• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS BEBAN PENCEMAR UDARA SO 2 DAN HC DENGAN PENDEKATAN LINE SOURCE MODELING (STUDI KASUS DI JALAN MAGELANG YOGYAKARTA)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS BEBAN PENCEMAR UDARA SO 2 DAN HC DENGAN PENDEKATAN LINE SOURCE MODELING (STUDI KASUS DI JALAN MAGELANG YOGYAKARTA)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS BEBAN PENCEMAR UDARA SO

2

, NO

2

DAN HC

DENGAN PENDEKATAN LINE SOURCE MODELING

(STUDI KASUS DI JALAN MAGELANG YOGYAKARTA)

ANALISYS OF AIR POLLUTER SO

2

, NO

2

, AND HC BY USING

LINE SOURCE MODELING APPROACH (CASE STUDY AT JALAN

MAGELANG YOGYAKARTA)

Ahmad Zaky Maulana

Peneliti Balitbangda Provinsi Kalimantan Selatan Jalan D.I. Panjaitan No. 34 Banjarmasin 70114

Pos-el: [email protected]

ABSTRACT

This research discuss the issue of air pollution caused by movable emission in Jalan Magelang, Yogyakarta. The objective of this research is to estimate the weight of emission resulted from motor vehicle pollution. To calculate polluter concentration, this research use line source modelling. The result shows that the bigger polluter concentration is NO2 that reach 211,342 µg/m3 in the daytime. The bigger polluter contributer are pick up/truck type vehicles. The heaviest polluter weight is NO2 that reach 299 ton/year.

Keyword: Air pollution, Motor vehicle, Line source modeling

ABSTRAK

Tulisan ini membahas tentang pencemaran udara akibat sumber emisi bergerak di jalan Magelang Provinsi D.I. Yogyakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengestimasikan beban pencemar yang berasal dari kendaraan bermotor. Metode yang digunakan dalam perhitungan konsentrasi pencemar adalah line source modelling. Dari hasil perhitungan menunjukkan konsentrasi pencemar terbesar adalah NO2 sebesar 211,342 µg/m3 yang terjadi

pada siang hari. Jenis kendaraan pikap/truk berkontribusi dalam menghasilkan beban pencemar. Beban pencemar tertinggi yang dihasilkan adalah NO2 sebesar 299 ton/tahun.

Kata kunci: Pencemaran udara, Kendaraan bermotor, Line source modeling

PENDAHULUAN

Tingkat pencemaran udara di Yogyakarta cukup tinggi. Peningkatan jumlah kendaraan bermotor menjadi faktor utama penurunan kualitas udara. Perubahan kualitas udara dapat berupa perubah-an sifat-sifat fisis ataupun sifat-sifat kimiawi. Perubahan kimiawi dapat berupa pengurangan ataupun penambahan salah satu komponen kimia yang terkandung dalam udara atau tercampurnya unsur berbahaya ke dalam atmosfer yang dapat

mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan kesehatan manusia secara umum, dan penurunan kualitas lingkungan.

Keputusan Gubernur D.I. Yogyakarta Nomor 153 Tahun 2002 tentang Baku Mutu Udara Ambien di Provinsi D.I. Yogyakarta telah menetapkan standar baku mutu ambien terdiri dari baku mutu udara ambien primer yang diper-gunakam untuk melindungi manusia dan baku mutu udara ambien sekunder yang dipergunakan untuk melindungi hewan, tumbuh-tumbuhan,

(2)

jarak pandang, dan kenyamanan serta benda cagar budaya. Peraturan yang ada belum mampu mengendalikan jumlah kendaraan dan batasan umur kendaraan yang boleh beroperasi.

Permasalahan lain yang terjadi adalah jumlah penduduk yang masuk ke Yogyakarta lebih besar dibandingkan dengan penduduk yang keluar. Pendidikan merupakan faktor utama orang berdatangan ke Yogyakarta. Hal ini juga memicu pertambahan jumlah kendaraan bermotor yang tentu sangat berpengaruh pada kepadatan lalu lintas. Kondisi seperti ini menyebabkan peningkatan emisi gas buang yang berpengaruh terhadap penambahan gas-gas pencemar penyebab penurunan kualitas udara ambien. Jika keadaan ini terus dibiarkan, tidak menutup kemungkinan bahwa beberapa tahun ke depan akan terjadi degradasi lingkungan akibat penurunan kualitas udara secara drastis.

