No. Daftar FPIPS : 4836/UN.40.2.4/PL/2015
PEMANFAATAN OBSERVATORIUM BOSSCHA SEBAGAI SUMBER BELAJAR
(Studi Mata Pelajaran Geografi di SMA-N Bandung dan Cimahi)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Departemen Pendidikan Geografi
Oleh
Rachmi Syahidah 1105225
DEPARTEMEN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
No. Daftar FPIPS : 4836/UN.40.2.4/PL/2015
PEMANFAATAN OBSERVATORIUM BOSSCHA SEBAGAI SUMBER BELAJAR
(Studi Mata Pelajaran Geografi di SMA-N Bandung dan Cimahi)
Oleh : Rachmi Syahidah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Rachmi Syahidah Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2015
Hak cipta dilindungi undang-undang
ABSTRAK
Sumber belajar merupakan sumber daya yang memberikan kemudahan siswa untuk belajar. Sumber belajar dapat berupa data, manusia, benda, dan lingkungan. Salah satu pemanfaatan lingkungan yang dapat dimanfaatkan menjadi sumber belajar adalah Observatorium Bosscha. Observatorium Bosscha dapat di manfaatkan dan di rancang pemanfaatannya dengan menggunakan desain pembelajaran. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi pemanfaatan, kendala, dan mendesain pembelajaran dalam memanfaatkan Observatorium Bosscha. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey. Populasi dan sampelnya adalah seluruh guru geografi SMA-N di Kab Bandung Barat, Kota Bandung dan, Kota Cimahi, yaitu sebanyak 48 guru dari 48 sekolah. Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuisioner, observasi, dokumentasi, dan wawancara. Teknik analisis data digunakan adalah persentase. Hasil penelitian ini menunjukan; (1) pemanfaatan Observatorium Bosscha sebagai sumber belajar oleh guru geografi di sekitar lokasi Observatorium Bosscha masih rendah karena hanya sebagian kecil saja yang sudah memanfaatkan sebagai, tempat belajar, bahan ajar, media ajar dan sebagian besar belum pernah memanfaatkan Observatorium Bosscha menjadi sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran; (2) Kendala yang di hadapi guru geografi dalam memanfaatkan Observatorium Bosscha, diantaranya kendala waktu, kendala biaya, dan jarak tempuh; (3) Desain pembelajaran dalam memanfaatkan Observatorium Bosscha, mempertimbangkan faktor biaya dan jarak. Desain pembelajaran di rumuskan dengan mengembangkan metode karya wisata. Dilengkapi dengan bahan ajar, materi ajar, media pembelajaran, dan instrumen penilaian.
ABSTRACT
Learning source is a resource that provides ease learning for the learners. Learning resources can be data, people, objects, and environments. One of the utilization of the environment that can be used as a source of learning is the Bosscha observatory. Bosscha observatory can be taken as an advantage and utilized in instructional learning design. The purpose of this research was to identify the utilization, constraints, and designing the instructional learning design in harnessing the Bosscha Observatory. This research uses survey as the method of research. Population and sample is the entire National High School teacher, which are teach geography in Bandung District includes West Bandung Regency, Bandung City and Cimahi City that as many as 48 teacher respondent from 48 schools. Data collecting tools used are questionnaire, observation, documentation, and interviews. Data analysis technique used is the percentage of data analysis. The results of this study indicates; (1)Utilization of Bosscha observatories as learning resources by teachers of geography around the location of the Bosscha observatories is still low because only a small portion is already using it, as a place of learning, learning materials and learning media most of the respondents have seems never utilized Bosscha observatories into learning resources in learning activities; (2) The obstacles that must be dealt with the geography teachers in the area of Bandung to utilizing Bosscha observatory are time constraints, constraints of cost, mileage to go to the observatory; (3) Instructional design in utilizing Bosscha observatories, must consider the cost and distance. Instructional design in deduce by developing methods of of field trip and equipped with learning materials, teaching materials, media of learning, and assessment instruments.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 7
C. Rumusan Masalah Penelitian ... 9
D. Manfaat Penelitian ... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11
A. Manfaat Sumber Belajar Dalam Pembelajaran ... 11
1. Pengertian Belajar Dan Pembelajaran ... 11
2. Unsur Belajar Dan Pembelajaran ... 13
3. Prinsi Belajar ... 13
4. Tujuan Belajar ... 14
5. Faktor Faktor Belajar ... 15
B. Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar ... 16
1. Pengertian Sumber Belajar ... 16
2. Klasifikasi Sumber Belajar ... 18
3. Komonen Dan Faktor Sumber Belajar ... 21
4. Manfaat Sumber Belajar ... 22
5. Penggunaan Sumber Belajar ... 23
1. Pengertian Model Pembelajaran ... 25
2. Jenis-Jenis Model Pembelajaran ... 26
3. Ciri - Ciri Model Pembelajaran... 28
D. Metode Pembelajaran Karya Wisata ... 28
1. Masa Persiapan ... 29
2. Masa Pelaksanaan ... 29
3. Masa Kembali ... 29
4. Keunggulan ... 30
5. Kelemahan ... 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 31
A. Lokasi Penelitian... 31
B. Metode Penelitian ... 31
C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 32
1. Populasi ... 32
G. Teknik pengolahan data dan Analisis Data ... 41
1. Teknik Pengolahan Data ... 41
2. Teknik Analisis Data ... 41
H. Validitas dan Realibilitas ... 42
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 45
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 45
1. Letak dan Luas Observatorium Bosscha ... 45
3. Fungsi dan Tujuan Observatorium Bosscha ... 47
4. Sarana dan Prasarana ... 47
B. Deskripsi Data Penelitian ... 55
1. Identitas Responden ... 55
2. Pemanfaatan Observatorium Bosscha ... 57
3. Faktor Penghambat ... 63
4. Desain Pembelajaran ... 64
C. Pembahasan ... 69
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 75
A. Kesimpulan ... 75
B. Rekomendasi ... 76
DAFTAR PUSTAKA ... 77
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pembelajaran merupakan suatu proses sitematik yang meliputi banyak komponen, salah satu dari komponen sistem pengajaran adalah sumber belajar. Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Komponen sistem pembelajaran salah satunya adalah sumber belajar.
