MEMBANGUN PERADILAN TATA USAHA NEGARA YANG BERWIBAWA. PROF Dr H YOS JOHAN UTAMA,SH MHUM

(1)

MEMBANGUN PERADILAN TATA USAHA

NEGARA YANG BERWIBAWA

PROF Dr H YOS JOHAN UTAMA,SH MHUM

(2)

2 Yang saya hormati

z Rektor/Ketua Senat Universitas Diponegoro z Ketua Mahkamah Konstitusi RI

z Kepala Kejaksaan Agung RI z Gubernur Lemhanas RI

z Ketua Komisi Judisial RI

z Gubernur Provinsi Jawa Tengah

z Ketua Pengadilan Tinggi Jawa Tengah z Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah z Gubernur Akademi Kepolisian

(3)

zKetua PN,PTUN,PA Semarang beserta para Hakim dan Panitera zKepala Kejaksaan Negeri Semarang

zKepala Kepolisian Wilayah Kota Besar Semarang

zPara anggota Dewan Penyantun Universitas Diponegoro zSekretaris Senat Universitas Diponegoro

zPara anggota Senat dan Dewan GuruBesar Universitas Diponegoro zPara Guru Besar Tamu

zPara Anggota Muspida Daerah Tingkat I Propinsi Jawa Tengah zPara Pembantu Rektor Universitas Diponegoro

(4)

4

z Ketua dan sekretaris Kopertis Wil VI Jawa Tengah z Para Rektor dan Pembantu Dekan Perguruan Tinggi

Negeri dan Swasta di Jawa Tengah

z Para Dekan,Pembantu Dekan,Ketua Lembaga dan

Direktur Program Pasca Sarjana, Asisten Direktur Program Pasca sarjana.

z Segenap Ketua Program Magister dan Program

Doktor beserta sekretaris

z Serta sivitas akademika Universitas Diponegoro

z Para tamu undangan yang saya muliakan dan Para

(5)

z Syukur kehadirat Allah SWT

(6)

6

Intisari

z Pencari keadilan di PTUN belum

mendapatkan keadilan yang dicarinya

z Upaya membangun PTUN sebagai

(7)

Negara Hukum dan kesejahteraan

z Menempatkan WARGA NEGARA

SEBAGAI SUBYEK yang harus

dilindungi serta disejahterakan dalam segala aspek kehidupannya.

z Pelaksanaan prinsip negara berkeadilan z Perlunya eksistensi Peradilan yang

(8)

8

Idealisme

akses

_akses

Keadilan

_Keadilan

dalam

_dalam

Peradilan

PERADILAN PERADILAN merupakanmerupakan InstitusiInstitusi HukumHukum

Moderen

Moderen, , dandan dengandengan sistemsistem yang yang adaada didi dalamnya

dalamnya, , berusahaberusaha memberikanmemberikan aksesakses bagibagi setiap

setiap wargawarga negaranegara untukuntuk mendapatkanmendapatkan keadilankeadilan

ProsesProses didi peradilanperadilan menjadimenjadi toloktolok ukurukur

berjalannya

(9)

Peradilan

Tata

_Tata

Usaha

_Usaha

Negara

_Negara

BerdasarBerdasar UU No 5 UU No 5 tahuntahun 1986 1986 yoyo UU No 9 UU No 9 TahunTahun

2004

PenjelasanPenjelasan umumumum UU No 5 UU No 5 TahunTahun 1986 1986 sebagaisebagai

berikut

berikut:: Dengan

Dengan demikiandemikian PeradilanPeradilan TataTata UsahaUsaha Negara Negara itu

itu diadakandiadakan dalamdalam rangkarangka memberikanmemberikan per per lindungan

lindungan kepadakepada rakyatrakyat pencaripencari keadilankeadilan, yang , yang merasa

merasa dirinyadirinya dirugikandirugikan akibatakibat suatusuatu KeputusKeputus an an Tata

(10)