Berdasarkan fenomena tersebut, penulis merasa perlu melakukan penelitian untuk mengetahui beban pencemar di salah satu titik kepadatan di D.I. Yogyakarta agar hasil penelitian ini dapat menjadi dasar alternatif pemecahan masalah serta dalam pengambilan kebijakan terkait dengan pencemaran udara. Pertanyaan yang akan dijawab dalam tulisan ini adalah berapa konsentrasi pencemar tertinggi yang berasal dari kendaraan bermotor di Jalan Magelang Yogyakarta? Selain itu, jenis kendaraan apa yang memiliki kontribusi dalam menentukan beban pencemar dalam satu tahun?

Penelitian terdahulu berkaitan dengan pencemaran udara pernah dilakukan oleh Gugun Gunawan1 yang menyebutkan bahwa transportasi di kota-kota besar merupakan sumber pencemaran udara yang terbesar, yakni 70% pencemaran udara di perkotaan disebabkan oleh aktivitas kendaraan bermotor. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Yanismai2 yang menggambarkan hubungan pencemaran udara ambien yang langsung diukur dengan kepadatan lalu lintas.

Penelitian lain dilakukan oleh Ambar Yuliastuti.3 Ia lebih menitikberatkan tingkat polusi udara yang disebabkan karena adanya emisi gas buang kendaraan bermotor di pusat aktivitas masyarakat. Penelitian berkaitan dengan

line source modeling dilakukan oleh Nagendra4

yang menjelaskan bahwa model dispersi udara sumber garis (line source dispersion) merupakan metode yang sangat penting untuk mengatur dan mengontrol sumber emisi pencemar kendaraan bermotor di daerah perkotaan. Model ini telah banyak dikembangkan untuk menggambarkan pendistribusian waktu dan tempat persebaran emisi pencemar udara melalui jalan raya. Hasil pengukuran yang telah dilakukan menggunakan model line source menunjukkan angka yang relatif tinggi.

Penelitian Analisis Beban Pencemar Udara SO2, NO2, dan HC dengan Pendekatan Line Source

Modeling berbeda dengan penelitian-penelitian

sebelumnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan dispersi udara sumber garis (line

source dispersion) yang dalam perhitungannya

menggunakan koefisien dispersi untuk mema-sukkan faktor arah vertikal angin dan jumlah kendaraan saat pengambilan sampel. Model dispersi udara sumber garis tidak sepenuhnya digunakan dalam artian tidak menggunakan sistem CALINE dalam perhitungan. Penelitian ini lebih cenderung menggunakan faktor di lapangan.

Tulisan ini bertujuan untuk mengestimasikan beban pencemar gas buang kendaraan bermotor dengan melihat konsentrasi pencemar untuk parameter SO2, NO2, dan HC. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui jenis kendaraan yang memiliki kontribusi terbesar beban pencemar dalam setahun.

Pencemaran udara pada suatu tempat dapat terjadi karena campuran dua atau lebih bahan pencemar, baik padat, cair maupun gas yang terdispersi ke udara kemudian menyebar ke lingkungan sekitar.5

Bahan pencemar yang terutama terdapat di dalam gas buang kendaraan bermotor adalah karbon monoksida (CO), berbagai senyawa hindrokarbon, berbagai oksida nitrogen (NO2) dan sulfur (SO2), dan partikulat debu termasuk timbel (Pb). Bahan bakar tertentu seperti hidrokarbon dan timbel organik dilepaskan ke udara karena adanya penguapan sistem bahan bakar. Lalu lintas kendaraan bermotor juga dapat meningkatkan kadar partikulat debu yang berasal dari permukaan jalan, komponen ban, dan rem.5

(3)

trans-line source (sumber garis). Model ini merupakan

model sampling untuk mengukur kualitas udara ambien berdasarkan jarak dengan jalan raya dan faktor kecepatan angin yang memengaruhi pencemaran polutan.6 Dalam pemodelan ini digunakan metode Gauss yang telah dimodifikasi oleh Turner untuk sumber garis dengan panjang jalan tak terbatas, sedangkan untuk panjang jalan terbatas menggunakan metode Gauss yang telah dimodifikasi oleh Sutton. Data masukan yang diperlukan adalah data-data meteorologi seperti arah dan kecepatan angin serta radiasi matahari.7

