• Tidak ada hasil yang ditemukan

REPRESENTASI CINTA DAMAI DALAM LIRIK LAGU ” PERDAMAIAN ’’ (Studi Semiologi Representasi Dalam Lirik Lagu ’’ Perdamaian ’’ Oleh Band GIGI).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "REPRESENTASI CINTA DAMAI DALAM LIRIK LAGU ” PERDAMAIAN ’’ (Studi Semiologi Representasi Dalam Lirik Lagu ’’ Perdamaian ’’ Oleh Band GIGI)."

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Disusun Oleh :

NOVI DWI JAYANTI

NPM: 0643010274

YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN” JAWA TIMUR

(2)

(Studi Semiologi Representasi Dalam Lirik Lagu ”Perdamaian” Oleh Band GIGI)

Disusun Oleh :

NOVI DWI JAYANTI NPM : 063010274

Telah disetujui untuk mengikuti ujian skripsi Menyetujui,

Pembimbing Utama

IR. Didiek Tranggono,MSi NIP.19581225 19900 1001

Mengetahui DEKAN

Dra.Ec.Hj.Suparwati,MSi

(3)

Puji syukur penulis tujukan kepada ALLAH SWT. Karena karunia-Nya,

maka penulis bisa menyelesaikan Skripsi ini yang berjudul Representasi Cinta

Damai Dalam Lirik Lagu ( Studi Semiologi Representasi Cinta Damai dalam

Lirik Lagu Perdamaian Oleh Band GIGI ).

Penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada pihak – pihak yang telah

membantu selama menyusun penulisan Skripsi ini, antara lain :

1. Allah SWT. Karena telah melimpahkan segala karunia-Nya, sehingga penulis

mendapatkan kemudahan selama mengerjakan skripsi.

2. Ibu Dra. Ec. Hj. Suparwati, MSi, selaku Dekan fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Pembangunan Nasional ” veteran ” Jawa Timur.

3. Bapak Juwito, S. Sos, MSi, Ketua program studi Ilmu komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN ” Veteran ” Jatim.

4. Bapak Drs. Saifuddin Zuhri, M.Si, Sekretaris Program Studi Ilmu

Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN ” Veteran ” Jatim.

5. Bapak. Ir. Didiek Tranggono M.Si. Terima kasih atas bimbingannya dan mau

meluangkan waktunya walaupun sibuk,, maaf ya pak .

6. Dosen – dosen Ilmu Komunikasi yang telah banyak memberikan ilmu dan

dorongan dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak dan ibuku, terima kasih atas doa dan semangatnya, walaupun kita

(4)

menyelesaikan skripsi ini, buat kakak iparqu terimakasih atas bantuannya.

9. Buat keponakanqu yang lucu ma kriwul, tetaplah menjadi keponakan tante

yang lucu...

10. Buat mas – mas yang tugas diperpustakaan terimakasih ya, udah boleh

minjam bukunya.

11. Teman – teman KKN dimana saja saat ini berada.

12. Buat cha-cha temenqu terima kasih sudah mau membantu penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka

kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah dibutuhkan guna

memperbaiki kekurangan yang ada.

Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca,

khususnya teman – teman di Ilmu Komunikasi.

Surabaya, 2010

Penulis

(5)

HALAMAN JUDUL ……… i

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ……… ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

ABSTRAKSI ... vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.4.1 Manfaat Teoritis ... 7

1.4.2 Manfaat Praktis ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... 8

2.1.1 Musik dan Lirik Lagu ... 8

2.1.2 Lirik Lagu ... 9

2.1.3 Arti Cinta Damai ... 11

2.1.4 Representasi ... 13

(6)

2.1.7 Kode Pembacaan ... 23

2.2 Kerangka Berfikir ... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 28

3.1.1 Analisis Semiotik ... 29

3.1.2 Unit Analisis ... 30

3.1.3 Korpus Penelitian ... 30

3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 32

3.3 Metode Analis ... 32

3.4 Teknik Analisis Data ... 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambar Umum Obyek Penelitian ... 34

4.2 Penyajian Data dan Analisis Data ………. 37

4.2.1 Penyajian Data ……… 37

4.2.2 Pemaknaan Lirik Lagu Perdamaian ………. 39

4.3 Analisis dan Interpretasi Data ... 40

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 54

5.2 Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA... 56

(7)

Gambar 2.1 Peta Tanda Rolad Barthes ………. 19

Gambar 2.2 Dua Tatanan Petandaan Barthes ... 22

Gambar 2.3 Kerangka Berfikir ... 27

(8)

NOVI DWI JAYANTI, REPRESENTASI CINTA DAMAI DALAM LIRIK LAGU “PERDAMAIAN “OLEH BAND GIGI

(Studi Semiologi Representasi Cinta Damai Dalam Lirik Lagu Perdamaian Oleh BAND GIGI)

Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui makna yang terkandung dalam

lirik lagu ”perdamaian” pada album Raihlah Kemenangan oleh Band GiGi.

Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah lagu dan juga

lirik lagu, arti dari cinta itu sendiri, dan juga mitos agar cara berpikir para masyarakat

mengalami kemajuan. Pemaknaan terhadap lirik lagu ini menggunakan metode Semiologi

Roland Barthes yaitu, pada dasarnya ada perbedaan antara denotasi dan juga konotasi

dalam pengertian secara umum serta denotasi dan juga konotasi yang dimengerti oleh

Barthes. Denotasi merupakan sistem signifikasi tingkat pertama, sementara konotasi

merupakan tingkat kedua.

Dari data yang dianalisis menyimpulkan bahwa lirik lagu ”perdamaian” adalah suatu

hal yang harus dipelajari sehingga tidak ada lagi kata perperangan yang ada hanya kata

damai. Sebagaimana telah dijelaskan melalui denotasi dan konotasi.

Makna dari keseluruhan bait lagu perdamaian yang diarasement oleh Band GIGI adalah

suatu rasa cinta damai dan dalam benak mereka mengapa harus ada perperangan lagi,

(9)

1 1.1 Latar Belakang Masalah

Komunikasi adalah suatu usaha untuk memperoleh makna, tanda -

tanda adalah basis dari seluruh komunikasi ?( Littlejohn dalam Sobur, 2004 :

15 ). Manusia dengan perantaraan tanda - tanda, dapat melakukan

komunikasi dengan sesamanya. Banyak hal yang bisa dikomunikasikan

didunia ini, termasuk juga melalui sebuah media dalam menyampaikan

pesannya, salah satunya adalah musik dan lagu.

Musik merupakan hasil budaya manusia yang menarik diantara

banyak hasil budaya yang lain, dikatakan menarik karena musik memegang

peranan yang sangat banyak diberbagai bidang. Seperti jika dilihat dari

psikologinya, musik kerap menjadi sarana kebutuhan manusia dalam hasrat

akan seni dan bereaksi. Dari segi sosial musik dapat sebagai cermin tatanan

sosial yang ada dalam masyarakat saat musik tersebut diciptakan. Musik

dapat dikatakan sebagai bahasa yang universal, dapat juga diartikan sebagai

media ekspresi masyarakat, baik itu kalangan bawah hingga lapisan yang

paling atas. Tanpa disadari musik juga mempengaruhi kehidupan sosial

didalam kehidupan masyarakat, sehingga musik banyak tercipta dari tema

yang cukup beraneka ragam mulai dari masalah percintaan, kehidupan sehari

- hari, seni budaya, agama, olahraga, mode maupun sebagai alat kontrol

(10)

diartikan sebagai ungkapan perasaan yang dituangkan dalam bentuk bunyi -

bunyian atas suatu suara. Ungkapan yang dikeluarkan melalui suara manusia

disebut dengan vokal sedangkan ungkapan yang dikeluarkan melalui bunyi

alat musik disebut instrumental (Subagyo, 2006: 4 ).

Musik dalam sebuah lagu adalah sebuah lirik yang diberikan

instrumental akor dan melodi, meskipun terlihat sederhana, namun proses

pembuatan sebuah lagu dibutuhkan keahlian menulis lirik lagu hingga

keahlian dalam berimajinasi menciptakan sebuah ide, meskipun dalam

prakteknya lirik tersebut berdasarkan pengalaman pribadi atau keadaan sosial

didalam berkehidupan masyarakat. Lirik lagu merupakan sebuah komunikasi

verbal yang memiliki sebuah makna pesan didalamnya. Sebuah lirik lagu

bila tepat memilihnya bisa memiliki nilai yang sama dengan ribuan kata

atau peristiwa, juga secara individu maupun memikat perhatian. Kekuatan

lirik lagu adalah unsur yang sama penting bagi keberhasilan bermusik,

sebab pesan yang disampaikan oleh pencipta lagu ternyata tidak berasal luar

diri pencipta lagu tersebut, dalam artian bahwa pesan tersebut bersumber

pada pola pikir serta kerangka acuan ( frame of reference ) dan pengalaman (

field of experince) sebagai hasil integrasi dengan lingkungan sosial di

sekitarnya. Lirik lagu mugkin juga menjadi sebuah sistem untuk mengukur

tingkat kebutuhan masyarakat.

