• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

43 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Pada penelitian ini dirujuk adalah Stasiun Kereta Api Madiun Daerah Operasi VII Madiun yang berlokasi di Jalan Kompol Sunaryo No.14 Madiun Lor, Kota Madiun dengan lintang selatan sebesar 7.618775° dan lintang utara sebesar 111.524877°. Dengan lokasi yang strategis di sekitar keramaian kota berupa pusat perbelanjaan dan pusat akademik. Lokasi Stasiun Kereta Api Kota Madiun :

Gambar 3.1 Lokasi Stasiun Kereta Api Madiun 3.2 Tahapan Pelaksanaan Penelitian

3.2.1 Pengumpulan Data

Data yang diperoleh adalah data primer dan data sekunder.

a. Data primer

(2)

Data primer adalah data yang diperoleh dari survei langsung di lapangan, antara lain :

1) Data standarisasi Stasiun Madiun 2) Kepuasan pelanggan

3) Fasilitas keselamatan 4) Fasilitas Kesehatan 5) Fasilitas keamanan 6) Layanan penjualan tiket 7) Ruang tunggu

8) Ruang verifikasi identitas calon penumpang (ruang boarding) 9) Toilet

10) Mushola 11) Tempat parkir

12) Fasilitas bagi penumpang difable 13) Ruang ibu menyusui

Contoh tabel yang digunakan sebagai tolok ukur data di lapangan seperti:

Tabel 3. 1 SPM Angkutan Orang dengan Kereta Api di Stasiun

No Jenis Pelayanan Uraian

Tolak Ukur Sesuai Standar Pelayanan Minimal

Keterangan Memenuhi Tidak

Memenuhi 1 Keselamatan

Informasi dan fasilitas keselamatan

Alat pemadam kebakaran

-

Petunjuk jalur dan prosedur evakuasi

- Tidak tersedia

(3)

Langkah tugas akhir dapat digambarkan dalam bentuk diagram alir sebagai berikut :

Gambar 3.2 Diagram alir tugas akhir Stasiun Madiun masih menjadi moda transportasi pilihan utama masyarakat Kota Madiun. Seiring berjalannya waktu dan peningkatan pengguna jasa transportasi, perusahaan dituntut untuk meningkatkan pelayanananya seperti Stasiun Madiun yang terkait pandemi virus Covid-19.

1. Apakah Pelayanan di Stasiun Madiun sudah memenui SPM (Standar Pelayanan Minimum) ?

2. Bagaimana tingkat kepuasan pengguna jasa Stasiun Madiun terhadap pelayanan dan kinerja menggunakan metode IPA ? 3. Atribut atribut apa sajakah yang menjadi prioritas dan harus

dilakukan perbaikan ?

Pengumpulan Data

Data Primer Jumlah penumpang

dalam 5 hari

Kuisioner Kuisioner Kepuasan

Pengolahan Data Metode IPA dan perhitungan CSI

Data Sekunder Fasilitas terkait SPM

No. 63 tahun 2019

Observasi Dokumentasi sesuai SPM no 63 tahun 2019

Pengolahan Data Penilaian kinerja berdasarkan sesuai /

tidak sesuai

Hasil dan Perbaikan

(4)

3.2.2 Metode Pengumpulan Data

Probability sampling adalah Metode pengambilan sampel secara random atau acak. Dengan cara pengambilan sampel ini. Seluruh anggota populasi diasumsikan memiliki kesempatan yng sama untuk terpilih menjadi sampel penelitian.

Menggunakan Pengambilan Sampel Acak Sederhana (Simple Random Sampling) Teknik penarikan sampel cara ini memberikan kesempatan yang sama bagi setiap anggota populasi untuk menjadi sampel penelitian

3.2.3 Penentuan Jumlah Populasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan perhitungan dengan jumlah besaran sampel untuk populasi tertentu. Penelitian menggunakan persamaan Slovin 3.1, yaitu :

Keterangan :

: Jumlah kuesioner penumpang : Ukuran populasi

: Persentase kesalahan sampel yang masih bisa ditolerir 3.2.4 Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh penumpang dengan tujuan awal Stasiun pemberangkatan di Kereta Api Madiun untuk segala tingkat kelas kereta api. Selama 1 minggu ada sebanyak 2738 responden menggunakan Stasiun Madiun yang akan dijadikan banyaknya populasi. Pada penelitian ini untuk menghitung jumlah kuesioner penumpang menggunakan rumusan Slovi maka diperoleh jumlah kuesioner sebagai berikut :

Banyaknya responden yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 100 orang. Jika ingin meningkatkan kualitas data, Sampel yang digunakan dapat ditambah 3 sampai 10% dari banyaknya anggota sampel minimal.

