18 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 8 Surakarta yang beralamat di Jl. Sumbing Raya No. 49, Mojosongo, Jebres, Kota Surakarta.
SMA Negeri 8 Surakarta merupakan dengan pertimbangan :
a. Belum ada penelitian yang meneliti tentang Pengaruh Problem Based Learning terhadap critical thinking dan problem solving Mata Pelajaran Ekonomi Peserta didik Kelas XI IPS SMA Negeri 8 Surakarta
b. SMA Negeri 8 Surakarta memiliki Nilai Ujian Nasional Ekonomi cenderung menurun dibendingkan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di Surakarta.
c. Adanya keterbukaan pihak sekolah dalam memberikan informasi yang membantu pelaksanaan penelitian.
d. Masalah belum pernah diteliti di SMA Negeri 8 Surakarta.
e. Tersedianya data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini berlangsung dari awal mula penyusunan proposal penelitianhingga selesainya penulisan laporan penelitian selama 16 bulan yaitu mulai bulan April 2019 sampai bulan Juli 2020.
B. Rancangan Penelitian
Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lain dalam kondisi terkontrol secara ketat (Sugiyono: 2015).
Desain penelitian yang digunakan adalah Randomized Pretest-Posttest Control Group Desain Satu kelompok diberikan pelakuan sementara satu kelompok dijadikan kelompok kontrol. Pada kedua kelompok diberikan pretest yang sama, kemudian diberikan perlakuan pada kelompok eksperimen dan pada commit to user
akhirnya diberikan post-test yang sama pada semua kelompok.
Hasil kedua post-test dibandingkan atau diuji bedanya, begitu juga antara pre-test dan post-test pada masing-masing kelompok.
Tabel 3. 1 Model Penelitian Randomized Pretest-Posttest Control Group
Kelompok Pre-test Perlakuan Post-test
Eksperimen O1 X O2
Kontrol O1 - O2
Rancangan penelitian terdapat dua kelompok, kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kedua kelompok tersebut diberikan pretest untuk mengetahui keadaan awal perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut diberi perlakuan dalam model pembelajaran yang berbeda. Kelompok eksperimen pertama menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning, sedangkan kelompok kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional.
Rancangan penelitian Control Group Pre-test Post-test ini dapat digambarkan pada Tabel 3.3 berikut:
Tabel 3. 2 Pola Rancangan Penelitian
Kelompok Pre-test Treatment (X) Post-test Beda
Eksperimen T1 X T2 bI (T2 - T1)
Kontrol T1 - T2 bk (T2 - T1)
Keterangan T1 = Pretest T2 = Postest
X = Kelompk eksperimen (model pembelajaran PBL) K = Kelompok kontrol
C. . Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sudjana (2005) populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anaggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Sedangkan sampel adalah sebagian yang commit to user
diambil dari populasi.
Populasi dapat dikategorikan menjadi populasi terhingga dan populasi takhingga. Populasi dalam penelitian ini dapat dikategorikan populasi terhingga sehingga dapat dilakukan menggunakan sensus tanpa menggunakan pengambilan sampel. Sensus dilakukan apabila setiap anggota yang ada dalam sebuah populasi dikenai penelitian.
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah purposive sampling yang tergolong dalam teknik non probability sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan pertimbangan atau kriteria tertentu. Total populasi pada penelitian ini diambil dua kelas secara purposive sampling dengan cara menentukan kriteria khusus sebagai syarat menjadi sampel yaitu tingkat kemampuan kognitif yang seimbang.
Penelitian ini akan menggunakan seluruh kelas XI IPS SMA Negeri 8 Surakarta. Kelas XI IPS SMA Negeri 8 Surakarta berjumlah 6 kelas. Jumlah keseluruhan peserta didik Kelas XI IPS SMA Negeri 8 Surakarta sebanyak 216 peserta didik.
