• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESAIN PEMBELAJARAN KIMIA BERMUATAN NILAI PADA SUBTOPIK GOLONGAN DAN PERIODE.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DESAIN PEMBELAJARAN KIMIA BERMUATAN NILAI PADA SUBTOPIK GOLONGAN DAN PERIODE."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat utuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kimia

Oleh :

Ismi Nurlatifah

0902107

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

DESAIN PEMBELAJARAN KIMIA

BERMUATAN NILAI PADA SUBTOPIK

GOLONGAN DAN PERIODE

Oleh

Ismi Nurlatifah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Ismi Nurlatifah 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

DESAIN PEMBELAJARAN KIMIA BERMUATAN NILAI PADA SUBTOPIK

GOLONGAN DAN PERIODE

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Dr. Wawan Wahyu, S.Pd, M.Pd. NIP. 197111201998021001

Pembimbing II

Dr. Nahadi, S.Pd, M.Pd, M.Si. NIP. 197102041997021002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Kimia

(4)

ABSTRAK

Penelitian tentang desain pembelajaran kimia bermuatan nilai pada subtopik golongan dan

periode dilakukan untuk membuat desain pembelajaran kimia bermuatan nilai pada subtopik

golongan dan periode yang dituangkan dalam bentuk RPP dan perangkatnya (LKS). Metode

penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Instrumen yang digunakan adalah format

kesesuaian desain pembelajaran dengan acuan dan lembar validasi. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa desain pembelajaran bermuatan nilai pada subtopik golongan dan periode

yang telah dibuat sudah sesuai dengan acuan dan dinyatakan valid dengan nilai CVR dari setiap

item yang melebihi nilai CVR minimum (0,622). Karakteristik desain pembelajaran bermuatan

nilai pada subtopik golongan dan periode terdiri atas dirumuskannya 16 tujuan pembelajaran

aspek afektif; adanya materi pembelajaran bermuatan nilai; dipilihnya model pembelajaran

kooperatif-inkuiri, metode diskusi, pendekatan scientific, dan media pembelajaran (LKS) sebagai

strategi pembelajaran yang dapat menanamkan nilai kepada siswa; serta adanya lembar penilaian

yang dapat mengevaluasi nilai (lembar observasi, lembar penilaian diri, dan lembar penilaian

teman sejawat). Nilai-nilai yang dapat ditanamkan dari subtopik golongan dan periode adalah

religius, disiplin, kerja keras, peduli sosial, dan tanggung jawab. Rekomendasi dari penelitian ini

diharapkan agar desain pembelajaran bermuatan nilai perlu dikembangkan untuk berbagai topik

mengingat pentingnya penanaman nilai-nilai kepada siswa.

(5)

ABSTRACT

The research about value contained instructional design of chemistry on subtopic group and

period was conducted to make value contained instructional design of chemistry on subtopic

group and period that set forth in the form in RPP format and it’s devices (LKS). The research method that used is descriptive. The instrument that used is compatibility format instructional

design with reference and validation sheet. Result of the research shows that value contained

instructional design of chemistry on subtopic group and period that has been made is appropriate

with reference and has valid with CVR score from each item that exceed CVR score minimum

(0.622). The characteristic of the value contained instructional design of chemistry on subtopic

group and period consist of the formulation 16 purpose of instructional affective aspect; the

availability of the instructional materials that contain of value; to choose cooperative-inquiry

instructional model, discussion method, scientific approach, and instructional media (LKS) as the

instructional strategy that can be implanted value to students; and the existence of assessment

sheet that can be evaluated value (observation, self assessment, and peer assessment). The values

than can be implanted from subtopic group and period is religious, discipline, hardwork, social

care, and responsibility. The recommendation from this research is expected the value of

instructional design can be developing for various topic considering how important the

implantation of values to students.

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Berdasarkan Permendikbud No. 65 Tahun 2013 menyebutkan bahwa

proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,

inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi

aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan

kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis

siswa (Kemendikbud, 2013). Melalui proses pembelajaran tersebut, siswa

difasilitasi oleh guru untuk terlibat secara aktif mengembangkan potensi dirinya.

Dengan pengalaman belajar yang disediakan guru, siswa melakukan berbagai

kegiatan yang memungkinkan untuk dikembangkannya potensi yang dimiliki

menjadi kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum.

Kurikulum yang mulai diberlakukan pada tahun ajaran 2013/2014 adalah

kurikulum 2013. Pada kurikulum 2013, kompetensi dinyatakan dalam bentuk

Kompetensi Inti (KI) yang dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi Dasar (KD).

