• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS : Kuasi Eksperimen Siswa Kelas XI Pada Mata Pelajaran Geografi di SMAN 10 Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS : Kuasi Eksperimen Siswa Kelas XI Pada Mata Pelajaran Geografi di SMAN 10 Bandung."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS

(Kuasi Eksperimen Siswa Kelas XI Pada Mata Pelajaran Geografi di SMAN 10 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Pendidikan

dalam Bidang Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

oleh:

Adhitya Wibisono 1100837

DEPARTEMEN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

(Kuasi Eksperimen Siswa Kelas XI Pada Mata Pelajaran Geografi di SMAN 10 Bandung)

Oleh:

Adhitya Wibisono

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

pada Fakultas Ilmu Pendidikan

©Adhitya Wibisono 2015

Universitas Pendidkan Indonesia

Oktober 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

/

(4)
(5)

-Adhitya Wibisono,2015

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

Adhitya Wibisono

1100837

Abstrak

Penelitian ini berjudul “Efektifitas Penerapan Model Brain Based Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Sekolah Menegah Atas”. dilatarbelakangi oleh adanya permasalahan di lapangan mengenai kesenjangan hasil belajar siswa SMA yang memperlihatkan kurangnya kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran. Model brain based learning merupakan suatu model khusus untuk menilai potensi yang sesungguhnya dari otak dalam proses pembelajaran sehingga berdampak adanya peningkatan dalam hasil belajar siswa.

Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahuiperbedaanhasilbelajarmatapelajarangeografiantarasiswa yang diberi model brain

based learningdengansiswa yang diberi model konvensional yang dilihatdariranah

kognitif,afektif dan psikomotor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Quasi

Experiment dengantipeNon-Equivalen Control Group Design. Sampel dalam penelitian ini

yaitu siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 10 Kota Bandung yang diambil dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Pengumpulan data yang dilakukan yaitu menggunakan tes prestasi belajar dengan soal pilihan ganda dan format observasi. Metode penelitian ini dengan cara membagi siswa kedalam kelas kontrol dan kelas eksperimen sebelum diberikan perlakuan/treatment setiap kelas terlebih dahulu diberikan pretes lalu pemberian perlakuan/treatment dan pada tahap akhir diberikan postes untuk mengetahui perbedaan masing-masing kelas.Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil bahwa terdapatperbedaanhasilbelajargeografiantarasiswa yang diberi model brain based learningdengansiswa yang diberi model konvensionalpadamatapelajarangeografikelas XI.

Dari analisis data yaitu rekapitulasi peningkatan skor hasil belajar kognitif dengan gain <g> sebesar 0,62 dengan kategori sedang. Untuk hasil belajar ranah afektif siswa didapatkan dengan rata nilai pada kategori rendah dan hasil belajar ranah psikomotor dengan rata-rata nilai pada kategori sedang.

(6)

Adhitya Wibisono,2015

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

EFFECTIVENESS OFAPPLICATIONMODEL BRAIN BASED

LEARNINGAGAINSTTHE RESULT OF THE HIGH SCHOOL STUDENT LEARNING

Adhitya Wibisono

1100837

Abstract

The research titled “Effectiveness Of Application Model Brain Based Learning Against The

Result Of The High School Student Learning”. Motivated by the existence of problems in the field of the high school student learning outcomes disparitieswhich shows a lack of ability of the students in understanding the subject matter. Model brain based learning is a special model for assessingthe true potential of the brain in the learning processthat impacting the increase in student learning outcomes. This research aims to determine differences in learning outcomes of subjects geographyAmong the students were given a model of brain based learning with the students who were given conventional models that seen from the cognitive, affective and psychomotor. The method used in this study is Quasi Experiment with type Non-equivalent Control Group Design. The sample in this research is XI IPS class in SMAN 10 Bandung was taken using cluster random sampling technique. The data collection performed was used achievement test with multiple choice questions and observations format. This research method by dividing the students into the control class and experimental classbefore being given treatment of each class in advance given the pretestthen giving treatment / treatment and at the final stage given postest to know the differences of each class. Based on the results of the study showed that there are differences in geography learning outcomes among students who were given a model of brain-based learning with the students who were given conventional model on the subjects of geography XI class. From the data analysis that increased scores recapitulation cognitive learning outcomes with gain<g> at 0.62 with the medium category. For affective student learning outcomes obtained with an average value at low category and psychomotor learning outcomes with an average value at medium category.

(7)

Adhitya Wibisono,2015

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS

(8)

Adhitya Wibisono,2015

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah... 4

C. Batasan Masalah... 4

D. Rumusan Masalah... 5

E. Tujuan Penelitian... 6

F. Manfaat Hasil Penelitian... 6

G. Definisi Operasional...7

BAB II Kajian Pustaka...8

A. Model Brain Based Learning...8

B. Bagian Dari Otak...14

D. Domain Hasil Belajar... 17

1. Domain Kognitif... 17

2. Domain Afektif... 18

3. Domain Psikomotor... 19

E. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar... 20

1. Faktor Internal... 20

2. Faktor Eksternal... 21

F. Mata Pelajaran Geografi... 22

1. Hakikat Geografi... 22

2. Pembelajaran Geografi...23

G. Penelitian Terdahulu... 24

(9)

Adhitya Wibisono,2015

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A. Lokasi dan Waktu Penelitian... 25

1. Lokasi Penelitian... 25

2. Waktu Penelitian... 25

3. Sejarah Singkat Berdirinya Sekolah... 25

B. Desain Penelitian... 27

C. Populasi dan Sampel... 27

1. Unit Analisis... 27

2. Populasi... 27

3. Populasi Target... 28

4. Populasi Terjangkau...28

5. Teknik Pengambilan Sampel... 28

6. Sampel...29

D. Sumber Data Variabel Penelitian... 29

1. Sumber Data...29

2. Variabel Penelitian... 29

E. Instrumen Penelitian... 30

1. Teknik Pengumpulan Data... 30

2. Instrumen Pengumpulan Data... 30

F. Prosedur Penelitian... 34

G. Analisis Data... 36

1. Uji Normalitas... 36

2. Uji Homogenitas... 37

3. Uji Hipotesis... 37

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan... 38

A. Hasil Uji Coba Instrumen... 38

1. Validitas... 39

2. Realibilitas... 41

3. Daya Pembeda Soal... 42

4. Tingkat Kesukaran... 44

B. Gambaran Hasil Penelitian... 45

1. Tes Hasil Belajar Siswa... 45

2. Uji Normalitas... 47

3. Uji Homogenitas... 48

4. Uji Hipotesis... 49

5. Indeks Gain... 50

6. Analisis Hasil Belajar Afektif dan Psikomotor... 51

C. Pembahasan Hasil Penelitian... 59

BAB V Kesimpulan dan Saran... 67

A. Kesimpulan... 67

B. Saran... 68

(10)