Sumber belajar adalah daya yang dapat di manfaatkan guna memberikan kemudahan kepada peserta didik dalam kegiatan belajar. Sebagaimana yang telah di kemukakan oleh Rohani (2010, hlm. 185) “sumber belajar adalah segala daya yang dapat dipergunakan untuk kepentingan proses atau aktivitas pengajaran baik secara langsung maupun tidak langsung, dari luar peserta didik (lingkungan) yang melengkapi diri mereka pada saat pengajaran berlangsung, sehingga pengertian sumber belajar itu sangat luas”. Menurut Sadiman dalam Rohani (2010, hlm. 186)
“sumber balajar adalah segala macam sumber yang ada di luar diri seseorang (peserta didik) dan yang memungkinkan terjadinya proses belajar, dengan peranan sumber sumber belajar seperti guru atau dosen, buku, film, majalah, laboratorium, peristiwa, dan sebaginya”.
Keuntungan yang dapat diperoleh dalam penggunaan sumber belajar menurut Sudjana dan Rivai (1989, hlm. 80) antara lain :
2
Salah satu sumber belajar yang dapat memberikan pengalaman kongkrit adalah lingkungan alam. Lingkungan alam dapat digunakan sebagai sumber belajar karena banyak benda, makhluk hidup, dan fenomena-fenomena alam yang menarik sebagai bahan kajian. Pendidikan di luar kelas akan memperkaya peserta didik dengan pengalaman pertama, bukan pengalaman tangan kedua yang disampaikan guru atau dari buku, sehingga penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar dapat manfaatkan dengan beberapa cara.
Menurut Sudjana dan Rivai (2009, hlm. 209) ada beberapa cara memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar yaitu. “Survey, berkemah, karyawisata, praktek lapangan, proyek pelayanan, pengabdian pada masyarakat, dan menggunakan nara sumber”. Sehingga memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dapat di lakukan dengan banyak variasi yang dapat di kasanakan agar keberadaan lingkungan tersebut akan mampu dimanfaatkan sebagai sumber belajar secara maksimal oleh pendidik.
Pada kegiatan pembelajaran geografi, sebagian besar guru melaksanakan proses belajar mengajar hanya untuk menstranfer pengalamannya. Masih banyak juga guru yang hanya menggunakan metode ceramah dan hanya menggunakan buku saja sebagai sumber belajar, sehingga akan memberikan kesan pembelajaran yang monoton kepada peserta didik. Seharusnya pendidik mampu menggunakan media penunjang yang mampu membawa peserta didik agar lebih mampu menyerap materi dalam proses pembelajarannya.
3
siswa, meningkatkan motivasi belajar peserta didik, dan meningkatkan konsentrasi peserta didik terhadap mata pelajaran yang disampaikan oleh guru.
Pembelajaran geografi pada hakekatnya adalah mengkaji dan menelaah tentang semua aspek-aspek yang terdapat di muka bumi. Oleh karena itu, lingkungan bagi pendidik harus dijadikan sebagai sumber dan media pembelajaran. Pentingnya sumber belajar dapat dilihat dari aspek kehidupan siswa. Suatu kenyataan bahwa siswa mendapatkan pengalaman yang lebih luas dan bervariasi dibanding orang tua mereka ketika masih muda. Cukup beralasan apabila sekolah memeberikan peserta didik pengalaman sebanyak mungkin dan
variatif. “Untuk mencapai hal ini, sekolah harus menyediakan ragam alternatif dalam kegiatan belajar, untuk membangkitkan motivasi siswa dalam belajar”. Yunanto (2004, hlm. 20). Sehingga dalam proses pembelajaran ada baiknya apabila sekolah dan guru yang bersangkutan. Mampu memberikan pilihan-pilihan yang sesuai untuk menggunakan sumber belajar yang sesuai, akan mampu membangkitkan motivasi serta mempermudah menyerap materi pembelajaran.
Berdasarkan struktur keilmuannya geografi adalah disiplin ilmu yang mengkaji tentang fenomena permukaan bumi atau geosfer. Menurut Sumaatmadja (1996, hlm. 12) mengemukakan bahwa “pembelajaran geografi merupakan pembelajaran tentang hakikat geografi yang di ajarkan di sekolah dan disesuaikan dengan tingkat perkembangan mental anak pada jenjang pendidikan
masing-masing”. Adapun fungsi dari pengajaran geografi masih menurut Sumaatmadja (1996, hlm. 16) menjelaskan bahwa “pendidikan dan pengajaran geografi berfungsi mengembangkan kemampuan calon warga masyarakat dan warga negara yang akan datang untuk berpikir kritis terhadap masalah kehidupan yang terjadi disekitar, dan melatih mereka untuk cepat tanggap terhadap kondisi
lingkungan serta kehidupan dipermukaan bumi pada umumnya”.
