Rifqi Abdurrahman S, 2015
PROFIL VO2MAX DAN PROFIL MENTAL TOUGHNESS PENDAKI PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi. SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan OIahraga
Oleh
Rifqi Abdurrahman S
0807657
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
PROFIL VO2MAX DAN PROFIL MENTAL TOUGHNESS PENDAKI PAMOR 14 PEAKS EXPEDITON IV
(Analisis kriteria ideal untuk seorang pendaki profesional)
Oleh
Rifqi Abdurrahman S
Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga
© Rifqi Abdurrahman S 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Mei 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya, atau sebagian,
Rifqi Abdurrahman S, 2015
PROFIL VO2MAX DAN PROFIL MENTAL TOUGHNESS PENDAKI PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.
Judul : PROFIL VO2MAX DAN PROFIL MENTAL TOUGHNESS PENDAKI PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION 1V
Disetujui dan Disahkan Oleh:
Pembimbing I
Dr. Berliana, M.Pd
NIP. 196205131986022001
Pembimbing II
Drs. H. Dede Rohmat N, M.Pd
NIP. 196312091988031001
Mengetahui,
Departemen Pendidikan Kepelatihan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Dr. H. R. Boyke Mulyana, M.Pd
ABSTRAK
PROFIL VO2MAX DAN PROFIL MENTAL TOUGHNESS PENDAKI PAMOR 14 PEAKS EXPEDITON IV
(Analisis kriteria ideal untuk seorang pendaki profesional)
Rifqi Abdurrahman S* 2015
Penelitian ini berangkat dari permasalahan tidak berimbangnya capaian Vo2Max dan Mental Toughness secara serempak pada pendaki. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran Vo2Max dan Mental Toughness pendaki PAMOR 14 Peaks Expedition IV. Untuk dapat menjawab permasalahan penelitian, digunakan metode deskriptif, tujuan penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, lukisan secara sistematik mengenai fakta - fakta, sifat - sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel, dengan teknik total sampling, yang mana seluruh populasi dijadikan sebagai sampel. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan tes Balke dan Angket yaitu dengan cara pengetesan terhadap 5 orang pendaki sebagai responden. Secara umum dapat disimpulkan bahwa gambaran VO2Max dan Mental Toughness para pendaki termasuk ke dalam kategori baik. Berdasarkan uraian di atas maka gambaran VO2Max pendaki yaitu sampel A,B dan E termasuk dalam kategori baik, sedangkan C dan D termasuk dalam kategori Cukup. Selanjutnya untuk gambaran Mental Toughness pendaki yaitu sampel C termasuk kategori Baik, sampel A,B dan E termasuk kedalam kategori Cukup, dan untuk sampel D termasuk dalam kategori buruk.
*Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Angkatan 2008
Rifqi Abdurrahman S, 2015
PROFIL VO2MAX DAN PROFIL MENTAL TOUGHNESS PENDAKI PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi. ABSTRACT
PROFILES and MENTAL TOUGHNESS PROFILE VO2MAX CLIMBERS PRESTIGE 14 PEAKS EXPEDITON IV
(Analysis of the criteria for a professional climber)
Rifqi Abdurrahman S* 2015
The purpose of this research is to know the description of Mental Toughness and Vo2Max climbers PRESTIGE 14 Peaks Expedition IV. To be able to answer the problems of such research, then done using descriptive method, the purpose of this descriptive study was to make a descriptive overview, paintings, systematically about the facts, properties and relationships between phenomena investigated. The study also uses the technique of sampling technique of total sampling population which made sebai samples. Instruments in this study using the test Balke and test Questionnaire that is by testing for climbers PAMOR 5 Peaks Expedition 14 IV. In general it can be concluded that Mentality image of VO2Max and Tougness members follow the prestige PRESTIGE 14 Peaks Expedition IV are included in the category either. Based on the description above, the PAMOR climber VO2Max picture samples of A, B and E are included in the category of good, while C and D are included in the category is enough. Next up for the Mental picture of PRESTIGE climber Toughness sample C sample, Both categories include A, B and E are included into the category Fairly, and to sample D included in the bad.
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMAKASIH ... ii
ABSTRAK ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 4
E. Batasan Penelitian ... 5
F. Definisi Operasional ... ... 5
1. VO2 Max... ... 5
2. Mental Toughness... 6
3. Pendaki Gunung... ... 6
4. 14 Peaks... ... 6
5. Organisasi PAMOR... ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8
A. Aspek-aspek Olahraga Prestasi ... 8
B. Kondisi Fisik... 9
1. Pengertian Kondisi Fisik ... 9
2. Komponen Kondisi Fisik ... 13
C. Daya Tahan (VO2 Max) ... 19
1. Pengertian Daya Tahan (VO2 Max)... 19
2. Mengapa Daya Tahan Dibutuhkan ... 20
3. Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Daya Tahan ... 21
Rifqi Abdurrahman S, 2015
PROFIL VO2MAX DAN PROFIL MENTAL TOUGHNESS PENDAKI PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.
1. Motivasi Dasar... 25
2. Dinamika Psikologi ... 28
E. Mental Toughness... 30
1. Pengertian Mental Toughness ... 30
2. Mengapa Mental Toughness Dibutuhkan ... 30
3. Bagaimana Meningkatkan Mental Toughness ... 32
F. Pendaki Gunung ... 34
1. Pengertian Pendaki Gunung ... 34
2. Jenis Pendakian ... 35
3. Klasifikasi Pendakian ... . 38
4. Sistem Pendakian ... 39
G. Ekspedisi Pendakian Gunung ... 40
1. Pengertian Ekspedisi ... 40
2. Sejarah Ekspedisi Pendakian Gunung ... 41
3. Ekspedisi Pendakian Gunung Organisasi PAMOR ... 42
BAB III METODE PENELITIAN ... 58
A. Metode Penelitian ... 58
B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ... 59
1. Populasi ... 59
2. Sampel ... 60
3. Teknik Pengambilan Sampel ... 61
C. Instrumen ... 62
1. Balke Test ... 62
2. Angket ... 63
D. Uji Coba Instrumen ... 70
1. Pengujian Validitas Instrumen ... 72
2. Pengujian Reliabilitas Instrumen ... 76
E. Prosedur Pengolahan Data ... 79
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 81
A. Hasil Penelitian ... 81
2. Dskripsi Hasil Tes Angket Mental Toughness ... 82
B. Pembahasan Hasil Analisis Data ……… .. 82
1. Pengolahan Data VO2 Max ………. ... 82
2. Pengolahan Data Mental Toughness ... 83
C. DiskusiTemuan ... 85
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 88
A. Kesimpulan... 88
B. Saran ... 88
DAFTAR PUSTAKA ... 100
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 104
Rifqi Abdurrahman S, 2015
PROFIL VO2MAX DAN PROFIL MENTAL TOUGHNESS PENDAKI PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mendaki Gunung merupakan suatu olahraga ekstrem yang penuh petualangan
dan kegiatan ini membutuhkan keterampilan, kecerdasan, kekuatan, dan daya juang
yang tinggi. Bahaya dan tantangan seakan hendak mengungguli merupakan daya tarik
dari kegiatan ini.Pada hakekatnya bahaya dan tantangan tersebut adalah untuk
menguji kemampuan diri dan untuk bisa menyatu dengan alam. Keberhasilan suatu
pendakian yang sukar berarti keunggulan terhadap terhadap rasa takut dan
kemenangan terhadap perjuangan melawan diri sendiri.
Olahraga mendaki gunung mempunyai nilai positif untuk menyalurkan minat
dan bakat generasi muda yang senantiasa menginginkan hal-hal baru. Melalui
olahraga mendaki gunung ini generasi muda akan berkembang secara spontan dan
dapat dipacu untuk memberikan rangsangan kepada jiwa muda yang suka akan
tantangan, keuletan dan ketangkasan serta kemampuan untuk menghadapi tantangan
melalui kegiatan yang positif.
