• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI. Metode pengambilan data yang digunakan dalam perancangan ini adalah hybrid

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODOLOGI. Metode pengambilan data yang digunakan dalam perancangan ini adalah hybrid"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

25

BAB III METODOLOGI

Metodologi Pengumpulan Data

Metode pengambilan data yang digunakan dalam perancangan ini adalah hybrid (kualitatif dan kuantitatif). Model yang digunakan dalam metode kualitatif adalah observasi, wawancara/interview, dan studi banding sedangkan model dalam metode kuantitatif adalah kuesioner. Pendokumentasian kuesioner dilakukan dengan google forms. Pendokumentasian observasi dilakukan dengan foto, sedangkan

untuk wawancara dilakukan dengan bertemu langsung dan mencatat poin penting jawaban dari narasumber dan foto dengan narasumber. Pendokumentasian studi banding dilakukan dengan mencari kampanye di internet terkait 2 kompetitor dan membandingkannya menggunakan teori kampanye yang ada.

3.1.1. Observasi

Observasi yang dilakukan adalah observasi non-partisipan terstruktur. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui produk-produk daur ulang apa saja yang ada di Decathlon. Setelah mengelilingi setiap kategori produk olahraga dalam Decathlon dan menanyakan kepada karyawan serta membaca informasi yang ada, didapatkan data sebagai berikut.

(2)

26

Tabel 3.1. Hasil Observasi Produk Daur Ulang Decathlon

Foto Produk Keterangan Produk

Nama: Fleece (Jaket bulu) untuk hiking Bahan: 100% recycled polyester thread (benang dari plastik daur ulang)

Nama: Children Fleece (Jaket bulu untuk anak) untuk hiking

Bahan: 100% recycled polyester thread (benang dari plastik daur ulang)

Nama: T-Shirt (kaos)

Bahan: 100% recycled polyester (plastik daur ulang), 1 kaos menggunakan bahan daur ulang dari 7 botol plastik

(3)

27

Nama: T-Shirt (kaos)

Bahan: 100% recycled polyester (plastik daur ulang)

Nama: T-Shirt (kaos)

Bahan: 50.5% recycled polyester (plastik daur ulang) dan 49.5% cotton (katun)

Nama: T-Shirt (kaos)

Bahan: 50.5% recycled polyester (plastik daur ulang) dan 49.5% cotton (katun)

(4)

28

Nama: Mountain Trekking Hood Jacket (jaket hoodie untuk pendakian di

gunung)

Bahan: 50% recycled materials (bahan daur ulang), 70%-nya adalah recycled polyester wadding (bahan kapas dari plastik daur ulang).

Nama: T-Shirt (kaos)

Bahan: 26% recycled polyester (plastik daur ulang) dan 74% organic cotton (katun organik)

Nama: Snorkel (pipa untuk snorkeling) Bahan: campuran plastik daur ulang (persentase tidak diketahui)

(5)

29

Nama: Diving Fins (sirip kaki untuk diving)

Bahan: campuran plastik daur ulang (persentase tidak diketahui)

Nama: Frisbee

Bahan: campuran plastik daur ulang (persentase tidak diketahui)

Nama: Botol Minum

Bahan: campuran plastik daur ulang (persentase tidak diketahui)

(6)

30 3.1.2. Wawancara

Wawancara yang dilakukan adalah wawancara tidak terstruktur. Wawancara dilakukan terhadap Joanika Juanda, Communication-Leader Decathlon Indonesia, untuk menjelaskan latar belakang dan tujuan kampanye yang akan dibuat, mendapatkan data mengenai Decathlon, latar belakang produk daur ulang Decathlon, apakah Decathlon sudah memiliki promosi produk eco-design tersebut, target market decathlon, dan produk yang paling laku.

Gambar 3.1. Foto dengan Narasumber

Juanda menjelaskan bahwa Decathlon merupakan toko olahraga terbesar yang berasal dari Perancis. Decathlon memiliki inovasi-inovasi perlengkapan olahraga yang “accessible to everyone” seperti net bulutangkis yang bisa dibawa

(7)

31

dan dipasang dengan mudah, net tenis meja yang bisa dipasang pada meja apapun dengan mudah, tenda camping yang dapat terbangun sendiri dalam waktu 2 detik setelah diletakkan. Juanda juga menjelaskan bahwa di decathlon jika ada orang menanyakan tentang suatu produk, mereka tidak langsung menawarkan produk terbaik yang dimiliki tetapi lebih menyesuaikan dengan kebutuhan calon pembeli berdasarkan kategorinya yaitu beginner, intermediate, dan expert. Decathlon juga unggul di sisi tujuan dan harga yang sangat terjangkau dibandingkan dengan toko olahraga lainnya yang cenderung mahal dan lebih menjual lifestyle.