Finite Length Line Source atau sumber

garis pada jalan yang terbatas dinilai jauh lebih baik daripada sumber garis pada jalan yang tak terbatas. Dengan beranggapan adanya angin/ badai yang bertiup tegak lurus terhadap jalan, maka dipergunakan koefisien dispersi sebagai titik ukur pengambilan sampel. Koefisien dispersi merupakan garis lengkung Gauss yang dinyatakan berdasarkan faktor kestabilan cuaca dan panjang jarak pemaparan.8

Saat ini teknologi yang dapat digunakan untuk mengendalikan emisi sumber bergerak adalah catalytic converter. Catalytic converter adalah alat yang akan mereaksikan gas-gas buang yang berbahaya melalui reaksi kimia sehingga nantinya gas-gas tersebut akan berubah menjadi gas yang tidak berbahaya bagi lingkungan. Saat ini catalytic converter telah digunakan di banyak mesin mobil dan sepeda motor, bahkan beberapa motor bebek yang notabene sepeda motor murah sudah memasang teknologi ini. Sistem kerja teknologi ini adalah reduksi oksidasi, yakni polutan seperti NO2 dan SO2 akan direduksi menghasilkan oksigen. Hasil reduksi ini kemudian akan mengoksidasi gas HC untuk menghasilkan karbon dioksida dan air.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan pada Tahun 2008 di perempatan jalan Magelang dengan ring road utara D.I. Yogyakarta. Kriteria penentuan lokasi adalah jalan yang merupakan jalur utama menuju kota Yogyakarta.

Pengambilan data primer dilakukan dengan pengukuran SO2, NO2, dan HC. Pengukuran kualitas udara dilakukan dengan menggunakan

peralatan digital (Monoxor II, Dioxor II dan AQ

5000). Waktu pengambilan sampel sebanyak

tiga kali, yaitu pagi (pukul 08.00 WIB), siang (pukul 12.00 WIB) dan sore (pukul 18.00 WIB) dengan asumsi sebagai waktu puncak kepadatan lalu lintas.

Analisis data dilakukan sebagai berikut:

• Analisis konsentrasi pencemar akibat kepadatan lalu lintas

Untuk mengukur konsentrasi pencemar akibat kepadatan lalu lintas dipergunakan model Dispersi Udara Sumber Garis. Dengan metode ini, sumber emisi diukur dan didistribusikan dengan mempertimbangkan jarak dari jalan raya dengan sumber emisi. Pada analisis data dengan menggunakan model dispersi udara sumber garis akan menerapkan formula sebagai berikut: C = 2q/(2π)0,5 σz µ Keterangan: C = Konsentrasi pencemar (mg/m3) q = Emisi rata-rata (g/m-s) σz = Koefisien dispersi (m) µ = Kecepatan angin (m/s)

• Estimasi beban pencemar kendaraan bermotor Untuk mengetahui atau memperkirakan beban pencemar dan dari kendaraan bermotor, digu-nakan metode pendekatan panjang perjalanan kendaraan bermotor dengan persamaan sebagai berikut:

Ei = ∑ VKTj * FEi.j * 10-6 Keterangan:

Ei = Beban pencemar untuk polutan i VKTj = Total panjang kendaraan bermotor Kategori j (km kendaraan/tahun)

FEi.j (C) = Besarnya polutan i yang diemisikan untuk setiap (kilometer) perjalanan yang dilakukan kendaraan bermotor

(Nilai C pada pendekatan line source)

Panjang jarak pengendara ditentukan berdasar-kan hasil wawancara dari pengemudi setiap jenis kendaraan.

• Analisis deskriptif.

