• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN MEDIA MANIPULATIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA PADA ANAK KELOMPOK B

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN MEDIA MANIPULATIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA PADA ANAK KELOMPOK B"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN MEDIA MANIPULATIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

MENGENAL ANGKA PADA ANAK KELOMPOK B

Ni Wayan Santi Rahayu1, I Nengah Suadnyana2, I G. A. Agung Sri Asri3

1,2,3

Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, FIP Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail : rahayusanti149@yahoo.co.id1, suadnyanainengah@gmail.com2, Xgungsrix@gmail.com3

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan mengenal angka anak melalui penerapan metode demonstrasi berbantuan media manipulatif pada anak kelompok B Semester II TK Dharmapatni Denpasar Barat tahun Pelajaran 2013/2014. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Subjek dalam penelitian ini adalah 14 orang anak kelompok B2 TK Dharmapatni Denpasar Barat tahun Pelajaran 2013/2014. Data kemampuan mengenal angka dikumpulkan dengan menggunakan metode observasi dengan instrument berupa lembar observasi. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif kuantitatif. Analisis data dilakukan dengan membandingkan hasil dari Siklus I dan Siklus II. Pada Siklus I di ketahui Pencapaian kemampuan mengenal angka sebesar 45,78% dengan kategori sangat rendah. Sedangkan pada Siklus II pencapaian kemampuan mengenal angka sebesar 82,78% dengan kategori tinggi.Jadi, terjadi peningkatan kemampuan mengenal angka anak sebesar 37%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan metode demonstrasi dan media manipulatif dapat meningkatkan kemampuan mengenal angka anak kelompok B Semester II TK Dharmapatni Denpasar Barat.

Kata kunci: Metode demonstrasi, media manipulatif, kemampuan mengenal angka.

Abstract

This study aimed to determine the increase in the standart abilities of children the use method demonstrasi assisted media manipulatif on the group B second half of TK Dharmapatni Denpasar west academic year 2013/2014. This study is anaction research (PTK) or classroom action research. Subjects in this research is fourteen peoples children in group B2 TK Dharmapatni Denpasar west academic year 2013/2014. File can knowing point in collecting with use method observasion. With the researcha sheet of format observasion. Data obtained in the analysis quantitative, Data analysis is done by comparing the result of the first cycle and second cycle in the first cycle, if can know the achievement of reached ability at 45,78% with very low category. While in the second cycle the achievement of reached abilities of 82,78%

with high category.Thus,an increase in ability to know point in children was 37%. It can be concluded that use method demonstrasi and instrument manipulatif get standar ability to know point children group B second hal of kindergarten Dharmapatni Denpasar west

Keywords:Metode demonstrasi, instrument manipulatif ability to know point.

(2)

PENDAHULUAN

Pendidikan anak usia dini tidak harus selalu mengeluarkan biaya mahal atau melalui suatu wadah tertentu, melainkan pendidikan anak usia dini dapat dimulai disekolah atau dalam keluarga. Perkembangan anak pada tahun-tahun pertama sangat penting dan akan menentukan kualitas dimasa depan.

Anak usia dini (AUD) merupakan kelompok usia yang berada dalam proses perkembangan unik karena proses perkembangannya (tumbuh dan kembang). Menurut Aisyah (2009:8.2), pendidikan merupakan fondasi bagi dasar kepribadian anak. Anak yang mendapatkan pembinaan yang baik sejak usia dini akan dapat meningkat kan kesehatan dan kesejahteraan fisik dan mentalnya, dan tentunya akan berdampak pada peningkatan prestasi belajar, etos kerja dan produktivitas.

Sampai saat ini daya saing SDM Indonesia masih relatif sangat rendah, untuk itu diperlukan adanya pendidikan anak sejak dini. Pendidikan anak pada usia awal ini merupakan faktor yang sangat penting dan berpengaruh terhadap masa depan anak itu sendiri, bahkan bagi kemajuan suatu bangsa.

Hurlock (dalam Rosmala, 2005:1) menyatakan bahwa: Masa ini sebagai periode keemasan (golden age) dalam perkebangan seorang anak. Sebab pada usia ini anak mengalami lompatan kemajuan yang menakjubkan. Dari bayi yang lemah, yang menggantungkan seluruh hidupnya kepada orang tua, menjelma menjadi si cilik yang pintar bicara, senang bergelut, dan pandai melompat.

