• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SELEBRITIS ENDORSER TERHADAP CITRA MEREK PRODUK SEPEDA MOTOR HONDA ABSOLUTE REVO DI SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH SELEBRITIS ENDORSER TERHADAP CITRA MEREK PRODUK SEPEDA MOTOR HONDA ABSOLUTE REVO DI SURABAYA."

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH SELEBRITIS ENDORSER TERHADAP

CITRA MEREK PRODUK SEPEDA MOTOR

HONDA ABSOLUTE REVO

DI SURABAYA

SKRIPSI

Oleh :

IMFRON ANGGRIAWANTO 0712010128/ FE / EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

(2)

SKRIPSI

PENGARUH SELEBRITIS ENDORSER TERHADAP

CITRA MEREK PRODUK SEPEDA MOTOR

HONDA ABSOLUTE REVO

DI SURABAYA

yang diajukan :

IMFRON ANGGRIAWANTO 0712010128/ FE / EM

disetujui untuk ujian lisan oleh

Pembimbing Utama

Dra. Ec. Kustini, MSi Tanggal : ……….

Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi

(3)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

dan hidayah-Nya, sehingga tugas penyusunan skripsi dengan judul : “Pengaruh

Selebritis endoser terhadap Citra merek produk sepeda motor Honda Absolute Revo”. dapat terselesaikan dengan baik.

Adapun maksud penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi sebagian

persyaratan agar memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur di

Surabaya.

Sejak adanya ide sampai tahap penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari

sepenuhnya bahwa banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM, selaku Ketua Jurusan Manajemen Universitas Pembagunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4. Ibu Dra. Ec. Kustini, Msi,. selaku Dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan dan memberikan saran yang sangat berguna bagi penyusunan skripsi ini.

5. Para dosen dan staff karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan

(4)

6. Buat Mama dan Papaku yang tercinta, serta buat saudara – saudaraku yang

tersayang, tiada kata yang bisa ananda ucapkan, selain kata terima kasih yang

sebanyak - sebanyaknya, karena beliaulah yang selama ini telah memberi

dorongan semangat baik material maupun spiritual, dan memberikan curahan kasih sayangnya sampai skripsi ini selesai.

Semoga Allah SWT memberikan rahmat-Nya atas semua bantuan yang telah

mereka berikan selama penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dengan terbatasnya pengalaman serta kemampuan,

memungkinkan sekali bahwa bentuk maupun isi skripsi ini jauh dari sempurna. Untuk

itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang mengarah kepada

kebaikan dan kesempurnaan skripsi ini.

Sebagai penutup penulis mengharapkan skripsi ini dapat memberikan

sumbangan kecil yang berguna bagi masyarakat, almamater, dan ilmu pengetahuan.

Surabaya, Mei 2011

(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR... vii

ABSTRAKSI ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah... 10

1.3. Tujuan Penelitian... 10

1.4. Manfaat Penelitian... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hasil Penelitian Sebelumnya ... 11

2.2. Landasan Teori ... 13

2.2.1. Pemasaran ... 13

2.2.1.1. Pengertian Pemasaran ... 13

2.2.1.2. Komunikasi Pemasaran... 14

2.2.2. Periklanan ... 16

2.2.2.1. Pengertian Iklan ... 16

2.2.2.2. Fungsi Iklan ... 19

2.2.2.3 Daya Tarik Periklanan ... 21

2.2.3. Media Periklanan ... 22

(6)

2.2.3.2. Radio ... 24

2.2.3.3. Pemasaran Internet... 25

2.2.4. Selebritis Endoser (Celebrity Endorser ... 26

2.2.5. Citra Merek (Brand Image) ... 29

2.2.6. Pengaruh Selebritis endoser (Celebrity Endorser) terhadap Citra merek (Brand Image) ... 33

2.3. Kerangka Konseptual... 34

2.4. Hipotesis ... 34

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional Dan Teknik Pengukuran Variabel ... 35

3.1.1. Definisi Operasional ... 35

3.1.2. Pengukuran Variabel... 39

3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 40

3.2.1. Populasi... 40

3.2.2. Sampel... 40

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 41

3.3.1. Jenis dan Sumber Data... 41

3.3.2. Metode Pengumpulan Data... 42

3.4. Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis ... 42

3.4.1. Teknik Analisis ... 42

3.4.2. Uji Hipotesis ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Diskripsi Hasil Penelitian ... 48

4.2. Analisis Data... 50

(7)

4.2.2. Uji Reliabilitas ... 51

4.2.3. Uji Construct Reliability dan Variance Extracted ... 52

4.2.4. Uji Normalitas... 53

4.2.5. Uji Multicollinierity dan Singularity ... 55

4.2.6. Uji Outlier ... 55

4.3. Confirmatory Factor Analysis ... 57

4.3.1. Confirmatory Factor Selebritis endoser (Celebrity Endorser) (X)... 57

4.3.2. Confirmatory Factor Citra merek (Brand Image) (Y)... 57

4.4. Structural Equation Model (SEM) Dan Pengujian Hipotesis ... 58

4.4.1. Evaluasi Model Dengan One - Step Approach to SEM .. 58

4.5. Uji Kausalitas... 61

4.6. Pembahasan ... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan... 63

5.2. Saran ... 63

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel. 1.1 Data Top Brand Index (TBI) Kategori Otomotif Sepeda Motor bebek

Tahun 2007 - 2009 ... 6

Tabel. 3.1 Goodness of Fit Index ... 45

Tabel. 4.1 Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai Selebritis Endoser (Celebrity Endorser) (X)... 48

Tabel. 4.2 Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai Citra Merek (Brand Image) (Y)... 49

Tabel. 4.3. Hasil Uji Validitas Dengan Confirmatory Factor Analysis... 51

Tabel. 4.4. Hasil Uji Reliabilitas Dengan Koefisien Conbach’s Alphal... 52

Tabel. 4.5. Hasil Uji Construct Reliability dan Variance Extacted... 53

Tabel. 4.6. Hasil Uji Normalitas ... 54

Tabel. 4.7. Hasil Uji Outlier Multivariate ... 56

Tabel. 4.8. Hasil Uji Unidimensionalitas Selebritis Endoser (Celebrity Endorser) (X)... 57

Tabel. 4.9. Hasil Uji Unidimensionalitas Citra Merek (Brand Image) (Y) .. 58

Tabel. 4.10. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indeces ... 59

Tabel. 4.11. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indeces ... 60

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar. 2.1. .Bagan Kerangka Konseptual... 34

Gambar. 4.1. Model Pengukuran & Struktural Sikap, Norma Subyektif dan

Minat Beli Konsumen Model Specification : One Step Approach

- Base Model... 59

Gambar. 4.2. Model Pengukuran & Struktural Sikap, Norma Subyektif dan

Minat Beli Konsumen Model Specification : One Step Approach

(10)

PENGARUH SELEBRITIS ENDORSER TERHADAP

CITRA MEREK PRODUK SEPEDA MOTOR

HONDA ABSOLUTE REVO

DI SURABAYA

Oleh :

IMFRON ANGGRIAWANTO ABSTRAK

Perekonomian Indonesia yang semakin baik mengakibatkan persaingan dalam dunia usaha semakin ketat. Persaingan yang begitu ketat untuk memperebutkan pelanggan tidak lagi terbatas pada atribut fungsional produk, melainkan sudah dikaitkan dengan merek yang mampu memberikan citra khusus bagi pemakainya. Dalam upaya untuk pengenalan merek dan produknya, perusahaan perlu memberikan informasi kepada konsumen melalui media iklan. Dengan harapan para konsumen dapat menilai lebih lanjut tentang produk yang ditawarkan atau setidaknya dapat menyimpan dalam memori otak atau dapat menciptakan Brand Image yang kuat dalam otak konsume. Dalam pembuatan iklan, produsen harus memilih siapa yang menjadi endorser dalam iklannya tersebut. Endorser dapat berperan besar terhadap kesuksesan produk. Keberadaan endorser sebagai juru komunikasi sekaligus bintang iklan diyakini dapat mengangkat sebuah merek dari suatu produk atau jasa menjadi lebih terkenal. Endorser umumnya datang dari kalangan selebriti hal ini dikarenakan selebriti adalah tokoh pujaaan yang dikenal banyak orang, sering tampil di media massa dan memiliki banyak penggemar sehingga apa yang mereka katakan atau lakukan sering diikuti oleh para penggemarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Selebritis endoser (Celebrity Endorser) terhadap Citra merek (Brand Image) produk sepeda motor Honda Absolute Revo.

Sampel yang digunakan dalam penelitan ini adalah 104 responden (pengguna Honda Absolute Revo dan pernah melihat iklan Honda Absolute Revo khususnya di wilayah Surabaya). Sedangkan sumber data yang digunakan berasal dari jawaban kuisioner yang disebar pada 104 responden dan kuesioner tersebut terdiri dari 13 item pernyataan yang dibagi menjadi 2 bagian. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan structural equation modelling.

Hasil penelitian menunjukan bahwa Hipotesis yang menyatakan bahwa diduga Selebritis Endoser (Celebrity Endorser) berpengaruh positif terhadap Citra merek (Brand Image) produk sepeda motor Honda Absolute Revo dapat diterima.

