No.195/S/PGSD-DM/8/JULI/2013
PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES
PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI ENERGI PANAS UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
DI KELAS IV SDN TUGU 11 KECAMATAN CIMANGGIS KOTA DEPOK
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagaian Dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
SUYATI
0904571
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
No.195/S/PGSD-DM/8/JULI/2013
Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1
==========================================================
PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES
PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI ENERGI PANAS UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
DI KELAS IV SDN TUGU 11 KECAMATAN CIMANGGIS KOTA DEPOK
Oleh
SUYATI
0904571
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© SUYATI 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
No.195/S/PGSD-DM/8/JULI/2013
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES
PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI ENERGI PANAS UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
DI KELAS IV SDN TUGU 11 KECAMATAN CIMANGGIS KOTA DEPOK
Oleh SUYATI
0904571
Disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I,
Drs. Nana Djumhana, M.Pd NIP. 195905081984031002
Pembimbing II,
Drs. H. Dede Somarya, M.Pd NIP. 195803051984031002
Diketahui Oleh:
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
ABSTRAK
PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI ENERGI PANAS UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
DI KELAS III SDN TUGU 11 KECAMATAN CIMANGGIS KOTA DEPOK
Oleh SUYATI
0904571
Penelitian ini dilatarbelakangi permasalahan yakni pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher oriented) metode pembelajaran yang digunakan guru dalam proses belajar pembelajaran kurang bervariasi kebanyakan metode ceramah, tidak terbiasa melakukan kegiatan percobaan yang dapat mengaktifkan belajar siswa ketika pembelajaran berlangasung, banyak siswa yang tidak antusias dalam belajar akibatnya hasil pembelajaran menjadi rendah. Kegiatan pembelajaran dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA khususnya materi energi panas belum memuaskan. Hasilnya perolehan nilai rata-rata hanya 60, yang mencapai KKM baru 39% sementara KKM yang harus dicapai siswa 75. Kondisi nyata tersebut perlu diadakan perbaikan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan keterampilan proses. Berdasarkan permasalahan pokoknya adalah: 1). Bagaimanakah perencanaan pembelajaran IPA materi energi panas di kelas 4 SD Negeri Tugu 11 Cimanggis Depok melalui pendekatan keterampilan proses untuk meningkatkan hasil belajar siswa? 2). Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran IPA pada materi energi panas di kelas 4 SD Negeri Tugu 11 Cimanggis Depok dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses? 3). Bagaimana hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA pada materi energi panas di kelas 4 SD Negeri Tugu 11 Cimanggis Depok melalui penerapan pendekatan keterampilan proses?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan perencanaan, pelaksanaan dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi energi panas melalui pendekatan keterampilan proses. Metode peneltian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan menggunakan model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Targart melalui empat langkah tahapan: perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Alur penelitian dilakukan dua siklus. Pada penelitian yang telah diterapkan dan diamati terjadi suatu peningkatan. Hasil penelitian menunjukkan penerapan pendekatan keterampilan proses pada pembelajaran IPA materi energi panasternyata dapat meningkat. Proses dan hasil belajar aktivitas siswa meningkat dan hasil belajarnya pun meningkat. Rata-rata evaluasi siswa sudah melebihi KKM pada mata pelajaran IPA. Hal ini terbukti dari hasil evaluasi pada tiap siklus. Adapun hasil siklus I dengan rata-rata nilai hasil belajar siswa 73,14 menjadi 65,7%, sedangkan pada siklus II dengan nilai rata-rata 81,86 mencapai peningkatan ketuntasan 85,7%. Jadi penerapan pendekatan keterampilan proses perlu dijadikan suatu alternatif dalam upaya meningkatkan proses dan hasil belajar siswa.