4
sumber pembelajaran, karena banyak sekali aspek-aspek dalam lingkungan yang dapat dijadikan sebagai sumber pembelajaran.
Salah satu sumber belajar geografi yang dimanfaatkan dilingkungan yaitu cagar budaya Observatorium Bosscha, yang di tetapkan dalam peraturan perundangan UU Republik Indonesia No. 5 tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya. Observatorium Bosscha juga merupakan sebuah tempat penelitian Astronomi dan dapat dimanfaatkan menjadi tempat belajar, media ajar, bahan ajar dalam pembelajaran geografi. Observatoruim Bosscha memiliki banyak bahan pembelajaran di antaranya memiliki lima buah teropong yang dapat dimanfaatkan untuk pengamatan benda langit, pemaparan materi dari pihak Observatorium Bosscha mengenai tata surya dan benda-benda langit, dan juga materi tentang penelitian-penelitian yang pernah di lakukan di bidang Astronomi.
Pada proses pembelajaran geografi yang dilakukan pada materi tata surya dan jagat raya ini peserta didik kurang tertarik dan sering merasa malas belajar, yang banyak di sebabkan pendidik hanya sering menggunakan media atau bahan ajar seadanya sehingga rasa semangat peserta didik kurang muncul. Sehingga ada baiknya jika guru dalam menangani peserta didik untuk materi ini jika mampu memanfaatkan lingkungan dengan membawa peserta didik ke lokasi yang sekiranya dapat di manfaatkan menjadi tempat atau pun bahan ajar dan mampu membuat antusias peserta didik lebih terpacu pada materi yang berhubungan dengan tata surya dan jagat raya ini. Salah satu cara membangkitkan antusias peserta didik yaitu dengan mengajak peserta didik ke tempat yang lebih menarik selain rungan kelas, salah satunya adalah Observatorium Bosscha.
5
jagat raya ini cukup sulit apabila tidak menggunakan sumber belajar yang sesuai, karena keberadan objek-objek materi pembelajaran yang tidak dapat langsung di lihat oleh peserta didik.
Keberadaan Observatorium Bosscha juga dapat memberikan visualisasi yang dapat membantu peserta didik dalam pembelajaran geografi, selain itu juga pembelajaran geografi membutuhkan fakta-fakta aktual di lapangan.
Observatorium Bosscha berada di Desa Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Jarak Kota Bandung menuju Observatorium Bosscha ini hanya sembilan km, dan jalan menuju Observatorium Bosscha ini juga sudah sangat baik karena mampu di lalui oleh kendaraan roda dua juga roda empat. Berikut merupakan tabel 1.1 tentang keberadaan Observatoruim Bosscha sebagai sumber belajar.
Tabel 1.1
Keberadaan Observatorium Bosscha Sebagai Sumber Belajar
No Potensi Observatorium Bosscha KD Mata Pelajaran Geografi 1 Kondisi fisik Observatorium Bosscha 2.1. Menjelaskan sejarah
pembentukan muka Bumi
2.2. Mendeskripsikan tata surya dan jagat raya 2 Sumber daya manusia di Observatorium Bosscha
3 Kelengkapan fasilitas pendidikan di Observatorium Bosscha
4 Lokasi Observatorium Bosscha Sumber : Penelitian Tahun 2015.
Berdasarkan tabel 1.1 maka dapat di lihat bahwa Observatorium dapat di manfaatkan untuk di jadikan sumber pembelajaran geografi dan berkaitan dengan kompetensi dasar mata pelajaran geografi di sekolah menengah atas, yakni menjelaskan sejarah pembentukan muka bumi juga mendeskripsikan tata surya dan jagat raya.
Sampai saat ini, Guru Geografi masih kurang mempergunakan cagar budaya Observatorium Bosscha sebagai sumber belajar geografi. Masih jarang sekali Observatorium Bosscha ini di kunjungi oleh sekolah menengah atas negeri yang berasal dari sekitar lokasi Observatorium Bosscha. Sedangkan Observatorium Bosscha, berada cukup dekat dengan sekolah-sekolah menengah atas di sekitarnya.
6
Tabel 1.2
Kunjungan Sekolah Menengah Atas Sederajat ke Observatorium Bosscha
Sumber : Pengelola Observatorium Bosscha dari Tahun 2010-2014
Tahun Bulan Nama Sekolah
2010
februari MA Mathlaul Huda Bale Endah, Bandung Maret SMA PGII Bandung
Mei MA Al- Ihsan Baleendah, Bandung SMK Sandhy Putra, Bandung Februari SMA Krida Nusantara Bandung
MA Mathlaul Huda, Bandung
2011
April SMK BPPI Bale Endah Bandung Mei SMA Pasundan 3 Bandung September SMA Bintang Mulya Bandung Maret MA Mathlaul Huda Bandung
SMA 1 Lembang
Mei SMK Sahdhi Putra Bandung
2012
Juni SMAT Baiturrahman Ciparay Bandung Oktober SMKN I Bandung
SMA Darul Hikam Bandung
Februari MA Pondok Modem Mathlaul Huda Bandung Maret SMA Negeri 13 Bandung
2013
April SMK Pasundan 3 Bandung MA Al-Jawami Bandung SMK Sandi Putra Bandung September SMAK I BPK Penabur Bandung Februari SMA Pasundan 3 Bandung
MA Mathlaul Huda, Bandung Maret SMA Pasundan 2 Bandung
2014
April MA Al-Ihsan Bale Endah Bandung SMK Sandi Putra Bandung
SMAN I Bandung
7
Berdasarkan data tabel 1.2 terlihat bahwa sekolah-sekolah menengah atas negeri berasal dari sekitar Observatorium Bosscha, juga masih belum banyak yang menggunakan Observatorium Bosscha sebagai sumber belajar pembelajaran geografi.
