• Tidak ada hasil yang ditemukan

MORFOLOGI DAN POTENSI. Bagian-Bagian Kayu - Kulit kayu - Kambium - Kayu gubal - Kayu teras - Hati - Lingkaran tahun - Jari-jari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MORFOLOGI DAN POTENSI. Bagian-Bagian Kayu - Kulit kayu - Kambium - Kayu gubal - Kayu teras - Hati - Lingkaran tahun - Jari-jari"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Definisi

Suatu bahan yang diperoleh dari hasil

pemungutan pohon-pohon di hutan, yang

merupakan bagian dari pohon tersebut

setelah diperhitungkan bagian-bagian mana

yang lebih banyak dimanfaatkan untuk

sesuatu tujuan penggunaan.

Kayu tersusun atas karbon, hidrogen &

oksigen. Karbon merupakan elemen yg

dominan.

(3)

Lanjutan...

Kayu banyak dimanfaatkan sebagai bahan

bangunan, perabot rumah tangga, kemasan,

serat dan kertas serta bahan bakar.

Produk penting hasil pengolahan kayu

seperti kayu lapis, papan partikel, papan

serat, kayu sebagai bahan bangunan, pulp,

dan lain sebagainya.

(4)

MORFOLOGI DAN POTENSI

Bagian-Bagian Kayu

- Kulit kayu

- Kambium

- Kayu gubal

- Kayu teras

- Hati

- Lingkaran tahun

- Jari-jari

(5)

Jenis-Jenis Kayu

1. Kayu keras atau hardwood

Tumbuhan yang termasuk kayu keras umumnya merupakan tumbuhan berdaun lebar yang banyak tumbuh di daerah tropis. Contoh: meranti, jati, mahoni, dan lain sebagainya

2. Kayu lunak atau softwood

Umumnya berasal dari tumbuhan berdaun jarum yang banyak tumbuh di daerah sub tropis. Contoh: pinus, jamuju, dan lain sebaginya.

(6)

Sifat Fisik Kayu Secara Mikroskopis

1. Warna kayu

Warna sering dijadikan sebagai syarat. Identifikasi kayu berdasarkan warnanya dilakukan dalam keadaan kering pada goresan atau bidang yang tidak terpengaruh faktor dari luar misalnya cahaya matahari. Kayu teras memiliki warna yang tua sedangkan kayu gubal biasanya berwarna kuning atau coklat muda. Perubahan warna kayu dapat dilakukan untuk memperbaiki kenampakan, dan sebagainya.

(7)

Sifat Fisik Kayu Secara Mikroskopis

2. Bau dan rasa

Pengamatan bau dapat mewakili pengukuran dengan bau dan rasa. Dilakukan pada saat kayu berada dalam kondisi segar. Bau dari kayu umumnya berasal dari zat ekstraktif dan zat volatil.

3. Kesan raba

Dilakukan pada permukaan kayu dalam kondisi kering diudara. Kadar air, struktur sel, kadar ekstraktif mempengaruhi kesan raba kayu. Kesan raba kayu dapat terdiri dari kasar, halus, sedang, berminyak, dan lain sebagainya.

(8)

Sifat Fisik Kayu Secara Mikroskopis

4. Kekerasan kayu

Kekerasan kayu diperoleh dari proses penekanan dan pemotongan. Tingkat kekerasan kayu dipengaruhi oleh kadar air kayu.

5. Berat kayu

Berat kayu identik dengan berat jenisnya. Kayu berat memiliki berat jenis tinggi. Berat kayu searah dengan kekerasannya. Kayu berat memiliki kekerasan yang tinggi dan kayu ringan maka kekerasannya rendah atau lunak.

6. Kilap kayu

Kilap kayu terdiri dari suram, mengkilap dan agak mengkilap atau medium. Kayu ditentukan kilapnya pada kondisi yang rata dan kering.

(9)

Sifat Fisik Kayu

• Berat jenis

Berat kayu dibandingkan dengan volume air yang sama dengan kayu tersebut. Hal-hal yang dapat mempengaruhi berat jenis kayu yaitu zat-zat yang ada pada kayu, zat ekstraktif, kandungan air, dan ukuran sel-sel kayu. Klasifikasi kayu berdasarkan berat jenisnya :

Ringan : berat jenis < 0,36

Sedang : berat jenisnya 0,36-0,56 Berat : berat jebis > 0,56

(10)

Sifat Fisik Kayu

• Kadar air

Jumlah kandungan air dalam kayu. Diukur dengan cara oven dan destilasi apabila dalam skala laboratorium, sedangkan dilapang menggunakan cara moisture meter atau e.m.c methode.

Air didalam kayu : air bebas dan terikat.

Kayu basah umumnya memilik kadar air berkisar 40%.