(5)

Jumlah kuesioner pada presentasi pengambilan responden kuesioner pada setiap pemberangkatan kereta api dianggap mewakili jumlah penumpang pada setiap pemberangkatan kereta api. Pengambilan data secara acak baik dari kategori kelas kereta api ekonomi, eksekutif, dan bisnis. Ada 24 Nomor Kereta Api dengan nama KA, yaitu Singasari, Molex Malam, Bangunkarta, Jayakarta Premium, Malabar, Matarmaja, Bima, Mutiara Selatan, Gajayana, Brantas, Majapahit, Kahuripan, Turangga, Sancaka Pagi, Argo Wilis,Sritanjung,Molex Pagi, Pasundan, Logawa, G B M S, Ranggajati, Sancaka Sore, Bima, Molex Malam.

3.3 Desain Kuesioner

Kuesioner merupakan metode pengumpulan data dengan cara membuat daftar pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden yaitu penumpang kereta api untuk dijawab sesuai dengan penilaian mereka terhadap atribut-atribut dalam kuesioner. Alasan menggunakan teknik ini supaya responden tidak perlu memberikan penjelasan secara panjang lebar dan juga sangat praktis, tegas, hemat dan efisien dalam mengungkapkan inti persoalan. Cara ini digunakan untuk memperoleh data primer yang diperlukan oleh peneliti (Riduwan, 2002).

Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respon (responden) sesuai dengan permintaan pengguna (Riduwan, 2002). Tujuan penyebaran kuesioner ialah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan.

Kuesioner dibedakan menjadi dua jenis, yaitu kuesioner terbuka dan kuesioner tertutup (Riduwan, 2002).

1. Kuesioner terbuka (kuesioner tidak berstruktur) adalah kuesioner yang disajikan dalam bentuk sederhana sehingga responden dapat memberikan isian sesuai dengan kehendak dan keadaannya.

2. Kuesioner tertutup (kuesioner terstruktur) adalah kuesioner yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih

(6)

satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang (×) atau tanda lingkaran (√).

Pengumpulan data menggunakan cara angket dengan bentuk angket langsung dan rahasia. Kuesioner di penelitian ini mengembangkan variabel untuk setiap kuisioner. Para responden disediakan jawaban dalam skala Likert empat sampai satu.

Skala Likert merupakan salah satu dari beberapa skala yang ditunjukan dan dikembangkan para peneliti. Penyusunan kata secara valid tidak digunakan dalam format penelitian yang negatif. Secara konsisten menunjukkan standar deviasi yang sesuai dengan format positif.

No Variabel Penelitian A Pelayanan di Stasiun

1 Informasi & ketersediaan fasilitas keselamatan darurat 2 Informasi & ketersediaan fasilitas kesehatan

3 Fasilitas keamanan (ketersediaan CCTV) 4 Informasi ganguan keamanan

5 Ketersediaan lampu penerangan 6 Layanan Penjualan Tiket

7 Ketersediaan ruang tunggu

8 Ketersediaan ruang boording/pengecekan tiket 9 Toilet yang memadai jumlahnya serta kondisinya 10 Fasilitas untuk melakukan ibadah

11 Petugas Keamanan

12 Fasilitas pengatur sirkulasi udara 13 Informasi pelayanan

14 Informasi ganguan perjalanan kereta api (waktu)

(7)

15 Fasilitas perjalanan kereta api & penerima pengaduan (Customer Service) 16 Fasilitas naik/turun penumpang dari kereta api

17 Ketersediaan tempat parkir yang memadai

18 Aksesibilitas & Ketersediaan fasilitas bagi penumpang penyandang Disabilitas

19 Ketersediaan ruang/tempat khusus untuk ibu menyusui

Tabel 3.2 Atribut Analisa Pelayanan pada Stasiun Berdasarkan Standar Pelayanan Minimum Tahun 2015

Pengukuran kualitas pelayanan berdasarkan dari indikator dan pengukurannya menggunakan survei di lapang. Berupa indikator variabel untuk mengukur pelayanan serta harapan pengguna terhadap kualitas pelayanan angkutan kereta api dengan skala yang ditetapkan. Acuan berupa penilaian penumpang terhadap baik dan buruknya fasilitas yang tersedia di Stasiun Kereta Api Daerah Operasi VII Madiun.

