502
PELATIHAN PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING & LEARNING
DI TK DARUL MUHSININ KAB. LOMBOK TENGAH
Khairul Huda1*, Sarilah1, Muhammad Arief Rizka2, Kholisussa’di2
1 Program Studi Bimbingan dan Konseling, FIPP UNDIKMA Mataram
2 Program Studi Pendidikan Luar Sekolah, FIPP UNDIKMA Mataram
*Email: [email protected]
Abstrak - Tujuan dari kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah untuk melatih guru dalam meningkatkan kemampuan kognitif anak melalui pendekatan contextual teaching and learning di TK Darul Mukhsinin Kab. Lombok Tengah. Hal ini didasarkan atas masih kurangnya pengalaman dan keterampilan guru dalam mengembangkan media pembelajaran khususnya dalam melatih kemampuan kognitif anak.
Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah pelatihan dan pendampingan yang bersifat partisipatif. Mahasiswa yang terlibat sebanyak 5 orang dari beberapa program studi yakni Pendidikan Luar Sekolah (PLS), Bimbingan Konseling,dan Pendidikan Matematika. Pelaksanaan kegiatan pengabdian pada masyarakat ini meliputi pemberian materi mengenai konsep pendekatan Contextual teaching and learning khususnya dalam melatih kemampuan kognitif anak. Hal ini dilakukan sebagai bentuk penguatan bagi kemampuan guru dalam menerapkan pendekatan contextual teaching and learning. Setelah penguatan konseptual, kemudian melakukan pendampingan intensif kepada guru (peserta pelatihan) untuk praktik implementasi materi pelatihan yang telah diikuti. Hasil dari pelatihan ini adalah peserta pelatihan memahami dan menguasai pendekatan contextual teaching and learning dan dapat menerapkannya untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak di TK Darul Muhsinin. Untuk menjaga keberlanjutan hasil dari kegiatan ini, pendampingan terus dilakukan antara guru dengan tim pelaksana pengabdian sehingga tujuan dari pelaksanaan kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dapat tercapai secara optimal.
Kata kunci: pelatihan, kognitif anak, contextual teaching & learning.
LATAR BELAKANG
Pendidikan anak usia dini adalah penting, mengingat bahwa anak berada pada masa yang disebut dengan “golden age”, yaitu pada masa dimana anak tumbuh dan berkembang dengan cepat. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang sangat fundamental dalam memberikan kerangka dasar terbentuk dan berkembangnya dasar-dasar pengetahuan, sikap dan keterampilan pada anak. Menurut Santoso (2002) menyatakan bahwa “Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang menentukan terbentuknya kepribadian anak”.
Dalam Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional Bab 1, pasal 1, butir 14 dinyatakan bahwa
“Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun
yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan ruhani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”.Sedangkan pada pasal 28 tentang (PAUD) pendidikan anak usia dini dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar, dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan atau informal.
Pendidikan Anak Usia Dini sangat penting dilakukan sebagai upaya untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki jenjang pendidikan lebih lanjut. Usia dini merupakan usia emas (golden age) yang terjadi sekali selama kehidupan seorang manusia. Masa ini merupakan masa yang tepat untuk meletakkan
503 dasar-dasar pengembangan fisik, bahasa, sosial emosional, konsep diri, seni, moral, dan nilai- nilai agama. Sehingga upaya pengembangan seluruh potensi anak usia dini harus dimulai agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal. Adapun salah satu kemampuan yang harus dikembangkan pada anak dari sejak kecil adalah kemampuan kognitifnya sehingga kelaq anak bisa mandiri dalam memecahkan permasalahan yang dihadapinya.
Adapun permasalahan di lembaga TK Darul Muhsinin diantaranya yakni;1) media yang digunakan pendidik dalam pembelajaran kurang bervarasi, 2) kurang memanfaatkan lingkungan yang ada di sekitar anak, 3) media pembelajaran yang digunakan kurang menarik dan kurang tepat dalam meningkatkan kemampuan kognitif pada anak. Sebagai alternatif atau solusi dalam menigkatkan kemampuan kognitif anak yaitu menggunakan pendekatan contextual teaching and learning.
