PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN AUTENTIK BERBASIS KURIKULUM 2013
Andra Setia Bhakti
1, Sentot Kusairi
2, dan Muhardjito
3E-mail: ardna_star001@yahoo.com
ABSTRAK: Salah satu elemen perubahan Kurikulum 2013 adalah pada standar penilaian. Standar penilaian pada Kurikulum 2013 menggunakan penilaian autentik. Oleh karena itu, penilaian autentik merupakan penilaian yang esensial terutama pada Kurikulum 2013, tetapi guru belum memiliki buku petunjuk.
Penelitian dan pengembangan ini bertujuan untuk mengembangkan model penilaian autentik berupa buku petunjuk praktis. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode penelitian pengembangan Borg dan Gall (1989).
Instrumen yang digunakan adalah penilaian angket untuk validator dan angket untuk uji coba lapangan awal. Nilai rata-rata yang diperoleh dari analisis penilaian validator menurut ranah bahasa, konstruksi, dan materi sebesar 3; 2,56;
3. Setelah merevisi produk peneliti melakukan uji coba lapangan awal. Subjek uji coba lapangan awal merupakan lima orang guru fisika yang ada di Malang yaitu dua orang guru dari SMAN 4 Malang, dua orang guru dari SMAN 5 Malang, dan satu orang guru dari SMAN 2 Batu . Nilai rata-rata yang diperoleh dari analisis penilaian uji coba lapangan awal sebesar 3,4. Nilai tersebut menunjukkan bahwa produk layak dipergunakan.
Kata Kunci: penilaian autentik, buku petunjuk
Perubahan elemen standar isi pada Kurikulum 2013 membuat guru yang selama ini menggunakan penilaian tradisional harus mengubah penilaiannya yaitu menjadi penilaian autentik berdasarkan tuntutan kurikulum. Penilaian autentik pada kurikulum 2013 yaitu seperti yang dinyatakan Mulyasa (2013: 66) dari yang berfokus pada pengetahuan melalui penilaian output menjadi berbasis kemampuan melalui penilaian proses, portofolio dan penilaian output secara utuh dan menyeluruh.
Penilaian autentik meskipun sesuai untuk menilai kemampuan siswa terutama pada aspek keterampilanya, tetapi belum semua guru paham tentang cara pelaksanaan penilaian autentik. Guru menerapkan penilaian autentik hanya sebatas pemahamanya, sesuai hasil wawancara yang dikutip dari Nashrillah (2013) para guru sekolah sasaran mengaku masih mengalami kesulitan memahami kurikulum pendidikan tahun 2013.
Kesulitan yang paling banyak dikeluhkan oleh para guru adalah mengenai
pemahaman tentang Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).
Guru kesulitan bagaimana cara mengajarnya dan melakukan penilaian.
Pengertian penilaian autentik guru hanya sekedar mengerti, tetapi untuk menerapkannya dan menyesuaikan dengan tuntutan kurikulum 2013 masih terdapat kerancuan. Selain itu, buku yang tersedia belum cukup memadai untuk memahamkan guru tentang penerapan penilaian autentik.
Mengatasi kebingungan guru tentang penilaian autentik yang sesuai tuntutan kurikulum 2013 perlu adanya contoh instrumen yang membantu guru. Produk yang dikembangkan berupa buku petunjuk guru tentang penilaian autentik. Pada buku guru tersebut menyajikan contoh instrumen, teknik penilaian autentik, langkah-langkah penilaian autentik, dan cara pengolahan nilai.
Penilaian dalam Pembelajaran
Penilaian sebagai proses pengumpulan informasi tentang siswa tidak dapat dipisahkan keberadaannya dengan pembelajaran. Disinilah sebenarnya peran utama guru sebagai pendidik dibutuhkan. Selain guru berperan dalam penilaian ternyata penilaian memiliki manfaat pula untuk guru. Hal ini sesuai dengan pernyataan Havnes (2008: 11) yaitu ketika guru menilai pekerjaan serta kemajuan siswa, guru juga dapat melihat seberapa sukses dalam mengajar. Penilaian dalam pembelajaran tidak selalu menggunakan penilaian bentuk tes untuk mengukur ketercapaian siswa. Phopam (2008: 6) mengumpulkan informasi tentang siswa dapat dilakukan dengan penilaian formal dan penilaian informal untuk memberikan informasi lebih akurat tentang keterampilan serta sikap siswa
Jenis penilaian dalam pembelajaran terus mengalami
perkembangan. Awalnya, penilaian standar dalam pembelajaran terdapat
enam jenis. Hal ini sejalan dengan yang dituliskan oleh Meyer (1992)
bahwa penilaian standar yaitu alternative assessment, informal assessment,
authentic assessment, performance assessment, descriptive assessment,
dan direct assessment. Kemudian pada tahun 2000 Simonson dalam buku
Teaching and Learning at a Distance menuliskan jenis penilaian adalah alternative assessment dan traditional assessment. Pada traditional assessment instrumen yang digunakan berupa multiple-choice tests, true/false tests, short answers, and essays. Sedangkan pada alternative assessment terdapat tiga pendekatan yang digunakan yaitu authentic assessment, performance-based assessment, and constructivist assessment.
