan negara (www.depkeu.go.id).

Beberapa fenomena kasus-kasus yang terjadi dalam dunia perpajakan Indonesia belakangan ini membuat masyarakat dan wajib pajak khawatir untuk membayar pajak (Arum, 2012). Kondisi tersebut dapat mempengaruhi kepatuhan wajib pajak, karena para wajib pajak tidak ingin pajak yang telah dibayarkan disalahgunakan oleh aparat pajak itu sendiri. Oleh karena itu, beberapa masyarakat dan wajib pajak berusaha menghindari pajak.

Saat ini di Indonesia kesadaran wajib pajak masih rendah (Susilawati dan Ketut, 2013). Tinggi rendahnya wajib pajak dalam mematuhi kewajiban perpajakannya dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kesadaran wajib pajak. Apabila wajib pajak memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan serta pelayanan yang berkualitas terhadap wajib pajak maka akan timbul kesadaran akan membayar pajak.

(5)

akan diterima bila melalaikan atau melupakan kewajiban perpajakan mereka, sedangkan orang yang tidak paham terhadap peraturan perpajakan maka akan cenderung tidak akan menjadi wajib pajak yang tidak taat. pada wajib pajak bertujuan untuk menjaga kepuasan wajib pajak yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Jika pelayanan terhadap wajib pajak baik maka dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak dari wajib pajak dan akan berdampak kepada penerima pajak untuk tahun-tahun berikutnya.

Sanksi pajak memiliki peran penting guna memberikan pelajaran bagi pelanggar pajak agar tidak meremehkan peraturan perpajakannya. Sanksi perpajakan merupakan suatu kebijakan yang efektif untuk mencegah ketidakpatuhan wajib pajak. Akan tetapi, banyak wajib pajak yang lalai dengan kewajibannya dalam membayar pajak. Hal tersebut dapat menimbulkan suatu pertanyaan apakah sanksi perpajakan sudah tidak layak lagi dipakai sebagai pemberi efek jera kepada wajib pajak, sehingga pengenaan sanksi perpajakan harus dibenahi.

Penelitian yang dilakukan Supadmi (2010) menyebutkan bahwa untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya, kualitas pelayanan pajak harus ditingkatkan oleh aparat pajak.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kesadaran wajib pajak, pengetahuan perpajakan, kualitas pelayanan dan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak.

TINJAUAN PUSTAKA

Kesadaran Wajib Pajak pada Kepatuhan Wajib Pajak

(6)

meningkat, hal ini akan memberikan pengaruh dorongan kepada wajib pajak untuk patuh dan membayar pajak. Arum (2012) menyimpulkan bahwa kesadaran wajib pajak berpengaruh yang positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Berdasarkan hal tersebut maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H1 : Kesadaran Wajib Pajak berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.

Pengetahuan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Pengetahuan adalah hasil kerja fikir (penalaran) yang merubah tidak tahu menjadi tahu dan menghilangkan keraguan terhadap suatu perkara. Apabila wajib pajak telah mengetahui dan memahami kewajibannya sebagai wajib pajak, maka mereka akan melakukannya, salah satunya adalah membayar pajak. Semakin tahu dan paham wajib pajak terhadap peraturan perpajakan, maka semakin tahu dan paham pula wajib pajak terhadap sanksi yang akan diterima bila dilalaikan kewajiban perpajakn mereka. Hal itu akan mendorong setiap wajib pajak yang taat akan menjalankan kewajibannya dengan baik (Hidayati, 2014).

H2 : Pengetahuan perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

Kualitas Pelayanan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

(7)

petugas harus mempunyai pengetahuan dan pengalaman di bidang perpajakan serta dalam hal perundang-undangan (Indriyani dan Sukartha, 2014).

H3 : Kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

Pengaruh Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Sanksi perpajakan di berikan kepada wajib pajak agar wajib pajak mempunyai kesadaran dan patuh terhadap kewajiban pajak. Sanksi

perpajakan dalam Undang-Undang dapat berupa sanksi administrasi (denda dan bunga) dan sanksi pidana. Adanya sanksi perpajakan diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak (Rustiyaningsih, 2011). Sanksi perpajakan terjadi karena terdapat pelanggaran terhadap

peraturan perundang-undangan perpajakan dimana semakin besar kesalahan yang dilakukan wajib pajak, maka semakin berat pula sanksi yang akan diberikan.

H4 : Sanksi perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak

METODE PENELITIAN

Populasi, Sampel dan Teknik Pengumpulan data

(8)

di KPP Pratama Klaten sebanyak 5.812, Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Klaten sebanyak 118.572, sedangkan sisanya ke pemungut sebanyak 2.489 (Data base KPP Pratama Klaten). Sampel

diambil dengan menggunakan teknik incidental sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan bila orang yang kebetulan ditemui dipandang cocok sebagai sumber data(Sugiyono, 2013).

