• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM KONSEP BANGUN RUANG PADA SISWA SEKOLAH DASAR: Studi Kuasi Eksperimen di Kelas IV SDN 2 Kota Serang Kecamatan Serang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM KONSEP BANGUN RUANG PADA SISWA SEKOLAH DASAR: Studi Kuasi Eksperimen di Kelas IV SDN 2 Kota Serang Kecamatan Serang."

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

Lilis Haerani,2015

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM KONSEP BANGUN RUANG PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM BASED

LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

KREATIF MATEMATIS DALAM KONSEP BANGUN

RUANG PADA SISWA SEKOLAH DASAR

(Studi Kuasi Eksperimen di Kelas IV SDN 2 Kota Serang Kecamatan Serang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

LILIS HAERANI

1102303

PROGRAM STUDI S1 PGSD

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Lilis Haerani,2015

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM KONSEP BANGUN RUANG PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2015

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM

KONSEP BANGUN RUANG PADA SISWA SEKOLAH DASAR

(Studi Kuasi Eksperimen di Kelas IV SDN 2 Kota Serang Kecamatan Serang)

Oleh

LILIS HAERANI

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

©LILIS HAERANI 2015

Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2015

Hak cipta dilindungi undang-undang

(3)

Lilis Haerani,2015

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM KONSEP BANGUN RUANG PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

LILIS HAERANI

PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM KONSEP

BANGUN RUANG PADA SISWA SEKOLAH DASAR

(Studi Kuasi Eksperimen di Kelas IV SD Negeri 2 Kota Serang Kecamatan

Serang)

disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I

Drs. H. Effendi Zulkifli, M. Pd. NIP 195307231980031002

Pembimbing II

Dr. Andika Arisetyawan, M. Si. NIP 198103272005011004

Mengetahui

(4)

Lilis Haerani,2015

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM KONSEP BANGUN RUANG PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(5)

Lilis Haerani,2015

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM KONSEP BANGUN RUANG PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Lilis Haerani (2015). Pengaruh Pengaruh Pendekatan Problem Based Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis (Studi Eksperimen di Kelas IV SD Negeri Serang 2 Kecamatan Serang, Kota Serang)

Di zaman teknologi saat ini, kemampuan berpikir kreatif sangat diperuntukan agar siswa menyanggupi perubahan kehidupan dengan rintangan-rintangan yang berkembang. Akan tetapi, pengajaran matematika di sekolah saat ini belum begitu menjanjikan dalam mengembangkan kemampuan berpikir kreatif terutama pada usia anak 7 hingga 12 tahun. Mengungkapkan peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis yang diberi perlakuan pendekatan problem based learning dan pembelajaran biasa merupakan fokus dari penelitian ini. Mengetahui bahwa pembelajaran dengan pendekatan berbasis masalah terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis menyanggupi ketuntasan belajar, baik secara individu maupun klasikal. Quasi eksperimen dengan sampelnya siswa kelas empat Sekolah Dasar Negeri 2 Serang Kecamatan dan Kota Serang merupakan bagian utama dalam pelaksanaan penelitian. Olahan data pada penelitian ini mempergunakan SPSS 20.0. berdasarkan hasil analisis pada penelitian menunjukan bahwa nilai rata-rata tes awal kelas ekesperimen adalah 42,97, setelah mendapat perlakuan dengan pendekatan pembelajaran problem based learning yaitu 67,03. Sehingga terdapat peningkatan sebesar 24%, artinya terdapat pengaruh perlakuan terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis. Selain itu hasil dari penelitian eksperimen ini diantaranya data yang diperoleh normal dan homogen baik pada tes awal maupun pada tes akhir. Pemerolehan uji t pada tes akhir dengan nilai signifikansi < 0,05 yaitu 0,000 menunjukkan nilai yang diraih siswa pada uji t tes akhir memiliki perbedaan nilai rata-rata. Pada uji scheffe nilai rata-rata tertinggi diperoleh kelompok Tinggi-Rendah yang menunjukkan nilai perbedaan rata-rata 44,524. Untuk nilai gain kelas eksperimen termasuk dalam kategori sedang dengan nilai rerata 0,41. Sedangkan untuk nilai gain berkelompok menunjukan nilai gain tertinggi pada kelompok Tinggi memperoleh 0,78. Sehingga peningkatan nilai gain pada kemampuan berpikir kreatif matematis kelas eksperimen lebih baik, artinya pembelajaran menggunakan pendekatan problem based learning sebagai perlakuan pada kelas eksperimen memliki pengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis.

(6)

Lilis Haerani,2015

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM KONSEP BANGUN RUANG PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Lilis Haerani (2015). Effect of Effect of Problem Based Learning Approach Against Ability Creative Thinking Mathematically (Experimental Study on the Class IV Elementary School 2 District of Serang Serang, Serang City)

In an age of today's technology, the ability to think creatively so intended that the students agreed with the changes life growing obstacles. However, the teaching of mathematics in schools today is not so promising in developing creative thinking abilities, especially in children age 7 to 12 years. Revealed an increase in the ability of creative thinking mathematically treated with problem-based learning and normal learning is the focus of this study. Knowing that the problem-based learning approach to creative thinking abilities undertakes mathematical mastery learning, both individually and classical. Quasi experiments with samples fourth grade students of State Elementary School District and the City 2 Serang Serang a major part in the conduct of research. Processed data in this study using SPSS 20.0. based on the results of the analysis of the study showed that the average value of the initial test ekesperimen class is 42.97, after receiving treatment with problem based learning approach learning is 67.03. So there is an increase of 24%, meaning that there is the effect of treatment on the ability of creative thinking mathematically. In addition the results of this experimental research data obtained among normal and homogeneous both on initial tests and the final test. Obtaining t test at the end of the test with a significance value < 0.05 is 0.000 indicates the value achieved by students at the end of the test t test has a different average value. In the Scheffe test the highest average value was obtained with the High-Low which shows the value of the average difference 44.524. In order to gain experimental class values included in the medium category with a mean value of 0.41. As for the value of the gain group showed the highest gain value in the group gained 0.78 High. Thus increasing the value of the gain in the ability to think creatively mathematical experimental class better, it means learning using problem-based learning as a treatment in the experimental class possess an influence on the ability of creative thinking mathematically.