Mendaki gunung mempunyai tingkat dan kualifikasi yang berbeda. Seperti
istilah mountaineering atau istilah lainnya mencakup pengertian perjalanan melintasi
bukit hingga ekspedisi ke Himalaya, padahal menurut bentuk dan jenis medan yang
dihadapi mountaineering menurut Solehudin (2006,hlm.5) terbagi menjadi 4 bagian :
”Hill Walking / Fell Walking Scrambling, Climbing, dan Mountaineering.
2
Strategi untuk mencapai keberhasilan dalam kegiatan mendaki gunung
sangatlah diperlukan melalui perencanaan yang matang dan faktor-faktor yang
mendukung keberhasilan suatu pendakian gunung, diantaranya adalah faktor fisik
seorang pendaki gunung.Pendaki gunung yang mempunyai tingkat kebugaran
jasmani yang baik dapat melakukan suatu pendakian tanpa mengalami kelelahan yang
berarti. Banyak pendaki gunung yang belum sadar akan hal ini sehingga
mengakibatkan suatu pendakian terhambat karena kelelahan atau bahkan terjadi
kecelakaan karena hilangnya konsentrasi saat melewati jalur yang curam karena
staminanya telah habis. Faktor lainnya adalah sikap mental dari seorang pendaki
gunung. Mental sekuat baja diperlukan oleh setiap pendaki gunung karena di
pegunungan kita akan menghadapi berbagai situasi dan kondisi yang tidak terduga
seperti perubahan cuaca yang ekstrim, jalur-jalur pendakian yang terjal, bahkan
tersesat sekalipun.
Oleh karena itu mendaki gunung dibutuhkan kekuatan dan daya tahan otot
tertentu, serta memiliki kapasitas VO2 Max yang baik. Hal ini perlu sekali untuk
mengatasi tipisnya oksigen di daerah ketinggian.Thoden (dalam Sukarman, 1992)
dalam www.pkr-ikor.upi.edu/388-@sgitardianto.pdf., mengemukakan bahwa yang
dimaksud dengan VO2max adalah: “Daya tangkap aerobik maksimal
menggambarkan jumlah oksigen maksimum yang dikonsumsi per satuan waktu oleh
seseorang selama latihan atau tes, dengan latihan yang makin lama makin berat
sampai kelelahan. Dalam
http://st296963.sitekno.com/article/139957/mengupas-
ekspedisi-kopassus-mount-everest-tetap-segar-mendaki-dahi-langit-oleh-kandidat-doktor-octavianus-matakupan.html mengemukakan VO2max yang dibutuhkan untuk
mendaki gunung tertinggi didunia menurut hasil penelitian tim ekspedisi Amerika
Serikat pada pendakian ke puncak Everest dengan komposisi tim pendaki gunung dan
ilm uwan faal olah raga (1981) menyimpulkan bahwa VO2max pendaki di
permukaan laut rata-rata 62 ml/kg/menit, yang akan terus menurun menjadi hanya
tinggal 15 ml/kg/menit saat mendekati puncak, untuk mencapai rata-rata tersebut
Karena latihan kondisi fisik memiliki peranan yamg sangat penting dalam
peningkatan VO2max. sasaran utama dari program latihan terhadap hal-hal diatas
karena untuk mendaki gunung hal tersebut yang paling dibutuhkan yaitu system
energi yang digunakan atau yang dominanya adalah kapasitas aerobic dan anerobik.
Oleh karena itu Progam latihan kondisi fisik tersebut haruslah disusun secara teliti
serta dilaksanakan secara cermat dan dengan penuh disiplin. Harsono (2001,hlm,4)
seorang pakar dan dosen mata kuliah kondisi fisik mengatakan bahwa kalau kondisi
fisik baik maka akan ada:
1. Peningkatan dalam kemampuan sistem sirkulasi dan kerja jantung.
2. Peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina, kecepatan.
3. Ekonomi gerak yang lebih baik pada waktu latihan.
4. Pemulihan yang lebih cepat dalam organ-organ tubuh setelah latihan
5. Respon yang cepat dari organisme tubuh kita apabila sewaktu-waktu respon
demikian diperlukan.
Peralatan pendakian yang baik dan sesuai kebutuhan dalam suatu perjalanan
mendaki gunung menjadi salah satu faktor lain yang mendukung keberhasilan suatu
pendakian. Efektivitas peralatan dapat medukung faktor fisik dan mental seorang
pendaki gunung misalnya, ketika fisik kita sudah lemah peralatan yang berlebihan
akan menjadi hambatan lain selain faktor alam yang ekstrim karena membawa beban
yang berlebih.
Pentingnya kondisi fisik sebagai fondasi terwujudnya prestasi yang maksimal,
terutama dalam pendakian gunung belum ada standar baku dari kondisi fisik itu
sendiri, dimana pada keadaan alam terbuka sebuah gangguan sangatlah besar
kemungkinan terjadi, apalagi tujuan dari sebuah petualangan di pendakian alam
terbuka itu adalah untuk tujuan prestasi maka kondisi fisik dari seorang atlet yang
melakukan pendakian sangatlah penting.
Tentunya untuk menjadi kuat dan perkasa harus memiliki kondisi fisik yang
4
merupakan indikator kemampuan komponen daya tahan. Dikdik Zafar S.
(2010,hlm.47) menjelaskan bahwa vo2max adalah jumlah oksigen yang di proses
tubuh pada kerja maksimal. Pada kerja maksimal sumber energi adalah aerob dan
anaerob. Konponen ini sangat penting dan sangat di perlukan dalam pendakian
gunung.
Dari beberapa ungkapan dalam latar belakang diatas membuat penulis
terinspirasi untuk menjadikan sebuah kajian penelitian. Sehingga dalam penelitian
ini penulis berusaha mengulas Vo2max para pendaki gunung dalam skripsi yang
berjudul “ ProfilVo2 Max dan Profil Mental Toughness Pendaki PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka
peneliti ingin mengungkapkan masalah yaitu :
“Bagaimanakah profil vo2max dan profil mental toughness pendaki PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV?”
C. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana profil
vo2max dan profil mental toughness pendaki PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan hasil kajian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Sebagai referensi bagi para pendaki gunung dalam melaksanakan kegiatan
mendaki gunung.
2. Bagi organisasi PAMOR, hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi referensi
E. Batasan Penelitian
Batasan penelitian dimaksudkan untuk memperjelas masalah–masalah apa
saja yang akan diteliti. Selain itu juga, diperlukan agar permasalahan dapatterjangkau
oleh penulis. Adapun batasan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini mengenai profil vo2max dan profil mental toughness pendaki
PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV
2. Populasi dan sampel penelitian ini adalah pendaki gunung anggota PAMOR
yang sudah melakukan PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari penafsiran yang salah tentang istilah dalam penelitian ini
maka perlu adanya kejelasan istilah.Istilah yang digunakan dalam peneletian ini
sebagai berikut, yaitu:
1. VO2 Max
Kemampuan aerobik (VO2max) adalah kemampuan olah daya aerobik terbesar yang
dimiliki seseorang. Hal ini ditentukan oleh jumlah zat asam(O2) yang paling banyak
dapat dipasok oleh jantung, pernapasan, dan hemo-hidro-limpatik atau transport O2,
CO2 dan nutrisi pada setiap menit(Karpovich, dalam Santoso, 1992). Menurut
Devries (dalam Joesoef, 1988)yang dimaksud dengan VO2max adalah derajat
metabolisme aerob maksimumdalam aktivitas fisik dinamis yang dapat dicapai
seseorang. VO2max adalah ambilan oksigen (oxygenintake) selama upaya
maksimal”; dan menurut Costill, ( dalam Maglischo,1982), bahwa kapasitas kerja fisik dinamis yang dapat dilakukan dalam waktuyang lama dapat diukur dari
konsumsi oksigen maksimalnya (VO2max atau maximal oxygen uptake)”. VO2max adalah suatu indikator yang baik daricapaian daya tahan aerobik. Individu yang terlatih
dengan VO2max yanglebih tinggi akan cenderung dapat melaksanakan lebih baik di
dalam aktivitasdaya tahan dibanding dengan orang-orang yang mempunyai VO2max
6
2. Mental Toughness
Ketangguhan mental istilah yang umum digunakan oleh pelatih, psikolog
olahraga, komentator olahraga, dan pemimpin bisnis umumnya menggambarkan
kumpulan atribut yang memungkinkan seseorang untuk bertahan melalui situasi yang
sulit (seperti pelatihan atau situasi sulit bersaing dalam permainan) dan muncul tanpa
kehilangan kepercayaan.
