PERAN CAN GAN BU K U V I SU AL WI SAT A
RELI GI SEM ARAN G
TUGAS AKHIR
untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh
Gelar Sarjana Teknik (S-1)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
BIDANG STUDI : DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
Diajukan oleh :
ARDI FERDI N AN SI H OM BI N G
NPM
0751010074
FAK U LT AS T EK N I K SI PI L DAN PEREN CAN AAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN”
PERAN CAN GAN BU K U V I SU AL WI SAT A
RELI GI SEM ARAN G
TUGAS AKHIR
untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh
Gelar Sarjana Teknik (S-1)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
BIDANG STUDI : DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
Diajukan oleh :
ARDI FERDI N AN SI H OM BI N G
NPM
0751010074
FAK U LT AS T EK N I K SI PI L DAN PEREN CAN AAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN”
TUGAS AKHIR
PERAN CAN GAN BU K U V I SU AL
WI SAT A RELI GI SEM ARAN G
Dipersiapkan dan disusun oleh
Ardi Fe rdina n Sihom bing
0751010074
Telah dipertahankan didepan Tim Penguji Pada tanggal : 07 Desember 2011
Pembimbing Utama Penguji 2
Masnuna, ST Tri Handoko,S.Sn, M.Hum NPTY. 384051003071
Penguji 1 Penguji 3
Hendro A, Ssn, Msi Rahmatsyam Lakoro, ST, MT
Ketua Jurusan Koordinator
Heru Subiyantoro ST MT Ami Arfianti ST, MT
NPTY. 371029600611 NPTY. 369119701581
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan Untuk memperoleh gelar Sarjana (S1)
Tanggal : ………..
Dekan Fakultas teknik Sipil dan Perencanaan
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan anugerahnya
yang luar biasa sehingga saya bisa menyelesaikan Tugas Akhir ‘Perancangan Buku
Visual Wisata Religi Semarang’ dengan lancar dan diberi kemudahan.
Kota Semarang merupakan Kota terbesar ke-4 di Indonesia, dengan
potensinya tersebut Kota Semarang memiliki beragam tempat pariwisata yang unik
dan menarik yang tidak dimiliki kota – kota lain di Indonesia. Salah satu bangunan
yang menjadi ikon di Semarang adalah Lawang Sewu, bangunan kolonial ini
merupakan tempat favorit bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Semarang
memiliki banyak sekali bangunan tua dank kuno yang masih dilestaikan dengan baik.
Bangunan-bangunan tersebut sebagian adalah tempat ibadah yang tersebar di
Semarang, maka dari itu wisatawan perlu tahu dengan keberadaan tempat-tempat
reigius yang menyimpan banyak sejarah di masa lampau tidak itu saja banyak
keunikan – keunikan lain yang tersimpan di tempat-tempat wisata religi di Semarang.
Fenomena-fenomena tersebut diangkat oleh penulis sebagai permasalahan dan
dijadikan landasan solusi yang bertujuan untuk mengulas keberadaan dan sejarah
tempat-tempat tersebut. Tuuan dari perancangan ini adalah untuk menstimulasi dan
mengajak para traveler dan penyuka fotografi untuk mengenal dan mengekspos
tempat-tempat tersebut sebagai warisan budaya yang tak tergantikan.
Hasil laporan Tugas Akhir ini tidak lepas dari dorongan dan bantuan dari
pihak – pihak lain, baik dalam pengarahan maupun dalam melengkapi materi dan
kepada semua pihak kami menyampaikan banyak terima kasih karena telah banyak
membantu dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini, antara lain :
•
Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria, Roh Kudus yang telah memberi saya
kreatifitas yang luar biasa dan membentuk karakter saya selama saya
•
Ibu saya, Siti Cholifah yang telah mensupport dan doa nya selama ini dan
yang memberi saya semua fasilitas seperti Kamera SLR. Tengkyu Mom..
•
Ayah saya, Davidson Sihombing yang juga berperan banyak dalam
kesuksesan tugas akhir ini dan sebagai profesor disaat saya membutuhkan
sesuatu.
•
Bapak Heru Subiyantoro ST ,MT , selaku kepala jurusan Desain
Komunikasi Visual. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan UPN.
•
Ibu Ami Arfianti ST, MT, selaku koordinator Tugas Akhir Desain
Komunikasi Visual.
•
Ibu Masnuna ST, selaku dosen pembimbing saya.
•
Bapak Cons. Tri Handoko, Ssn, Mhum, selaku pembimbing dan penguji.
•
Dianita Nursasanti, yang banyak mensupport saya selama ini.
•
Rekan-rekan Gedhell Family : Gilank, Aghil, Peno, Daniel, Ulie yang ada
di saat suka maupun duka.
•
Sahabat-sahabat saya Husein dan Pepen terutama yang bersedia menemani
dalam masa pencarian data di Semarang.
•
Bapak Polo dari JP Books yang banyak membantu.
•
Dan segenap masyarakat Semarang yang telah ramah menyambut saya
untuk mengumpulkan kelengkapan data guna menyelesaikan Tugas Akhir
ini.
•
Rekan-rekan Tugas Akhir : Cuplis, Tika, Amanda, Galih, Gilank, Aghil,
Faiz, Daniel, Suhuba. Terima kasih atas kebersamaannya.
•
Dosen-dosen DKV yang telah member dukungan dan ilmu-ilmu selama
saya kuliah.
Dengan segala kekurangan saya, diharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca untuk penyempurnaan laporan ini. Demikian laporan ini saya buat semoga
memberi manfaat bagi kita semua.
Surabaya, 07 Agustus 2011
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan Jurusan
Abstraksi
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang ……… 1
1.1.1 Pengertian Buku untuk Kategori Buku Profil ………. 1
1.1.2 Pengertian Buku Profil Wisata Religi ………. 2
1.1.3 Potensi dan Sejarah Kota Semarang ………. 3
1.1.4 Wisata Religi di Semarang
………. 5
1.2
Identifikasi Masalah ……….. 7
1.3
Rumusan Masalah
………... 7
1.4
Batasan Masalah
……….. 7
1.5
Ruang Lingkup Studi ……….. 7
1.5.1 Ruang Lingkup Studi ……….. 7
1.5.2 Output ……….. 8
1.6
Tujuan Perancangan ……….. 8
1.7
Manfaat Perancangan ……….. 8
1.8
Sistematika Penulisan ……….. 8
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1
Sejarah dan perkembangan Buku
……….. 10
2.1.2 Kategori Jenis Buku ………. 12
2.1.3 Kajian Buku Profil
………. 14
2.2
Kajian Komunikasi Visual
………. 16
2.2.1 Kajian Lay Out
………. 16
2.3
Kajian Fotografi
………. 21
2.3.1 Kajian Fotografi
………. 21
2.3.2 Jenis-jenis Lensa
………. 23
2.4
Teori Warna ………. 24
2.5
Metode Segmentasi Pasar
……….. 25
2.6
Studi Kompetitor
……….. 27
2.6.1 Gaya Bahasa ……….. 28
2.6.2 Visualisasi Desain
……….. 28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Definisi Judul dan Sub Judul ………. 32
3.1.1 Definisi Judul ………. 32
3.1.2 Definisi Pariwisata
………. 32
3.1.3 Definisi Wisat Religi ………. 33
3.2
Teknik Sampling
………. 33
3.2.1 Populasi ……….. 33
3.3
Sample……….. 33
3.3.1 Kuisioner
……….. 33
3.4
Jenis dan Sumber Data
……….. 34
3.4.1 Jenis Data
……….. 34
3.5
Metode Penelitian
……….. 35
3.6
Kerangka Berpikir
……….. 36
3.7
Perencanaan ……….. 37
BAB IV
ANALISA DAN KONSEP DESAIN
4.1
Penelusuran Masalah ………. 38
4.2
Segmentasi
………. 40
4.3
Target Segmen
………. 42
4.4
Unique Selling Point ………. 43
4.5
Konsep Keyword
………. 44
4.6
Visualisasi Konsep
………. 45
4.6.1 Poin-poin isi buku
………. 45
4.7
Strategi Komunikasi Visual (gaya bahasa) ………. 46
4.8
Strategi Visual ………. 46
4.9
Warna ………. 49
4.10
Grid
………. 49
4.11
Typhografi
………. 50
4.12
Fotografi
………. 51
4.13
Lay Out
………. 52
4.14
Ukuran Buku ………. 53
4.15
Alternatif Desain
………. 53
4.15.1 Alternatif teknik foto ………. 53
4.15.2 Alternatif Desain Cover
………. 54
4.15.3 Alternatif Layout DalamBuku
………. 55
4.15.4 Alternatif Page Number
………. 56
4.16
Sistem Produksi Buku ………. 56
4.16.1 Spesifikasi Buku
………. 56
4.16.2 Estimasi Harga Buku ………. 57
4.17
Analisis Media
………. 59
4.17.1 Media Primer ………. 59
BAB V
IMPLEMENTASI DESAIN
5.1
Typhografi
………. 61
Typhografi Headtext ………. 61
Typhografi Text
………. 61
5.2
Sistem Page Number ………. 62
5.3
Grid
………. 63
5.4
Anatomi Buku ………. 64
5.5
Desain Buku ………. 65
5.5.1 Desain Cover ………. 65
5.5.2 Fotografi
………. 66
5.5.3 Pembabagan ………. 67
5.5.4 Bagian Introduction ………. 69
5.6
Gimmick
………. 72
5.6.1 Pembatas Buku
………. 72
5.6.2 X-banner
………. 73
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
………. 75
Lampiran
Daftar gambar
Gambar 2.1 ………... 15
Gambar 2.2 ………. 15
Gambar 2.3 ………. 17
Gambar 2.4 ………. 18
Gambar 2.5 ………. 19
Gambar 2.6 ………. 19
Gambar 2.8 ………. 21
Gambar 2.9 ………. 22
Gambar 2.10 ………. 23
Gambar 2.11 ………. 23
Gambar 2.11 ………. 27
Gambar 2.12 ………. 28
Gambar 2.13 ………. 29
Gambar 2.14 ………. 29
Gambar 2.15 ………... 30
Gambar 2.16 ………... 31
Gambar 4.1 ………... 47
Gambar 4.2 ………... 48
Gambar 4.3 ………...
