93
INSTRUMEN PENELITIAN
DAFTAR PERTANYAAN
SKRIPSI
KOMUNITAS PUNK DI SALATIGA
94
B.2. Keberadaan Punk Di Salatiga (Tujuan Penelitian I) 1. Bagaimanakah anda mengenal Punk? Ceritakan!
2. Siapa yang mengenalkan punk kepada anda? Media apa? 3. Dimana anda mengenal punk?
4. Motivasi apa (ketertarikan apa) yang mempengaruhi anda untuk mempelajari punk hingga bergabung menjadi anggota komunitas punk? 5. Apakah anda tahu tentang sejarah punk di Salatiga? Ceritakan!
6. Bagaimana hubungan punk dengan anak muda?
7. Punk dikenal karena prinsip perlwanannya, jika di Salatiga prinsip-prinsip perlawanan apa saja yang ada?
8. Bagaimana tindakan komunitas punk atas prinsip-prinsip itu? 9. Tindakantindakan perlawanan apa saja yang telah dilakukan?
10.Apakah komunitas punk di Salatiga hanya satu golongan atau terdiri dari beberapa golongan?
11.Golongan-golongan punk apa saja yang ada di Salatiga?
12.Apa yang menbedakan antara golongan yang satu dengan golongan yang lain?
B.1. Hubungan Punk Salatiga Dengan Sejarah (Tujuan Penelitian II) 1. Ceritakan bagaimana kondisi-kondisi saat lahirnya punk di Salatiga? 2. Apakah kondisi-kondisi saat lahirnya punk di Salatiga sama atau berbeda
dengan kondisi-kondisi saat lahirnya punk di Salatiga? 3. Bagaimanakah cara berpakian komunitas punk di Salatiga?
95
5. Bagaimana perlawanan ini ditampilkan melalui gaya berpakian?
6. Apakah gaya berpakian punk di Salatiga mempunyai hubungan dengan punk di Inggris?
7. Seperti apa saja hubungan gaya berpakian punk di Salatiga dengan punk di Inggris?
8. Bagaimana prinsip-prinsip punk di Salatiga? Ceritakan! 9. Prinsip-prinsip punk di Inggris yang dapat anda ketahui??
10.Apakah terdapat hubungan antara prinsip-prinsip perlawanan punk di Inggris dengan punk di Salatiga?
11.Bagaimana hubungannya?
12.Ceritakan apan persamaan ataupun perbedaan-perbedaan yang ada antara punk di Inggris dengan punk di Salatiga?
96
Keterangan : Merupakan Pentolan (pencetus berdirinya Punk di Salatiga).
Anak pertama dari 4 bersaudara dibesarkan dengan ayah yang bersikap otoriter dan dengan ibu yang sangat demokratis, keberadaannya yang sudah mengenal Punk sejak sekolah menengah pertama.
Rudy mengenal Punk sejak SLTP hanya karena dia tertarik dari Band-band yang ia lihat di televisi, yang kemudian teman dari saudaranya (kakak)
mengenalkan dia lebih jauh lagi tentang komunitas tersebut. Teman itu memberinya sebuah bentuk tulisan seperti majalah (namun lebih kecil lagi lingkupnya) yang komunitas itu sebut dengan ZINE, seperti layaknya unduerground magazine yang hanya ditulis dan kemudian diperbanyak dengan
difotocopy tanpa adanya bentuk-bentuk pemasaran.
Dari situ ia mengenal segala bentuk ideologi Punk, seperti salah satunya adalah DIY (do it yourself). Dimana itu berarti sebagai bentuk kemandirian dalam komunitas tersebut, misalnya; pergi ke kota lain diluar Salatiga tanpa mengeluarkan uang, makan dari sisa-sisa makanan yang dibuang orang di pasar, atau mengambil sisa-sisa makanan di tempat sampah, dan apabila ingin merokok maka anak-anak dalam komunitas tersebut hanya mencari sisa-sisa atau puntung rokok yang ada dijalanan atau di asbak-asbak di tempat-tempat makan. Tidak semuanya kegiatan harus mengeluarkan uang untuk biaya hidup mereka. Dapat dikatakan juga bahwa mereka meminimalis biaya untuk melakukan setiap kegiatan mereka atau untuk memenuhi kebutuhan mereka.
97
menentang suatu bentuk kemapanan dengan mereka tidak mau mengikuti aturan lingkuangan sosial, walaupun itu adalah lingkungan sosial terkecil mereka (keluarga). Apabila memang ada salah satu anggota dari komunitas tersebut yang mengatakan bahwa mereka tidak harus mematuhi segala bentuk peraturan yang ada dalam lingkungan terkecil mereka sekalipun, itu hanya sebuah sangkalan bagi mereka, misalnya mereka tidak harus pergi kesekolah karena memang mereka tidak menginginkan hal tersebut, itu merupakan keinginan orang tua mereka yang menuntut mereka untuk sedemikian rupa, dan hal tersebut adalah salah apabila kemudian dikatakan sebagai ideologi dari komunitas Do It Yourself, karena memang tidak sedemikian itu kiranya.
