SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat utuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kimia
Oleh :
Ismi Nurlatifah
0902107
JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
DESAIN PEMBELAJARAN KIMIA
BERMUATAN NILAI PADA SUBTOPIK
GOLONGAN DAN PERIODE
Oleh
Ismi Nurlatifah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Ismi Nurlatifah 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2014
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
DESAIN PEMBELAJARAN KIMIA BERMUATAN NILAI PADA SUBTOPIK
GOLONGAN DAN PERIODE
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :
Pembimbing I
Dr. Wawan Wahyu, S.Pd, M.Pd. NIP. 197111201998021001
Pembimbing II
Dr. Nahadi, S.Pd, M.Pd, M.Si. NIP. 197102041997021002
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Kimia
ABSTRAK
Penelitian tentang desain pembelajaran kimia bermuatan nilai pada subtopik golongan dan
periode dilakukan untuk membuat desain pembelajaran kimia bermuatan nilai pada subtopik
golongan dan periode yang dituangkan dalam bentuk RPP dan perangkatnya (LKS). Metode
penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Instrumen yang digunakan adalah format
kesesuaian desain pembelajaran dengan acuan dan lembar validasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa desain pembelajaran bermuatan nilai pada subtopik golongan dan periode
yang telah dibuat sudah sesuai dengan acuan dan dinyatakan valid dengan nilai CVR dari setiap
item yang melebihi nilai CVR minimum (0,622). Karakteristik desain pembelajaran bermuatan
nilai pada subtopik golongan dan periode terdiri atas dirumuskannya 16 tujuan pembelajaran
aspek afektif; adanya materi pembelajaran bermuatan nilai; dipilihnya model pembelajaran
kooperatif-inkuiri, metode diskusi, pendekatan scientific, dan media pembelajaran (LKS) sebagai
strategi pembelajaran yang dapat menanamkan nilai kepada siswa; serta adanya lembar penilaian
yang dapat mengevaluasi nilai (lembar observasi, lembar penilaian diri, dan lembar penilaian
teman sejawat). Nilai-nilai yang dapat ditanamkan dari subtopik golongan dan periode adalah
religius, disiplin, kerja keras, peduli sosial, dan tanggung jawab. Rekomendasi dari penelitian ini
diharapkan agar desain pembelajaran bermuatan nilai perlu dikembangkan untuk berbagai topik
mengingat pentingnya penanaman nilai-nilai kepada siswa.
ABSTRACT
The research about value contained instructional design of chemistry on subtopic group and
period was conducted to make value contained instructional design of chemistry on subtopic
group and period that set forth in the form in RPP format and it’s devices (LKS). The research method that used is descriptive. The instrument that used is compatibility format instructional
design with reference and validation sheet. Result of the research shows that value contained
instructional design of chemistry on subtopic group and period that has been made is appropriate
with reference and has valid with CVR score from each item that exceed CVR score minimum
(0.622). The characteristic of the value contained instructional design of chemistry on subtopic
group and period consist of the formulation 16 purpose of instructional affective aspect; the
availability of the instructional materials that contain of value; to choose cooperative-inquiry
instructional model, discussion method, scientific approach, and instructional media (LKS) as the
instructional strategy that can be implanted value to students; and the existence of assessment
sheet that can be evaluated value (observation, self assessment, and peer assessment). The values
than can be implanted from subtopic group and period is religious, discipline, hardwork, social
care, and responsibility. The recommendation from this research is expected the value of
instructional design can be developing for various topic considering how important the
implantation of values to students.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Berdasarkan Permendikbud No. 65 Tahun 2013 menyebutkan bahwa
proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis
siswa (Kemendikbud, 2013). Melalui proses pembelajaran tersebut, siswa
difasilitasi oleh guru untuk terlibat secara aktif mengembangkan potensi dirinya.
Dengan pengalaman belajar yang disediakan guru, siswa melakukan berbagai
kegiatan yang memungkinkan untuk dikembangkannya potensi yang dimiliki
menjadi kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum.
Kurikulum yang mulai diberlakukan pada tahun ajaran 2013/2014 adalah
kurikulum 2013. Pada kurikulum 2013, kompetensi dinyatakan dalam bentuk
Kompetensi Inti (KI) yang dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi Dasar (KD).