48
Gambar 4.4 ………...
49
Gambar 4.5 ………...
51
Gambar 4.6 ………...
52
Gambar 4.7 ………...
53
Gambar 4.8 ………...
54
Gambar 4.9 ……… 54
Gambar 4.10 ……… 55
Gambar 4.11 ……… 56
Gambar 5.2
………. 62
Gambar 5.3
………. 63
Gambar 5.4
………. 64
Gambar 5.5
………. 65
Gambar 5.6
………. 66
Gambar 5.7
………. 67
Gambar 5.8
………. 68
Gambar 5.10 ………. 70
Gambar 5.11 ………. 70
Gambar 5.12 ……… 71
Gambar 5.13 ……… 72
Gambar 5.14 ……… 73
Gambar 5.16 ……… 74
Daftar Tabel
Tabel 3.1 ……….. 36
ABSTRAKSI
Nama Mahasiswa : Ar di Fer dinan Sihombing Npm : 0751010074
Dosen Pembimbing : Masnuna, ST
Abstr ak
Begitu banyak tempat-tempat wisata religi di Indonesia dan banyak pula tempat-tempat untuk melakukan wisata religi spiritualis. Tetapi tidak banyak tempat wisata yang memiliki keunikan dan sejarah yang panjang untuk ditelusuri. Semarang merupakan tempat yang menyimpan banyak wisata-wisata bersejarah yang tidak dimiliki oleh kota-kota lain di Indonesia.
Didalam buku ini nantinya akan membahas sisi lain dari tempat-tempat wisata tersebut. Hal yang pertama yang dibahas adalah tentang sejarah dan profil singkat tentang tempat-tempat tersebut, lalu penelusuran dengan teknik fotografi. Hal ini diperuntukkan untuk mengapresiasi sebuah karya dalam bentuk bangunan dan lebih menghargai warisan budaya yang perlu dilestarikan oleh para generasi muda mendatang.
Untuk itu dibuatlah sebuah buku yang akan membahas wisata-wisata religi di Semarang ada sekitar 8 tempat wisata yang akan dibahas dan dilengkapi dengan foto-foto dari tempat tersebut agar lebih menarik untuk dibaca para anak-anak muda.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belaka ng masalah
1.1.1 Penger tian Buku untuk kategor i Buku Pr ofil
Buku adalah sesuatu yang istimewa karena bersifat kekal dan tidak termakan oleh waktu. Buku dapat dijadikan sebuah referensi maupun pengetahuan – pengetahuan untuk sekarang maupun masa yang akan datang. Saat ini buku yang mengulas tentang sebuah daerah sangatlah diperlukan karena selain sebagai media promosi, buku tersebut juga dapat digunakan untuk media edukasi. Pembahasan secara lengkap tentang daerah yang memiliki keunikan dari segi kultur, budaya, masyarakat dan pariwisatanya sebagai unique selling point.
Buku profil adalah sebuah buku yang awalnya mengulas tentang sebuah kehidupan individu yang dimulai dari sejarah hidup serta jati diri yang patut untuk diungkap. Serta sebagai wujud penghormatan atupun sebuah pemahaman pemikiran – pemikiran seseorang yang diulas lengkap dalam sebuah tulisan. Tapi untuk saat ini perkembangan sebuah buku profil tidak hanya mengulas atau mengangkat sebuah topik tentang seorang individu tapi juga mengangkat tentang sebuah daerah atau wilayah yang layak untuk diulas untuk sebuah pengetahuan.
Buku profil juga digunakan sebagai media pendokumentasian yang murah dan praktis dan tidak memerlukan sebuah alat atau media penyimpanan yang khusus. Ini adalah salah satu cara bagaimana memperkenalkan sebuah profil daerah yang memiliki keunikan yang layak untuk diangkat dalam sebuah media universal yaitu dengan sebuah buku.
1.1.2 Penger tian buku profil wisata r eligi
Sama dengan halnya seperti pada buku profil yang pada umumnya mengangkat biografi atau perjalanan sebuah individu, buku profil wisata religi juga mengulas tentang sejarah perjalanan dan seluk beluk sebuah tempat peribadatan tersebut. Bangunan atau tempat sama halnya dengan seorang individu yang mempunyai sejarah berkembang mulai dari awal hingga jati dirinya yang patut untuk diungkap.
Buku profil wisata religi selain tentunya dapat digunakan sebagai buku komersil yang layak jual, buku profil wisata religi dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk mempelajari seluk beluk sebuah tempat ibadah mulai dari sejarah, bentuk arsitekturnya dan juga fungsinya sampai sekarang.
Pada buku profil wisata religi kota Semarang ini nantinya akan membahas tentang satu tema yaitu tentang pariwisata religi mulai dari Islam, Kristen, Budha, Konghucu dan Hindu. Tempat – tempat ibadah di Kota Semarang tersebut akan dibahas satu persatu mulai dari sejarah, keunikan arsitektur, hingga fungsi dan kegunaanya sampai saat ini. Para pelancong bisa melihat dan mengerti tentang wisata religi di Semarang yang penuh dengan keragaman dan sejarah. Dengan adanya buku profil wisata religi ini masyarakat nantinya akan lebih mengenal Semarang dengan gaya buku dan visualisasi yang menarik untuk dibaca maupun dikoleksi.
1.1.3 Potensi dan Sejar ah Kota Semar ang
Semarang adalah ibukota dari Provinsi Jawa Tengah, kota Semarang telah tumbuh sebagai kota metropolitan dengan jumlah penduduk sebanyak 1,4 juta jiwa. Berbagai fasilitas pendukung pengembangan ekonomi, tersedia di kota ini antara lain pelabuhan dan bandara internasional, pusat – pusat industri serta pusat – pusat perdaganga. Sedangkan dibidang sosial budaya tampak adanya heterogenitas sumber daya manusia dengan berbagai ragam kegiatan dan budayanya.
Kota Semarang terletak antara 60 50’ – 70 10’ Lintang Utara dan 1090 35’ – 1100 50’ Bujur Timur, terdiri dari kota atas dan kota bawah. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Demak, sebelah selatan dengan Kabupaten Semarang dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kendal.1
Panorama keindahan kota Semarang terpancar dari kota atas dan kota bawah dimana masing – masing memiliki keunikan tersendiri. Kota atas terletak di bagian selatan sedangkan kota bawah terletak di bagian utara.
Ketika berada di kota atas kita dapat menyaksikan kota bawah yang didukung birunya air laut Jawa. Apalagi jika dilakukan pada malam hari, maka akan terlihat gemerlapnya lampu di pusat kota yang sesekali diselini pancaran mercusuar pelabuhan Tanjung Emas. Para wisatawan asing menyebut keindahan ini sebagai Hongkong di waktu malam.2
Sebaliknya ketika seseorang berada di kota bawah, melayangkan pandanganya ke selatan maka dia akan menyaksikan panorama kota atas dengan tebaran rumah di kaki gunung ungaran.
Sektor pariwisata sangat baik untuk dikembangkan. Dengan posisi silang jalur transportasi memungkinkan berkembangnya pariwisata di Semarang. Para wisatawan yang lewat kota Semarang tentu akan tertarik untuk singgah di kota ini.