Karena dalam penerapan pelatihan dengan menggunakan pendekatan contextual teaching and learning ini diantaranya; 1) melalui pendekatan contextual teaching and learning ini memberikan kesempatan untuk anak mengeksplorasikian pengetahuannya, 2) Penerapan Pelatiahan pendekatan contextual teaching and learning ini menggunakan jenis- jenis media yang beragam dan nyata dalam kehidupan anak sehingga anak cepat merespond materi yang disajikan khusunya dalam meningkatkan kemampuan kognitif anak, 3) Penerapan Pelatihan pendekatan contextual teaching and learning ini menyenagkan bagi anak karena media-media yang digunakan sederhana dan nyata dalam dunia anak, 4) Sudah menjadi barang tentu tanggung jawab bersama untuk membina dan mendidik anak-anak bangsa dalam mengembangkan setiap aspek kecerdasan yang ada pada dirinya kususnya pada aspek kognitif anak.
Berdasarkan pada uraian di atas, kegiatan pengabdian pada masyarakat perlu untuk dilaksanakan melalui penyelenggaraan pelatihan sebagai upaya penjaminan mutu pendidikan anak usia dini khususnya dalam meningkatkan kemampuan kognitif anak melalui pendekatan contextual teaching and learning. Sehubungan dengan permasalahan yang dihadapi oleh Guru di TK Darul Muhsinin Kabupaten Lombok Tengah terkait masalah penggunaan media yang masih kurang bervariasi dan tepat untuk melatih kemampuan kognitif anak sekaligus sebagai mitra kegiatan, maka diberikan solusi dengan kegiatan pelatihan.
Pelatihan dilakukan dengan pendampingan untuk meningkatkan kemampuan peserta dengan menggunakan pendekatan contextual teaching and learning.
Melalui kegiatan ini diharapkan peserta memahami cara untuk melatih kemampuan anak dengan pendekatan contextual teaching and learning; (a) Pembelajaran yang dilaksanakan dalam konteks yang otentik, artinya diarahkan agar siswa memiliki keterampilan dalam memecahkan masalah nyata yang dihadapi, (b) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan tugas-tugas yang bermakna, (c) Pelatihan memberikan pengalaman bermakna kepada siswa, (d) Kegiatan belajar dilaksanakan melalui kerja kelompok , berdiskusi, dan saling mengoreksi, (e) Kebersamaan, kerjasama, dan saling memahami satu dengan yang lain secara mendalam merupakan aspek pembelajaran yang menyenangkan, (f) Pembelajaran dilaksanakan secara aktif, kreatif, produktif dan mementingkan kerjasama dan pembelajaran dilaksanakan dengan cara menyenangkan. Pendampingan dilakukan melalui kegiatan pendampingan informal yang berkesinambungan untuk terus meningkatkan kemampuan kognitif melalui penekatan contextual teaching and learning.
504 METODE PELAKSANAAN
Metode dalam pelaksanaan program pengabdian kepada masyarakat ini adalah pelatihan dan pendampingan yang bersifat partisipatif. Partisipatif dimaknai dengan mengikutsertakan atau melibatkan peserta pelatihandalam mempersiapkan kegiatan dan terlibat aktif dalam pelaksanaan pelatihan (Rizka, MA & Tamba, W: 2018). Materi- materi yang dipresentasikan dalam pelatihan ini memperhatikan dan mempertimbangkan aspek relevansi (kesesuaian) dan berupaya mengakomodasi kebutuhan akan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan oleh guru di TK Darul Muhsinin sesuai dengan pendekatan contextual teaching and learning itu sendiridengan memanfaatan media yang ada pada lingkungan lembaga. Adapun deskripsi ringkas terkait dengan pelaksanaan kegiatan ini sebagai berikut:
1. Persiapan Kegiatan
Persiapan kegiatan pelatihan ini dimulai dengan melakukan koordinasi dengan Tim PKM untuk menyiapkan berbagai kebutuhan dan mekanisme kegiatan pelatihan yang akan diselenggarakan. Selanjutnya Tim PKM melakukan koordinasi dengan Pengelola TK Darul Muhsinin di desa Labulia Kabupaten Lombok Tengah dalam rangka menyamakan persepsi terkait dengan teknis pelaksanaan kegiatan. Koordinasi dilakukan dengan melakukan pertemuan di TK Darul Muhsininsekaligus mengadakan diskusi dan observasi terkait dengan tempat pelaksanaan kegiatan pelatihan. Selanjutnya Tim PKM mengembangkan berbagai materi yang akan disampaikan dalam pelatihan dalam bentuk Hand Out yang dapat menjadi pedoman bagi peserta selama mengikuti kegiatan pelatihan.