Analisis deskriptif dilakukan untuk mengin-terpretasikan hasil perhitungan line source

(4)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tingkat polusi udara di ruas jalan perkotaan selama 3 kali pengukuran, yaitu pukul 08.00 WIB, Pukul 12.00 WIB, dan pukul 18.00 WIB menggambarkan kecenderungan secara umum akan naik dimulai dari aktivitas kendaraan sampai dengan menjelang malam sekitar pukul 18.00 WIB dan puncak konsentrasi terjadi pada siang hari pukul 12.00 WIB. Jika melihat hasil pengukuran kualitas udara ambien yang dilakukan di jalan Magelang, terjadi kenaikan gas pencemar pada siang hari sejalan dengan meningkatnya radiasi matahari yang dipancarkan. Hal ini berarti menunjukkan bahwa faktor suhu dan kelembapan sangat memengaruhi tingkat pencemaran.

Suhu udara yang meningkat menyebabkan tekanan di permukaan bumi menjadi rendah. Hal ini membuat udara yang ada di atmosfer bergerak menuju bumi yang memiliki tekanan rendah bersama gas pencemar yang dibawa. Perbedaan tekanan udara dan kestabilan udara pada malam dan siang juga sangat memengaruhi.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa gas pencemar yang melebihi standar baku mutu adalah gas hidrokarbon yaitu mencapai 713,47 µ g/m3 melebihi standar yang ditentukan sebesar 160 µ g/m3. Fluktuasi yang sangat drastis yang ditunjukkan oleh hidrokarbon disebabkan hidrokarbon merupakan gas pencemar yang memiliki massa yang ringan terutama metana. Hidrokarbon yang menjadi masalah dalam pencemaran udara adalah hidrokarbon berbentuk gas yang mengandung 1 sampai 4 atom karbon. Faktor kecepatan angin dan kendaraan bermotor akan sangat berpengaruh. Hal ini menyebabkan konsentrasi hidrokarbon bisa saja tidak terdeteksi sama sekali atau dapat terdeteksi sangat besar melebihi standar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kon-sentrasi gas pencemar yang melebihi standar baku mutu udara ambien Yogyakarta berdasarkan SK Gubernur No. 153/2002 adalah gas hidrokarbon yaitu mencapai 713,47 µg/m3 melebihi standar yang ditentukan sebesar 160 µ g/m3 yang terjadi saat pengukuran pada siang hari. Dalam waktu yang sama, hasil pengukuran SO2 menunjukkan nilai sebesar 58,1 µg/m3 yang berarti masih di bawah standar baku mutu yang ditetapkan,

konsentrasi NO2 sebesar 69,76 µg/m3 juga berada di bawah standar baku mutu yang ditetapkan sebesar 400 µg/m3. Konsentrasi hidrokarbon yang melebihi standar baku mutu terjadi akibat fluktuasi sangat drastis yang ditunjukkan oleh hidrokarbon. Hal ini disebabkan hidrokarbon merupakan gas pencemar yang memiliki massa yang ringan terutama metana. Hidrokarbon yang menjadi masalah dalam pencemaran udara adalah hidrokarbon berbentuk gas yang mengandung 1 sampai 4 atom karbon. Faktor kecepatan angin dan kendaraan bermotor akan sangat berpengaruh. Hal ini menyebabkan konsentrasi hidrokarbon bisa saja tidak terdeteksi sama sekali atau dapat terdeteksi sangat besar melebihi standar.

Line source modeling digunakan untuk

memasukkan faktor jumlah kendaraan, emisi, dan koefisien dispersi yang berpengaruh pada kadar pencemar. Hasil perhitungan tentu akan berbeda dengan nilai pengukuran langsung menggunakan alat digital. Perhitungan line

source menunjukkan bahwa konsentrasi pencemar

yang paling besar adalah gas nitrogen dioksida (NO2) sebesar 211,342 µg/m3. Pada perhitungan

line source jumlah konsentrasi pencemar yang

dihasilkan tidak melebihi baku mutu yang ditetapkan. Berbeda dengan pengukuran kualitas udara ambien yang lebih banyak dipengaruhi oleh faktor klimatologi, line source cenderung dipengaruhi oleh faktor dari transportasi dan yang paling penting adalah pemakaian faktor emisi yang memengaruhi perhitungan emisi rata-rata serta volume lalu lintas yang ada.