1
PROFIL KOTA SEMARANG, xxi, Dinas Pariwisata kota Semarang, 2008
2
Semarang berasal dari bahasa Jawa : Asem arang, artinya pohon asam yang tumbuh jarang. Berdirinya kota Semarang diawali dengan diangkatnya Ki Ageng Pandan Arang sebagai Bupati Semarang yang pertama oleh Pemerintahan Kasultanan Demak.3
Sebagai pusat pemerintahan kadipaten saat itu adalah di sekitar Kanjengan, dengan peninggalan antara lain masjid Kauman. Setelah Ki Ageng Pandanaran wafat, beliau digantikan oleh putranya yang bernama Pandan Arang II yang diangkat oleh Kasultanan Demak pada tanggal 2 Mei 1547, yang kemudian Semarang berkembang pesat dengan difungsikannya Pelabuhan Semarang sebagai Pelabuhan dagang dan pusat penyebaran agama Islam.
Pada abad ke – 16 Portugis datang di Semarang dan membangun pemukiman di sekitar sungai Berok yang kini terkenal sebagai kawasan kota lama. Ketika Semarang berpindah dibawah kekuasan Pajang dan Mataram dari Kasultanan Demak, pada tahun 1646 Belanda datang ke Indonesia. Kemudian Belanda menempati Kawasan Kota lama dan membangun Benteng bernama De Vijfhoek.
Pada masa kolonial Belanda kondisi kota Semarang mengalami perkembangan cukup pesat. Belanda berusaha membangun berbagai fasilitas penting untuk mendukung kepentingannya, seperti sarana jalan perkotaan, transportasi kereta api, pasar dan sebagainya. Pada tanggal 16 juni 1864 dibangun jalur kereta api pertama di Indonesia yaitu rute Semarang – Solo – Magelang – Jogjakarta – Surabaya.
Belanda juga membangun dua buah stasiun yang sampai sekarang masih tetap berdiri yaitu Stasiun Tawang dan Poncol. Perusahaan pengelolah kereta api ini Nederlandsch Indische Spoowagen (NIS) yang menggunakan Gedung Lawang Sewu sebagai pusat perkantorannya.4
Semarang memiliki berbagai tempat pariwisata mulai dari tempat –
tempat situs bersejarah, wisata bahari, wisata religius dan wisata alam. Beberapa tempat wisata religius yang terdapat di kota Semarang antara lain Gereja
3
Semarang Guide Book, halaman 2, Dibudpar Kota Semarang
4
Belenduk, Gereja Gedangan, Masjid Agung Jawa tengah, Masjid Besar Kauman, dan lain – lain. Gereja Belenduk adalah salah satu cagar budaya yang cukup dikenal di Semarang karena bentuk arsitekturnya yang menyerupai bola raksasa di atap nya, sehingga orang – orang meyebutnya belenduk.
1.1.4 Wisata Religi di Semar ang 1. Masjid Agung Jawa Tengah
Masjid ini meneladani prinsip gugusan model kluster dari masjid Nabawi di Madinah. Bentuk penampilan arsitekturnya merupakan gubahan beru yang mengambil model dari tradisi para wali. Masjid beserta fasilitas pendukungnya terletak di jalan Gajah Raya dan memiliki luas 10 Ha dan mampu menampung jamaah kurang lebih 13.000 orang.
2. Masjid Besar Kauman
Masjid yang didirikan oleh ulama besar Semarang yang berdarah Arab yang bernama Maulana Ibnu Abdul Salim alias Kiai Pandan Arang ini berlokasi disekitar pasar Johar.
3. Masjid Menyanan
Masjid yang pertama kali ditemukan oleh Kiai Maskur Hamzah ini menurut cerita pernah dipergunakan oleh Pangeran Dipenegoro. Terletak di ujung Gang Besen tidak jauh dari kawasan pecinan.
4. Masjid Taqwa Sekayu
Masjid yang terletak di kampung sekayu ini didirikan oleh Kiai Kamal, seorang ulama yang bersal dari Cirebon. Ketika pada tahun 1413 dia melakukan lawatan kedaerah pesisir utara Jawa.
5. Masjid Menara ( Masjid Layur )
6. Gereja Belenduk
Terletak di Jalan Letjen Suprapto. Merupakan bangunan yang memiliki gaya arsitektur Pantheon didirikan pada tahun 1753 sebagai gereja pertama di Semarang dan dipugar pada tahun 1894 oleh arsitek Belanda yang bernama HPA de Wilde dan Westmaas.
7. Gereja Gedangan
Merupakan bangunan kuno dan sekolah peninggalan Belanda, terbuka untuk umum yang terletak di Jalan Ronggowarsito kurang lebih 2 km dari tugu muda.
8. Klenteng Batu (Sam Poo Kong)
Dibangun oleh seorang tiongkok bernama Sam Poo Tay Djien dalam lawatannya ke Semarang. Klenteng ini memberikan inspirasi bagi berkembangnya berbagai legenda mengenai kota Semarang.
9. Pagoda Avalokitesvara
Bangunan indah ini terdiri atas tujuh tingkat. Tiap tingkat memiliki 4 buah Patung Dewi Kwan Im yang menghadap ke 4 penjuru. Pembangunannya dilatarbelakangi oleh kebutuhan umat budha akan tempat ibadah yanglebih layak dan nyaman.
10.Vihara Mahavira Graha
Vihara merupakan tempat untuk beribadah bagi umat budha. Dalam perkembangan selanjutnya vihara berfungsi sebagai wadah kegiatan seputar agama budha.
11.Pura Agung Giri Nartha
1.2 Identifikasi Masalah
1. Semarang memiliki tempat pariwisata religi yang mempunyai potensi untuk turis objek di derah Jawa Tengah. Mulai dari wisata objek wisata religi islami, Kristen, hingga Budha, Konghucu dan Hindu.
2. Semarang tidak memiliki sebuah sarana penunjang untuk mempromosikan tempat – tempat Pariwisata religi-nya di luar daerah lain dengan media sebuah buku.
3. Buku profil membutuhkan sarana elemen pendukung visual berupa layout dan fotografi yang baik untuk menunjang buku tersebut.
1.3 Rumusan Masalah
Bagaimana merancang sebuah buku profil wisata religi dengan teknik fotografi dan lay out yang baik ?
1.4 Batasan Masalah
1. Studi perancangan ini dalam lingkup Kota Semarang.
2. Yang diulas dalam Buku Profil Kota Semarang ini adalah tempat – tempat, keindahan arsitektur dan sejarah pariwisata religi bangunan seperti masjid, gereja, vihara, dan pura.
3. Desain layout dan fotografi yang digunakan untuk menyusun buku profil ini.
1.5 Ruang Lingkup 1.5.1 Ruang Lingkup Studi
1. Studi tentang sejarah tempat – tempat pariwisata religi di Kota Semarang yang akan diulas dalam buku profil tersebut
2. Studi tentang gaya visual yang akan diterapkan dalam buku profile tersebut diantara yaitu bahasa, warna, komposisi desain lay out dan fotografi.
1.5.2 Output
1. Buku Profil Wisata Religi Kota Semarang yang dikemas sebagai Buku profil dan buku dokumenter yang bersifat edukasi sebagai output.
2. Banner untuk mempromosikan buku tersebut di toko – toko buku. 3. Pembatas buku.
1.6 Tujuan Per ancangan
1. Meneliti dan merancang sebuah buku profil pariwisata religi untuk Kota Semarang budaya serta kepariwisataan.
2. Mempromosikan potensi – potensi pariwisata religi Kota Semarang dengan media promosi yang baik.
1.7 Manfaat Per ancangan
1. Sebagai salah satu media edukasi masyarakat tentang pariwisata religi Semarang.
2. Sebagai buku untuk memperkenalkan pariwisata religi Semarang ke masyarakat.
3. Sebagai buku documenter yang mengulas tentang sejarah tempat – tempat pariwisata religi di kota Semarang.
1.8 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN
Menguraikan tentang latar belakang pemilihan judul, permasalahan, ruang lingkup serta tujuan.
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Mengulas tentang definisi judul dan subjudul serta riset dan data dalam menyelesaikan judul ini.
BAB IV KONSEP DESAIN
Konsep yang digunakan sejak awal akan digunakan untuk output desain buku profil tersebut.