Rumusan setiap Kompetensi Inti berbeda-beda. KI-1 untuk kompetensi inti sikap
spiritual, KI-2 untuk kompetensi inti sikap sosial, KI-3 untuk kompetensi inti
pengetahuan, KI-4 untuk kompetensi inti keterampilan. Jadi, dalam KI maupun
KD keduanya mencakup tiga aspek yaitu aspek sikap (spiritual dan sosial),
pengetahuan, dan keterampilan.
Menurut Permendikbud No. 54 Tahun 2013 Tentang Standar Kompetensi
Lulusan, kualifikasi kemampuan tingkat SMA untuk dimensi sikap adalah
memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia,
berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam, serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. Untuk mencapai kemampuan tersebut
Tahun 2013 menyebutkan bahwa untuk mencapai kualitas yang telah dirancang
dalam dokumen kurikulum, kegiatan pembelajaran perlu menggunakan prinsip
yang bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan kinestetika (Kemendikbud,
2013).
Proses pembelajaran yang bermuatan nilai mencerminkan terintegrasiya
pendidikan nilai kedalam proses pembelajaran. Seperti yang diungkapkan
Sastrapratedja (Kaswardi, 1993), yang dimaksud dengan pendidikan nilai adalah
penanaman dan pengembangan nilai-nilai pada diri siswa. Secara umum
pendidikan nilai dimaksudkan untuk membantu siswa agar memahami,
menyadari, dan mengalami nilai-nilai serta mampu menempatkannya secara
integral dalam kehidupan (Mulyana, 2011).
Kimia merupakan salah satu cabang dari sains/Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA). Menurut Rustaman (Sauri, 2012), tujuan pembelajaran IPA selain untuk
memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya juga ditujukan untuk
mengembangkan keterampilan proses untuk memperoleh konsep-konsep IPA dan
menumbuhkan nilai serta sikap ilmiah. Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan
pembelajaran sains (IPA) tidak hanya berorientasi pada konsep akan tetapi juga
berorientasi pada aspek-aspek nilai dan sikap ilmiah.
Proses pembelajaran kimia yang bermuatan nilai cenderung dilupakan dan
tidak dipedulikan. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Salirawati (2010)
bahwa kimia sebagai salah satu mata pelajaran di SMA/MA selama ini diajarkan
sebagai ilmu murni yang seolah-olah tidak ada muatan penanaman nilai/karakter.
Sesungguhnya dalam proses pembelajaran kimia terdapat muatan kerja ilmiah
yang mengajarkan dan menanamkan sikap ilmiah. Terabaikannya penanaman
nilai-nilai kepada siswa berpengaruh kepada kepribadian siswa itu sendiri.
Kasus yang sering dijumpai adalah siswa yang terbiasa mencontek dan
tidak disiplin. Mencontek merupakan wujud ketidakjujuran. Menurut Septiarum
(2013) awal dari timbulnya mencontek adalah rendahnya rasa percaya diri.
Berkaitan dengan rasa percaya diri, Handi (2012) menyebutkan bahwa rasa
percaya diri berpengaruh terhadap sikap disiplin. Akibat dari sikap siswa yang
3
dapat berpengaruh terhadap rasa percaya diri yang menjadi rendah dan sulit untuk
merubah diri. Hasil penelitian Yusuf (2012) menyebutkan bahwa adanya
kebiasaan meyontek disebabkan karena motivasi belajar yang kurang dan belum
bisa membagi waktu untuk belajar. Selain itu kasus mencontek sering mucul
diakibatkan seseorang yang merasa tidak yakin atas kemampuan dirinya dan
menganggap dirinya tidak akan mendapatkan nilai yang bagus tanpa mencontek
walau sudah belajar sebelumnya.
Berdasarkan permasalahan yang muncul menunjukkan adanya
kesenjangan antara kenyataan yang terjadi di lapangan dengan tuntutan
kurikulum. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu dilakukan berbagai upaya.
Upaya tersebut dapat dimulai dengan melakukan perubahan paradigma
pendidikan yang tadinya sangat cognitive oriented (penggunaan otak kiri
dominan) kepada pengikutsertaan pembentukan karakter (otak kanan) melalui
penanaman nilai-nilai sebagai wujud terlaksananya pendidikan nilai. Hal ini
sesuai dengan hasil penelitian Trisnahada (2011) yang menunjukkan adanya
perubahan sikap yang diperlihatkan terhadap mata pelajaran IPA melalui
dikembangkannya strategi penanaman nilai-nilai kejujuran. Perubahan
ditunjukkan dengan adanya keberanian untuk mengakui bila melakukan
kekeliruan, bersikap dan berperilaku tulus hati, selalu melaksanakan tugas-tugas
dengan baik, dan percaya diri dalam bertindak dan berucap.