Pada lokasi penelitian di jalan Magelang, suatu garis lurus dapat ditarik sebagai daerah yang tercemar dan mengandung SO2, NO2, dan HC. Hal ini berarti semua daerah dalam jarak 200 m dari titik nol lokasi penelitian dianggap telah tercemar. Namun, model line source dapat dibuat suatu tren untuk lebih mengetahui konsentrasi pencemar dalam jarak yang lebih jauh. Hal ini akan berpengaruh pada dispersi vertikal yang digunakan sesuai dengan jarak yang ditetapkan. Untuk memantau lebih jauh jangkauan pencemar dengan asumsi volume lalu lintas yang sama, tren garis lurus dapat diperpanjang menjadi 400 m hingga 1 km.

(5)

Untuk melihat tren kualitas udara berdasar-kan line source modeling untuk polutan tertinggi yaitu NO2 dapat dilihat pada gambar 1.

Dengan mengetahui pemakaian bahan bakar yang digunakan, kita dapat mengetahui bagaimana estimasi beban pencemar yang dihasilkan. Beban pencemar yang paling banyak dihasilkan adalah gas NO2 oleh truk/pikap. Pada pukul 08.00 WIB beban NO2 yang dihasilkan sebesar 294 ton/tahun, pada pukul 12.00 WIB beban pencemar NO2 299 ton/tahun dan pada pukul 18.00 WIB beban emisi NO2 yang dihasilkan oleh kendaraan truk/pikap sebesar 142 ton/tahun.

Pemakaian dan jenis bahan bakar serta jarak yang ditempuh tiap jenis kendaraan sangat memengaruhi fluktuasi beban emisi. Massa jenis

solar yang lebih berat daripada bensin tentu akan memengaruhi pemakaian hasil perhitungan beban emisi. Pada umumnya kendaraan yang memakai bahan bakar solar secara visual dianggap lebih berpotensi mencemari udara.

Menurut penelitian yang dilakukan Sugiyono10 di Pulau Jawa, VHC (Volatille Hydro

Carbon) yang dihasilkan oleh sektor transportasi

mempunyai jumlah yang cukup besar, yaitu 50% dari total emisi pada tahun 1996 dan naik menjadi 71% pada 2021. Pada saat ini emisi NO2 dan VHC dari sektor transportasi mempunyai andil yang be-sar bagi pencemaran udara dan ditambah dengan emisi SPM (Suspended Particullate Matter) untuk jangka panjang. Sugiyono menyebutkan beberapa wilayah di Jawa akan mengalami pencemaran lingkungan untuk jangka panjang jika tidak ada

Sumber: Data Primer, 2008

Gambar 1. Tren Line Source untuk NO2

Sumber: Data Primer, 2008

(6)

tindakan pencegahan. Dampak polutan, seperti SO2, NO2, CO, HC, dan partikel lainnya (Pb/timah hitam) pada kesehatan manusia dan ekosistem dapat bermacam-macam.

KESIMPULAN

- Konsentrasi polutan terbesar adalah NO2 yang terjadi pada pukul 12.00 WIB yaitu sebesar 211,34 µ g/m3. Konsentrasi polutan yang dihitung merupakan polutan yang terdispersi sepanjang jalan. Kadar yang dihasilkan masih di bawah baku mutu udara ambien. Dalam perhi-tungan line source, jumlah kendaraan dan emisi merupakan faktor utama dalam menghasilkan konsentrasi gas pencemar.

- Estimasi beban pencemar yang paling banyak dihasilkan adalah gas NO2 oleh kendaraan truk/ pikap. Pada pagi hari pukul 08.00 WIB beban NO2 yang dihasilkan sebesar 294 ton/tahun, pada siang hari pukul 12.00 WIB beban pencemar NO2 299 ton/tahun, dan pada sore hari pukul 18.00 WIB beban emisi NO2 yang dihasilkan oleh kendaraan sebesar 142 ton/tahun.

SARAN

- Perlu sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya ruang terbuka hijau, terutama di badan jalan jalur transportasi utama.

- Sosialisasi kepada masyarakat Yogyakarta tentang teknologi catalytic converter dalam menurunkan emisi gas buang.

- Pemerintah dan masyarakat secara bersama-sama membuat dan melestarikan taman hutan kota.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu, khususnya kepada pembimbing Bpk. Prof. Dr. Erman Aminullah yang telah memberikan pengarahan dalam penu-lisan karya tulis ilmiah ini.

