• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 692009095 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 692009095 Full text"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1. Pendahuluan

Persepakbolaan Indonesia semakin berkembang, hal ini dapat dilihat dengan merebaknya sekolah sepakbola. Gendut Doni Training Camp (GDTC) adalah salah satu sekolah sepakbola di Salatiga yang sedang berkembang. GDTC belum dikenal di jajaran sepak bola tanah air karena kurangnya media pengenalan dan memiliki tempat yang kurang strategis yaitu di perbatasan kota Salatiga dan Kab.Semarang, sehingga perlu adanya media pengenalan identitas untuk menginformasikan profil GDTC. Salah satu bentuk komunikasi visual adalah dengan memanfaatkan teknologi multimedia, dimana teknologi ini dapat memberikan informasi mengenai profil dari sebuah sekolah sepak bola. Berdasarkan permasalahan yang ada maka perlu adanya perancangan video profil yang diharapkan dapat meberikan informasi kepada calon siswa usia 13 tahun sampai 18 tahun sekolah sepak bola tersebut yang bertujuan utuk membantu gendut doni training camp dalam mendapatkan siswa dan sebagai arsip pribadi.

2. Tinjauan Pustaka

Pada penelitian dengan judul “ Perancangan Profil Sekolah Sukowati Berbasis Multimedia “ dihasilkan dalam bentuk video yang merupakan salah satu media komunikasi visual yang dapat menyajikan informasi yang dibutuhkan oleh para pengguna informasi melalui bentuk gambar, animasi, teks, suara atau video. Aplikasi multimedia itu sendiri dapat memberikan informasi secara tepat dan menarik sehingga para pengguna informasi dapat memilih jenis informasi yang dibutuhkandan membuatnya memiliki motifasi untuk terus belajar. [1]

Pada penelitian dengan judul “ Perancangan Video profil Sekolah Alam Minangkabau Dalam Bentuk Media Audio Visual” dihasilkan dalam bentuk video tidak hanya menampilkan visual saja namun didukung dengan narasi sehingga pesan yang akan disampaikan dapat dimengerti oleh target audience.[2]

Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini adalah terletak pada bumper animasi dan tampilan interface yang diberi animasi pada button. Unsur yang digunakan adalah unsur sinematografi yang merupakan dasar pengambilan gambar dengan menggunakan komposisi yang benar dan menarik. Teknik ini digunakan untuk memperkuat gambar video sehingga dapat memberikan informasi yang jelas.

Multimedia dapat dikatakan suatu bentuk baru dalam pembuatan program-program komputer dengan penggabungan lebih dari satu media. Multimedia juga merupakan alat yang dapat menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif karena mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio, gambar dan video[3].

(2)

terpenuhi. Salah satunya adalah kepentingan untuk mendapatkan informasi tentang aktifitas perusahaan.[4].

Sinematografi adalah kata serapan dari bahasa Inggris Cinematography yang berasal dari bahasa Latin kinema yang berarti gambar. Sinematografi sebagai ilmu terapan merupakan bidang ilmu yang membahas tentang teknik menangkap gambar dan menggabung-gabungkan gambar tersebut sehingga menjadi rangkaian gambar yang dapat menyampaikan ide (dapat mengembangkan cerita). Sinematografi memiliki objek yang sama dengan fotografi yakni menangkap pantulan cahaya yang mengenai benda. Karena objeknya sama maka peralatannyapun mirip. Perbedaannya, peralatan fotografi menangkap gambar tunggal, sedangkan sinematografi menangkap rangkaian gambar. Penyampaian ide pada fotografi memanfaatkan gambar tunggal, sedangkan pada sinematografi memanfaatkan rangkaian gambar. Jadi sinematografi adalah gabungan antara fotografi dengan teknik perangkaian gambar atau dalam sinematografi disebut montase (montage).[5].