(7)

Lilis Haerani

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM KONSEP BANGUN RUANG PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

JUDUL PENELITIAN

LEMBAR PENGESHAN

LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTRA DIAGRAM ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 4

F. Definisi Oprasional ... 5

G. Hipotesis Penelitian ... 6

H. Sistematika Penulisan Skripsi ... 6

BAB II PEMBAHASAN ... 8

A. Pengaruh Pendekatan Problem Based Learning ... 8

B. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis ... 14

C. Konsep Bangun Ruang di Kelas IV Semester 2... 17

D. Penelitian yang Relevan ... 18

E. Kerangka Berpikir ... 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 22

(8)

Lilis Haerani

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM KONSEP BANGUN RUANG PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Desain Penelitian ... 23

C. Lokasi, Subjek, Populasi dan Sample Penelitian ... 25

D. Instrumen Penelitian ... 27

E. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data ... 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 40

A. Hasil Penelitian ... 40

B. Pembahasan Penelitian ... 75

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 83

A. Simpulan ... 83

B. Saran ... 84

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(9)

Lilis Haerani

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM KONSEP BANGUN RUANG PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sintaksi Pembelajaran PBL ... 12

Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 23

Tabel 3.2 Validitas Muka ... 29

Tabel 3.3 Validitas Isi ... 30

Tabel 3.4 Instrumen Tes ... 31

Tabel 3.5 Pensekoran Angket Skala Sikap ... 32

Tabel 3.6 Angket Skala Sikap ... 33

Tabel 3.7 Interpretasi N-Gain ... 37

Tabel 3.8 Kriteria Presentase Skala Sikap ... 39

Tabel 4.1 Nilai Uji Tes Awal Kelas Eksperimen ... 42

Tabel 4.2 Nilai Uji Tes Awal Kelas Kontrol ... 43

Tabel 4.3 Analisis Deskritif Tes Awal ... 44

Tabel 4.4 Uji Normalitas Tes Awal ... 45

Tabel 4.5 Uji Homogenitas Tes Awal ... 48

Tabel 4.6 Independent Sample Tes Awal ... 49

Tabel 4.7 Nilai Uji Tes Akhir Kelas Eksperimen ... 50

Tabel 4.8 Nilai Uji Tes Akhir Kelas Kontrol ... 52

Tabel 4.9 Analisis Deskritif Tes Akhir ... 53

Tabel 4.10 Uji Normalitas Tes Akahir ... 54

Tabel 4.11 Uji Homogenitas Tes Akhir ... 57

(10)

Lilis Haerani

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM KONSEP BANGUN RUANG PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.13 Pengelompokan Kelas Eksperimen ... 59

Tabel 4.14 Kelas Eksperimen Kategori Rendah-Sedang-Tinggi ... 61

Tabel 4.15 Perbandingan Nilai Rata-Rata Sub Kelas Eksperimen dan Kontrol .. 62

Tabel 4.16 Hasil Uji One Way Anova Tes Akhir ... 63

Tabel 4.17 Nilai Uji Scheffe Tes Akhir ... 65

Tabel 4.18 N-Gain Individu Kelas Eksperimen ... 67

Tabel 4.19 Jumlah Klasifikasi Gain Kelas Eksperimen ... 68

Tabel 4.20 N-Gain Kelompok Kelas Eksperimen ... 68

Tabel 4.21 N-Gain Individu Kelas Kontrol ... 69

Tabel 4.22 Jumlah Klasifikasi Gain Kelas Kontrol ... 70

Tabel 4.23 N-Gain Kelompok Kelas Kontrol ... 70

Tabel 4.24 Deskritif N-Gain ... 72

Tabel 4.25 Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran Menggunakan Pendekatan PBL ... 73

Tabel 4.26 Sikap Siswa Terhadap Soal Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis ... 75

(11)

Lilis Haerani

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM KONSEP BANGUN RUANG PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 3.1 Alur Penelitian ... 24

Diagram 4.1 Nilai Uji Tes Awal Kelas Eksperimen ... 43

Diagram 4.2 Nilai Uji Tes Awal Kelas Kontrol ... 44

Diagram 4.3 Plots Uji Tes Awal Kelas Eksperimen ... 46

Diagram 4.4 Plots Uji Tes Awal Kelas Kontrol ... 47

Diagram 4.5 Nilai Uji Tes Akhir Kelas Eksperimen ... 51

Diagram 4.6 Nilai Uji Tes Akhir Kelas Kontrol ... 52

Diagram 4.7 Plots Uji Tes Akhir Kelas Eksperimen ... 55

(12)

Lilis Haerani

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM KONSEP BANGUN RUANG PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kubus Dan Balok ... 17

Gambar 4.1 Guru Melakukan Apresepsi Dan Motivasi ... 77

Gambar 4.2 Guru Memberikan Permasalahan Dalam Pembelajaran ... 77

Gambar 4.3 Proses Pengerjaan LKS Secara Kelompok ... 78

Gambar 4.4 Guru Memberikan Bantuan Kepada Kelompok Yang Mengalami Kesulitan ... 78

(13)

Lilis Haerani

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM KONSEP BANGUN RUANG PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

A1 RPP Pendekatan Problem Based Learning A2 RPP Pembelajaran Konvensional

LAMPIRAN B INSTRUMEN PENELITIAN

B1 Instrumen Soal Tes Awal dan Tes Akhir B2 Instrumen Angket Skala Sikap Siswa B3 Instrumen LKS

LAMPIRAN C DATA HASIL PENELITIAN

(14)

Lilis Haerani

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM KONSEP BANGUN RUANG PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C2 Hasil Tes Awal Kelas Kontrol (Tertinggi dan Terrendah) C3 Hasil Tes Akhir Kelas Eksperimen (Tertinggi dan Terrendah) C4 Hasil Tes Akhir Kelas Kontrol (Tertinggi dan Terrendah) C5 Hasil Angket

C6 Hasil LKS

LAMPIRAN D PENGOLAHAN DATA HASIL TES AWAL

D1 Hasil Tes Awal Kelas Eksperimen D2 Hasil Tes Awal Kelas Kontrol D3 Deskritif Statistik

D4 Uji Normalitas D5 Uji Homogenitas

D6 Uji t

LAMPIRAN E PENGOLAHAN DATA HASIL TES AKHIR

E1 Hasil Tes Akhir Kelas Eksperimen E2 Hasil Tes Akhir Kelas Kontrol E3 Deskritif Statistik

E4 Uji Normalitas E5 Uji Homogenitas E6 Uji t

E7 Uji One Way Anova E8 Uji Scheffe

LAMPIRAN F PENGOLAHAN DATA N-GAIN

F1 Hasil N-Gain Individu Kelas Eksperimen F2 Hasil N-Gain Individu Kelas Kontrol F3 Hasil N-Gain Kelompok Kelas Eksperimen F4 Hasil N-Gain Kelompok Kelas Kontrol F5 Deskritif Statistik

F6 Pengelompokan Kelas Kontrol

(15)

Lilis Haerani

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM KONSEP BANGUN RUANG PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LAMPIRAN SURAT KETERANGAN OBSERVASI

(16)

Lilis Haerani,2016

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM KONSEP BANGUN RUANG PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran merupakan perpaduan dari dua aktivitas belajar dan mengajar. Aktivitas belajar lebih menjurus kepada siswa yang banyak melakukan kegiatan belajar, sedangkan mengajar secara instruksional dilakukan oleh guru yang memberikan arahan dan tuntunan agar anak mampu memahami materi yang diberikan. Menurut Dimyati (dalam Susanto 2014, hlm. 186) menyatakan bahwa : “pembelajaran adalah kegiatan guru terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara

aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar”, permbelajaran berarti aktivitas guru dalam merancang bahan pengajaran agar proses

pembelajaran dapat berlangsung secara efektif, yakni siswa dapat belajar secara aktif dan bermakna. Salah satu pembelajaran penting yang diajarkan di sekolah adalah pembelajaran matematika.

