• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN EKONOMI REGIO ONAL JAWA TIMUR TRIWULAN III KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN EKONOMI REGIO ONAL JAWA TIMUR TRIWULAN III KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IV"

Copied!
143
0
0

Teks penuh

(1)

KANTOR

JAWA TIMUR

JAWA TIMUR

JAWA TIMUR

JAWA TIMUR

TRIWULAN III - 2013

R PERWAKILAN BANK IND

WILAYAH IV

(2)

Penerbit : Penerbit : Penerbit : Penerbit :

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV Divisi Kajian Moneter

Jl.Pahlawan No.105 SURABAYA

Telp. : 031-3520011 psw. 8301/8258

Fax : 031-3554178

(3)

Kantor

Kantor

Kantor

Kantor Perwaki

Perwaki

Perwaki

Perwaki

Misi Kantor Misi Kantor Misi Kantor Misi Kantor KantoKantoKantoKanto “Mendukung pen perbankan dan memberikan saran rangka mendukung Visi Visi Visi

Visi Kantor PerwakKantor PerwakKantor PerwakKantor Perwak “Menjadi kantor peningkatan peran Misi

Misi Misi

Misi Bank IndonesiaBank IndonesiaBank IndonesiaBank Indonesia “ Mencapai dan m kestabilan moneter nasional yang berkes

Visi Bank Indonesia Visi Bank Indonesia Visi Bank Indonesia Visi Bank Indonesia “Menjadi bank sent melalui penguatan n stabil.“

Nilai Nilai Nilai

Nilai –––– Nilai StrategiNilai StrategiNilai StrategiNilai Strategi Kompetensi – Intergr

Bank Indonesia

Bank Indonesia

Bank Indonesia

Bank Indonesia

Visi dan Misi

Visi dan Misi

Visi dan Misi

Visi dan Misi

kilan Bank Indonesia Wilayah IV

kilan Bank Indonesia Wilayah IV

kilan Bank Indonesia Wilayah IV

kilan Bank Indonesia Wilayah IV

tor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV tor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV tor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV tor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV ncapaian kebijakan Bank Indonesia di sistem pembayaran secara efisien da

n kepada Pemda dan lembaga terkait lainn ng pembangunan ekonomi daerah.”

akilan Bank Indonesia Wilayah IV akilan Bank Indonesia Wilayah IV akilan Bank Indonesia Wilayah IV akilan Bank Indonesia Wilayah IV:::: Bank Indonesia yang dapat dipercaya ran dalam menjalankan tugas-tugas Ban

ia : ia : ia : ia :

memelihara kestabilan nilai rupiah melal r dan sistem keuangan untuk mendukun esinambungan.“

ia : ia :ia : ia :

ntral yang kredibel secara nasional maup nilai-nilai strategis serta pencapaian inflasi

gis : gis :gis : gis :

gritas – Transparansi – Akuntabilitas – Keber

V (Jawa Timur)

V (Jawa Timur)

V (Jawa Timur)

V (Jawa Timur)

IV IV IV IV:::: i bidang moneter, dan optimal serta nya di daerah dalam

di daerah melalui ank Indonesia yang lalui pemeliharaan

ng pembangunan

upun internasional si yang rendah dan

(4)

Pertama-tama kami panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur Triwulan III - 2013 dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Kajian triwulanan ini disusun untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi stakeholders eksternal maupun internal yang terkait dengan perkembangan perekonomian, perbankan dan sistem pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan.

Secara garis besar, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada triwulan ini mencapai kinerja yang membanggakan sebesar 6,49% (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional (5,62%) maupun provinsi lainnya di Pulau Jawa. Sementara laju inflasi Jawa Timur di triwulan III-2013 tercatat sebesar 7,78% (yoy), lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang tercatat sebesar 8,40%. Di sisi lain, kinerja kredit perbankan sebagai salah satu penopang sumber pendanaan perekonomian Jawa Timur mencatat pertumbuhan sebesar 21,27% (yoy).

Kinerja pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada triwulan IV-2013 diperkirakan lebih tinggi dari triwulan sebelumnya di kisaran 6,65% s.d 6,75% (yoy), didukung dengan peningkatan kredit perbankan di kisaran 23%, meskipun dibayangi laju inflasi yang tinggi dengan proyeksi di kisaran 7,62% s/d 7,85%.

Analisa kajian ini didasarkan pada data dan informasi yang diperoleh dari berbagai pihak seperti perbankan, instansi pemerintah daerah, BUMN maupun swasta. Atas kerjasama tersebut kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Harapan kami, hubungan kemitraan yang terjalin selama ini dapat lebih ditingkatkan di masa yang akan datang. Kami juga mengharapkan masukan dan saran untuk lebih meningkatkan kualitas kajian sehingga dapat memberikan manfaat yang optimal.

Semoga Tuhan Yang Maha Pemurah selalu memberikan kekuatan dan kemudahan kepada kita semua dalam memberikan kontribusi yang terbaik bagi masyarakat Jawa Timur pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.

Surabaya, 8 November 2013 KEPALA PERWAKILAN BANK INDONESIA

WILAYAH IV (JAWA TIMUR)

Dwi Pranoto Direktur Eksekutif

(5)

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR TABEL iii

DAFTAR GRAFIK iv

RINGKASAN EKSEKUTIF ix

INDIKATOR MAKRO EKONOMI JAWA TIMUR xiii

INDIKATOR PERBANKAN JAWA TIMUR xiv

DAFTAR ISTILAH xv

DAFTAR SINGKATAN xviii

BAB 1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL 1

1.1 KONDISI UMUM 1 1.2 SISI PERMINTAAN 2 a. Konsumsi 3 b. Investasi 5 c. Ekspor - Impor 7 1.3 SISI PENAWARAN 9

a. Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran 12

b. Sektor Industri Pengolahan 14

c. Pertanian 15

d. Keuangan, Persewaan dan Jasa 17

e. Bangunan 19

f. Pengangkutan dan Komunikasi 20

BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 22

2.1 KONDISI UMUM 22

2.2 INFLASI BULANAN (mtm) 23

2.3 INFLASI TRIWULAN (qtq) 27

2.4 INFLASI TAHUNAN (yoy) 31

2.5 INFLASI MENURUT KOTA 33

2.6 DISAGREGASI INFLASI 35

BOKS 1 KELAMBANAN RESPON PENGELUARAN RUMAH TANGGA TERHADAP

BOKS 2 ANALISIS PENGARUH INFLASI TERHADAP DAYA SAING PRODUK JAWA TIMUR

BAB 3 PERKEMBANGAN PERBANKAN &SISTEM PEMBAYARAN 45

3.1 PERKEMBANGAN KINERJA BANK UMUM 46

3.1.1. ASET DAN AKTIVA PRODUKTIF 48

3.1.2. DANA PIHAK KETIGA (DPK) 51

3.1.3. KREDIT 55

3.1.4 KREDIT USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) 61

(6)

3.4 BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) 69

3.5 BANK BERKANTOR PUSAT DI SURABAYA 71

3.6 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN 73

3.6.1 TRANSAKSI KEUANGAN TUNAI 74

a. Aliran Uang Masuk/Keluar (inflow/Outflow) 74

b. Uang Kartal Tidak Layak Edar 76

3.6.2 TRANSAKSI KEUANGAN SECARA NON TUNAI 77

a. Transaksi RTGS (Real Time Gross settlement) 78

b. Transaksi Kliring 79

3.6.3 PENEMUAN UANG PALSU DI JAWA TIMUR 81

BOKS 3 EFEKTIVITAS PENYALURAN KREDIT PERBANKAN DI JAWA TIMUR

BAB 4 PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH 85

4.1 UMUM 85

4.2 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR 86

4.2.1 Anggaran Pendapatan Daerah 86

4.2.2 Realisasi Pendapatan Daerah 88

4.2.3 Anggaran Belanja Daerah 89

4.2.4 Realisasi Belanja Daerah 91

BOKS 3

BAB 5 KESEJAHTERAAN MASYARAKAT 93

5.1 UMUM 93

5.2 KETENAGAKERJAAN 93

5.2.1 Data Ketenagakerjaan Jawa Timur 93

5.2.2 Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) 96

5.3 KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PEDESAAN 98

5.3.1 Kesejahteraan Petani 98

5.3.2 Kesejahteraan Nelayan 99

5.4 PROFIL KEMISKINAN JAWA TIMUR 101

BAB 6 PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA 106

6.1 PERKIRAAN PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR 106

6.2 PERKIRAAN INFLASI JATIM 108

6.3 PERKIRAAN KINERJA PERBANKAN JAWA TIMUR 110

6.4 PROSPEK EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2013 110

6.5 PROSPEK INFLASI JAWA TIMUR TAHUN 2013 111

PERAN BELANJA MODAL DAERAH DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

(7)

Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran Provinsi Jawa Timur 10

Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sektor Pertanian 16

Tabel 2.1 Inflasi Triwulan II Tahun 2013 & Triwulan III 2013 di Jawa Timur (mtm) 23

Tabel 2.2 Inflasi & Sumbangan Inflasi di Jawa Timur (qtq) 28

Tabel 2.3 Inflasi Jawa Timur (yoy) Per Kelompok Barang 31

Tabel 2.4 Inflasi 7 Kota di Jawa Timur 33

Tabel 2.5 Inflasi 7 Kota di Jawa Timur per Kelompok Barang & Jasa Triwulan III - 2013 (%yoy) 34

Tabel 2.6 Sumbangan Inflasi 7 Kota di Jawa Timur per Kelompok Barang & Jasa Triwulan III-2013