Materi pelatihan ini disusun dengan mengembangkan kurikulum pelatihan yang disajikan pada Tabel 1 berikuti ini.
Tabel 1. Kurikulum Pelatihan
No Materi Standar Kompetensi Keterangan
1 Konsep pendekatan contextual teaching and learning
Peserta memahami konsep pendekatan contextual dalam meningkatkan aspek kognitif anak
Pemateri
Khairul Huda, M.P.d
2 Model pengembangan media contextual teaching and learning
Peserta memahami dan mampu mengembangkan model-model media dengan pendekatan contextual teaching and learning
Pemateri Sarilah, M.Pd
3 Pelatihan penerapan media contextual teaching and learning
Praktik penggunaan media contextual teaching and learning
Pemateri MA. Rizka &
Kholisussa’di
2. Evaluasi Pelatihan
Sebagai bagian dari aspek penting manajemen program, evaluasi pelaksanaan kegiatan pelatihan ini akan dilakukan secara objektif. Evaluasi pelaksanaan kegiatan pelatihan ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan kegiatan Pengabdian ini terselenggara sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. Evaluasi kegiatan pelatihan fokusnya terdiri dari evaluasi proses dan produk (hasil), Stufflebeam (2003)
menjelaskan bahwa “(1) Process evaluation, a process evaluation is an ongoing check on plan’s implementation plus documentation of the process. (2) Product evaluation, the purpose of a product evaluation is to measure, interpret, and judge an enterprise’s achievements. Its main goal is to ascertain the extent to which the evaluand met the needs of all the rightful beneficiries”. Evaluasi merupakan proses dalam pelaksanaan pelatihan ini terkait dengan evaluasi tingkat
505 partisipasi, respon (tanggapan) peserta, dan proses penyampaian materi pelatihan.
Untuk dapat mengukur keberhasilan atau efektivitas dari pelaksanaan kegiatan pelatihan ini, Tim pengabdian mengembangkan indikator keberhasilan pelatihan dengan jabaran sebagai berikut:
a. Peserta pelatihan aktif (partisipatif) dan bekerjasama dengan baik selama mengikuti kegiatan.
b. Peserta pelatihan memahami materi-materi pelatihan.
c. Peserta pelatihan mampun mempraktikkan kegiatan pelatihan kemampuan kognitif melalui pendekatan kontextual.
HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Pelaksanaan Pelatihan
Pelaksanaan kegiatan pelatihan peningkatan kemampuan kognitif anak melalui pendekatan contextual teaching and learning ini telah dilaksanakan pada Hari Jum’at, Tanggal 6 Desember 2019, bertempat di Taman Kanak-Kanak Darul Muhsinin dengan alamat Desa Labulia Kecamatan Praya timur Kabupaten Lombok Tengah. Adapun peserta yang mengikuti proses pelatihan ini adalah guru-guru yang ada di lembaga TK Darul Muhsinin dan mahasiswa Prodi PLS, BK, Pendidikan Matematika.