Lebih lanjut Susanto (2014, hlm. 186) menjelaskan bahwa :

“Pembelajaran matematika adalah suatu proses belajar mengajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir siswa yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkontruksi pengetahuan baru sebagai upaya mengingkatkan penguasaan yang baik terhadap materi matematika”.

(17)

Lilis Haerani,2016

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM KONSEP BANGUN RUANG PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2 2

(18)

3

Lilis Haerani,2016

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM KONSEP BANGUN RUANG PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3

kemampuan matematis yang dapat berkembang dengan belajar matematika salah satunya dengan kemampuan berpikir kreatif matematis.

Torrance (dalam Budiman, 2011, hlm 2) mendefinisikan secara umum kreativitas sebagai : “proses dalam memahami sebuah masalah, mencari solusi-solusi yang mungkin, menarik hipotesis, menguji dan mengevaluasi, serta mengkomunikasikan hasilnya kepada orang lain”, dalam prosesnya, hasil kreativitas meliputi ide-ide yang baru, cara pandang berbeda, memecahkan rantai permasalahan, mengkombinasikan kembali gagasan-gagasan atau melihat hubungan baru di antara gagasan-gagasan-gagasan-gagasan tersebut.

Torrance menggambarkan empat komponen kreativitas yaitu: (1) Kelancaran (fluency) yaitu mempunyai banyak gagasan dalam berbagai

kategori; (2) Keluwesan (flexibility) mempunyai gagasan-gagasan yang beragam; (3) Keaslian (originality) yaitu mempunyai gagasan-gagasan baru

untuk memecahkan persoalan; (4) Elaborasi (elaboration) yaitu mampu mengembangkan gagasan untuk memecahkan masalah secara rinci.

(19)

4

Lilis Haerani,2016

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM KONSEP BANGUN RUANG PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

Akan tetapi siswa akan sulit mengembangkan kemampuan berpikir kreatif jika pembelajaran masih bersifat konvensional, dimana guru menjadi pusat pembelajaran dan siswa hanya menerima pembelajaran secara pasif. Untuk itu diperlukan suatu pendekatan pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif matematis. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat membantu anak untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif adalah dengan pendekatan problem based

learning. Hal ini sejalan dengan pengertian yang dikemukakan oleh Thomas

(dalam Budiman, 2011, hlm. 3) yang menyatakan bahwa : “pembelajaran berbasis masalah ini dimulai dengan sebuah masalah yang harus dipecahkan, maka siswa diarahkan untuk memiliki kemampuan berpikir kreatif”,

pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah ada dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang

dunia sosial dan sekitarnya.

Dengan penerapan pendekatan problem based learning siswa diharapkan mampu membangun suatu keterampilan dalam menentukan langkah tepat untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi terutama keterampilan berpikir kreatif dalam menyelesaikan permasalahan yang di milikinya. Oleh sebab itu peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang seberapa besar pengaruh pedekatan problem based learning terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa SD. Sehingga hal itu mendorong peneliti untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh pendekatan Problem Based Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Dalam Konsep

Bangun Ruang Pada Siswa Sekolah Dasar”.

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah pada penelitian “Pengaruh Pendekatan Problem Based Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Pada Siswa Sekolah

(20)

5

Lilis Haerani,2016

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM KONSEP BANGUN RUANG PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

1. Siswa kesulitan dalam memahami materi bangun ruang dan jaring-jaring bangun ruang secara optimal.

2. Pembelajaran yang masih bersifat konvensional, dimana guru menjadi pusat pembelajaran dan siswa hanya menerima pembelajaran secara pasif. 3. Rendahnya kemampuan berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan

permasalahan.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Adakah pengaruh pendekatan problem based learning (PBL) terhadap

kemampuan berpikir kreatif matematis?

2. Bagaimana hasil kemampuan berpikir kreatif matematis dalam materi

konsep bangun ruang?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Ingin memperoleh data tentang pengaruh pembelajaran dengan pendekatan

problem based learning (PBL) terhadap kemampuan berpikir kreatif

matematis.

2. Ingin memperoleh data tentang hasil kemampuan berpikir kreatif matematis dalam materi konsep bangun ruang.

E. Manfaat Penelitian

(21)

6

Lilis Haerani,2016

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM KONSEP BANGUN RUANG PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

1. Bagi peneliti: Dapat menambah wawasan dan pengetahuan baru supaya dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa dengan penggunaan pendekatan pembelajaran problem based learning (PBL), serta untuk proses menjadi guru yang profesional dan mendapatkan pembelajaran bagaimana memahami setiap kesulitan anak dalam pembelajaran khususnya pembelajaran matematika.

2. Bagi guru: dengan penelitian ini diharapkan membantu dosen untuk mengetahui penggunaan pendekatan problem based learning (PBL) secara nyata dilapangannya atau di sekolah dasar terutama pengaruhnya terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa SD.

3. Bagi siswa: manfaat penelitian bagi siswa yaitu menambah pengetahuan

dan pemahaman siswa dalam pembelajaran matematika, meningkatkan penguasaan materi, meningkatkan berikir kreatif siswa, terutama

meningkatkan kemampuan dalam menerapkan berbagai konsep matematika khususnya konsep bangun ruang. Serta memiliki sikap aktif ingin tahu, tekun, terbuka, kritis, bertanggung jawab, bekerja sama dan mandiri.

4. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk penulisan penelitian yang sejenis.

F. Definisi Operasional

Terdapat beberapa defenisi operasional yang akan di ketahui dalam penelitian ini agar tidak ada kekeliruan dan kesalahpahaman dalam memaknai penelitian yang akan peneliti laksanakan. Tentu saja definisi operasional dalam penelitian ini mengacu pada judul yang sudah peneliti ambil, definisi-definisi tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Pendekatan Problem Based Learning

(22)

7

Lilis Haerani,2016

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM KONSEP BANGUN RUANG PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7

memberikan rangsangan agar terjadi kegiatan belajar. Dengan permasalahan yang dihadapi, siswa diharapkan mampu melakukan langkah-langkah yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Sehingga dengan siswa menyelesaikan permasalahan yang ada maka akan terjadi proses belajar yang bermakna di dalamnya.