Kuesioner berguna untuk mengukur tingkat kepuasan pengguna jasa kereta api terhadap kinerja dan pelayanan serta fasilitas stasiun Madiun. Kuesioner berisi beberapa poin kualitas pelayanan yang meliputi penampilan fisik, keandalan, tanggap, empati, dan peduli (Supranto, 1997).

a. Variabel penelitian sebagai penentuan kualitas pelayanan

Variabel penelitian sebagai penentu kualitas pelayanan merupakan variabel penelitian yang menjadi tolok ukur kualitas standar penelitian minimal sesuai dengan persyaratan tertentu. Angka penelitian sebagai penentuan fasilitas, dimensi terdiri dari :

1) Penampilan fisik, yaitu fasilitas fisik, peralatan, penampilan personal secara terlihat langsung. Indikator meliputi:

a) Tingkat kepuasan tentang kebersihan dan kerapian Stasiun Madiun yang diterima di masyarakat.

b) Tingkat kepuasan tentang penataan ruangan Stasiun Madiun.

(8)

c) Tingkat kepuasan tentang kelengkapan fasilitas ruang tunggu dan loket.

d) Tingkat kepuasan tentang kelengkapan informasi ruang tunggu dan loket.

e) Tingkat kepuasan tentang kenyamanan ruang tunggu Stasiun Madiun.

2) Keandalan, adalah kemampuan perushaan dengan kepercayaan dan juga akurat. Indikator meliputi :

a) Tingkat kepuasan tentang tingkat kecepatan pelayanan tiket KAI.

b) Tingkat kepuasan tentang tingkat pelayanan petugas loket stasiun.

c) Tingkat kepuasan tentang tingkat kemudahan informasi yang disajikan oleh Stasiun Madiun.

3) Tanggapan ,yaitu kemampuan yang dapat mempermudah pelanggan dan memberikan jasa yang cepat. Indikator meliputi :

a) Tingkat kepuasan tentang kecakapan petugas terhadap keluhan penumpang.

b) Tingkat kepuasan tentang kecakapan petugas dalam memberikan kejelasan informasi terhadap penumpang.

c) Tingkat kepuasan tentang tingkat keandalan petugas dalam membantu dan melayani pengguna.

4) Empati, yaitu kepedulian dan perhatian stasiun kepada calon pengguna.

Indikator meliputi :

a) Tingkat kepuasan tentang tingkat perhatian petugas dalam memperhatikan penumpang yang sedang berbicara atau bertanya.

b) Tingkat kepuasan tentang tingkat pelayanan petugas administrasi terhadap keluhan penumpang.

5) Peduli, yaitu perhatian perusahaan dalam melayani pelanggan. Indikator meliputi :

a) Tingkat kepuasan tentang tingkat kepedulian petugas terhadap layanan penumpang.

(9)

Pada pelaksanaan kepuasan pelayanan yang diterapkan pada Stasiun Madiun, yang dialami oleh calon penumpang di stasiun skor penilaian sebagai berikut :

1) Sangat memuaskan diberi nilai 5 2) Memuaskan akan dibeli nilai 4

3) Cukup Memuaskan akan diberi nilai 3 4) Kurang memuaskan akan diberi nilai 2 5) Tidak memuaskan akan diberi nilai 1

Tabel 3. 3 Deskripsi Bobot Tingkat Kinerja

Tingkat Pencapaian Deskripsi

Sangat Memuaskan (5)

Poin kinerja pelayanan dan fasilitas yang ada di Stasiun Madiun memenuhi indikator variabel sehingga pengguna jasa sudah merasa sangat memuaskan.

Memuaskan (4)

Poin kinerja pelayanan dan fasilitas yang ada di Stasiun Madiun hampir memenuhi indikator variabel namun pengguna jasa masih merasa kurang.

Cukup Memuaskan (3)

Poin kinerja pelayanan dan fasilitas yang ada di Stasiun Madiun cukup memenuhi indikator variabel namun pengguna jasa merasa kurang memuaskan.

Kurang Memuaskan (2)

Poin kinerja pelayanan dan fasilitas yang ada di Stasiun Madiun belum memenuhi indikator variabel sehingga pengguna jasa merasa kurang memuaskan.