10

Pokok

-

_-

pokok

_pokok

kebijakan

_kebijakan

di

_di

bidang

_bidang

hukum

RencanaRencana PembangunanPembangunan JangkaJangka menengahmenengah

(RPJM)

““PembenahanPembenahan sistemsistem manajemenmanajemen penangananpenanganan perkaraperkara

yang

yang menjaminmenjamin aksesakses publikpublik , pengembangan, pengembangan sistemsistem pengawasan

(11)

Quick Wins

Mahkamah

_Mahkamah

Agung

_Agung

RI

_RI

Transparansi putusanTransparansi putusan

Manajemen informasi teknologiManajemen informasi teknologi

Pelatihan kode etik hakimPelatihan kode etik hakim

Pendapatan Negara Tidak Kena PajakPendapatan Negara Tidak Kena Pajak

(12)

12

Peradilan

Sebagai

_Sebagai

Sistem

_Sistem

TUNDUK KEPADA SIFAT

TUNDUK KEPADA SIFAT--SIFAT SISTEM SIFAT SISTEM PADA UMUMNYA

PADA UMUMNYA

HIDUP DALAM EGOISME SISTEM

(13)

Egosentris

Posisi

_Posisi

Peradilan

_Peradilan

Dari Dari ””Pelayan atau abdi dari Masyarakat Pelayan atau abdi dari Masyarakat

Hukum

Hukum”” menjadimenjadi ““Tuan atau majikan dari Tuan atau majikan dari Masyarakat

(14)

14

PENCARI KEADILAN

PROSES PROSES DI PERADILAN 1.PENYEDERHANAAN

2.FORMALISTIK 3.EGOISME SISTEM

4.KULTUR BIROKRASI ,DLL

SENGKETA TATA USAHA NEGARA

PTUN

PUTUSAN

PENYELESAIAN SENGKETA

(15)

Harapan

Pencari

_Pencari

Keadilan

_Keadilan

MencariMencari keadilankeadilan nyatanyata melaluimelalui sistimsistim peradilanperadilan, ,

dan

dan mengharapkanmengharapkan putusanputusan peradilanperadilan benarbenar- -benar

benar dapatdapat dilaksanakandilaksanakan

SistemSistem peradilanperadilan dianggapdianggap gagalgagal, , apabilaapabila tidaktidak

mampu

(16)

16

Permasalahan

Utama

_Utama

KetidakpercayaanKetidakpercayaan masyarakatmasyarakat kepadakepada sistemsistem atasatas

pelaksanaan

pelaksanaan putusanputusan PTUNPTUN

BerakibatBerakibat lunturnyalunturnya kewibawaankewibawaan PTUNPTUN

SistemSistem peradilanperadilan yang yang RinganRingan, , SingkatSingkat dandan

Sederhana

(17)

SUBSTANSI PUTUSAN PTUN

BERSIFAT LIMITATIPBERSIFAT LIMITATIP

MENYATAKAN BATAL ATAU SAH MENYATAKAN BATAL ATAU SAH

KEPUTUSAN YANG DIGUGAT

PEMBEBANAN KEWAJIBAN KEPADA PEMBEBANAN KEWAJIBAN KEPADA

PEJABAT TERGUGAT TERHUKUM

(18)

18

KEWAJIBAN TERGUGAT

Mencabut Keputusan TUN yang disengketakan.Mencabut Keputusan TUN yang disengketakan.

Mencabut Keputusan TUN yang disengketa kan Mencabut Keputusan TUN yang disengketa kan

dan menerbitkan keputusan yang baru

PenerbitanPenerbitan KeputusanKeputusan TUN TUN dalamdalam halhal gugatangugatan

didasarkan

didasarkan padapada PasalPasal 3 UU No 5 3 UU No 5 tahuntahun 1986. 1986. Khusus

Khusus dalamdalam halhal masalahmasalah kepegawaiankepegawaian dapatdapat pula

pula ditambahkanditambahkan gantiganti rugirugi, , rehabilitasirehabilitasi maupunmaupun kompensasi

