BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Data penelitian yang diperoleh pada penelitian ini berasal dari beberapa parameter pertumbuhan anakan meranti merah yang diukur selama 3 bulan.
Parameter yang diukur meliputi tinggi, diameter, jumlah daun, nisbah pucuk akar (NPA), bobot kering total (BKT), intensitas cahaya, suhu dan kelembaban relatif.
intensitas cahaya, suhu dan kelembaban relatif pada berbagai naungan disajikan pada Tabel 1 dan Gambar 2, 3,4.
Tabel 1 Rata-rata intensitas cahaya, suhu dan kelembaban relatif selama penelitian
Parameter Tingkat Naungan
0% 20% 40% 60%
Intesitas Cahaya (Lux 10
2) 246,55 187,19 146,47 119,34
Suhu (°C) 31,29 30,98 30,39 29,91
Kelembaban Relatif (%) 66,33 71,75 76,88 82,73
Gambar 1 Rataan intensitas cahaya per dasarian pada berbagai tingkat
naungan
Gambar 2 Rataan suhu udara per dasarian pada berbagai tingkat naungan
Gambar 3 Rataan kelembaban relatif per dasarian pada berbagai tingkat naungan
Pada Tabel 1 dapat dilihat intensitas cahaya, suhu dan kelembaban pada
berbagai tingkat naungan berbeda. Intensitas cahaya pada naungan 0% (intensitas
cahaya 100%) memiliki persentase penerimaan cahaya yang masuk ke dalam
naungan paling tinggi yaitu sebesar 246,55 lux (35,24%), sedangkan tingkat
naungan 20% sebesar 187,19 lux (26,76%), 40% sebesar 146,47 lux (20,94%)
dan 60% sebesar 119,34 lux (17,06%). Sedangkan nilai rataan suhu tertinggi pada
tingkat naungan 0% yaitu 31,29°C, sementara pada tingkat naungan 20% sebesar
30,98°C, naungan 40% sebesar 30,39°C dan naungan 60% mempunyai rataan
suhu sebesar 29,91°C. Nilai rataan kelembaban berbanding terbalik dengan nilai
rataan intensitas cahaya dan suhu, dimana nilai rataan tertinggi kelembaban pada tingkat naungan 60% sebesar 82,73%, sedangkan naungan 40% sebesar 76,88%, 20% dan 0% masing-masing sebesar 71,75% dan 66,33%.
Intensitas cahaya, suhu dan kelembaban mempunyai nilai rataan per dasarian yang berfluktuatif. Nilai rataan intensitas cahaya tertinggi pada dasarian ke-5, ke-6 dan dasarian ke-3 ke-7, ke-8, ke-9 mempunyai nilai rataan per dasarian terendah (Gambar 1). Sedangkan nilai rataan suhu tertinggi pada dasarian ke-1, ke-5 dan ke-6, Sementara untuk dasarian ke-2, ke-3, ke-8 dan ke-9 adalah rataan dasarian suhu terendah (Gambar 2). Nilai rataan kelembaban relatif pada dasarian ke-7, ke-8 dan ke-9 dalah tertinggi, sedangkan terendah pada dasarian ke-1 dan ke-4 (Gambar 3).
4.1.1 Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap Pertumbuhan Anakan Meranti Merah
Pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan pada masing-masing jenis diukur dengan parameter tinggi, diameter, jumlah daun, bobot kering total (BKT) dan nisbah pucuk akar (NPA). Berdasarkan analisis ragam (Tabel 2).
Parameter yang diukur pada masing-masing jenis memberikan respon terhadap naungan dan interaksi yang berbeda-beda, pada pengamatan ke-1 sampai 9 pengaruh naungan dan jenis memberikan pengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman kecuali pada pengamatan ke-6 interaksi antara naungan dengan jenis tanaman tidak berpengaruh nyata. Parameter diameter batang terhadap pengaruh naungan memberikan pengaruh nyata kecuali pada pengamatan ke-1 dan 6 yang memberikan pengaruh tidak nyata pada parameter diameter batang sedangkan interaksi berpengaruh nyata kecuali pada pengamatan ke-1, 5 dan 7 yang berpengaruh tidak nyata.