Hanya beberapa sekolah menengah atas negeri saja yang pernah menggunakan Observatorium Bosscha ini sebagai sumber pembelajaran geografi. SMA Negeri 13 Bandung yang berkunjung pada bulan Maret tahun 2012, SMA Negeri 1 Bandung yang berkunjung pada bulan april tahun 2014, dan SMA 1 Lembang yang berkunjung tahun 2011. Observatoruim Bosscha masih jarang di kunjungi sekolah menengah atas yang berada di sekitar nya. Sedangkan fakta di tempat ini terdapat peralatan yang cukup lengkap yang bisa dijadikan sumber belajar. Maka jika guru bisa memanfaatkan tempat ini sebagai sumber belajar, diharapkan akan memberikan dampak yang sangat baik bagi kemajuan peserta didik.
Seiring dengan perjalanan waktu, kesadaran akan sumber belajar sangatlah penting bagi peserta didik. Agar peserta didik lebih memahami materi-materi yang diajarkan dalam mata pelajaran Geografi. Adapun tujuan dari pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar agar peserta didik dapat lebih aktif lagi, dapat mempermudah menyerap bahan pelajaran, dapat lebih mengenal kondisi lingkungan sekitarnya juga mampu memelihara dan melestarikan lingkungannya.
B. Identifikasi Masalah
Kesadaran akan sumber belajar sangatlah penting bagi peserta didik, agar lebih memahami materi-materi yang diajarkan dalam mata pelajaran Geografi. Adapun tujuan dari pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar agar peserta didik dapat lebih aktif lagi dalam pembelajran, mempermudah peserta didik menyerap bahan pelajaran, mengenal kondisi lingkungan sekitarnya, akrab dengan lingkungan, dan menjaga dan memelihara lingkungan.
8
ini di perlukan media penunjang bukan hanya buku paket dan proses belajar mengajar di kelas saja namun harus membuat peserta didik agar lebih mampu menyerap materi misalnya dengan membawa peserta didik belajar luar sekolah.
Menurut Kartawidjaja (1988, hlm. 34). “Metoda ceramah adalah metoda mengajar yang paling tua dan yang paling tidak efektif, terutama jika metoda ini terus menerus digunakan oleh seorang guru, besar kemungkinan salah menggunakannya atau bahkan di salah gunakan”. Sejalan dengan pendapat Kartawidjaja di atas, metode ceramah dan menggunakan buku paket sebagai sumber belajar kurang efektif, hanya guru yang berperan aktif di dalam kegiatan pembelajaran, sehingga siswa cepat tanggap tetapi cepat pula lupa yang mengakibatkan timbulnya rasa bosan, ngantuk, tidak konsentrasi, dan ribut, sehingga siswa kurang semangat dalam belajar. Dengan demikian, perlu kiranya seorang pendidik untuk mencoba mengatasi hal tersebut dengan penggunaan media yang lebih bersifat mengembangkan keaktifan siswa, meningkatkan motivasi belajar siswa, dan meningkatkan konsentrasi terhadap mata pelajaran yang disampaikan oleh guru sehingga menghasilkan proses pemahaman dan hasil belajar yang optimal.
Pembelajaran yang baik memerlukan sebanyak mungkin sumber belajar untuk memperkaya pengalaman belajar peserta didik. Pengambilan materi pelajaran dan sumber belajar sudah barang tentu harus dipilih, disaring, dan diselaraskan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Belum banyak guru geografi sekolah menengah atas dalam memanfaatkan Observatorium Bosscha menjadi sumber belajar untuk materi yang terkait pada mata pelajaran geogarafi yakni materi tata surya dan jagat raya, bahkan sekolah menengah atas yang berada di sekitar Observatorium Bosscha sekalipun. 2. Apakah faktor penghambat para guru geografi untuk menjadikan
9
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pemanfaatan Observatorium Bosscha sebagai sumber belajar oleh guru mata pelajaran Geografi di SMA-N Bandung dan Cimahi?
2. Apakah faktor penghambat para guru geografi di SMA-N Bandung dan Cimahi untuk menjadikan Observatorium Bosscha sebagai sumber belajar? 3. Bagaimana desain pembelajaran geografi dalam memanfaatkan
Observatorium Bosscha sebagai sumber belajar ?
D. Tujuan Penelitian
1. Mengidentifikasi pemanfaatan Observatorium Bosscha sebagai sumber belajar oleh guru mata pelajaran Geografi.
2. Mengidentifikasi faktor penghambat para guru geografi untuk menjadikan Observatorium Bosscha sebagai sumber belajar.
3. Mendesain pembelajaran geografi dalam memanfaatkan Observatorium Bosscha sebagai sumber belajar.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian haruslah memperhatikan manfaat bagi pengembangan ilmu yang berhubungan dengan penelitian (teoritis) maupun manfaat yang dapat diterapkan pihak lain (praktis). Sehingga penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam pengembangan teori yang berkaitan dengan sumber belajar dalam pembelajaran. Dalam penelitian ini sumber belajar yang di manfaatkan berkaitan dengan materi tata surya dan jagat raya.
2. Manfaat Praktis
a. Memberikan masukan kepada para guru agar memanfaatkan Observatorium Bosscha sesuai dengan kompetensi dasar pada setiap jenjang pendidikan mata pelajaran geografi.
