• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEK ANALGETIK EKSTRAK AIR DAUN SALAM Efek Analgetik Ekstrak Air Daun Salam (Syzygium polyanthum) Pada Mencit Dengan Metode Geliat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEK ANALGETIK EKSTRAK AIR DAUN SALAM Efek Analgetik Ekstrak Air Daun Salam (Syzygium polyanthum) Pada Mencit Dengan Metode Geliat."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

EFEK ANALGETIK EKSTRAK AIR DAUN SALAM

(Syzygium polyanthum) PADA MENCIT DENGAN

METODE GELIAT

NASKAH PUBLIKASI

Oleh :

DIANA WIJAYANTI

K 100 080 068

 

 

 

 

 

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

SURAKARTA

(2)
(3)

EFEK ANALGETIK EKSTRAK AIR DAUN SALAM

(Syzygium polyanthum) PADA MENCIT DENGAN METODE GELIAT

ANALGESIC EFFECTS OF WATER EXTRACT SALAM LEAVES (Syzygium polyanthum) AT MICE WITH WRITHING METHOD

Diana Wijayanti, Nurcahyanti Wahyuningtyas Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta

ABSTRAK

Salam mengandung fluoretin dan flavonoid golongan kuersitrin. Kuersitrin dapat mengambat biosintesis prostaglandin dengan cara menghambat COX-1 dan COX-2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak air daun salam terhadap daya analgetik pada mencit. Tiga puluh ekor mencit dibagi dalam 6 kelompok secara acak. Kelompok I kontrol negatif (CMC-Na 0,5%) dan kelompok II kontrol positif (Asetosal 65 mg/kg BB). Kelompok III, IV, V dan VI diberi ekstrak air daun salam dosis 25, 50, 100, dan 200 mg/kgBB. Sediaan uji diberikan secara oral 15 menit sebelum diberikan asam asetat 300 mg/kgBB 1% secara intraperitonial. Jumlah kumulatif geliat mencit yang diperoleh digunakan untuk menghitung persentase daya analgetik, kemudian dianalisis dengan ANAVA satu jalan dan uji LSD taraf kepercayaan 95 % dengan SPSS version 17,0 for windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak air daun salam dosis 25, 50, 100 dan 200 mg/kg BB mempunyai daya analgetik sebesar 49,20 ± 7,06 %; 52,00 ± 6,51 % ; 48,00 ± 2,60 % dan 45,60 ±7,52 %. Hasil persentase daya analgetik tersebut lebih rendah dibandingkan dengan daya analgetik asetosal 65 mg/kg BB.

Kata kunci : salam (Syzygium polyanthum [Wight] Walp.), analgetik, geliat (writhing method).

ABSTRACT

(4)

49.20 ± 7.06 %, 52.00 ± 6.51 %, 48.00 ± 2.60 % and 45.60 ± 7.52 %. The result of analgesic power was lower than aspirin 65 mg/ kgbw.

Key words : salam (Syzygium polyanthum [Wight] Walp.), analgesic, writhing

method.

PENDAHULUAN

Nyeri adalah perasaan sensoris dan emosional yang tidak nyaman,

berkaitan dengan (ancaman) kerusakan jaringan. Nyeri erat kaitannya dengan

inflamasi atau radang karena nyeri merupakan respon pertama munculnya

peradangan. Nyeri merupakan gejala penyakit yang timbul jika terdapat rangsang

mekanik, termal, kimia, atau listrik yang melampaui nilai ambang nyeri dan

menyebabkan kerusakan jaringan dengan pembebasan mediator nyeri seperti

bradikinin dan prostaglandin. Kemudian prostaglandin menimbulkan hiperalgesia,

sehingga mediator nyeri seperti bradikinin dan histamin merangsangnya dan

menimbulkan nyeri yang nyata (Mutschler, 1986; Wilmana, 1995).