Adhitya Wibisono,2015

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lampiran... 73

DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Alur proses (sintak) Pendekatan Brain Based Learning... 13

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian... 27

Tabel 3.2 Populasi Penelitian... 28

Tabel 3.3 Sampel Penelitian...29

Tabel 3.4 Kriteria Koefisien Daya Pembeda... 33

Tabel 3.5 Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir Soal... 34

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas... 39

Tabel 4.2 Uji Realibilitas Dengan SPSS 19.0... 41

Tabel 4.3 Kriteria Daya Pembeda... 43

Tabel 4.4 Hasil Uji Tingkat Kesukaran... 44

Tabel 4.5 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal... 45

Tabel 4.6 Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen... 47

Tabel 4.7 Uji Normalitas Postest Kelas Kontrol dan Eksperimen... 48

Tabel 4.8 Uji Homogenitas Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen... 49

Tabel 4.9 Uji Homogenitas Postest Kelas Kontrol dan Eksperimen... 49

Tabel 4.10 Analisis Data Gain Pretest dan Postest... 51

Tabel 4.11 Persentase Ranah Afektif Kelas Kontol Pada Setiap Pertemuan... 54

Tabel 4.12 Persentase Ranah Afektif Kelas Eksperimen Pada Setiap Pertemuan... 56

Tabel 4.13 Persentase Ranah Psikomotor Kelas Kontrol Pada Setiap Pertemuan...57

(11)

Adhitya Wibisono,2015

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Grafik 4.1 Daya Pembeda Soal... 43

Grafik 4.2 Nilai Pretes Kelas Kontrol... 45

Grafik 4.3 Nilai Pretes Kelas Eksperimen... 46

Grafik 4.4 Nilai Postest Kelas Kontrol... 46

Grafik 4.5 Nilai Postest Kelas Eksperimen... 47

Grafik 4.6 N-Gain Kelas Kontrol...50

Grafik 4.7 N-Gain Kelas Eksperimen... 51

Grafik 4.8 Persentase Ranah Afektif Kelas Kontrol Pertemuan Ke-1... 52

Grafik 4.9 Persentase Ranah Afektif Kelas Kontrol Pertemuan Ke-2... 53

Grafik 4.10 Persentase Ranah Afektif Kelas Kontrol Pertemuan Ke-3... 53

Grafik 4.11 Persentase Ranah Afektif Kelas Eksperimen Pertemuan Ke-1... 54

Grafik 4.12 Persentase Ranah Afektif Kelas Eksperimen Pertemuan Ke-2... 55

Grafik 4.13 Persentase Ranah Afektif Kelas Eksperimen Pertemuan Ke-3... 55

Grafik 4.14 Persentase Ranah Psikomotor Kelas Kontrol Pertemuan Ke-1...56

Grafik 4.15 Persentase Ranah Psikomotor Kelas Kontrol Pertemuan Ke-2... 57

Grafik 4.16 Persentase Ranah Psikomotor Kelas Eksperimen Pertemuan Ke-1... 58

(12)

Adhitya Wibisono,2015

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam

kehidupan manusia. Namun, kualitas pendidikan di Indonesia sampai saat

ini masih belum optimal. Pendidikan merupakan kegiatan mengoptimalkan

perkembangan potensi, kecakapan, dan karakteristik pribadi siswa.

Kegiatan pendidikan diarahkan kepada pencapaian tujuan tujuan tertentu

yang disebut tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan tersebut tentunya

mengarah pada keberhasilan dalam dunia pendidikan.

Keberhasilan dalam dunia pendidikan tidaklah lepas dari proses

belajar mengajar dan keandalan model yang digunakan. Keberhasilan

belajar siswa pada umumnya dan siswa SMA khususnya masih diukur dari

seberapa jauh siswa menguasai konsep yang diajarkan. Akan lebih baik

jika kefektifan model pembelajaran tidak hanya ditinjau dari penguasaan

konsep saja, tetapi perlu dianalisis apakah konsep yang diajarkan dapat

lekat dalam ingatan siswa atau cepat terlupakan. Konsep yang dipahami

secara baik oleh siswa dapat lekat dan disimpan dalam ingatan yang

kemudian akan dipergunakan pada saat diperlukan.

Upaya meningkatkan pendidikan menjadi tugas dan tanggung

jawab guru, karena gurulah yang langsung membina para siswa di sekolah

melalui kegiatan belajar mengajar. Namun upaya meningkatkan kualitas

pendidikan bukanlah hal yang mudah, karena itu diperlukan guru yang

professional guna meningkatkan mutu pendidikan dan tujuan pendidikan

nasional dapat terwujud.

Seorang guru yang baik harus mampu menyusun suatu strategi

pembelajaran yang mampu membawa peran serta siswa secara aktif belajar

dikarenakan kesadaran dan ketertarikan siswa yang cukup tinggi, bukan

(13)

Adhitya Wibisono,2015

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kegiatan belajar mengajar yang mampu membangkitkan motivasi belajar

siswa. Motivasi belajar merupakan motor penggerak yang menjadikan

siswa secara aktif melibatkan diri untuk belajar. Usaha guru untuk

membangkitkan motivasi belajar pada siswa diarahkan pada unsur internal

(siswa) dan unsur eksternal (diluar siswa). Contoh dari unsur eksternal

tersebut adalah suasana kelas yang efektif untuk belajar. Untuk

mewujudkan tujuan ini sangat diperlukan peran guru secara aktif sebab

guru sebagai pengelola proses pembelajaran bertindak selaku fasilitator

hendaknya berusaha menciptakan kondisi pembelajaran yang kondusif,

mengembangkan bahan pengajaran dan meningkatkan kemampuan siswa

untuk menyimak dan menguasai tujuan pendidikan yang harus mereka

capai, oleh karena itu guru dituntut mampu mengelola proses

pembelajaran yang dapat memberikan rangsangan kepada siswa sebagai

subyek utama belajar.