Kelas XI IPS SMA Negeri 8 Surakarta yang berjumlah 6 kelas, dipilih 1 kelas sebagai kelas kontrol dan 1 kelas sebagai kelas eksperimen.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang akan diamati yaitu variabel terikat dan variabel bebas, variabel-variabel tersebut dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 3. 3 Tabel Variabel Penelitian Variabel
Penelitian
Definisi Operasional Indikator Critical
thinking(X1)
Suatu proses berpikir intelektual serta kritis
dimana seorang
mahapeserta didik mampu menilai kualitas pemikirannya,
menggunakan pemikiran yang reflektif, jernih, dan rasional
a. Memfokuskan pertanyaan b. Menganalisi argumen
c. Bertanya dan menjawab pertanyaan
d. Mempertimbangkan sumber referensi
e. Mengobservasi dan
mempertimbangkan laporan observasi
f. Menpertimbangkan jawaban commit to user
Variabel Penelitian
Definisi Operasional Indikator Problem
Solving (X2)
Proses untuk mencari
solusi melalui
kemampuan kognitif untuk mencapai tujuan tertentu.
a. Memahami masalah
b. Menyusun rencana pemecahan masalah
c. Melaksanakan rencana pemecahan masalah
d. Meneliti kembali Problem
Based Learning (Y2)
Pola acuan yang digunakan sebagai pedoman dalam proses interaksi antara peserta didik dan guru dan sumber belajar sehingga peserta didik mampu mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar
a. Pendahuluan
3. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
4. Menjelaskan kepada peserta didik mengenai model pembelajaran yang akan diterapkan.
5. Memberi motivasi kepada peserta didik dengan menceritakan kegiatan sehari-hari yang berkaitan dengan materi pokok yang akan dipelajari.
b. Kegiatan inti
1. Guru menyajikan materi.
2. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengamati gambar.
3. Guru membagi peserta didik
kedalam kelompok
berjumlah 4-5 orang secara heterogen.
4. Guru membimbing peserta didik untuk memecahkan masalah
5. Guru meminta peserta didik menuliskan informasi yang didapat dari masalah tersebut 6. Guru meminta peserta didik
untuk mendiskusikan masalah tersebut bersama kelompoknya
7. Guru meminta salah satu anggota kelompok untuk menyampaikan hasil diskusinya
8. Guru memberikan commit to user
Variabel Penelitian
Definisi Operasional Indikator
kesempatan kepada peserta didik lain untuk memberikan tanggapan
c. Penutup
1. Guru bersama peserta didik membuat kesimpulan dari hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan.
2. Menyampaikan pada peserta didik rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Observasi
Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data pelaksanaan PBL. Observasi dilakukan dengan mencatat hasil pengamatan pada lembar observasi. Pelaksanaan observasi mengacu pada pedoman observasi yang telah didesain oleh peneliti dalam bentuk lembar observasi.
2. Tes
Penelitian ini menggunakan metode tes untuk mengukur prestasi belajar peserta didik. Tes terdiri dari 20 butir soal pilihan ganda dengan skor 1 untuk jawaban yang benar dan 0 untuk jawaban yang salah. Langkah-langkah yang digunakan dalam menyusun tes adalah sebagai berikut : 1) Menyusun kisi- kisi, 2) Menyusun butir soal, 3) Memvalidasi isi butir tes, 4) Uji coba tes, dan 5) Uji validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran
Bentuk tes pilihan ganda memiliki beberapa kelebihan, antara lain: 1) Materi yang diujikan dapat mencakup sebagian besar bahan pembelajaran, 2) Jawaban peserta didik dapat dikoreksi dengan mudah dan cepat, dan 3) Jawaban setiap pertanyaan sudah pasti benar atau salah, sehingga penilaian objektif
a. Uji daya pembeda
Menurut Arikunto, (2012) Analisis daya pembeda digunakan untuk commit to user
mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan peserta didik yang pandai dan tidak pandai. Berikut adalah rumus untuk mencari daya beda dari tes :
Keterangan :
D = indeks deskriminasi satu butir soal
Ba = banyaknya peserta didik kelompok atas yang menjawab benar butir soal
Bb = banyaknya peserta didik kelompok bawah yang menjawab benar butir soal
Ja = banyaknya peserta didik kelompok atas Jb = banyaknya peserta didik kelompok bawah Klasifikasi daya pembeda adalah sebagai berikut : 0,00 – 0,20 : Buruk
0,21 – 0,40 : Cukup 0,41 – 0,70 : Baik 0,71 – 1,00 : Baik Sekali Bertanda negatif : Buruk Sekali b. Tingkat Kesukaran
Menurut Arikunto (2012) tingkat kesukaran adalah pengukuran besarnya derajat kesukaran soal. Jika sebuah tes memiliki tingkat kesukaran yang seimbang maka dapat dikatan bahwa tes tersebut baik.
