• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI UNTUK BERWARALABA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "STRATEGI UNTUK BERWARALABA"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI UNTUK BERWARALABA

NAMA: HARIYONO NUGROHO NIM: 10.11.4486

KELAS: S1 TI 2M

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

(2)

PENDAHUALUAN

Hingga tahun 2002, upaya pemulihan ekonomi indonesia masih belum membuahkan hasil yang memuaskan secara signifikan. Sangat berbeda halnya denga negara berkembang lainnya seperti Cina, Thailand, Malaysia, Singapura dllyang telah mampu keluar dari krisis yang sama, bahkan bertumbuh dengan laju yang pesat. Kalaupun ada dirasakan pertumbuhan ekonomi indonesia hingga sebesar 3%

pada tahun 2001, hal itu lebih didorong oleh peningkatan konsumen, bukan sepenuhnya oleh pertumbuhan output dari sektor riel.

Dalam jangka panjang, harus diakui bahwa peran Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang jumlahnya sangat dominan dalam struktur perekonomian indonesia sangat strategis dan seharusnya dijadikan landasan pembangunan ekonomi nasional. Namun fakta menunjukan perkonomian Nasional lebih dikuasai oleh segelintir penguasa besar yang ternyata sangat labil terhadap goncangan ekonomi global.

Masalahnya sekarang adalah, bagaimana memperluas dan memberdayakan sosok UKM Indonesia yang cenderung masih menerapkan manajemen tradisional, lemah terhadap akses permodalan, tekhnologi cenderung konvensional, miskin inovasi dan jaringan, sehingga mampu bersama-sama tumbuh dengan perusahaan besar terutama yang berkelas dunia serta bervisi global.

Mengapa waralaba yang menjadi alternatif pilihan? Karena melalui bisnis waralaba UKM akan mendapatkan : 1) transfer manajemen, 2) kepastian pasar, 3) promosi, 4) pasokan bahan baku, 5) pengawasan mutu, 6) pengenalan dan pengetahuan tentang lokasi bisnis, 7) pengembangan kemampuan sumberdaya manusia , dan yang paling terpenting adalah resiko dalam bisnis waralaba sangat kecil (data empirismenunjukkan bahwa resiko bisnis waralaba kurang dari 8%.

Di Indonesia usaha waralaba ini sudah mulai berkembang sejak tahun 1985pada berbagai skala usaha terutama bisis makanan seperti : Pizza Hut, Kentucky Fried Chicken, Mc Donald, dalam bisis eceran seperti : Carrefour, Smart, dll. Fakta menunjukkan, bahwa waralaba yang lebih berkembang di Indonesia adalah waralaba yang sumber teknologinya datang dari luar negeri sebagai pemilik Hak Kekayaan Intelektual (Intellectual Property Right). Implikasinya, sebagian besar pendapatan yang diperoleh dari bisnis waralaba tersebut mengalir ke kantong pengusaha di luar negeriuntuk pembayaran royalti secara terus menerus. Maka dalam rangka memperkuat perekonomian negara perlu dikembangkanbisnis waralaba lokal. Saat ini terdapat 42 perusahaan waralaba lokal jauh lebih sedikit jumlahnya dari waralaba asing yang jumlahnya mencapai 230 perusahaan. Pengembangan waralaba lokal diarahkan dalam rangka memperluas kesempatan berusaha dan kesempatan kerja dimana peran koperasi dan UKM baik sebagai pemberi waralaba maupun penerima waralaba perlu lebih ditingkatkan.

APA ITU WARALABA ?

Waralaba adalah bentuk kerjasama dimana pemberi waralaba (franchisor) memberikan ijjin/hak kepada penerima waralaba (franchisee) untuk menggunakan hak intelektualnya seperti nama, merek dagang, produk /jasa, sistem operasi usahanya dalam jangka waktu tertentu. Sebagai timbal balik, penerima waralaba (franchisee) membayar suatu jumlah teretentu serta mengikuti sistem yang ditetapkan franchisor.

Waralaba merupakan sistem keterkaitan usaha vertikal antara pemilik paten yang menciptakan paket teknologi bisnis (franchisor) dengan penerima hak pengelolaan operasional bisnis (franchisee). Jadi sesungguhnya waralaba dapat dikatakan sebagai teknik menjualn “Sukses” dari usaha yang sudah berhasil.

(3)

Bisnis waralaba dicirikan dengan adanya :

- Franchistor yang menawarkan paket usaha.

- Franchisee yang memiliki unit usaha (outlet) yang memanfaatkan paket usaha milik franchisor.

- Ada kerjasama antara franchisor dan franchisee dalam hal pengelolaan unit usaha.

- Ada kontak tertulis yang mengatur kerjasama.

Hubungan kerjasama antara franchisor dan francisee merupakan aspek yang sangat kritikal dalam waralaba. Sukses keduanya tergantung kepada sinerji dari hubunga kedua belah pihak tersebut. Dibawah ini digambarkan salah satu bentuk hubungan franchisor dan franchisee sebagai berikut :

A. Model Sub-Franchising B. Model Master Franchising

Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa bisnis waralaba mengandalkan pada kemampuan mitra usaha dalam mengembangkan dan menjalankan kegiatan usaha waralaba melalui tatacara, proses serta suatu

“Code of Conduct” dan sistem yang telah ditentukan oleh perusahaan pemberi waralaba.

