• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI DIBADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI DIBADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT."

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

DIBADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

SKRIPSI

DiajukanuntukMemenuhiSebagian Dari Syarat MemperolehGelarSarjanaPendidikan Program StudiAdministrasiPendidikan

OLEH : ASEP SAEFUDIN

1000848

DEPARTEMEN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)

Oleh Asep Saefudin

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Asep Saefudin 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat/Signifikansi Penelitian ... 7

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 8

BAB II KAJIAN TEORI, DAN HIPOTESIS ... 9

A. Konsep Dasar Lingkungan Kerja ... 9

1. Pengertian Lingkungan Kerja ... 9

2. Dimensi Lingkungan kerja ... 10

3. Indikator-indikator Lingkungan kerja ... 12

4. Manfaat Lingkungan kerja ... 14

B. Konsep Motivasi ... 15

1. Teori Dasar Motivasi ... 15

2. Pengertian Motivasi Kerja ... 22

3. Indikator-indikator Motivasi Kerja ... 23

4. Karakteristik Motivasi Kerja ... 24

5. Asas-asas Motivasi Kerja ... 26

C. Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Motivasi Kerja ... 27

(5)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 31

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 31

1. Lokasi Penelitian ... 31

2. Populasi Penelitian ... 31

3. Sampel ... 32

B. Desain Penelitian ... 34

C. Metode Penelitian ... 35

D. Definisi Operasional ... 37

E. Instrumen Penelitian ... 39

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 42

G. Teknik Pengumpulan Data ... 47

H. Analisis Data ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 60

A. Hasil Penelitian ... 60

1. Pemeriksaan dan Penyeleksian Data ... 60

2. Pengklasifikasian Data ... 61

3. Penyajian Hasil Pengolahan Data ... 63

4. Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Baku ... 69

5. Uji Normalitas Data ... 71

6. Pengujian Hipotesis ... 73

a. Analisis Korelasi ... 74

b. Analisis Koefisien Determinasi ... 74

c. Analisis Regresi ... 75

d. Analisis Varian ... 76

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 78

1. Gambaran Motivasi di Badiklatda Provinsi Jawa Barat ... 78

2. Keadaan Lingkungan Kerja di Badiklatda Provinsi Jawa Barat ... 80

3. PengaruhLingkungan KerjaterhadapMotivasi kerja ... 83

(6)

DAFTAR PUSTAKA ... 88

DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Absensi Pegawai ... 3

Tabel 3.1 Daftar Pegawai Badiklatda ... 32

Tabel 3.2 Sampel Tiap Bidang ... 33

Tabel 3.3 Skala Likert ... 40

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen ... 41

Tabel 3.5 Uji Coba Validitas Kuesioner Variabel X ... 44

Tabel 3.6 Uji Coba Validitas Kuesioner Variabel Y ... 45

Tabel 3.7 Uji Coba Pengujian Reliabilitas Kuesioner ... 46

Tabel 3.8 Jumlah Kuesioner yang Tersebar ... 49

Tabel 3.9 Tabel Konsultasi WMS ... 50

Tabel 3.10 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ... 54

Tabel 4.1 Rekapitulasi Jumlah Kuesioner ... 59

Tabel 4.2 Kriteria Penskoran Alternatif Jawaban ... 60

Tabel 4.3 Skor Mentah Variabel X ... 60

Tabel 4.4 Skor Mentah Cariabel Y ... 61

Tabel 4.5 Konsultasi Hasil Perhitungan WMS ... 61

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Kecenderungan WMS Var X ... 62

Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Kecenderungan WMS Var Y ... 65

Tabel 4.8 Skor Baku Variabel X ... 68

Tabel 4.9 Skor Baku Variabel Y ... 71

(7)

Tabel 4.14 Analisis Regresi ... 76

Tabel 4.15 Uji ANOVA ... 78

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Piramida Hirarki Kebutuhan Maslow ... 18

Gambar 2.2 Kerangka Pikir ... 29

Gambar 4.1 Grafik Uji Normalitas Data ... 72

(8)

ABSTRAK

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran yang jelas dan aktual mengenai pengaruh lingkungan kerja terhadap motivasi kerja di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah (Badiklatda) Provinsi Jawa Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai di lingkungan Badiklatda Provinsi Jawa Barat. Teknik pengumpulan data menggunakan angket tertutup yang disebarkan kepada 53 pegawai sebagai sampel penelitian ini dan yang dapat diolah sebanyak 52 angket. Hasil perhitungan dengan menggunakan teknik

Weighted Mean Scores (WMS), menunjukan bahwa lingkungan kerja di Badan

Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat termasuk dalam kategori sangat baik dengan skor rata-rata sebesar 3,48 dan motivasi kerja sebesar 3,44. Analisis korelasi antara lingkungan kerja dengan motivasi kerja diperoleh bahwa lingkungan kerja memiliki hubungan yang sedang, dan harga koefisien korelasi antara kedua variabel sebesar 0,492. Persamaan regresinya dari kedua variabel ini yaitu Y=14,695+0,687X harga adalah bersifat signifikan dan linier, hal ini berarti bahwa setiap perubahan satu unit pada lingkungan kerja akan memberikan perubahan kepada motivasi sebesar 0,687. Hasil uji koefesien determinasi menunjukan bahwa derajat keterhubungan antara lingkungan kerja terhadap motivasi kerja berpengaruh sebesar 24,2% sedangkan sisanya sebesar 75,8% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

(9)

Abstract

In general, this study aimed to determine the true and actual work on the environmental influences on the motivation of the District Board of Education and Training (Badiklatda) of West Java. The method used in this research is descriptive method with a quantitative approach. The population in this study is in the range officer Badiklatda West Java. A survey of collection data techniques using question closed disseminated to 53 officers as the sample of this study and that can be processed only 52 A survey. The calculations using the technique Weigh Mean Scores (WMS), shows that the work environment at the Board of Education and Training West Java, including in the very good category with a score average of 3.48 and the work motivation of 3,44. the Analisis correlation between work environment and job motivation showed, price correlation coefficient of 0.492 between the two variables. Regresinya from the second equation of this variable that is Y = 14.695 + 0,687x price is significant and linear, this means that each unit change in the work environment will provide a change to the motivation of 0.687. Test results showed that the degree of determination koefesien connectivity between work environment to motivate the influential work of 24.2% while the rest of 75.8% influenced by other factors that were not examined in this study.

(10)
(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang berada di sekitar

pegawai yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan. Lingkungan

pekerjaan merupakan keseluruhan sarana dan prasarana kerja yang ada di

sekitar karyawan yang sedang melakukan pekerjaan yang dapat

mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan meliputi tempat bekerja, fasilitas,

kebersihan, pencahayaan, ketenangan, termasuk juga hubungan kerja

antara orang-orang yang ada ditempat tersebut.

Di dalam organisasi, manusia merupakan unsur yang terpenting

dalam suatu organisasi. Tanapa peran manusia meskipun berbagai faktor

yang dibutuhkan itu telah tersedia, organisasi tidak akan berjalan. Karena

manusia merupakan penggerak dan penentu jalanya suatu organisasi. Oleh

karena itu hendaknya organisasi memberikan arahan yang positif pada

unsur tersebut dengan memfokuskan diri pada peningkatan Sumber daya

manusia

Manusia merupakan aset paling penting yang dimiliki lembaga,

karena manusia yang bekerja membuat tujuan, mengadakan inovasi dan

mencapai tujuan lembaga. Manusia akan mampu melaksanakan

kegiatannya dengan baik, jika unsur tersebut ditunjang oleh kondisi

lingkungan kerja yang baik, maka akan dicapai suatu hasil yang optimal,

ketika manusia dapat melaksanakan pekerjaan secara optimal, serta di

tunjang Linkungan kerja yang kondusif, sehat, aman, dan nyaman akan

mendorong produktivitas lembaga tersebut, sehingga pencapaian tujuan

lembaga menjadi lebih efektif.