(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perekonomian Indonesia yang semakin baik mengakibatkan pesatnya

laju pesaingan di dalam dunia usaha. Hal ini dapat kita lihat dari semakin

banyaknya perusahaan yang bergerak dibidang produk maupun jasa, yang

menyebabkan persaingan dalam dunia usaha semakin ketat. Dalam

persaingan dunia usaha yang semakin ketat ini, perusahaan dituntut untuk

lebih kreatif dalam menetapkan strategi yang tepat bagi perusahaan sehingga

dapat menarik perhatian konsumen dan mempengaruhi konsumen untuk

dapat mengkonsumsi produk mereka.

Persaingan yang begitu ketat untuk memperebutkan pelanggan tidak

lagi terbatas pada atribut fungsional produk, melainkan sudah dikaitkan

dengan merek yang mampu memberikan citra khusus bagi pemakainya. Bagi

sebagian besar perusahaan, pemberian merek adalah suatu keharusan (kotler,

2000), karena merek adalah gambar yang berupa gambar, nama, kata,

huruf-huruf, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang

memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang

atau jasa (Tjiptono ; 2005). Merek (Brand) telah menjadi suatu elemen yang

paling utama yang berkontribusi terhadap kesuksesan sebuah organisasi

pemasaran, baik perusahaan nirlaba maupun perusahaan bisnis, penyedia jasa

maupun pemanufakturan dan organisasi lokal maupun global. sehingga

(12)

Dalam upaya untuk pengenalan merek dan produknya, perusahaan

perlu memberikan informasi kepada konsumen melalui media iklan. iklan

menjadi suatu pilihan yang menarik, disamping sebagai sumber informasi,

iklan juga dipandang sebagai media hiburan dan komunikasi.

Iklan merupakan segala bentuk penyajian non personal dan promosi

ide, barang dan jasa oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan

pembayaran (Kotler, 2000:235). Pada dasarnya iklan hanya ditujukan kepada

konsumen untuk menarik minat membeli konsumen, oleh karena itu para

produsen harus mampu merancang iklannya sedemikian rupa sehingga

mampu menyampaikan pesan kepada konsumen sesuai dengan yang

diinginkan oleh produsen. Iklan erat hubunganya dengan konsumen

positioning yang berfungsi sebagai indera “pengigat” produk kedalam otak

alat alam pikir konsumen.

Iklan bisa digunakan untuk membentu citra jangka panjang sebuah

produk dan juga untuk menggerakkan penjualan cepat. Iklan merupakan cara

efisien untuk mencapai banyak pembeli yang secara geografis tersebar. Iklan

haruslah dilaksanakan dalam skala cukup besar untuk membuat kesan yang

efektif terhadap pasarnya. Masalah dana iklan tergantung pada media yang

dipilihnya tentunya iklan melalui televisi membutuhkan anggaran yang besar,

dibandingkan iklan surat kabar, radio, brosur, pamflet, baliho dan lain-lain,

bisa dilaksanakan dengan anggaran kecil.

Dengan harapan para konsumen dapat menilai lebih lanjut tentang

produk yang ditawarkan atau setidaknya dapat menyimpan dalam memori

(13)

Dalam pembuatan iklan, produsen harus memilih siapa yang menjadi

endorser dalam iklannya tersebut. Adapun sosok endorser tersebut terkait

dengan karakteristik menonjol yang dimilikinya, seperti public figure.

Sudah menjadi pengetahuan umum sejak lama, endorser berperan

besar terhadap kesuksesan produk. Keberadaan mereka sebagai juru

komunikasi sekaligus bintang iklan diyakini dapat mengangkat awareness

dan mendongkrak penjualan. Bahkan, ada keyakinan di kalangan pemilik

merek, jika tepat memilih endorser, kesuksesan tinggal menunggu waktu

saja. endorser umumnya datang dari kalangan selebriti, karena selebriti

adalah tokoh pujaan yang dikenal banyak orang. Sering tampil di media

massa pasti memiliki banyak pengikut. Mereka adalah idola, sehingga apa

yang mereka katakan atau lakukan sering diikuti para pemujanya. Karena

faktor idola itulah, para pemilik merek memilih mereka sebagai juru

komunikasi dan bintang iklan produknya.

Selebriti diasumsikan lebih kredibel daripada non selebriti. Tampilan

fisik dan karakter non fisik selebriti membuat sebuah iklan lebih menarik dan

disukai oleh konsumen. Performa, citra, dan kepopuleran selebriti dapat lebih menarik perhatian target audience untuk menyaksikan iklan yang dapat

mempengaruhi persepsi mereka untuk membuat keputusan dalam melakukan

pembelian. Sedangkan, dengan menampilkan pendukung non selebriti atau

”orang biasa” dapat membuat konsumen merasa lebih dekat dan merasa

familiar, akan menghasilkan keterlibatan pesan yang cukup tinggi, dan

akhirnya akan mempengaruhi persepsi konsumen, sehingga tercipta persepsi

(14)

Penggunaan endorser diharapkan dapat memberikan asosiasi positif

antara produk dengan endorser. Hal ini dikarenakan selebritis sebagai

endorser adalah wujud nyata dari berbagai image atau asosiasi yang

dipikirkan oleh khalayak sasaran pada suatu merek Royan (2005: 10).

Asosiasi tersebut secara sederhana dapat muncul dalam bentuk pemikiran

atau citra tertentu yang dikaitkan pada suatu merek. Keterkaitan pada suatu

merek akan lebih kuat apabila dilandasi pada banyak pengalaman untuk

mengkomunikasikannya. Berbagai asosiasi yang diingat konsumen dapat

dirangkai sehingga membentuk citra tentang merek di dalam benak

konsumen. Citra yang baik merupakan salah satu cara yang efektif di dalam

menjaring konsumen, karena konsumen dengan sadar atau tidak sadar akan

memilih suatu produk yang memiliki brand image yang positif, sehingga

tercipta persepsi yang baik di mata konsumen, dan akan mempengaruhi

konsumen dalam proses keputusan pembelian yang pada akhirnya dapat

menciptakan loyalitas terhadap suatu merek produk tertentu.

Salah satu produk dari Honda yang cukup familiar (dikenal) dalam masyarakat adalah Honda Revo. Produk tersebut merupakan salah satu jenis

kendaraan bebek yang dikeluarkan oleh PT. Astra Honda Motor pada tahun 2007 sampai dengan 2008. Pada tahun tersebut Honda Revo telah berada di

deretan paling atas di mata konsumen dan berhasil mengungguli beberapa

kompetitor di bawahnya.

Atas keberhasilan dan prestasi tersebut, maka PT. Astra Honda Motor

ingin menjadikan Honda Revo lebih melekat dihati para konsumen yaitu

(15)

sudah menjadi sebuah ikon terhadap para pecinta Honda. Perubahan tersebut

dimaksutkan agar para konsumen tetap setia dan merasa puas terhadap

produk yang dikeluarkan PT. Astra Honda Motor.

Pada awal tahun 2009 PT. AHM telah melakukan perubahan atau inovasi terbaru terhadap Honda Revo menjadi “Honda Absolute Revo”.

Dalam iklannya, Honda Absolute Revo menonjolkan berbagai kelebihan yang dimiliki yaitu selain diciptakan untuk kemudahan dan kenyamanan dalam berkendara, Honda Absolute Revo ini sudah berkapasitas mesin 110 cc sangat berbeda sekali dengan Honda Revo sebelumnya yang berkapasitas mesin 100 cc sangat cocok untuk berbagai kalangan khususnya anak muda, karena keunggulannya juga yang mengandalkan desain body serta striping berbagai varian menarik untuk semua kalangan pecinta Honda. Melalui tayangan iklan tersebut PT. AHM ingin meluaskan pasar, sehingga bisa memenuhi kebutuhan setiap orang dalam berkendara. Maka, Honda Absolute Revo menggunakan grup band yang sedang naik daun saat ini yaitu “Nidji” untuk membidik semua pangsa pasar dari berbagai kalangan (Marketing).

(16)

Pemilihan Nidji sebagai endorser dan duta Honda Absolute Revo

menunjukkan jika PT. AHM ingin memperkenalkan produk terbarunya

sekaligus berusaha meraih segmen anak muda sebagai pengguna Honda

Absolute Revo dengan memanfaatkan kepopuleran dari grup band Nidji.

Dikarenakan PT. AHM telah melihat potensi besar pada segmen anak muda

sehingga tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk meraih segmen

tersebut. Dalam hal untuk menarik konsumen, Honda tampaknya memilih

kaum muda usia di bawah 24 tahun, hal ini terlihat dari iklan-iklan Honda

sebelumnya yang juga mengandalkan figur yang banyak diidolakan oleh

kaum muda seperti Agnes Monica dan VJ Daniel.