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial memiliki fungsi yang

fundamental dalam menimbulkan serta mengembangkan kemampuan

berpikir kritis, kreatif dan inovatif. Agar tujuan tersebut dapat tercapai,

maka Ilmu Pengetahuan Sosial perlu diajarkan dengan cara yang tepat dan

dapat melibatkan siswa secara aktif yaitu melalui proses dan sikap ilmiah.

Mutu pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial perlu ditingkatkan

secara berkelanjutan untuk mengimbangi perkembangan ilmu dan

teknologi. Untuk meningkatkan mutu pembelajaran tersebut, tentu banyak

tantangan yang dihadapi. Sementara ini masih banyak orang beranggapan

bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan pelajaran yang sulit karena

dituntut adanya kemampuan menghafal yang tinggi terhadap materi

pelajaran, serta kurang menarik minat di kalangan siswa.

Permasalahan yang dihadapi siswa di SMA adalah “hasil belajar

ilmu pengetahuan sosial khususnya geografi secara nasional belum

mencapai angka minimal daya serap 68% yang telah ditentukan” (Kamdi,

(14)

Adhitya Wibisono,2015

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

guru lebih banyak berceramah, sehingga siswa menjadi cepat bosan dan

menyebabkan hasil belajarnya rendah. Hal itu ditambah dengan pendapat

siswa bahwa pelajaran geografi dianggap sulit, sehingga tidak menarik

untuk belajar, berdampak pada rendahnya hasil belajar yang diperoleh

siswa.

Dalam sebuah proses pembelajaran tentu terdapat kesulitan atau

kesukaran pada siswa. Secara garis besar Muhibbin Syah (2008:57)

membagi faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar menjadi tiga faktor

3 yaitu :

1. Faktor internal siswa (faktor dari dalam) yaitu keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa, seperti motivasi belajar dan kemandirian belajar siswa.

2. Faktor eksternal siswa (faktor dari luar) yaitu kondisi lingkungan di sekitar siswa, seperti lingkungan belajar di dalam kelas atau suasana belajar di dalam kelas.

3. Faktor model belajar (approach to learning) yaitu jenis upaya belajar siswa yang merupakan strategi dalam model yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Selain ketiga faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar tersebut,

pembelajaran dengan model mengajar ceramah merupakan model yang

mendominasi dan menjadi umum dalam pendidikan formal di Indonesia.

Model ceramah merupakan model yang yang sampai saat ini sering

digunakan oleh setiap guru atau instruktur. Model ceramah merupakan

model pengajaran satu arah yang tidak optimal untuk mengembangkan

kemampuan, baik bagi guru maupun siswa. Disamping itu faktor retensi

atau lekatnya konsep dalam ingatan juga belum mendapat perhatian

khusus padahal dapat dijadikan indikator bermutunya hasil belajar atau

pembelajaran.

Proses pembelajaran melalui interaksi guru-siswa, siswa-siswa, dan

siswa-guru, secara tidak langsung menyangkut berbagai komponen lain

yang saling terkait menjadi suatu sistem yang utuh. Pendidikan dapat

mengalami perubahan ke arah yang lebih baik bahkan sempurna sehingga

(15)

Adhitya Wibisono,2015

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembaharuan dalam bidang pendidikan adalah pembaharuan model atau

meningkatkan relevansi model mengajar. Model mengajar dikatakan

relevan jika mampu mengantarkan siswa mencapai tujuan pendidikan

pada umumnya.

Salah satu model pembelajaran untuk mengantisipasi kelemahan

model ceramah adalah model Brain Based Learning, yaitu suatu proses

belajar mengajar dimana siswa aktif untuk membangun pengetahuannya

yang dilandasi oleh struktur kognitif yang telah dimilikinya serta

didasarkan pada cara otak bekerja sehingga diharapkan pembelajaran

dapat diserap oleh otak lebih optimal. Implikasi model Brain Based

Learning yaitu Persiapan, Akuisisi, Elaborasi, Formasi Memori, dan

Integrasi Fungsional. Inti dari Model Brain Based Learning adalah siswa

berperan aktif membangun pengetahuan yang dimilikinya, guru berperan

fasilitator dan mediator pembelajaran. Perlakuan yang diterapkan dalam

Model Brain Based Learning bertujuan supaya siswa dapat memperoleh

prestasi belajar yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh siswa.

Pada kegiatan belajar mengajar siswa diarahkan pada pemahaman

konsep materi Geografi sehingga dimungkinkan keaktifan berpikir siswa

dalam akan berkembang dalam proses pembelajarannya. Hal ini akan

mempengaruhi capaian prestasi belajar dan pengetahuan siswa.

Melihat dari kemanfaatan dari model pembelajaran tersebut, maka

peneliti akan melakukan penelitian tersebut dengan judul Efektfitas

Penerapan Model Brain Based Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas

maka terdapat beberapa masalah. Masalah yang dapat diidentifikasi

sebagai berikut

1. Pada umumnya siswa beranggapan bahwa mata pelajaran Geografi sangat

(16)

Adhitya Wibisono,2015

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Siswa merasakan kesulitan dalam mempelajari mata pelajaran Geografi

dikarenakan model ceramah yang membuat siswa lebih sulit dalam

memahami materi

3. Model pembelajaran Brain Based Learning belum pernah digunakan

dalam pembelajaran Geografi di SMAN 10 Bandung.

C. Batasan Masalah

Dari identifikasi masalah di atas, maka peneliti hanya akan

membatasi masalah pada :

1. Efektifitas model pembelajaran terhadap hasil belajar geografi siswa kelas

XI IPS di SMAN 10 Bandung.

2. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah Brain Based Leaning

untuk kelas eksperimen dan model konvensional untuk kelas kontrol.