Keberhasilan sebuah lembaga sangat ditentukan oleh keberhasilan

dalam mengelola Sumberdaya Manusia didalamnya. Hal ini unsur manusia

(12)

dan keterampilan yang dimiliki oleh pegawai, merupakan kunci pokok

yang harus diperhatika lembaga termasuk lingkungan kerja di dalamnya,

sehingga akan menimbulkan motivasi dalam diri pegawai untuk

melakukan pekerjaan yang optimal dan akhirnya akan berpengaruh

terhadap produktivitas kerja pegawai.

Salah satu yang mempengaruhi motivasi pegawai dalam bekerja

adalah lingkungan kerja dimana pegawai tersebut bekerja, Seperti halnya

yang diungkapkan oleh Stephen P. Robbins (2001:150) bahwa “ Kepuasan

kerja salah satunya ditentukan oleh kondisi kerja yang mendukung“

lingkungan kerja yang mendukung akan membuat para pegawai merasa

nyaman dan bersemangat dalam melaksankan kewajibanya, sebaliknya

lingkungan kerja yang tidak mendukung akan membuat pegawai tidak

bersemangat dan merasa tidak nyaman, Jika demikian akan berpengaruh

langsung terhadap motivasi kerja pegawai. Bisa disimpulkan lingkungan

kerja yang baik akan mempengaruhi gairah dan semangat kerja pegawai

saat bekerja.

Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi jawa barat adalah

pusat pendidikan dan pelatihan yang melayani bagi seluruh aparatur di

lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemerintah Daerah TK I),

dan Pemerintah Kabupaten/Kota (Pemerintah Daerah Tingkat II). Badan

Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat mempunyai tugas

“Menyelenggarakan dan merumuskan kebijakan daerah di bidang pendidikan dan pelatihan (diklat) daerah, berdasarkan asas desentralisasi,

dekonsentrasi dan tugas pembantuan” (Peraturan Gubernur Jawa Barat

Nomor 5 Tahun 2013).

Fenomena yang terjadi pada pegawai Badan Pendidikan dan

Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat berdasarkan hasil temuan pada

pelaksanaan Praktek Pengalaman Lapangan di Badan Diklat daerah

(13)

pegawai jenuh bekerja, lingkungan kerja yang kurang kondusif dan

kurangnya motivasi kerja atau dapat juga disebabkan oleh faktor lain di

luar itu.

Tabel 1.1 Absensi Pegawai

B

Sumber: sub kepegawaian badiklatda Provinsi Jawa Barat

Begitupun dengan Lingkungan, Berdasarkan hasil studi pendahuluan

melalui wawancara dengan dengan salah satu staff menyimpulkan bahwa

“keadaan ruangan kerja di salah satu bidang memang kurang ideal hal ini terlihat dengan masih menyatunya ruangan kepala sub bagian dengan para

staff” disamping itu ada beberapa meja kerja staff yang berdekatan dengan

dapur dan tata ruangan yang dinilai kurang rapi, prabot yang tersusun

kurang rapi kurang mencerminkan kenyamanan, sehingga situasinya

menjadi kurang nyaman.

Bulan Hari kerja/ Periode

Absensi/

Periode Presentase

(14)

Pada permasalahan diatas tentu tidak akan baik bila dibiarkan

begitu saja. Lingkungan kerja umumnya tidak berpengaruh secara

langsung dalam berjalanya suatu perusahaan namun lingkungan kerja

bersentuhan langsung dengan pegawai yang bekerja menjalankan

perusahaan. Lingkungan kerja yang baik dapat meningkatkan semangat

dan motivasi kerja para pegawai serta lingkungan kerja yang terjaga juga

baik untuk kenyamanan pribadi maupun dalam hal mengerjakan tugas

pekerjaan, sebaliknya lingkungan kerja yang tidak memadai dan kurang

nyaman dapat menurunkan semangat dan motivasi kerja pegawai sehingga

pada akhirnya kinerja menjadi menurun.

Penelitian lainya yang dilakukan oleh Muhamad Ari Rusyadi dan

Pahlawansjah Harahap (2001) dalam Jurnal dengan judul penelitian “

Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi dan Lingkungan kerja terhadap

Kinerja Karyawan di (study kasus di PT. Best semarang).” Di peroleh

hasil bahwa lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja pegawai. Hasil tersebut menunjukan semakin baik lingkungan

kerja yang ada kinerja pegawai juga akan semakin baik, di mana kinerja

yang baik dipengaruhi oleh motivasi kerja yang baik.

Motivasi merupakan daya dorong sebagai hasil proses interaksi

antara sikap, kebutuhan, dan persepsi bawahan dari seseorang dengan

lingkungan. Menurut Herzberg yang diadaptasi oleh Nawawi (1997:354)

berpendapat bahwa terdapat dua faktor yang mendorong pegawai untuk

bekerja dengan baik. Kedua faktor tersebut adalah faktor sesuatu yang

dapat memotivasi (Motivator). Dan kebutuhan kesehatan lingkungan kerja

(Hygiene factors). Faktor sesuatu yang dapat memotivasi (Motivator)

meliputu faktor prestasi (achievement), faktor pengakuan/penghargaan,

faktor tanggung jawab, faktor memperoleh kemajuan dan berkembang

dalam bekerja khususnya promosi, dan faktor pkerjaan itu sendiri.

(15)

hubungan kerja antar pegawai, supervisi, kondisi lingkungan kerja,

kebijakan lembaga, dan proses administrasi.

Lingkungan kerja merupakan faktor-faktor di luar manusia baik

fisik maupun non fisik dalam suatu organisasi dimana antar lingkungan

kerja dengan kinerja terdapat hubungan yang positif, dan lingkungan kerja

mempengaruhi kinerja karyawan pada suatu perusahaan. Oleh karena itu

faktor lingkungan kerja pada perusahaan harus diperhatikan oleh

perusahaan agar para karyawan dapat bekerja secara optimal, nyaman,

aman, dan memiliki motivasi tinggi untuk bekerja lebih produktif demi

tercapainya tujuan perusahaan

Seluruh faktor yang mempengaruhi motivasi kerja mengarah pada

kondisi lingkungan kerja yang kondusif, dalam arti kondisi ruang kerja

yang menciptakan perasaan puas dan nyaman kepada pegawai saat

bekerja. Begitupun sebaliknya apabila kondisi lingkungan kerja kurang

kondusif dan kurang memberikan kenyaman pada pegawai. Hal tersebut

membuat para pegawai merasa tidak bersemangat untuk bekerja untuk itu

berdasarkan permasalahan diatas, membuat peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian mengenai

(16)

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang di atas, agar tidak terjadinya

penyimpangan dan terfokus pada apa yang akan diteliti. Dalam

penelitian ini peneliti memberi batasan secara konseptual dan

kontekstual, sebagai berikut:

a. Secara konseptual, penelitian ini akan mengkaji lebih lanjut

mengenai analisis pengaruh lingkungan kerja terhadap motivasi

kerja pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi

Jawa Barat

b. Secara kontekstual, maka penelitian ini akan dilakukan di Badan

Pendidikan Dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat.

2. Rumusan Masalah

Dalam rumusan masalah ini akan dijabarkan mengenai gambaran

umum masalah yang Bagaimana pengembangan karir di Badan

Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat ?

a. Bagaimana motivasi kerja pegawai di Badan Pendidikan Dan

Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat ?

b. bagaimana keadaan lingkungan kerja di Badan Pendidikan Dan

Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat ?

c. Seberapa besar pengaruh lingkungan kerja terhadap motivasi kerja

pegawai Di Badan Pendidikan Dan Pelatihan Daerah provinsi Jawa

Barat ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Secara umum tujuan dari penelitian yang akan dilakukan ini

(17)

kerja terhadap motivasi kerja pegawai di Badan Pendidikan dan

Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat.

2. Tujuan Khusus

Sedangkan tujuan secara khusus yang diharapkan dari penelitian

yang akan dilakukan ini, antara lain:

a. Untuk memperoleh gambaran mengenai faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap lingkungan kerja Di Badan Pendidikan dan

Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat;

b. Untuk memperoleh gambaran mengenai motivasi kerja pegawai di

Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat; dan

c. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh lingkungan kerja terhadap

motivasi kerja pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah

Provinsi Jawa Barat.