2. Kemampuan Berpikir Kreatif

Kemampuan berpikir keratif itu sendiri adalah salah suatu kemampuan berpikir tingkat tinggi yang perlu dimilki oleh siswa, karena suatu pemikiran keratif akan membantu siswa dalam menganalisis secara luas akan pengetahuan yang didapatnya untuk menemukan jawaban-jawaban yang dapat diterima dengan logis oleh akal pemikiran. Jika

siswa SD sudah memiliki kemampuan berpikir kreatif yang baik, maka anak akan mudah menyerap dan menerima generalisasi-generalisasi

pengetahuan di jenjang selanjutnya. 3. Konsep Bangun Ruang

Bahan ajar atau materi yang akan digunakan dalam penelitian pengaruh pendekatan probelem based learning terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis adalah materi konsep bangun ruang pada siswa kelas IV SD di semester 2. Adapun pengertian tentang bangun ruang itu sendiri adalah bagian ruang yang dibatasi oleh himpunan titik-titik yang terdapat pada seluruh permukaan bangun tersebut.

G. Hipotesis Penelitian

Dari rumusan masalah yang telah dipaparkan didalam bab 1, bahwa hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Ho : Tidak terdapat pengaruh pendekatan Problem Based Learning

(23)

8

Lilis Haerani,2016

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM KONSEP BANGUN RUANG PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8

2. Ha : Terdapat pengaruh pendekatan Problem Based Learning terhadap

kemampuan berpikir kreatif matematis dalam konsep bangun ruang pada siswa sekolah dasar.

H. Sistematika Penulisan Skripsi

Sistematika penulisan skripsi ini berisi rincian tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian bab dalam skripsi, mulai dari bab 1 hingga bab terakhir. Dalam penelitian ini, memiliki susunan sesuai dengan Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia 2014. Berikut sistematika penulisan penelitiannya :

a. Bab I Pendahuluan

Pada bab I dalam penelitian ini terdiri dari : latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, hipotesis penelitian dan sistematika penulisan skripsi.

b. Bab II Kajian Pustaka

Pada bab II dalam penelitian ini terdiri dari : kajian pustaka dan kerangka pemikiran.

c. Bab III Metode Penelitian

Pada bab III berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian, termasuk beberapa komponen lainnya, yaitu : lokasi dan subjek populasi / sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrument penelitian, proses pengembangan instrument, teknik pengumpulan data, serta analisis data.

d. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

(24)

9

Lilis Haerani,2016

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM KONSEP BANGUN RUANG PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

9

dengan masalah penelitian yang diambil, pertanyaan penelitian, hipotesis, tujuan penelitian. Dan pambahasan atau analisis temuan.

e. Bab V simpulan dan Saran

Bab simpulan dan saran menyajikan rangkuman penting dari hasil penelitian yang sudah didapatkan dan memuat beberapa saran yang membangun untuk hal baik ke depannya.

(25)

Lilis Haerani,2015

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM KONSEP BANGUN RUANG PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian merupakan sebuah proses pengembangan atau pembuktian akan sesuatu masalah yang baru ditemukan untuk menyelesaikan permasalahnnya dengan cara tertentu atau sebuah pengembangan dari masalah yang ada dengan cara yang berbeda. Sebuah penelitian tidak luput dari sebuah metode dalam penyelesaiannya, untuk itu dalam sebuah penelitian dibutuhkan sebuah penanganan agar mampu mengembangkan dan menyelesaikan permaslaahan yang ditemukan. Sugiyono (2012, hlm.

3) mengemukakan bahwa : “Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.

Dalam melakukan suatu penelitian, terlebih dahulu harus mendapatkan data yang valid. Untuk itu diperlukan suatu metode penelitian yang menguji validitas data.

(26)

23

Lilis Haerani,2015

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM KONSEP BANGUN RUANG PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

23

yang diperoleh dari kelas eksperimen akan terlihat jelas pengaruhnya karena dibandingkan dengan kelas kontrol.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk

Nonequivalent Control Group design. Menurut Sugiyono (2012, hlm.

114) desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-veriabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Nonequivalent Control Group design memiliki kelas kontrol dan kelas eksperimen yang tidak dipilih secara random. Penelitian ini dilakukan pada dua kelompok siswa yang terdapat dalam dua kelas yang berbeda dan akan diberi perlakukan yang berbeda.

Kelompok eksperimen akan diberikan pembelajaran dengan pendekatan

problem based learning, sedangkan kelompok kontrol menggunakan

penerapan pembelajaran konvensional.

Desain penelitian quasi eksperimen bentuk Nonequivalent Control

Group design ditunjukan sebagai berikut (Sugiyono, 2012, hlm. 116).

Dapat diilustrasikan dalam tabel dibawah ini: Tabel 3.1

X1 : Perlakuan menggunakan Pendekatan Problem Based Learning

X2 : Perlakuan berupa pembelajaran konvensional

O1 : Tes awal

(27)

24

Lilis Haerani,2015

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM KONSEP BANGUN RUANG PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

24

Alur penelitian merupakan langkah-langkah atau proses yang harus dilalui dalam melaksanakan penelitian ini. Adapun langkah-langkah penelitian yang akan dilaksanakan seperti pada diagram dibawah ini.

Diagram 3.1

Alur Penelitian.

Identifikasi Masalah

Rumusan Masalah

Menyusun Instrumen Penelitian

Kelas Dengan Pembelajaran Konvensional

Kelas dengan pembelajaran

Problem Based Learning

Pretes Kelas Kontrol Pretes Kelas Eksperimen

Analisis Data Pengumpulan Data

(28)

25

Lilis Haerani,2015

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM KONSEP BANGUN RUANG PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

25

Penjelasan dari langkah-langkah penelitian diatas adalah proses yang telah dilakukan peneliti dalam melakukan identifikasi masalah terlebih dulu untuk menemukan sebuah permasalahan. Kemudian dari identifikasi masalah, peneliti mulai merumuskan masalah dan melihat variabel yang dapat digunakan dalam menentukan judul dalam penelitian. Kemudian peneliti mulai menyusun penelitian dengan menerima beberapa bimbingan dari dosen pembimbing. Selanjutnya peneliti mulai membuat instrumen penelitian dari mulai soal tes, kisi-kisi, alat peraga hingga RPP untuk

pembelajaran di kelas. Kemudian peneliti mulai memberikan test awal (pretes) kepada dua kelas yakni kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Setelah melakukan test awal peneliti mulai melaksanakan proses pembelajaran di kelas eksperimen dengan pendekatan problem based

learning dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional.

Selanjutnya untuk memperoleh hasil atau pengaruh dari proses pembelajaran di dua kelas yang berbeda, peneliti mulai memberikan postes sebagai evaluasi akhir. Peneliti mulai melakukan pengumpulan data yang sudah didapatkan dan dilaksanakan untuk di analisis hingga menemukan kesimpulan yang tepat dari hasil pengolahan data dan analisi data tersebut. C. Lokasi, Subjek, Populasi dan Sample Penelitian

1. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Serang 2, yang beralamat di jalan Ki Mas Jong No. 01 Kecamatan Serang, Kota Serang. Alasan memilih sekolah ini, karena jaraknya yang cukup dekat dengan kampus UPI Serang dan berada di wilayah Serang yang tidak jauh dari tempat tinggal peneliti sehingga mudah untuk dijangkau, juga memudahkan dalam hal pengambilan data dan mengefisienkan waktu pelaksanaan penilitian.