DAFTAR PUSTAKA

1 Gunawan, Gugun. 1997. Analisis Kerugian Akibat

Polusi Udara di Jalan Perkotaan.Laporan Penelitian. Puslitbang Jalan. Bandung

2 Yanismai. 2003. Hubungan antara Kepadatan Lalu

Lintas dengan Kualitas Udara di Kota Padang. Laporan Penelitian. Padang:UNP

3 Yuliastuti, Ambar. 2008. Estimasi Sebaran

Keruan-gan Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor di Kota Semarang. Laporan Penelitian. Semarang: UNDIP

4Nagendra, S.M.S. 2002. Line source emission

modelling- review. Atmospheric Environment 36 (13), 2083-2098

5Wardhana,Wisnu. 2001. Dampak Pencemaran

Lingkungan Edisi Revisi, Penerbit Andi. Yogyakarta

6Jungers, Briyan D. et al.2006. A Survey of Air

Quality Dispersion Models for Project-Level Conformity Analysis, Dept. of Civil and Env. Engineering University of California

7Tjahyarini, Tjandra. 1992. Studi Pemodelan

Penyebaran Pencemaran Udara dari Kenda-raan Bermotor Menggunakan Teori Gauss. B a n d u n g : Departemen Meteorologi dan Geofisika ITB

8Cooper, C.D. et al. 1986. Air Pollution Control:a

design approach. Boston: PWS Engineering.

9

http://geowana.wordpress.com/2007/10/16/catalytic-converter/

10Sugiyono, Agus. 1998. Strategi Penggunaan

En-ergi di Sektor Transportasi.Laporan Penelitian. Bandung: BPPT

(7)

LAMPIRAN

Perhitungan Line source

Perhitungan NO

2

Tabel 1.3. Perhitungan emisi rata-rata kendaraan siang (12.00)

Jenis Kendaraan Jumlah Kendaraan/Jam Jumlah Kendaraan Faktor Emisi Q = Emisi Rata-rata

roda 2 11.384 3,162222222 0,20 0,00063

roda 4 3.937 1,093611111 6,38 0,006977

Bus 634 0,176111111 7,98 0,001405

truk 1.782 0,495 7,98 0,003950

Tabel 1.4. Perhitungan konsentrasi pencemar NOx siang (12.00) Jenis Kendaraan Jumlah Kendaraan 2q 2π^0,5 µ σz C mg/m3 roda 2 11.384 0,00126 2,505992817 1,36 9 0,041237387 roda 4 3.937 0,01395 2,505992817 1,36 9 0,454938141 bus 634 0,00281 2,505992817 1,36 9 0,091634371 truk 1.782 0,00790 2,505992817 1,36 9 0,257559069 c rerata 0,211342242

Perhitungan SO

2

Tabel 1.9. Perhitungan emisi rata-rata kendaraan siang (12.00)

Jenis Kendaraan Jumlah Kendaraan/Jam KendaraanJumlah Faktor Emisi Q = Emisi Rata-rata

roda 2 11.384 3,162222222 0,020 0,000063

roda 4 3.937 1,093611111 0,06 0,000068

bus 634 0,176111111 0,087 0,000015

truk 1.782 0,495 0,087 0,000043

Tabel 1.10. Perhitungan konsentrasi pencemar SOx siang (12.00)

Jenis Kendaraan KendaraanJumlah 2q 2π^0,5 µ σz c (mg/m3)

roda 2 11.384 0,000126 2,505992817 1,36 9 0,004123739

roda 4 3.937 0,000136 2,505992817 1,36 9 0,004421029

Bus 634 0,000031 2,505992817 1,36 9 0,000999021

Truk 1.782 0,000086 2,505992817 1,36 9 0,002807975

(8)

Perhitungan HC

Tabel 1.15. Perhitungan emisi rata-rata kendaraan siang (12.00)

Jenis Kendaraan Jumlah Kendaraan/Jam Jumlah Kendaraan Faktor Emisi Q = Emisi Rata-rata

roda 2 11.384 3,162222222 0,30 0,0009

roda 4 3.937 1,093611111 1,07 0,0012

Bus 634 0,176111111 2,76 0,0005

truk 1.782 0,495 2,76 0,0014

Tabel 1.16. Perhitungan konsentrasi pencemar HC siang (12.00)

