• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH METODE STUDENT CREATED CASE STUDIES DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MOJOLABAN SUKOHARJO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH METODE STUDENT CREATED CASE STUDIES DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MOJOLABAN SUKOHARJO"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user i

PENGARUH METODE STUDENT CREATED CASE STUDIES DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP KETERAMPILAN PROSES

SAINS SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MOJOLABAN SUKOHARJO

SKRIPSI Oleh :

ANGGUN NOPITASARI K4308069

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA SEPTEMBER 2012

(2)

commit to user ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Anggun Nopitasari

NIM : K4308069

Jurusan / Program Studi : PMIPA / Pendidikan Biologi

menyatakan bahwa skripsi saya berjudul ” PENGARUH METODE STUDENT CREATED CASE STUDIES DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MOJOLABAN SUKOHARJO” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, September 2012 Yang membuat pernyataan

Anggun Nopitasari

(3)

commit to user iii

PENGARUH METODE STUDENT CREATED CASE STUDIES DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP KETERAMPILAN PROSES

SAINS SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MOJOLABAN SUKOHARJO

Oleh :

ANGGUN NOPITASARI K4308069

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA SEPTEMBER 2012

(4)

commit to user iv

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, September 2012

Pembimbing I Pembimbing II

Meti Indrowati, S.Si, M.Si Drs. Slamet Santosa, M.Si ` NIP. 19781001 200112 2 002 NIP. 19591220 198601 1 002

(5)

commit to user v

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Bowo Sugiharto, S.Pd, M.Pd.

Sekretaris : Riezky Maya Probosari, S.Si., M.Si.

Anggota I : Meti Indrowati, S.Si., M.Si.

Anggota II : Drs. Slamet Santosa, M.Si.

Disahkan oleh a.n. Dekan

Pembantu Dekan 1

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta,

Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si.

NIP. 19660415 199103 1 002

(6)

commit to user vi

MOTTO

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.

(Q.S. Al Baqarah: 286)

Melihat keatas tuk memperoleh semangat maju, melihat kebawah tuk bersyukur atas semua yang ada, melihat kedalam tuk intropeksi diri, melihat kedepan tuk

menjadi lebih baik lagi.

(Penulis)

Janganlah lihat masa lampau dengan penyesalan, jangan pula lihat masa depan dengan ketakutan, tapi lihatlah sekitarmu dengan penuh kesadaran.

(James Thurber)

Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum jika mereka tidak mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.

(Q.S Ar-Ra’du: 11)

Selalu yakin dan percaya bahwa selama kita berusaha pasti akan ada jalan keluar untuk mencapai semuanya.

(Penulis)

Dan sesungguhnya, setelah kesulitan itu ada kemudahan...

(QS. Al Insyirah : 6)

PERSEMBAHAN

Teriring berjuta rasa syukurku pada-Mu, karya ini aku persembahkan untuk:

Kakek dan Nenek tersayang atas segala doa dan dukungannya.

Ibu, Bapak, dan Adikku Laras tersayang yang selalu menberi doa, menjadi penyemangatku, tak henti-hentinya memberi dukungan dan motivasi.Terima kasih.

Kirana dan Karina malaikat kecil yang menjadi penghibur disetiap waktu.

(7)

commit to user vii

Ndari, Dea, Happy yang telah ku anggap seperti keluarga, terima kasih atas persahabatan yang indah selama 10th ini kawan.

Ibu Meti yang selalu memotivasiku, memberi bimbingan, memberi banyak ilmu pengetahuan baru dan diskusi yang sangat menyenangkan. Matur Nuwun.

Bapak Slamet yang menjadi ayah keduaku, senantiasa selalu memberi nasehat dan mengarahkan dalam bimbingan. Matur Nuwun.

Mas Fery yang menjadi sahabat dan saudara, dalam suka duka, selalu memberi semangat.Terima kasih. kakak.

Deshy di Jombang, Ina, dan Novia yang setia mendengar semua keluh kesahku, selalu menasehati dan menyemangati agar menjadi lebih dewasa lagi.

Wulan, Afi dan Sinta yang telah menjadi sahabat dalam canda dan tawa, memberi semangat, terimakah atas kebersamaan yang indah selama ini.

Taufik, Hantyan, Pandu dan Tutik yang menjadi teman dalam memperjuangkan masa depan perkuliahan matematika.

Latif, Feriana, Amel, Anisa, Dwito dan teman-teman sebimbingan yang menjadi teman untuk saling bertukar fikiran, cerita dan berbagi hal.

Mbak peni, Umi, Parmi, dan Ani yang menjadi inspiratorku dalam menjalani hari-hari, terima kasih nasehat-nasehatnya selama ini.

Semua REMAKER serta teman-teman JOIN yang menjadi tempat berbagi cerita dan selalu mendukung agar segera menyelesaikan kuliahku.

Teman-teman NEW MADAGASKAR 3 yang selalu menjaga kekompakan dalam segala hal.

Kawan-kawan pendidikan Biologi UNS 2008 yang menorehkan banyak cerita dan kenangan atas semua perjuangan yang tak akan terlupakan.

Almamater.

ABSTRACT

Anggun Nopitasari. THE INFLUENCE OF STUDENT CREATED CASE STUDIES LEARNING METHOD WITH PICTURE MEDIA TOWARDS SAINS SKILL PROCES IN CASE X SMA NEGERI 1 MOJOLABAN SUKOHARJO. Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty. Sebelas Maret University. September 2012.

(8)

commit to user viii

This research aims to ascertain whether or not the application Student Created Case Studies learning method with picture media towards sains skill process.

This research is considered quasi-experiment research. The research was designed using Posttest-Only Control Group Design by applying Student Created Case Studies learning method l with picture media in experimental group and lectures methods, discussions, and experiment in control group. The population of this research were all strudents in X grade of SMA Negeri 1 Mojolaban in academic year 2011/ 2012. The sample of this research was established by Cluster Random Sampling, in order to obtain class X-4 as experimental group and class X-3 as control group. The sampling technique used was cluster random sampling. Technique of collecting data used was essay test, observation test, and school document. The hypothesis testing was conducted using t-test.

The data analyzed by Minitab version 16 program help.

The conclusion of this research is that the application Student Created Case Studies learning method with picture media towards sains skill process.

Key words: Student Created Case Studies, Picture Media, Sains Skill Process.

ABSTRAK

Anggun Nopitasari. PENGARUH METODE STUDENT CREATED CASE STUDIES DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MOJOLABAN

(9)

commit to user ix

SUKOHARJO. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Universitas Sebelas Maret. September 2012.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh penerapan metode pembelajaran Student Created Case Studies disertai media gambar terhadap keterampilan proses sains siswa kelas X SMA Negeri 1 Mojolaban Sukoharjo.

Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimen semu. Rancangan penelitian ini menggunakan Posttest Only Control Group Design dengan menerapkan metode pembelajaran Student Created Case Studies disertai media gambar pada kelompok eksperimen dan metode ceramah, diskusi, dan eksperimen pada kelompok kontrol. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Mojolaban tahun pelajaran 2011/2012. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Cluster Random Sampling, sehingga diperoleh kelas X-4 sebagai kelompok eksperimen dan X-3 sebagai kelompok kontrol.

Teknik pengumpulan data menggunakan tes uraian, lembar observasi, dan dokumen sekolah. Uji hipotesis menggunakan uji t (t test). Analisis data dibantu dengan menggunakan program Minitab versi 16.

Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa penerapan metode Student Created Case Studies disertai media gambar berpengaruh terhadap kemampuan keterampilan proses sains siswa.

Kata kunci: Student Created Case Studies, Media Gambar, Keterampilan Proses Sains.

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang memberi kedamaian hati dan inspirasi. Atas rahmat dan hidayah- Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”Pengaruh

(10)

commit to user x

metode Student Created Case Studies disertai media gambar terhadap keterampilan proses sains siswa kelas X SMA Negeri 1 Mojolaban Sukoharjo.”

Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam mendapatkan gelar sarjana pada program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Pendidikan dan Keguruan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Selama pembuatan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberi ijin dan kesempatan dalam penyusunan skripsi.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Meti Indrowati, S.Si, M.Si, selaku Pembimbing I yang selalu memberikan bimbingan dan motivasi dalam menyelesaikan penyusunan skripsi.