(%yoy) 35

Tabel 3.1 Perkembangan Indikator Perbankan ( Bank Umum & BPR ) di Jawa Timur 45

Tabel 3.2 Perkembangan Indikator Bank Umum di Jawa Timur 46

Tabel 3.3 Perkembangan NPL per Kelompok Bank 64

Tabel 3.4 Perkembangan Indikator Bank Perkreditan Rakyat di Jawa Timur 69

Tabel 3.5 Perkembangan Indikator Bank Berkantor Pusat Di Surabaya 71

Tabel 3.6 Perkembangan Arus Uang Tunai (Inflow-Outflow) Kantor Bank Indonesia 75

Tabel 3.7 Perputaran Kliring dan Tolakan Cek, Bilyet Giro Tw.I - 2013 80

Tabel 4.1 Anggaran Pendapatan Daerah Prop. Jatim Triwulan I - 2013 (Juta Rupiah) 86

Tabel 4.2 Realisasi Pendapatan Daerah 88

Tabel 4.3 Anggaran Belanja Daerah Prov.Jatim Triwulan III - 2013 (Rp juta) 90

Tabel 4.4 Realisasi Belanja Daerah Prov.Jawa Timur Triwulan III - 2013 92

Tabel 5.1 Kondisi Ketenagakerjaan di Jawa Timur (2008 - 2012) (dalam ribuan) 94

Tabel 5.2 Survei Kegiatan Dunia Usaha SKDU Jawa Timur 97

Tabel 5.3 Garis Kemiskinan, Jumlah & Presentase Penduduk Miskin Menurut Daerah 102

Tabel 6.1 Tendensi Arah Inflasi dan Faktor Resiko 108

(8)

Grafik 1.1 Kontribusi PDRB Sektoral Prov. Jawa Timur 2

Grafik 1.2 Kontribusi PDRB Sisi Permintaan Prov. Jawa Timur 2

Grafik 1.3 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Prov. Jawa Timur 2

Grafik 1.4 Struktur Perekonomian Prov. Jawa Timur 2

Grafik 1.5 Sisi Permintaan PDRB Prov. Jawa Timur 3

Grafik 1.6 Sisi Permintaan PDRB Prov. Jawa Timur 3

Grafik 1.7 Survei Konsumen-Keyakinan Konsumen 4

Grafik 1.8 Survei Konsumen-Kondisi Ekonomi Saat Ini 4

Grafik 1.9 Indeks Penjualan Eceran 4

Grafik 1.10 Konsumsi Listrik Rumah Tangga 4

Grafik 1.11 Perkembangan Kredit Konsumsi 5

Grafik 1.12 Dana Simpanan Perbankan Perorangan 5

Grafik 1.13 Perkembangan Jumlah Proyek Investasi 6

Grafik 1.14 Perkembangan Nilai Proyek Investasi 6

Grafik 1.15 Perkembangan PMTB 6

Grafik 1.16 Perkembangan Kredit Investasi 6

Grafik 1.17 Perkembangan Volume Penjualan semen 7

Grafik 1.18 Perkembangan Impor Barang Modal 7

Grafik 1.19 Perkembangan Kinerja Ekspor Jatim 8

Grafik 1.20 Perkembangan Kinerja Ekspor Luar negeri Jatim 8

Grafik 1.21 Perkembangan Nilai Ekspor per Jenis Barang 8

Grafik 1.22 Pertumbuhan Ekspor per jenis barang 8

Grafik 1.23 Perkembangan Nilai Ekspor 8

Grafik 1.24 Perkembangan Nilai Impor 8

Grafik 1.25 Nilai Impor per Jenis Barang 9

Grafik 1.26 Pertumbuhan Impor per jenis Barang 9

Grafik 1.27 Pertumbuhan tiga sektor utama 10

Grafik 1.28 Pertumbuhan Sektor pendukung 10

Grafik 1.29 Pertumbuhan Sektor pendukung 10

Grafik 1.30 Utilisasi kapasitas produksi 11

Grafik 1.31 Utilisasi kapasitas produksi sektoral 11

Grafik 1.32 Indeks realisasi Usaha 12

Grafik 1.33 Indeks realisasi Usaha Sektoral 12

Grafik 1.34 Tingkat Hunian Kamar Hotel Berbintang di Jatim 13

Grafik 1.35 Lama Tinggal tamu di Hotel Berbintang di Jatim 13

Grafik 1.36 Jumlah Wisatawan Asing Melalui bandara Juanda 13

Grafik 1.37 Konsumsi Listrik Golongan Bisnis 13

Grafik 1.38 Pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan 14

Grafik 1.39 Perkembangan Pertumbuhan Impor barang Bahan Baku 15

(9)

Perkembngan NIM Perbankan Jatim 18

Grafik 1.46 Perkembangan Fee Based Incame 18

Grafik 1.47 Perkembangan Interest Based Income 18

Grafik 1.48 Perkembangan Pendapatan Biaya Operasional Bank Umum 18

Grafik 1.49 Volume Penjualan semen di jatim 20

Grafik 1.50 Rata-Rata Pembangunan Properti Residensial 20

Grafik 1.51 Rata-Rata Penjualan Properti Residensial 20

Grafik 1.52 Arus Penumpang di Tanjung Perak 21

Grafik 1.53 Arus Barang di tanjung Perak 21

Grafik 1.54 Penumpang Domestik di Bandara Juanda 21

Grafik 1.55 Penumpang Internasional di Bandara Juanda 21

Grafik 2.1 Inflasi Jawa Timur & Nasional (yoy) 22

Grafik 2.2 Perkembangan Inflasi Jawa Timur 22

Grafik 2.3 Disagregasi Inflasi Jawa Timur (yoy) 22

Grafik 2.4 Perbandingan Inflasi di Kawasan Jawa (yoy) 22

Grafik 2.5 Inflasi per Kelompok Barang Tw III-2013 (mtm) 24

Grafik 2.6 Inflasi Juli 2013 per Kelompok Barang 9mtm) 24

Grafik 2.7 Inflasi Agustus 2013 per Kelompok Barang (mtm) 24

Grafik 2.8 Inflasi September 2013 per Kelompok Barang (mtm) 24

Grafik 2.9 Perkembangan Inflasi per Kelompok Barang 25

Grafik 2.10 Inflasi Terkait Kenaikan Harga BBM (mtm) 25

Grafik 2.11 Inflasi Harga Sub Kelompok Daging dan Telur (mtm) 26

Grafik 2.12 Perkembangan Kurs dan Harga Emas 26

Grafik 2.13 Perkembangan Inflasi Sub Kelompok Pendidikan 26

Grafik 2.14 Inflasi (mtm) Kedelai dan Hasilnya 27

Grafik 2.15 Inflasi Sub Kelompok Bahan Makanan 28

Grafik 2.16 Perbandingan Inflasi (qtq) Sub Kelompok Bahan Makanan 28

Grafik 2.17 Harga Beras Internasional dan Lokal 29

Grafik 2.18 Inflasi Beras Jatim 29

Grafik 2.19 Inflasi Sub Kelompok Bumbu-Bumbuan 30

Grafik 2.20 Produksi Bumbu-Bumbuan di Jatim 30

Grafik 2.21 Inflasi Sub Kelompok Daging, Telur dan Hasil-Hasilnya (qtq) 31

Grafik 2.22 Inflasi Tahunan Sub Kelompok 2012-2013 32

Grafik 2.23 Inflasi Kelompok Bahan Makanan, Makanan Jadi, Sandang 32

Grafik 2.24 Inflasi Tahunan Kelompok Bahan Makanan Tahun 2012-2013 33

Grafik 2.25 Inflasi Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan (yoy) 33

Grafik 2.26 Perbandingan Inflasi Tahunan 34

Grafik 2.27 Inflasi Jatim per Komponen 35

Grafik 2.28 Perbandingan Inflasi Jatim dan Rata-Ratanya 35

Grafik 2.29 Perbandingan - Disagregasi Inflasi (mtm) 36

(10)

Perkembangan Inflasi Inti Tradeable - Food & Non Food 38

Grafik 2.35 Inflasi Inti tanpa Emas 38

Grafik 2.36 Inflasi Traded - Properti & Nilai Tukar 39

Grafik 2.37 Inflasi Non Traded - Properti & Nilai Tukar 39

Grafik 2.38 Indeks Keyakinan & Ekspektasi Konsumen 39

Grafik 2.39 Eksktasi Harga yang Akan Datang 39

Grafik 3.1 Perkembangan LDR 47

Grafik 3.2 Perkembangan LDR per Kelompok Bank 47

Grafik 3.3 Pertumbuhan Indikator Utama Perbankan (yoy) 48

Grafik 3.4 Perkembangan Total Aset Bank Umum 49

Grafik 3.5 Proporsi Aset Bank Umum 49

Grafik 3.6 Proporsi Aset Bank Umum per Kab./Kot 49

Grafik 3.7 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (y-o-y) 49

Grafik 3.8 Jumlah Aset Bank Umum Per Kab./Kot 50

Grafik 3.9 Pertumbuhan Aset Bank Umum Per Kab./Kot 50

Grafik 3.10 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (y-o-y) 51

Grafik 3.11 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (y-o-y) 52

Grafik 3.12 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (qtq) 52

Grafik 3.13 Perkembangan DPK per Jenis Simpanan 52

Grafik 3.14 Komposisi DPK Bank Umum (%) 52

Grafik 3.15 Perbandingan Suku Bunga Simpanan - BI Rate 53

Grafik 3.16 Proporsi DPK per Kab./Kot 54

Grafik 3.17 Jumlah DPK per Kab./Kot 54

Grafik 3.18 Pertumbuhan DPK Bank Umum Per Kab./Kot 55

Grafik 3.19 Pertumbuhan Kredit (yoy) 56

Grafik 3.20 Pertumbuhan Kredit (qtq) 56

Grafik 3.21 Proporsi Penyaluran Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan 57

