• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata-kata kunci: Ficus variegata Blume, variasi genetik, famili

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kata-kata kunci: Ficus variegata Blume, variasi genetik, famili"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

[Growth variation of Fifteen Families Ficus variegata Blume at seedling level] Liliek Haryjanto, Rizki Fambayun, dan Priska Rini

Balai Besar Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan Yogyakarta

Jl. Palagan Tentara Pelajar Km.15, Purwobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta 55582 e-mail : liek_ht@yahoo.com

ABSTRACT

Ficus variegata Blume is fast growing species and alternative veneer of plywood and potentially planted as a short rotation species in the future. The aimed of this research to determine the growth variation of F. variegata of several families at seedling level . This research was arranged in a Completely Randomized Design (CRD) which comprised 15 families as treatment, 4 replications and each replication consisted of 10 seedlings. Parameters observed at the age of 3 months were seedling height and number of leaves while at the age of 5months the observed parameters were seedling height, number of leaves and stem diameter. The results showed that at 3 months of age, the growth of seedling height was 3.39 cm-19.04 cm, number of leaves was 5.82-9.12; while at 5 months of age, the growth of seedling height was 14.32 cm-30.69 cm, number of leaves was 8.65-13.62 and stem diameter was 3.25 mm-6.02 mm. The analysis of variance showed that there were significant difference between family in hight, diameter and number of leaves. This variations were influenced by families at nursery level and promising continued at field trial level.

Key words: Ficus variegata Blume, genetic variation, family

ABSTRAK

Nyawai (Ficus variegata Blume) merupakan jenis yang belum banyak dikenal dan merupakan jenis cepat tumbuh. Jenis ini merupakan jenis alternatif untuk veneer kayu lapis dan menjadi tanaman masa depan dengan daur pendek. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi pertumbuhan nyawai dari beberapa famili pada tingkat semai. Rancangan yang digunakan untuk penelitian adalah Rancangan Acak Lengkap (Completely Random Design) dengan 15 famili sebagai perlakuan, 4 ulangan, tiap ulangan terdiri dari 10 bibit. Parameter yang diamati yaitu jumlah daun dan tinggi semai pada umur 3 bulan. Pada umur 5 bulan sifat yang diamati jumlah daun, tinggi dan diameter semai. Hasil penelitian pada umur 3 bulan menunjukkan rata-rata tinggi semai terendah 3,39 cm dan tertinggi 19,04 cm, jumlah daun paling sedikit 5,82 helai dan paling banyak 9,12 helai. Pada umur 5 bulan, nilai rata-rata tinggi semai terendah 14,32 cm dan tertinggi 30,69 cm, jumlah daun paling sedikit 8,65 helai dan paling banyak 13,62 helai, sedangkan untuk rata-rata diameter terkecil 3,25 mm dan terbesar 6,02 mm. Analisis varian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata di antara famili pada sifat tinggi, diameter dan jumlah daun. Variasi sifat-sifat ini dipengaruhi oleh perbedaan famili di persemaian menunjukkan peluang dilakukannya pengamatan lanjutan di lapangan.

(2)

I. PENDAHULUAN

Nyawai (Ficus variegata Blume) merupakan salah satu jenis dari marga Moraceae. Penyebarannya meliputi seluruh Asia Tenggara, India, Jepang, Cina, Taiwan, Australia, Kepulauan Pasifik (Zhekun and Gilbert, 2003). Nyawai termasuk jenis pioner yang membutuhkan cahaya (intoleran) dan memiliki pertumbuhan cepat (fast growing). Pohonnya dapat mencapai tinggi sampai 25 meter. Mulai berbuah setelah umur 3 tahun. Buahnya tumbuh bergerombol pada batang atau cabang. Buah muda berwarna hijau, kemudian menjadi kuning dan setelah matang berwarna merah. Termasuk buah buni dan berbentuk bulat sebesar kelereng. Bijinya termasuk jenis rekalsitran, dapat disimpan dalam suhu rendah selama 3 bulan dan masih memiliki viabilitas cukup tinggi (Hendromono dan Komsatun, 2008). Jenis ini memiliki warna kayu yang cerah dan menarik, selain itu adanya parenkim pita marginal berjarak rapat dan teratur memungkinkan jenis kayu ini dapat dibuat veneer kupas yang tipis, cocok untuk veneer muka kayu lapis. Kayu nyawai juga dapat digunakan sebagai bahan baku pulp kualitas sedang karena memiliki dinding serat tipis dan serat yang relatif pendek (Mandang dan Sudardji, 2001). Nyawai merupakan jenis alternatif dan akan menjadi tanaman masa depan dengan daur yang lebih pendek di samping meranti, karena pada tahun ke sepuluh, nyawai sudah dapat dimanfaatkan (Menteri Kehutanan, 2008).

