DIBADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
SKRIPSI
DiajukanuntukMemenuhiSebagian Dari Syarat MemperolehGelarSarjanaPendidikan Program StudiAdministrasiPendidikan
OLEH : ASEP SAEFUDIN
1000848
DEPARTEMEN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
Oleh Asep Saefudin
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Asep Saefudin 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat/Signifikansi Penelitian ... 7
E. Struktur Organisasi Skripsi ... 8
BAB II KAJIAN TEORI, DAN HIPOTESIS ... 9
A. Konsep Dasar Lingkungan Kerja ... 9
1. Pengertian Lingkungan Kerja ... 9
2. Dimensi Lingkungan kerja ... 10
3. Indikator-indikator Lingkungan kerja ... 12
4. Manfaat Lingkungan kerja ... 14
B. Konsep Motivasi ... 15
1. Teori Dasar Motivasi ... 15
2. Pengertian Motivasi Kerja ... 22
3. Indikator-indikator Motivasi Kerja ... 23
4. Karakteristik Motivasi Kerja ... 24
5. Asas-asas Motivasi Kerja ... 26
C. Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Motivasi Kerja ... 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 31
A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 31
1. Lokasi Penelitian ... 31
2. Populasi Penelitian ... 31
3. Sampel ... 32
B. Desain Penelitian ... 34
C. Metode Penelitian ... 35
D. Definisi Operasional ... 37
E. Instrumen Penelitian ... 39
F. Proses Pengembangan Instrumen ... 42
G. Teknik Pengumpulan Data ... 47
H. Analisis Data ... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 60
A. Hasil Penelitian ... 60
1. Pemeriksaan dan Penyeleksian Data ... 60
2. Pengklasifikasian Data ... 61
3. Penyajian Hasil Pengolahan Data ... 63
4. Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Baku ... 69
5. Uji Normalitas Data ... 71
6. Pengujian Hipotesis ... 73
a. Analisis Korelasi ... 74
b. Analisis Koefisien Determinasi ... 74
c. Analisis Regresi ... 75
d. Analisis Varian ... 76
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 78
1. Gambaran Motivasi di Badiklatda Provinsi Jawa Barat ... 78
2. Keadaan Lingkungan Kerja di Badiklatda Provinsi Jawa Barat ... 80
3. PengaruhLingkungan KerjaterhadapMotivasi kerja ... 83
DAFTAR PUSTAKA ... 88
DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Absensi Pegawai ... 3
Tabel 3.1 Daftar Pegawai Badiklatda ... 32
Tabel 3.2 Sampel Tiap Bidang ... 33
Tabel 3.3 Skala Likert ... 40
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen ... 41
Tabel 3.5 Uji Coba Validitas Kuesioner Variabel X ... 44
Tabel 3.6 Uji Coba Validitas Kuesioner Variabel Y ... 45
Tabel 3.7 Uji Coba Pengujian Reliabilitas Kuesioner ... 46
Tabel 3.8 Jumlah Kuesioner yang Tersebar ... 49
Tabel 3.9 Tabel Konsultasi WMS ... 50
Tabel 3.10 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ... 54
Tabel 4.1 Rekapitulasi Jumlah Kuesioner ... 59
Tabel 4.2 Kriteria Penskoran Alternatif Jawaban ... 60
Tabel 4.3 Skor Mentah Variabel X ... 60
Tabel 4.4 Skor Mentah Cariabel Y ... 61
Tabel 4.5 Konsultasi Hasil Perhitungan WMS ... 61
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Kecenderungan WMS Var X ... 62
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Kecenderungan WMS Var Y ... 65
Tabel 4.8 Skor Baku Variabel X ... 68
Tabel 4.9 Skor Baku Variabel Y ... 71
Tabel 4.14 Analisis Regresi ... 76
Tabel 4.15 Uji ANOVA ... 78
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Piramida Hirarki Kebutuhan Maslow ... 18
Gambar 2.2 Kerangka Pikir ... 29
Gambar 4.1 Grafik Uji Normalitas Data ... 72
ABSTRAK
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran yang jelas dan aktual mengenai pengaruh lingkungan kerja terhadap motivasi kerja di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah (Badiklatda) Provinsi Jawa Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai di lingkungan Badiklatda Provinsi Jawa Barat. Teknik pengumpulan data menggunakan angket tertutup yang disebarkan kepada 53 pegawai sebagai sampel penelitian ini dan yang dapat diolah sebanyak 52 angket. Hasil perhitungan dengan menggunakan teknik
Weighted Mean Scores (WMS), menunjukan bahwa lingkungan kerja di Badan
Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat termasuk dalam kategori sangat baik dengan skor rata-rata sebesar 3,48 dan motivasi kerja sebesar 3,44. Analisis korelasi antara lingkungan kerja dengan motivasi kerja diperoleh bahwa lingkungan kerja memiliki hubungan yang sedang, dan harga koefisien korelasi antara kedua variabel sebesar 0,492. Persamaan regresinya dari kedua variabel ini yaitu Y=14,695+0,687X harga adalah bersifat signifikan dan linier, hal ini berarti bahwa setiap perubahan satu unit pada lingkungan kerja akan memberikan perubahan kepada motivasi sebesar 0,687. Hasil uji koefesien determinasi menunjukan bahwa derajat keterhubungan antara lingkungan kerja terhadap motivasi kerja berpengaruh sebesar 24,2% sedangkan sisanya sebesar 75,8% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Abstract
In general, this study aimed to determine the true and actual work on the environmental influences on the motivation of the District Board of Education and Training (Badiklatda) of West Java. The method used in this research is descriptive method with a quantitative approach. The population in this study is in the range officer Badiklatda West Java. A survey of collection data techniques using question closed disseminated to 53 officers as the sample of this study and that can be processed only 52 A survey. The calculations using the technique Weigh Mean Scores (WMS), shows that the work environment at the Board of Education and Training West Java, including in the very good category with a score average of 3.48 and the work motivation of 3,44. the Analisis correlation between work environment and job motivation showed, price correlation coefficient of 0.492 between the two variables. Regresinya from the second equation of this variable that is Y = 14.695 + 0,687x price is significant and linear, this means that each unit change in the work environment will provide a change to the motivation of 0.687. Test results showed that the degree of determination koefesien connectivity between work environment to motivate the influential work of 24.2% while the rest of 75.8% influenced by other factors that were not examined in this study.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang berada di sekitar
pegawai yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan. Lingkungan
pekerjaan merupakan keseluruhan sarana dan prasarana kerja yang ada di
sekitar karyawan yang sedang melakukan pekerjaan yang dapat
mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan meliputi tempat bekerja, fasilitas,
kebersihan, pencahayaan, ketenangan, termasuk juga hubungan kerja
antara orang-orang yang ada ditempat tersebut.
Di dalam organisasi, manusia merupakan unsur yang terpenting
dalam suatu organisasi. Tanapa peran manusia meskipun berbagai faktor
yang dibutuhkan itu telah tersedia, organisasi tidak akan berjalan. Karena
manusia merupakan penggerak dan penentu jalanya suatu organisasi. Oleh
karena itu hendaknya organisasi memberikan arahan yang positif pada
unsur tersebut dengan memfokuskan diri pada peningkatan Sumber daya
manusia
Manusia merupakan aset paling penting yang dimiliki lembaga,
karena manusia yang bekerja membuat tujuan, mengadakan inovasi dan
mencapai tujuan lembaga. Manusia akan mampu melaksanakan
kegiatannya dengan baik, jika unsur tersebut ditunjang oleh kondisi
lingkungan kerja yang baik, maka akan dicapai suatu hasil yang optimal,
ketika manusia dapat melaksanakan pekerjaan secara optimal, serta di
tunjang Linkungan kerja yang kondusif, sehat, aman, dan nyaman akan
mendorong produktivitas lembaga tersebut, sehingga pencapaian tujuan
lembaga menjadi lebih efektif.
