• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

Penelitian ini memerlukan beberapa tinjauan teori sebagai penunjang, teori-teori yang dikemukakan antara lain definisi dari kualitas, pengendalian kualitas dan metode pengendalian proses statistik.

1. Kualitas

Kualitas didefinisikan oleh lima pakar utama dalam Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Manajemen) yang saling berbeda pendapat, tetapi maksudnya sama. Dibawah ini dikemukakan pengertian kualitas dari lima pakar TQM yang terdapat pada buku (Prihantoro 2012). Menurut Juran (1993), kualitas produk merupakan kesesuaian penggunaan produk (fitness for use) untuk pemenuhan kebutuhan dan kepuasan konsumen. Crosby (1979) menyatakan, bahwa kualitas adalah conformance to requirement, yaitu sesuai dengan yang di standarkan. Suatu produk dinyatakan berkualitas apabila sesuai dengan standar kualitas yang telah distandarkan.

Standar kualitas meliputi bahan baku, proses produksi dan produk jadi. Deming (1982) menyatakan, bahwa kualitas adalah kesesuaian dengan kebutuhan pasar apabila Juran mendefinisikan kualitas fitness for use dan Crosby sebagai conformance to requirement, maka Deming mendefinisikan kualitas sebagai kesesuain dengan kebutuhan pasar atau konsumen.

(2)

Perusahaan harus dapat memahami apa yang dibutuhkan konsumen atas suatu produk yang akan diproduksi. Feigenbaum (1986) menyatakan, bahwa kualitas adalah kepuasan pelanggan seutuhnya (full customer satisfaction). Garvin dan Davis (1994) menyatakan bahwa kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, tenaga kerja, metode kerja, serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan atau konsumen.

Terdapat Faktor – faktor yang mempengaruhi kualitas produk atau jasa (Prawirosentono, 2002) diantaranya :

a. Man (Tenaga kerja)

Faktor tenaga kerja merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan seberapa layak kualitas produk dari tahap perencanaan hingga produk tersebut sampai ketangan konsumen.

b. Material (Bahan Baku)

Kualitas bahan baku juga sangat mempengaruhi kualitas hasil dari suatu produk. Faktor bahan baku merupakan faktor penentu dari proses produksi berlangsung, sebab faktor bahan baku merupakan faktor masukan sehingga jika menginginkan output yang baik maka bahan baku dan proses produksi harus terjaga dengan baik.

c. Method (Metode kerja)

(3)

Metode kerja yang diterapkan dalam suatu organisasi akan sangat mempengaruhi kualitas dari hasil produksi. Metode kerja harus terencana dengan baik dan benar hingga pelaksanaan proses produksi.

d. Machine (Mesin)

Penggunaan dan perawatan mesin perlu dilakukan dengan baik agar proses produksi dapat berjalan lancar sesuai dengan yang diharapkan.

e. Environment (Lingkungan)

Lingkungan produksi penting untuk dapat mendukung jalannya proses produksi sehingga proses produksi dapat berjalan dengan lancar dan produk yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan.

2. Pengendalian Kualitas

Pengendalian kualitas adalah suatu sistem pengendalian yang efektif untuk pengkoordinasian usaha-usaha pemantauan kualitas, dan perbaikan kualitas dari setiap kelompok dalam organisasi produksi, sehingga diperoleh suatu produksi yang sangat efisien serta dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen (Prihantoro 2012).

Beberapa alasan mengapa pengendalian kualitas harus diterapkan : a. Agar produk yang dihasilkan sesuai dengan standar yang telah

ditentukan sebelumnya, sehingga dapat memenuhi kebutuan konsumen.

(4)

b. Permasalahan yang mungkin terjadi dapat dihindari sehingga akan menghemat penggunaan bahan baku, dan sumber daya lainnya, serta produk yang cacat atau rusak dapat dikurangi.