D. Manfaat Penelitian/Signifikansi Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh penulis diharapkan memberikan

manfaat bagi peneliti khususnya, lokasi tempat penelitian serta prodi,

adapun manfaat penelitian yang diharapkan adalah :

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian ilmu

disiplin ilmu administrasi pendidikan dan memperkaya ragam

penelitian sebagai refrensi karya ilmiah

2. Bagi Lembaga, sebagai bahan masukan yang positif kepada

Lembaga untuk mengembangkan dan meningkatkan motivasi

pegawai melalui lingkungan kerja yang nyaman di lingkungan

lembaga

3. Bagi Jurusan, hasil penelitian ini diharapkan mampu dapat

dijadikan sebagai masukan bahan untuk kajian selanjutnya

(18)

E. Sistematika Skripsi

1. Bab I Pendahuluan, bab ini menguraikan tentang latar belakang

penelitian, identifikasi masalah dan perumusan masalah, tujuan

penelitian, dan sistematika penulisan

2. Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis

Penelitian. Bab ini berisikan tentang kajian pustaka sebagai

landasan teoritik dari penelitian, keranga pemikiran yang

merumuskan hipotesis dengan mengkaji hubungan teoritis

atarvariabel penelitian, hipotesis yang merupakan jawaban

sementara terhadap masalah yang dirumuskan dalam penelitian.

3. Bab III Metode Penelitian. Bab ini berisikan penjabaran rinci

mengenai metode yang digunakan dalam penelitian, yaitu

mengenai lokasi dan subjek penelitian, definisi operasional,

instrument penelitian, proses pengembangan instrument, serta

tehnik pengumpulan data dan analisis data.

4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab ini menguraikan

tentang hasil dari penelitian yaitu pemaparan data dan pembahasan

data yang telah diteliti.

5. Bab V Kesimpulan Dan Saran. Bab ini menjelaskan penafsiran dan

pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian

berupa kesimpulan dari hasil penelitian dan saran atau rekomendasi

(19)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisikan penjabaran rinci mengenai metode yang digunakan

dalam penelitian, yaitu mengenai lokasi dan subjek penelitian, definisi

operasional, instrument penelitian, proses pengembangan instrument, serta tehnik

pengumpulan data dan analisis data.

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokai penelitian adalah tempat dimana penelitian akan dilakukan

dalam memperoleh data dan informasi yang berkaitan dengan fokus

permasalahan atau fokus penelitian. Lokasi penelitian merupakan hal yang

sangat penting dalam melakukan penelitian. Lokasi yang menjadi tempat

peneliti melakukan penelitian ini adalah. Di Badan Pendidikan dan

Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat.

2. Populasi Penelitian

Dalam sebuah penelitian unsur yang harus ada adalah populasi, Menurut Sugiyono (2011: 119) menjelaskan bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Sedangkan Purwanto (2012: 241) mengemukakan bahwa “populasi adalah kelompok besar individu yang mempunyai karakteristik yang sama.” Populasi yang menjadi sasaran peneliti harus sesuai dengan permasalahan penelitian.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka subjek dalam penelitian ini

adalah seluruh pegawai di lingkungan Badan Pendidikan dan Pelatihan

(20)

Tabel 3.1

Daftar Pegawai BADIKLATDA

No Bidang Jumlah

1. Sub Bagian keuangan dan Program 13

2. Sub Bagian Umum 21

3. Sub Bagian Kepegawaian 8

4. Bidang Pengembangan Diklat 9

5. Bidang Diklat Kepemimpinan dan

Fungsional 14

6. Bidang Diklat Teknis 12

7. Widyaiswara 36

Jumlah 113

3. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil oleh peneliti

untuk dijadikan sebagai subjek penelitian untuk mempermudah peneliti

dalam melakukan penelitian.

Sebagaimana yang dijelaskan oleh Sugiyono (2011: 224) bahwa “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Bila populasi dalam penelitian cukup besar, dan tidak

mungkin untuk peneliti mempelajari semua pada populasi seperti halnya

keterbatasan waktu, keterbatasan dana, keterbatasan tenaga, maka peneliti

dapat mengambil sampel dari populasi tersebut” Selain itu Zainal Arifin

(2011:215) berpendapat bahwa “sampel adalah sebagian dari populasi

yang akan diselidiki atau dapat juga dikatakan bahwa sampel adalah

populasi dalam bentuk mini (miniatur population).”

Adapun rumus yang digunakan peneliti dalam proses pengambilan

sampel penelitian ini sebagaimana yang dipaparkan oleh Taro Yamane

(21)

n = N N.d2+1

Keterangan:

n = Ukuran sampel

N = Ukuran populasi

e = Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang tidak

dapat ditolelir (0,1)

Maka perhitungan untuk menentukan jumlah sampel adalah

sebagai berikut:

n = N N.d2+1

n = 113

113. , 2+1

n = 113

113.(0,01) + 1

n = 113

1,13 + 1

n = 113 ,

n = 53,05 = 53 dibulatkan

Berdasarkan perhitungan tersebut, jumlah sampel dari keseluruhan

populasi untuk penelitian ini adalah sebanyak 53 orang Pegawai. Adapun

untuk menentukan sample dari masing-masing bagian digunakan rumus

(22)

ni =

Ni N. n Keterangan :

ni = Jumlah sampel menurut Stratum

n = Jumlah sampel seluruhnya

Ni = Jumlah Populasi Menurut Stratum

N = Jumlah Populasi Seluruhnya

Tabel 3.2

Sampel Dari Tiap Bidang

No Bidang N ni =

Ni N. n

Jumlah Sampel

1. Sub Bagian Keuangan dan

Program 13 =

13

113. 53 = 6.09 6

2. Sub Bagian Umum 21 = 21

113. 53 = 9.84 10

3. Sub Bagian Kepegawaian 8 = 8

113. 53 = 3.75 4

4. Bidang Pengembangan

Diklat 9 =

9

113. 53 = 4.22 4

5. Bidang Diklat Fungsional

dan Program 14 =

14

113. 53 = 6.56 6

6. Bidang Diklat Teknis 12 = 12

113. 53 = 5.62 6

7. Widyaiswara 36 = 36

113. 53 = 16.88 17

Total Sub Populasi 53

(23)

Pelaksanaan penelitian tentunya harus direncanakan terlebih dahulu

agar penelitian dapat terlaksanakan dengan baik secara sistematis. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Nasution (2003: 23) bahwa “Desain penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis

data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan

penelitian.” Adapun kegunaan desain penelitian menurut Nasution (2003: 23

-24), yaitu:

1. Desain memberi pegangan yang lebih jelas kepada peneliti dalam melakukan penelitiannya. Demikian pula dalam tiap penelitian suatu desain merupakan syarat mutlak agar dapat kita ramalkan sifat pekerjaan serta kesulitan yang akan kita hadapi.

2. Desain juga menentukan batas-batas penelitian yang bertalian dengan tujuan penelitian.

3. Desain penelitian selain memberi gambaran yang jelas tentang apa yang harus dilakukan juga memberi gambaran tentang macam-macam kesulitan yang akan dihadapi yang mungkin juga telah dihadapi oleh para peneliti lain.

Menurut E. A. Suchman dalam Moh. Nazir (1999: 99) menjelaskan

bahwa “Dalam pengertian sempit, desain penelitian hanya mengenai

pengumpulan dan analisa data saja.” Tetapi menurut Shah dalam Moh. Nazir (1999: 99-100) menjelaskan bahwa:

Dalam pengertian yang lebih luas, desain penelitian mencakup proses-proses berikut:

a. Identifikasi dan pemilihan masalah penelitian.

b. Pemilihan kerangka konseptual untuk masalah penelitian serta hubungan-hubungan dengan penelitian sebelumnya.

c. Menformasikan masalah penelitian termasuk membuat spesifikasi dari tujuan, luas jangkau (scope) dan hipotesa untuk diuji.

d. Membangun penyelidikan atau percobaan.

e. Memilih serta memberi definisi terhadap pengukuran variabel-variabel.

f. Memilih prosedur dan teknik sampling yang digunakan. g. Menyusun alat serta teknik untuk mengumpulkan data.

h. Membuat coding, serta mengadakan editing dan processing data. i. Menganalisis data serta pemilihan prosedur statistic untuk

(24)

j. Pelaporan hasil penelitian, diskusi serta interpretasi data, generalisasi, kekurangan-kekurangan dalam penemuan, serta mengajukan beberapa saran dan kerja peneliti yang akan datang.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian bagi seorang sangatlah penting untuk membantu

mengumpulkan dan menganalisis data yang diperoleh untuk memperoleh

suatu kesimpulan terhadap penelitian agar sesuai dengan tujuan penelitian. Selain itu, Sugiyono (2011: 3) mengemukakan bahwa, “metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan

dan kegunaan tertentu.” Selain itu, Suharsimi Arikunto (2006: 160) mengemukakan bahwa “metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya.”