Rumusan setiap Kompetensi Inti berbeda-beda. KI-1 untuk kompetensi inti sikap

spiritual, KI-2 untuk kompetensi inti sikap sosial, KI-3 untuk kompetensi inti

pengetahuan, KI-4 untuk kompetensi inti keterampilan. Jadi, dalam KI maupun

KD keduanya mencakup tiga aspek yaitu aspek sikap (spiritual dan sosial),

pengetahuan, dan keterampilan.

Menurut Permendikbud No. 54 Tahun 2013 Tentang Standar Kompetensi

Lulusan, kualifikasi kemampuan tingkat SMA untuk dimensi sikap adalah

memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia,

berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif

dengan lingkungan sosial dan alam, serta dalam menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. Untuk mencapai kemampuan tersebut

(7)

Tahun 2013 menyebutkan bahwa untuk mencapai kualitas yang telah dirancang

dalam dokumen kurikulum, kegiatan pembelajaran perlu menggunakan prinsip

yang bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan kinestetika (Kemendikbud,

2013).

Proses pembelajaran yang bermuatan nilai mencerminkan terintegrasiya

pendidikan nilai kedalam proses pembelajaran. Seperti yang diungkapkan

Sastrapratedja (Kaswardi, 1993), yang dimaksud dengan pendidikan nilai adalah

penanaman dan pengembangan nilai-nilai pada diri siswa. Secara umum

pendidikan nilai dimaksudkan untuk membantu siswa agar memahami,

menyadari, dan mengalami nilai-nilai serta mampu menempatkannya secara

integral dalam kehidupan (Mulyana, 2011).

Kimia merupakan salah satu cabang dari sains/Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA). Menurut Rustaman (Sauri, 2012), tujuan pembelajaran IPA selain untuk

memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya juga ditujukan untuk

mengembangkan keterampilan proses untuk memperoleh konsep-konsep IPA dan

menumbuhkan nilai serta sikap ilmiah. Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan

pembelajaran sains (IPA) tidak hanya berorientasi pada konsep akan tetapi juga

berorientasi pada aspek-aspek nilai dan sikap ilmiah.

Proses pembelajaran kimia yang bermuatan nilai cenderung dilupakan dan

tidak dipedulikan. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Salirawati (2010)

bahwa kimia sebagai salah satu mata pelajaran di SMA/MA selama ini diajarkan

sebagai ilmu murni yang seolah-olah tidak ada muatan penanaman nilai/karakter.

Sesungguhnya dalam proses pembelajaran kimia terdapat muatan kerja ilmiah

yang mengajarkan dan menanamkan sikap ilmiah. Terabaikannya penanaman

nilai-nilai kepada siswa berpengaruh kepada kepribadian siswa itu sendiri.

Kasus yang sering dijumpai adalah siswa yang terbiasa mencontek dan

tidak disiplin. Mencontek merupakan wujud ketidakjujuran. Menurut Septiarum

(2013) awal dari timbulnya mencontek adalah rendahnya rasa percaya diri.

Berkaitan dengan rasa percaya diri, Handi (2012) menyebutkan bahwa rasa

percaya diri berpengaruh terhadap sikap disiplin. Akibat dari sikap siswa yang

(8)

3

dapat berpengaruh terhadap rasa percaya diri yang menjadi rendah dan sulit untuk

merubah diri. Hasil penelitian Yusuf (2012) menyebutkan bahwa adanya

kebiasaan meyontek disebabkan karena motivasi belajar yang kurang dan belum

bisa membagi waktu untuk belajar. Selain itu kasus mencontek sering mucul

diakibatkan seseorang yang merasa tidak yakin atas kemampuan dirinya dan

menganggap dirinya tidak akan mendapatkan nilai yang bagus tanpa mencontek

walau sudah belajar sebelumnya.

Berdasarkan permasalahan yang muncul menunjukkan adanya

kesenjangan antara kenyataan yang terjadi di lapangan dengan tuntutan

kurikulum. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu dilakukan berbagai upaya.

Upaya tersebut dapat dimulai dengan melakukan perubahan paradigma

pendidikan yang tadinya sangat cognitive oriented (penggunaan otak kiri

dominan) kepada pengikutsertaan pembentukan karakter (otak kanan) melalui

penanaman nilai-nilai sebagai wujud terlaksananya pendidikan nilai. Hal ini

sesuai dengan hasil penelitian Trisnahada (2011) yang menunjukkan adanya

perubahan sikap yang diperlihatkan terhadap mata pelajaran IPA melalui

dikembangkannya strategi penanaman nilai-nilai kejujuran. Perubahan

ditunjukkan dengan adanya keberanian untuk mengakui bila melakukan

kekeliruan, bersikap dan berperilaku tulus hati, selalu melaksanakan tugas-tugas

dengan baik, dan percaya diri dalam bertindak dan berucap.