Tidak Memuaskan (1)

Poin kinerja pelayanan yang ada di Stasiun Madiun sama sekali tidak memenuhi indikator variabel sehingga pengguna jasa merasa tidak memuaskan.

(10)

Sedangkan pada pelaksanaan kepentingan pelayanan yang diterapkan pada Stasiun Madiun, yang dialami oleh calon penumpang 4 skor penilaian sebagai berikut

1) Sangat penting diberikan nilai 5 2) Penting diberikan nilai 4

3) Cukup Penting diberikan nilai 3 4) Kurang penting diberikan nilai 2 5) Tidak penting diberikan nilai 1

Deskripsi tingkat kepentingan disajikan dalam bentuk tabel berikut ini:

Tingkat Pencapaian Deskripsi

Sangat Memuaskan (5)

Poin kinerja pelayanan dan fasilitas yang ada di Stasiun Madiun harus dipertahankan karena sangat penting sudah diterapkan di Stasiun Madiun.

Memuaskan (4)

Poin kinerja pelayanan dan fasilitas yang ada di Stasiun Madiun harus dipertahankan akan tetapi kurang memadai karena penting sudah diterapkan di Stasiun Madiun.

Cukup Memuaskan (3)

Poin kinerja pelayanan dan fasilitas yang ada di Stasiun Madiun Masih harus diperbaiki dan kurang memadai sudah diterapkan di Stasiun Madiun

Kurang Memuaskan (2)

Poin kinerja pelayanan dan fasilitas yang ada di Stasiun Madiun harus diperbaiki karena kurang penting dan tidak memadai sudah diterapkan di Stasiun Madiun.

Tidak Memuaskan (1)

Poin kinerja pelayanan dan fasilitas yang ada harus diperbaiki.

Tabel 3. 4 Deskripsi Bobot Tingkat Kepentingan

(11)

3.4 Metode Pengolahan Data

Setelah didapatkan data utama dan penunjang dilakukan pengolahan data dengan menggunakan metode tabulasi. Metode tabulasi merupakan metode memasukan data ke dalam suatu table dengan kode sesuai dengan yang dibutuhkan.

Data observasi yang diperoleh akan dicek dengan uraian jenis pelayanan SPM No.

PM 63 Tahun 2019 dan data kuesioner dianalisis menggunakan alat bantu statistik.

Sedangkan penilaian kriteria kinerja unit pelayanan berdasarkan No. PM 14 Tahun 2017 mengenai Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik disajikan dalam tabel berikut :

Nilai Persepsi Nilai Interval Konversi (NIK) Kinerja Unit Pelayanan (y)

1 Tidak Baik

2 Kurang Baik

3 Cukup Baik

4 Baik

5 Sangat Baik

Tabel 3. 5 Kinerja Unit Pelayanan

3.5 Uji Reliabilitas dan Uji Validitas Data Kuesioner

Uji reliabilitas merupakan pengujian untuk kebenaran suatu kuesioner.

Sedangkan uji validitas merupakan alat ukur penguji yang dilakukan untuk mengetahui variabel dari kuesioner. Metode reliabilitas diuji menggunakan alat bantu statistik. Alat bantu statistik memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha ( ). (Ghozali, 2009). Teknik Cronbach Alpha (ɑ) merupakan pengujian secara internal konsistensi karena tingkat reliabilitas diukur berdasarkan skala alpha 0-1. (Widayanti, 2015). Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai ɑ hitung > r tabel dan bernilai positif, maka didapatkan hasil reliabel agar menghasilkan perkiraan keandalan yang terkoreksi. Sedangkan pengecekan

(12)

keabsahan dengan cara korelasi Bivariate Pearson (Product Moment Pearson).