Pengetahuan keragaman genetik penting untuk kepentingan konservasi maupun program pemuliaan pohon. Keragaman genetik tidak hanya untuk menjamin kemampuan adaptasi suatu spesies, tetapi juga diperlukan untuk kelangsungan proses evolusi suatu jenis (Namkoong dkk., 1996 dalam Murillo, 2005). Pengkajian keragaman genetik antar individu atau antar populasi merupakan aspek penting dalam upaya pelestarian dan pemanfaatan sumberdaya genetik tanaman. Besar variasi genetik yang ada dalam spesies juga menentukan potensi untuk meningkatkan produktivitas melalui program pemuliaan (White dkk., 2007). Dalam program pemuliaan pohon, optimalisasi atau maksimalisasi perolehan genetik terhadap sifat-sifat tertentu akan dapat dicapai manakala ada cukup peluang untuk melakukan seleksi gen untuk sifat yang diinginkan (Na’iem, 2001).

Variasi pertumbuhan antar pohon nyawai cukup besar, hal ini dimungkinkan karena faktor genetik atau perbedaan kesuburan tapak (Hendromono dan Komsatun, 2008). Untuk mengetahui variasi genetik dapat dilakukan dengan studi marka genetik maupun sifat-sifat kuantitatif (White dkk., 2007). Penelitian variasi genetik jenis ini belum banyak dilakukan. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian variasi genetik pada tingkat semai melalui studi

(3)

sifat-sifat kuantitatif seperti parameter pertumbuhan pada lingkungan yang terkontrol sehingga parameter yang diamati merupakan cerminan dari pengaruh genetik.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi pertumbuhan nyawai dari beberapa famili pada tingkat semai.

II. BAHAN DAN METODA

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di persemaian Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan Yogyakarta. Pembuatan persemaian dimulai pada bulan Oktober 2010 dan pengamatan dilakukan dua kali, yaitu pada umur 3 bulan dan umur 5 bulan.

B. Bahan dan Peralatan

Bahan yang digunakan adalah bibit nyawai sebanyak 15 famili yang berasal dari 3 provenans yaitu Gangga (NTB), Ratah (Kalimantan Timur) dan ITCI (Kalimantan Timur) seperti disajikankan pada Tabel 1. Bahan lain yang digunakan adalah media tabur berupa arang sekam, media sapih berupa top soil dan kompos dengan perbandingan 4:1, polybag ukuran 20 x 12 cm. Peralatan yang digunakan yaitu calliper, mistar dan tally sheet.

Tabel 1. Data famili yang digunakan dalam penelitian

C. Metode Penelitian 1. Rancangan penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap atau Completely Random Design (CRD) dengan 15 famili sebagai perlakuan, setiap famili terdiri dari 4 ulangan, tiap ulangan terdiri dari 10 bibit sehingga jumlah bibit yang digunakan sebanyak 600 bibit.

No Famili/Daerah Sumber

Benih

Garis Lintang Garis Bujur Ketinggian

Tempat (m dpl)

1 Famili nomor 1 dari

Gangga (NTB) 8o23'-8o24' (LS) 116 o11'- 116o11'(BT) 300-350 2 Famili nomor 2,3,4,5,6,7 dari Ratah (Kaltim) 0o8'45"-0o10'24" (LU) 115o18'16"- 115 o 30'55'' (BT) 16-102 3 Famili nomor 8,9,10,11,12,13,14,15 dari ITCI (Kaltim)

(4)

Model matematis yang digunakan adalah:

