• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGUASAAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA PESERTA PUSAT INFORMASI DAN KONSELING REMAJA BKBPP DI KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SUKABUMI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGUASAAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA PESERTA PUSAT INFORMASI DAN KONSELING REMAJA BKBPP DI KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SUKABUMI."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

Hanisa Fajarindawati Kurnia, 2013

PENGUASAAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA PESERTA PUSAT INFORMASI DAN KONSELING REMAJA BKBPP DI KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGUASAAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA PESERTA PUSAT INFORMASI DAN KONSELING

REMAJA BKBPP DI KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SUKABUMI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

Oleh

HANISA FAJARINDAWATI KURNIA 0809182

JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

Hanisa Fajarindawati Kurnia, 2013

PENGUASAAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA PESERTA PUSAT INFORMASI DAN KONSELING REMAJA BKBPP DI KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGUASAAN PENGETAHUAN

KESEHATAN REPRODUKSI PADA

REMAJA PESERTA PUSAT

INFORMASI DAN KONSELING

REMAJA BKBPP DI KECAMATAN

SUKARAJA KABUPATEN

SUKABUMI

Oleh

Hanisa Fajarindawati Kurnia

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Hanisa Fajarindawati Kurnia 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Hanisa Fajarindawati Kurnia, 2013

PENGUASAAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA PESERTA PUSAT INFORMASI DAN KONSELING REMAJA BKBPP DI KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu HANISA FAJARINDAWATI KURNIA

PENGUASAAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA PESERTA PUSAT INFORMASI DAN KONSELING

REMAJA BKBPP DI KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SUKABUMI

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Prof. Dr. Hj. Melly Sri Sulastri Rifa’i, M.Pd Nopen. 130188260 00

Pembimbing II

Dr. Hj. Isma Widiaty, M.Pd NIP. 19710607 200112 2 001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga FPTK Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

Hanisa Fajarindawati Kurnia, 2013

PENGUASAAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA PESERTA PUSAT INFORMASI DAN KONSELING REMAJA BKBPP DI KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

PENGUASAAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA PESERTA PUSAT INFORMASI DAN KONSELING

REMAJA BKBPP DI KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SUKABUMI

Oleh

Hanisa Fajarindawati Kurnia

Penelitian ini dilatar belakangi oleh kondisi remaja yang memerlukan informasi yang benar, jelas, dan bertanggung jawab mengenai kesehatan reproduksi. Identifikasi masalah dalam penelitian ini yaitu perlunya wadah yang memfasilitasi remaja untuk mengetahui informasi mengenai kesehatan reproduksi. Informasi tersebut dapat diperoleh dari orang tua, sekolah, lembaga kesehatan, dan pihak-pihak yang dipandang lebih mengerti dan memiliki tanggung jawab dalam memberikan pengetahuan kesehatan reproduksi. Pengetahuan kesehatan reproduksi harus dikuasai oleh remaja sebagai bekal mempersiapkan kehidupan berkeluarga. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh data penguasaan pengetahuan kesehatan reproduksi pada remaja peserta PIK-Remaja setelah mengikuti penyuluhan kesehatan reproduksi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Teknik pengumpulan data berupa tes hasil belajar dengan bentuk pilihan ganda. Sampel dalam penelitian ini adalah sampel total sesuai dengan banyaknya populasi yaitu remaja peserta PIK-R Desa Selaawi Kecamatan Sukaraja yang berjumlah 40 orang. Hasil penelitian menunjukan rata-rata nilai penguasaan pengetahuan kesehatan reproduksi yang diperoleh remaja pada aspek tumbuh kembang berada pada kriteria sangat tinggi, pada aspek fisik berada pada kriteria sangat tinggi, pada aspek mental berada pada kriteria tinggi, dan pada aspek sosial berada pada kriteria sangat tinggi. Hasil capaian keseluruhan penguasaan pengetahuan kesehatan reproduksi pada remaja peserta PIK-Remaja BKBPP Di Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi lebih dari setengahnya berada pada kriteria tinggi. Rekomendasi hasil penelitian ini ditujukan kepada: 1) Remaja peserta PIK-R untuk selalu meningkatkan wawasan dan pengetahuan mengenai seputar masalah remaja khususnya kesehatan reproduksi, 2) Pengurus PIK-R dan BKBPP Kecamatan Sukaraja dapat dijadikan bahan evaluasi untuk terus meningkatkan dan mensosialisasikan program PIK-R serta Program BKR dapat ditingkatkan lagi agar program PIK-R dan BKR dapat dijalankan dengan seimbang serta berdampingan, 3) Peneliti selanjutnya masih terdapat variabel kehidupan remaja lainnya yang belum diteliti, contohnya tentang manfaat penyuluhan kesehatan reproduksi pada perilaku heteroseksual remaja.