Berdasarkan hasil penelitian Saghafi dan Shatalebi (2012), guru sangat

mempunyai peran dalam pembentukan karakter siswa melalui pembelajaran di

lingkungan sekolah (di dalam kelas maupun di luar kelas). Sebelum melakukan

proses pembelajaran, seorang guru harus membuat perencanaan pembelajaran

terlebih dahulu sesuai dengan tugas guru yang tertera pada UU No.20 Tahun 2003

Pasal 39.

Perencanaan pembelajaran dapat berfungsi sebagai pedoman dalam

mendesain pembelajaran sesuai dengan kebutuhan. Kebutuhan yang dimaksud

adalah kebutuhan dalam menanamkan nilai-nilai kepada siswa sehingga desain

pembelajaran yang dimaksud adalah desain pembelajaran kimia bermuatan nilai.

(9)

diselenggarakan sedemikian rupa sehingga siswa tidak hanya memahami materi

yang disampaikan guru tetapi siswa juga menyadari adanya nilai-nilai yang

ditanamkan guru. Desain pembelajaran kimia bermuatan nilai dituangkan dalam

bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bermuatan nilai. Dalam RPP

memuat KI dan KD yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa.

Penanaman nilai-nilai dalam pembelajaran kimia yang terjadi secara

berulang-ulang diharapkan dapat membentuk karakter dari siswa. Megawangi

(2008) menyatakan bahwa membangun karakter memerlukan proses yang

simultan dan berkesinambungan yang melibatkan segala aspek yaitu knowing the

good, loving the good, dan acting the good. Selain itu, reasoning the

good diperlukan agar anak tahu mengapa dia harus berbuat baik. Jika anak

terbiasa melakukan knowing, reasoning, feeling dan acting the good lama

kelamaan akan terbentuk karakter yang baik. Menurut Seligman (2004), karakter

memiliki peran penting dalam proses kehidupan. Karakter dapat mengendalikan

pikiran dan perilaku seseorang yang dapat menentukan kesuksesan, cara

menjalani hidup, dan meraih obsesi serta menyelesaikan masalah.

Salah satu materi kimia di SMA adalah golongan dan periode. Materi

tersebut terdapat dalam materi pokok Sistem Periodik Unsur (SPU). Materi SPU

merupakan salah satu materi kimia yang dalam pelaksanaannya masih diberikan

melalui metode ceramah (Tobing, 2010). Dengan diterapkannya metode ceramah

kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keberanian

mengemukakan pendapatnya. Selain itu, siswa tidak diberikan kesempatan untuk

berdiskusi dalam memecahkan masalah sehingga nilai-nilai yang seharusnya

dapat ditanamkan kepada siswa saat pembelajaran berlangsung menjadi tidak

tertanam.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan maka dirasa perlu bagi

penulis untuk melakukan penelitian mengenai “Desain Pembelajaran Kimia

(10)

5

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan yang

dapat diidentifikasi yaitu kimia sebagai salah satu mata pelajaran di SMA/MA

selama ini diajarkan sebagai ilmu murni yang seolah-olah tidak ada muatan

penanaman nilai/karakter. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka diperlukan

suatu desain pembelajaran kimia bermuatan nilai. Perancangan desain tersebut

dilakukan sebagai wujud terintegrasinya pendidikan nilai. Pendidikan nilai dapat

membantu siswa untuk memahami, menyadari, dan mengalami nilai-nilai serta

mampu menempatkannya secara integral dalam kehidupan (Mulyana, 2011).

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan masalah utama yaitu:

“Bagaimanakah desain pembelajaran kimia bermuatan nilai pada subtopik

golongan dan periode?”

Adapun sub rumusan masalah dalam penelitian yang dilakukan adalah:

1. Bagaimana karakteristik desain pembelajaran kimia bermuatan nilai pada

subtopik golongan dan periode ?

2. Nilai-nilai apakah yang dapat ditanamkan kepada siswa dari subtopik

golongan dan periode ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu untuk membuat desain pembelajaran kimia

bermuatan nilai yang dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) bermuatan nilai dengan perangkat RPP berupa Lembar Kerja Siswa (LKS)

pada subtopik golongan dan periode.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi guru

Hasil penelitian ini dapat memberi wawasan bagi guru akan pentingnya

penanaman nilai-nilai kepada siswa.

2. LPTK (Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan)

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk

(11)

3. Bagi peneliti, sebagai calon guru bisa menggunakan hasil penelitian ini pada

masa yang akan datang untuk diterapkan dalam pembelajaran di sekolah.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Berikut ini secara terperinci dijabarkan mengenai urutan penulisan dari

setiap bab dan bagian sub bab yang terdapat dalam skripsi ini. Penulisan skripsi

ini dibagi ke dalam lima bab, yaitu Bab I Pendahuluan; Bab II Kajian Pustaka;

Bab III Metode penelitian; Bab IV Hasil dan Pembahasan; serta Bab V

Kesimpulan dan Saran.