Jenis Kendaraan Jumlah Kenda-raan 2q 2π^0,5 µ σz c(mg/m3)

roda 2 11.384 0,001897 2,505992817 1,36 9 0,0619

roda 4 3.937 0,002336 2,505992817 1,36 9 0,0762

bus 634 0,000972 2,505992817 1,36 9 0,0317

truk 1.782 0,002732 2,505992817 1,36 9 0,0891

c rerata 0,0647

Tabel 1.17. line source 200 meter

Jenis

Kenda-raan KendaraanJumlah Bahan Bakar

Faktor Emisi (G/Km) Kecepatan Angin (M/S) Dispersi Vertikal (M) Konsentrasi Pencemar µg/M3

Sox Nox HC Sox Nox HC

Pagi roda 2 12.164 Bensin 0,020 0,20 0,30 2,72 9 2,2031 22,0314 33,0471 roda 4 3.621 Bensin 0,06 6,38 1,07 2,72 9 2,0331 209,2115 35,0216 bus 560 Solar 0,087 7,98 2,76 2,72 9 0,4412 40,4694 13,9969 truk 1.754 Solar 0,087 7,98 2,76 2,72 9 1,3819 126,7561 43,8404 Siang Rerata 1,5148 99,6171 31,4765 roda 2 11.384 Bensin 0,020 0,20 0,30 1,36 9 4,1237 41,2374 61,8561 roda 4 3.937 Bensin 0,06 6,38 1,07 1,36 9 4,4210 454,9381 76,1558 bus 634 Solar 0,087 7,98 2,76 1,36 9 0,9990 91,6344 31,6931 truk 1.782 Solar 0,087 7,98 2,76 1,36 9 2,8080 257,5591 89,0806 Sore Rerata 3,0879 211,3422 64,6964 roda 2 11.732 Bensin 0,020 0,20 0,30 2,37 9 2,4387 24,3870 36,5805 roda 4 3.203 Bensin 0,06 6,38 1,07 2,37 9 2,0640 212,3902 35,5537 bus 268 Solar 0,087 7,98 2,76 2,37 9 0,2423 22,2277 7,6878 truk 847 Solar 0,087 7,98 2,76 2,37 9 0,7659 70,2495 24,2968 Rerata 1,3777 82,3136 26,0297

(9)

LAMPIRAN 2

Analisa Beban Pencemar Kendaraan Bermotor

Tabel 2.1. Data konsumsi bahan bakar masyarakat untuk berbagai aktivitas

Jenis Kendaraan Asal Perjalanan Panjang Perjalanan (Km/hari) Konsumsi Bahan Bakar (L)

Mobil Pribadi Godean 20 km 2 liter

Angkutan Umum Tempel 40 km 5 liter

Taksi Tugu 35 km 4 liter

Pikap/Truk Muntilan 70 km 9 liter

Sepeda Motor Jalan Magelang 20 km 1 liter

Rumus yang digunakan :

E

i

=

= n i j

VKT

j

* FE

i,j

* 10

-6

Keterangan:

Ei = Beban pencemar untuk polutan i (ton/tahun)

VKT

j

= Total panjang kendaraan bermotor kategori j (km kendaraan/tahun)

FEi,l = Besarnya polutan i yang diemisikan dari setiap (liter) pengunaan bahan bakar tipe l (g/

liter bahan bakar) dengan melihat tabel 4,17

Kendaraan bermotor

1 tahun = (365 hari – 65 hari libur)

= 300 hari

Panjang perjalanan per hari = 20 km

Untuk estimasi beban emisi NOx

FEi,1 = 12164 x 20 x 300 h/th x 0,2 x 1/1000,000

= 14,9 ton/tahun

Untuk estimasi beban emisi SOx

FEi,1 = 12164 x 20 x 300 h/th x 0,026 x 1/1000,000

= 1,9 ton/tahun

Untuk estimasi beban emisi HC

FEi,1 = 12164 x 20 x 300 h/th x 0,3 x 1/1000,000

= 22 ton/tahun

(10)

Tabel 2.2. Estimasi beban pencemar pagi (08.00-09.00)