(29)

26

Lilis Haerani,2015

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM KONSEP BANGUN RUANG PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

26 2. Subjek penelitian

Pemilihan SD Negeri Serang 2 sebagai lokasi penelitian dikarenakan ada beberapa alasan yang mempermudah dalam hal penelitian yang akan dilakukan. Diantaranya, kelas IV yang tedapat di SD tersebut memiliki dua kelas belajar atau paralel, yaitu kelas IV A dan IV B. Sehingga mempermudah penentuan kelas eksperimen dan kelas control. Dari data di atas, maka subjek yang dijadikan dalam penelitian ini adalah kelas IV A dan IV B. Dimana dalam kelas IV A berjumlah 32 siswa yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Sedangkan kelas IV B juga berjumlah 32 siswa yang terdiri 14 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan.

3. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek

yang mempunyai kulitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2012, hlm. 117). Kelas eksperimen dan kelas kontrol dipilih secara disengaja atas pertimbangan-pertimbangan tertentu yaitu:

1) Variabel bebas : perlakukan yang diberikan kepada siswa (Problem Based Learning)

2) Variabel tekaitnya : kemampuan siswa yang diterliti (kemampuan berpikir kreatif).

Hal ini bertujuan untuk melihat pengaruh dan hubungan sebab akibat dari perlakukan terhadap variabel bebas dan hasil variabel terkait. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan perbandingan antara dua kelompok siswa yang terdapat dalam dua kelas yang berbeda yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan pertimbangan dan pemikiran inilah, dipilih populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri 2 Kota Serang.

(30)

27

Lilis Haerani,2015

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM KONSEP BANGUN RUANG PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

27

Sampel penelitian dari kelas yang tersedia, dengan teknik

Purposive Sampling atau sampel yang disengaja. Setelah menentukan

sampel kelas, kemudian membagi ke dalam kelas IV A sebagai kelas kontrol dan kelas IV B sebagai kelas eksperimen. Untuk kelas kontrol dalam penelitian ini menggunakan pendekatan yang biasa guru lakukan (konvensional) dan untuk kelas eksperimen dalam penelitian ini menggunakan problem based learning.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes dan angket. Instrumen tes untuk mengukur soal kemampuan berpikir kreatif matematis yang berbentuk uraian. Hal ini dilakukan untuk melihat

pengaruh kemampuan berpikir kreatif siswa dengan pendekatan problem

based learning. Sedangkan instrumen angket untuk mengukur sikap siswa

terhadap sesuatu yang hasilnya berupa sikap yang mendukung atau menolak.

Adapun penjelasan dari instrumen yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Instumen Data Tes

Instrumen tes kemampuan berpikir kreatif matematis dalam penelitian ini yaitu menggunakan pretes dan postest yang diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk melihat kemampuan awal dan pengetahun siswa pada materi konsep bangun ruang. Kemudian setelah mendapatkan hasil nilai pada pretes, barulah siswa diberikan perlakukan pembelajaran atau treatment yang berbeda dengan kelas eksperimen menggunakan pendekatan problem based

learning sedangkan pada kelas kontrol dilakukan pembelajaran biasa

(31)

28

Lilis Haerani,2015

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM KONSEP BANGUN RUANG PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

28

berbentuk soal uraian dengan indikator pada kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diukur dari soal-soal yang diberikan meliputi kelancaran, keluwesan, keaslian, dan elaborasi.

Adapun dalam pengujian instrumen tes kemampuan berpikir kreatif matematis siswa haruslah menunjukan kesahihan atau validitas agar ketepatan tes dalam mengukur aspek-aspek materi. Dalam menentukan validitas suatu instrumen maka harus dicari nilai koefisien validitasnya terlebih dahulu. Koefisien validitas biasanya disebut juga harga korelasi atau korelasi product moment. Validitas tes dapat juga di ditentukan dengan perhitungan atau judgment. Validitas tes dihitung apabila dalam penelitian menggunakan tes

kemampuan awal atau soal uji coba. Akan tetapi karena penelitian ini tidak menggunakan soal uji coba sehingga validitas ditentukan dengan

perhitungan. Perhitungan dilakukan oleh sumber atau orang yang mengerti benar tentang matematika. Maka dari itu perhitungan pada penelitian ini dibantu oleh dosen matematika UPI yaitu Bapak Andika Arisetyawan yang bertindak sebagai dosen pembimbing dan guru kelas IV SD Negeri Serang 2 yang sudah berpengalaman baik dalam hal mengajar juga dalam memberikan soal dan materi yang baik untuk siswanya.

Adapun jenis validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas muka dan validitas isi, antara lain sebagai berikut:

a. Validitas muka

Validitas muka merupakan suatu alat evaluasi atau sering disebut pula sebagai validitas bentuk soal (pertanyaan-pertanyaan, suruhan) atau validitas tampilan, yaitu keabsahan susunan kalimat atau kata-kata dalam soal hingga jelas pengertiannya dan tidak menimbulkan persepsi lain.

(32)

29

Lilis Haerani,2015

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM KONSEP BANGUN RUANG PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

29

Bapak/Ibu menganggap soal tersebut tidak valid. Kemudian berikan komentar mengenai ketidakvalidan soal tersebut, dan berikan saran/perbaikan pada tempat yang telah disediakan dalam tabel. Soal dikatakan valid (dari segi validitas muka) jika telah memenuhi kriteria validitas muka, yakni apabila butir soal tersebut memiliki kejelasan dari segi bahasa atau redaksional.

Berikut ini adalah validitas isi yang sudah ditentukan dengan perhitungan atau judgment oleh dosen pembimbing dan juga guru kelas IV SD Negeri Serang 2.

Tabel 3.2

(33)

30

Lilis Haerani,2015

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM KONSEP BANGUN RUANG PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

30 b. Validitas isi

Validitas isi merupakan suatu alat evaluasi untuk menunjukan sejauh mana suatu tes mampu mengukur sample materi pelajaran atau perubahan prilaku hasil belajar secara representatif dari pengertahuan yang harus dikuasai.

Untuk mendapatkan soal yang sesuai dengan validitas muka dan isi, pembuatan soal dilakukan dengan bimbingan dari pembimbing dan dilakukan berdasarkan atas pertimbangan

(judgement) dari orang yang dianggap ahli dalam hal ini,

diantaranya adalah dosen pembimbing dan wali kelas IV. Untuk setiap butir soal, bubuhkan angka 1 pada tabel, jika Bapak/Ibu

menganggap soal tersebut valid. Bubuhkan angka 0 jika Bapak/Ibu menganggap soal tersebut tidak valid. Kemudian berikan komentar

mengenai ketidakvalidan soal tersebut, dan berikan saran/perbaikan pada tempat yang telah disediakan dalam tabel.