Bab I terdiri atas lima bagian sub bab, meliputi latar belakang penelitian,

identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

struktur organisasi. Pada latar belakang penelitian dipaparkan mengenai proses

pembelajaran bermuatan nilai yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti

Pada sub bab identifikasi dan perumusan masalah dijabarkan tentang

permasalahan yang teriidentifikasi dari latar belakang yang telah diuraikan,

selanjutnya masalah yang teridentifikasi tersebut dinyatakan dalam bentuk

rumusan masalah utama dan sub rumusan masalah. Pada sub bab tujuan penelitian

dijelaskan tentang tujuan dilakukannya penelitian. Pada sub bab manfaat

penelitian dijelaskan secara terperinci manfaat yang akan diperoleh dari penelitian

yang dilakukan baik bagi guru, LPTK, maupun bagi peneliti. Sub bab struktur

organisasi berisi penjelasan secara rinci mengenai bagian bab dan sub bab dalam

penulisan skripsi ini, sehingga keterkaitan satu sama lain menjadi jelas.

Bab II terdiri atas tiga sub bab, meliputi desain pembelajaran,

pembelajaran bermuatan nilai, dan tinjauan materi. Pada sub bab desain

pembelajaran dijabarkan secara terperinci mengenai komponen desain

pembelajaran yang terdiri atas tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, strategi

pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran, serta hubungan perencanaan dengan

desain pembelajaran. Pada sub bab pembelajaran bermuatan nilai dijabarkan

secara terperinci mengenai pengertian nilai, pendidikan nilai, pengintegrasian

pendidikan nilai dalam mata pelajaran kimia, pengintegrasian pendidikan nilai

(12)

7

saat proses pembelajaran. Pada sub bab tinjauan materi dijabarkan lebih rinci

mengenai golongan dan periode dan pembagian blok pada tabel periodik.

Bab III terdiri atas tujuh sub bab, meliputi lokasi dan obyek penelitian,

metode penelitian, definisi operasional, instrumen penilaian, alur penelitian,

pengumpulan data, dan analisis data.

Bab IV terdiri atas dua sub bab, meliputi hasil penelitian dan pembahasan.

Pada sub bab hasil penelitian dijabarkan mengenai hasil kesesuaian desain

pembelajaran bermuatan nilai yang telah dibuat dengan acuan dalam pembuatan

desain pembelajaran bermuatan nilai dan hasil validasi dari desain pembelajaran

bermuatan nilai. Pada sub bab pembahasan dijabarkan mengenai karakteristik

desain pembelajaran bermuatan nilai pada subtopik golongan dan periode serta

nilai-nilai apa saja yang dapat ditanamkan dari subtopik golongan dan periode.

Bab V terdiri atas dua sub bab, meliputi kesimpulan dan saran. Pada sub

bab kesimpulan dijabarkan mengenai karakteristik desain pembelajaran bermuatan

nilai pada subtopik golongan dan periode dan nilai-nilai apa saja yang dapat

ditanamkan pada siswa dari subtopik golongan dan periode. Pada sub bab saran

(13)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Obyek Penelitian

Penelitian ini difokuskan untuk membuat desain pembelajaran kimia

bermuatan nilai pada subtopik golongan dan periode yang dituangkan dalam

bentuk RPP bermuatan nilai beserta perangkat pendukung RPP yaitu LKS. Proses

validasi desain pembelajaran dilakukan di Jurusan Pendidikan Kimia UPI dan

SMA di Kabupaten Subang.

B. Metode Penelitian

Metode merupakan salah satu bagian penting dalam melakukan penelitian.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode

penelitian deskriptif yaitu metode penelitian yang bertujuan untuk membuat

deskripsi atau gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai

fakta-fakta , sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir, 1999).

Penelitian deskriptif hanya berusaha mendeskripsikan dan

menginterpretasikan apa yang ada sehingga pendekatan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah pendekatan studi deskriptif. Hal ini mengenai kondisi atau

hubungan yang ada, akibat atau efek yang terjadi atau kecenderungan yang tengah

berlangsung. Studi deskriptif terutama berkenaan dengan masa sekarang meskipun

tidak jarang juga memperhitungkan masa lampau dan pengaruhnya terhadap

kondisi masa sekarang (Sanapiah, 1982).