BAB V IMPLEMENTASI DESAIN
Pembahasan terhadap output desain nantinya sebagai bentuk penggunaan dari konsep dan teori yang dipakai.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1 Sejar ah dan per kembangan buku
Buku adalah kumpulan lembaran kertas empat persegi panjang yang satu sisinya dijilid bersama – sama, berisi tulisan dan gambar. Bagian depan dan belakang dilindungi oleh sampul yang terbuat dari bahan yang lebih tahan gesekan, kelembapan, dll. Setiap sisi dari lembaran kertas tersebut disebut halaman. Dilihat dari fungsinya buku merupakan alat komunikasi yang berupa tulisan yang disusun secara sistematis agar pemaparanya lebih mudah dan jelas. Sejak jaman dahulu setelah manusia mengenal tulisan, mereka berusaha menuliskan apa yang ada di benak mereka seperti doa – doa dalam upacara, rumus, resep medis bahkan tentang pengeahuan alam semesta. Bangsa Sumeria menuliskan tuliskan mereka di keping – keping batu yang kemudian huruf mereka disebut huruf paku. Demikian juga bangsa Mesir kuno yang menulis diatas papyrus, gulungan kertas kuno bangsa Mesir yang dibuat dari pohon Papyrus yang tumbuh subur di delta sungai Nil. Orang Mesir kuno membekali jenazah dengan gulungan papyrus tertulis agar orang mati tersebut tidak tersesat.
Penampilan fungsi buku berubah pada abad pertengahan. Gulungan diganti dengan codex (potongan kayu), gulungan papyrus yang dilipat dan dilindungi oleh tutup kayu yang berat. Perubahan ini bertahap selama beberapa abad.
Di Cina dan di Jepang, perubahan bentuk gulungan menjadi halaman yang terlipat dan diapit sampul berlangsung lebih cepat dan sederhana, yakni lewat bentuk wiru. Suatu bentuk yang di jaman modern dianut oleh print out kompuer.
abad ke 13, seperti yang digunakan pada batik cetak dan ini merupakan tonggak awal lahirnya buku modern.
Penyempurnaan bentuk buku terus berjalan sampai pada abad ke 19, pencetakan dan pembuatan buku yang bersifat seni berubah menjadi produksi buku secara masal. Pada akhir abad ke 19 proses pembuatan buku dengan tangan telah diganti seluruhnya oleh proses mekanis. Pada awal itu juga ditemukan teknik penjilidan yang menggunakan kain tenun kapas sebagai penguat. Penemuan penting berikutnya terjadi pada pertengahan abad ke 20 dimana ditemukanya cetak offset, teknik cetak laser yang mencetak lbih cepat dan memngurangi biaya pembuatan, komputer yang juga memudahkan untuk membuat sebuah buku serta ditemukanya tata huruf yang dibantu dengan fotografi.
2.1.1 Kajian tentang buk u1
Seperti juga pada media lain, buku juga mempunyai bagian – bagian (komponen). Pada umumnya, bagian buku terbagi menjadi 2, yaitu sampul buku (cover) dan tubuh buku (isi buku). Cover buku merupakan penutup atau pelindung isi buku. Cover/sampul buku juga berperan sebagai informasi pertama yang diberikan kepada pembaca tentang isi buku. Sedangkan isi buku adalah bagian yang menyajikan seluruh gagasan, pemikiran penulis secara utuh dan koheren. Bagian – bagian buku :
1. Cover terdiri dari atas dua jenis, yaitu softcover dan hardcover. Softcover pada umunya paling sering digunakan oleh penerbit – penerbit buku.. softcover juga biasa disebut sampul lunak atau juga paperback. Bahan cover ini menggunakan kertas art paper 120 gr atau
artcartoon 230 gr. Sedangkan jenis sampul yang kedua adalah jenis Hardcover. Ukuran kertas jauh lebih tebal dan kuat. Hardcover
biasanya digunakan untuk menyampul buku – buku luks seperti ensiklopedi atau buku – buku yang diasumsikan abadi atau buku yang
1
tidak akan termakan zaman. Resiko harga buku pasti jauh lebih mahal. Didalam cover buku terdapat bagian – bagian kecil sampul depan,belakang,punggung sampul,telinga sampul depan dan belakang. Sampul depan berfungsi sebagai informasi utama kepada pembaca yang isinya terdapat judul buku, nama penulis dan penyusun nama penerbit dan lainnya. Lalu sampul belakang biasanya terdapat no. ISBN , barcode, synopsis, keautoritatifan penulis/penyusun dll.
2. Isi Buku, terdiri atas lembaran – lembaran kertas yang disusun dengan rapi sesuai urutan halaman. Ukuran isi buku harus ditentukan dengan isi buku. Indonesia tidak mempunyai standar baku untuk untuk buku. Untuk ukuran buku saku (novel dan bacaan ringan lain) berukuran 15,5 × 23,5 cm atau 13 × 20 cm. Untuk ukuran buku sekolah 17,5 × 25 cm, 19 × 26 cm, dll. Ada juga yang berukuran lebih besar seperti buku ensiklopedi. Isi buku mempunyai bagian pokok yaitu kulit ari (front pages atau preeliminari pages), isi, dan halaman akhir (end pages).
Kulit ari berisi identitas buku dan penjelasan pengantar serta pemetaan/daftar mengenai isi buku. Kulit ari juga berisi halaman copyright, indentitas buku (yang meliputi judul buku, nama penulis,
nama editor, layouter, desain sampul, nama penerbit, kota terbit, tahun terbit, dll), kata pengantar dan atau kata pendahuluan, dan yang terakhir adalah daftar isi. Isi merupakan bagian-bagian pemaparan penulis secara utuh yang merupakan jantung buku tersebut. Sedangkan halaman terahir biasanya berisi daftar pustaka, profil penulis, lampiran, indeks, dll.
2.1.2 Kategor i jenis buku2
Untuk menyusun atau membuat sebuah buku, selayaknya seseorang harus tahu jenis buku apa yang ditulis atau disusun. Pengetahuan atas jenis – jenis buku ini akan mempermudah untuk menentukan isi dan bagaimana buku itu kita
2
perlakukan nantinya. Berikut adalah pembagian dari jenis – jenis buku, antara lain :
Komik adalah tatanan gambar dan balon kata yang berurutan. Scott McCloud punya pendapat lain, dalam buku Understanding Comic, komik didefinisikan sebagai gambar yang menyampaikan informasi atau menghasilkan respon estetik pada penggunannya.
Cer gam pada umumnya sama dengan komik, gambar yang dinarasikan, kisah ilustrasi, picto fiksi dan lain – lain.
Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif biasanya dalam bentuk crita. Novel lebih panjang (setidaknya 40.000 kata) dan lebih kompleks daripada cerpen, dan tidak dibatasi keterbatasan struktural dan metrical sandiwara atau sajak.
Antologi adalah sebuah kumpulan dari karya – karya sastra. Antologi juga dapat berarti kumpulan karya sastra lain seperti cerita pendek, novel pendek, prosa, dan lain – lain.
Dongeng merupakan kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata, menjadi satu aluran perjalanan hidup dengan pesan moral didamnya.
Biogr aphy adalah kisah tentang kehidupan seseorang. Sebuah biographi lebih komplek daripada sekedar tanggal lahir atau mati dan data pekerjaan seseorang, biografi juga bercerita tentang perasan yang terlibat dalam mengalami kejadian – kejadian.
Fotogr aphy adalah buku kumpulan dari karya – karya seseorang, buku jenis ini akan lebih menarik jika disertai keterangan mengenai objeknya. Untuk kepentingan lain buku ini, buku fotography ini bisa juga berisi berisi penjelasan mengenai cara atau strategi untuk menghasilkan sebuah foto yang baik.
Ensiklopedi adalah buku yang berisi penjelasan mengenai setiap cabang ilmu pengetahuan yang tersusun menurut abjad atau menurut kategori secara singkat dan padat.
2.1.3 Kajian Buku Pr ofil
Buku biography sama halnya dengan buku profil adalah kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang. Sebuah biografi lebih kompleks daripada sekadar daftar tanggal lahir atau mati dan data-data pekerjaan seseorang, biografi juga bercerita tentang perasaan yang terlibat dalam mengalami kejadian-kejadian. Biografi yang ditulis sendiri oleh tokohnya dinamakan autobiografi.3
Sama dengan halnya seperti pada buku profil yang pada umumnya mengangkat biografi atau perjalanan sebuah individu, buku profil wisata religi juga mengulas tentang sejarah perjalanan dan seluk beluk dari sebuah tempat ibadah tersebut. Bangunan sama halnya dengan seorang individu yang mempunyai sejarah berkembang mulai dari awal hingga jati dirinya yang patut untuk diungkap.
Buku profil wisata religi selain tentunya dapat digunakan sebagai buku komersil yang layak jual, buku profil wisata religi dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk mempelajari seluk beluk sebuah tempat ibadah mulai dari sejarah, keunikan arsitektur, budaya, kegunaan atau fungsinya sampai saat ini. Buku profil pada umumnya hanya menampilkan keseluruhan dari kota melalui angka atau index, didalamnya berisi tentang jumlah penduduk, pertumbuhan ekonomi,
potensi daerah fasilitas dan infrastruktur.4 Tetapi di buku ini akan ditambah dengan teknik fotografi dan layout dimana para pembacanya akan lebih tertarik untuk datang menikmati keindahan tempat – tempat tersebut.