ABSTRACT
APPLICATION PROCESS SKILLS APPROACH
IPA LEARNING MATERIALS ON HEAT ENERGY TO IMPROVE STUDENT LEARNING OUTCOMES
IN CLASS III SDN TUGU 11 CIMANGGIS DEPOK
By Suyati 0904571
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GRAFIK ... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 7
E. Definisi Istilah ... 8
F. Hipotesis Penelitian ... 10
BAB II PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI ENERGI PANAS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA A. Konsep Pendekatan Keterampilan Proses ... 11
B. Konsep Pembelajaran IPA di SD ... 19
D. Penerapan Keterampilan Proses pada Pembelajaran IPA di SD .... 30
BAB III METODE DALAM PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 37
B. Model Penelitian ... 38
C. Subjek dan Lokasi Penelitian ... 39
D. Prosedur Penelitian ... 39
E. Instrumen Penelitian ... 41
F. Teknik Pengolahan Data ... 42
G. Analisis Data Hasil Tes ... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 46
1. Tindakan Siklus I ... 46
a. Perencanaan ... 46
b. Pelaksanaan ... 47
c. Observasi Pembelajaran ... 52
d. Analisis dan Refleksi ... 54
2. Tindakan Siklus II ... 54
a. Perencanaan ... 54
b. Pelaksanaan ... 55
c. Observasi Pembelajaran ... 59
d. Analisis dan Refleksi ... 60
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan ... 68
B. Rekomendasi ... 70
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. Instrumen Penelitian
B. Hasil Penelitian
C. Foto Aktivitas Guru dan Siswa
D. Surat-surat
DAFTAR GAMBAR
Gambar
2.1 Sumber Energi Panas………. ... 23
2.2 Bahan Bakar……... 23
2.3 Listrik………... 24
2.4 Makanan……….. ... 24
2.5 Konduksi……….. 25
2.6 Konveksi……….. 26
2.7 Menguap……….. 27
2.8 Mengembun………. 27
2.9 Melebur……… 28
3.1 Alur penelitian Tindakan Kelas menurut Kemmis dan Mc. Tagart (199:13)... 38
DAFTAR TABEL
Tabel
1.1 Rekap hasil tes formatif kelas IV... 4
3.1 Kategori nilai rata-rata siswa ... 45
3.2 Kategori perolehan prosentase KKM siswa ... 45
4.1 Hasil penilaian LKS kelompok Siklus I ... 49
4.2 Ketuntasan Hasil belajar Siklus I ... 51
4.3 Hasil penilaian LKS kelompok Siklus II ... 57
4.4 Ketuntasan hasil belajar Siklus II ... 58
4.5 Pencapaian aspek pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran……….. 64
DAFTAR GRAFIK
Grafik
4.1 Hasil Perolehan Nilai Kegiatan Kelompok Pada Siklus I... 50
4.2 Ketuntasan hasil belajar Siklus I ... 52
4.3 Hasil Perolehan Nilai Kegiatan Kelompok Pada Siklus II... 57
4.4 Ketuntasan hasil belajar Siklus I ... 59
4.5 Perbandingan hasil belajar siswa pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ... 65
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat
1 dinyatakan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar, artinya tindakan
mendidik bukan merupakan tindakan yang bersifat refleks atau spontan
tanpa tujuan yang jelas melainkan merupakan tindakan yang rasional,
disengaja, disiapkan, direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu.
Pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam kehidupan
seseorang maupun suatu bangsa. Kemajuan pembangunan di suatu Negara,
baik lahir maupun batin dapat dicapai melalui pendidikan yang terarah dan
berkesinambungan. Melalui pendidikan dapat menciptakan manusia yang
cerdas, terampil, berwawasan luas, disiplin, beriman, bertaqwa serta
bertanggung jawab di dalam kehidupan.
Pendidikan merupakan kunci keberhasilan suatu bangsa menuju
kearah yang lebih baik, maju dan berkualitas. Setiap Negara mempunyai
sistem pendidikan yang berbeda – beda sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan warga masyarakatnya.
Tujuan pendidikan nasional dalam meningkatkan kualitas manusia
Indonesia seutuhnya tersebut merupakan tanggung jawab bersama antara
keluarga, masyarakat dan pemerintah. Kualitas pendidikan harus
disesuaikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntutan
perkembangan zaman.
Sekolah Dasar sebagai salah satu satuan pendidikan pada jalur
pendidikan formal mempunyai tujuan institusional tersendiri. Adapun tujuan
pendidikan di Sekolah Dasar menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003,
PP No. 19 Tahun 2005, adalah:
Meletakkan Dasar Kecerdasan, Pengetahuan, Kepribadian, Akhlak
2
lebih lanjut.Sejalan dengan hal tersebut IPA sebagai mana dijelaskan pada
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan bahwa:
IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang bersifat fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sediri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dalam kehiduan sehari-hari.
Pembelajaran IPA di SD diharapkan dapat menjadi wahana bagi
siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, pendidikan IPA
menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan
kompetensi melalui serangkaian proses ilmiah agar siswa mampu
menjelajahi dan memahami alam (Depdiknas, 2006). Berdasarkan hasil
pengamatan pembelajaran selama ini pembelajaran IPA di SDN Tugu 11
Cimanggis Depok, masih terdapat banyak kekurangan, diantaranya:
1. Dalam proses pembelajaran guru jarang menggunakan alat peraga atau
media pembelajaran IPA, serta jarang dalam kegiatan melakukan
kegiatan percobaan yang dapat mengaktifkan belajar siswa.
2. Proses pembelajaran terutama IPA masih belum sesuai dengan harapan
masih banyak diantara guru yang melaksanakan pembelajaran hanya
menekankan aspek kognitif tanpa memperhatikan aspek yang lainnya,
sehingga kemampuan siswa dalam memahami IPA menjadi rendah dan
pemahaman materi yang dimiliki siswa tidak bertahan lama.
3. Pada saat guru sedang menjelaskan materi pelajaran perhatian para siswa
terhadap materi yang disampaikan guru sangat kurang, para siswa
banyak yang kurang antusias (tidak bergairah), aspek-aspek “keterbukaan, kreativitas dan rasa ingin tahu” dari siswa terhadap materi pelajaran yang disampaikan masih kurang.