Musik merupakan satu kesatuan dari nada, lirik, bahkan visual ( video

klip ) yang diciptakan berdasarkan perasaan pencipta musik tersebut yang

(11)

adalah emosi yang dibangkitkan dalam diri pendengar, jadi apabila seseorang

menangkap sebuah musik yang berupa ungkapan yang diubah menjadi

sebuah nada dan lirik maka pendengar tersebut akan ikut merasakan

ungkapan terhadap perasaan - perasaan tersebut. Langer berpendapat bahwa

musik merupakan ekspresi perasaan, bentuk simbolik yang spesifikasinya dapat

dirasakan, tetapi tidak dapat didefisinikan karena ia hanya bersifat implicit,

tetapi secara konvensional tidak tetap.

Dapat dikatakan musik yang didalamnya terdapat lirik sebuah lagu

adalah sebuah proses komunikasi, hal ini seperti diungkapkan Tubbs and

Moss dalam human Communication : Proses komunikasi itu sebenarnya

mencakup pengiriman pesan dari sistem saraf ke sistem saraf orang lain,

dengan maksud untuk menghasilkan semua makna yang sama dalam benak

pengirim. Pesan verbal melakukan hal tersebut melalui kata - kata yang

merupakan unsur dari bahasa dan kata - kata, sudah jelas merupakan

sebuah simbol.

Musik juga merupakan bagian dari komunikasi, seperti yang

dikemukakan oleh William I. Gorden menyatakan bahwa komunikasi itu

mempunyai empat fungsi. Keempat fungsi tersebut meliputi komunikasi

sosial, budaya ekspresif, komunikasi ritual, dan instrumental yang saling tak

meniadakan ( mutually exclusive ) ( Mulyana, 2005: 5-30 ). Fungsi komunikasi

sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi itu

sangat penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk

(12)

ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur dan

memupuk hubungan dengan orang lain ( Mulyana, 2005: 5 ).

Erat kaitannya dengan komunikasi sosial adalah komunikasi ekspresif

yang dapat dilakukan baik sendirian maupun kelompok. Komunikasi

ekspresif tidak efektif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain,

namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk

menyampaikan perasaan - perasaan ( emosi ). Perasaan tersebut

dikomunikasikan melalui pesan - pesan non verbal. Harus diakui musik

juga dapat mengekspresikan perasaan, kesadaran, dan bahkan pandangan

hidup ( Mulyana, 2005; 51 ).

Setiap kata mengandung makna, makna itu sudah ada yang jelas,

tetapi juga ada maknanya yang kabur. Setiap kata dapat saja mengandung

lebih dari satu makna. Dapat saja sebuah kata mengacu pada sesuatu yang

berbeda sesuai dengan lingkungan pemakainya. Hubungan makna tampak pula

jika dirangkaikan satu dengan yang lain sehingga akan terlihat makna dalam

pemakaian bahasa. Disinilah kedudukan lirik sangat berperan karena

mempunyai banyak makna, sehingga musik tidak hanya bunyi suara belaka.

Musik juga memainkan peran dalam evolusi manusia, dibalik perilaku

dan tindakan manusia terdapat pikiran dan perkembangan diri dipengaruhi

oleh musik. Pemakaian bahasa pada sebuah karya seni berbeda dengan

penggunaan bahasa sehari - hari atau dalam kegiatan lain. Musik berkaitan

erat dengan seeting sosial terhadap masyarakat tempat dia berada, sehingga

(13)

Musik juga dapat digunakan sebagai media penyampaian suatu pesan

kepada masyarakat. Pesan yang disampaikan berbagai macam, mulai pesan

yang hanya bertujuan memperlihatkan akan sesuatu hal sampai mengajak

melakukan sesuatu. Salah satu contoh pesan yang disampaikan adalah

pentingnya rasa Cinta Damai khususnya terhadap bangsanya sendiri.

Cinta Damai disini merupakan satu paham yang melakukan apapun

dengan tulus dan ikhlas, menghormati pendapat orang lain tidak melakukan

tindakan yang melanggar hukum. Jika ada suatu permasalahan diselesaikan

dengan musyawarah dan kepala dingin juga tidak dengan emosi, dengan jalan

itulah kita akan menemui titik terang dalam suatu masalah. Dari sinilah

cikal bakal tumbuhnya ikatan ini, yang notabene lemah dan bermutu

rendah. Ikatan inipun tampak pula di dalam dunia ini sangat mempunyai

pengaruh yang sangat besar.. Namun, bila suasananya aman dari serangan

musuh dan musuh tersebut terusir dari negeri itu, sirnalah kekuatan ini.

(http.//WWW.cintadamai@yahoo.com)

Dalam lagu ini para generasi muda bangsa kita sudah kekurangan

akan nilai rasa cinta damai terhadap bangsanya, mereka sibuk mencari data -

data sendiri dan asyik dengan budaya yang ada diluar sehingga melupakan

akan bangsanya. Hanya sedikit saja generasi yang peduli dengan rasa cinta

damai terhadap bangsanya sebagai contoh band coklat, mereka merupakan

salah satu band yang ada di indonesia yang berani mengangkat tema rasa

cinta damai terhadap bangsanya, selain itu juga ada Band GIGI yang

(14)

KEMENANGAN yang berjudul ” perdamaian ”. Band GIGI juga mengajak

generasi muda untuk memiliki rasa cinta damai yang besar, dan jangan ada

kata perperangan yang ada kata cinta damai PEACE AND LOVE.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan semiologi

Roland Barthes, yang lebih menekankan pada interaksi antara teks dengan

pengalaman secara personal dan juga secara kultural penggunanya, interaksi

antara konveksi dalam teks diharapkan oleh penggunanya. Gagasan Barthes

ini dikenal dengan sebutan ”order of sinifical”, yang mencakup denotasi (

makna sebenarnya sesuai kamus ) dan makna konotasi ( makna ganda yang

lahir dari pengalaman kultural dan personal ), sehingga menghasilkan ungkapan

yang penuh makna sebagai hasil dari interpretasi data mengenai lirik lagu

tersebut.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk

melakukan studi semiologi agar dapat menunjukkan representasi rasa Cinta

Damai yang tinggi terhadap lirik lagu ” perdamaian ” yang dibawakan oleh

” Band GIGI ”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka perumusan masalah dalam penelitian

ini adalah

Bagaimanakah representasi Cinta Damai dalam lirik lagu ”perdamaian” yang

(15)

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui representasi

cinta damai dalam lirik lagu ” Perdamaian ” pada album ” Raihlah

Kemenangan ” yang dibawakan oleh grup Band GIGI.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukkan pada

perkembangan serta pendalaman studi komunikasi dengan menganalisis

semiotika dalam lirik lagu.

1.4.2 Manfaat Praktis

Membantu pembaca dan penikmat musik dalam memahami apa maksud

dari lirik lagu ” Perdamaian ” sehingga pesan yang terdapat dalam lagu

tersebut dapat diterima dengan baik, serta diharapkan mampu menambah

(16)

8

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori 2.1.1 Musik

Sistem tanda musik adalah oditif, namun untuk mencapai

pendengarannya, pengubahan musik dalam mempersembahkan kreasinya

dengan perantara pemain musik dalam bentuk sistem tanda tertulis. Bagi

Simiotikus musik, adanya tanda -tanda perantara, yakni musik yang dicatat

dalam partitur orkestranya. Hal ini sangat memudahkan dalam menganalisis

karya musik dengan teks. Itulah sebabnya mengapa penelitian musik terarah

pada sintakis.

Meski demikian, tidak ada semiotika tanpa semantik. Jadi, juga tidak

ada semiotik musik tanpa semantik musik. Semantik musik, bisa dikatakan

harus senantiasa membuktikan hak kehadirannya ( van zoest, 1993: 120-121 ).

Salah satu hal penting dalam sebuah musik adalah Lirik lagu.

Sebagaimana bahasa dapat menjadi sarana atau media komunikasi untuk

mencerminkan realitas sosial yang ada pada masyarakat. Lirik lagu dapat

pula menjadi sarana untuk sosialisasi dan pelestarian terhadap suatu sikap

atau nilai. Oleh karena itu, ketika sebuah lirik lagu mulai diaransir dan

diperdengarkan kepada khalayak, nilai - nilai, bahkan prasangka tertentu.