Gendut Doni Training Camp (GDTC) Adalah sebuah sekolah sepak bola yang didirikan pada tanggal 01 juni 2010 oleh Gendut Doni Christiawan yang akrab dipanggil Gendut Dony mantan pemain timnas dengan dibantu beberapa rekan-rekan pelatih di berbagai klub di Indonesia. GDTC memiliki pelatih-pelatih profesional selain itu GDTC memiliki relasi luas sehingga lulusan GDTC langsung disalurkan ke tim besar tanah air seperti Arema Indonesia, Bandung Raya, Persijap sehingga menjamin masa depan yang cerah untuk melangkah menjadi pemain sepak bola professional.

3. MetodePenelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode cyclic strategy. Strategi berputar ini pada dasarnya memiliki prinsip yang sama dengan linear strategy, hanya pada strategi ini ada kalanya suatu tahap perlu diulang kembali untuk menampung umpan balik (Feed back) sebelum tahap berikutnya dilanjutkan. Pengulangan tahap ini lazim disebut loop [6].

Tahapan-tahapan yang telah dilaksanakan dalam penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

Tahap 1 Tahap 2 Lanjut/kembali Tahap 3

Gambar 1. Metode Cyclic strategy [6]

Metode Perancangan Sistem

(3)

dibangun tersebut akan terus menerus diperbaiki agar sesuai dengan harapan pengguna[7].

Gambar 2 Prototype model[7]

Proses dari perancangan sistem untuk aplikasi " video profil Sekolah Sepak Bola Gendut Doni Training Camp Kota Salatiga, dapat dijelaskan sebagai berikut: A. Pengumpulan Kebutuhan Pengguna

Tahap pertama dalam perancangan sistem dengan menggunakan metode prototype adalah mengidentifikasi kebutuhan dasar pengguna melalui proses requirement dan analisis. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data yang dibutuhkan kepada pemilik sekolah sepak bola GDTC kota Salatiga Bp. Gendut Doni dengan cara wawancara, observasi, dokumen dan footage. Observasi dan wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi-informasi yang terkait dengan profil dan fasilitas GDTC.

B. Perancangan Prototype

Setelah melakukan analisa kebutuhan maka informasi yang didapat kemudian digunakan sebagai acuan untuk mengembangkan prototype (cetakan biru) awal.Pada tahap ini prototype sudah mulai dirancang, yang diperlukan adalah flowchart system dan merancang komponen-komponen aplikasi meliputi perancangan desain antar muka, perancangan gambar isi berupa foto-foto dan merancang video dengan menerapkan metode perancangan film. Setelah semua komponen terpenuhi maka selanjutnya merancang aplikasinya.

C. Evaluasi Prototype

Pada tahap selanjutnya, developer didorong untuk bekerja dengan client untuk menentukan seberapa baik prototype itu memenuhi kebutuhan, dan untuk memberikan saran-saran bagaimana memperbaiki prototype tersebut. Developer kemudian menggunakan feedback untuk memperbaharui prototype yang telah dibuat sebelumnya.

(4)

belum memenuhi kebutuhan pengguna, tahap selanjutnya kembali ke tahap paling awal, begitu seterusnya sampai tujuan umum tercapai dan pengguna merasa puas.

Metode pengumpulan data yang digunakan menggunakan metode kualitatif untuk mendapatkan data-data yang nantinya akan digunakan untuk proses perancangan. Terdapat beberapa metode yang digunakan penulis dalam pengumpulan data antara lain wawancara dengan pemilik Gendut Doni Training Camp Bp. Gendut Doni Christiawan dan observasi.

Perancangan Komponen Video profil

Pada perancangan video profil ini memiliiki konsep bahwa sekolah sepak bola Gendut Doni Training Camp memiliki fasilitas yang lengkap dimulai dari asrama,tempat tidur,kamar mandi,tempat makan,mushola,sarana transportasi dan lapangan. Pencitraan GDTC merupakan sekolah sepak bola dengan jaminan masa depan pemain yang jelas dimana lulusan GDTC akan langsung di salurkan di Tim-Tim besar liga Indonesia.