4. Metode pembelajaran yang digunakan guru dalam proses pembelajaran
3
5. Fakta dilapangan selama ini menunjukan bahwa dalam proses
pembelajaran dan hasil belajar IPA masih terdapat banyak
permasalahan.Bahwa hasil nilai belajar siswa dalam mata pelajaran IPA
materi energi panas masih kurang memuaskan dengan rata-rata dibawah
KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 75.Persentase nilai yang diperoleh
siswa ≤ KKM yaitu 65,7% sedangkan persentae nilai yang diperoleh
siswa ≥ KKM yaitu 34,3%.
Berdasarkan pengamatan peneliti masih sangat jarang guru-guru
sekolah dasar terutama guru di SD Negeri Tugu 11 kecamatan Cimanggis
Kota Depok di dalam menyajikan pengajaran menggunakan berbagai
pendekatan untuk mencari solusi terbaik yang dapat menggali potensi yang
dimiliki siswa.Seorang siswa dapat mencapai hasil belajar yang baik apabila
suatu lembaga pendidikan memiliki efisiensi internal dan eksternal seperti
adanya dukungan infrasturuktur penunjang lainnya. Sementara itu dipihak
siswa itu sendiri harus memiliki kesiapan dan keinginan untuk belajar.
Karena dalam perkembangan dewasa ini yang bertanggung jawab terhadap
pendidikan bukan sekolah, masyarakat dan orang tua, akan tetapi yang lebih
bertanggung jawab adalah siswa itu sendiri.
Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan prestasi
belajar siswa. Salah satu usaha yang perlu mendapat perhatian serius dalam
meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan dilakukannya bimbingan
belajar disamping hal- hal lain seperti metode mengajar, materi pelajaran,
media dan fasilitas lainnya, sehingga dapat mengurangi rasa bosan dan
keributan.
Bagi seorang guru untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut
tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Di dalam praktek
pembelajaran sehari-hari, terkadang tujuan pembelajaran tidak tercapai
secara maksimal. Salah satu faktor penyebabnya adalah metode yang
digunakan dalam pembelajaran kurang tepat dan bervariasi. Sebagai dampak
dari hal ini, dikemukakan oleh Mulyana (2008:25) “Penggunaan metode
4
belajar siswa tidak mencapai tuntutan kompetensi dasar yang diharapkan”.
Melihat keadaan yang demikian, peneliti sebagai guru terdorong untuk
melakukan refleksi diri terhadap proses kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan selama ini.
Adapun proses belajar yang diharapkan dalam pembelajaran itu
antara lain siswa aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan. Melalui proses
pembelajaran seperti ini, diyakini benar kompetensi dasar yang diupayakan
dalam pembelajaran itu akan tercapai. Namun kenyataannya di kelas IV
SDN Tugu 11 tidak demikian, sebagaimana uraian berikut:
1. Proses belajar siswa terkesan kurang aktif, kreatif, inovatif dan
menyenangkan.
2. Antar siswa tidak terjadi saling belajar memberi dan menerima
pengetahuan yang secara positif mendukung pada pencapaian
kompetensi dasar.
3. Ketika pembelajaran berlangsung banyak siswa yang tidak antusias
dalam belajar, memperhatikan,bertanya, apalagi mengemukakan gagasan
atau pemikirannya akibat hasil pembelajaran menjadi rendah.
4. Pada mata pelajaran IPA Sebagian besar siswa belum berhasil mencapai
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yang telah ditetapkan yakni 75.
Hal ini menunjukan bahwa hanya 34,3 % atau sebanyak 12 siswa yang
berhasil mencapai KKM,dan 65,7 % atau 23 siswa memperoleh nilai
dibawah KKM.Hal ini seperti yang ditunjukkan pada rekap hasil tes
formatif, berikut:
Tabel 1.1
Rekap Hasil Tes Formatif Kelas IV pada Mata Pelajaran IPA
Yang Memperoleh Nilai Jumlah Siswa Jumlah
100 0 0
95 0 0
5
75 6 450
70 5 350
65 3 195
60 5 300
55 5 275
50 4 200
45 1 45
Jumlah 35 2315
Rata-rata Nilai 66,1
Sumber: pengolahan Nilai Harian Siswa ( Buku Nilai )
Untuk mengatasi persoalan di atas, perlu adanya usaha sadar yang
dilakukan oleh guru, dan untuk itu pula peneliti bermaksud melakukan
perbaikan pembelajaran, berdasarkan pendekatan keterampilan proses.
Besar harapan melalui pendekatan ini proses dan hasil belajar siswa
mengalami perubahan ke arah yang diharapkan. Maka karena itulah peneliti
berusaha untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar siswa dengan
melakukan PTK (Penelitian Tindakan Kelas).