Rudy adalah salah satu dari komunitas Punk yang berbasis Anarcho Punk. Anarcho punk adalah salah satu bagian (scene) dari komunitas Punk, yang bisa dibilang juga bahwa mereka menutup diri dengan orang-orang lainnya, kekerasan nampaknya sudah menjadi bagian dari kehidupan mereka. Tidak jarang mereka juga terlibat bentrokkan dengan sesama komunitas punk yang lainnya. Anarcho punk juga sangat idealis dengan ideologi mereka anut. Ideologi yang mereka anut diantaranya, anti authoritarianisme dan anti kapitalis. Crass, Conflick, Flux of Pink Indians merupakan sebagian band yang berasal dari Anarcho Punk.
Menurut Rudy, punk di Salatiga juga merupakan suatu bentuk perjuangan (gerakan sosial), tidak hanya diam (cuek), Punk juga melakukan pergerakan-pergerakan yang memang pada dasarnya adalah tindakan atau cerminan ketidaksetujuaan dari sikap atau bentuk pemerintahan di Indonesia.
98
Komunitas punk adalah sebuah komunitas yang menentang atau anti hirarki, mereka menentang pemerintahan, dalam artian bahwa Punk melihat adanya suatu bentuk ketidakadilan dalam pemerintahan, terutama di Indonesia. Kami (komunitas Punk) tidak menginginkan adanya suatu bentuk pemerintahan terpusat, kami hanya menginginkan adanya dewan-dewan yang memimpin kami dalam suatu bentuk komunitas-komunitas terkecil, seperti misalnya dalam RT atau RW yang mungkin didalamnya hanya terdiri 10-20 anggota saja, sehingga itu akan lebih mudah untuk setiap anggota menyalurkan aspirasi mereka, dan akan menjadi lebih mudah juga bagi setiap ketua dewan untuk mendengarkan aspirasi mereka dan setiap argumen-argumen mereka dibandingkan dengan sistem pemerintahan terpusat.
Punk adalah sebuah komunitas yang didalam komunitas tersebut terdiri dari orang-orang dengan latar belakang yang berbeda. Tidak semua yang ada didalam komunitas itu adalah mereka kaum intelektual (sejarah), hanya pionir-pionirnya saja! Dapat dikatakan seperti itu.
Salah satu orang yang dianggap sebagai pentolan (ketua) dari komunitas Punk di Salatiga adalah saya, tapi ada juga teman-teman. Sebutan akan keberadaan dirinya yang diakui oleh kalangan komunitas tersebut sebagai pentolan ada karena labeling dari lingkungan sosialnya (mahasiswa), hingga suatu saat pernah ada
99
bahwa dirinya adalah seorang Punkers. Ketika ia sedang duduk mengikuti perkuliahan didalam kelas, seseorang menegurnya “punkers ya?” kemudian terjadi percakapan yang panjang lebar diantara mereka yang kemudian seseorang tersebut tertarik untuk ikut andil didalam komunitas tersebut, dan kemudian beberapa orang lainnya yang terlihat duduk bersama Rudy di “tongkrongannya” (tempat duduk-duduk menghabiskan waktu).
Punk di Salatiga dan di Indonesia juga turut andil dalam pergerakan mereka melawan kaum pemilik modal (borjuis) terhadap kaum-kaum yang tertindas, tidak hanya kaum proletar!
100 mengenal punk seccara lebih dalam melalui perkenalannya dengan Rudy. Menurut Ahmed, ada banyak informasi tentang punk tetapi yang nyata memperkenalkan adalah Rudy, melalui gaya hidup, gaya berpakian dan isi pembicaraannya Rudy telah memperkenalkan pada kaum muda dan remaja Salatiga tentang punk. Saya sendiri adalah salah satu dari kaum muda yang mengenal punk dari Rudy.
Rudy paham benar tentang punk. Karena pengetahuannya tentang punk, maka ia memperkenalkan punk termasuk prinsip-prinsip mendasarnya terhadap kami. Bagi saya dan kawan-kawan Rudy adalah pentolan, dari dialah kemudian punk lahir di Salatiga. Mungkin juga ada yang lain, tetapi yang terang-terangan menujukkan diri sebagai punkers awalnya adalah Rudy.
Ceritanya.. Inti dari punk awalnya tidak saya kenal. Memang gaya dandanan punk sudah pada sekitar tahun 2000-an (atau mungkin sebelumnya) sudah sering saya lihat dalam video klip musik, ataupun melihat kaum muda dikota besar memakai gaya dandanan demikian.