3. Hasil belajar siswa kelas XI IPS pada mata pelajaran geografi di SMAN

10 Bandung.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka

masalah yang hendak dibahas dalam skripsi ini dapat dirumuskan sebagai

berikut:

1. Rumusan Masalah Umum

“Apakah terdapat perbedaan hasil belajar mata pelajaran geografi

antara siswa yang diberi model Brain Based Learning dengan siswa yang

diberi model Konvensional”

2. Rumusan Masalah Khusus

a. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar mata pelajaran geografi antara

siswa yang diberi model Brain Based Learning dengan siswa yang

diberi model konvensional dalam domain kognitif aspek C4 (analisis)?

b. Bagaimana hasil belajar mata pelajaran geografi antara siswa yang

diberi model Brain Based Learning dengan siswa yang diberi model

(17)

Adhitya Wibisono,2015

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Bagaimana hasil belajar mata pelajaran geografi antara siswa yang

diberi model Brain Based Learning dengan siswa yang diberi model

konvensional dalam domain psikomotor aspek P2 (kesiapan)?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan seluruh permasalah yang dirumuskan dalam

perumusan masalah, maka secara spesifik tujuan yang akan dicapai dibagi

kedalam tujuan umum dan khusus.

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil

belajar mata pelajaran geografi antara siswa yang diberi model Brain

Based Learning dengan siswa yang diberi model konvensional.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui perbedaan hasil belajar mata pelajaran geografi antara

siswa yang diberi model Brain Based Learning dengan siswa yang

diberi model konvensional pada domain kognitif aspek C4 (analisis)

b. Mengetahui bagaimana hasil belajar mata pelajaran geografi antara

siswa yang diberi model Brain Based Learning dengan siswa yang

diberi model konvensional dalam domain afektif aspek A1 (menerima)?

c. Mengetahui Bagaimana hasil belajar mata pelajaran geografi antara

siswa yang diberi model Brain Based Learning dengan siswa yang

diberi model konvensional dalam domain psikomotor aspek P2

(kesiapan)?

F. Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat hasil penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu manfaat

teoritis dan manfaat praktis.

1. Manfaat teoritis:

Hasil penelitian ini dapat memperkaya konsep dan teori yang

menopang perkembangan ilmu mengenai penyelenggaraan program dalam

lingkup keilmuan teknologi pendidikan yang terkait dalam domain

(18)

Adhitya Wibisono,2015

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Manfaat praktis:

a. Bagi siswa

1) Siswa dapat mempelajari geografi dengan cara yang lebih

menyenangkan.

2) Siswa tidak lagi beranggapan bahwa geografi adalah pelajaran yang

sulit dan menakutkan.

b. Bagi guru

1) Guru dapatmenambahreferensi model pembelajaranterutamapenerapan

model Brain Based Learningdisamping model konvensional.

2) Sebagaimasukandalamusahapeningkatankualitasdankinerja guru.

G. Definisi Opersional

Berikut penjelasan beberapa istilah yang digunakan dalam

penelitian ini.

1. Efektifitas adalah suatu komunikasi yang melalui proses

tertentu, secara terukur yaitu tercapainya sasaran atau tujuan

yang ditentukan sebelumnya.

2. Model Brain Based Learning adalah sebuah konsep untuk

menciptakan pembelajaran dengan berorientasi pada upaya

pemberdayaan potensi otak siswa. Adapun tahap-tahap

pembelajaran dengan menggunakan Brain Based Learning

yang diungkapkan Jensen dalam bukunya yaitu tahap

pra-pemaparan, tahap persiapan, tahap inisiasi dan akuisisi, tahap

elaborasi, tahap inkubasi dan memasukkan memori, tahap

verifikasi dan pengecekan keyakinan, dan yang terakhir adalah

tahap perayaan dan integrasi.

3. Hasil Belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah

mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan

pendidikan Hasil belajar dalam penelitian ini adalah hasil

(19)

Adhitya Wibisono,2015

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan suatu tempat atau wilayah dimana

penelitian tersebut akan dilaksanakan. Penelitian ini dilaksanakan di

SMAN 10 Kota Bandung yang beralamat di Jalan Cikutra No.77 Bandung.

2. Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan dalam penelitian ini yaitu selama 3 minggu

terhitung sejak tanggal 13 Agustus 2015 pada saat awal pengambilan data

sampai tanggal 28 Agustus 2015 untuk pengambilan data akhir.

3. Sejarah Singkat Berdirinya Sekolah

SMA Negeri 10 Bandung yang berlokasi di Bandung Timur Jalan

Cikutra Nomor 77 Telepon 022-7273109 mempunyai nuansa yang

berlainan dibanding sekolah negeri lainnya. Sekeliling sekolah penuh

dengan perumahan penduduk, di bagian depan sepanjang jalan Cikutra

penuh dengan pedagang kaki lima yang menjual bahan makanan. Pada

tahun 1967, SMA Negeri 10 Bandung berlokasi di Sekolah Dasar Sentrum

yang sekarang menjadi Sekolah Dasar Cicadas Timur merupakan usulan

pemecahan SMA Negeri 3 Bandung. Saat ini pula SMA Negeri 10 tidak

bergantung kepada SMA Negeri 3, tetapi masing-masing berdiri sendiri

baik secara organisatoris maupun secara administratif dan teknik

kependidikannya. Yang mengesahkan SMA Negeri 10 Bandung adalah

Drs. Waskito atas nama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan : Kepala

Direktorat Pendidikan Keguruan dan Kursus-kursus. Kepala Sekolah pada

waktu itu adalah Drs. A. S. Setiadi.

Setelah lahirnya kurikulum 1994 SMA berubah menjadi SMU

Negeri 10 Bandung. SMA Negeri 10 adalah salah satu sekolah yang

(20)

Adhitya Wibisono,2015

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

cukup mempunyai nama dan diperhitungkan oleh sekolah-sekolah lain

dalam setiap kompetisi.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen.

Penelitian kuasi eksperimen menggunakan seluruh subjek dalam

kelompok belajar (intact group) untuk diberi perlakuan (treatment).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil

belajar geografi kelas XI yang diajarkan dengan menggunakan model

Brain Based Learning dan model konvensional di SMAN 10 Bandung,

sehingga subjek penelitian dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen yaitu

kelompok siswa yang diberikan perlakuan dengan model Brain Based

Learning, dan kelompok kontrol adalah kelompok siswa yang diberikan

perlakuan dengan menggunakan model konvensional.

Peneliti menggunakan model Quasi Experimental Design dengan

tipe Non-Equivalen Control Group Design. Dalam desain penelitian ini

dibedakan dengan adanya pretest sebelum perlakuan diberikan, hal

tersebut dapat digunakan untuk melihat pengaruh perlakuan terhadap

pencapaian skor (gain score) (Sugiyono. 2010:79). Makarancangan

penelitiaannya dapat ditampilkan sebagai berikut:

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Kelompok Pretest Perlakuan Postest

Eksperimen O1 X O2

(21)

Adhitya Wibisono,2015

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Populasi adalah keseluruhan subjek atau objek psikologis yang

dibatasi oleh kreteria tertentu untuk dikenai generalisasi penelitian.