Berdasarkan permasalahan yang akan diteliti yaitu tentang Motivasi

kerja Pegawai, maka metode penelitian yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah metode deskriptif melalui pendekatan kuantitatif.

1. Metode Deskriptif

Metode yang digunakan peneliti dalam melaksanakan penelitian ini

adalah metode deskriptif. Di mana metode deskriptif merupakan metode

penelitian yang digunakan untuk menjelaskan masalah berdasarkan

kejadian yang terjadi pada saat ini. Sebagaimana yang dijelaskan oleh

Arifin (2011: 54) bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian untuk

mendeskripsikan dan menjawab persoalan-persoalan suatu fenomena atau

peristiwa yang terjadi saat ini, baik fenomena dalam variable tunggal

maupun korelasi dan atau perbandingan berbagai variable. Penelitian

deskriptif berusaha mendeskripsikan suatu peristiwa atau kejadian yang

menjadi pusat perhatian tanpa memberikan perlakuan khusus terhadap

peristiwa tersebut.

Di samping itu, Mohamad Ali (2013: 131), mengemukakan bahwa:

(25)

langkah pengumpulan, klasifikasi, dan analisis/pengolahan data, membuat kesimpulan dan laporan; dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang sesuatu keadaan secara objektif dalam suatu deskripsi situasi.

Maka dari itu, metode penelitian deskriptif merupakan metode

penelitian yang menggambarkan kondisi faktual berdasarkan fenomena

atau peristiwa yang terjadi pada saat ini, melalui kegiatan mengumpulkan,

menganalisis, dan menyimpulkan data yang diperoleh. Sehingga

diharapkan dapat menghasilkan gambaran tentang kondisi yang aktual atau

nyata tentang pengaruh lingkungan kerja terhadap motivasi kerja pegawai

di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat.

2. Pendekatan Kuantitatif

Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan penelitian yang

mengukur atau menganalisis indikator-indikator penelitian dengan

menggunakan statistika, karena data penelitian yang digunakan merupakan

angka-angka atau bilangan tertentu. Sebagaimana yang dijelaskan oleh

Suharsimi Arikunto (2006: 86), bahwa:

Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian dengan cara mengukur indikator-indikator variabel sehingga dapat diperoleh gambaran umum dan kesimpulan masalah penelitian.

Maka dari itu, melalui pendekatan kuantitatif ini dapat diketahui

keterhubungan antara variabel X yang diteliti yaitu supervisi akademik

terhadap variabel Y yaitu kinerja mengajar guru dengan menggunakan

perhitungan statistika.

D. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan penjelasan yang menggambarkan

variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian. Arifin (2011;190)

(26)

atas sifat-sifat yang didefinisikan, dapat diteliti dan diamati oleh peneliti lain.

Ada tiga macam cara menyusun definisi operasinal, yaitu:

1. Menekankan pada kegiatan yang perlu dilakukan

2. Menekankan pada bagaimana kegiatan itu dilakukan

3. Menekankan pada sifat-sifat statis dari hal yang didefinisikan

Melalui definisi operasional ini, peneliti harus mencoba menjelaskan

definisi dari variabel penelitian yang akan digunakan. Adapun definisi

operasional dari masing-masing variabel yaitu Lingkungan Kerja (variabel X)

dan Motivasi Kerja (variabel Y) adalah sebagai berikut:

1. Lingkungan Kerja

Alex Nitisemito (2000:183) mendefinisikan lingkungan kerja

adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekrja yang dapat

mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang diemban

Sedangkan menurut Sedarmayanti (2001) mendefinisikan

lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang

dihadapi. Lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar

karyawan pada saat bekerja, baik yang berbentuk fisik ataupun non fisik,

langsung atau tidak langsung, yang dapat mempengaruhi dirinya dan

pekerjaanya saat bekerja

Indikator-indikator lingkungan kerja oleh Nitisemito (1992,159)

yaitu sebagai berikut:

a). Suasana kerja

b). Hubungan dengan rekan kerja

c). Tersedianya fasilitas kerja

Sedangkan menurut Sedarmayanti (2009:28) indikator-indikator

lingkungan kerja yaitu sebagai berikut:

a). Penerangan/cahaya di tempat kerja

(27)

d). Bau tidak sedap di tempat kerja

e). Keamanan di tempat kerja

2. Motivasi Kerja

Menurut McComick (Mangkunegara, 2005:94) ” Motivasi kerja di

definisikan sebagai kondisi yang berpengaruh membangkitkan

mengarahkan dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja”

Motivasi kerja bentuk sikap yang mendorong seseorang untuk

melakukan perubahan dalam dirinya yang ditandai dengan doroangan

untuk berperilaku positif dalam lingkungan kerja, seseorang yang memiliki

motivasi yang tinggi ditandai dengan adanya tanggung jawab yang tinggi

terhadap pekerjaan, berpartisipasi aktif dalam pengambilan keputusan,

memiliki semangat kerja yang baik dan menyenangi setiap pekerjaan yang

diberikan oleh atasanya kepadanya.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data yang diamati. Sebagaimana yang dikemukakan oleh

Suharsimi Arikunto (2006: 160), bahwa:

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga mudah diolah.

Selain itu, Sugiyono (2011:148) mengemukakan bahwa “instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.”

Adapun instrumen yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini

(28)

atau hal-hal yang diketahuinya.” Selain itu, Sugiyono (2011: 192) menjelaskan bahwa “kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan

tertulis kepada responden untuk dijawabnya.”

Angket atau kuesioner dapat digunakan apabila jumlah responden

yang dijadikan sebagai sampel penelitian cukup besar, dan digunakan untuk

memperoleh informasi dari rensponden tentang variabel penelitian yaitu

tentang Lingkungan kerja dan Motivasi Kerja. Sebagaimana yang

diungkapkan Sugiyono (2012: 156), bahwa:

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar luas di wilayah yang luas.

1. Variabel Penelitian dan Sumber Data Penelitian

Variabel yang terdapat dalam penelitian ini terdiri dari dua

variabel, yakno lingkungan kerja (variabel X) dan motivasi kerja (variabel

Y). Selain itu, sumber data dalam penelitian ini adalah Pegawai Di

Lingkungan Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Jawa Barat .

2. Teknik Pengukuran Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini, teknik pengukuran menggunakan Skala

Likert. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2011: 136),

bahwa “skala Likers digunakan untuk menguk mengukur sikap, pendapat

dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

Skala Likert tersebut oleh peneliti dijadikan titik tolak untuk menyusun

instrumen penelitian dan jawaban yang digunakan dalam skala Likert ini

mempunyai gradasi atau skala yang dimulai dari sangat positif sampai

negatif, dan untuk analisis kuantitatif maka jawaban yang disediakan dapat

(29)

tanda checklist () pada alternatif jawaban yang telah disediakan. Adapun

alternatif jawaban yang dibuat berdasarkan Skala Likert tersebut yaitu:

Tabel 3.3 Kriteria Penskoran

Alternatif Jawaban Skor

Slalu (SL) 4

Sering (SR) 3

Kadang-kadang (KD) 2

Tidak Pernah (TP) 1

3. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Kisi-kisi instrumen penelitian merupakan penjabaran dari dimensi

dan indikator penelitian, yang mana dapat mempermudah peneliti dalam

menyusun instrumen penelitian. Adapun kisi-kisi instrumen dalam

penelitin ini adalah:

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Variabel Indikator Sub indikator No item

Lingkungan kerja (Variabel X)

