• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI SMP NEGERI 3 TANGERANG SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI SMP NEGERI 3 TANGERANG SELATAN"

Copied!
144
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI SMP NEGERI 3 TANGERANG SELATAN

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Wuri Wulandari 11160182000034

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2020

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

i

ABSTRAK

Wuri Wulandari (11160182000034), Pengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan. Skripsi Program Strata Satu (S-1) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2020.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh supervisi akademik kepala sekolah terhadap kinerja guru di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode korelasi. Sampel yang digunakan sebanyak 42 responden dengan menggunakan teknik simple random sampling dimana pengambilan sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Data dikumpulkan menggunakan angket dan studi dokumentasi, angket disebar kepada 42 guru dengan menggunakan bentuk pilihan skor skala likert yakni 4 alternatif jawaban, sedangkan studi dokumentasi hanya sebagai teknik pelengkap dalam pengumpulan data.

Berdasarkan pengolahan data hasil perhitungan SPSS Vers.23, pengujian statistik uji t, hasil nilai Thitung sebesar 3,559 dan Ttabel sebesar 2,021, dengan signifikansi sebesar 0,001. Dengan kriteria pengujian jika Thitung > Ttabel dan jika signifikansi < α (0,05), maka Ho ditolak Ha di terima. Sehingga terdapat pengaruh antara supervisi akademik kepala sekolah terhadap kinerja guru di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan. Pada perhitungan koefisien determinasi diketahui pengaruh supervisi akademik kepala sekolah dengan kinerja guru sebesar 24,1%. Sedangkan sisanya 75,9% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. Dari hasil perhitungan tersebut maka terdapat pengaruh yang positif antara supervisi akademik kepala sekolah terhadap kinerja guru di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan.

Bagi kepala sekolah diharapkan mampu mengoptimalkan kegiatan supervisi akademik untuk meningkatkan kinerja guru dengan cara menambah jumlah kunjungan dan pertemuan untuk para guru. Kepala sekolah hendaknya dapat mengefektifkan pelaksanaan percakapan pribadi dan diskusi kelompok dengan cara menyediakan waktu di luar jam kerja.

(8)

ii

ABSTRACT

Wuri Wulandari (11160182000034), The Effect of Principal's Academic Supervision on Teacher Performance at SMP Negeri 3 Tangerang Selatan. Thesis Undergraduate Program (S-1), Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2020.

This study aims to describe the effect of principal academic supervision on teacher performance at SMP Negeri 3 Tangerang Selatan. This study uses a quantitative approach with the correlation method. The sample used is 42 respondents using simple random sampling technique where the sampling of the population is done randomly without paying attention to the strata in the population. Data were collected using questionnaires and documentation studies, questionnaires were distributed to 42 teachers using a Likert scale score of 4 alternative answers, while documentation study was only a complementary technique in data collection.

Based on the data processing of the results of the calculation of SPSS Vers.23, statistical testing of the t test, the results of the value of tcount is 3.559 and ttable is 2.021, with a significance of 0.001. With the test criteria if Tcount> Ttable and if the significance <α (0.05), then Ho is rejected, Ha is accepted. So that there is an influence between the principal's academic supervision on teacher performance at SMP Negeri 3 Tangerang Selatan. In the calculation of the coefficient of determination, it is known that the effect of the principal's academic supervision on teacher performance is 24.1%. While the remaining 75.9% is influenced by other factors that are not examined. From the results of these calculations, there is a positive influence between the principal's academic supervision on teacher performance at SMP Negeri 3 Tangerang Selatan.

The principal is expected to be able to optimize academic supervision activities to improve teacher performance by increasing the number of visits and meetings for teachers. The principal should be able to streamline the implementation of private conversations and group discussions by providing time outside of working hours.

(9)

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmaanirrohim,

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas segala Rahmat, Karunia dan Anugerah-Nya kepada penulis Sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini sebagai syarat dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Shalawat serta salam tak lupa kami curahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan umatnya hingga akhir zaman.

Penulisan skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul skripsi “Pengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan”.

Melalui segenap usaha, do’a, serta penantian yang tidak sebentar, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, tentu dengan bantuan, arahan, bimbingan, serta motivasi dari berbagai pihak. Penulis sampaikan rasa terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan kepada penulis baik semasa perkuliahan maupun semasa menyelesaikan skripsi ini. dengan segala kerendahan dan ketulusan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Amany Lubis, MA. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Sururin, M.Ag. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Drs. Muarif SAM, M.Pd, Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Dr. Salman Tumanggor, M.Pd. Dosen Pembimbing I, yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dalam membantu, membimbing, mengarahkan, memotivasi penulis dengan penuh kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Drs. Muarif SAM, M.Pd, Dosen Pembimbing II, yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dalam membantu, membimbing, mengarahkan

(10)

iv

dengan penuh kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

6. Drs. Ali Nurdin, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing penulis selama menjalani perkuliahan.

7. Seluruh Dosen dan Staff Program Studi Manajemen Pendidikan yang telah mendidik, membimbing dan memotivasi serta memberikan pelayanan yang baik kepada penulis selama menjalani perkuliahan.

8. Kepala sekolah, wakil-wakil kepala sekolah, Guru, dan staff SMP Negeri 3 Tangerang Selatan yang telah meluangkan waktu dan tempat serta bersedia sebagai informan selama penulis melakukan penelitian.

9. Kedua orang tua tercinta Ayahanda Ngadimin (Alm) dan Ibunda Maris atas segala ridho, do’a, kasih sayang, kesabaran, motivasi, nasehat, serta dukungan moral maupun materil. Hingga tak mudah untuk menggambarkan seberapa besar perjuangannya yang telah diberikan kepada penulis. Sehingga perjuangan yang telah diberikan kepada penulis tidak dapat dituliskan dan disampaikan lewat kata-kata. Terkhusus untuk ayahanda, semoga bapak bahagia disana dengan melihat wulan bisa menjadi sarjana seperti apa yang bapak harapkan dulu.

10. Kedua kakak tersayang Mardiansyah dan Puji Lestari, atas semua dukungan materi yang diberikan sehingga penulis menjadi semangat dan termotivasi untuk segera menyelesaikan skripsi ini. Terkhusus untuk para keponakan yang menjadi penghibur di rumah dikala penulis jenuh dalam menyusun tugas akhir ini.

11. Teman-Teman seperjuangan “Way Rangers” (misel, aise, nada, mbul, najila, gadis, dela, monik, aldo, romy, wildan, ari, edo, habib, fahri, fatih, siril, dani) yang telah memberikan do’a, dukungan, semangat dan pengalaman berharga dalam menjalani masa-masa perkuliahan.

12. Teman-teman seperjuangan HMI MP 2016 “Berkarya DPW Tangsel” (Mishel, Aisyah, Tri, Nada, Nazila, Aldo, Romy, Ari, Wildan, Fatih, Fahri, Hafni, Raras, Intan, Indah, Devi, Santi, Bella, Ellyn) yang telah memberikan do’a, dukungan, semangat dan pengalaman berharga dalam menjalani masa

(11)

v

perkuliahan. Semoga usaha kita, perjuangan kita, cita-cita kita sampai pada tujuan. Yakin Usaha Sampai!

13. Seluruh keluarga besar HMI Manajemen Pendidikan kakak-kakak, adik-adik, yang telah memberikan dukungan, pembelajaran, pengalaman, semangat dan do’a kepada penulis.

14. Teman-teman KKN Mudita 47 2019, yang telah memberikan semangat, dukungan serta do’a dalam menyelesaikan skripsi.

15. Teman-teman seperjuangan MP 2016, yang telah berjuang bersama, saling membantu, saling menyemangati, saling mendoakan, dan memberikan hari-hari yang berwarna selama perkuliahan.