Dapat dikatakan bahwa musik merupakan bagian dari suatu budaya

manusia, tidak terpisahkan selama hidup manusia, dari lahir hingga akhir

(17)

Mantle Hood, seorang pelopor ehnomusicology dari USA

memberikan definisi tentang ehnomusicology sebagai studi musik dari segi

sosial dan kebudayaan (Bandem, 1981 : 41 ). Musik itu dipelajari melalui

peraturan tertentu yang dihubungkan dengan bentuk kesenian lainnya

termasuk bahasa, Falsafah, dan agama ( Sobur, 2003 : 148 ).

Musik pop adalah merupakan suatu bagian yang terpenting disekian

banyak cabang seni pertunjukkan. Musik ini digandrungi oleh setiap lapisan

masyarakat. Di dalam musik ini merupakan sebuah rasa nasionalisme yang

sangat berpengaruh pada bangsanya.

Dwiki Darmawan yang juga seorang musisi mempunyai pandangan

mengenai musik pop yang sekarang ini tidak lagi beriramakan lagu yang

super kencang, yang selama ini menjadi suatu trande bagi musik pop. Jadi

perbedaan - perbedaan yang terdapat pada irama musik itu memang

disesuaikan dengan kultur sosial yang terdapat pada pencipta lagunya dan

juga para penyanyinya, sesuai dengan generasinya dan bagaimana musisi

menerjemaahkannya kedalam selera bagi peminat musik.

2.1.2 Lirik Lagu

Lirik lagu dalam musik yang sebagaimana bahasa, dapat menjadi

sarana atau media komunikasi untuk mencerminkan realitas sosial yang

beredar dalam masyarakat. Lirik lagu, dapat pula sebagai sarana untuk

sosialisasi dan pelestarian terhadap suatu sikap atau nilai. Oleh karena itu,

(18)

mempunyai tanggung jawab yang besar atas tersebar luasnya sebuah

keyakinan, nilai - nilai, bahkan prasangka tertentu ( Setianingsih, 2003 : 7-8 ).

Suatu lirik lagu dapat menggambarkan realitas sosial yang terjadi di

masyarakat. Termasuk realitas sosial yang menggambarkan nasionalisme,

sebagai wujud cinta tanah air terhadap bangsa dan negara.

Musik berkaitan erat dengan setting sosial kemasyarakatan tempat dia

berada. Musik merupakan gejala khas yang dihasilkan akibat adanya

interaksi sosial, dimana dalam interaksi tersebut manusia menggunakan

bahasa sebagai mediumnya. Disinilah kedudukan lirik sangat berperan,

sehingga dengan demikian musik tidak hanya bunyi suara belaka, karena

juga menyangkut perilaku manusia sebagai individu maupun kelompok

sosial dalam wadah pergaulan hidup dengan wadah bahasa atau lirik

sebagai penunjangnya.

Berdasarkan kutipan diatas, sebuah lirik lagu dapat berkaitan erat

pula dengan situasi sosial dan isu - isu sosial yang sedang berlaku

dimasyarakat.

Penelitian tentang lirik lagu merupakan penelitian tentang makna isi

pesan dalam lirik lagu tersebut. Dimana lirik lagu merupakan suatu produk

yang salah satu sumbernya adalah situasi sosial. Dimana lirik lagu

didalamnya, kemudian merefleksikan dalam sistem tanda berupa lirik lagu.

Maka, dapat dikatakan bahwa lirik lagu ” perdamaian ” milik Band GIGI

merupakan proses komunikasi yang mewakili seni karena terdapat pesan

(19)

oleh komunikator sebagai pencipta lagu untuk disampaikan kepada

komunikan dengan bahasanya tentang suatu rasa nasionalisme bangsa

indonesia terhadap bangsanya sendiri. Namun dalam hal ini bahasa verbal

yang berupa kata - kata yang tertuang dalam teks lirik lagu.

2.1.3 Cinta Damai

Konsep rasa cinta damai merupakan suatu paham yang melakukan

apapun dengan tulus dan ikhlas, saling menghormati pendapat orang lain tidak

melanggar perbuatan yang melanggar hukum. Dan jika ada suatu permasalahan

diselesaikan dengan musyawarah tidak dengan emosi, menciptakan dan

mempertahankan kedaulatan sebuah negara dengan mewujudkan satu konsep

identitas bersama.

Dalam hal ini rasa cinta damai merupakan pecinta nusa dan bangsa

sendiri atau orang yang memperjuangkan kepentingan bangsanya. Orang

yang cinta damai merupakan seseorang yang bangga terhadap bangsanya

yang kadang diungkapkan secara berlebihan. Bangsa merupakan suatu

komunitas yang para anggotanya masyarakat kecil sekalipun tidak mengenal

sebagian besar anggota lainnya, bahkan mungkin tidak yang mengarah pada

dominasi dan diskriminasi sosial.

Wawasan dan paham kebangsaan harus terus disegarkan, disesuaikan

dengan kenyataan yang ada saat ini agar wawasan dan paham kebangsaan

dapat ditumbuh kembangkan dari waktu ke waktu, dan dari generasi ke

(20)

Cinta damai merupakan sebuah penemuan sosial yang paling

menakjubkan dalam sejarah manusia. Dalam seratus tahun terakhir tak ada

satu ruang sosial dimuka bumi yang lepas dari pengaruh ideologi ini.

Tanpa rasa cinta damai ini maka bangsa kita tidak bisa berbuat apa - apa.

Semangat rasa Cinta Damai ini bisa diwujudkan dalam hal yang

beragam. Misalnya dengan tidak menghancurkan gedung – gedung, dan juga

tidak adanya perampokan dll. melestarikan hutan demi melestarikan

lingkungan dan juga dilarang keras untuk membuang sampah pada

sembarangan tempat. Rasa cinta damai ini dapat dilakukan sesuai dengan

kemampuan, kondisi, atau keahlian.

Gagasan rasa cinta damai yang berkembang di indonesia seharusnya

tidak dipahami hanya dari sudut perkembangan obyektif semata, tetapi juga

dalam ruang politik dalam pembentukkan negara republik dan kebutuhan

survival sebuah negara baru dalam pergaulan internasional.

Cinta damai akan melahirkan kestabilan dan akan berfungsi sebagai

kekuatan yang menyatukan suku - suku dan kelompok etnis yang terpisah -

pisah, karena rasa cinta damai merupakan suatu unsur yang penting bagi

pembangunan bangsa indonesia Artinya suatu bangsa itu harus dipandang

tidak terpisah dan juga terisolasi dari nasionalisme bangsa - bangsa yang

ada diluarnya, dengan demikian maka terjadilah suatu nasional yang kuat

dan tidak berpandangan sempit.

Kini kita butuh semangat cinta damai dalam menyelamatkan keutuhan

(21)

damai yang berperang keras terhadap praktik korupsi, kolusi, dan

nepotisme. Rasa cinta damai adalah suatu rasa yang memperjuangkan harkat,

martabat, dan keutuhan bangsa kita.

Dalam menghadapi globalisasi dan menatap masa depan untuk

mengisi kemerdekaan, kita memerlukan perjuangan non fisik sesuai dengan

bidang profesi masing - masing. Perjuangan non fisik dilandasi oleh nilai -

nilai perjuangan bangsa indonesia, sehingga kita tetap memiliki wawasan

dan kesadaran bernegara, sikap dan perilaku yang cinta tanah air, dan

mengutamakan pemersatuan serta kesatuan bangsa dalam rangka membela

negara demi tetap utuh dan tegaknya kesatuan Republik Indonesia. ( Prof.

Abdulkadir Muhammad. S.H, 2005 : 17 )

2.1.4 Representasi

Menurut Stuart Hall ( 1997 ) Representasi adalah salah satu praktek

penting yang memproduksi kebudayaan. Kebudayaan merupakan konsep

yang sangat luas, kebudayaan menyangkut pengalaman. Seseorang yang

dikatakan berasal dari kebudayaan yang sama, berbicara dalam ” bahasa ”

yang sama dan saling berbagi konsep - konsep yang sama.

Konsep lama mengenai representasi didasarkan pada premis bahwa

ada sebuah gap representasi yang menjelaskan perbedaan antara makna yang

diberikan oleh representasi yang menjelaskan perbedaan antara makna yang

(22)

Bahasa adalah medium yang menjadi perantara kita dalam memahami

sesuatu, memproduksi dan mengubah makna. Bahasa mampu melakukan

semua ini karena ia beroperasi sebagai sistem representasi lewat bahasa (

simbol – simbol dalam tanda tertulis, lisan, atau gambar ), kita

mengungkapkan pikiran, konsep dan ide - ide tentang sesuatu, makna

sesuatu hal yang tergantung dari cerita kita mempresentasikannya. Dengan

mengamati kata - kata dan image yang kita gunakan dalam

mempresentasikan sesuatu atau bisa terlihat jelas nilai - nilai yang kita

berikan pada sesuatu.