Berikut adalah rumus untuk menganalisis tingkat kesukaran butir soal tes:
Keterangan :
P = indeks kesukaran
B = banyaknya peserta didik yang menjawab benar N = jumlah peserta didik
Kriteria tingkat kesukaran butir soal : 0,00 – 0,30 : sukar
0,31 – 0,70 : sedang
0,71 – 1,00 : mudah commit to user
Butir soal digunakan jika memiliki tingkat kesukaran 0,3 ≤ P ≤ 0,7.
Menentukan butir soal yang akan digunakan 3. Angket
Angket merupakan kumpulan pernyataan yang diajukan kepada responden untuk memperoleh respons. Adapun kelebihan angket menurut Arikunto (2012) adalah sebagai berikut: 1) Tidak memerlukan hadirnya peneliti, 2) Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden, 3) Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatan dan waktu senggang responden 4) Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas untuk jujur dan tidak malu-malu menjawab, dan 5) Dapat dibuat terstandar sehingga semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama.
Selain memiliki kelebihan, Arikunto (2012) juga mengemukakan kelemahan angket adalah sebagai berikut: 1) Responden tidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yang terlewati tidak dijawab, 2) Sukar dicari validitasnya, 3) Terkadang responden dengan sengaja memberikan jawaban yang tidak jujur, 4) Seringkali kuesioner tidak kembali kepada peneliti, dan 5) Waktu pengembaliannya tidak bersama-sama, ada yang terlambat.
Penelitian ini menggunakan skala Likert sebagai pedoman dalam menjawab pertanyaan. Sugiyono (2015) Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Penggunaan skala Likert dalam penelitian ini menggunakan model empat pilihan atau skala empat. Skala disusun dalam bentuk suatu pernyataan dan diikuti oleh pilihan respon yang menunjukkan tingkatan (Widoyoko: 2016)
Pernyataan atau jawaban dalam skala Likert harus memiliki sikap sangat positif sampai sangat negatif seperti sebagai berikut :
a. Skor untuk item positif
Skor 4 untuk alternatif jawaban sangat setuju Skor 3 untuk alternatif jawaban setuju Skor 2 untuk alternatif jawaban tidak setuju commit to user
Skor 1 untuk alternatif jawaban sangat tidak setuju b. Skor untuk item negatif
Skor 1 untuk alternatif jawaban sangat setuju Skor 2 untuk alternatif jawaban setuju Skor 3 untuk alternatif jawaban tidak setuju Skor 4 untuk alternatif jawaban sangat tidak setuju
F. Analisis Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes untuk memperoleh data tentang hasil belajar kognitif komunikasi bisnis. Instrumen yang akan dibuat terlebih dahulu dibuat kisi-kisi yang selanjutnya dituangkan dalam bentuk tes. Instrumen tes yang akan digunakan untuk mengambil data harus diujicobakan dan dianalisis terlebih dahulu. Analisis perangkat tes dilakukan agar tes yang digunakan menghasilkan data akurat. Tes dikatakan baik sebagai alat ukur jika memenuhi persyaratan hasil belajar yaitu dengan menguji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda.
1. Validitas
Validitas adalah sejauh mana ketetapan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila tes tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat sesuai dengan maksud dikenakannya tes tersebut. Tipe validitas tebagi menjadi validitas isi, validitas konstruk, dan validitas berdasar kriteria.
Langkah-langkah untuk memenuhi uji validitas isi, sebagai berikut:
a. Menentukan kompetensi dasar dan indikator yang diukur sesuai dengan materi yang diajarkan berdasarkan kurikulum yang berlaku;
b. Menyusun kisi-kisi soal berdasarkan kompetensi dasar dan indikator;
c. Melakukan validitas isi oleh validator yang dianggap mampu.