Pada masa ini anak sangat sensitive dan merupakan saat yang paling tepat untuk menerima respons atau rangsangan atau stimulus yang diberikan oleh lingkungannya. Dengan demikian, lingkungan sebagai unsur yang menyediakan sejumlah rangsang an perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh agar penyedia an lingkungan belajar sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan anak.

Mengingat masa emas tersebut,

perhatian para pendidik terhadap anak usia dini dirasakan semakin penting.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 tahun 2009 bahwa “Tujuan Pendidikan Taman Kanak-kanak adalah membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi lingkup perkembangan nilai agama dan moral, fisik/motorik, kognitif, bahasa, serta sosial-emosional kemandirian”.

Dalam proses pembelajaran guru mempunyai tugas untuk memilih model pembelajaran berikut media yang disampaikan demi tercapainya tujuan pembelajaran dan hasil belajar yang maksimal. Dalam proses belajar mengajar di kelas terdapat keterkaitan yang erat antara guru, siswa, kurikulum, sarana dan prasarana. Aktivitas belajar anak yang berdampak pada hasil belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor yang terlibat langsung dan tidak langsung dalam proses pembelajaran. Faktor yang secara nyata dilakoni oleh guru dapat mempengaruhi aktivitas serta prestasi belajar siswa adalah cara guru menyajikan metode pembelajaran.

Metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran berkaitan dengan keberhasilan proses pembelajaran yang akan dicapai siswa. Oleh karenanya keberhasilan suatu metode pembelajaran sangat ditentukan oleh kesungguhan dari guru dalam menerapkan suatu metode pembelajaran di kelas. Namun proses pembelajaran di kelas seringkali guru kurang efektif menerapkan metode pembelajaran. Menurut Azizah (2010:9.4) guru menyajikan informasi kepada anak dengan cara menjelaskan melalui buku, film atau slide. Guru menjelaskan kepada anak apa yang diharapkan terjadi apabila guru melakukan tindakan tertentu.

Anak Usia Dini memiliki beragam tingkah laku, beberapa dari anak memilki perilaku yang tampak serupa, tetapi beberapa lagi terlihat sangat berbeda.

Perilaku anak tersebut senantiasa akan berubah seiring berjalannya waktu, perubahan perilaku merupakan hasil dari proses belajar yang telah dialami anak.

Menurut Asmawati (2011:3.1) belajar yang

(3)

memilki kualitas performance yang tinggi dengan mudah dapat menumbuhkan minat anak untuk ingin mencoba memasukinya dan membuat anak mengetahui lingkungan belajar yang diciptakan oleh pendidik.Pendidik perlu menciptakan dan menyediakan lingkungan belajar yang memudahkan anak untuk bersentuhan dengna lingkungan belajar sehingga perkembangan anak dapat berkembang dengan baik. Hal ini ditunjukkan dari hasil pengamatan pada anak kelompok B di TK Dharmapatni Denpasar Barat.

Proses pembelajaran di TK Dharmapatni Denpasar Barat sesuai dengan pengamatan sudah berjalan dengan baik, namun guru lebih banyak metode ceramah dan lebih mementingkan hasil belajar, guru jarang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar dan bekerja dengan caranya sendiri sesuai imajinasi yang dimilki, anak hanya sebagai pendengar. Selain itu pembelajar an di TK ini masih bersifat individual sehingga anak kurang dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Hal ini terlihat pada saat observasi langsung, diperoleh beberapa informasi yaitu: 1) pada saat proses pembelajaran guru menjelaskan materi pembelajaran, anak hanya sebagai pendengar, 2) media yang digunakan kurang memadai, sehingga dalam pembelajaran guru kurang dapat menggunakan media pembelajaran secara efektif, 3) guru belum optimal dalam mengembangkan potensi lingkungan dan potensi anak berinteraksi dalam proses pembelajaran

Berdasarkan permasalahan di atas tampaknya perlu adanya pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pada anak dalam mengenal angka sejak dini.

Hendaknya pendidikan tersebut di mulai sejak dini, karena dengan memberikan pendidikan sejak dini dapat, menjadi acuan bagi anak sebagai penerus bangsa kedepannya.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam penelitian sangat dipandang penting diterapkannya suatu perspektif metode pembelajaran sebagai upaya meningkatkan kemampuan mengenal angka pada anak. Salah satu metode

pembelajaran yang memilki aspek kolaboratif pada anak usia dini adalah metode demonstrasi. Menurut Bahri (dalam Azizah, 2010:9,3), pengertian metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan suatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran.