3. Metode Pengendalian Kualitas

Suatu produk harus diproduksi dengan proses yang stabil (stabel) dan dapat diulang-ulang (repeatable) dalam memenuhi kebutuhan dan permintaan konsumen, lebih tepatnya suatu proses harus mampu untuk beroperasi dengan keberagaman yang lebih kecil disekitar dimensi nominal atau target dari karakteristik kualitas tersebut. Untuk itu pengedalian proses statistikal diperlukan, yang mana didalamnya terdapat seperangkat alat pemecahan masalah yang baik yang berguna dalam mencapai kestabilan proses dan memperbaiki kapabilitas dengan pengurangan variabilitas. SPC ini dapat diaplikasikan didalam berbagai macam proses, dengan tujuh alat utamanya (QC seven tools) adalah:

a. Flow Chart (Diagram Alir)

Flow Chart adalah grafik dari tahapan proses berdasarkan sumbernya atau gambaran dari berbagai tahapan pada suatu proses berdasarkan urutannya. Fungsi dari pembuatan flow chart antara lain adalah untuk memahami bagaimana suatu proses dilakukan, mempelajari suatu proses untuk perbaikan, untuk keperluan komunikasi, untuk keperluan dokumentasi proses dan untuk perencanaan projek.

(5)

b. Histogram

Suatu bagan dengan tujuan agar memudahkan membaca dan menjelaskan data dengan cepat, maka data perlu untuk disajikan dalam bentuk histogram yang berupa alat penyajian data secara visual dalam bentuk grafis balok yang memperlihatkan disribusi nilai yang diperoleh dalam bentuk angka.

c. Lembar Pemeriksaan (Check Sheet)

Check Sheet adalah alat untuk mengumpulkan data. Alat ini dibentuk untuk membantu dalam mengumpulkan data secara terstruktur sehingga mempermudah dalam proses perhitungan. Check sheet atau lembar pemeriksaan sangat berguna dalam aktivitas pengumpulan data yang nantinya akan dikembangkan untuk penelitian terhadap berbagai jenis produk cacat yang muncul dalam rangka perbaikan proses.

Gambar 2.1 Check Sheet

Sumber: Sutrisno Adityo (2013)

(6)

d. Diagram Pareto (Pareto Chart)

Diagram pareto merupakan grafik berbentuk batang yang berguna untuk menunjukkan distribusi frekuensi dari data atribut yang disusun berdasarkan katagori atau sering dikatakan menunjukkan masalah berdasarkan urutan banyaknya kejadian. Pada dasarnya diagram pareto dapat dipergunakan sebagai alat interpretasi untuk menentukan frekuensi relatif dan urutan pentingnya masalah atau penyebab dari masalah yang ada dan memfokuskan perhatian pada isu-isu kritis dan penting dengan membuat peringkat terhadap masalah atau penyebab dari masalah itu dalam bentuk yang signifikan.

e. Diagram Sebab – Akibat (Cause and Effect Diagram)

Diagram sebab – akibat adalah diagram yang menunjukkan hubungan antara sebab dan akibat, yang mana digunakan untuk menunjukkan faktor-faktor penyebab (sebab) dan karakteristik kualitas (akibat) yang disebabkan oleh faktor-faktor penyebab itu.

Alat ini awal mula ditemukan oleh Dr. Kaoru Ishikawa pada tahun 1943, sehingga alat ini disebut juga Ishikawa Diagram. Faktor- faktor terpenting dalam pembuatan diagram ini adalah material, man, machine, method dan environment. Menurut Prihantoro (2012), fungsi dari diagram sebab akibat ini adalah sebagai berikut:

i. Menganalisis sebab dan akibat dalam suatu masalah.

ii. Menentukan penyebab permasalahan.

(7)

iii. Menyajikan tampilan yang mudah dipahami untuk mengetahui sumber-sumber variasi.

Gambar 2.2 Diagram Fishbone Sumber: Nidaur Rahmah (2020) f. Scatter Diagram

Scatter diagram adalah suatu plot data yang sangat berguna untuk menyelidiki suatu hubungan potensial antar dua variabel. Dalam scatter diagram akan mengindikasikan hubungan yang kuat apabila nilai pada suatu variabel meningkat, maka nilai dari variabel yang lainnya juga meningkat.

g. Peta Kendali (Control Chart)

Peta kendali merupakan grafik garis dengan mencantumkan batas maksimum dan minimum yang merupakan batas pengendalian.