5. Drs. Slamet Santosa, M.Si, selaku Pembimbing II yang selalu memberikan bimbingan dan motivasi dalam menyelesaikan penyusunan skripsi.

6. Drs. Narman, M.M, selaku Kepala SMA Negeri 1 Mojolaban yang telah memberi ijin dalam penelitian.

7. Sri Supadminingsih, S.pd, selaku guru mata pelajaran biologi SMA Negeri 1 Mojolaban yang telah memberi bimbingan dan bantuan selama penelitian.

8. Siswa kelas X.3 dan X.4 SMA N 1 Mojolaban yang telah bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini.

9. Berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna karena keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semuanya.

Surakarta, September 2012

Penulis DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ... i HALAMAN PERNYATAAN ... ii HALAMAN PENGAJUAN ... iii

(11)

commit to user xi

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... iv

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ... HALAMAN MOTTO ... HALAMAN PERSEMBAHAN ... ABSTRACT ... v vi vii viii ABSTRAK ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I. PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II. KAJIAN PUSTAKA... 8

A. Tinjauan pustaka... 8

1. Keterampilan Proses Sains... 8

a. Pengertian Keterampilan Proses Sains... 8

b. Jenis-jenis Keterampilan Proses Sains………... 11

2. Pembalajaran Student Created Case Studies ……… 16

3. Media Gambar………. ………... 18

B. Hasil Penelitian Relevan... 21

C. Kerangka Berfikir... 22

D. Hipotesis Penelitian... 24

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 25

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 25

1. Tempat Penelitian ... 25

2. Waktu Penelitian ... 25

B. Rancangan Penelitian... 26

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ... 26

1. Populasi Penelitian... 27

2. Sampel Penelitian... 27

D. Teknik Pengambilan Sampel ... 27

E. Teknik Pengumpulan Data ... 28

1. Variabel Penelitian ... 29

2. Metode Pengumpulan Data ... 29

3. Teknik Penyusunan Instrumen ... 30

F. Validasi Instrumen Penelitian ... 30

(12)

commit to user xii

1. Uji Validitas ... 31

2. Uji Reliabilitas ... 32

F. Teknik Analisis Data... 34

1. Uji Prasyarat Analisis... 34

2. Uji Hipotesis... 35

H. Prosedur Penelitian ... 36

BAB IV. HASIL PENELITIAN... 38

A. Deskripsi Data ... 39

1. Deskripsi Data Keterampilan Proses Sains Biologi ... 39

B. Pengujian Prasyarat Analisis ... 41

1. Uji Normalitas ... 41

2. Uji Homogenitas ... 42

C. Pengujian Hipotesis ... 43

D. Pembahasan ... 44

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN... 50

A. Simpulan ... 50

B. Implikasi ... 50

C. Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 52

LAMPIRAN ... 56

` DAFTAR TABEL Halaman Tabel .1.1 Indikator-indikator Keterampilan Proses Sains ... 12

Tabel 3.1. Desain Penelitan posttest only control group design... 26

Tabel 3.2. Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Normalitas... 28

(13)

commit to user xiii

Tabel 3.3. Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Homogenitas ... 28

Tabel 3.4. Rangkuman Hasil Uji Validitas Try Out... 32

Tabel 3.5. Skala Penilaian Reliabilitas Butir Soal atau Item ... 33

Tabel 3.6. Rangkuman Hasil Uji Try Out Reliabilitas... 34

Tabel 3.7. Prosedur Penelitian ... 36

Tabel 4.1. Deskripsi Hasil KPS pada Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 39

Tabel 4.2. Hasil Uji Normalitas Keterampilan Proses Sains pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen... 41

Tabel 4.3. Hasil Uji Homogenitas Keterampilan Proses Sains pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 42

Tabel 4.4.Rangkuman Hasil Uji t Keterampilan Proses Sains... 44

DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1. Kerangka Berpikir Penelitian... 23

Gambar 2.2. Skema Paradigma Penelitian... 24

Gambar 3.1. Waktu Penelitian ... 25

(14)

commit to user xiv

Gambar 4.1. Histogram Perbandingan Rata-Rata Nilai KPS Kelompok

Kontrol dan Eksperimen ... 40 Gambar 4.2. Histogram Rata-Rata Nilai KPS Siswa Untuk Setiap Aspek KPS Siswa ... 40

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Instrumen Penelitian ……… 56

1.1 Silabus Kelas Kontrol ……… 57

1.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ………... 61

(15)

commit to user xv

1.3 Silabus Kelas Eksperimen ………. 75

1.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ……… 79

1.5 Lembar Kerja Siswa Kelas Kontrol ………... 98

1.6 Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen ……… 106

1.7 Kisi-kisi Soal Tes Uraian Keterampilan Proses Sains……… 116

1.8 Soal Tes Keterampilan Proses Sains ……….. 117

1.9 Rubrik Tes Uraian Keterampilan Proses Sains ………. 119

1.10 Lembar Observasi Keterlaksanaan Sintaks model pembelajaran Student Created Case Studies... 121 1.11 Lembar Observasi Psikomotor……….………….. 127

1.12 Lembar Observasi Afektif………...……… 130

Lampiran 2. Analisi Instrumen ………... 136

2.1 Surat Pernyataan Validasi dari Dosen ……… 137

2.2 Rangkuman Try Out... 139

2.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Soal Tes... 140

Keterampilan Proses Sains ... Lampiran 3. Data Hasil Penelitian ………... 144

3.1 Nilai Kognitif Kelas Kontrol... 145

3.2 Nilai Kognitif Kelas Eksperimen... 146

3.3 Nilai Psikomotor Kelas Kontrol... 147

3.4 Nilai Psikomotor Kelas Eksperimen... 148

3.5 Nilai Afektif Kelas Kontrol... 150

3.6 Nilai Afektif Kelas Eksperimen... 151

3.7 Distribusi Keterampilan Proses Sains... 152

3.8 Nilai KPS Kelas Kontrol... 153

3.9 Nilai KPS Eksperimen... 157

3.10 Nilai Awal Kelas Kontrol dan Eksperimen... 161

3.11 Lembar Observasi Keterlaksanaan Sintaks model pembelajaran Student Created Case Studies... 165 Lampiran 4. Analisis Data ………. 171

4.1 Uji Normalitas Kemampuan Awal Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen……… 172 4.2 Uji homogenitas Kemampuan Awal Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ……… 173 4.3 Uji t Kemampuan Awal Kelas Eksperimen dan Kontrol ……… 174

4.4 Uji Normalitas Data KPS Kelas Kontrol dan Eksperimen…………. 175

4.5 Uji Homogenitas Data KPS Kelas Eksperimen dan Kontrol ……... 176

4.6 Uji t Data KPS Kelas Eksperimen dan Kontrol ………. 177

4.7 Tabel distribusi F………. 178

(16)

commit to user xvi

4.8 Tabel distribusi T………. 179

Lampiran 5. Perijinan... 180

5.1 Surat Permohonan Izin Melakukan Observasi……… 181

5.2 Surat Keputusan Tentang Izin Penyusunan Skripsi……….... 182

5.3 Surat Permohonan Izin Penyusunan Skripsi……… 183

5.4 Surat Permohonan Izin Penelitian Kepada Rektor……….. 184

5.5 Surat Permohonan Izin Penelitian Kepada Sekolah……… 185

5.6 Surat Bukti Telah Melakukan Penelitian ……… 186

Lampiran 6. Dokumentasi ………. 188

6.1 Dokumentasi Kelas Kontrol ………... 189

6.2 Dokumentasi Kelas Eksperimen …………...………. 191

(17)

commit to user 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan menjadi salah satu modal bagi seseorang agar dapat berhasil dan mampu meraih kesuksesan dalam kehidupannya. Manusia berusaha untuk mengembangkan bakat yang dimiliki melalui pendidikan untuk menghadapi setiap perubahan yang terjadi diakibatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pendidikan tidak pernah terlepas dari kegiatan belajar, keberhasilan pendidikan sangat terpengaruh oleh proses belajar mengajar. Belajar merupakan suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan (Slameto, 2003). Salah satu tanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang mungkin disebabkan terjadinya perubahan pada peningkatan keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai.

Perubahan kecakapan, keterampilan, dan sikap siswa dapat terjadi karena adanya interaksi belajar yang dilakukan oleh siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru. Interaksi yang terjadi diantara siswa misalnya dengan bekerja sama dalam satu kelompok, sedangkan interaksi siswa dengan guru misalnya siswa bertanya kepada guru. Interaksi dapat terjadi karena diawali oleh aktivitas yang dilakukan oleh.