Pada tahun 2007 - 2009 Sepeda Motor Honda mengalami peurunan

Top Brand Index (TBI). Berikut ini adalah tabel Top Brand Index (TBI)

Sepeda Motor Honda bebek dan para kompetitornya yang meramaikan pasar

Otomotif Sepeda Motor bebek di Indonesia dari tahun 2007-2009, yang

disajikan pada tabel 1.1, sebagai berikut :

Tabel 1.1 Top Brand Index (TBI)

Kategori Otomotif Sepeda Motor bebek Tahun 2007 – 2009

Kategori Merek TBI 2007 TBI 2008 TBI 2009

Honda Supra 25,10% 34,10% 34,94%

Honda Revo / Honda

Absolute Revo 32,10% 30,80% 24,86%

Honda Blade 5,00% 9,00% 5,00%

Yamaha Jupiter 11,80% 28,40% 35,60%

Yamaha Vega 16,20% 15,30% 11,80%

Suzuki Shogun 2,30% 2,90% 2,30%

Otomotif Sepeda Motor bebek

Suzuki Smash 0,90% 1,35% 0,90%

Sumber : www.swa.co.id 

Berdasarkan tabel 1.1, dapat diketahui bahwa Honda Absolute Revo

(17)

tahun 2007 sampai tahun 2009 mengalami penurunan TBI yang cukup besar

dibandingkan para kompetitornya. Pada tahun 2007 angka TBI Honda

Absolute Revo sebesar 32.10 % tetapi pada tahun 2009 TBI Honda Absolute

Revo menurun sebesar 7.24 % dengan angka TBI 24.86 %.

Top brand index (TBI) merupakan suatu alat ukur kekuatan merek

yang diformulasikan berdasarkan atas tiga variabel, yaitu Mine Share, Market

Share dan Commitment Share. Variabel pertama, Mind Share,

mengindikasikan kekuatan merek di dalam benak konsumen katagori produk

yang bersangkutan. Variabel kedua, Market Share, menunjukkan kekuatan

merek dalam pasar tertentu dalam hal perilaku pembelian aktual dari

konsumen. Sedangkan variabel ketiga, Commitment Share, mengindikasikan

kekuatan merek dalam mendorong konsumen untuk membeli merek terkait di

masa yang akan datang. Oleh karena itu, perasaan konsumen tentang nilai

akan selalu berubah. Penurunan TBI Honda Absolute Revo mengindikasikan

adanya penurunan kekuatan merek yang ada di benak konsumen terhadap

produk yang bersangkutan, Apabila kekuatan merek yang ada dibenak

konsumen turun maka kesetiaan konsumen terhadap merek juga akan turun

dan akan mempengaruhi pembelian. Bila kesetiaan merek rendah, konsumen

akan cenderung berpindah ke merek lain, sebaliknya bila kesetiaan konsumen terhadap merek tinggi maka konsumen akan melakukan pembelian terhadap

produk tersebut secara berulang-ulang (www.swa.co.id).

Penurunan dalam TBI Honda Absolute Revo tersebut disebabkan oleh

celebrity endorsernya yang dinilai masih kurang untuk meningkatkan citra

(18)

motor lainnya. Beberapa faktor yang meliputi para kompetitor dalam memilih

celebrity endorser yaitu dengan memilih celebrity endorser dari luar negeri

yang lebih dominan dalam meningkatkan citra merek suatu produk seperti,

pembalap profesional kelas dunia Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo

(Marketing).

Berdasarkan hal itulah maka permasalahan yang dihadapi oleh PT.

Astra Honda Motor dengan salah satu produk andalannnya yaitu “Honda

Absolute Revo” adalah bagaimana cara untuk meningkatkan Citra Merek dibenak konsumen nya. Selain malakukan berbagai kegiatan Periklanan

melalui berbagai media seperti televisi, koran, radio, dan majalah. Usaha

yang dilakukan PT. Astra Honda Motor untuk meningkatkan Citra Merek

Honda Absolute Revo nya adalah dengan mengangkat seorang selebriti

sebagai celebrity endorser dari produknya.

Pada tahun 2009 Nidji dipilih membintangi iklan produk Honda

Absolute Revo. Pemilik produk bersama biro iklan tentu pasti sudah

mempertimbangkan secara detail alasanya mengapa Nidji dipilih sebagai

wakil atau duta untuk memasarkan produknya (Marketing). Sebagian

pemasar pasti setuju untuk mengedepankan Nidji dalam pilihan sebagai

celebrity endorser dengan menumpang ketenaran dihadapan publik, baik

publik yang senang maupun yang tidak senang. Iklannya sudah pasti

berusaha menyentuh lapisan para pendukung Nidji untuk mempengaruhi

mencoba produknya.

Endorser dapat berperan besar terhadap kesuksesan produk.

(19)

diyakini dapat mengangkat sebuah merek dari suatu produk atau jasa menjadi

lebih terkenal. Endorser umumnya datang dari kalangan selebriti hal ini

dikarenakan selebriti adalah tokoh pujaaan yang dikenal banyak orang, sering

tampil di media massa dan memiliki banyak penggemar sehingga apa yang

mereka katakan atau lakukan sering diikuti oleh para penggemarnya.

Tugas utama para endorser adalah untuk menciptakan asosiasi yang baik antara endorser dengan produk yang diiklankan sehingga timbul sikap positif dalam diri konsumen, sehingga iklan dapat menciptkan citra yang baik pula di mata konsumen. Iklan merupakan elemen yang penting dan saling berpengaruh dalam menanamkan brand image kepada konsumen, seiring dengan ciri fisik dan kualitas produk yang mengikuti suatu brand tertentu.

Berdasarkan konsep tersebut, maka studi ini menyimpulkan bahwa brand image merupakan pemahaman konsumen mengenai merek secara

keseluruhan, kepercayaan konsumen terhadap merek dan pandangan konsumen terhadap suatu brand image (Ajeng Peni Hapsari; 2008)

Seperti yang diungkapkan oleh Susanto (1997;64) jika seorang yang namanya cukup dikenal dikalangan masyarakat menggunakan produk tertentu apalagi memberikan endorsement diharapkan konsumen akan memiliki tingkat kepercayaan yang lebih tinggi, terhadap produk tersebut.

Berdasarkan beberapa uraian diatas, maka menarik minat peneliti untuk meneliti dan mengkaji lebih mendalam tentang sejauh mana Selebritis endoser mempengaruhi Citra merek produk sepeda motor Honda Absolute Revo, untuk kemudian dijadikan sebagai penelitian dengan mengambil judul:

(20)

  10

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diajukan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah Selebritis endoser (Celebrity Endorser) berpengaruh terhadap Citra merek (Brand Image) produk sepeda motor Honda Absolute Revo?”

1.3. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan pada penelitian ini adalah: ”Untuk mengetahui pengaruh Selebritis endoser (Celebrity Endorser) terhadap Citra merek (Brand Image) produk sepeda motor Honda Absolute Revo”.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, yaitu antara lain :

1. Bagi peneliti

Berguna untuk memahami dan mengembangkan ilmu pengetahuan berdasarkan teori-teori yang telah diperoleh dibangku kuliah khususnya mengenai strategi pemasaran produk

2. Bagi perusahaan

Dengan adanya penelitian ini dapat memperbaiki, mempertahankan, dan meningkatkan kualitas produk agar setiap saat dari waktu ke waktu dapat menarik minat beli konsumen.

3. Bagi ilmu pengetahuan

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hasil Penelitian Sebelumnya

Penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang

dapat dipakai sebagai bahan masukan serta bahan pengkajian yang terkait

dengan faktor – faktor yang berpengaruh terhadap citra merek, telah

dilakukan oleh :

1. Hapsari (2008) Jurnal JBM FE UNPAD. Yang berjudul Celebrity

endorser, typical– person endoser terhadap iklan televisi dan brand

image produk. Terdapat variabel celebrity endorser (pendukung

selebriti), typical – person endorser dan brand image (citra merek). Di

dalam celebrity endorser terdapat credibility, attractiveness, familiarity,

likeability dan power. Dari hasil penelitian ini membuktikan bahwa

penggunaan celebrity endorser dalam iklan televisi menciptakan respon

yang positif dari responden. Ini dikarenakan figure selebriti yang

memiliki image yang baik dan banyak disukai oleh khalayak memiliki

kekuatan tersendiri di dalam mempengaruhi responden.

2. Kussujaniatun, Jurnal Bisnis & Ekonomi,Vol. 14 No. 1, Maret (2007:98)

dengan judul “Analisis pengaruh dead endorser terhadap brand

personality pada iklan kompas di televisi (survey pada konsumen surat

kabar harian Kompas di kabupaten Sleman Yogyakarta). Hasil penelitian

tersebut menunjukkan bahwa secara bersama-sama maupun secara

(22)

(trustwoorthinees), dan daya tarik (attraktiveness) berpengaruh

signifikan terhadap brand personality. Hal ini berlaku bagi Chairil

Anwar, Hary Roesli, dan Soe Hoek Gie. Dan Variabel kepercayaan

memiliki pengaruh dominan kepribadian pada sosok Chairil Anwar, dan

Hary Roesli. Sedangkan Soe Hoek Gie pada variabel daya tarik.

