• Tidak ada hasil yang ditemukan

commit to user BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "commit to user BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Karya sastra berfungsi sebagai penuangan ide penulis berdasarkan realita kehidupan atau imajinasi. Selain itu, karya sastra juga dapat diposisikan sebagai dokumentasi zaman. Hal tersebut lantaran dalam karya sastra memuat hal, kejadian, maupun peristiwa yang terjadi pada periode tertentu. Banyak bentuk peninggalan pada zaman sejarah, baik berupa arsip, bangunan, foto, bahkan berupa artefak. Peninggalan-peninggalan sejarah itulah yang kemudian diangkat oleh pengarang dalam wujud karya sastra.

Sejalan dengan hal tersebut sastra Indonesia sebagai suatu yang dipelajari atau pengalaman manusia yang dapat disumbangkan untuk renungan dan penilaian. Disamping melatih keterampilan berbahasa, sastra dapat menambah pengetahuan tentang pengalaman hidup manusia, membantu mengembangkan pribadi, pembentukan watak, memberi kepuasan batin, kenyamanan, dan meluaskan dimensi kehidupan (Ismawati, 2013). Pendapat tersebut diperkuat dengan pernyataan Nurgiyantoro (2005:3) yang menyatakan bahwa fiksi merupakan hasil dialog, kontemplasi, dan reaksi pengarang terhadap lingkungan dan kehidupan.

Berkaitan dengan reaksi pengarang terhadap lingkungan dan kehidupan manusia yaitu munculnya berbagai karya yang mengangkat perjuangan bangsa Indonesia dalam era penjajahan oleh bangsa Barat. Penjajahan yang dilakukan oleh bangsa Barat di Indonesia mengakibatkan terjadinya kontak antara dua bangsa. Kontak antara dua bangsa yang terjadi dalam sejarah kolonial tidak luput meninggalkan bekas-bekasnya pada kehidupan peradaban masing-masing. Pada sisi persinggungannya telah terlahir pandangan dan penilaian baru. Sehingga menghasilkan identitas-identitas yang ganda. Selain itu, kontak yang lama dengan bangsa lain dalam hubungan kolonial menghasilkan perilaku yang menyentuh segi yang lebih dalam dengan kolonial.

Objek penelitian ini adalah kumpulan cerpen Semua untuk Hindia karya Iksaka Banu. Cerpen ini masuk dalam cerpen sejarah, atau bisa disebut sebagai

(2)

dokumentasi sejarah Indonesia pada masa penjajahan oleh bangsa Barat. Dalam bukunya Kuntowijoyo, (2006:17) menjelaskan mengenai pertanggungjawaban sejarah dalam sastra berbeda. Sejarah mempunyai tugas kembar. Pertama, sejarah bermaksud menceritakan hal yang sebenarnya terjadi. Sejarah mengemukakan gambaran tentang hal-hal sebagai adanya dan kejadian-kejadian sebagai sebenarnya terjadi. Kedua, sejarah harus sesuai prosedur tertetu; harus tertib dan penempatan ruang dan waktu, harus konsisten dengan unsur-unsur lainseperti topografi dan kronologi, harus berdasarkan bukti-bukti. Begitu juga dengan pendapat Suaka (2014: 52) karya sastra yang mengangkat fakta sejarah sebagai bahan dapat berupa puisi, novel, cerpen maupun drama.

Semua untuk Hindia menyajikan peristiwa-peristiwa sejarah yang terjadi pasa masa kolonial Belanda. Cerpen ini kembali mengingatkan akan sebuah perjuangan pada masa penjajahan dengan berbagai konflik dan tragedi yang terjadi. Cerpen Semua untuk Hindia menyadarkan bagaimana susahnya mempertahankan sebuah negara dan merebut kemerdekaan dengan berbagai peristiwa. Kejadian itulah yang menimbulkan berbagai macam sikap terutama bagi kaum terjajah yaitu adanya relasi kekuasaan. Kaum penjajah melakukan tindakannya dengan bermacam-macam strategi. Awal dari kedatangan bangsa Barat (Belanda) ke Indonesia sebagai misi perdagangan. Akan tetapi, melihat kekayaan rempah-rempah Bumiputera akhirnya menimbulkan rencana untuk menguasainya. Hal tersebut yang melahirkan adanya kekuasaan politis yang menimbulkan kolonialisme dan imperialisme. Selain itu, sikap bangsa Barat yang diwakili oleh Belanda menggambarkan kekejaman dengan menyiksa pribumi.

Dalam peristiwa tersebut mengkonstruksi wacana yang memberikan stereotip- stereotip bahwa pribumi adalah pasif.

Beranjak dari peristiwa kontak kedua bangsa yaitu bangsa terjajah dan penjajah tidak lepas dari adanya kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan. Baik dari cara berpikir, bertindak, cara berpakaian, sarana transportasi, dan bahasa.