16. Laki-laki istimewa, yang selalu memotivasi penulis, mendo’akan dan mengingatkan serta membimbing penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

17. Seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini namun tak dapat disebutkan satu-persatu tapi tidak mengurangi rasa hormat dan terimakasih penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi sederhana ini sangat jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis menerima setiap kritikan dan saran yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang terlibat. Aamiin ya Rabbal’alamin

Jakarta, 3 September 2020 Penulis

(12)

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... iviii

DAFTAR GAMBAR ... x DAFTAR LAMPIRAN ... xi BAB IPENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Identifikasi Masalah ... 6 C. Pembatasan Masalah ... 7 D. Rumusan Masalah ... 7 E. Tujuan Penelitian ... 7 F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORI ... 9

A. Kajian Teori ... 9

1. Kinerja Guru ... 9

a. Pengertian Kinerja Guru ... 9

b. Ruang Lingkup Kinerja Guru ... 13

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru ... 20

d. Penilaian Kinerja Guru ... 21

(13)

vii

a. Pengertian Supervisi Akademik... 22

b. Fungsi dan Tujuan Supervisi Akademik ... 24

c. Prinsip-Prinsip Supervisi Akademik ... 26

d. Teknik-Teknik Supervisi Akademik ... 27

e. Kepala Sekolah sebagai Supervisor Akademik ... 32

B. Penelitian Relevan ... 37

C. Kerangka Berfikir... 39

D. Hipotesis Penelitian ... 40

BAB III METODE PENELITIAN... 41

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 41

B. Metode Penelitian... 42

C. Variabel Penelitian ... 42

D. Populasi dan Sampel ... 42

E. Teknik Pengumpulan Data ... 43

F. Instrumen Penelitian... 45

G. Analisa Uji Instrumen ... 47

H. Teknik Pengolahan Data ... 53

I. Teknik Analisis Data ... 54

J. Uji Prasyarat Analisis ... 55

K. Pengujian Hipotesis ... 57

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 59

A. Gambaran Umum SMP Negeri 3 Tangerang Selatan ... 59

1. Sejarah Singkat Sekolah ... 59

2. Visi dan Misi Sekolah ... 60

(14)

viii

4. Data Rombongan Belajar dan Peserta Didik ... 63

5. Keadaan Sarana dan Prasarana ... 64

B. Deskripsi Data ... 64

1. Deskripsi Data Variabel X (Supervisi Akademik Kepala Sekolah) ... 65

2. Deskripsi Data Variabel Y (Kinerja Guru) ... 70

C. Uji Prasyarat Analisis ... 75

D. Pengujian Hipotesis ... 77

E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 80

F. Keterbatasan Penelitian ... 82 BAB VPENUTUP ... 83 A. Kesimpulan ... 83 B. Saran ... 84 DAFTAR PUSTAKA ... 85 LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 89

(15)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penyusunan Skripsi…………...……….41

Tabel 3.2 Bobot Nilai pada Skala Likert .... ………44

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Variabel Supervisi Akademik Kepala Sekolah ... 45

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Variabel Kinerja Guru ... ... 46

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Supervisi Akademik ... 48

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Kinerja Guru ... 49

Tabel 3.7 Tabel Interprestasi Uji Reliabilitas ... 52

Tabel 3.8 Hasil Reliabilitas Variabel X (Supervisi Akademik) ... 53

Tabel 3.9 Hasil Reliabilitas Variabel Y (Kinerja Guru) ... 53

Tabel 3.10 Hasil Koefisien Reliabilitas ... 53

Tabel 3.11 Tingkat Kecenderungan Variabel ... ... 57

Tabel 4.1 Tenaga Pendidik ... 61

Tabel 4.2 Tenaga Kependidikan Administrasi TU ... 62

Tabel 4.3 Tenaga Kependidikan Pustakawan dan Laboran ... 62

Tabel 4.4 Data Rombel dan Peserta Didik ... 63

Tabel 4.5 Prestasi Sekolah ... 63

Tabel 4.6 Data Variabel X (Supervisi Akademik Kepala Sekolah) ... 65

Tabel 4.7 Hasil Distribusi Frekuensi Variabel X ... 66

Tabel 4.8 Hasil Mean, Median, Modus Variabel X ... 68

Tabel 4.9 Hasil Kategori Kecenderungan Data Variabel X ... 69

Tabel 4.10 Data Variabel Y (Kinerja Guru)... 70

Tabel 4.11 Hasil Distribusi Frekuensi Variabel Y ... 71

Tabel 4.12 Hasil Mean, Median, Modus Variabel Y ... 73

Tabel 4.13 Hasil Kategori Kecenderungan Data Variabel Y ... 74

Tabel 4.14 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov ... 75

Tabel 4.15 Hasil Uji Linearitas ... 77

Tabel 4.16 Hasil Uji Regresi Linear Sederhana ... 78

(16)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Hasil Data Distribusi Frekuensi Variabel X ... 67

Gambar 4.2 Hasil Kategori Kecenderungan Data Variabel X ... 69

Gambar 4.3 Hasil Distribusi Frekuensi Variabel Y ... 72

Gambar 4.4 Hasil Kategori Kecenderungan Data Variabel Y ... 74

Gambar 4.5 Hasil Uji Normalitas Variabel X ... 76

(17)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Sarana dan Prasarana SMP Negeri 3 Tangerang Selatan ... 90

Lampiran 2 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Variabel X ... 92

Lampiran 3 Angket Uji Coba Instrumen Variabel X ... 93

Lampiran 4 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Variabel X ... 96

Lampiran 5 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Variabel Y ... 97

Lampiran 6 Angket Uji Coba Instrumen Variabel Y ... 98

Lampiran 7 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Variabel Y ... 102

Lampiran 8 Instrumen Angket Penelitian ... 103

Lampiran 9 Rekapitulasi Hasil Penelitian Variabel X ... 109

Lampiran 10 Rekapitulasi Hasil Penelitian Variabel Y ... 111

Lampiran 11 Tabel Penentuan Jumlah Sampel oleh Issac dan Michael ... 113

Lampiran 12 Tabel Distribusi R (R Tabel) ... 114

Lampiran 13 Tabel Distribusi F (F Tabel) ... 115

Lampiran 14 Tabel Distribusi T (T Tabel) ... 116

Lampiran 15 Surat Permohonan Pembimbing Skripsi ... 117

Lampiran 16 Surat Permohonan Izin Penelitian ... 118

Lampiran 17 Surat Keterangan Penelitian ... 119

Lampiran 18 Uji Referensi ... 120

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kualitas sumber daya manusia yang masih rendah merupakan salah satu masalah mendasar yang dapat menghambat perkembangan dan pembangunan ekonomi nasional. Penataan sumber daya manusia perlu diupayakan secara bertahap dan berkesinambungan melalui sistem pendidikan yang berkualitas baik pada jalur pendidikan formal maupun non formal. Produktivitas suatu organisasi ditentukan oleh kinerja sumber daya anggotanya. Supardi mengartikan bahwa kinerja merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk melaksanakan, menyelesaikan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan harapan dan tujuan yang telah ditetapkan.1

Salah satu sumber daya manusia dalam pendidikan adalah guru. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru harus memiliki standar kualifikasi dan juga kompetensi dalam melakukan tugasnya sebagai pendidik. Salah satu kualifikasi yang harus dimiliki guru yaitu kualifikasi akademik, dimana guru memiliki pendidikian minimum diploma empat atau sarjana, sedangkan kompetensi yang harus dimiliki guru terdiri dari kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.

Seorang guru harus memenuhi kualifikasi dan menguasai empat kompetensi tersebut untuk menciptakan peserta didik yang berkualitas dan

(19)

2

guru harus sungguh-sungguh dengan baik dalam menguasai kompetensi tersebut agar tujuan pendidikan bisa tercapai dengan baik. Selain itu, guru juga memiliki tugas dan tanggung jawab seperti halnya dalam Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 pasal 39 ayat 1 dan 2 yang menyatakan bahwa:

Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan tugas administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan. Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan, dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.2

Seperti yang tercantum dalam penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa tugas dan tanggung jawab guru sebagai seorang pendidik profesional tidaklah mudah. Seorang guru selain harus melakukan tugas administratif, harus juga melakukan tugas akademik maupun penelitian yang harus dilakukan secara seimbang. Bisa dibayangkan betapa banyaknya kinerja guru yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan pendidikan.

Syarifudin Yunus menyampaikan bahwa “Dari 3,9 juta guru yang ada saat ini, masih terdapat 25% guru yang belum memenuhi syarat kualifikasi akademik, dan 52% guru belum memiliki sertifikat profesi. Di sisi lain, seorang guru dalam menjalankan tugasnya harus memiliki standar kompetensi yang mencakup kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional”.3 Hal ini membuktikan bahwa kualitas pendidikan bangsa ini sangat memprihatinkan, rendahnya kualitas SDM tenaga kependidikan yang belum memenuhi harapan yang sesuai dengan Undang-undang No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Bab IV pasal 8 “Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional”.