3. Jurnal Mahardika Vol 2 No 3 Mei 2004, dengan judul Pengaruh Citra Merek Terhadap Efektivitas Iklan. Penelitian berikut dilakukan oleh : Prof. Dr. H. Setyaningsih, SE dosen Pasca sarjana Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya dan Didit Darmawan, ST, MM dosen Universitas Kartini Surabaya. Dalam penelitian ini menggunakan analisis Structural Equalition Modeling (SEM). Dan menggunakan 2 faktor yang didalamnya terdapat variabel yang menentukan. Dua faktor tersebut adalah Brand Image (citra merek) dan Advertisement effectivenes (efektivitas iklan). Di dalam Brand Image terdapat variabel

image of product, image of user dan corporate image, sedangkan dalam

efektivitas iklan terdapat knowledge, preferent dan purchase. Penelitian yang dilakukan oleh Prof. Dr. H. Setyaningsih, SE dan Didit Darmawan, ST, MM. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa citra merek berpengaruh positif terhadap efektivitas iklan.

(23)

2.2. Landasan Teori 2.2.1. Pemasaran

2.2.1.1. Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan ujung tombak untuk mencapai suatu keberhasilan dalam perusahaan

Wells, Sandra Moriaty and John Burnett (2006: 31) berpendapat bahwa “ Marketing is the way a product is design, tested, produced, branded, packaged, priced, distribusi and promotion”. Artinya adalah

pemasaran adalah cara bagaimana dibentuk, dirasakan, diproduksi, dikemasin, pemberin harga, penyaluran distribusi dan di promosikan kepada konsumen.

Sementara menurut Kotler (2003: 10) pemasaran adalah proses social yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan mereka inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain. Untuk definisi manajerial, pemasaran sering digambarkan sebagai “seni menjual produk”. Tetapi bagian yang paling dari pemasaran adalah bukan penjualan.

Selanjutnya menurut Swastha dan Handoko (1987: 3) pemasaran adalah suatu system keseluruhan dari kegitan – kegitan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli pontensial.

(24)

proses dalam suatu sistem yang didalamnya terdapat individu atau kelompok untuk mendapatkan apa yang diinginkan dan dibutuhkan baik barang atau jasa untuk memperoleh keuntungan serta dapat memuaskan keinginannya.

2.2.1.2. Komunikasi Pemasaran

Menurut Shimp (2000: 4) Komunikasi pemasaran adalah

mempersentasikan gabungan semua unsur dalam bauran pemasaran

merek, yang memfasilitasi terjadinya pertukaran dengan menciptakan

suatu arti yang disebar luaskan kepada pelanggan atau kliennya.

Komunikasi pemasaran dapat diuraikan dua unsure pokonya yaitu

komunikasi dan pemasaran. Komunikasi adalah proses dimana pemikiran

dan pemahaman disampaikan antara individu atau antara organisasi

dengan individu. Pemasaran adalah sekumpulan kegiatan dimana

perusahaan dan organisasi lainnya menstransfer nilai-nilai pertukaran

antara organisasi dengan individu.

Menurut Sustiana (2003: 267) Komunkasi pemasaran adalah

merupakan usaha untuk menyampaikan pesan kepada public terutama

konsumen sasaran mengenai keberadaan produk di pasar. Konsep yang

secara umum sering digunakan untuk menyampaikan pesan dalah apa

yang disebut dengan bauran promosi (Promotional mix). Disebut bauran

komunikasi karena biasanya pemasar sering menggunakan berbagai jenis

promosi secara stimultan dan terintergrasi dalam suatu rencana promosi

(25)

Terdapat 5 (lima) jenis promosi yang biasa disebut sebagai bauran

promosi yaitu

1. Iklan (advertising) adalah penajian informasi non personal tentang

suatu merek, produk, perusahaan, atau toko yang dilakukan dengan

bayaran tertentu. ( Peter dan Olson, 1996: 181)

2. Penjualan tatap muka (personal selling) melibatkan interaksi personal

langsung antara seorang pembeli personal dengan seorang salesman.

(peter dan Olson , 1996: 183)

3. Promosi penjualan (sales promosion) adalah rangsangan langsung

yang ditujukan kepada konsumen untuk melakukan pembeliaan.

(Peter dan olson, 1996: 182)

4. Hubungan masyarakat dan publisitas (publisity dan public relation)

adalah bentuk komunikasi tentang perusahaan , produk atau merek si

pemasar yang tidak membutuhkan pembayaran. (Peter dan Olson,

1996: 185).

5. Pemasaran langsung (direct marketing) menjual barang dan jasa tanpa

bantuan pedagang besar atau pengecer. (Russell and lane, 1992: 5).

Strategi pemasaran banyak berkaitan dengan komunikasi.

Periklanan merupakan salah satu bentuk komunikasi untuk memenuhi

fungsi pemasaran. Untuk dapat menjalakan fungsi pemasaran, Maka apa

yang harus dilakukan dalam kegiatan periklanan tentu saja harus lebih

dari sekedar memberi informasi kepada khalayak.

Periklanan harus mampu membujuk khalayak ramai agar

(26)

untuk mencetak penjualan dan keuntungan.periklanan harus mampu

mengarahkan konsumen membeli produk – produk yang oleh departemen

pemasaran telah dirancang sedemikian rupa sehingga diyakini dapat

memenuhi kebutuhan atau keinginan pembeli, singkatnya periklanan

harus mampu mempengaruhi keputusan dan pemilihan pembeli.(Jefkins ,

1997: 15)

Perkembangan teknologi yang semakin pesat memudahkan bagi

orang – orang untuk berkomunikasi baik itu melalui media tradisioal

(surat kabar, radio, telepon, televisi) ataupun dengan media yang lebih

modern (komputer ,mesin faks, telepon dan internet). Begitu pula dengan

pemasaran pada perusahaan semakin berkembanganya teknologi maka

pemasaran modern tidak hanya sekedar mengembangkan produk yang

lebih baik, menawarkan harga yang menarik dan membuatnya mudah

dijangkau. Perusahaan juga harus berkomunikasi dengan para pemercaya

yang ada sekarang dan yang pontensial, serta masyarakat umum

Oleh karena itu karakteristik sumber pesan dalam hai ini selebritis

sebagai bahan evaluasi konsumen dalam merespon pesan, pesan iu sendiri

dan pemilihan media yang efektif merupakan hal yang sangat penting

dalam komunikasi pemasaran.

2.2.2. Periklanan

2.2.2.1. Pengertian Iklan

Menurut Jefkins.(1997: 2) pada dasarnya periklanaan adalah

(27)

dinegara-negara maju atau negara – negara tengah mengalami

perkembangan ekonomi secara pesat, bentuk periklanaan sendiri terbatas

pada papan – papan nama sederhana yang menunjukan sebuah

penginapan, nama bar kecil serta kios tukang cukur yang dihiasi dengan

tabung putar warna – warni atau hiasan lainnya yang sederhana.

Lee and Johnson (1999: 3) mendefinisikan periklanan adalah

komunikasi komersil dan nonpersonal tentang sebuah organisasi dan

produk – produknya yang ditransmisikan ke suatu khalayak target melalui

media bersifat missal seperti televise, radio, koran, majalah, direct mail,

reklame luar ruang, atau kendaraan umum.

Sedangkan Keegen (1996: 139) mendefinisikan periklanan

sebagai komuniasi yang disponsori, yang ditempatkan dalam media massa

dengan bayaran tertentu. Periklanan memainkan peran komunkasi yang

lebih penting dalam pemasaran produk konsumen ketimbang proses

produksi

Iklan merupakaan bagian dari reklame dari bahasa perancis yaitu

re-clame yang berarti ”meneriaan berulang-ulang” (Dendi Sudiana,1995)

dalam activertising Exellence sebagaimana yang dituliskan Arens (dalam

Ratna Noviani) Iiklan adalah struktur informasi dan susunan komunikasi

non personal yang biasanya dibiayai dan bersifat persuasif,tentang produk

(barang, jasa, dan gagasan) oleh sponsor yang teridentifikasi, melalui

berbagai macam media. Jadi hakikat iklan adalah pesan yang disampaikan

dari komunikasipada komunikan.oleh karena itu iklan adalah bentuk

(28)

Menurut Shimp (2003: 355) Iklan merupakan investasi jangka

panjang yang tidak semestinya dicampuri oleh kebutuan – kebutuhan

jangka pendek.

Disamping itu, periklanan memberikan dampak terhadap produksi

massal dibutuhkan kemampuan suatu perusahaan untuk melayani pasar

yang luas. Perusahaan harus memberi merk produknya dengan nama yang

unik sehingga konsumen melakukan permintaan terhadap suatu barang

tertentu. Jadi, produksi massal dan pemasaran dapat menguntungkan bila

telah memiliki merk. Kedua, produksi massal membutuhkan kemasan

yang baik. Sehingga perusahaan dapat memberi merk pada kemasan

dengan desain dan nama yang unik. Oleh karena itu iklan merupakan alat

komunikasi perusahaan terhadap konsumen untuk menyampaikan kualitas

produk yang unik yang dapat dilihat dari kemasan unik dan merk produk

yang dihasilkan.