Dengan begitu perhitungan uji validitas didapatkan nilai r hitung > r tabel, maka variabel yang diuji valid. Sedangkan jika didapatkan nilai r hitung < r tabel, maka variabel yang diuji tidak valid

3.6 Analisis Data Pelayanan Stasiun Madiun

Evaluasi kinerja serta pelayanan dengan metode survei lapang dapat digunakan sebagai data penunjang analisis sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM). Parameter akan mengacu kepada Peraturan Menteri No. PM 63 tahun 2019 yang dilampirkan dengan menyebutkan salah satu point yang dirasa cukup penting oleh responden sebagai berikut ;

No Jenis Pelayanan

Uraian Stasiun Besar

1 Informasi dan fasilitas keselamatan

Informasi ketersediaan dan peralatan penyelamatan darurat dalam bahaya (kebakaran, kecelakaan atau bencana alam)

Informasi dan fasilitas keselanatan mudah terlihat dan terjangkau, antara lain :

 Alat pemadam kebakaran

 Petunjuk jalur dan prosedur evakuasi

 Titik kumpul evakuasi

 Nomor-nomor telpon darurat (emergency call) 2 Informasi dan

fasilitas kesehatan

Informasi ketersediaan dan fasilitas kesehatan untuk penanganan keadaan darurat bagi pengguna jasa

Informasi dan fasilitas kesehatan dan mudah terlihat dan terjangkau antara lain :

 Perlengkapan P3k (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)

 Korsi roda 3 Fasilitas

keamanan

Peralatan pencegah tindak Criminal

Tersedia CCTV 4 Petugas

keamanan

Orang yang bertugas menjagga ketertiban dan kelancaran sirkulasi pengguna jasa di stasiun

Tersedia petugas berseraggam dan mudah terlihat

5 Informasi gangguan keamanan

Informasi yang disampaikan kepada pengguna jasa apabila mendapat gangguan

Tersedia stiker yang mudah terlihat dan jelas terbaca

(13)

melakukan verivikasi sesuai dengan identitas diri

 Area berih 100% terawat dan tidak berbau yang berasal dari dalam area stasiun 9 Toilet Tersedia toilet  Pria (4 unrinoir, 3 WC, 2

wastafel)

 Wanita (6 WC, 2 wastafel)

 Tersedia 1 (satu) toilet untuk penumpang difable

 Area bersih, terawat dan sirkulasi udara berfungsi baik

10 Mushola Fasilitas untuk melakukan ibadah yang terpadu dengan tempat wudhu

 Pria ( 11 normal 2 penyandang disabilitas)

 Wanita (9 normal dan 2 penyandang disabilitas)

 Area bersih 100% terawat dan tidak berbau yang berasal dari dalam area stasiun

11 Lampu penerang

Berfungsi sebagai sumber cahaya di stasiun untuk memberi rasa nyaman bagi pengguna jasa

200 – 250 lux keamanan berupa stiker

berupa nomor telpon dan atau SMS pengaduan ditempel pada tempat yang

strategis dan mudah dilihat 6 Layanan

penjualan tiket

Penjualan dan penukaran tiket kereta api (jumlah loket yang beroprasi disesuaikan dengan calon penumpang dan waktu rata-rata per orang

 Maksimal 180 detik per nama penumpang

 Tersedian informasi ada/tidak adanya tempat duduk untuk seluruh kelas KA

7 Ruang tunggu Ruangan/tempat yang disediakan untuk penumpang dan calon penumpang sebelum melakukan check in (ruangan tertutup dan atau ruangan terbuka)

 Untuk 1 (satu) orang minimum 0,6 m2

 Area bersih 100% terawat dan tidak berbau yang berasal dari dalam area

Stasiun 8 Ruang boording Ruang/tempat yang

disediakan untuk orang

 Untuk 1 (satu) orang minimum 0,6 m2

(14)

12 Fasilitas pengatur sirkulasi udara diruang tunggu tertutup

Fasilitas untuk sirkulasi udara dapat menggunakan AC (air conditioner), kipas angin (fan)

dari atau ventilasi udara

Suhu dalam ruangan maksimal 27°c

13 Informasi pelayanan

Informasi yang disampaikan dinstasiun kepada pengguna jasa yang terbaca dan terdengar, sekurang- kurangnya memuat:

 Denah/layout stasiun

 Nomor KA, nama KA, dan kelas pelayanannya

 Nama stasiun

keberangkatan stasiun KA pemberhentian dan stasiun KA tujuan beserta jadwal waktunya.