Berdasarkan hasil penelitian Saghafi dan Shatalebi (2012), guru sangat
mempunyai peran dalam pembentukan karakter siswa melalui pembelajaran di
lingkungan sekolah (di dalam kelas maupun di luar kelas). Sebelum melakukan
proses pembelajaran, seorang guru harus membuat perencanaan pembelajaran
terlebih dahulu sesuai dengan tugas guru yang tertera pada UU No.20 Tahun 2003
Pasal 39.
Perencanaan pembelajaran dapat berfungsi sebagai pedoman dalam
mendesain pembelajaran sesuai dengan kebutuhan. Kebutuhan yang dimaksud
adalah kebutuhan dalam menanamkan nilai-nilai kepada siswa sehingga desain
pembelajaran yang dimaksud adalah desain pembelajaran kimia bermuatan nilai.
diselenggarakan sedemikian rupa sehingga siswa tidak hanya memahami materi
yang disampaikan guru tetapi siswa juga menyadari adanya nilai-nilai yang
ditanamkan guru. Desain pembelajaran kimia bermuatan nilai dituangkan dalam
bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bermuatan nilai. Dalam RPP
memuat KI dan KD yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa.
Penanaman nilai-nilai dalam pembelajaran kimia yang terjadi secara
berulang-ulang diharapkan dapat membentuk karakter dari siswa. Megawangi
(2008) menyatakan bahwa membangun karakter memerlukan proses yang
simultan dan berkesinambungan yang melibatkan segala aspek yaitu knowing the
good, loving the good, dan acting the good. Selain itu, reasoning the
good diperlukan agar anak tahu mengapa dia harus berbuat baik. Jika anak
terbiasa melakukan knowing, reasoning, feeling dan acting the good lama
kelamaan akan terbentuk karakter yang baik. Menurut Seligman (2004), karakter
memiliki peran penting dalam proses kehidupan. Karakter dapat mengendalikan
pikiran dan perilaku seseorang yang dapat menentukan kesuksesan, cara
menjalani hidup, dan meraih obsesi serta menyelesaikan masalah.
Salah satu materi kimia di SMA adalah golongan dan periode. Materi
tersebut terdapat dalam materi pokok Sistem Periodik Unsur (SPU). Materi SPU
merupakan salah satu materi kimia yang dalam pelaksanaannya masih diberikan
melalui metode ceramah (Tobing, 2010). Dengan diterapkannya metode ceramah
kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keberanian
mengemukakan pendapatnya. Selain itu, siswa tidak diberikan kesempatan untuk
berdiskusi dalam memecahkan masalah sehingga nilai-nilai yang seharusnya
dapat ditanamkan kepada siswa saat pembelajaran berlangsung menjadi tidak
tertanam.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan maka dirasa perlu bagi
penulis untuk melakukan penelitian mengenai “Desain Pembelajaran Kimia
5
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan yang
dapat diidentifikasi yaitu kimia sebagai salah satu mata pelajaran di SMA/MA
selama ini diajarkan sebagai ilmu murni yang seolah-olah tidak ada muatan
penanaman nilai/karakter. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka diperlukan
suatu desain pembelajaran kimia bermuatan nilai. Perancangan desain tersebut
dilakukan sebagai wujud terintegrasinya pendidikan nilai. Pendidikan nilai dapat
membantu siswa untuk memahami, menyadari, dan mengalami nilai-nilai serta
mampu menempatkannya secara integral dalam kehidupan (Mulyana, 2011).
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan masalah utama yaitu:
“Bagaimanakah desain pembelajaran kimia bermuatan nilai pada subtopik
golongan dan periode?”
Adapun sub rumusan masalah dalam penelitian yang dilakukan adalah:
1. Bagaimana karakteristik desain pembelajaran kimia bermuatan nilai pada
subtopik golongan dan periode ?
2. Nilai-nilai apakah yang dapat ditanamkan kepada siswa dari subtopik
golongan dan periode ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yaitu untuk membuat desain pembelajaran kimia
bermuatan nilai yang dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) bermuatan nilai dengan perangkat RPP berupa Lembar Kerja Siswa (LKS)
pada subtopik golongan dan periode.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi guru
Hasil penelitian ini dapat memberi wawasan bagi guru akan pentingnya
penanaman nilai-nilai kepada siswa.