2 Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 pasal 39 ayat 1 dan 2

3Syarifudin Yunus, “Mengkritisi Kompetensi Guru”, diakses dari https://news.detik.com/kolom/d-3741162/mengkritisi-kompetensi-guru, pada tanggal 12 Desember 2019 Pukul 11.58 WIB.

(20)

3

Guru yang telah menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan kualifikasi dan kompetensi tentu akan menentukan keberhasilan pembelajaran di sekolah. Keberhasilan pendidikan di sekolah sebagian besar ditentukan oleh kinerja guru. Namun di sekolah-sekolah masih ditemukan masalah atau kendala yang berkaitan dengan kinerja guru diantaranya, guru masih ada yang belum membuat persiapan pembelajaran sebelum mengajar, dan juga tidak semua guru dapat mengembangkan RPP secara maksimal. Kemudian dalam pelaksanaan interaksi belajar mengajar, tidak semua guru menggunakan alat peraga/media dan berbagai model pembelajaran serta metode pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi. Selain itu juga masalah kedisiplinan guru, masih sering terjadinya guru yang datang terlambat, kelas kosong, dan tidak hadir tanpa pemberitahuan.4

Permasalahan yang terjadi pada kinerja guru tersebut disebabkan oleh banyak faktor yang mempengaruhinya baik secara internal maupun eksternal. Faktor internal datang dari dalam diri guru itu sendiri seperti pengetahuan, keterampilan, kemampuan, motivasi, dan juga sikap. Terkadang banyak guru yang mempunyai kemampuan tetapi kurang adanya kemauan untuk meningkatkan kinerja mereka. Terkadang juga guru mempunyai kemampuan dan kemauan tetapi kurang adanya motivasi dari orang sekitar sehingga kurang mendukung pengembangan kinerjanya.

Sedangkan faktor eksternal berasal dari luar yang meliputi lingkungan sosial, ekonomi maupun sekolah. Lingkungan sosial, masih banyak masyarakat yang menganggap bahwa profesi guru itu gampang yang menyebabkan adanya pandangan sebelah mata sehingga guru tersebut kurang maksimal dalam menjalankan tugasnya. Dalam bidang ekonomi, dengan tugas guru yang sangat banyak tetapi penghasilan yang didapatkan tidak sebanding, jadi guru melakukan tugasnya secara formalitas karena honor dan kompensasi yang didapatkan relatif kecil. Lingkungan sekolah juga menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya kinerja guru, yang meliputi sarana dan

4 Uli Uslihatul Auliya, Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Guru Terhadap Kinerja Guru, Economic Education Analysis Journal, 2012. h.10

(21)

4

prasarana yang kurang mendukung, iklim organisasi sekolah, kurangnya dukungan dan arahan dari kepala sekolah, dan juga kurangnya pembinaan yang dilakukan oleh kepala sekolah melalui kegiatan supervisi. Hasil penelitian Sri Andani menunjukkan bahwa supervisi dan iklim organisasi berpengaruh terhadap kinerja guru.5 Kondisi demikian menunjukkan bahwa tinggi rendahnya iklim organisasi dan supervisi kepala sekolah berbanding lurus dengan tinggi rendahnya kinerja guru.

Peran kepala sekolah sangat penting untuk menunjang kinerja guru. Karena guru memerlukan motivasi dan bimbingan dari kepala sekolah untuk dapat mengembangkan dan meningkatkan kinerja profesionalnya. Perilaku kelapa sekolah memiliki pengaruh besar dalam peningkatan kinerja guru, artinya kepala sekolah harus memberikan contoh perilaku positif yang dapat mendorong, mengarahkan, dan memotivasi dalam pencapaian peningkatan kinerja guru untuk mewujudkan keberhasilan sekolah.

Mulyasa menyebutkan bahwa sediktinya ada sepuluh faktor yang dapat meningkatkan kinerja guru antara lain: dorongan untuk bekerja (motivasi kerja), tanggung jawab terhadap tugas, peluang untuk berkembang, perhatian kepala sekolah melalui supervisi, hubungan interpersonal dengan sesama guru, Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dan Kelompok Kerja Guru (KKG), kelompok diskusi terbimbing, serta layanan perpustakaan.6

Melihat kondisi kinerja guru saat ini perlu adanya peningkatan kualitas guru karena guru merupakan salah satu unsur penting dalam penyelanggaraan pendidikan di sekolah agar terciptanya pendidikan yang berkualitas. Salah satu upaya dalam meningkatkan kinerja guru yakni dengan supervisi. Pada hakekatnya pelaksanaan supervisi adalah suatu upaya dalam pembinaan, pengembangan serta perbaikan dalam proses kegiatan

5 Sri Andari, Kontribusi Manajemen Supervisi Kepala Sekolah, Motivasi Kerja Guru, dan Iklim Organisasi Terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar, Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan., Vol.8, 2015, h. 98-99.

(22)

5

belajar yang dilakukan oleh guru. Supervisi tersebut dilakukan oleh kepala sekolah yang berperan sebagai supervisor.

Kepala sekolah sebagai supervisor artinya kepala sekolah berfungsi sebagai pengawas, pengendali, pembina, pengarah, dan pemberi contoh kepada guru dan karyawan di sekolah. Kepala sekolah sebagai supervisor menunjukkan adanya perbaikan pengajaran pada sekolah yang dipimpinnya, perbaikan ini tampak setelah dilakukan sentuhan supervisor berupa bantuan mengatasi kesulitan guru dalam mengajar. Bantuan yang diberikan kepala sekolah kepada guru dapat berupa dukungan fasilitas, bahan ajar yang diperlukan, penguatan terhadap penguasaan materi dan strategi pengajaran, pelatihan, dan bantuan lainnya yang akan meningkatkan efektivitas pengajaran dalam aktivitas belaar di kelas.

Peran supervisor kepala sekolah yang terealisasi dengan baik adalah dapat meningkatkan kinerja guru melalui pengawasan dan pengendalian yang diberikannya. Namun kenyataan di lapangan supervisi belum dilakukan dengan optimal terbukti dari hasil observasi awal di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan, ditemukan masalah atau kendala yang berkaitan dengan pelaksanaan supervisi akademik. Guru menuturkan idealnya dalam satu semester kepala sekolah mengadakan kunjungan kelas minimal satu kali, namun pelaksaan kunjungan kelas belum konsisten masih adanya ketidaktepatan waktu disebabkan kegiatan kepala sekola di luar sekolah, sehingga pembinaan yang dilaksanakan tidak sistematis. Selain itu juga ditemukan permasalahan bahwa dalam melakukan supervisi kepala sekolah belum menyeluruh kesemua guru melainkan lebih kepada wakil-wakil kepala sekolah saja.

Selanjutnya beberapa kinerja guru juga masih belum optimal diantaranya kurangnya pemahaman guru dalam hal penyusunan perangkat pembelajaran masih ada guru yang melihat RPP guru lain, kegiatan proses belajar mengajar dengan metode yang kurang bervariasi. Di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan juga masih terdapat guru yang tidak sesuai dengan

(23)

6

program studi pendidikan terakhir, hal ini secara tidak langsung akan berdampak pada kinerja guru yang masih kurang maksimal.

Belum maksimalnya kinerja guru tersebut disebabkan oleh pelaksanaan supervisi akademik oleh kepala sekolah yang belum tepat, sehingga fungsi supervisi akademik untuk mengontrol kerja guru tidak terlaksana dengan maksimal. Kepala sekolah hendaknya dapat menjadi sosok yang berkontribusi langsung dalam upaya peningkatan profesionalitas kinerja guru. Dengan dilaksanakannya supervisi akademik dan bimbingan dari kepala sekolah diharapkan mampu memotivasi dan meningkatkan kinerja guru yang lebih baik sehingga peningkatan mutu pendidikan akan berjalan kearah yang lebih baik.