Penelitian deskriptif tidak memberikan perlakuan, manipulasi atau

pengubahan pada variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan kondisi apa

adanya. Penelitian deskriptif meliputi penelitian yang diarahkan pada penelitian

(14)

37

C. Definisi Operasional

Untuk menghindari terjadinya perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah

yang digunakan pada penelitian ini, perlu dikemukakan definisi operasional

sebagai berikut:

1. Desain pembelajaran dapat diartikan sebagai proses yang sistematis untuk

memecahkan persoalan pembelajaran melalui proses perencanaan

bahan-bahan pembelajaran beserta aktivitas yang harus dilakukan, perencanaan

sumber-sumber pembelajaran yang dapat digunakan serta perencanaan

evaluasi keberhasilan (Sanjaya, 2012).

2. Nilai adalah keyakinan yang membuat seseorang bertindak atas dasar

pilihannya (Allport, 1964).

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah format kesesuaian

desain pembelajaran dengan acuan dan lembar validasi.

1. Format kesesuaian desain pembelajaran dengan acuan

Dalam pembuatan desain pembelajaran kimia bermuatan nilai diperlukan

suatu acuan. Format kesesuaian desain pembelajaran dengan acuan berfungsi

untuk mengetahui apakah desain pembelajaran bermuatan nilai yang telah

dibuat sudah sesuai dengan acuan. Instrumen tersebut dapat dilihat pada

Lampiran A.1.

2. Lembar validasi

Lembar validasi berfungsi untuk mengetahui validitas dari setiap item yang

divalidasi. Validitas dapat terlihat dari nilai CVR yang diperoleh. Lembar

validasi pada penelitian ini terdiri dari empat bagian yaitu, lembar validasi

tujuan pembelajaran bermuatan nilai, lembar validasi materi pembelajaran

bermuatan nilai, lembar validasi strategi pembelajaran bermuatan nilai yang

didalamnya mencakup lembar validasi LKS Pola 5M, dan lembar validasi

evaluasi pembelajaran bermuatan nilai. Instrumen tersebut dapat dilihat pada

(15)

E. Alur Penelitian

Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai dengan tujuan

yang diharapkan, diperlukan adanya suatu skema langkah penelitian sebagai

acuan dalam pelaksanaan penelitian yang dilakukan. Pada penelitian ini dibuat

suatu alur penelitian yang dapat dilihat pada Gambar 3.3.

Berdasarkan alur penelitian pada Gambar 3.3, langkah-langkah yang

ditempuh dalam penelitian adalah:

1. Studi pustaka mengenai kurikulum 2013

Menelaah kurikulum 2013 yang meliputi pengkajian empat Standar Nasional

Pendidikan. Keempat standar tersebut diantaranya Standar Kompetensi

Lulusan yang terdapat pada Permendikbud No.54 Tahun 2013, Standar Isi

yang terdapat pada Permedikbud No.64 Tahun 2013, Standar Proses yang

terdapat pada Permendikbud No.65 Tahun 2013, dan Standar Penilaian yang

terdapat pada Permendikbud No.66 Tahun 2013.

2. Studi pustaka tentang Standar Kompetensi Lulusan

Menelaah Standar Kompetensi Lulusan yang berkaitan dengan Kompetensi

Inti dan Kompetensi Dasar. Standar Kompetensi Lulusan merupakan acuan

utama bagi Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian.

3. Studi pustaka tentang Standar Isi

Menelaah Standar Isi yang berkaitan dengan materi pembelajaran golongan

dan periode.

4. Studi pustaka tentang Standar Proses

Menelaah Standar Proses yang berkaitan dengan strategi pembelajaran. Dalam

menyusun strategi pembelajaran berkaitan dengan model pembelajaran,

metode pembelajaran, pendekatan pembelajaran, dan media pembelajaran

5. Studi pustaka tentang Standar Penilaian

Menelaah Standar Penilaian berkaitan dengan evaluasi pembelajaran.

Penyusunan evaluasi pembelajaran mengacu kepada indikator pencapaian

(16)

39

(17)

6. Studi pustaka tentang pustaka pendukung

Menelaah tentang keseluruhan desain pembelajaran secara utuh yang meliputi

materi, strategi, dan evaluasi. Artinya, dalam pembuatan desain pembelajaran

bermuatan nilai tidak hanya mengacu pada Kurikulum 2013 namun ada

pustaka lain yang mendukung dalam penyusunan desain pembelajaran kimia

bermuatan nilai tanpa mengesampingkan isi dari Kurikulum 2013.

7. Pembuatan acuan desain pembelajaran bermuatan nilai.

Acuan pembuatan desain pembelajaran bermuatan nilai disusun dengan

mempertimbangkan isi kurikulum dan pustaka pendukung. Karena yang akan

dibuat adalah desain pembelajaran yang bermuatan nilai maka dalam

penyusunan acuannyapun memperhatikan nilai-nilai. Dari acuan yang dibuat

dijadikan patokan dalam membuat setiap komponen desain pembelajaran

bermuatan nilai.