Ada dua proses representasi. Yang pertama, representasi tentang

mental, yaitu konsep tentang ”sesuatu ” yang ada di kepala masing -

masing ( peta konseptual ). Representasi mental ini masih berbentuk suatu

yang abstrak. Kedua ” bahasa ”, yang berperan penting dalam proses

kontruksi makna. Konsep abstrak yang ada di dalam kepala kita harus

diterjemahkan dalam ” bahasa ” yang lazim, supaya kita dapat

menghubungkan konsep dan ide tentang sesuatu dengan tanda dan simbol -

simbol tertentu.

Proses pertama memungkinkan kita untuk memaknai dunia dengan

mengkonstruksi seperangkat rantai korespondensi antara sesuatu dengan

sistem ” peta konseptual ” kita. Dalam proses yang kedua, kita

mengkontruksi seperangkat

rantai korespondensi antara ” peta konseptual ”, dan bahasa atau simbol yang

(23)

antara ” sesuatu ”, dan bahasa / simbol adalah jantung dari produksi makna

lewat bahasa. Proses yang menggabungkan ketiga elemen ini bersama -

sama itulah yang kita namakan dengan representasi.

Konsep representasi bisa berubah - ubah. Selalu ada pemaknaan baru

dan pandangan baru dalam representasi yang sudah pernah ada. Intinya

adalah makna dalam sesuatu di dunia ini, ia selalu dikonstruksikan,

diproduksi melalui proses representasi.

Dalam penelitian ini representasi menunjuk pada pemaknaan tanda -

tanda yang terdapat pada lirik lagu ” perdamaian ” yang mengacu pada

pemasalahan rasa cinta damai . ( WWW.kunci.or.id./nws/representasi )

2.1.5 Semiotika dan Semiologi Komunikasi

Kata’ Semiotika ’ berasal dari bahasa yunani, semion yang berarti ”

tanda ” atau ’ seme ’ yang berarti penafsiran tanda. Semiotika sendiri

berarkar dari studi klasik dan skolastik atas seni logika, retorika dan

poetika.

Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji

suatu tanda. Tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya mencari

jalan di dunia ini, ditengah - tengah masyarakat dan hidup bersama

manusia. Semiotika, atau dalam istilah Barthes, semiologi pada dasarnya

hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan ( humanity ) memaknai hal -

hal ( thighs ). Memaknai berarti bahwa objek - objek tidak hanya membawa

(24)

mengkonstitusi sistem terstruktur dari tanda ( Barthes, 1998 :179 , Kurniawan,

2001 : 53 ).

Bagi seseorang yang tertarik dengan semiotik, maka tugas utamanya

adalah mengamati ( observasi ) terhadap fenomena gejala yang ada

disekelilingnya melalui berbagai tanda yang dilihatnya. Tanda sebenarnya

representasi dari gejala yang dimiliki sejumlah kriteria seperti : nama (

sebutan ), peran, fungsi, tujuan, keinginan.

Menurut Littejohn ( 1996 : 64 ) dalam Sobur ( 2001 : 15 ) tanda -

tanda( signs ) adalah basis dari seluruh komunikasi dengan sesamanya.

Tanda - tanda adalah perangkat yang dipakai dalam upaya mencari jalan

didunia ini, ditengah - tengah manusia dan bersama manusia.

Semiotika seperti kata Lechte ( 2001 : 191 ) adalah teori tentang tanda

dengan penandaan. Lebih jelasnya lagi, semiotika adalah suatu disiplin yang

menyelidiki semua bentuk komunikasi yang terjadi dengan sarana signs ”

tanda ” dan berdasarkan pada signs system ( code ) ( Segers, 2000: 4 ).

Hjelmslev ( dalam, Chistomy, 2001 : 7 ) mendefinisikan tanda sebagai suatu

keterhubungan antara wahana ekspresi ( expression plan ) dan wahana isi (

content plant ). Charles Morris menyebutkan semiosis sebagai suatu ” proses

tandanya ”, yaitu proses ketika sesuatu merupakan tanda bagi beberapa

organisme. Dari beberapa definisi diatas maka semiotik atau semiosis adalah

(25)

Pada dasarnya semiosis dapat dipandang sebagai suatu proses tanda

yang dapat diberikan dalam istilah semiotika sebagai suatu hubungan antara

lima istilah

S ( s, i, e, r, c )

S adalah untuk semiotika relation ( hubungan semiotik ); s untuk sign (tanda); i adalah interpreter ( penafsiran );e untuk effect atau pengaruh; r untuk reference (rujukan); c untuk conteks ( konteks ) atau conditions ( kondisi ).

2.1.6 Semiologi Roland Barthes

Roland Barthes dikenal sebagai salah seorang pemikir strukturalisasi

yang gentol mempraktikkan model lingustik dan semiologi saussuren. Ia

juga intelektual dan kritikus sastra prancis yang ternama, ekspones

penerapan strukturalisme dan semiotika pada studi sastra. Barthes ( 2001 :

208 ) menyebutkan sebagai tokoh yang memainkan peranan sentral

strukturalisme tahun 1960-an dan 70-an. Barthes berpendapat bahasa adalah

sebuah sistem tanda yang mencerminkan asumsi - asumsi dari suatu

masyarakat tertentu dalam waktu tertentu. Ia mengajukan pendapat ini dalam

writing Degree Zero ( 1953, terj, inggris 1977 ) dan Critical Essays ( 1964 ; terj,

inggris 1972 ).

Sedangkan pendekatan karya strukturalis memberikan perhatian

terhadap kode - kode yang digunakan untuk menyusun makna strukturalisme

merupakan suatu pendekatan yang secara khusus memperhatikan struktur

(26)

Lingustik merupakan ilmu tentang bahasa yang sangat berkembang

menyediakanmetode dan istilah dasar yang di pakai oleh seseorang

semiotikus dalam mempelajari semua sistem -sistem sosial lainnya.

Semologi adalah ilmu tentang bentuk, sebab ia mempelajari pemaknaan

secara terpisah dari kandungannya ( Kurniawan, 2001 : 156 ).

Dalam pengkajian tekstual, Barthes menggunakan analisis naratif

struktural yang dikembangkannya. Analisis naratif struktural secara metologis

berasal dari perkembangan awal atas apa yang disebut linguistik struktural

sebagaimana perkembangan akhirnya dikenal sebagai semiologi teks atau

semiotika. Jadi secara sederhana analisis naratif struktural dapat disebut juga

sebagai semiotika teks karena memfokuskan diri pada naskah. Intinya sama

yakni mencoba memahami makna suatu karya dengan menyusun kembali

makna - makna yang tersebar dengan suatu cara tertentu ( Kurniawan, 2001 :

89 ).

Salah satu area penting yang dirambah Barthes dalam studinya

tentang tanda adalah peran pembaca konotasi, walaupun merupakan sifat asli

tanda, membutuhkan keaktifan pembaca agar berfungsi. Barthes secara

panjang lebar mengulas apa yang sering disebut sebagai sistem pemaknaan

tataran kedua yang dibangun diatas sistem lain yang telah ada sebelumnya (

Sobur, 2004 : 68-69 ).

Sastra merupakan contoh paling jelas sistem pemaknaan tataran

(27)

Barthes disebut konotatif, yang dalam Mytologies-nya secara tegas ia

bedakan dari denotatif atau

sistem pemaknaan tataran pertama Barthes menggambarkannya dalam sebuah

peta tanda.

1.Signifer (

penanda )

2. Signifed

( petanda )

3. Denotative ( tanda denotative )

4. Connotative Sinifer ( petanda konotatif ) 5. Connotative Signifed ( petanda konotatif ) 6. Connotative Signifer ( tanda konotatif )

Gambar 2.1 Peta Tanda Roland Barthes

Sumber : Paul Cobley dan Litza Jansa, 1999 dalam Alex Sobur,2004 : 69.

Dari peta Barthes diatas terlihat bahwa tanda denotative ( 3 ) terdiri

atas penanda ( 2 ). Akan tetapi, pada saat bersamaan tanda denotative adalah

juga petanda konotative ( 4 ). Dengan kata lain, hal tersebut merupakan usure

material : jika Anda mengenal tanda ” singa ”, barulah konotasi seperti harga

diri, kegarangan, dan keberanian menjadi mungkin ( Cobley dan Janz,1999 :

51 dalam Sobur, 2004 : 69 ).