Yi = µ + Fi + εi

Keterangan: Yi, µ, Fi, dan εi berturut-turut adalah variabel yang diukur, rerata umum, efek famili ke-i, dan random eror pada pengamatan ke-i

2. Tahapan penelitian a. Ekstraksi benih

Benih yang akan diekstraksi di belah menjadi dua. Biji yang ada dalam daging buah dikerok menggunakan spatula dan dimasukkan ke dalam air. Biji disaring dan kemudian ditaruh di atas kertas untuk pengeringan. Pengeringan cukup dengan diangin-anginkan dan tidak dijemur di bawah sinar matahari secara langsung.

b. Perkecambahan

Media tabur yang digunakan adalah arang sekam padi yang telah disaring/diayak dan disemprot dengan fungisida agar terbebas dari hama dan penyakit. Benih yang ditabur disesuaikan antara kantong benih dengan label pada bak tabur. Selanjutnya bak tabur ditutup dengan plastik untuk menjaga temperatur dan kelembaban agar kondusif untuk perkecambahan. Penyiraman dilakukan setiap hari.

c. Penyapihan

Media sapih yang dipergunakan adalah campuran top soil dan kompos dengan perbandingan 4:1. Penyapihan bibit dilakukan saat bibit memiliki 4 daun. Penyapihan dilakukan secara berurutan sesuai dengan nomor famili yang ada. Pengukuran dan pengamatan dilakukan pada saat semai berumur 3 bulan dan 5 bulan.

3. Karakteristik yang diamati

Karakteristik yang diamati yaitu jumlah daun dan tinggi semai pada umur 3 bulan. Setelah mencapai umur 5 bulan sifat yang diamati jumlah daun yang telah berkembang sempurna, tinggi dan diameter semai. Tinggi diukur dari pangkal batang sampai pucuk dan diameter diukur pada pangkal batang setinggi 1 cm dari permukaan tanah di polybag. D. Analisis data

Data hasil pengukuran dianalisis dengan menggunakan analisis varians untuk mengetahui variasi antar famili. Apabila terdapat variasi antar famili yang diuji, maka dilanjutkan

(5)

dengan Uji Jarak Berganda Duncan (Duncan’s Multiple Range Test-DMRT) untuk melihat perbedaan antar famili yang diuji.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengamatan terhadap sifat tinggi, diameter, dan jumlah daun semai nyawai disajikan pada Gambar 1 sampai Gambar 3.

Gambar 1. Rata-rata tinggi semai nyawai umur 3 dan 5 bulandari 15 famili

(6)

Gambar 3. Rata-rata diameter semai nyawai umur 5 bulandari 15 famili

Histogram di atas menunjukkan bahwa terdapat variasi sifat tinggi, jumlah daun, dan diameter semai nyawai dari 15 famili.

Untuk melihat sumber keragaman tersebut dilakukan analisis variasi. Hasil analisis sidik ragam terhadap karakteristik pertumbuhan yaitu tinggi, diameter dan jumlah daun pada masing-masing umur tersebut disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Analisis varians untuk karakteristik tinggi, diameter, dan jumlah daun semai Nyawai pada umur 3 dan 5 bulan

Sumber variasi db Rerata Kuadrat

Tinggi Jumlah daun Diameter

Umur 3 bulan Famili 14 814,27** 30,32** - Galat 585 8,50 1,09 - Umur 5 bulan Famili 14 798,05** 78,53** 22,21** Galat 583 46,73 4,62 1,07

Keterangan: ** = berbeda sangat nyata pada taraf uji 1%

Dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa famili berpengaruh sangat nyata (P<0,001) terhadap keragaman karakter tinggi, diameter dan jumlah daun semai nyawai pada umur 3 dan 5 bulan. Untuk melihat perbedaan dan ranking antar famili untuk sifat tinggi, jumlah daun, dan diameter dilakukan pengujian lebih lanjut berdasarkan uji jarak berganda Duncan’s (DMRT)

(7)

Tabel 3. Hasil Uji DMRT terhadap sifat tinggi, diameter, dan jumlah daun semai nyawai dari 15 famili

Tinggi (cm) Jumlah daun (helai) Diameter (mm)