8. Pembuatan tujuan pembelajaran bermuatan nilai.

Tujuan pembelajaran bermuatan nilai dibuat dengan mengacu kepada

parameter-parameter yang dijadikan acuan dalam pembuatan tujuan

pembelajaran dan mengacu kepada indikator pencapaian kompetensi.

9. Pembuatan materi pembelajaran bermuatan nilai

Materi pembelajaran bermuatan nilai dibuat dengan mengacu kepada

parameter-parameter yang dijadikan acuan dalam pembuatan materi

bermuatan nilai

10.Pembuatan strategi pembelajaran bermuatan nilai

Strategi pembelajaran bermuatan nilai dibuat dengan mengacu kepada

parameter-parameter yang dijadikan acuan dalam pembuatan strategi

pembelajaran bermuatan nilai. Berdasarkan hal tersebut, model pembelajaran

yang dipilih adalah model pembelajaran kooperatif-inkuiri. Metode yang

dipilih yaitu metode diskusi. Pendekatan yang dipilih yaitu pendekatan

(18)

41

11.Pembuatan alat penilaian pembelajaran bermuatan nilai

Alat penilaian bermuatan nilai dibuat dengan mengacu kepada

parameter-parameter yang dijadikan acuan dalam pembuatan evaluasi pembelajaran

bermuatan nilai.

12.Pembuatan instrumen penelitian

Instrumen penelitian ini meliputi format kesesuaian desain pembelajaran

dengan acuan dan lembar validasi. Pada format kesesuaian desain

pembelajaran dengan acuan berisi kesesuaian antara desain pembelajaran

bermuatan nilai pada subtopik golongan dan periode yang telah dibuat dengan

parameter-parameter yang dijadikan acuan dalam pembuatan desain

pembelajaran bermuatan nilai. Lembar validasi berisi item-item yang akan

divalidasi oleh tujuh validator.

13.Pembuatan desain pembelajaran bermuatan nilai

Desain pembelajaran bermuatan nilai pada subtopik golongan dan periode

dituangkan dalam bentuk RPP bermuatan nilai. Dalam RPP bermuatan nilai

mencakup tujuan pembelajaran bermuatan nilai, materi pembelajaran

bermuatan nilai, strategi pembelajaran bermuatan nilai, dan lembar evaluasi

pembelajaran bermuatan nilai. Perangkat RPP bermuatan nilai pada subtopik

golongan dan periode yang berperan sebagai media pembelajaran adalah LKS

Pola 5M. Pembuatan LKS pola 5M disesuaikan dengan langkah-langkah

pembelajaran.

14.Validasi

Validasi dilakukan oleh 7 validator. Hal-hal yang divalidasi meliputi tujuan

pembelajaran, materi pembelajaran, strategi pembelajaran, dan evaluasi

pembelajaran.

15.Analisis data dan pembahasan hasil penelitian

Data diperoleh dari hasil validasi kemudian dianalisis melalui CVR untuk

mengetahui validitas dari setiap item yang divalidasi. Pembahasan hasil

(19)

F. Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian diperoleh dari hasil keseluruhan validasi yang mencakup

validasi tujuan pembelajaran bermuatan nilai, validasi materi pembelajaran

bermuatan nilai, validasi strategi pembelajaran bermuatan nilai, dan validasi

evaluasi pembelajaran bermuatan nilai. Proses validasi dilakukan oleh tujuh

validator yang terdiri atas empat dosen dan tiga guru berpengalaman.

G. Analisis Data

Data yang diperoleh pada saat penelitian merupakan data mentah yang

belum memiliki makna. Agar data yang diperoleh bermakna dan dapat

memberikan gambaran mengenai permasalahan dan tujuan penelitian, maka data

tersebut dianalisis lebih lanjut. Teknik-teknik pengumpulan dan pengolahan data

yang digunakan pada penelitian ini adalah pada lembar validasi. Kolom kriteria

pada lembar validasi terdiri atas “Ya” dan “Tidak”.

Tabel 3.5 Kriteria Validasi

Kriteria Skor

Ya 1

Tidak 0

Pemberian skor pada jawaban item dengan menggunakan CVR. Setelah

semua item mendapat skor kemudian skor tersebut diolah.

1. Menghitung nilai CVR (rasio validitas konten)

CVR

ne : jumlah responden yang menyatakan Ya

N : total respon

Ketentuan :

 Saat jumlah responden yang menyatakan Ya kurang dari ½ total reponden

maka nilai CVR = -

 Saat jumlah responden yang menyatakan Ya ½ dari total responden maka

(20)

43

 Saat seluruh responden menyatakan Ya maka nilai CVR = 1 (hal ini diatur

menjadi 0.99 disesuaikan dengan jumlah responden).