Setelah instrumen tes hasil belajar kognitif divalidasi, kemudian dilakukan perbaikan berdasarkan saran yang diberikan validator sehingga soal tes hasil belajar kognitif siap untuk diujicobakan. Setelah instrumen tes hasil belajar kognititf diujicobakan dan data ujicoba tes hasil belajar commit to user
kognitif diperoleh, selanjutnya instrumen tes diuji reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukarannya.
2. Reliabilitas
Estimasi reliabilitas soal tes hasil belajar kognitif dapat dilakukan melalui salah satu pendekatan umum yaitu metode satu kali tes, metode tes ulang, dan metode bentuk sejajar. Pendekatan penelitian ini akan menggunakan metode satu kali tes. Adapun rumus yang digunakan adalah oleh Kuder-Richardson (rumus KR-20), karena instrumen yang digunakan adalah instrumen dichotomous (setiap butir hanya ada dua kategori skor yaitu benar atau salah).
Adapun rumus KR-20 adalah:
r11 = Keterangan:
rii = koefisian reliabilitas instrumen n = banyaknya butri instrumen st = variansi untuk skor total
pi = proporsi banyaknya subjek yang benar pada butir ke-I qi = proporsi banyaknya subjek yang salah pada butir ke-I
Soal dikatakan reliabel untuk melakukan pengukuran jika r11 ≥ 0,7.
3. Tingkat kesukaran
Tingkat kesukaran adalah angka yang menunjukkan indikator mudah sukarnya soal bagi sekelompok peserta didik. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Pada penelitian ini, butir soal dianggap mempunyai tingkat kesukaran yang memadai jika 0,3 ≤ p ≤ 0,7. Azwar (2013) mengungkapkan rumus untuk menghitung tingkat kesukaran sebagai berikut:
pi = Keterangan:
pi = tingkat kesukaran butir ke-i
ni = banyaknya peserta didik yang menjawab butir ke-i dengan benar N = banyaknya peserta didik commit to user
4. Daya Pembeda Soal
Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan peserta didik yang berkemampuan tinggi dengan peserta didik yang berkemampuan rendah. Suatu butir soal dikatakan baik apabila peserta didik yang berkemampuan tinggi (kelompok atas) mempunyai peluang yang lebih besar untuk menjawab benar daripada peserta didik yang memiliki kemampuan rendah (kelompok bawah).
Menurut Arikunto (2012) membedakan bahwa kelompok atas dan kelompok bawah dengan cara sebagai berikut:
a. Untuk kelompok kecil (N ≤ 100)
Skor dari seluruh peserta didik dideretkan mulai dari skor teratas sampai terbawah kemudian dibagi dua sama besar, 50% kelompok atas dan 50% kelompok bawah.
b. Untuk kelompok besar (N ≥ 100)
Memperhatikan biaya dan waktu untuk menganalisis, maka untuk kelompok besar biasanya hanya diambil kedua kutubnya saja, yaitu 27% skor teratas sebagai kelompok atas dan 27% skor terbawah sebagai kelompok bawah.
Pada penelitian ini akan menggunakan cara kedua untuk membedakan kelompok atas dan kelompok bawah karena populasi yang diteliti sebanyak 108 peserta didik. Dilihat dari bedanya, butir soal dapat dikatakan baik jika d ≥ 0,30 Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
d = - Keterangan:
na = banyak peserta didik yang menjawab benar pada kelompok atas Na = banyak peserta didik kelompok atas
nb = banyak peserta didik yang menjawab benar pada kelompok bawah
Nb = banyak peserta didik kelompok bawah commit to user
G. Analisi Data
Analis data kuantitatif ini dianalisis oleh peneliti dengan menggunakan statistik. Rumus yang digunakan adalah rumus t-test atau uji t dan uji paired sample t-test. Karena yang digunakan rumus t, rumus t banyak ragamnya dan pemakaiannya di sesuaikan dengan karakteristik data yang akan dibedakan.
Sebelum dilakukan analisis variansi, dilakukan uji prasyarat analisis variansi, sebagai berikut:
1. Uji Prasyarat Analisis
Untuk memenuhi asumsi dalam teknik Anava atau sebelum dilanjutkan ke uji hipotesis, maka dilakukan uji normalitas data, dan uji homogenitas varians. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode uji Kolmogorov-Smirnov. Adapun prosedur pengujian normalitas tersebut adalah sebagai berikut:
1) Pengamatan X1, X2, ..., Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ..., Zn
dengan rumus : Zi = dengan 𝛸 dan S berturut-turut merupakan rata-rata dan simpangan baku.