Faktor Emisi (gm/km) Total Emisi (tons/tahun)

Jenis Kendaraan KendaraanJumlah VKT (km/hari) HC SOx NOx CO2 HC SOx NOx CO2

Mobil pribadi 3402 20 1,068 0,062 6,380 22 1,27 130

-Angkutan Umum 560 40 2,76 0,087 7,980 19 0,58 54

-Taksi 219 35 1,070 0,062 6,380 2 0,14 15

-Truk/Pikap 1.754 70 2,76 0,087 7,980 102 3,20 294

-Sepeda motor 12.164 20 0,300 0,026 0,200 22 1,90 15

-Total 167 7 507

-Tabel 2.3. Estimasi beban pencemar siang (13.00-14.00)

Faktor Emisi (gm/km) Total Emisi (tons/tahun)

Jenis Kendaraan KendaraanJumlah VKT (km/hari) HC SOx NOx CO2 HC SOx NOx CO2

Mobil pribadi 3767 20 1,068 0,062 6,380 24 1,40 144 -Angkutan Umum 634 40 2,76 0,087 7,980 21 0,66 61 -Taksi 170 35 1,070 0,062 6,380 2 0,11 11 -Truk/Pikap 1,782 70 2,76 0,087 7,980 103 3,26 299 -Sepeda motor 11,384 20 0,300 0,026 0,200 20 1,78 14 -Total 170 7 529

-Tabel 2.4 Estimasi beban pencemar sore (17.00-18.00)

Faktor Emisi (gm/km) Total Emisi (tons/tahun)

Jenis Kendaraan KendaraanJumlah VKT (km/hari) HC SOx NOx CO2 HC SOx NOx CO2

Mobil pribadi 3098 20 1,068 0,062 6,380 20 1,15 119 -Angkutan Umum 268 40 2,76 0,087 7,980 9 0,28 26 -Taksi 105 35 1,070 0,062 6,380 1 0,07 7 -Truk/Pikap 847 70 2,76 0,087 7,980 49 1,55 142 -Sepeda motor 11,732 20 0,300 0,026 0,200 21 1,83 14 -Total 100 5 307

Gambar

Gambar 1. Tren Line Source untuk NO 2
Tabel 1.9. Perhitungan emisi rata-rata kendaraan siang (12.00) Jenis Kendaraan Jumlah Kendaraan/Jam Jumlah
Tabel 1.15. Perhitungan emisi rata-rata kendaraan siang (12.00) Jenis Kendaraan Jumlah Kendaraan/
Tabel 2.1. Data konsumsi bahan bakar masyarakat untuk berbagai aktivitas Jenis Kendaraan Asal Perjalanan Panjang Perjalanan

Referensi

Dokumen terkait

Sipayung (2000), membuat model ekonometrika yang terdiri atas persamaan: investasi pemerintah, investasi swasta asing dan swasta, nilai tukar rupiah, suku bunga,

Walaupun proses transformasi struktural telah terjadi di Indo- nesia, di mana kontribusi sektor pertanian telah digantikan oleh sektor industri, namun

Latifah Lilis Sofiyah (UMS, 2013) dalam skripsinya yang berjudul Perbandingan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam antara siswa yang menerima BEL (Beasiswa Ekonomi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh model pembelajaran matematika terpadu berbantuan musik terhadap kemampuan penalaran matematis bagi siswa kelas

Guru Pendidikana Agama Islam di sekolah umum memiliki tanggung jawab yang sangat berat karena dengan sedikitnya waktu yang diberikan untuk mempelajari materi-materi agama

Faktor lain yang mempengaruhi tingginya angka kejadian DM pada wanita adalah perubahan hormonal dan psikologis yang dialami wanita akibat fase siklus menstruasi,

Upacara sedeakah bumi di Kelurahan Ngampin Kecamatan Ambarawa biasanya didasarkan pada keyakinan atau dorongan naluri yang kuat atau adanya perasaan kuatir akan hal- hal yang

PENGARUH PERSEPSI WISATAWAN TENTANG HARGA PAKET WISATA PADA KAWASAN ATRAKSI WISATA ALAM GREEN CANYON TERHADAP KEPUASAN WISATAWAN.. Universitas Pendidikan Indonesia|