1
PENAKSIR RANTAI RASIO DAN RANTAI PRODUK YANG EFISIEN UNTUK MENAKSIR RATA-RATA POPULASI PADA SAMPLING ACAK
SEDERHANA
V. M. Vidya1*, Bustami2, R. Efendi2
1Mahasiswa Program S1 Matematika
2Dosen Jurusan Matematika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya Pekanbaru, 28293, Indonesia
*[email protected] ABSTRACT
Three types of estimator are discussed for estimating the population mean in simple random sampling which is a review of Solanki, et al [4]. The estimators discussed are the chain ratio estimator and the chain product estimator proposed by Kadilar and Cingi [2] and the estimator proposed by Solanki, et al [4]. The third estimator disscussed is a biased estimator. From the three estimators, we choose the most efficient one based on mean square error and its relative efficiency. As an illustration of the discussion, we give an example of the relevant data of fish weight with the help of gonad weight of the fish.
Keywords: simple random sampling, chain ratio and chain product estimator, bias, mean square error
ABSTRAK
Tiga tipe penaksir dibahas untuk menaksir rata-rata populasi pada sampling acak sederhana yang merupakan review dari Solanki, dkk [4]. Penaksir yang dibahas adalah penaksir rantai rasio dan penaksir rantai produk yang diajukan oleh Kadilar dan Cingi [2] serta penaksir yang diajukan oleh Solanki, dkk [4]. Ketiga penaksir yang dibahas ini merupakan penaksir bias. Dari ketiga penaksir ini, dipilih yang lebih efesien berdasarkan mean square error dan relatif efisiensinya. Sebagai ilustrasi dari hasil pembahasan, diberikan contoh data yang relevan yaitu mengenai berat ikan dengan bantuan berat gonad dari ikan.
Kata kunci: sampling acak sederhana, penaksir rantai rasio dan rantai produk, bias, mean square error
1. PENDAHULUAN
Metode rasio dan produk digunakan untuk meningkatkan ketelitian penaksir dengan mengambil manfaat hubungan antara Y dan X. Misalkan yang menjadi perhatian adalah populasi Y. Untuk inferensi terhadap Y, dibantu informasi yang sudah ada terkandung
2
dalam variabel bantu X. Dengan adanya dua populasi yang berkorelasi positif, maka diperlukan penaksir rasio yang dinotasikan dengan 𝑦̅𝑅. Dalam hal ini, untuk populasi yang berkorelasi negatif diperlukan penaksir produk yang dinotasikan dengan 𝑦̅𝑃.
Pada sampling acak sederhana, penaksir rasio sederhana dan penaksir produk sederhana untuk rata-rata populasi Y dengan bentuk
𝑦̅𝑅 =𝑦̅
𝑥̅𝑋̅, (1) 𝑦̅𝑃 =𝑥̅
𝑦̅𝑋̅, (2) dimana rata-rata populasi X harus diketahui.
Berdasarkan gagasan Kadilar dan Cingi [2], suatu penaksir yang digunakan lebih dari sekali disebut penaksir rantai. Penaksir rantai rasio diperoleh ketika 𝑦̅ pada persamaan (1) disubstitusi dengan 𝑦̅𝑅, dengan bentuk sebagai
𝑌̅̂𝐶𝑅 = 𝑦̅ (𝑋̅
𝑥̅)
2
, (3) dan ketika 𝑦̅ pada persamaan (2) disubstitusi dengan 𝑦̅𝑃, diperoleh penaksir rantai produk dengan bentuk sebagai
𝑌̅̂𝐶𝑃 = 𝑦̅ (𝑥̅
𝑋̅)
2
. (4) Bentuk umum penaksir yang diajukan oleh Solanki, dkk [4] untuk menaksir rata- rata populasi dengan bentuk sebagai
𝑌̅̂(𝛼,𝛿)= 𝑦̅ [2 − (𝑥̅
𝑋̅)
𝛼
𝑒𝑥𝑝 {𝛿(𝑥̅ − 𝑋̅)
(𝑥̅ + 𝑋̅)}], (5) dimana (𝛼, 𝛿) merupakan konstanta. Dalam bentuk khusus dengan memisalkan (𝛼, 𝛿) = (1,1) diperoleh
𝑌̅̂(1,1) = 𝑦̅ [2 − (𝑥̅
𝑋̅) 𝑒𝑥𝑝 {(𝑥̅ − 𝑋̅)
(𝑥̅ + 𝑋̅)}]. (6) Dalam artikel ini dibahas penaksir pada persamaan (3), (4) dan (6) yang merupakan penaksir yang dibahas dalam artikel Solanki, dkk [4]. Penulis mendetilkan bias dan mean square error dari masing-masing penaksir. Kemudian, dari ketiga penaksir tersebut dipilih penaksir yang efisien berdasarkan mean square error dan relatif efisiensinya.