Grafik 3.22 Proporsi Penyaluran Kredit Berdasarkan Kelompok Bank 57

Grafik 3.23 Pertumbuhan Kredit Per Jenis Penggunaan(y-o-y) 58

Grafik 3.24 Pertumbuhan Kredit Per Jenis Penggunaan (q-t-q) 58

Grafik 3.25 Proporsi Kredit Sektoral 58

Grafik 3.26 Perkembangan Kredit Sektoral Dominan (yoy) 59

Grafik 3.27 Perbandingan Suku Bunga Kredit & BI Rate 59

Grafik 3.28 Proporsi Penyaluran Kredit per Kab./Kot 60

Grafik 3.29 Pertumbuhan Kredit per Kab./Kot 60

Grafik 3.30 Perkembangan Kredit UMKM 61

Grafik 3.31 Proporsi Kredit UMKM Berdasarkan Bank 62

Grafik 3.32 5 Besar Provinsi Penyalur KUR 63

Grafik 3.33 Perkembangan Penyaluran KUR di Jatim 63

Grafik 3.34 Perkembangan NPL Bank Umum 65

Grafik 3.35 Perkembangan NPL per Jenis Penggunaan 65

(11)

Pertumbuhan Pembiayaan Syariah per jenis pengunaan 68

Grafik 3.42 Pangsa Pembiayaan Syariah per jenis pengunaan 68

Grafik 3.43 Non Performing Financing (NPF) dan Financing to Deposits Ratio (FDR)

Perbankan Syariah di Jawa Timur 68

Grafik 3.44 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga BPR (%-yoy) 70

Grafik 3.45 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga BPR (%-qtq) 70

Grafik 3.46 Pertumbuhan Kredit BPR per-Jenis Penggunaan (yoy) 70

Grafik 3.47 Proporsi Kredit BPR PerJenis Penggunaan 70

Grafik 3.48 Perkembangan LDR & NPL BPR 70

Grafik 3.49 Pertumbuhan Indikator Bank Ber-KP di Surabaya (yoy) 71

Grafik 3.50 Pertumbuhan Indikator Bank Ber-KP di Surabaya (qtq) 71

Grafik 3.51 Proporsi DPK Per Jenis Simpanan Pada Bank Ber KP di Surabaya 72

Grafik 3.52

Pertumbuhan DPK Per Jenis Simpanan Pada Bank Ber-KP di Surabaya (qtq) 72

Grafik 3.53 Perkembangan Kredit Per Jenis Penggunaan Pada Bank Ber-KP di Surabaya

(qtq) 73

Grafik 3.54 Proporsi Kredit Perjenis Penggunaan Bank Ber KP di Surabaya 73

Grafik 3.55 Perkembangan LDR dan NPL Bank Berkantor Pusat di Surabaya 73

Grafik 3.56 Perkembangan Arus Uang Tunai (inflow - out flow) dalam juta rupia 75

Grafik 3.57 Perkembangan Net Flow Jawa Timur 75

Grafik 3.58 Pemusnahan Uang Tidak Layak Edar (PTTB) 76

Grafik 3.59 Perkembangan Transaksi Non Tunai Di Jawa Timur 77

Grafik 3.60 Perkembangan Transaksi RTGS Di Jawa Timur 78

Grafik 3.61 Pertumbuhan Transaksi RTGS (yoy) 78

Grafik 3.62 Pertumbuhan Transaksi RTGS (qtq) 78

Grafik 3.63 6 Kota dengan Aktivitas Transaksi Outgoing RTGS Terbesar 79

Grafik 3.64 6 Kota dengan Aktivitas Transaksi Incoming RTGS Terbesar 79

Grafik 3.65 Perkembangan Transaksi Kliring di Jatim 80

Grafik 3.66 Tolakan Transaksi Kliring di Jatim 80

Grafik 3.67 Statistik Uang Palsu yang Ditemukan 81

Grafik 3.68 Statistik Uang Palsu yang Ditemukan 81

Grafik 4.1 Perkembangan APBD Provinsi Jatim 86

Grafik 4.2 Proporsi APBD Jatim 87

Grafik 4.3 Realisasi PAD Jatim 89

Grafik 4.4 Proporsi Anggaran Belanja Tidak langsung Prov. Jatim 90

Grafik 4.5 Proporsi Belanja Langsung Prov. Jatim 91

Grafik 4.6 Realisasi Anggaran Belanja Tidak Langsung 92

Grafik 4.7 Realisasi Anggaran Belanja Langsung 92

Grafik 5.1 Penyerapan Tenaga Kerja Sisi Sektoral 94

Grafik 5.2 Penyerapan Tenaga Kerja 95

Grafik 5.3 Komposisi Tenaga Kerja Formal 95

Grafik 5.4 Komposisi Bidang Tenaga Kerja Informal 95

Grafik 5.5 Penyerapan Tenaga Kerja 3 Sektor Utama 97

Grafik 5.6 Penyerapan Tenaga Kerja Sektoral 97

(12)

Grafik 5.13 Perkembangan Penduduk Miskin di Jawa Timur (%) 101

Grafik 5.14 Pertumbuhan Pengeluaran RT dan Inflasi Jatim 103

Grafik 5.15 Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan 104

Grafik 6.1 Indeks Ekspetasi Konsumen (IEK) 106

(13)

Ringkasan

Ringkasan

Ringkasan

Ringkasan

Eksekutif

Eksekutif

Eksekutif

Eksekutif



(14)

RINGKASAN

RINGKASAN

RINGKASAN

RINGKASAN

EKSEKUTIF

EKSEKUTIF

EKSEKUTIF

EKSEKUTIF

KAJIAN EKONOMI REGIONAL (KER)

KAJIAN EKONOMI REGIONAL (KER)

KAJIAN EKONOMI REGIONAL (KER)

KAJIAN EKONOMI REGIONAL (KER)

TRIWULAN I

TRIWULAN I

TRIWULAN I

TRIWULAN IIIIIIIII –

––

– 201

201

201

2013

3

3

3

Assesmen Assesmen Assesmen

Assesmen Perkembangan Makro EkonomiPerkembangan Makro EkonomiPerkembangan Makro Ekonomi Perkembangan Makro Ekonomi

Ekonomi Jatim periode ini tumbuh melambat (6,49% - yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya pada level 6,89% (direvisi dari sebelumnya 6,97%). Angka ini pun lebih rendah dari perkiraan KPwBI Wil.IV pada level 7,09% (yoy). Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi hingga triwulan III 2013 mencapai 6,68% (ctc), lebih rendah dibandingkan Januari–September 2012 pada level 7,33% (ctc). Pertumbuhan ekonomi Jatim masih di atas angka pertumbuhan ekonomi nasional (5,62%) maupun provinsi lainnya

di Kawasan Jawa. Perlambatan kinerja ekonomi juga dialami seluruh

daerah di pulau Jawa

Dari sisi permintaan, perlambatan ini disebabkan masih rendahnya pertumbuhan transaksi ekspor khususnya ke kawasan ASEAN. Sumbangan pertumbuhan ekspor Jatim sebesar 2,81%, lebih rendah dari triwulan II 2013 di kisaran 3,50%. Di sisi lain, sumbangan impor sedikit melambat dari 2,48% menjadi 2,32%. Selain itu, masih rendahnya serapan belanja modal pemerintah mengakibatkan penurunan kontribusi komponen ini pada perekonomian. Dari sisi investasi hingga triwulan III 2013 tercatat pertumbuhan investasi swasta tidak beranjak dari kisaran 6% (yoy). Hal tersebut terkonfirmasi oleh hasil liaison, dimana perusahaan cenderung melakukan aksi wait and see di tengah ketidakpastian faktor eksternal dan peningkatan biaya produksi dalam negeri.

Ditinjau dari sisi penawaran sektor Industri Pengolahan, sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan, serta sektor Perdagangan Hotel dan Restoran (PHR) menjadi sektor utama pendorong perlambatan

pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur. Ketiga sektor tersebut, secara

berurutan menyumbang perlambatan pertumbuhan ekonomi masing-masing sebesar 1,26%, 0,45%, dan 0,41%.

Assesmen Inflasi Assesmen Inflasi Assesmen Inflasi Assesmen Inflasi

Laju inflasi pada triwulan III-2013 tercatat sebesar 7,78% (yoy) dan lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang sebesar 8,40%. Rendahnya Kinerja ekonomi

Jatim melambat sebesar 6,49% (yoy),lebih tinggi dibandingkan nasional (5,62%).

Laju inflasi pada triwulan III-2013, secara tahunan, mencapai sebesar 7,78% (yoy), lebih rendah dibandingkan nasional (8,40%).

(15)

tekanan inflasi Jatim menyebabkan inflasi sampai dengan September 2013 mencapai 6,81% (ytd) lebih rendah dibandingkan nasional yang telah mencapai 7,57%. Sedangkan secara triwulanan, inflasi Jatim justru meningkat dari 0,11% (qtq) pada triwulan II-2013 menjadi 3,72%.

Peningkatan konsumsi masyarakat karena adanya Hari Raya Idul Fitri menjadi indikator peningkatan inflasi kelompok volatile food dari 12,39% (yoy) pada triwulan II-2013 menjadi 14,43% (yoy), serta kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang menyebabkan lonjakan inflasi kelompok administered price dari 6,58% (yoy) menjadi 13,89%. Kelompok inflasi inti (core inflation) juga menyumbang kenaikan inflasi sebagai dampak kenaikan harga emas dan pelemahan nilai tukar Rupiah sehingga pada triwulan ini meningkat menjadi 4,25% (yoy) dari triwulan sebelumnya yang hanya sebesar 3,90%.

Berbeda dibandingkan periode sebelumnya dimana Jatim berada di urutan ketiga tertinggi di kawasan Jawa. Pada periode kali ini Jatim berada pada posisi kelima atau kedua dari bawah. Realisasi inflasi di kawasan Jawa, terendah ditempati Yogyakarta (7,60%), Jawa Timur (7,79%), Semarang (7,89%), Jakarta (6,54%) dan tertinggi terjadi pada Provinsi Banten (10,13%).