Soal dikatakan valid jika butir soal tersebut telah sesuai dengan:

1) Materi pokok yang diberikan. 2) Indikator pencapaian hasil belajar.

3) Aspek kemampuan berpikir kreatif matematik. 4) Tingkat kesukaran untuk siswa kelas IV SD.

Tabel 3.3 memenuhi kriteria kemampuan berpikir matematis.

 Sudah memenuhi indikator kemampuan berpikir kreatif matematis dan materi

2. 1

(34)

31

Lilis Haerani,2015

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM KONSEP BANGUN RUANG PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

31

4. 1

pelajaran juga sudah sesuai.

 Sarannya, buat tampilannya menarik agar siswa senang mengerjakan soalnya.

Serang, 28 Maret 2015

Validator I Validator II

Yumnah, S. Pd. Dr. Andika Arisetyawan, M. Si.

Berikut instrumen soal tes yang sudah tervalid, dengan penambahan beberapa gambar bangun ruang untuk mempermudah siswa, dan perubahan beberapa kata seperti pada soal nomor 4 misal dari mencari persama diganti dengan perbedaan. Dan berikut instrumen soal tes yang sudah divalid oleh dosen pembimbing dan guru wali kelas IV SDN Serang 2 :

Doni memiliki barang-barang berikut di rumahnya.

a. Barang-barang milik Doni di atas berbentuk bangun ruang apakah? (kubus)

(35)

32

Lilis Haerani,2015

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM KONSEP BANGUN RUANG PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

32

.

2. Instrumen Data Angket

Instrumen data kualitatif dalam penelitian ini menggunakan Angket Skala Sikap. Anget dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur sikap atau respon seseorang terhadap sesuatu yang hasilnya dapat berupa persetujuan atau penolakan. Pengisian angket ini hanya dilakukan pada kelas eksperimen untuk melihat dan mengetahui respon siswa pada pembelajaran problem based learning yang sudah dilaksanakan. Selain itu pengisian angket atau skala sikap ini

dilakukan setelah siswa melakukan postest sebagai akhir pengukuran nilai.

a. Berbentuk apakah pasta gigi yang Shizuka beli ? (Balok)

b. Berbentuk bangun datar apakah sisi-sisi kotak pasta gigi Shizuka? (Persegi

b. Buatlah 2 jaring-jaring balok yang berbeda-beda?

Di rumah pak Sule, Risma memperhatikan kardus yang berbentuk kubus dan balok!

Dari bentuk kubus dan balok di samping, dapatkah kita membantu Risma menemukan perbedaan keduanya? Apakah perbedaan kubus dan balok itu?

Jawab:

a. Kubus semua bentuk sisinya persegi, sedangkan Balok bentuk sisinya ada yang persegi dan persegi panjang.

b. Kubus memiliki panjang rusuk yang sama panjang, sedangkan balok memiliki panjang rusuk yang berbeda.

Sukar 30

(36)

33

Lilis Haerani,2015

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM KONSEP BANGUN RUANG PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

33

Jenis angket skala sikap yang digunakan ini dalam penelitian ini adalah skala likert dengan angket skala sikap yang terdiri dari dua pernyataan yaitu pernyataan positif dan pernyataan negatif. Skala likert menurut Sugiyono (2012, hlm. 134) bahwa skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Skala likert ini terdiri dari 4 point yaitu SS (sangat setuju), S (setuju), TS (tidak setuju), STS (sangat tidak setuju).

Tabel 3.5

Penskoran Angket Skala Sikap

Pernyataan Skor tiap pilihan

SS S TS STS

Positif 4 3 2 1

Negatif 1 2 3 4

Berikut pertanyan-pertanyaan yang terdapat di angket penelitian

berkaitan dengan pengaruh problem based learning terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis:

Tabel 3.6

Angket Skala Sikap

No. Pernyataan Jawaban

SS S TS STS

1. Saya menyukai proses pembelajaran matematika

2. LKS yang disusun sesuai dengan pembelajaran matematika yang sedang dipelajari

(37)

34

Lilis Haerani,2015

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM KONSEP BANGUN RUANG PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

34

4. Soal-soal yang diberikan membantu proses berpikir saya

5. Belajar matematika menggunakan LKS membuat saya bingung

6. Belajar matematika membosankan

7. Saya tidak suka menyelesaikan soal-soal menggunakna langkah-langkah penyelesaian 8. Ketika di rumah saya tidak mempelajari kembali

pelajaran yang sudah diajarkan di sekolah 9. Soal-soal yang diberikan sulit untuk dikerjakan

10. Saya bersungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran matematika di kelas

E. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data

1. Teknik pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan secara bertahap pada setiap penelitian. Pada penelitian ini digunakan instrumen tes dan angket skala sikap, instrumen tes berupa pretest dan post test sedangkan untuk instrumen non-tes berupa angket skala sikap siswa. Untuk pengumpulan data pretes dan postes dilakukan di kelas eksperimen dan kelas kontol untuk melihat bagaimana perbedaan kemampuan berpikir kreatif matematis dalam hasil yang diperoleh dari kedua kelas tersebut. Sedangkan untuk pengumpulan data non-tes, peneliti menyiapkan. Untuk angket skala sikap dilakukan di kelas eksperimen untuk melihat respon siswa

terhadap problem based learning.

2. Teknik Pengolahan Data

(38)

35

Lilis Haerani,2015

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM KONSEP BANGUN RUANG PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

35 a. Pengolahan Data Tes

Pada pengolahan data kuantitatif dilakukan dengan cara uji statistik terhadap data pretes, postes, dan gain ternormalisasi. Analisis data ini dilakukan dengan bantuan sofware SPSS (statistical product and service solustion) 20.0 for windows. Untuk langkah-langkah pengolahan data kuantitatif ini dilakukan pengolahan sebagai berikut:

1) Analisis statistik deskritif

Analisis statistik deskritif menurut Sugiyono (2012, hlm. 207) yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang

telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau

generalisasi. Pada penelitian ini analisis statistik deskritif, dilakukan untuk mengetahui nilai minimum, maksimum, mean, simpangan baku dan standar deviasi dari data yang sudah didapatkan.

2) Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan agar data yang diperoleh dapat terlihat berdistribusi normal atau tidak. Maksud dari kata normal tersebut adalah apakah sebaran data siswa yang diperoleh mendapatkan nilai tinggi, sedang dan rendah. Dalam hal ini uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelas sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak, menggunakan uji shapiro – wilk dengan

menggunakan ketentuan nilai yaitu:

Sig > 0,05, maka Ho diterima, dimana data berdistribusi normal.