Famili Rerata Famili Rerata Famili Rerata

Umur 3 bulan 1 8,45e 1 7,85de - - 2 9,95cd 2 7,00fg - - 3 19,04a 3 9,12a - - 4 14,09b 4 8,00cd - - 5 10,12cd 5 7,77de - - 6 11,09cd 6 7,47ef - - 7 13,67b 7 7,40ef - - 8 4,22g 8 6,32h - - 9 6,87f 9 6,62gh - - 10 7,57ef 10 7,10fg - - 11 11,30c 11 7,72de - - 12 3,39g 12 5,82i - - 13 14,77b 13 8,67ab - - 14 9,86d 14 7,47ef - - 15 17,89a 15 8,35bc - - Umur 5 bulan 1 22,54de 1 8,97gh 1 4,97cde 2 19,65ef 2 10,55de 2 5,23bcd 3 29,26a 3 13,62a 3 5,54b 4 28,15ab 4 10,00defg 4 5,36bc

5 28,43ab 5 9,57efgh 5 4,52ef

6 24,03cd 6 8,65h 6 4,77def

7 30,69a 7 9,61efgh 7 6,02a

8 19,07f 8 10,40de 8 3,25h 9 23,32d 9 10,92cd 9 3,92g 10 25,50bcd 10 9,22fgh 10 4,29fg 11 27,67ab 11 12,52b 11 4,56ef 12 14,32g 12 9,00gh 12 3,43h 13 27,26abc 13 11,76bc 13 4,73def

14 27,83ab 14 10,10def 14 4,96cde

15 28,44ab 15 9,10fgh 15 4,79def

Keterangan: nilai rata-rata yang dihubungkan dengan huruf yang sama, tidak berbeda nyata pada taraf uji 5%

Dari Tabel 3 menunjukkan famili nomor 3 (dari daerah sumber benih Ratah, Kalimantan Timur) untuk semua sifat dan semua umur pengamatan selalu berada dalam ranking terbaik pertama (tinggi pada umur 3 bulan, jumlah daun pada umur 3 dan 5 bulan) dan ranking terbaik kedua (tinggi dan diameter pada umur 5 bulan).

Dari Tabel 2 dan Tabel 3 menunjukkan terdapat keragaman genetik yang tinggi untuk ketiga sifat tersebut. Keragaman genetik antar famili yang tinggi ini diduga karena penyebaran biji

(8)

2011). Buah nyawai merupakan makanan utama burung rangkong. Biji-biji tersebut tersebar, jatuh, atau keluar bersama kotoran (faeces) dan kemudian tumbuh.Selain karena penyebaran biji, adanya pollinator dalam proses penyerbukan silang antar pohon nyawai diduga berjalan baik sehingga variasi genetik antar individu tinggi. Pollinator nyawai adalah ordo Hymenoptera yang terdiri dari tawon, lebah, dan semut, termasuk kelas insect atau serangga (Basset dkk., 2012).

Adanya keragaman genetik pada sifat pertumbuhan (tinggi, jumlah daun, diameter) yang sangat nyata (p<0,001) di antara famili di persemaian menunjukkan peluang dilakukannya pengamatan lanjutan untuk mengetahui variasi pertumbuhan di lapangan.

IV. KESIMPULAN

Hasil penelitian variasi pertumbuhan semai nyawai dari 15 famili menunjukkan adanya keragaman sifat yang terjadi antar famili. Nilai sifat yang diamati pada semai umur 3 bulan menunjukkan rata-rata tinggi semai terendah 3,39 cm (famili no 12) dan tertinggi 19,04 cm (famili no 3), jumlah daun paling sedikit 5,82 helai (famili no 12) dan paling banyak 9,12 helai (famili no 3). Pada umur 5 bulan, nilai rata-rata tinggi semai terendah 14,32 cm (famili no 12) dan tertinggi 30,69 cm (famili no 7), jumlah daun paling sedikit 8,65 helai (famili no 6) dan paling banyak 13,62 helai (famili no 3), sedangkan untuk rata-rata diameter terkecil 3,25 mm (famili no 8) dan terbesar 6,02 mm (famili no 7). Adanya keragaman genetik pada fase semai perlu ditindaklanjuti kegiatan evaluasi di lapangan.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih diberikan kepada Sudrajat yang telah membantu dalam kegiatan ekstraksi benih, pengecambahan, dan penyapihan di persemaian.