PERKEMBANGAN WARALABA DI INDONESIA

Bisnis waralaba di Indonesia mulai marak pada sekitar tahun 1970an dengan bermunculannya restaurant-restaurant cepat saji (fast food) seperti Kentucky Fried chiken dan Pizza Hut. Namun sejak krisi moneter tahun 1997, jumlah perusahaan waralaba asing mengalami penurunan pertumbuhan sebesar -9.78% dari tahun 1997 sampai dengan tahun 2001. hal ini disebabkan karena terpuruknya nilai rupiah sehingga biaya untuk franchise fee dan royalti fee serta biaya bahan baku, peralatan dan perlengkapan yang dalam dollar menjadi meningkat. Hal tersebut mempengaruhi perhitungan harga jual produk atau jasanya di Indonesia. Sebaliknya waralaba lokal mengalami peningkatan pertumbuhan rata-rata sebesar 30%. Pada tahun 2001 jumlah waralaba asing tumbuh kembali sebesar 8.5% sedangkan waralaba lokal meningkat 7.69% dari tahun 2000. Perkembangan bisnis waralaba di Indonesia dapat dilihatpada tabel di bawah ini.

(4)

MENGAPA WARALABA MERUPAKAN PELUANG YANG PROSPEKTIF BAGI KUKM?

UKM dengan segala kendala yang dimilikinya dapat dan mampu memanfaatkan sistem waralaba dalam mengembangkan usahanya terutama sebagai penerima waralaba (franchisee), karena:

a. UKM mendapat pelatihan khusus yang telah terstruktur dari pihak franchisor untuk mengatasi kendala pengetahuan yang dimiliki oleh UKM. Di samping itu, franchisee (dalam hal ini UKM) dapat memanfaatkan pengalaman, organisasi & manajemen kantor franchisor; walaupun dia tetap mandiri dalam menjalankan bisnisnya sendiri.

b. UKM jelas akan mengeluarkan biaya yang lebih rendah dibandingkan bila UKM mencoba menjalankan bisnis sejenis secara mandiri. Hal ini dimungkinkan karena franchisor tidak lagi memperhitungkan biaya-biaya percobaan Yang telah dilakukannya.

c. UKM mendapat keuntungan untangible dengan resiko yang lebih rendah karena produk yang dihasilkannya sudah mempunyai brand name yang mapan dalam pandangan & pikiran konsumen.

Disamping itu, franchisee (UKM) mendapat keuntungan dm"i pcnggunaan paten, merk dagi.mg, hak cipta, rabasia dagang, proses, [orIllula dari pihakfi'ancllisol: d) UKM dapat memanfaatkan hasil penelitian & pengembangan franchisor dalam memperbaiki bisnis sehingga bisnis tersebut tetap kornpetitif.

d. UKM mendapat bantuan dari franchisor dalam memilih lokasi usaha berdasarkan pengalaman franchisor. Hal tersebut menguntungkan karena salah satu faktor kunci kesuksesan bisnis waralaba adalah pemilihan lokasi yang tepat dan strategis dari sisi pasar.

Dengan demikian bisnis waralaba merupakan peluang Yang sangat menjanjikan bagi pengusaha UKM yang mau mengembangkan usahanya. Walaupun bisnis waralaba sangat menjanjikan, akan tetapi setiap usaha bisnis selalu mempunyai potensi resiko, oleh karena itu pengelolaan bisnis secara profesional merupakan tuntutan persyaratan untuk keberhasilan. Untuk itu diperlukan pemikiran yang cermat apabila pengusaha UKM telah mengambil keputusan untuk terjun dalam bisnis waralaba. Untuk memilih bentuk dan jenis waralaba yang akan dibeli, setiap UKM harus memperhatikan manajemen, prosedur, etika dan filosofi dari waralaba yang ingin dipilih, yaitu bagamana jaringan waralaba dimulai, seberapa luas jaringan waralaba, apakah waralaba tersebut sudah mapan di pasar atau sedang bertumbuh, investasi seperti apa yang dibutuhkan dll.