2. LPTK (Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan)
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk
3. Bagi peneliti, sebagai calon guru bisa menggunakan hasil penelitian ini pada
masa yang akan datang untuk diterapkan dalam pembelajaran di sekolah.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Berikut ini secara terperinci dijabarkan mengenai urutan penulisan dari
setiap bab dan bagian sub bab yang terdapat dalam skripsi ini. Penulisan skripsi
ini dibagi ke dalam lima bab, yaitu Bab I Pendahuluan; Bab II Kajian Pustaka;
Bab III Metode penelitian; Bab IV Hasil dan Pembahasan; serta Bab V
Kesimpulan dan Saran.
Bab I terdiri atas lima bagian sub bab, meliputi latar belakang penelitian,
identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
struktur organisasi. Pada latar belakang penelitian dipaparkan mengenai proses
pembelajaran bermuatan nilai yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti
Pada sub bab identifikasi dan perumusan masalah dijabarkan tentang
permasalahan yang teriidentifikasi dari latar belakang yang telah diuraikan,
selanjutnya masalah yang teridentifikasi tersebut dinyatakan dalam bentuk
rumusan masalah utama dan sub rumusan masalah. Pada sub bab tujuan penelitian
dijelaskan tentang tujuan dilakukannya penelitian. Pada sub bab manfaat
penelitian dijelaskan secara terperinci manfaat yang akan diperoleh dari penelitian
yang dilakukan baik bagi guru, LPTK, maupun bagi peneliti. Sub bab struktur
organisasi berisi penjelasan secara rinci mengenai bagian bab dan sub bab dalam
penulisan skripsi ini, sehingga keterkaitan satu sama lain menjadi jelas.
Bab II terdiri atas tiga sub bab, meliputi desain pembelajaran,
pembelajaran bermuatan nilai, dan tinjauan materi. Pada sub bab desain
pembelajaran dijabarkan secara terperinci mengenai komponen desain
pembelajaran yang terdiri atas tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, strategi
pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran, serta hubungan perencanaan dengan
desain pembelajaran. Pada sub bab pembelajaran bermuatan nilai dijabarkan
secara terperinci mengenai pengertian nilai, pendidikan nilai, pengintegrasian
pendidikan nilai dalam mata pelajaran kimia, pengintegrasian pendidikan nilai
7
saat proses pembelajaran. Pada sub bab tinjauan materi dijabarkan lebih rinci
mengenai golongan dan periode dan pembagian blok pada tabel periodik.
Bab III terdiri atas tujuh sub bab, meliputi lokasi dan obyek penelitian,
metode penelitian, definisi operasional, instrumen penilaian, alur penelitian,
pengumpulan data, dan analisis data.
Bab IV terdiri atas dua sub bab, meliputi hasil penelitian dan pembahasan.
Pada sub bab hasil penelitian dijabarkan mengenai hasil kesesuaian desain
pembelajaran bermuatan nilai yang telah dibuat dengan acuan dalam pembuatan
desain pembelajaran bermuatan nilai dan hasil validasi dari desain pembelajaran
bermuatan nilai. Pada sub bab pembahasan dijabarkan mengenai karakteristik
desain pembelajaran bermuatan nilai pada subtopik golongan dan periode serta
nilai-nilai apa saja yang dapat ditanamkan dari subtopik golongan dan periode.
Bab V terdiri atas dua sub bab, meliputi kesimpulan dan saran. Pada sub
bab kesimpulan dijabarkan mengenai karakteristik desain pembelajaran bermuatan
nilai pada subtopik golongan dan periode dan nilai-nilai apa saja yang dapat
ditanamkan pada siswa dari subtopik golongan dan periode. Pada sub bab saran
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Obyek Penelitian
Penelitian ini difokuskan untuk membuat desain pembelajaran kimia
bermuatan nilai pada subtopik golongan dan periode yang dituangkan dalam
bentuk RPP bermuatan nilai beserta perangkat pendukung RPP yaitu LKS. Proses
validasi desain pembelajaran dilakukan di Jurusan Pendidikan Kimia UPI dan
SMA di Kabupaten Subang.
B. Metode Penelitian
Metode merupakan salah satu bagian penting dalam melakukan penelitian.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode
penelitian deskriptif yaitu metode penelitian yang bertujuan untuk membuat
deskripsi atau gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai
fakta-fakta , sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir, 1999).