Assesmen Perbankan Assesmen Perbankan Assesmen Perbankan Assesmen Perbankan

Sampai dengan Triwulan III tahun 2013 kinerja perbankan di Jawa Timur baik Bank Umum maupun Bank Perkreditan Rakyat (BPR) masih terus menunjukkan perkembangan positif. Hal tersebut tercermin dari indikator total aset, kredit dan DPK yang tumbuh dengan baik serta didukung oleh tingkat risiko kredit yang rendah (kurang dari 5%) dan stabil. Aset Bank Umum dan BPR tetap tumbuh tinggi yaitu sebesar 15,76% (yoy) hingga mencapai Rp 416,27 triliun pada Triwulan III 2013. Kredit tumbuh sebesar 21,27% (yoy) menjadi sebesar Rp 291,26 triliun pada Triwulan III 2013. Demikian pula dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Umum dan BPR di Jawa Timur yang mencatat pertumbuhan sebesar 12,73% (yoy) menjadi sebesar Rp 318,99 triliun.

Sementara itu, perkembangan transaksi sistem pembayaran di wilayah Kantor Perwakilan (Kpw) Bank Indonesia di Jawa Timur yang meliputi KPw

BI Wilayah IV, Malang, Jember dan Kediri pada Triwulan III-2013secara

kumulatif kembali menunjukkan posisi net inflow setelah mencatat net outflow pada periode sebelumnya. Tercatat net inflow Jawa Timur pada periode laporan adalah sebesar Rp 729,32 miliar. Kondisi tersebut berbeda apabila dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu Triwulan II 2013 Kinerja perbankan di Jawa Timur masih terus menunjukkan perkembangan positif dengan pertumbuhan kredit mencapai 21,27% (yoy).

(16)

yang mencatat net outflow sebesar Rp 411,54 miliar. Hal serupa juga ditunjukkan oleh transaksi non-tunai melalui sistem BI-RTGS yang tumbuh mencapai 1% (qtq) dari sisi volume transaksi dan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) yang meningkat sebesar 4,59% dibandingkan triwulan sebelumnya. Peningkatan kedua transaksi non tunai tersebut turut mengkonfirmasi peningkatan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada triwulan ini.

Prospek Ekono Prospek Ekono Prospek Ekono

Prospek Ekonomi, Inflasi dan Perbankan Tw IVmi, Inflasi dan Perbankan Tw IVmi, Inflasi dan Perbankan Tw IV 2013mi, Inflasi dan Perbankan Tw IV20132013 2013

Pada triwulan IV 2013, pertumbuhan ekonomi Jatim diproyeksikan tumbuh pada rentang pertumbuhan 6,65% s.d 6,75% (yoy). Perekonomian Jawa Timur triwulan ini diperkirakan mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencatat

pertumbuhan pada level 6,49% (yoy).

Dari sisi permintaan, pertumbuhan perekonomian Jawa Timur masih ditopang oleh tingkat konsumsi masyarakat, sebagaimana tercermin pada hasil survei konsumen. Namun, pertumbuhannya masih lebih rendah dibandingkan triwulan III 2013, mengingat telah berlalunya puncak pengeluaran belanja masyarakat di saat Hari Raya Idul Fitri. Komponen terbesar selanjutnya, yaitu investasi swasta (PMTB) diproyeksikan tumbuh lebih rendah mengingat masih belum membaiknya kondisi ekonomi domestik dan permintaan global.

Di sisi penawaran, diharapkan kinerja sektor industri pengolahan mengalami perbaikan pasca terjaganya nilai tukar rupiah. Meskipun perdagangan luar negeri Jatim mengalami tekanan cukup dalam akibat pelemahan ekonomi Eropa, namun masih cukup kuatnya kinerja perdagangan dalam negeri Jatim diprediksi masih cukup baik untuk menyokong kinerja sub sektor perdagangan besar Jatim.

Mencermati perkembangan inflasi terkini dan tracking beberapa indikator harga, maka inflasi kota Jawa Timur pada Tw IV-2013 diperkirakan secara

tahunan (yoy) berada di kisaran 7,62% s/d 7,85%.

Adanya beberapa potensi risiko seperti berakhirnya musim panen dan baru dimulainya musim tanam petani yang diiringi dengan tibanya musim penghujan berpotensi menyebabkan gangguan pasokan di masyarakat, disisi lain justru di akhir tahun permintaan masyarakat mengalami kenaikan karena Hari Natal dan Tahun Baru. Walaupun masih terdapat kecukupan stok dari masa panen periode sebelumnya, namun tata niaga atau distribusi barang yang ada saat ini tidak mampu mencukupi kebutuhan/pasokan semua daerah juga menjadi potensi peningkatan

Ekonomi Jatim pada Tw IV-2013 diperkirakan tumbuh pada rentang 6,65% s.d 6,75% (yoy).

Inflasi IHK pada triwulan IV-2013, diperkirakan berada di kisaran 7,62% s/d 7,85% (yoy).

(17)

inflasi. Masih berlanjutnya kebijakan kenaikan Tarif Tenaga Listrik (TTL) di pertengahan Triwulan IV-2013 serta adanya potensi kenaikan cukai rokok menjadi pendorong utama meningkatnya inflasi di kelompok administered price meskipun pada tingkat yang relatif lebih rendah

dibandingkan akhir Tw III-2013 dengan adanya kenaikan harga BBM.Dari

sisi fundamental, potensi dorongan inflasi inti diperkirakan berasal dari kelompok tradeable seiring dengan meningkatnya permintaan di akhir tahun yang akan mendorong pula para pelaku usaha untuk meningkatkan utilisasinya sehingga dapat memenuhi permintaan pasar. Sedangkan dari sisi kelompok non tradable, potensi kenaikan UMK juga akan mendorong peningkatan inflasi kelompok ini walaupun pada tingkat yang relatif lebih rendah dibandingkan kelompok tradable. Berlanjutnya peningkatan TTL pada Tw IV-2013 berpotensi direspon masyarakat dengan peningkatan tarif sewa rumah serta kenaikan harga barang seiring dengan peningkatan biaya produksi. Faktor penahan inflasi kelompok ini adalah rendahnya tekanan inflasi dari komoditas emas seiring dengan masih lesunya perdagangan di dunia internasional serta telah berlalunya tahun ajaran baru

.

Diperkirakan pada triwulan IV 2013 kinerja industri perbankan di Jawa Timur akan terus meningkat. Struktur dan pondasi sistem perbankan yang cukup baik diyakini masih dapat terjaga terutama ditopang oleh peningkatan fungsi intermediasi oleh perbankan. Adanya kenaikan BI Rate secara bertahap dari sebesar 6% pada Triwulan II 2013 menjadi 7,25% pada Triwulan III 2013 diperkirakan akan mendorong peningkatan suku bunga kredit dan DPK secara bertahap sampai dengan akhir tahun. Namun demikian, dengan penerapan strategi pengembangan usaha yang tepat serta efisiensi biaya perbankan di Jawa Timur diharapkan mampu terus meningkatkan kinerjanya.

Pertumbuhan kredit oleh perbankan pada triwulan IV 2013 diperkirakan tetap mengalami peningkatan. Hal tersebut berdasarkan pertimbangan adanya momen periode libur natal dan akhir tahun yang pada akhirnya akan meningkatkan kredit konsumsi. Sektor ekonomi andalan Jatim seperti sektor perdagangan, sektor industri pengolahan, sektor konstruksi serta sektor transportasi dan komunikasi pertanian masih menjadi sektor

unggulan bagi perbankan untuk dibiayai.

Prospek Ekonomi dan Inflasi Tahun 2013 Prospek Ekonomi dan Inflasi Tahun 2013 Prospek Ekonomi dan Inflasi Tahun 2013 Prospek Ekonomi dan Inflasi Tahun 2013

Di sepanjang tahun 2013, pertumbuhan ekonomi Jatim diproyeksikan tumbuh pada rentang 6,50% s.d 6,70% (yoy), ), lebih rendah dari angka Pertumbuhan kredit perbankan pada triwulan IV 2013 diperkirakan tetap mengalami peningkatan Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Jatim diproyeksikan tumbuh pada rentang 6,50% s.d 6,70% (yoy).

(18)

perkiraan sebelumnya di kisaran 6,70% s.d 6,90%. Perkiraan pertumbuhan ekonomi Jatim tahun 2013 ini masih lebih rendah dibandingkan tahun 2012 (7,27% - yoy), namun pertumbuhan ini diyakini masih yang tertinggi dibandingkan provinsi lainnya di Pulau Jawa.

Dari sisi permintaan, penopang utama pertumbuhan ekonomi masih berasal dari konsumsi masyarakat seiring dominannya proporsi usia produktif di Jawa Timur. Sementara itu, kenaikan tarif komponen pembentuk biaya produksi di tahun 2013 terindikasi berdampak pada kinerja sektor riil Jawa Timur di triwulan III 2013. Hal ini terlihat dari melemahnya kinerja investasi dan konsumsi swasta nirlaba. Di sisi lain, masih belum pulihnya ekonomi global dan tertekannya nilai rupiah pada Juli 2013 turut mempengaruhi kinerja perdagangan luar negeri Jawa Timur. Meskipun, transaksi perdagangan dalam negeri masih terjaga stabil, namun secara keseluruhan neraca perdagangan Jawa Timur menunjukkan pelemahan dibandingkan tahun 2012. Tingginya upaya pemerintah untuk menyelesaikan proyek infrastruktur di daerah turut

mendorong level pertumbuhan belanja pemerintah.