Berdasarkan kebutuhan konsumen perlu adanya perancangan flash untuk membantu pengguna dalam menjalankan aplikasi, Proses selanjutnya perancangan aplikasi flash dengan menggunakan metode prototype. Proses perancangan selanjutnya dengan perancangan desain tampilan video profil. Font yang digunakan adalah Century Gothic dikarenakan font ini memiliki proporsi legibility yang tinggi dan jelas meberikan kesan elegant dan sport ,dilihat dan sangat penting dalam penyampaian informasi serta gagasan[8]. Huruf yang dipakai dalam perancangan ini dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3 Huruf yang dipakai

Document of change

Pada prototype pertama mendapatkan hasil tampilan flash yang memiliki 5 navigasi berupa profil, training, fasilitas, prestasi, admisi yang dan dilakukan pengujian oleh customer untuk menambahkan tombol mute agar pada video wawancara bisa lebih jelas terdengar oleh audience. Pada prototype kedua mendapatkan revisi untuk mengurangi navigasi menjadi profil, training, fasilitas, prestasi, menambahkan tombol mute dan mendapatkan hasil yang fix yang telah di setujui oleh customer.

(5)

Gambar 4 Desain User interface halaman pembuka

Setelah merancang desain, selanjutnya adalah membuat gambar isi di dalam Video profil, berupa foto-foto yang sudah didapat. Perancangan video dibuat dengan menerapkan metode perancangan film, agar mendapatkan hasil sinematografi yang baik. Metode ini merupakan tahapan-tahapan yang dipakai dalam membuat film. Hasil keluaran dari metode ini dapat berupa film atau video. Penerapannya dalam pembuatan video profil dapat lebih menarik dan informatif[9].

Metode yang digunakan yaitu cyclic strategy dalam perancangan film. Karena dalam pembuatan film memerlukan hasil yang sesuai dalam setiap tahapan, mulai dari pra produksi, produkdi, dan pasca produksi sehingga metode cycle strategy sangat tepat dalam perancangan film sehingga dapat lebih efektif.

Gambar 5 Bagan metode perancangan film

Gambar 5 tentang bagan metode perancangan film hasil keluarannya adalah berupa video. Dapat diberikan penjelasan sebagai berikut:

(6)

Observasi merupakan langkah untuk mendapatkan data-data lisan maupun tertulis guna mendukung proses perancangan video. Observasi dilakukan dengan wawancara terhadap bapak Gendut Doni selaku pemilik GDTC untuk mendapatkan informasi-informasi yang terkait didalamnya.

Pra-produksi merupakan tahap awal perancangan film atau video. Langkah yang dilakukan diantaranya membuat konsep video berupa urutan adegan. Salah satu contohnya video training dimulai dari prepare sebelum berlatih tilt up-tilt down dari kepala ke sepatu kemudian dilanjutkan dengan keadaan lapangan dan teknis dalam latihan dan wawancara dengan pelatih. Alur cerita dari video ini adalah awalnya dimulai dari memakai sepatu bola, hingga proses latihan dan pendinginan. Setelah merancang sebuah storyline langkah selanjutnya adalah merancang treatment yang merupakan kerangka lengkap dari sebuah skenario yang menjadi acuan untuk pembuatan storyboard.Treatment video training dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1 Treatment video Training

NO SCENE WAKTU JENIS SHOOT KETERANGAN DURASI 1 mess Siang BCU-EA Pemain menggunakan 5 detik

sepatu dan berdiri untuk melakukan latihan

2 kamar pemain Siang ECU-LA Pemain sedang 4 detik menaikan kaos kaki dan

mempersiapkan diri

yang tendanng oleh pelatih

6 lapangan Siang ECU-EA Pemain melakukan 30 detik Game kecil memasukan

bola ke gawang mini

7 lapangan Siang CU-EA Pemain mengumpan bola 1 menit

(7)

shooting/perekaman sebuah adegan. Storyboard video training dapat dilihat pada gambar 6.

Gambar 6 Storyboard Training

Produksi merupakan tahap utama untuk menghasilkan sebuah produk sebelum akhirnya masuk paska-produksi, diantaranya Video (shooting, foto) yaitu melakukan kegiatan shooting dari wawancara narasumber hingga stock shot dari awal, Audio (dubbing) yaitu melakukan kegiatan dubbing yang merupakan pengisian suara sebagai narasi dalam video.