Ketangguhan mental adalah kemampuan untuk berdiri teguh dalam pikiran
positif dan proaktif yang telah dibuat untuk diri sendiri dan tetap bertekad untuk
menindaklanjuti menciptakan perasaan dan tindakan yang positif.Beberapa orang
mengasosiasikan konsep ketangguhan mental dengan agresif, kekerasan, atau marah.
3. Pendaki Gunung
Pendakian gunung adalah suatu bentuk kegiatan yang dilakukan di alam
terbuka dengan melakukan perjalanan menaiki pegunungan. Gunung dengan segala
aspeknya merupakan lingkungan yang asing bagi organ tubuh kita, apalagi bagi
mereka yang hidup didataran rendah, itulah sebabnya pendaki gunung memerlukan
kesiapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan di gunung. Perlengkapan yang
baik dan tingkat kebugaran jasmani yang prima adalah salah satu usaha untuk
mengurangi bahaya dalam pendakian gunung
4. 14 PEAKS
Fourteen peaks yang dimaksud disini adalah empat belas puncak gunung yang
didaki dalam ekspedisi PAMOR dengan kategori diatas ketinggian 3000 m.dpl yang
berada di pulau jawa, bali, dan lombok antara lain sebagai berikut:
a. Gunung Pangrango Jawa Barat (3019 m.dpl)
b. Gunung Ciremai Jawa Barat (3078 m.dpl)
c. Gunung Slamet Jawa Tengah(3428 m.dpl)
d. Gunung Sindoro Jawa Tengah (3136 m.dpl)
f. Gunung Merbabu Jawa Tengah (3142 m.dpl)
g. Gunung Semeru Jawa Timur (3676 m.dpl)
h. Gunung Lawu Jawa Timur (3265 m.dpl)
i. Gunung Arjuno Jawa Timur (3339 m.dpl)
j. Gunung Welirang Jawa Timur (3156 m.dpl)
k. Gunung Argopuro Jawa Timur (3088 m.dpl)
l. Gunung Raung Jawa Timur (3332 m.dpl)
m. Gunung Agung Bali (3142 m.dpl)
n. Gunung Rinjani Lombok (3726 m.dpl)
5. Organisasi PAMOR
Organisasi PAMOR ini adalah organisasi yang berdiri pada tahun 1985 di
tingkat fakultas, dikenal aktif dalam melakukan kegiatan-kegiatan alam terbuka salah
satunya pendakian gunung-gunung tropis di Indonesia bahkan sekarang dikenal
sebagai pendaki gunung marathon. PAMOR merupakan organisasi dari FPOK UPI
(Universitas Pendidikan Indonesia) yang beranggotakan dari mahasiswa dari ke tiga
jurusan yang ada di FPOK yaitu jurusan (Pendidikan Kepelatihan Olahraga) PKO,
(Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi) PJKR, serta (Ilmu keolahragaan)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penggunaan metode yang tepat dalam suatu penelitian ilmiah sangat
menentukan tercapainya tujuan pemecahan masalah dalam penelitian. Oleh karena
itu diperlukan suatu metode tertentu agar data dapat terkumpul untuk keberhasilan
penelitian. Mengenai jenis dan bentuk metode penelitian yang digunakan dalam
sebuah penelitian biasanya disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai dalam
sebuah penelitian tersebut. Seperti diungkapkan Surakhmad (1990,hlm.131)
bahwa “Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu
tujuan”
Penggunaan metode penelitian tergantung kepada permasalahan yang akan
dibahas, dengan kata lain harus dilihat dari efektivitasnya, efisiennya, dan
relevannya metode penelitian tersebut. Suatu metode dikatakan efektif apabila
selama pelaksanaan dapat terlihat adanya perubahan positif menuju tujuan yang
diharapkan, dan suatu metode dapat dikatakan efisien apabila penggunaan waktu,
fasilitas, biaya dan tenaga dapat dilaksanakan sehemat mungkin serta dapat
mencapai hasil yang maksimal. Metode dikatakan relevan apabila waktu
penggunaan hasil pengolahan dengan tujuan yang hendak dicapai tidak terjadi
penyimpangan.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode deskrtiptif. Mengenai
metode deskriptif dijelaskan pula oleh Sudjana dan Ibrahim (1989,hlm.64) sebagai
berikut:
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa kejadian yang terjadi pada saat sekarang. Dengan perkataan lain, peneliti deskriptif mengambil masalah atau memutuskan perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan.
Pendapat tersebut memberikan makna bahwa penelitian deskriptif adalah
penelitian dengan tujuan untuk menggambarkan suatu peristiwa pada saat
Rifqi Abdurrahman S, 2015
PROFIL VO2MAX DAN PROFIL MENTAL TOUGHNESS PENDAKI PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.
deskripsi dijelaskan oleh Surakhmad (1990,hlm.140) terutama ciri-cirinya sebagai
berikut:
1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang, pada msalah-masalah yang actual.
2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa (karena itu metode ini sering pula disebut metode analitik).
Berdasarkan ciri-ciri metode deskriptif tersebut dapat penulis kemukakan
bahwa dalam penelitian ini data yang diperoleh itu dikumpulkan, disusun,
dijelaskan dan dianalisis. Hal ini untuk memperoleh gambaran yang jelas sehingga
tujuan penelitian ini tercapai seperti yang diharapkan.
Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk mendapatkan informasi yang
berkaitan dengan profil VO2 maks dan profil mental toughness pendaki PAMOR
14 PEAKS EXPEDITION IV.
Mengenai langkah-langkah penelitian deskriptif dijelaskan oleh Ali
Maksum (2012,hlm.70) adalah sebagai berikut:
1. Menentukan masalah
2. Mengidentifikasi informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah 3. Memilih atau menyusun instrumen pengumpul data
4. Menentukan sampel 5. Mengumpulkan data 6. Menganalisis data
7. Menyusun laporan penelitian
Peneliti menafsirkan bahwa metode penelitian deskriptif merupakan
metode penelitian yang berpusat pada kegiatan penelitian yang sedang
berlangsung pada saat itu dan penelitian ini bersifat menuturkan, menganalisa,
mengklasifikasi serta mengaplikasikan tentang arti data yang diperoleh.
B. Populasi,Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Dalam suatu penelitian untuk memperoleh data, diperlukan sumber data
yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Sumber dari penelitian tersebut bisa
dari orang, binatang atau pun benda sesuai dari tujuan yang hendak dicapai dalam
60
Untuk menyusun sampai dengan menganalisis data sehingga mendapatkan
gambaran sesuai dengan apa yang diharapkan dalam penelitian ini diperlukan
sumber data. Pada umumnya sumber data dalam penelitian ini disebut populasi
dan sampel penelitian. Sudjana dan Ibrahim (1989,hlm.84) menjelaskan tentang
populasi sebagai berikut: “Populasi maknanya berkaitan dengan elemen, yakni
unit tempat diperolehnya informasi. Elemen tersebut dapat berupa individu,
keluarga, rumah tangga, kelompok sosial, sekolah, kelas, organisasi, dan
lain-lain.”
Beranjak dari kutipan tersebut, maka yang dimaksud populasi adalah
sekumpulan unsur yang akan diteliti seperti sekumpulan individu, sekumpulan
keluarga, dan sekumpulan unsur lainnya. Dari sekumpulan unsur tersebut
diharapkan akan memperoleh informasi yang berguna untuk memecahkan
masalah penelitian.
Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi adalah
sampel.Adapun mengenai objek yang hendak diteliti adalah dinamakan dengan
populasi dan sampel penelitian. Mengenai populasi, Sugiyono (2011,hlm.80)
mengatakan bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.”