Pada umumnya buku profil hanya membahas profil kota dan disimpan untuk kepentingan di kantor – kantor daerah ataupun di Dinas Pariwisata karena buku profil kota hanya membahas tentang kota secara keseluruhan dan bersifat formal. Buku tersebut mencantumkan data – data sebuah kota dalam angka. Di dalam contoh buku profil Pulau – pulau kecil Tidore pada tahun 2010 layout dan teknik fotografi yang dihasilkan sudah cukup baik menurut kriteria buku profil, sedangkan di dalam buku profil Kota Gresik 1896 – 1916 telah dikemas secara
3
http://hilmo22.wordpress.com/2008/09/09/my-destiny/#comment-99
4
menarik dengan membahas kehidupan sejarah sosial dan ekonomi kota Gresik pada masa itu.
Gambar 2.1 Contoh buku profil daerah kepualuan Tidore dan Kota Gresik
Gambar 2.2 Contoh buku profil Kota Semarang saat ini
Kesimpulan :
- Buku Profil Wisata Religi Semarang membahas sekilas Kota Semarang dan pariwisata tempat/bangunan-bangunan religi.
2.2 Kajian Komunikasi Visual 2.2.1 Kajian Layout
Layout dalam bahasa Indonesia dikenal dengan tata letak, adalah pengaturan tulisan – tulisan dan gambar – gambar. Ada tiga criteria dasar dalam pembuatan teknik layout yaitu : it works (mencapai tujuannya), it organizes (ditata dengan baik) dan it attracts (menarik bagi pengguna).5
Sebuah layout dapat bekerja dan mencapai tujuannya apabila pesan – pesan yang disampaikan dapat segera ditangkap dan dipahami oleh pengguna dengan suatu cara tertentu. Selanjutnya sebuah layout harus ditata dan dipetakan secara baik, supaya pengguna dapat berpindah dari satu bagian ke bagian yang lainya dengan mudah dan cepat. Akhirnya, sebuah layout harus menarik untuk mendapat perhatian yang cukup dari penggunanya. Apabila sebuah desain layout dibuat baku, maka pekerjaan mendesain akan diambil ahli oleh komputer saja. Oleh karena itu dalam mendesain sebuah layout desain tata letak tidak dikenal aturan – aturan yang berlaku secara menyeluruh.
Mendesain sebuah layout tidak akan pernah sama dalam mengerjakan sebuah proyek. Karena dalam berkarya sebuah desainer mempunyai misi yang berbeda, yang ditujukan kepada publik yang berbeda, klien yang selera berbeda, atau yang jelas isi informasi yang berbeda.
Karena kemajemukan poduk dan jasa ditambah dengan perubahan pola marketing, mak keputusan untuk membeli yang dilakukan calon konsumen sering kali dilakukan berdasarkan informasi yang tertera pada brosur, ikaln, ataupun media cetak lainnya. Keefektifan desain grafis memberikan kemudahan kepada seseorang untuk menerima suatu produk, jasa, atau sekedar image. Pengambilan keputusan sering dipengaruhi oleh emosi dan intuisi. Melalui media cetaklah orang akan akan dapat membaca serta melihat pesan tersebut secara berulang – ulang.6
Didalam setiap buku atau tulisan yang membahas tentang prinsip desain, selalu dimuat 5 buah prinsip utam dalam desain, yaitu :
5
http ://Faculty.Petra.aci.id/dwikris/docs/desaingrafisweb/layout_design/html
6
Menurut Tom Lincy (dalam Design Principle for Desktop Publishing) • PROPORSI (proportion)
• KESEIMBANGAN (balancing) • KONTRAS (contrast)
• IRAMA (rhythm) • KESATUAN (unity)
PROPORSI
Proporsi yang dimaksud adalah kesesuaian antara ukuran halaman dengan isinya. Dalam dunia tata layout, dikenal ukuran kertas atau bidang kerja yang populer, yaitu yang dikenal dengan ukuran letter, 8,5” x 11”.
KESEIMBANGAN (balancing)
Prinsip keseimbangan merupakan suatu pengaturan agar penempatan elemen dalam suatu halaman memiliki efek seimbang. Terdapat dua macam keseimbangan, yaitu keseimbangan formal atau simetris dan keseimbangan informal atau tidak simetris.
Keseimbangan formal digunakan untuk menata letak elemen – elemen grafis agar terkesan rapi dan formal. Prinsip keseimbangan formal atau simetri sering digunakan dalam karya publikasi yang dibuat untuk memberi kesan dapat dipercaya, dapat diandalkan serta memberi kesan aman.
Seimbang bukan berarti sama besar, tetapi memiliki tampilan yang sama bobotnya. Kebalikanya, keseimbangan informal memiliki tampilan yang tidak simetri. Pada dasarnya, setiap elemen yang disusun memiliki kesan yang seimbang hanya cara pengaturanya yang tidak sama.
KONTRAS (contrast)
Jika suatu layout desain menampilkan elemen – elemen yang sama kuatnya, maka akhirnya tidak ada satupun materi di halaman itu yang menonjol. Oleh karena itu dibutuhkan suatu kontras sehingga akan diperoleh fokus yang ingin ditonjolkan.
bagian yang kontras
Gambar 2.4 Contoh bagian kontras pada sebuah letterhead
Masing – masing elemen harus ada yang dominan. Yang dapat ditonjolkan dalam sebuah layout adalah headline, ilustrasi atau foto, dan tidak menutup kemungkinan white space nya. Guna menampilkan kontras pada sebuah layout terdapat banyak cara untuk memperoleh fokus yaitu dengan meredupkan warna elemen sehingga elemen – elemen lainnya menjadi lebih fokus.
IRAMA (rhythm)
motif yang diulang dengan irama tertentu merupakan salah sartu prinsip penyusunan layout. Dalam publikasi yang memiliki beberapa halman, kontinuitas dan iramanya haruslah dijaga. Dengan demikian, pembaca masih dapat mengikuti alur dari publikasi melalui cirri dari desain layout tersebut.
Gambar 2.5 Contoh desain yang menggunakan prinsip irama dan perulangan
UNITY (kesatuan)
Prinsip kesatuan atau unity adalah hubungan antara elemen – elemen desain yang semua berdiri sendiri – sendiri serta memiliki ciri sendiri – sendiri yang disatukan menjadi sesuatu yang baru dan memiliki fungsi baru yang utuh. Penerapan prinsip kesatuan dalam desain grafis harus memperhatikan karakteristik dan fungsi setiap elemen.
Memanfaatkan Gr id Untuk Menjaga Konsistensi Desain7
Dalam penyusunan halaman, grid sangat berguna untuk menjaga konsistensi margin. Susunan grid pada satu halaman dapat berbentuk sederhana maupun sangat kompleks. Lembaran dapat berbentuk pembagian bidang teks dan bidang kosong di sisi kiri kanan halaman yang biasa disebut margin, tetapi juga dapat sepenuhnya menggambarkan pembagian bidang dari dua halaman yang terbuka dan saling berbuhungan.
Gambar 2.7 Contoh grid untuk mengatur kolom.
Elemen teks dalam lay out
Teks adalah hal terpenting dalam elemen lay out karena teks memberi informasi yang dibutuhkan pembaca untuk mengerti isi dari buku tersebut.
KESIMPULAN :
- Buku profil ini harus menyesuaikan dengan prinsip – prinsip dasar layout sehingga informasi yang disampaikan buku ini menjadi jelas.
- Menggunakan Grid untuk menjaga konsistensi desain.
7
2.3 Kajian fotografi8
Fotografi adalah proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari sebuah objek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai objek tersebut pada media yang peka terhadap cahaya. Alat yang paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat.
Prinsip fotografi adalah memfokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar media penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghasilkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan yang disebut lensa.
2.3.1 J enis - jenis fotogr afi9 1. Human inter est
Foto ini adalah semua foto yang objek utamanya adalah manusia. Unsur utama dari jenis fotografi ini adalah manusia yang dapat menawarkan nilai dan daya tarik untuk divisualisasikan.
Gambar 2.8. contoh fotografi human interest
8
http://id.wikipedia.org/wiki/Fotografi
9
2. Foto Natur e
Dalam jenis fotografi nature objek utamanya adalah benda dan makhluk hidup alami (natural) seperti hewan, tumbuhan, hutan, gunung, pemandangan, dan lain – lain.
Gambar 2.9 Contoh fotografi nature
3. Foto Ar sitek tur
Kemanapun anda pergi akan menjumpai bangunan – bangunan dalam berbagai ukuran, bentuk, warna, dan desain. Dalam jenis foto ini menampilkan keindahan suatu bangunan baik dari segi sejarah, budaya, desain, dan konstruksinya. Memotret suatu bangunan dari berbagai sisi dan menemukan nilai keindahannya menjadi sangat penting dalam membuat foto ini.