Analgetika atau obat penghilang nyeri adalah zat-zat yang mengurangi

atau menghalau rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran (perbedaan dengan

anestetika umum). Asetosal merupakan salah satu analgetika perifer yang mampu

meringankan atau menghilangkan rasa nyeri dengan cara merintangi terbentuknya

rangsangan pada reseptor nyeri perifer (Tjay dan Rahardja, 2007). Mekanismenya

yaitu melalui penghambatan biosintesis prostaglandin dengan memblok enzim

siklooksigenase (Wibowo dan Gofir, 2001)

Pada penelitian sebelumnya, tanaman famili Myrtaceae mempunyai

kandungan fenol dan flavonoid meliputi asam galat, eugenol, kaemferol, dan

kuersetin, dengan aktivitas sebagai antioksidan ditunjukkan pada Eugenia

caryophillata Tumb. umumnya pada cengkih (Bin et al, 2005). Analisis

menggunakan MPLC dan LC-MS pada penelitian Saifudin et al (2012) ekstrak

metanol daun salam mengandung kuersitrin, campesterol, campest-4-en-3-one

dan cycloartenone, sedangkan dengan KLT menunjukkan asam galat, myricetrin

dan alangionoside-O-aglicone. Kuersetin dapat menghambat COX-2 (Cheong

dkk, 2004) dan kuersitrin bekerja mengambat biosintesis prostaglandin dengan

(5)

selektivitas penghambatan terhadap COX-2 akan mencegah pembentukan

prostaglandin yang merupakan mediator penting pada proses timbulnya rasa nyeri

dengan tingkat keamanan yang lebih baik pada gastrointestinal (Smyth dan

Gerald, 2007).

Efek daun salam yang dapat menghambat COX-2, diharapkan dapat

mempunyai daya analgetik yang juga melindungi mukosa lambung dari

kerusakan. Oleh karena itu dilakukan penelitian untuk mengetahui daya analgetik

ekstrak air daun salam (Syzygium polyanthum [Wight] Walp.) yang diujikan pada

mencit jantan dengan metode geliat (Writhing test).

METODE PENELITIAN

Alat : Panci infus, vaccum oven, kandang pengamatan, stopwatch, timbangan

mencit, timbangan analitik bahan, spuit injeksi, jarum oral, dan alat-alat gelas.

Bahan : Sampel yang akan digunakan dalam penelitian adalah daun salam

(Syzygium polyanthum) yang sudah tua, berwarna hijau tua yang diperoleh dari

desa Pomah, Tulung, Klaten. Hewan uji yang digunakan yaitu mencit putih jantan

sehat sebanyak 30 ekor, dengan berat badan 25-30 gram dan berumur 2-3 bulan

yang diperoleh dari Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Selain itu, digunakan bahan kimia seperti asetosal (kontrol positif), asam asetat

(penginduksi nyeri), CMC-Na Teknis sebagai kontrol negatif dan akuades sebagai

pelarut.

Uji Pendahuluan

Enam ekor mencit yang telah dipuasakan dibagi secara acak menjadi 2 kelompok

masing-masing 3 ekor.

Kelompok I : kontrol negatif (CMC-Na 0,5 %)

Kelompok II : kontrol positif (Asetosal 65 mg/kg BB)

Setelah diberi perlakuan secara peroral, 15 menit kemudian mencit diberi

perangsang nyeri, yaitu dengan pemberian asam asetat 300 mg/kg BB 1 % secara

intraperitoneal. Dicatat jumlah geliat, dihitung setelah pemberian asam asetat dan

(6)

Uji Daya Analgetik

Penelitian ini terdiri dari 6 kelompok perlakuan yaitu kontrol negatif, kontrol

positif, ekstrak air daun salam dosis 25, 50, 100 dan 200 mg/kg BB.

Kelompok I : kontrol negatif (CMC-Na 0,5 %)

Kelompok II : kontrol positif (asetosal 65 mg/kgBB)

Kelompok III : ekstrak air daun salam 25 mg/kgBB

Kelompok IV : ekstrak air daun salam 50 mg/kgBB

Kelompok V : ekstrak air daun salam 100 mg/kgBB

Kelompok VI : ekstrak air daun salam 200 mg/kgBB

Masing-masing kelompok diberikan sediaan uji secara peroral, 15 menit

kemudian mencit diberi perangsang nyeri, yaitu dengan pemberian asam asetat

300 mg/kg BB 1% secara intraperitoneal dan dihitung jumlah geliatnya.