Jadi, dalam konsep Barthes, tanda konotatif tidak hanya sekedar

memiliki makna tambahan. Namun, juga mengandung makna kedua bagian

(28)

sumbangan Barthes yang sangat berarti bagi penyempurnaan semiologi

Saussuren, yang hanya berenti pada tatanan denotatif.

Pada dasarnya, ada perbedaan antara denotasi dan konotasi dalam

pengertian secara umum serta denotasi dan konotasi yang dimengerti oleh

Barthes. Dalam pengertian umum, denotasi biasanya dimengerti sebagai

makna harfiah, maka yang ” sesungguhnya ” bahkan kadang kala juga

dirancukan dengan referensi atau acuan. Proses siqnifikasi yang secara

tradisional disebut sebagai denotasi ini biasanya mengacu pada penggunaan

bahasa dengan arti yang sesuai dengan apa yang terucap. Akan tetapi

didalam semiologi Roland Barthes dan para pengikutnya, denotasi

merupakan tingkat kedua. Dalam hal ini denotasi justru lebih diasosiasikan

dengan keterbatasan makna dan dengan demikian. Sebagai reaksi yang

paling ekstrim melawan keharfiahan denotasi yang bersifat operisit ini,

Barthes mencoba menyingkirkan dan menolaknya, baginya, yang ada

hanyalah konotasi semsta - mata. Penolakan ini mungkin terasa berlebihan,

namun ia tetap berguna bagi sebuah koreksi atas kepercayaan bahwa makna

” harfiah ” merupakan sesuatu yang bersifat alamiah ( Budiman, 1999 : 22

dalam Sobur, 2004 : 0-71 ).

Dalam kerangka Barthes, konotasi identik dengan operasi ideologi,

yang disebut sebaga ” mitos ”, dan berfungsi untuk mengungkapkan dan

memberikan pembenaran bagi nilai - nilai dominan yang berlaku dalam

suatu periode tertentu ( Budiman, 2001 : 28 dalam Sobur, 2004 : 1 ). Didalam

(29)

sebagai suatu sistem yang unik, mitos dibangun oleh suatu rantai

pemaknaan tataran kedua. Didalam mitos pula

petanda dapat memiliki beberapa penanda, sehingga dalam praktiknya

terjadilah pemunculan sebuah konsep secara berulang - ulang dalam bentuk

yang berbeda - beda. Mitologi mempelajari bentuk - bentuk tersebut (

Sobur, 2004 : 71 ).

Semiologi Roland Barthes tersusun atas tingkatan - tingkatan sistem

bahasa. Umumnya Barthes membuatnya dalam dua tingkatan bahasa, bahasa

dalam tingkatan pertama adalah sebagai objek dan bahasa tingkat kedua

disebut sebagai metabahasa. Bahasa ini merupakan suatu sistem tanda yang

memuat penanda dan petanda tingkat pertama sebagai petanda baru nada

dalam taraf yang lebih tinggi. Sistem tanda pertama kadang disebutnya

sebagai konotasi atau sistem retoris atau mitologi.

Konotasi dan Metabahasa adalah cerminan yang berlawanan satu

sama lain. Metabahasa adalah operasi yang membentuk mayoritas bahasa -

bahasa ilmiah yang berperan dalam sistem riil, dan dipahami sebagai

petanda diluar kesatuan penanda - penanda asli, diluar alam deskriptif.

Sedangkan konotasi meliputi bahasa - bahasa yang sifat utamanya sosial

dalam hal pesan literatur memberi dukungan bagi makna kedua dari sebuah

tatanan ( Kurniawan, 2001 : 68 ).

Mengenai bekerjanya tanda dari tatanan kedua adalah melalui mitos.

Mitos biasanya mengacu pada pikiran bahwa mitos itu keliru, namun

(30)

dipercaya. Barthes menggunakan mitos sebagai seorang yang dipercaya

dalam artinya orisinal. Mitos adalah cerita yang digunakan oleh suatu

kebudayaan untuk menjelaskan atau memahami beberapa aspek dari realitas

suatu alam. Mitos primitive berkenaan dengan hidup dan mati, manusia dan

dewa, baik dan buruk. Mitos kita yang bertaktik - taktik adalah tentang

maskulinitas dan feminitas, tentang keluarga, tentang keberhasilan atau

tentang ilmu. Bagi Barthes, mitos merupakan cara berfikir dari suatu

kebudayaan tentang sesuatu, cara untuk mengkonseptualisasikan atau

memahami sesuatu. Barthes memikirkan mitos sebagai mata rantai dari

konsep - konsep terkait. Bila konotasi merupakan pemaknaan tatanan kedua

dari petanda, maka mitos pemaknaan tatanan kedua dari petanda ( Fiske,

2006 : 121 ).

Gambar 2.2 Dua tatanan Petandaan Barthes Sumber : Fiske, 2006 : 120 - 123

Denotasi Penanda

Petanda

Mitos Konotasi

Bentuk

(31)

Pada tatanan kedua, sistem tanda dalam tatanan pertama disisipkan

kedalam sistem nilai budaya.

Barthes menegaskan bahwa cara kerja pokok mitos adalah untuk

menaturalisasikan sejarah. Ini menunjukkan kenyataan bahwa mitos

sebenarnya merupakan produk kelas sosial yang mencapai dominasi melalui

sejarah tertentu. Mitos menunjukkan makna sebagai alami, dan bukan

bersifat historis atau sosial. Mitos memistifikasi atau mengaburkan asal -

usulnya sehingga memiliki dimensi, dan membuat suatu mitos tersebut tidak

bisa diubah, tapi juga cukup adil ( Fiske, 2006 : 123 ).

Dalam hal ini ”pembacalah” yang memberikan makna dan penafsiran.

”Pembaca” mempunyai kekuasaan absolut untuk memaknai sebuah hasil karya (

lirik lagu ) yang dilihatnya, bahkan tidak harus sama dengan maksud

pengarang. Semakin cerdas pembaca itu menafsirkan, semakin cerdas pula

karya lirik dalam lagu itu memberikan maknanya. Wilayah kajian ” teks ”

yang dimaksud Barthes memang sangat luas, mulai bahasa verbal seperti

karya sastra hingga fashion atau cara berpakaian. Barthes melihat seluruh

produk budaya merupakan teks yang bisa dibaca secara otonom dari pada

penulisnya.

2.1.6.1 Kode Pembacaan

Segala sesuatu yang bermakna tergantung pada kode. Menurut

Roland Barthes didalam teks biasanya beroperasi lima kode pokok yang ada

(32)

Setiap atau masing - masing leksia dapat dimasukkan ke dalam salah satu

dari lima kode ini. Kode - kode ini menciptakan sejenis jaringan. Adapun

kode pokok tersebut yang dengannya seluruh aspek tekstual yang signifikasi

dapat dipahami, meliputi aspek

sintagmatik dan semantik sekaligus, yaitu menyangkut bagaimana bagian -

bagiannya berkaitan satu sama lain dan berhubungan dengan dunia luar

teks.

Lima kode yang ditinjau oleh Barthes adalah kode hermeneutika (

kode teka – teki ), kode Proaretik, Kode budaya, kode semantik, dan kode

simbolik ( Kurniawan, 2001 : 69 ).

1. Kode hermeneutik atau kode teka - teki berkisar pada satuan - satuan

yang dengan berbagai cara berfungsi untuk mengartikulasi suatu

persoalan, penyelesaiannya,atau bahkan menyusun semacam teka - teki (

enigma ) dan sekedar memberi isyarat bagi penyelesaiannya ( Barthes,

1990 : 17 ). Pada dasarnya kode ini adalah sebuah koder ’’pencitraan”,

yang dengannya sebuah narasi dapat mempertajam permasalahan,

menciptakan ketegangan dan misteri, sebelum memberikan pemecahan

atau jawaban.

2. Kode proaretik / kode tindakan lakukan dianggapnya sebagai

pelengkapan utama teks yang dibaca orang ;artinya, antara lain, semua

teks yang bersifat naratif.

3. Kode Gnomik atau kode cultural ( budaya ) banyak jumlahnya. Kode ini

(33)

dikodifikasi oleh budaya. Menurut Barthes, realisme tradisional

didefisinikan oleh budaya apa yang telah diketahui. Rumusan suatu

budaya adalah hal - hal kecil yang telah dikondifikasikan ( Sobur, 2004 :

66 ).

4. Kode Semik atau konotatif banyak menawarkan banyak sisi. Dalam

proses pembacaan, pembaca menyusun satu tema. Ia melihat bahwa

konotasi kata atau fase tertentu dalam teks dikelompokkan dengan

konotasi kata atau fase yang mirip. Jika melihat kumpulan satuan

konotasi melekat, kita menemukan suatu tema didalam cerita. Perlu

dicatat bahwa Barthes menganggap bahwa denotasi sebagai konotasi

sebagai yang paling kuat dan paling ” akhir ”.