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang hasilnya dipengaruhi dan

terikat oleh variabel independen.Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kepatuhan wajib pajak. Kepatuhan wajib pajak dapat diukur dengan menggunakan indikator sesuai wajib pajak patuh, diantaranya

:paham UU Perpajakan, mengisi dengan benar, menghitung dengan benar, dan membayar tepat waktu.

2. Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah : a. Kesadaran Wajib Pajak (KWP)

Kesadaran wajib pajak dapat diukur dengan indikator sebagai berikut : iuran rakyat dana pembangunan,dana pengeluaran umum

(9)

Pengetahuan wajib pajak dapat diukur dengan indikator sebagai berikut :mempermudah melakukan SPT, tahu batas waktu, membayar kewajiban negara baik, mengetahui hak dan kewajiban perpajakan,

dan melaksanakan kewajiban pajaknya. c. Kualitas Pelayanan (KP)

Kualitas pelayanan dapat diukur dengan indikator sebagai

berikut : mudah dan tidak berbelit-belit, adanya keamanan, berpenampilan sopan, ramah, dan mampu melakukan komunikasi, berpengetahuan luas jujur dan professional, sarana dan prasarana

tersedia lengkap, memberikan pelayanan, lokasi strategis dan mudah dijangkau, kenyamanan dan pelayanan, menjaga kerahasiaan data, dan menerima kritik dan saran.

d. Sanksi Perpajakan (SP)

Sanksi pajak dapat diukur dengan indikator sebagai berikut : tercipta kedisiplinan, sanksi dilaksanakan dengan tegas, sanksi harus sesuai dengan besar kecilnya pelanggaran, dan sanksi harus sesuai

(10)

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Metode Analisis Data

1. Statistik Deskriptif

[image:10.595.160.541.341.490.2]

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari rata-rata (mean), standar deviasi, minimum, maksimum, dansum.Tabel di bawah ini merupakan deskripsi data yang telah diolah.

Tabel IV.2

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Sum Mean Std.

Deviation

KWP 83 5 20 1367 16.4699 2.47099

PP 83 6 25 1703 20.5181 3.6169

KP 83 12 50 3433 41.3614 6.38706

SP 83 4 20 1360 16.3855 2.99525

KpWP 83 4 25 1340.25 16.1476 2.98013

Valid N (listwise)

83

Sumber: Output SPSS, 2015

2. Uji Kualitas Data a. Uji Validitas

Dalam penelitian ini uji validitas dilakukan dengan melihat besarnya

nilai signifikansi, apabila nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka dapat dikatakan valid.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat

(11)

apabila dilakukan kembali kepada subyek yang sama. Suatu kontruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Ghozali, 2011).

3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji

kolmogorov sminov, jika nilai probabilitasnya lebih besar dari tingkat kepercayaan 5% maka model regresi memenuhi asumsi normal (Ghozali, 2011: 160). Karena dalam penelitian ini tingkat signifikansi

lebih dari 0.05 maka data dalam penelitian ini normal b. Uji Multikolinieritas

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas didalam

model regresi dapat dilihat dari pertama, nilai tolerance dan lawannya, kedua dilihat dari variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya.Dalam pengertian sederhana setiap

variabel independen menjadi variabel dependen (terikat) dan diregres terhadap variabel independen lainnya.Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel

(12)

nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10 (Ghozali, 2011). Karena dalam penelitian ini nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10. Maka tidak ada gejala multikolenieritas

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan

ke pengamatan yang lain. Dalam hasil pengujian dengan uji glajser ini, jika tidak ada satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen nilai Absolut Ut (AbsUt),

yang dapat dilihat dari probabilitas signifikannya di atas tingkat kepercayaan 5%, maka model regresi yang digunakan tidak mengandung heteroskedastisitas (Ghozali, 2011). Dalam penelitian ini

hasil nilai signifikansi lebih dari 0.05 maka tidak ada gejala heteroskedastisitas.

4. Hasil Analisis Regresi

Analisis yang digunakan dalam penelitian adalah analisis regresi

linier berganda.Adapun hasil analisis data yang diperoleh dengan program SPSS 21 dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kesadaran wajib pajak, pengetahuan perpajakan,

(13)
[image:13.595.148.516.193.301.2]

Tabel IV.12

Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda

Variabel Koefisien Regresi Std. Error t-hitung Sig.