Respon dari peserta terkait dengan kegiatan pelatihan ini sangat positif dan mendukung dengan baik, hal ini terindikasi dari peserta pelatihan yang aktif (partisipatif) dalam mengikuti proses kegiatan dan peserta mampu bekerjasama untuk memecahkan permasalahan yang relevan dengan materi pelatihan yang disampaikan. Selain itu, peserta pelatihan yang merupakan guru di TK Darul Muhsinin itu sendiri antusias selama proses penyampaian materi pelatihan. Selama proses pelatihan, banyak topik-topik (bahan) materi yang didiskusikan antara peserta dengan Tim pengabdian secara dialogis dengan
mengedepankan pada pendekatan problem based learning. Materi-materi yang disampaiakan oleh Tim pengabdian merupakan kompilasi materi yang telah disusun berdasarkan pada aspek relevansi (kesesuaian) dan urgensi penguatan serta penguasaan materi. Secara spesifik, materi Pembelajaran kontekstual didasarkan empat pilar pendidikan yang dicanangkan oleh UNESCO (dalam Pembelajaran Kontekstual (Saekhan Muhith: 2008) meliputi: (1) Learning to do, maksudnya pembelajaran diupayakan untuk memberdaykan peserta didik agar mau/bersedia dan mampu memperkaya pengalaman belajarnya. (2) Learning to know, yaitu proses pembelajaran yang didesain dengan caramengintensifkan interaksi dengan lingkungan baik lingkungan fisik,social dan budaya sehingga peserta didik mampu membangun pemahaman dan pengetahuan terhadap dunia sekitarnya. (3) Learning to be, yaitu proses pembelajaran yang diharapkanpeserta didik mampu membangun pengetahuan dan kepercayaan dirinya. Pengetahuan dan kepercayaan diri itu diperoleh setelah peserta didik aktif melakukan inteleraksi dengan lingkungan sekitarnya. (4) Learning to Live Togather, pembelajaran yang lebih diarahkan upaya membentuk kepribadian untuk memahami dan mengenai keanekaragaman (kemajemukan) sehingga melahirkan sikap dan perilaku positif dalam melakukan respon terhadap perbedaan atau keanekaragaman yang bertujuan untuk memberikan ruang dan kesempatan bagi peserta pelatihan untuk dapat belajar dan langsung mempraktikkan materi yang telah disampaikan secara inheren.
Selama kegiatan pelatihan berlangsung, Tim pengabdian juga berupaya untuk melakukan monitoring terkait dengan proses pelatihan untuk mengetahui secara jelas kelemahan atau kekurangan yang ada.
Monitoring ini juga merupakan salah satu
506 bentuk dari penjaminan mutu kegiatan pelatihan dan sebagai upaya memberikan garansi bagi peserta pelatihan terhadap fungsionalitas (kebermanfaatan) dari hasil pelatihan bagi penguatan kompetensi dalam melakukan evaluasi program khususnya dalam meningkatkan kemampuan kognitif anak melalui pendekatan contextual teacing and learning. Khusus untuk sesi Diskusi (Tanya Jawab), banyak peserta pelatihan yang mengajukan pertanyaan terkait dengan materi.
Peserta pelatihan terlihat antusias untuk dapat menguasai secara komprehensif. Terkait dengan cara pengembangan instrument kemampuan kognitif melalui pendekatan contextual teaching and learning disesuaikan dengan panduan dan prosedur yang tepat yang sudah dirancang sebelumnya.
Evaluasi Kegiatan
Setelah penyampaian materi dan pelaksanaan praktek kemampuan kognitif melalui pendekatan contextual teaching and learning dilakukan, Tim pengabdian berupaya untuk melakukan evaluasi terhadap implementasi
dari pelatihan yang diselenggarakan. Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan daripelaksanaan kegiatan pelatihan yang dilakukan.
Evaluasi Proses
Evaluasi proses ini berupaya untuk mengetahui tingkat partisipasi, respon, dan pemahaman terhadap materi pelatihan yang disampaikan kepada peserta. Dari sisi partisipasi, yang ditargetkan mengikuti pelatihan ini adalah guru di TK Darul Muhsinin. Dalam kenyataannya, hampir semua peserta hadir dan ikut berpartisipasi aktif selama kegiatan pelatihan berlangsung.
Kemudian, respon peserta terhadap kegiatan pelatihan ini menunjukkan dukungan yang positif dan memandang perlu untuk mengembangkankegiatan sejenis yang dapat berkesinambungan. Terkait dengan respon peserta terhadap pelaksanaan kegiatan pelatihan ini, berikut ini adalah data grafik mengenai respon peserta terhadap pelatihan peningkatan kemampuan kognitif anak melalui pendekatan contextual teaching and learning.