2. SAMPLING ACAK SEDERHANA
Sampling acak sederhana adalah suatu cara pengambilan sampel berukuran 𝑛 unit dari populasi berukuran 𝑁 unit, dimana setiap anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil menjadi anggota sampel. Pada sampling acak sederhana tanpa
3
pengembalian, probabilitas terpilihnya anggota 𝑛 dari 𝑁 unit populasi sebagai anggota sampel pada pengambilan pertama adalah 𝑛/𝑁, probabilitas pada pengambilan kedua adalah (𝑛 − 1)/(𝑁 − 1) dan seterusnya sampai pengambilan ke-𝑛. Maka probabilitas seluruh 𝑛 unit-unit tertentu yang terpilih dalam 𝑛 pengambilan adalah (𝐶𝑛𝑁)−1.
Untuk pembahasan penaksir pada sampling acak sederhana diberikan teorema mengenai variansi dan kovariansi.
Teorema 2.1 [1: h. 27] Variansi dari rata-rata sampel 𝑦̅ pada sampling acak sederhana adalah
𝑉(𝑦̅) = 𝐸(𝑦̅ − 𝑌̅)2 =𝑆𝑦2 𝑛
𝑁 − 𝑛 𝑁 =𝑆𝑦2
𝑛 (1 − 𝑓),
dengan 𝑓 = 𝑛/𝑁 adalah fraksi penarikan sampel dan ( ) ( 1)
1
2
2
N Y y S
N
i i
y adalah
variansi 𝑦𝑖 dalam sebuah populasi.
Bukti dari teorema ini dapat dilihat pada [1].
Teorema 2.2 [1: h. 29] Jika 𝑦𝑖, 𝑥𝑖 adalah sebuah pasangan yang bervariansi ditetapkan pada unit dalam populasi. 𝑦̅ dan 𝑥̅ adalah rata-rata dari sampel acak sederhana berukuran n, maka kovariansinya
𝐶𝑜𝑣(𝑦̅, 𝑥̅) =1 − 𝑓 𝑛
1
𝑁 − 1∑(𝑦𝑖− 𝑌̅)(𝑥𝑖− 𝑋̅) =1 − 𝑓 𝑛 𝜌𝑆𝑦𝑆𝑥
𝑁
𝑖=1
.
Bukti dari teorema ini dapat dilihat pada [1].
3. BIAS DARI PENAKSIR YANG DIBAHAS UNTUK RATA-RATA POPULASI
Untuk tujuan memeriksa penaksir bersifat bias, dapat memisalkan rata-rata sampel sebagai
𝑦̅ = 𝑌̅(1 + 𝑒0) dan 𝑥̅ = 𝑋̅(1 + 𝑒1), (7) dengan 𝑒0 adalah fungsi dari 𝑦̅ dan 𝑌̅ dan 𝑒1 fungsi dari 𝑥̅ dan 𝑋̅ yang dirumuskan sebagai
𝑒0 = (𝑦̅ − 𝑌̅)/𝑌̅ dan 𝑒1 = (𝑥̅ − 𝑋̅)/𝑋̅.
4 Fungsi 𝑒0 dan 𝑒1 mempunyai sifat khusus yaitu
𝐸(𝑒0) = 𝐸(𝑒1) = 0, (8) dengan menggunakan Teorema 2.1 dan Teorema 2.2 didapat
𝐸(𝑒02) = 𝐸(𝑦̅ − 𝑌̅)2
𝑌̅2 =(1 − 𝑓)
𝑛 𝐶𝑦2, (9) 𝐸(𝑒12) = 𝐸(𝑥̅ − 𝑋̅)2
𝑋̅2 = (1 − 𝑓)
𝑛 𝐶𝑥2, (10) 𝐸(𝑒0𝑒1) = 𝑐𝑜𝑣(𝑦̅ − 𝑌̅)(𝑥̅ − 𝑋̅)
𝑌̅𝑋̅ = (1 − 𝑓)
𝑛 𝑘𝐶𝑥2. (11) Penaksir pada persamaan (3) merupakan penaksir bias, dengan besar biasnya adalah
𝐵(𝑌̅̂𝐶𝑅) ≈(1 − 𝑓)
𝑛 𝑌̅𝐶𝑥2(3 − 2𝑘).
Penaksir pada persamaan (4) merupakan penaksir bias, dengan besar biasnya adalah 𝐵(𝑌̅̂𝐶𝑃) ≈(1 − 𝑓)
𝑛 𝑌̅𝐶𝑥2(1 + 2𝑘).