Pasca-produksi merupakan tahap yang dilakukan setelah proses produksi, diantaranya seleksi scene yaitu pemilihan video yang sesuai dengan treatment,shootlist dan storyboard yang dibuat. Editing yaitu proses penyatuan seluruh stok scene yang sudah dipilih. Setelah proses editing video selesai, dilakukan penambahan efek-efek transisi untuk memperindah perpindahan scene satu ke scene lainnya. Dan tak lupa ditambahkan backsound.

Flowchart

Merupakan metode untuk menggambarkan tahap-tahap penyelesaian masalah (prosedur), beserta aliran data dengan simbol-simbol standar yang mudah dipahami. Dalam kehidupan sehari-hari, flowchart banyak digunakan di pusat-pusat layanan seperti kantor pemerintahan, bank, rumah sakit, organisasi masyarakat dan perusahaan.Tujuan utama penggunaan flowchart adalah untuk menyederhanakan rangkaian proses atau prosedur untuk memudahkan pemahaman penggunaterhadap informasi tersebut. Oleh karena itu, desain sebuah flowchart harus ringkas,jelas dan logis [10].

(8)

ditampilkan empat menu, yaitu : Menu Profil GDTC, Menu Fasilitas, Menu Training, Menu Prestasi,. Di dalam Menu Profil GDTC user dapat mengetahui profil, alamat serta kontak. Di dalam menu Fasilitas dapat mengetahui informasi sarana dan prasarana yang di sediakan oleh GDTC. Di dalam Menu Training user dapat melihat system latihan yang ada di GDTC. Di Menu Prestasi user dapat mengetahui hasil-hasil yang telah di raih oleh pemain GDTC. Flowchart aplikasi dapat dilihat pada gambar 7.

Gambar 7 Flowchart aplikasi

Diagram menu menjelaskan tampilan serta komponen dalam aplikasi yang berisi gambar dan video yang akan dilihat dan diakses oleh user. Diagram menu dapat dilihat pada gambar 8.

Gambar 8 Diagram menu aplikasi

(9)

Gambar 9 Desain User Interface Tampilan Utama

A. Label 1 : Label judul dari aplikasi. B. Label 2 : Isi dari aplikasi berupa video.

C. Button 1 : Menu navigasi untuk mengakses tampilan profil. D. Button 2 : Menu navigasi untuk mengakses tampilan training. E. Button 3 : Menu navigasi untuk mengakses tampilan fasilitas. F. Button 4 : Menu navigasi untuk mengakses tampilan prestasi. G. Button 5 : Menu navigasi untuk keluar aplikasi

H. Button 6 : Menu navigasi untuk mematikan backsound

4.

Hasil dan Pembahasan

(10)

Gambar 10 Tampilan menu utama atau awal yang dilihat user

Kode Program 1 adalah penjelasan kode perintah untuk membuka halaman profil GDTC yang terletak di frame 2 yaitu berupa tampilan awal GDTC.

Kode Program 1 Profil GDTC

on (release) {

gotoAndStop(2) ;

}

Kode Program 2 adalah penjelasan kode perintah untuk mematikan backsound dalam aplikasi.

Kode Program 2 Mematikan backsound

on (release) {

stopAllSounds() ;

}

(11)

Gambar 11 Tampilan menu Profil

Seperti halnya dengan menu profile, menu training juga terdiri dari video yang menjelaskan tentang sistem latihan GDTC. Tampilan menu program dapat dilihat

pada gambar 12.

Gambar 12 Tampilan menu training

Menu fasilitas juga merupakan menu yang berisi video yang menjelaskan layanan-layanan apa saja yang ada di GDTC. Tampilan menu layanan dapat dilihat pada gambar 13.

Gambar 13 Tampilan menu fasilitas

(12)

                

Gambar 14 Tampilan menu fasilitas

Pengujian Prototype

Pada tahapan prototype perancangan aplikasi atau program yaitu merancang aplikasi atau program sesuai kebutuhan system berdasarkan perancangan system yang telah dilakukan. Dalam perancangan ini menggunakan metode prototype sehingga membutuhkan beberapa kali revisi dalam perancangan program setelah diujikan kepada pemilik GDTC Kota Salatiga Bp.Gendut Doni sebagai client. Dengan tahapan sebagai berikut :

A. Prototype I, Pengujian pertama kali dilakukan setelah pembuatan video training, menurut pemilik GDTC video yang telah dirancang sudah mampu mewakili profil GDTC, akan tetapi perlu penambahan teks informasi-informasi lain yang terkait kedalam video.