Populasi adalah sekelompok subjek atau objek (manusia, binatang,

peristiwa atau benda) yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti sebagai sasaran penelitian sehingga

menghasilkan suatu kesimpulan hasil penelitian. Populasi dalam penelitian

ini adalah seluruh siswa SMAN 10 Bandung.

Tabel 3.2 Populasi Penelitian

2. Teknik Pengambilan Sampel

Sampling adalah sebuah prosedur atau cara untuk memilih bagian

unit yang ada dalam suatu populasi. Dalam penelitian ini tidak

dilakukannya penugasan secara acak, sehingga penelitian ini mengambil

kelas yang sudah ada untuk dijadikan sebagai sampel penelitian (Cluster

Random Sampling)

3. Sampel

No. Kelas Jumlah Siswa

1. X 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10 432

2. XI IPA 1,2,3,4,5 192

3. XI IPS 1,2,3,4,5 189

4 XII IPA 1,2,3,4,5 202

5 XII IPS 1,2,3,4,5 197

6 XI BAHASA 18

7 XII BAHASA 26

(22)

Adhitya Wibisono,2015

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sampel adalah bagian dari jumlah subyek/objek dan karakteristik

yang dimiliki populasi tersebut, yang menjadi pusat atau fokus

pengamatan dalam penelitian. Berdasarkan metode kuasi eksperimen yang

ciri utamanya adalah tanpa penugasan random dan menggunakan

kelompok yang sudah ada (intact Group), maka peneliti menggunakan

kelompok yang sudah ada sebagai sampel, jadi peneliti mengambil sampel

dari anggota populasi dalam bentuk kelas. Alasannya apabila pengambilan

sampel secara individu dikhawatirkan situasi kelompok sampel menjadi

tidak alami. Berdasarkan pendapat tersebut, maka peneliti memilih dua

kelas yang yang dijadikan kelas kontrol dan eksperimen yaitu kelas XI IPS

1 dan XI IPS 5.

Tabel 3.3 Sampel Penelitian

D. Sumber Data Variabel Penelitian 1) Sumber Data

Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subyek

dari mana data dapat diperoleh, Responden yaitu orang yang merespon

atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis

maupun lisan. Dalam hal ini, sumber data tersebut dapat diperoleh dari

kepala sekolah, guru, siswa.Dokumentasi adalah barang-barang tertulis.

Dalam hal ini berupa dokumen-dokumen dan arsip-arsip lain yang

diperlukan.

2) Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2010:102) variabel penelitian adalah segala

sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian

Kelas Jumlah Siswa

XI IPS 1 Kontrol 33 Siswa

(23)

Adhitya Wibisono,2015

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ditarik kesimpulannya. Menurut hubungan antara satu variabel dengan

variabel yang lain maka macam-macam variabel dalam penelitian dapat

dibedakan menjadi:

a. Variabel bebas (variable independen)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen

(terikat). Jadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah efektifitas

penerapan (brain based learning).

b. Variabel terikat (variable dependen)

Variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam

penelitian ini adalah hasil belajar siswa.

E. Instrumen Penelitian

Pengembangan instrumen penelitian ditempuh melalui beberapa

cara yaitu (a) menyusun indikator variabel penelitian (b) menyusun

kisi-kisi instrumen (c) melakukan uji coba instrumen dan melakukan uji

validitas dan reabilitas.

1. Pengumpulan Data

a. Tes

Tes adalah teknik pengumpulan data yang sifatnya

mengevaluasi hasil proses (pre-test dan post-test). Instrumennya dapat

berupa soal-soal ujian atau soal-soal test. Pada penelitian ini model tes

digunakan untuk mengumpulkan data mengenai hasil belajar geografi

setelah mendapat perlakuan dengan model pembelajaran dengan

pendekatan Brain Based Learning untuk kelas eksperimendan

pendekatan konvensional untuk kelas kontrol.

b. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data secara sistematis

melalui pengamatan dan pencatatan terhadap fenomena yang diteliti.

(24)

Adhitya Wibisono,2015

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penilaian psikomotor, metode ini juga digunakan dalam penelitian

bertujuan untuk memperoleh data-data yang berkaitan dengan

keadaan sekolah, keadaan sarana pendidikan dan letak geografis

sekolah.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen adalah alat yang digunakan dalam pengambilan data.

Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan oleh peneliti antara lain:

1) Pedoman observasi

Pedoman observasi yaitu alat bantu yang digunakan peneliti

ketika mengumpulkan data melalui pengamatan dan pencacatan secara

sistematis terhadap fenomena yang diselidiki.

2) Pedoman tes

Pedoman tes tertulis alat bantu yang berupa soal-soal tes

tertulis yang digunakan untuk memperoleh nilai sebagai alat ukur

dalam penelitian. Sebelum pedoman tes yang berupa soal-soal tes

tertulis ini digunakan, terlebih dahulu peneliti mengujicobakannya

untuk memastikan validitas dan reliabilitas soal tes. Berdasarkan hasil

uji coba soal tes tulis tersebut kemudian peneliti dapat menentukan

validitas dan reliabilitas soal, sehingga diharapkan soal yang

digunakan benar-benar dapat mengukur hasil belajar peserta didik.

1) Validitas

Validitas adalah suatu konsep yang berkaitan dengan sejauh

mana tes telah mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas tes

perlu ditentukan untuk mengetahui kualitas tes dalam kaitannya

dengan mengukur kemampuan yang seharusnya diukur. Validitas

yang digunakan yaitu menggunakan validitas konten yaitu dengan

menggunakan pendapat ahli dalam pengukuran/bidang

masing-masing. Maka validitas dalam penelitian ini menggunakan pendapat

(25)

Adhitya Wibisono,2015

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Realibilitas

Reliabilitas soal merupakan ukuran yang menyatakan tingkat

keajegan atau kekonsistenan suatu soal tes.Suatu tes dikatakan

mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat

memberikan hasil yang tetap. Oleh karena itu reliabilitas tes

berhubungan dengan ketetapan hasil tes. Rumus yang digunakan

untuk mencari koefisien reliabilitas dikenal dengan rumus

Spearman-Brown (Split Half) berikut ini: (Arifin Zainal, 2011:267)

� =

2 �

1 + �

Keterangan:

ri = nilai reliabilitas seluruh soal

rb =korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua.

