GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Akuntansi
Diajukan oleh :
ANY CATUR WULANDARI 0613010248/FE/EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
SUKARELA LAPORAN KEUANGAN TAHUNAN PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE YANG
GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA Yang diajukan
ANY CATUR WULANDARI
0613010248 / FE / EA
Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh :
Pembimbing Utama
Dra. Ec. Endah Susilowati, MSi Tanggal : ………
Mengetahui,
Ketua Progdi Akuntansi
SUKARELA LAPORAN KEUANGAN TAHUNAN PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE YANG
GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA Yang diajukan
ANY CATUR WULANDARI
0613010248 / FE / EA
disetujui untuk ujian lisan oleh :
Pembimbing Utama
Dra. Ec. Endah Susilowati, MSi Tanggal : ………
Mengetahui,
Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur
Di susun Oleh : Any Catur Wulandari
0613010248/FE/EA
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran “ Jawa Timur
Pada Tanggal 30 April 2010 Pembimbing : Tim Penguji : Pembimbing Utama : Ketua
Dra. Ec. Endah Susilowati, M.Si Drs. Ec. H. Tamadoy Thamrin, MM Sekretaris
Dra. Ec. Endah Susilowati, M.Si Anggota
Rina Mustika, SE, MMA
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran “ Jawa Timur
penulis dapat menyelesaikan tugas akhir penulisan Skripsi ini.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, penulis sangat berterima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan sehingga dapat
menyelesaikan tugas-tugas sebagai mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur. Ucapan terima kasih khususnya penulis sampaikan kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, M.Si, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
4. Ibu Dra. Ec. Endah Susilowati, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan selama penyusunan penulisan ini.
5. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur yang telah mendidik penulis selama menjadi mahasiswi.
6. Bapak dan Ibu yang tercinta, terima kasih atas kasih sayang, kesabaran dan
dukungan moril maupun materi serta doanya yang diberikan kepada saya dengan
tulus ikhlas.
ii yang sangat berarti serta doanya selama ini.
9. Sahabat-sahabat (Lya, Eny, Novi, Nisa, Mey), Anak Kost F-12, dan seluruh
teman-teman UPN “Veteran” Jawa Timur angkatan ’06 terima kasih sudah
memberikan semangat dan menemani selama ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan atas kebaikan dengan
limpahan Rahmat-Nya yang berlipat ganda, Amin.
Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna,
karena itu saran dan kritik sangat diharapkan demi perbaikan dan penyempurnaan
skripsi ini, dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi akademika UPN “Veteran”
umumnya, serta bagi mahasiswa Program Studi Akuntansi khususnya.
Surabaya, 20 April 2010
DAFTAR ISI... ii
DAFTAR TABEL... viii
DAFTAR GAMBAR... ix
DAFTAR LAMPIRAN... x
ABSTRAK... xi
BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1. Latar Belakang Masalah... 1
1.2. Perumusan Masalah... 8
1.3. Tujuan Penelitian………... 8
1.4. Manfaat Penelitian………... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 10
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu………... 10
2.2. Landasan Teori………... 13
2.2.1. Pasar Modal... 13
2.2.1.1. Pengertian Pasar Modal... 13
2.2.1.2. Manfaat Pasar Modal... 13
2.2.1.3. Peranan Pasar Modal... 14
2.2.2. Akuntansi Keuangan ...………... 15
2.2.2.1. Pengertian Akuntansi Keuangan... 15
2.2.2.2. Tujuan Akuntansi Keuangan …... 16
2.2.3.2. Arti Penting Laporan Keuangan... 18
2.2.3.3. Tujuaan Laporan Keuangan... 21
2.2.3.4. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan... 22
2.2.3.5. Asumsi Dasar Laporan Keuangan ... 24
2.2.3.6. Jenis Laporan Keuangan... 24
2.2.4. Rasio Keuangan ... 32
2.2.4.1. Pengertian Rasio Keuangan... 32
2.2.4.2. Pengertian Analisis Rasio Keuangan... 33
2.2.4.3. Pemakai Rasio Keuangan... 33
2.2.4.4. Penggolongan Rasio Keuangan... 35
2.2.5. Rasio Likuiditas... 44
2.2.6. Rasio Profitabilitas... 45
2.2.7. Ukuran Perusahaan... 46
2.2.8. Pengungkapan... 49
2.2.8.1 Pengertian Pengungkapan... 49
2.2.8.2. Tujuan Pengungkapan…………... 49
2.2.8.3. Metode Pengungkapan... 51
2.2.8.4. Jenis pengungkapan... 53
2.3. Kerangka Pikir ... 58
2.4. Hipotesis ... 58
BAB III METODE PENELITIAN... 59
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel………... 59
3.2. Teknik Penentuan Sampel………... 62
3.3. Teknik Pengumpulan Data………... 65
3.3.1. Sumber dan Jenis Data……….……….. 65
3.3.2. Pengumpulan Data………. 65
3.4. Uji Kualitas Data………...………... 65
3.4.1. Uji Normalitas... 65
3.5. Uji Asumsi Klasik... 66
3.5.1. Autokorelasi... 66
3.5.2. Multikolinieritas... 67
3.5.3. Heteroskedastisitas... 68
3.6. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis……….... 69
3.6.1. Teknik Analisis………... 69
3.6.2. Uji Hipotesis... 69
3.6.2.1. Uji Kecocokan Model... 69
3.6.2.2. Uji Parsial... 69
4.1.2. Sejarah Umum PT. Cahaya Kalbar Tbk... 73
4.1.3. Sejarah Umum PT. Delta Djakarta Tbk... 74
4.1.4. Sejarah Umum PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.... 75
4.1.5. Sejarah Umum PT. Mayora Indah Tbk... 76
4.1.6. Sejarah Umum PT. Multi Bintang Indonesia Tbk... 77
4.1.7. Sejarah Umum PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk... 77
4.1.8. Sejarah Umum PT. Sekar Laut Tbk... 78
4.1.9. Sejarah Umum PT. Siantar Top Tbk... 79
4.1.10.Sejarah Umum PT. Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk... 80
4.1.11. Sejarah Umum PT. Tiga Pilar Sejahtera Tbk... 81
4.1.12. Sejarah Umum PT. Tunas Baru Lampung Tbk... 82
4.1.13. Sejarah Umum PT. Ultra Jaya Milk Tbk... 83
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian... 84
4.2.1. Rasio Likuiditas (X1)... 84
4.2.2. Rasio Profitabilitas (X2)... 86
4.2.3. Ukuran Perusahaan (X3)... 88
4.2.4. Luas Pengungkapan Sukarela Laporan Keuangan (Y)... 89
4.3. Uji Kualitas Data... 90
vii
4.4.2. Uji Multikolinieritas... 92
4.4.3. Uji Heteroskedastisitas... 93
4.5. Analisis dan Pengujian Hipotesis... 94
4.5.1. Persamaan Regresi... 94
4.5.2. Koefisien Determinasi (R Square)... 97
4.5.3. Hasil Pengujian Hipotesis... 98
4.5.3.1. Hasil Uji Kecocokan Model... 98
4.5.3.2. Hasil Uji Parsial... 99
4.6. Analisis Hasil Penelitian... 101
4.7. Perbedaan Hasil Penelitian Sekarang Dengan Penelitian Terdahulu... 104
4.8. Keterbatasan Penelitian... 106
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... . 108
5.1. Kesimpulan... 108
5.2. Saran... 108
Food and Beverage yang Go Public di BEI... 5
1.2. : Perhitungan Survei Pendahuluan Rasio Likuiditas, Rasio Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan Pada Perusahaan Food and Beverage yang Go Public di BEI……….. 6
2.1. : Neraca Bentuk Rekening... 25
2.2. : Neraca Bentuk Laporan... 26
2.3. : Laporan Laba Rugi All Inclusive Income, Single Step... 27
2.4. : Laporan Perubahan Ekuitas... 29
2.5. : Laporan Arus Kas – Direct Method... 30
2.6. : Laporan Arus Kas – Indirect Method... 31
4.1. : Data Rasio Likuiditas pada Perusahaan Food and Beverage yang Go Public di BEI Tahun 2006-2008... 85
4.2. : Data Rasio Profitabilitas Perusahaan Food and Beverage yang Go Public di BEI Tahun 2006-2008... 87