Kebiasaan kedua bangsa dalam berinteraksi menciptakan adanya identitas ganda dan peniruan. Identitas ganda yang muncul dari tokoh-tokoh ambivalensi tidak dapat menentukan identitas sesungguhnya karena berada dalam dua dunia. Selain itu, dengan kontak kedua bangsa tersebut menimbulkan pertukaran budaya.

(3)

Peniruan terhadap budaya dominan menjadi strategi untuk merongrong hegemoni kolonial.

Masa kejayaan kolonial yang terus berlangsung dan mengakibatkan penderitaan bangsa Indonesia selama 3,5 abad yang lalu, ternyata menimbulkan dampak yang besar di segala bidang. Masyarakat terjajah merupakan masyarakat, baik yang secara jasmani dan rohani serta kewilayahan/geografi terjajah. Akibat keterjajahan timbul keterbatasan dan kehilangan identitas. Sementara itu, kaum penjajah merupakan individu atau kelompok atau negara yang melakukan tindakan menguasai atau mengeksploitasi masyarakat terjajah untuk mengeruk keuntungan, baik secara politis, budaya, ideologi, maupun ekonomi. Atas dasar sikap penjajah yang menguasai serta mengeksploitasi pribumi menimbulkan bentuk perlawanan atau resistensi.

Indonesia, atau dulu dikenal sebagai Hindia Belanda memiliki sejarah panjang yang penuh dengan konflik kolonialisme. Dalam kumpulan cerpen Semua untuk Hindia membuka mata kembali akan sejarah yang kembali datang melalui ketiga belas cerita pendek yang ditulis oleh Iksaka Banu. Demikian si penulis menghadirkan berbagai latar sejarah Hindia Timur seperti pelayaran Cornelis de Houtman ke pulau Nusantara pada 1596; pemberontakan Untung Surapati pada awal 1680-an; pembantaian orang Cina di Batavia pada 1740; jatuhnya Batavia dari Belanda ke Inggris pada 1811; Pemberangkatan Pangeran Diponegoro ke Manado pada 1830; gerakan Ratu Adil di Banten pada 1888; perang puputan Bali Selatan pada 1906; perkebunan tembakau di Deli perkebunan teh di Jawa Barat, keduanya pada awal abad XI; dan masa vacum kekuasaan pasca-penjajahan Jepang pada 1945. Dari ketiga belas kumpulan cerpen Semua untuk Hindia karya Iksaka Banu hanya lima yang dianalisis yaitu cerpen Selamat Tinggal Hindia, Keringat dan Susu, Racun dan Tuan, Semua untuk Hindia, dan Penunjuk Jalan.

Alasan mengambil kumpulan cerpen Semua untuk Hindia (2014) sebagai objek kajian dikarenakan kumpulan cerpen Semua untuk Hindia memberikan gambaran dari peristiwa atau kejadian sejarah silam yang nyata adanya di zaman penjajahan. Selain itu sebagian cerpen Semua untuk Hindia telah dimuat di Lembar Sastra Koran Tempo edisi Minggu dalam beberapa kesempatan di antara 2007-2012. Kumpulan cerpen Semua untuk Hindia juga sebagai mendapatkan

(4)

penghargaan di akhir tahun 2014. Peristiwa-peristiwa sejarah inilah yang kemudian memunculkan empat wacana yang menjadi objek penelitian. Empat wacana tersebut yakni berupa relasi kekuasaan, ambivalensi, peniruan atau hibriditas, dan resistensi.

Menurut Said (1978: 2), Orientalisme sebagai suatu cara untuk memahami Timur juga mengungkapkan dan menampilkan bagian integral tersebut sebagai suatu mode of discorse dengan lembaga-lembaga, perbendaharaan, bahasa, studi kesarjanaan, lambang-lambang, dan doktrin-doktrin yang mendukung. Bertolak dari konsep orientalisme Said, pada kumpulan cerpen Semua untuk Hindia memperlihatkan relasi-relasi donimasi antara Belanda dengan pribumi.

Pendominasian dan pengeksploitasian pribumi digambarkan pada cerita pendek dan cara-cara bangsa Barat menghilangkan identitas pribumi atas kemanusiaan.

Jadi penelitian ini mengambil judul Analisis Postkolonial pada Kumpulan Cerpen Semua untuk Hindia, Pendidikan Karakter dan Relevansinya sebagai Materi Ajar Kajian Prosa Fiksi di Perguruan Tinggi.

B. Pembatasan Masalah

Ruang lingkup penelitian ini difoluskan pada analisis struktur cerpen Semua untuk Hindia dan deskripsi peristiwa-peristiwa sejarah yang terjadi di zaman penjajahan. Dalam peristiwa sejarah terkandung empat wacana yakni relasi kekuasaan, ambivalensi , hibriditas, dan resistensi.

C. Rumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang masalah di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Bagaimanakah relasi kekuasaan antara penjajah dengan terjajah dalam kumpulan cerpen Semua untuk Hindia karya Iksaka Banu?