Pada hasil analisis ragam (Tabel 2) parameter jumlah daun, bobot kering
total (BKT) dan nisbah pucuk akar (NPA) tidak berbeda dengan hasil parameter
tinggi dan diameter. Naungan memberikan pengaruh nyata terhadap Parameter
jumlah daun kecuali pada pengamatan ke 1, 2, 6 dan 8 sedangkan untuk interaksi
2 faktor pada pengamatan ke 2, 3, 4, 6 dan 7 adalah pengamatan yang
berpengaruh tidak nyata terhadap parameter jumlah daun. Bobot kering total
(BKT) dan nisbah pucuk akar (NPA) dilakukan pada akhir pengamatan,
berdasarkan analisis ragam naungan memberikan pengaruh nyata terhadap bobot kering total (BKT) dan nisbah pucuk akar (NPA).
Tabel 2 Rekapitulasi analisis ragam pengaruh jenis dan tingkat naungan terhadap parameter pertumbuhan
Parameter Naungan Jenis Interaksi
T 1 0,0001** 0,0001** 0,0152*
T 2 0,0001** 0,0001** 0,0236*
T 3 0,0001** 0,0001** 0,0170*
T 4 0,0001** 0,0427* 0,0335*
T 5 0,0001** 0,0001** 0,0217*
T 6 0,0451* 0,0001** 0,1814tn
T 7 0,0001** 0,0001** 0,0473*
T 8 0,0442* 0,0001** 0,0361*
T 9 0,0249* 0,0001** 0,0293*
TT 0,0001** 0,0001** 0,0431*
D 1 0,2204tn 0,0001** 0,3182tn
D 2 0,0001** 0,0256* 0,0114*
D 3 0,0001** 0,0001** 0,0266*
D 4 0,0001** 0,0001** 0,0130*
D 5 0,0001** 0,0001** 0,2197tn
D 6 0,6953tn 0,0001** 0,0358*
D 7 0,0410* 0,0001** 0,5246tn
D 8 0,0213* 0,0001** 0,0377*
D 9 0,0001** 0,0001** 0,0150*
DT 0,0001** 0,0001** 0,0221*
J 1 0,0544tn 0,0001** 0,0171*
J 2 0,7261tn 0,0001** 0,9034tn
J 3 0,0441* 0,0001** 0,1571tn
J 4 0,0125* 0,0001** 0,2207tn
J 5 0,0214* 0,0001** 0,0247*
J 6 0,3353tn 0,0001** 0,4210tn
J 7 0,0266* 0,6792tn 0,7511tn
J 8 0,1491tn 0,0001** 0,0220*
J 9 0,0001** 0,0001** 0,0380*
JT 0,0001** 0,0001** 0,0361*
BKT 0,0001** 0,0001** 0,0001**
NPA 0,0001** 0,0016* 0,4328tn
Keterangan : T = Tinggi;D = Diameter;J = Jumlah daun;1-9 = Pengamatan ke-n;BKT = Bobot Kering Total;NPA = Nisbah Pucuk Akar;* = Berbeda nyata pada selang kepercayaan 95%;** = Berbeda sangat nyata pada selang kepercayaan 99%;tn = tidak nyata
4.1.2 Pengaruh intensitas cahaya terhadap tinggi tanaman
Berdasarkan hasil uji lanjut Duncan dilakukan pada pertambahan nilai total dari rata-rata empat ulangan pada masing-masing perlakuan (Tabel 3) Faktor naungan memberikan pengaruh nyata pada selang kepercayaan 95% terhadap pertambuhan tinggi tanaman pada ke-4 jenis tanaman meranti merah yaitu S.
leprosula, S. mecistopteryx, S. ovalis dan S. selanica sedangkan pada masing- masing naungan memberikan pengaruh yang berbeda antara jenis S. leprosula, S.
mecistopteryx, S. ovalis dan S. selanica.