Menurut Peter dan Olson (2000: 181) Iklan (Advertising) adalah

penyajian informasi nonpersonal tentang suatu produk, merek, perusahaan

atau toko yang dilakukan dengan bayaran tertentu. Pada iklan biasanya

ditampakan organisasi yang mensponsorinya. Iklan ditujukan untuk

mempengaruhi afeksi dan konigsi konsumen perasaan, pengetauan,

makna, kepercayaan, sikap dan citra yang berkaitan dengan produk dan

merek.

Iklan dalam berbagai bentuknya seperti iklan media cetak : Koran,

majalah, brosur, leafeat telah menjadi ciri masyarakat modern. Setiap hari

(29)

ada surat kabar dan majalah tanpa iklan. Iklan bukan hanya disajikan

melalui media cetak tetapi juga melali media elektronik seperti televisi,

radio, internet dan sebagainya.(Sumarwan, 2004 :184)

Menurut Sustiana,(2003: 275) Periklanan adalah bentuk

komunikasi yang harus dibayar walaupun beberapa bentuk iklan layanan

masyarakat, biasanya menggunakan ruang khusus yang gratis ,atau

walaupun harus membayar membayar tapi dalam jumlah yang sedikit.

Keuntungan dari periklanan adalah rendahnya biaya dalam tiap

pemunculan iklan (law cost per exposure), media yang bervariasi (Surat

Kabar, Majalah, Televisi, Radio dan sebagainya), adanya kemampuan

mengendalikan tiap pemunculan iklan (control of exposure), isi pesan

yang konsisten, dan kesempatan untuk mendesain pesan yang kreatif.

Selain itu, daya tarik dan pesan dapat disesuaikan bila tujuan komunikasi

berubah.

2.2.2.2. Fungsi Iklan

Menurut Shimp (2003: 357). Secara umum, periklanaan dihargai

karena dikenal sebagai pelaksanaan beragam fungsi komunikasi yang

penting bagi perusahaan binis dan olahraga lainnya. Iklan sangat penting

karena memiliki fungsi komunikasi yang kritis, yaitu:

1. Menginformasikan (informing).

Iklan membuat konsumen sadar akan adanya produk baru,

memberikan informasi mengenai merk tertentu, mendidik mereka

(30)

karakteristik serta keunggulan suatu produk. (Shimp, 2003:357) Pada

tahap awal dari kategori produk, iklan sangat diperlukan untuk

membangun permintan primer. Iklan merupakan bentuk komunikasi

yang efisien karena mampu meraih khalayak luas dengan biaya yang

relativ rendah.

2. Membujuk (Persuading).

Tujuan ini sangat penting pada tahap persaingan, dimana perusahaan

ingin membangun permintaan selektif untuk produk tertentu (Kotler,

2000:578). Beberapa iklan menggunakan comparative advertising

yang memberikan perbandingan atribut dari dua atau lebih

merk/produk secara eksplisit.

Iklan yang efektif akan membujuk konsumen utuk mencoba

menggunakan/mengkonsumsi suatu produk. Kadang-kadang iklan

dapat mempengaruhi permintaan primer yang membentuk permintaan

untuk seluruh kategori produk. Seringkali iklan ditujukan untuk

membangun permintaan sekunder yaitu permintaan untuk merk

perusahaan tertentu.

3. Mengingatkan (Reminding).

Iklan dapat membuat konsumen tetap ingat pada merk/produk

perusahaan. Ketika timbul kebutuhan yang berkaitan dengan produk

tertentu, konsumen akan mengingat iklan tentang produk tertentu.

Maka konsumen tersebut akan menjadi kandidat pembeli. Iklan

dengan tujuan mengingatkan ini sangat penting unruk produk matang

(31)

4. Memberikan Nilai Tambah (Add value)

Iklan memberikan nilai tambah terhadap produk dan merk tertentu dengan cara mempengaruhi persepsi konsumen. Iklan yang efektif akan memberikan nilai tambah produk sehingga produk dipersepsikan lebih mewah, lebih bergaya, lebih bergengsi, bahkan melebihi apa yang ditawarkan oleh produk lain, dan secara keseluruhan memberikan kualitas yang lebih baik dari produk lainnya.

5. Mendukung Usaha Promosi Lainnya.

Dapat digunakan sebagai alat pendukung usaha promosi lainnya seperti sebagai alat untuk menyalurkan sales promotion, pendukung sales representative, meningkatkan hasil dari komunikasi pemasaran lainnya.

2.2.2.3. Daya Tarik Periklanan

Daya tarik periklanan menunjukan basis atau pendekatan yang digunakan dalam iklan untuk menarik perhatian atau minat para konsumen dan atau untuk mempengaruhi perasaan – perasaan mereka terhadap produk, jasa atau gagasan. Menurut lee dan Johnson (1999:179) daya tarik periklanan dapat dibagi menjadi dua katagori : daya tarik informasional dan daya tarik emosional.

1. Daya tarik informasional

(32)

2. Daya Tarik Emosional

Daya tarik ini menggunakan pesan emosional yang dirangcang di

sekitar citra yang diharapkan dapat menyentuh hati dan menciptakan

tanggapan berdasarkan perasan – perasaan dan sikap – sikap. Daya

tarik emosional ini terbagi menjadi tiga kategori yaitu daya tarik

humor, daya tarik rasa takut dan daya tarik sex.

2.2.3. Media Periklanan 2.2.3.1. Televisi

Menurut Shimp (2003: 529) televisi ada dimana - mana. Sebagai

media periklanaan, keunikan televisi adalah sangat personal, demontratif

dan sangat mahal. Diluar pertimbangan lainnya televisi memiliki

kemampuan yang unik mendemontrasikan penggunaan produk. Tidak ada

media lain yang dapat menjangkau konsumen secara serempak melalui

indra penglihatan dan pendengaran..

Menurut Russell and Lane (1990:257) televisi merupakan

periklanan yang angat ampuh dari semua media lain karena

menggabungkan penglihatan , suara dan gerak.

Televisi merupakan sarana hiburan utama bagi keluarga, maka

produk-produk yang diiklankan ditelevisi pun kebanyakan adalah

barang-barang konsumen, baik yang dikonsumsi setiap hari maupun yang tahan

lama seperti alat rumah tangga atau mesin pemotong rumput. Namun

dalam beberapa tahun terakhir ini produk-produk barang dan jasa yang

(33)

Menurut Widyatama, (2006: 14) sesuai medianya, iklan televisi

(televisi comersial) adalah tayangan yang ditanyangkan melalui media

televisi.melalui media ini,pesan dapat disampaikaan dalam bentuk auio,

visual, dan gerak. Bentuk pesan audio, visual, dan bergerak tersebutpada

dasarnya merupakaan sejumlah tanda. Dalam kajian semitologi, iklan

adalah seperangkat tanda yang berfungsi menyampaikaan sejumlah pesan.

Iklan televisi memiliki sifat yang khas sesuai dengan karakteristik

media televisi itu sendiri yaitu menggabungkan unsur audio, visual, dan

gerak. Karena iklan banyak bersentuhan dengan seni, bukan berarti iklan

televisi melibatkan ketiga unsur sekaligus. Ia bisa hanya berupa audio dan

visual saja tanpa melibatkan unsur gerak. Sebaliknya ia juga bisa

memperliatkan ketiga unsur sekaligus.

Televisi juga mempunyai kemampuan untuk muncul tanpa

diharapkan yang tidak sejajar dengan media lainnya, yaitu iklan televisi

menggunakaan indera seseorang dan menarik perhatiannya bahkan pada

saat orang trsebut tidak ingin menonton iklan.

Keunggulan lain dari periklanan melalui televisi adalah

kemampuannya untuk memberikan hiburan dan meghasilkan kesenangan.

Produk-produk yang diiklankan dapat dihidupkan dan ditampilkan lebih

besar dari pada aslinya. Televisi juga memiliki kemampuan unik untuk

menjangkau para konsumen satu persatu.

Menurut Shimp (2003: 536) Lebih dari media mana pun Televisi

juga dapat menggunakan humor sebagai strategi periklanan yang efektif

(34)

Menurut Anggoro (2001: 149) televisi memilki beberapa karakteristik khusus yang bersifat khusus antara lain adalah sebagai berikut :

1. Selain menyajikan sura, televisi juga menyajikan gerakan, visi dan warna.

2. Fungsi utama televise adalah sebagai media hiburan.

3. Pembuatan program televisi yang relative lama dan mahan tetapi memilki kekuatan untuk merubah perilaku masyarkat.

Menurut Sustiana (2003:287) dengan kemampuan jangauaan yang merambah keberbagai bentuk kehidupan masyarakat, televisi menjadi sarana yang sangat ampuh untuk menjangkau pasar sasaran. Bahkan untuk memperkenalkan produknya kepada masyarakat televise menjadi sarana yang sangat ampuh.

2.2.3.2. Radio

(35)

Russell and lane mengartikan bahwa radio adalah jenis medium

yang berbeda, medium yang hanya untuk telinga. Radio memerlukan gaya

periklanan yang berbeda, pesan – pesan yang dikembangkan untuk “

theater dalam pikiran” (theather of the mind).