B Prototype II, Setelah prototype I pembenahan video training, program dan layanan dilakukan kemudian melakukan prototype ke II. Pada prototype ini tentang desain tampilan antarmuka, desain tampilan yang pertama menurut client bisa mewakili GDTC.

A. Prototype III, Pada prototype yang terakhir yaitu tentang aplikasi keseluruhan, masih diperlukan beberapa video pelengkap, menu sound dan menu keluar dari aplikasi dalam menyelesaikan aplikasi keseluruhan. Setelah semua komponen terpenuhi kemudian diajukan kembali kepada client. Setelah revisi selesai dibuat maka program selesai.

Pengujian Aplikasi

(13)

Tabel 2 Kuesioner 1

No Pertanyaan Opsi Jawaban

A B C D E

[1] Apakah anda mengetahui keberadaan 2 5 8 10 5 30 Gendut Doni Training Camp?

[2] Sebelumnya pernahkah anda

Mengetahui sekolah sepak bola GDTC? 8 - 2 7 13 30 Jawaban D (Kurang mengetahui): (23/150 x 100% = 15,3%) Jawaban E (Tidak mengetahui) : (58/150 x 100% = 38,67%)

Gambar 15 Hasil Pengujian kuisioner 1

Dengan menggunakan skala likert mendapatkan hasil pengujian dengan 30 responden maka dapat disimpulkan bahwa 54 % ( dengan asumsi jawaban D dan E di jumlahkan ) masih banyak responden yang kurang mengetahui informasi-informasi yang terkait dengan Gendut Doni Training Camp(GDTC) Salatiga.

Pengujian Kuisioner 2

Kuisioner kedua diberikan setelah responden melihat media yang telah dirancang. Kuisioner kedua ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana media yang telah dirancang dapat memberikan informasi-informasi secara menarik, efektif dan informatif mengenai hal-hal yang terkait dengan Gendut Doni Training Camp (GDTC) Salatiga. Hasil kuesioner kedua dapat dilihat pada Tabel 3.

(14)

No Pertanyaan Opsi Jawaban A B C D E

[1] Apakah setelah melihat Video profil 17 5 3 - - 30 anda mengetahui secara jelas keberadaan

Gendut Doni Training Camp?

[2] Apakah setelah melihat Video profil 25 5 4 - - 30 ini anda mengetahui secara jelas program

yang ada didalamnya?

[3] Apakah setelah melihat Video profil 22 10 5 - - 30 Ini anda mengetahui secara jelas layanan

yang ada didalamnya?

[4] Apakah desain tampilan dalam company 14 15 10 - - 30

Profile ini menarik?

[5] Apakah Video profil ini informatif/dpt 18 4 3 - - 30 memberikan informasi didalamnya dengan

Jelas?

[6] Apakah Video profilini user friendly 15 12 4 - - 30 Atau mudah dioperasikan/digunakan?

[7] Apakah video dalam Video profil ini 21 3 3 - - 30 menarik dan dapat memberikan informasi

yang terkait didalamnya? media interaktif, informasi yang terkait

didalamnya dapat lebih informatif dan menarik

Total 187 76 37 300

Jawaban A (Sangat menarik dan informatif) : (187/300 x 100% = 62,2%) Jawaban B (Menarik dan informatif) : (76/300 x 100% = 25,3% ) Jawaban C (Cukup) : (37/300 x 100% = 12,3%) Jawaban D (Kurang menarik dan informatif) : (0/300 x 100% = 0%) Jawaban E (Tidak menarik dan informatif) : (0/300 x 100% = 0%)

Gambar 16 Hasil Pengujian kuisioner 2

(15)

Dari hasil pengujian kuisioner kedua maka dapat disimpulkan bahwa 87,5% ( dengan asumsi jawaban A dan B di jumlahkan ) responden berasumsi bahwa media yang telah dirancang dapat memberikan informasi-informasi yang menarik, informatif serta efektif karena didukung oleh desain tampilan yang menarik, mudah dioperasikan, video yang informatif, backsound yang terdengar jelas, sinematografi yang menarik dan media yang interaktif. Kemudian sebanyak 12% responden menganggap media yang telah dirancang, cukup memberi informasi-informasi yang terkait.