Tabel 3 Nilai rata-rata pertambahan tinggi tanaman (cm)
Jenis Naungan
0% 20% 40% 60%
S. leprosula
1,40
ef2,04
b2,34
a2,39
aS. mecistopteryx
1,01
g1,18
fg1,69
bcd1,84
bcdS. ovalis
1,38
ef1,81
bcd1,91
bc2,26
aS. selanica
1,60
de1,88
bcd2,46
a2,55
aKeterangan : Huruf yang tidak sama menyatakan berbeda nyata pada taraf uji 95% (Uji Duncan)
Pertambahan tinggi tiap jenis tanaman pada tingkat naungan memiliki pertambahan yang berbeda, terlihat pada Tabel 3 bahwa rata-rata pertambahan tinggi tanaman berbeda pada tingkat naungan. Pertambahan rata-rata tinggi tanaman terbesar adalah pada S. selanica kemudian S. leprosula, S. ovalis dan S.
mecistoteryx.
Tingkat naungan yang berbeda memperlihatkan pengaruh yang berbeda pada pertambahan tinggi setiap perlakuan naungan. Pertambahan tinggi S.
selanica terbesar pada naungan 60% (2,55 cm) namun tidak berbeda nyata
terhadap naungan 40% (2,46 cm) dan naungan 0% (1,60 cm) terhadap naungan
20% (1,88 cm) berbeda nyata. S. ovalis pada naungan 60% (2,26 cm) terhadap
naungan 0% (1,38 cm) berbeda nyata, sedangkan pada nanugan 40% (1,91 cm)
berbeda nyata dari naungan 20% (1,81 cm). Pada S. leprosula pertambahan tinggi
60% (2,39 cm) dan 20% (2,04 cm) tidak berbeda nyata. Sedangkan pada naungan
40% (2,34 cm) dan 0% (1,40 cm) berbeda nyata, sementara S. mecistoteryx pada
naungan 60% (1,84 cm) dan naungan 40% (1,69 cm) tidak berbeda nyata dan pada
naungan 20% (1,18 cm) dan 0% (1,01 cm) berbeda nyata.
4.1.3 Pengaruh intensitas cahaya terhadap diameter batang
Parameter diameter batang yang diukur memiliki hasil pengaruh berbeda terhadap masing-masing perlakuan naungan. Berdasarkan hasil uji lanjut Duncan diameter batang (Tabel 4) yang dilakukan pada pertambahan nilai total dari rata- rata empat ulangan pada masing-masing perlakuan, faktor naungan memberikan pengaruh nyata pada selang kepercayaan 95% terhadap pertambahan diameter ke- 4 jenis tanaman meranti merah yaitu S. leprosula, S. mecistopteryx, S. ovalis dan S. selanica sedangkan pada masing-masing naungan memberikan pengaruh yang
berbeda antara jenis S. leprosula, S. mecistopteryx, S. ovalis dan S. selanica Tabel 4 Nilai rata-rata pertambahan diameter batang (mm)
Jenis Naungan
0% 20% 40% 60%
S. leprosula
0,64
f0,88
def0,93
def1,22
bcS. mecistopteryx
0,65
ef0,87
def1,49
b1,53
bS. ovalis
0,88
def1,14
cd1,48
b1,87
aS. selanica
0,94
cde1,16
dc1,18
bcd1,47
bKeterangan : Huruf yang tidak sama menyatakan berbeda nyata pada taraf uji 95% (Uji Duncan)
Pengukuran parameter diameter batang diukur dengan pertambahan diameter batang tiap jenis tanaman memiliki hasil berbeda pada tingkat naungan.
Hasil pengukuran yang kemudian dilakukan uji lanjut Duncan dapat dilihat pada Tabel 4 bahwa rata-rata pertambahan diameter batang berbeda pada berbagai tingkat naungan. Pertambahan rata-rata diameter batang terbesar adalah pada S.
ovalis kemudian S. mecistoteryx, S. selanica dan S. leprosula.