Konstanta -.293 1.618 -.181 .857

KWP -.184 .111 -1.656 .102

PP .325 .088 3.700 .000

KP .178 .045 3.980 .000

SP .318 .091 3.483 .001

Sumber: Output SPSS, 2015

Berdasarkan hasil regresi yang disajikan pada tabel IV.12 maka diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:

KpWP = -0,293 – 0,184 KWP + 0,325 PP + 0,178 KP + 0,318 SP + ε Persamaan regresi diatas diinterpretasikan sebagai berikut:

1. Nilai konstanta variabelkepatuhan wajib pajaksebesar -0,293 yang berarti bahwa apabila semua variabel independen yaitu kesadaran wajib pajak,

pengetahuan perpajakan, kualitas pelayanan dan sanksi perpajakan bernilai 0 atau konstan maka nilai kepatuhan wajib pajakakan mengalami penurunan sebesar 0,293.

2. Nilai koefisien variabel kesadaran wajib pajak sebesar -0,184 yang berarti

bahwa setiap perubahan yang terjadi pada nilai kesadaran wajib pajak maka nilai kepatuhan wajib pajakakan mengalami penurunan sebesar 0,184. Sebaliknya bahwa setiap perubahan yang terjadi pada nilai

(14)

3. Nilai koefisien variabel pengetahuan perpajakan sebesar 0,325 yang

berarti bahwa setiap perubahan yang terjadi pada nilaipengetahuan perpajakan maka nilai kepatuhan wajib pajakakan mengalami peningkatan

sebesar 0,325. Sebaliknya bahwa setiap perubahan yang terjadi pada nilaipengetahuan perpajakan maka nilai kepatuhan wajib pajakakan mengalami penurunan sebesar 0,325.

4. Nilai koefisien variabel kualitas pelayanan sebesar 0,178 yang berarti

bahwa setiap perubahan yang terjadi pada nilaikualitas pelayanan maka nilai kepatuhan wajib pajakakan mengalami peningkatan sebesar 0,178.

Sebaliknya bahwa setiap perubahan yang terjadi pada nilaikualitas pelayanan maka nilai kepatuhan wajib pajakakan mengalami penurunan sebesar 0,178.

5. Nilai koefisien variabel sanksi perpajakan sebesar 0,318 yang berarti

bahwa setiap perubahan yang terjadi pada nilaisanksi perpajakan maka nilai kepatuhan wajib pajakakan mengalami peningkatan sebesar 0,318. Sebaliknya bahwa setiap perubahan yang terjadi pada nilaisanksi

(15)

PENUTUP

Kesimpulan :

1. Kesadaran wajib pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak

yang terdaftar di KPP Pratama Klaten, yang dibuktikan dengan nilai t

hitung untuk variabel kesadaran wajib pajak sebesar (-1,656 < 1,665) atau memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar (0,102 > 0,05).

2. Pengetahuan perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak

yang terdaftar di KPP Pratama Klaten, yang dibuktikan dengan nilai t hitung untuk variabel pengetahuan perpajakan sebesar (3,700 > 1,665) dan memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar (0,000 <

0,05).

3. Kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak yang

terdaftar di KPP Pratama Klaten, yang dibuktikan dengan nilai t hitung

untuk variabel kualitas pelayanan sebesar (3,980 > 1,665) dan memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar (0,000 < 0,05).

4. Sanksi perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak yang terdaftar di KPP Pratama Klaten, yang dibuktikan dengan nilai t hitung

untuk variabel sanksi perpajakan sebesar (3,483 > 1,665) dan memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar (0,001 < 0,05).

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Arum, Harjanti Puspa. 2012. “Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus, dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Kegiatan Usaha Dan Pekerjaan Bebas (Studi di Wilayah KPP Pratama Cilacap)”. Diponegoro Journal Of Accounting Volume 1, Nomor 1, hal 1-8.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21 ed 6. Semarang: Badan Penerbitan Universitas Diponegoro.

Hidayati, Iva Farida. 2014. Analisis Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pengetahuan dan Pemahaman Tentang Peraturan Perpajakan, Efektifitas Sistem Perpajakan, Pelayanan Fiskus, dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Kasus pada KPP Pratama Surakarta). Skripsi (tidak dipublikasikan). Universitas Muhammadiyah, Surakarta.

Lusty, 2012. Pemahaman Akuntansi dan Kesadaran Membayar Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM di kota Yogyakarta. Skripsi Univrsitas Pembangunan”Veteran” Yogyakarta.

Mardiasmo. 2011. Perpajakan. Edisi revisi. Yogyakarta: Andi.

Mujiyati dan M.Abdul Aris .2011. Perpajakan Kontemporer. Muhammadiyah University Press.Surakarta.