Interpretasi terhadap nilai 11 adalah sebagai berikut:

≤ 0,20 : reliabilitas sangat rendah

0,20 < ≤ 0,40 : reliabilitas rendah

0,40 < ≤ 0,60 : reliabilitas sedang

0,60 < ≤ 0,80 : reliabilitas tinggi

0,80 < ≤ 1,00 : reliabilitas sangat tinggi

3) Daya Pembeda

Daya pembeda dari sebuah butir soal menyatakan seberapa

jauh kemampuan butir soal tersebut mampu membedakan antara

siswa yang mengetahui jawabannya dengan benar dengan siswa

yang tidak bisa menjawab soal tersebut (siswa yang menjawab

salah). Rumus yang digunakan yaitu (Arifin Zainal, 2011:273)

:

DP = (WL-WH)

(26)

Adhitya Wibisono,2015

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan :

DP = daya pembeda

WL = jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok bawah

WH = jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok atas

Untuk menginterpretasikan koefisien daya pembeda tersebut dapat

digunakan kriteria yang dikembangkan oleh Ebel (Zainal Arifin,

2012:274) sebagai berikut

yang berdistribusi normal. Untuk menghitung indeks kesukaran

menggunakan rumus indeks kesukaran Tingkat kesukaran dihitung

dengan menggunakan perumusan(Zainal Arifin, 2012:276) :

B

0,30 – 0,39 Reasonably good, but possibly subject to

improvement

0,20 – 0,29 Marginal items, usually needing and being

subject to improvement

Below – 0,19 Poor items, to be rejected or improved by

(27)

Adhitya Wibisono,2015

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu P : Tingkat Kesukaran

B : Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar

JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes

Nilai Pyang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan

tingkat kesukaran butir soal dengan menggunakan kriteria pada

tabel berikut.

Tabel 3.5 Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir Soal

5) Hipotesis Penelitian

H0 : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar geografi antara siswa

yang diberi model Brain Based Learning dengan siswa yang diberi

model konvensional pada mata pelajaran geografi kelas XI.

H1 : Terdapat perbedaan hasil belajar geografi antara siswa yang

diberi model Brain Based Learning dengan siswa yang diberi

model konvensional pada mata pelajaran geografi kelas XI.

Nilai P Kriteria

0,00 Terlalu Sukar

0,00 <P 0,30 Sukar

0,31 P 0,70 Sedang

0,71 P< 1,00 Mudah

(28)

Adhitya Wibisono,2015

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Prosedur Penelitian

Untuk memperoleh hasil dari penelitian, peneliti menggunakan

prosedur atau sistem tahapan-tahapan, sehingga penelitian akan lebih

terarah dan terfokus. Adapun prosedur dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Persiapan Penelitian

Dalam tahapan ini peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Penulis mengajukan judul penelitian kepada dosen pembimbing

akademik, dewan skripsi, dan ketua departemen prodi.

b. Penulis berkonsultasi dengan dosen pembimbing.

c. Meminta surat izin penelitian dari instansi terkait, yang dalam hal ini

adalah Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.

d. Mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada pihak sekolah,

yang dalam hal ini adalah SMA Negeri 10 Bandung.

e. Berkonsultasi dengan kepala sekolah dan guru mata pelajaran geografi

dalam rangka observasi untuk mengetahui aktivitas dan kondisi dari

tempat atau obyek penelitian, kemudian memohon izin untuk

melaksanakan pembelajaran geografi dengan pendekatan berbasis otak

(brain based learning) dan pembelajaran konvensional sebagai wujud

dari penelitian eksperimen.

2. Mengadakan Studi Pendahuluan

Dalam tahap ini penulis melakukan kegiatan antara lain bertanya

kepada orang tentang penelitian yang nanti akan digunakan sebagai bahan

atau informasi awal penelitian yang akhirnya disesuaikan dengan judul

penelitian. Penulis juga mengadakan studi landasan teori sebagai langkah

awal membuat hipotesis. Membaca hasil penelitian yang dulu pernah

dilakukan oleh peneliti lain yang temanya sama.

3. Pelaksanaan Penelitian

Dalam tahapan ini peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

(29)

Adhitya Wibisono,2015

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

2) Absensi peserta didik.

3) Jurnal Pembelajaran.

4) Buku paket geografi kelas XI

5) Daftar nilai.

b. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar

Kegiatan belajar mengajar ini dilaksanakan pada kelas XI yang

menjadi sampel penelitian, yaitu sebagian jumlah siswa sebagai kelas

eksperimen yang menggunakan pendekatan berbasis otak (brain

based learning) dan sebagian jumlah siswa lagi sebagai kelas kontrol

yang menggunakan pembelajaran konvensional. Kegiatan belajar

mengajar ini dilaksanakan sampai pokok bahasan yang diberikan

selesai disampaikan ke peserta didik.

c. Melaksanakan tes

Dilaksanakannya tes bertujuan untuk memperoleh data

tentang hasil belajar peserta didik dari penggunaan dua pendekatan

yang berbeda, yaitu pendekatan berbasis otak (brain based

learning)dan pembelajaran konvensional. Materi tes ini meliputi

pokok bahasan yang telah disampaikan ke peserta didik selama

eksperimen.

d. Pengumpulan Data

Dalam tahap ini, penulis melakukan pengumpulan data di

lapangan dengan menggunakan model yang telah disebutkan.

Sehingga data terkumpul dan kemudian dianalisa sesuai dengan

petunjuk yang berlaku.

e. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan mengolah atau menghitung

data dengan statistik deskriptif.

(30)

Adhitya Wibisono,2015

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam mengakhiri suatu penelitian harus diadakan proses

analisa data yang ditulis dan dibukukan untuk dijadikan sebuah

laporan. Penulisan laporan ini sangat penting artinya karena

merupakan pembuktian awal bagi kualitas penelitian untuk menilai

ketepatannya dalam menyelesaikan masalah secara nyata.