Juanda juga menjelaskan bahwa Decathlon baru masuk ke Indonesia sejak Desember tahun 2017 sehingga masih termasuk baru dan belum dikenal banyak orang, begitu juga dengan produk eco-design-nya. Juanda melanjutkan bahwa sekarang memang sedang dibutuhkan promosi tentang produk eco-design karena belum ada sehingga perancangan kampanye ini bisa dijadikan win-win solution bagi penulis dan Decathlon. Juanda juga memberi informasi bahwa penjualan tertinggi di Decathlon mencakup 3 kategori produk yaitu hiking, running, dan diving.

3.1.3. Studi Existing

Studi banding dilakukan terhadap brand ternama Converse yang mengadakan kampanye “Renew Canvas” yang mempromosikan sepatunya yang terbuat dari plastik botol daur ulang dan brand ternama H&M yang mengadakan kampanye

“Close the Loop” yang memberikan voucher diskon 15% untuk setiap kantong berisi pakaian bekas dari brand apapun dalam kondisi apapun yang diberikan oleh pengunjung yang nantinya pakaian tersebut digunakan untuk reuse, recycle, reduce.

(8)

32

Tabel 3.2. Studi Existing

Metode Converse “Renew Canvas” H&M “Conscious: Close the loop”

Attention

dan Interest

Attention dan Interest dari kampanye ini dilakukan dengan menggunakan media out-of-home poster besar yang diletakkan di tengah pusat perbelanjaan dan tulisan pada toko. Attention dan Interest dari kampanye ini juga didapatkan dari celebrity endorsement.

Attention dan Interest dari kampanye ini dilakukan dengan menggunakan media out-of-home poster berukuran besar yang ditempel pada tembok di jalanan dan transit advertising.

(9)

33 Search dan

Action

Untuk mendapatkan Search dan Action, kampanye ini menyediakan media online yang bisa diakses oleh target yaitu video di website Converse, video pendek di Instagram dan foto di Facebook.

Search dan Action dilakukan kampanye ini dengan menyediakan media online yang bisa diakses yaitu video di Youtube dan Facebook dan foto ber-caption di Instagram serta foto dan penjelasan pada website H&M. Untuk Action, kampanye ini juga mediakan media in-store berupa tempat mengumpulkan baju bekas dan poster di atasnya.

(10)

34 Share Kampanye ini menggunakan

celebrity endorsement untuk mencapai Share. Converse

“Renew Canvas” ini juga mendapat share dari menteri Susi yang dipromosikan melalui Instagram beliau.

(11)

35

Dalam kampanye Converse ini, approach terhadap target lebih dilakukan dengan cara online dan melalui sosial media karena sesuai dengan gaya hidup target market dari Converse yang menargetkan lebih ke arah anak muda dengan range umur 13-19 tahun dan 20-35 tahun.

Kampanye H&M ini berhasil tercapai yang ditunjukkan dengan terkumpulnya 20.649 ton pakaian bekas pada tahun 2018 yang dilakukan melalui banyak cara approach terhadap target.

3.1.4. Kuesioner

Kuesioner dilakukan dengan metode random sampling, dengan penentuan jumlah sampel dengan Rumus Slovin, dengan margin error 11.5%. Didapatkan jumlah responden sebanyak 75 orang.

𝑛 = 𝑁

1 + (𝑁 × 𝑒2)

𝑛 = 9000000

1 + (9000000 × 0.1152)

𝑛 = 75

(12)

36

Kuesioner dilakukan pada 75 orang usia 23-40 tahun yang suka olahraga outdoor terutama hiking dan running, untuk mendapatkan data mengenai media apa yang dekat dengan kehidupan target.

Gambar 3.2. Data Kuesioner 1

Hasilnya adalah Instagram merupakan media sosial yang paling sering digunakan oleh target sedangkan Facebook dan Twitter merupakan media yang jarang digunakan oleh target.

Gambar 3.3. Data Kuesioner 2

(13)

37

Billboard dan transit advertising merupakan media out-of-home yang

paling sering dilihat oleh target sedangkan poster merupakan media yang paling jarang dilihat oleh target.

Gambar 3.4. Data Kuesioner 3

Mall dan jalan raya merupakan dua tempat yang paling sering dikunjungi oleh target. Tempat-tempat lainnya seperti lapangan olahraga, jalan tol, taman, dan busway. Tempat yang paling jarang dikunjungi adalah MRT.

Gambar 3.5. Data Kuesioner 4

(14)

38 Metodologi Perancangan

Metode perancangan yang digunakan mengikuti aspek-aspek perencanaan kampanye menurut Venus (2018) yang meliputi Analisis Masalah, Penyusunan Tujuan, Identifikasi dan Segmentasi Sasaran, Menentukan Pesan, Strategi dan Taktik, Alokasi Waktu dan Sumber Daya, dan Evaluasi dan Tinjauan.

1. Analisis Masalah

Tahap ini merupakan awal dari perencanaan. Analisis dilakukan dengan cara menganalisis SWOT (strengths, weaknesess, opportunites, threats).

Strength dan Opportunities merupakan pertimbangan positif yang

mendukung terlaksananya kampanye, sedangkan Weaknesses dan Threats merupakan kondisi negatif yang harus dihadapi kampanye.