Sampai sekarang penilaian yang diungkapkan oleh Simonson inilah yang masih digunakan.
Penilaian Autentik
Penilaian autentik mengajarkan kepada siswa tentang pembelajaran yang bermakna. Menurut Gulikers (2006: 6) penilaian autentik merangsang siswa untuk mengembangkan keterampilan dan kompetensi yang relevan untuk dunia kerja. Penilaian autentik dapat juga digunakan untuk mengasah keterampilan siswa. Hal ini sesuai yang dituliskan oleh Mueller (2012), bahwa penilaian autentik merupakan suatu bentuk penilaian dimana siswa diminta untuk melakukan tugas-tugas dunia nyata yang menunjukkan aplikasi bermakna dari pengetahuan dan keterampilan.
Pernyataan tersebut juga didukung oleh Wiggins (1990), bahwa pada penilaian autentik menerapkan pembelajaran berbasis masalah dengan mengajukan pertanyaan bermakna dengan dunia nyata dapat merangsang siswa untuk menerapkan pengetahuan serta keterampilannya. Sejalan pula dengan pernyataan Burton (2011: 21) penilaian autentik adalah sekumpulan penilaian yang menghubungkan pengetahuan dengan praktik langsung. Pada penilian autentik terdapat beberapa teknik penilaian yang dapat dilakukan di antaranya, penilaian keterampilan, penilaian produk, penilaian proyek, penilaian portofolio, penilaian diri, penilaian teman sejawat, ujian tertulis, dan observasi.
Penilaian Menurut Kurikulum 2013
Perubahan standar penilaian pada kurikulum 2013 mengakibatkan
ikut berubahnya sistem penilaian yang dilakukan guru. Guru yang semula
terbiasa mengolah nilai hanya pada domain pengetahuan menjadi perlu
untuk memperhatikan domain keterampilan serta sikap. Sesuai dengan pernyataan Mulyasa (2013: 135) implementasi kurikulum 2013 yang sarat dengan karakter dan kompetensi, hendaknya disertai dengan penilaian secara utuh, terus menerus, dan berkesinambungan, agar dapat mengungkap berbagai aspek yang diperlukan dalam mengambil suatu keputusan. Menilai hasil belajar siswa didasarkan pada prinsip yang ada menurut Permen no.81, penilaian hasil belajar siswa dari jenjang pendidikan dasar sampai menengah didasarkan pada prinsip-prinsip (1) sahih, (2) objektif, (3) adil, (4) terpadu, (5) terbuka, (6) menyeluruh, (7) sistematis, (8) beracuan kriteria, (9) akuntabel, dan (10) edukatif.
Buku Petunjuk
Buku merupakan kumpulan halaman yang berisi pengetahuan.
Buku dapat diartikan juga sebagai lembaran halaman seperti yang dikutip dari Wikipedia (2014) buku adalah kumpulan kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi satu pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar. Setiap sisi dari sebuah lembaran kertas pada buku disebut sebuah halaman. Pada KBBI (2014) disebutkan bahwa buku adalah lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong.
Buku terdiri dari beberapa macam, dapat berupa buku petunjuk, buku acuan, buku bacaan, buku ilmiah, buku pedoman. Salah satu yang akan dibahas adalah buku petunjuk. Berdasarkan KBBI (2014) buku petunjuk dapat diartikan sebagai buku yg berisikan keterangan dan petunjuk praktis untuk melakukan (melaksanakan, menjalankan) sesuatu.
Merujuk pengertian tersebut berarti dalam buku petunjuk harusnya berisi tentang cara-cara yang mempermudah pembaca memahami sesuatu hal yang sedang dibahas.