Dengan demikian pembelajaran IPA (Sains) dengan menggunakan
pendekatan keterampilan proses dapat memberikan solusi dan input berupa
informasi yang sangat berguna untuk merubah paradigma lama belajar
secara konvensional menuju belajar yang aktif, kreatif, inovatif dan
menyenangkan.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis akan menuangkan
dalam sebuah penelitian tindakan kelas yang berjudul “ Penerapan
Pendekatan Keterampilan Proses pada Mata Pelajaran IPA Materi
energi panas untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa kelas III di SDN Tugu 11 Kecamatan Cimanggis Kota Depok”sehingga di peroleh gambaran secara tepat dan akurat sebagai upaya perbaikan pelaksanaan
proses pembelajaran khususnya untuk bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka
masalah pokok yang akan diteliti adalah “Bagaimana Penerapan
Pendekatan Keterampilan Proses pada Mata Pelajaran IPA Materi
energi panas untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III SDN
Tugu 11 Cimanggis Kota Depok”.
Untuk mempermudah dan memfokuskan penelitian, maka penulis
merumuskan masalah tersebut, sebagai berikut:
1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran IPA pada materi energi
panasdi kelas IV SDN Tugu 11 Cimanggis Depok melalui pendekatan
keterampilan proses untuk meningkatkan hasil belajar siswa?
2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran IPA pada materi energi
panasdi kelas IV SDN Tugu 11 Cimanggis Depok dengan
menggunakan pendekatan keterampilan proses?
3. Bagaimanakah hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA pada materi
energi panasdi kelas IV SDN Tugu 11 Cimanggis Depok melalui
pendekatan keterampilan proses?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan tentang penerapan pendekatan keterampilan proses
untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA pada
materi pokok energi panasdi kelas IV SD Negeri Tugu 11 Cimanggis
kota Depok.
7
menjadi tujuan khusus dari kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ini,
adalah :
a. Untuk mendeskripsikan perencanaan pembelajaran IPA pada materi
energi panasdi kelas IV SDN Tugu 11 Cimanggis Depok dengan
menggunakan pendekatan keterampilan proses.
b. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran IPA pada materi
energi panasdi kelas IV SDN Tugu 11 Cimanggis Depok dengan
menggunakan pendekatan keterampilan proses.
c. Untuk mendeskripsikan tentang hasil belajar siswa pada
pembelajaran IPA pada materi energi panasdi kelas IV SDN Tugu
11 Cimanggis Depok setelah menggunakan pendekatan
keterampilan proses.
D. Manfaat Penelitian
Setelah melakukan penelitian pada materi energi panas dikelas III
SDN TUGU 11 diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para guru
khususnya, maupun pihak-pihak yang terkait pada dunia pendidikan dalam
rangka mensukseskan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang
telah ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2006
tentang Pelaksanaan Peraturan Mendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Standar
Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, serta
PeraturanMendiknas Nomor 23 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Setidaknya manfaat penelitian
tindakan kelas ini di jabarkan sebagai berikut:
1. Bagi Siswa Kelas III SDN Tugu 11
a. Dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses siswa
diharapkan dapat belajar secara aktif dan dapat mengembangkan
potensi yang dimiliki.
b. Dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses diharapkan
8
2. Bagi Guru SDN Tugu 11
a. Membantu memberikan solusi dan mempermudah dalam
penyampaian pelajaran IPA dengan menggunakan keterampilan
proses pada materi energi panas.
b. Menambah wawasan bagi guru tentang pendekatan pembelajaran,
yang dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aktif sehingga
dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Bagi Sekolah SDN Tugu 11
Penelitian ini diharapkan memberikan masukkan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran IPA melalui pendekatan
keterampilan proses yang disesuaikan dengan siswa dan karakteristik
pelajaran yang akan meningkatkan prestasi sekolah.
E. Definisi Istilah
1. Pendekatan Keterampilan Proses
Pendekatan keterampilan proses menurut Semiawan (1990:18)
adalah Pendekatan yang mengembangkan keterampilan-keterampilan
memproseskan perolehan, anak akan mampu menemukan dan
mengembangkan sendiri fakta dan konsep.Dengan kata lain endekatan
keterampilan proses adalah pendekatan dalam pembelajaran yang
memfasilitasi siswa sehingga dapat menemukan fakta-fakta dan
kosep-konsep dan teori dengan keterampilan intelektual dan sikap ilmiah
siswa sendiri.
2. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
IPA adalah salah satu mata pelajaran yang menjadi isi
kurikulum di SD.Dalam Kurikulum Pendidikan Dasar GBPP
9
menghargai kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.Salah satu tujuan
pengajaran IPA adalah agar siswa memahami konsep-konsep IPA dan
keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari.Oleh karena itu,pelajaran
IPA sangat perlu diajarkan di sekolah dasar dengan menekankan pada
pemberian pengalaman langsung melalui keterampilan proses dan sikap
ilmiah yang tentunya harus didukung dengan berbagai sarana dan
prasarana atau media yang relevan
Pada pembahasan ini penulis mengadakan penelitian tentang
energi panas.Energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha. Energi
dapat berubah dari suatu bentuk kebentuk lainnya. Contoh salah satu
bentuk energi adalah Panas.Sumber Energi Panas tersebut dapat berasal
dari matahari,bahan bakar,listrik,makanan,gesekan.