5. Kode Simbolik ( tema ) merupakan suatu aspek pengkodean fiksi yang

paling khas bersifat struktural, atau tepatnya menurut konsep Barthes,

pasca struktural. Hal ini didasarkan pada gagasan bahwa makna berasal

dari beberapa oposisi biner atau pembedaan baik dalam taraf bunyi

menjadi fenom dalam proses produksi wicara, maupun taraf oposisi

psikoseksual yang melalui proses.

2.2 Kerangka Berfikir

Manusia adalah Homo Semioticus, dimana masing - masing individu

mempunyai latar belakang pemikiran yang berbeda - beda dalam memaknai

(34)

saja sebagai tanda karena hal itu dapat dilakukan oleh semua manusia ( Van

Zoest, 1993 dalam Sobur 2004 : vii ).

Oleh karena latar belakang pengalaman ( field of experince ) dan

pengetahuan ( frame of reference ) yang berbeda pada setiap individu tersebut.

Dalam menciptakan sebuah pesan komunikasi, dalam hal ini pesan di

sampaikan dalam bentuk lagu, maka pencipta lagu juga tidak terlepas dari

dua hal diatas.

Begitu juga peneliti dalam memaknai tanda dan lambang yang ada

dalam obyek, juga berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki

peneliti melakukan interpretasi tanda yang berbentuk tulisan “ perdamaian “

dalam hubungannya dalam representasi dengan menggunakan metode

semiologi dari Roland Barthes, sehingga akhirnya memperoleh hasil dari

interpretasi data mengenai representasi tersebut.

Data - data berupa lirik lagu “ perdamaian “, kata - kata dan

rangkaian kata dalam lirik lagu tersebut kemudian dianalisis dengan

menggunakan metode signifikasi dua tahap ( two order of signification ) dari

Roland Barthes, sehingga akhirnya dapat diperoleh hasil dari interpretasi

data mengenai representasi tersebut.

Dari data - data dari lirik lagu “ perdamaian “, kata - kata dan

rangkaian kata dalam lirik lagu tersebut kemudian dianalisis dengan

menggunakan metode signifikasi dua tahap ( two order of signification ) dari

Roland Barthes. Dimana pada tataran pertama tanda denotative ( denotative

(35)

kedua tanda denotative ( denotative sign ) juga merupakan penanda konotatif (

konotative signified ) yang akan membentuk tanda konotative ( konotative

signifer ) sehingga muncul petanda konotatif ( konotative sign ). Dalam tahap

kedua dari tanda konotatif akan muncul mitos yang menandai masyatakat

yang berkaitan dengan budaya dan sekitarnya. Kemudian teks akan

dimaknai dengan menggunakan lima macam kode Barthes, yaitu kode

Hermeneutik kode semik, kode simbolik, kode proatik, dan kode cultural untuk

pemaknaan melalui dri pembacaan dari kode - kode tersebut akan diungkap

dalam substansi dari pesan dibalik lirik lagu “ perdamaian “.

Gambar 2.3 Bagan kerangka pikir peneliti tentang representasi lagu ” perdamaian ” oleh Band GIGI

Lirik Lagu

“ Perdamaian “

band GIGI

Analisis Semiologi Roland Barthes : 5 kode Yaitu Hermeunetik, Semik, Simbolik, Proaretik, dan Cultural

(36)

28

METODOLOGI PENELITIAN

1.1 Metode Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif. Dengan data yang

digunakan adalah data kualitatif ( data yang tidak terdiri atas angka – angka ),

melainkan berupa pesan - pesan verbal ( tulisan ) yang terdapat dalam lirik

lagu ” perdamaian ” oleh Band GIGI. Data - data kualitatif tersebut

berusaha diinterpretasikan dengan rujukan, acuan, atau referensi - referensi

secara ilmiah.

Penelitian kualitatif ini menggunakan metode kualitatif, metode ini

digunakan karena beberapa pertimbangan. Pertama, menyesuaikan metode

kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda. Kedua,

metode ini menyajikan secara langsung hakiki peneliti dan juga yang

diteliti. Dan yang ketiga, metode ini lebih dapat menyesuaikan diri dengan

banyak penajaman bersama terhadap pola - pola yang dihadapi ( Meleong,

2002 : 5 ).

Menurut Bogdan dan Taylor dalam Meleong ( 2002 : 4 ) menggunakan

metode kualitatif sebagai berikut :

”Metode kualitatif merupakan presedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata – kata tertulis atau lisan dari orang – orang dan perilaku yang diamati. Pendekatan ini diarahkan pada individu secara holistik ( utuh ). Jadi dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi memandangnya sebagai kebutuhan ”

(37)

Metode yang digunakan didalam penelitian ini bersifat kualitatif

interpretative, penelitian ini akan mendekontruksi tanda - tanda dengan

metode semiotik dari Roland Barthes, yaitu metode signifikasi dua tahap (

two order signification ). Dimana pada tataran pertama tanda denotatif (

denotative sign ) terdiri atas penanda dan petanda ( signifer signifed) dan

pada tataran kedua, tanda denotatif ( denotative sign ) juga merupakan

penanda konotatif ( konotative sign ). Dalam tahap kedua dari tanda konotatif

akan muncul mitos yang menandai masyarakat yang berkaitan dengan

budaya sekitar.

Melalui pandangan dari Roland Barthes tersebut, kemudian dijelaskan

lewat penafsiran dengan menggunakan teori perpektif rasa cinta damai yang

pada akhirnya akan dapat ditarik suatu makna yang ada dalam lirik lagu

tersebut. Sesuai dengan definisinya sendiri, yaitu paham yang menunjukkan

bahwa kesetiaan dari setiap individu atau negara ditunjukkan kepada

kepribadian bangsanya.

Dengan menggunakan paragdigma kontruktivisme, analisis semiotika

bersifat kualitatif. Jenis penelitian ini memberi peluang besar bagi dibuatnya

sebuah interpretasi - interpretasi alternatif ( Sobur, 2001 : 147 ).

3.1.1 Analisis Semiotik

Metode semiotika adalah sebuah metode yang memfokuskan pada ”

(38)

menafsirkan dan memahami kode ( decoding ) dibalik tanda dan teks

tersebut ( Pilliang, 2003 : 270 ).

Pengunaan semiotika sebaga metode pembaca didalam berbagai cabang

keilmuan dimungkinkan, oleh karena adanya kecenderungan dewasa ini

untuk memandang berbagai diskursus sosial, politik, ekonomi, budaya dan seni

sebagai fenomena bahasa. Berdasarkan pandangan semiotika, bila seluruh

praktek sosial dianggap sebagai fenomena bahasa, maka ia dapat pula

dipandang sebagai tanda ( Pilliang, 2003 :257).

Dengan semiotika kita berurusan dengan tanda dan tanda - tanda kita

akan mencoba mencari keteraturan ditengah dunia, setidaknya agar kita

mempunyai pegangan. ” Apa yang dikerjakannya oleh semiotika adalah

memperkerjakan kita bagaimana menguraikan aturan - aturan tersebut dan

juga membawa sebuah kesadaran ” ( Sobur, 2003 : 16 ).

3.1.2 Unit Analisis

Unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanda -

tanda berupa tulisan, yaitu terdiri atas kata - kata yang membentuk kalimat

yang ada pada lirik lagu ” perdamaian ”.

3.1.3 Korpus Penelitian

Korpus adalah sekumpulan bahan yang terbatas, yang ditentukan pada

perkembangannya oleh analisis dengan semacam kesemenaan, bersifat

(39)

dikumpulkan berwujud teks. Pada penelian ini yang menjadi korpus adalah

lirik lagu yang berjudul ” perdamaian ” yang menunjukkan atau mewakili

konsep Cinta damai.

Alasan peneliti memilih lagu ” perdamaian ” sebagai korpus adalah

dikarenakan dalam lagu tersebut dalam liriknya terdapat ungkapan rasa cinta

(40)

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data di dalam penelitian ini berasal dari data

primer dan sekunder yang diperoleh dari :

1. Data Primer : pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

cara mendengarkan lagu ” perdamaian”, kemudian membaca serta

memahami kata - perkata dari lirik lagu tersebut, yang kemudian

dipilih kembali oleh peneliti terhadap lirik - lirik yang menggambarkan

rasa cinta damai yang besar terhadap bangsanya.

2. Data Sekunder : data yang berasal dari bahan - bahan referensi,

seperti buku, artikel dan data dari internet yang berhubungan dengan

obyek kajian yang diteliti.