Keberhasilan sebuah lembaga sangat ditentukan oleh keberhasilan
dalam mengelola Sumberdaya Manusia didalamnya. Hal ini unsur manusia
dan keterampilan yang dimiliki oleh pegawai, merupakan kunci pokok
yang harus diperhatika lembaga termasuk lingkungan kerja di dalamnya,
sehingga akan menimbulkan motivasi dalam diri pegawai untuk
melakukan pekerjaan yang optimal dan akhirnya akan berpengaruh
terhadap produktivitas kerja pegawai.
Salah satu yang mempengaruhi motivasi pegawai dalam bekerja
adalah lingkungan kerja dimana pegawai tersebut bekerja, Seperti halnya
yang diungkapkan oleh Stephen P. Robbins (2001:150) bahwa “ Kepuasan
kerja salah satunya ditentukan oleh kondisi kerja yang mendukung“
lingkungan kerja yang mendukung akan membuat para pegawai merasa
nyaman dan bersemangat dalam melaksankan kewajibanya, sebaliknya
lingkungan kerja yang tidak mendukung akan membuat pegawai tidak
bersemangat dan merasa tidak nyaman, Jika demikian akan berpengaruh
langsung terhadap motivasi kerja pegawai. Bisa disimpulkan lingkungan
kerja yang baik akan mempengaruhi gairah dan semangat kerja pegawai
saat bekerja.
Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi jawa barat adalah
pusat pendidikan dan pelatihan yang melayani bagi seluruh aparatur di
lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemerintah Daerah TK I),
dan Pemerintah Kabupaten/Kota (Pemerintah Daerah Tingkat II). Badan
Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat mempunyai tugas
“Menyelenggarakan dan merumuskan kebijakan daerah di bidang pendidikan dan pelatihan (diklat) daerah, berdasarkan asas desentralisasi,
dekonsentrasi dan tugas pembantuan” (Peraturan Gubernur Jawa Barat
Nomor 5 Tahun 2013).
Fenomena yang terjadi pada pegawai Badan Pendidikan dan
Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat berdasarkan hasil temuan pada
pelaksanaan Praktek Pengalaman Lapangan di Badan Diklat daerah
pegawai jenuh bekerja, lingkungan kerja yang kurang kondusif dan
kurangnya motivasi kerja atau dapat juga disebabkan oleh faktor lain di
luar itu.
Tabel 1.1 Absensi Pegawai
B
Sumber: sub kepegawaian badiklatda Provinsi Jawa Barat
Begitupun dengan Lingkungan, Berdasarkan hasil studi pendahuluan
melalui wawancara dengan dengan salah satu staff menyimpulkan bahwa
“keadaan ruangan kerja di salah satu bidang memang kurang ideal hal ini terlihat dengan masih menyatunya ruangan kepala sub bagian dengan para
staff” disamping itu ada beberapa meja kerja staff yang berdekatan dengan
dapur dan tata ruangan yang dinilai kurang rapi, prabot yang tersusun
kurang rapi kurang mencerminkan kenyamanan, sehingga situasinya
menjadi kurang nyaman.
Bulan Hari kerja/ Periode
Absensi/
Periode Presentase
Pada permasalahan diatas tentu tidak akan baik bila dibiarkan
begitu saja. Lingkungan kerja umumnya tidak berpengaruh secara
langsung dalam berjalanya suatu perusahaan namun lingkungan kerja
bersentuhan langsung dengan pegawai yang bekerja menjalankan
perusahaan. Lingkungan kerja yang baik dapat meningkatkan semangat
dan motivasi kerja para pegawai serta lingkungan kerja yang terjaga juga
baik untuk kenyamanan pribadi maupun dalam hal mengerjakan tugas
pekerjaan, sebaliknya lingkungan kerja yang tidak memadai dan kurang
nyaman dapat menurunkan semangat dan motivasi kerja pegawai sehingga
pada akhirnya kinerja menjadi menurun.
Penelitian lainya yang dilakukan oleh Muhamad Ari Rusyadi dan
Pahlawansjah Harahap (2001) dalam Jurnal dengan judul penelitian “
Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi dan Lingkungan kerja terhadap
Kinerja Karyawan di (study kasus di PT. Best semarang).” Di peroleh
hasil bahwa lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja pegawai. Hasil tersebut menunjukan semakin baik lingkungan
kerja yang ada kinerja pegawai juga akan semakin baik, di mana kinerja
yang baik dipengaruhi oleh motivasi kerja yang baik.
Motivasi merupakan daya dorong sebagai hasil proses interaksi
antara sikap, kebutuhan, dan persepsi bawahan dari seseorang dengan
lingkungan. Menurut Herzberg yang diadaptasi oleh Nawawi (1997:354)
berpendapat bahwa terdapat dua faktor yang mendorong pegawai untuk
bekerja dengan baik. Kedua faktor tersebut adalah faktor sesuatu yang
dapat memotivasi (Motivator). Dan kebutuhan kesehatan lingkungan kerja
(Hygiene factors). Faktor sesuatu yang dapat memotivasi (Motivator)
meliputu faktor prestasi (achievement), faktor pengakuan/penghargaan,
faktor tanggung jawab, faktor memperoleh kemajuan dan berkembang
dalam bekerja khususnya promosi, dan faktor pkerjaan itu sendiri.
hubungan kerja antar pegawai, supervisi, kondisi lingkungan kerja,
kebijakan lembaga, dan proses administrasi.
Lingkungan kerja merupakan faktor-faktor di luar manusia baik
fisik maupun non fisik dalam suatu organisasi dimana antar lingkungan
kerja dengan kinerja terdapat hubungan yang positif, dan lingkungan kerja
mempengaruhi kinerja karyawan pada suatu perusahaan. Oleh karena itu
faktor lingkungan kerja pada perusahaan harus diperhatikan oleh
perusahaan agar para karyawan dapat bekerja secara optimal, nyaman,
aman, dan memiliki motivasi tinggi untuk bekerja lebih produktif demi
tercapainya tujuan perusahaan
Seluruh faktor yang mempengaruhi motivasi kerja mengarah pada
kondisi lingkungan kerja yang kondusif, dalam arti kondisi ruang kerja
yang menciptakan perasaan puas dan nyaman kepada pegawai saat
bekerja. Begitupun sebaliknya apabila kondisi lingkungan kerja kurang
kondusif dan kurang memberikan kenyaman pada pegawai. Hal tersebut
membuat para pegawai merasa tidak bersemangat untuk bekerja untuk itu
berdasarkan permasalahan diatas, membuat peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang di atas, agar tidak terjadinya
penyimpangan dan terfokus pada apa yang akan diteliti. Dalam
penelitian ini peneliti memberi batasan secara konseptual dan
kontekstual, sebagai berikut:
a. Secara konseptual, penelitian ini akan mengkaji lebih lanjut
mengenai analisis pengaruh lingkungan kerja terhadap motivasi
kerja pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi
Jawa Barat
b. Secara kontekstual, maka penelitian ini akan dilakukan di Badan
Pendidikan Dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat.
2. Rumusan Masalah
Dalam rumusan masalah ini akan dijabarkan mengenai gambaran
umum masalah yang Bagaimana pengembangan karir di Badan
Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat ?
a. Bagaimana motivasi kerja pegawai di Badan Pendidikan Dan
Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat ?
b. bagaimana keadaan lingkungan kerja di Badan Pendidikan Dan
Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat ?
c. Seberapa besar pengaruh lingkungan kerja terhadap motivasi kerja
pegawai Di Badan Pendidikan Dan Pelatihan Daerah provinsi Jawa
Barat ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Secara umum tujuan dari penelitian yang akan dilakukan ini
kerja terhadap motivasi kerja pegawai di Badan Pendidikan dan
Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat.