Analisis Data

Data yang diperoleh adalah jumlah kumulatif geliat pada masing-masing

kelompok perlakuan. Dari data tersebut kemudian digunakan untuk menghitung

daya analgetik yang dinyatakan dalam % proteksi atau % daya analgetik dengan

rumus:

% proteksi = 100 – ( x 100%)

P = jumlah geliat kelompok perlakuan

K = jumlah geliat kelompok kontrol negatif (Turner, 1965)

Setelah data persen proteksi diperoleh selanjutnya dilakukan uji

Kolmogorov-Smirnov dan uji Levene untuk mengetahui normalitas dan

homogenitas. Kemudian dianalisis dengan statistik ANAVA satu jalan dengan

taraf kepercayaan 95% menggunakan SPSS versi 17,0 for windows, dilanjutkan

(7)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Pendahuluan

Pada uji pendahuluan yaitu orientasi kontrol negatif (CMC-Na 0,5 %) dan

kontrol positif (Asetosal 65 mg/kg BB) bertujuan untuk menentukan dosis

asetosal dan memastikan bahwa penggunaan CMC-Na tidak mempunyai efek

analgetik.

Gambar 1. Grafik rata-rata jumlah geliat selama 60 menit pada kontrol negatif (CMC-Na 0,5%) dan kontrol positif (Asetosal 65 mg/kgBB) (n=3)

Berdasarkan gambar 1, profil rata-rata jumlah geliat mencapai puncak

ditunjukkan pada menit ke 15-25, kemudian setelah menit ke-30 jumlah geliat

menurun hingga menit ke-60 atau mendekati normal. Uji t menunjukkan hasil

yang signifikan (p=0,015) yang artinya antara kontrol positif dengan kontrol

negatif mempunyai perbedaan bermakna sehingga pada uji pendahuluan dan

perlakuan dilakukan pengamatan jumlah geliat sampai dengan 60 menit.

Persentase daya analgetik kelompok kontrol positif berturut–turut sebesar 65,55 %

; 67,94 % dan 49,62 %.

(8)

Uji Daya Analgetik

Tabel 1. Data Kumulatif Geliat Mencit Tiap Kelompok Perlakuan Setelah Diinduksi Dengan Asam Asetat 1 % (n = 5)

Ekstrak Air Daun Salam 25 mg/kg

Berdasarkan hasil rata-rata jumlah geliat mencit yang ditunjukkan pada

tabel 1, CMC-Na 0,5 % mempunyai nilai rata-rata geliat yang paling tinggi

dibandingkan dengan rata-rata geliat pada asetosal 65 mg/kg BB, serta lebih tinggi

dari rata-rata geliat pada ekstrak air daun salam dosis 25, 50, 100 dan 200 mg/kg

BB. Ini membuktikan bahwa CMC-Na 0,5% sebagai kontrol negatif yang

diinduksi dengan asam asetat 1 % memberi respon geliat yang besar, yang artinya

tidak mampu memberikan daya hambat terhadap nyeri karena induksi asam asetat.

Gambar 2. Persentase Daya Analgetika Pada Mencit Kelompok Perlakuan Keterangan :

(9)

Data persen proteksi analgetik terdistribusi normal (p=0,200) dan

homogen (p=0,112). Uji statistik dilanjutkan dengan anova satu arah dengan hasil

p=0,027 yang menunjukkan sedikitnya terdapat dua perlakuan yang memiliki nilai

persen proteksi analgetik berbeda bermakna. Suatu obat dikatakan mempunyai

aktivitas analgetik bila mampu menurunkan jumlah geliat mencit ≥ 50 % dari

jumlah geliat pada perlakuan kontrol negatif (KKI, 1991). Hasil persentase daya

analgetik ekstrak air daun salam dosis 25, 50, 100 dan 200 mg/kg BB

berturut-turut sebesar 49,20 ± 7,06 % , 52,00 ± 6,51 % , 48,00 ± 2,60 % dan 45,60 ± 7,52

%. Ekstrak air daun salam dosis 25, 50, 100 dan 200 mg/kg BB mempunyai daya

analgetik lebih rendah dibandingkan dengan asetosal 65 mg/kg BB.