Hasil uji lanjut Duncan diameter batang tidak berbeda dengan hasil uji lanjut pada parameter sebelumnya bahwa tiap naungan memberikan pengaruh berbeda terhadap pertambahan diameter batang, pertambahan diameter batang S.
ovalis adalah yang terbesar dari ketiga jenis lainnya. Rata-rata pertambahan diameter terbesar S. ovalis pada naungan 60% (1,87 mm) yang berbeda nyata terhadap ketiga naungan yaitu pada naungan 40% (1,48 mm), 0% (0,88 mm) dan 20% (1,14 mm). Pertambahan diameter batang terbesar kedua yaitu pada S.
mecistopteryx pada naungan 60% (1,53 mm) dan naungan 40% (1,49 mm) tidak
berbeda nyata, sedangkan pada naungan 20% (0,87 mm) berbeda nyata dari
naungan 0% (0,65 mm). Kemudian pertambahan diameter batang pada S. selanica
pada naungan 60 % (1,47 mm) berbeda nyata dari naungan 20% (1,16 mm),
naungan 40% (1,18 mm) dan 0% (0,94 mm). Pertambahan rata-rata total pertambahan diameter batang terendah pada S. leprosula pertambahan tinggi 60%
(1,22 mm) berbeda nyata terhadap naungan 40% (0,93 mm), sementara antara naungan 20% (0,88 mm) dan 0% (0,64 mm) berbeda nyata.
4.1.4 Pengaruh intensitas cahaya terhadap jumlah daun
Pengaruh naungan terhadap rata-rata total pertambahan jumlah daun berbeda antara setiap jenis tanaman (Tabel 5). Pertambahan jumlah daun tertinggi pada S. selanica pada naungan 60% (4,23 helai) berbeda nyata dari naungan 40%
(3,50 helai), 20% ( 3,39 helai) dan pada naungan 0% (0,40 helai). Pertambahan jumlah daun pada S.ovalis yaitu pada naungan 60% (2,84 helai), naungan 40%
(2,59 helai) tidak berbeda nyata dengan naungan 20% (2,32 helai), sedangkan naungan 0% (1,60 helai) berbeda nyata dari ketiga hasil perlakuan naungan lainnya.
Pengaruh berbeda juga pada S. leprosula dimana hasil uji lanjut Duncan memberikan hasil tidak berbeda nyata terhadap pertambahan jumlah daun tiap naungan. Akan tetapi pada naungan 60% (1,76 helai) memiliki pertambahan jumlah daun lebih tinggi dari naungan 40% (1,71 helai), 20% (1,70 helai) dan 20% (1,68 helai). Pada S. mecistopteryx sedikit mengalami pertambahan jumlah daun. Pada naungan 60% (0,76 helai), 40% (-0,73 helai) dan 20% (-1,35 helai) tidak berbeda nyata tetapi pada naungan 0% (-4,15 helai) berbeda nyata.
Tabel 5 Nilai rata-rata jumlah daun (helai)
Jenis Naungan
0% 20% 40% 60%
S. leprosula
1,68
bc1,70
bc1,71
bc1,76
bcS. mecistopteryx
-4,15
e-1,35
d-0,73
d0,76
cdS. ovalis
1,60
cd2,32
abc2,59
abc2,84
abcS. selanica
0,40
cd3,39
ab3,50
ab4,23
aKeterangan : Huruf yang tidak sama menyatakan berbeda nyata pada taraf uji 95% (Uji Duncan)
4.1.5 Pengaruh intensitas cahaya terhadap bobot kering total (BKT)
Berdasarkan analisis ragam perlakuan naungan pada bobot kering total
memberikan pengaruh nyata tetapi pada masing-masing perlakuan naungan
memiliki bobot kering total berbeda (Tabel 6). Bobot kering total terbesar pada
jenis tanaman S. selanica di naungan 60% (8,76 gram) berbeda nyata terhadap
hasil perlakuan naungan 40%, naungan 20% dan naungan 0%, rata-rata masing- masing sebesar 6,59 gram, 4,09 gram, dan 2,05 gram. Kemudian pada rata-rata bobot kering total jenis tanaman lainnya adalah pada S. ovalis memiliki bobot kering total tertinggi setelah S. selanica yaitu pada perlakuan naungan 60% (4,65 gram) berbeda nyata dari perlakuan naungan 40%, 20% dan 0% rata-rata bobot kering total masing-masing sebesar 3,32 gram, kemudian 2,71 gram dan 1,04 gram. Sedangkan bobot kering total S. leprosula pada masing-masing perlakuan naungan sebesar 3,56 gram pada naungan 60% sedangkan 3,54 gram dari hasil rata-rata perlakuan naungan 40% yang tidak berbeda nyata antara keduanya, sementara 2,82 gram pada perlakuan naungan 20% dan 2,70 gram pada perlakuan naungan 0%. Bobot kering total rata-rata terendah pada jenis tanaman S.