Di sisi penawaran, meningkatnya komponen biaya produksi baru terindikasi dampaknya pada triwulan III 2013. Hampir seluruh sektor ekonomi mengalami perlambatan pertumbuhan meskipun pelaku usaha telah berusaha meningkatkan efisiensi produksinya, namun daya saing produknya masih lebih rendah dibandingkan negara lain. Tingginya arus impor negara tetangga pun turut berdampak pada kinerja sektor industri pengolahan, khususnya yang memiliki pasar utama tujuan dalam negeri. Masih belum terurainya permasalahan di Tanjung Perak menjadi bottle neck tersendiri bagi pelaku usaha di sub sektor perdagangan besar. Sementara itu, meningkatnya kebutuhan masyarakat dalam kegiatan wisata turut mendorong kinerja subsektor hotel dan restoran, ditambah

dengan meningkatnya peranan Kota Surabaya sebagai sub hub ke

Indonesia Timur yang terindikasi dari bertambahnya jumlah hotel kelas bisnis di Surabaya. Adanya pergeseran musim tahun ini berdampak signifikan pada tingkat produksi sub sektor tanaman bahan makanan. Berdasarkan rilis data Angka Ramalan II (ARAM II), terindikasi adanya perlambatan produksi meskipun angkanya masih sama dengan tahun 2012. Meningkatnya suku bunga konsumsi sejak Agustus 2013 turut menekan kinerja sektor konstruksi dan sub sektor real estate, sehingga kedua sektor ini mengalami perlambatan sejak triwulan III 2013. Hal serupa terjadi pada sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan akibat meningkatnya faktor risiko sektor keuangan pasca kenaikan suku

(19)

bunga perbankan dan melemahnya kinerja sektor riil pada triwulan III 2013. Namun demikian, sektor pendukung lainnya diharapkan mampu lebih tinggi seiring meningkatnya demand masyarakat (pasca kenaikan UMK 2013), seperti sektor transportasi dan komunikasi.

Secara tahunan, tekanan inflasi sampai dengan akhir tahun 2013, diproyeksi bersumber dari kelompok administered price sebagai dampak kenaikan harga BBM, tarif listrik serta cukai rokok yang terjadi di sepanjang tahun 2013 serta kembali meningkatkan inflasi kelompok volatile food di akhir tahun. Dengan demikian inflasi Jatim pada tahun 2013 diperkirakan secara tahunan berada di kisaran 7% + 1.

Masih terbatasnya proses produksi pangan karena berbagai kendala seperti ketersediaan bibit, pengairan, pencegahan hama serta kerentanan terhadap cuaca menajdi penyebab utama keterbatasan pasokan di musim-musim tertentu sehingga belum dapat mendorong terjadinya

penurunan harga yang lebih dalam.

Dari sisi fundamental potensi dorongan inflasi inti diperkirakan berasal

dari kelompok tradeable yang berasal dari kelompok perumahan dan

pendidikan, meskipun di sisi lain tren pelemahan harga emas dunia (pada tingkat yang semakin kecil) dapat menahan laju inflasi di kelompok ini. Cukup baiknya eskpektasi para pelaku usaha akan kondisi perekonomian Jawa Timur, diimbangi dengan peningkatan kapasitas utilisasi produksi

sehingga dapat meminimalkan terjadinya output gap dan mendukung

stabilnya inflasi kelompok ini sampai dengan akhir tahun 2013.

Inflasi IHK di akhir tahun 2013, diperkirakan berada di kisaran 7% + 1 (yoy).

(20)

2012

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK)

JAWA TIMUR 130.58 131.75 134.29 135.50 139.39 139.55 144.74 - Kota Surabaya 130.32 131.39 133.80 135.02 138.95 139.09 144.18 - Kota Malang 130.51 131.63 134.34 135.89 139.65 140.14 145.31 - Kota Kediri 129.34 130.90 134.04 134.62 138.00 138.82 144.47 - Kota Jember 131.12 132.22 134.39 135.86 139.66 139.33 144.83 - Kota Probolinggo 133.59 135.90 139.28 140.56 144.54 137.07 150.44 - Kota Madiun 134.42 135.20 137.51 138.20 142.52 144.58 147.45 - Kota Sumenep 128.26 129.81 132.63 133.44 137.77 142.10 141.63

LAJU INFLASI TAHUNAN (Y-O-Y)

JAWA TIMUR 3.97 4.63 4.50 4.50 6.75 5.93 7.78 - Kota Surabaya 4.19 4.69 4.29 4.37 6.63 5.86 7.75 - Kota Malang 3.80 4.44 4.58 4.60 7.01 6.46 8.17 - Kota Kediri 4.34 5.06 5.26 4.63 6.70 6.05 7.78 - Kota Jember 2.46 4.12 4.40 4.49 6.51 5.38 7.77 - Kota Probolinggo 3.19 4.66 5.55 5.88 8.20 5.59 8.02 - Kota Madiun 3.36 3.93 3.91 3.51 6.04 6.39 7.23 - Kota Sumenep 5.10 5.46 6.06 5.06 7.42 5.10 6.78

PDRB Harga Konstan (Milliar Rp) 95,330,557 98,085,149 100,427,099 99,823,633 101,637,322 104,923,561 106,946,358 - Pertanian 15,982,668 14,177,715 13,591,281 10,712,279 16,295,361 14,596,007 13,831,915 - Pertambangan dan Penggalian 1,893,917 2,120,466 2,160,927 2,225,952 1,944,490 2,169,220 2,267,291 - Industri Pengolahan 23,409,626 23,871,800 24,936,426 25,799,205 24,587,026 25,398,705 26,272,724 - Listrik, gas, dan air bersih 1,257,835 1,320,473 1,310,535 1,349,589 1,324,308 1,381,232 1,370,689 - Bangunan 2,893,702 3,224,522 3,314,209 3,408,133 3,132,579 3,564,182 3,594,584 - Perdagangan, Hotel dan Restoran 30,081,571 31,799,848 32,958,742 33,535,338 32,903,774 34,637,806 35,764,742 - Pengangkutan dan komunikasi 6,945,037 7,627,427 7,949,406 8,119,044 7,707,809 8,393,503 8,800,228 - Keuangan, persewaan, dan jasa 5,156,525 5,439,472 5,544,158 5,662,313 5,594,390 5,857,555 5,954,027 - Jasa 2,145,164 8,503,427 8,661,415 2,996,662 2,239,473 8,925,351 9,090,159

Pertumbuhan (yoy)

- Pertanian 2.76 4.68 4.36 1.95 1.96 2.95 1.77 - Pertambangan dan Penggalian 5.09 1.66 1.01 1.11 2.67 2.30 4.92 - Industri Pengolahan 6.23 5.74 7.21 6.17 5.03 6.40 5.36 - Listrik, gas, dan air bersih 7.07 6.69 5.25 5.90 5.28 4.60 4.59 - Bangunan 10.18 5.58 6.84 6.10 8.26 10.53 8.46 - Perdagangan, Hotel dan Restoran 9.69 10.61 9.79 10.13 9.38 8.92 8.51 - Pengangkutan dan komunikasi 13.17 8.05 8.79 9.10 10.98 10.04 10.70 - Keuangan, persewaan, dan jasa 7.76 8.92 8.18 7.20 8.49 7.69 7.39 - Jasa 4.75 4.96 4.63 4.97 4.40 4.96 4.95

Pertumbuhan PDRB (yoy ) 7.27 7.31 7.41 7.09 6.62 6.97 6.49 2013

INDIKATOR

(21)

A. Perbankan A. PerbankanA. Perbankan A. Perbankan

Tw I Tw ITw I

Tw I Tw IITw IITw IITw II Tw IIITw IIITw IIITw III Tw IVTw IVTw IVTw IV Tw ITw ITw ITw I Tw IITw IITw IITw II Tw IIITw IIITw IIITw III Bank Umum :

Bank Umum : Bank Umum : Bank Umum :

Total Asset (Rp. Triliun) 304.22 322.89 342.66 353.60 362.32 379.47 406.88 DPK (Rp. Triliun) 252.81 262.25 273.66 289.09 287.82 293.80 313.69 - Tabungan (Rp. Triliun) 109.95 116.20 122.89 134.22 130.08 133.15 140.54 - Giro (Rp. Triliun) 42.85 43.54 46.07 47.67 46.57 45.98 51.85 - Deposito (Rp. Triliun) 100.00 102.50 104.70 107.20 111.16 114.67 121.31 Kredit (Rp. Triliun) - Bank Pelapor 192.75 210.06 223.51 239.48 245.21 265.35 284.35 - Modal Kerja 112.31 123.45 129.66 139.52 142.72 153.43 165.97 - Investasi 26.13 28.75 31.21 33.72 33.43 38.62 41.56 - Konsumsi 54.32 57.86 62.64 66.25 69.06 73.31 76.82 Non Performing Loan (NPL-Gross) 2.96 2.73 2.64 2.60 2.26 2.12 2.02 Loan to Deposit Ratio - LDR (%) 76.25% 80.10% 85.07% 82.84% 85.20% 90.32% 90.64% Kredit UMKM (Triliun Rp)-Bank Pelapor 63.21 68.87 63.65 68.53 70.40 78.65 79.16 NPL UMKM Gross (%) 4.22 3.82 3.68 3.63 3.89 3.56 3.59

BPR : BPR : BPR : BPR :

Total Asset (Rp. Triliun) 6.98 7.35 8.01 8.33 8.57 8.97 9.39 DPK (Rp. Triliun) 4.18 4.39 4.74 4.89 4.98 5.09 5.30 - Tabungan (Rp. Triliun) 1.33 1.35 1.47 1.57 1.61 1.60 1.65 - Deposito (Rp. Triliun) 2.85 3.03 3.27 3.32 3.38 3.50 3.65 Kredit (Rp. Triliun) 5.15 5.57 5.81 5.94 6.19 6.70 6.92 - Modal Kerja 3.36 3.63 3.78 3.80 4.11 4.48 4.62 - Investasi 0.16 0.17 0.20 0.28 0.20 0.23 0.26 - Konsumsi 1.64 1.77 1.83 1.85 1.88 1.99 2.05 Non Performing Loan (NPL-Gross) 4.29% 4.14% 4.24% 3.39% 3.84% 3.88% 3.88% Loan to Deposit Ratio - (LDR) % 123.38% 127.08% 123% 121% 124% 131% 131%

SYARIAH : SYARIAH : SYARIAH : SYARIAH :