Sig ≤ 0,05, maka Ho ditolak, dimana data tidak berdistribusi

(39)

36

Lilis Haerani,2015

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM KONSEP BANGUN RUANG PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

36

Adapun untuk mengetahui hasil uji normalitas antara kelas ekperimen dan kelas kontrol, dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan software Statistics Passage for

the Social Science (SPSS) 20.0 for windows.

3) Uji Homogenitas Variansi

Pengujian homogenitas dilakukan setelah data uji normalitas menunjukan bahwa data berdistribusi normal. Uji homogenitas variansi ini dilakukan untuk mengetahui apakah kelompok kelas eksperimen dan kelompok kelas kontrol memiliki variansi yang homogen. Uji homogenitas data yang digunakan yaitu Uji Levene’s (levene test) dengan uji

Hipotesisnya yaitu: (Sugiyono, 2010, hlm. 163). Ho = kedua varians sama (homogen)

Ha = kedua varians berbeda (heterogen)

Kaidah pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: a) Jika Sig. > 0,05. Maka Ho diterima

b) Jika Sig. < 0,05. Maka Ha ditolak

Untuk mengetahui hasil uji homogenitas antara kelas ekperimen dan kelas kontrol, dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan software Statistics Passage for

the Social Science (SPSS) 20.0 for windows.

4) Uji Perbedaan dua Rata-rata

(40)

37

Lilis Haerani,2015

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM KONSEP BANGUN RUANG PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

37

yang homogen, maka pengujian dilakukan dengan uji t (Independent Sample Test) dengan asumsi bahwa varians tidak homogen. Perhitungan uji t dalam penelitian ini, akan diperoleh menggunakan software untuk menghitung data statistik, yaitu program SPSS 20.0 setelah mengatahui normalitas dan homogenitas datanya,dengan cara memasukan input atau data yang akan diolah pada cell baru (variabel view) kemudian pilih analisis compare means dan independent–samples t test.

Setelah dimasukan data pada variebel view maka akan keluar

output berupa tabel uji t.

Apabila mencari uji perbedaan dua rata-rata secara manual

maka langkah uji t nya yaitu sebagai berikut : (Riduwan, 2010, hlm. 207)

a) Buatlah Ho dan Ha dalam uraian kalimat

b) Buatlah Ho dan Ha dalam model statistik

c) Mencari thitung

d) Tentukan taraf signifikasinya, misal α = 0,05 atau α = 0,01, kemudian cari ttabel dengan ketentuan db = n-1

e) Bandingkan antara thitung dengan ttabel kemudian buat

kesimpulan.

Adapun rumusnya yaitu:

S =√

Setelah nilai S diperoleh, selanjutnya mencari nilai thitung

dengan uji statistik, berikut rumusnya:

thitung =

Rumusan hipotesis yang diakukan yaitu:

Ho : Tidak terdapat pengaruh pendekatan Problem Based

(41)

38

Lilis Haerani,2015

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM KONSEP BANGUN RUANG PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

38

matematis dalam konsep bangun ruang pada siswa sekolah dasar.

Ha : Terdapat pengaruh pendekatan Problem Based

Learning terhadap kemampuan berpikir kreatif

matematis dalam konsep bangun ruang pada siswa

yang diberikan problem based learning.

μ2 : rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

yang diberikan pembelajaran konvensional. 5) Analisis Data Indeks Gain

Analisis data indeks gain ini bertujuan untuk melihat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Mengambil pengolahan data pretes dan postes sehingga menjadi data gain dengan menggunakan rumus indeks gains sebagai berikut: Meltzer (dalam Herviani, 2014, hlm. 40)

%

Untuk mellihat tinggi rendahnya N-Gain siswa, maka sebagai acuan menggunakan tabel yang tertera di bawah ini.

Tabel 3.7

(42)

39

Lilis Haerani,2015

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM KONSEP BANGUN RUANG PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

39

Gain Kategori

g > 0,7 gain tinggi

0,3 < g ≤0,7 gain sedang

g ≤ 0,3 gain rendah

b. Pengolahan Data Angket

Angket skala sikap diberikan pada akhir penelitian, adapun data yang dikumpulkan dari skala sikap kemudian dianalisis dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

1) Setelah pelaksanaan uji postes, siswa langsung diberikan seperangkat tes skala sikap atau angket.

2) Setiap butir skala sikap yang terkumpul kemudian merata jumlah siswa yang menjawab SS, S, TS, atau STS dihitung, cara ini bertujuan untuk menemukan dan mengungkap kecendrungan pilihan siswa secara umum.

3) Tingkat persetujuan siswa untuk masing-masing point

dihitung. Data ini akan mengungkapkan kecendrungan persetujuan siswa secara umum. Cara menentukan tingkat persetujuannya adalah sebagai berikut (Riduwan, 2008, hlm. 40):

Tingkat persetujuan =

n1= banyaknya siswa yang menjawab skor 4

n2 = banyaknya siswa yang menjawab skor 3

n3= banyaknya siswa yang menjawab skor 2

n4= banyaknya siswa yang menjawab skor 1

4) Data hasil angket ini kemudian dibuat bentuk persentase

(43)

40

Lilis Haerani,2015

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM KONSEP BANGUN RUANG PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

40 P =

Keterangan:

P = Persentase jawaban

n1 = banyaknya siswa yang menjawab skor 4

n2 = banyaknya siswa yang menjawab skor 3

n3 = banyaknya siswa yang menjawab skor 2

n4 = banyaknya siswa yang menjawab skor 1

Skor Ideal = jumlah responden x skor maksimal = 32 x 4 = 128

Kemudian ditafsirkan kedalam kriteria interpretasi skor. Berikut merupakan kriteria interpretasi skor (Riduwan, 2014, hlm. 43) :

Tabel 3.8

Kriteria Persentase Skala Sikap

Persentase Kriteria

0% - 20% Sangat lemah

21% - 40% Lemah

41% - 60% Cukup

61% - 80% Kuat

(44)

Lilis Haerani,2015

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM KONSEP BANGUN RUANG PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, serta melalui proses analisis data dan temuan yang diperoleh selama pelaksanaan penelitian di SDN Serang 2 Kecamatan Serang, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Analisis tes akhir kemampuan berpikir kreatif matematis antara kelas eksperimen yang mendapatkan pembelajaran menggunakan pendekatan

problem based learning dengan kelas kontrol yang mendapatkan

pembelajaran menggunakan pendekatan konvensional menunjukkan hasil yang berbeda secara signifikan. Hal ini ditunjukkan dari hasil rata-rata

kedua kelas yang berbeda menggunakan analisis uji-t setelah sebelumnya data hasil tes akhir tersebut berdistribusi normal dan memiliki variansi

homogenitas yang sama. Kemampuan berpikir kreatif matematis kelas eksperimen, mengalami peningkatan lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Rata-rata tes akhir dan juga hasil N-gain kelas eksperimen lebih besar dibandingkan nilai rata-rata dan N-gain kelas kontrol. Artinya pendekatan problem based learning telah mempengaruhi kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada kelas eksperimen, sehingga hasil akhir menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kreatif matematis kelas ekperimen yang mendapatkan pembelajaran menggunakan pendekatan

problem based learning lebih baik dibandingkan dengan siswa kelas kontrol

yang mendapatkan pembelajaran menggunakan pendekatan konvensional. 2. Keseluruhan sikap siswa pada kelas eksperimen memiliki tanggapan positif

(45)

84

Lilis Haerani,2015

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM KONSEP BANGUN RUANG PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang bersifat positif mendapatkan tingkat persetujuan yang positif pula, sedangkan pertanyaan yang bersifat negatif (tidak mendukung) mendapatkan tingkat persetujuan yang negatif.