Dari pemaparan diatas jadi populasi pada penelitian ini yaitu Anggota
PAMOR yang melakukan ekspedisi 14 puncak secara marhathon berjumlah 5
orang. Alasan untuk memilih populasi anggota PAMOR dikarenakan anggota ini
telah melakukan pendakian ke 14 gunung dalam ketinggian 3000 m.dpl di pulau
jawa, bali dan lombok.
2. Sampel
Penarikan atau pembuatan sampel dari populasi untuk mewakili populasi
disebabkan untuk mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku
bagi populasi. Sugiyono (2011,hlm.81) mengatakan bahwa “sampel adalah bagian
Rifqi Abdurrahman S, 2015
PROFIL VO2MAX DAN PROFIL MENTAL TOUGHNESS PENDAKI PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.
Sesuai dengan permasalahan yang penulis ambil jumlah sampel pada
penelitian ini sebanyak lima orang mantan atlet Ekspedisi PAMOR Pendakian
Marathon 14 puncak gunung dalam 8 hari di Jawa, Bali, dan Lombok (JABALO)
tahun 2014 yang tepatnya dilaksanakan pada tanggal 17 s/d 25 Juni 2014. Lima
orang mantan atlet tersebut berjenis kelamin laki-laki dengan usia rata-rata 22
tahun. Pertimbangan yang paling utama yaitu kelima mantan atlet ini telah
berhasil mendaki 14 gunung dengan ketinggian diatas 3000 mdpl dalam waktu 8
hari 4 jam 31 menit di Jawa, Bali, dan Lombok. Mulai dari Gunung Pangrango,
Gunung Ciremai, Gunung Slamet, Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung
Merbabu, Gunung Lawu, Gunung Mahameru, Gunung Arjuno, Gunung Welirang,
Gunung Argopuro, Gunung Raung, Gunung Agung, dan Gunung Rinjani. Kelima
mantan atlet ini mampu mendaki 14 puncak gunung ini dengan waktu 8 hari 4 jam
31 menit. Untuk lebih jelas karakteristik sampel bisa dilihat pada tabel 3.1 yakni
nama-nama tujuh orang mantan atlet yang menjadi sampel.
Tabel 3.1
Mantan Atlet Expedisi PAMOR Pendakian Marathon 14 puncak gunung
dalam 8 hari di Jawa, Bali, dan Lombok (JABALO) tahun 2014
No Nama Usia NTA Angkatan
PAMOR 1 Aris S. M. 27 Tahun P.6.22.301 XXII
2 Dadan M. 26 Tahun P.6.22.295 XXII
3 Ruly G. 25 Tahun P.6.24.345 XXIV
4 Miftahul C. 23 Tahun P.6.27.365 XXVII 5 Najib F. 23 Tahun P.6.27.360 XXVII
3. Teknik pengambilan sampel
Dengan sampel berjumlah lima orang maka pengambilan sampel peneliti
menggunakan teknik total sampling atau sampling jenuh. Sugiyono (2011,hlm,85)
mengungkapkan bahwa, “sampling jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila
semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.” Dengan demikian peneliti
mengambil seluruh pendaki PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV sebagai
62
C. Instrumen
Untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian diperlukan alat yang
sebagai instrumen. Insrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri. Dalam
penelitian ini, peneliti melakukan observasi, wawancara, dokumentasi, dan
angket. Adapun pelaksanaan kegiatannya adalah sebagai beriku:
1. Balke test
Pengumpulan data dalam pelaksanaan penelitian ini adalah menggunakan
beberapa tes yang disesuaikan dengan komponen kebugaran jasmani dasar dalam
kegiatan mendaki gunung, pengukuran vo2maks dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu dengan tes latihan maksimal dan tes latihan submaksimal, menurut Moeloek
(1984) yang dikutip oleh Eva Devony (2004,hlm.41) menjelaskan bahwa:
“Pemilihan cara pengukuran disesuaikan dengan kebutuhan dan fasilitas yang ada
tanpa mengurangi validitas”. Sedangkan menurut Harsono (1997) menjelaskan
bahwa: “Uji latihan submaksimal di lapangan lebih tepat digunakan untuk
pengukuran massal karena cara ini sederhana, mudah dilaksanakan dan
berkorelasi baik dengan pengukuran di laboratorium”. Dalam tes submaksimal
yaitu: tes lari 2,4 km, tes lari 15 menit (metode balke), tes lari multi tahap (bleep
test), dalam mendaki gunung termasuk olahraga jarak jauh oleh karena itu penulis
menggunakan tes balke atau 15 menit. Sajoto (1988) dalam Nugraha
(2013,hlm.60) tes lari 15 menit (balke test) mempunyai reliabilitas sebesar 0,99
dan 0,92 dengan koefisien valididas sebesar 0,98 dan 0,85, jika maximum oxygen
dipakai sebagai kriteria. Rumus VO2 maks yaitu {(Jarak/ 15 – 133) X 0,172 +
33,3} untuk tahapannya sebagai berikut:
a. Tes Lari 15 menit (Metode balke)
1) Tujuan
Untuk mengukur tingkat efisisensi fungsi jantung dan paru-paru,yang
ditunjukan melalui pengukuran pengambilan oksigen maksimum.
2) Alat bantu yang digunakan pada tes kondisi fisik adalah sebagai berikut:
a) Lintasan datar dan tidak licin (contoh : stadion)
Rifqi Abdurrahman S, 2015
PROFIL VO2MAX DAN PROFIL MENTAL TOUGHNESS PENDAKI PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.
c) Peluit
d) Alat tulis
3) Petugas
a) Petugas digaris start
b) Penghitung putaran
c) Pencatat jarak
4) Pelaksanaan
a) Peserta siap digaris start menunggu stopwatch sampai siap dijalankan
dengan waktu 15 menit untuk peserta berlari, sehingga peserta kuat
melaksakan sebanyak mungkin dalam lintasan.
b) Terdengar satu kali peluit tanda peserta sudah mulai berlari.
c) Terdengar 2 kali suara peluit tanda waktu tinggal 1 menit lagi untuk
menyelesaikan putaran lari.
d) Terdengar 3 kali suara peluit tanda waktu sudah berakhir, dan peserta
diam di tempat untuk dihitung jaraknya.
Kategori prediksi VO2 maks menurut Nurhasan (2008,hlm.46) yaitu:
Tabel 3.2
Kategori VO2 maks
VO2maks Kategori JenisKelamin Kategori VO2maks
< 36 Kurang Putra
Putri
Kurang < 30
37 – 47 Cukup Cukup 31 - 42
48 – 57 Baik Baik 43 – 53
58 – 74 Baik sekali Baik sekali 54 – 53
> 75 Sempurna Sempurna > 69
Sumber Nurhasan (2008,hlm.46)
2. Angket
Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini selain observasi,
wawancara, dan dokumentasi, angket atau kuesioner juga digunakan dalam
pengambilan data penelitian ini. Mengenai angket atau kuesioner ini Arikunto
64
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden
dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”.
Analisis validitas kuesioner dengan menggunakan rumus korelasi product
moment. Item pernyataan atau pertanyaan dinyatakan valid jika mempunyai r
hitung yang lebih besar dari r standar yaitu 0,3. Sedangkan uji reliabilitas dari
masing faktor dengan menggunakan uji Alpha-cronbach kuisioner dinyatakan
reliabel jika mempunyai nilai koefisien alpha yang lebih besar dari 0,6
(http://www.damandiri.or.id/file/ahmadsuyutiunairbab5b.pdf)
Kuesioner dapat dibedakan atas beberapa jenis, tergantung pada sudut
pandang dari cara menjawab. Pembagian dari sudut pandang tersebut dibagi
menjadi dua macam yaitu kuesioner terbuka dan tertutup. Pengertian dari kedua
tersebut menurut Arikunto (2002,hlm.128-129) adalah sebagai berikut:
Dipandang dari cara menjawab kuesioner dibagi menjadi dua yaitu. a. Kuesioner Terbuka, yang memberi kesempatan kepada responden untuk
menjawab dengan kalimat tersendiri.
b. Kuesioner Tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.