Berdasarkan latar belakang diatas, terlihat betapa pentingnya supervisi akademik kepala sekolah terhadap kinerja guru, maka penulis tertarik untuk membahas hal tersebut, untuk itu penelitian ini mengambil judul “Pengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, diketahui banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya kinerja guru yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Kurang optimalnya supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah

2. Kurangnya pembinaan yang dilakukan oleh kepala sekolah

3. Masih kurangnya waktu kepala sekolah dalam melakukan kunjungan kelas

4. Rendahnya kinerja mengajar guru terhadap kegiatan pembelajaran 5. Masih kurangnya pemahaman guru dalam penyusunan perangkat

(24)

7

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dari sekian banyaknya permasalahan mengingat keterbatasan waktu, biaya, tenaga, dan kemampuan akademik penulis maka penelitian yang berkaitan dengan kinerja guru dibatasi hanya pada pengaruh supervisi akademik yang dilalukan oleh kepala sekolah.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu:

“Apakah terdapat pengaruh supervisi akademik kepala sekolah terhadap kinerja guru di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan?”

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh supervisi akademik kepala sekolah terhadap kinerja guru di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk banyak pihak baik secara teoritis maupun secara praktis.

1. Secara Teoritis

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi ilmiah bagi penelitian yang berkaitan dengan pengaruh supervisi akademik kepala sekolah terhadap kinerja guru.

2. Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan berguna bagi berbagai pihak, antara lain

a) Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi tentang kinerja guru dan sebagai masukan bagi guru untuk dapat meningkatkan kinerjanya.

(25)

8

b) Bagi Kepala Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan untuk membuat kebijakan terkait supervisi akademik dan pengembangan kinerja guru.

c) Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi atau kajian penelitian yang relevan untuk mengembangkan penelitian yang berkaitan dengan supervisi akademik kepala sekolah dan kinerja guru secara lebih luas.

(26)

9

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Kinerja Guru

a. Pengertian Kinerja Guru

Secara etimologi kinerja berasal dari kata ‘prestasi kerja’ atau dalam populernya performance yang memiliki arti unjuk kerja, hasil karya, pelaksanaan kerja, hasil pelaksanaan kerja.7 Kinerja merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk melaksanakan, menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan harapan dan tujuan yang telah ditetapkan oleh instansi tempat ia bekerja.

Kinerja juga diartikan sebagai prestasi. Sebagai sebuah prestasi, kinerja menunjukkan suatu kegiatan atau perbuatan dan melaksanakan tugas yang telah dibebankan. Kinerja lebih sering disebut dengan prestasi yang merupakan ‘hasil’ atau ‘apa yang keluar’ dari sebuah pekerjaan dan kontribusi sumber daya manusia terhadap organisasi.8 Dengan begitu kinerja adalah hasil kerja atau prestasi yang dicapai oleh seseorang, yang dinilai berdasarkan kualitas dan kuantitasnya, sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya dalam rangka mencapai tujuan bersama.

Guru merupakan faktor penting dalam pendidikan formal karena umumnya para siswa menjadikan guru sebagai tokoh teladan. Keberhasilan dalam penyelenggaraan pendidikan sangat ditentukan

7 Yuni Indah, Kebijakan Sertifikasi, Kinerja, Dan Kesejaheraan Guru, (Yogyakarta: DEEPUBLISH, 2016), h. 104.

(27)

10

oleh kesiapan guru dalam mempersiapkan peserta didiknya melalui kegiatan belajar mengajar. Dan posisi strategis guru untuk meningkatkan mutu hasil pendidikan sangat dipengaruhi oleh kemampuan profesional guru dan mutu kinerjanya.

Guru dituntut memiliki kinerja yang baik yang mampu memberikan dan merealisasikan harapan dan keinginan semua pihak terutama masyarakat umum yang telah mempercayai sekolah dan guru dalam membina anak didik. Secara umum mutu pendidikan yang baik menjadi tolak ukur bagi keberhasilan kinerja yang ditunjukkan oleh guru.

Seorang guru dalam menjalankan kinerjanya harus memenuhi 2 syarat yaitu syarat kualifikasi dan syarat kompetensi. Syarat kualifikasi ini terdiri atas kualifikasi akademik (guru harus berpendidikan S1) dan kualifikasi non akademik (guru harus sehat jasmani dan rohani), sedangkan syarat kompetensi yang harus dipenuhi meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.

Kompetensi pedagogik adalah pemahaman guru terhadap anak didik, perencanaan, pelaksanaan, pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan anak didik untuk mengaktualisasikan sebagai potensi yang dimilikinya.9 Kompetensi kepribadian adalah kompetensi yang berakhlak mulia, mantap, stabil, dan dewasa, arif dan bijaksana, menjadi teladan, mengevaluasi kinerja sendiri, mengembangkan diri, dan religius.10

Selanjutnya pengertian kompetensi sosial yaitu kemampuan guru sebagai makhluk sosial dalam berinteraksi dengan orang lain. Sebagai makhluk sosial guru berperilaku santun, mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan seacar efektif dan

9Agus Wibowo dan Hamrin, Menjadi Guru Berkarakter (Strategi Menbangun Kompetensi &

Karakter Guru), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), h. 110

10Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan Sumber Teori dan Praktik, (Jakarta: PT Prenadamedia Group, 2011), h. 42-43.

(28)

11

menarik mempunyai rasa empati terhadap orang lain.11 Dan kompetensi profesional adalah kemampuan profesional yang berkaitan dengan bidang studi seperti memahami mata pelajaran, standar kompetensi dan standar isi, memahami hubungan konsep antar mata pelajaran terkait dan menerapkan konsep-konsep keilmun dalam kehidupan sehari-hari.12 Dalam melakukan kinerjanya, guru haruslah memiliki kompetensi-kompetensi tersebut, dimana kompetensi tersebut dijadikan syarat dan dorongan agar guru memiliki kinerja yang optimal.

Kinerja guru merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan tugas pembelajaran di sekolah dan bertanggug jawab atas peserta didik di bawah bimbingannya dengan meningkatkan prestasi belajar peserta didik.13 Kinerja guru juga dapat diartikan sebagai perilaku yang dihasilkan seorang guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik dan pengajar ketika di depan kelas, sesuai dengan kriteria tertentu.

Pada dasarnya, kinerja guru lebih terarah pada perilaku seorang pendidik dalam pekerjaannya dan efektivitas pendidik dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya yang dapat memberikan pengaruh kepada peserta didik kepada tujuan yang diinginkan.14 Kinerja guru dapat dilihat pada situasi dan kondisi kerja sehari-hari. Kinerja guru nampak dari tanggung jawabnya dalam menjalankan amanah, profesi yang diembannya, serta moral yang dimilikinya. Hal tersebut akan tercermin dari kepatuhan, komitmen, dan loyalitasnya dalam mengembangkan potensi peserta didik serta memajukan sekolah.

11 Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 38.

12 Syaiful Sagala, Ibid., h. 39-40. 13 Supardi, Op Cit., h. 54.

14 Erjati Abas, Magnet Kepemimpinan Kepala Madrasah Terhadap Kinerja Guru, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2017), h. 24.

(29)

12

Guru yang memiliki level kinerja tinggi merupakan guru yang memiliki produktivitas kerja sama dengan atau di atas standar yang ditentukan, begitupun sebaliknya, guru yang memiliki level kinerja rendah, maka guru tersebut merupakan guru yang tidak produktif. Kinerja guru merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan tugas pembelajaran di sekolah dan bertanggung jawab atas peserta didik di bawah bimbingannya dengan meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Oleh karena itu, kinerja guru dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang menunjukkan kemampuan seorang guru dalam menjalankan tugasnya di sekolah serta menggambarkan adanya suatu perbuatan yang ditampilkan guru dalam atau selama melakukan aktivitas pembelajaran.15 Ukuran kinerja guru terlihat dari rasa tanggung jawabnya melaksanakan tugas, amanah, profesi yang diembannya, serta rasa tanggung jawab moral dipundaknya. Semua itu akan terlihat dalam kepatuhan dan loyalitasnya di dalam menjalankan tugas profesinya di dalam maupun di luar kelas. Oleh karena itu kinerja guru dapat dilihat dari bagaimana seorang guru dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya secara optimal sesuai dengan kompetensi dan kemampuan yang dimiliki secara profesional.

Guru yang profesional adalah guru yang selalu ada kemauan untuk terus meningkatkan serta mengembangkan kemampuannya, adapun ciri-ciri guru profesional diantaranya selalu mempunyai enenrgi untuk siswanya, mempunyai tujuan yang jelas untul pelajaran, mempunyai keterampilan mendisiplinkan yang efektif, mempunyai keterampilan menajemen kelas yang baik, bisa berkomunikasi dengan baik, mempunyai harapan yang tinggi terhadap siswanya, menguasai pengetahuan tentang kurikulum, menguasai tentang subjek yang diajarkan, dan mempunyai hubungan yang berkualitas dengan siswa.