Gambar 1. Respon Peserta Terhadap Pelaksanaan Pelatihan Berdasarkan data grafik diatas, dapat
dijelaskan bahwa pada: (1) Aspek Persiapan Pelatihan, peserta menjawab 85% baik dan 15% cukup; (2) aspekPelaksanaan Pelatihan, peserta menjawab 80% Baik dan 20% cukup;
(3) aspek Kompetensi Pemateri, peserta
pelatihan menjawab 90% baik dan hanya 10%
cukup;(4) Aspek Materi Pelatihan, peserta menjawab 80% baik dan 20% cukup; dan (5) aspek Media Pelatihan, peserta menjawab 85%
baik dan 15% cukup.
85
80
80 90
85 15
20 20 10 150 50 100
Persiapan Pelatihan
Pelaksanaan Pelatihan
Kompetensi Pemateri Materi Pelatihan
Media Pelatihan
Respon Peserta terhadap Pelaksanaan Pelatihan
Baik Cukup Kurang
507 Evaluasi Hasil
Pada aspek evaluasi hasil pelatihan ini, Tim Pengabdian berupaya untuk melakukan evaluasi terkait dengan penggunaan pendekatan contextual teaching and learning dalam meningkatkan kemampuan kognitif anak. Khusus pada aspek praktik dengan penggunaan jenis media yang berbasis kontextual, peserta melakukan praktik evaluasi dalam pendekatan contextual teaching and learning, pada aspek; (1) penentuan jenis media yang digunakan; (2) formulasi tujuan;
(3) pengembangan instrument kemampuan kognitif yang sesuai dengan media yang dipraktikkan; (4) penentuan model-metode yang digunakan dalam penerapan media kontextual seperti papan planel; penentuan model dan metode yang digunakan dalam penerapan media kontextual seperti papan planel dan berbasis sins (tumbuh-tumbuhan) yang ada di lingkungan sekolah; (5) pengumpulan dan pengolahan data terkait dengan kemampaun kognitif anak melalui pendekatan contextual teaching and learning;
(6) serta pengambilan kesimpulan dan pengambilan keputusan terhadap aspek kemapuan kognitif yang dievaluasi melalui pendekatan contextual teaching and learning.
Terkait dengan evaluasi hasil kegiatan pelatihan ini, Tim Pengabdian berupaya melakukan observasi (pengamatan) secara cermat dan memberikan penugasan praktik kerja (mandiri) secara langsung kepada peserta pelatihan untuk mengetahui penguasaan pemahaman materi.
Mengacu pada indikator keberhasilan kegiatan pelatihan ini, secara umum pelaksanaan kegiatan pelatihan pendekatan contextual teaching and learning ini telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan. Indikator keberhasilan dari pelaksanaan kegiatan pelatihan ini antara lain:
1. Peserta pelatihan aktif (partisipatif) dan bekerjasama dengan baik selama mengikuti
kegiatan, hal ini dapat terlihat dari tingkat kehadiran peserta, aktivitas diskusi dan tanya jawab antara peserta dan pemateri yang dialogis. Selain itu, peserta pelatihan kooperatif untuk dapat mendukung keterlaksanaan kegiatan pelatihan ini.
2. Peserta pelatihan memahami materi-materi pelatihan, hal ini dapat diukur dari pencapaian kemampuan memahami materi- materi pelatihan oleh peserta yang berada dalam kategori cukup menguasai.
3. Peserta pelatihan mampu untuk melakukan praktek penggunaan pendekatan contextual teaching and learning yang diselenggarakan, melalui penugasan mandiri peserta dapat melakukan evaluasi kegiatan praktik yang sesuai dengan media kontextual itu sendiri yang dapat melatih kemampuan kognitif anak.
Rencana Tindak Lanjut
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui pelatihan peningkatan kemampuan kognitif anak melalui pendekatan contextual teaching and learning di TK Darul Muhsinin Kabupaten Lombok Tengah ini tidak dilakukan secara parsial, artinya setelah selesai kegiatan, selesai pula seluruh aktivitasnya.