2. Tujuan Khusus
Sedangkan tujuan secara khusus yang diharapkan dari penelitian
yang akan dilakukan ini, antara lain:
a. Untuk memperoleh gambaran mengenai faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap lingkungan kerja Di Badan Pendidikan dan
Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat;
b. Untuk memperoleh gambaran mengenai motivasi kerja pegawai di
Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat; dan
c. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh lingkungan kerja terhadap
motivasi kerja pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah
Provinsi Jawa Barat.
D. Manfaat Penelitian/Signifikansi Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh penulis diharapkan memberikan
manfaat bagi peneliti khususnya, lokasi tempat penelitian serta prodi,
adapun manfaat penelitian yang diharapkan adalah :
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian ilmu
disiplin ilmu administrasi pendidikan dan memperkaya ragam
penelitian sebagai refrensi karya ilmiah
2. Bagi Lembaga, sebagai bahan masukan yang positif kepada
Lembaga untuk mengembangkan dan meningkatkan motivasi
pegawai melalui lingkungan kerja yang nyaman di lingkungan
lembaga
3. Bagi Jurusan, hasil penelitian ini diharapkan mampu dapat
dijadikan sebagai masukan bahan untuk kajian selanjutnya
E. Sistematika Skripsi
1. Bab I Pendahuluan, bab ini menguraikan tentang latar belakang
penelitian, identifikasi masalah dan perumusan masalah, tujuan
penelitian, dan sistematika penulisan
2. Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis
Penelitian. Bab ini berisikan tentang kajian pustaka sebagai
landasan teoritik dari penelitian, keranga pemikiran yang
merumuskan hipotesis dengan mengkaji hubungan teoritis
atarvariabel penelitian, hipotesis yang merupakan jawaban
sementara terhadap masalah yang dirumuskan dalam penelitian.
3. Bab III Metode Penelitian. Bab ini berisikan penjabaran rinci
mengenai metode yang digunakan dalam penelitian, yaitu
mengenai lokasi dan subjek penelitian, definisi operasional,
instrument penelitian, proses pengembangan instrument, serta
tehnik pengumpulan data dan analisis data.
4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab ini menguraikan
tentang hasil dari penelitian yaitu pemaparan data dan pembahasan
data yang telah diteliti.
5. Bab V Kesimpulan Dan Saran. Bab ini menjelaskan penafsiran dan
pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian
berupa kesimpulan dari hasil penelitian dan saran atau rekomendasi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisikan penjabaran rinci mengenai metode yang digunakan
dalam penelitian, yaitu mengenai lokasi dan subjek penelitian, definisi
operasional, instrument penelitian, proses pengembangan instrument, serta tehnik
pengumpulan data dan analisis data.
A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Lokai penelitian adalah tempat dimana penelitian akan dilakukan
dalam memperoleh data dan informasi yang berkaitan dengan fokus
permasalahan atau fokus penelitian. Lokasi penelitian merupakan hal yang
sangat penting dalam melakukan penelitian. Lokasi yang menjadi tempat
peneliti melakukan penelitian ini adalah. Di Badan Pendidikan dan
Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat.
2. Populasi Penelitian
Dalam sebuah penelitian unsur yang harus ada adalah populasi, Menurut Sugiyono (2011: 119) menjelaskan bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Sedangkan Purwanto (2012: 241) mengemukakan bahwa “populasi adalah kelompok besar individu yang mempunyai karakteristik yang sama.” Populasi yang menjadi sasaran peneliti harus sesuai dengan permasalahan penelitian.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka subjek dalam penelitian ini
adalah seluruh pegawai di lingkungan Badan Pendidikan dan Pelatihan
Tabel 3.1
Daftar Pegawai BADIKLATDA
No Bidang Jumlah
1. Sub Bagian keuangan dan Program 13
2. Sub Bagian Umum 21
3. Sub Bagian Kepegawaian 8
4. Bidang Pengembangan Diklat 9
5. Bidang Diklat Kepemimpinan dan
Fungsional 14
6. Bidang Diklat Teknis 12
7. Widyaiswara 36
Jumlah 113
3. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil oleh peneliti
untuk dijadikan sebagai subjek penelitian untuk mempermudah peneliti
dalam melakukan penelitian.
Sebagaimana yang dijelaskan oleh Sugiyono (2011: 224) bahwa “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Bila populasi dalam penelitian cukup besar, dan tidak
mungkin untuk peneliti mempelajari semua pada populasi seperti halnya
keterbatasan waktu, keterbatasan dana, keterbatasan tenaga, maka peneliti
dapat mengambil sampel dari populasi tersebut” Selain itu Zainal Arifin
(2011:215) berpendapat bahwa “sampel adalah sebagian dari populasi
yang akan diselidiki atau dapat juga dikatakan bahwa sampel adalah
populasi dalam bentuk mini (miniatur population).”
Adapun rumus yang digunakan peneliti dalam proses pengambilan
sampel penelitian ini sebagaimana yang dipaparkan oleh Taro Yamane
n = N N.d2+1
Keterangan:
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
e = Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang tidak
dapat ditolelir (0,1)
Maka perhitungan untuk menentukan jumlah sampel adalah
sebagai berikut:
n = N N.d2+1
n = 113
113. , 2+1
n = 113
113.(0,01) + 1
n = 113
1,13 + 1
n = 113 ,
n = 53,05 = 53 dibulatkan
Berdasarkan perhitungan tersebut, jumlah sampel dari keseluruhan
populasi untuk penelitian ini adalah sebanyak 53 orang Pegawai. Adapun
untuk menentukan sample dari masing-masing bagian digunakan rumus
ni =
Ni N. n Keterangan :
ni = Jumlah sampel menurut Stratum
n = Jumlah sampel seluruhnya
Ni = Jumlah Populasi Menurut Stratum
N = Jumlah Populasi Seluruhnya
Tabel 3.2
Sampel Dari Tiap Bidang
No Bidang N ni =
Ni N. n
Jumlah Sampel
1. Sub Bagian Keuangan dan
Program 13 =
13
113. 53 = 6.09 6
2. Sub Bagian Umum 21 = 21
113. 53 = 9.84 10
3. Sub Bagian Kepegawaian 8 = 8
113. 53 = 3.75 4
4. Bidang Pengembangan
Diklat 9 =
9
113. 53 = 4.22 4
5. Bidang Diklat Fungsional
dan Program 14 =
14
113. 53 = 6.56 6
6. Bidang Diklat Teknis 12 = 12
113. 53 = 5.62 6
7. Widyaiswara 36 = 36
113. 53 = 16.88 17
Total Sub Populasi 53
Pelaksanaan penelitian tentunya harus direncanakan terlebih dahulu
agar penelitian dapat terlaksanakan dengan baik secara sistematis. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Nasution (2003: 23) bahwa “Desain penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis
data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan
penelitian.” Adapun kegunaan desain penelitian menurut Nasution (2003: 23
-24), yaitu:
1. Desain memberi pegangan yang lebih jelas kepada peneliti dalam melakukan penelitiannya. Demikian pula dalam tiap penelitian suatu desain merupakan syarat mutlak agar dapat kita ramalkan sifat pekerjaan serta kesulitan yang akan kita hadapi.
2. Desain juga menentukan batas-batas penelitian yang bertalian dengan tujuan penelitian.
3. Desain penelitian selain memberi gambaran yang jelas tentang apa yang harus dilakukan juga memberi gambaran tentang macam-macam kesulitan yang akan dihadapi yang mungkin juga telah dihadapi oleh para peneliti lain.