(19)

Pelaksanaan

Putusan

_Putusan

PutusanPutusan PTUN PTUN bersifatbersifat khaskhas dandan limitatiplimitatip

GantirugiGantirugi dibatasidibatasi sebesarsebesar maksmaks 5 5 JutaJuta RpRp

(20)

20 20

PENYEBAB

KETIDAKWIBAWAAN

(21)

DASAR PELAKSANAAN PUTUSAN

z

z MENEKANKAN KEPADA KEPATUHAN MENEKANKAN KEPADA KEPATUHAN

MORAL DAN KESADARAN HUKUM

PEJABAT TERHUKUM

z

z KESADARAN MORAL PEJABAT MASIH KESADARAN MORAL PEJABAT MASIH

MENJADI MASALAH DI INDONESIA

(22)

22

Instrumen

Pemaksa

_Pemaksa

Putusan

_Putusan

DwangsomDwangsom

SanksiSanksi AdministratipAdministratip

DiumumkanDiumumkan didi massmediamassmedia

(23)

EKSEKUSI GANTI RUGI

PENGGUGAT KPKN MEN.KEU MENTERI/SEKJEND PTUN BTUN SETEMPAT

(24)

24

EKSEKUSI GANTI RUGI DAN

KOMPENSASI

TIDAK ADA KEPASTIAN PEMBAYARAN TIDAK ADA KEPASTIAN PEMBAYARAN

GANTI RUGI DAN KOMPENSASI

TIDAK ADA SANKSI KETERLAMABATAN TIDAK ADA SANKSI KETERLAMABATAN

PEMBAYARAN GANTIRUGI DAN

KOMPENSASI

(25)

MEKANISME EKSEKUSI

KEBERHASILAN SISTEM SALAH SATUNYA KEBERHASILAN SISTEM SALAH SATUNYA

HARUS DITUNJUKKAN DENGAN

KEMAMPUAN DARI SISTEM TERSEBUT

UNTUK MAMPU MENJAMIN

PRODUK/OUTPUTNYA SESUAI DENGAN

TUJUAN SISTEM ITU SENDIRI.

MEKANISME EKSEKUSI PTUN MENJADI MEKANISME EKSEKUSI PTUN MENJADI

SALAH SATU INDIKATOR APAKAH SISTEM

DI PTUN MAMPU MENCAPAI TUJUAN DARI

(26)

26

TERGUGAT TIDAK

LAKSANAKAN

PUTUSAN

(27)

Posisi

Penggugat di PTUN, sama sekali tidak Penggugat di PTUN, sama sekali tidak

mempunyai posisi tawar apapun terhadap

Tergugat

UU No 5 UU No 5 tahuntahun 1986 1986 ----StrukturStruktur HierarkhiHierarkhi

UU No 9 UU No 9 tahuntahun 2004 2004 ----PaksaanPaksaan AdminsitratipAdminsitratip

(28)

28

?

EKSEKUSI HARUS

BERWIBAWA

(29)

PRINSIP HK.ADM NEG. YANG

KURANG MENDUKUNG

1.

1. Asas Asas bahwabahwa terhadapterhadap bendabenda--bendabenda publikpublik tidaktidak dapatdapat diletakkan

diletakkan sita sita jaminanjaminan..

2.

2. Asas Asas ““rechtmatigheidrechtmatigheid van van bestuurbestuur””

3.

3. Asas Asas bahwabahwa kebebasankebebasan pejabatpejabat pemerintahpemerintah tidaktidak bisabisa di rampas.

di rampas.

4.