Keterangan:
Zi = Variabel random Xi = Nilai peserta didik 𝛸 =Rata-rata
S = Simpangan baku sampel
2) Data dari sample kemudian diurutkan dari skor terendah sampai skor tertinggi.
3) Untuk tiap bilangan baku, dengan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F(Zi) = P (Z ≤ Zi).
4) Menghitung perbandingan antara nomor subyek dengan subyek n yaitu:
S(Zi) =
commit to user
Keterangan:
f1 : Cacah Z dimana Z ≤ Zi
n ; Cacah zemua observasi n 5) Statistik uji
Lobs = Max │F (Zi) – S(Zi)│
6) Daerah kritik
DK = {L│Lobs ≥ La,n} 7) Keputusan uji
Jika Lobs < Ltabel maka hipotesis H0 diterima. Sample berasal dari populasi yang distribusi normal.
b. Uji Homogenitas Varians
Uji homogenitas data dilakukan dengan uji Bartlett. Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut:
1) Hipotesis
HO : σ12 = σ22 = ... = σk2 (variansi populasi homogen)
H1 : paling sedikit ada satu varian yang berbeda (variansi populasi tidak homogen)
2) Statistik Uji
X2 = (f log RKG – Σfj log Sj2) Keterangan:
F : Derajat kebebasan untuk RKG = N-k N : banyak seluruh nilai (ukuran)
K : Cacah sampel
nj : banyaknya nilai (ukuran) sampel ke-j = ukuran sampel ke-j fj = nj -1 = derajat kebebasan untuk sj2; j = 1,2, ..., k
f = N-k = = Derajat kebebasan untuk RKG
c = 1 + ;
RKG : rata-rata kuadrat galat = SSj = Σ Xj2 – = (nj -1) sj2
3) Daerah kritis DK = {X2| X2> X2α;k-1} 4) Keputusan Uji
Jika X2 hitung < X2aj;k-1, maka kedua populasi homogen.
2. Uji Hipotesis
commit to user
Terdapat beberapa langkah untuk mengolah data agar hipotesis sampai kepada suatu kesimpulan diterima dan ditolak. Pengujian hipotesis menggunakan analisis statistik dengan paired sample T-test yang dilakukan dengan IBM SPSS 23 for Windows. Paired sample T-test digunakan untuk menguji hipotesis berupa menilai adakah perbedaan rata-rata antar kelompok dengan taraf signifikansi 5%..
H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan, sebagai berikut:
Tabel 3. 4 Prosedur Penelitian Eksperimen Prosedur Langkah –
langkah Prosedur Penelitian
Perencanaan
Persiapan
Penyusunan Proposal
Pembuatan Perangkat Pembelajaran
Penyusunan Instrumen dan
Validasinya
Tahap persiapan digunakan untuk menyiapkan tempat penelitian dan perizinan prapenelitian di SMA Negeri 8
Surakarta
Tahap penyusunan proposal dilakukan penyusunan uraian pendahuluan, kajian
pustaka, dan metode penelitian sebagai pengajuan untuk melakukan penelitian Tahap pembuatan perangkat pembelajaran,
mempersiapkan perangkat pembelajaran berupa silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), materi, media, dan
Lembar Kerjas Peserta didik (LKS).
Tahap ini meliputi penyusunan instrumen dalam bentuk soal pilihan ganda, serta
validasi dan reliabilitas instrumen.
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Pelaksanaan
Penerapan
perlakuan Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran langsung
Pembelajaran dengan menggunakan model problem based learning
commit to user
Prosedur Langkah –
langkah Prosedur Penelitian Post-test
Setelah masing-masing kelas menerima perlakuan, kemudian diberikan tes dalam
bentuk soal pilihan ganda
Analisis
Organisasi data
Analisis data
Kesimpulan dan Pelaporan
Tahap analisis dilakukan setelah mendapat data hasil penelitian, yaitu tes hasil belajar
kognitif peserta didik kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Analisis data dilakukan menggunakan uji t- test dilakukan dengan cara komputasi
menggunakan program SPSS.
commit to user