(30)

13

Berdasarkan uraian konsep tentang kinerja maka yang dimaksud dengan kinerja guru adalah hasil kerja yang dicapai oleh seorang guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya di sekolah sesuai standar kompetensi dan kriteria yang telah ditetapkan. Agar dapat menjalankan kinerja dengan baik dan optimal, seorang guru harus memenuhi kualifikasi dan juga memiliki kompetensi yang bisa meningkatkan kinerja seorang guru.

b. Ruang Lingkup Kinerja Guru

Jabatan seorang guru bukan hanya sebagai jabatan fungsional saja tetapi lebih bersifat profesional, artinya jabatan yang lebih erat kaitannya dengan keahlian dan keterampilan yang sudah dipersiapkan melalui proses pendidikan dan pelatihan secara khusus dalam bidangnya. Karena guru telah dipersiapkan untuk berkiprah dalam bidang pendidikan, maka jabatan fungsional guru bersifat profesional yang selalu dituntut untuk terus mengembangkan profesinya.

Menurut Permendikbud No.15 Tahun 2018 Tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah Pasal 3 menyebutkan kegiatan pokok guru yang mencakup: (a) merencanakan pembelajaran atau pembimbingan; (b) melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan; (c) menilai hasil pembelajaran atau pembimbingan; (d) membimbing dan melatih peserta didik; dan (e) melaksanakan tugas tambahan yang meleat pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja guru.

Menurut Rusman, terdapat tiga indikator terhadap kinerja guru dalam kegiatan pembelajaran di kelas, yaitu sebagai berikut:

1) Perencanaan guru dalam program kegiatan pembelajaran

Tahap perencanaan guru dalam kegiatan pembelajaran adalah tahap yang akan berhubungan dengan kemampuan guru menguasai bahan ajar. Kemampuan guru dalam hal ini dapat dilihat dari cara atau proses penyusunan program kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

(31)

14

Pelaksanaan pembelajaran di kelas adalah inti penyelenggaraan pendidikan yang ditandai oleh adanya kegiatan pengelolaan kelas, pengggunaan media dan sumber belajar, dan penggunaan metode dan strategi pembelajaran. Semua tugas tersebut merupakan tugas dan tanggung jawab guru yang secara optimal dalam pelaksanaannya menuntut kemampuan guru.

3) Evaluasi dalam kegiatan

Penilaian hasil belajar adalah kegiatan atau cara yang ditujukan untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan dan proses pembelajaran yang telah dilakukan. Pada tahap ini seorang guru dituntut memiliki kemampuan dalam menentukan pendekatan dan cara-cara evaluasi, penyusunan alat-alat evaluasi, pengolahan dan penggunaan hasil evaluasi.16

Pendapat ini menjelaskan bahwa indikator kinerja guru terbagi menjadi tiga yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam kegiatan pembelajaran. Perencanaan yang dapat dilakukan yaitu dengan menyusun program pembelajaran, sedangkan pelaksanaan yang dilakukan yaitu berkaitan dengan pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru. Serta evaluasi yang dijadikan sebagai bahan penilaian untuk mengetahui tercapai atau tidaknya pembelajaran yang telah dilakukan.

Sedangkan menurut Abd. Wahab dan Umiarso, terdapat enam indikator yang dapat dilihat dalam meningkatkan kinerja guru, meliputi; kemampuan membuat perencanaan dan persiapan mengajar, penguasaan materi yang akan diajarkan kepada siswa, penguasan metode dan strategi mengajar, pemberian tugas-tugas kepada siswa, kemampuan mengelola kelas, dan kemampuan melakukan penilaian dan evaluasi.17

1) Kemampuan membuat perencanaan dan persiapan mengajar Perencanaan pembelajaran yaitu persiapan mengelola pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam kelas untuk

16 Rusman, Model-Model Pembelajaran, (Depok: PT RajaGrafindo Persada, 2018), Cet. 7, h. 75-78.

17 Abd. Wahab dan Umiarso, Kepemimpinan Pendidikan dan Kecerdasan Spiritual, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 122.

(32)

15

mencapai tujuan.18 Perencanaan yang dibuat merupakan antisipasi dan perkiraan tentang apa yang akan dilakukan dalam pembelajaran, sehingga tercipta suatu situasi yang memungkinkan terjadinya proses belajar yang dapat mengantar siswa mencapai tujuan yang diharapkan. Hal-hal yang harus dipersiapkan dalam perencanaan pembelajaran antara lain:

a) Menguasai kurikulum b) Menguasai bahan ajar

c) Menyusun program pengajaran d) Melaksanakan program pengajaran

e) Menilai hasil proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.19

Memerhatikan beberapa hal di atas, maka perencanaan pembelajaran perlu dilakukan karena hal tersebut sebagai suatu persiapan mengelola suatu pembelajaran yang melalui proses yang komleks dan tidak sederhana. Proses perencanaan ini memerlukan pemikiran yang matang, sehingga akan berfungsi sebagai pedoman dalam mencapai tujuan pembelajaran.

2) Penguasaan materi yang akan diajarkan kepada siswa

Kemampuan menguasai bahan pelajaran sebagai bagian integral dari proses belajar mengajar. Guru yang profesional harus mampu menguasai bahan yang diajarkannya. Penguasaan guru akan bahan pelajaran sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Adapun indikator dalam penguasaan materi menurut Bloom dan kawan-kawan dalam buku W.S Winkel, yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.20

a) Pengetahuan

Mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan. Hal-hal itu dapat meliputi fakta,

18 Lukmanul Hakiim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009), h. 238.

19 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), Cet.8, h. 21.

(33)

16

kaidah, dan prinsip, serta metode yang diketahui. Pengetahuan yang disimpan dalam ingatan, digali pada saat dibutuhkan melalui bentuk ingatan mengingat (recall) atau mengenal kembali (recognition).

b) Pemahaman

Mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam menguraikan isi pokok dari suatu bacaan, mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk lain, membuat perkiraan tentang kecenderungan yang nampak dalam data tertentu.

c) Penerapan

Mencakup kemampuan untuk menerapkan suatu kaidah atau motede bekerja pada suatu kasus/masalah yang konkret dan baru. Adanya kemampuan dinyatakan dalam aplikasi suatu rumus pada persoalan yang belum dihadapi atau aplikasi suatu metode kerja pada pemecahan masalah baru.

d) Analisis

Mencakup kemampuan untuk merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian, sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam penganalisaan bagian-bagian pokok atau komponen dasar, bersama dengan hubungan/relasi antara semua bagian itu.

e) Sintesis

Mencakup kemampuan untuk membentuk suatu kesatuan atau pola baru. Bagian-bagian dihubungkan satu sama lain, sehingga terciptakan suatu bentuk baru. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam membuat suatu rencana, seperti penyusunan suatu pelajaran atau proposal penelitian ilmiah, dalam mengembangkan suatu skema dasar sebagai pedoman dalam memberikan ceramah atau lain sebagainya.

f) Evaluasi

Mencakup kemampuan untuk membentuk suatu pendapat mengenai suatu atau beberapa hal, bersama dengan pertanggungjawaban pendapat itu, yang berdasarkan kriteria tertentu. Kemampuan ini dinyatakan dalam memberikan penilaian terhadap sesuatu.21

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa indikator-indikator tersebut merupakan kemampuan yang harus dimilki oleh seorang guru dalam penguasaan materi atau bahan pelajaran,

(34)

17

karena hal tersebut menjadi salah satu yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

3) Penguasan metode dan strategi mengajar

Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan tertentu, sedangkan metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan strategi.22 Ini berarti metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Satu hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan strategi dan metode pembelajaran adalah bahwa strategi dan metode itu harus mendorong siswa untuk beraktivitas sesuai dengan gaya belajarnya. Adapun indikator penguasaan strategi dan metode mengajar yaitu:

a) Berpusat pada peserta didik (student oriented) b) Belajar dengan melakukan (learning by doing) c) Megembangkan kemampuan sosial

d) Mengembangkan keingin tahuan dan imajinasi

e) Mengembangkan kreativitas dan keterampilan memecahkan masalah.23

Sejumlah prinsip seperti yang dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 bahwa proses pembelajaran harus diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, memberikan ruang yang cukup bagi pengembangan prakarsa, kreativitas sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologi peserta didik.