Dari hasil persentase daya analgetik menunjukkan bahwa ekstrak air daun

salam dosis 25, 50, 100 dan 200 mg/kg BB mempunyai daya analgetik yang tidak

setara dengan asetosal dosis 65 mg/kg BB. Salam mengandung flavonoid dengan

fluoretin dan kuersitrin sebagai golongan utama (BPOM 2004). Analisis

menggunakan MPLC dan LC-MS pada penelitian Saifudin et al (2012) ekstrak

metanol daun salam mengandung kuersitrin, campesterol, campest-4-en-3-one

dan cycloartenone, sedangkan dengan KLT menunjukkan asam galat, myricetrin

dan alangionoside-O-aglicone. Kuersetin dapat menghambat COX-2 (Cheong

dkk, 2004) dan kuersitrin bekerja mengambat biosintesis prostaglandin dengan

cara menghambat COX-1 dan COX-2 (Noreen et al, 1997). Sedangkan

selektivitas penghambatan terhadap COX-2 akan mencegah pembentukan

prostaglandin yang merupakan mediator penting pada proses timbulnya rasa nyeri

dengan tingkat keamanan yang lebih baik pada gastrointestinal (Smyth dan

Gerald, 2007). Kuersetin termasuk dalam golongan flavonoid dan terdistribusi

luas pada sayur dan tanaman. Akan tetapi, kuersetin sedikit larut dalam air yang

membatasi penyerapannya pada pemberian oral (Zheng, 2005 cit Makris, 2000).

Dilihat dari persentase daya analgetiknya, asetosal 65 mg/kg BB

mempunyai persen daya analgetik lebih tinggi dari pada kelompok perlakuan,

sedangkan persentase daya analgetik pada kelompok perlakuan yaitu dosis 25, 50,

100 dan 200 mg/kgBB, masing-masing mempunyai daya analgetik yang setara.

(10)

penelitian merupakan crude exstract, oleh karena itu disaranan menggunakan

pelarut lain untuk mendapatan senyawa yang dimaksud. Apabila dibandingkan

dengan penelitian lain dengan metode yang sama, ekstrak air daun salam dosis

100 mg/kg BB sudah mempunyai efek analgetik, sedangkan pada ekstrak air

tempuyung mempunyai efek analgetik pada dosis 200 mg/kgBB (Kasim, 2013)

dan ekstrak etanol daun kayu putih dosis 5,12 g/kgBB (Tuhu dkk, 2007). Oleh

karena itu ekstrak air daun salam berpotensi dikembangkan sebagai analgetik,

karena dengan dosis lebih rendah mempunyai aktivitas analgetik.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak air daun salam dosis 25, 50,

100 dan 200 mg/kg BB mempunyai daya analgetik sebesar 49,20 ± 7,06 %; 52,00

± 6,51% ; 48,00 ± 2,60% dan 45,60 ±7,52 %. Hasil persentase daya analgetik

tersebut lebih rendah dibandingkan dengan daya analgetik asetosal 65 mg/kg BB

yaitu 71,60 ± 1,94 %.

Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang senyawa yang terkandung

dalam ekstrak air daun salam yang berperan dalam aktivitas analgetik dan

dilakukan penelitian tentang efek analgetik ekstrak daun salam dengan pelarut

etanol.

DAFTAR ACUAN

Bin, S., Yizhong, Z.C., Mei, S., and Harold, C., 2005, Antioxidant capasity of 26 spicies expetract and characteritatin of their phenolic and concstituend. Journal of Aagricultutat Food Chemistry 15155-3559.

Badan Pengawas Obat dan Makanan, 2004, Monografi Esktrak Tumbuhan Obat Indonesia, Jakarta ; BPOM ; RI.

(11)

pp, 1945-1952.

Kasim, I.P., 2013, Efek Analgetik Ekstrak Air Tempuyung (Sonchus arvensis L.) Pada Mencit Dengan Metode Geliat, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

Lacy F. C., Amstrong L. L., Goldman P. M., Lance L. and Leonard, 2006, Drug Information Hand Book, A Comprehensive Resource for all Clinicians and Healthcare Professionals, 14th edition, Lexi-comp’s Drug Refernce handbook, Lexi-comp is the Official Drug Reference for the American Pharmacists Association.