• Foto Still Life
Gambar 2.10 Contoh fotografi still life
• Foto Jurnalistik
Foto jurnalistik adalah foto yang digunakan untuk kepentingan pers atau kepentingan informasi. Dalam penyampaian pesannya, harus terdapat caption (tulisan yang menerangkan isi foto) sebagai bagian dari penyajian jenis foto ini. Jenis foto ini sering kita jumpai dalam media massa (Koran, majalah, bulletin, dll).
Gambar 2.11 Contoh fotografi jurnalistik
2.3.2 J enis – J enis Lensa10 1. Lensa standar t Zoom
Lensa ini sering disebut orang sebagai lensa jalan – jalan, lensa keliling karena memiliki focal length/rentang fokal yang fleksibel. Focal Length nya 18 – 55 mm atau 17 – 50 mm.
2. Lensa Pr ime / Fixed lens
Lensa ini hanya memiliki satu ukuran focal length sehingga tidak memiliki kemampuan zoom namunmemiliki kualitas ketajaman lensa yang baik dari lensa zoom pada kuran focal length yang sama (28mm, 50mm, 90mm, 100mm, 135 mm). kegunaan lensa ini untuk portrait.
10
3. Lensa Telephoto Zoom
Lensa ini memiliki interval focal length yang cukup jauh (70-200mm, 55 – 200mm, dll). Sangat berguna bagi fotografer olahraga dan jurnalistik.
4. Lensa Super Zoom
Interval focal length-nya sangat lebar, lebih lebar daridapa lensa zoom diatas sehingga seringkali mendapat julukan lensa sapu jagat. Lensa ini sangat diperlukan saa kita melakukan kegiatan travel namun kekurangannya ialah kualitas lensa yang tidk sebaik dengan jenis lensa lain, namum kelebihannya kita tidak perlu mengganti lensa di body kamera kita. Focal length- nya antara lain : 18 – 200 mm, 18-250 mm dan lain lain.
5. Lensa Makro
Lensa ini berguna untuk menangkap detail objek yang tidak bisa dilihat oleh kasat mata, seperti serangga, detail mata serangga, detail bunga, dan detail perhiasan.
6. Lensa Fish Eye
Jenis lensa ini dapat mengambil gambar lebih dari 180°. KESIMPULAN :
- Jenis fotografi yang digunakan dalam buku profil ini adalah jenis fotografi Still Life dan jenis fotografi Jurnalistik.
- Lensa yang digunakan adalah lensa standart zoom 18-55mm dan Lensa Tele photo zoom 70 – 200 mm untuk menghasilkan fotografi jurnalistik yang baik.
2.4 Teor i War na11
Disadari atau tidak, warna memliki peran yang sangat besar dalam pengambilan keputusan saat membeli barang. Warna juga meningkatkan brand
11
recognition sebanyak 80 % menurut penelitian. Karena itu memilih warna yang
tepat merupakan proses yang sangat penting dalam mendesain. Berikut ini adalah daftar warna dan maknanya :
Abu – abu : dapat diandalkan, keamanan, elegan, rendah hati, rasa hormat, stabil, kehalusan, bijaksana, masa lalu, bosan, kebusukan, renta, polusi, urban, seimbang,emosi yang kuat, seimbang, netral.
Putih : rendah hati, suci, netral, kebenaran, cahaya, damai, dingin, haapan, lemah lembut, kosong.
Hitam : klasik, baru, ketakutan, depresi, Kemarahan, kematian, misteri, formal, elegan, kaya, gaya serius, dukacita.
Merah : perayaan, kekayaan, suci, tulus, gairah, kuat, energy, cinta, roman, panas, ambisi, maskulin, marah, penghormatan.
Bir u : laut, manusia, damai, kesatuan, tenang, peraya, bijaksana, bumi, ramah, kebenaran.
Hijau : kecerdasan, kesuburan, murah hati, nasib baik, malu, sakit, abadi, tulus, kesehatan, keseimbangan, harmoni.
Kuning : sinar matahari, gembira, bahagia, optimis, cerdas, idealism, harapan, tidak jujur, serakah, lemah.
Ungu : bangsawan, iri, sensual, spiritualitas, kreativitas, kaya, kerajaan, upacara, misteri, bijaksana, pencerahan, sombong, harga diri.
J ingga : hinduisme, buddhisme, kebahagiaan, energy, kesimbangan, panas, bahaya, emosi berlebih, peringatan bahaya.
Cokelat : tenang, berani, kedalaman, makhluk hidup, kesuburan desa, stabil, tradisi, ketidaktepatan, fasisme.
Pink : musim semi, rasa syukur, terima kasih, pengharapan, feminism, cinta, roman.
2.5 Metode Segmenta si Pasar12
12
Khasali, Reinald. 1998. Membidik Pasar Indonesia: segmentasi, targeting, positioning. PT
Didalam karakteristik segmen dewasa ada dua tipe orang dewasa, yaitu dewasa secara seksual dan dewasa secara ekonomi. Menurut konsep ini manusia dianggap dewasa apabila sudah berumur 17 tahun.
Secara ekonomi, seseorang dianggap dewasa jika ia sudah dewasa jika ia sudah memiliki pekerjaan, sebagian langsung bekerja pada saat tamat SLTA/sejenisnya (yaitu antara umur 18-20), dan sebagian lagi telah meraih gelar sarjana (antara umur 24-27). Pada usia ini sudah dewasa apabila sudah bisa membiayai hidupnya sendiri.
Dengan begitu dapat diperoleh sejumlah kelompok usia, yaitu : Usia 17 – 23 tahun : masa transisi
Usia 24 – 30 tahun : masa pembentukan keluarga Usia 31 – 40 tahun : masa peningkatkan karier Usia 41 – 50 tahun : masa kemapanan
Usia 51 – 65 tahun : masa persiapan pension
Pada masa transisi, manusia cenderung memiliki penghasilan yang masih rendah. Sebagian besar penghasilanya digunkan untuk konsumsi, yaitu makanan dan hiburan, sebagian lagi melakukan investasi dengan bantuan orang tua untukmemperoleh gelar sarjana.
Pada usia 24 – 30 tahun sebagian besar orang dewasa sedang menjajaki untuk membentuk rumah tangga. Sebagian anggaran belanja dihabiskan untuk pakaian aksesoris, makan di luar, mencari hiburan dan maencari informasi tentang berbagai hal.
Pada usia 31 – 40 tahun keluarga baru mulai terbentuk. Manusia mulai semangat membangun rumah tangganya, pada usia 30 tahunan, mereka mulai memutuhkan mobil, rumah, dan lainnya. Mereka mulai mencari barang – barang berkualitas untuk menjaga penampilan dan mendukung kariernya. Pada usia ini pengeluaran untuk anak – anak juga meningkat.
symbol – symbol kekuasaan dan mulai mengkonsumsi barang – barang yang dapat dijadikan symbol kesuksesan.
Kesimpulan :
Yang termasuk dalam segmen Buku Profil Wisata religi Kota Semarang adalah sebagai berikut:
- Masa pembentukan keluarga (27 – 30 tahun) - Masa peningkatan karir (31 – 40)
- Masa Kemapanan ( 41 – 45 tahun)
- Usia 51 – 65 tahun : masa persiapan pension 2.5 Studi Eksisting
Sampai saat ini masih belum ada sebuah buku ataupun wacana yang membahas tentang keunikan wisata religi di Semarang. Hanya sedikit ulasan tentang pariwisata religi di kumpulan – kumpulan blog maupun forum. Jadi dihaapkan buku ini nantinya dapat menjadi buku yang pertama untuk membahas pariwisata religi di Semarang. Sebagai eksisting menggunakan buku Wisata Masjid Tua Di Jakarta. Buku ini merupakan campuran antara buku visual, religi dan wisata.
2.6 Studi Kompetitor
Buku ‘Wisata Masjid Tua Jakarta’ Dimensi : 14,5 x 23,5 cm Tebal : 50 mm Halaman : 126 halaman Penerbit : Nirwana Tahun : Mei 2011 Pengarang : Heru Santoso Harga : Rp. 35.000,00 2.6.1 Gaya bahasa
Gaya bahasa yang digunakan oleh pengarang cenderung bercerita dan berdakwah tentang agama. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya ilustrasi – ilustrasi cerita islam di dalamnya. Dan sedikit sekali unsure tentang sejarah ataupun pengertian wisata religi didalamnya. Point – point yang terdapat pada buku ini adalah pada setiap pergantian bab ilustrasi cerita yang diampaikan juga berbeda.
2.6.2 Visualisasi Desain Cover
Di cover depan buku ini menggunakan gambar peta Jakarta lalu di mix dengan gambar – gambar masjid dan mengguanakn latar belakang warna kuning, demikian juga dengan penggunaan cover belakang. Teknik kolase yang ditampilkan tidak diolah lagi sedemikian baik dan berkesan kurang.