-Total Asset (Rp. Triliun) 12.01 13.14 14.08 16.57 17.27 18.74 19.23 DPK (Rp. Triliun) 9.32 9.88 10.59 12.39 13.13 13.83 13.90 - Giro (Rp. Triliun) 0.84 0.88 0.88 1.39 1.22 1.27 0.75 - Tabungan (Rp. Triliun) 4.90 5.08 5.43 4.83 4.95 7.29 7.36 - Deposito (Rp. Triliun) 3.58 3.92 4.28 6.18 6.97 5.27 5.78 Pembiayaan (Rp. Triliun) 8.93 10.03 10.68 11.99 12.46 13.53 13.84 - Modal Kerja 3.60 4.16 4.54 5.08 5.24 5.74 6.04 - Investasi 1.51 1.75 1.89 2.29 2.30 2.57 2.50 - Konsumsi 3.83 4.12 4.25 4.61 4.92 5.22 5.30 Non Performance Financing (NPF) % 1.36 1.43 1.63 1.43 1.91 1.97 2.54 Financing to Deposit Ratio (FDR) % 95.77 101.59 100.80 96.72 94.84 97.84 99.57

B. SISTEM PEMBAYARAN B. SISTEM PEMBAYARANB. SISTEM PEMBAYARAN B. SISTEM PEMBAYARAN

Tw I Tw ITw I

Tw I Tw IITw IITw IITw II Tw IIITw IIITw IIITw III Tw IVTw IVTw IVTw IV Tw ITw ITw ITw I Tw IITw IITw IITw II Tw IIITw IIITw IIITw III

Inflow (Rp. Triliun) 12.70 20.08 14.91 9.99 15.99 11.35 18.78 Outflow (Rp. Triliun) 6.52 12.08 14.30 11.53 8.16 11.77 18.05 Pemusnahan Uang (Rp- Triliun) 4.76 5.10 0.29 0.88 0.93 0.25 5.02 Nominal Transaksi RTGS 122.21 182.77 185.10 197.88 126.58 220.10 210.82 Volume Transaksi RTGS 141,322 172,750 146,738 189,920 79,223 170,050 171,756 Nominal Kliring Kredit (Rp. Triliun) 44.05 46.32 38.59 46.11 36.69 49.46 51.73 Volume Kliring Kredit (juta lembar) 1.40 1.40 1.28 1.29 1.12 1.38 1.35 Tolakan Kliring (Rp. Juta) 632,814 638,541 637,615 979,293 964,720 774,711 964,847 Tolakan Kliring (lembar) 20,065 19,361 23,280 21,770 25,418 21,488 25,638

2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR

INDIKATOR PERBANKAN JAWA TIMUR

INDIKATOR PERBANKAN JAWA TIMUR

INDIKATOR PERBANKAN JAWA TIMUR

INDIKATOR PERBANKAN JAWA TIMUR

(22)

PERKEMBANGAN EKONOMI

PERKEMBANGAN EKONOMI

PERKEMBANGAN EKONOMI

PERKEMBANGAN EKONOMI

MAKRO REGIONAL

MAKRO REGIONAL

MAKRO REGIONAL

MAKRO REGIONAL



(23)

1

1

1

1

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

1.1. 1.1. 1.1.

1.1. KONDISI UMUMKONDISI UMUM KONDISI UMUMKONDISI UMUM

Ekonomi Jatim periode ini tumbuh melambat (6,49% - yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya pada level 6,89% (direvisi dari sebelumnya 6,97%). Angka ini pun lebih rendah dari perkiraan KPwBI Wil.IV pada level 7,09% (yoy). Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi hingga triwulan III 2013 mencapai 6,68% (ctc), lebih rendah dibandingkan Januari –September 2012 pada level 7,33% (ctc).

Dari sisi permintaan, perlambatan ini disebabkan masih rendahnya pertumbuhan transaksi ekspor khususnya ke kawasan ASEAN. Hingga September 2013, ekspor komoditas utama tumbuh lebih rendah meliputi komoditas tembaga, bahan kimia organik dan perhiasan/permata. Sumbangan pertumbuhan ekspor Jatim sebesar 2,81%, lebih rendah dari triwulan II 2013 di kisaran 3,50%. Di sisi lain, sumbangan impor sedikit melambat dari 2,48% menjadi 2,32%. Selain itu, masih rendahnya serapan belanja modal pemerintah mengakibatkan penurunan kontribusi komponen ini pada perekonomian. Dari sisi investasi hingga triwulan III 2013 tercatat pertumbuhan investasi swasta tidak beranjak dari kisaran 6% (yoy), dimama realisasi investasi lebih banyak berupa investasi non bangunan dan bersifat penggantian/peremajaan mesin. Hal tersebut terkonfirmasi oleh hasil liaison, dimana perusahaan cenderung melakukan aksi wait and see di tengah ketidakpastian faktor eksternal dan peningkatan biaya produksi dalam negeri. Tercatat hanya konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta nirlaba yang meningkat sebagai respon atas momentum Hari Raya Idul Fitri pada bulan Agustus 2013. Indikator konsumsi ini searah dengan hasil Survei Konsumen (SK) dan Survei Penjualan Eceran (SPE) yang dilakukan BI KPw Jatim.

Dari sisi penawaran, perlambatan terbesar disumbang dari menurunnya kinerja sektor industri pengolahan dan sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR). Namun, sektor pertanian, pertambangan serta sektor pengangkutan dan komunikasi masih mampu tumbuh lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya. Kenaikan biaya produksi akibat faktor dalam negeri (kenaikan upah buruh, biaya energi dan beban bunga pinjaman) dan faktor luar negeri (depresiasi nilai tukar), turut menjadi beban sektor usaha, yang mengakibatkan penurunan pendapatan sektor korporasi. Hal ini turut dikonfirmasi dari hasil liaison yang menyatakan

(24)

Grafik 1.3 Grafik 1.3Grafik 1.3 Grafik 1.3

Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi

Grafik 1.4 Grafik 1.4Grafik 1.4 Grafik 1.4

Struktur Perekonomian Prov. Jawa Timur Struktur Perekonomian Prov. Jawa Timur Struktur Perekonomian Prov. Jawa Timur Struktur Perekonomian Prov. Jawa Timur Grafik 1.1

Grafik 1.1Grafik 1.1 Grafik 1.1

Kontribusi Pertumbuhan PDRB Sektoral Kontribusi Pertumbuhan PDRB Sektoral Kontribusi Pertumbuhan PDRB Sektoral Kontribusi Pertumbuhan PDRB Sektoral

Prov.Jawa Timur Prov.Jawa Timur Prov.Jawa Timur Prov.Jawa Timur Grafik 1.2 Grafik 1.2 Grafik 1.2 Grafik 1.2

Kontribusi PDRB Sisi Permintaan Kontribusi PDRB Sisi Permintaan Kontribusi PDRB Sisi Permintaan Kontribusi PDRB Sisi Permintaan

Prov.Jawa Timur Prov.Jawa TimurProv.Jawa Timur Prov.Jawa Timur

tergerusnya marjin usaha sejak bulan Agustus 2013 pasca depresiasi nilai tukar sehingga mengakibatkan kenaikan biaya bahan baku. Di sisi lain, derasnya impor kelompok tekstil mengakibatkan pelaku usaha terpaksa menurunkan kapasitas produksinya karena kalah bersaing dengan produk Cina. Di pasar dalam negeri, transaksi perdagangan antar pulau mengalami perlambatan akibat menurunnya kinerja ekspor antar pulau. Hal ini berujung pada melemahnya pertumbuhan sub sektor perdagangan besar Jawa Timur. Disisi lain, sebagaimana diperoleh dari hasil Survei Pemantauan Harga Properti (SHPR) BI KPw Jatim, kenaikan suku bunga konsumsi dan biaya material konstruksi turut mempengaruhi tingkat pembangunan properti residensial dan komersial, khususnya kelompok menengah. Hal ini berdampak pada melambatnya pertumbuhan sektor jasa (sub sektor real estate) dan sektor konstruksi.

Sumber: BPS Jatim, diolah Sumber: BPS Jatim, diolah

Sumber: BPS Jatim, diolah Sumber: BPS Jatim, diolah

71.36 0.64 7.40 20.58 2.22 21.97 -24.17 70.59 0.64 7.14 20.86 1.76 21.98 -22.97 70.81 0.66 7.63 21.36 1.14 23.55 -25.14 -40.00 -20.00 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 Konsumsi Rumah Tangga

Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba Konsumsi Pemerintah Pembentukan Modal Tetap Bruto Perubahan Stok Ekspor Impor q3-2012 q2-2013 q3-2013 5.79 5.89 6.32 6.44 5.97 6.11 5.61 4.33 5.01 5.28 5.42 5.81 6.53 7.14 7.20 7.17 7.29 7.29 7.11 7.27 7.31 7.41 7.09 6.65 6.89 6.49 6.03 6.64 6.58 5.85 6.30 6.25 5.28 4.52 4.14 4.27 5.60 5.99 6.29 5.81 6.45 6.52 6.29 6.36 6.16 6.11 6.03 5.81 5.60 3 4 5 6 7 8

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Jawa Timur Indonesia Tren-Jawa Timur

% y o y 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV I II III 2007 2008 2009* 2010 2011 2012 2013

JASA-JASA

KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH.

PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN BANGUNAN LISTRIK, GAS & AIR BERSIH INDUSTRI PENGOLAHAN PERTAMBANGAN & PENGGALIAN PERTANIAN 15.12 2.07 27.13 1.33 4.60 30.58 5.71 5.04 8.41 14.63 2.04 26.48 1.23 4.76 31.58 6.13 5.07 8.08 0 5 10 15 20 25 30 35 PERTANIAN

PERTAMBANGAN & PENGGALIAN INDUSTRI PENGOLAHAN LISTRIK, GAS & AIR BERSIH BANGUNAN PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH.