1. Penerangan a) Penerangan di ruang kerja telah sesuai dengan kebutuhan

1, 2

2. Sirkulasi

udara

a) Kondisi udara diruang kerja memberikan kenyamanan selama bekerja

b) Ventilasi diruang kerja berfungsi dengan baik

3

4,5

3. Suasana

kerja

a) Suasana kerja bebbas dari suara yang mengganggu

b) Pewarnaan dinding yang membuat perasaan tenang 6,7 8,9 4. Fasilitas kerja

a) Ruang gerak yang nyaman

b) Kondisi ruang kerja

10, 11,

(30)

yang mendukung

5. Keamanan

kerja

a) Keamanan di tempat kerja terjamin

b) Jaminan keselamatan kerja oleh lembaga

13, 14,

15,16

6. Hubungan

dengan rekan

kerja

a) Saling menghormati antara pegawai dengan pimpinan

b) Keharmonisan

hubungan kerja dengan karyawan lain

17,18

19,20

Variabel Dimensi Indikator No Item

Motivasi Kerja Pegawai (Variabel Y) 1. Rasa Tanggung Jawab a) Melaksanakan Pekerjaan dengan penuh tanggung b) Ketepatan waktu

bekerja

1,2,3

4,5

2. Partisipasi

Aktif

a) Aktif dalam setiap pengambilan keputusan b) Mampu memberi

masukan yang/ ide yang kreatif dalam setiap masalah 6,7 8,9 3. Semanagat kerja

a) Slalu bekerja dengan baik dan Percaya diri

b) Semangat dalam melaksanakan pekerjaan

c) Bersedia bekerja sama dengan rekan kerja

10,11

12,13

15,16

4. Kreativitas

a) Memberikan ide-ide baru

b) Memberikan aneka solusi terhadap permasalahan

17,18

(31)

F. Proses Pengembangan Instrumen

Suatu keberhasilan dalam pelaksanaan penelitian ditentukan oleh

instrumen penelitian atau angket. Sebelum penyebaran angket untuk

penelitian, angket tersebut terlebih dahulu harus diuji kelayakannya. Maka

dari itu, angket sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini harus diuji

terlebih dahulu kelayakannya. Angket penelitian dapat diujicobakan kepada

responden yang sama ataupun kepada responden lainnya yang memiliki

karakteristik yang sama dengan responden yang sebenarnya. Angket

penelitian dapat dikatakan baik apabila angket tersebut valid dan relibel.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012: 173), bahwa:

Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan realibel. Jadi instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel.

Sehingga suatu angket penelitian dapat dikatakan layak atau tidak untuk

digunakan dalam penelitian, apabila hasil dari uji validitas dan reliabitas

tersebut menyatakan bahwa angket tersebut valid dan reliabel.

1. Pengujian Validitas

Dalam melakukan penelitian, uji validitas merupakan salah satu hal

penting yang harus dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui valid atau

tidaknya angket penelitian. Arikunto (2006: 168), menjelaskan bahwa

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrument yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.

Instrumen dapat dikatakan valid apabila mampu mengukur sesuatu

yang hendak diukur dan memiliki kesamaan antara data yang terkumpul

(32)

instrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang digunakan

untuk mendapatkan data itu valid sehingga valid berarti instrumen tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur”

Dalam proses uji validitas instrumen, peneliti melakukan pengujian

terhadap setiap butir-butir pertanyaan dalam angket dan proses

perhitungannya menggunakan Program SPSS 20. item yang dianggap

valid adalah item yang memiliki r hitung diatas (r table). Uji validitasi ini

dilakukan untuk mengukur atau menguji apakah suatu instrument sudah

benar-benar dapat mengukur apa yang menjadi indikator dari tiap variable.

Adapun langkah-langkah pengujian menggunakan SPSS 20 adalah sebagai

berikut:

a. Aktifkan program SPSS, klik pada variabel view lalu masukan data

yang akan diuji

b. Setelah mengisi variable view, klik data view dan isikan data hasil

dari responden kemudian simpan data

c. Klik menu analyze, pilih scale, pilih reliability analysis.

Dari hasil penyebaran uni coba angket kuesioner, yang diperoleh

[image:32.595.141.515.533.738.2]

menggunakan program SPSS 20.0 sebagai berikut.

Tabel 3.5

Hasil Uji Coba Kuesioner Variabel X Lingkungan Kerja

No Item rhitung rtabel Kesimpulan

1 0,836 0,468 Valid

2 0, 751 0,468 Valid

3 0,877 0,468 Valid

4 0,829 0,468 Valid

5 0, 472 0,468 Valid

6 0,767 0,468 Valid

7 0,823 0,468 Valid

8 0,812 0,468 Valid

(33)

11 0,890 0,468 Valid

12 0,595 0,468 Valid

13 0,719 0,468 Valid

14 0,834 0,468 Valid

15 0,784 0,468 Valid

16 0,735 0,468 Valid

17 0,768 0,468 Valid

18 0,783 0,468 Valid

19 0,757 0,468 Valid

20 0,635 0,468 Valid

Intrumen valid mampu mengungkapkan data secara tepat.

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel diatas yang berjumlah 20 butir

[image:33.595.144.516.112.278.2]

untuk koesioner variabel X (Lingkungan Kerja) dinyatakan Valid.

Tabel 3.6

Hasil Uji Coba Kuesioner Variabel Y (Motivasi Kerja)

No Item rhitung rtabel Kesimpulan

1 0,797 0,468 Valid

2 0,571 0,468 Valid

3 0,857 0,468 Valid

4 0,813 0,468 Valid

5 0,494 0,468 Valid

6 0,769 0,468 Valid

7 0,832 0,468 Valid

8 0,566 0,468 Valid

9 0,916 0,468 Valid

10 0,685 0,468 Valid

11 0,869 0,468 Valid

12 0,553 0,468 Valid

13 0,778 0,468 Valid

14 0,852 0,468 Valid

15 0,780 0,468 Valid

16 0,778 0,468 Valid

17 0,487 0,468 Valid

(34)

19 0,476 0,468 Valid

20 0,787 0,468 Valid

Intrumen yang valid akan mampu mengungkapkan data secara

tepat. Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel diatas, semua item yang

berjumlah 20 butir untuk kuesioner variabel Y (Motivasi Kerja)

dinyatakan Valid.

Hasil dari perhitungan korelasi kemudian diinterprestasikan dengan

mengacu pada pendapat yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012: 188)

bahwa :

Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,3. Jadi jika korelasi antara butir pertanyaan dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir dalam instrument tersebut dinyatakan tidak valid

2. Pengujian Reliabilitas

Reliabel berarti dapat dipercaya, sehingga angket yang diuji akan

menghasilkan data yang sama meskipun diukur dalam waktu yang

berbeda. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012: 173), bahwa “Instrumen yang reliabel adalah instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.” Di samping itu, Arikunto (2006: 178) menyatakan bahwa “Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.”

Dari hasil penyebaran uji coba kuesioner, yang kemudian diolah

[image:34.595.144.518.114.147.2]

menggunakan SPSS 20 diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3.7

Hasil Uji Coba Reliabilitas Variabel X (Lingkungan Kerja) Dan Variabel Y (Motivasi Kerja Pegawai)

(35)

Hitung Tabel

X 0,966 0,7 Reliabel

Y 0,960 0,7 Reliabel

Dalam penelitian ini, proses pengujian reliabilitas yang dilakukan

oleh peneliti menggunakan ukuran Cronbach Alpha yang diolah dengan

menggunakan SPSS 20.0, item yang dianggap reliable adalah item yang

memiliki nilai diatas 0,7. Uji reliabilitas ini ditunjukan untuk mengetahui

keberlakuan dari item-item yang digunakan.

Langkah-langkah pengujian Reliabilitas dengan menggunakan

SPSS 18.0 adalah sebagai berikut :

a. Buka file data SPSS

b. Pilih analyze, pilih scale

c. Pilih reliability analyze

Pengujian validitasi maupun reliabilitas instrument menggunakan

bantuan komputer dengan software IBM Statistic Data Editor 20.