5.

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian serta pengujian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa perancangan media informasi Video profil ini dapat memberikan informasi dengan jelas. Video profil lebih informatif dan menarik, serta implementasi dalam bentuk media interaktif merupakan cara yang efektif dalam penyampaian informasi. Dikarenakan media interaktif melibatkan respon pengguna dengan mudah dioperasikan, sehingga pengguna dapat lebih jelas dan mudah dalam mengakses informasi yang terkait.

(16)

2012.

6.

Daftar Pustaka

[1] Libriyanto, Vicky Niyanda 2013. Perancangan profil sekolah smk sukowati berbasis multimedia.

[2] . Perancangan Video profil Sekolah Alam Minangkabau dalam Bentuk Media Audio Visual

[3] Binato, Iwan, “Multimedia Digital Dasar Teori dan Pengembangannya”, Andi: Yogyakarta,2010

[4] Kurnianto, 2010, Konsep Content dan pengertian Video profil, http://www.prowebpro.com/articles/konsep_content_company_prof ile.php. Diakses tanggal 14 september

[5] Guru,2011.PengertianSinematografi

http://www.perpuskita.com/pengertian-sinematografi/126/ (diakses tanggal 14 Agustus 2013).

[6] Kusuma, Alan, (2007), BAB II Landasan teori

(http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/no/jbptunikompp-gdl-S1-2007-alankusuma-5472-5-bab i-1.doc). diakses pada tanggal 15 Desember 2013, 23.30 WIB.

[7] Abdurrachman,A, 1990.Pengembangan Prototype Program InterpretasiElektrokardiagram (PIE) Menggunakan Sistem Pakar, Tesis Magister, Bidang Instrumentasi dan Kontrol, ITB - Bandung.

[8] Sarwono, Jonathan, 2007, Metode Riset untuk Desain Komunikasi Visual, Yogyakarta: Andi.

[9]   Kurnianto, 2010, Konsep Content dan pengertian Video profil,

http://www.prowebpro.com/articles/konsep_content_company_profile.php . Diakses tanggal 14 september 2012.

Gambar

Gambar 2 Prototype model[7]
Gambar 3 Huruf yang dipakai
Gambar 5 Bagan metode perancangan film
Tabel 1 Treatment video Training
+7

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, bentuk antisipatif tersebut dilakukan dengan cara menguatkan peran dari tiga sektor lingkungan pendidikan yaitu: (1) pendidikan formal (di sekolah

Jenis penelitian yang akan digunakan adalah jenis penelitian explanatory yaitu jenis penelitian yang menjelaskan hubungan antara variabel melalui pengujian hipotesis

Ringkas cerita, Putra Sulung Dalem Solo bergelar Ratu Sakti Pancering Jagat setelah menikah dengan Sang Dewi yang bergelar Ratu Ayu Pingit Dalam Dasar.. Desa yang dipimpin oleh

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat lokal dan masyarakat transmigrasi tentang tanggung jawab orang tua atas pendidikan anak dalam hal

motivasi awal yang kuat dalam menjalankan tugas sesuai pilihannya, bukanlah seorang yang menerima pekerjaan tersebut dengan alasan daripada tidak ada pekerjaan lain, atau seseorang

Hasil uji chi-square menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara kepemilikan jamban keluarga, ketersediaan sumber air bersih, kepemilikan sarana pembuangan

Selanjutnya larutan methyl orange dalam gelas beker tersebut diaduk dengan pengaduk magnet dan disinari dengan sinar ultraviolet dengan waktu penyinaran selama 3

Menjelaskan tentang ruang lingkup perkuliahan yang meliputi capaian pembelajaran yang harus dikuasai mahasiswa meliputi materi, pengalaman belajar, dan sistem evaluasi