BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis 1. Pendapatan
a. Pengertian Pendapatan
Pendapatan sering juga diartikan sebagai penghasilan atau juga disebut revenue. Istilah pendapatan digunakan untuk menyatakan penghasilan (revenue) dalam kerangka dasar untuk penyajian dan penyusunan laporan laba rugi.
Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa dan dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, bunga, deviden, royalti dan sewa.
Pendapatan (revenue) didefinisikan oleh SFAC No.6 adalah “ arus masuk atau peningkatan nilai aktiva entitas atau penyelesaian kewajiban( kombinasi dari keduanya) selama satu periode dari pengiriman atau produksi barang, pemberian jasa atau pelaksanaan kegitatan lainnya yang merupakan operasi utama atau sentral entitas yang sedang berlangsung”.
Pendapatan menurut IAI (2004:23)” Arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal”.
Berdasarkan kutipan diatas, diketahui bahwa pendapatan terdiri dari arus
masuk bruto dari manfaat ekonomi yang diterima dan bukan berasal dari pinjaman
atau pertambahan ekuitas. Dengan demikian jumlah yang dapat ditagih atas nama pihak ketiga, seperti PPN bukan merupakan manfaat ekonomi yang mengalir ke perusahaan dan tidak mengakibatkan kenaikan ekuitas (jumlah kepemilikan atas perusahaan tersebut) dan oleh karena itu harus dikeluarkan dari perkiraan pendapatan. Pendapatan yang diperoleh akan mengakibatkan aktiva bertambah atau hutang berkurang. Pertambahan pendapatan mengakibatkan pertambahan aktiva akan tetapi bukan mengakibatkan pertambahan modal.
b. Sumber dan Jenis Pendapatan
Pada dasarnya pendapatan itu timbul dari penjualan barang atau penyerahan jasa kepada pihak lain dalam periode akuntansi tertentu. Pendapatan dapat timbul dari penjualan, proses produksi, pemberian jasa termasuk pengangkutan dan proses penyimpanan (earning proces). Dalam perusahaan dagang, pendapapatan timbul dari penjualan barang dagang. Pada perusahaan manufaktur, pendapatan diperoleh dari penjualan produk selesai. Sedangkan untuk perusahaan jasa, pendapatan diperoleh dari penyerahan jasa kepada pihak lain.
Adapun jenis – jenis pendapatan dari satu kegiatan perusahaan adalah sebagai berikut :
d. Pendapatan operasional
Pendapatan ini timbul dari hasil kegiatan usaha dan operasional
perusahaan baik dari hasil penjualan barang dagang maupun penjualan jasa dan
kegiatan utama perusahaan lainnya yang termasuk tujuan utama dari perusahaan
tersebut. Pendapatan ini sifatnya normal sesuai dengan tujuan usaha perusahaan
serta terjadi berulang-ulang selama perusahaan melangsungkan kegiatannya.
Adapaun jenis pendapatan operasi setiap perusahaan berbeda-beda yang ditentukan oleh bidang usaha yang dijankankan perusahaan tersebut.
Menurut Dyckman, Dukes dan Davis (2002 : 239) pada dasarnya pendapatan operasional timbul dari berbagai cara yaitu :
a. Pendapatan yang diperoleh dari kegiatan usaha yang dilaksanakan sendiri oleh perusahaan tersebut tanpa penyerahan jasa yang telah selesai diproduksi.
b. Pendapatan yang diperoleh dari kegiatan usaha dengan adanya hubungan yang telah disetujui, misalnya penjualan konsinyasi.
c. Pendapatan dari kegiatan usaha yang dilaksanakan melalui kerja sama dengan para investor.
e. Pendapatan non operasional ( pendapatan lain-lain )
Pendapatan yang diperoleh dari sumber lain diluar kegiatan utama perusahaan digolongkan sebagai pendapatan non operasional yang sering juga disebut sebagai pendapatan lain-lain.pendapatan ini diterima perusahan tidak kontiniu namun menunjang pendapatan operasional perusahaan.