Karena tertarik dengan gaya dandanannya, terus saya mengikuti gaya dandanan itu. Setelah itu kemudian baru saya benar-benar tau bahwa gaya dandanan demikian mempunyai tidak hanya mempunyai cirri tertentu melainkan juga memiliki makna yang dalam.
101
intinya adalah cara (sikap) memberontak, melawan. Jelas punk pada dasarnya adalah sebuah idiologi (prinsip) pemberontakan terhadap keadaan yang tidak baik. Ya, media penyampaiannya pesan (seruannya) adalah melalui musik dan gaya hidup ataupun gaya berpakian.
102 melainkan Rudy. Saya sendiri mengenal punk dari Rudy. Ya. Rudy dengan gaya berpakian dan kesehariannya telah memperkenalkan punk termasuk prisnip-prinsipnya. Rudy kami kenal sebagai teman, tapi khusus anak punk dia dikenal sebagai pencetus punk Salatiga.
Kalau keberadaan. Kami sering nongkrong di tempat tongkrongan, di depan book store UKSW. Ya kebetulan ada salah satu anggota yang jualan di situ. Hampir setiap hari kami kumpul di tempat itu. Sekali-sekali kami nongkrong didepan posnet ataupun di sekitar kafe. Paling banyak di deretan kaki lima depan book store UKSW. Kalau demontrasi tidak semua demoantrasi anak-anak punk ikut. Hanya kalau apa yang diperjuangkan adalah benar-benar buat rakyat oke.
Kalau sekarang hampir semua orang sudah mengaku sebagai anak punk. Mereka menyebut diri sebagai punkers. Tapi sebenarnya mereka tidak memahami punk itu sendiri. Karena mereka tidak mengetahui apa itu punk, mereka hanya mengambil gaya dandanannya dan mengaku dirinya punk.
103
Mereka yang mengaku punk adalah sebuah kenaifan. Mereka hanya memamerkan keberadaan mereka, tidak sepenuhnya memiliki jiwa sebagai salah satu anggota dari komunitas tersebut, bahkan sebagian dari mereka hanyalah mencari tempat pelarian bagi diri mereka rendiri, bagi mereka yang sedang dalam masa pencarian jati diri, bagi mereka yang memang menentang kenikmatan dibangku sekolah (apapun status pendidikan mereka) yang malas dengan peraturan-peraturan yang harus mereka taati.
Mereka hanya berkumpul dengan alasan yang sama, mereka bukan merupakan suatu bentuk gerakan sosial yang selama ini diperbincangkan dikalangan kaum intelektual, seperti seharusnya keberadaan mereka. Apabila dilihat dari sejarah terbentuknya komunitas tersebut, mereka seharusnya adalah suatu komunitas yang memperjuangkan suatu keberadaan kaum proletar diIndonesia, bukan memperjuangkan keinginan mereka sendiri, oleh itu mengapa saya (denis) mengatakan mereka naif, akan tetapi apabila mereka mengaku bahwa mereka ada untuk membela segala bentuk kepentingan para kaum proletar di Indonesia, seharusnya mereka tidak perlu menggunakan kaos dengan merk tertentu dan dengan mengenakan celana jeans dengan merk LEVIS. Mereka (para punkers) seharusnya hanya mengenakan kaos ala kadarnya dengan celana jeans dengan harga lebih murah dan tanpa mengenakan sepatu dengan label Dr. Martin tetapi mengenakan sendal jepit seperti tampilan kaum proletar di Indonesia.
“saya bukan punker, tetapi saya adalah orang yang berideologi banyak. Saya menganut berbagai ideologi, walaupun outlook saya adalah seorang punker. Saya tidak mau mengaku diri sebagai salah satu anggota komunitas tersebut, karena memang saya tidak seperti itu. Saya mengenakan sepatu Dr. Martin hanya sebagai
104
Ketika saya sedang duduk di pinggiran bangunan sebuah Mall di Bandung membaca buku dengan ditemani secangkir kopi, datang seseorang dan menyapa saya dan mulai menawar sepatu yang saya pakai. Orang itu menanyakan harga berapa yang saya mau apabila saya hendak menjual sepatu saya kepada orang itu. Hal itu terjadi berulang kali kepada saya. Oleh karena itu saya menyebutnya sebagai simbol sapaan yang terjadi karena saya mengenakan sebuah alat yang dulu (sejarah) dikenakan oleh sebuah komunitas dalam gerakan sosial di Inggris. Tidak ada korelasi atau hubungan antara Punk di Inggris dengan Punk di Indonesia, sangat jauh berbeda malah. Punk di Indonesia, bagi saya hanya terlihat sebagai bentuk Fashion Punk, tidak ada gerakan sosial, tidak ada tindakan dari mereka yang mencerminkan suatu tindakan pembelaan mereka terhadap kaum proletar dari kekejaman kaum borjuis.