Menurut E. A. Suchman dalam Moh. Nazir (1999: 99) menjelaskan
bahwa “Dalam pengertian sempit, desain penelitian hanya mengenai
pengumpulan dan analisa data saja.” Tetapi menurut Shah dalam Moh. Nazir (1999: 99-100) menjelaskan bahwa:
Dalam pengertian yang lebih luas, desain penelitian mencakup proses-proses berikut:
a. Identifikasi dan pemilihan masalah penelitian.
b. Pemilihan kerangka konseptual untuk masalah penelitian serta hubungan-hubungan dengan penelitian sebelumnya.
c. Menformasikan masalah penelitian termasuk membuat spesifikasi dari tujuan, luas jangkau (scope) dan hipotesa untuk diuji.
d. Membangun penyelidikan atau percobaan.
e. Memilih serta memberi definisi terhadap pengukuran variabel-variabel.
f. Memilih prosedur dan teknik sampling yang digunakan. g. Menyusun alat serta teknik untuk mengumpulkan data.
h. Membuat coding, serta mengadakan editing dan processing data. i. Menganalisis data serta pemilihan prosedur statistic untuk
j. Pelaporan hasil penelitian, diskusi serta interpretasi data, generalisasi, kekurangan-kekurangan dalam penemuan, serta mengajukan beberapa saran dan kerja peneliti yang akan datang.
C. Metode Penelitian
Metode penelitian bagi seorang sangatlah penting untuk membantu
mengumpulkan dan menganalisis data yang diperoleh untuk memperoleh
suatu kesimpulan terhadap penelitian agar sesuai dengan tujuan penelitian. Selain itu, Sugiyono (2011: 3) mengemukakan bahwa, “metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan
dan kegunaan tertentu.” Selain itu, Suharsimi Arikunto (2006: 160) mengemukakan bahwa “metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya.”
Berdasarkan permasalahan yang akan diteliti yaitu tentang Motivasi
kerja Pegawai, maka metode penelitian yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif melalui pendekatan kuantitatif.
1. Metode Deskriptif
Metode yang digunakan peneliti dalam melaksanakan penelitian ini
adalah metode deskriptif. Di mana metode deskriptif merupakan metode
penelitian yang digunakan untuk menjelaskan masalah berdasarkan
kejadian yang terjadi pada saat ini. Sebagaimana yang dijelaskan oleh
Arifin (2011: 54) bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian untuk
mendeskripsikan dan menjawab persoalan-persoalan suatu fenomena atau
peristiwa yang terjadi saat ini, baik fenomena dalam variable tunggal
maupun korelasi dan atau perbandingan berbagai variable. Penelitian
deskriptif berusaha mendeskripsikan suatu peristiwa atau kejadian yang
menjadi pusat perhatian tanpa memberikan perlakuan khusus terhadap
peristiwa tersebut.
Di samping itu, Mohamad Ali (2013: 131), mengemukakan bahwa:
langkah pengumpulan, klasifikasi, dan analisis/pengolahan data, membuat kesimpulan dan laporan; dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang sesuatu keadaan secara objektif dalam suatu deskripsi situasi.
Maka dari itu, metode penelitian deskriptif merupakan metode
penelitian yang menggambarkan kondisi faktual berdasarkan fenomena
atau peristiwa yang terjadi pada saat ini, melalui kegiatan mengumpulkan,
menganalisis, dan menyimpulkan data yang diperoleh. Sehingga
diharapkan dapat menghasilkan gambaran tentang kondisi yang aktual atau
nyata tentang pengaruh lingkungan kerja terhadap motivasi kerja pegawai
di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat.
2. Pendekatan Kuantitatif
Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan penelitian yang
mengukur atau menganalisis indikator-indikator penelitian dengan
menggunakan statistika, karena data penelitian yang digunakan merupakan
angka-angka atau bilangan tertentu. Sebagaimana yang dijelaskan oleh
Suharsimi Arikunto (2006: 86), bahwa:
Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian dengan cara mengukur indikator-indikator variabel sehingga dapat diperoleh gambaran umum dan kesimpulan masalah penelitian.
Maka dari itu, melalui pendekatan kuantitatif ini dapat diketahui
keterhubungan antara variabel X yang diteliti yaitu supervisi akademik
terhadap variabel Y yaitu kinerja mengajar guru dengan menggunakan
perhitungan statistika.
D. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan penjelasan yang menggambarkan
variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian. Arifin (2011;190)
atas sifat-sifat yang didefinisikan, dapat diteliti dan diamati oleh peneliti lain.
Ada tiga macam cara menyusun definisi operasinal, yaitu:
1. Menekankan pada kegiatan yang perlu dilakukan
2. Menekankan pada bagaimana kegiatan itu dilakukan
3. Menekankan pada sifat-sifat statis dari hal yang didefinisikan
Melalui definisi operasional ini, peneliti harus mencoba menjelaskan
definisi dari variabel penelitian yang akan digunakan. Adapun definisi
operasional dari masing-masing variabel yaitu Lingkungan Kerja (variabel X)
dan Motivasi Kerja (variabel Y) adalah sebagai berikut:
1. Lingkungan Kerja
Alex Nitisemito (2000:183) mendefinisikan lingkungan kerja
adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekrja yang dapat
mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang diemban
Sedangkan menurut Sedarmayanti (2001) mendefinisikan
lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang
dihadapi. Lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar
karyawan pada saat bekerja, baik yang berbentuk fisik ataupun non fisik,
langsung atau tidak langsung, yang dapat mempengaruhi dirinya dan
pekerjaanya saat bekerja
Indikator-indikator lingkungan kerja oleh Nitisemito (1992,159)
yaitu sebagai berikut:
a). Suasana kerja
b). Hubungan dengan rekan kerja
c). Tersedianya fasilitas kerja
Sedangkan menurut Sedarmayanti (2009:28) indikator-indikator
lingkungan kerja yaitu sebagai berikut:
a). Penerangan/cahaya di tempat kerja
d). Bau tidak sedap di tempat kerja
e). Keamanan di tempat kerja
2. Motivasi Kerja
Menurut McComick (Mangkunegara, 2005:94) ” Motivasi kerja di
definisikan sebagai kondisi yang berpengaruh membangkitkan
mengarahkan dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja”
Motivasi kerja bentuk sikap yang mendorong seseorang untuk
melakukan perubahan dalam dirinya yang ditandai dengan doroangan
untuk berperilaku positif dalam lingkungan kerja, seseorang yang memiliki
motivasi yang tinggi ditandai dengan adanya tanggung jawab yang tinggi
terhadap pekerjaan, berpartisipasi aktif dalam pengambilan keputusan,
memiliki semangat kerja yang baik dan menyenangi setiap pekerjaan yang
diberikan oleh atasanya kepadanya.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data yang diamati. Sebagaimana yang dikemukakan oleh
Suharsimi Arikunto (2006: 160), bahwa:
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga mudah diolah.
Selain itu, Sugiyono (2011:148) mengemukakan bahwa “instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.”
Adapun instrumen yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini
atau hal-hal yang diketahuinya.” Selain itu, Sugiyono (2011: 192) menjelaskan bahwa “kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya.”
Angket atau kuesioner dapat digunakan apabila jumlah responden
yang dijadikan sebagai sampel penelitian cukup besar, dan digunakan untuk
memperoleh informasi dari rensponden tentang variabel penelitian yaitu
tentang Lingkungan kerja dan Motivasi Kerja. Sebagaimana yang
diungkapkan Sugiyono (2012: 156), bahwa:
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar luas di wilayah yang luas.
1. Variabel Penelitian dan Sumber Data Penelitian
Variabel yang terdapat dalam penelitian ini terdiri dari dua
variabel, yakno lingkungan kerja (variabel X) dan motivasi kerja (variabel
Y). Selain itu, sumber data dalam penelitian ini adalah Pegawai Di
Lingkungan Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Jawa Barat .