10
c. Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pemahaman mengenai pemanfaatan Observatorium Bosscha sebagai sumber belajar.
31 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian di lakukan di Observetorium Bosscha yang berada di Desa Lembang, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Secara Astronomis Kecamatan Lembang, Kab Bandung Barat. Kecamatan Lembang berada pada 6° 45’ 30” LS - 6° 51’ 59” LS dan 107° 35’ 00” BT- 107° 43’ 59” BT.
Sedangkan secara Geografis, Kecamatan Lembang berbatasan dengan : Sebelah utara : Kabupaten Subang
Sebelah selatan : Kabupaten Bandung Sebelah timur : Kabupaten Bandung Sebelah barat : Kabupaten Parongpong
B. Metode Penelitian
Metode menurut Arikunto (2006, hlm. 6) “merupakan cara yang digunakan dalam mrnggunakan data penelitian”, sementara menurut Nazir (2005, hlm. 44) mengemukakan bahwa “metode penelitian memandu peneliti tentang urutan urutan bagaimana penelitian dilakukan”, sedangkan menurut Sukarhmad (1994, hlm. 139) metode merupakan cara utama yang digunakan untuk mencapai tujuan
penelitian”. Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode adalah cara yang
digunakan peneliti dalam menggunakan data penelitian dan bagaimana peneliti tersebut dilakukan sehingga tercapai suatu tujuan penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik survey.
Teknik penelitian Survei menurut Tika (2005, hlm. 6) “adalah teknik penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan sejumlah besar data berupa variabel, unit, atau individu dalam waktu yang bersamanaan”. Data yang dikumpulkan melalui individu atau sampel fisik tertentu dengan tujuan agar dapat menggeneralisasikan tahap apa yang diteliti.
32
adalah untuk memebuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta fakta, sifat sifat serta hubungan antar fenomena yang di selidiki, sedangkan menurut Arikunto (2009, hlm. 30.) “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mnegumpulkan informasi menegnai status gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan”.
Dalam penlitian ini penyusun berusaha mencari data yang akurat tentang bagaimana pemanfaatan Observatorium Bosscha oleh guru-guru geografi di SMAN di sekitar Observatorium Bossch untuk dijadikan sumber pembelajaran geografi. Berdasarkan rumusan maslah yang ingin dijawab dan fokus utama dalam penelitian ini, penyusun melakukan penelitian yang bersifat deskriptif dengan teknik survey. Metode deskriptif ini digunakan untuk dapat mendeskripsikan, memperoleh gambaran dan memaparkan keadaan atau kondisi daerah penelitian secara sistematis dan akurat mengenai fakta-fakta dan fenomena yang ada di daerah penelitian.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Popuasi menurut Tika (1997, hlm. 32) adalah “himpunan individu atau obyek yang banyaknya terbatas atau tidak terbatas. Sedangkan menurut Jalil Dkk (1997, Hlm. 122) “populasi adalah himpunan yang lengkap dari satuan satuan atau individu individu yang karakteristiknya ingin kita ketahui”.
Berdasarkan dari penjelasan tersebut, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Populasi wilayah yaitu, meliputi wilayah Observatorium Bosscha yang terletak di Desa Lembang, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Serta SMA-N yang tersebar di sekitar Observatorium Bosscha yakni sekolah yang berada di Kab Bandung Barat, Kota Bandung dan Kota Cimahi
33
35
Berdasarkan gambar peta 3.1 di atas, persebaran sekolah di sekitar Observatorium Bosscha yakni sekolah yang berada di Kab Bandung Barat, Kota Bandung dan, Kota Cimahi.
2. Sampel
Menurut Tika (1997, hlm. 33) sampel adalah “sebagian dari obyek atau individu individu yang mewakili suatu populasi”, selaras dengan pengertian sampel yang di kemukakan Tika. Sumaatmadja (1988, hlm. 112) mengemukakan bahwa “sampel adalah bagian (cuplikan dan contoh) dari populasi yang mewakili populasi yang bersangkutan”, dan menurut Jalil Dkk (1997, hlm. 137) Sampel adalah sebagaian anggota yang memberikan keterangan atau data yang diperlukan dalam suatu penelitian.
Berdasarkan dari penjelasan tersebut, maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Sampel wilayah : yaitu wilayah Observatorium Bosscha yang memiliki dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar bagi pembelajaran geografi
c. Sampel manusia : yaitu seluruh guru Geografi di SMA-N yang hanya mengajar di kelas sepuluh yakni pada materi yang berkaitan dengan Observatorium Bosscha, sebanyak 48 guru geografi.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik adalah boring sampling, menurut Noor (2011, hlm. 159) “boring sampel adalah, sampel
yang mewakili jumlah populasi, biasanya dilakukan jika populasi dianggap kecil atau kurang dari 100. dikarena jumlah populasinya yang sedikit”, jadi keseluruhan populasi dalam penelitian ini dijadikan sampel penelitian, yaitu sebanyak 48 guru geografi.
36
37
38
Berdasarkan gambar peta 3.2 di atas dapat di lihat, sekolah menengah atas negeri di sekitar sekitar Observatorium Bosscha yakni sekolah yang berada Kab Bandung Barat, Kota Bandung dan Kota Cimahi Kab Bandung Barat. Memiliki jarak yang berbeda beda terhadap Observatorium Bosscha yang berada di Desa Lembang. Berikut tabel pengelompokan jarak sekolah menengah atas negeri di sekitar Observatorium Bosscha.