4.3. : Data Ukuran Perusahaan pada Perusahaan Food and Beverage yang Go Public di BEI Tahun 2006-2008... 88
4.4. : Data Luas Pengungkapan Sukarela Laporan Keuangan Perusahaan Food and Beverage yang Go Public di BEI Tahun 2006-2008... 89
4.5. : Hasil Uji Normalitas... 91
4.6 . : Hasil Uji Autokorelasi... 92
4.7. : Hasil Uji Multikolinieritas... 93
4.8. : Hasil Uji Heteroskedastisitas... 94
4.9. : Hasil Analisis Regresi Berganda... 95
4.10. : Koefisien Determinasi... 97
4.11. : Uji Kecocokan Model (Uji F)... 98
4.12. : Hasil Uji Parsial... 99
Lampiran 2 : Perhitungan Luas Pengungkapan Sukarela Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan Food and Beverage Tahun 2006-2008 Lampiran 3 : Uji Normalitas
Lampiran 4 : Asumsi Klasik Lampiran 5 : Koefisien Regresi Lampiran 6 : Uji Hipotesis
Lampiran 7 : Survei Pendahuluan Rasio Likuiditas dan Rasio Profitabilitas Sebelum Penentuan Judul
Lampiran 8 : Alamat Download Laporan Keuangan (www.idx.co.id)
Any Catur Wulandari Abstrak
Laporan keuangan tahunan suatu perusahaan bertujuan untuk memberikan informasi kepada pihak luar seperti investor, kreditor dan pemakai lain dalam pengambilan keputusan. Informasi dalam laporan keuangan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu pengungkapan wajib (mandatory disclosure) dan pengungkapan sukarela (voluntary disclosure). Pengungkapan wajib merupakan pengungkapan minimum yang disyaratkan oleh standar akuntansi yang berlaku. Sedangkan dalam pengungkapan sukarela perusahaan memiliki keluasan dalam melakukan pengungkapan dalam laporan keuangan tahunan sehingga menimbulkan adanya keragaman atau variasi luas pengungkapan sukarela antar perusahaan. Salah satu cara bagi manajer untuk meningkatkan kredibilitas perusahaan adalah melalui pengungkapan sukarela secara lebih luas.
Variabel penelitian adalah Rasio Likuiditas (X1), Rasio Profitabilitas (X2),
Ukuran Perusahaan (X3) dan Luas Pengungkapan Sukarela Laporan Keuangan
Tahunan (Y). Sampel penelitian ini 13 perusahaan Food and Beverage yang go public di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2006-2008. Sedangkan teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji hipotesis secara kecocokan model (uji F) dan secara parsial (uji t).
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa hipotesis yang menyatakan diduga rasio likuiditas (current ratio), rasio profitabilitas (return on assets) dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap Luas Pengungkapan sukarela Laporan Keuangan Tahunan Pada Perusahaan food and beverage yang go public di Bursa Efek Indonesia, tidak terbukti kebenarannya, karena berdasarkan hasil pengujian hanya rasio likuiditas dan rasio profitabilitas yang memiliki pengaruh signifikan terhadap luas pengungkapan sukarela laporan keuangan tahunan.
Keywords: rasio likuiditas, rasio profitabilitas, ukuran perusahaan, luas
pengungkapan sukarela.
1.1. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini dunia perekonomian banyak mengalami perkembangan
sejalan dengan bertambahnya waktu. Perkembangan kondisi lingkungan
ekonomi tersebut banyak berpengaruh terhadap dunia usaha dan
menciptakan persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha. Untuk
dapat bersaing perusahaan diharapkan untuk dapat lebih transparan
dalam mengungkapkan informasi perusahaannya.
Bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia yang melakukan
penawaran kepada go public wajib menyampaikan laporan
perusahaannya kepada Bapepam. Laporan keuangan tahunan merupakan
media bagi manajemen perusahaan untuk memberikan informasi kepada
pihak luar. Laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan laba rugi,
laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas dan catatan atas laporan
keuangan yang merupakan bagian integral laporan keuangan (Murdoko :
2007)
Laporan keuangan tahunan suatu perusahaan merupakan media
bagi manajemen perusahaan untuk memberikan informasi kepada pihak
luar. Laporan keuangan dirancang untuk membantu para pemilik,
manajer, kreditor, dan pihak-pihak berkepentingan lainnya untuk
mengambil keputusan-keputusan bisnis yang cerdas (Simamora, 2000:
515). Dan jika dilihat dari tujuan laporan keuangan itu sendiri menurut
(Suwaldiman, 2005: 40) bahwa “tujuan laporan keuangan adalah untuk
menyediakan informasi yang bermanfaat bagi investor dan kreditor
(sekarang maupun potensial) dan pemakai lain dalam pengambilan
keputusan investasi, kredit, dan keputusan lainnya secara rasional”. Oleh
karena itu, informasi dalam laporan keuangan dapat dikumpulkan dengan
memeriksa hubungan antara pos-pos laporan keuangan serta
mengidentifikasi kecenderungan hubungan tersebut.
Hubungan-hubungan ini dinyatakan secara numeris berupa rasio dan persentase,
serta kecenderungan yang diidentifikasi melalui analisis komparatif
(Kieso, dkk., 2002: 491).
Pengungkapan informasi dalam laporan tahunan harus memadai
sehingga dapat bermanfaat bagi para pemakai laporan keuangan. Suatu
laporan tahunan akan dapat menjadi dasar yang berguna dalam
pengambilan keputusan dengan cara membuat kriteria pengungkapan
informasi. Laporan tahunan yang disajikan hendaknya memuat informasi
yang relevan, dapat dipahami, dapat dipercaya dan transparan
(Wicaksono, 2008).
Informasi yang diungkapkan dalam laporan keuangan tahunan
dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu pengungkapan wajib
(mandatory disclosure) dan pengungkapan sukarela (voluntary
disclosure). Pengungkapan wajib merupakan pengungkapan minimum
pengungkapan sukarela merupakan pengungkapan butir-butir yang
dilakukan secara sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh
peraturan yang berlaku (Feliana, dkk., 2007 : 2).
Pengungkapan wajib semua perusahaan yang go public telah
melakukan pengungkapan secara jelas dan lengkap sesuai dengan
peraturan yang berlaku. Sedangkan untuk pengungkapan sukarela
merupakan pilihan bebas manajemen perusahaan untuk memberikan
informasi akuntansi dan informasi lainya yang dipandang relevan untuk
pembuatan keputusan oleh para pemakai laporan tahunannya (Suripto,
1999 : 2)
Hal ini juga didukung oleh Suwardjono (2006 : 583), bahwa
pengungkapan sukarela adalah pengungkapan yang dilakukan perusahaan
di luar apa yang diwajibkan oleh standar akuntansi. Manajemen selalu
berusaha untuk mengungkapkan informasi privat yang menurut
pertimbangannya sangat diminati oleh investor dan pemegang saham
khususnya kalau informasi tersebut merupakan berita baik (good news).
Manajemen juga berminat menyampaikan informasi yang dapat
meningkatkan kredibilitas dan kesuksesan perusahaan meskipun
informasi tersebut tidak diwajibkan. Beberapa penelitian akademik juga
menunjukkan bahwa makin besar perusahaan, makin banyak
pengungkapan sukarela yang disampaikan. Pengungkapan sukarela ini
Perusahaan Food and Beverage sebagai objek penelitian ini karena
merupakan salah satu perusahaan yang memegang peranan penting
dalam kebutuhan masyarakat. Dengan tingginya minat kebutuhan
konsumen, semakin besar pula persaingan dalam dunia usaha ini.
Meskipun kondisi ekonomi di Indonesia saat ini tidak terlalu bagus,
permintaan pasar akan kebutuhan makanan dan minuman ini tidak
terpengaruh sedikitpun.