4. Asas Asas bahwabahwa negara (negara (dalamdalam halhal iniini) ) pemerintahpemerintah selaluselalu harus

(30)

30

BENDA PUBLIK TAK BISA

DILETAKKAN SITA JAMINAN

►

►PRINSIP INI PERLU DITINJAU, DI NEGARA PRINSIP INI PERLU DITINJAU, DI NEGARA

LAIN DAPAT DILAKUKAN SITA THD ASET

NEGARA ATAS GUGATAN WARGANEGARA

(31)

RECHTMATIGHEID VAN

BESTUUR

z

z PERLU DITINJAU KEBERLAKUKANNYA PERLU DITINJAU KEBERLAKUKANNYA

TERUTAMA DALAM HAL MANDAT

z

z PERLU DISELARASKAN DENGAN PERLU DISELARASKAN DENGAN

STRUKTUR PEMERINTAHAN

PRESIDENTIIL

(32)

32

KEBEBASAN PEJABAT TIDAK

BISA DIRAMPAS

PERLU PEMIKIRAN UNTUK MELAKUKAN PERLU PEMIKIRAN UNTUK MELAKUKAN

KRIMINALISASI TERHADAP PEJABAT

YANG MBALELO

PERLU DICANTUMKAN SEBAGAI PERLU DICANTUMKAN SEBAGAI

TINDAKPIDANA CONTEMP OF COURT

NEGARA LAIN TELAH MEMPRAKTEKKAN NEGARA LAIN TELAH MEMPRAKTEKKAN

KRIMINALISASI

(33)

PERTANGGUNGJAWABAN

PEJABAT

LEBIH KEPADA PRINSIP _{LEBIH KEPADA PRINSIP}FAUTES DE FAUTES DE SERVICE

SERVICE –– KEDINASANKEDINASAN

FAUTES DE PERSONALLESFAUTES DE PERSONALLES—— PRIBADI

PRIBADI

(34)

34

PERTANGGUNGJAWABAN

PEJABAT

HARUS MENGARAH KEPADA HARUS MENGARAH KEPADA

PERTANGGUNGJAWABAN PRIBADI

””geengeen bevoegdheidbevoegdheid zonderzonder verantwoordelijkheidverantwoordelijkheid””,,

’’NiemandNiemand kan kan bevoegheidbevoegheid uitoefenenuitoefenen zonderzonder

verantwoording

verantwoording schuldigschuldig te te zijnzijn ofof zonderzonder datdat opop diedie uitoefening

(35)

NEGARA DIANGGAP SELALU

SOLVABLE

HARUS DIIKUTI DENGAN SANKSI HARUS DIIKUTI DENGAN SANKSI

KEPADA PRIBADI PEJABAT YANG

MENIMBULKAN KERUGIAN

PROSEDUR GANTI RUGI DAN PROSEDUR GANTI RUGI DAN

KOMPENSASI HARUS

DISEDERHANAKAN DAN MENJAMIN

KEPASTIAN HAK PENCARI KEADILAN

(36)

36

JUDGE MADE LAW

PERLU PENINJAUAN ATAS PRINSIP PERLU PENINJAUAN ATAS PRINSIP

“

HAKIM TIDAK BOLEH DUDUK DI

KURSI PEMERINTAHAN

”

HAKIM PERLU MENDAPATKAN POSISI HAKIM PERLU MENDAPATKAN POSISI

YANG CUKUP UNTUK DAPAT

MENERBITKAN PUTUSAN YANG

DETAIL DAN TUNTAS.

(37)

KEBERANIAN KELUAR DARI

PATROON

RESTRUKTURISASI PERADILAN YANG RESTRUKTURISASI PERADILAN YANG

“

“RINGAN,CEPAT,SEDERHANA DAN RINGAN,CEPAT,SEDERHANA DAN BERWIBAWA

BERWIBAWA”” MEMBUTUHKAN KEBERANIAN MEMBUTUHKAN KEBERANIAN UNTUK BERPIKIR KELUAR DARI

UNTUK BERPIKIR KELUAR DARI ““KOTAKKOTAK””

KONVENSIONALISME HUKUM ADMINISTRASI

PERLU PEMBANGUNAN HUKUM PERLU PEMBANGUNAN HUKUM

ADMINISTRASI NEGARA BARU YANG

BERORIENTASI KEPADA PELAYANAN

MASYARAKAT INDONESIA