Perkembangan mengenal angka adalah proses perkembangan untuk mengenal simbol-simbol atau lambang yang berupa angka-angka. Menurut Copley (2001:47) mengatakan bahwa

“angka atau bilangan adalah lambang atau simbol yang merupakan suatu objek yang terdiri dari angka-angka”. Dalam pengenalan angka anak dapat melihat secara langsung bentuk, model angka tersebut. Anak belum maksimal dalam mengetahui mengenai bentuk angka dan pengucapan angka secara langsung.

Proses pembelajaran yang dilakukan untuk melatih kognitif anak dan terarah akan memberikan hasil yang optimal dalam perkembangan anak sehingga sehingga tidak ada lagi keluhan bahwa anak TK sudah dibebani kegiatan belajar yang propesional.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan tampak bahwa dalam rangka meningkatkan kemampuan mengenal angka, kualitas proses pembelajaran per lu di optimalisasi baik dari segi media maupun metode pembelajaran. Kemampu an anak dapat dilihat dari perolehan bintang (*), yaitu bintang satu (*)belum berkembang ada 5 anak, bintang (**) mulai berkembang ada 4 anak, bintang tiga (***) 4 anak berkembang sesuai harapan, dan bintang empat (****) 1 orang berkembang sangat baik. Sehubungan dengan permasalahan tersebut, peneliti mencoba untuk melakuk an penelitian tentang penerapan metode demonstrai berbantuan media manipulatif untuk meningkatkan kemampuan mengenal angka pada anak TK kelompok B semester II di TK Dharmapatni Denpasar Barat tahun ajaran 2013/2014.

Rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian adalah Bagaimana Penerapan Metode Demonstrasi Berbantu an Media Manipulatif dapat Meningkatkan Kemampuan Mengenal Angka pada anak

(4)

Kelompok B di TK Dharmapatni Denpasar Barat tahun ajaran 2013/2014?

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengenall Angka setelah diterapkannya Metode Demonstrasi Berbantuan Media Manipulatif pada anak TK kelompok B dii TK Dharmapatni Denpasar Barat tahun ajaran 2013/2014.

METODE

Penelitian ini dilaksanakan pada anak kelompok B Semester 2 di TK Dharmapatni Denpasar Barat Tahun Pelajaran 2013/2014 berjumlah 14 anak, yang terdiri dari 6 orang anak perempuan dan 8 orang anak laki-laki. Objek yang di tangani adalah kemampuan mengenal angka anak kelompok B di TK Dharmapatni Denpasar Barat dalam kemampuan mengenal angka berbantuan media manipulatif.

Penelitian ini tergolong penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Agung (2012:2) menyatakan PTK merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan- tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih propesional.

PTK merupakan kegiatan yang langsung berhubungan dengan tugas guru sehari-hari dilapangan atau di dalam kelas sehingga merupakan hal yang mereka kenal dan hayati dengan baik.

Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

Variabel merupakan suatu yang akan menjadi objek pengamatan dalam peneliti an ini. Dalam penelitian tindakan kelas ini hanya melibatkan satu variabel bebas (independent variabel) dan satu variabel terikat (dependent variabel). Menurut Agung (201:43), variabel bebas yaitu satu atau lebih dari variabel-variabel yang sengaja dipelajari pengaruhnya terhadap variabel tergantung. Varuabel terikat ialah kondisi yang berubah ketika ekspeiment menginteruksi atau mengganti variabel.

Variabel bebas dari penelitian ini adalah metode demonstrasi berbantuan media manipulatif. Variabel terikatnya dari

penelitian ini adalah perkembangan mengenal angka. Variabel hasil kemampu an dapat diukur dari beberapa indicator yaitu:1) membilang/menyebutkan urutan bilangan dari 1 sampai 10, 2) membilang/

mengenal konsep bilangan, dengan benda-benda sampai 20, 3) memasang kan lambang bilangan dengan benda- benda.

Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 2 siklus, yang setiap siklusnya terdiri atas refleksi awal, refleksi awal dilaksanakan untuk observasi situasi, data ini di gunakan sebagai dasar sebagai dasar mengembangkan persiapan pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus 1,selanjutnya siklus II. 2) rencana kegiatan yang dilakukan pada rencana tindakan ini adalah menyamakan persepsi dengan model dan media yang akan digunakan, menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH) dan menyiapkan alat dan bahan yang akan dipakai dalam kegiatan pembelajaran, mengatur posisi anak dalam melaksanakan kegiatan, menyusun instrument penilaian,menyuun instrument penelitian berupa indikator-indikator yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

3) pelaksanaan adalah upaya yang dilaksanakan oleh guru/peneliti untuk melakukan peningkatan atau perbaikan yang diinginkan. Kegiatan yang dilakukan pada rancangan pelaksanaan ini adalah melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan rencana kegiatan harian (RKH) yang telah dipersiapkan, men dokumentasikan hal-hal penting yang menyangkut kegiatan kemampuan selama pembelajran berlangsung. 4) Pengamatan adalah menentukan penilaian tugas yang diberikan, penilaian keaktifan dalam me laksanakan kegiatan, penilaian terhadap hasil karyanya. Observasi dilakukan untuk men-gamati siswa dalam proses kegiatan pembelajaran.5) Refleksi adalah dilakukan untuk melihat atau mengkaji dan mem pertimbangkan dampak tindakan yang telah diberikan.

Berdasarkan hasil refleksi ini, peneliti beserta guru dapat melakukan perbaikan mengenai kekurangan dalam proses pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan pada rancangan refleksi ini adalah peneliti mengkaji dan merenung

(5)

kan hasil penilaian terhadap pelaksanaan tindakan berlangsung.

Kegiatan yang dilakukan pada rancangan refleksi ini adalah peneliti mengkaji dan merenungkan hasil penilaian terhadap pelaksanaan tindakan tersebut dengan maksud jika terjadi hambatan, akan dicari pemecahan masalahnya untuk direncanakan tindakan pada siklus selan- jutnya.

Berikut ini adalah rancangan PTK (penelitian tindakan kelas) yang akan di laksanakan untuk memenuhi target ke berhasilan.

Gambar 1. Rancangan PTK (Penelitian Tindakan Kelas

Dimodifikasi dari (Hidayah, 2013:19)

Dalam penelitian ini digunakan instrument pengumpulan data yaitu lembar observasi. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tidakan kelas (PTK) ini adalah metode observasi.

“metode observasi adalah suatu cara memperoleh data dengan jalan mengada kan pengamatan dan pencatatan secara sistematis tentang sesuatu objek tertentu

”(Agung 2012:61). Jadi dapat disimpulkan bahwa metode observasi adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mengumpul kan data secara sistematis dengan prosedur terstandar, penelitian guru dapat langsung mengamati, metode observasi yang digunakan peneliti untuk mengumpul kan data tentang perkembangan anak mengenal angka dalam berbantuan media manipulatif.

Setelah data penelitian tindakan kelas (PTK) semua terkumpul, kemudian dilanjutkan dengan menganalisis data dengan menggunakan analisis statistik deskriptif dan kualitatif. Metode analisis statistik ini digunakan untuk menentukan tingkat tinggi rendah nya kemampuan mengenal angka Taman Kanak-kanak yang di konversikan ke dalam Penilaian Acuan Patokan (PAP) skala lima.

Untuk mencari rata-rata persen (M%) kemampuan mengenal angka anak pada setiap siklus dihitung dengan mengguna kan rumus rata-rata persen.

Adapun rumus yang digunakan dalam metode analisis deskriptif ini adalah sebagai berikut.

M (%) = x 100%

(Agung, 2010:9)

Keterangan:

M (%) = rata-rata persen M = rata-rata skor SMI = skor maksimal ideal

Tingkat kemampuan mengenal angka pada anak kelompok B semester 2 di TK Dharmapatni Denpasar Barat tahun ajaran 2013/2014 dengan menggunakan metode demonstrasi dapat ditentukan dengan membandingkan M(%) atau rata- rata persen ke dalam PAP skala lima.

Adapun ketentuan PAP skala lima dapat ditentukan dengan kriteria seperti dibawah ini.