Isi Buku
Gambar 2.13 Cover belakang buku wisata masjid tua di Jakarta
1. Grid
Desain layout dalam buku ini menggunakan satu grid. Paragraf terkesan tidak beraturan karena tidak ada yang alinea di setiap barisnya. Dan tidak ada pembeda antar paragraph dan unsur cerita.
Satu Grid
2. Warna
Warna yang digunakan dalam cover ini adalah warna daar kuning dan emas. Untuk isi buku menggunakan keseluruhan warna putih dengan font berwarna hitam.
Gambar 2.15 Visualisasi buku karya Heru Santoso
3. Font
Font dari buku ini adalah Calibri dengan ukuran font 14 dan pada judul headline per bab menggunakan font Britanic Bold.
4. Lay out
5. Foto
Sama halnya dengan layout, foto yang terdapat pada buku ini tidak begitu menarik. foto hanya diletakkan di halaman dan tidak diolah sedikitpun. Foto juga menggunakan camera digital dan hasil tidak begitu memuaskan. Lalu font pada foto yang tidak begitu jelas dan cenderung menggangu foto.
BAB III
METODOLOGI P ENELITIAN
3.1 Definisi J udul dan Sub J udul 3.1.1 Definisi J udul
Judul yang diangkat dalam perancangan ini adalah “ Perancangan Visual Buku profil wisata religi kota Semarang” aspek-aspek yang ditelusuri adalah media yang dapat dijadikan panduan dan pengetahuan bagi masyarakat akan wisata religi yang ada di kota Semarang sehingga masyarakat mengenal dan melestarikan bangunan religi yang bersejarah yang ada di Semarang.
Media yang digunakan untuk mengenalkan wisata religi berupa buku profil, karena di buku profil terdapat penjelasan tentang sejarah dan fungsi – fungsi bangunan tersebut. Buku juga memiliki sifat yang tidak termakan oleh zaman dan masih bisa digunakan dalam jangka waktu bertahun-tahun. Oleh karena itu bisa menjadi alat komunikasi jangka panjang dan mudah ketika tiba-tiba dibutuhkan untuk memberi informasi.
3.1.2 Definisi Par iwisata
Pariwisata pada umumnya adalah kegiatan yang dilakukan seseorang untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari satu tempat ke tempat yang lain dengan meninggalkan tempat semula dengan suatu perencanaan atau bukan maksud mencari nafkah di tempat yang dikunjunginya, tetapi semata – mata untuk menikmati kegiatan pertamasyaan atau rekreasi untuk memenuhi kebutuhan yang beraneka ragam.1
Pariwisata dilakukan seorang individu untuk memperoleh kepuasan dalam dirinya mulai dari mengunjungi tempat – tempat bersejarah, menikmati pemandangan alam, membeli souvenir, menikmati petualangan, meneliti objek flora dan fauna langka. Semua dilakukan untuk kepuasan dalam berpariwisata.
1
3.1.3 Definisi Wisata Religi
Objek dan daya tarik wisata merupakan salah satu unsure penting dalam dunia kepariwisataan. Objek dan daya tarik wisata dapat berupa alam, budaya, tata hidup dan sebagainnya yang memiliki daya tarik dan nilai jual untuk dikunjungi ataupun dinikmati oleh para wisatawan.
Wisata religi didefinisikan sebagai sasaran wisata minat khusus karena pariwisata religi tidak semua orang mengunjungi tempat – tempat tersebut, karena ketika mengunjungi tempat tersebut para wisatawan memliki tujuan khusus seperti berziarah. Disana para wisatawan biasanya menikmati keindahan arsitektur sebuah tempat ibadah ataupun dengan berziarah dan memohon sesuatu.
3.2 Teknik Sampling 3.2.1 Populasi
Demografi Tar get Segmen a. Dewasa 25 – 35 tahun
b. Unisex ( laki – laki dan wanita )
c. Pengeluaran Rp. 750.000,00 – Rp. 1.500.000,00 / bulan d. Tinggal di Kota Besar ( urban )
e. Pendidikan minimal SMU / SMK,S1 / Sederajat f. Menyukai travelling
g. Status lajang dan berkeluarga awal
Psikografis target segmen
Informatif, simple, menyukai travelling / berpergian, cinta akan budaya sendiri, tertarik akan seni khususnya dunia fotografi, aktif, suka membaca buku.
3.3 Sample 3.3.1 Kuisioner
Hasil survey ke – 1 pada 50 koresponden target audience Perancangan Buku Profil Wisata Religi kota Semarang di Surabaya.
Jumlah total responden : 50 orang
- Pelajar / Mahasiswa : 28%
Range umur responden : 17 – 27 tahun : 25% 27 > : 18%
Presentase Jenis Kelamin : - wanita : 24% - Pria : 20%
Presentase Pengeluaran per bulan :
- < Rp. 750.000 : 44% - Rp. 750.000 – Rp. 1.500.000 : 20% - > Rp. 1.500.000 : 4%
3.4 J enis dan sumber data 3.4.1 J enis Data
Data Primer
1. Observasi langsung
Dilakukan dengan mendatngi kota Semarang dan mengambil data – data yang dibutuhkan seperti profil dan guide book kota semarang guna melengkapi data – data.
2. Depth Interview • Jp Books
3. Kuisioner
Kuisioner berupa sejumlah pertanyaan yang disebar pada 50 responden yang mewakili target audience.
Data Sekunder
§ Observasi, wawancara dan kuisioner adalah sumber data yang bersifat mencari data dari konsumen baik mengenai Kota Semarang dan Wisata – wisata religinya di Semarang.
3.5 Metode Penelitian
proses penelitian ini menggunakan beberapa metode penelitian antara lain :
1. Tahap Pengumpulan Data
a. Studi lapangan, yaitu survey dengan kuisioner langsung pada target konsumen yang dituju.
b. Studi komparatif, yaitu dengan melakukan komparasi dengan produk jenis – jenis tertentu.
c. Studi literature, yaitu dengan mengumpulkan data – data yang berhubungan dengan perancangan yang berasal dari berbagai sumber.
2. Tahap Identifikasi Masalah
Identifikasi permasalahan pada perancangan ini muncul dari wawancara daro pihak – pihak yang terkait dan didukung oleh hasil survey kuisioner yang ditujukan langsung pada target konsumen. Hasil wawancara dan hasil kuisioner dianalisa lebih lanjut hingga muncul perlunya perancangan ini dilakukan.
3. Tahap Analisa Permasalahan
Permasalahan – permasalahan yang timbul dianalisa lebih lanjut dan mandalam untuk dapat menentukan solusi bagaimana membuat sebuah buku visual wisata religi Semarang yang baik dan diterima oleh masyarakat.
4. Tahap pengambilan keputusan
3.6 Ker angka Berpikir
3.7 Per encanaan
1. Dimulai dari definisi dan analisis terhadap masalah yang ditemukan. 2. Pencarian solusi tentang wisata religi Semarang.
3. Analisis audience dengan karakter target segmen, dan melakukan survey kuisioner dan wawancara, terutama untuk pendalaman tentang Semarang. 4. Dari analisis produk/jasa dan audience, selanjutnya akan diartikan sebagai
USP yang dicari relevansinya, relevansi tersebut diturunkan menjadi sebuah konsep perancangan buku visual Wisata Religi Semarang.
5. Konsep tersebut akan diturunkan lagi menjadi beberapa definisi yang akan dipilih menjadi keyword.
3.8 Perancangan
1. Dari analisis yang ditemukan kesimpulan yang selanjutnya diringkas untuk dijadikan konsep utama dalam penyusunan buku profil visual.
2. Konsep perancangan meliputi penyusunan alur bab, teknik foto, gaya bahasa, dan layout.
38
BAB IV
ANALISA DAN KONSEP DESAIN
4.1
Penelusuran Masalah
Semarang adalah ibukota dari Provinsi Jawa Tengah, kota Semarang telah
tumbuh sebagai kota metropolitan dengan jumlah penduduk sebanyak 1,4 juta jiwa.
Berbagai fasilitas pendukung pengembangan ekonomi, tersedia di kota ini antara lain
pelabuhan dan bandara internasional, pusat – pusat industri serta pusat – pusat
perdaganga. Sedangkan dibidang sosial budaya tampak adanya heterogenitas sumber
daya manusia dengan berbagai ragam kegiatan dan budayanya.
Kota Semarang terletak antara 60 50’ – 70 10’ Lintang Utara dan 1090 35’ –
1100 50’ Bujur Timur, terdiri dari kota atas dan kota bawah. Sebelah utara berbatasan
dengan Kabupaten Demak, sebelah selatan dengan Kabupaten Semarang dan sebelah
barat berbatasan dengan Kabupaten Kendal.