2.2.3.3. Pemasaran Internet

Pemasaran Internet atau e-pemasaran (Bahasa Inggris: Internet

marketing atau e-marketing atau online-marketing) adalah segala usaha

yang dilakukan untuk melakukan pemasaran suatu produk atau jasa

melalui atau menggunakan media Internet atau jaringan www. Kata e

dalam e-pemasaran ini berarti elektronik (electronic) yang artinya

kegiatan pemasaran yang dimaksud dilaksanakan secara elektronik lewat

Internet atau jaringan Cyber. Dengan munculnya teknologi Internet dalam

beberapa tahun ini, banyak istilah baru yang menggunakan awalan e-xxx,

seperti halnya: e-surat, e-business, e-gov, e-society, dll.

Banyak orang beranggapan bahwa pemasaran Internet adalah

segala hal yang berhubungan dengan mencari uang di Internet, yang

sebetulnya hal ini tidak benar. Perlu diketahui bahwa ratusan bahkan

ribuan program mencari uang di Internet adalah kegiatan yang dilarang

dan merupakan scam alias menipu yang hanya menguntungkan untuk

orang-orang tertentu saja.

Kegiatan pemasaran Internet umumnya meliputi atau berkisar

pada hal-hal yang berhubungan dengan pembuatan produk periklanan,

(36)

atau copywriting. Pemasaran internet atau e-pemasaran ini secara umum

meliputi kegiatan pembuatan desain web (web design), periklanan dengan

menggunakan baner, promosi perusahaan lewat mesin pencari informasi

(search engine), surat elektronik atau surat (mail), periklanan lewat

e-surat (email advertising), pemasaran afiliasi (affiliate marketing),

advertensiinteraktif (interactive advertising), dll.(www.wikipedia.com)

2.2.4. Selebritis Endoser (Celebrity Endorser )

Menurut Shimp (2003: 456) endorser adalah sesorang pendukung dalam periklanan. Para pemasang iklan dengan bangga menggunakan kaum selebriti didalam periklanan karena atribut populer yang mereka miliki termasuk kecantikan, keberanian, bakat, jiwa olahraga (athleticisme), keagunggan, kekuasaan, dan daya tarik seksual, seringkali merupakan pengikat yang diinginkan untuk merek-merek yang mereka dukung.

Menurut Shimp (2003: 460) mendefinisikan public figure adalah tokoh (aktor, penghibur, atau atlet) yang dikenal masyarakat karena prestasinya didalam bidang-bidang yang berbeda.

Public figure banyak yang digunakan oleh produsen sebagai product endonser dalam iklannya, kerana perilaku konsumsinya mudah ditiru oleh

(37)

Menurut Sumarwan (2002: 258) Kelompok selebritis adalah para

artis film, senetron, penyanyi, musisi, pelawak, dan semua orang-orang

yang bergerak dibidang hiburan. Para selebritis bisa juga para pemain

olahraga yang terkenal, tokoh politik, para pejabat pemerintah, para pakar

pengamat ekonomi, sosial, dan politik. Yang digunakan sebagai bintang

iklan adalh para artis film, sinetron, dan pembawa acara televisi.

Menurut Shimp (2003: 460) peran endorser adalah untuk

mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen yang baik terhadap produk

yang didukungnya.

Pada dasarnya sebagian para pemasar sepakat adanya

kecenderungan bahwa konsumen tertarik terhadap sosok tertentu sebagai

publik figure sehingga dapat ditiru perilaku konsumsinya.

Publik figure adalah figur seseorang yang dijadikan panutan yang

bisa dicontoh perilakunya termasuk perilaku berkonsumsi, sosok tertentu

terkait dengan karakteristik menonjol yang dimilikinya seperti: tokoh

terkenal (selebriti, atlit), keadaan fisik atau usia (maskulin, wanita cantik,

anak-anak atau bayi), kesesuaian dengan situasi tertentu (profesi atau

lifestyle) dan lambang-lambang yang mewakili (animasi, fantasi).

Para pemasar berpendapat bila memasang iklan dengan publik

figure akan memudahkan konsumen mengidentifikasi diri dengan bintang

ini, sering kali dengan memandang mereka sebagai pahlawan atas prestasi,

kepribadian, dan daya tarik fisik mereka. Asosiasi berulang dari suatu

merek atau produk tersebut memiliki sifat-sifat yang menarik yang serupa

(38)

Lebih umum lagi, para konsumen mungkin menyukai produk hanya

karena mereka menyukai selebriti yang mendukung produk tersebut. Tanpa

memperhatikan mekanisme khusus cara meningkatkan nilai produk, pada

kenyataanya mereka layak menerima jutaan rupiah yang dibayar para

pemasang iklan untuk jasa mereka.

Menurut Belch dan Belch (2001: 172) dalam jurnal (Ajeng, 2008)

menyatakan bahwa selebritis endorser (Celebrity Endorser) dibentuk oleh 2

(dua) dimensi, yaitu :

1. Kredibilitas (credibility)

Merupakan gambaran persepsi konsumen terhadap keahlian,

pengetahuan. dan pengalaman yang relevan yang dimiliki endorser

mengenai merek produk yang diiklankan serta kepercayaan konsumen

terhadap endorser untuk memberikan informasi yang tidak biasa dan

objektif.

Dimensi Kredibilitas (credibility), meliputi 2 (dua) indikator

diantaranya yaitu :

a. Keahlian (Expertise)

Expertise atau keahlian merupakan tingkat pengetahuan yang

dimiliki Nidji terhadap subjek dalam mengkomunikasikan produk

Honda Absolute Revo.

b. Kepercayaan (Trustworthiness)

Thustworthineess merupakan kepercayaan atau keyakinan

konsumen terhadap Nidji dalam mengkomunikasikan produk

(39)

2. Daya Tarik (Attractiveness)

Endorser dengan tampilan fisik yang baik atau karakter non-fisik yang menarik dapat menunjang iklan dan dapat menimbulkan minat audiens untuk menyimak iklan.

Dimensi Daya Tarik (Attractiveness) meliputi 3 (tiga) indikator diantaranya yaitu :

a. Kesamaan (Similarity).

Merupakan persepsi seseorang berkenaan dengan kesamaan yang dimiliki Nidji.(seperti kesamaan karakteristik demografis, gaya hidup, kepribadian, masalah yang dihadapi sebagaimana yang ditampilkan pada iklan)

b. Keakraban (Familliarity).

Familliarity merupakan banyaknya frekuensi Nidji tampil dimata khalayak atau masyarakat.

c. Menyenangkan (Likability)

Likability merupakan kesukaan seseorang terhadap performa dan penampilan Nidji yang menarik.

2.2.5. Citra Merek (Brand Image)

Sudah menjadi kebiasaan pengusaha pabrik untuk menjual barang yang dihasilkan oleh pabriknya dibubuhi tanda lukisan dan/atau perkataannya untuk membedakannya dari barang-barang sejenis hasil pabrik lain. Tanda itu disebut ”Merek”.

(40)

pengusaha yang beranggapan tidak perlu mendirikan pabrik sendiri dan merasa puas dengan memesan kepada pabrik lain tanpa dibubuhi tanda lukisan/merek. Kemudian merek dipasang sendiri oleh pemesan. Alma, (2004: 147) beranggapan merek atau cap ialah suatu tanda atau simbol yang memberikan identitas suatu barang/jasa tertentu yang dapat berupa kata-kata, gambar atau kombinasi keduanya.

Menurut Tjiptono (2005: 19) Citra merek adalah deskripsi tentang

asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek tertentu. Hal ini juga

didukung Shimp (2000: 2) citra merek adalah jenis asosiasi yang muncul di

benak konsumen ketika mengingat sebush merek tertentu.

Sedangkan menurut Biel (1993) yang dikutip dari Setyaningsih dan

Darmawan (2004: 126) Citra merek merupakan kelompok atribut dan

asosiasi, dimana konsumen menghubungkannya ke nama merek. Citra

merek terbentuk dari kumpulan keyakinan atas suatu merek. Konsumen

mengembangkan sekumpulan keyakinan merek tentang di mana posisi

setiap merek dalam masing-masing atribut. Konsumen memiliki sikap yang

berbeda-beda dalam memandang atribut-atribut yang dianggap relevan dan

penting. Mereka akan memberikan perhatian terbesar pada atribut yang

memberikan manfaat yang dicarinya. Citra merek konsumen akan

berbeda-beda karena perberbeda-bedaan pengalaman mereka. Konsumen sampai pada sikap

atas bermacam-macam merek melalui prosedur evaluasi atribut.

Selanjutnya Simamora (2000: 540) mengartikan Merek (Brand) adalah segala sesuatu yang mengidentifikasikan barang atau jasa penjual

(41)

Menurut Setyaningsih dan Darmawan (2004 124) mendefinisikan citra merek sebagai citra yang terkandung dan menggambarkan cara merek tersebut tersampaikan, termasuk semua elemen-elemen pengenalnya atau atribut produk, daya tarik produk dan segala emosi yang terkumpul dalam pikiran dan benak konsumen. Sedangkan menurut Kartajaya (swa) citra merek (brand image) ialah gebyar dari seluruh asosiasi yang terkait pada suatu merek yang ada di benak konsumen.