Adapun jenis pendapatan non operasional dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Pendapatan yang diperoleh dari penggunaan aktiva atau sumber
ekonomi perusahan lainnya oleh pihak lain. Contohnya : pendapatan
bunga, pendapatan sewa, pendapatan royalty, dan lain-lain.
b. Pendapatan yang diperoleh dari penjualan aktiva diluar barang dagangan atau hasil produksi. Contohnya : penjualan surat-surat berharga, penjualan aktiva berwujud.
c. Pendapatan bunga dan royalti, keuntungan penjualan aktiva tetap, investasi jangka panjang dan deviden adalah merupakan pendapatan diluar operasi bagi perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan dan manufaktur. Pendapatan yang diperoleh dari penjualan aktiva tetap dan investasi jangka panjang hanya sebesar jumlah harga jual di atas nilai buku aktiva tetap yang bersangkutan sebagai keuntungan (gain).
Dari timbulnya pendapatan tersebut, dapat disimpulkan bahwa sumber pendapatan meliputi semua hasil yang diperoleh dari bisnis dan investasi.
Kaitannya dengan operasi perusahaan, pada umum nya sumber dan jenis pendapatan dapat dikelompokkan sebagai berikut :
3. Pendapatan dari Operasi Normal Perusahaan
Pendapatan yang timbul daripenjualan barang dagangan, produk atau jasa dalam periode tertentu dalam rangka kegiatan utama atau yang menjadi tujuan utama perusahaan yang berhubungan lan gsung dengan usaha (operasi) pokok perusahaan yang bersangkutan. Pendapatan ini sifatnya normal dan sesuai dengan tujuan dan usaha perusahaan dan terjadi berulang – ulang selama perusahaan melangsungkan kegiatannya.
Adapun jenis dari pendapatan operasi untuk tiap perusahaan berbeda –
beda, tergantung pada kegiatan usaha yang dilakukan perusahaan tersebut.
Jenis pendapatan tersebut dapat dikategorikan sebagai pendapatan apabila pendapatan tersebut merupakan hasil penjualan barang dan jasa yang menjadi objek atau sasaran utama dari usaha pokok perusahaan.
4. Pendapatan dari Luar Operasi Perusahaan
Pendapatan dari luar operasi perusahaan adalah pendapatan yang diperoleh perusahaan dalam periode tertentu, akan tetapi bukan diperoleh deri kegiatan operasional utama perusahaan. Pendapatan ini juga diterima perusahaan tidak secara berkesinambungan ataupun terus menerus namun menunjang pendapatan operasional perusahaan.
Adapun jenis pendapatan ini dapat dibedakan sebagai berikut :
a. Pendapatan yang diperoleh dari pengguna aktiva atau sumber ekonomi perusahaan oleh pihak lain. Contohnya : pendapatan bunga, sewa, royalti, dan lain – lain.
b. Pendapatan yang diperoleh dari penjualan aktiva diluar barang
dagangan atau hasil produksi. Contohnya : penjualan surat – surat
berharga, penjualan aktiva tidak berwujud (gain on sales of fixed
assets). Pendapatan bunga, sewa, royalty, keuntungan (laba),
penjualan aktiva tetap, dan investasi jangka panjang serta deviden
merupakan pendapatan diluar usaha bagi perusahaan – perusahaan
yang bergerak dibidang manufaktur dan perdagangan. Pendapatan
yang diperoleh dari transaksi penjualan aktiva tetap dan investasi
jangka panjang hanya sebesar jumlah harga jual di atas nilai buku
aktiva tetap yang bersangkutan dan umumnya disebut keuntungan atau laba (gain).
c. Konsep – konsep Pendapatan
Pengertian dan penafsiran yang berkelainan dengan pendapatan disebabkan oleh adanya latar belakang yang berbeda dalam penyusunan konsep pendapatan itu sendiri. Dari berbagai literatur teori akuntansi dapat diketahui bahwa terdapat berbagai konsep mengenai pendapatan. Walaupun setiap konsep pendapatan yang ada akan menimbulkan pengertian dan penafsirannya masing- masing, namun sebenarnya konsep-konsep pendapatan tersebut memiliki dasar yang sama. Secara garis besar konsep mengenai pendapatan dapat ditinjau dari dua segi pandang :
1) Pendapatan Menurut Ilmu Ekonomi
Pendapatan adalah nilai maksimum yang dapat dikomsumsi oleh seseorang dalam satu periode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir periode seperti keadaan semula. Definisi pendapatan menurut Ilmu Ekonomi menutup kemungkinan perubahan lebih dari total aktiva dalam perusahaaan pada awal periode. Dengan kata lain, pendapatan adalah jumlah aktiva awal periode ditambah dengan perubahan penilaian yang bukan diakibatkan perubahan modal dan hutang.