METODE
Produk penelitian dan pengembangan yang dihasilkan melalui
tahapan penelitian sehingga dapat dihasilkan produk yang layak. Untuk itu
dipilihlah model penelitian pengembangan yang diadaptasi dari
Sukmadinata (2012:169), penelitian dan pengembangan Borg and Gall (1989), bahwa ada sepuluh langkah yaitu (1) penelitian dan pengumpulan data, (2) perencanaan, (3) pengembangan draf produk, (4) uji coba lapangan awal, (5) revisi hasil uji coba, (6) uji coba lapangan, (7) penyempurnaan produk hasil uji coba lapangan, (8) uji pelaksanaan lapangan, (9) penyempurnaan produk akhir, (10) diseminasi dan implementasi. Pada penelitian ini dibatasi hanya sampai pada lima langkah yakni, penelitian dan pengumpulan data, perencanaan, pengembangan draf produk, uji coba lapangan awal, dan revisi hasil uji coba.
Subjek coba penelitian dan pengembangan terdiri dari validator dan subjek uji coba produk. Validator merupakan dosen pendidikan yang kompeten pada bidang penilaian kemudian untuk subjek uji coba produk dipilih lima orang guru dari Sekolah Menengah Atas yang menerapkan kurikulum 2013. Perolehan data dilakukan dengan menggunakan angket penilaian validator dan angket penilaian subjek uji coba produk. Data yang didapatkan berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Perhitungan data kuantitatif menggunakan perhitungan nilai rata-rata yang diadaptasi dari Sudjana (2011: 109).
𝑋 =
𝑥𝑛
Untuk menentukan kelayakan produk maka hasil yang diperoleh dari perhitungan nilai rata-rata dicocokkan dengan Tabel 1,
Tabel 1. Kriteria Hasil Analisis Produk Pengembangan
Nilai rata-rata Keterangan
3.26 – 4.00 Baik (Tidak Perlu Revisi)
2.51 – 3.25 Cukup Baik (Perlu Direvisi Sebagian)
1.76 – 2.50 Kurang Baik (Revisi Sebagian dan pengkajian ulang isi/materi) 1.00 – 1.75 Tidak Baik (Revisi Total/ diganti)
(Sumber: Sudjana, 2005)
Keterangan:
𝑋 : nilai rata-rata
∑x: total skor jawaban validator
n: jumlah validator
HASIL PENGEMBANGAN
Produk yang dihasilkan pada penelitian dan pengembangan berupa buku petunjuk guru. Produk buku petunjuk guru bertujuan untuk mengatasi kebingungan guru mengenai penilaian autentik. Langkah- langkah yang dilakukan untuk mengembangkan produk yaitu dengan membuat desain buku petunjuk guru. Desain buku petunjuk guru yang dikembangkan didasarkan pada spesifikasi produk yang dibuat. Langkah selanjutnya adalah dengan menyusun instrumen penilaian autentik.
Instrumen tersebut terdiri dari instrumen penilaian kinerja, penilaian produk, penilaian proyek, penilaian diri, penilaian teman sejawat, penilaian portofolio, tes tertulis, dan observasi. Setelah menyusun instrumen peneliti membuat sistem penilaian yang terdiri dari kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, waktu pelaksanaan penilaian, dan format penilaian yang dilakukan. Spesifikasi produk selanjutnya berupa cara pengolahan nilai pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Tabel 2 adalah cuplikan produk penelitian pengembangan berupa buku petunjuk guru,
Tabel 2 Cuplikan Pengembangan Produk Buku Petunjuk Guru
No. Scene Gambaran scene Keterangan
1. Cover
Buku petunjuk guru tentangpenilaian autentik membahas tentang penilaian, penilaian menurut Kurikulum 2013, penilaian autentik, dan penilaian autentik pada mata pelajaran fisika.
Sub bab pertama adalah
menjelaskan tentang penilaian.
Dijabarkan pengertian
penilaian, tujuan penilaian, dan pentingnya penilaian dalam pembelajaran
Sub bab kedua menjelaskan
tentang penilaian autentik menurut kurikulum 2013. Sub bab ini membahas kriteria penilaian menurut kurikulum 2013 dan prinsip penilaiannya
Sub bab ketiga tentang
penilaian autentik. Bagian ini
menjelaskan tentang kedudukan
penilaian autentik, dan hakikat
penilaian autentik,
Lanjutan Tabel 2
No. Scene Gambaran scene Keterangan
Sub bab terakhir memberikan