Observasi/P engamatan Perencana

SIKLUS

Refleksi II Pelaksan

aan Refleks

i

Pelaksanaa n

SIKLUS I

Peencanaan

Observasi/P engamatan Siklus selanjutnya

(6)

Tabel 1. Pedoman PAP skala lima Persentase Kriteria Kemampuan

Mengenal Angka 90-100

80-89 65-79 55-64 0-54

Sangat Tinggi Tinggi

Sedang Rendah

Sangat Rendah

(Agung, 2010,12) Menurut Agung (2012 : 67) ialah suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk angka-angka dan atau persentase, mengenai suatu objek yang diteliti, sehingga diperoleh kesim- pulan umum. Metode analisis deskriptif ini digunakan untuk menentukan ting-kat tinggi rendahnya kemampuan mengenal angka anak Taman Kanak-kanak dengan metode demonstrasi berbantuan media manipulatif yang di konversikan ke dalam Penilaian Acuan Patokan (PAP) skala lima.

Dalam penerapan teknik analisis statistik deskriptif, data yang diperoleh dari hasil penelitian ini disajikan ke dalam tabel distribusi frekuensi, dan lalu dilanjutkan dengan menghitung rata-rata (Mean), menghitung median (Md) menghitung modus (Mo),dan menyajikan data ke dalam grafik polygon.Selain menggunakan teknik analisis statistik deskriptif, penelitian ini juga menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif. Teknik ini digunakan untuk menentukan tingkat tinggi rendahn ya kemampuan mengenal angka dengan metode demonstrasi yang dikonversikan ke dalam Penilaian Acuan Patokan Skala lima. Tingkatan kemampuan mengenal angka anak dapat ditentukan dengan membandingakan (M%) rata-rata persen ke dalam PAP Skala lima.

Data hasil kemampuan anak dikumpulkan menggunaakan metode observasi. Untuk memudahkan peneliti dalam melakukan pengamatan terhadap

proses pembelajaran, maka disusunlah instrument penelitian.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi.

Observasi merupakan pengamatan yang dilakukan secara langsung dan alamiah untuk mengetahui sejauh mana peningkat an yang terjadi dalam kemampuan mengenal angka anak. Dalam instrument penelitian ini terdapat tiga indikator dan 2 capaian perkembangan yang diambil dari Permendiknas Nomor 58 Tahun 2009.

Instrumen pengumpulan data digunakan sebagai acuan dalam melakukan observasi terhadap kemampuan mengenal angka anak.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilaksanakan di TK Dharmapatni Denpasar Barat. Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan yaitu ddari bulan maret sampai dengan bulan april 2014.

Data Kemampuan Mengenal Angka pada penelitian siklus 1 disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi,dan menghitung (M), median (Md), modus (Mo), grafik polygon dan membandingkan rata-rata atau mean dengan model PAP skala lima. Dari hasil observasi yang dilaksanakan pada saat penerapan metode demonstrasi dengan berbantuan media manipulatif pada kegiatan mengenal angka dengan menggunakan 3 indikator yang muncul dalam proses pembelajaran akan diberi skor, yakni (****) berkembang sangat baik, *** (berkembang sesuai harapan), ** (mulai berkembang), * (belum berkembang). Rata-rata skor yang diperoleh masing-masing siswa dibagi dengan skor maksimal ideal dikalikan 100%.

Dari hasil observasi yang dilaksana kan pada anak dengan penerapan metode demonstrasi berbantuan media manipulatif diperoleh data pada siklus I, diperoleh rata-rata (Mean) =45,78 , modus (Mo)=

42,88, dan media (Md)= 43,05 yang selanjutnya disajikan ke dalam grafik polygon sebagai berikut.

(7)

Gambar 2. Grafik polygon kemampuan mengenal angkal anak pada siklus I

0 2 4 6 8 10

44 49

Berdasarkan perhitungan dengani grafik polygon diperoleh M > Md > Mo (45,78 > 43,05 > 42,88), sehingga dapat disimpulkan bahwa sebaran data kemampuan mengenal angka pada siklus I merupakan kurva juling positif. Dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa skor kemampuan mengenal angka pada anak TK Kelompok B semester II tahun pelajaran 2013/2014 di TK Dharmapatni sangat rendah.

Untuk menentukan tingkat kemampu an mengenal angka pada anak dapat dihitung dengan membandingkan rata-rata (M%) dengan PAP Skala lima diperoleh rata-rata persen M% = 45,78% yang dikonversikan ke dalam PAP skala lima berada pada tingkat penguasaan 0-54%

yang berarti bahwa kemampuan anak dalam mengenal angka anak kelompok B di TK Dharmapatni Denpasar Barat pada siklus I berada pada kriteria rendah.