Tabel 3.2
Sampel sekolah yang tersebar di Kab Bandung Barat, Kota Bandung dan Kota Cimahi
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Bandung, Kota Cimahi, dan Kabupaten Bandung Barat.
D. Definisi Operasional
Berikut ini beberapa definisi oprasional yang menjelaskan tentang konsep konsep yang terdapat pada penelitian yaitu:
1. Sumber Belajar
Sumber belajar menurut Muchyidin (1984, hlm. 10) bahwa “sumber belajar didefinisikan sebagai suatu sumber daya yang dimanfaatkan untuk kepentingan proses belajar mengajar baik yang langsung atau yang tidak langsung, baik sebagian maupun keseluruhan. Sumber belajar dalam penelitian ini memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar yakni cagar budaya Observatorium Bosscha dalam pembelajaran geografi.
2. Pembelajaran
Pembelajaran menurut Warsita (2008, hlm.85) adalah “suatu usaha untuk membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan
peserta didik”. Pembelajaran dalam penelitian ini yakni pemebelajaran geografi
39
3. Desain Pembelajaran
Desain pembelajaran menurut Rohani (2004, hlm. 69) merupakan suatu “pemikiran atau persiapan untuk melaksanakan tugas mengajar atau aktivitas pengajaran dengan menerapkan prinsip prinsip pengajaran serta melalui langkah langkah pengajaran, perencanaan itu sendiri, pelaksanaan dan peneilaian, dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran yang telah di tentukan”.
E. Variabel Penelitaian
Menurut Noor (2011, hlm. 47) “variabel merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari atau ditarik kesimpulannya”. Sedangkan
menurut Arikunto (1998, hlm. 99) “variabel adalah objek penelian atau apa yang
menjadi titik perhatian suatu penelitian”. Berdasarkan pengertian diatas, maka dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu
1. Varabel bebas (X) merupakan varibel yang menjadi sebab perubahannya atau yang mempengaruhi tiambulnya varibel terikat. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas yaitu lokasi Observatorium Bosscha, aksesibilitas ke Observatorium Bosscha, ketersediaan fasilitas pendidikan, dan fungsi Observatorium Bosscha.
2. Varaibel terikat (Y) merupakan variabel yang di pengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat yaitu pemanfaatan Observatorium Bosscha sebagai sumber belajar pelajaran geografi.
40
Tabel 3.3 Variabel Penelitian
Variabel Bebas (X) Variabel Terikat (Y)
Observatorium Bosscha
Teknik pengumpulan data dalam penelitian menggunakan tiga macam metode yaitu wawancara, studi dokumentasi, dan kuesioner atau angket
1. Wawancara
Menurut Noor (2011, hlm 138) “wawancara merupakan salah satu teknik pengumulan data yang dilakukan dengan berhadapan secara langsung dengan yang diwawancara tetapi dapat juga diberikan daftar pertanyaan dahulu untuk
dijawab pada kesempatan lain”. Wawancara yang dilakukan dalam penelitian
ini di lakukan untuk mewawancarai peneglola Obsevatorium Bosccha 2. Teknik Observasi
Observasi menurut Tika (1997, hlm. 68) adalah “cara dan teknik pengumpulan data dengan melakaukan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala atau fenomena yang ada pada objek penelitian”. Teknik Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mencari data tentang objek-objek yang terdapat di Obsevatorium Bosccha yang menunjang untuk pemnafaatan Obsevatorium Bosccha sebgai sumber belajar.
3. Studi Dokumentasi
Studi dokomentasi adalah teknik pengumpulan data dengan mencari dan mempelajari data mengenai variabel yang diteliti. Studi dokumentasi ini dilakukan dengan cara mempelajari arsip arsip, penelitian terdahulu, lampiran lampiran, brosur brosur yang ada di lembaga terkait sesuai dengan masalah penelitian.
4. Kuesioner
41
Sedangkan menurut Tika (1997, hlm. 82) “merupakan usaha mengumpulkan informasi dengan menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk di jawab secara tertulis oleh responden dan responden”. Menurut Tika (1997, hlm. 82) adalah “orang yang memberikan jawaban jawaban atau pertanyaan pertanyaan yang dimuat dalam angket”. Mereka diharapkan memahami dirinya sendiri mampu dan bersedia memberikan informasi, serta menafsirkan pertanyaan pertanyaan yang dibuat oleh peneliti.
Dengan demikian dapat disimpulakan bahwa yang disebut kuesioner atau angket adalah alat pengumpul data dengan cara memberikan daftar pertanyaan secara tertulis yang diberikan kepada responden mengenai suatu hal.
Dalam penelitian ini angket diberikan kepada guru geografi yang sudah di tetapkan menjadi sampel, untuk meneliti bagaimana pemanfaatan Observatorium Bosscha sebagai sumber belajar pada mata pelajaran geografi Beserta faktor penghambat apa saja yang di alami oleh guru geografi dalam memanfaatkan Observatorium Bosscha menjadi sumber belajar. Sedangkan Studi Dokumentasi, Wawancara, Teknik Observasi di gunakan untuk mencari informasi kepada pengelola Observatorium Bosscha.