Bentuk umum penaksir pada persamaan (5) merupakan penaksir bias, dengan besar biasnya adalah
𝐵(𝑌̅̂(𝛼,𝛿)) ≈1 − 𝑓
𝑛 𝑌̅𝐶𝑥2[−(2𝛼 + 𝛿)
2 {𝑘 +(2𝛼 + 𝛿 − 2)
4 }],
dan untuk menyatakan bahwa penaksir pada persamaan (6) juga merupakan penaksir bias, maka akan ditentukan biasnya dengan mensubstitusikan persamaan (7) ke persamaan (6) menjadi
𝑌̅̂(1,1) = 𝑌̅(1 + 𝑒0) [2 − (1 + 𝑒1) exp {𝑒1
2 (1 +𝑒1 2)
−1
}]. (12) Kemudian sisi ruas kanan pada persamaan (12) diperluas menjadi
𝑌̅̂(1,1)≈ 𝑌̅(1 + 𝑒0) [2 − (1 + 𝑒1) (1 +𝑒1
2 (1 +𝑒1 2)
−1
+𝑒12
8 (1 +𝑒1 2)
−2
)]
= 𝑌̅(1 + 𝑒0) [2 − (1 + 𝑒1) (1 +𝑒1
2 (1 −𝑒1 2 +𝑒12
4 − ⋯ ) +𝑒12
8 (1 − 𝑒1+ ⋯ ))]
𝑌̅̂(1,1)≈ 𝑌̅ [1 + 𝑒0−3𝑒1
2 −3𝑒0𝑒1
2 −3𝑒12
8 −3𝑒0𝑒12 8 +𝑒13
8 +𝑒0𝑒13
8 + ⋯ ]. (13)
5
Dari persamaan (13) error yang memiliki pangkat yang lebih besar dari dua diabaikan lalu diperoleh
𝑌̅̂(1,1)≈ 𝑌̅ [1 + 𝑒0−3 2𝑒1−3
2𝑒0𝑒1−3
8𝑒12]. (14) Jika kedua ruas pada persamaan (14) dikurangkan dengan 𝑌̅, maka diperoleh
(𝑌̅̂(1,1)− 𝑌̅) ≈ 𝑌̅ [𝑒0−3 2𝑒1−3
2𝑒0𝑒1−3
8𝑒12]. (15) Kemudian, dengan mengekspektasikan kedua ruas persamaan (15), maka diperoleh bias dari 𝑌̅̂(1,1) adalah
𝐵(𝑌̅̂(1,1)) ≈ −3(1 − 𝑓)
8𝑛 𝑌̅𝐶𝑥2[1 + 4𝑘].
4. MSE DARI PENAKSIR YANG DIBAHAS UNTUK RATA-RATA POPULASI
Sebelumnya telah diketahui bahwa penaksir yang dibahas merupakan penaksir bias dan besar bias telah diperoleh. Selanjutnya, MSE dari masing-masing penaksir untuk rata- rata populasi pada sampling acak sederhana yaitu
MSE dari penaksir pada persamaan (3) adalah 𝑀𝑆𝐸(𝑌̅̂𝐶𝑅) ≈1 − 𝑓
𝑛 𝑌̅2(𝐶𝑦2+ 4𝐶𝑥2(1 − 𝑘).
MSE dari penaksir pada persamaan (4) adalah 𝑀𝑆𝐸(𝑌̅̂𝐶𝑃) ≈1 − 𝑓
𝑛 𝑌̅2(𝐶𝑦2+ 4𝐶𝑥2(1 + 𝑘).
MSE dari penaksir pada persamaan (5) adalah 𝑀𝑆𝐸(𝑌̅̂(𝛼,𝛿))≈1 − 𝑓
𝑛 𝑌̅2[𝐶𝑦2 +(2𝛼 + 𝛿)
4 𝐶𝑥2{(2𝛼 + 𝛿) − 4𝑘}],
kemudian MSE dari penaksir pada persamaan (6) juga merupakan penaksir bias, sehingga MSE diperoleh dengan mengkuadratkan persamaan (15) dan suku-suku yang memiliki error lebih dari dua diabaikan, sehingga MSE dari penaksir 𝑌̅̂(1,1) adalah
𝑀𝑆𝐸(𝑌̅̂(1,1)) ≈(1 − 𝑓)
𝑛 𝑌̅2(𝐶𝑦2 +3
4𝐶𝑥2(3 − 4𝑘)).
6
Selanjutnya, akan ditentukan penaksir yang lebih efisien dengan membandingkan MSE dari masing-masing penaksir yang telah didapat.