3.3 Metode Analisis Data

Peneliti menginterpretasikan teks dalam lirik lagu ” perdamaian ”, serta

menyimpulkan bagaimana makna Cinta Damai yang direpresentasikan dalam

lirik lagu tersebut. Sedangkan Cinta Damai terhadap bangsanya adalah

kesetiaan masyarakat terhadap wilayahnya, yaitu terhadap bangsa dan

negara. Rasa cinta damai inilah yang kemudian mendorong seseorang untuk

memiliki perasaan rela berkorban sebagai wujud cinta tanah air.

Dari definisi cinta damai ini yang kemudian akan dianalisis dalam

penelitian ini dengan menggunakan pandangan dari Roland Barthes, yaitu

metode signifikasi dua tahap ( two order of signification ) yang akan dianalisis

(41)

hermeneutik, kode semik, kode simbolik, kode proaretik, dan kode kultural untuk

pemaknaan sebuah tanda sehingga akan mengetahui tanda denotatif dan

tanda konotatifnya.

Melalui pandangan dari Roland Barthes tersebut kemudian dijelaskan

lewat penafsiran dengan menggunakan teori perpektif rasa cinta damai yang

pada akhirnya akan dapat ditarik suatu makna yang sebenarnya tentang rasa

cinta damai masyarakat indonesia itu sendiri.

3.4 Teknik Analis Data

Peneliti menginterpreasikan teks dalam lirik lagu ” Perdamaian”, serta

menyimpulkan berbagai representasi mengenai bagaimana penggambaran

akan damai dalam lirik lagu tersebut. Dari lirik lagu yang terdiri judul

lagu, sing, reff inilah yang kemudian dianalisis dalam penelitian ini dan

menggunakan pandangan Roland Barthes, yaitu metode signifikasi dua tahap

( two order of siqnification ). Penulis akan memberikan batasan - batasan

dan tanda - tanda berupa tulisan, terdiri dari kata - kata tersebut akan

dipenggal - penggal terlebih dahulu menjadi beberapa leksia ( satuan bacaan

) yang dapat berupa kata, beberapa kalimat, sebuah paragraph, atau

beberapa paragraph, untuk dikategorikan kedalam lima macam kode

pembacaan menurut Barthes, yaitu kode hermeneutik, kode semik, kode

simbolik, kode proaretik, dan kode kultural untuk pemaknaan sebuah tanda,

(42)

34

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian

Gigi adalah salah satu nama band yang ada di Indonesia. Band ini

beranggotakan 4 personil yang terdiri dari Armand Maulana pada vocal,

Dewa Budjana pada guitar, Thomas Ramadhan pada guitar, dan Gusti

Hendy pada drum. Band yang pertama kali dibentuk pada tanggal 22 april

1994 ini tidak mengalami perubahan sama sekali seperti pada umumnya

band lain yang sering mengalami perubahan silih berganti, dengan nama

BDH sebelum nama gigi digunakan karena BDH adalah singkatan dari “Beri Daku Harapan”.

Motor awal terbentuknya band ini adalah Dewa Budjana ( guitar )

dan pada saat itu vokalisnya tetap Armand Maulana, sedangkan drum

dipegang oleh orang yang sama yaitu Gusti Hendy, dan Thomas pada (

Bass ). Pada saat GIGI hendak manggung, banyak sekali yang suka akan

lagu - lagu GIGI. Didalam album ini Dewa Budjana yang lebih dominan

dalam menciptakan lagu, namun personil yang lain tidak mau hanya

menerima beres saja akhirnya mereka juga ikut menyumbangkan karya

mereka.

Pada tahun 1996, GIGI merilis album terbaru yang berjudul ”Damai

Cinta” dan masih banyak lagi. Beberapa lagu dialbum ini seperti

(43)

Namanya juga band pasti ingin punya nama yang mudah diingat dan

dihafal, setelah berdiskusi panjang maka dipilihlah nama GIGI yang mudah

diingat Mengapa mereka menggunakan nama GIGI pasti kita bertanya -

tanya ? karena hal itu berasal dari celetukan Budjana yang melihat GIGInya

Armand ketika tertawa terbahak - bahak dan karena nama GIGI lebih

simple dan mudah diingat maka akhirnya nama ”GIGI” lah yang terpilih

sebagai nama band mereka.

Setelah lama berkarir, maka mulailah tawaran - tawaran manggung

berdatangan untuk mengisi suatu acara. Karena banyaknya band yang

malang - melintang di industri musik, untuk sementara waktu band GIGI

vakum dari dunia yang telah membesarkan namanya.

Lagu yang berjudul ”11 januari dan Nakal” sangatlah hits sekali

sampai yang tua maupun yang muda juga hafal akan lagu tersebut. Kedua

lagu tersebut sering sekali diputar pada stasiun TV, saat ini para personil

GIGI kompak untuk saling membantu satu sama lain.

Mempuyai dua lagu yang lagi hits dalam album perdana ternyata

menjadi pemicu bagi mereka untuk terus berkarya dan terus berkarya, dan

pada akhirnya mereka kenal oleh seorang produser musik. Karena lagu

mereka yang sangat hits sekali, maka dari itu ada salah satu produser yang

sangat menyenangi akan lagu mereka dan juga musik yang mereka usung.

Dan pada akhirnya GIGI resmi bergabung dengan SONY BMG Music

Entertaiment Indonesia.

(44)

Dibawah naungan Sony BMG pada tahun 1998 GIGI mengeluarkan

album yang diberi judul PEACE, LOVE’N RESPECT yang mengemas 10

lagu yang bervariasi. Begitu seriusnya mereka ingin tampil, sehingga album

mereka dipercepat dari perkiraan dan dijual dipasaran bisa dibayangkan

bagaimana penghasilan yang diterima Band GIGI sangat banyak sekali. Dan

dalam waktu sekejap lagu itu sudah sangat populer, bahkan lagu tersebut

menjadi jingle untuk sebuah iklan. Lewat arahan seorang produser Band

GIGI diminta apakah bisa mengarasemen lagu lama menjadi lagu baru yang

enak untuk di dengar, hal itu juga yang menjadi suatu tantangan yang

terbesar dan sulit bagi Band GIGI.

Dengan pantang menyerah dan semangat yang tinggi akhirnya

mereka dapat melewati masa yang sulit bagi mereka. Pada saat akan masuk

dapur rekaman pada album kedua, sang vokalis yang bernama Armand

Maulana sedang sakit akan tetapi dia ngotot untuk tetap ikutan rekaman

walaupun, sedang sakit baginya musik merupakan bagian dari hidupnya, dan

tanpa musik hidupnya tidak bermakna.

Diantara promo album yang ke dua dan juga show yang diadakan

diberbagai kota, GIGI juga mencoba menempatkan diri untuk menciptakan (

mengarasement ) sebuah lagu dan juga menyanyikan lagu diluar album

mereka. Contohnya Dengan menyebut nama Allah dan juga Ketika Tangan

dan Kaki berkata. Gigi juga menyumbangkan 3 buah lagu yaitu ” Romansa

(45)

Menyambut bulan suci Ramadhan, GIGI merilis album religi lagu

yang berbentuk kaset album yang bertajuk Raihlah Kemenangan. Dalam

album ini GIGI berkolaborasi dengan OPICK. Album ini hanya berisi 12

lagu dan album yang paling terkenal yaitu Perdamaian, walaupun terkesan

lagu lama tetapi band ini telah mengarasementnya sehingga menjadi lagu

dan juga semuanya menjadi baru.

Gigi kembali merilis pada album regulernya yang lebih akan power

full dan juga enak didengar. Album ini juga dilaunching diluar negeri yaitu

singapura, dan pada puncaknya diadakan di jakarta sekaligus untuk

memperkenalkan album ini pada masyarakat luas yang belum mengenal lagu

ini.

Pada tahun 2000, selain album baru mereka yang akan dirilis maka

dari itu GIGI membuat acara yang berjudul ”KONSER BALAS BUDI”. (

WWW. BAND GIGI.co.id)

4.2 Penyajian Data dan Analisis Data 4.2.1. Penyajian Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa lirik lagu ”Perdamaian” yang diciptakan oleh Drs.H.Abu Ali Hadar dan dibawakan oleh

Band GIGI. Berikut adalah lirik lagu ”Perdamaian” :

Perdamaian

(46)

Bingung bingung ku memikirnya 4x

Perdamaian 8x Tapi kau buat senjata Banyak yang cinta damai Biaya berjuta juta Tapi kau buat senjata Tapi kau buat senjata Tapi perang semakin ramai 2x Biaya berjuta juta

Banyak gedung kau dirikan Bingung bingung ku memikirnya 4x

Kemudian kau hancurkan

Banyak gedung kau dirikan: Kemudian kau hancurkan

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap lagu ” perdamaian

”, maka dari hasil pengamatan tersebut kemudian akan disajikan

pemaknaannya, setelah itu akan diketahui pesan yang terkandung didalamnya

tentang Representasi Damai pada lirik lagu ” perdamaian ” yang

direpresentasikan dan juga dianalisis berdasarkan dengan landasan teori dari

Roland Barthes, untuk mengetahui pengungkapan pemaknaan yang nantinya

dalam hasil pemaknaan tersebut akan mengandung sebuah pesan sosial.