2. Teknik Pengukuran Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini, teknik pengukuran menggunakan Skala
Likert. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2011: 136),
bahwa “skala Likers digunakan untuk menguk mengukur sikap, pendapat
dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Skala Likert tersebut oleh peneliti dijadikan titik tolak untuk menyusun
instrumen penelitian dan jawaban yang digunakan dalam skala Likert ini
mempunyai gradasi atau skala yang dimulai dari sangat positif sampai
negatif, dan untuk analisis kuantitatif maka jawaban yang disediakan dapat
tanda checklist () pada alternatif jawaban yang telah disediakan. Adapun
alternatif jawaban yang dibuat berdasarkan Skala Likert tersebut yaitu:
Tabel 3.3 Kriteria Penskoran
Alternatif Jawaban Skor
Slalu (SL) 4
Sering (SR) 3
Kadang-kadang (KD) 2
Tidak Pernah (TP) 1
3. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Kisi-kisi instrumen penelitian merupakan penjabaran dari dimensi
dan indikator penelitian, yang mana dapat mempermudah peneliti dalam
menyusun instrumen penelitian. Adapun kisi-kisi instrumen dalam
penelitin ini adalah:
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Variabel Indikator Sub indikator No item
Lingkungan kerja (Variabel X)
1. Penerangan a) Penerangan di ruang kerja telah sesuai dengan kebutuhan
1, 2
2. Sirkulasi
udara
a) Kondisi udara diruang kerja memberikan kenyamanan selama bekerja
b) Ventilasi diruang kerja berfungsi dengan baik
3
4,5
3. Suasana
kerja
a) Suasana kerja bebbas dari suara yang mengganggu
b) Pewarnaan dinding yang membuat perasaan tenang 6,7 8,9 4. Fasilitas kerja
a) Ruang gerak yang nyaman
b) Kondisi ruang kerja
10, 11,
yang mendukung
5. Keamanan
kerja
a) Keamanan di tempat kerja terjamin
b) Jaminan keselamatan kerja oleh lembaga
13, 14,
15,16
6. Hubungan
dengan rekan
kerja
a) Saling menghormati antara pegawai dengan pimpinan
b) Keharmonisan
hubungan kerja dengan karyawan lain
17,18
19,20
Variabel Dimensi Indikator No Item
Motivasi Kerja Pegawai (Variabel Y) 1. Rasa Tanggung Jawab a) Melaksanakan Pekerjaan dengan penuh tanggung b) Ketepatan waktu
bekerja
1,2,3
4,5
2. Partisipasi
Aktif
a) Aktif dalam setiap pengambilan keputusan b) Mampu memberi
masukan yang/ ide yang kreatif dalam setiap masalah 6,7 8,9 3. Semanagat kerja
a) Slalu bekerja dengan baik dan Percaya diri
b) Semangat dalam melaksanakan pekerjaan
c) Bersedia bekerja sama dengan rekan kerja
10,11
12,13
15,16
4. Kreativitas
a) Memberikan ide-ide baru
b) Memberikan aneka solusi terhadap permasalahan
17,18
F. Proses Pengembangan Instrumen
Suatu keberhasilan dalam pelaksanaan penelitian ditentukan oleh
instrumen penelitian atau angket. Sebelum penyebaran angket untuk
penelitian, angket tersebut terlebih dahulu harus diuji kelayakannya. Maka
dari itu, angket sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini harus diuji
terlebih dahulu kelayakannya. Angket penelitian dapat diujicobakan kepada
responden yang sama ataupun kepada responden lainnya yang memiliki
karakteristik yang sama dengan responden yang sebenarnya. Angket
penelitian dapat dikatakan baik apabila angket tersebut valid dan relibel.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012: 173), bahwa:
Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan realibel. Jadi instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel.
Sehingga suatu angket penelitian dapat dikatakan layak atau tidak untuk
digunakan dalam penelitian, apabila hasil dari uji validitas dan reliabitas
tersebut menyatakan bahwa angket tersebut valid dan reliabel.
1. Pengujian Validitas
Dalam melakukan penelitian, uji validitas merupakan salah satu hal
penting yang harus dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui valid atau
tidaknya angket penelitian. Arikunto (2006: 168), menjelaskan bahwa
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrument yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.
Instrumen dapat dikatakan valid apabila mampu mengukur sesuatu
yang hendak diukur dan memiliki kesamaan antara data yang terkumpul
instrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang digunakan
untuk mendapatkan data itu valid sehingga valid berarti instrumen tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur”
Dalam proses uji validitas instrumen, peneliti melakukan pengujian
terhadap setiap butir-butir pertanyaan dalam angket dan proses
perhitungannya menggunakan Program SPSS 20. item yang dianggap
valid adalah item yang memiliki r hitung diatas (r table). Uji validitasi ini
dilakukan untuk mengukur atau menguji apakah suatu instrument sudah
benar-benar dapat mengukur apa yang menjadi indikator dari tiap variable.
Adapun langkah-langkah pengujian menggunakan SPSS 20 adalah sebagai
berikut:
a. Aktifkan program SPSS, klik pada variabel view lalu masukan data
yang akan diuji
b. Setelah mengisi variable view, klik data view dan isikan data hasil
dari responden kemudian simpan data
c. Klik menu analyze, pilih scale, pilih reliability analysis.
Dari hasil penyebaran uni coba angket kuesioner, yang diperoleh
[image:32.595.141.515.533.738.2]menggunakan program SPSS 20.0 sebagai berikut.
Tabel 3.5
Hasil Uji Coba Kuesioner Variabel X Lingkungan Kerja
No Item rhitung rtabel Kesimpulan
1 0,836 0,468 Valid
2 0, 751 0,468 Valid
3 0,877 0,468 Valid
4 0,829 0,468 Valid
5 0, 472 0,468 Valid
6 0,767 0,468 Valid
7 0,823 0,468 Valid
8 0,812 0,468 Valid
11 0,890 0,468 Valid
12 0,595 0,468 Valid
13 0,719 0,468 Valid
14 0,834 0,468 Valid
15 0,784 0,468 Valid
16 0,735 0,468 Valid
17 0,768 0,468 Valid
18 0,783 0,468 Valid
19 0,757 0,468 Valid
20 0,635 0,468 Valid
Intrumen valid mampu mengungkapkan data secara tepat.
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel diatas yang berjumlah 20 butir
[image:33.595.144.516.112.278.2]untuk koesioner variabel X (Lingkungan Kerja) dinyatakan Valid.
Tabel 3.6
Hasil Uji Coba Kuesioner Variabel Y (Motivasi Kerja)
No Item rhitung rtabel Kesimpulan
1 0,797 0,468 Valid
2 0,571 0,468 Valid
3 0,857 0,468 Valid
4 0,813 0,468 Valid
5 0,494 0,468 Valid
6 0,769 0,468 Valid
7 0,832 0,468 Valid
8 0,566 0,468 Valid
9 0,916 0,468 Valid
10 0,685 0,468 Valid
11 0,869 0,468 Valid
12 0,553 0,468 Valid
13 0,778 0,468 Valid
14 0,852 0,468 Valid
15 0,780 0,468 Valid
16 0,778 0,468 Valid
17 0,487 0,468 Valid
19 0,476 0,468 Valid
20 0,787 0,468 Valid
Intrumen yang valid akan mampu mengungkapkan data secara
tepat. Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel diatas, semua item yang
berjumlah 20 butir untuk kuesioner variabel Y (Motivasi Kerja)
dinyatakan Valid.
Hasil dari perhitungan korelasi kemudian diinterprestasikan dengan
mengacu pada pendapat yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012: 188)
bahwa :
Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,3. Jadi jika korelasi antara butir pertanyaan dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir dalam instrument tersebut dinyatakan tidak valid
2. Pengujian Reliabilitas
Reliabel berarti dapat dipercaya, sehingga angket yang diuji akan
menghasilkan data yang sama meskipun diukur dalam waktu yang
berbeda. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012: 173), bahwa “Instrumen yang reliabel adalah instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.” Di samping itu, Arikunto (2006: 178) menyatakan bahwa “Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.”
Dari hasil penyebaran uji coba kuesioner, yang kemudian diolah
[image:34.595.144.518.114.147.2]menggunakan SPSS 20 diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 3.7
Hasil Uji Coba Reliabilitas Variabel X (Lingkungan Kerja) Dan Variabel Y (Motivasi Kerja Pegawai)
Hitung Tabel
X 0,966 0,7 Reliabel
Y 0,960 0,7 Reliabel
Dalam penelitian ini, proses pengujian reliabilitas yang dilakukan
oleh peneliti menggunakan ukuran Cronbach Alpha yang diolah dengan
menggunakan SPSS 20.0, item yang dianggap reliable adalah item yang
memiliki nilai diatas 0,7. Uji reliabilitas ini ditunjukan untuk mengetahui
keberlakuan dari item-item yang digunakan.