 Tarif KA

 Peta jaringan KA

untuk stasiun yang melayani penjualan tiket

 Informasi dalam bentuk visual diletakan di tempat dtrategis antara lain di dekat loket, pintu masuk dan diruang tunggu umum yang mudah terlihat dan jelas terbaca

 Informasi dalam bentuk audio harus jelas terdengar dengan intensitas suara 20 dB lebih besar dari kebisingan yang ada

14 Informasi gangguan perjalanan kereta api

Pemberian informasi jika terjadi gangguan perjalanan kereta api

Informasi diumumkan maksimal 30 menit setelah terjadi gangguan

15 Fasilitas layanan penumpang

Fasilitas yang disediakan untuk memberikan informasi perjalanan kereta api dan layanan menerima pengaduan

 Mempunyai tempat dan 1 (satu) meja kerja

 1 (satu) orang petugas dan memiliki kecakapan bahasa Inggris

16 Fasilitas kemudahan Naik turun

Memberi kemudahan penumpang untuk naik ke kereta atau turun dari kereta

Selisih tinggi peron dengan lanta kereta tidak lebih dari 20cm

17 Tempat parkir Tempat untuk parkir kendaraan baik roda 4 (empat) dan roda 2 (dua)

 Luas tempat parkir disesuaikan dengan lahan yang tersedia

 Sirkulasi kendaraan masuk, keluar dari parkir lancer 18 Fasilitas bagi

penumpang difable

Fasilitas yang disediakan untuk penyandang disabilitas

Terdapat ramp dengan kemiringan maksimal 10° dan akses jalan penyambung

(15)

Tabel 3.6 Standar Pelayanan Minimal 3.7 Indeks Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction Index)

Pengukuran terhadap indeks kepuasan pelanggan (Customer Satisfaction Index) diperlukan karena hasil dari pengukuran tersebut dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan sasaran-sasaran ditahun-tahun mendatang. Tanpa adanya indeks kepuasan pelanggan tidak mungkin top management dapat menentukan target dalam peningkatan kepuasan pelanggan. Selain itu indeks juga diperlukan karena proses pengukuran kepuasan pelanggan bersifat kontinue. Cara menghitung indeks kepuasan pelanggan adalah:

a. Menentukan Mean Importance Score (MIS) dan Mean Performance Score (MSS). Nilai ini berasal dari rata-rata tingkat kepentingan dan kinerja tiap konsumen

n = jumlah konsumen

Yi = Nilai kepentingan atribut X i Xi = Nilai kinerja atribut ke-i

b. Membuat Weight Faktor (WF). Bobot merupakan persentase nilai MIS peratribut terhadap total MIS seluruh atribut.

19 Ruang ibu menyusui

Ruang/tempat yang disediakan khusus bagi ibu menyusui dan anak

Tersedia ruang khusus

Beserta fasilitas lengkap untuk ibu menyusui bayi

(16)

Membuat Wight Score (WS), bobot ini merupakan perkalian antara Weight Factors (WF) dengan Mean Performance (MSS)

WS= WF x MSS

c. Customer Satisfaction Index (CSI), adalah rasio dari weight Average (WA) dibagi Highhest scale (HS atau skala maksimum yang dipakai skala 5 dikali 100 %

Kriteria indeks kepuasan menggunakan kisaran 0.00 hingga 1.00.

3.8 Analisis Gap

Gap analysis merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kepuasan responden dari instansi pemerintahan, khususnya dalam upaya penyediaan pelayanan terhadap hal layak umum. Hasil analisis tersebut dapat menjadi input yang berguna bagi perencanaan dan penentuan prioritas di masa yang akan datang. Selain itu, gap analysis atau analisis kesenjangan juga merupakan salah satu langkah yang sangat penting dalam tahapan perencanaan

(17)

maupun tahapan evaluasi kinerja. perhitungan ini merupakan salah satu yang umum digunakan dalam pengelolaan manajemen internal suatu lembaga. Secara harafiah kata “gap” mengindikasikan adanya suatu perbedaan (disparity) antara satu hal dengan hal lainnya.

Model Gap ini dikembangkan oleh Parasuraman, Zeithamet, dan Barry dalam serangkaian penelitian terhadap studi kasus yang diambil. Model gap ini juga dikenal dengan model ServQual (singkatan dari Service Quality) karena gap analysis sering digunakan untuk mengukur kualitas pelayanan. Model ini juga didasarkan atau adanya asumsi konsumen membandingkan kinerja layanan pada atribut-atribut relevan dengan standar ideal/sempurna untuk masing- masing atribut jasa.

Selain itu, terdapat tujuan dari analisis gap untuk mengidentifikasi gap antara alokasi optimis dan integrasi input, serta ketercapaian sekarang. Analisis gap membantu suatu instansi dalam mengungkapkan yang mana harus diperbaiki. Proses analisis gap mencakup penetapan, dokumentasi, dan sisi positif keragaman keinginan kapabilitas (sekarang).