Bagan ini menunjukkan perubahan data dari waktu ke waktu tapi tidak menunjukkan penyebab penyimpangan, meskipun adanya penyimpangan tersebut terlihat pada bagan pengendalian tersebut.

Control chart dapat digunakan untuk jenis data ukuran (panjang, volume, berat), jenis hitungan (jumlah penolakan, jumlah cacat, jumlah kerusakan)

(8)

4. Kaizen

Kaizen merupakan istilah dalam bahasa Jepang terhadap konsep Continous Incremental Improvement. Kai berarti perubahan dan Zen berarti baik. Kaizen berarti penyempurnaan yang berkelanjutan yang melibatkan setiap orang. Pendekatan ini efektif apabila disertai dengan usaha sumber daya manusia yang tepat. Faktor tenaga kerja merupakan dimensi yang terpenting dalam memperbaiki kualitas dan produktivitas. Semangat Kaizen yang tinggi dalam perusahaan Jepang telah membuat mereka maju pesat dan unggul dalam kualitas. Kaizen merupakan suatu kesatuan pandangan yang komprehensif dan terintegrasi yang bertujuan untuk melaksanakan perbaikan secara terus-menerus. Semangat Kaizen berlandaskan pada pandangan berikut (Gasperz,2001):

a. Hari ini harus lebih baik daripada kemarin, dan hari esok harus lebih baik daripada hari ini.

b. Tidak boleh ada satu hari pun yang lewat tanpa perbaikan/

peningkatan.

c. Masalah yang timbul merupakan suatu kesempatan untuk melaksanakan perbaikan/ peningkatan.

d. Menghargai adanya perbaikan/ peningkatan meskipun kecil.

e. Perbaikan/ peningkatan tidak harus memerlukan investasi yang besar.

(9)

Keberhasilan perusahaan-perusahaan Jepang dalam perbaikan kualitas dan reduksi biaya terus menerus yang membuat mereka lebih unggul di pasar global merupakan akibat dari penerapan filosofi kaizen (perbaikan terus-menerus) pada perusahaan (Yulianto Nur Saputro, Dwi. 2005). Dalam hal ini, perbaikan dapat dilakukan dengan memeriksa aspek-aspek proses. Five Step Plan, Rencana lima langkah ini merupakan pendekatan dalam implementasi Kaizen yang digunakan perusahaan-perusahaan Jepang. Langkah ini sering disebut 5S yang merupakan inisial kata Jepang, yaitu (Siwi, 2016):

a. Seiri (pemilahan), mengelompokkan barang-barang sesuai dengan jenis dan fungsinya, sehingga memperjelas yang diperlukan dan yang tidak diperlukan.

b. Seiso (penataan), menyusun bahan dan barang sesuai dengan tempatnya untuk mempermudah memukan kembali atau dijangkau bila diperlukan.

c. Seiton (kebersihan), pembersihan fasilitas-fasilitas dan lingkungan kerja dari kotoran serta membuang sampah pada tempatnya.

d. Seiketsu (pemeliharaan), kegiatan menjaga kebersihan pribadi dan juga selalu mematuhi ketiga tahapan diatas (seiri, seiton, seiko).

e. Shitsuke (pembiasaan). berarti membentuk kebiasaan sikap untuk memenuhi atau mematuhi aturan-aturan dan disiplin mengenai kebersihan dan kerapian terhadap peralatan dan tempat kerja.

(10)

Berdasarkan teori-teori diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas merupakan suatu sifat, fungsi dan kondisi fisik dari suatu produk berdasarkan tingkat yang diharapkan. Untuk mempertahankan suatu kualitas produk maka harus dilakukan pengendalian kualitas dengan cara perbaikan secara menyeluruh menggunakan beberapa metode.