Panas adalah salah satu bentuk energi yang dapat berpindah
karena perbedaan suhu, panas dapat berpindah dari benda bersuhu
tinggi ke benda bersuhu rendah.Perpindahan panas dapat terjadi di
benda padat, cair atau gas,yaitu konduksi,konveksi,radiasi.Panas dapat
mengubah wujud benda yaitu menguap,mengembun,melebur dan
membeku,menyublim.Panas dapat mengubah suhu benda.Panas dapat
membuat benda memuai.
3. Hasil Belajar
Hasil belajar terdiri dari dua kata, yakni hasil dan belajar. Antara
hasil dan belajar memiliki arti yang berbeda. Hasil ialah wujud
pencapaian dan suatu tujuan yang dikerjakan, diciptakan baik secara
individu maupun kelompok. Hasil tak akan pernah didapat selama
seseorang tidak melakukan suatu tindakan. Sedangkan belajar adalah
suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar untuk menuju suatu
perubahan.Dengan demikian dapat dipahami makna hasil belajar
merupakan wujud tujuan yang diperoleh berupa kesan-kesan yang
mengakibatkan perubahan pada diri individu dalam aktivitas
10
kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman
belajarnya. Dengan kata lain setelah melaksanakn tes hasil belajar.
F. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan pada rumusan masalah, untuk sementara penulis
menduga bahwa dengan dilakukan “Penerapan PendekatanKeterampilan
Proses pada Mata Pelajaran IPA Materi Energi Panas dapat
37
BAB III
METODE DALAM PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian
tindakan kelas (PTK) dengan menerapkan pendekatan keterampilan proses.
Dimana dalam proses ini tolak ukur kajian berada pada kompetensi guru
pengajar sebagai penyampaian pendekatan pembelajaran sebagai salah satu
cara untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dianggap kurang
memuaskan.
Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian praktis yang
dilakukan dikelas dan bertujuan untuk memperbaiki praktek pembelajaran
yang ada, dan atau meningkatkan kualitas pembelajaran. Disamping
implementasi tindakan untuk memecahkan masalah, penelitian ini
merupakan suatu proses yang dinamis yang dimulaindari perencanaan,
tindakan pengamatan dan refleksi.
Dalam pelaksanaannya penelitian perlu memahami karakteristik
dan prinsip yang ada dalam PTK agar kegiatan yang dilakukan dapat
dipertanggung jawabkan oleh peneliti. Selain itu diharapkan penelitian ini
bisa menjadi acuan bagi penulis untuk melakukan penelitian selanjutnya
untuk memperbaiki pembelajaran di sekolah. Pernyataan tersebut sesuai
dengan pendapat Wardani, dkk (2004:6-12) yang menyebutkan bahwa:
peran guru dalam pelaksanaan pembelajaran adalah mengupayakan tarap
serap siswa yang tinggi dan merata, sedangkan peran utama guru yang
melaksanakan PTK adalah memperbaiki pembelajaran dalam rangka
meningkatkan dan meratakan tarap serap peserta didik.
Salah satu upaya yang harus dilakukan guru dalam
menyempurnaan dan peningkatan mutu di Sekolah Dasar adalah pemecahan
masalah pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sarana dan sumber
pembelajaran, masalah penilaian pembelajaran, dan hal-hal yang
38
B. Model Penelitian
Seperti yang telah kita ketahui di atas, PTK dilaksanakan melalui
proses pengkajian berdaur, yang terdiri dari 4 tahap, yaitu merencanakan,
melakukan tindakan, mengamati, melakukan refleksi.
Dari tahapan PTK yang telah disebutkan di atas, maka prosedur
penelitian, dikembangkan ke dalam beberapa tahap. Menurut pendahulunya
Kurt Lewin yaitu Kemmis dan Mc Targart (Hermawan, R dkk
2007:127-128) tahap penelitian tindakan kelas terdiri dari:
1. Perencanaan (planning)
2. Pelaksanaan Tindakan (action)
3. Observasi (observation),
4. Refleksi (reflection)
Dari tahapan-tahapan diatas, penulis memulai penelitian dari
observasi awal, dilanjutkan dengan penyusunan rencana tindakan, kemudian
pelaksanaan tindakan, observasi, dan berakhir dari setiap siklus dengan
berpatokan pada refleksi awal. Tahap / siklus penelitian tersebut dapat
dilihat pada gambar berikut:
Siklus I
Siklus II Observasi Awal
Penyusunan Rencana Tindakan
Pelaksanaan Tindakan Observasi
Refleksi I
Penyusunan Rencana perbaikan
Pelaksanaan Tindakan Observasi
Refleksi II
39
C. Subjek dan Lokasi Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri
Tugu 11 Kecamatan Cimanggis Kota Depok. Penelitian ini dilakukan
terhadap kelas IV pada pelajaran IPA. Jumlah siswa yang menjadi
penelitian sebanyak 35 siswa terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 17 siswa
perempuan. Usia siswa antara 11-12 tahun. Secara domisili mereka
sebagian besar tinggal di sekitar Desa Tugu yang berada di wilayah
Kecamatan Cimanggis Kota Depok. Pada penelitian tindakan kelas ini
peneliti menggunakan topik “EnergiPanas” yang merupakan materi
pelajaran kelas 4 pada semester 2.