Krisis ekonomi yang melanda Indonesia ini akan berpengaruh pada
perusahaan-perusahaan di Indonesia, tidak terkecuali pada perusahaan
industri Food and Beverage ini. Meskipun demikian, dalam periode
krisis tersebut jumlah industri di sektor Food and Beverage ini tetap
tumbuh, dari 4.573 industri tahun 1998, 4.666 industri untuk tahun 1999,
dan 4.681 industri pada tahun 2001. Dapat diketahui bahwa dari tahun
1998-2001 industri Food and Beverage tetap bisa berkembang meskipun
krisis ekonomi melanda Indonesia.
Berikut ini adalah tabel pengungkapan sukarela dalam laporan
keuangan tahunan dari survey pendahuluan pada beberapa
perusahaan-perusahaan food and beverage yang go public periode tahun 2006 sampai
dengan tahun 2008. Kondisi yang sebenarnya menunjukkan bahwa
perusahaan-perusahaan ini melakukan pengungkapan sukarela
maksimum hanya mencapai 39 % selama periode tersebut
pengungkapan dapat diukur dan digunakan untuk menilai manfaat
potensial dari sisi laporan tahunan.
Tabel 1.1. Data Pengungkapan Sukarela Laporan Keuangan Perusahaan Food and Beverage yang Go Public di BEI Nama Perusahaan Tahun Yang
Diungkap Yang Seharusnya Diungkap Luas Pengungkapan Sukarela
(1) (2) (3) (4) (5) = (3) : (4)
2006 17 46 0,37
2007 17 46 0,37
1. PT. Aqua Golden Mississippi Tbk.
2008 17 46 0,37
2006 16 46 0,35
2007 17 46 0,37
2. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.
2008 17 46 0,37
2006 14 46 0,30
2007 15 46 0,33
3. PT. Multi Bintang Indonesia Tbk.
2008 15 46 0,33
2006 18 46 0,39
2007 18 46 0,39
4. PT. Siantar Top Tbk.
2008 18 46 0,39
Sumber: www.idx.co.id
Berdasarkan tabel 1.1. menunjukkan bahwa pengungkapan
sukarela yang dilakukan perusahaan masih belum memenuhi yang
seharusnya diungkap. Pengungkapan sukarela maksimum dilakukan oleh
PT. Siantar Top Tbk. hanya sebesar 39%, sedangkan pengungkapan
sukarela minimum pada PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. sebesar 30%.
Hal ini dibuktikan, tidak semua informasi yang dimiliki oleh perusahaan
diungkapkan secara lengkap dan transparan. Padahal, investor sebagai
pihak penyandang dana suatu perusahaan memerlukan informasi
apakah investor akan tetap menanamkan dananya pada perusahaan
tersebut atau akan memindahkan ke investasi lain.
Penelitian ini, penulis membahas current ratio sebagai rasio
likuiditas karena setelah dilakukan survei pendahuluan yaitu dengan
menghitung dan menganalisis dari data BEI tentang rasio likuiditas dan
rasio profitabilitas sebelum penentuan judul, ternyata yang mengalami
masalah dalam rasio likuiditas hanya current ratio, demikian juga dalam
rasio profitabilitas ternyata hanya Renturn on Assets (ROA) saja,
sedangkan untuk ukuran perusahaan menunjukkan besar atau kecilnya
kekayaan yang dimiliki suatu perusahaan. Berikut cuplikan perhitungan
dan penganalisaan data perusahaan Food and beverage yang go public di
BEI.
Tabel 1.2. Perhitungan Survei Pendahuluan Rasio Likuiditas,Rasio Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan Pada Perusahaan Food and Beverage Yang Go Public di BEI
Nama Perusahaan Tahun Current Ratio (%) Return on Asetss (%) Ukuran Perusahaan (milion rupiah)
2006 718,22 6,14 795.244
2007 709,16 7,39 891.530
PT. Aqua Golden Mississippi Tbk.
2008 781,86 8,21 1.003.488
2006 347,07 5,45 280.807
2007 135,9 4,02 613.680
PT. Cahaya Kalbar Tbk.
2008 735,06 4,61 604.642
2006 380,46 7,58 571.243
2007 417,26 7,99 592.359
PT. Delta Djakarta Tbk.
2008 378,94 11,99 698.297
2006 118,88 4,06 16.267.483
2007 92,1 3,32 29.527.466
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.
2008 89.77 2,61 39.594.264
2006 390,93 6,02 1.553.377
2007 293,11 7,48 1.893.175
PT. Mayora Indah Tbk.
2008 218,87 6,71 2.922.998
Berdasarkan tabel 1.2. diatas menunjukkan bahwa current ratio
dari survei ke lima perusahaan tersebut akan mempengaruhi aktiva lancar
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Demikian
juga untuk ROA, rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan keuntungan dari setiap satu rupiah aset yang
digunakan. Dan untuk ukuran perusahaan, dalam penelitian ini diukur
berdasarkan total aktiva perusahaan. Dari kondisi ini akan menarik
investor untuk menginvestasikan saham kedalam perusahaan
Calon investor tentu juga ingin mengetahui kemampuan
perusahaan dalam memperoleh laba, tingkat pengembalian investasi, dan
prospek perusahaan mendatang. Bagi para kreditor sebelum mengambil
keputusan untuk memberi atau tidak kredit kepada suatu perusahaan
tentu juga perlu mempertimbangkan mengenai kemampuan perusahaan
untuk mengembalikan kreditnya jika telah jatuh tempo (Suwaldiman,
2005 : 40).
Oleh karena itu, untuk dapat mengambil keputusan-keputusan
bisnis yang penting bagi para pengguna laporan keuangan diperlukan
analisis laporan keuangan atas informasi-informasi yang diperoleh dari
pengungkapan laporan keuangan yang dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan yang go public, serta gambaran tentang sifat perbedaan
pengungkapan antar perusahaan dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah rasio
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis ingin melakukan
penelitian dengan judul “PENGARUH RASIO LIKUIDITAS,
PROFITABILITAS, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP
LUAS PENGUNGKAPAN SUKARELA LAPORAN KEUANGAN
TAHUNAN PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE YANG
GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan
diteliti adalah sebagai berikut : Apakah rasio likuiditas (current ratio),
rasio profitabilitas (return on assets), dan ukuran perusahaan mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap luas pengungkapan sukarela laporan
keuangan tahunan pada perusahaan food and beverage yang go public di
Bursa Efek Indonesia?
1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang dikemukakan pada bagian
sebelumnya, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
menguji, menganalisis, dan membuktikan serta mengetahui apakah rasio
likuiditas, rasio profitabilitas, dan ukuran perusahaan mempunyai
pengaruh signifikan terhadap luas pengungkapan sukarela perusahaan
1.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
dapat digunakan sebagai bahan tambahan perbandingan literatur
perpustakaan dan penelitian yang sama di masa yang akan datang.
2. Bagi Perusahaan
Saran dan kesimpulan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
pada pihak manajer dalam penetapan kebijakan perusahaan.
3. Bagi Akademisi
Untuk memperluas dan menambah wawasan serta untuk dapat
membandingkan antara teori yang telah diterima dengan yang
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh
pihak-pihak lain yang dapat dipakai sebagai bahan masukan dan bahan kajian
yang berkaitan dengan penelitian ini, antara lain sebagai berikut:
Penelitian yang dilakukan oleh Bambang Suripto (1999) mengenai
“Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Luas Pengungkapan
Sukarela Dalam Laporan Tahunan”. Penelitian ini dilakukan pada 68
buah perusahaan yang terdaftar di BEJ pada tahun 1995. Tujuan
dilakukan penelitian ini untuk menguji apakah karakteristik perusahaan
itu berpengaruh terhadap luas pengungkapan sukarela dalam laporan
tahunan. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa luas
pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan masih rendah, namun
variasinya bersifat sistematik. Rendahnya tingkat pengungkapan
informasi kemungkinan terjadi karena rendahnya kesadaran para manajer
mengenai manfaat pengungkapan. Variabel size dan penerbitan sekuritas
secara statistik signifikan sedangkan lima variabel yang lain ditemukan
tidak signifikan. Luasnya pengungkapan informasi menjelang penerbitan
sekuritas oleh perusahaan dapat terjadi karena manajer cenderung
berusaha memaksimalkan nilai perusahaan dalam jangka pendek.