(11)

Sifat Fisik Kayu

• Perubahan dimensi

Tergantung kadar air (KA) kayu, KA dalam kayu berkurang maka dimensinya berkurang. Perubahan dimensi kayu juga dapat disebabkan oleh penyusutan kayu. Penyusutan karena proses pengeringan harus cermat diamati karena dapat mengakibatkan kayu bergelombang, memuntir, melengkung, retak, pecah, dan lain sebagainya.

(12)

Sifat Fisik Kayu

• Daya hantar panas

Cepat tidaknya kayu mengantarkan panas. Hal ini dipengaruhi oleh berat jenis, kadar air dan arah panas. Kayu dapat terbakar pada suhu 273 0C.

• Daya apung dan layang

Daya apung dan layang kayu sangat dipengaruhi oleh kerapatan kayu.

• Sifat terhadap cahaya

Sifat kayu terhadap cahaya merupakan hal yang penting karena berkaitan dengan warna dan perubahan kayu akibat pengaruh cacat (biologis).

• Daya listrik

(13)

Sifat Mekanik Kayu

Untuk

mengukur

kekuatan

kayu,

dilakukan beberapa penyujian yaitu :

• Keteguhan tekan: kekuatan suatu bahan untuk menahan muatan/beban.

• Keteguhan sorong: kekuatan untuk menahan gaya-gaya yang berusaha menarik bahan. Pada kayu terdapat 2 (dua) macam keteguhan tarik yaitu :

• Keteguhan tarik sejajar arah serat dan

• Keteguhan tarik tegak lurus arah serat.

• Keteguhan belah

• Keuletan kayu : kemampuan bahan untuk menyerap sejumlah tenaga yang relatif besar atau tahan terhadap kejutan-kejutan atau tegangan-tegangan yang berulang-ulang yang melampaui batas proporsional serta mengakibatkan perubahan bentuk yang permanen dan kerusakan sebagian.

• Keteguhan lengkung statik: kekuatan suatu bahan menahan gaya yang mengenainya secara perlahan-lahan.

• Keteguhan pukul : kekuatan suatu bahan menahan gaya yang mengenainya secara mendadak.

• Keteguhan tarik : kekuatan untuk menahan gaya-gaya yang berusaha menarik bahan.

• Kekerasan kayu : kemampuan bahan untuk menahan gaya yang membuat takik atau

lekukan atau kikisan (abrasi). Bersama-sama dengan keuletan, kekerasan merupakan suatu ukuran tentang ketahanan terhadap pengausan bahan.

(14)

Pembagian kelas kuat kayu

berdasarkan Balai Penelitian Hasil

Hutan Bogor

Keteguhan Lengkung Mutlak (kg/cm2) Keteguhan Tekan Mutlak (kg/cm2) Berat Jenis Kayu Kelas Kuat >1.100 >650 >0,90 I 725 – 1.100 425-650 0,60-0,90 II 500-725 300-425 0,40-0,60 III 300-500 215-300 0,30-0,40 IV <300 <215 <0,30 V

(15)

Sifat Kimia Kayu

Kayu tersusun atas selulosa, hemiselulosa,

dan lignin.

Selulosa dibuat langsung dari glukosa hasil

fotosintesis tumbuhan dan merupakan

komponen terbanyak dalam kayu. Selulosa

sangat dibutuhkan dalam pembuatan pulp

dan kertas.

Lignin adalah suatu polimer yg kompleks dg

berat molekul tinggi.

(16)
(17)
(18)
(19)

Unsur-Unsur Organik Kayu

Berdasarkan Persen Berat Kering

Kayu

Tipe Selulosa (%) Hemiselulosa (%) Lignin (%) Kayu keras 40-44 15-35 18-25 Kayu lunak 40-44 20-32 25-35

(20)

Potensi

Pengolahan hasil hutan kayu dibagi menjadi

dua yaitu primer dan sekuder.

Nilai ekspor barang kayu dan hasil hutan

lainnya pada tahun 2000 sebesar Rp

24.037.647 juta atau 15,9% dari seluruh nilai

ekspor Indonesia.

Jumlah industri pengolahan kayu di dalam

negeri baik primer maupun sekunder hampir

2.000 unit yang didominasi oleh industri kayu

lapis dan penggergajian.

(21)

PENGGERGAJIAN KAYU

• Gergaji dibagi menjadi tiga macam menurut bentuknya yaitu pita, bundar dan rentang.

• Menurut fungsinya

Gergaji utama : gergaji paling besar untuk memotong kayu hingga menjadi belahan kayu sesuai dengan ukuran yang dikehendaki.

Gergaji ulang : untuk mengurangi ukuran atau lebar kayu dan untuk membelah irisan kayu.

Gergaji pinggir : untuk membuang atau memotong kayu yang bagian pinggir.