 Saat jumlah responden yang menyatakan Ya lebih dari ½ total reponden

maka nilai CVR = 0-0,99.

2. Menghitung nilai CVI ( indek validitas konten)

Secara sederhana CVI merupakan rata-rata dari nilai CVR untuk sub

pertanyaan yang dijawab “Ya”.

(21)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan dijabarkan pada bab

sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik dari desain

pembelajaran kimia bermuatan nilai pada subtopik golongan dan periode adalah

keseluruhan komponennya menekankan pada aspek afektif. Komponen-konponen

tersebut diantaranya tujuan pembelajaran yang meliputi aspek afektif yang

dirumuskan sebanyak 16 tujuan, materi pembelajaran yang bermuatan nilai,

strategi pembelajaran yang bermuatan nilai, dan evaluasi pembelajaran yang

bermuatan nilai. Nilai-nilai yang dapat ditanamkan pada siswa dari subtopik

golongan dan periode adalah religius, disiplin, kerja keras, peduli sosial, dan

tanggung jawab.

B. Saran

Sebagai akhir dari skripsi ini disampaikan saran dengan harapan dapat

dijadikan bahan pertimbangan untuk meningkatkan penelitian lain di masa yang

akan datang. Adapun saran yang diajukan berdasarkan hasil penelitian

diantaranya:

1. Dalam penentuan nilai untuk analogi dari teks dasar baiknya dilakukan secara

lebih obyektif.

2. Perlu dikembangkan lebih lanjut mengenai desain pembelajaran bermuatan

nilai pada berbagai materi pembelajaran. Dengan penanaman nilai yang

berkesinambungan kepada siswa merupakan cara terbaik untuk menjamin

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Z dan Mahmood, N. (2010). “Effects of Cooperative Learning vs. Traditional Instruction on Prospective Teachers’ Learning Experience and Achievement”. Journal of Faculty of Educational Sciences. 43, (1), 154-164.

Allport, G.W. (1964). Pattern and Growth in Personality. New York : Holt, Rinehart and Winston.

Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Brady, J.E. (1999). Kimia Universitas : Asas dan Struktur. Jakarta : Binarupa Aksara.

Depdiknas. (2003). Kurikulum dan Hasil Belajar Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Kimia SMP dam MTs. Jakarta : Puskur-Balitbang, Depdiknas.

Depdiknas. (2008). Panduan Pengembangan Materi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Dickdan Carey. (2009). The Systematic Design of Instruction, Sixth Edition. New York : Pearson.

Frankel, J.R. (1977). How to Teach About Values: an Analytic Approach. New Jersey : Prentice-Hall, Inc.

Gronlund, N.E. dan Linn, R.L. (1990). Measurement and Evvaluation in Teaching. NewYork: Macmillan Publishing.

Gulo, W. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Grasindo.

(23)

HAM, M. (2011). Handout Perkuliahan Perencanaan Pembelajaran Kimia. Bandung : Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI Bandung.

Handi, S. (2012). Akibat Tidak Disiplin. [Online]. Tersedia:

http://edukasi.kompasiana.com/2012/12/16/akibat-tidak-disiplin 511563.html. [ 27 Mei 2013].

Kaswardi, E.K. (1993). Pendidikan Nilai Memasuki Tahun 2000. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Kemdiknas. (2010). Pendidikan Karakter Terintegrasi dalam Pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Direktorat PSMP Kemdiknas.

. (2010). Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta : Puskur-Balitbang, Kemdiknas.

Kemendikbud. (2013). Lampiran IV Permendikbud No. 81 A Tentang Implementasi Kurikulum. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

. (2013). Permendikbud No. 54 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

. (2013). Permendikbud No. 64 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

. (2013). Permendikbud No. 65 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

. (2013). Permendikbud No. 66 Tentang Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

(24)

Lawshe. (1975). “A Quantitative Approach to Content Validity”. Journal of Phersonnel Psychologi, 28, 563-575.

Lickona, T. (2012). Educating for Character : Bagaimana Sekolah Dapat Memberikan Pendidikan tentang Sikap Hormat dan Tanggung Jawab. Bandung : Bumi Aksara

Mardiatmadja. (1986). Tantangan Dunia Pendidikan. Yogyakarta : Kanisius.

Megawangi, R. (2004). Pendidikan Karakter Solusi yang Tepat untuk Membangun Bangsa. Bogor: Indonesia Heritage Foundation.

Mulyana, R. (2011). Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung : Alfabeta.