2) Pendapatan Menurut Ilmu Akuntansi
Pandangan akuntansi memiliki keanekaragaman dalam memberikan
definisi pendapatan. Ilmu akuntansi melihat pendapatan sebagai sesuatu
yang spesifik dalam pengertian yang lebih mendalam dan lebih terarah.
Konsep ini mengikuti prinsip – prinsip pendapatan, prinsip biaya (cost), prinsip penandingan (matching), dan pernyataan (postulat) periode akuntansi.
Keuntungan dari konsep ini adalah dapat terus menerus ditelusuri dan di uji karena perhitungannya didasarkan pada kenyataan yang terjadi (fakta) dan di laporkan secara objektif, maka perhitungan pendapata ini dapat diperiksa, dan memenuhi prinsip konservatif karena yang diakui hanya pendapatan yang direalisasi dan tidak memperhatikan perubahan nilai.
Konsep ini dipandang bermanfaat untuk tujuan pengendalian terutama dalam rangka pelaporan tugas – tugas manajemen tentang sumber daya yang mereka kelola.
Kelemahan konsep ini adalah kenaikan nilai aktiva diabaikan karena penerapan prinsip historis dan realisasi. Hal ini akan berakibat pada kurang bergunanya rasio – rasio keuangan sebab data data yang disajikan sesuai dengan prinsip konservatif yang historis. Kondisi ini menggambarkan perusahaan terlalu berhati – hati dan tidak mengungkapkan secara menyeluruh informasi yang diberikan adalah informasi yang historis.
Menurut Hendriksen (2002 : 163) ada 2 (dua) pendekatan terhadap konsep pendapatan yang ditemui dalam literatur – literatur akuntansi yaitu :
e. Konsep Arus Masuk( Inflow Concept)
Konsep arus masuk adalah sebuah pandangan yang menekankan pada arus
masuk atau peningkatan aktiva yang timbul sebagai akibat dari aktifitas
operasional perusahaan, atau arus masuk menegaskan bahwa pendapatan
ada karena dilaksanakan kegiatan usaha.
f. Konsep Arus Keluar (Out Flow Concept)
Konsep Arus keluar adalah sebuah pandangan yang menganggap pendapatan sebagai arus keluar dalam arti bahwa dasar timbulnya pendapatan adalah diawali dengan proses penciptaan barang dan jasa oleh perusahaan melalui factor- factor produksi selama masa tertentu.Barang atau jasa tersebut akan keluar dari perusahaan melalui penjualan atau penyerahan barang atau jasa yang kemudian menimbulkan pendapatan bagi perusahaan.
2. Pengakuan Pendapatan
a. Kriteria pengakuan pendapatan
Menurut SFAC (Statement of Financial Accounting Concepts) No. 5 yang dikemukakan oleh Dykman (2000:237), pengakuan sebagai pencatatan suatu item dalam perkiraan-perkiraan dan laporan keuangan seperti aktiva, kewajiban, pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian.
Seluruh kegiatan perusahaan yang menimbulkan pendapatan secara keseluruhan disebut earning process. Secara garis besar earning process menimbulkan dua akibat yaitu pengaruh positif atau pendapatan dan keuntungan dan pengaruh negatif atau beban dan kerugian. Selisih dari keduanya nantinya menjadi laba dan rugi. Pendapatan umumnya digolongkan atas pendapatan yang bukan berasal dari kegiatan normal perusahaan
Pendapatan dari kegiatan normal perusahaan biasanya diperoleh dari hasil penjualan barang atau pun jasa yang berhubungan dengan kegiatan utama perusahaan. Pendapatan yang bukan berasal dari kegiatan normal perusahaan yang sering disebut dengan hasil non operasi. Pendapatan non operasi biasanya dimasukkan dalam pendapatan lain-lain, misalnya pendapatan bunga dan dividen.