Sesuai dengan pengertian di atas, maka penulis mengambil kuesioner
untuk penelitian adalah kuesioner tertutup dengan maksud mempermudah
pengisian bagi responden yang dijadikan subjek untuk penelitian.
Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan uraian di atas maka penulis
menentukan bahwa angket adalah seperangkat pernyataan yang harus dijawab
oleh responden secara langsung untuk diungkapkan pengalaman yang telah
dimilikinya.
Bentuk angket yang digunakan untuk memperoleh informasi atau data dari
responden yaitu angket yang bersifat tertutup atau tersusun. “Angket tertutup
adalah angket yang terdiri dari sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang sudah
disusun lengkap, tegas, terbatas, dan kongkret sehingga responden hanya diminta
untuk mengisi jawaban pada halaman yang telah disediakan” Arikunto
Rifqi Abdurrahman S, 2015
PROFIL VO2MAX DAN PROFIL MENTAL TOUGHNESS PENDAKI PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.
Skala pada penelitian sangat berbeda dengan tes karena pengukuran
instrumennya, mengukur mengenai derajat atau tingkat perhatian yang dimiliki
seseorang terhadap suatu objek. Adapun pengertian dari skala menurut Nurhasan
dan Cholil (2007,hlm.348) yaitu, “Skala adalah satu set angka-angka yang
menyatakan nilai-nilai terhadap subjek, objek atau perilaku dengan tujuan
mengkuantifikasikan pengukuran kualitatif”.
Penulis menggunakan skala dalam penelitian ini yaitu Summated Rating
Scales (Likert Scales) atau Skala Likert. Gable, 1986 dalam
Azwar(2003,hlm.139-140) mengartikan Skala Likert merupakan “Metode penskalaan pernyataan sikap
yang menggunakan distribusi respons sebagai dasar penentuan nilai skalanya”.
Kemudian Sugiyono (2008,hlm.134) menjelaskan sebagai berikut:
Skala Likert ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala ini, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala ini mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain: sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju.
Dengan beberapa pengertian di atas, maka penulis mengartikan Skala Likert
merupakan suatu penskalaan yang digunakan untuk mengukurpersepsi seseorang
atau sekelompok orang terhadap suatu topik dan menggunakan distribusi respons
sebagai dasar penentuan nilai skala.
Distribusi respons atau pilihan jawaban yang dimaksud di atas yaitu dalam
penskalaan terhadap suatu topik dapat diberikan nilai dengan alternatif pilihan
jawaban yaitu sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat tidak
setuju.
Berdasarkan uraian tentang alternatif jawaban dalam angket, penulis
menetapkan kategori penyekoran sebagai berikut : Kategori untuk setiap butir
pernyataan positif, yaitu Sangat Setuju = 5, Setuju = 4, Ragu-ragu = 3, Tidak
66
yaitu Sangat Setuju = 1, Setuju = 2, Ragu-ragu = 3, Tidak Setuju = 4, Sangat
Tidak Setuju = 5. Kategori penyekoran dalam tabel 3.3 adalah sebagai berikut.
Tabel 3.3
Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban
Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban Positif Negatif
Sangat Setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
5
4
3
2
1
1
2
3
4
5
Untuk lebih jelasnya mengenai tabel persetujuan atau penolakan dapat
dilihat pada Tabel 3.4 di bawah ini:
Tabel 3.4
Skala Sikap Model Linier
No Pernyataan-pernyataan Alternatif Jawaban
SS S RR TS STS
1. Saya merasa senang mendaki gunung √
Keterangan:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
R : Ragu-ragu
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
Skor untuk setiap alternatif jawaban berbeda-beda, mulai dari (SS)
diberikan skor 5, dan seterusnya dengan (STS) diberikan skor 1.
Setelah menentukan bobot pemberian nilai terhadap responden, maka
Rifqi Abdurrahman S, 2015
PROFIL VO2MAX DAN PROFIL MENTAL TOUGHNESS PENDAKI PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.
satu alternatif jawaban yaitu dengan berpedoman pada penjelasan Surakhmad
(1990,hlm.184) sebagai berikut:
1. Rumuskan setiap pernyataan sejelas-jelasnya dan seringkas-ringkasnya. 2. Mengajukan pernyataan-pernyataan yang memang dapat dijawab oleh
responden, pernyataan mana yang tidak menimbulkan kesan negatif. 3. Sifat pernyataan harus netral dan obyektif.
4. Mengajukan hanya pernyataan yang jawabannya tidak dapat diperoleh dari sumber lain.
5. Keseluruhan pernyataan dalam angket harus sanggup mengumpulkan kebulatan jawaban untuk masalah yang kita hadapi.
Untuk mempermudah penyusunan butir-butir pernyataan yang akan
diberikan kepada responden dalam bentuk angket, maka penulis membuat kisi-kisi
tentang profil vo2max dan profil mental toughness pendaki PAMOR 14 PEAKS
EXPEDITION IV.
Sebelum menyusun angket terlebih dahulu menentukan
langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Mengidentifikasikan variabel
2. Mencari definisi konseptual dari tiap-tiap variabel
3. Menjabarkan dari setiap variabel yang menjadi sub variabel yang lebih
spesifik dan tunggal
4. Merumuskan sub variabel dalam kisi-kisi
5. Membuat pertanyaan angket di bawah bimbingan dosen pembimbing
6. Melakukan uji coba angket
7. Melakukan pengujian validitas butir soal
8. Melakukan pengujian reliabilitas butir angket
9. Angket siap dibagikan
Adapun kisi-kisi mengenai profil vo2max dan profil mental toughness
pendaki PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV dengan pernyataan soal
68
Tabel 3.5
Kisi-Kisi Instrumen profil mental toughness pendaki PAMOR 14
PEAKS EXPEDITION IV.
Komponen Sub komponen Indikator Negatif -
1. ketenangan a. mampu berlatih rileksasi progresif c. selalu fokus pada
sasaran proses dan
e. bicara pada diri sendiri f. dengan mendengarkan
musik memperoleh ketengan
g. tindakan dan perilaku yang tenang
2. konsentrasi a. fokus terhadap apa yg direncanakan dan
c. mengingatkan diri sendiri untuk selalu berkonsentrasi
d. menetapkan kebiasaan sebelum penampilan e. melupakan yang sudah
Rifqi Abdurrahman S, 2015
PROFIL VO2MAX DAN PROFIL MENTAL TOUGHNESS PENDAKI PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.
potensi anda.
g. percaya diri tetap tenang dan fokus untuk lebih baik
30 53
3. kepercayaan a. melakukan persiapan dengan baik dan mengumpulkan waktu latihan yang cukup b. melatih mental untuk
membangun kepercayaan
c. menjaga citra diri yang positif
d. selalu berfikir dan percaya diri
5. kepaduan/kohesi a. menghargai dinamika tim
70
Berdasarkan kisi-kisi pernyataan pada tabel 3.5 dapat dirumuskan
pernyataan yang lebih operasional sehingga dapat dijawab dengan mudah oleh
responden dengan mengumpulkan pernyataan-pernyataan tentang harapan
responden terhadap permasalahan penelitian.
Untuk menguji kelayakan alat pengumpul data (angket), penulis terlebih
dahulu mengadakan uji coba angket yang dilakukan oleh responden.
D. Uji coba insrumen
Instrumen yang telah disusun dan dibuat butiran-butiran pernyataan
kemudian diuji cobakan sebagaimana yang dipaparkan menurut Arikunto
(2002,hlm.142-143) mengenai metode pengadaan instrumen adalah sebagai
berikut:
a. Perencanaan meliputi perumusan tujuan, menetukan variabel, kategorisasi variabel.
b. Penulisan butir soal atau item kuesioner, penyusunan skala.
c. Penyutingan yaitu melengkapi instrumen dengan pedoman mengerjakan, surat pengantar, kunci jawaban, dan lain-lain yang diperlukan.
d. Uji coba angket.
e. Penganalisaan hasil, analisis item, melihat pola jawaban peninjauan saran-saran.
f. Mengadakan revisi terhadap item-item yang dirasa kurang baik, dengan mendasarkan diri pada yang diperoleh.