2. Bagaimanakah ambivalensi antara penjajah dan terjajah dalam kumpulan cerpen Semua untuk Hindia karya Iksaka Banu?

3. Bagaimanakah hibriditas atau peniruan terhadap cara hidup kolonialisme dalam kumpulan cerpen Semua untuk Hindia karya Iksaka Banu?

4. Bagaimana resistensi antara penjajah dengan terjajah dalam kumpulan cerpen Semua untuk Hindia karya Iksaka Banu?

(5)

5. Bagaimanakah nilai pendidikan karakter dan relevansinya sebagai materi ajar kajian prosa fiksi di Perguruan Tinggi dalam kumpulan cerpen Semua untuk Hindia karya Iksaka Banu?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut.

1. Menjelaskan relasi kekuasaan antara penjajah dengan terjajah dalam kumpulan cerpen Semua untuk Hindia karya Iksaka Banu.

2. Menjelaskan ambivalensi antara penjajah dan terjajah dalam kumpulan cerpen Semua untuk Hindia karya Iksaka Banu.

3. Menjelaskan hibriditas atau peniruan terhadap cara hidup kolonialisme dalam kumpulan cerpen Semua untuk Hindia karya Iksaka Banu.

4. Menjelaskan resistensi antara penjajah dengan terjajah dalam kumpulan cerpen Semua untuk Hindia karya Iksaka Banu.

5. Menjelaskan nilai pendidikan karakter dan relevansinya sebagai materi ajar kajian prosa fiksi di Perguruan Tinggi dalam kumpulan cerpen Semua untuk Hindia karya Iksaka Banu?

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, baik secara teoretis maupun praktis bagi pengajar (dosen) dan mahasiswa di lingkungan Perguruan Tinggi serta pembaca secara luas.

1. Manfaat Teoretis

Dari segi teoretis, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk:

a. Memberikan sebuah alternatif mengenai objek penelitian sastra khususnya bagi mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia, dalam hal ini objek kajian poskolonial dalam karya sastra.

b. Memberikan sumbangan penelitian ilmu sastra pada khususnya, dengan tujuan mewujudkan pengembangan dan kemandirian bangsa.

c. Memperkaya khasanah ilmu, khususnya dalam bidang pengajaran dan mendorong peneliti lain untuk melaksanakan penelitian sejenis yang lebih luas dan mendalam.

(6)

2. Manfaat Praktis

Dari segi praktis, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh beberapa pihak.

a. Dosen

1) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengembangkan kajian sastra poskolonial.

2) Hasil penelitian ini diharapkan mampu menunjukkan tentang kajian postkolonial yang terdapat pada karya sastra.

3) Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan kepada dosen bahasa Indonesia khususnya di Universitas Pekalongan dalam menentukan referensi pendekatan dalam pengajaran sastra sehingga tercapai tujuan pengajaran sastra yang inovatif.

b. Mahasiswa

Hasil penelitian ini bermanfaat bagi mahasiswa untuk mengetahui kajian- kajian sastra, salah satunya postkolonial yang terdapat pada karya sastra. Dengan mengetahui kajian yang variatif, mahasiswa dapat mengembangkan kajian-kaijan postkolonial selanjutnya.

c. Pengelola Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan masukan atau informasi awal tentang analisis poskolonial yang terdapat pada cerpen Semua untuk Hindia karya Iksaka banu di Perguruan Tinggi. Melalui masukan informasi ini, pengelola pendidikan dapat mempertimbangkan kajian-kajian dalam pengajaran sastra Indonesia dan memotivasi dosen lain agar gemar meneliti.

Selain itu, penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bahan pertimbangan dalam menyusun buku teks atau materi ajar yang sesuai dengan kondisi mahasiswa.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil aransemen ulang ( remake ) tersebut Hanin menguploadnya pada platform Youtube dan menuai jutaan Viewers, karena keberhasilnya Hanin lantas tertarik

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dampak etnosentrisme rasial berupa divisi dan alienasi terhadap masyarakat pribumi dalam kumpulan cerpen Semua untuk Hindia

Variabel budaya etis diukur dengan indikator yang dikembangkan dari Svanberg and Ohman (2013), Shafer and Wang (2010), dan TrevinO (1998) yang dikutip oleh

Agama dilakukan oleh Tim Manajemen BOS, mulai dari tingkat pusat, provinsi, Kabupaten/Kota, sampai tingkat lembaga. Pada tahun 2016, Tim Manajemen BOS Kementerian

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan studi penelitian mengenai efektivitas pelayanan publik khususnya Dinas Kependudukan dan

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) Bagaimana bentuk penggambaran Barat dan Timur pada kumpulan cerpen Semua untuk Hindia karya Iksaka Banu dan (2)

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan inspirasi dan sebagai rujukan bagi universitas dalam melakukan perbaikan iklim pembelajaran serta melakukan pencegahan dan

• Penilaian Acuan Patokan adalah penilaian yang dilakukan dengan membandingkan hasil belajar siswa terhadap suatu patokan yang telah.