Mata pelajaran biologi merupakan salah satu bidang pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains yang dikembangkan melalui kemamapuan berfikir analitis, induktif, dan deduktif. Susiwi (2009) menerangkan bahwa tujuan dari pembelajaran sains adalah menjelaskan fenomena alam sekitar.

Belajar sains harus melibatkan siswa pada pengalaman langsung.

Proses belajar biologi melibatkan siswa pada pengalaman belajar yang memuat keterampilan proses sains (Wenno, 2008). Pendekatan keterampilan proses sains sangat dibutuhkan bagi siswa untuk mendapatkan pengalaman beraktivitas dan sikap ilmiah. konteks pendidikan sains, hal tersebut relevan

(18)

commit to user

2

dengan hakikat sains yang mengandung empat hal yaitu produk, proses, sikap, dan teknologi. Sains sebagai produk berarti bahwa dalam sains terdapat fakta-fakta, prinsip-prinsip, dan teori-teori yang sudah diterima kebenarannya. Sains sebagai proses berarti bahwa sains merupakan suatu proses untuk mendapatkan suatu pengetahuan. Sains sebagai sikap berarti bahwa dalam sains terkandung sikap tekun, terbuka, jujur dan objektif. Sains sebagai teknologi berarti bahwa sains mempunyai keterkaitan dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari (Rustaman, dkk., 2005).

Biologi sebagai bagian IPA memiliki pengaruh sangat besar terhadap penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pembelajaran biologi di SMA diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk memahami, menemukan dan menjelaskan konsep-konsep maupun prinsip-prinsip biologi, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran biologi berorientasi pada hakikat IPA yang meliputi produk, proses, dan sikap ilmiah melalui keterampilan proses. Keterampilan proses melibatkan keterampilan- keterampilan kognitif atau intelektual, manual, dan sosial. Keterampilan proses meliputi: keterampilan mengamati (observasi), menggelompokkan (klasifikasi), menafsirkan (interpretasi), meramalkan (prediksi), mengajukan pertanyaan, berhipotesis, merencanakan percobaan, menggunakan alat dan bahan, menerapkan konsep, berkomunikasi, dan melaksanakan percobaan (Rustaman, 2005).

Pembelajaran biologi dengan mengembangkan keterampilan proses dan sikap ilmiah dirancang untuk lebih memberikan kesempatan kepada siswa dalam penemuan fakta, membangun konsep dan nilai-nilai baru, serta mampu memecahkan masalah biologi. Hal tersebut memungkinkan peserta didik terlibat aktif dalam pembelajaran, sehingga dapat lebih mengoptimalkan hasil belajar juga memungkinkan dapat dikembangkan sikap ilmiah peserta didik.

Keterampilan proses sains perlu dikembangkan pada diri siswa karena memiliki beberapa manfaat penting dalam mempelajari sains. Dimyati dan Mudjiono (2002) menerangkan mengenai manfaat keterampilan proses sains yaitu: pertama, ilmu pengetahuan siswa dapat berkembang dengan pendekatan keterampilan proses. Kedua, pembelajaran melalui keterampilan proses akan

(19)

commit to user

3

memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja dengan ilmu pengetahuan.

Ketiga, keterampilan proses dapat digunakan oleh siswa untuk belajar proses dan sekaligus produk ilmu pengetahuan. Siswa memperoleh ilmu pengetahuan dengan baik karena lebih memahami fakta dan konsep ilmu pengetahuan.

Keterampilan proses terdiri dari keterampilan-keterampilan yang saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan. Ada penekanan khusus dalam masing- masing keterampilan proses tersebut. Rustaman (2005) menjelaskan keterampilan proses meliputi keterampilan mengamati dengan seluruh indera. Mengajukan hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara benar juga termasuk keterampilan proses sains. Keterampilan proses sains lainnya adalah mengajukan pertanyaan, menafsirkan data dan mengkomunikasikan hasil temuan secara beragam, menggali dan memilah informasi yang relevan untuk menguji gagasan-gagasan atau memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Proses pembelajaran biologi di sekolah belum dikembangkan sesuai dengan hakikatnya sebagai ilmu sains yang meliputi minds on (kognitif), heart on (afektif) dan hands on (psikomotorik). Menurut Semiawan (2002) belajar biologi akan bermakna bagi siswa apabila siswa terlibat aktif secara intelektual, manual, dan sosial. Siswa mendominasi kegiatan pembelajaran dengan menggunakan otak untuk menemukan ide pokok dari materi, memecahkan permasalahan dan mengaplikasikan apa yang dipelajari ke dalam kehidupan nyata. Kegiatan pembelajaran biologi di sekolah guru kurang memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dalam memecahkan masalah. Kegiatan siswa terbatas pada menghafal konsep dan kurang mampu menggunakan konsep tersebut jika menemui masalah dalam kehidupan nyata yang berhubungan dengan konsep yang dimiliki. Aktivitas siswa di kelas terbatas pada mendengarkan ceramah, menghafalkan materi, mencatat materi, dan mengerjakan soal-soal latihan. Beberapa permasalahan tersebut menjadi faktor masih kurangnya kemampuan keterampilan proses sains yang dimiliki siswa.

(20)

commit to user

4

Student-Created Case Studies merupakan salah satu metode pembelajaran aktif yang menggunakan tipe diskusi kasus atau permasalahan mengenai pelajaran yang akan dipelajari. Sudjana (2010) menyatakan kegiatan pembelajaran melalui studi kasus dapat meningkatkan aktivitas dan kemandiran belajar siswa baik secara individu maupun kelompok. Siswa dapat menciptakan kasus sendiri dan dipecahkan bersama teman yang lain atau permasalahan diberikan oleh guru.

Langkah dalam metode Student Created Case Studies adalah: guru membagi kelas menjadi pasangan-pasangan atau kelompok, guru membagi permasalahan, kelompok melakukan diskusi, masing - masing kelompok membuat permasalahan kemudian menyampaikan hasil diskusi kepada peserta lain (Silberman, 1996). Guru membimbing dalam pembelajaran dengan memberikan kesimpulan, refleksi, dan evaluasi.

Media pembelajaran merupakan salah satu sarana prasarana yang mendukung terjadinya proses belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar merupakan sebuah proses komunikasi. Setiap proses komunikasi selalu diperlukan media untuk menyalurkan pesan, sehingga dapat dikatakan bahwa media mempunyai peran penting dalam proses ini. Anitah (2009) menyatakan media pendidikan berfungsi sebagai sumber belajar yang membantu guru menyalurkan pesan atau informasi materi pada siswa dalam proses belajar mengajar.

Manfaat media secara umum dalam pembelajaran adalah memperlancar interaksi guru dan siswa. Menurut Sadiman (2009) penggunaan media pembelajaran dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sehingga terjadi proses belajar yang efektif dan efisien. Daryanto (2010) menjelaskan fungsi media pembelajaran yaitu: Pertama, media memperjelas pesan materi agar tidak terlalu verbalistis. Kedua, media mengatasai keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indra. Ketiga, media menimbulkan gairah belajar dimana interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber balajar. Keempat, media memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori dan kinestetiknya.

(21)

commit to user

5

Penggunaan media pembelajaran harus sesuai dengan tujuan pembelajaran, karakteristik siswa, dan karakteristik materi yang disampaikan (Suwarna, 2005). Penggunaan media pembelajaran tidak harus berbasis teknologi, tetapi dapat berupa media sederhana yang mudah didapat dan mudah dalam proses pembuatannya. Media gambar adalah salah satu media visual sederhana yang dapat dijadikan pertimbangan dalam pemilihan media.

Media gambar adalah media yang sering digunakan guru dalam penyampaian materi pelajaran. Menurut Arsyad (2010) media gambar menimbulkan daya tarik siswa, dapat menerjemahkan ide-ide abstrak dalam bentuk nyata, menyingkat suatu uraian, memperjelas bagian-bagian yang penting, serta mudah disesuaikan dengan materi pelajaran.