B. Landasan Penelitian Terdahulu

Penelitian pendahulu adalah yang menjadi salah satu acuan untuk penulis dalam melakukan sebuah penelitian sehingga dapat memperkuat teori yang digunakan sebagai pelengkap dalam penelitian yang akan dilakukan. Berikut ini merupakan penelitian-penelitian terdahulu yang didapat dari beberapa jurnal yang terkait dengan topik penelitian.

Yuliasih (2014) melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui penyebab dari produk cacat dan untuk mengetahui solusi mengatasi kendala-kendala dalam pengendalian kualitas produk garmen.

Penelitian ini menggunakan alat bantu statistik yaitu seven tools. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa faktor penyebab produk cacat antara lain bahan baku, tenaga kerja, metode dan lingkungan dan upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala yaitu memberikan pengarahan kepada para pegawai dalam proses produksi, memilih bahan baku yang berkualitas, dan melakukan perbaikan terhadap produk yang rusak.

Tasman, Bayu (2016) Melakukan penelitian yang tujuannya untuk mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan produk cacat serta mengendalikan kualitas produksi kantong pasted bag PT. Semen Padang

(11)

dengan menggunakan alat bantu statistik yaitu seven tools. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa masih terdapat data yang keluar dari batas kontrol dan diketahui bahwa penyebab dari cacat produk antara lain material, mesin, manusia, lingkungan kerja dan metode.

Suprianto (2016) Melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan pengendalian kualitas menggunakan alat bantu statistik bermanfaat dalam upaya mengendalikan tingkat kerusakan produk di perusahaan. Penelitian ini menggunakan alat bantu statistik yaitu seven tools. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa proses produksi masih perlu adanya perbaikan lebih lanjut dan dapat diketahui bahwa faktor penyebab kerusakan produk berasal dari faktor mesin produksi, metode kerja, dan material/bahan baku, sehingga perusahaan dapat mengambil tindakan pencegahan serta perbaikan untuk menekan tingkat kerusakan dan meningkatkan kualitas produk.

Aripin (2019) Melakukan penelitian untuk mengidentifikasi jenis cacat produk yang dihasilkan serta penyebabnya dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas produk pada perusahaan sablon Tanteka Ponorogo.

Dengan adanya metode seventools peneliti berharap perusahaan dapat mengetahui permasalahan yang menyebabkan terjadinya produk cacat, sehingga perusahaan dapat mengurangi terjadinya pemborosan yang diakibatkan oleh pengulangan proses produksi. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa terdapat beberapa titik produk cacat yang diluar batas kendali dan dapat diketahui bahwa penyebab dari cacatnya produk yaitu

(12)

faktor manusia, lingkungan, mesin, metode dan material. Rekomendasi yang diberikan adalah meningkatkan pengawasan terhadap karyawannya dan terus melakukan evaluasi selain itu perusahaan juga harus lebih meningkatkan pengendalian kualitas produknya.

Yuwono (2013) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses produksi dan pengendalian kualitas produksi produk plastic coating di PT propan Raya ICC dengan menggunakan metode diagram pareto dan diagram sebab-akibat. Dari hasil penelitian diketahui bahwa terdapat ke- tidakkonsisten-an pada kualitas produk yang diproduksi.

Afan (2015) melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengendalian kualitas pada PT XXX. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode atau alat bantu statistik seven tools. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada proses pengendalian kualitas ditemukan 3 jenis produk cacat. Faktor yang menyebabkan antara lain bahan baku dan tenaga kerja. Usulan perbaikan yang dilakukan yaitu lebih selektif dalam memilih bahan baku dengan memilih supplier yang terpercaya serta memberikan pelatihan kepada tenaga kerja.

Haryanto & Novialis (2019) penelitian ini bertujuan untuk membantu perusahaan dalam mencapai standar kualitas yang telah ditentukan dan untuk membantu mengurangi pemborosan yang terjadi karena produk cacat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah seven tools. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan jenis cacat produk yang dominan selama proses produksi.