2. Penyusunan Tujuan

Penyusunan tujuan merupakan hal yang wajib dalam perencanaan kampanye agar mempunyai arah dan fokus pada tujuan tersebut. Dalam konteks ini, kampanye yang akan dirancang bertujuan menyampaikan pemahaman baru, menciptakan kesadaran, dan mengajak audiens untuk melakukan tindakan tertentu. Tujuan juga jangan dibuat menggantung tetapi dijelaskan secara spesifik mengenai apa yang dikehendaki, kepada siapa, kapan, dan bagaimana.

3. Identifikasi dan Segmentasi Sasaran

(15)

39

Dalam tahap ini perlu dilakukan pelapisan sasaran yang terdiri dari sasaran utama, sasaran lapis satu, sasaran lapis dua, dan seterusnya sesuai tujuan dari kampanye. Sasaran utama merupakan sasaran paling potensial dan merupakan ultimate targets. Identifikasi dan segmentasi dilakukan dengan melihat karakteristik public secara keseluruhan dan kemudia dipilih yang akan menjadi sasaran. Tahap ini dilaksanakan dengan melakukan segmentasi terhadap kondisi geografis, demografis, perilaku, dan psikografis.

4. Menentukan Pesan

Pada tahap ini yang pertama dilakukan adalah membuat tema kampanye yang merupakan ide utama bersifat umum. Selanjutnya dibuat pernyataan spesifik dengan ruang lingkup tertentu yang di dalamnya terkandung ide utama. Tema kampanye dapat diturunkan menjadi berbagai variasi pesan yang disesuaikan dengan sasaran.

5. Strategi dan Taktik

Strategi merupakan pendekatan secara keseluruhan atau disebut big idea.

Strategi kemudian dituangkan dalam bentuk taktik yang lebih konkret.

Pemilihan taktik didasarkan pada dua fungsi yaitu meyakinkan dan menghubungkan. Selalu hubungkan taktik pada strategi dan strategi pada tujuan. Strategi mendorong bagaimana menuju hasil akhir sedangkan taktik memetakan kegiatan dengan langkah tertentu dalam waktu yang tersedia.

Ada beberapa pertanyaan terkait ketepatan taktik yaitu: sejauh mana taktik

(16)

40

dapat mencapai sasaran? Akankah dampaknya sesuai? Akankah pesan tersampaikan? Apakah taktik ini sejalan dengan taktik lainnya yang digunakan? Bisakah taktik ini dilaksanakan dengan sukses?

6. Alokasi Waktu dan Sumber Daya

Tahap ini dilakukan dengan melakukan CPA (critical path analysis) dan PERT (program evaluation and review technique). PERT ini dibuat dengan bentuk jaringan yang dimulai dengan tulisan Begin kemudian disambungkan dengan garis yang merupakan aktivitas menuju lingkaran dengan angka yang merupakan tujuan dan diakhiri dengan End. Di setiap garis yang melambangkan aktivitas atau tugas yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan harus disertai waktu yang ditulis dalam bentuk angka dalam kurung.

Pengalokasian sumber daya berupa dana operasional harus didasarkan pada efektivitas dan efisiensi. Contohnya pada pemilihan media.

Ada 2 pertanyaan yang harus diperhatikan yaitu: dapatkah apa yang diinginkan tercapai dengan mengeluarkan uang yang sedikit? Dan apakah dengan menambah sedikit alokasi dana dapat meningkatkan pencapaian tujuan yang jauh lebih besar perbandingannya? Pemilihan media terkait alokasi dana bergantung pada jenis pesan dan target yang akan dituju.

Gambar

Tabel 3.1. Hasil Observasi Produk Daur Ulang Decathlon
Gambar 3.1. Foto dengan Narasumber
Tabel 3.2. Studi Existing
Gambar 3.2. Data Kuesioner 1
+2

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Paling tidak terdapat tiga macam bentuk pengendalian konflik, yakni : 1) Konsiliasi, iaitu pengendalian konflik yang dilakukan dengan melalui lembaga-lembaga tertentu

Faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian abortus di rumah sakit bhayangkara Palembang tahun 2014.. Palembang: Akademi Kebidanan

Kalau dia melayani anggota lebih baik maka anggota juga akan melayani umat atau orang yang harus dilayani dengan lebih baik pula.. Dalam konteks kongregasi itu berarti

Sehingga kemudian, muncul premis bahwa dengan menggunakan media digital interaktif akan sangat membantu pemain pemula dalam mendalami olahraga baseball karena

42 responden mengaku tidak mengenali logo tersebut yang artinya brand awareness dari Jamu Iboe sendiri masih cukup rendah.. Diagram Brand Awareness

Pada proses perancangan tampilan aplikasi, penulis mulai membuat rancangan low fidelity dengan berfokus pada beberapa halaman fitur utama yang dapat memberikan gambaran

Gambar 3.22 merupakan rancangan antarmuka halaman daftar tanaman yang ada pada database pada rancangan antarmuka halaman terdapat sebuah data table yang berisi kolom nama