Penelitian deskriptif hanya berusaha mendeskripsikan dan
menginterpretasikan apa yang ada sehingga pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan studi deskriptif. Hal ini mengenai kondisi atau
hubungan yang ada, akibat atau efek yang terjadi atau kecenderungan yang tengah
berlangsung. Studi deskriptif terutama berkenaan dengan masa sekarang meskipun
tidak jarang juga memperhitungkan masa lampau dan pengaruhnya terhadap
kondisi masa sekarang (Sanapiah, 1982).
Penelitian deskriptif tidak memberikan perlakuan, manipulasi atau
pengubahan pada variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan kondisi apa
adanya. Penelitian deskriptif meliputi penelitian yang diarahkan pada penelitian
37
C. Definisi Operasional
Untuk menghindari terjadinya perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah
yang digunakan pada penelitian ini, perlu dikemukakan definisi operasional
sebagai berikut:
1. Desain pembelajaran dapat diartikan sebagai proses yang sistematis untuk
memecahkan persoalan pembelajaran melalui proses perencanaan
bahan-bahan pembelajaran beserta aktivitas yang harus dilakukan, perencanaan
sumber-sumber pembelajaran yang dapat digunakan serta perencanaan
evaluasi keberhasilan (Sanjaya, 2012).
2. Nilai adalah keyakinan yang membuat seseorang bertindak atas dasar
pilihannya (Allport, 1964).
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah format kesesuaian
desain pembelajaran dengan acuan dan lembar validasi.
1. Format kesesuaian desain pembelajaran dengan acuan
Dalam pembuatan desain pembelajaran kimia bermuatan nilai diperlukan
suatu acuan. Format kesesuaian desain pembelajaran dengan acuan berfungsi
untuk mengetahui apakah desain pembelajaran bermuatan nilai yang telah
dibuat sudah sesuai dengan acuan. Instrumen tersebut dapat dilihat pada
Lampiran A.1.
2. Lembar validasi
Lembar validasi berfungsi untuk mengetahui validitas dari setiap item yang
divalidasi. Validitas dapat terlihat dari nilai CVR yang diperoleh. Lembar
validasi pada penelitian ini terdiri dari empat bagian yaitu, lembar validasi
tujuan pembelajaran bermuatan nilai, lembar validasi materi pembelajaran
bermuatan nilai, lembar validasi strategi pembelajaran bermuatan nilai yang
didalamnya mencakup lembar validasi LKS Pola 5M, dan lembar validasi
evaluasi pembelajaran bermuatan nilai. Instrumen tersebut dapat dilihat pada
E. Alur Penelitian
Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai dengan tujuan
yang diharapkan, diperlukan adanya suatu skema langkah penelitian sebagai
acuan dalam pelaksanaan penelitian yang dilakukan. Pada penelitian ini dibuat
suatu alur penelitian yang dapat dilihat pada Gambar 3.3.
Berdasarkan alur penelitian pada Gambar 3.3, langkah-langkah yang
ditempuh dalam penelitian adalah:
1. Studi pustaka mengenai kurikulum 2013
Menelaah kurikulum 2013 yang meliputi pengkajian empat Standar Nasional
Pendidikan. Keempat standar tersebut diantaranya Standar Kompetensi
Lulusan yang terdapat pada Permendikbud No.54 Tahun 2013, Standar Isi
yang terdapat pada Permedikbud No.64 Tahun 2013, Standar Proses yang
terdapat pada Permendikbud No.65 Tahun 2013, dan Standar Penilaian yang
terdapat pada Permendikbud No.66 Tahun 2013.
2. Studi pustaka tentang Standar Kompetensi Lulusan
Menelaah Standar Kompetensi Lulusan yang berkaitan dengan Kompetensi
Inti dan Kompetensi Dasar. Standar Kompetensi Lulusan merupakan acuan
utama bagi Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian.
3. Studi pustaka tentang Standar Isi
Menelaah Standar Isi yang berkaitan dengan materi pembelajaran golongan
dan periode.
4. Studi pustaka tentang Standar Proses
Menelaah Standar Proses yang berkaitan dengan strategi pembelajaran. Dalam
menyusun strategi pembelajaran berkaitan dengan model pembelajaran,
metode pembelajaran, pendekatan pembelajaran, dan media pembelajaran
5. Studi pustaka tentang Standar Penilaian
Menelaah Standar Penilaian berkaitan dengan evaluasi pembelajaran.