Menurut Hamel dan Prahalad (1994: 258) dalam jurnal (Ajeng, 2008) menyatakan bahwa citra merek (Brand Image) dibentuk oleh 3 (tiga) faktor, yaitu:

1. Pengenalan (Recognition)

Merupakan kemampuan konsumen untuk mengenal dan mengingat suatu merek atau brand di dalam benak pikiran mereka. Recognition akan menciptakan suatu keuntungan yang bernilai dibandingkan dengan pengiklan yang bertubi-tubi sekalipun. Meliputi 2 (dua) indikator diantaranya yaitu :

a. Nama merek

Nama merek digunakan agar konsumen dapat mengenal merek Honda Absolute Revo

b. Logo

Logo digunakan agar konsumen dapat mengingat logo produk Honda Absolute Revo

c. Nama baik (Reputation)

(42)

yang dirasa (perceived quality). Sehingga reputation merupakan status yang cukup tinggi bagi sebuah merek karena di mata konsumen merek atau brand memiliki suatu catatan (track record) yang baik. Meliputi 3 (tiga) indikator yaitu :

1) Informasi

Merupakan salah satu tugas endorser (Nidji) untuk dapat

menyampaikan sebuah informasi kepada konsumen tentang

merek Honda Absolute Revo.

2) Kualitas

Merupakan penilaian konsumen mengenai kualitas yang telah

dirasakan atas produk Honda Absolute Revo.

3) Manfaat

Merupakan manfaat apa saja yang telah dirasakan oleh

konsumen atas produk Honda Absolute Revo.

2. Hubungan dekat (Affinity)

Merupakan kekuatan merek atau brand suatu produk yang dapat

membentuk asosiasi positif yang membuat konsumen menyukai suatu

produk. Affinity adalah Hubungan emosional (Emotional relationship)

yang timbul antara sebuah merek dengan konsumennya. Meliputi 3

(tiga) indikator diantaranya yaitu :

a. Ketertarikan

Merupakan ketertarikan seseorang terhadap iklan produk Honda

Absolute Revo, endorser produk (Nidji), dan pesan yang

(43)

b. Keingintahuan

Merupakan rasa keingintahuan seseorang tentang produk Honda Absolute Revo.

c. Pemahaman

Merupakan pemahaman seseorang mengenai produk Honda Absolute Revo.

2.2.6. Pengaruh Selebritis endoser (Celebrity Endorser) terhadap Citra merek (Brand Image)

Menurut Shimp (2003: 460) bahwa selebriti atau publik figure adalah tokoh (aktor, penghibur atau atlit) yang dikenal masyarakat atau prestasi-prestasi didalam bidang yang berbeda dari golongan produk yang didukung.

Menurut Royan (2005: 7) Pemilihan selebritis sangat penting sekali karena selebritis yang tepat akan mengikat erat brand produk menjadi brand seperti yang diwakili oleh selebritis. Royan (2005:10) Hal ini dikarenakan selebritis sebagai endorser adalah wujud nyata dari berbagai image atau asosiasi yang dipikirkan oleh khalayak sasaran pada suatu.

(44)

34

Oleh karena itu, dalam memilih Endorser, perusahaan biasanya melakukan tahap penyeleksian secara ketat. Seorang endorser harus memenuhi kriteria-kriteria antara lain, Kredibilitas (credibility) dan Daya Tarik (Attraktiveness). Jika endorser yang digunakan telah memenuhi kriteria-kriteria tersebut, maka brand image produk yang ingin disampaikan kepada konsumen berhasil terpenuhi.

Berdasarkan dari teori di atas dapat disimpulkan bahwa celebrity endorser berpengaruh positif terhadap citra merek suatu produk.

2.3. Kerangka Konseptual

Berdasarkan rumusan masalah dan untuk memudahkan analisis, maka dapat digambarkan dalam suatu bagan kerangka konseptual, yaitu

Gambar.2.1. Bagan Kerangka Konseptual

2.4. Hipotesis

Berdasarkan bagan kerangka konseptual di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :

(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel 3.1.1. Definisi Operasional

Untuk mempermudah pemahaman dan lebih memperjelas variabel

yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu diberikan definisi

operasional setiap variabel yang telah diidentifikasikan agar dapat

dioperasionalkan sebagai berikut:

1. Variabel bebas (X)

Selebritis Endoser (Celebrity Endorser)

Selebritis Endoser (Celebrity Endorser). Menurut Shimp (2003:

456) endorser adalah seorang pendukung dalam periklanan. Para

pemasang iklan dengan bangga menggunakan kaum selebriti didalam

periklanan karena atribut populer yang mereka miliki termasuk

kecantikan, keberanian, bakat, jiwa olahraga (athleticisme),

keagunggan, kekuasaan, dan daya tarik seksual, seringkali merupakan

pengikat yang diinginkan untuk merek-merek yang mereka dukung.

Menurut Belch dan Belch dalam penelitian Hapsari (2008)

SelebritisEndoser (Celebrity Endorser) dibentuk oleh 2 (dua) dimensi,

yaitu :

a. Kredibilitas (credibility) (X1)

Kredibilitas merupakan gambaran persepsi seseorang terhadap

(46)

dimiliki Nidji mengenai merek produk yang diiklankan serta

kepercayaan konsumen terhadap Nidji untuk memberikan

informasi yang tidak biasa dan objektif.

Penilaian atas variabel Kredibilitas (credibility)

berdasarkan pada indikator – indikator sebagai berikut :(Hapsari,

2008)

1) Keahlian (Expertise) (X1.1)

Expertise atau keahlian merupakan tingkat pengetahuan yang

dimiliki Nidji terhadap subjek dalam mengkomunikasikan

produk Honda Absolute Revo.

2) Kepercayaan (Trustworthiness) (X1.2)

Thustworthineess merupakan kepercayaan atau keyakinan

konsumen terhadap Nidji dalam mengkomunikasikan produk

Honda Absolute Revo.

b. Daya Tarik (Attraktiveness) (X2)

Endorser dengan tampilan fisik yang baik atau karakter non-fisik

yang menarik dapat menunjang iklan dan dapat menimbulkan

minat audiens untuk menyimak iklan.

Penilaian atas variabel Daya Tarik (Attraktiveness)

berdasarkan pada indikator – indikator sebagai berikut :(Hapsari,

2008)

1) Kesamaan (Similarity) (X2.1)

Merupakan persepsi seseorang berkenaan dengan kesamaan

yang dimiliki Nidji.(seperti kesamaan karakteristik

demografis, gaya hidup, kepribadian, masalah yang dihadapi

(47)

2) Keakraban (Familliarity) (X2.2)

Familliarity merupakan banyaknya frekuensi Nidji tampil

dimata khalayak atau masyarakat.

3) Menyenangkan (Likability) (X2.3)

Likability merupakan kesukaan seseorang terhadap performa

dan penampilan Nidji yang menarik.

2. Variabel tergantung (Y) Citra Merek (Brand Image)

Menurut Biel (1993) yang dikutip dari (Setyaningsih dan Darmawan,

2004) Citra merek merupakan kelompok atribut dan asosiasi, dimana

konsumen menghubungkannya ke nama merek. Citra merek terbentuk

dari kumpulan keyakinan atas suatu merek.

Konsumen mengembangkan sekumpulan keyakinan merek

tentang di mana posisi setiap merek dalam masing-masing atribut.

Konsumen memiliki sikap yang berbeda-beda dalam memandang

atribut-atribut yang dianggap relevan dan penting. Mereka akan

memberikan perhatian terbesar pada atribut yang memberikan manfaat

yang dicarinya.

Menurut Hamel dan Prahalad dalam penelitian Hapsari (2008)

Citra Merek (Brand Image) dibentuk oleh 3 (tiga) dimensi, yaitu :

a. Pengenalan (Recognition) (Y1)

Merupakan kemampuan konsumen untuk mengenal dan mengingat

suatu merek atau brand di dalam benak pikiran mereka.

Recognition akan menciptakan suatu keuntungan yang bernilai

(48)

Indikator yang digunakan untuk mengukur Pengenalan

(Recognition) antara lain :(Hapsari, 2008)

1) Nama merek (Y1.1)

Nama merek digunakan agar konsumen dapat mengenal

merek Honda Absolute Revo

2) Logo (Y1.2)

Logo digunakan agar konsumen dapat mengingat logo produk

Honda Absolute Revo

b. Nama baik (Reputation) (Y2)

Merupakan kekuatan merek atau brand yang dapat membangun

status di benak konsumen. Reputation ini sejajar dengan mutu

yang dirasa (perceived quality). Sehingga reputation merupakan

status yang cukup tinggi bagi sebuah merek karena di mata

konsumen merek atau brand memiliki suatu catatanyang baik.

Indikator yang digunakan untuk mengukur Reputasi

(Reputation) antara lain : :(Hapsari, 2008)

1) Informasi (Y2.1)

Merupakan salah satu tugas endorser (Nidji) untuk dapat

menyampaikan sebuah informasi kepada konsumen tentang

merek Honda Absolute Revo.

2) Kualitas (Y2.2)

Merupakan penilaian konsumen mengenai kualitas yang telah

dirasakan atas produk Honda Absolute Revo.