5. PERBANDINGAN EFISIENSI
Penaksir bias yang efisien untuk rata-rata populasi pada sampling acak sederhana dapat diperoleh dengan membandingkan MSE dari penaksir. Perbandingan efisiensi dari ketiga penaksir yang diajukan, yaitu
1. Perbandingan antara MSE 𝑌̅̂(1,1) dengan MSE 𝑌̅̂𝐶𝑅 diperoleh MSE 𝑌̅̂(1,1) < MSE 𝑌̅̂𝐶𝑅 jika
𝑋̅ <7 4
𝑆𝑥 𝜌𝐶𝑦
2. Perbandingan antara MSE 𝑌̅̂(1,1) dengan MSE 𝑌̅̂𝐶𝑃 diperoleh MSE 𝑌̅̂(1,1) < MSE 𝑌̅̂𝐶𝑃 jika
𝑋̅ < −1 4
𝑆𝑥 𝜌𝐶𝑦
3. Perbandingan antara MSE 𝑌̅̂𝐶𝑅 dengan MSE 𝑌̅̂𝐶𝑃 diperoleh MSE 𝑌̅̂𝐶𝑅 < MSE 𝑌̅̂𝐶𝑃 jika 𝑋̅ > 0
6. ILUSTRASI PEMBAHASAN
Sebagai contoh dari pembahasan, berikut ini penulis hadirkan data yang berguna untuk ilustrasi. Data mengenai pengukuran berat ikan dan berat gonad ikan barau di daerah Koto Panjang [3]. Pengukuran berat ikan barau berdasarkan 85 sampel ikan barau di Waduk PLTA Koto Panjang, Provinsi Riau. Dalam hal ini berat ikan barau dinyatakan Y. Sebagai informasi tambahan, digunakan berat gonad ikan barau yang dinyatakan dengan X. Hasil perhitungan yang diperoleh dari data dengan bantuan Microsoft Excel sebagaimana tertera pada Tabel 1.
Tabel 1 Statistik dalam Notasi
𝑁 85 𝐶𝑥2 2.728788433
𝑛 25 𝑆𝑦 514.2339306
𝑌̅ 405.9094118 𝑆𝑥 9.556362683
𝑋̅ 5.785057647 𝑓 0.294117647
𝐶𝑦 1.266868704 𝜌 0.905983151
𝐶𝑥 1.651904487 𝑘 0.694811177
𝐶𝑦2 1.604956314
7
Selanjutnya, nilai-nilai yang tertera pada Tabel 1 disubstitusikan ke dalam mean Square error masing-masing penaksir yang disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2 Nilai MSE dari Penaksir
No. Penaksir MSE
1. 𝑌̅̂(1,1) 8236.678
2. 𝑌̅̂𝐶𝑅 22963.49
3. 𝑌̅̂𝐶𝑃 93526.52
Dengan menggunakan informasi dari data di atas, diperoleh bahwa 1. MSE 𝑌̅̂(1,1) < MSE 𝑌̅̂𝐶𝑅 jika
𝑋̅ <7 4
𝑆𝑥 𝜌𝐶𝑦 2. MSE 𝑌̅̂(1,1) < MSE 𝑌̅̂𝐶𝑃 jika
𝑋̅ < −1 4
𝑆𝑥 𝜌𝐶𝑦 3. MSE 𝑌̅̂𝐶𝑅 < MSE 𝑌̅̂𝐶𝑃 jika
𝑋̅ > 0
7. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas diperoleh bahwa penaksir 𝑌̅̂(1,1) lebih efisien dari penaksir 𝑌̅̂𝐶𝑅, penaksir 𝑌̅̂(1,1) lebih efisien dari penaksir 𝑌̅̂𝐶𝑃 dan penaksir 𝑌̅̂𝐶𝑅 lebih efisien dari penaksir 𝑌̅̂𝐶𝑃 jika syarat efisiensi terpenuhi.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Cochran. W. G. 1991. Teknik Penarikan Sampel, Edisi Ketiga. Terj. Dari Sampling Techniques, oleh Rudiansyah & E. R Osman. UI Press, Jakarta.
[2] Kadilar, C. & H. Cingi. 2003. A study on the chain ratio-type estimator, Hacettepe Journal of Mathematics and Statistics. 32: 105-108.
[3] Safrina, N. 2007. Aspek Biologi Reproduksi Ikan Barau (Hampala macrolepidota c. v) di Waduk PLTA Koto Panjang. Skripsi FAPERIKA Universitas Riau, Pekanbaru.
[4] Solanki, S. R., P. H. Singh & A. Rathour. 2012. An Alternative Estimator for Estimating the Finite Population Mean Using Auxiliary Information in Sample Surveys, International Scholarly Research Network. 2012: 1-14.