Mulyatiningsih, E. (2012). Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Munthe. (2010). Desain Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Intan Mandiri.

Nazir, M. (1999). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Saghafi dan Shatalebi. (2012). “Analyzing The Role of Teachers in The Nature Character Education of Students from The Attitudes of Them”. Arabian Journal of Business and Management Review. 1, (7), 54-59.

Salirawati, D. (2010). “Optimalisasi Pendidikan Nilai/Karakter Dalam Pendidikan Kimia Masa Depan”. Makalah Pada Seminar Pendidikan Nasional, Yogyakarta.

Sanapiah, F. (1982). Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya : Usaha Nasional.

(25)

Sanjaya, W. (2012). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sauri, S. (2012). “Revitalisasi Pendidikan Sains dalam Pembentukan Karakter Anak Bangsa untuk Menghadapi Tantangan Global”. Makalah UPI, Bandung.

Seligman, et al. (2004). Character strengths and virtues: A Handbook and Classification.. Oxford: Oxford University Press.

Septiarum, L. (2013). Dibiarkan Menyontek, Anak menjadi Kecanduan. [Online]. Tersedia:

http://edukasi.kompasiana.com/2013/11/03/dibiarkan-menyontek-anak-menjadi-kecanduan-606220.html. [27 Mei 2013]

Slavin, R.E. (1995). Cooperative Learning. USA : Allyn and Bacon.

Sudjana, N. (2005). Penilaian Hasil Belajar. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Sukmadinata, N.S. (2010). Metode Penelitian dan Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.

Sunarya, Y dan Agus, S. (2009). Mudah dan Aktif Belajar Kimia untuk Kelas X SMA dan MA . Jakarta : Depdiknas.

Sunyono. (2008). “Development of Student Worksheet Base on Environmnet to Sains Material of Junior High School in Class VII on Semester I”.

Processing of The 2nd International Seminar of Science Education-UPI. Bandung.

Suprijono, A. (2009). Cooperative Learning Teory & Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

(26)

Trisnahada. (2011). Pengembangan Strategi Penanaman Nilai Kejujuran dalam Upaya membina Disiplin dan Kemandirian Siswa Melalui Pembelajaran IPA di Sekolah. Disertasi pada Program Studi Pendidikan Umum UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Ullrich, C. (2008) Pedagogicaly Founded Coursware forWpringer-eb Based Learning. Germany : Springer-verlag Berlin Heidelberg.

Umar, S. (2011). Implementasi Model Pengembangan Nilai-Nilai Demokrasi Melalui Pembelajaran Kooperatif Bagi Upaya Penumbuhan Sikap Warga Negara yang Demokratis. Disertasi pada Program Studi Pendidikan Umum UPI Bandung : tidak diterbitkan.

UNESCO. (1993). Strategies and Methods for Teaching Values in the Context of Science and Technology. Bangkok : Principal Regional Office for Asia and the Pasific.

Wahyuningsih, et al. (2012). “Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Eksperimen Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar”.

Unnes Physics Education Journal. 1, 1-6.

Widjayanti, E. et al. (2008). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Mata Pelajaran Sains Kimia untuk SMP Kelas VII, VIII, dan IX [Online]. Tersedia : http://staff.uny.acc.id/sites/default/files/paper-Dwijawacanaok

[27 Mei 2013].

Wilson, F.R., Pan, W., & Schumsky, D.A. (2012). Recalculation of the Critical Values for Lawshe’s ContentValidity Ratio. Chemical Education Research and Practice , XX(X) 1–14.

Gambar

Gambar 3.3 Alur Penelitian
Tabel 3.5 Kriteria Validasi

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis optimal ekstrak daun mara tunggal ( Clausena excavata Burm F) sebagai bioinsektisida hama Spodoptera litura pada tanaman sawi

uji statistik dengan chi square tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara kadar HbAlc dengan kejadian kandidiasis kutis pada pasien DM tipe 2.. penelitian-yang menyatakan

Sambung, Roy, 2014, Pengaruh Kepribadian Terhadap Organizational Citizenship Behaviour (OCB) Dengan Komitmen Organisasional Sebagai Variabel Intervening (Studi pada

 If the enzyme glyceraldehyde 3-phosphate dehydrogenase that has play role in the converting reaction is inhibited, the and the production of 4 molecule of ATP and 2 molecule of

JUDUL : ANALISIS BUDAYA ORGANISASI DAN KEADILAN ORGANISASI TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR DENGAN KOMITMEN ORGANISASIONAL SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

Pratomo, Adi.Irfan Hidayat, V.Agoeng S.,Juis Abindra.. Teknologi Informasi

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk memperoleh gambaran tentang pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi menulis puisi bebas di kelas V SD Negeri

[r]