Langkah-langkah pengujian Reliabilitas dengan menggunakan
SPSS 18.0 adalah sebagai berikut :
a. Buka file data SPSS
b. Pilih analyze, pilih scale
c. Pilih reliability analyze
Pengujian validitasi maupun reliabilitas instrument menggunakan
bantuan komputer dengan software IBM Statistic Data Editor 20.
Dasar pengambilan keputusan :
Koefisien realibilitas dianggap signifikan jika thitung ≥ ttabel. Untuk t table
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dk=(n-2), = 20-2= 18 = 0,468
dengan tingkat kepercayaan 95 %. Kriteria kelayakanya sebagai berikut :
a. Jika rhitung ≥ rtabel berarti Reliabel; dan
b. Jika rhitung≤ rtabel berarti Tidak Reliabel.
G. Teknik Pengumpulan Data.
Teknik pengumpulan data merupakan langkah-langkah yang
dilakukan oleh untuk memperoleh data dilapangan dalam mencari pemecahan
masalah dalam penelitian, karena apabila data yang terkumpul salah hasil
dalam pengumpulan data tersebut diperlukan teknik-teknik tertentu, sehingga
data yang terkumpul diharapkan dapat memenuhi harapan peneliti yang
benar-benar relevan dengan kondisi permasalahan yang sebenarnya.
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian. Adapun
makna teknik pengumpulan data menurut Riduwan (2011: 69) adalah “teknik
yang digunakan sehingga mendapatkan data yang reliabel dan valid.” Berdasarkan tekniknya, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan
melalui wawancara, angket (kuesioner), dan observasi.
Langkah-langkah pengumpulan data merupakan yang amat penting
dalam penelitian. data yang terkumpul akan digunakan sebagai bahasa analis
dan pengujian hipotesis yang telah dirumuskan. Oleh karena itu pengumpulan
data harus melalui tahapan-tahapan yang sistematis. Adapun proses
pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain:
1. Penentuan Alat pengumpulan data
Untuk memperoleh data yang diperlukan, dibutuhkan alat
pengumpul yang sesuai dengan karakteristik sumber data yang ada
dilapangan, dengan mempertimbangkan efisiensi dan kehandalan alat
tersebut. Secara umum teknik pengumpulan data dikelompokan menjadi
dua, yaitu teknik langsung dan tidak langsung. Teknik langsung
merupakan teknik dimana peneliti mengamati secara langsung ke lokasi
yang menjadi objek penelitian. teknik ini didukung oleh penyebaran
angket kepada sejumlah rsponden dpenelitian.
Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden dalam mendapatkan jawaban. Kuesioner
dan dalam wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan atau
pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan secara langsung atau
melalui pos, e-mail (Sugiyono, 2012;199).
Keuntungan dari kuesioner antara lain; (a) responden dapat dengan
bebas menjawab pertanyaan tanpa dipengaruhi oleh kehendak peneliti, dan
waktu yang relatif lama sehingga objektivitas dapat terjamin, (b) dapat
digunakan untuk mengumpulkan data dari responden yang jumlahnya
terlalu banyak, (c) hemat tenaga dan waktu sehingga lebih efisien bagi
peneliti. Kuesioner juga tentu memiliki kelemahan yaitu; (a) ada
kemungkinan angket disis oleh orang lain, (b) hanya diperuntukan kepada
responden yang dapat melihat dan bukan buta huruf, (c) responden terbatas
dengan hanya menjawab jawaban yang sudah ada. Adapun bentuk
kuesioner (angket) yaitu:
a. Bentuk kuesioner berstruktur, yaitu kuesioner yang menyediakan
beberapa kemungkinan jawaban. Bentuk dari kuesioner berstruktur
terdiri atas tiga bentuk, yaitu (1) bentuk jawaban tertutup, yaitu
kuesioner yang alternatif jawabanya sudah tersedia berbagai alternatif
jawaban, (2) bentuk jawaban tertutup dan terbuka, yaitu kuesioner
yang tersedia laternatif jawaban tetapi pada akhir aternatif jawaban
diberikan kesempatan untuk menjawab secara bebas, dan (3) bentuk
jawaban bergambar, yaitu kuesioner yang memberikan jawaban dalam
benntuk gambar.
b. Bentuk kuesioner tak berstruktur, yaitu bentuk kuesioner yang
memberikan jawaban secara terbuka, dimana responden dapat
menjawab pertanyaan tersebut secara bebas. Hal ini dimaksudkan
memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang situasi, tetapi
kurang dapat dinilai secara objektif. Jawabanya tidak dapat dianalisis
menggunakan statistik, sehingga kesimpulan hanya merupakan
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam
penelitian ini adalah melalui penyebaran angket atau kuesioner. Sugiyono (2010: 199), mengemukakan bahwa “kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberik seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.” Kemudian Arikunto (2006: 151) mengemukakan bahwa “kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi
dari responden dalam arti laporan pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.”
Bentuk angket yang digunakan oleh peneliti adalah berupa angket
tertutup yang telah memiliki alternatif jawaban yang disediakan.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sukmadinata (2012: 219), bahwa
“dalam angket tertutup, pertanyaan atau pertanyaan-pertanyaan telah
memiliki alternatif jawaban (option) yang tinggal dipilih oleh responden.”
Dipandang dari cara menjawabnya, angket terdiri dari angket terbuka dan
angket tertutup. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Arikunto, bahwa:
1. Kuesioner terbuka, yang memberi kesempatan kepada responden
untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.
2. Kuesiner tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga
responden tinggal memilih.
Melalui penggunakaan angket tertutup tersebut, maka akan
memberikan kemudahan kepada responden dalam menjawab pertanyaan yang
telah disediakan oleh peneliti.
H. Analisis Data
Analisis data merupakan salah satu langkah yang sangat penting untuk
dilakukan oleh peneliti dalam melakukan penelitian, agar data yang telah
dipeoleh dapat dianalisis dan mempunyai makna. Sugiyono (2012: 207)
menjelaskan bahwa “Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan
perhitungan statistik. Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam
melakukan analisis data, yaitu:
1. Seleksi Data
Seleksi data merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memeriksa
kelengkapan angket yang telah terkumpul. Kegiatan seleksi data ini
merupakan kegiatan awal yang dilakukan dalam proses analisis data dan
penting untuk dilakukan untuk meyakinkan bahwa data-data yang telah
terkumpul layak dan siap untuk diolah. Tahap-tahap yang dilakukan dalam
proses menyeleksi data, antara lain:
a. Memeriksa bahwa jumlah yang terkumpul sama dengan jumlah angket
yang disebarkan kepada responden.
b. Memeriksa semua pertanyaan telah dijawab oleh responden sesuai
dengan petunjuk pengisian, tidak ada yang terlewatkan.
c. Memeriksa keutuhan angket dan tidak ada yang rusak.
d. Mengelompokkan angket berdasarkan variabel.
Hasil penyeleksian kuesioner yang disebarkan kepada 20
responden sebagai uji coba, dan yang terkumpul dan dapat diolah
sebanyak 20 kuesioner. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari table
[image:39.595.138.511.546.655.2]dibawah ini
Table 3.8
Jumlah Uji Coba Kuesioner Tersebar dan Terkumpul Jumlah
Sample
Jumlah Kuesioner
Tersebar Terkumpul Dapat diolah
20 20 20 20
2. Klasifikasi Data
Kegiatan klasifikasi data dilakukan untuk memberikan kemudahan
penyebaran angket dan seleksi data, proses selanjutnya yaitu
mengklasifikasikan data yang dilakukan dengan cara mengklasifikasi data
berdasarkan variabel X dan Y sesuai dengan jumlah sampel penelitian.