Hal ini terjadi karena dari hasil pengamatan dan temuan penulis selama pelaksanaan tindakan kelas pada siklus I terdapat beberapa masalah yang terjadi dan menyebabkan kemampuan pada anak kelompok B di TK Dharmapatni masih berada pada kriteria rendah, sedangakan dari hasil kemampuan mengenal angka itu masih perlu ditingkatkan pada siklus II.

Adapun kendala-kendala yang dihadapi peneliti saat penerapan siklus I antara lain:a) Siswa masih terlihat belum bisa memahami dengan penerapan metode demonstrasi yang diterapkan oleh peneliti, siswa belum mampu bekerja secara mandiri, 2) beberapa siswa kurang aktif dalam mengikuti kegiatan dan belum mengerti dengan bahan yang dipakai dalam kegiatan, 3) banyak siswa yang kurang terfokus pada kegiatan yang dilaksanakan sehingga suasana kelas menjadi gaduh/ribut.

Solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala tersebut adalah:a) menjelaskan kembali metode dan media yang dipakai dalam kegiatan dengan menyampaiakn cara kerja dari metode yang diterapkan. Hal ini bertujuan agar siswa mampu mengerjakan secara mandiri dan menghasilkan hasil yang memuaskan bagi siswa, sehingga dalam pertemuan berikutnya siswa akan lebih terbiasa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.b) menjelaskan bahan dan alat yang akan dipakai dalam kegiatan serta memperagakan cara sehingga anak mengerti dan memahami bahan dan alat yang digunakan dalam proses pembelajar an. c) memberikan stimulus dan rangsang an pada siswa untuk memotivasi siswa dan mendampingi siswa dalam proses pembelajaran serta memberikan stimulus untuk memotivasi siswa agar bisa terfokus pada kegiatan pembelajaran dengan memberikan nilai. Nilai yang diberikan disesuaikan dengan hasil karya/kegiatan- kegiatan yang telah dihasilkan.

Siklus II juga dilakukan sama seperti siklus I yaitu dilaksanakan selama tiga kali pertemuan, tiga kali untuk pelaksanaan tindakan dan satu kali untuk refleksi kemampuan mengenal angka anak. Hasil analisis data pada siklus II, diperoleh rata- rata (Mean) = 82,78 modus (Mo)= 93, dan median (Md)= 88,10 yang selanjutnya disajikan ke dalam grafik polygon. Adapun grafik polygon kemampuan mengenal angka anak pada anak kelompok B di TK Dharmapatni Denpasar Barat dalam kemampuan mengenal angka pada anak berbantuan media manipulatif pada siklus II, disajikan pada gambar berikut.

Mo=42,88 Md=43,05

M=45,78

(8)

Gambar 3. Grafik polygon kemampuan mengenal angkal pada siklus II

0 1 2 3 4 5 6

69,5 75,5 81,5 87,5 93,5

Berdasarkan perhitungan dan grafik polygon tersebut terlihat M >Md > Mo (82,78>88,10>93), oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa sebaran skor yang diperoleh tentang kemampuan mengenal angka pada anak kelompok B di TK Dharmapatni Denpasar Barat pada siklus II merupakan kurva juling negatif.

Dalam penelitian tindakan kelas ini untuk menentukan tingkat kemampuan mengenal angka pada anak kelompok B dapat dihitung dengan membandingkan rata-rata persen (M%) dengan kreteria Penilaian Acuan Patokan (PAP) skala lima. Dari nilai M% = 82,78% yang dikonversikan ke dalam PAP Skala lima, seperti yang terlihat pada tabel 1 M%

berada pada tingkat penguasaan 80-89%, yang berarti bahwa kemampuan mengenal angka pada anak kelompok B di TK Dharmapatni Denpasar Barat pada siklus II berada pada kriteria tinggi.