B.Saran

Berdasarkan uraian hasil temuan pada penelitian serta kesimpulan yang telah dipaparkan di atas, dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut : 1. Hasil temuan dilapangan pada saat penelitian, menunjukkan bahwa perlu

adanya cara pembelajaran baru yang kreatif dan inovatif agar dapat meningkatkan minat siswa untuk belajar matematika. Mengingat penelitian ini menggunakan pendekatan problem based learning yang menunjukkan hasil lebih baik terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis jika

dibandingkan dengan pembelajaran biasa, maka disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk dapat mengaplikasikan dan mengembangkan kembali

pendekatan problem based learning dalam penelitian yang akan dilakuakn dan tentunya disesuaikan dengan materi yang akan diteliti pula.

2. Mengingat kemampuan berpikir kreatif matematis merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang sangat penting bagi siswa sekolah dasar dalam mengembangkan tingkat berpikirnya untuk menghadapi masalah-masalah dikehidupan sehari-harinya, maka perlu diadakan penelitian-penelitian lebih lanjut mengenai kemampuan berpikir kreatif matematis ini pada materi pembelajaran lainnya dengan pendekatan pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif.

(46)

Lilis Haerani,2015

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM KONSEP BANGUN RUANG PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Budiman, H. (2011). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif

Matematis Siswa Melalui Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Software Cabri 3d. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas

Pendidikan Indonesia, Bandung.

Dewanto, P.S. (2008). Peranan Kemampuan Akademik Awal, Self-Efficacy, Dan

Variable Nonkognitif Lain Terhadap Pencapaian Kemampuan Representasi Multipel Matematis Mahasiswa Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Jurnaal Educationist 2 (2), hlm. 123-133

Febrianto, A. (2012). Efektivitas Penggunaan Model Problem Based Learning

(PBL) dalam Pembelajaran Matematika Pada Siswa Kelas V SD Semester II Desa Depok Tahun Ajaran 2011/2012. (Skripsi). Sekolah Sarjana,

program studi pendidikn guru sekolah dasar FKIP-UKSW.

Heruman. (2007). Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Herviani, R. (2014). Pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan

kemampuan berpikir kritis. (Skripsi). Sekolah Sarjana, Universitas

Pendidikan Indonesia, Bandung.

Huda, M. (2014). Model – Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Khoiri dkk. (2013). Problem Based Learning Berbantuan Multimedia Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir

Kreatif. Unnes Journal of Matematic Education, 2 (1), hlm 115-121

Meltzer, D.F. (2002). The Relationship Between Mathematis Preparation And

Conceptual Learning Gain In Physics. American Journal Of Physics,70

(1), hlm 59-68.

Nugroho dkk. (2013). Keefektifan Pendekatan Problem Based Learning Terhadap

Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik. Unnes Journal of Matematic

Education, 2 (1), hlm 51-54.

(47)

Lilis Haerani,2015

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM KONSEP BANGUN RUANG PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Riduwan. (2008). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.

Sigit, W. (2013). Pembelajaran Konstruktivisme Teori dan Aplikasi Dalam

Pembentukan Karakter. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Supriadi. (2014). Kapita Selekta Matematika. Serang: UPI Kampus Serang

Susanto, A. (2014). Teori belajar dan pembelajaran di sekolah dasar. Jakarta: Kencana Perdana Media Group.

(48)

Lilis Haerani,2015

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM KONSEP BANGUN RUANG PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

RIWAYAT HIDUP PENULIS

1. Identitas Pribadi

Nama : Lilis Haerani

Tempat Tanggal Lahir : Pandeglang, 09 Juni 1993 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Hobi : Membaca Novel

Alamat : Desa Talagasari, Kp. Sodong Pintu, Kec Saketi, Kab Pandeglang

Nama Ayah : H. Encep Mujani

Nama Ibu : Hj. Haeriah

Anak Ke : 4 dari 4 bersaudara

Nama Kakak : Asep Setiawan, Dian Herawati, Ilan Hermilan

2. Riwayat Pendidikan

Tahun 2004 Lulus Sekolah Dasar Negeri Talagasari 2

(49)

Lilis Haerani,2015

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM KONSEP BANGUN RUANG PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar

Gambar 2.1 Kubus Dan Balok ..........................................................................
Tabel 3.1  Desain penelitian
Tabel 3.2 Validitas Muka
Tabel 3.3 Validitas Isi
+5

Referensi

Dokumen terkait

Proyek Bank Jabar Depok merupakan proyek re-built gedung dari Bank Jabar, gedung yang akan baru dibangun ini memiliki 4 lantai, Dengan lama pengerjaan selama 270 hari atau sekitar

3. Setiap kali diberi tugas rumah, rata-rata nilai siswa masih memperoleh nilai rendah, hal ini terlihat ketika diperiksa bersama-sama hanya 50% dari sebagian

PERSOALAN PEMENUHAN 24 JAM TATAP MUKA BAGI GURU AGAMA / PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN / KESENIAN DAN IPS SEBAGAI. PRASYARAT PENCAIRAN TUNJANGAN PROFESI MENDAPAT TINDAK LANJUT

Pengaruh realisasi APBD dan APBN yang lebih besar jika dibandingkan dengan triwulan I tahun 2017 sangat berdampak, sehingga terjadi peningkatan laju pertumbuhan

Krayan ( DAK SPKP &amp; Pendamping ) Pengawasan Konsultasi Supervisi Pembangunan Jalan Simpang Padat Karya - Kurid Kec. Krayan Pengawasan Konsultasi Supervisi Pembangunan

Sedangkan di Rusia untuk siswa pada kelas 1 sudah diberikan mata pelajaran dengan berbagai jenis mata pelajaran, hal tersebut diharapkan agar mampu memberikan

Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan..(. CONTOH

Dari grafik kekuatan memanjang di atas FPSO Kapal memiliki moment yang jauh lebih besar yaitu 417,11 ton.m sedangkan FPSO Silinder hanya 45,53 ton.m. Hal tersebut sesuai