Selanjutnya dilakukan proses pemberian skor terhadap setiap alternatif
jawaban sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya, yaitu
dengan menggunakan skala Likert. Adapun jumlah skor yang diperoleh
tersebut merupakan skor mentah dari setiap variabel, yaitu variabel X dan
Y, sebagai dasar dalam proses pengolahan data.
3. Perhitungan Kecenderungan Umum Skor Responden Berdasarkan Perhitungan Rata-Rata (Weight Means Score)
Tahap ini dilakukan untuk memperoleh gambaran kecenderungan rata-rata untuk masing-masing variable, yaitu variable X (Lingkungan
Kerja dan variable Y ( Motivasi Kerja). Adapun langkah-langkah yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Memberikan bobot nilai terhadap masing-masing alternative jawaban
dari hal-hal yang ditanyakan
b. Menghitung frekuensi dari setiap alternative jawaban yang dipilih
c. Mencari jumlah nilai jawaban yang dipilih responden pada tiap
pertanyaan, yaitu dengan cara menghitung frekuensi responden yang
memilih alternative jawaban tersebut, kemudian dikalikan dengan
bobot alternative itu sendiri
d. Menghitung nilai rata-rata ( ) untuk setiap butir pertanyaan dalam
kedua bagian angket, dengan menggunakan rumus :
X = Rata-rata skor responden
∑xᵢ = Jumlah skor dari setiap alternative jawaban responden
e. Menemukan kriteria pengelompokan WMS untuk skor rata-rata setiap
[image:41.595.160.540.192.370.2]kemungkinan jawaban. Kriterianya sebagai berikut :
Table 3.9
Daftar Konsultasi WMS Rentang nilai Kriteria
Penafsiran
Variabel X Variabel Y 3,01-4,00 Sangat Tinggi SL (Slalu) SL (Slalu)
2,01-3,00 Tinggi SR (Sering) SR (Sering)
1,01-2,00 Cukup
KD
(Kadang-kadang)
KD
(Kadang-kadang)
0,01-1,00 Rendah TP (Tidak Pernah) TP (Tidak Pernah)
4. Menghitung Skor Mentah Menjadi Skor Baku untuk Setiap Variabel
Dalam pengolahan data diperlukan skor yang sudah baku, untuk
mengibah skor mentah menjadi skor baku digunakan rumus sebagai
berikut:
Ti = Skor Baku yang dicari
Xi = Skor mentah
S = Standar Deviasi
= Rata-rata (mean)
Selanjutnya untuk mengubah skor mentah menjadi skor baku perlu
diketahui hal-hal sebagai berikut :
a. Menentukan rentang R, dengan rumus (Riduwan, 2008 : 157)
R= data tertinggi – data terendah
b. Menentukan banyak kelas (BK) interval dengan rumus (Riduwan, 2008:157)
c. Menentukan panjag kelas interval, dengan rumus (Riduwan, 2008:157) yaitu
rentang dibagi banyak kelas.
d. Membuat table distribusi frekuensi
e. Mencari nilai rata-rata (mean) dengan rumus (Riduwan, 2008 : 188) :
5. Uji Normalitas Distribusi Data
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui dan menentukan
teknik statistik apa yang digunakan dalam pengolahan data selanjutnya.
Apabila penyebaran datanya normal maka akan digunakan statistik
parametik, namun apabila penyebaran datanya tidak normal maka akan
digunakan statistik non parametik. Pengujian normalitas data
menggunakan program SPSS 20 dengan metode kolmogorof-smirnov
langkah-langkah yang dilalui dalam uji normalitas data adalah sebagai
berikut :
a. Buka program SPSS 20
b. Pada variabel view, kolom name baris pertama disis variabel X dan
kolom ke dua variabel Y.
c. Kolom Type (numerik), kolom decimal (nol=0)
d. Dan pada kolom Label tuliskan variabel X (Lingkungan kerja), dan
variabel Y (Motivasi kerja). Abaikan yang lainya.
e. Lihat pada data view , masukan data variabel X dan Y kedalam data
masing-masing kolom X dan Y pada data view. BK = 1 + (3,3) log n
i = R / Bk
=∑��ᵢ
f. Ubah data tersebut kedalam bentuk residual dengan cara, pilih Analyze,
lalu Regression,kemudian linier,
g. Pada kotak dialog linier regression pindahkan variabel X ke
independent dan Y ke dependent.
h. Klik menu Save, centang residual, Unstandardized lalu Continue, lalu
Ok
i. Langkah selanjutnya klik menu Analyze, Nonparametrik test, legacy
dialogs, 1-sample K-S
j. Lalu pandahkan Unstandardized Residual dalam kolom test variabel
list. Centang Normal pada test distribution.
k. Klik Ok, maka akan terlihat hasilnya
l. Dasar pengambilan keputusan. Jika, nilai sig ≥ 0,05, maka data
Berdistribusi normal, Jika,nilai sig ≤ 0,05, maka data Tidak
berdistribusi normal.
6. Pengujian Hipotesis Penelitian
Uji hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat
pengaruh/kontribusi yang positif dan signifikan antara lingkungan kerja
dengan motivasi kerja pegawai. Berikut adalah rumus hipotesis dalam
penelitian ini:
Ho : tidak terdapat pengaruh/kontribusi yang positif dan signifikan
antara lingkungan kerja terhadap motivasi kerja pegawai.
Ha : terdapat pengaruh/kontribusi yang positif dan signifikan antara
lingkungan kerja terhaap motivasi kerja pegawai
Adapun hal-hal yang dianalisis berdasarkan hubungan antar
variable tersebut adalah sebagai berikut :
a. Analisis Korelasi
Tujuan analisis korelasi adalah untuk mengukur derajat hubungan
dan bagaimana eratnya hubungan itu. Korelasi berarti mencari
tidak selalu menunjukan analisis sebab-akibat, sekalipun sebab-akibat
menunjukan korelasi. (Arifin, 2011: 265)
Adapun hal-hal yang akan dianalisis tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Analisis korelasi menggunakan SPSS 20 agar didapat derajat bebas
(independent) dan variabel terikat (dependent)
Menurut Sururi&Suharto, (2007:33) Buka program SPSS
20, destinasikan variabel view dan definisikandengan
kolom-kolom berikut:
a) Pada kolom name baris pertama diisi dengan X dan baris ke
dua diisi dengan Y
b) Kolom type diisi numeric
c) Kolom decimal = 0
d) Kolom label untuk baris pertama (X) Ketikan Lingkungan
Kerja dan untuk baris dua (Y) ketikan Motivasi kerja pegawai
e) Kolom measure pilih Scale dan abaikan yang lainya
f) Aktivkan data view dan kemudian masukan data dari tiap
variabel
g) Setelah selesai memasukan data dengan benar, klik menu
Analyze, kemudian pilih Coreelate dan Pilih Bivariate
h) Pindahkan variabel X dan Y ke kotak variabel
i) Tandai pilihan pada kotak Pearson ( mean and standar
deviation). Klik Continue, klik Ok, maka akan tampil hasilnya
j) Lalu konsultasikan dengan melihat tabel interpretasi koefisien
korelasi.
Tabel 3.10
Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,40-0,599
0,60-0,799
0,80-1,000
Cukup Tinggi
Tinggi
Sangat Tinggi
Sumber: Sugiyono (2012:257)
2. Menentukan besarnya derajat determinasi
Mencari koefisien determinasi yang digunakan untuk
mengetahui besarnya prosentase kontribusi variabel Independen
(X) terhadap variabel dependen (Y).