(13)

Mohammad (2020) Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kualitas produk dan menentukan faktor-faktor yang menjadi penyebab dari kualitas dari sebuah produk dari PT Candrabuaya Surya Semesta. Penelitian ini dilakukan analisis pengendalian kualitas produk dengan menggunakan seven tools. Dari hasil penelitian diketahui faktor umum yang menjadi penyebab produk cacat tersebut adalah faktor metode dalam proses produksi, peralatan yang digunakan, faktor kehandalan manusia, dan material/bahan baku yang digunakan.

Sukendar (2008) penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab cacat produk pada PT. XYZ. Penelitian ini menggunakan metode seven tools. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor penyebab produk cacat antara lain metode dan tenaga kerja, sedangkan untuk pelaksanaan proses produksi masih dalam batas kendali.

Hairiyah (2020) penelitian ini bertujuan untuk mengurangi cacat pada produk dan mengontrol kualitas produksi. Alat bantu statistik seven tools digunakan sebagai metode dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fator penyebab produk cacat yaitu bahan baku, metode dan tenaga kerja. Rekomendasi perbaikan yang diusulkan antara lain lebih memilih produsen bahan baku yang lebih terpercaya dan memberikan karyawan pelatihan serta melakukan pengawasan pada proses produksi.

(14)

C. Kerangka Pikir

Kerangka pikir yang digunakan dalam penelitian ini digunakan untuk menggambarkan bagaimana alur penelitian dalam pelaksanaan pengendalian kualitas hingga analisis kerusakan produk menggunakan beberapa alat analisis seven tools serta mengidentifikasi penyebab produk cacat dan kemudian dapat menentukan solusi yang tepat untuk perbaikan- perbaikan dan keputusan penyelesaian masalah menggunakan metode kaizen.

Gambar 2.3 Kerangka Pikir Sumber: Penelitian 2021

Gambar

Gambar 2.1 Check Sheet
Diagram  pareto  merupakan  grafik  berbentuk  batang  yang  berguna  untuk  menunjukkan  distribusi  frekuensi  dari  data  atribut  yang  disusun  berdasarkan  katagori  atau  sering  dikatakan  menunjukkan  masalah  berdasarkan  urutan  banyaknya  kejad
Gambar 2.2 Diagram Fishbone  Sumber: Nidaur Rahmah (2020)  f.  Scatter Diagram
Gambar 2.3 Kerangka Pikir  Sumber: Penelitian 2021

Referensi

Dokumen terkait

dalam rangkaian acara yang digelar hingga 12 Februari ini juga terdapat prosesi pengangkatan jabatan yang dilakukan langsung oleh Dirut Sumber Daya Manusia

Berdasarkan masalah dari hasil pembahasan serta analisis di atas maka penulis mencoba memberikan saran yang dapat dipertimbangkan franchise Martabak Alim yaitu

informasi publik ini dibatasi dengan hak individual dan privacy seseorang terkait dengan data kesehatan yang bersifat rahasia (rahasia medis). Jadi dalam hal ini dapat dianalisis

Dari sekian banyak produk peraturan perundang-undangan tentang periindungan terhadap anak. Sudah selayaknya Negara Indonesia ini menempatkan anak, sudah selayaknya Negara

bahwa dalam rangka memberi kejelasan bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam penyusunan anggaran terkait dengan pelaksanaan program dan kegiatan masing-masing

Sehingga di dalam sebuah jaringan komputer snort dapat kita manfaatkan untuk mendeteksi adanya serangan pada sistem kita berdasarkan signature yang dimilikinya dan

Metode ini memanfaatkan arus listrik bervoltase kecil yang dihubungkan ke benda yang akan dites, dengan memindahkan secara elektrolisis sejumlah kecil sampel ke kertas

dalam Penentuan Pasangan Hidup dalam Perkawinan di Desa Klapayan Sebagaimana yang telah dipaparkan dalam bab sebelumnya bahwasannya dari beberapa bukti serta informasi