Sesuai dengan pernyataan di atas, maka angket yang telah disusun
kemudian diuji cobakan kepada responden untuk mengukur tingkat validitas dan
reliabilitas dari setiap butir pertanyaan. Dari uji coba angket akan diperoleh
Rifqi Abdurrahman S, 2015
PROFIL VO2MAX DAN PROFIL MENTAL TOUGHNESS PENDAKI PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.
data dalam penelitian ini. Karena apabila kita melakukan sebuah penelitian dan
menggunakan alat ukur atau instrumen yang tidak relevan, maka hasil dari
penelitian yang dilakukan juga tidak relevan. Oleh karena itu instrumen dalam
sebuah penelitian harus relevan untuk mencapai penelitian yang baik.
Pernyataan di atas sesuai dengan pendapat Sugiyono (2008,hlm.173) bahwa:
Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel. Jadi instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel.
Dalam penelitian ini, populasi dan sampelnya adalah anggota PAMOR
yang telah melakukan PAMOR 14 Peaks Expedition IV sebanyak 5 orang.
Selanjutnya Penulis menguji cobakan angket tentang profil vo2max dan profil
mental toughness pendaki PAMOR 14 Peaks Expedition IV tetapi bukan kepada
sampel yang sebenarnya yang penulis hendak teliti. Jumlah sampelnya penulis
mengambil sebanyak 5 orang disesuaikan dengan jumlah responden sebenarnya.
Pelaksanaan Uji coba angket penulis laksanakan pada tanggal 22 bulan oktober
2014. Sebelum para sampel mengisi angket tersebut, penulis memberikan
penjelasan mengenai cara-cara pengisiannya.
Untuk memperoleh suatu keyakinan dan kepercayaan diri dari penulis
mengenai hasil uji coba penelitian ini, maka data yang dihasilkan dari uji coba
harus diolah mengenai kevalidan dan kereliabilitinya. Maka dalam hal ini perlu
dibedakan antara hasil penelitian yang valid dan reliabel dengan instrumen yang
valid dan reliabel. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Sugiyono
(2008,hlm.172-173) yang menyatakan bahwa:
72
Sesuai dengan pernyataan Sugiyono (2008,hlm.172-173) mengenai
kevalidan dan kereliabilitasan suatu instrumen, maka penulis akan menguraikan
mengenai uji validitas dan uji reliabilitas di bawah ini:
1. Pengujian Validitas Instrumen
Validitas instrumen penelitian adalah ketepatan dari suatu instrumen
penelitian atau alat pengukur terhadap konsep yang akan diukur. Instrumen yang
valid harus dapat mendeteksi dengan tepat apa yang seharusnya diukur. Dalam
penelitian ini penulis mengadakan pengujian validitas soal dengan cara analisis
butir soal. Untuk menguji validitas alat ukur, maka harus dihitung korelasinya,
Reliabilitas instrumen digunakan untuk mengukur sejauh mana suatu alat ukur
memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan
seseorang.
Uji validitas instrumen berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap
konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang hendak diukur.
Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2008,hlm.173) bahwa, “Valid berarti
instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya
diukur.”
Adapun macam-macam validitas dibagi menjadi dua macam instrumen
sesuai dengan pengujiannya, yaitu validitas eksternal dan validitas internal.
Ungkapan dari kedua validitas tersebut dapat diketahui dari pernyataan Sugiyono
(2008,hlm.174) yang menyatakan bahwa,”Instrumen yang valid harus mempunyai
validitas eksternal dan validitas internal“. selanjutnya Arikunto (2002,hlm.145)
menyatakan bahwa,”Ada dua macam validitas sesuai dengan cara pengujiannya,
yaitu validitas eksternal dan validitas internal”.
Pengertian dari validitas internal merupakan suatu validitas yang
dikembangkan berdasarkan teori yang relevan dan berdasarkan atas teori-teori
yang dijadikan komponen dalam penelitian. Senada dengan pernyataan Sugiyono
(2008,hlm.174) bahwa, “Validitas Internal adalah suatu validitas dengan kriteria
yang ada dalam instrumen secara rasional (teoritis) telah mencerminkan apa yang
Rifqi Abdurrahman S, 2015
PROFIL VO2MAX DAN PROFIL MENTAL TOUGHNESS PENDAKI PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.
Kemudian validitas eksternal yaitu suatu instrumen yang dicapai apabila
data yang dihasilkan dari instrumen tersebut sesuai dengan data atau informasi
penelitian yang telah ada. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Sugiyono
(2008,hlm.174) bahwa,”Validitas eksternal tersusun berdasarkan fakta-fakta
empiris yang telah ada”.
Untuk memudahkan penelitian, maka digunakan alat bantu yaitu SPSS 16
for windows. Valid atau tidaknya sama adalah dengan fungsi yang dinyatakan
oleh daya beda butir. Muhammad Nisfiannur (2009,hlm.230) mengatakan“
Penggunaan patokan 0,200 untuk menyatakan bahwa butir telah valid dapat
dilihat pada beberapa rujukan kriteria empirik berikut yang telah dirangkum oleh
Prof. Dali S Naga”.
Tabel 3.6
Hasil Uji Validitas Instrumen
No Pernyataan
Corrected Item-Total Correlation
Status
1. Q1 .332 Valid
2. Q2 .305 Valid
3. Q3 .713 Valid
4. Q4 .713 Valid
5. Q5 .734 Valid
6. Q6 .734 Valid
7. Q7 .713 Valid
8. Q8 .713 Valid
9. Q9 .305 Valid
10. Q10 .282 Valid
11. Q11 .332 Valid
12. Q12 .894 Valid
13. Q13 -.365 Tidak Valid
14. Q14 .543 Valid
74
16. Q16 .734 Valid
17. Q17 .937 Valid
18. Q18 -.200 Tidak Valid
19. Q19 .332 Valid
20. Q20 -.053 Tidak Valid
21. Q21 -.368 Tidak Valid
22. Q22 .937 Valid
23. Q23 .734 Valid
24. Q24 -.411 Tidak Valid
25. Q25 .734 Valid
26. Q26 .894 Valid
27. Q27 .716 Valid
28. Q28 -.870 Tidak Valid
29. Q29 .311 Valid
30. Q30 .543 Valid
31. Q31 -.963 Tidak Valid
32. Q32 .543 Valid
33. Q33 -.945 Tidak Valid
34. Q34 .734 Valid
35. Q35 -.762 Tidak Valid
36. Q36 .825 Valid
37. Q37 .713 Valid
38. Q38 -.229 Tidak Valid
39. Q39 -.212 Tidak Valid
40. Q40 -.435 Tidak Valid
41. Q41 .937 Valid
42. Q42 .713 Valid
43. Q43 .332 Valid
44. Q44 -.053 Tidak Valid
45. Q45 .332 Valid
Rifqi Abdurrahman S, 2015
PROFIL VO2MAX DAN PROFIL MENTAL TOUGHNESS PENDAKI PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.
47. Q47 .332 Valid
48. Q48 .734 Valid
49. Q49 .650 Valid
50. Q50 .178 Tidak Valid
51. Q51 .332 Valid
52. Q52 .728 Valid
53. Q53 .332 Valid
54. Q54 .543 Valid
55. Q55 .332 Valid
56. Q56 .713 Valid
57. Q57 .385 Valid
58. Q58 .332 Valid
59. Q59 .937 Valid
60. Q60 .953 Valid
61. Q61 .332 Valid
62. Q62 .969 Valid
63. Q63 .385 Valid
64. Q64 .734 Valid
Pengambilan keputusan berdasarkan perhitungan nilai Corrected
Item-Total Correlationhasil dari analisis Reability Scale. Menurut, Nisfiannor
Muhammad (2009,hlm.230), “bahwa untuk menyatakan butir item valid atau tidak
valid digunakan patokan 0,200”. Terlihat pada tabel diatas memiliki nilai
Corrected Item-Total Correlation > 0,200, yang berarti tes tersebut dinyatakan
Valid.