Mota, K.S.D.L., Dias, G.E.N., Pinto, M.E.F., Fereria, A.L., Brito, A.R.M.S., Lima C.A.H, et al., 2009, Flavonoids with Gastroprotective Activity, Molecules, 14, 979-1012.

Muflihat, D.A., 2008, Inhibisi Ekstrak Herba Kumis Kucing dan Daun Salam Terhadap Aktivitas Enzim Xantin Oksidase, Skripsi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Mutschler, 1986, Dinamika Obat, diterjemahkan oleh Widianto, M.B dan Ranti, E.S., edisi V, Penerbit ITB, Bandung.

Mutschler, 1991, Dinamika Obat, diterjemahkan oleh Widianto, M.B dan Ranti, E.S., edisi VI, Penerbit ITB, Bandung.

Saifudin, A., Kadota, S., and Tezuka, Y., 2012, Protein Tyrosine Phosphatase 1B (PTP1B)-inhibiting Constituents from the Leaves of Syzygium polyanthum, Planta Medica on line publication June 2012; DOI/10.1055/s-0032-1315000.

Smyth, E. & Gerald, G. F., 2007, The Eicosanoid: Prostaglandins, Tromboxanes, Leukotrienes, & Related Compounds In: Basic & Clinical Pharmacology Edited by: Bertram G. Katzung, Mc Graw Hill, San Fransisco, USA.

Tjay, H.T.,dan Rahardja K., 2007 , Obat- Obat Penting: Khasiat, Penggunaan dan Efek- Efek Sampingnya, edisi IV . Dit. Jen. POM, Dep. Kes. RI, Jakarta, Hal 312

Tuhu Pratita, F.S., Purwantiningsih., and Wahyuni A, S., 2007, Efek Analgetika Ekstrak Etanol Daun Kayu Putih (Melaleuca leucadendron L) Pada Mencit Jantan, Pharmacon, Vol 8, No.2, 40-43

Turner, R.A., 1965, Screening Methods in Pharmacology, Academic Press, New York, 11-3116.

(12)

Wilmana, P.F., 1995, Analgesik-Antipiretik, Analgesik-Antiinflamasi Nonsteroid dan Obat Piral, dalam Ganiswara, S.G., Setiabudy, R., Suyatna, F, D., Purwantyastuti, Nafrialdi, Farmakologi dan Terapi, Edisi 4, Bagian Farmakologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jakarta, 207- 220.

Gambar

Gambar 1. Grafik rata-rata jumlah geliat selama 60 menit pada kontrol negatif (CMC-Na 0,5%) dan kontrol positif (Asetosal 65 mg/kgBB) (n=3)
Gambar 2. Persentase Daya Analgetika Pada Mencit Kelompok Perlakuan  Keterangan :

Referensi

Dokumen terkait

Telah dirancangbangun alat ukur konduktivitas termal bahan logam berbasis mikrokontroler ATmega8535 dengan sampel bahan uji menggunakan logam aluminium..

himpunan ⊆ , adalah terukur jika dan hanya jika adalah himpunan terukur. Integral Lebesgue untuk fungsi karakteristik dari himpunan yang terukur didefinisikan sebagai ukuran

Berdasarkan uraian di atas, peneliti melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran

Pada penelitian yang lain oleh Surya (2012), telah dikembangkan suatu pengenalan nada pianika menggunakan jendela Kaiser, ekstraksi ciri FFT, dan fungsi korelasi. Untuk

Bila sudut pandang hukum materiil yang kita lihat dalam penegakan hukum yang kita bahas, kiranya masing-masing sistem hukum, baik Common Law System maupun Civil Law System,

Penelitian ini bertujuaan untuk mengetahui : 1) pengaruh pemberian ekstrak daun sirih merah terhadap penurunan kadar gula darah mencit , 2) dosis ekstrak sirih merah yang

Dengan demikian berdasarkan hasil pemahaman dan teori ahli maka dalam penelitian tindakan kelas ini terlihat adanya peningkatan hasil belajar sehingga dapat

dewasa terutama ibu dengan anak dari hubungan tanpa nikah. The Step parent family , keluarga dengan orang tua tiri. Commune family , yaitu lebih satu keluarga tanpa pertalian