Berikut adalah beberapa manfaat dari gap analysis, yaitu antara lain:

a. Menilai seberapa besar kesenjangan antara kinerja aktual dengan suatu

yang yang diharapkan.

b. Mengetahui peningkatan kerja yang diperlukan untuk menutup

kesenjangan tersebut.

c. Menjadi salah satu dasar pengambilan keputusan terkait prioritas waktu

dan biaya yang dibutuhkan untuk memenuhi standar pelayanan yang telah ditetapkan.

d. Mengetahui kondisi terkini dan tindakan apa yang akan dilakukan di masa

yang akan datang.

Kualitas layanan merupakan perbandingan atau selisih antara layanan yang dirasakan atau dipersepsikan konsumen (persepsi) dengan layanan ideal

(18)

yang diinginkan atau diminta konsumen (harapan). Selisih antara persepsi dengan harapan disebut dengan “gap” atau kesenjangan kualitas layanan, yang dapat dirumuskan sebagai berikut (Parasuraman, 1988):

Gap = Persepsi – Harapan

Jika gap positif (persepsi > harapan), maka layanan dikatakan surprise dan sangat memuaskan. Jika nilai gap nol (persepsi = harapan), maka layanan dikatakan berkualitas dan memuaskan. Jika nilai gap negatif (persepsi <

harapan), maka layanan dikatakan tidak berkualitas dan tidak memuaskan.

Analisis gap mempunyai bentuk yang berbeda-beda, perbedaan tersebut disesuaikan dari penerapan dan fungsinya. Jika dilihat pada tempat implementasinya, analisis gap dapat digunakan untuk mengukur perkembangan pembangunan khususnya pembangunan di daerah.

Dalam konsep gap ini, terdapat beberapa model yang dikembangkan oleh Parasuraman dkk, yaitu diantaranya :

a. Kesenjangan antara persepsi manajemen atas skpektasi konsumen akan

pelayanan yang seharusnya diberikan oleh perusahaan.

b. Kesenjangan antara persepsi manajemen atas ekspektasi persepsi

konsumen tersebut menjadi spesifikasi kualitas pelayanan.

c. Kesenjangan antara standar pelayaanan tersebut dan pelayanan yang

diberikan.

d. Kesenjangan antara pelayanan yang diberikan dengan informasi eksternal

kepada konsumen atau pelayanan yang dijanjikan kepada konsumen.

(19)

Gambar

Gambar 3.1 Lokasi Stasiun Kereta Api Madiun  3.2 Tahapan Pelaksanaan Penelitian
Tabel 3. 1 SPM Angkutan Orang dengan Kereta Api di Stasiun
Gambar 3.2 Diagram alir tugas akhir Stasiun Madiun masih menjadi  moda transportasi  pilihan  utama  masyarakat  Kota Madiun
Tabel 3.2 Atribut Analisa Pelayanan pada Stasiun Berdasarkan Standar   Pelayanan Minimum Tahun 2015
+5

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji penggunaan model pembelajaran Conceptual Change terhadap penurunan beban kognitif siswa dalam pembelajaran sistem

[r]

Sitanggang Dan Nachrowi, Pengaruh Struktur Ekonomi Pada Penyerapan Tenaga Kerja Sektoral: Analisis Model Demometrik Di 30 Propinsi Pada 9 Sektor Di Indonesia.. kerja yang bekerja

Upacara mangan Perahuatau yang lebih umum dikenal oleh masyarakat luas dengan sebutan larung laut atau sedekah laut merupakan tradisi turun temurun masyarakat

keterampilan, keaktifan dan antusias serta semangat siswa pada saat proses belajar maengajar, ini disebabkan siswa merasa senang dan tertarik pada saat mengikuti pembelajaran

Mereka tertinggal dari masyarakat lain dari tiga hal : kebodohan, kemiskinan, keterbelakangan dalam segala hal, baik infrastruktur di daerah tersbut maupun perhatian

Saya bisa melakukan itu, tetapi maksud Saya akan tidak fair kalau seandainya anggota atau pegawai Saya nanti disalahkan hanya karena komitmen daripada

Pengaruh t ransaksi di at as t erhadap persam aan akunt ansi adalah..... Penyelesaian kert as kerja di baw ah ini yang