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Tugu 11 Kecamatan
Cimanggis Kota Depok. Penelitian ini dilakukan terhadap siswa
kelas IV pada pembelajaran IPA. Penelitian ini dibantu oleh guru
lain yang bertindak sebagai pengamat (observer) yang bertugas
untuk memberikan masukan-masukan terhadap kekurangan dalam
proses penelitian yang dilakukan di kelas IV.
b. Waktu Penelitian
Waktu penelitian penelitian ini dilakukan selama kurang lebih satu
bulan, yaitu di mulai dari bulan Februari 2013 untuk tahapan
persiapan sampai dengan bulan April 2013 untuk tahap pelaksanaan.
D. Prosedur Penelitian
Alur penelitian yang dilakukan pada penelitian tindakan kelas
disesuaikan dengan model yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc. Tagart
(Kasbolah, 1988:113) dalam melaksanakan penelitian dibuat beberapa
siklus untuk mempermudah langkah penelitian. Di mulai dari tahap analisis
kurikulum, melakukan studi pustaka, observasi awal, menemukan masalah
dan mengidentifikasinya, merencanakan langkah awal tindakan dan
40
tindakan ke I, kemudian merefleksikannya kembali. Setelah selesai satu
siklus yang di akhiri dengan refleksi maka diperbaiki pada siklus berikutnya
hingga di temukan jawaban sebagai kesimpulan akhir dalam penelitian
tindakan kelas dapat dilihat pada uraian berikut:
1. Tahap Perencanaan
Siklus I
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan
c. Observasi
d. Refleksi
Siklus II
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan
c. Observasi
d. Refleksi
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan dalam 2 siklus.
a. Siklus I
1) Setelah mendapat gambaran keadaan kelas, perhatian dan
aktivitas siswa, motivasi belajar, sarana belajar, maka
dilakukanlah tindakan kelas pertama, yaitu mendesain
kegiatan belajar untuk satu kompetensi dasar.
2) Peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran, yang dibantu
teman sejawat untuk memantau/mengobservasi pelaksanaan
pembelajaran. Sasaran pemantauan adalah kegiatan siswa,
kegiatan guru, dan efektivitas penggunaan pendekatan
keterampilan proses.
3) Melakukan evaluasi untuk mengetahui keberhasilan dan
41
4) Melakukan perbaikan desain pembelajaran, berdasarkan
evaluasi hasil pemantauan.
5) Peneliti bersama teman sejawat menganalisis dan merefleksi
pelaksanaan dan hasil kegiatan pembelajaran siklus I yang
diajukan pada siklus II.
b. Siklus II
1) Setelah memperoleh gambaran pada desain pembelajaran
kegiatan pertama (siklus I) peneliti mendesain kembali
kegiatan pembelajaran dengan menambahkan atau
memfokuskan aspek-aspek yang belum optimal pada tindakan
(siklus I).
2) Melakukan pemantauan (observasi) terhadap pelaksanaan
pembelajaran yang sedang dilakukan. Sasaran pemantauan
adalah kegiatan siswa dalam merespon pelajaran, sikap guru
dalam mengelola pembelajaran dan efektivitas pembelajaran
dengan pendekatan keterampilan proses yang diterapkan.
3) Melakukan evaluasi hasil kegiatan yang sudah dilakukan,
untuk mengetahui efektivitas keberhasilan dari penggunaan
strategi-strategi baru pembelajaran yang sudah dilakukan.
4) Melakukan perbaikan desain pembelajaran, berdasarkan hasil
pengamatan.
5) Peneliti bersama teman sejawat menganalisis dan merefleksi
pelaksanaan dan hasil kegiatan pembelajaran siklus II, hasil
analisis dan refleksi terhadap tindakan II ini menjadi bahan
acuan kesimpulan dari penelitian yang sudah dilakukan.
E. Instrumen Penelitian
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP )
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) digunakan sebagai
bahan acuan / pedoman ketika penulis melaksanakan tindakan
pembelajaran.
42
Pedoman observasi digunakan untuk memperoleh data tentang
pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa.
Observasi sebagai alat pengumpul data digunakan secara langsung
dalam pembelajaran untuk mencatat data pelaksanaan pembelajaran
yang akan menjadi masukan dalam rangka refleksi observasi
pembelajaran oleh observer.
Pedoman observasi disusun untuk mengamati aktifitas guru
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.
3. Soal Tes
Tes tertulis digunakan untuk memperoleh data mengenai hasil
belajar siswa secara individual dalam penguasaan materi “EnergiPanas”
pada siklus I tentang SumberEnergiPanaspada siklus II
PerpindahanEnergiPanas.