Penggunaan metode pembelajaran aktif model Student Created Case Studies disertai penggunaan media gambar diharapkan mampu membantu pencapaian tujuan pembelajaran khususnya belajar biologi, sehingga dapat berpengaruh pada pengembangan keterampilan proses sains siswa.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan judul penelitian sebagai berikut: PENGARUH METODE STUDENT CREATED CASE STUDIES DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MOJOLABAN SUKOHARJO.

B. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dapat diketahui bahwa terdapat berbagai macam masalah dalam pembelajaran, sehingga perlu dibatasi guna memperoleh kedalaman kajian untuk menghindari perluasan masalah. Adapun pembatasan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian dibatasi pada siswa kelas X SMA N 1 Mojolaban di semester genap tahun pelajaran 2011/1012.

(22)

commit to user

6

2. Obyek Penelitian Objek penelitian dibatasi pada :

a. Strategi pembelajaran yang biasa diterapkan oleh guru SMA N Mojolaban di kelas X yaitu strategi belajar menggunakan metode ceramah bervariasi eksperimen pada kelas kontrol.

b. Penerapan metode pembelajaran Student-Created Case Studies diserta media gambar pada kelas eksperimen.

c. Keterampilan proses sains siswa yang meliputi keterampilan mengamati,

mengelompokkan, merumuskan hipotesis, melakukan percobaan, menggunakan alat dan bahan, mengajukan pertanyaan, menyimpulkan dan mengkomunikasikan.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan, adakah pengaruh penerapan metode pembelajaran Student Created Case Studies disertai media gambar terhadap kemampuan keterampilan proses sains biologi siswa kelas X SMA N 1 Mojolaban tahun pelajaran 2011/1012?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidak pengaruh penggunaan metode pembelajaran Student Created Case Studies terhadap keterampilan proses sains biologi siswa kelas X SMA N 1 Mojolaban tahun pelajaran 2011/1012?

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain : 1. Bagi Guru

a. Menambah wawasan tentang pembelajaran yang interaktif dan inovatif dalam mencapai tujuan pembelajaran

b. Memberikan solusi terhadap pengembangan pembelajaran biologi yang berbasis ketrampilan proses sains.

(23)

commit to user

7

c. Memberikan solusi terhadap kendala pelaksanaan pembelajaran biologi khususnya terkait dengan ketrampilan proses sains siswa.

2. Bagi Siswa

a. Mengaktifkan keterampilan proses sains siswa dalam penguasaan konsep mata pelajaran biologi melalui penggunaan metode pembelajar Student-Created Case Studies yang disertai media gambar.

b. Mengaktifkan sikap ilmiah siswa sebagai kelanjutan dari pengembangan keterampilan proses sains siswa melalui penggunaan metode pembelajar Student- Created Case Studies yang disertai media gambar.

c. Memberikan suasana belajar yang lebih kondusif dan variatif sehingga pembelajaran tidak monoton melalui penggunaan metode pembelajar Student- Created Case Studies yang disertai media gambar.

d. Mengajarkan siswa untuk berkerja sama dalam kelompok-kelompok, memecahkan masalah bersama, berpendapat, dan bertanggung jawab.

3. Bagi Institusi

a. Meningkatkan sumber daya pendidikan sehingga menghasilkan output yang berkualitas, dan dapat meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

b. Menambah kepustakaan dalam bidang pendidikan dan menjadi acuan untuk diteliti lebih lanjut di jenjang pendidikan yang berbeda.

(24)

commit to user 8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka 1. Keterampilan Proses Sains

Keterampilan proses sains sangat dibutuhkan oleh siswa dalam upaya memahami dan menggunakan sains (IPA). Keterampilan proses sains ini meliputi berbagai kegiatan yang diperlukan untuk memahami sains (IPA), selanjutnya keterampilan ini diharapkan dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah- masalah dalam kehidupan sehari-hari secara obyektif dan rasional.

a. Pengertian Keterampilan Proses Sains

Ilmu pengetahuan alam memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan pembelajaran bidang studi lainnya. Menurut Wenno (2008) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains adalah ilmu yang mempelajari mengenai alam dan segala isinya. Achmad (2001) memperjelas pendapat Wenno bahwa Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu pengetahuan yang dimiliki manusia didapatkan melalui observasi dan eksperimen yang sistemik. IPA atau sains dijelaskan dengan bantuan aturan, hukum, prinsip, teori, dan hipotesis.

Objek dalam belajar sains adalah hubungan kausal dari kejadian-kejadian yang terjadi di alam. Pendidikan sains menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peseta didik mampu memahami dan berinteraksi dengan alam sekitar secara alamiah menggunakan keterampilan yang dimiliki siswa. Subali (2005) menjelaskan bahwa sosok IPA atau Pengetahuan Alam betul-betul harus ditinjau dari dimensi objek, tingkat organisasi dan persoalan yang ada di dalamnya. Dimensi objek meliputi benda dalam bentuk yang sangat besar/kompleks dan benda yang tidak kasat mata dalam bentuk yang paling kecil. Sosok IPA inilah yang semestinya dipahami oleh para guru di lapangan.

Biologi sebagai salah satu bagian pembelajaran IPA merupakan wahana untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, nilai serta tanggung jawab. Belajar biologi harus melibatkan siswa pada pengalaman belajar yang

(25)

commit to user

9

memuat keterampilan proses sains. Sains merupakan bagian kehidupan manusia dari sejak manusia itu mengenal diri dan alam sekitarnya. Pembelajaran biologi yang dikehendaki adalah pembelajaran yang diarahkan pada kegiatan-kegiatan yang menantang dan mendorong keaktifan siswa. Menurut Subagyo (2009) pembelajaran sains dengan pendekatan keterampilan proses penting sekali untuk diterapkan karena melibatkan siswa untuk aktif dan dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa. Menurut Hendrik (2000) bahwa dalam pengajaran dengan pendekatan keterampilan proses penemuan anak akan menggunakan pikirannya untuk melakukan berbagai konsep atau prinsip.

Pendekatan keterampilan proses dapat diartikan sebagai wawasan pengembangan keterampilan-keterampilan intelektual, sosial, dan fisik yang pada prinsipnya ada dalam diri siswa. Kurniati (2001) mengungkapkan bahwa pendekatan keterampilan proses adalah pendekatan yang memberi kesempatan kepada siswa agar dapat menemukan fakta, membangun konsep-konsep, melalui kegiatan dan atau pengalaman-pengalaman seperti ilmuwan.

Pedekatan keterampilan proses sain memiliki ciri khas tertentu. Menurut Tabrani (2004) pendekatan keterampilan proses secara konseptual mempunyai ciri sebagai berikut: pertama, menekankan pentingnya keberartian belajar untuk mencapai hasil belajar yang memadai. Kedua, menekankan pentingnya keterlibatan siswa dalam proses belajar. Ketiga, bahwa belajar adalah proses dua arah yang menekankan hasil belajar secara tuntas.

Belajar dengan pendekatan keterampilan proses sains memungkinkan siswa mempelajari konsep yang menjadi tujuan belajar sains dan sekaligus mengembangkan keterampilan dasar sains, sikap ilmiah, dan sikap kritis.

Semiawan (2002) menerangkan bahwa pengembangan keterampilan proses sains membantu peserta didik dalam menemukan sendiri fakta maupun konsep serta menumbuhkembangkan sikap maupun nilai yang dituntut.

Pembelajaran biologi lebih menekankan kegiatan belajar mengajar, mengembangkan konsep dan keterampilan proses sains. Alasan yang mendasari perlunya penerapan keterampilan proses sains menurut Semiawan (2002) yaitu:

Pertama, kemajuan yang sangat pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi,

(26)

commit to user

10

guru tidak mengajarkan semua fakta dan konsep kepada siswa, siswa dilatih dengan keterampilan untuk menemukan dan mengolah konsep pengetahuan sendiri. Kedua, siswa lebih mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak, bila disertai dengan contoh yang kongkrit, dialami sendiri, sesuai dengan lingkungan yang dihadapi. Ketiga, siswa perlu dilatih untuk selalu bertanya, berfikir kritis, dan mengusahakan kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah.

Keempat, pengembangan konsep dalam pembelajaran tidak lepas dari pengembangan sikap ilmiah dalam diri siswa.