DAFTAR PUSTAKA

Azizah, N. 2011. Spesies kunci hutan tropis. Dalam: Biodiversitas Indonesia, Vol 1 No.02 Tahun 2011 diakses dari www.fobi.web.id/download/387/ pada tanggal 27 Februari 2012)

Basset, Y., Novotny, V and Miller, S. 2012. Introduction to Tropical Insect Herbivores. http://ecoport.org/ep?SearchType=slideshowViewSlide&slideshowId=91&slideId=2116 diakses pada tanggal 27 Februari 2012.

Hendromono dan Komsatun. 2008. Nyawai (Ficus variegata Blume dan Ficus sycomoroides Miq.) Jenis yang Berprospek Baik Untuk Dikembangkan di Hutan Tanaman. Mitra Hutan Tanaman. Vol. 3. No. 3: 122-130. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman. Bogor. Diakses melalui http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/3308123130. pdf pada tanggal 25 Maret 2010.

(9)

Menteri Kehutanan, 2008. Sambutan Menteri Kehutanan pada Acara Penanaman Serentak Seratus Juta Pohon dalam Rangka Peringatan Seratus Tahun Kebangkitan Nasional di Seluruh Indonesia Tanggal 28 November 2008. Diakses melalui http://www.dephut.go.id/ index.php?q=id/node/4951 pada tanggal 20 Maret 2011.

Murillo, O. 2005. Selecting populations for gene conservation purposes in forestry: a study case with

Alnus acuminata in Costa Rica and Panama. Invest Agrar: Sist Recur For (2005) 14(1),

27-35

Na’iem, M. 2001. Konservasi sumberdaya genetik untuk pemuliaan pohon. Dalam: Seminar Sehari Peletakan dasar-dasar dan strategi pemuliaan pohon hutan di Indonesia dalam rangka 70 tahun Prof.Dr.Hj. Oemi Hani’in Suseno. Fakultas Kehutanan UGM. Yogyakarta.

White, T.L., Adams, W.T., Neale, D.B. 2007. Forest Genetics. CABI Publishing, UK Zhekun, Z and M.G. Gilbert. 2003. Moraceae. Flora of China 5: 21-73.

Gambar

Gambar 2. Rata-rata jumlah daun semai nyawai umur 3 dan 5 bulan dari 15 famili
Tabel 2. Analisis varians untuk karakteristik tinggi, diameter, dan jumlah daun semai Nyawai  pada umur 3 dan 5 bulan
Tabel 3. Hasil Uji DMRT terhadap sifat tinggi, diameter, dan jumlah daun semai nyawai dari                15 famili

Referensi

Dokumen terkait

Kesadaran adalah tingkat perilaku pengelola UKM didalam memandang dan melaksanakan mutu layanan kesehatan.Materi pembinaan diberikan sesuai tuntutan tugas dan

kontraktual (diperjanjikan dalam akad), yaitu bagaimana apabila pemberi pinjaman sepakat bahwa peminjam wajib mengganti atau membayar harga karena rusak atau

Ungkapan informan WPS sejalan dengan informasi yang diperoleh dan petugas KKBS terkait dengan hasil kegiatan pendamping sebaya atau relawan di lokalisasi. Subjek dan NGO

Gambar 5, menunjukkan bahwa bidang gelincir terdeteksi dengan kedalaman dari permukaan bervariasi dari 1,7 meter – 17 meter dengan nilai tahanan jenis 19,3 Ω m – 35,5 Ω

Bagian tubuh manusia terdiri dari massa jaringan bebas lemak (lean. mass body) dan jaringan lemak atau

Persamaan tema puisi Chairil Anwar adalah persamaan kumpulan puisi Chairil Anwar dan Heru Untung Leksono ini yaitu sama-sama menceritakan tema yang berhubungan

Pada undang-undang di atas menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan legislasi tertentu adalah dalam fungsi pengajuan usul dan ikut membuat rancangan undang-undang adalah

Sinyal uji masukan yang digunakan untuk mengetahui respon sistem adalah beberapa sinyal Sinyal uji masukan yang digunakan untuk mengetahui respon sistem adalah beberapa sinyal