G. Teknik Pengolahan Data dan Teknik Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data
Data yang telah didapatkan tentunya harus melalui proses pengolahan agar mudah untuk di analisi, adapun langkah-langkah pengolahan data dalam penelitian ini sebagai berikut :
a. Mengadakan pencegahan dalam instrumen baik kelengkapan pengisian, kejelasan informasi dan kebenaran dalam pengsisan
b. Menyususun dan mengelompokkan data jenis dan disajikan dalam bentuk tabel, bagan, dan gambar
42
2. Teknik Analisis Data
Proses analisis data dalam penelitian ini, penyusunan dilakukan sejak awal ketika penyusun berupaya memahami data hingga data terkumpul. Dalam penelitian ini langkah langkah dalam menganalisi data hasil penelitian sebagai berikut :
a. Analisis data terhadap pemanfaatan Observstorium Bosscha sebagai sumber belajar mata pelajaran geografi yaitu analisis terhadap data yang diperoleh dari penelitian melalui angket yang disebarkan kepada guru geografi di sekolah menengah atas negeri yang tersebar di sekitar Observatorium Bosscha. Analisis persentase data digunakan untuk memperoleh persentase data, yaitu untuk menghitung ke dalam tabel dan kemudian di deskripsikan dalam bentuk tulisan, persentase data dapat dihutung dengan rumus:
Keterangan
P = Nilai Persentase
F = Frekuensi Munculnya Data (Frekuensi Jawaban) N = Jumlah data keseluruhan (jumlah responden)
Setelah perhitungan selesai dilakukan, maka hasil dari perhitungan persentase tersebut digunakan untuk mempermudah dalam menafsirkan dan mengumpulkan data sementara. Adapun kriteria presentase yang digunakan adalah sebgai berikut :
Tabel 3.4
Kriteria Perhitungan Presentase
Sumber : Diadaptasi dari Tarakavita (2014, hlm. 39)
b. Setelah perhitungan persentase diperoleh kemudian penyusun mendeskripsikan hasil presentase yang diperoleh dari angket yang disebar kepada guru geografi.
43
Tekik ini dilakukan penyusun untuk memberikan gambaran umum kalangan pendidikan yaitu guru geografi, dalam memanfaatkan Observetorium Bosscha sebagai sumber belajar.
H. Validitas dan Realibilitas
Instrumen dalam suatu penelitian sangat mempengaruhi hasil dari penelitian itu sendiri. Instrumen penelitian merupakan alat untuk mengumpulkan data dari penelitian, maka dari itu validitas instrumen sangat diperlukan dalam setiap penelitian. Menurut Arikunto (2006, hlm. 57) “sebuah tes atau instrumen dapat dikatakan baik sebagai alat ukur harus memenuhi prasyarat, yaitu: validitas, reliabilitas dan objektifitas”. Selanjutnya menurut Silalahi (2009, hlm. 244) ialah: Validasi adalah sejauh mana perbedaan dalam skor pada suatu instrument
(item-item dan kategori respon yang diberikan kepada satu variabel khusus) mencerminkan kebenaran perbedaan antara individu-individu, kelompok-kelompok, atau situasi-situasi dalam karakteristik (variabel) yang ditemukan untuk ukuran.
Sedangkan menurut Sugiyono (2010, hlm. 2) “variabel penelitian merupakan segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan”. Uji validitas dan reabilitas adalah untuk mengetahui kualitas dari instrumen penelitian. Dalam penelitian ini untuk menguji validitas menggunakan rumus korelasi biserial yaitu sebagai berikut:
(Surapranata, 2004, hlm. 61) Keterangan:
Ґ bis = koefisien korelasi biserial
Mp = rerata skor pada tes dari peserta tes yang memiliki jawaban benar
Mt = rerata skor total
St = standar deviasi skor total
p = proporsi yang menjawab benar pada soal (tingkat kesukaran) q = 1- p
Ґ bis = M
p–Mt x p
SD
√
q44
Tiap butir soal dinyatakan valid atau tidak valid berdasarkan pada nilai korelasi biserial, jika nilai korelasi < 0,4 maka butir soal dinyatakan tidak valid, sedangkan jika nilai korelasi > 0,4 maka butir soal dinyatakan valid. Reliabilitas menurut Morissan (2012, hlm. 99) “adalah indikator tingkat keandalan atau kepercayaan terhadap suatu hasil pengukuran. Suatu pengukuran disebut reliabel atau memiliki keandalan jika konsisten memberikan jawaban yang sama”. Sedangkan realibilitas dalam penelitian Ayuni (2014, hlm. 35) adalah sebagai berikut:
Pengukuran statistik untuk mengetahui keajegan suatu instrumen penelitian. Hal ini untuk mengetahui kemungkinan resiko error dalam pengambilan data penelitian.Realibilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila dalam pengukuran suatu gejala pada waktu yang berlainan senantiasa menunjukkan hasil yag sama. Jadi, instrumen yang reliabel secara konsisten memberikan hasil yang sama.
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pemenfaatan Observatorium Bosscha sebagai sumber belajar oleh guru geografi sekolah menengaha atas negeri yang berada di sekitar Observatorium Bosscha, yang meliputi wilayah Kota Bandung, Kab Bandung Barat, dan Kota Cimahi yang telah di uraikan pada bab sebelumnya, maka pada bab ini akan dikemukakan kesimpulan dan rekomendasi dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan sebagai akhir dari penulisan skripsi.
A. Kesimpulan
1. Pemanfaatan Observatorium Bosscha sebagai sumber belajar oleh guru geografi yang berada di sekitar Observatorium Bosscha, yang meliputi wilayah Kota Bandung, Kab Bandung Barat, dan Kota Cimahi adalah pemanfaatan sebagai tempat belajar yaitu (17%), pemanfaatan sebagai bahan ajar (4%), pemanfaatan sebagai media ajar (2%), dan terdapat (77%) guru yang belum pernah memanfaatkan Observetorium Bosscha menjadi sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran.