(5)

Hanisa Fajarindawati Kurnia, 2013

PENGUASAAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA PESERTA PUSAT INFORMASI DAN KONSELING REMAJA BKBPP DI KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

PENGUASAAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA PESERTA PUSAT INFORMASI DAN KONSELING

REMAJA BKBPP DI KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SUKABUMI

(The Mastery of Knowledge In Adolescent Reproductive Health Information

Center Participants And Adolescent Counseling BKBPP In Sukaraja Sub District Sukabumi Regency)

This research background by teenage condition that requires correct information, clear and responsible reproductive health. Identify the problem in this research is the need for containers that facilitate young people to find out information on reproductive health. Such information can be obtained from parents, schools, health agencies, and other interested parties are seen as more understanding and have a responsibility to provide reproductive health knowledge. Reproductive health knowledge to be mastered by the youth in preparation prepare their family life. The purpose of this study to obtain data on the acquisition of knowledge on adolescent reproductive health PIK-Youth participants after attending a reproductive health education. The research method used is descriptive method. Data collection techniques such as achievement test with multiple choice. The sample in this study is in accordance with the number of the total sample population of the youth participants PIK-R sub Desa Selaawi Talbot totaling 40 people. The results showed the average value of the acquisition of knowledge gained adolescent reproductive health aspects of growth and development are at very high criteria, the physical aspect is the very high criteria, the mental aspect is the high criteria, and social aspects are at very high criteria . The results of the overall performance of reproductive health knowledge acquisition in adolescent participants PIK-Teens BKBPP in Talbot District Sukabumi more than half are at high criteria. Recommendations addressed to the results of this study: 1) Youth participants PIK-R to always improve insight and knowledge about reproductive health issues in particular youth, 2) Board PIK-R and Talbot District BKBPP can be used as an evaluation to continuously improve and disseminate program PIK- R and BKR Program so that the program can be improved further PIK-R and BKR can be run with a balanced and co-exist, 3) Researchers further there are other variables teenage life have not been studied, for example, about the benefits of reproductive health education on adolescent heterosexual behavior.

(6)

Hanisa Fajarindawati Kurnia, 2013

PENGUASAAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA PESERTA PUSAT INFORMASI DAN KONSELING REMAJA BKBPP DI KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Tumbuh Kembang Remaja ... 8

1. Pengertian Remaja... 8

2. Tugas Perkembangan Remaja ... 9

3. Kebutuhan Remaja ... 11

B. Kesehatan Reproduksi ... 11

1. Aspek Fisik Pada Kesehatan Reproduksi ... 12

2. Aspek Mental Pada Kesehatan Reproduksi ... 19

3. Aspek Sosial Pada Kesehatan Reproduksi ... 23

C. Penguasaan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi ... 26

D. Gambaran PIK-Remaja ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

A. Lokasi, populasi dan Sampel Penelitian ... 30

B. Metode Penelitian... 30

C. Definisi Operasional... 30

D. Instrumen Penelitian... 31

1. Validitas Instrumen ... 32

2. Reliabelitas Instrumen ... 33

3. Uji Tingkat Kesukaran ... 34

4. Uji Daya Pembeda ... 34

E. Teknik Pengumpulan Data ... 36

F. Analisis Data ... 37

G. Hasil Uji Coba Instrumen... 39

(7)

Hanisa Fajarindawati Kurnia, 2013

PENGUASAAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA PESERTA PUSAT INFORMASI DAN KONSELING REMAJA BKBPP DI KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44

A. Hasil Penelitian ... 44

1. Identitas Responden ... 44

2. Deskripsi Data Hasil Penelitian... 46

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 54

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 61

A. Kesimpulan ... 62

B. Rekomendasi ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 64

(8)

Hanisa Fajarindawati Kurnia, 2013

PENGUASAAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA PESERTA PUSAT INFORMASI DAN KONSELING REMAJA BKBPP DI KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel Hal

3.1 Interpretasi Koefisien Reliabelitas ... 33

3.2 Kriteria Tingkat Kesukaran ... 34

3.3 Kriteria Daya Pembeda ... 35

3.4 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Dan Daya Pembeda ... 41

3.5 Rekapitulasi Tingkat Kesukaran Uji Coba Instrumen ... 42

3.6 Rekapitulasi Daya Pembeda Uji Coba Instrumen ... 42

4.1 Rentang Usia Remaja Peserta PIK-R ... 44

4.2 Klasifikasi Remaja Peserta PIK-R Berdasarkan Jenis Kelamin ... 44

4.3 Klasifikasi Remaja Peserta PIK-R Berdasarkan Jenjang Pendidikan ... 45

4.4 Persentase Alasan Mengikuti Penyuluhan Kesehatan Reproduksi ... 45

4.5 Hasil Tes Penguasaan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Aspek Tumbuh Kembang Remaja ... 46

4.6 Hasil Tes Penguasaan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Aspek Fisik ... 47

4.7 Hasil Tes Penguasaan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Aspek Mental ... 48

4.8 Hasil Tes Penguasaan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Aspek Sosial ... 50

4.9 Hasil Capaian Penguasaan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Pada Remaja Peserta PIK-R BKBPP Di Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi ... 51

(9)