Skousen ( 2002 : 232 ) Pengakuan adalah pencatatan item dalam akun-akun dan laporan keuangan seperti aktiva, kewajiban, pendapatan, beban, keuntungan atau kerugian.
Pengakuan itu termasuk penggambaran item baik dalam kata-kata maupun jumlah, dimana jumlah mencakup angka-angka ringkas yang dilaporkan dalam laporan keauangan.
Menurut IAI, ( 2002 : 20 ):
Pengakuan (recognition) merupakan proses pembentukan suatu pos yang memenuhi definisi variabel serta kriteria pengakuan dalam neraca atau laporan laba rugi. Pengakuan dilakukan dengan menyatakan pos tersebut baik dalam kata-kata maupun jumlah uang dan mencantumkan kedalam neraca atau laporan laba rugi. Pos yang memenuhi kriteria tersebut harus diakui dalam neraca atau lapaoran laba rugi. Kelalaian dalam mengakui pos semacam itu tidak dapat diralat melalaui kebijakan akuntansi yang digunakan melalui catatan atau materi penjelasan.
Secara umum suatu item atau pos dalam laporan keuangan dapat diakui apabila memenuhi beberapa kriteria yaitu:
1. Definisi (Definition)
Suatu item atau informasi tertentu memerlukan definisi operasional yang jelas untuk bisa dimasukkan ke dalam elemen laporan keuangan (aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian).
2. Dapat diukur ( Measurability)
Suatu item tertentu harus dapat diukur dengan atribut yang relevan
untuk menentukan keandalan daya ujinya, yaitu karakteristik, sifat atau
aspek yang dapat dikuantifikasi dan diukur. Contohnya adalah biaya
historis, biaya sekarang, nilai pasar, nilai bersih yang dapat direalisasi, dan nilai sekarang bersih.
3. Relevan (Relevance)
Apabila digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan, informasinya mampu menghasilkan manfaat pemerintah.
4. Keandalan (Reability)
Informasi mengenai tersebut dapat disajikan secara wajar, dapat diuji dan netral.
Keempat kriteria pengakuan diatas diterapkan pada semua transaksi atau kejadian ekonomi yang akan diakui pada laporan keuangan. Dari keempat kriteria pengakuan tersebut, relevan dan reability adalah dua karakteristik kualitatif utama dari Informasi akuntansi.
Pengakuan pendapatan menurut Skousen ( 2002 : 297 ) adalah tahap dimana akuntan menggunakan catatan penjualan melalui jurnal entry dalam catatan akuntansi formal.
Pengakuan menunjukkan waktu, kapan transaksi dicatat pada buku perusahaan. Pendapatan dan keuntungan biasanya diakui ketika:
1. Pendapatan dan keuntungan sudah direalisasi atau dapat direalisasi
2. Pendapatan dan keuntungan tersebut sudah menjadi hak perusahaaan karena pekerjaan sudah dilaksanakan.
Pendapatan pada umunnya berasal dari transaksi penjualan antara lain : a. Penjualan produk
b. Pemberian jasa dan dari transaksi lain
c. Pendapatan dari penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak lain d. Pendapatan dari pelepasan aktiva selain inventory / barang
dagangan.
Pendapatan yang berasal dari penjualan produk ada beberapa alternatif untuk mengakui pendapatannya antara lain :
3. Pendapatan diakui pada saat penjualan atau pada saat penyerahan barang
2. Pendapatan diakui sebelum barang diserahkan 3. Pendapatan diakui sesudah barang diserahkan 4. Pengakuan pendapatan untuk transaksi penjualan
Pengakuan pendapatan pada saat barang diserahkan. Dalam hal ini ada beberapa permasalahan antara lain yaitu :
Jika penjualan dilakukan dengan persutujuan pembelian kembali.
Apabila persetujuan pembelian kembali dilakukan pada harga tertentu yang relatif tinggi, maka dalam hal ini tidak diakui pendapatan padahal sudah terjadi penjualan.