Tujuan tes ini untuk melihat ada atau tidaknya peningkatan hasil
belajar antara sebelum dan sesudah pemberian tindakan pada materi
“EnergiPanas” melalui penerapan pendekatan keterampilan proses dengan cara melihat perubahan rata-rata nilai yang diperoleh siswa.
F. Teknik Pengolahan Data
1. Teknik Pengolahan Data Hasil Observasi a. Reduksi Data
Menyeleksi data dengan cara memilah dan memilih data yang
diperlukan dan membuang data yang tidak diperlukan.
b. Klasifikasi Data
Mengklasifikasikan data yang diperoleh dari siklus I dan
siklus II dengan mengacu pada RPP. Tujuannya untuk mengetahui
aktifitas guru dan siswa yang diharapkan terjadi atau tidak
diharapkan terjadi juga untuk mengetahui hasil belajar siswa yang
diperoleh. Dan untuk mempermudah, data-data tersebut kemudian
43
3. Data tentang hasil belajar
c. Display Data
Mendeskripsikan data yang sudah diperoleh dalam bentuk
narasi, uraian atau dalam bentuk tabel juga grafik.
d. Interpretasi Data
Menafsirkan data-data yang sudah didisplay baik data dalam
bentuk tabel atau data dalam bentuk grafik.
e. Refleksi
Meninjau kembali perencanaan dan pelaksanaan yang telah
dilakukan dengan cara melihat kekuatan yang sudah diperoleh atau
kelemahan apa yang masih harus ditingkatkan. Kemudian kekuatan
dan kelemahan tersebut dianalisis mengapa masih terjadi kelemahan
dan bagaimana cara mengatasi kelemahan tersebut yang kemudian
ditingkatkan pada tindakan berikutnya.
2. Teknik Pengolahan Data Hasil Tes
a. Scoring
1. Penskoran terhadap jawaban yang diberikan siswa. Tiap-tiap
butir soal yang dijawab oleh siswa diberi skor sesuai dengan
lengkap tidaknya jawaban yang diberikan, dengan rumus:
Nilai =
x 100%
2. Penilaian terhadap jawaban siswa. Setelah penskoran tiap butir
jawaban, langkah selanjutnya adalah menjumlahkan skor yang
diperoleh oleh masing-masing siswa.
3. Pengelompokkan nilai tes dengan rentang nilai tertentu. Setelah
penskoran lalu skor hasil tes dikelompokkan dengan rentang
nilai tertentu untuk mengetahui tingkat keberhasilan pencapaian
ranah kognitif siswa.
b. Menghitung Rata-rata
1. Menentukan penilaian hasil kegiatan siswa pada setiap siklus
44
Nilai =
x 100 %
2. Rata-rata hitung hasil belajar (pos tes) dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:
̅ =∑
Keterangan:
X = Rata-rata hitung
∑ x = Skor
n = Banyaknya Data
2. Penentuan nilai rata-rata tes dari seluruh siswa yang mengikuti
tes. Tahap ini dilakukan untuk mengetahui ketuntasan belajar
siswa secara klasikal, yaitu jika> 85 % siswa memperoleh skor
>75 % dari skor total.
Ketuntasan Belajar = ∑
∑ x 100 %
Keterangan:
Ketuntasan belajar = ketuntasan belajar secara klasikal
∑ Swa =siswa yang memperoleh tingkat
penguasaan >75%
∑ Swatot = jumlah siswa
G. Analisis Data Hasil Tes 1. Scoring
Kriteria penilaian pada post tes siklus I dan siklus II adalah
berupa uraian yang berjumlah 5 soal, dimana setiap soal mempunyai
bobot skor 20 apabila siswa dapat menjawab dengan benar sehingga
skor maksimum yang dapat diperoleh adalah 100.
2. Nilai Rata-rata
Hasil akhir post tes (nilai rata-rata) dikelompokkan menjadi
45
Tabel 3.1
Kategori Nilai Rata-rata Siswa
No Rentang Nilai Kategori
1 90 – 100 Sangat Baik
2 70 – 89 Baik
3 50 – 69 Cukup
4 30 – 49 Kurang
5 0 – 29 Kurang Sekali
Sedangkan untuk persentase KKM dapat dikelompokkan
[image:30.595.118.512.137.633.2]menurut kategori sebagai berikut:
Tabel 3.2
Kategori Perolehan Prosentase KKM Siswa
No Persentase Kategori
1 65 % - 100 % Berhasil ( Tuntas )
68
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, sebagaimana telah disajikan pada Bab
IV dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Perencanaan
Sistematika perencanaan pembelajaran IPA tentang materi Energi Panas
dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses pada dasarnya
adalah sama dengan sistematika RPP yang biasa disusun para guru.