Dasar pengambilan keputusan :

Koefisien realibilitas dianggap signifikan jika thitung ≥ ttabel. Untuk t table

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dk=(n-2), = 20-2= 18 = 0,468

dengan tingkat kepercayaan 95 %. Kriteria kelayakanya sebagai berikut :

a. Jika rhitung ≥ rtabel berarti Reliabel; dan

b. Jika rhitung≤ rtabel berarti Tidak Reliabel.

G. Teknik Pengumpulan Data.

Teknik pengumpulan data merupakan langkah-langkah yang

dilakukan oleh untuk memperoleh data dilapangan dalam mencari pemecahan

masalah dalam penelitian, karena apabila data yang terkumpul salah hasil

(36)

dalam pengumpulan data tersebut diperlukan teknik-teknik tertentu, sehingga

data yang terkumpul diharapkan dapat memenuhi harapan peneliti yang

benar-benar relevan dengan kondisi permasalahan yang sebenarnya.

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti untuk

mengumpulkan data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian. Adapun

makna teknik pengumpulan data menurut Riduwan (2011: 69) adalah “teknik

yang digunakan sehingga mendapatkan data yang reliabel dan valid.” Berdasarkan tekniknya, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan

melalui wawancara, angket (kuesioner), dan observasi.

Langkah-langkah pengumpulan data merupakan yang amat penting

dalam penelitian. data yang terkumpul akan digunakan sebagai bahasa analis

dan pengujian hipotesis yang telah dirumuskan. Oleh karena itu pengumpulan

data harus melalui tahapan-tahapan yang sistematis. Adapun proses

pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain:

1. Penentuan Alat pengumpulan data

Untuk memperoleh data yang diperlukan, dibutuhkan alat

pengumpul yang sesuai dengan karakteristik sumber data yang ada

dilapangan, dengan mempertimbangkan efisiensi dan kehandalan alat

tersebut. Secara umum teknik pengumpulan data dikelompokan menjadi

dua, yaitu teknik langsung dan tidak langsung. Teknik langsung

merupakan teknik dimana peneliti mengamati secara langsung ke lokasi

yang menjadi objek penelitian. teknik ini didukung oleh penyebaran

angket kepada sejumlah rsponden dpenelitian.

Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan

tertulis kepada responden dalam mendapatkan jawaban. Kuesioner

(37)

dan dalam wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan atau

pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan secara langsung atau

melalui pos, e-mail (Sugiyono, 2012;199).

Keuntungan dari kuesioner antara lain; (a) responden dapat dengan

bebas menjawab pertanyaan tanpa dipengaruhi oleh kehendak peneliti, dan

waktu yang relatif lama sehingga objektivitas dapat terjamin, (b) dapat

digunakan untuk mengumpulkan data dari responden yang jumlahnya

terlalu banyak, (c) hemat tenaga dan waktu sehingga lebih efisien bagi

peneliti. Kuesioner juga tentu memiliki kelemahan yaitu; (a) ada

kemungkinan angket disis oleh orang lain, (b) hanya diperuntukan kepada

responden yang dapat melihat dan bukan buta huruf, (c) responden terbatas

dengan hanya menjawab jawaban yang sudah ada. Adapun bentuk

kuesioner (angket) yaitu:

a. Bentuk kuesioner berstruktur, yaitu kuesioner yang menyediakan

beberapa kemungkinan jawaban. Bentuk dari kuesioner berstruktur

terdiri atas tiga bentuk, yaitu (1) bentuk jawaban tertutup, yaitu

kuesioner yang alternatif jawabanya sudah tersedia berbagai alternatif

jawaban, (2) bentuk jawaban tertutup dan terbuka, yaitu kuesioner

yang tersedia laternatif jawaban tetapi pada akhir aternatif jawaban

diberikan kesempatan untuk menjawab secara bebas, dan (3) bentuk

jawaban bergambar, yaitu kuesioner yang memberikan jawaban dalam

benntuk gambar.

b. Bentuk kuesioner tak berstruktur, yaitu bentuk kuesioner yang

memberikan jawaban secara terbuka, dimana responden dapat

menjawab pertanyaan tersebut secara bebas. Hal ini dimaksudkan

memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang situasi, tetapi

kurang dapat dinilai secara objektif. Jawabanya tidak dapat dianalisis

menggunakan statistik, sehingga kesimpulan hanya merupakan

(38)

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam

penelitian ini adalah melalui penyebaran angket atau kuesioner. Sugiyono (2010: 199), mengemukakan bahwa “kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberik seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.” Kemudian Arikunto (2006: 151) mengemukakan bahwa “kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi

dari responden dalam arti laporan pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.”

Bentuk angket yang digunakan oleh peneliti adalah berupa angket

tertutup yang telah memiliki alternatif jawaban yang disediakan.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sukmadinata (2012: 219), bahwa

“dalam angket tertutup, pertanyaan atau pertanyaan-pertanyaan telah

memiliki alternatif jawaban (option) yang tinggal dipilih oleh responden.”

Dipandang dari cara menjawabnya, angket terdiri dari angket terbuka dan

angket tertutup. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Arikunto, bahwa:

1. Kuesioner terbuka, yang memberi kesempatan kepada responden

untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.

2. Kuesiner tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga

responden tinggal memilih.

Melalui penggunakaan angket tertutup tersebut, maka akan

memberikan kemudahan kepada responden dalam menjawab pertanyaan yang

telah disediakan oleh peneliti.

H. Analisis Data

Analisis data merupakan salah satu langkah yang sangat penting untuk

dilakukan oleh peneliti dalam melakukan penelitian, agar data yang telah

dipeoleh dapat dianalisis dan mempunyai makna. Sugiyono (2012: 207)

menjelaskan bahwa “Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan

(39)

perhitungan statistik. Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam

melakukan analisis data, yaitu:

1. Seleksi Data

Seleksi data merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memeriksa

kelengkapan angket yang telah terkumpul. Kegiatan seleksi data ini

merupakan kegiatan awal yang dilakukan dalam proses analisis data dan

penting untuk dilakukan untuk meyakinkan bahwa data-data yang telah

terkumpul layak dan siap untuk diolah. Tahap-tahap yang dilakukan dalam

proses menyeleksi data, antara lain:

a. Memeriksa bahwa jumlah yang terkumpul sama dengan jumlah angket

yang disebarkan kepada responden.

b. Memeriksa semua pertanyaan telah dijawab oleh responden sesuai

dengan petunjuk pengisian, tidak ada yang terlewatkan.

c. Memeriksa keutuhan angket dan tidak ada yang rusak.

d. Mengelompokkan angket berdasarkan variabel.

Hasil penyeleksian kuesioner yang disebarkan kepada 20

responden sebagai uji coba, dan yang terkumpul dan dapat diolah

sebanyak 20 kuesioner. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari table

[image:39.595.138.511.546.655.2]

dibawah ini

Table 3.8

Jumlah Uji Coba Kuesioner Tersebar dan Terkumpul Jumlah

Sample

Jumlah Kuesioner

Tersebar Terkumpul Dapat diolah

20 20 20 20

2. Klasifikasi Data

Kegiatan klasifikasi data dilakukan untuk memberikan kemudahan

(40)

penyebaran angket dan seleksi data, proses selanjutnya yaitu

mengklasifikasikan data yang dilakukan dengan cara mengklasifikasi data

berdasarkan variabel X dan Y sesuai dengan jumlah sampel penelitian.

Selanjutnya dilakukan proses pemberian skor terhadap setiap alternatif

jawaban sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya, yaitu

dengan menggunakan skala Likert. Adapun jumlah skor yang diperoleh

tersebut merupakan skor mentah dari setiap variabel, yaitu variabel X dan

Y, sebagai dasar dalam proses pengolahan data.