Penyusunan evaluasi pembelajaran mengacu kepada indikator pencapaian
39
6. Studi pustaka tentang pustaka pendukung
Menelaah tentang keseluruhan desain pembelajaran secara utuh yang meliputi
materi, strategi, dan evaluasi. Artinya, dalam pembuatan desain pembelajaran
bermuatan nilai tidak hanya mengacu pada Kurikulum 2013 namun ada
pustaka lain yang mendukung dalam penyusunan desain pembelajaran kimia
bermuatan nilai tanpa mengesampingkan isi dari Kurikulum 2013.
7. Pembuatan acuan desain pembelajaran bermuatan nilai.
Acuan pembuatan desain pembelajaran bermuatan nilai disusun dengan
mempertimbangkan isi kurikulum dan pustaka pendukung. Karena yang akan
dibuat adalah desain pembelajaran yang bermuatan nilai maka dalam
penyusunan acuannyapun memperhatikan nilai-nilai. Dari acuan yang dibuat
dijadikan patokan dalam membuat setiap komponen desain pembelajaran
bermuatan nilai.
8. Pembuatan tujuan pembelajaran bermuatan nilai.
Tujuan pembelajaran bermuatan nilai dibuat dengan mengacu kepada
parameter-parameter yang dijadikan acuan dalam pembuatan tujuan
pembelajaran dan mengacu kepada indikator pencapaian kompetensi.
9. Pembuatan materi pembelajaran bermuatan nilai
Materi pembelajaran bermuatan nilai dibuat dengan mengacu kepada
parameter-parameter yang dijadikan acuan dalam pembuatan materi
bermuatan nilai
10.Pembuatan strategi pembelajaran bermuatan nilai
Strategi pembelajaran bermuatan nilai dibuat dengan mengacu kepada
parameter-parameter yang dijadikan acuan dalam pembuatan strategi
pembelajaran bermuatan nilai. Berdasarkan hal tersebut, model pembelajaran
yang dipilih adalah model pembelajaran kooperatif-inkuiri. Metode yang
dipilih yaitu metode diskusi. Pendekatan yang dipilih yaitu pendekatan
41
11.Pembuatan alat penilaian pembelajaran bermuatan nilai
Alat penilaian bermuatan nilai dibuat dengan mengacu kepada
parameter-parameter yang dijadikan acuan dalam pembuatan evaluasi pembelajaran
bermuatan nilai.
12.Pembuatan instrumen penelitian
Instrumen penelitian ini meliputi format kesesuaian desain pembelajaran
dengan acuan dan lembar validasi. Pada format kesesuaian desain
pembelajaran dengan acuan berisi kesesuaian antara desain pembelajaran
bermuatan nilai pada subtopik golongan dan periode yang telah dibuat dengan
parameter-parameter yang dijadikan acuan dalam pembuatan desain
pembelajaran bermuatan nilai. Lembar validasi berisi item-item yang akan
divalidasi oleh tujuh validator.
13.Pembuatan desain pembelajaran bermuatan nilai
Desain pembelajaran bermuatan nilai pada subtopik golongan dan periode
dituangkan dalam bentuk RPP bermuatan nilai. Dalam RPP bermuatan nilai
mencakup tujuan pembelajaran bermuatan nilai, materi pembelajaran
bermuatan nilai, strategi pembelajaran bermuatan nilai, dan lembar evaluasi
pembelajaran bermuatan nilai. Perangkat RPP bermuatan nilai pada subtopik
golongan dan periode yang berperan sebagai media pembelajaran adalah LKS
Pola 5M. Pembuatan LKS pola 5M disesuaikan dengan langkah-langkah
pembelajaran.
14.Validasi
Validasi dilakukan oleh 7 validator. Hal-hal yang divalidasi meliputi tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran, strategi pembelajaran, dan evaluasi
pembelajaran.
15.Analisis data dan pembahasan hasil penelitian
Data diperoleh dari hasil validasi kemudian dianalisis melalui CVR untuk
mengetahui validitas dari setiap item yang divalidasi. Pembahasan hasil
F. Teknik Pengumpulan Data
Data penelitian diperoleh dari hasil keseluruhan validasi yang mencakup
validasi tujuan pembelajaran bermuatan nilai, validasi materi pembelajaran
bermuatan nilai, validasi strategi pembelajaran bermuatan nilai, dan validasi
evaluasi pembelajaran bermuatan nilai. Proses validasi dilakukan oleh tujuh
validator yang terdiri atas empat dosen dan tiga guru berpengalaman.