Kerampilan proses sains pada hakikatnya adalah kemampuan dasar yang dimiliki setiap individu dalam mengembangkan diri. Menurut Usman (2004) keterampilan proses sains sebagai keterampilan yang diperlukan untuk memperoleh, mengembangkan dan menerapkan konsep, prinsip, hukum, dan teori sains, baik berupa keterampilan mental, keterampilan fisik (manual) maupun keterampilan sosial. Nasution (2007) memperjelas pendapat Usman bahwa keterampilan proses adalah keterampilan fisik dan mental terkait dengan kemampuan kemampuan yang mendasar yang dimiliki, dikuasai dan diaplikasikan dalam suatu kegiatan ilmiah.

Keterampilan proses sains melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau intelektual, manual, dan sosial. Rustaman (2005) menerangkan keterampilan kognitif atau intelektual terlibat karena dengan melakukan keterampilan proses, siswa menggunakan pikirannya untuk menentukan tindakan-tindakan apa yang harus diambil. Keterampilan manual jelas terlihat dalam keterampilan proses karena siswa melibatkan penggunaan alat dan bahan, alat dalam melakukan percobaan. Keterampilan sosial dimaksudkan dengan interaksi siswa dengan sesamanya dalam menyampaikan maupun mengemukakan gagasan sehingga diperoleh hasil yang benar.

Keterampilan proses sains perlu dikembangkan dalam pembelajaran IPA karena keterampilan proses sains merupakan tuntutan pengalaman belajar siswa.

Pengembangan keterampilan proses sains siswa tidak lepas dari dukungan guru.

Peran guru dalam pembentukan dan pengembangan keterampilan proses sains menurut Rustaman (2005) yaitu: Pertama, memberikan kesempatan pada siswa

(27)

commit to user

11

untuk menggunakan keterampilan proses dalam melakukan eksplorasi materi dan pengalaman langsung. Kedua, memberi kesempatan pada siswa untuk berdiskusi dalam kelompok ataupun kelas, tugas dirancang agar siswa berbagi gagasan, menyimak teman lain, menjelaskan dan memepertahankan gagasannya. Ketiga, membantu pengembangan keterampilan proses sains bergantung pada pengetahuan siswa. Keempat, mendorong siswa mengulas secara kritis mengenai kegiatan yang telah dilakukan. Kelima memberikan strategi untuk meningkatkan keterampilan, khususnya keterampilan dalam observasi dan komunikasi.

b. Jenis-jenis Keterampilan Proses Sains

Keterampilan proses sains terdiri dari beberapa macam keterampilan dasar. Berkaitan dengan macam keterampilan proses sains. Sunyono (2010) mengemukakan bahwa keterampilan proses sains dibedakan dalam dua bagian besar, yaitu keterampilan dasar proses sains, dimulai dari observasi sampai dengan meramal, dan keterampilan terpadu proses sains, dari identifikasi variabel sampai dengan yang paling kompleks, yaitu melakukan eksperimen.

Dimyati dan Mudjiono (2002) memperjelas pendapat Sunyono bahwa keterampilan proses sains terdiri dari keterampilan-keterampilan dasar dan keterampilan-keterampilan terintegrasi. Keterampilan dasar terdiri dari enam keterampilan, yaitu: mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan. Keterampilan terintegrasi terdiri dari:

mengidentifikasi variabel, membuat tabulasi data, menyajikan data dalam bentuk grafik, menggambarkan hubungan antar variabel, mengumpulkan dan mengolah data, menganalisa penelitian, menyusun hipotesis, mendefinisikan variabel secara operasional, merancang penelitian, dan melaksanakan eksperimen.

Keterampilan proses sains terdiri atas sejumlah keterampilan- keterampilan yang satu sama lain sebenarnya tidak dapat dipisahkan, namun ada penekanan khusus dalam masing-masing keterampilan proses sains tersebut.

Keterampilan-keterampilan proses sains menurut Rustaman (2005) ialah:

keterampilan mengamati, mengelompokkan, interpretasi, meramalkan, berkomunikasi, berhipotesis, merencanakan percobaan, menerapkan konsep, dan mengajukan pertanyaan.

(28)

commit to user

12

Indikator-indikator keterampilan proses sains dapat dilihat pada Tabel 2.1 Tabel 2.1. Indikator-indikator Keterampilan Proses Sains.

Keterampilan Proses Sains Indikator

 Mengamati - Menggunakan banyak indera untuk memperoleh informasi

 Mengelompokkan - Membandingkan beberapa objek - Membandingkan cirri-ciri

- Mencari persamaan dan perbedaan

 Menafsirkan - Mencari hubungan hasil-hasil pengamatan - Menyimpulkan hasil pengamatan

 Memprediksi - Menggunakan pola hasil pengamatan - Mengemukakan kejadian yang mungkin

terjadi pada sesuatu yang belum diamati

 Mengajukan pertanyaan

- Membuat pertanyaan apa, bagaimana, dan mengapa

- Betanya meminta suatu penjelasan

 Berhipotesis - Mengetahui terdapat bangak penjelasan dari satu kejadian

- Memahami bahwa suatu penjelasan perlu diuji kebenarannya

 Merencanakan percobaan

- Menentukan alat/bahan/sumber yang akan digunakan

- Menentukan variabel

- Menentukan apa yang akan dilaksanakan berupa langkah kerja

- Menentukan apa yang akan diukur, diamati, dan dicatat

 Menggunakan Alat - Mengetahui bagaimana menggunakan alat dan bahan

 Menerapkan konsep - Menggunakan konsep yan telah dipelajari dalam situasi baru

- Menggunakan konsep lama untuk memahami kejadian baru

 Berkomunikasi - Memvariasi bentuk penyajian

- Menggunakan grafik, tabel, atau diagram

 Melaksanakan percobaan

- Menentukan alat/bahan/sumber yang akan digunakan

- Menentukan variabel

- Menentukan apa yang akan dilaksanakan berupa langkah kerja

- Menentukan apa yang akan diukur, diamati, dan dicatat

(Rustaman. dkk, 2005)

(29)

commit to user

13

Keterampilan mengamati, merupakan kemampuan mengamati objek-objek dan fenomena alam dengan menggunakan indera penglihatan, pembau, pendengar, pengecap, dan peraba. Informasi yang diperoleh dapat menuntut keingintahuan, mempertanyakan, memikirkan, melakukan interpretasi tentang lingkungan dan meneliti lebih lanjut. Semiawan (2002) berpendapat keterampilan mengamati merupakan keterampilan ilmiah paling dasar dalam proses memperoleh ilmu pengetahuan, merupakan hal terpenting untuk mengembangkan keterampilan proses yang lain. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002) mengamati memiliki dua sifat utama, yakni kualitatif dan kuantitatif. Pengamatan yang dilakukan hanya dengan menggunakan indera tanpa mengacu kepada satuan pengukuran baku tertentu disebut pengamatan kualitatif, sedangkan pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur yang mengacu kepada satuan pengukuran baku disebut pengamatan kuantitatif. Rustaman (2005) menyatakan bahwa kegiatan mengamati secara langsung sangat dituntut dalam belajar IPA

Keterampilan mengklasifikasikan adalah keterampilan menggolong- golongkan data dengan dasar pertimbangan tertentu atau sistem tertentu.

Keterampilan mengklasifikasikan menurut Dimyati dan Mudjiono (2002) adalah keterampilan proses untuk memilah berbagai objek peristiwa berdasarkan sifat- sifat khususnya, sehingga didapatkan golongan/kelompok sejenis dari objek peristiwa yang dimaksud. Menggolongkan dan mengamati persamaan, perbedaan, serta pengelompokan objek berdasarkan kesesuaian dengan berbagai tujuan.

Rustaman (2005) mengungkapkan bahwa keterampilan mengklasifikasikan merupakan keterampilan yang didasarkan pada keterampilan observasi.

Keterampilan interpretasi, didalamnya termasuk pengumpulan data, analisis data, dan mendeskripsikan data. Data yang dikumpulkan hasil observasi, pengukuran, perhitungan, percobaan atau penelitian sederhana (Wenno, 2008).

Usman dan Setyawati (2003) mengungkapkan bahwa mengintepretasi adalah keterampilan menafsirkan sesuatu berupa benda, kenyataan, peristiwa, konsep, atau informasi yang telah dikumpulkan melalui penghitungan, penelitian, atau eksperimen. Rustaman (2005) memperjelas pendapat Usman dan Setyawati bahwa keterampilan interpretasi menghubungkan hasil pengamatan sehingga pada

(30)

commit to user

14

akhirnya didapat kesimpulan. Kesimpulan tersebut merupakan konsep yang perlu dimanfaatkan atau digunakan (Suryosubroto, 2007).