3. Perhitungan Kecenderungan Umum Skor Responden Berdasarkan Perhitungan Rata-Rata (Weight Means Score)

Tahap ini dilakukan untuk memperoleh gambaran kecenderungan rata-rata untuk masing-masing variable, yaitu variable X (Lingkungan

Kerja dan variable Y ( Motivasi Kerja). Adapun langkah-langkah yang

dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Memberikan bobot nilai terhadap masing-masing alternative jawaban

dari hal-hal yang ditanyakan

b. Menghitung frekuensi dari setiap alternative jawaban yang dipilih

c. Mencari jumlah nilai jawaban yang dipilih responden pada tiap

pertanyaan, yaitu dengan cara menghitung frekuensi responden yang

memilih alternative jawaban tersebut, kemudian dikalikan dengan

bobot alternative itu sendiri

d. Menghitung nilai rata-rata ( ) untuk setiap butir pertanyaan dalam

kedua bagian angket, dengan menggunakan rumus :

X = Rata-rata skor responden

∑xᵢ = Jumlah skor dari setiap alternative jawaban responden

(41)

e. Menemukan kriteria pengelompokan WMS untuk skor rata-rata setiap

[image:41.595.160.540.192.370.2]

kemungkinan jawaban. Kriterianya sebagai berikut :

Table 3.9

Daftar Konsultasi WMS Rentang nilai Kriteria

Penafsiran

Variabel X Variabel Y 3,01-4,00 Sangat Tinggi SL (Slalu) SL (Slalu)

2,01-3,00 Tinggi SR (Sering) SR (Sering)

1,01-2,00 Cukup

KD

(Kadang-kadang)

KD

(Kadang-kadang)

0,01-1,00 Rendah TP (Tidak Pernah) TP (Tidak Pernah)

4. Menghitung Skor Mentah Menjadi Skor Baku untuk Setiap Variabel

Dalam pengolahan data diperlukan skor yang sudah baku, untuk

mengibah skor mentah menjadi skor baku digunakan rumus sebagai

berikut:

Ti = Skor Baku yang dicari

Xi = Skor mentah

S = Standar Deviasi

= Rata-rata (mean)

Selanjutnya untuk mengubah skor mentah menjadi skor baku perlu

diketahui hal-hal sebagai berikut :

a. Menentukan rentang R, dengan rumus (Riduwan, 2008 : 157)

R= data tertinggi – data terendah

(42)

b. Menentukan banyak kelas (BK) interval dengan rumus (Riduwan, 2008:157)

c. Menentukan panjag kelas interval, dengan rumus (Riduwan, 2008:157) yaitu

rentang dibagi banyak kelas.

d. Membuat table distribusi frekuensi

e. Mencari nilai rata-rata (mean) dengan rumus (Riduwan, 2008 : 188) :

5. Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui dan menentukan

teknik statistik apa yang digunakan dalam pengolahan data selanjutnya.

Apabila penyebaran datanya normal maka akan digunakan statistik

parametik, namun apabila penyebaran datanya tidak normal maka akan

digunakan statistik non parametik. Pengujian normalitas data

menggunakan program SPSS 20 dengan metode kolmogorof-smirnov

langkah-langkah yang dilalui dalam uji normalitas data adalah sebagai

berikut :

a. Buka program SPSS 20

b. Pada variabel view, kolom name baris pertama disis variabel X dan

kolom ke dua variabel Y.

c. Kolom Type (numerik), kolom decimal (nol=0)

d. Dan pada kolom Label tuliskan variabel X (Lingkungan kerja), dan

variabel Y (Motivasi kerja). Abaikan yang lainya.

e. Lihat pada data view , masukan data variabel X dan Y kedalam data

masing-masing kolom X dan Y pada data view. BK = 1 + (3,3) log n

i = R / Bk

=∑��ᵢ

(43)

f. Ubah data tersebut kedalam bentuk residual dengan cara, pilih Analyze,

lalu Regression,kemudian linier,

g. Pada kotak dialog linier regression pindahkan variabel X ke

independent dan Y ke dependent.

h. Klik menu Save, centang residual, Unstandardized lalu Continue, lalu

Ok

i. Langkah selanjutnya klik menu Analyze, Nonparametrik test, legacy

dialogs, 1-sample K-S

j. Lalu pandahkan Unstandardized Residual dalam kolom test variabel

list. Centang Normal pada test distribution.

k. Klik Ok, maka akan terlihat hasilnya

l. Dasar pengambilan keputusan. Jika, nilai sig ≥ 0,05, maka data

Berdistribusi normal, Jika,nilai sig ≤ 0,05, maka data Tidak

berdistribusi normal.

6. Pengujian Hipotesis Penelitian

Uji hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat

pengaruh/kontribusi yang positif dan signifikan antara lingkungan kerja

dengan motivasi kerja pegawai. Berikut adalah rumus hipotesis dalam

penelitian ini:

Ho : tidak terdapat pengaruh/kontribusi yang positif dan signifikan

antara lingkungan kerja terhadap motivasi kerja pegawai.

Ha : terdapat pengaruh/kontribusi yang positif dan signifikan antara

lingkungan kerja terhaap motivasi kerja pegawai

Adapun hal-hal yang dianalisis berdasarkan hubungan antar

variable tersebut adalah sebagai berikut :

a. Analisis Korelasi

Tujuan analisis korelasi adalah untuk mengukur derajat hubungan

dan bagaimana eratnya hubungan itu. Korelasi berarti mencari

(44)

tidak selalu menunjukan analisis sebab-akibat, sekalipun sebab-akibat

menunjukan korelasi. (Arifin, 2011: 265)

Adapun hal-hal yang akan dianalisis tersebut adalah sebagai

berikut :

1. Analisis korelasi menggunakan SPSS 20 agar didapat derajat bebas

(independent) dan variabel terikat (dependent)

Menurut Sururi&Suharto, (2007:33) Buka program SPSS

20, destinasikan variabel view dan definisikandengan

kolom-kolom berikut:

a) Pada kolom name baris pertama diisi dengan X dan baris ke

dua diisi dengan Y

b) Kolom type diisi numeric

c) Kolom decimal = 0

d) Kolom label untuk baris pertama (X) Ketikan Lingkungan

Kerja dan untuk baris dua (Y) ketikan Motivasi kerja pegawai

e) Kolom measure pilih Scale dan abaikan yang lainya

f) Aktivkan data view dan kemudian masukan data dari tiap

variabel

g) Setelah selesai memasukan data dengan benar, klik menu

Analyze, kemudian pilih Coreelate dan Pilih Bivariate

h) Pindahkan variabel X dan Y ke kotak variabel

i) Tandai pilihan pada kotak Pearson ( mean and standar

deviation). Klik Continue, klik Ok, maka akan tampil hasilnya

j) Lalu konsultasikan dengan melihat tabel interpretasi koefisien

korelasi.

Tabel 3.10

Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

(45)

0,40-0,599

0,60-0,799

0,80-1,000

Cukup Tinggi

Tinggi

Sangat Tinggi

Sumber: Sugiyono (2012:257)

2. Menentukan besarnya derajat determinasi

Mencari koefisien determinasi yang digunakan untuk

mengetahui besarnya prosentase kontribusi variabel Independen

(X) terhadap variabel dependen (Y).

Adapun untuk mencari derajat hubungan berdasarkan

koefisien determinasi menggunakan rumus oleh Akdon (2005:188)

yaitu:

Keterangan :

KD = Koefisien determinasi yang dicari

R2 = Koefisien korelasi

Dalam menguji determinasi, peneliti dibantu dengan

menggunakan Program SPSS 20. Adapun langkah-langkah adalah

sebagai berikut:

a) Buka file SPSS 20

b) Masukan data-data tersebut kedalam kolom worksheet excel

c) Klik Analyze, Regression, Linear

d) Pindahkan variabel Lingkungan Kerja (X) Kekotak

Independent dan Variabel Motivasi Kerja Pegawai (Y) kekotak

dependen

e) Klik Statistic lalu pilih Estimates, Model Fit dan Descritive lalu

(46)

f) Klik plots, lalu masukan DEPENDENT ke kotak Y axis dan

ADJPRED ke kotak X axis. Pilih Histogram dan Normal

Probability. Jika sudah selesai klik continue

g) Klik save, pada predicted Value lalu pilih Unstandarized,

kemudia klik kontinue

h) Klik Option (Pastikan bahwa taksiran probability dalam

kondisi default sebesar 0,05), lalu klik continue

i) Jika sudah benar klik Ok

j) Lihat outpu pada model Summary dan hasilnya pada kolom R

square

b. Analisis Regresi

Analisis regresi digunakan untuk mengetahui bagaimana

variabel dependent (terikat) dapat diprediksi melalui variabel

independent (bebas) secara parsial ataupu secara bersama-sama

(simultan). Analisis regresi dapat digunakan untuk memutuskan

apakah ingin menaikan atau menurunkan variabel independent (Sururi

& Suharto, 2007:33) . dalam hal ini (Arifin,2011:265) mengemukakan

bahwa :