4) Pemberian tugas-tugas kepada siswa

Metode pemberian tugas adalah sebuah metode pembelajaran dengan pemberian tugas yang tidak hanya sekedar menjawab soal-soal yang diberikan oleh guru, melainkan harus mempunyai unsur latihan secara berulang-ulang serta mempunyai unsur didaktis pedagogis bagi para siswa. Tugas yang diberikan dapat 22 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: PT Fajar Interpratama, 2008), h. 61.

(35)

18

dikerjakan di kelas, di perpustakaan, di rumah, atau di tempat-tempat lain dalam kaitannya dengan materi pokok yang diberikan atau ditugaskan.24 Dalam memberikan tugas kepada siswa, guru harus memperhatikan hal-hal berikut ini:

a) Tujuan penugasan

b) Bentuk pelaksanaan tugas c) Manfaat tugas

d) Bentuk pekerjaan

e) Tempat dan waktu penyelesaian tugas f) Memberikan bimbingan dan dorongan g) Memberikan penilaian.25

Dapat disimpulkan bahwa dalam pemberian tugas, seorang guru harus memperhatikan hal-hal yang telah disebutkan di atas. Seorang guru tidak boleh asal dalam memberikan tugas kepada siswa, harus jelas dan dipertimbangkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

5) Kemampuan mengelola kelas

Manajemen kelas sebagai proses mengorganisasikan segala sumber daya kelas bagi terciptanya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Sumber daya itu diorganisasikan untuk memecahkan masalah yang menjadi kendala proses pembelajaran, sekaligus membangun situasi kelas yang kondusif secara terus menerus.26 Adapun indikator keterampilan pengelolaan kelas pada umumnya dibagi menjadi dua bagian, yakni keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal, dan keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal.

24 Nurjanna, Penggunaan Metode Pemberian Tugas untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Surat Siswwa Kelas IV SDN 2 Lais, Jurnal Kreatif Tadulako Online, No. 8, Vol. 4, h. 138.

25 Sutriani, dkk, Penerapan Metode Pemberian Tugas untuk Meningkatkanhasil Belajar Pada Materi Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan di Kelas V SDN Bukit Harapan, Jurnal Kreatif Tadulako Online, No. 1, Vol. 4, h. 22-23.

26 Sudarwan Danim dan Yunan Danim, Administrasi Sekolah Dan Manajemen Kelas, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2010), h. 100.

(36)

19

6) Kemampuan melakukan penilaian dan evaluasi

Dalam pembelajaran, evaluasi merupakan hal yang sangat penting untuk dikembangkan. Dengan evaluasi yang tepat dapat ditentukan melalui efektivitas program dan keberhasilan siswa melaksanakan pembelajaran, sehingga informasi yang didapat dari evaluasi dapat dijadikan alat untuk mengambil keputusan apakah program pembelajaran tersebut perlu diperbaiki atau tidak, bagian-bagian mana yang dianggap memiliki kelemahan sehingga perlu diperbaiki.

Menurut Sudaryono, evaluasi dalam lingkup pendidikan di sekolah mencakup tiga komponen yaitu: evaluasi mengenai program pengajaran, evaluasi mengenai proses pelaksanaan pengajaran, dan evaluasi mengenai hasil belajar.27 Sedangkan menurut Zainal Arifin proses evaluasi pembelajaran meliputi: perencanan evaluasi, pelaksanaan evaluasi, pengolahan skor dan penafsiran, pelaporan hasil evaluasi, dan pemanfaatan hasil evaluasi.28 Pendapat ini menjelaskan bahwa evaluasi yang dilakukan dalam pembelajaran terbagi menjadi tiga tahap yaitu perencanaan evaluasi, pelaksanaan evaluasi dan juga evaluasi hasil. Hal tersebut dilakukan agar terlihat bagian-bagian mana saja yang perlu diperbaiki.

Jadi dapat disimpulkan bahwa indikator-indikator tersebut merupakan indikator kinerja guru dalam pembelajaran. Namun, masih terdapat kinerja lain yang menjadi tuntutan seorang guru yang meliputi penelitian dan pengembangan diri sesuai dengan kewajiban dan beban kerja guru. Kinerja guru dalam pembelajaran ini sangat penting kaitannya dengan kegiatan belajar mengajar dan hasil belajar siswa, karena hasil belajar siswa ditentukan oleh kemampuan guru yang mengajar dan membimbing siswanya.

27 Sudaryono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Lentera Ilmu Cendikia, 2014), h. 8. 28 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h. 88.

(37)

20

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru

Guru merupakan kunci keberhasilan pendidikan dan dapat dikatakan seseorang yang mempunyai peran penting dalam proses pencapaian tujuan pendidikan. Keberadaan guru dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya tidak lepas dari pegaruh internal maupun eksternal yang diharapkan mampu membawa dampak positif dalam perubahan kinerja guru. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru.

Menurut Ahmad Susanto, faktor yang mempengaruhi kinerja guru terbagi 2, yaitu: (a) faktor internal yang berasal dari sistem kepercayaan menjadi pandangan hidup seorang guru, (b) faktor eksternal yang meliputi, volume upah kerja yang dapat memenuhi kebutuhan seseorang, suasana kerja yang menggairahkan, sikap jujur dan dapat dipercaya, penghargaan, dan juga sarana yang menunjang”.29 Pendapat ini menjelaskan bahwa faktor internal lebih kepada diri seorang guru tersebut, sedangkan faktor eksternal sebagai penunjang yang berasal dari luar diri seorang guru.

Sedangkan menurut Barnawi dan Mohammad Arifin menyatakan, faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru, antara lain: “(a)gaji, (b) sarana dan prasarana, (c) lingkugan kerja fisik, dan (d) kepemimpinan”.30 Pendapat ini menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi kinerja guru didominasi oleh faktor eksternal saja. guru akan memiliki kinerja yang baik jika sekolah memiliki sarana dan lingkungan kerja serta pemimpin yang baik pula.

Sutermeister berpendapat bahwa produktivitas ditentukan oleh kinerja guru, sedangkan kinerja guru itu sendiri tergantung pada dua hal yaitu kemampuan dan motivasi.31 Sementara itu Gibson

29 Ahmad Susanto, Manajemen Peningkatan Kinerja Guru, (Jakarta: Prenadamedia, 2016), h. 73.

30 Barnawi dan Mohammad Arifin, Kinerja Guru Profesional, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), h. 44.

(38)

21

memberikan gambaran lebih rinci dan komprehensif tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja yaitu:

a. Variabel individu, meliputi kemampuan, keterampilan, mental fisik, latar belakang keluarga, tingkat sosial, pengalaman, dan demografi (umur, asal-usul, jenis kelamin).

b. Variabel organisasi, meliputi sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur desain pekerjaan.

c. Vriabel psikologis, meliputi persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan motivasi.32

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja dapat dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal, keduanya mempunyai dampak positif untuk peningkatan kinerja yang dilakukan. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri pribadi seseorang yang dapat mempengaruhi kinerja dalam menjalankan kinerjanya. Sedangkan faktor eksternal yaitu faktor yang datang dari luar diri seseorang guru yang dapat mempengaruhi kinerjanya.

d. Penilaian Kinerja Guru

Penilaian kinerja guru perlu dilakukan untuk mengendalikan kualitas penyelenggaraan pembelajaran atau pendidikan di sekolah. Penilaian kinerja mengacu kepada satu sistem formal dan terstruktur yang mengukur, menilai dan mempengaruhi sifat-sifat yang berkaitan dengan pekerjaan, perilaku dan hasil, termasuk tingkat kehadiran.33

Secara umum, penilaian kinerja guru memiliki fungsi utama yaitu untuk menilai kemampuan guru dalam menerapkan semua kompetensi dan keterampilan yang diperlukan pada proses pembelajaran, pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah.34 Penilaian kinerjaguru

32 Uhar Suharsaputra, Ibid., h. 147-148.

33 Pupuh Fathurrohman dan Aa Suryana, Guru Profesional, (Bandung: PT Refika Aditama, 2012), h. 25.

34 Daryanto dan Tasrial, Pengembangan Karir Profesi Guru, (Gava Media: Yogyakarta, 2015), h. 101.

(39)

22

bermanfaat untuk kepentingan perbaikan, peningkatan, pengembangan kinerja guru di masa mendatang.