Adapun peluang keuntungan UKM apabila menjalankan bisnis waralaba sebagai penerima waralaba (franchisee) adalah sebagai berikut :

1. Memperoleh program pelatihan yang terstruktur dari franchisor:

2. Memperoleh insentif memiliki bisnis sendiri dengan bantuan manajemen secara terus-menerus.

3. Mendapat keuntungan dari kegiatan operasioanal di bawah nama dagang yang telah mapan di masyarakat.

4. Membutuhkan modal yang lebili kecil.

5. Resiko bisnis relatif kecil.

6. Memperoleh dukungan riset dan pengembangan dari franchisor:

7. Mendapat dukungan untuk akses kesumber-sumber pinjaman modal.

Sedangkan peluang kerugian UKM sebagai franchisee adalah:

1. Adanya keharusan untuk membayar royalti fee kepada franchisor untuk penggunaan sistem waralaba.

2. Kemungkinan kerjasama dan kualitas dukulngan franchisor yang tidak konsisten sesuai kontrak kerjasama.

(5)

3. Ketergantungan yang besar kepada franchisor sehingga menjadi kurang mandiri.

4. Reputasi dan citra bisnis yang diwaralabakan menurun di luar kontrol franchisor dan franchisee.

Mengamati peluang keuntungan di atas baik bagi UKM franchisee maupun UKM franchisor maka jelas tergambar adanya pembagian tanggung jawab resiko bisnis. dari sisi pemegang paten, ini merupakan salah satu strategi pemasaran, sedangkan dagi pembeli hak waralaba merupakan "start-up of new business". Selain itu salah satu ciri menonjol dari warulaba adalah perusahaan bisnis baru Yang lebih cepat meraih keuntungan. Artinya, dengan manajemen moderen pada tahun pertama sudah dapat memberikan keuntungan.

Agar keuntungan tersebut dapat diwujudkan, manajemen pengelola waralaba dituntut agar (a) maupun memberikan informasi yang akurat mengenai posisi keuangan kepada franchisor sesuai dengan perjanjian yang di sepakati kedua belah pihak, (b) mampu mengendalikan usaha secara mandiri, (c) mentaati seluruh program pelatihan yang diselenggarakan oleh franchisor, (d) mampu aktif berperan serta dalam meningkatkan hubungan harmonis dan saling menguntungkan antara franchisee dan franchisor.

PENUTUP

Waralaba sebagai model pengembangan kemitraan bisnis memberikan peluang Yang sangat besar kepada para pengusaha UKM untuk mengembangkan usahanya, Keunggulan sistem waralaba ini adalah (1) merupakan salah satu start- up of new businees yang sangat prospektif bagi kelompok UKM, (2) menguntungkan pembeli waralaba karena tidak memerlukan promosi lagi dan bayar iklan produk, (3) mampu mengembangkan segmentasi pasar terbesar dengan menguasai jaringan-jaringan pasar, (4) sarana bagi proses alih teknologi dan ketrampilan, (5) menciptakan banyak kesempatan kerja,

Pengusaha UKM dapat memanfaatkan keunggulan franchisor secara simbiose mutualistis dengan mengelola produk yang mudah dipasarkan, image yang menarik serta paket usaha yang kompetitif tanpa keharusan mengeluarkan modal yang besar.

Untuk itu pengusaha UKM perlu meningkatkan profesionalismenya agar mampu meraih sukses dalam mengelola waralaba. Faktor kemampuan, motivasi, hubungan UKM franchisor dan struktur manajemen, merupakan faktor kristikal yang sangat mempengaruhi keberhasilan bisnis waralaba dan penerapannya.

Dalam rangka memberikan kepastian hukum dalam bisnis waralaba maka perlu adanya perangkat perundang-undangan dan sistem pendanaan yang memungkinkan KUKM lebih berperan dalam pengembangan usaha waralaba Oleh karena itu pemerintah berkewajiban Untuk mendorong sistem waralaba khususnya paket-paket usaha yang diciptakan oleh pengusaha dalam negeri (hak kekayaan intelektualnya) dan diterapkan kepada pengusaha UKM yang merupakan fondasi perekonomian Indonesia jangka Panjang.

Referensi

http://www.smecda.com/deputi7/file_Infokop/WARALABA-W.htm

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk merumuskan rekomendasi peningkatan kualitas layanan penjualan online pada website Esgotado yang sesuai dengan True Customer Needs (TCN)..

suku Sasak Lombok dari berbagai literatur serta analisis terhadap data yang diperoleh, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa dalam keluarga suku Sasak hanya ada dua aspek

Contoh: sakit di dada memberi indikasi ketidakharmonisan pada jantung atau paru-paru; sakit di tubuh bagian samping atau rusuk memberi indikasi ketidakharmonisan pada hati dan

Semua Kecamatan yang berada di wilayah Pemerintah Kota Palu diharapkan agar memberikan pelayanan dalam bentuk pelayanan Adminsitrasi terpadu kecamatan atau

Berkat kemajuan dan perkembangan zaman, banyak orang yang merantau, pergi meninggalkan daerahnya (kampung halamannya) untuk mencari kehidupan yang lebih baik atau untuk

o pesan : teks atau kalimat yang ingin ditampilkan pada kotak pesan (diapit tanda kutib). o intType : nilai yang berfungsi untuk menampilkan pilihan-pilihan tertentu pada

Sosok nilai yang menunjukan kualitas termoelektrik suatu bahan dapat dilihat salah satunya dari BiSbTe paduan material yang menghasilkan nilai ZT puncak 1,4 pada suhu 100

Preferensi risiko ini ditambahkan sebagai variabel moderasi untuk menguji apakah mampu memperlamah atau memperkuat hubungan antara kesadaran wajib pajak, kesempatan