Adapun untuk mencari derajat hubungan berdasarkan
koefisien determinasi menggunakan rumus oleh Akdon (2005:188)
yaitu:
Keterangan :
KD = Koefisien determinasi yang dicari
R2 = Koefisien korelasi
Dalam menguji determinasi, peneliti dibantu dengan
menggunakan Program SPSS 20. Adapun langkah-langkah adalah
sebagai berikut:
a) Buka file SPSS 20
b) Masukan data-data tersebut kedalam kolom worksheet excel
c) Klik Analyze, Regression, Linear
d) Pindahkan variabel Lingkungan Kerja (X) Kekotak
Independent dan Variabel Motivasi Kerja Pegawai (Y) kekotak
dependen
e) Klik Statistic lalu pilih Estimates, Model Fit dan Descritive lalu
f) Klik plots, lalu masukan DEPENDENT ke kotak Y axis dan
ADJPRED ke kotak X axis. Pilih Histogram dan Normal
Probability. Jika sudah selesai klik continue
g) Klik save, pada predicted Value lalu pilih Unstandarized,
kemudia klik kontinue
h) Klik Option (Pastikan bahwa taksiran probability dalam
kondisi default sebesar 0,05), lalu klik continue
i) Jika sudah benar klik Ok
j) Lihat outpu pada model Summary dan hasilnya pada kolom R
square
b. Analisis Regresi
Analisis regresi digunakan untuk mengetahui bagaimana
variabel dependent (terikat) dapat diprediksi melalui variabel
independent (bebas) secara parsial ataupu secara bersama-sama
(simultan). Analisis regresi dapat digunakan untuk memutuskan
apakah ingin menaikan atau menurunkan variabel independent (Sururi
& Suharto, 2007:33) . dalam hal ini (Arifin,2011:265) mengemukakan
bahwa :
Regresi adalah metode statistika yang digunakan untuk menentukan kamungkinan bentuk hubungan antarvariabel. Tujuan utamanya adalah untuk memprediksi nilai dari suatu variabel dalam hubungan dengan variabel lain yang diketahui. Hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk persamaa, dimana nilai dari suatu variabel yang diketahui dapat digunakan untuk meramalkan nilai dari variabel lain yang tak diketahui
Analisis regresi dimaksudkan untuk mengungkapkan pengaruh
antara variabel X (Lingkungan Kerja) dan Variabel Y (Motivasi Kerja
Pegawai). Penelitian ini dilakukan terhadap suatu variabel bebas dan
1. Buka SPSS 20
2. Masukan data-data tersebut kedalam kolom worksheet excel
3. Klik Analyze, Regression, Linear
4. Pindahkan variabel Lingkungan Kerja (X) ke kotak independent
dan variabel Motivasi Kerja (Y) kekotak dependent
5. Klik statistic lalu pilih Estimates, Model Fit dan Descriptive lalu
klik Continue.
6. Klik Plots, lalu masukan DPENDENT ke kotak Y axis dan
ADJPRED ke kotak X axis. Pilih Histogram dan Normal
Probability. Klik kontinue
7. Klik save, pada predicted Value lalu pilih Unstandarized kemudian
klik kontinue
8. Klik option (pastikan bahwa taksiran probability dalam kondisi
default sebesar 0,05) lalu klik kontinue, lalu klik Ok
9. Lihat hasilnya pada model Coeffecients dan Hasilnya pada kolom
Unstandarized Coeffecients pada kolom B.
Adapun nalisis regresi sederhana, dengan rumus berikut
(Sugiyono, 2009:262) yaitu:
Keterangan :
= Nilai yang di prediksikan (baca Y topi)
= Nilai konstanta harga Yjika X = 0
= Koefisien regresi
X = Nilai variabel independen
c. Analisis Varian
Analisis Varians (ANOVA) merupakan bagian dari metoda
analisis statistika yang tergolong analisis komparatif (Perbandingan)
keberatian (signifikansi) arah koefisien dan kelinieran persamaan
regresi.
Analisis varian yang diolah dengan SPSS 20
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Buka SPSS 20
2. Masukan data-data tersebut kedalam kolom worksheet excel
3. Klik Analyze, Regression, Linear
4. Pindahkan variabel Lingkungan Kerja (X) ke kotak independent
dan variabel Motivasi Kerja (Y) kekotak dependent
5. Klik statistic lalu pilih Estimates, Model Fit dan Descriptive lalu
klik Continue.
6. Klik Plots, lalu masukan DPENDENT ke kotak Y axis dan
ADJPRED ke kotak X axis. Pilih Histogram dan Normal
Probability. Klik kontinue
7. Klik save, pada predicted Value lalu pilih Unstandarized kemudian
klik kontinue
8. Klik option (pastikan bahwa taksiran probability dalam kondisi
default sebesar 0,05) lalu klik kontinue, lalu klik Ok
9. Lihat hasilnya pada model Coeffecients dan Hasilnya pada kolom
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab V merupakan simpulan dari penelitian, dalam bab ini akan
dikemukakan penafsiran dan pemaknaan dari hasil penelitian, yang disajikan
dalam bentuk kesimpulan dan saran sebagai hasil dari perhitungan dan
pembahasan data yang telah di jelaskan pada bab sebelumnya. Secara umum
penelitian ini telah bisa menjawab seluruh permasalahan yang telah
dirumuskan, berdasarkan hipotesis yang telah peneliti ajukan pada bab
sebelumnya dan telah dianalisis dengan menggunakan satistika. Kesimpulan
dan penjelasan mengenai pengaruh lingkungan kerja terhadap motivasi kerja
pegawai adalah sebagai berikut:
A. Kesimpulan
1. Lingkungan kerja di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat.
Hasil penelitian menunjukan bahwa lingkungan kerja yang ada
pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat
dikategorikan dalam kondisi sangat baik. Hal ini terlihat dari dimensi yang
menjadi dasar penilaian pada variabel ini seperti peneranganyang telah
sesuai dengan kebutuhan pegawai dalam bekerja, sirkulasi udara yang
membuat pegawai nyaman dalam bekerja, suasana ruang kerja yang cukup
nyaman dalam bergerak, fasilitas kerja yang memadai dalam menunjang
pekerjaan, keamanan kerja yang terjamin dengan adanya petugas
keamanan dan Jaminan kesehatan yang diberikan lembaga, Serta
hubungan antar pegawai yang cukup harmonis. Berdasarkan hasil
perhitungankecenderungan WMS, diperoleh rata-rata keseluruhan variabel
ini(lingkungan kerja) sebesar 3,48. Ini berarti secara keseluruhan dimensi
lingkungan kerja telah dalam kondisi yang sangat menunjang kebutuhan
2. Motivasi kerja pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat.
Hasil penelitian, menunjukanMotivasi kerja pada Badan
Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat secara umum berada
pada kategori sangat baik. Hal ini terlihat dari dimensi yang menjadi
penilaian dalam penelitian ini seperti Rasa tanggung jawab yang dimiliki
para pegawai sudah baik, semangat kerja yang dimiliki para pegawai
partisipasi serta kreativitas para pegawai dalam bekerja sudah menunjukan
motivasi yang baik. Motivasi merupakan dorongan untuk bertindak dan
berperilaku positif yang mengarah pada peningkatan produktivitas dalam
pencapaian tujuan lembaga.berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan
dalam penelitian ini,rata-rata skor keseluruhan variabel motivasi sebesar
3,44 yang menunjukan kategori sangat tinggi.
3. Pengaruh Lingkungan kerja terhadap Motivasi Kerja Pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat.
Hasil penelitian menunjukan bahwa hubungan antara lingkungan
kerja dan motivasi kerja terdapat pengaruhsecara nyata, maksudnyaapabila
lingkungan kerja di lembaga itu baik, maka akan memberikan motivasi
yang positif bagi pegawainya dalam bekerja, begitupun
sebaliknya.Berdasarkan hasil pengujian hipotesispenelitian, bahwa
motivasi kerjapegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi
Jawa Baratdipengaruhi oleh lingkungan kerja sebesar 24,2 %selebihnya
75,8% dipengaruhi oleh variabel lain seperti kepemimpinan, kompensasi
dan yang lainnya yang tidak diteliti.
Berdasarkan uraian diatas dapat