Penilaian kinerja yang terkait dengan pelaksanaan proses pembelajaran bagi guru mata pelajaran atau guru kelas, meliputi kegiatan merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi dan menilai, menganalisis hasil penilaian, dan melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian dalam menerapkan 4 kompetensi yang harus dimiliki oleh guru.

Kinerja yang terkait dengan pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah. Pelaksanaan tugas tambahan ini dikelompokkan menjadi 2 yaitu tugas tambahan yang mengurangi jam mengajar tatap muka dan yang tidak mengurangi jam mengajar tatap muka.35 Penilaian kinerja guru dalam melaksanakan tugas tambahan yang mengurangi jam mengajar tatap muka dinilai dengan menggunakan instrumen khusus yang dirancang berdasarkan kompetensi yang dipersyaratkan untuk melaksanakan tugas tambahan tersebut .

2. Supervisi Akademik Kepala Sekolah

a. Pengertian Supervisi Akademik

Menurut Mulyasa, Supervisi akademik adalah bantuan profesional kepada guru, melalui siklus perencanaan yang sistematis, pengamatan yang cermat dan umpan balik yang objektif dan segera.36 Bantuan yang diberikan kepada guru itu harus direncanakan dengan baik dan juga harus selalu diawasi dengan seksama, agar permasalahan yang dihadapi guru bisa teratasi dengan segera. Bentuk bantuan ini merupakan bantuan profesional terhadap guru agar guru

35 Daryanto dan Tasrial, Ibid., h.102.

36H.E. Mulyasa, Manajeman & Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), Cet. 3, h. 249.

(40)

23

dapat menggunakan balikan tersebut untuk memperhatikan kinerjanya.

Senada dengan paparan di atas, menurut Daresh dan Glickman yang dikutip oleh Daryanto supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru dalam mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.37 Sejalan dengan gagasan Daresh dan Glickman menurut Ahmad Susanto supervisi akademik merupakan kegiatan pembinaan yang direncanakan dengan memberi bantuan teknis kepada guru dalam melaksanakan proses pembelajaran atau mendukung proses pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran secara efektif.38 Supervisi akademik mengarah pada pengendalian dan pembinaan bidang akademik melalui kegiatan dan proses pembelajaran di sekolah agar hasil belajar peserta didik menjadi lebih baik.

Esensi supervisi akademik bukan menilai kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, melainkan membantu guru dalam mengembangkan kemampuan profesionalismenya. Karena sasaran dari supervisi adalah untuk memperbaiki kinerja guru agar guru-guru selalu mengalami peningkatan dalam jabatan (profesional growth).39 Supervisi akademik yang dilakukan menitikberatkan kepada memberikan bantuan kepada guru agar ia menyadari kekurangannya, selanjutnya berusaha dengan kemampuan sendiri untuk mengatasinya. Keadaan ini dipandang lebih sesuai dari pada memberikan bimbingan langsung kepada guru dalam menghadapi kesulitannya. Bantuan supervisi akademik tidak bertujuan untuk menyediakan segala sesuatu

37Daryanto dan Tutik Rachmawati, Supervisi Pembelajaran, (Yogyakarta : Gava Media, 2015), h. 194.

38Ahmad Susanto, Op.Cit., h. 221.

39 Donni Juni Priansa dan Sonny Suntani, Manajemen & Supervisi Pendidikan,(Bandung: CV Pustaka Setia, 2018), h.135.

(41)

24

yang dibutuhkan guru, sehingga ia hanya tinggal menggunakannya saja, karena cara ini akan menimbulkan sifat pasif pada guru yang bersangkutan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa supervisi penting untuk dilakukan guna meningkatkan kinerja guru. Bimbingan dan bantuan dari kepala sekolah akan sangat membantu guru dalam menyelesaikan segala macam tugas pembelajaran. Selain itu, hasil supervisi dapat dijadikan bahan evaluasi baik bagi guru maupun bagi kepala sekolah. Dari hasil evaluasi itulah guru dapat mengetahui kinerjanya apakah sudah baik atau belum.

b. Fungsi dan Tujuan Supervisi Akademik

Semua kegiatan yang dilakukan tentu memiliki fungsi dan tujuan yang selalu mengarah kepada cita-cita yang ingin dicapai. Menurut Nur Aedi fungsi utama supervisi akademik adalah sebagai penjaminan mutu bagi guru. Melalui supervisi akademik yang dilakukan pengawas atau kepala sekolah diharapkan kualitas guru menjadi lebih baik.40 Supervisi juga berfungsi sebagai program pelayanan untuk memajukan pengajaran, dalam situasi belajar sering terjadi masalah, baik yang dihadapi guru maupun peserta didik. Guru sering mengalami kesulitan dalam merencakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran. Oleh karena itu, kepala sekolah sebagai supervisor memberikan bimbingan kepada guru agar dapat mengelola pembelajaran secara lebih efektif, termasuk bantuan menyelesaikan masalah-masalah belajar peserta didik.

Adapun tujuan supervisi akademik adalah membantu dan menentukan kegiatan-kegiatan supervisi yang lebih efektif. Menurut Glikman, tujuan supervisi akademik adalah membantu guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran yang dicanangkan, kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran yang 40 Nur Aedi, Pengawasan Pendidikan Tinjauan dan Praktik, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h.185.

(42)

25

dicanangkan bagi murid-murid.41 Jadi, tujuan yang dimaksud lebih kepada memberikan bantuan kepada guru khususnya peningkatan kemampuan agar dapat mencapai tujuan yang akan di capai.

Senada dengan paparan di atas, menurut Ani Kadarwati, tujuan supervisi akademik adalah memberikan layanan atau bantuan untuk meningkatkan kemampuan mengajar guru di kelas yang akhirnya juga untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik.42 Sedangkan menurut Nur Aedi tujuan supervisi akademik adalah untuk membantu guru mengembangkan keterampilannya dalam rangka mencapai tujuan belajar mengajar yang direncanakan untuk para siswanya.43

Pendapat para ahli di atas menjelaskan bahwa tujuan supervisi akademik semata-mata tidak hanya guru mendapatkan bimbingan dan bantuan ketika mengalami kesulitan dalam kegiatan belajr mengajar, melainkan ada proses pengembangan diri yang berkelanjutan yang harus dilakukan oleh guru. Baik itu dilakukan secara individual maupun secara kelompok.

Menurut Sergiovanni, ada tiga tujuan supervisi akademik sebagaimana dapat dilihat pada gambar berikut:

a) Supervisi akademik diselenggarakan dengan maksud

membantu guru mengambangkan kemempuannya

profesionalnya.

b) Supervisi akademik diselenggarkan dengan maksud untuk memonitor kegiatan proses belajar mengajar di sekolah. c) Supervisi akademik diselenggarakan untuk mendorong guru

menerapkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawab dalam mengajarnya.44

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi dan tujuan supervisi akademik ditunjukkan kepada peningkatan mutu guru yang dapat meningkatkan pula kegiatan belajar mengajar dan

41 Ahmad Susanto, Op.Cit., h. 220.

42Ani Kadarwati, Peningkatan Kualitas Pembelajaran Melalui Supervisi Akademik Dengan

Teknik Kunjungan Kelas, Gulawentah: Jurnal Studi Sosial, 2016, h. 109.

43 Nur Aedi, Op.Cit., h.184.

(43)

26

meningkatkan mutu pendidikan sekolah agar menjadi sekolah yang berkembang pesat dengan membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalisnya dalam memahami akademik.

c. Prinsip-Prinsip Supervisi Akademik

Kepala sekolah secara tidak langsung dan mau tidak mau harus siap dalam menghadapi problematika, persoalan atau kendala yang sering terjadi dalam pelaksanaan supervisi akademik di sekolah. Seiring dalam pelaksanaan supervisi akademik, tentu diperlukan adanya sebuah prinsip yang memang harus dijalankan baik oleh supervisor maupun yang disupervisi, sehingga dalam pelaksanaannya akan berjalan secara efektif dan juga efisien.