Namun untuk penerapan pendekatan keterampilan proses, RPP yang
disusun mempunyai ciri-ciri khas atau khusus. Langkah rencana
penyusunan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan keterampilan
proses sebagai berikut: langkah pertama adalah merumuskan masalah,
langkah kedua adalah mengumpulkan data dengan (mengamati,
menggolongkan, merencanakan, menerapkan, mengkomunikasikan, serta
menarik kesimpulan).
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan Pembelajaran IPA materi Energi Panasdengan menerapkan
pendekatan keterampilan proses dilakukan dua siklus. Siklus I tentang
Energi Panas sedangkan siklus II tentang Perpindahan Panas. Aktivitas
69
Suyati , 2013
lainnya. Penerapan pendekatan keterampilan proses pada pembelajaran
IPA kelas IV SDN Tugu 11 Cimanggis Kota Depok adalah guru
membimbing siswa merumuskan masalah, siswa diminta untuk
mengumpulkan data dengan cara mengamati, menggolongkan,
merencanakan, menerapkan, mengkomunikasikan, serta sisswa menarik
kesimpulan (menyimpulkan). Ternyata penerapan pendekatan
keterampilan proses pada pembelajaran IPA materi Energi Panas
mempunyai pengaruh positif yang dapat meningkatkan proses, aktivitas
belajar siswa dan hasil belajar siswapun meningkat.
3. Hasil Belajar
Setelah diterapkannya pendekatan keterampilan proses pada kelas IV
pada mata pelajaran IPA materi Energi Panas di SDN Tugu 11 Cimanggis
Depok. Terlihat hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Hasil yang
diperoleh dalam setiap tindakan cukup memuaskan peneliti, walaupun
pada siklus I hanya sedikit peningkatannya, tetapi pada siklus II rata-rata
evaluasi siswa sudah melebihi nilai KKM pada mata pelajaran IPA. Hal
ini terbukti dari hasil evaluasi siswa pada tiap siklus. Adapun hasil siklus
I dengan rata-rata nilai hasil belajar siswa 73,14 menjadi (63,9%),
sedangkan pada siklus II dengan rata-rata 81,86 mencapai peningkatan
ketuntasan 83,3%.Sehingga pembelajaran materi energi panas melalui
pendekatan keterampilan proses telah tuntas dan pembelajaran diarahkan
70
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian tindakan yang sudah dilakukan, maka
peneliti memberikan beberapa saran demi peningkatan kualitas pembelajaran
IPA di SD diantaranya :
1. Bagi Siswa
Dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses siswa
dapat belajar secara aktif, kreatif dalam proses pembelajaran dan
mengembangkan potensi yang dimiliki serta menanamkan perilaku sosial
sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
2. Bagi Guru
Guru diharapkan dapat menggunakan pendekatan keterampilan
proses sebagai variasi dalam kegiatan pembelajaran, sehingga siswa tidak
hanya memperoleh konsep materi tetapi juga bermakna dalam kehidupan
sehari-hari.
Guru diharapkan dapat mempererat hubungan baik antara guru
dengan siswa, maupin siswa dengan siswa. Guru harus memberikan
kesempatan kepada siswa untuk ikut berpartisipasi dalam pembelajaran.
Guru harus mempersiapkan kegiatan pembelajaran dengan baik,
seperti mengekplor metode-metode pembelajaran lainnya, sehingga
kegiatan pembelajaran tidak terasa membosankan, memotivasi siswa dan
71
Suyati , 2013
3. Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan memberikan masukan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran IPA melalui pendekatan
keterampilan proses yang disesuaikan dengan siswa dan karakteristik
pelajaran yang akan meningkatkan prestasi sekolah.
Sekolah diharapkan menunjang alat peraga yang dapat
digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
4. Bagi Peneliti
Bagi peneliti dalam menerapkan pendekatan keterampilan
proses akan lebih efektif apabila jumlah siswa tidak terlalu banyak,
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal. Dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Irama Widya.
Arikunto, S. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Depdiknas, 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar Mata Pelajaran Sains SD/MI. Jakarta Depdiknas
Handayani, Tutik. 2010. Penerapan Keterampilan Proses di Kelas 3. Bandung
Hermawan. R. Mujono dan Seherman. A. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar. Bandung: UPI PRESS
Mahmuddin. 2009. Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Pembelajaran IPA. www.goegle.com (05 Nopember 2009)
Margaretta. Hendri Edi dan Sujana Atep. 2009. Konsep Dasar IPA. Bandung: UPI PRESS
Massofa. 2011. Pendekatan Keterampilan Proses dalam Belajar Mengajar. (http://www.massofa.wordpress.com/2011/08/16 /pendekatan-ketrampilan-proses-dalam-belajar-mengajar/
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. 2010. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Priyono dan Sayekti, Titik. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam kelas 3. Jakarta: Depertemen Pendidikan Nasional
Rakhmat, Cece, Nandang Budiman dan Nenden Ineu Herawati. 2006. Psikologi Pendidikan. Bandung: UPI PRESS.
Rositawaty, S dan Muharam, Aris. 2008. Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam 3. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Sudjana, Nana. 1990. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya
Sukiyadi. D. 2006. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: UPI PRESS