Gergaji potong : untuk memotong kayu tegak lurus atau memotong ukuran panjang kayu.

Gergaji perajang : untuk merajang sebetan kecil kayu.

(22)

PENGERINGAN KAYU

Tujuan pengeringan kayu antara lain :

Memperbaiki sifat kayu

Mempertahankan kayu dari serangan

serangga perusak

Memudahkan dalam proses perekatan

Meringankan kayu

Menstabilkan dan meminimasi

perubahan dimensi

(23)

Faktor penentu waktu dan hasil

pengeringan kayu

• Suhu dan kelembaban udara : Pada pengeringan alami (suhu rendah, kelembaban tinggi) dapat memperlama proses pengeringan kayu.

• Banyaknya kayu gubal dan teras : Kayu teras lebih membutuhkan waktu yang lama dibandingkan kayu gubal.

• Arah serat kayu : Pengeringan kayu yang memiliki serat berbeda sebaiknya tidak dilakukan bersama-sama.

• Jenis kayu : Jenis kayu yang berbeda sebaiknya dikeringkan sendiri-sendiri.

• Total sortimen kayu : Selama proses, kayu yang memiliki tebal berbeda maka harus disendirikan pula pengeringannya.

(24)

Cara pengeringan kayu

Alami atau

air seasoning

Buatan atau

kiln

(25)

Alami atau

air seasoning

• Tergantung kondisi lingkungan pada saat

pengeringan/pengeringan tak terkendali karena suhu, kelembaban, dan sirkulasi udara tidak dapat diatur.

• Waktu yang dibutuhkan untuk pengeringan alami cukup lama dan kayu masih mudah terserang jamur dan serangga.

(26)

Alami atau

air seasoning

Hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu:

• Tempat pengeringan secara alami harus kering, terbuka, datar, dan luasnya mencukupi.

• Fondasi tempat pengeringan.

• Cara menumpuk kayu dan harus memperhatikan adanya ganjalan, penutup ujung kayu, jarak antar tumpukan, dan pembeban.

• Pemantauan proses. Bertujuan agar memperoleh kayu yang berkualitas. Proses pemantauan kayu terdiri dari keadaan ganjalan, cacat kayu, biaya tambahan, aktivitas tenaga kerja, dan waktu pengeringan.

• Cacat kayu. Cacat kayu akibat pengeringan secara alami lebih besar dibandingkan dengan pengeringan dengan tanur.

(27)

Buatan atau

kiln

• Merupakan proses pengeringan yang dilakukan dalam ruangan khusus sehingga suhu, kelembaban, dan sirkulasi udara dapat dikendalikan, namun yang dikendalikan hanya satu faktor saja.

(28)

Buatan atau

kiln

Pengeringan suhu rendah terdiri dari :

• Tipe de-humifikasi : Ruangan tertutup yang dilengkapi dengan pengatur kelembaban udara.

• Pengeringan dengan uap suhu rendah : merupakan ruangan tertutup yang dialiri uap dair dengan suhu rendah. Waktu pengeringan yang dibutuhkan lebih cepat dan lebih sedikit serangan jamuar dan serangga dibandingkan pengeringan alami.

• Tipe kolektor panas : memanfaatkan panas matahari dan dilengkapi kolektor panas sehingga pada malam hari masih tetap panas.

• Tipe green house : pengeringan yang hanya mengatur panas atau suhu.

(29)

Pengeringan dengan tanur pengering

• Merupakan pengeringan yang mengatur suhu,

kelembaban, dan sirkulasi udara.

• Pengeringan dengan tanur dibagi menjadi dua yaitu :

1. Tanur kompartemen. Tumpukan kayu dimasukkan pada tanur yang memiliki satu ruangan saja. Setelah proses pengeringan selesai, maka kayu dikeluarkan bersamaan. Pintu tanur umumnya hanya ada satu untuk memasukkan dan mengeluarkan kayu.

2. Tanur progresif. Merupakan tanur yang memiliki banyak ruangan dan pengaturan dilakukan secara kontinyu sesuai dengan jadwal.

(30)

PENGAWETAN KAYU

Tujuan Pengawetan Kayu

Mencegah kayu dari serangga perusak

kayu seperti jamur dan rayap

Meningkatkan umur pakai kayu

Menghemat penggunaan kayu

Meningkatkan nilai kayu

(31)

Kerusakan Kayu

Adanya cendawan dan bakteri yang dapat

menyebabkan pembusukan.

Serangga penggerek misalnya rayap

Cacing tanah

(32)

Golongan Cendawan Perusak

• Cendawan perusak : yg paling penting meliputi cendawan yg merusak dinding sel sehingga merusak sifat fisik dan kimia kayusampai terjadi decay (kayu busuk).