G. Analisis Data
Data yang diperoleh pada saat penelitian merupakan data mentah yang
belum memiliki makna. Agar data yang diperoleh bermakna dan dapat
memberikan gambaran mengenai permasalahan dan tujuan penelitian, maka data
tersebut dianalisis lebih lanjut. Teknik-teknik pengumpulan dan pengolahan data
yang digunakan pada penelitian ini adalah pada lembar validasi. Kolom kriteria
pada lembar validasi terdiri atas “Ya” dan “Tidak”.
Tabel 3.5 Kriteria Validasi
Kriteria Skor
Ya 1
Tidak 0
Pemberian skor pada jawaban item dengan menggunakan CVR. Setelah
semua item mendapat skor kemudian skor tersebut diolah.
1. Menghitung nilai CVR (rasio validitas konten)
CVR
ne : jumlah responden yang menyatakan Ya
N : total respon
Ketentuan :
Saat jumlah responden yang menyatakan Ya kurang dari ½ total reponden
maka nilai CVR = -
Saat jumlah responden yang menyatakan Ya ½ dari total responden maka
43
Saat seluruh responden menyatakan Ya maka nilai CVR = 1 (hal ini diatur
menjadi 0.99 disesuaikan dengan jumlah responden).
Saat jumlah responden yang menyatakan Ya lebih dari ½ total reponden
maka nilai CVR = 0-0,99.
2. Menghitung nilai CVI ( indek validitas konten)
Secara sederhana CVI merupakan rata-rata dari nilai CVR untuk sub
pertanyaan yang dijawab “Ya”.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan dijabarkan pada bab
sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik dari desain
pembelajaran kimia bermuatan nilai pada subtopik golongan dan periode adalah
keseluruhan komponennya menekankan pada aspek afektif. Komponen-konponen
tersebut diantaranya tujuan pembelajaran yang meliputi aspek afektif yang
dirumuskan sebanyak 16 tujuan, materi pembelajaran yang bermuatan nilai,
strategi pembelajaran yang bermuatan nilai, dan evaluasi pembelajaran yang
bermuatan nilai. Nilai-nilai yang dapat ditanamkan pada siswa dari subtopik
golongan dan periode adalah religius, disiplin, kerja keras, peduli sosial, dan
tanggung jawab.
B. Saran
Sebagai akhir dari skripsi ini disampaikan saran dengan harapan dapat
dijadikan bahan pertimbangan untuk meningkatkan penelitian lain di masa yang
akan datang. Adapun saran yang diajukan berdasarkan hasil penelitian
diantaranya:
1. Dalam penentuan nilai untuk analogi dari teks dasar baiknya dilakukan secara
lebih obyektif.
2. Perlu dikembangkan lebih lanjut mengenai desain pembelajaran bermuatan
nilai pada berbagai materi pembelajaran. Dengan penanaman nilai yang
berkesinambungan kepada siswa merupakan cara terbaik untuk menjamin
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Z dan Mahmood, N. (2010). “Effects of Cooperative Learning vs. Traditional Instruction on Prospective Teachers’ Learning Experience and Achievement”. Journal of Faculty of Educational Sciences. 43, (1), 154-164.
Allport, G.W. (1964). Pattern and Growth in Personality. New York : Holt, Rinehart and Winston.
Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Brady, J.E. (1999). Kimia Universitas : Asas dan Struktur. Jakarta : Binarupa Aksara.
Depdiknas. (2003). Kurikulum dan Hasil Belajar Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Kimia SMP dam MTs. Jakarta : Puskur-Balitbang, Depdiknas.
Depdiknas. (2008). Panduan Pengembangan Materi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Dickdan Carey. (2009). The Systematic Design of Instruction, Sixth Edition. New York : Pearson.
Frankel, J.R. (1977). How to Teach About Values: an Analytic Approach. New Jersey : Prentice-Hall, Inc.
Gronlund, N.E. dan Linn, R.L. (1990). Measurement and Evvaluation in Teaching. NewYork: Macmillan Publishing.
Gulo, W. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Grasindo.
HAM, M. (2011). Handout Perkuliahan Perencanaan Pembelajaran Kimia. Bandung : Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI Bandung.
Handi, S. (2012). Akibat Tidak Disiplin. [Online]. Tersedia:
http://edukasi.kompasiana.com/2012/12/16/akibat-tidak-disiplin 511563.html. [ 27 Mei 2013].
Kaswardi, E.K. (1993). Pendidikan Nilai Memasuki Tahun 2000. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Kemdiknas. (2010). Pendidikan Karakter Terintegrasi dalam Pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Direktorat PSMP Kemdiknas.
. (2010). Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta : Puskur-Balitbang, Kemdiknas.