Keterampilan meramalkan (prediction), merupakan keterampilan yang mencakup mengajukan perkiraan sesuatu yang belum terjadi berdasarkan kecenderungan atau pola yang telah ada (Rustaman, 2005). Kejadian kehidupan yang senantiasa berubah serta berkembang pesatnya ilmu pendidikan dan teknologi menunjukkan bahwa keterampilan memprediksi penting bagi peserta didik. Peserta didik yang dituntut untuk melakukan perkiraan berdasarkan konsep- konsep keilmuan yang dimilikinya, kecenderungan yang terjadi disekitarnya, dan keterhubungan fungsional antar fakta yang diperolehnya (Sumantri dan Permana, 2001). Memprediksi dapat diartikan sebagai mengantisipasi atau membuat prediksi tentang hal yang akan terjadi pada waktu mendatang berdasarkan perkiraan pola tertentu, atau hubungan antara fakta, konsep, dan prinsip dalam ilmu pengetahuan (Dimyati dan Mudjiono, 2002).

Keterampilan menyusun hipotesis, merupakan kemampuan untuk menyatakan dugaan yang dianggap benar mengenai andanya faktor yang terdapat dalam satu situasi yang didasarkan pada pengamatan dan pengetahuan pengalaman sebelumnya (Dimyati dan Mudjiono, 2002). Hipotesis menyatakan hubungan antara dua variabel, atau mengajukan perkiraan penyebab sesuatu terjadi (Rustaman, 2005). Keterampilan penyusunan hipotesis adalah salah satu kunci dalam penemuan berbagai hal baru (Semiawan, 2002).

Kegiatan menggunakan pikiran termasuk dalam keterampilan proses merancanakan penyelidikan. Usman (2004) menjelaskan bahwa keterampilan merencanakan penelitian merupakan keterampilan yang sangat penting karena menentukan berhasil tidaknya melaksanakan penelitian. Menurut Nur (2011) keterampilan merencanakan percobaan adalah keterampilan untuk membuktikan suatu teori/penjelasan berdasarkan pengamatan dan penalaran. Rustaman (2005) menyatakan pada kegiatan merencanakan percobaan terdapat keterampilan proses sains yaitu mengembangkan hipotesis, merencanakan prosedur, mengontrol variabel, menginterpretasi data, dan menarik kesimpulan. Hal-hal yang diperhatikan dalam merencanakan percobaan menurut Semiawan (2002) adalah

(31)

commit to user

15

menentukan alat dan bahan yang akan digunakan, objek yang akan diteliti, variable yang perlu diperhatikan, cara dan langkah kerja.

Keterampilan yang timbul dari rasa ingin tahu adalah keterampilan mengajukan pertanyaan. Jelas pertanyaan yang di ajukan tidak sekedar bertanya namun juga memerlukan sebuah pemikiran. Menurut Nur (2011) pertanyaan- pertanyaan merupakan esensial dari sains. Pertanyaan yang diajukan merupakan pertanyaan ilmiah dimana jawaban didapat melalui pengamatan-pengamatan atau bukti suatu penyelidikan. Rustaman (2005) menyatakan pertanyaan dapat meminta penjelasan tentang apa, mengapa dan bagaimana, atau menanyakan latar belakang hipotesis dari penelitian yang dilakukan.

Keterampilan menerapkan atau mengaplikasikan konsep adalah kemampuan yang umunya dimiliki oleh ilmuan. Menurut Rustaman (2005) keterampilan menerapkan konsep atau prinsip terlihat setelah siswa dapat menerapkan prinsip yang telah dipelajari. Semiawan (2002) berpendapat guru membantu melatih siswa menerapkan konsep yang telah dikuasai untuk memecahkan masalah tertentu, atau menjelaskan suatu peristiwa baru dengan konsep yang telah dimiliki. Usman (2004) menyatakan bahwa, melalui penerapan, hasil belajar dapat dimanfaatkan, diperkuat, dikembangkan, atau dihayati.

Keterampilan berkomunikasi dengan orang lain merupakan dasar dari segala yang kita kerjakan. Menurut Semiawan (2002) komunikasi merupakan bentuk penyampaian hasil penemuan kepada orang lain yang dilakukan secara lisan atau menggunakan bentuk lain yang mudah dipahami misal: gambar, tabel, diagram, grafik. Dimyati dan Mudjiono (2002) menyatakan mengkomunikasikan dapat diartikan sebagai menyampaikan dan memperoleh fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan dalam bentuk suara, visual, atau suara visual.

(32)

commit to user

16

2. Metode pembelajaran Student Created Case Studies

Student Created Case Studies merupakan salah satu metode Active learning atau pembelajaran aktif. Pembelajaean aktif merupakan proses belajar dimana para peserta didik mendapat kesempatan yang lebih banyak untuk melakukan aktivitas belajar daripada sekedar menerima pelajaran yang diberikan.

Pembelajaran aktif dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh peserta didik, sehingga semua peserta didik dapat mencapai hasil belajar dan keterampilan proses sains yang memuaskan sesuai dengan karakteristik yang mereka miliki. Peran guru dalam pembelajaran aktif lebih sebagai fasilitator daripada sebagai instruktor. Richard (2001) menjelaskan bahwa dalam pengajaran ada beberapa hal yang dapat membantu siswa dalam proses berpikir dan menghasilkan keterampilan berpikir, yang selanjutnya disebut dengan reflektif thinking. Kemampuan kognitif siswa dapat terlihat dengan keterlibatan atau keaktifan siswa dalam pembelajaran.

Proses pembelajaran aktif berpusat pada siswa dan guru lebih berperan sebagai fasilitator. Guru harus memiliki persiapan mengajar yang matang terkait dengan kompetensi sosial, profesional, kepribadian dan pedagogik agar pembelajaran efektif dan lebih bermakna. Menurut Rhofiki (2010) penggunaan active learning disamping meningkatkan kualitas pembelajaran juga meningkatkan profesionalisme guru. Tugas guru tidak sekedar mengajar (transfer knowledge) tetapi juga menanamkan nilai-nilai dan membangun karakter siswa.

Pembelajaran Student Created Case Studies menggunakan tipe diskusi kasus atau permasalahan pembelajaran materi yang akan dipelajari. Pembelajaran aktif Student Created Case Studies siswa dapat menciptakan kasus sendiri dan dipecahkan bersama dengan siswa yang lain secara bersama atau permasalahan diberikan oleh guru. Menurut Yin (2005) studi kasus menyelidiki fenomena yang ada dalam kehidupan sehari-hari.

Keterampilan proses sains dapat ditanamkan dalam diri siswa melalui metode studi kasus. Pembelajaran studi kasus merupakan suatu bentuk simulasi yang bertujuan untuk memberikan pengalaman kepada siswa tentang pembuatan keputusan mengenai apa yang harus dilakukan dalam menyelesaikan suatu

(33)

commit to user

17

permasalahan. Hambalik (2002) mengungkapkan studi kasus ditulis berdasarkan kejadian-kejadian nyata yang terjadi dalam masyarakat. Syarat kasus yang diberikan apada siswa yaitu, kasus tidak terlalu sederhana, harus sesuai dengan minat siswa, bersifat nyata, dan mempunyai dampak instruksional bagi siswa.

Kegiatan pembelajaran studi kasus mempunyai beberapa kelebihan, antara lain: siswa memperoleh pengalaman belajar praktis, kegiatan belajar menarik, bahan pelajaran dapat lebih dipahami siswa. Kelebihan yang lain adalah siswa dapat belajar dari berbagai sumber belajar, dan siswa lebih banyak berinteraksi baik dengan siswa lain maupun guru. Bechina (2006) mengungkapkan bahwa siswa yang tahu menyampaikan apa yang tidak diketajui oleh temannya, sedangkan siswa yang tidak tahu berusaha mencari tahu agar dapat memecahkan suatu permasalahan yang ada sehingga terjadi interaksi antara siswa.