Berdasarkan hasil penghitungan analisis validitas instrumen dari setiap
butir pernyataan yang berjumlah 64 butir, diperoleh 15 butir yang tidak valid, dan
49 butir soal yang valid, artinya butir pernyataan yang valid dapat digunakan
76
Selanjutnya butir soal yang valid tersebut akan digunakan sebagai alat tes
pengumpul data. Jadi dalam penelitian ini digunakan 49 pernyataan untuk angket
profil vo2max dan profil mental toughness pendaki PAMOR 14 PEAKS
EXPEDITION IV.
2. Pengujian Reliabilitas Instrumen
Pengertian dari reliabilitas menurut Sugiyono (2008,hlm.175) bahwa,
“Reliabilitas adalah suatu pengukuran yang digunakan untuk mengukur berkali
-kali menghasilkan data yang sama.” Kemudian menurut Arikunto (2002,hlm.154)
mengatakan bahwa, “Reliabilitas merupakan sesuatu instrumen cukup dapat
dipercaya untuk kegunaan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut
sudah baik.”
Reliabilitas atau keterandalan menggambarkan derajat keajegan atau
konsistensi hasil pengukuran. Suatu alat pengukuran atau tes dikatakan reliabel
jika alat ukur menghasilkan suatu gambaran yang benar-benar dapat dipercaya
dan dapat diandalkan untuk membuahkan hasil pengukuran yang sesungguhnya.
Uji reliabilitas digunakan untuk pengumpul data dan dinyatakan bahwa instrumen
tersebut cukup baik sehingga mampu mengungkapkan data yang bisa dipercaya.
Pengujian reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah kuesioner
dapat memberikan ukuran yang konstan atau tidak.Instrumen (kuesioner) yang
handal berarti mampu mengungkapkan data yang dapat dipercaya. Untuk menguji
reliabilitas dalam penelitian ini digunakan belah dua skor pertanyaan awal akhir.
Dengan teknik korelasi Sperman Brown.Untuk mempermudah penelitian, peneliti
menggunakan alat bantu SPSS 16 for windows.
Tabel 3.7 Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
N of Items
Cronbach's Alpha
Keteranga n
Rifqi Abdurrahman S, 2015
PROFIL VO2MAX DAN PROFIL MENTAL TOUGHNESS PENDAKI PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.
Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan penghitungan nilai
Cronbach Alpha,Nisfiannor Muhammad (2009,hlm.229)bila nilainya diatas 0,600
maka dinyatakan reliabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa instrumen
tes tembakan loncatan lurus telah memenuhi standar reliabilitas, karena memiliki
nilai Cronbach Alpha = 0,868> 0,600.Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
instrumen yang digunakan dalam penelitian ini memiliki reliabilitas yang
tinggi.
Tabel 3.8
Kisi-Kisi angket profil mental toughness pendaki PAMOR 14 PEAKS
EXPEDITION IVyang sudah teruji validitas dan reliabilitas
Komponen Sub komponen Indikator Negatif -
1. ketenangan h. mampu berlatih rileksasi progresif j. selalu fokus pada
sasaran proses dan
l. bicara pada diri sendiri m. dengan mendengarkan
musik memperoleh ketengan
n. tindakan dan perilaku yang tenang
78
j. mengingatkan diri sendiri untuk selalu berkonsentrasi
k. menetapkan kebiasaan sebelum penampilan l. melupakan yang sudah
terjadi dan fokus pada masa yang akan datang m. mencegah ketegangan
dengan fokus dan santai
n. percaya diri tetap tenang dan fokus untuk lebih baik
3. kepercayaan h. melakukan persiapan dengan baik dan mengumpulkan waktu latihan yang cukup i. melatih mental untuk
membangun kepercayaan
j. menjaga citra diri yang positif
Rifqi Abdurrahman S, 2015
PROFIL VO2MAX DAN PROFIL MENTAL TOUGHNESS PENDAKI PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi. E. Prosedur Pengolahan Data
Instrumen yang telah dinyatakan valid dalam arti instrumen itu dapat
digunakan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini oleh penulis
diperbanyak dan disebarkan pada sampel penelitian sebagai sumber data dalam
penelitian ini.
Prosedur pengolahan suatu data sangat penting sekali guna menghasilkan
keakuratan dalam penelitian dan penyusunan suatu penelitian sesuai dengan
harapan tanpa menyimpang dari tujuan penelitian ini.
Adapun langkah-langkah atau prosedur dalam pengolahan data adalah
sebagai berikut:
1. Setelah penyebaran dan data dari angket terkumpul kemudian data tersebut
diseleksi dan apakah angket yang menjadi data tersebut sah tanpa ada item
soal yang tidak diisi. Apabila terdapat satu soal yang tidak terisi maka angket
tersebut tidak sah atau tidak layak untuk dijadikan sumber data. sesudah
5. kepaduan/kohesi g. menghargai dinamika tim
80
2. Memberikan nilai pada tiap-tiap butir pernyataan dalam angket sesuai dengan
pernyataan Nurhasan dan Cholil (2007,hlm.349) menyatakan dengan
ketentuan pada tabel 3.9 sebagai berikut.
Tabel 3.9
Skor Alternatif Jawaban
Alternatif Jawaban Skor Jawaban Positif Negatif
1. Sangat Setuju (SS)
2. Setuju (S)
3. Tidak Bisa (R) menentukan
4. Tidak Setuju (TS)
5. Sangat Tidak Setuju (STS)
5
4
3
2
1
1
2
3
4
5
Keterangan tabel di atas tabel 3.7yaitu untuk nilai butir-butir pernyataan
pada setiap jawaban dengan ketentuan adalah sebagai berikut:
a. Untuk pernyataan positif: SS = 5, S = 4, R = 3, TS= 2, STS = 1
b. Untuk pernyataan negatif: SS = 1, S =2, R= 3, TS = 4, STS = 5
3. Mengelompokkan setiap butir pernyataan.
4. Menjumlahkan nilai seluruh pernyataan untuk tiap butir pernyataan.
5. Menganalisa data yaitu untuk memperoleh kesimpulan yang dapat dipercaya.
6. Mengelompokkan setiap butir pernyataan dalam bentuk angka atau nominal
sesuai dengan skor nilai yang telah ditentukan.
7. Menjumlahkan nilai dari keseluruhan responden untuk setiap butir
Rifqi Abdurrahman S, 2015
PROFIL VO2MAX DAN PROFIL MENTAL TOUGHNESS PENDAKI PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi. BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang telah di bahas pada
bab IV sebelumnya, maka peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa :
1. Profil VO2Max pendaki PAMOR ada ada tiga sampel yang memiliki
VO2Max yang Baik, yaitu sampel A basiknya sebagai atlet trail running,
sampel B basiknya juga sebagai atlet hocky yang berprestasi dan sampel E
karena bakan bawaan kondisi fisiknya yang terlatih secara alami.
Sedangkan VO2Max pendaki yang termasuk dalam kategori cukup ada 2
sampel pendaki yaitu pendaki C dan D basiknya yang bukan berasal dari
atlet dan belum berpengalaman dalam hal mendaki gunung secara cepat.
2. Sedangkan profil Mental Toughness pendaki yang memiliki kategori
Mental Toughness yang tertinggi adalah pendaki C dengan kategori Baik,
pendaki ini bermotivasi yang tinggi untuk melakuakan segala tindakan
secara tangguh. Sedangkan sampel yang masuk kedalam kategori Cukup
adalah sampel A, B dan E, ketiga penadaki ini cukup berpengalaman
dalam menghadapi situasi sulit untuk sebuah keberhasilan secara tangguh,
berkaca sebelumnya telah berhasil melakukan ekspedisi sebelumnya
sehingga terdapat mental yang cukup tangguh yang dimilikinya. Dan
sampel terakhir yaitu sampel D masuk kedalam kategori Buruk, pendaki
ini terpengaruhi oleh rasa cemas dan pesimis yang mempengaruhi dirinya
untuk melakukan sesuatu.