Nazir, Nazmel. 2010. “Pengaruh Pengetahuan Pajak dan Sistem Administrasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Atas WP-OP PBB di KPP Pratama Jakarta Pasar Kebo)”. Jurnal Informasi, Perpajakan, Akuntansi dan Keuangan Publik, Vol.5 No.2. Hal. 85-100

Pratiwi, I G. A. M. Agung Mas Andriani dan Putu Ery Setiawan. 2014. “Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Kualitas Pelayanan, Kondisi Keuangan Perusahaan, dan Persepsi Tentang Sanksi Perpajakan Pada Kepatuhan Wajib Pajak Reklame Di Dinas Pendapatan Kota Denpasar”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 6.1. ISSN: 2302-8556. Hal: 139-153

(17)

(PKP)”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 5.2. ISSN: 2302-856. Hal. 381-397

Puri, Kurnia Asrining. 2014. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, PelayananFiskus, dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Kegiatan Usaha dan Pekerjaan Bebas (Studi Kasus pada KPP Pratama Surakarta). Skripsi (tidak dipublikasikan). Universitas Muhammadiyah, Surakarta.

Republik Indonesia, Peraturan Menteri Keuangan No. 192/PMK.03/2007 Tentang Tata Cara Penetapan Wajib Pajak Dengan Kriteria Tertentu. Jakarta: Sekretariat Negara.

---, Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 Pasal 1 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Jakarta: Sekretariat Negara.

---, Undang-Undang No. 16 Tahun 2009 Pasal 1 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Jakarta: Sekretariat Negara.

Rohmawati, dkk. 2013. “Pengaruh Sosialisasi dan Pengetahuan Perpajakan Terhadap Tingkat Kesadaran dan Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Pada Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Kegiatan Usaha dan Pekerjaan Bebas pada KPP Pratama Gresik Utara)”. Prosiding Simposium Nasional Perpajakan 4

Rustiyaningsih, Sri. 2011. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak. Widya Warta.No.2. ISSN.0854-1981.

Sugiyono. 2010. Metodologi Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

---, 2013. Metodologi Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Supadmi. 2010. “Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Melalui Kualitas”. Jurnal Akuntansi dan Bisnis : Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Hal : 198-210.

(18)

Tiraada, Tryana A. M. 2013. Kesadaran Perpajakan, Sanksi Pajak, Sikap Fiskus terhadap Kepatuhan WPOP di Kabupaten Minahasa Selatan. Jurnal EMBA. Vol. 1. No. 3 September 2013, hal 999-1008

Utami, Putri Rizky. 2013. Pengaruh Kualitas Pelayanan Fiskus dan Pengetahuan Tentang Peraturan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Kasus pada Wajib Pajak yang Terdaftar di KPP Pratama Pekalongan). Skripsi (tidak dipublikasikan). Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Utami, Sri Rizki, et. al. 2012. Pengaruh faktor-faktor ksternal Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak di Lingkunagan Kantor Pelayanan Pajak Serang. Simposius Nasional Akuntansi XV Banjarmasin.

Widianto, Hanung. 2014. Analisis Pengaruh Kesadaran, Pengetahuan dan Pemahaman, Efektifitas dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kemauan Membayar Pajak (Survey pada Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas pada KPP Pratama Surakarta). Skripsi (tidak dipublikasikan). Universitas Muhammadiyah, Surakarta.

Gambar

Tabel IV.2
Tabel IV.12

Referensi

Dokumen terkait

Dari proses wawancara yang dilakukan peneliti, keseluruhan jawaban yang di dapatkan peneliti dari informan mengerucut pada satu titik yaitu faktor kebiasaan setelah perkuliahan

Jika benda yang akan digambar diletakkan di kwadran pertama, dan diproyeksikan pada bidang-bidang proyeksi, maka cara proyeksi ini disebut “Proyeksi kwadran pertama“ atau

Perbandingannya adalah antara volume langkah dan ruang bakar (V d +V c ) yaitu pada posisi piston di TMB, dengan volume ruang bakar (V c ) yaitu pada posisi

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan suatu komposisi media yang optimal bagi pertumbuhan embrio serta planlet jeruk Siam Kintamani pada perbanyakan melalui

Metodologi yang digunakan meliputi: evaluasi kinerja jalan Pantura menggunakan MKJI 1997; analisa lalu lintas yang teralihkan ke jalan tol menggunakan kurva

• Dukung dan antarkan temanmu untuk menceritakan perilaku bully yang telah ia terima pada orang tua, guru atau pihak lain. •

Di dalam Konsep Standar Pemeriksaan Keuangan Negara pada bab Standar Pekerjaan Lapangan Pemeriksaan Keuangan mengenai Pengendalian Intern disebutkan bahwa sistem infomasi yang

Pengujian dilakukan pada 5 spesimen dan setiap spesimen di tekan pada 5 titik yang berbeda, yaitu pada bagian atas, tengah, bawah. Pada uji kekerasan kali ini menggunakan gaya