Yie Ke Feliana (2007) melalui penelitiannya “Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan Informasi Dalam Pelaporan
Keuangan oleh Perusahaan di Indonesia”. Penelitian ini bertujuan untuk
menguji apakah faktor likuiditas, leverage, profitabilitas, porsi saham
publik serta lama perusahaan go publik berpengaruh terhadap
kelengkapan pengungkapan laporan keuangan khususnya pada industri
manufaktur yang telah go publik. Berdasarkan hasil analisis,
menunjukkan bahwa tingkat kelengkapan pengungkapan informasi baik
yang wajib maupun yang sukarela hanya ditentukan oleh lama
perusahaan go publik.hal ini menunjukkan makin lama perusahaan go
publik maka makin banyak informasi yang diungkapkan ke pihak luar.
Namun tingkat kelengkapan pengungkapan informasi yang wajib
(mandtory disclosure) dipengaruhi oleh faktor leverage dan porsi saham.
Ardi Murdoko Sudarmadji dan Lana Sularto (2007) melalui
penelitiannya “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage
dan Tipe Kepemilikan Perusahaan Terhadap Luas Voluntary Disclosure
Laporan Keuangan TahunanI”. Penelitian ini bertujuan untuk menguji
apakah variabel ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas, dan tipe
kepemilikan perusahaan berpengeruh terhadap luas voluntary disclosure
laporan tahunan. Berdasarkan hasil analisis, menunjukkan bahwa
variabel ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas, dan tipe kepemilikan
perusahaan tidak berpengaruh terhadap luas voluntary disclosure laporan
Marsye Theophilia (2009) melalui penelitiannya “Analisis Rasio
Keuangan Perusahaan Terhadap Luas Pengungkapan Sukarela Laporan
Keuangan Tahunan Pada Perusahaan Farmasi yang Go Publik di BEI”.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah rasio keuangan (rasio
likuiditas, rasio leverage, dan rasio profitabilitas) mempunyai pengaruh
signifikan terhadap luas pengungkapan sukarela laporan keuangan. Hasil
pengujian diperoleh bahwa terdapat kecocokan model pengaruh yang
signifikan antara rasio likuiditas, rasio leverage, dan rasio profitabilitas
dengan pengungkapan sukarela, sehingga hipotesis yang menyatakan
bahwa rasio keuangan mempunyai pengaruh signifikan terhadap luas
pengungkapan sukarela laporan keuangan telah teruji kebenarannya.
Penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan sekarang ini
terdapat perbedaan dan persamaan. Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian terdahulu yaitu terletak pada jenis perusahaan dan dimensi
waktu penelitian.
Persamaan antara penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu
adalah variabel-variabel yang digunakan. Luas pengungkapan sukarela
laporan keuangan tahunan sebagai variabel terikatnya (dependent
variabel) dan teknik analisis regresi linier berganda sebagai metode
pengujiannya. Penelitian terdahulu hanya dipakai sebagai bahan masukan
dan pertimbangan yang mendukung penelitian ini.
2.2. Landasan Teori 2.2.1. Pasar Modal
2.2.1.1. Pengertian Pasar Modal
Menurut Sunariyah (2003:4) pengertian pasar modal secara umum
adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya
adalah bank-bank komersial dan semua lembaga perantara di bidang
keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar.
Sedangkan menurut Tandelilin (2001:13) pasar modal adalah pertemuan
antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang
membutuhkan dana dengan cara memperjual belikan sekuritas. Dengan
demikian pasar modal bisa diartikan sebagai pasar untuk memperjual
belikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari stu tahun,
seperti saham dan obligasi. Sedangkan tempat dimana terjadinya jual beli
sekuritas disebut bursa efek.
Jadi bursa efek dalam arti sebenarnya adalah suatu sistem yang
terorganisir dengan mekanisme resmi untuk mempertemukan pembeli
sekuritas secara langsung atau melalui wakil-wakilnya.
2.2.1.2. Manfaat Pasar Modal
Manfaat pasar modal menurut Sunariyah (2003 : 7) antara lain:
a. Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha
sekaligus memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal.
menengah.
c. Memberikan kesempatan memiliki badan usaha yang sehat dan
mempunyai prospek.
d. Alternatif investasi yang memberikan potensi keuntungan dengan
risiko yang bisa diperhitungkan melalui keterbukaan, likuiditas, dan
diversifikasi investasi.
2.2.1.3. Peranan Pasar Modal
Menurut Sunariyah (2003 : 8) peranan pasar modal dalam suatu
perekonomian negara adalah sebagai berikut:
1. Fungsi Tabungan(savings function)
Menabung dapat dilakukan dibawah bantal, celengan atau di bank,
tetapi harus diingat bahwasanya nlai mata uang cenderung akan
turun di masa yang akan datang. Bagi penabung, metode yang akan
digunakan sangat dipengaruhi oleh kemungkinan rugi sebagai akibat
penurunan nilai mata uang, inflasi, risiko hilang, dan lain- lain
2. Fungsi kekayaan(wealth function)
Pasar modal adalah suatu cara untuk menyimpan kekayaan dalam
jangka panjang dan pedek sampai dengan kekayaan tersebut dapat
dipergunakan kembali. Cara ini lebih baik karena kekayaan itu tidak
mengalami depresiasi (penyusutan) seperti aktiva lain. Contohnya,
3. Fungsi Likuiditasnya (Liquidity Function)
Kekayaan yang disimpan dalam surat-surat berharga, bisa dilikuidasi
melalui pasar modal dengan risiko yang sangat minimal
dibandingkan dengan aktiva lain. Proses likuidasi surat berharga
dengan biaya relatif mudah dan lebih cepat.
4. Fungsi Pinjaman (credit function)
Selain persoalan- persoalan diatas, pasar modal merupakan fungsi
pinjaman untuk konsumsi atau investasi. Pinjaman merupakan utang
kepada masyarakat.
2.2.2. Akuntansi Keuangan
2.2.2.1. Pengertian Akuntansi Keuangan
Akuntansi keuangan adalah sistem pengakumulasian, pemrosesan,
dan pengkomunikasian yang didisain untuk informasi pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan investasi dan kredit oleh pemakai
eksternal. Informasi akuntansi keuangan dikomunikasikan melalui
laporan keuangan yang dipublikasikan dan dibatasi oleh beberapa
ketentuan Standar Akuntansi Keuangan (Hanafi, 2003 : 29).
Sedangkan menurut Anggawirya, (2000: 8), Akuntansi Keuangan
adalah akuntansi yang bertujuan menghasilkan informasi keuangan untuk
memenuhi kepentingan pihak luar perusahaan, seperti pemegang saham /
pemilik , pemberi pinjaman pihak luar perusahaan lainnya. Informasi
keuangan harus sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang berlaku Umum di
Indonesia.
Menurut Yadiati dan Wahyudi (2006:10) Akuntansi keuangan
merupakan bidang akuntansi yang berkaitan dengan bagaimana
pencatatan dan penyusunan laporan keuangan dari satu kesatuan unit
usaha yang berpedoman pada prinsip – prinsip akuntansi yang umum
(GAAP) dan disebut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) di
Indonesia.
2.2.2.2. Tujuan Akuntansi Keuangan
Tujuan akuntansi keuangan adalah memberikan informasi
kuantitatif tentang suatu perusahaan yang berguna bagi pemakai
khususnya pemilik dan kreditur dalam proses pengambilan keputusan.
Tujuan ini termasuk memberikan informasi yang dapat digunakan untuk
menilai efektivitas manajemen dalam memenuhi tanggung jawab
manajemen (Harahap, 2002 : 139).