Regresi adalah metode statistika yang digunakan untuk menentukan kamungkinan bentuk hubungan antarvariabel. Tujuan utamanya adalah untuk memprediksi nilai dari suatu variabel dalam hubungan dengan variabel lain yang diketahui. Hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk persamaa, dimana nilai dari suatu variabel yang diketahui dapat digunakan untuk meramalkan nilai dari variabel lain yang tak diketahui

Analisis regresi dimaksudkan untuk mengungkapkan pengaruh

antara variabel X (Lingkungan Kerja) dan Variabel Y (Motivasi Kerja

Pegawai). Penelitian ini dilakukan terhadap suatu variabel bebas dan

(47)

1. Buka SPSS 20

2. Masukan data-data tersebut kedalam kolom worksheet excel

3. Klik Analyze, Regression, Linear

4. Pindahkan variabel Lingkungan Kerja (X) ke kotak independent

dan variabel Motivasi Kerja (Y) kekotak dependent

5. Klik statistic lalu pilih Estimates, Model Fit dan Descriptive lalu

klik Continue.

6. Klik Plots, lalu masukan DPENDENT ke kotak Y axis dan

ADJPRED ke kotak X axis. Pilih Histogram dan Normal

Probability. Klik kontinue

7. Klik save, pada predicted Value lalu pilih Unstandarized kemudian

klik kontinue

8. Klik option (pastikan bahwa taksiran probability dalam kondisi

default sebesar 0,05) lalu klik kontinue, lalu klik Ok

9. Lihat hasilnya pada model Coeffecients dan Hasilnya pada kolom

Unstandarized Coeffecients pada kolom B.

Adapun nalisis regresi sederhana, dengan rumus berikut

(Sugiyono, 2009:262) yaitu:

Keterangan :

= Nilai yang di prediksikan (baca Y topi)

= Nilai konstanta harga Yjika X = 0

= Koefisien regresi

X = Nilai variabel independen

c. Analisis Varian

Analisis Varians (ANOVA) merupakan bagian dari metoda

analisis statistika yang tergolong analisis komparatif (Perbandingan)

(48)

keberatian (signifikansi) arah koefisien dan kelinieran persamaan

regresi.

Analisis varian yang diolah dengan SPSS 20

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Buka SPSS 20

2. Masukan data-data tersebut kedalam kolom worksheet excel

3. Klik Analyze, Regression, Linear

4. Pindahkan variabel Lingkungan Kerja (X) ke kotak independent

dan variabel Motivasi Kerja (Y) kekotak dependent

5. Klik statistic lalu pilih Estimates, Model Fit dan Descriptive lalu

klik Continue.

6. Klik Plots, lalu masukan DPENDENT ke kotak Y axis dan

ADJPRED ke kotak X axis. Pilih Histogram dan Normal

Probability. Klik kontinue

7. Klik save, pada predicted Value lalu pilih Unstandarized kemudian

klik kontinue

8. Klik option (pastikan bahwa taksiran probability dalam kondisi

default sebesar 0,05) lalu klik kontinue, lalu klik Ok

9. Lihat hasilnya pada model Coeffecients dan Hasilnya pada kolom

(49)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab V merupakan simpulan dari penelitian, dalam bab ini akan

dikemukakan penafsiran dan pemaknaan dari hasil penelitian, yang disajikan

dalam bentuk kesimpulan dan saran sebagai hasil dari perhitungan dan

pembahasan data yang telah di jelaskan pada bab sebelumnya. Secara umum

penelitian ini telah bisa menjawab seluruh permasalahan yang telah

dirumuskan, berdasarkan hipotesis yang telah peneliti ajukan pada bab

sebelumnya dan telah dianalisis dengan menggunakan satistika. Kesimpulan

dan penjelasan mengenai pengaruh lingkungan kerja terhadap motivasi kerja

pegawai adalah sebagai berikut:

A. Kesimpulan

1. Lingkungan kerja di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat.

Hasil penelitian menunjukan bahwa lingkungan kerja yang ada

pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

dikategorikan dalam kondisi sangat baik. Hal ini terlihat dari dimensi yang

menjadi dasar penilaian pada variabel ini seperti peneranganyang telah

sesuai dengan kebutuhan pegawai dalam bekerja, sirkulasi udara yang

membuat pegawai nyaman dalam bekerja, suasana ruang kerja yang cukup

nyaman dalam bergerak, fasilitas kerja yang memadai dalam menunjang

pekerjaan, keamanan kerja yang terjamin dengan adanya petugas

keamanan dan Jaminan kesehatan yang diberikan lembaga, Serta

hubungan antar pegawai yang cukup harmonis. Berdasarkan hasil

perhitungankecenderungan WMS, diperoleh rata-rata keseluruhan variabel

ini(lingkungan kerja) sebesar 3,48. Ini berarti secara keseluruhan dimensi

lingkungan kerja telah dalam kondisi yang sangat menunjang kebutuhan

(50)

2. Motivasi kerja pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat.

Hasil penelitian, menunjukanMotivasi kerja pada Badan

Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat secara umum berada

pada kategori sangat baik. Hal ini terlihat dari dimensi yang menjadi

penilaian dalam penelitian ini seperti Rasa tanggung jawab yang dimiliki

para pegawai sudah baik, semangat kerja yang dimiliki para pegawai

partisipasi serta kreativitas para pegawai dalam bekerja sudah menunjukan

motivasi yang baik. Motivasi merupakan dorongan untuk bertindak dan

berperilaku positif yang mengarah pada peningkatan produktivitas dalam

pencapaian tujuan lembaga.berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan

dalam penelitian ini,rata-rata skor keseluruhan variabel motivasi sebesar

3,44 yang menunjukan kategori sangat tinggi.

3. Pengaruh Lingkungan kerja terhadap Motivasi Kerja Pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat.

Hasil penelitian menunjukan bahwa hubungan antara lingkungan

kerja dan motivasi kerja terdapat pengaruhsecara nyata, maksudnyaapabila

lingkungan kerja di lembaga itu baik, maka akan memberikan motivasi

yang positif bagi pegawainya dalam bekerja, begitupun

sebaliknya.Berdasarkan hasil pengujian hipotesispenelitian, bahwa

motivasi kerjapegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi

Jawa Baratdipengaruhi oleh lingkungan kerja sebesar 24,2 %selebihnya

75,8% dipengaruhi oleh variabel lain seperti kepemimpinan, kompensasi

dan yang lainnya yang tidak diteliti.

Berdasarkan uraian diatas dapat

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 3.1 Daftar Pegawai BADIKLATDA
Tabel 3.2
Tabel 3.3
+6

Referensi

Dokumen terkait

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan uji validitas dan reliabilitas, regresi linier berganda, Agar hasil estimasi menjadi valid, maka

Uji validitas dan reliabilitas yang dilakukan menunjukkan bahwa semua instrumen yang digunakan dalam penelitian ini valid dan reliabel dengan cronbach alpha untuk variabel

Dengan lingkungan kerja yang semakin baik di Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah maka akan menimbulkan persepsi positif sehingga menjadikan pegawai menjadi betah

Berdasarkan data pendidikan formal terakhir dan data jumlah pegawai yang sudah mengikuti program pendidikan dan pelatihan di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa

Pada dasarnya pegawai yang memiliki kualitas yang baik adalah pegawai yang dapat melaksanakan tugas dengan kreatif dan inovatif sehingga akan menjadi modal dasar bagi

Ketegasan pimpinan dalam menegur dan memberikan hukuman kepada setiap pegawai yang indisipliner akan mewujudkan budaya kerja yang baik pada pegawai Badan Pendidikan dan

Pernyataan di atas sesuai dengan pendapat Sugiyono (2008,hlm.173) bahwa: Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan

Dapat disimpulkan bahwa metode penelitian kuantitatif merupakan suatu proses dalam menemukan pengetahuan dan dengan menggunakan data berdasarkan angka yang valid untuk pengumpulan data