Pembelajaran melalui studi kasus dapat digunakan untuk menganalisis, mengaplikasi konsep dari teori menuju praktek, serta belajar untuk memecahkan masalah. Garcis, et al (2005) mengemukakan bahwa penggunaan studi kasus dapat memperdalam, memperluas materi, serta memecahkan masalah dari konsep pembelajaran. Pembelajaran melalui studi kasus dapat dilakukan secara individual ataupun berkelompok. Sudjana (2006) menyatakan kegiatan pembelajaran melalui studi kasus dapat meningkatkan keaktifan siswa baik secara indivudu maupun kelompok. Langkah pembelajaran menuntut keaktifan siswa, sedangkan peranan guru sebagai pemberi stimulasi, pembimbing kegiatan siswa, dan menentukan arah yang harus dilakukan oleh siswa.

Kegiatan pembelajaran melalui studi kasus merupakan teknik yang dilakukan oleh guru untuk membantu siswa agar memahami dan menguasai materi pembelajaran. Sanjaya (2005) menyatakan beberapa ciri yang terdapat dalam kegiatan pembelajaran studi kasus adalah: siswa bekerja memecahkan masalah secara individu dan kelompok, pembelajaran ditekankan pada materi pembelajaran yang mengandung persoalan untuk dipecahkan. Syarat selanjutnya adalah siswa menggunakan banyak pendekatan dalam belajar, dan hasil pemecahan masalah adalah hasil tukar pendapat di antara semua siswa.

(34)

commit to user

18

3. Media Gambar

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Menurut Sadiman (2009) media adalah perantara ataun pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan di Amerika membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi.

Penyampaian materi pelajaran oleh guru kepada siswa, membutuhkan suatu perantara sebagai alat bantu untuk mempermudah penyampaian pesan materi ajar. Perantara atau alat bantu tersebut dikenal sebagai media pembelajaran. Sadiman (2009) menyatakan bahwa penggunaan media dalam pembelajaran dapat mengatasi perbedaan gaya belajar, minat, intelegensi, keterbatasan daya indera atau hambatan geografis.

Kegiatan belajar merupakan interaksi antara seseorang dengan orang lain, media, atau dengan lingkungannya, sehingga adanya media akan meningkatkan pengalaman belajar yang nyata. Arsyad (2006) menerangkan bahwa melalui media diharapkan pengalaman belajar yang diperoleh siswa akan lebih berarti.

Media pembelajaran sangat bervariasi, namun berdasarkan hasil penelitian yang digeneralisasikan hampir semua media pembelajaran bermanfaat membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran.

Pembelajaran berlangsung efektif dengan memanfaatkan media yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, karakteristik siswa dan karakteristik materi pembelajaran. Sumantri dan Permana (2001) menyatakan bahwa penggunaan media yang tepat dalam pembelajaran, peserta didik akan dapat memahami materi yang komplek, pemanfaatan media juga berperan besar dalam pengalaman belajar peserta didik. Alasan media pembelajaran digunakan guru karena bertitik tolak dari prinsip bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku dan belajar merupakan proses komunikasi.

(35)

commit to user

19

Peran media sebagai perantara penyampaian pesan materi dari guru kepada siswa berkaitan dengan memudahkan komunikasi yang sulit dilakukan atau dibayangkan oleh siswa terhadap suatu konsep atau materi. Menurut Angkowo (2007) media pembelajaran menjadi alat komunikasi yang efektif antara guru dengan murid. Pesan materi pembelajaran yang disampaikan dengan media pembelajaran, dapat merangsang dan membangkitkan minat belajar siswa, sehingga siswa mudah mengerti dan memahami maksud dari materi yang disampaikan.

Media pembelajaran terdiri dari bermacam-macam jenis. Menurut Sumiati dan Asra (2008) media dapat diklasifikasikan berdasar ciri-ciri tertentu. Media pembelajaran berdasarkan kemampuan indra: media audio, media visual, media audio visual. Media audio, yaitu media pembelajaran yang menggunakan kemampuan indra telinga atau pendengaran (audio). Media visual, yaitu jenis media pembelajaran yang menggunakan kemampuan indera mata atau penglihatan (visual). Media audio visual, yaitu media pembelajaran yang menggunakan kemampuan indra telinga atau pendengaran dan indra mata atau penglihatan (audiovsual).

Berdasarkan dimensinya, jenis media pembelajaran menurut Sumiati dan Asra (2008) terdiri atas: media dua dimensi dan media tiga dimensi. Media dua dimensi, jenis media pembelajaran yang hanya mempunyai dua ukuran yaitu panjang dan lebar. Media tiga dimensi, jenis media pembelajaran yang mempunyai tiga ukuran yaitu panjang, lebar dan isi atau tinggi. Berdasarkan proyeksinya, jenis media pembelajaran terdiri atas: media proyeksi dan media tidak diproyeksikan. Media proyeksi, media pembelajaran yang bisa diproyeksikan atau dipancarkan dengan menggunakan alat proyektor, sehingga gambarnya akan nampak pada layar. Media tidak diproyeksikan, media pembelajaran yang tidak bisa diproyeksikan atau dipancarkan.

Penggunaan media dalam pembelajaran seorang guru haruslah mempertimbangkan banyak hal agar media tersebut benar-benar dapat mempermudah penyampaian materi kepada peserta didik. Media pembelajaran tidak harus berbasis komputer atau teknologi, melainkan dapat berupa media

(36)

commit to user

20

berbasis sederhana. Salah satu media visual sederhana yang dapat dijadikan pertimbangan dalam pemilihan media pembelajaran adalah media gambar. Media gambar mampu menerjemahkan ide abstrak dalam bentuk pengalaman yang nyata sehingga dapat membantu dalam mengintegrasikan dengan pengalaman sebelumnya. Sudjana (2006) menyatakan media gambar adalah media sederhana yang digunakan oleh guru secara efektif dalam kegiatan belajar mengajar yang mempunyai makna tertentu, menarik siswa, dan mudah dipahami. Menurut Anitah (2009) media gambar dapat mengalihkan pengalaman belajar (learning experience) dengan lambang kata-kata ketaraf yang lebih kongkrit (pengalaman langsung).

Gambar visual yang digunakan dalam penelitian ini adalah gambar jadi yang dapat diperoleh dari sumber yang sudah ada misalnya yang dapat di download dari situs internet. Arysad (2006) memberikan gambaran mengenai beberapa konsep penggunaan media visual agar efektif yaitu, bentuk media visual dibuat yang sesederhana mungkin agar mudah dipahami.

Pertimbangan lain yang harus dipahami guru dalam memilih media adalah: kemudahan akses, biaya, teknologi suatu media. Prisip-prinsip penggunaan media berbasis visual adalah kesederhanaan, keterpaduan, penekanan, dan keseimbangan. Media seperti media visual (media gambar) mampu menyajikan pengalaman yang nyata sehingga dapat membantu dalam mengintegrasikan dengan pengalaman sebelumnya. Anitah (2009) mengatakan bahwa gambar dapat mengalihkan pengalaman belajar dengan lambang kata-kata ketaraf yang lebih kongkrit (pengalaman langsung).

(37)

commit to user

21

B. Hasil Penelitian Relevan

Penggunaan metode Student Created Case Studies masih jarang sekali digunakan dalam proses belajar mengajar khususnya pembelajaran biologi di Indonesia. Peneliti belum menemukan referensi metode Student Created Case Studies yang menjelaskan keefektifan penerapan metode Student Crated Case Studies terhadap keterampilan proses sains biologi. Namun, peneliti menemukan hasil penelitian menggunakan metode Student Created Case Studies dipadukan dengan media pembelajaran yaitu, hasil penelitian dari Suci Kusuma Dewi yang melakukan penelitian penerapan Flip Chart pada pembelajaran aktif Student Created Case Studies. Tujuan dari penelitian yang dilakukan Dewi (2010) adalah untuk meningkatkan kemandirian siswa dalam pelajaran biologi pada pokok bahasan sistem reproduksi hewan vertebrata dan invertebrata. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2010) menunjukkan adanya peningkatan kemandirian belajar siswa dengan penerapan metode student created case studies yang dipadukan penggunaan media pembelajaran yaitu flip card. Peningkatan kemandirian belajar siswa tidak lepas dari keterampilan-keterampilan dasar yang dimiliki oleh siswa, kemandirian siswa berpengaruh pada kemampuan keterampilan proses sains yang dimiliki siswa.