Menurut Mardiasmo (2000 : 6) akuntansi keuangan ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan pihak ekstern perusahaan. Selanjutnya,
Mulyadi (2007 : 2) mengemukakan bahwa pihak ekstern perusahaan
dapat meliputi pemegang saham, kreditur, pelanggan, para analisis
keuangan, karyawan, dan berbagai instansi pemerintah. Sebagai contoh
adalah seorang pemegang saham menghadapi dua alternative apakah ia
sedangkan instansi pemerintah memerlukan informasi laba yang
diperoleh perusahaan untuk menetapkan jumlah pajak penghasilan yang
menjadi kewajiban perusahaan. Dengan demikian jelas bahwa informasi
keuangan diperlukan oleh pihak luar sebagai petunjuk dalam mengambil
keputusan berdasarkan hubungan mereka dengan perusahaan yang
bersangkutan.
2.2.2.3. Hasil Akuntansi Keuangan
Menurut Mulyadi (2007 : 5 – 6) akuntansi keuangan menghasilkan
laporan keuangan periodik yang pada umumnya terdiri dari neraca,
laporan laba rugi, laporan laba yang ditahan, dan laporan perubahan
posisi keuangan. Laporan ini berisi informasi ringkas posisi keuangan
pada tanggal tertentu, hasil usaha, perubahan laba yang ditahan, dan
perubahan posisi keuangan untuk periode tertentu, karena laporan
tersebut ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pihak luar maka informasi
yang disajikan didalamnya bersifat ringkas dan mengenai kondisi
perusahaan secara keseluruhan.
2.2.3. Laporan Keuangan
2.2.3.1. Pengertian Laporan Keuangan
Pengertian Laporan Keuangan menurut Standar Akuntansi
Keuangan (2007: 1) adalah: ”Laporan keuangan merupakan bagian dari
neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat
disajikan dalam berbagai cara, seperti laporan arus kas, atau laporan arus
dana), catatan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian
integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan
informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya
informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan
pengaruh perubahan harga”.
Menurut Djarwanto (2004 : 5), laporan keuangan pada dasarnya
merupakan hasil refleksi dari sekian banyak transaksi yang terjadi dalam
suatu perusahaan. Transaksi-transaksi yang bersifat finansial dicatat,
digolongkan, dan diringkas dengan cara yang setepat-tepatnya dalam
satuan uang, dan kemudian diadakan penafsiran untuk berbagai tujuan.
2.2.3.2. Arti Penting Laporan Keuangan
Laporan keuangan pada mulanya bagi suatu perusahaan, hanyalah
sebagai “alat penguji” dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk
selanjutnya laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja tetapi
juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan
perusahaan tersebut, dimana dengan hasil analisa tersebut pihak-pihak
yang berkepentingan mengambil suatu keputusan. Jadi untuk
mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta hasil-hasil yang
telah dicapai oleh perusahaan tersebut perlu adanya laporan keuangan
Laporan keuangan memberikan input atau info yang bisa dipakai
untuk pengambilan keputusan. Banyak pihak yang berkepentingan
terhadap laporan keuangan suatu perusahaan.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2007, hal 3, paragraf 14),
Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan
manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumberdaya yang
telah dipercayakan padanya, pihak-pihak yang mempunyai kepentingan
terhadap perkembangan suatu perusahaan perlu mengetahui kondisi
keuangan perusahaan tersebut melalui laporan keuangan agar mereka
dapat membuat keputusan ekonomi. Pihak-pihak pemakai laporan
keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan (2007, hal 2, paragraf
9) meliputi:
a. Investor
Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan
apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut.
Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan
mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar
deviden.
b. Karyawan
Mereka tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa,
c. Pemberi pinjaman
Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta
bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
d. Pemasok dan kreditor usaha lainnya
Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah terhutang
akan dibayar pada saat jatuh tempo.
e. Pelanggan
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai
kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat
dalam perjanjian jangka panjang dengan atau tergantung pada
perusahaan
f. Pemerintah
Pemerintah membutuhkan informasi untuk mengukur aktivitas
perusahaan, menetapkan kebijaksanaan pajak, dan sebagai dasar
untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.
g. Masyarakat
Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara,
misalnya perusahaan memberikan kontribusi berarti pada
perekonomian nasional. Laporan keuangan dapat membantu
perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian
aktivitasnya.
Melalui laporan keuangan akan dapat dinilai kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya jangka pendek,
struktur modal perusahaan, distribusi daripada aktivanya, keefektifan
penggunaan aktiva hasil usaha atau pendapatan yang telah dicapai,
beban-beban tetap yang harus dibayar serta nilai buku tiap lembar saham
perusahaan yang bersangkutan (Munawir, 2002 : 5).
2.2.3.3. Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Kieso (2006 : 6), tujuan laporan keuangan adalah untuk
menyediakan :
a. Informasi yang berguna bagi keputusan investasi dan kredit.
b. Informasi yang berguna dalam menilai arus kas masa depan.
c. Informasi mengenai sumber daya perusahaan, klaim terhadap sumber
daya tersebut, dan perubahan didalamnya.
Menurut Munawir (2002 : 6), laporan keuangan dipersiapkan atau
dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan
kemajuan (progress report) secara periodik yang dilakukan pihak
manajemen yang bersangkutan.
Tujuan umum laporan keuangan menurut Suwaldiman (2005 : 48)
1. Untuk memberikan informasi laporan keuangan yang dapat
dipercaya mengenai aktiva dan kewajiban serta modal suatu
perusahaan.
2. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai
perubahan dalam aktiva neto (aktiva dikurangi kewajiban) suatu
perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka
memperoleh laba.
3. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para
pemakai laporan dalam menaksir potensi perusahaan dalam
menghasilkan laba.
4. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan
dalam aktiva dan kewajiban suatu perusahaan.
5. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang
berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk
kebutuhan pemakai laporan.
2.2.3.4. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat
informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pengguna laporan
keuangan. Dalam SAK (2007, hal 5, paragraf 4), ada empat karakteristik
a. Dapat dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan
adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pengguna.
b. Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi
kebutuhan pengguna dalam proses pengambilan keputusan.
Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi
keputusan ekonomi pengguna dengan membantu mereka
mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan,
menegaskan, atau mengoreksi, hasil evaluasi pengguna di masa lalu.
c. Keandalan
Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang
menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan
penggunanya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful
representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara
wajar diharapkan dapat disajikan.
d. Dapat diperbandingkan
Pengguna harus dapat memperbandingkan laporan keuangan
perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan
(tren) posisi dan kinerja keuangan. Pengguna juga harus dapat
memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk
mengevaluasi posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi
2.2.3.5. Asumsi Dasar Laporan Keuangan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2007, hal 5, paragraf 22),
penyusunan dan penyajian laporan keuangan mendasarkan diri pada dua
asumsi dasar, yaitu dasar akrual dan kelangsungan usaha.
a. Dasar Akrual
Dasar akrual ini, pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada
saat kejadian (dan bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau
diabayar) dan dicatat dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalm
laporan keuangan pada periode yang bersangkutan.
b. Kelangsungan Usaha
Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi kelangsungan
usaha perusahaan, yang berarti perusahaan akan tetap melanjutkan
usahanya di masa depan. Ini berarti bahwa perusahaan diasumsikan
tidak bermaksud atau berkeinginan melikuidasi atau mengurangi
secara material skala usahanya.