• Cendawan pemakan kayu : cendawan berwarna

menyebabkan perubahan warna bagi cacat kayu. • Cendawan buluk

• Bakteri penyerang kayu : cendawan pewarna, cendawan bubuk, dan bakteri penyerang kayu makan senyawa organik yang mudah dicerna yang disimpan dalam kayu.

(33)

Tipe Umum dari Pembusukan Kayu dan

Organisme Berdasarkan Perubahan Kimiawi

dan Warna

1.

Pembusukan putih menghilangkan lignin dan

hidrat arang yang dapat memucatkan kayu.

2.

Pembusuk coklat, kayu jadi coklat dan kayu

seperti tepung.

(34)
(35)

Keawetan Kayu Alami

Golongan Keawetan Lama Pemakaian (tahun) 1 Sangat awet >8 2 Awet 5-8 3 Agak awet 3-5 4 Tidak awet 1,5-3

(36)

Bahan Pengawet

• Bersifat racun bagi organisme perusak kayu

• Dapat masuk ke dalam kayu hingga bagian dalam • Mudah digunakan dan tidak berbahaya bagi manusia

• Tidak mudah menguap dan berubah menjadi zat yang beracun.

• Mudah meresap dengan adanya penetrasi yang tinggi. • Tidak menyebabkan perubahan dimensi.

• Tidak mengurangi kualitas kayu.

(37)

Bahan pengawet kayu

Minyak : petrolium.

Bahan yang dilarutkan dalam minyak : seng

naftena, tembaga naftena, dan pentaklorofenol

Bahan kalis air : pentaklorofenol dan merkuri

oleat.

Bahan yang harus dilarutkan air : garam arsen,

asam borat, dan boraks.

Bahan yang dipatenkan : aczol, ascu, dan garam

boliden.

(38)

Proses Pengawetan Kayu

• Pencelupan

Dilakukan terhadap kayu kering angin dan telah selesai dikerjakan. Proses pencelupan dilakukan dengan mencelupkan kayu ke dalam bahan pengawet yang masih hangat.

• Pelaburan dan Penyemprotan

Proses pelaburan dilakukan dengan melaburkan bahan pengawet kepada kayu dengan menggunakan kuas. Proses pelaburan dilakukan berulang-ulang agar pengawetan semakin baik. Proses perulangan dilakukan setelah pelaburan sebelumnya telah kering.

(39)

Proses Pengawetan Kayu

• Perendaman

Proses perendaman merupakan cara pengawetan yang dapat digunakn pada kayu segar maupun kayu kering. Perendaman dilakukan dengan cara merendam kayu ke dalam zat pengawet yang larut air selam beberapa waktu. • Perendaman dingin

Yaitu merendam kayu dalam suhu kamar dengan menggunakan zat pengawet yang larut minyak.

(40)

Proses Pengawetan Kayu

• Proses difusi

Merupakan proses pengawetan kayu yang memanfaatan proses difusi pada tumbuhan. Cara pengawetan ini dilakukan dengan mengusap zat pengawet kental pada bagian tertentu kemudian zat tersebut akan diserap sendiri oleh kayu dan menyebar.

• Proses vakum

Proses pengawetan kayu secara vacum dilakukan dengan cara memasukkan kayu kedalam tangki vakum.

(41)

Proses Pengawetan Kayu

Pengawetan pohon hidup

Dilakukan dengan cara mengoleskan zat

pengawet pada bagian kayu yang masih hidup

seperti pangkal kayu.

Pengawetan tiang-pancang

Merupakan proses pengawetan yang dilakukan

pada tiang-pancang kayu.

(42)

SEKIAN

Referensi

Dokumen terkait

Ketika kita ingin memanggil value tersebut kedalam browser maka kita harus mencantumkan nama variable yang telah kita definisikan di atas yaitu nama kedalam sintak pernyataan atau

dengan sistem pemerintahan yang lebih demokrais ternyata belum berhasil menghasilkan hukum yang mengandung nilai keadilan dan diperuntukan bagi kesejahteraan masyarakat. Pada

House Index lebih menggambarkan luasnya penyebaran nyamuk di suatu wilayah.. Container adalah tempat atau bejana yang dapat menjadi tempat perindukan nyamuk Aedes aegypti. 4)

Hasil penelitian menunjukan bahwa (1)Lima puluh dua persen permukiman termasuk dalam kelas sedang(2)kepala keluarga yang tinggal di bantaran Bengawan Solo mayoritas bekerja

memberikan respon positif terhadap peningkatan mutu, efesiensi, dan efektivitas pelayanan publik sesuai dengan aturan yang berlaku.” (wawancara tanggal 10

KESATU : Membentuk Tim Penyusun Rancangan Peraturan Bupati Bantul tentang Penjabaran Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Bantul Tahun

Local Spatial Variability as a Measure of Image Texture: A Multidimensional Approach to Image Texture Analysis and Classification.. University