Metode Student Created Case Studies merupakan metode tipe studi kasus siswa. Penelitian dengan menggunakan studi kasus telah banyak dilakukan baik dalam bidang pendidikan maupun bidang yang lain. Peneliti menemukan beberapa referensi penelitian sudi kasus dalam bidang pendidikan, antara lain: hasil penelitian yang dilakukan Aziz (2008) studi kasus dapat meningkatkan komunikasi pada mahasiswa dan mendorong mahasiswa berfikir secara konstruktif. Menurut Casey dan Fischer (2005) penelitian penggunaan studi kasus pada siswa dalam pengajaran bahasa mampu meningkatkan pemahaman siswa tentang materi bahasa dan meningkatkan keterampilan siswa.

(38)

commit to user

22

C. Kerangka Berfikir

Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mampu melibatkan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar yakni menggunakan kegiatan siswa secara efektif di dalam pembelajaran. Siswa tidak hanya diarahkan untuk menguasai dan memahami materi tetapi juga untuk menyelesaikan masalah materi yang dipelajari. Siswa di dalam proses pembelajaran berperan sebagai subjek dan objek sedangkan guru hanya berperan sebagai motivator dan fasilitator.

Permasalahan umum dalam pembelajaran biologi adalah kurangnya keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar. Proses pembelajaran yang berlangsung belum menunjukkan adanya partisipasi siswa secara menyeluruh. Siswa cenderung pasif hanya mendengarkan dan menulis informasi yang diberikan oleh guru.

Proses pembelajaran biologi cenderung menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi dan menumbuhkan kemampuan proses. Keterampilan proses memiliki kedudukan yang sangat penting dalam memahami pengetahuan sains. Keterampilan proses sains akan lebih mudah di tanamkan dan dikembangkan pada diri siswa dengan melakukan proses pembelajaran melalui kegiatan langsung (praktikum), dan memberikan kasus atau permasalahan pada siswa sehingga siswa aktif menggunakan keterampilan proses yang dimilikinya.

Pembelajaran dengan Student Created Case Studies merupakan metode kasus, dimana siswa menciptakan kasus atau permasalahan sendiri atau guru yang memberi permasalahan. Selain menggunakan metode yang sesuai, dalam proses pembelajaran digunakan media pembelajaran sehingga proses pembelajaran berlangsung efektif dan efisien. Media yang diigunakan peneliti adalah media gambar.

Berdasarkan uraian diatas, dilakukan penelitian tentang penerapan metode Student Created Case Studies disertai media gambar diharapkan dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa. Kerangka berfikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.1.

(39)

commit to user

23

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian Prosedur

Pembelajaran Student Created Case Studies disertai media gambar

Kemampuan keterampilan proses sains siswa kurang atau rendah

Pengaruh

Kemampuan keterampilan proses sains meningkat

Penerapan metode Student Created Case Studies disertai media gambar

Akibat :

- Siswa cenderung pasif dalam pembelajaran.

- Siswa kurang dapat mengembangkan kemampuan keterampilan proses sains.

Manfaat

1. Melatih siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran.

2. Meningkatkan kemampuan keterampilan proses sains siswa dalam memecahkan permasalahan (suatu kasus).

3. Menumbuhkan rasa ketertarikan pada pembelajaran biologi.

Proses pembelajaran :

- Pembelajaran yang belum mengoptimalkan kemampuan siswa untuk menemukan dan membangun konsep sendiri.

- Pembelajaran biologi kurang

mengembangkan keterampilan proses sains siswa

(40)

commit to user

24

Berdasarkan kerangka pemikiran pada Gambar 2.1 maka dapat digambarkan hubungan antara variabel-variabel dalam penelitian dengan Gambar 2.2.

Keterangan:

X : Pembelajaran

X0 : Pembelajaran konvensional (kontrol)

X1 : Pembelajaran Student Created Case Studies disertai gambar (eksperimen) X0Y : Kemampuan keterampilan proses sains kelompok kontrol

X1Y : Kemampuan keterampilan proses sains kelompok eksperimen.

Gambar 2.2 Skema Paradigma Penelitian

D. HIPOTESIS PENELITIAN

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, dapat dirumuskan hipotesis penelitian bahwa ada pengaruh metode pembelajaran Student created case studies disertai media gambar terhadap keterampilan proses sains biologi siswa kelas X SMA N 1 Mojolaban Sukoharjo.

X

X1Y X0Y

Y Y

X1 X0

Uji t

(41)

commit to user 25 BAB III

METODOLOGI PENILITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Mojolaban kelas X semester 2 tahun pelajaran 2011/2012.

2. Waktu Penelitian

Penelitian telah dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2011/2012 dan dibagi menjadi tiga tahap, tahap persiapan, tahap pelaksanaan serta tahap pengolahan data dan penyusunan laporan. Ketiga tahap tersebut disusun pada Gambar 3.1.

Tahap Kegiatan

penelitian Bulan ke (dalam tahun 2011-2012)

09 10 11 12 01 02 03 04 05 06

Persiapan

1. Permohonan pembimbing 2. Konsultasi

judul 3. Konsultasi

draf proposal 4. Survei sekolah 5. Konsultasi

instrument dan seminar proposal

Pelaksana an

1.Ijin penelitian dan

melengkapi instrument

2.Try out instrumen penelitian

3.Pelaksanaan penelitian dan konsultasi bab I, II, dan III Pengolaha

n data dan penyusuna n laporan

Pengolahan data hasil penelitian dan penyusunan laporan

Gambar 3.1. Waktu Penelitian

(42)

commit to user

26

B. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu (Quasi experimental research) karena peneliti tidak dapat mengontrol semua variabel. Tujuan penelitian eksperimen adalah untuk mencari hubungan sebab akibat dengan memberi perlakuan-perlakuan tertentu pada dua kelompok eksperimen.

Rancangan penelitian ini adalah Posttest Control Group Design menurut Sugiyono (2011) dapat digambarkan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Rancangan Penelitian Posttest Only Control Design

Kelompok Treatment Posttest

Kontrol (R) X1 O1

Eksperimen (R) X2 O2

Keterangan :

Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tersebut sama-sama mendapatkan perlakuan, tetapi masing-masing mendapatkan perlakuan yang berbeda. Kelompok eksperimen diberikan perlakuan pembelajaran dengan metode Student Created Case Studies disertai media gambar dan kelompok kontrol diberikan perlakuan pembelajaran dengan model konvensional dengan menggunakan ceramah diskusi eksperimen.

X1 :Perlakuan yang diberikan kepada kelompok kontrol dengan model pembelajaran konvensional dengan ceramah bervariasi.

X2 :Perlakuan yang diberikan kepada kelompok eksperimen dengan model pembelajaran student created case studies disertai media gambar.

O1 : Tes akhir yang diberikan kepada kelompok kontrol.

O2 : Tes akhir yang diberikan kepada kelompok eksperimen.

(R) : Random assigment (pemilihan kelompok secara random)

Gambar

Gambar 4.1. Histogram Perbandingan Rata-Rata Nilai KPS  Kelompok
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir PenelitianProsedur
Gambar 2.2 Skema Paradigma Penelitian
Gambar 3.1. Waktu Penelitian
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Adalah obligasi yang telah diperingkat tetapi tidak termasuk peringkat yang layak untuk investasi (non-investment grade). Berdasarkan call feature Adalah obligasi yang

Berdasarkan dari data hasil wawancara I dan data hasil wawancara II dapat disimpulkan sesuai dengan teori dari Fischbein karena kognisi itu muncul sebagai sebuah penemuan suatu

Melalui penelitian ini diharapkan dapat diperoleh data parameter- parameter standarisasi spesifik atau nonspesifik dari daun beluntas dan ekstrak etanolnya, yang

Sebagian besar penduduk di negara sedang berkembang tinggal di daerah pedesaan, yaitu sekitar 80 persen dengan mata pencaharian sebagai petani.

Dengan diketahuinya jumlah pemesanan barang yang akan dipesan setiap kali pemesanan dagangan televisi 32 inchi yang ekonomis, maka total biaya pengadaan persediaan

Bab kedua ini akan membahas sejarah negara Cina dalam bentuk periode sistem perkembangan masyarakat secara khusus tentang Cina dibawah kepemimpinan Mao Zedong dan Deng

The Influence of Mother’s Personality on Chick Benetto’s Personality Development as seen on Mitch Albom’s For One More Day.. Yogyakarta: Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi biaya kualitas pada perusahaan serta mengetahui hubungan biaya terhadap kinerja keuangan perusahaan PT