2.2.3.6. Jenis Laporan Keuangan
Menurut Darsono dan Ashari (2005 : 18-25), jenis-jenis laporan
keuangan adalah sebagai berikut :
a. Neraca
Neraca adalah laporan tentang posisi keuangan perusahaan pada
tanggal tertentu seperti yang tertera dalam neraca, jadi kondisi yang
Tabel 2.1. Neraca bentuk rekening
PT. LANGGENG MAKMUR INDUSTRY Tbk NERACA
Per 31 Desember 2005
AKTIVA UTANG DAN MODAL SENDIRI
Aktiva Lancar xxx Utang Jangka Pendek
Kas xxx Utang Dagang xxx
Surat-surat berharga xxx Penghasilan yang ditangguhkan xxx
Wesel Tagih xxx Utang Dividend xxx
Piutang Tagih xxx Utang Pajak xxx
Persediaan Barang Dagangan xxx Kewajiban yang harus dipenuhi xxx Penghasilan yang masih
akan diterima xxx
Biaya yang dibayar dimuka xxx
Jumlah Aktiva Lancar xxx Jumlah Utang Lancar xxx
Investasi Utang Jangka Panjang
Saham PT. Sanjaya xxx Utang Hipotek xxx
Utang Obligasi xxx
Aktiva Tetap Utang Jangka Panjang Lainnya xxx
Tanah xxx
Bangunan xxx
Akumulasi penyusutan Jumlah Utang Jangka Panjang xxx
Bangunan (xxx)
xxx
Mesin xxx Modal Sendiri
Akumulasi penyusutan Modal Saham :
mesin (xxx) Saham Prioritas xxx
xxx Saham Biasa xxx
Jumlah Aktiva Tetap xxx Jumlah Modal Saham xxx
Aktiva Tak Berwujud Surplus xxx
Merek Dagang xxx Laba yang Ditahan xxx
Goodwill xxx
xxx Jumlah Modal Sendiri Xxx
Biaya Yang Ditangguhkan xxx
Aktiva Lain-lain xxx
TOTAL AKTIVA xxx Total UTANG & MODAL xxx
Tabel 2.2. Neraca bentuk laporan
PT. LANGGENG MAKMUR INDUSTRY Tbk NERACA
Per 31 Desember 2005 AKTIVA
Aktiva Lancar xxx
Kas xxx
Surat-surat berharga xxx
Wesel Tagih xxx
Piutang Tagih xxx
Persediaan Barang Dagangan xxx
Penghasilan yang masih akan diterima xxx
Biaya yang dibayar dimuka xxx
Jumlah Aktiva Lancar xxx
Investasi
Saham PT. Sanjaya xxx
Aktiva Tetap
Tanah xxx
Bangunan xxx
Akumulasi penyusutan
Bangunan (xxx)
xxx
Mesin xxx
Akumulasi penyusutan
mesin (xxx)
xxx
xxx
Aktiva Tak Berwujud
Merek Dagang xxx
Goodwill xxx
xxx
Biaya Yang Ditangguhkan xxx
Aktiva Lain-lain xxx
Total AKTIVA xxx
UTANG DAN MODAL SENDIRI Utang Jangka Pendek
Utang Dagang xxx
Penghasilan yang ditangguhkan xxx
Utang Dividend xxx
Utang Pajak xxx
Kewajiban yang harus dipenuhi xxx
Jumlah Utang Lancar xxx
Utang Jangka Panjang
Utang Hipotek xxx
Utang Obligasi xxx
Utang Jangka Panjang Lainnya xxx
Jumlah Utang Jangka Panjang xxx
Modal Sendiri Modal Saham :
Saham Prioritas xxx
Saham Biasa xxx
Jumlah Modal Saham xxx
Surplus xxx
Laba yang Ditahan xxx
Jumlah Modal Sendiri xxx
Jumlah UTANG & MODAL xxx
b. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi merupakan akumulasi aktivitas yang berkaitan
dengan pendapatan dan biaya selama periode waktu tertentu,
misalnya bulanan atau tahunan. Laporan laba rugi memberikan
[image:42.595.120.504.277.545.2]gambaran kinerja operasional perusahaan.
Tabel 2.3. Laporan laba rugi all inclusive income, single step
PT. LANGGENG MAKMUR INDUSTRY Tbk Laporan Laba Rugi
Per 31 Desember 2005
Penjualan neto xxx
Penghasilan lainnya xxx
Laba insidentil dan penambahan lainnya xxx
xxx
Dikurangi
Harga pokok penjualan xxx
Biaya penjualan xxx
Biaya umum dan administrasi xxx
Biaya lain-lain xxx
Rugi insidentil dan pengurang lainnya xxx
Pajak Perseroan xxx
xxx
Laba Bersih xxx
Sumber : Pokok-pokok Analisis Laporan Keuangan (Djarwanto, 2004 : 50)
c. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas menjelaskan perubahan modal yang
terjadi selama periode tertentu. Laporan ini menggambarkan saldo
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2007 : 66-67),
perusahaan harus menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagai
komponen utama yang menunjukkan :
1) Laba atau rugi bersih periode yang bersangkutan.
2) Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian
beserta jumlahnya berdasarkan PSAK terkait diakui secara
langsung dalam ekuitas.
3) Pengaruh komulatif dan perubahan kebijakan akuntansi dan
perbaikan terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur
dalam PSAK terkait.
4) Transaksi modal dengan pemilik distribusi kepada pemilik.
5) Saldo akumulasi laba atau rugi pada awal atau akhir periode
serta perubahannya.
6) Rekonsiliasi antara nilai tercatat dari masing-masing jenis
modal saham, agio dan cadangan pada awal dan akhir
periode yang mengungkapkan secara terpisah setiap
Tabel 2.4. Laporan Perubahan Ekuitas
PT. TRIAS SENTOSA Laporan Perubahan Ekuitas
Per 31 Desember 2005
Modal Saham
Agio Saham
Selisih Revaluasi
Selirih Kurs
Saldo Laba
Jumlah
Saldo per 31/12/2004 X X X (X) X X
Perubahan kebijakan akuntansi - - - - (X) (X)
Saldo yang disajikan kembali X X X (X) X X
Selisih revaluasi aktiva tetap X X
Laba Rugi belum direalisasi
dari pemilikan efek (X) (X)
Selisih kurs (X) (X)
Keuntungan / kerugian
Neto yang tidak diakui
pada laporan laba rugi X (X) X
Laba bersih periode berjalan X X
Dividen (X) (X)
Penempatan modal saham X X X
Saldo per 31/12/2005 X X X (X) X X
d. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas menggambarkan perputaran uang (kas atau
bank) selama periode tertentu, misalnya bulanan atau tahunan.
Laporan arus kas melaporkan arus kas masuk dan keluar bagi
Tabel 2.5. Laporan arus kas – Direct Method
PT. LANGGENG MAKMUR INDUSTRY Tbk Laporan Arus Kas – Direct Method
Per 31 Desember 2005
A. Arus kas dari kegiatan operasional
Kas masuk xxx
Kas keluar
Pembayaran tenaga kerja (xxx)
Pembayaran kepada supplier (xxx)
Pembayaran biaya operasi (xxx)
Arus kas masuk (keluar) bersih
dari kegiatan operasi xxx
B. Arus kas dari kegiatan investasi Arus kas masuk
Diterima dari penjualan aktiva xxx
Arus kas keluar (xxx)
Dibayar untuk pembelian aktiva
Arus kas masuk (keluar) bersih
dari investasi xxx
C. Arus kas dari kegiatan pembiayaan Arus kas masuk
Diterima dari penjualan saham xxx
Diterima dana obligasi jangka panjang xxx Arus kas keluar
Diterima pokok hutang jangka panjang (xxx)
Dibayar treasury stock (xxx)
Dibayar dividen (xxx)
Arus kas masuk (keluar) dari kegiatan
Pembiayaan xxx
D. Saldo kas awal dan akhir
Kenaikan (penurunan) kas periode ini xxx
Saldo kas awal periode xxx
Saldo kas akhir periode xxx
Tabel 2.6. Laporan arus kas – Indirect Method
PT. LANGGENG MAKMUR INDUSTRY Tbk Laporan Arus Kas – Direct Method
Per 31 Desember 2005
A. Arus kas dari kegiatan operasional
Laba (rugi) dari laporan xxx
Ditambah (dikurangi) penyesuaian Laba terhadap arus kas
Kenaikan piutang dagang (xxx)
Kenaikan persediaan (xxx)
Biaya penyusutan xxx
Kenaikan utang gaji (xxx)
Arus kas masuk (keluar) bersih
dari kegiatan operasi xxx
B. Arus kas dari kegiatan investasi Arus kas masuk
Diterima dari penjualan aktiva xxx
Arus kas keluar (xxx)
Dibayar untuk pembelian aktiva
Arus kas masuk (keluar) bersih
dari investasi xxx
C. Arus kas dari kegiatan pembiayaan Arus kas masuk
Diterima dari penjualan saham xxx Diterima dana obligasi jangka panjang xxx Arus kas keluar
Diterima pokok hutang jangka panjang (xxx)
Dibayar treasury stock (xxx)
Dibayar dividen (xxx)
Arus kas masuk (keluar) dari kegiatan
Pembiayaan xxx
D. Saldo kas awal dan akhir
Kenaikan (penurunan) kas periode ini xxx
Saldo kas awal periode xxx
Saldo kas akhir periode xxx
e. Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan ini berisi penjelasan umum tentang
perusahaan, kebijakan akuntansi yang dianut, dan penjelasan
tiap-tiap akun neraca dan laba rugi. Apabila penjelasan tiap-tiap akun neraca
dan laba rugi masih perlu dirinci, maka dijabarkan dalam lampiran.
Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan :
a. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan
kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan tehadap
peristiwa dan tansaksi penting,
b. Informasi yang diwajibkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan tetapi tidak disajikan dalam neraca, laba rugi, laporan
arus kas, dan laporan perubahan ekuitas,
c. Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan
keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar.
2.2.4. Rasio Keuangan
2.2.4.1. Pengertian Rasio Keuangan
Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara
suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan
alat analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi
gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau
dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai
standar (Munawir, 2002 : 64).
Menurut Harahap (2001 : 297), pengertian rasio keuangan adalah
angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan
keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan
dan signifikan. Misalnya antara hutang dan modal, antara kas dan total
asset, antara harga pokok produksi dengan total penjualan, dan
sebagainya. Rasio keuangan sangat penting dalam melakukan analisa
terhadap kondisi keuangan perusahaan.
2.2.4.2. Pengertian Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio adalah suatu metode analisis untuk mengetahui
hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi
secara individual atau kombinasi dari kedua laporan tersebut (Munawir,
2002 : 37).
Menurut Riyanto (2001 : 329), analisis rasio itu sebenarnya
hanyalah alat yang dinyatakan dalam “Arithmatical Terms” yang dapat
digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data finansiil.
2.2.4.3. Pemakai Rasio Keuangan
Menurut Syamsudin (1994 : 38), pada umumnya ada tiga
a. Para Pemegang Saham dan Calon Pemegang Saham
Mereka menaruh perhatian utama pada tingkat keuntungan, baik
yang sekarang maupun kemungkinan tingkat keuntungan pada masa
yang akan datang. Hal ini sangat penting bagi mereka karena tingkat
keuntungan ini akan mempengaruhi harga-harga saham yang mereka
miliki.
b. Para Kreditor dan Calon Kreditor
Para kreditor umumnya merasa berkepentingan terhadap
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban-kewajiban
finansial baik jangka pendek maupun jangka panjang. Kreditor yang
saat ini sudah memberikan pinjaman kepada perusahaan ingin
mendapatkan suatu jaminan bahwa perusahaan tempat mereka
menanamkan modalnya akan mampu membayar bunga dan pinjaman
pokok tepat pada waktunya. Sedangkan calon kreditor lebih
menekankan pada struktur finansial dan struktur modal perusahaan.
c. Manajemen Perusahaan
Manajemen perusahaan berkepentingan dengan seluruh keadaan
keuangan perusahaan karena mereka menyadari bahwa keadaan
tersebutlah yang akan dinilai oleh para pemilik perusahaan maupun
2.2.4.4. Penggolongan Rasio Keuangan
Angka-angka rasio pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi
dua golongan. Golongan yang pertama adalah angka-angka rasio yang
didasarkan pada sumber data keuangan dari mana unsur-unsur angka
tersebut diperoleh, dan golongan yang kedua adalah angka-angka rasio
yang disusun berdasarkan tujuan penganalisis dalam mengevaluasi suatu
perusahaan. Menurut Jumingan (2006: 120-121) berdasarkan sumber
datanya, dari mana rasio itu dibuat maka rasio itu dapat dibedakan
menjadi tiga yaitu sebagai berikut:
1. Rasio-rasio neraca (balance sheet ratio), yaitu rasio yang disusun dari
data yang berasal dari neraca, misalnya rasio lancar (current ratio),
ratio tunai (quick ratio), rasio modal sendiri dengan total aktiva, rasio
tetap dengan utang jangka dan sebagainya.
2. Rasio-rasio laporan laba rugi (income statement ratios), yaitu
rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari laporan perhitungan laba
rugi, misalnya rasio laba bruto dengan penjualan neto, rasio laba usaha
dengan penjualan neto, operating ratio, dan sebagainya.
3. Rasio-rasio antar laporan (inter-statement ratio), yaitu rasio-rasio yang
disusun dari data yang berasal dari neraca dan laporan laba rugi,
misalnya rasio penjualan neto dengan aktiva usaha, rasio penjualan
kredit dengan piutang rata-rata, rasio harga pokok penjualan dengan
Menurut Riyanto (1995: 330) penggolongan ratio berdasarkan
tujuan analis dalam melakukan analisis terhadap laporan keuangan
perusahaan antara lain sebagai berikut:
1. Rasio-rasio likuiditas, yaitu rasio-rasio yang dimaksudkan untuk
mengukur likuiditas perusahaan (current ratio, acid test ratio dan
lainnya).
2. Rasio-rasio leverage, yaitu rasio-rasio yang dimaksudkan untuk
mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan
utang (debt to total assets ratio, net worth to debt ratio dan lainnya).
3. Rasio-rasio aktivitas, yaitu rasio-rasio yang dimaksudkan untuk
mengukur sampai seberapa besar efektivitas perusahaan dalam
mengerjakan sumber-sumber dananya (inventory turnover, average
collection period dan lainnya).
4. Rasio-rasio profitabilitas, yaitu rasio-rasio yang menunjukkan hasil
akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan (profit
margin on sales, return on total assets, return on net worthi dan
lainnya).
Banyak pendapat yang menggolongkan jenis-jenis rasio yang
cocok untuk memahami perusahaan. Umumnya rasio yang dikenal dan
popular adalah rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio rentabilitas.
Namun masih banyak lagi rasio yang dapat dihitung dari laporan
rasio leverage, produktivitas, rasio pasar modal, rasio pertumbuhan, dan
sebagainya. Adapun rasio keuangan yang sering digunakan adalah:
a.Likuiditas
Rasio likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
membayar kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya
(Sratono, 2001 : 116). Rasio likuiditas yang umum digunakan adalah:
1.) Rasio Lancar (Current Ratio)
(Sawir, 2001: 8)
Current ratio merupakan ukuran yang paling umum digunakan
untuk mengetahui kesanggupan memenuhi kewajiban jangka
pendek karena rasio ini menunjukkan seberapa jauh tuntutan dari
kreditur jangka pendek dipenuhi oleh aktiva-aktiva yang
diperkirakan akan menjadi uang tunai dalam periode yang sama
dengan jatuh tempo hutang.
Current rasio yang rendah menunjukkan terjadinya masalah
likuiditas, sebaliknya suatu perusahaan yang current rationya
terlalu tinggi juga kurang bagus, karena menunjukkan banyaknya
dana yang menganggur yang pada akhirnya dapat mengurangi
kemampuan laba perusahaan.
Aktiva Lancar Rasio Lancar =
2.) Rasio Cepat (Quick Rasio)
Aktiva Lancar - Persediaan Rasio Cepat =
Utang Lancar
(Sawir, 2001: 10)
Persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang tingkat
likuiditasnya rendah, sering mengalami fluktuasi harga dan unsur
aktiva lancar ini sering menimbulkan kerugian jika terjadi likuidasi.
Jika quick rasio lebih baik dalam mengukur kemampuan suatu
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, maka
quick rasio yang dianggap baik adalah 1 (satu).