Menurut Mulyasa, ada enam prinsip yang harus dilaksanakan dalam supervisi akademik yaitu:

a) Hubungan konsutatif, kolegial, dan bukan hierarkis. b) Dilaksanakan secara demokratis.

c) Terpusat pada guru.

d) Didasarkan pada kebutuhan guru. e) Bersifat bantuan profesional.45

Sedangkan menurut Fathurrohman prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dan direalisasikan oleh supervisor dalam melaksanakan supervisi akademik yaitu sebagai berikut:

a) Supervisi akademik harus mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis

b) Supervisi akademik harus dilakukan secara berkesinambungan c) Supervisi akademik harus demokratis

d) Program supervisi akademik harus integral dengan program pendidikan

e) Supervisi akademik harus komprehensif f) Supervisi akademik harus konstruktif g) Supervisi akademik harus objektif 46

45 H.E. Mulyasa, Op.Cit., h.254.

46Muhammad Fathurrohman dan Hindama Ruhyanani, Sukses Menjadi Pengawas Sekolah

(44)

27

Gagasan diatas menjelaskan bahwa supervisi akademik harus dilakukan dengan hubungan yang baik antara supevisor dengan yang disupervisi, dilakukan secara berkelanjutan serta komprehensif yang mencakup keseluruhan aspek pengembangan akademik. Selain itu juga harus objektif dalam penyusunan program yang berarti harus disusun berdasarkan kebutuhan nyata pengembangan profesional guru.

Sejalan dengan gagasan di atas, Daryanto menyebutkan prinsip-prinsip supervisi akademik bahwa:

Prinsip supervisi akademik adalah sebagai suatu kegiatan untuk dilakukan terencana, rutin, berkelanjutan yang dilakukan oleh kepala sekolah, yang menggunakan data dari hasil pengamatan atau observasi nyata menggunakan instrumen yang dapat memberikan informasi yang sebenarnya, sama sekali bukan hasil pelajaran pribadi supervisor.47

Pada dasarnya, semua prinsip yang telah dijelaskan oleh para ahli sangat penting untuk dilakukan oleh seorang supervisor dalam melaksanakan supervisi akademik di sekolah. Supervisor perlu menyesuaikan diri dengan prinsip-prinsip tersebut, dengan cara memahami dan menguasai dengan seksama tugas dan tanggung jawab guru sebagai tenaga pendidik yang profesional. Karena, jika sikap supervisor yang memaksakan kehendak, menakut-nakuti guru, dan perilaku negatif lainnya akan melumpuhkan kreatifitas guru.

Dengan melaksanakan prinsip-prinsip tersebut oleh supervisor, maka proses pelaksanaan supervisi akademik akan berjalan dengan baik dan maksimal sehingga tujuan dari pelaksaan supervisi akademik akan tercapai.

d. Teknik-Teknik Supervisi Akademik

Teknik dalam pelaksanaan supervisi adalah suatu cara yang dilakukan oleh supervisor guna merumuskan tujuan yang hendak dicapai, baik oleh induvidu maupun kelompok. Teknik merupakan

(45)

28

langkah-langkah konkret yang dilakukan oleh supervisor untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Menurut Ngalim Purwanto, teknik supervisi akademik terdiri atas dua macam yakni teknik supervisi individual dan teknik supervisi kelompok.48

a. Teknik individual atau Perseorangan 1) Mengadakan Kunjungan Kelas

Kunjungan kelas adalah teknik pembinaan guru oleh kepala sekolah atau supervisor dalam rangka mengamati pelaksanaan proses belajar mengajar sehingga memperoleh data yang diperlukan dalam rangka pembinaan guru.

Menurut Suhertian, kunjungan kelas ini ialah seorang kepala sekolah datang ke kelas dimana guru sedang mengajar dan ia mengadakan peninjauan terhadap suasana belajar di kelas itu.49 Sedangkan menurut Kompri kunjungan kelas adalah kunjungan yang sewaktu-waktu dilakukan oleh seorang supervisor untuk melihat atau mengamati seorang guru yang sedang mengajar, tujuannya untuk melihat bagaimana guru mengajar, apakah sudah memenuhi syarat-syarat didaktik dan metode.50

Pendapat di atas menjelaskan bahwa kunjungan kelas yang dilakukan supervisor bisa dilaksanakan kapan saja untuk mengamati guru mengajar apakah sudah sesuai syarat atau belum. Supervisor bisa melihat secara langsung apa yang menjadi kendala guru dalam mengajar, sehingga supervisor dapat langsung memberikan umpan balik ketika guru selesai mengajar dikelas.

48 Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT Rosdakarya, 2009), h. 120.

49Sahetian, Prinsip & Teknik Supervisi Pendidikan, (Usana Offeseg Printing: Surabaya, 2012), h. 45.

50Kompri, Standarisasi Kompetensi Kepala Sekolah: Pendekatan Teori untuk Praktik

(46)

29

2) Mengadakan Kunjungan Observasi

Observasi kelas dilaksanakan bersamaan dengan aktivitas kunjungan kelas Menurut Suhertien, tujuan kunjungan observasi adalah untuk memperoleh data yang subjektif sehingga bahan yang diperoleh dapat digunakan untuk menganalisa kesulitan-kesulitan yang dihadapi guru-guru dalam usaha memperbaiki hal belajar mengajar.51

Pendapat di atas menjelaskan bahwa dengan adanya tujuan perlaksanaan kunjungan observasi memperoleh data yang subjektif sehingga dapat digunakan untuk menganalisis kesulitan dan memperbaiki semaksimal mungkin bagi guru sendiri data tersebut dapat membantu mereka untuk memperbaiki cara mengajar untuk lebih baik.

Senada dengan paparan di atas, Menurut Made Pidarta, tujuan teknik supervisi observasi kelas adalah (1) untuk mengetahui secara keseluruhan cara-cara guru mendidik dan mengajar, termasuk pribadi dan gaya mengajarnya dan (2) untuk mengetahui respon kelas atau para siswa.52

3) Percakapan Pribadi

Percakapan pribadi adalah suatu teknik dalam pemberian layanan kepada guru latih dengan mengadakan pembicaraan tentang masalah yang dihadapi guru latih.53 Pertemuan pribadi antara supervisor dengan guru untuk membicarakan masalah-masalah khusus yang dihadapi guru. Umumnya materi yang dipercakapkan adalah hasil-hasil kunjungan kelas dan observasi kelas yang telah dilakukan oleh supervior.

Dalam percakapan ini supervisor berusaha menyadarkan guru akan kelebihan dan kekurangannya. Mendorong agar

51Sahetian, Op.Cit., h. 51

52 Made Pidarta, Supervisi Pendidikan Konstektual, (PT Rineka Cipta: Jakarta, 2009) h. 88 53 Syaiful Sagala, Op. Cit., h. 217.

Gambar

Tabel 3.9  Hasil Reliabilitas Variabel Y (Kinerja Guru)  Reliability Statistics
Tabel 3.10 Hasil Koefisien Reliabilitas
Tabel 4.1 Tenaga Pendidik SMP Negeri 3 Tangerang Selatan
Tabel 4.2 Tenaga Kependidikan Administrasi TU SMP Negeri 3 Tangerang  Selatan
+7

Referensi

Dokumen terkait

As of Cisco IOS Software Release 12.0, Cisco routers now have ip subnet-zero enabled by default, but if the network engineer feels that it is unsafe to use subnet zero, the no

Hasil yang diperoleh adalah sebuah Kamus Arab – Indonesia dan Indonesia – Arab Berbasis Web yang dapat digunakan untuk menerjemahkan kata Arab ke kata Indonesia maupun kata Indonesia

Membuat resume dan memaparkan resume tentang matematika sebagai sarana berpikir deduktif secara benar dan aktif. Membuat resume sekaligus memaparkan resume tentang

Dengan adanya semangat pimpinan Mahkamah Agung dalam mereformasi kinerja Mahkamah Agung dan jajarannya serta terlaksanya kepastian hukum serta merespon keluhan

Hukum tabayyun secara garis besar dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu satu hukum melakukan tabayyun adalah wajib baik berita yang disampaikan oleh orang fasik

Dengan keberhasilan yang saat ini telah di capai oleh Donita Frozen Food tentu tidak terlepas dari segala upaya yang dilakukan oleh pemilik usaha untuk dapat terus bertahan

Tujuan penelitian tahun pertama adalah: (1) menyusun hirarkhi konsep desain arsitektur Islam untuk rumah dan lingkungannya sehingga mampu menunjukkan skala prioritasnya;

Perubahan Rencana Kerja (Renja) Perangkat Daerah merupakan instrumen wajib sebagai pedoman perangkat daerah yang disusun untuk menyediakan kerangka logis rencana kerja bagi