1Panorama keindahan kota Semarang terpancar dari kota atas dan kota bawah dimana
masing – masing memiliki keunikan tersendiri. Kota atas terletak di bagian selatan
sedangkan kota bawah terletak di bagian utara.
Ketika berada di kota atas kita dapat menyaksikan kota bawah yang didukung
birunya air laut Jawa. Apalagi jika dilakukan pada malam hari, maka akan terlihat
gemerlapnya lampu di pusat kota yang sesekali diselini pancaran mercusuar
pelabuhan Tanjung Emas. Para wisatawanasing menyebut keindahan ini sebagai
Hongkong di waktu malam.
2Sebaliknya ketika seseorang berada di kota bawah, melayangkan pandanganya
ke selatan maka dia akan menyaksikan panorama kota atas dengan tebaran rumah di
kaki gunung ungaran.
1
Profil Kota Semarang, xxi, Dinas Pariwisata Kota Semarang, 2008
2
39
Sektor pariwisata sangat baik untuk dikembangkan. Dengan posisi silang jalur
transportasi memungkinkan berkembangnya pariwisata di Semarang. Para wisatawan
yang lewat kota Semarang tentu akan tertarik untuk singgah di kota ini.
Semarang berasal dari bahasa Jawa : Asem arang, artinya pohon asam yang
tumbuh jarang. Berdirinya kota Semarang diawali dengan diangkatnya Ki Ageng
Pandan Arang sebagai Bupati Semarang yang pertama oleh Pemerintahan Kasultanan
Demak.
3Sebagai pusat pemerintahan kadipaten saat itu adalah di sekitar Kanjengan,
dengan peninggalan antara lain masjid Kauman. Setelah Ki Ageng Pandanaran wafat,
beliau digantikan oleh putranya yang bernama Pandan Arang II yang diangkat oleh
Kasultanan Demak pada tanggal 2 Mei 1547, yang kemudian Semarang berkembang
pesat dengan difungsikannya Pelabuhan Semarang sebagai Pelabuhan dagang dan
pusat penyebaran agama Islam.
Pada abad ke – 16 Portugis datang di Semarang dan membangun pemukiman
di sekitar sungai Berok yang kini terkenal sebagai kawasan kota lama. Ketika
Semarang berpindah dibawah kekuasan Pajang dan Mataram dari Kasultanan Demak,
pada tahun 1646 Belanda datang ke Indonesia. Kemudian Belanda menempati
Kawasan Kota lama dan membangun Benteng bernama De Vijfhoek.
Pada masa kolonial Belanda kondisi kota Semarang mengalami
perkembangan cukup pesat. Belanda berusaha membangun berbagai fasilitas penting
untuk mendukung kepentingannya, seperti sarana jalan perkotaan, transportasi kereta
api, pasar dan sebagainya. Pada tanggal 16 juni 1864 dibangun jalur kereta api
pertama di Indonesia yaitu rute Semarang – Solo – Magelang – Jogjakarta –
Surabaya.
3
40
Belanda juga membangun dua buah stasiun yang smapi sekarang masih tetap
berdiri yaitu Stasiun Tawang dan Poncol. Perusahaan pengelolah kereta api ini
Nederlandsch Indische Spoowagen (NIS) yang menggunakan Gedung Lawang Sewu
sebagai pusat perkantorannya.
4Semarang memiliki berbagai tempat pariwisata mulai dari tempat – tempat
situs bersejarah, wisata bahari, wisata religius dan wisata alam. Beberapa tempat
wisata religius yang terdapat di kota Semarang antara lain Gereja Belenduk, Gereja
Gedangan, Masjid Agung Jawa tengah, Masjid Besar Kauman, dan lain – lain. Gereja
Belenduk adalah salah satu situs cagar budaya yang cukup dikenal di Semarang
karena bentuk arsitekturnya yang menyerupai bola raksasa di atap nya, sehingga
orang – orang meyebutnya belenduk.
Dari 50 orang responden 32 orang responden tahu tentang Kota Semarang,
dan 17 orang responden tahu bahwa Semarang memiliki tempat – tempat wisata religi
yang menarik. Semarang memiliki potensi untuk mempromosikan wisata religinya
sebagai sarana ilmu dan pengetahuan untuk anak – anak muda.
28 responden dari 50 orang setuju bahwa wisata religi Semarang perlu dibuat
dalam sebuah buku yang menampilkan sebuah visual yang baik dari segi fotografi
dan layout yang mendekati karakter segmen anak muda. Dan 28 responden pula
tertarik untuk membaca buku ini apabila buku ini dibuat dan tertarik untuk
membagikan ke kerabat atau teman dekat tentang buku ini.
4.2
Segmentasi
Geografis
•
Kota – kota Besar di Indonesia
Semarang merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia yang memiliki luas
daerah dan jumlah penduduk yang padat. Oleh karena itu Semarang
4
41
mempromosikan daerah wisatanya ke daerah lain untuk menunjang sektor
pariwisatanya yang beragam khususnya pariwisata religi.
Demografis
•
Pria, wanita 17 – 27 tahun
Di antara usia ini para remaja dan dewasa muda awal sangat tertarik dengan
ilmu pengetahuan dan sesuatu tentang kebudayaan. Dan di usia ini juga para
target audiens senang untuk berpergian atau berlibur mencari tempat – tempat
baru untuk dikunjungi. Dan pada range usia ini seseorang menjajaki awal usia
pekerjaan, anggaran belanja digunakan untuk mencari hiburan dan mencari
informasi tentang barbagai hal.
5•
Pengeluaran antara Rp 750.000,00 – Rp 1.500.000,00
•
SMA, S1, sederajat, pekerja
•
Menyukai sejarah khusnya sejarah di Indonesia.
•
Menyukai travelling khususnya luar kota daerah Indonesia. Berpergian
bersama keluarga atau teman.
Karakteristik target segmen dewasa awal dan dewasa sedang.
Pada usia dewasa awal, manusia cenderung memiliki penghasilan yang masih
rendah. Sebagian besar penghasilanya digunkan untuk konsumsi, yaitu makanan dan
hiburan, sebagian lagi melakukan investasi dengan bantuan orang tua untuk
memperoleh gelar sarjana. Pada usia 24 – 30 tahun sebagian besar orang dewasa
sedang menjajaki untuk membentuk rumah tangga. Sebagian anggaran belanja
dihabiskan untuk pakaian aksesoris, makan di luar, mencari hiburan dan maencari
informasi tentang berbagai hal.
5
42
Taerget audiens nantinya adalah pria wanita berusia antara 17 – 27 tahun
dimana rentang usia tersebut berada pada masa dewasa awal.
Hiburan
Walaupun hiburan merupakan kegiatan dimana orang menjadi pasif bila
dinikmati oleh semua usia, kebutuhan hiburan meningkat pada usia dewasa. Beberapa
jenis hiburan mungkin kurang disukai oleh pada masa remaja menjadi kesukaan
ketika dewasa. Hiburan yang populer dikalangan dewasa awal, yaitu membaca,
mendengarkan musik, menonton film, mendengarkan radio, menonton televisi.
Kebutuhan Konsumen
Target konsumen dewasa awal adalah orang – orang yang memiliki mobilitas
tinggi, mempertahankan masalah trend fashion, music, dan film. Berjiwa kreatif,
kritis, dan ekspresif. Memiliki ketertarikan dalam isu – isu sejarah dan budaya,
politik. Memiliki minat akan media informasi dan bersifat selektif terhadap buku
yang dibaca.
4.3
Target Segmen
Psikografis Target Segmen
Informative, simple, kritis, kreatif, cinta akan budaya sendiri, menyukai seni, suka
music, tertarik akan hiburan, menyukai isu-isu tentang sejarah dan social, suka
membaca buku, percaya diri.
Kepribadian target segmen
•
Suka komunitas untuk membangun sebuah relasi yang akrab.
•
Nilai baca yang mampu menumbuhkan minat.
43
•
Suka mencari hiburan dan informasi tentang berbagai hal.
6Demografis
-
Umumnya Laki – laki.
-
Urban.
-
Usia matang
-
SES tinggi
-
Pendidikan tinggi.
Karakteristik
-
Tujuan hidupnya adalah kejayaan dan kemakmuran.
-
Menyenangi kompetisi dan cenderung senang bila dikagumi orang lain.
-
Cenderung dominan dalam pergaulan
-
Menyenangi sejarah, sosial dan budaya, politik.
-
Menyenangi travelling, sesuatu yang baru, menyenangi iklan.
4.4
Unique Selling Point
Buku profil tentang pariwisata religi Kota Semarang ini khususnya akan
membahas tentang ulasan sejarah dan profil tentang wisata-wisata religi yang
memiliki nilai historis di Semarang. Karena belum adanya buku yang mengulas
tentang hal tersebut. Buku ini nantiny