G. Analisis Data 1. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan salah satu cara untuk memeriksa

keabsahan atau normalitas sampel. Pengujian normalitas data yang

dilakukan dalam penelitian ini dengan menggunakan program

pengolah data SPSS 19.0 dengan uji normalitas one sample

Kolmogorov Smirnov. “Kriteria pengujiannya adalah jika nilai sig

(signifikansi) atau nilai probabilitas < 0.05, maka distribusi adalah

tidak normal, sedangkan jika nilai sig (signifikansi) atau nilai probabilitas > 0.05 maka distribusi adalah normal” diungkapkan oleh Santoso dalam Riduwan (2009 : 168). Apabila data diujikan

berdistribusi normal, maka data diolah dengan menggunakan uji t,

namun jika ternyata distribusi data tidak normal, maka dilanjutkan

dengan penggunaan statistik non parametrik.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas data digunakan untuk menguji homogen atau

tidaknya data sampel yang diambil dari populasi yang sama. Untuk

menganalisis homogenitas data, digunakan uji Levene’s test dalam SPSS

19.0, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Merumuskan hipotesis pengujian homogenitas data sebagai berikut:

Ho: data sampel berasal dari populasi yang mempunyai varians yang

sama atau homogen.

H1: data sampel berasal dari populasi yang mempunyaivarians tidak

(31)

Adhitya Wibisono,2015

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b) Menghitung uji homogenitas data dengan menggunakan rumus

Levene’s test dalam SPSS 19.0.

c) Melihat nilai signifikansi pada uji Levene’s test, dengan menggunakan taraf signifikansi 5 % (α= 0,05), kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut: Jika nilai signifikansi >0,05, maka H0diterima.

Jika nilai signifikansi < 0,05, maka H0ditolak.

3. Uji Hipotesis

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis data

kuantitatif, yaitu data yang dapat diwujudkan dengan angka yang

diperoleh dari lapangan. Adapun data kuantitatif ini dianalisis oleh peneliti

dengan menggunakan statistik. Rumus yang digunakan adalah rumus

t-test(Sugiyono, 2010:156) sebagai berikut:

X

= Rata-rata pada distribusi sampel 1

2

X

= Rata-rata pada distribusi sampel 2

2 1

SD

= Nilai varian pada distribusi sampel 1

2 2

SD

= Nilai varian pada distribusi sampel 2

N1 = Jumlah individu pada sampel 1

N2 = Jumlah individu pada sampel 2

Hasil perhitungan t-test tersebut selanjutnya disebut sebagai thitung

yang akan dibandingkan dengan ttabel pada taraf signifikasi 5% . Jika

diperoleh nilai thitung> ttabel maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh

(32)

Adhitya Wibisono,2015

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

jika diperoleh thitung< ttabel maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada

(33)

Adhitya Wibisono,2015

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bagian akhir skripsi ini, peneliti akan menguraikan beberapa

kesimpulan dan saran serta hambatan dalam penelitian ini yang didasarkan pada

temuan hasil penelitian dan uraian pada bab sebelumnya mengenai masalah yang

diteliti.

A. Kesimpulan

1. Kesimpulan Umum

Berdasarkan hasil penelitian yang terdapat pada bab sebelumnya

maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan siswa yang

menggunakan model Brain Based Learning dengan siswa yang

menggunakan model konvensional pada mata pelajaran geografi di SMAN

10 Bandung.

2. Kesimpulan Khusus

a. Besar rekapitulasi peningkatan skor rata-rata gain ternormalisasi

hasil belajar ranah kognitif untuk kelas eksperimen dengan kategori

sedang. Sama halnya dengan besar rekapitulasi peningkatan skor

rata-rata gain hasil belajar kognitif untuk kelas kontrol dengan kategori

sedang, walaupun kedua kelas berada pada kategori yang sama, namun

kedua kelas tersebut memiliki n-gain yang berbeda dan lebih unggul

kelas eksperimen dibanding kelas kontrol.

b. Nilai signifikansi untuk postest yang menggunakan uji-t dalam

penelitian ini menunjukan bahwa nilai –t lebih besar dibanding t-tabel

dengan kesimpulan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar geografi

antara siswa yang diberi model Brain Based Learning dengan siswa

yang diberi model konvensional pada mata pelajaran geografi kelas XI.

c. Hasil belajar ranah afektif yaitu A1/serius terhadap pembelajaran

untuk kategori 1 siswa yang hanya mendengarkan dan memperhatikan

(34)

Adhitya Wibisono,2015

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sekali. Kategori 2 yaitu siswa yang mendengarkan, memperhatikan dan

mencatat tetapi tidak bertanya mengenai materi pelajaran dengan nilai

rata-rata kelas eksperimen yaitu pada kategori sedang. Kategori 3 yaitu

siswa yang mendengarkan, memperhatikan, mencatat dan bertanya

mengenai materi pelajaran dengan nilai rata-rata kelas eksperimen

yaitu pada kategori rendah.

d. Hasil belajar ranah psikomotor yaitu P2/melakukan penyelidikan untuk

kategori 1 siswa yang siswa yang melakukan penyelidikan tetapi tidak

sesuai prosedur dengan nilai rata-rata kelas eksperimen yaitu pada

kategori rendah sekali. Kategori 2 yaitu siswa yang melakukan

penyelidikan dengan benar tetapi terdapat tahapan yang tidak sesuai

dengan prosedur dengan nilai rata-rata eksperimen yaitu pada kategori

sedang. Kategori 3 yaitu siswa melakukan penyelidikan sesuai dengan

prosedur dengan nilai rata-rata kelas eksperimen yaitu pada kategori

sedang.