Tanda - tanda berupa tulisan, terdiri dari kata - kata tersebut akan

dipenggal - penggal terlebih dahulu menjadi beberapa leksia ( satuan bacaan

) yang dapat berupa kata, beberapa kalima, sebuah paragraph atau beberapa

paragraph, untuk dikategorikan ke dalam kode Barthes.

Defini tanda dari Roland Barthes adalah berdasarkan unsure petanda

( siqnifer ) dan petanda ( siqnifed ). Hubungan antara keduanya akan terjadi

melalui dua tahap siqnifikasi ( two order of siqnification ). Pada tataran

pertama disebut sebagai tanda denotative yaitu berupa realitas atau sebuah

(47)

terdapat tanda konotatif yang akan membentuk sebuah ideology terhadap

cerminan kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat.

4.2.2 Pemaknaan Lirik Lagu ”Perdamaian”

Berdasarkan pengamatan terhadap lirik lagu diatas, hasil pengamatan

tersebut kemudian akan diinterpretasikan dan disajikan representasinya.

Setelah itu baru diketahui apa pesan yang terkandung didalamnnya. Lirik

lagu tersebut selanjutnya akan dianalisis berdasarkan landasa teori dari

Roland Barthes, untuk mengetahui pengungkapan representasi damai dibalik

lirik lagu ”Perdamaian”.

Setiap kata mengandung makna denotatif maupun konotatif. Makna

denotatif ialah suatu konsep mental yang telah disepakati bersama oleh

masyarakat. Disini peneli berpedoman pada Kamus Besar Indonesia (

Depdikbud ) untuk menentukan makna yang telah disepakati bersama

tersebut ( makna denotatifnya ).

Makna konotatif ialah makna subjektif yang terbentuk dari interaksi

yang terjadi ketika tanda ketemu dengan perasaan atau emosi dari pembaca

serta nilai -nilai dari kebudayaan. ( Fiske, 1999 : 72 )

Jadi, peneliti subjektif untuk menentukan makna konotatif sesuai nilai -

nilai dengan kebudayaan yang dianut oleh peneliti.

Dalam lagu ini pencipta lagu mengungkapkan kata ”Perdamaian”

sebagai judul. Dimana bila dipisahkan kata tersebut terdiri dari per + damai

(48)

mempunyai arti tenang. Sedangkan kata an merupakan kata penghubung.

Akan tetapi kata perdamaian juga sering digunakan sebagai kata ungkapan

aman kepada setiap orang dan tanpa terkecuali, tetapi kata perdamaian

dapat berbeda makna dari makna yang sesungguhnya dan bila diikuti

dengan kata sesudahnya, jadi rangkaian kata perdamaian bermakna

menunjukkan pada sesuatu yang aman. Akan tetapi dalam lagu perdamaian

bila berdiri sendiri ( tidak di ikuti kata yang lain maka kata tersebut tidak

mempunyai makna yang jelas atau hanya sebutan.

4.3 Analisis dan Interpretasi Data

Pemaknaan lirik lagu ”Perdamaian” oleh peneliti akan dilakukan

penjabaran makna tiap kalimat yang terdiri dari rangkaian kata - kata, lalu

tiap bait yang terdiri dari rangkaian kalimat. Tentunya untuk memaknai

pesan yang terkandung dalam lirik lagu ”perdamaian” berdasarkan atas

frame of reference ( pengetahuan ) dan field of experience ( pengalaman )

dari peneliti. Setiapkata tentu mengandung makna, baik makna denotatif

atau makna konotatif. Disini peneliti berpedomn pada kamus lengkap bahasa

indonesia menentukan makna yang telah disepakati tersebut.

(49)

Pemaknaan bait kesatu,kalimat kesatu,dua,dan ketiga : Perdamaian 8x kalimat ini terdapat kata perdamaian 8x yang menimbulkan pertanyaan apa dan

kenapa bersifat lama dan kekal ? Hal ini menunjukkan kentalnya unsur

perdamaian, yaitu suatu perdamaian yang yang ada dimana - mana. Suatu

Perdamaian walaupun, cepat sirna tapi membekas di dalam hati. Oleh

karenaitu, seorang pecinta perdamaian, walaupun dia telah merasakan

perdamaian kenapa harus ada perperangan. 1.Penanda:

Perdamaian 8x

2..Petanda :

Konsep tentang suatu perdamaian

3.Tanda Denotatif : Jangan ada perperangan

4.Penanda Konotatif

Suatu perdamaian yang dari hati nurani

5.Petanda konotatif : Rasa damai yang mengebu - gebu

6.Tanda Konotatif:

(50)

Kode proaretik, karena dalam kalimat mengandung cerita tentang suatu hal yang terjadi secara kekal dan lama sekali. Kode semik karena penggunaan kata perdamaian merupakan suatu petunjuk yang menunjukkan sesuatu yang kekal dan lama

Dalam bait diatas terdapat kata perdamaian yang artinya sangat damai, kata perdamaian 8x mengandung makna yang berarti suatu

perdamaian yang simpang siur dan masih banyak yang mempertanyakannya.

Makna konotasi dari kalimat perdamaian ialah suatu perasaan yang

ada pada diri kita yang bersifat kekal dan lama.

Jadi pengertian dari kalimat perdamaian adalah sebuah ungkapan

yang berarti kekal dan lama sekali. Biasanya, hal itu tanpa kita sadari

karena dari diri kita sendiri.

Pemaknaan bait pertama, kalimat ketiga dan kedua : Banyak yang cinta damai

Perdamaian 8x

(51)

Gambar. 4.2. Peta Tanda Barthes dalam Lirik Banyak yang cinta damai

Kalimat ketiga, ketiga pada bait kedua ini terrmasuk dalam kode hermeneutik, karena kalimat tersebut menimbulkan teka - teki. Apakah banyak yang cinta damai? Betapa gampang makna banyak itu tidak bisa

dihitung/tidak terhingga dalam dunia industri musik. Bukan hanya didunia

industri musik saja tetapi juga dimana - mana. Kode proaretik, karena dalam kalimat ini akan menegaskan makna pada kalimat selanjutnya,

sehingga mampu menciptakan sebuah cerita yang menarik dan utuh,

sehingga maknanya dapat dimengerti dengan jelas.

Kalimat ketiga, pada bait kedua ini termasuk kode semik, karena kalimat tersebut akan menjelaskan maksudnya.

Kalimat ketiga adalah Banyak yang cinta damai dapat diartikan

Suatu negeri yang cinta akan perdamai

4.Penanda Konotatif

Suatu negara yang sangat dicintainya

5.Petanda konotatif : Konsep

tentangperdamaian yang langsung dari hati nurani 6.Tanda Konotatif:

Gambar

Gambar 2.1 Peta Tanda Roland Barthes
Gambar  2.2 Dua tatanan Petandaan Barthes
Gambar 2.3 Bagan kerangka pikir peneliti tentang representasi lagu ”
Gambar. 4.2. Peta Tanda Barthes dalam Lirik Banyak yang cinta damai
+7

Referensi

Dokumen terkait

terhadap kemampuan berpikir kritis di MA NU Mazro’atul Huda Karanganyar Demak).. Kesimpulannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa

Variabel kepemimpinan yang diteliti oleh (Setyowati & Haryani, 2016 ; Renggani, 2014) menunjukan bahwa kinerja dipengaruhi oleh kepemimpinan hal ini dibuktikan dengan

Peningkatan kekuatan produk dengan cara melakukan modifikasi pada bagian sirip penguat dilakukan untuk mendistribusikan tegangan yang terjadi, sebelumnya terjadi konsentrsi

Dari hasil pengujian hipotesis simultan diketahui bahwa secara simultan ketiga variabel bebas yang diuji yang terdiri dari Return On Asset (ROA), Debt to

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan acuan mengenai hubungan locus of control dengan self efficacy pada pasien penderita diabetes militus tipe 2 rawat jalan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara budaya organisasi dan human relation dengan intensi turnover pada karyawan non medis Rumah Sakit Muhammadiyah Tipe

Atribut sensoris yang digunakan pada pendugaan umur simpan food bars berbasis tepung milet putih dan koya ikan gabus – tepung kedelai meliputi atribut warna,

sendiri barang yang akan dibeli, meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa harga yang ditetapkan di ritel modern tidak bisa di tawar berbeda halnya jika membeli di pasar