Melalui proses perbaikan kegiatan pembelajaran dan pelaksanaan tindakan siklus I maka pada pelaksanaan di siklus II telah tampak adanya peningkatan proses belajar-mengajar di kelas yang terjadi pada anak diperhatikan melalui peningkat an kemampuan mengenal angka anak TK pada kelompok B di TK Dharmapatni Denpasar Barat. Adapun temuan yang diperoleh selama tindakan pelaksanaan

siklus II adalah sebagai berikut:a) proses pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajar an yang telah direncanakan oleh peneliti, sehingga kemampuan mengenal angka pada anak meningkat dan sesuai dengan harapan yang direncanakan, b)siswa yang awalnya cenderung dalam mengikuti proses kegiatan pembelajaran menjadi kreatif, c) dalam pelaksanaan proses kegiatan pembelajaran kemampu an anak sudah meningkat yang awalnya sangat rendah menjadi sangat mampu,d) penelitian dalam hal ini berperan sebagai guru yang memberikan bimbingan untuk memotivasi siswa yang belum memahami kegiatan yang sedang dilaksanakan.

Secara umum proses pembelajaran dengan penerapan metode demonstrasi berbantuan media manipulatif sudah berjalan dengan baik, hal ini terlihat dari adanya peningkatan rata-rata persentase (M%) kemampuan mengenal angka dari siklus I ke siklus II, sehingga peneliti memandang penelitian ini cukup sampai di siklus II dan tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya.

Penyajian hasil penelitian di atas memberikan gambaran bahwa dengan penerapan metode demonstrasi berbantu an media manipulatif pada anak ternyata dapat meningkatkan kemampuan dalam mengenal angka. Hal ini dapat dilihat dari analisis mengenai kemampuan mengenal angka pada anak dapat diuraikan sebagai berikut.

Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif dan analisis deskriptif kuantitatif diperoleh rata-rata persentase kemampu an mengenal angka anak kelompok B semester II di TK Dharmapatni Denpasar Barat pada siklus I sebesar 45,78 dan rata-rata persentase pengenalan angka pada anak kelompok B di TK Dharmapatni Denpasar Barat pada siklus II sebesar 82,78 ini menunjukkan adanya peningkat an rata-rata persentase kemammpuan dalam mengenal angka pada anak dari siklus I ke siklus II sebesar 37% dan berada pada kategori tinggi.Terjadinya peningkatan kemampuan mengenal angka pada anak saat penerapan metode demonstrasi berbantuan media manipulatif yang menarik dalam Penelitian Tindakan M=82,78

Mo=93 Md=88,10

(9)

Kelas (PTK) disebabkan oleh rasa tertarik anak pada kegiatan mengenal angka dan media pembelajaran yang disajikan oleh guru sehingga kemampuan mengenal angka anak semakin meningkat dan pada akhirnya anak dapat menghasilkan karya baru yang kreatif dan inovatif. Peningkatan ini mencerminkan bahwa penerapan metode demonstrasi berbantuan media manipulatif untuk meningkatkan kemampu an mengenal angka dalam proses pembelajaran perlu dilanjutkan dalam pembelajaran selanjutnya.

Penerapan metode demonstrasi berbantuan media manupulatif dilakukan dalam beberapa proses pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengenal angka. Melalui kemampuan mengenal angka anak akan di berikan tugas secara individu sehingga anak dituntut untuk mampu menghasilkan sejauh mana kemampuan anak. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran ini anak akan terbiasa bekerja secara mandiri dan mampu bertanggung jawab dengan tugasnya. Keberhasilan penelitian ini sesuai dengan kajian-kajian teori yang mendukung dalam pelaksanaan penelitian ini, metode demonstrasi merupakan metode yang memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar dalam melaksanakan kegiatan yang diberikan oleh guru sehingga anak dapat memahami tugas sesuai dengan kemampuan masing- masing anak.

Penerapan metode demonstrasi dalam penelitian ini dibantu dengan media manipulatif. Media manipulatif dapat merangsang ide perkembangan anak untuk bekerja secara mandiri, sehingga kemampuan mengenal angka anak akan berkembang sesuai dengan harapan.

Berdasarkan hasil penelitian dan uraian tersebut ini berarti bahwa dengan penerapan metode demonstrasi berbantu an media manipulatif dapat meningkatkan kemampuan mengenal angka pada anak kelompok B di TK Dharmapatni Denpasar Barat, dan oleh karena itu strategii pembelajaran yang demikian sangat perlu dilakukan secara intensif dan berkelanjut an.

SIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil temuan dan pembahasan yang telah diuraikan dapat disimpulkan bahwa penerapan metode demonstrasi berbantuan media manipulatif dapat meningkatkan kemampuan mengenal angka pada anak kelompok B semester II di TK Dharmapatni Denpasar Barat tahun Pelajaran 2013/2014. Hal ini dapat dilihat dari pada siklus II yang berada pada kategori tinggi. Adanya peningkatan kemampuan mengenal angka anak pada setiap siklus. Berdasarkan pelaksanaan siklus I, dapat diketahui pencapaian kemampuan mengenal angka anak sebesar 45,78% menjadi sebesar 82,78%

pada siklus II yang berada pada kategori tinggi.

Adapun saran yang dapat disampai kan setelah melaksanakan dan mem peroleh agar hasil penelitian ini yaitu, Kepada anak, diharapkan dapat mengikuti kegiatan pembelajaran secara efektif dan kemampuan mengenal angka pada anak dapat berkembang secara optimal.

Kepada guru, dalam proses pembelajaran dapat menggunakan metode demonstrasi dengan media manipulatif yang menarik dan sesuai dengan tema pembelajaran, sehingga anak lebih tertarik dalam melak sanakan kegiatan pembelajaran dan suasana pembelajaran akan menye nangkan, Kepada kepala sekolah, dalam proses pembelajaran sekolah dapat me nyediakan fasilitas yang dibutuhkan sebagai penunjang dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, Kepada peneliti lain hendaknya peneliti dapat melak sanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan berbagai media pembelajaran yang menyenangkan lebih bervariatif dan menarik, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai pembanding dalam melakukan suatu penelitian berikutnya yang lebih beinovatif.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Agung, Gede. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja:

Universitas Pendidikan Ganesha.

Aisyah. Siti, dkk. 2009. Perkembangan

Dan Konsep Dasar

Pengembangan Anak Usia Dini.Jakarta: Universitas Terbuka.

Asmawati, Luluk. 2011. Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini.. Jakarta: Universitas Terbuka.

Azizah, Muis, dkk. 2010. Metode Pengembangan Perilaku Dan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka.

Chulsum, Umi Novia dan Windy. 2006.

Kamus Besar Indonesia.

Surabaya Kartika.

Copley, Hasibuan. 2001.Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.

Dewi, Rosmala. 2005. Berbagai Masalah Anak Taman Kanak-kanak.

Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional.

Hidayah, Nur. 2013. Panduan Praktis Penyusunan dan Pelaporan PTK (Penelitian Tindakan Kelas).

Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:

Departemen Pendidikan Naional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembina TK dan SD

Sudarma, I Komang dan Desak Putu Parmiti.2007. Media Pembelajaran. Singaraja:

Undiksha.

Gambar

Gambar  1.    Rancangan  PTK  (Penelitian  Tindakan Kelas
Tabel 1. Pedoman PAP skala lima  Persentase  Kriteria  Kemampuan
Gambar  2.    Grafik  polygon  kemampuan  mengenal  angkal  anak  pada  siklus I  0246810 44 49
Gambar  3.    Grafik  polygon  kemampuan  mengenal angkal pada siklus  II  0123456 69,5 75,5 81,5 87,5 93,5

Referensi

Dokumen terkait

Longer mixing time gives longer extend of spin - - spin spin

“ Karena Rihlah secara resmi merupakan program dakwah yang telah diputuskan, maka Majelis tabligh sebagai pelaksana program rihlah memiliki otoritas untuk menyelenggarakan

Bertambahnya jumlah kredit yang disalurkan tidak membuat bank menjadi lupa dalam mengawasi kualitas kredit serta aktiva produktif lainnya. Hal ini dapat dilihat dari

Ucapan terima kasih juga penulis haturkan kepada teman-teman Mahasiswa S2 Teknik Geofisika : Adhilaksana, Kusnahadi, Nanang, Eko Ari, Dedy, Sabri, Imam, Deni, Erfan, Andri dan Johan

Mengingat besarnya peran senyawa sekunder dalam menekan dan mengendalikan serangan hama telah dilakukan bioassay untuk mengetahui toksisitas minyak jarak pagar,

Kegiatan-kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh Bank Perkreditan Rakyat secara lengkap adalah Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito,

Apart from those cases, there is some cases of involvement of the government, like: the closing of Al-Kautsar Mosque of Jemaat Ahmadi- yah in Kendal by local Municipal

demikian orang ecoliteracy tidak pernah menyakiti alam apalagi merusaknya. Pendidikan ecoliteracy akan lebih baik jika ditanamkan sejak dini. Sekolah Dasar merupakan