2. Kendala yang di hadapi guru geografi di kawasan Bandung ketika akan memanfaatkan Observatorium Bosscha sebagai tempat belajar. diantaranya (57%) guru mengalami kendala waktu, (31%) guru mengalami kendala dalam hal biaya, dan (12%) guru mengalami kendalam dalam jarak tempuh menuju Observatorium Bosscha.
76
B. Rekomendasi
Berdasarkan bebrapa kesimpulan penelitian di atas, maka penulis dapat memberikan rekomendasi yang merupakan saran penelitian, rekomendasi tersebut sebagai berikut :
1. Observatorium Bosscha masih kekurangan dalam sarana prasarana yakni toilet, musola, tempat parkir dan tempat sampah, untuk itu diperlukan penambahan dan penempatan sarana prasarana yakni toilet, musola, tempat parkir dan tempat sampah, agar guru merasa nyaman jika berkunjung ke Observatorium Bosscha. Selain itu kunjungan atau pemanfaatna guru terhadap Observatorium Bosscha sampai saat ini masih sangat rendah, maka sangat penting jika sosialisasi Observatorium Bosscha di bidang pendidikan ke sekolah-sekolah yang beradaa di kawasan Bandung. Karena sekolah-sekolah tersebutlah sekolah yang berada terdekat dengan lokasi Observatorium Bosscha yang seharusnya lebih sering memanfaatkan Observatorium Bosscha.
2. Dengan adanya penelitian ini diharapkan guru-guru sekolah Menengah Atas Negeri di sekitar Observatorium Bosscha, lebih mampu dan terlatih dalam memanfaatkan Observatorium Bosscha sebagai sumber belajar pada pembelajaran geografi
3. Apabila kendala jarak menuju Observatorium Bosscha jauh, Observatorium Bosscha dapat di dimanfaatkan menjadi media ajar dan sumber bahan ajar. Sedangkan jika jarak Observatorium Bosscha dekat, Observatorium Bosscha dapat dimanfaakan menjadi tempat belajar. 4. Desain pembelajaran yang dikembangkan belum di ketahui
77
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2009). Menejemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur Penelitian. Jakarta: rineka cipta.
Dalyono, M. (2009). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Andi Offset.
Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Asdi Mahasatya.
Hamalik, Oemar. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Jalil, Dkk. (1997). Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka.
Kartawidjaja, Omi. (1988). Metoda Mengajar Geografi. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.
Muchyidin. (1984). Prinsip-Prinsip Pembelajaran. Cetakan ke dua. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Nazir, M. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nazir, M. (1988). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia indonesia.
Ningrum,Epon.(2009).Kompetensi Profesional Gurudalam Konteks Strategi
Pembelajaran. CetakanPertama. Bandung: Buana Nusantara.
Noor, J. (2011). Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Prawiradilaga, S. (2007). Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group.
78
Rohani, Ahmad. (2010). Pengelolaan Pengajaran Sebuah Pengantar Menuju Guru Profesional. Jakarta. PT Rineka Cipta.
Rusman. (2008). Menejemen Kurikulum Seri Manajemen Sekolah Bermutu. Bandung: Mulia Mandiri Press.
Sagala, H. Syaiful. (2006). Konsepdan Makna Pembelajaran: Untuk Membantu Memcahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta.
Silalahi, U. (2009). Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. RemajaRosdaKarya.
Sudjana,Nana dan Rivai, Ahmad. (2009). Media Pengajaran. Cetakan Ke Delapan. Bandung: Sinar Baru Algensindo Offset Bandung.
Sugiyono. (2010). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sukarhmad, Winarno. (1994). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito.
Sumaatmadja, Nursid. (1996). Metodologi Pengajaran Geografi. Jakarta : Bumi Aksara.
Sumaatmadja, Nursid. (1988). Studi Geografi: Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan. Cetakan Ke Dua. Bandung: Alumni.
Suprijono, Agus. (2010). Cooperative Learning : Teoridan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pusaka Belajar.
Suyono dan Haryanto. (2011). Belajardan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
Surapranata, S. (2006). Analisis, Validitas, Reabilitas, dan Intepretasi Hasil Tes. Bandung: PT. RemajaRosdakarya.
Syah, Muhibbin. (2010). Psikologi Dengan Pendektan Baru. Bandung: Remaja Rosdaya Karya.
Tika, M. Pambudu . (1997). Metode Penelitian Geografi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
79
Tanpa Nama. (2014). Laporan Tahunan 2013 Obsetvatorium Bosscha–ITB. Bandung :Tidak diterbitkan.
Undang-Undang Republik Indonesia No 5 Tahun 1992 Tentang Benda Cagar Budaya
SumberTesis:
Ayuni, F. N. (2014). Pemahaman Guru TerhadapPendekatanSaintifik (Scientific Appoach) dalamPembelajaranGeografi.(PenelitianSurveiterhadap Guru SMA Negeri di Kota Bandung).Tesispada Program StudiPendidikanGeografi SPs UPI Bandung: Tidakditerbitkan.
Sumber Internet:
Sukmawati, D. (2013). Model Model Pembelajran. Tersedia: Http://Panduanguru.Com/model-model-pembelajaran-pengertiannya/. (9 Maret 2014 )
Tersedia:http://bosscha.itb.ac.id/in/tentang-bosscha.html.
kambas.blogspot.com/2012/05/hutan-rawa.html. [18November 2014 pukul 20:12]