JASA-JASA Tw III 2013

Tw III 2012 Tw II 2013

(25)

1.2. SISI PERMINTAAN1.2. SISI PERMINTAAN1.2. SISI PERMINTAAN1.2. SISI PERMINTAAN

Dari sisi permintaan, masih tingginya konsumsi rumah tangga turut menahan perlambatan ekonomi, dengan sumbangan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,21% (yoy). Selanjutnya, meskipun investasi swasta belum bergerak dari level pertumbuhan 6% (yoy), namun besarannya merupakan kedua yang tertinggi sebagai pendorong kerja mesin ekonomi di angka 1,17%. Sumber perlambatan ekonomi periode laporan masih berasal dari belum pulihnya kinerja transaksi ekspor-impor luar negeri Jawa Timur. Sedangkan, kinerja perdagangan dalam negeri relatif stagnan, berbeda arah dengan pola sebelumnya, khususnya mengingat pada triwulan ini terdapat momentum bulan puasa dan Hari Raya Idul Fitri.

a. Konsumsi a. Konsumsi a. Konsumsi a. Konsumsi

Pada triwulan III 2013, kinerja konsumsi rumah tangga tetap menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur. Tercatat pertumbuhannya mencapai 7,54% (yoy), meningkat dari triwulan II 2013 pada level 6,94%. Tren ini turut dikonfirmasi oleh perbaikan level pertumbuhan/indeks beberapa indikator konsumsi, seperti hasil survei konsumen, konsumsi listrik rumah tangga dan sumber pembiayaan konsumsi masyarakat. Sedangkan indikator indeks omset riil relatif stabil di atas level 115.

Meningkatnya kinerja konsumsi masyarakat turut dikonfirmasi oleh hasil survei konsumsi, dengan bertahannya indeks di atas level 120. Membaiknya Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) mencerminkan kenaikan level konsumsi masyarakat periode laporan. Perbaikan indeks ini utamanya didorong oleh Indeks Penghasilan Saat Ini, sebagai efek lanjut dari kenaikan upah buruh sebesar 30% di tahun 2013. Namun, di sisi lain, adanya kekhawatiran atas perekonomian Jatim dan Indonesia dalam 6 (enam) bulan mendatang mengakibatkan melemahnya capaian Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK). Meningkatnya tekanan domestik pasca kenaikan komponen biaya produksi serta masih berlanjutnya ketidakpastian ekonomi global

Grafik 1.5 Grafik 1.5 Grafik 1.5 Grafik 1.5

Sisi Permintaan PDRB Prov.Jawa Timur Sisi Permintaan PDRB Prov.Jawa TimurSisi Permintaan PDRB Prov.Jawa Timur Sisi Permintaan PDRB Prov.Jawa Timur

Grafik 1.6 Grafik 1.6 Grafik 1.6 Grafik 1.6

Sisi Permintaan PDRB Prov.Jawa Timur Sisi Permintaan PDRB Prov.Jawa Timur Sisi Permintaan PDRB Prov.Jawa Timur Sisi Permintaan PDRB Prov.Jawa Timur

Sumber: BPS Jatim Sumber: BPS Jatim

-15% -10% -5% 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 0 10 20 30 40 50 60 70 80

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Kons. RT Kons. Pemerintah g_Kons. RT (rhs) g_Kons. Pemerintah (rhs) T r i l i u n R p % Y O Y -3,500 -3,000 -2,500 -2,000 -1,500 -1,000 -500 0 500 1,000 -6 -4 -2 0 2 4 6

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Net Ekspor Luar Negeri Net Ekspor Antar Pulau g_Net Ekspor Luar Negeri (rhs) g_Net Ekspor Antar Pulau (rhs)

T r i l i u n R p % Y O Y

(26)

Grafik 1.9 Grafik 1.9 Grafik 1.9 Grafik 1.9 Indeks Penjualan Eceran Indeks Penjualan Eceran Indeks Penjualan Eceran Indeks Penjualan Eceran

Sumber: PLN Distribusi Jatim

Grafik 1. Grafik 1. Grafik 1. Grafik 1.888 8 Survei Konsumen Survei Konsumen Survei Konsumen

Survei Konsumen –––– Kondisi Ekonomi Saat IniKondisi Ekonomi Saat IniKondisi Ekonomi Saat IniKondisi Ekonomi Saat Ini Grafik 1. Grafik 1.Grafik 1. Grafik 1.7777 Survei Konsumen Survei Konsumen Survei Konsumen

Survei Konsumen –––– Keyakinan KonsumenKeyakinan KonsumenKeyakinan KonsumenKeyakinan Konsumen

diterjemahkan oleh para responden dengan menurunnya keyakinan kondisi ekonomi dan penghasilan pada 6 (enam) bulan mendatang.

Meningkatnya konsumsi rumah tangga turut dikonfirmasi oleh hasil Survei Penjualan Eceran yang bertahan di atas indeks 115. Transaksi pembelian eceran masyarakat didominasi oleh kelompok barang barang budaya dan rekreasi, barang bahan kimia, barang konstruksi, suku cadang dan alat tulis. Momentum bulan puasa dan Hari Raya Idul Fitri menjadi pemicu meningkatnya pembelian kelompok pakaian serta kelompok makanan, minuman dan tembakau. Secara keseluruhan, indeks omset riil dari Hasil Survei Penjualan Eceran yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV bertahan pada indeks 116.

Sementara itu, indikator konsumsi listrik rumah tangga mengindikasikan terjadinya peningkatan konsumsi, yaitu dari 886 juta Kwh menjadi 910 juta Kwh atau meningkat dari 108,79 menjadi 110,09 Kwh per pelanggan. Kenaikan ini dipicu dari banyaknya

Grafik 1. Grafik 1. Grafik 1. Grafik 1.101010 10

Konsumsi Listrik Rumah Tangga Konsumsi Listrik Rumah Tangga Konsumsi Listrik Rumah Tangga Konsumsi Listrik Rumah Tangga

-100 200 300 400 500 600 -20 40 60 80 100 120 140

I II III IVI II III IVI II III IVI II III IVI II III IVI II III IVI IIIII IVI II III 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Indeks Omset Riil Peralatan Rumah Tangga Pakaian & Perlengkapannya Makanan, Minuman, Tembakau Alat Tulis Konstruksi

Barang Budaya dan Rekreasi

Indeks Indeks 0 20 40 60 80 100 120 140 160

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)

Indeks 0 20 40 60 80 100 120 140 160

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) Indeks Penghasilan Saat Ini Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja

Indeks Ketepatan Waktu Pembelian Barang Tahan Lama Indeks 0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1,000 70 80 90 100 110 120 130 140 150

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Konsumsi Listrik Kwh/pelanggan

(27)

Grafik 1. Grafik 1. Grafik 1. Grafik 1.1111111 1 Perkembangan Perkembangan Perkembangan

Perkembangan Kredit KonsumsiKredit KonsumsiKredit KonsumsiKredit Konsumsi

penyelenggaraan kegiatan masyarakat dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri pada bulan Agustus 2013.

Sementara itu, konsumsi BBM jenis premium pun meningkat sebagai konsekwensi dari rutinitas mudik masyarakat Jawa Timur di saat Hari Raya Idul Fitri. Kenaikan harga pada pertengahan Juni belum direspon negatif, mengingat tingginya kebutuhan konsumsi BBM untuk kegiatan mudik Hari Raya. Dalam mengantisipasi lonjakan konsumsi ini, KPwBI Wil.IV telah berkoordinasi dengan instansi terkait guna memastikan terjaganya stok BBM premium hingga akhir tahun di seluruh wilayah kab/kota Jawa Timur.

Pertumbuhan simpanan perorangan sebagai salah satu sumber pembiayaan konsumsi masyarakat menunjukkan terjaga pada level 15%. Komponen jenis simpanan yang tumbuh meningkat adalah jenis giro (dari 7,15% menjadi 7,77%) dan deposito (dari 11,11% menjadi 12,76%). Sedangkan jenis tabungan mengalami penurunan dari 19,34% (yoy) menjadi 18,29%. Penggunaan dana tabungan sebagai salah satu sumber pembiayaan konsumsi masyarakat mengakibatkan penurunan pertumbuhan pada periode laporan. Sedangkan meningkatnya suku bunga simpanan perbankan dan faktor masih tingginya ketidakpastian ekonomi domestik dan global menjadi pendorong meningkatnya pertumbuhan dana simpanan masyarakat jenis deposito. Sebagai sumber pembiayaan lainnya, kenaikan suku bunga konsumsi pada bulan Agustus 2013 mengakibatkan perlambatan kredit konsumsi Bank Umum, yaitu dari 26,69% (yoy) menjadi 22,63%.

b. Investasi b. Investasi b. Investasi b. Investasi

Kinerja investasi Jawa Timur yang tercermin pada tingkat pertumbuhan investasi (Pembentukan Modal Tetap Bruto – PMTB) pada triwulan III 2013 meningkat dari 6,34% (yoy) menjadi sebesar 6,50% pada periode laporan. Namun, jika dinilai dari sumbangannya, realisasi

Grafik 1. Grafik 1.Grafik 1. Grafik 1.1111222 2

Dana Simpanan Perbankan Perorangan Dana Simpanan Perbankan Perorangan Dana Simpanan Perbankan Perorangan Dana Simpanan Perbankan Perorangan

-5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00 40,00 45,00 50,00 Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III 2012 2013 % y o y

Modal Kerja Investasi Konsumsi

(10) -10 20 30 40 50 60 -5 10 15 20 25 30 35

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 gDPK Perorangan gGiro Perorangan (rhs) gTab Perorangan (rhs) gDep Perorangan (rhs) %yoy % yoy

(28)

Grafik 1. Grafik 1. Grafik 1. Grafik 1.161616 16 Perkembangan Kredit Investasi Perkembangan Kredit Investasi Perkembangan Kredit Investasi Perkembangan Kredit Investasi Grafik GrafikGrafik Grafik 1.11.11.151.1555 Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan PMTBPMTBPMTBPMTB Grafik 1. Grafik 1. Grafik 1. Grafik 1.1113133 3

Perkembangan Jumlah Proyek Investasi Perkembangan Jumlah Proyek InvestasiPerkembangan Jumlah Proyek Investasi Perkembangan Jumlah Proyek Investasi

Grafik 1. Grafik 1. Grafik 1. Grafik 1.11141444

Perkembangan Nilai Proyek Investasi Perkembangan Nilai Proyek InvestasiPerkembangan Nilai Proyek Investasi Perkembangan Nilai Proyek Investasi

PMTB periode ini masih lebih rendah yaitu dari 1,23% menjadi 1,17%. Pertumbuhan investasi di sepanjang tahun 2013 tercatat cenderung stagnan di level 6% (yoy).

Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), diperoleh informasi bahwa kinerja penanaman modal pada periode laporan mengindikasikan hal serupa pada jenis Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Dapat dilaporkan, bahwa realisasi investasi jenis PMA mencapai USD 609,9 juta (109 proyek) sedangkan PMDN sebesar Rp. 8,807.8 milyar (78 proyek).

Berdasarkan informasi dari kegiatan Liaison yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV, realisasi investasi lebih banyak berupa investasi non bangunan dan bersifat penggantian/peremajaan mesin. Perusahaan cenderung melakukan aksi wait and see di tengah ketidakpastian faktor eksternal dan peningkatan biaya produksi dalam negeri.

Sumber: BKPM

Sumber: BPS Jawa Timur, diolah

Sumber: BKPM -100% 0% 100% 200% 300% -50 100 150 200 250 300 350

I II III IV I II III IV I II III IV I IIIII IV I II III IV I II III IV I II III

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Jumlah Proyek PMA Jumlah Proyek PMDN

Perubahan Jumlah Proyek PMA Perubahan Jumlah Proyek PMDN

-400% -200% 0% 200% 400% 600% 800% 1000% 1200% -2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Nilai Proyek PMA (USD million) Nilai Proyek PMDN (Rp miliar) g Nilai Proyek PMA g Nilai Proyek PMDN

0% 2% 4% 6% 8% 10% 12% 14% 16% 0 5 10 15 20 25

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Pembentukan Modal Tetap Bruto gPMTB (rhs) T r i l i u n R p % Y O Y -5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00 40,00 45,00 50,00 Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III 2012 2013 % y o y

Modal Kerja Investasi Konsumsi

Jumlah

(29)

Grafik Grafik Grafik Grafik 1.11.11.11.17777

Perkembangan Volume Penjualan Semen Perkembangan Volume Penjualan Semen Perkembangan Volume Penjualan Semen Perkembangan Volume Penjualan Semen

Grafik Grafik Grafik Grafik 1.11.11.11.18888 Perkembangan Perkembangan Perkembangan

Perkembangan Impor Barang ModalImpor Barang ModalImpor Barang ModalImpor Barang Modal

Indikator lainnya juga mengindikasikan hal yang sama, sebagaimana tercermin dari terjaganya level pertumbuhan kredit investasi yang merupakan salah satu sumber pembiayaan investasi dari Bank Umum. Pada periode laporan tercatat pertumbuhan kredit jenis ini terjaga di atas level 33%. Mayoritas investasi dalam bentuk non bangunan/mesin turut dikonfirmasi oleh indikator volume penjualan semen di Jawa Timur, yang mengalami perlambatan dari 5,40% (yoy) menjadi 1,09%. Searah dengan indikator volume penjualan semen, indikator kinerja impor barang modal mengindikasikan adanya peningkatan transaksi dibandingkan periode sebelumnya. Tracking atas perkembangan impor barang modal pada triwulan III 2013 menginformasikan masih stabilnya transaksi kelompok barang ini, yang didominasi impor mesin dari Cina.

c.c.c.c. EksporEksporEksporEkspor----ImporImporImpor Impor

Pada triwulan III 2013, neraca perdagangan Jawa Timur masih belum stabil dengan menurunnya angka net ekspor dari Rp. 4,22 triliun menjadi Rp. 3,86 triliun. Meningkatnya nilai net ekspor perdagangan dalam negeri dari Rp. 3,47 triliun menjadi Rp. 3,70 triliun menjadi penahan turunnya nilai net ekspor luar negeri dari Rp. 0,75 triliun menjadi Rp. 0,16 triliun.

Informasi pendukung lainnya menginformasikan kondisi serupa, yaitu laporan aplikasi Permohonan Ekspor Barang (PEB) dan Permohonan Impor Barang (PIB) kembali mencatatkan net impor sebesar USD 1.176,83 juta dengan faktor pendorong dari peningkatan net impor barang modal (dari sebelumnya kondisi net impor sebesar USD 446,20 juta menjadi net impor USD 619,90 juta) dan masih berlanjutnya net impor barang bahan baku dari (dari sebelumnya kondisi net impor sebesar USD 1,187.67 juta menjadi net impor USD 1.064,35 juta). Sedangkan kelompok barang konsumsi mencatatkan kondisi net ekspor pada besaran yang lebih rendah, yaitu dari USD 874,72 juta menjadi USD 507,43 juta. Berdasarkan data ini, kinerja perdagangan

-30% -20% -10% 0% 10% 20% 30% 0 500,000 1,000,000 1,500,000 2,000,000 2,500,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2008 2009 2010 2011 2012 2013

Penjualan Semen g_Penjualan Semen

(Juta Sak) (%, yoy)

(40) (20) -20 40 60 80 100 120 140 160 0 100 200 300 400 500 600 700 800

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Capital Goods g_Capital Goods

(FOB, juta usd)

(%, yoy)

(30)

Grafik 1. Grafik 1.Grafik 1. Grafik 1.19191919

Perkembangan Kinerja Ekspor Jatim Perkembangan Kinerja Ekspor Jatim Perkembangan Kinerja Ekspor Jatim Perkembangan Kinerja Ekspor Jatim

Grafik GrafikGrafik Grafik 1.21.21.201.2000

Perkembangan Kinerja Ekspor Luar Negeri Jatim Perkembangan Kinerja Ekspor Luar Negeri Jatim Perkembangan Kinerja Ekspor Luar Negeri Jatim Perkembangan Kinerja Ekspor Luar Negeri Jatim

luar negeri Jatim melemah cukup dalam dibandingkan periode sebelumnya. Depresiasi nilai tukar sejak Juli 2013 berpengaruh pada peningkatan nilai ekspor barang Jawa Timur. Namun, di sisi lain, masih tingginya ketergantungan impor bahan baku mengakibatkan defisit neraca perdagangan Jawa Timur makin melebar. Rendahnya pertumbuhan transaksi ekspor khususnya terjadi untuk negara tujuan kawasan ASEAN. Hingga September 2013, ekspor komoditas utama tumbuh lebih rendah meliputi komoditas tembaga, bahan kimia organik dan perhiasan/permata. Grafik 1.2 Grafik 1.2 Grafik 1.2 Grafik 1.24444 Perkembangan Perkembangan Perkembangan

Perkembangan NilaiNilaiNilaiNilai ImporImporImpor Impor Grafik 1.2

Grafik 1.2 Grafik 1.2 Grafik 1.2222 2

Pertumbuhan Ekspor Per Jenis Barang Pertumbuhan Ekspor Per Jenis Barang Pertumbuhan Ekspor Per Jenis Barang Pertumbuhan Ekspor Per Jenis Barang Grafik 1.2 Grafik 1.2Grafik 1.2 Grafik 1.21111 Perkembangan Nilai Perkembangan Nilai Perkembangan Nilai

Perkembangan Nilai EksporEksporEksporEkspor Per Jenis BarangPer Jenis BarangPer Jenis Barang Per Jenis Barang

Grafik 1.2 Grafik 1.2Grafik 1.2 Grafik 1.23333 Perkembangan Perkembangan Perkembangan

Perkembangan NilaiNilaiNilaiNilai EksporEksporEksporEkspor

-6 -4 -2 0 2 4 6

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Net Ekspor Luar Negeri Net Ekspor Antar Pulau Net Ekspor

T r i l i u n R p Sumber: BPS Jatim (800) (600) (400) (200) -200 400 600 800 1,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 2006 2007 2008 2009 2010 2011

NET EKSPOR (USD Juta) Net Capital Goods Net Intermediate Goods Net Consumption Goods

(juta usd) (juta usd) 0 500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 3,500 4,000 4,500

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Consumption Goods Intermediate Goods Capital Goods

(100) (50) -50 100 150 200 250 (30) (20) (10) -10 20 30 40 50 60 70 80

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 g_Total Ekspor g_Capital Goods (rhs) g_Intermediate Goods (rhs) g_Consumption Goods (rhs) (%, yoy) (juta usd) Juta USD (40) (20) -20 40 60 80 -500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 3,500 4,000 4,500

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III Total Ekspor g_Total Ekspor (%,

yoy) (juta usd) (60) (40) (20) -20 40 60 80 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III Total Impor g_Total Impor

(FOB, juta usd)

(%, yoy)

Referensi

Dokumen terkait

Bahasa C++ mendukung gaya pemograman yang bertumpu dalam memanipulasi secara langsung dari hardware untuk mendapatkan tingkat efesiensi yang tinggi ditambah level yang

Dalam hal konstruksi mesin perbedaan mesin bensin dan mesin diesel ini mesin diesel lebih cenderung simple tidak terlalu rumit seperti mesin bensin akan tetapi dari segi bobot

kesejahteraan masyarakat. Di dalam MDGs terdapat 8 tujuan utama, yaitu: 1) memberantas kemiskinan dan kelaparan ekstrim, 2) mewujudkan pendidikan dasar untuk semua, 3)

syndrome di atas, menunjukkan bahwa penggunaan metode glenn doman efektif untuk meningkatkan pemahaman lambang bilangan anak down syndrome. Ini terlihat

Pada tabel 4.5 dari keempat variabel yang digunakan dalam penelitian ini, variabel yang signifikan adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD), Penanaman Modal Asing (PMA) dan Ang katan

Adapun perlakuan cekaman kekeringan yang diberikan tidak berbeda nyata dari tanaman kontrol diduga disebabkan perlakuan yang diberikan selama 14 hari dilakukan

Jiude et al, (2002) menyatakan bahwa kultur folikel dalam medium komplek seperti TCM 199 dapat memberikan pertambahan diameter yang sangat cepat pada hari ke 4

Dari hasil penelitian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa faktor penghambat implementasi kebijakan Pemerintah Kota Pekanbaru tentang gelandangan adalah karena kurangnya