mecistopteryx bobot kering total pada masing-masing perlakuan naungan yaitu 4,05 gram pada perlakuan naungan 60% berbeda nyata dari 2,38 gram perlakuan naungan 40% sedangkan 2,21 gram dan 0,81 gram pada perlakuan naungan 20%
dan 0%.
Tabel 6 Nilai Bobot kering total (gram)
Jenis Naungan
0% 20% 40% 60%
S. leprosula
2,70
efgh2,82
efgh3,54
def3,56
deS. mecistopteryx
0,81
i2,21
gh2,38
fgh4,05
dcS. ovalis
1,04
i2,71
efgh3,32
defg4,65
cS. selanica
2,05
h4,09
dc6,59
b8,76
aKeterangan : Huruf yang tidak sama menyatakan berbeda nyata pada taraf uji 95% (Uji Duncan)
4.1.6 Pengaruh intensitas cahaya terhadap nisbah pucuk akar (NPA)
Berdasarkan analisis ragam pada Tabel 2 menyatakan bahwa nisbah pucuk
akar (NPA) berpengaruh nyata pada tingkat naungan terlihat bahwa rata-rata nilai
nisbah pucuk akar sedikit berbeda setiap perlakuan naungan berdasarkan uji lanjut
Duncan (Tabel 7). S. selanica memiliki rata-rata nisbah pucuk akar tertinggi pada
taraf naungan 60% yaitu 2,10 yang tidak berbeda nyata dari perlakuan naungan
40% sebesar 1,98, namun berbeda nyata pada perlakuan naungan 20% sebesar
1,23 dan 0% sebesar 0,97 sedangkan pada S. mecistopteryx antara perlakuan
naungan 60% (1,92) dan naungan 40% (1,12) berbeda nyata. Sementara perlakuan
naungan 20% (1,02) dan naungan 0% (0,65) tidak berbeda nyata. Sementara S.
ovalis memiliki NPA tertinggi pada taraf naungan 60% sebesar 1,59 yang berbeda nyata pada perlakuan naungan 40% yaitu sebesar 1,10 dan rata-rata taraf naungan 20% (1,09) tidak berbeda nyata dari naungan 0% (0,71). Pada S.
leprosula memiliki rata-rata nilai NPA sedikit lebih kecil dari pada jenis yang lain, pada perlakuan naungan 60% memiliki NPA 1,02 tidak berbeda nyata dari nilai NPA naungan 40% yaitu sebesar 0,92, naungan 20% sebesar 0,76 dan dari naungan 0% yaitu 0,69.
Tabel 7 Nisbah pucuk akar
Jenis Naungan
0% 20% 40% 60%
S. leprosula
0,69
d0,76
d0,92
d1,02
dS. mecistopteryx
0,65
d1,02
d1,12
dc1,92
abcS. ovalis
0,71
d1,09
cd1,10
cd1,59
aS. selanica
0,97
d1,23
bcd1,98
ab2,10
aKeterangan : Huruf yang tidak sama menyatakan berbeda nyata pada taraf uji 95% (Uji Duncan)