3.) Rasio Kas (Cash Ratio)
Kas + Sekuritas yang dapat dipasarkan Rasio Kas =
Utang Lancar
(Sawir, 2001: 10)
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan membayar utang
lancarnya dengan kas atau yang setara dengan kas.
b.Leverage / solvabilitas
Rasio ini menunjukkan sejauh mana perusahaan dibiayai atau
di finansir oleh pihak luar atau dengan kata lain financial leverage
menunjukkan proporsi atas penggunaan utang untuk membiayai
investasi perusahaan (Fakhruddin, 2001: 61).
1.) Rasio Utang (Debt Ratio/Debt to Total Assets Ratio)
(Fakhruddin, 2001: 61)
Rasio ini mengukur jumlah aktiva perusahaan yang dibiayai oleh
utang atau modal yang berasl dari kreditur. Semakin besar rasio
maka semakin besar pula risiko yang dihadapi.
Total Utang Rasio Utang =
Total Aktiva
2.) Rasio Utang terhadap Ekuitas (Debt to Equity Ratio/DER)
(Fakhruddin, 2001: 61)
Rasio utang yang diukur dari perbandingan utang dengan ekuitas
(modal sendiri). Menurut Fakhruddin (2001 : 61) tingkat debt to
equity ratio (DER) yang aman biasanya kurang dari 50 persen.
Semakin kecil DER semakin baik bagi perusahaan.
Total Utang DER =
Total Modal Sendiri
3.) Rasio Laba terhadap Beban Bunga (Time Interest Earned / TIE)
(Fakhruddin, 2001: 61)
Rasio ini menunjukkan hubungan antara laba sebelum bunga dan
pajak (laba operasi) dengan bunga utang jangka panjang. Rasio ini
menggambarkan besarnya jaminan keuntungan untuk membayar
bunga utang jangka panjang, atau dengan kata lain rasio ini
Laba Operasi TIE =
mengukur kemampuan perusahaan memenuhi beban tetapnya
berupa bunga.
c.Rentabilitas / Profitabilitas
Rasio rentabilitas atau disebut juga dengan profitabilitas
menggambarakan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui
semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan,
kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Rasio
profitabilitas yang umum digunakan adalah:
1.) Net Profit Margin
(Darsono, 2005 : 56)
Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase pendapatan bersih
yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini
semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam
mendapatkan laba cukup tinggi.
Laba Bersih Net Profit Margin =
Penjualan
2.) Daya Laba Dasar (Basic Earning Power/Rentabilitas Ekonomi)
Laba Sebelum Bunga dan Pajak Daya Laba Dasar =
Total Aktiva
(Harahap, 2001 : 305)
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba
dibandingkan dengan total aktiva. Semakin besar rasio semakin
baik.
3.) Hasil Pengembalian atas Total Aktiva (Return On Invesment/ROI)
(Munawir, 2007: 89)
Rasio ini dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan
keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan
untuk operasinya perusahaan untuk menghasilkan keuntungan.
Laba Bersih ROI =
Total Aktiva
4.) Hasil Pengembalian atas Ekuitas (Return On Equity/ROE)
Laba Bersih ROE =
Rata-rata Ekuitas
(Darsono, 2005 : 57)
Rasio ini menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih bila
diukur dari modal pemilik. Semakin besar semakin bagus.
5.) Hasil Pengembangan atas Total Aktiva (Retu On Assetn /ROA )
(Darsono, 2005: 57)
Rasio ini memperlihatkan sejauh mana perusahaan mengelola
aktiva secara efektif. Semakin besar angka rasio ini maka akan
semakin baik, karena hal tersebut menunjukkan bahwa aktiva
perusahaan dimanfaatkan secara efektif dalam menghasilkan laba.
d.Analisis Aktivitas Perusahaan
Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif perusahaan
memanfaatkan semua sumber daya yang ada pada pengendaliannya.
Rasio-rasio aktivitas yang umum digunakan adalah:
1.) Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)
Harga Pokok Penjualan
Perputaran Persediaan = x 100% Rata-rata Persediaan
(Darsono, 2005: 60)
Rasio ini berguna untuk mengetahui kemampuan perusahaan
dalam mengelola persediaan, dalam arti beberapa kali persediaan
yang ada akan diubah menjadi penjualan. Semakin tinggi rasio
perputaran persediaan maka semakin cepat persediaan diubah
menjadi penjualan.
2.) Periode Penagihan Rata-rata (Average Collection Period)
Piutang
Periode Penagihan Rata-rata = x 360 Penjualan per hari
(Sawir, 2001: 16)
Rasio ini mengukur efisiensi pengelolaan piutang perusahaan,
rata-rata jangka waktu penagihan adalah rata-rata-rata-rata jangka waktu
lamanya perusahaan harus menunggu pembayaran setelah
3.) Rasio Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover)
Penjualan Rasio Perputaran Modal Kerja =
Modal Kerja Bersih
(Sawir, 2001: 16)
Modal kerja bersih adalah aktiva lancar dikurangi hutang lancar.
Rasio ini mengukur aktivitas bisnis terhadap kelebihan aktiva
lancar atas kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan banyaknya
penjualan (dalam rupiah) yang dapat diperoleh perusahaan untuk
tiap rupiah modal kerja. Semakin besar rasio ini maka
menunjukkan perusahaan tersebut sudah memanfaatkan modal
kerja dengan efisien dan efektif.
4.) Rasio Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Assets Turnover)
Penjualan Rasio Perputaran Aktiva Tetap =
Aktiva Tetap
(Sawir, 2001: 17)
Rasio ini berguna untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan
menggunakan aktivanya secara efektif untuk meningkatkan
pendapatan. Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik artinya
kemampuan aktiva tetap menciptakan penjualan yang tinggi.
5.) Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turnover)
Penjualan Rasio Perputaran Total Aktiva =
Total Aktiva
Rasio ini merupakan efektivitas penggunaan seluruh harta
perusahaan dalam rangka menghasilkan penjualan atau
menggambarkan berapa rupiah penjualan bersih yang dapat
dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam bentuk
harta perusahaan. Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin
baik.
2.2.5. Rasio Likuiditas
Likuiditas perusahaan menggambarkan kemampuan perusahaan
tersebut dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Menurut Sartono
(2001 : 116) rasio likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
membayar kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya.
Masalah likuiditas adalah berhubungan dengan masalah
kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansiilnya
yang segera harus dipenuhi. Jumlah alat-alat pembayaran (alat-alat
likuid) yang dimilki oleh suatu perusahaan pada suatu saat tertentu
merupakan kekuatan membayar dari perusahaan yang bersangkutan.
Suatu perusahaan yang mempunyai kekuatan membayar belum tentu
dapat memenuhi segala kewajiban finansiilnya yang segera harus
dipenuhi atau dengan kata lain perusahaan belum mempunyai
kemampuan membayar.
Suatu perusahaan yang mempunyai kemampuan membayar
finansiilnya dikatakan perusahaan tersebut likuid, dan sebaliknya suatu
perusahaan yang tidak mempunyai kekuatan membayar adalah ilikuid.
(Riyanto, 2001 : 26).
Penelitian ini menggunakan current ratio atau rasio lancar
sebagai rasio likuiditas karena setelah dianalisa ternyata yang mengalami
masalah hanya current ratio saja, selain itu rasio ini merupakan ukuran
yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan memenuhi
kewajiban jangka pendek jika dibandingkan dengan ketiga rasio lainnya.
Rumus current ratio atau rasio lancar adalah sebagai berikut :
Aktiva Lancar Current Ratio =
Hutang Lancar
(Sutrisno, 2003 : 247)
Rasio ini menunjukkan seberapa jauh tuntutan dari kreditor
jangka pendek dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan menjadi uang
tunai dalam periode yang sama dengan jatuh tempo hutang.
2.2.6. Rasio Profitabilitas
Profitabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan
antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut.
Dengan kata lain profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan
untuk menghasilkan laba selama periode tertentu (Riyanto, 2001 : 35).
Menurut Munawir (2002 : 86) rasio profitabilitas adalah rasio
yang digunakan untuk operasi tersebut atau untuk mengukur kemampuan