Akan tetapi, pasca kegiatan pelatihan ini, Tim pengabdian akan terus berupaya untuk menindaklanjuti kegiatan yang telah dilaksanakan dengan mengidentifikasi kekurangan atau kelemahan khususnya dari aspek penguasaan materi pelatihan yang kurang dikuasasi dari peserta pelatihan khususnya dengan pendekatan contextual teaching and learning. Oleh karena itu, bentuk tindak lanjut yang akan dilakukan berupa kegiatan pendampingan informal yang berkesinambungan untuk terus meningkatkan pemahaman dan penguasaan kemampuan penggunaan pendekatan contextual teaching and learning di TK Darul Muhsinin Desa Labulia Kabupaten Lombok Tengah.
508 KESIMPULAN DAN SARAN
Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui pelatihan peningkatan kemampuan kognitif anak melalui pedekatan contextual teaching and learning di TK Darul Muhsinin telah dapat terlaksana dengan baik.
Dari sisi pengelolaan kegiatan, mulai dari persiapan, proses, dan hasil telah sesuai dengan tujuan dan indikator keberhasilan yang telah dirancang. Selain itu, pemahaman dan penguasaan peserta terhadap materi-materi pelatihan yang disampaikan dapat diaplikasikan langsung dengan praktik penerapan pendekatan contextual teaching and learning yang diselenggarakan pada aspek(1) penentuan jenis media yang digunakan; (2) formulasi tujuan; (3) pengembangan instrumenkemampuan kognitif yang sesuai dengan media yang dipraktikkan; (4) penentuan model dan metode yang digunakan dalam penerapan media contextual seperti papan planel dan berbasis sins (tumbuh- tumbuhan) yang ada di lingkungan sekolah;
(5) pengumpulan dan pengolahan data terkait dengan kemampaun kognitif anak melalui pendekatan contextual teaching and learning;
(6) serta pengambilan kesimpulan dan pengambilan keputusan terhadap aspek kemapuan kognitif yang dievaluasi melalui pendekatan contextual teaching and learning.
Meskipun dari beberapa sisi masih ada kekurangan, akan tetapi kegiatan ini akan terus ditindaklanjuti secara berkesinambungan untuk mendapatkan hasil kegiatan yang optimal.
Adapun saran yang disampaikan berdasarkan hasil kegiatan pengabdian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Guru; agar terus mengoptimalkan penerapan CTL yang telah diperoleh dari pelatihan yang diikuti dipadukan dengan kreasi pembelajaran lainnya.
2. Bagi Pengelola TK Darul Muhsinin; agar terus memberikan motivasi bagi guru-guru
untuk lebih kreatif dan inovatif dalam memanfaatkan media-media yang ada dilingkungan sekitar yang bisa dikembangkan menjadi media menarik untuk media pembelajaran anak khususnya dalam meningkatkan kemampuan kognitif anak.
UCAPAN TERIMAKASIH
Terimakasih penulis ucapkan kepada seluruh pihak yang telah membantu pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini, diantaranya:
1. LPPM UNDIKMA Mataram yang telah mendukung pendanaan kegiatan ini.
2. Rekan dosen dan serta mahasiswa Program Studi Pendidikan Luar Sekolah, Bimbingan Konseling, dan Pendidikan Matematika UNDIKMA Mataram yang telah berpartisipasi aktif dan membantu terlaksananya kegiatan pengabdian ini.
3. Pengelola dan Guru TK Darul Muhsinin atas kerjasama dan partisipasinya.
DAFTAR PUSTAKA
Muhith, M. Saekhan. 2008. Pembelajaran Kontekstual. Semarang: Ra SAIL Media Group.
Santoso, S. 2002. Pendidikan Anak Usia Dini.
Jakarta: Rineka Cipta.
Rizka, M. A., & Tamba, W. 2019. Pelatihan Evaluasi Program Pendidikan Nonformal Bagi Pengelola Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat. Paradharma (Jurnal Aplikasi IPTEK), 2(1).
Stufflebeam. 2003. The CIPP Model for Evaluation. Portland, Oregon: Western Michigan University.