3) Manfaat (Y2.3)

Merupakan manfaat apa saja yang telah dirasakan konsumen

(49)

c. Hubungan dekat (Affinity) (Y3)

Merupakan kekuatan merek atau brand suatu produk yang dapat

membentuk asosiasi positif yang membuat konsumen menyukai

suatu produk. Affinity adalah Hubungan emosional (Emotional

relationship) yang timbul antara sebuah merek dengan

konsumennya.

Indikator yang digunakan untuk mengukur Hubungan

dekat (Affinity) antara lain : :(Hapsari, 2008)

1) Ketertarikan (Y3.1)

Merupakan ketertarikan seseorang terhadap iklan produk

Honda Absolute Revo, endorser produk (Nidji), dan pesan

yang disampaikan oleh Nidji.

2) Keingintahuan (Y3.2)

Merupakan keingintahuan seseorang tentang produk Honda

Absolute Revo.

3) Pemahaman(Y3.3)

Merupakan pemahaman seseorang tentang produk Honda

Absolute Revo.

3.1.2. Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval. Menurut

Riduwan (2004: 84), skala interval merupakan skala yang menunjukkan

jarak antara satu data dengan data yang lain dan mempunyai bobot yang

(50)

differential scale (pembedaan skala). Menurut Riduwan (2004:90)

menyatakan bahwa skala tersebut berusaha untuk mengukur sikap dan

karakteristik tertentu yang dimiliki oleh seseorang.

Responden diminta untuk menilai suatu konsep atau objek pada

suatu skala yang mempunyai dua kata adjektif yang bertentangan, yaitu

sebagai berikut :

Nilai

1 7 Sangat tidak setuju Sangat setuju

3.2. Teknik Penentuan Sampel 3.2.1. Populasi

Populasi adalah himpunan individu, unit, elemen, yang memiliki ciri

atau karakteristik yang sama (Sugiyono, 2006 : 55), Dari pengertian

tersebut maka populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pengguna Honda Absolute Revo dan pernah melihat iklan Honda Absolute

Revo khususnya di wilayah Surabaya

3.2.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2006 : 56). Teknik pengambilan sampel

merupakan bagian dalam melaksanakan suatu penelitian, untuk itu teknik

pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan metode non probability sampling dengan teknik accidental

(51)

Menurut Riduwan (2004 : 62) accidental sampling adalah teknik

penentuan sampel berdasarkan faktor spontanitas, artinya siapa saja yang

secara teknik sengaja bertemu dengan peneliti dan sesuai dengan yang

dikehendaki oleh peneliti, maka orang tersebut dapat digunakan sebagai

sampel. Pedoman pengambilan sampel adalah sebagai berikut :

1. 100 – 200 sampel untuk teknik Maximum Likelihood Estimation.

2. Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi. Pedomannya

adalah 5-10 kali jumlah parameter yang diestimasi.

3. Tergantung pada jumlah indikator yang digunakan dalam seluruh

variabel laten. Jumlah sampel adalah jumlah indikator dikali 5 sampai

10. bila terdapat 13 indikator, besarnya sampel adalah antara 100-200.

Berdasarkan teknik penentuan sampel tersebut di atas, maka jumlah

anggota sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 104

Responden (pengguna Honda Absolute Revo dan pernah melihat iklan

Honda Absolute Revo khususnya di wilayah Surabaya)

3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer,

yaitu merupakan sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber

asli pihak pertama (Ikhsan dan Ishak, 2005: 109), Sedangkan sumber data

yang digunakan berasal dari jawaban kuisioner yang disebar pada 104

Responden (pengguna Honda Absolute Revo dan pernah melihat iklan

(52)

3.3.2. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah : (Nazir, 2005 : 212).

1. Observasi

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan penelitian

langsung pada obyek yang diteliti.

2. Angket (Kuesioner).

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara pembagian lembar

pertanyaan yang harus diisi oleh responden guna melengkapi data.

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.4.1. Teknik Analisis

1. Uji Validitas Instrumen Kuisioner

Validitas instrumen pertanyaan adalah suatu derajat ketepatan

alat ukur penelitian tentang isi yang sebenarnya diukur. Uji validitas

item untuk menguji apakah tiap butir pertanyaan benar-benar telah

valid /sahih. Cara menguji : korelasikan masing-masing skor item

pertanyaan dengan skor totalnya. Gunakan tingkat signifikansi validitas

≤ 5%. Tingkat signifikansi ini menunjukkan derajat konsistensi

jawaban semua responden yang menjadi obyek penelitian.

2. Uji Reliabilitas Instrumen Kuisioner

Reliabilitas adalah ukuran mengenai konsistensi internal dari

indikator sebuah konstruk yang menunjukkan derajat sampai dimana

masing-masing indikator itu mengidentifikasikan sebuah konstruk atau

(53)

Dengan kata lain bagaimana hal-hal yang spesifik saling

membantu dalam menjelaskan sebuah fenomena. Diukur dengan

Cronsbach's coefficient alpha, bila hasilnya < 0,6 berarti buruk ; 0,7

dapat diterima ; > 0,8 bagus

3. Uji Outlier Univariate

Deteksi terhadap adanya univariate outliers dapat dilakukan

dengan menentukan nilai ambang yang akan dikategorikan sebagai

outliers dengan cara mengkonversio nilai data penelitian ke dalam

standart score atau yang diserbut Z-score, yang mempunyai nilai

rata-rata nol dengan standar deviasi sebesar 1.00 (Hair et.al, 1995).

Pengujian univariate outliers dilakukan perkonstruk variabel

dengan program SPSS 11.00 pada menu descriptive statistic

summarise. Observasi data yang memiliki nilai Z-score ≥ 3.0 akan

dikategorikan sebagai outliers.

4. Uji Outlier Multivariate

Outliers merupakan observasi atau data yang memiliki

karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi -

observasi yang lain dan akan muncul dalam bentuk nilai ekstrim, baik

untuk sebuah variabel tunggal maupun untuk variable - variabel

kombinasi (Hair et.al, 1995).

Adapun outliers dapat dievaluasi dengan dua cara, yaitu analisis

terhadap univariate outliers dan analisis terhadap multivariate outliers

(54)

5. Uji Normalitas Data Univariate

Sebaran data harus dianalisis untuk mengetahui apakah asumsi

normalitas dipenuhi, sehingga data dapat diolah lebih lanjut pada path

diagram.

Untuk menguji normalitas distribusi data yang digunakan dalam

analisis, peneliti dapat menggunakan uji statistik. Uji yang paling

mudah adalah dengan mengamati skewness value dari data yang

digunakan, yang biasanya disajikan dalam statistik untuk menguji

normalitas itu disebut Z-value yang dihasilkan melalui rumus :

Nilai -z =

N 6 skewness

Dimana N adalah ukuran sampel bila nilai z lebih besar dari

nilai kritis atau critical ratio (Ferdinand, 2000 : 95), maka dapat diduga

distribusi data adalah tidak normal. Nilai kritis dapat ditentukan

berdasarkan tingkat signifikansi yang dikehendaki. Misalnya bila nilai

yang dihitung lebih besar dari ± 2,58 berarti kita dapat menolak asumsi

mengenai normalitas dari distribusi pada tingkat 0,01.

6. Uji Unidimensional

Untuk melihat apakah data yang digunakan dalam penelitian ini

terdapat multikolinearitas atau singularitas dalam kombinasi-kombinasi

variabel, maka yang perlu diamati oleh peneliti adalah determinan yang

kecil atau mendekati nol, hal ini mengidentifikasikan adanya

multikolinearitas atau singularitas, sehingga data itu tidak dapat

Gambar

Gambar. 4.2.  Model Pengukuran & Struktural Sikap, Norma Subyektif dan
Tabel 1.1 Top Brand Index (TBI)      Kategori Otomotif Sepeda Motor bebek
figure akan memudahkan konsumen mengidentifikasi diri dengan bintang
Tabel. 4.1. Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai :
+7

Referensi

Dokumen terkait

This research used 40 broiler chickens using body weight, breast, belly, thigh circumference, and length of back as the variable.. The data were calculated

Pihak emiten menginginkan harga saham perdana yang tinggi agar dana yang diperoleh untuk modal usaha besar sedangkan disisi lain underwriter mengharapkan harga saham

Penilaian kelas dilakukan melalui suatu proses dengan langkah- langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang

Bank Islam atau selanjutnya disebut dengan bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga atau bank yang dalam aktivitasnya, baik penghimpunan

Berdasarkan paparan di atas, maka dapat dikatakan bahwa EVA dan MVA merupakan indikator prediktor yang tidak kalah penting untuk diperhatikan oleh perusahaan dalam kaitan

Data kuantitatif yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan SPSS 19, sedangkan data kualitatif menggunakan teknik Miles &amp; Huberman.Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Nilai koefisien regresi dari variabel belanja langsung adalah 0.106, ini berarti jika terjadi peningkatan belanja langsung sebesar 1% maka ketimpangan antar wilayah

Berdasarkan hasil analisis hierarki proses diperoleh alternatif strategi yakni bantuan modal kerja dan berbagi pengetahuan untuk meningkatkan minat petani terhadap