B. Saran 1. Bagi Guru

a. Pengaturan waktu dalam pembelajaran yang perlu diperhatikan, ketika

melakukan penelitian kendala ini sering terjadi saat berlangsungnya

pembelajaran, terkadang untuk setiap tahapan terasa kekurangan waktu

dan kelebihan waktu.

b. Interaksi antara siswa dan guru diperhatikan, dengan karakteristik

model brain based learning ini, diharapkan guru harus lebih peka

terhadap kebutuhan siswa, dengan adanya senam otak, visualisasi

berupa video, mind maping, kuis, teka teki, analogi materi dengan

kejadian yang ada serta reward membantu siswa lebih memudahkan

memahami materi dalam proses pembelajaran.

c. Penggunaan musik ketika proses pembelajaran perlu diperhatikan,

terkadang ada beberapa siswa yang tidak menyukai musik ketika

(35)

Adhitya Wibisono,2015

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Apabila menggunakan model ini dalam pembelajaran, perlu

diperhatikan pengelolaan waktu yang baik sehingga tidak terjadi

kendala seperti kekurangan waktu atau kelebihan waktu.

b. Pembelajaran ini banyak dipengaruhi oleh banyak faktor. Usahakan

peneliti memenuhi faktor-faktor tersebut karena akan berpengaruh

terhadap hasil penelitian.

c. Saat menggunakan musik alangkah lebih baik untuk melakukan

kesepakatan dengan siswa apakah dalam proses pembelajaran perlu

menggunakan musik atau tidak menggunakan musik, karena

penggunaan musik merupakan opsional sehingga bisa menggunakan

dan bisa tidak menggunakanApabila menggunakan musik perlu

diperhatikan waktu dan tahapan yang tepat.

d. Pergunakan musik sesuai dengan kebutuhan, dan gunakan musik yang

berbeda pada setiap pertemuan sehingga siswa tidak merasa bosan dan

terganggu dengan musik tersebut.

Beberapa kendala yang ditemukan saat penelitian yaitu perlu

diperhatikan faktor-faktor lain yang menentukan keberhasilan suatu

penerapan model pembelajaran ini. Faktor tersebut antara lain faktor

lingkungan, visual, lingkungan psikologis, nutrisi siswa dan disfungsi

(36)

Adhitya Wibisono,2015

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Sumber Tercetak:

Ali, Muhammad, (1992). Strategi Penelitian Pendidikan, Bandung, Angkasa.

Anderson, L.W., dan Krathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy for Learning, Teaching, and

Assesing;A revision of Bloom’s Taxonomy of Education Objectives. New York:

Addison Wesley Lonman Inc.

Arifin, Zainal (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Arifin, Zainal (2011). Penelitian Pendidikan Model dan Paradigma Baru. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya

Arikunto, Suharsimi (2002). Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka

cipta

Bloom, Benjamin S., etc. (1956). Taxonomy of Educational Objectives : The Classification

of Educational Goals, Handbook I Cognitive Domain.New York : Longmans,

Green and Co.

Dennison, P. E., and Dennison, G.E. (2002). BrainGym. Jakarta: PT. Grasindo.

Harmanto, Gatot. (2008).Geografi Bilingual untuk SMA/MA kelas X Semester 1 dan 2.

Bandung: Yrama Widya

Jensen, Eric (2008). Brain Based Learning-Pembelajaran Berbasis Kemampuan Otak (edisi

revisi). Yogyakarta: Pustaka Belajar

Kamdi, Waras. (2009). Project-Based Learning: Pendekatan Pembelajaran Inovatif.

Malakah Pelatihan Penyusunan Bahan Ajar Guru SMP dan SMAKota Tarakan.

Malang : Universitas Malang

Masykur, Moch dan Abdul Halim Fathani. (2008). Mathematical Intelligence :

CaraCerdas Melatih Otak dan Menanggulangi Kesulitan Belajar. Jogjakarta.

Ar-Ruzz Media

Muhibbin Syah, (2008). Psikologi Pendidikan, Bandung:PT Remaja Rosdakarya.

(37)

Adhitya Wibisono,2015

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWASEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Noback, C.R. (1995) Otak : Anatomi gros, Aliran darah dan Selaput Otak dalam Anatomi

Susunan Saraf Manusia. Edisi 2. Jakarta. EGC

Purwanto. (2011). Evaluasi Hasil Belajar, Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

Rahmat, J. (2005).Belajar Cerdas: Belajar Berbasis Otak. Bandung: Mizan Leraning

Center (MLC)

Rusman (2010). Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.

Jakarta: Raja Grafindo Persada

Riduwan (2009). Model dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sanjaya. Wina (2007). Penelitian dan Penilaian Pendidikan.Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya

Sugiyono (2010). Model Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D. Bandung: Alfabeta

Sumaatmadja, Nursid. (1981). Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan.

Bandung : Alumni.

Yusuf. (2002). Psikologi Perkembagan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sumber online:

Arifuddin. (2009). Hubungan antara Motivasi dengan Prestasi Belajar Siswa pada Mata

Pelajaran Geografi di Kelas XI IPS S MA Negeri 2 Singaraja. Diakses tanggal 29

Maret 2015 tersedia:

http://lambitu.wordpress.com/2009/10/28/hubungan-antara-

motivasi-dengan-prestasi-belajar-siswa-pada-mata-pelajaran-geografi-di-kelas-xi-ips-sma-negeri-2-singaraja/.pdf

Mulyana, Aina. (2012). Pengertian Hasil Belajar dan Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhinya. Diakses tanggal 18 Maret 2015.

Tersedia:

Gambar

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian
Tabel 3.2 Populasi Penelitian
Tabel 3.3 Sampel Penelitian
Tabel 3.5  Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir Soal

Referensi

Dokumen terkait

He continued with an explanation of the Transition Support Program (TSP), a framework for budgetary support from the Development Partners, for 3 years. He provided a brief report

Dari gambar 2 terlihat bahwa siswa belum mampu melakukan manipulasi matematika. Hal ini dikarenakan siswa masih kesulitan dalam mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui,

Dari hasil penelitian menunjukan bahwa para pelanggan yang menjadi informan penelitian menyatakan bahwa secara keseluruhan mereka merasa puas terhadap kebijakan

UKM Swara Darmagita Universitas Gunadarma, merupakan organisasi dengan status sebagai Unit Kegiatatan Mahasiswa yang langsung berkoordinasi dibawah Pembantu Rektor III.. Swara

Jika terjadi gangguan didaerah kerja Relai Diferensial, maka arus dari kedua sisinya akan saling menjumlah (Id&amp;#8800;0) kemudian Relai Diferensial akan bekerja memberikan

Try Lailatul Wahyuni dengan NIM 0901039 tahun 2014 “ Hubungan Sikap Kewirausahaan dengan Minat Berwirausaha (Survey pada Siswa Kelas XII Sekolah Menengah Kejuruan

Dibandingkan dengan sparsitas waktu, skema sparsitas ruang memiliki kekurangan yaitu tingkat kompresi yang rendah, sedangkan kelebihannya adalah ketahanan sinyal terhadap derau

Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran matematika menggunakan teori Bruner dengan bantuan peta konsep dapat meningkatkan penalaran dan