Kemendikbud. (2013). Lampiran IV Permendikbud No. 81 A Tentang Implementasi Kurikulum. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
. (2013). Permendikbud No. 54 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
. (2013). Permendikbud No. 64 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
. (2013). Permendikbud No. 65 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
. (2013). Permendikbud No. 66 Tentang Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Lawshe. (1975). “A Quantitative Approach to Content Validity”. Journal of Phersonnel Psychologi, 28, 563-575.
Lickona, T. (2012). Educating for Character : Bagaimana Sekolah Dapat Memberikan Pendidikan tentang Sikap Hormat dan Tanggung Jawab. Bandung : Bumi Aksara
Mardiatmadja. (1986). Tantangan Dunia Pendidikan. Yogyakarta : Kanisius.
Megawangi, R. (2004). Pendidikan Karakter Solusi yang Tepat untuk Membangun Bangsa. Bogor: Indonesia Heritage Foundation.
Mulyana, R. (2011). Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung : Alfabeta.
Mulyatiningsih, E. (2012). Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Munthe. (2010). Desain Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Intan Mandiri.
Nazir, M. (1999). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Saghafi dan Shatalebi. (2012). “Analyzing The Role of Teachers in The Nature Character Education of Students from The Attitudes of Them”. Arabian Journal of Business and Management Review. 1, (7), 54-59.
Salirawati, D. (2010). “Optimalisasi Pendidikan Nilai/Karakter Dalam Pendidikan Kimia Masa Depan”. Makalah Pada Seminar Pendidikan Nasional, Yogyakarta.
Sanapiah, F. (1982). Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya : Usaha Nasional.
Sanjaya, W. (2012). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sauri, S. (2012). “Revitalisasi Pendidikan Sains dalam Pembentukan Karakter Anak Bangsa untuk Menghadapi Tantangan Global”. Makalah UPI, Bandung.
Seligman, et al. (2004). Character strengths and virtues: A Handbook and Classification.. Oxford: Oxford University Press.
Septiarum, L. (2013). Dibiarkan Menyontek, Anak menjadi Kecanduan. [Online]. Tersedia:
http://edukasi.kompasiana.com/2013/11/03/dibiarkan-menyontek-anak-menjadi-kecanduan-606220.html. [27 Mei 2013]
Slavin, R.E. (1995). Cooperative Learning. USA : Allyn and Bacon.
Sudjana, N. (2005). Penilaian Hasil Belajar. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Sukmadinata, N.S. (2010). Metode Penelitian dan Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.
Sunarya, Y dan Agus, S. (2009). Mudah dan Aktif Belajar Kimia untuk Kelas X SMA dan MA . Jakarta : Depdiknas.
Sunyono. (2008). “Development of Student Worksheet Base on Environmnet to Sains Material of Junior High School in Class VII on Semester I”.
Processing of The 2nd International Seminar of Science Education-UPI. Bandung.
Suprijono, A. (2009). Cooperative Learning Teory & Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Trisnahada. (2011). Pengembangan Strategi Penanaman Nilai Kejujuran dalam Upaya membina Disiplin dan Kemandirian Siswa Melalui Pembelajaran IPA di Sekolah. Disertasi pada Program Studi Pendidikan Umum UPI Bandung : tidak diterbitkan.
Ullrich, C. (2008) Pedagogicaly Founded Coursware forWpringer-eb Based Learning. Germany : Springer-verlag Berlin Heidelberg.
Umar, S. (2011). Implementasi Model Pengembangan Nilai-Nilai Demokrasi Melalui Pembelajaran Kooperatif Bagi Upaya Penumbuhan Sikap Warga Negara yang Demokratis. Disertasi pada Program Studi Pendidikan Umum UPI Bandung : tidak diterbitkan.
UNESCO. (1993). Strategies and Methods for Teaching Values in the Context of Science and Technology. Bangkok : Principal Regional Office for Asia and the Pasific.
Wahyuningsih, et al. (2012). “Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Eksperimen Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar”.
Unnes Physics Education Journal. 1, 1-6.
Widjayanti, E. et al. (2008). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Mata Pelajaran Sains Kimia untuk SMP Kelas VII, VIII, dan IX [Online]. Tersedia : http://staff.uny.acc.id/sites/default/files/paper-Dwijawacanaok
[27 Mei 2013].
Wilson, F.R., Pan, W., & Schumsky, D.A. (2012). Recalculation of the Critical Values for Lawshe’s ContentValidity Ratio. Chemical Education Research and Practice , XX(X) 1–14.