B. Saran
Berkaitan penelitian yang telah dilakukan dengan hasil penelitian yang telah
diperoleh dan berdasarkan kesimpulan yang telah diungkapkan di atas, serta untuk
penyempurnaan hasil penelitian, maka penulis mengemukakan beberapa saran
89
1. Bagi para penggiat alam terbuka diharapkan melakukan sebagian program
latihan kondisi fisik karena program latihan tersebut memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kemampuan seseorang dalam melakukan berbagai
aktivitas karena pada dasarnya tubuh merupakan bagian dari jiwa yang harus
selalu diolah agar tidak tejadinya kerusakan dalam tubuh itu sendiri. Tetapi
selain kondisi fisik yang diolah untuk tubuh kita, aspek mental memiliki
peranan penting dalam keberhasilan sebuah kegiatan.
2. Kepada para mahasiswa diharapkan selalu berolahraga secara teratur dan
selalu melatih dirinya sendiri terutama aspek ketengguhan mental.
3. Bagi Organisasi PAMOR sebagai fasilitator, untuk selalu menyiapkan diri
sebagai kelompok mahasiswa yang memahami tentang olahraga alam
terbuka.
4. Bagi lembaga diharapkan hasil penelitian ini menjadi sumbangan ilmu
pengetahuan yang akan bermanfaat bagi semua pihak dan penulis berharap
kepada pihak lembaga agar penelitian ini dilakukan kembali dengan sampel
yang lebih besar guna menghasilkan penelitian yang makin baik dari
sebelumnya.
5. Kepada peneliti selanjutnya, diharapkan agar dapat melanjutkan penelitian
dengan cakupan yang lebih luas lagi karena penulis merasa masih banyak
kekurangan dalam penelitian ini oleh karena keterbatasan waktu, tenaga serta
Rifqi Abdurrahman S, 2015
PROFIL VO2MAX DAN PROFIL MENTAL TOUGHNESS PENDAKI PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi. DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Pendekatan Suatu Praktek Edisi Revisi V. Jakarta: PT. Rineke Cipta.
Arsip Pamor. (2015). Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PAMOR FPOK UPI 2013/2014, Bandung.
Aprianto. (2011). Profil kondisi fisik dan psikologi (motif sosial) tim expedisi Pamor pendakian puncak gunung pada tahun 2011, Skripsi sarjana pada FPOK UPI, Bandung : Tidak diterbitkan.
Anggraeni, L. (2009). "Profil Manajemen Ekspedisi Panjat" . Bandung: Skripsi sarjana pada FPOK UPI : Tidak diterbitkan
Catros. (2007). Sejarah Pendakian Gunung Dan Panjat Tebing Di Indonesia. [Online]. Tersedia: http://catros.wordpress.com/20/07/03/29/sejarah-pendakian-gunung-dan-panjat-tebing-di-Indonesia/ [17-09- 2014] [22:42]
Dikdik Z.S. (2010). Modul Pembinaan Kondisi Fisik. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia
Dikdik dan Paulus. (2006). Materi Penataran Pelatihan Fisik Tingkat Provinsi Se-Indonesia. Koni Pusat
Edgar K. Tam dan Daniel A. Weigand. (2011). Strategi Ketangguhan Mental Para Atlet Terbesar di Dunia (Mental Training For Peak Perfomance.) Jakarta : Satlak Prima Utama Muda.
Fadlily, Fahmi. (2011). Hubungan Tingkat Kebugaran Jasmani Dengan Kemampuan aklimatisasi Pendaki Gunung di atas Ketinggian 3000 Meter Dari Permukaan Laut. Skripsi S1 FPOK-UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.
Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam coaching, Jakarta: CV. Tambak Kusuma.
Harsono. (2001). Latihan Kondisi Fisik, Bandung
101
Mahitala UNPAR (2010). Lansekap Misterius Sudirman Range Trails, Bandung: Mahitala UNPAR
Novri (2014). Laporan Kegiatan Pamor 14 Peaks Ekspedition 2014, Bandung: Pamor FPOK UPI.
Nirwansyah, D. (2011). ”Laporan Ekspedisi 14 Puncak 10 Hari Jabalo 2011". PAMOR FPOK UPI Bandung: tidak dipublikasikan.
Nurhasan, & Cholil, D.H. (2007). Modul Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: FPOK UPI Bandung.
Nurhasan. (2008). Tes Kemampuan Fisik Dasar Cabang-cabang Olahraga, Bandung:
FPOK UPI.
Nugraha. R (2013). Skripsi pada FPOK UPI : Tidak diterbitkan
Ramdhan, A. (2011). Analisis Kebutuhan Yang Mandukung Keberhasilan Pendakian Gunung. Skripsi pada IKOR FPOK UPI Bandung : tidak diterbitkan
Rustandi (2009). Perbandingan Tingkat Kebugaran Jasmani Pendaki Gunung PAMOR dan Pendaki Gunung Bramatala. Skripsi sarjana pada FPOK UPI , Bandung : Tidak diterbitkan
Ratih (2009), Proses Pembelajaran Olaraga Panjat Dinding di PAMOR FPOK UPI, Bandung : Tidak diterbitkan
Raka E. G, (2007). Peningkatan Kadar Vo2max Melalui Latihan Cross Country. Skripsi S1 FPOK-UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.
Santosa dkk. (2007) Ilmu Kesehatan Olahraga, Bandung. FPOK UPI.
Solehudin A (2006: 5) Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Hasil Panjatan Pada Atlet Panjat Tebing. Skripsi S-I FPOK UPI, Bandung.
Solehudin A. (2006). Diktat Panjat Tebing PAMORFPOK UPI Bandung, Bandung: Pamor FPOK UPI.
Rifqi Abdurrahman S, 2015
PROFIL VO2MAX DAN PROFIL MENTAL TOUGHNESS PENDAKI PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.
Schurman, C. (2009). The Outdoor Athlete. Amerika: Champaign.
Sajoto. (2005). Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Jakarta: Ikip Semarang.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta.
Surakhmad, W (1998). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Teknik. Bandung : Angkasa.
Tim penulis (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: UPI Bandung.
Tarigan, Beltasar. (2009) Optimalisasi Pendidikan Jasmanidan Olahraga Berlandaskan Ilmu Faal (Sebuah Analisis Kritis), Bandung: FPOK UPI
Wanadri (1993). Diktat Wanadri, Bandung.
[Online]. Tersedia
http://kampus.okezone.com/read/2011/05/21/373/459416/harkitnas-tim-7-summits-unpar-capai-puncak-everest [17-09-2014] [22;35]
[Online]. Tersedia http://www.ngarai.com/lima-pendaki-cacat-berupaya-gapai-puncak-denali-2/ [17-09-2014] [22;35]
[Online]. Tersedia http://www.mensfitness.com/training/build-muscle/mental-toughness-training.[
[Online].Tersediahttp://nblindonesia.com/v1/index15.php?page=newsdetail&id=3940 [02-09-2014] [22:14]
[Online]. Tersedia http://upload.wikimedia.org [02-09-2014] [23:15]
[Online]. Tersedia http://www.claire-cameron.com [02-09-2014] [23:21]
[Online]. Tersedia http://www.rei.com [02-09-2014] [23:34]
[Online]. Tersedia http://kepikromantis.blogspot.com/2014/02/ketangguhan-mental.html [02-09-2014] [22:30]
103
[Online]. Tersedia https://donibrahimovic.wordpress.com [27-03-2015] [21:25]
[Online]. Tersedia http://www.griyawisata.com [27-03-2015] [21:27]
[Online]. Tersedia http://tersapa.com [27-03-2015] [21:31]
[Online]. Tersedia https://komunitascoemie.files.wordpress.com [27-03-2015] [21:34]
[Online]. Tersedia http://fotowisata.com [27-03-2015] [21:38]
[Online]. Tersedia http://wisatadanbudaya.blogspot.com [27-03-2015] [21:47]
[Online]. Tersedia https://tresnabuana.wordpress.com [27-03-2015] [21:50]
[Online]. Tersedia http://bondowosokab.go.id/pariwisata/gunung-raung [27-03-2015] [21:56]
[Online]. Tersedia http://www.fabulousubud.com [27-03-2015] [22:13]