Hanisa Fajarindawati Kurnia, 2013

PENGUASAAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA PESERTA PUSAT INFORMASI DAN KONSELING REMAJA BKBPP DI KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

(10)

Hanisa Fajarindawati Kurnia, 2013

PENGUASAAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA PESERTA PUSAT INFORMASI DAN KONSELING REMAJA BKBPP DI KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR DIAGRAM

DIAGRAM Hal

4.1 Diagram Ketercapaian Pengukuran Penguasaan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Pada Remaja Peserta PIK-R BKBPP Di Kecamatan

(11)

Hanisa Fajarindawati Kurnia, 2013

PENGUASAAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA PESERTA PUSAT INFORMASI DAN KONSELING REMAJA BKBPP DI KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Hal

1. Kisi-Kisi dan Instrumen Penelitian Uji Coba ... 67

2. Kisi-Kisi dan Instrumen Penelitian ... 81

3. Hasil Uji Coba Instrumen ... 94

4. Pengolahan Data ... 98

5. Surat-Surat ... 101

6. Riwayat Hidup ... 106

(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan nasional yang diselenggarakan oleh pemerintah merupakan salah satu usaha untuk mecapai kehidupan sumber daya manusia yang berkualitas. Kualitas sumber daya manusia sangat ditentukan oleh tingkat pengetahuan, sikap

dan keterampilan yang diperoleh melalui pendidikan. Pendidikan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia baik dari segi jasmani maupun rohani, serta dapat membentuk manusia seutuhnya. Fungsi pendidikan sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU SISDIKNAS) pasal 3 yang menyatakan bahwa :

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga demokratis bertanggung jawab.

Fungsi pendidikan nasional diwujudkan melalui tiga jalur, yaitu pendidikian formal, informal serta nonformal. Jalur pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah melalui kegiatan belajar mengajar secara berjenjang. Jalur pendidikan informal yaitu pendidikan yang didapat di dalam kehidupan keluarga. Pendidikan jalur nonformal yaitu pendidikan yang diselenggarakan di luar sekolah melalui kegiatan belajar mengajar yang tidak harus berjenjang. Pernyataan tersebut sesuai dengan yang tercantum di dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 26 ayat 3 menyatakan bahwa :

(13)

2

Hanisa Fajarindawati Kurnia, 2013

PENGUASAAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA PESERTA PUSAT INFORMASI DAN KONSELING REMAJA BKBPP DI KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pendidikan nonformal dapat dikatakan sebagai proses pendidikan yang tidak terikat waktu, tempat serta usia. Pendidikan nonformal yang diselenggarakan di luar kegiatan belajar mengajar di sekolah yaitu untuk masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah serta pelengkap pendidikan formal. Salah satu bentuk pendidikan jalur nonformal yang dilakukan di lingkungan masyarakat yaitu

penyuluhan.

Salah satu wadah yang menyelenggarakan kegiatan penyuluhan yang ada di masyarakat pada saat ini adalah kegiatan PIK Remaja (Pusat Informasi dan Konseling). PIK remaja adalah suatu kegiatan yang diperuntukan untuk remaja guna memberikan pelayanan informasi dan konseling kesehatan reproduksi serta perencanaan penyiapan kehidupan berkeluarga.

PIK merupakan bagian dari program KRR (Kesehatan Reproduksi Remaja) yang disosialisasikan oleh BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) kepada masyarakat di setiap desa atau kelurahan yang ada di kabupaten dan kota, di bawah pengawasan BKBPP (Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan) yang ada di setiap kecamatan. BKKBN (2010:6) menjelaskan bahwa tujuan dari kegiatan PIK remaja adalah “memberikan informasi kesehatan reproduksi remaja, pendewasaan usia perkawinan, serta keterampilan kecakapan hidup yang sesuai minat dan kebutuhan remaja”.

Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa. Kehidupan remaja merupakan kehidupan yang sangat menentukan bagi kehidupan masa depan selanjutnya. Praktek hidup sehat merupakan salah satu yang akan mempengaruhi kehidupan remaja selanjutnya khususnya mengenai kesehatan

reproduksi. Pengetahuan kesehatan reproduksi dapat memberikan informasi bagi remaja untuk hidup dan berperilaku sehat secara fisik, mental maupun sosial,

sehingga remaja memiliki bekal untuk mempersiapkan kehidupan berkeluarganya kelak.

(14)

3

Hanisa Fajarindawati Kurnia, 2013

PENGUASAAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA PESERTA PUSAT INFORMASI DAN KONSELING REMAJA BKBPP DI KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

informasi yang jelas mengenai kesehatan reproduksi, sehingga banyak remaja yang mencari informasi tersebut dengan caranya sendiri karena para remaja merasa malu untuk membicarakan mengenai kesehatan reproduksi dengan orang tua atau dengan pihak-pihak yang lebih mengerti mengenai reproduksi.

Hasil survey Badan Penelitian dan Pengembangan BKKBN pada tahun 2011 khususnya di Jawa Barat menyimpulkan bahwa 51% remaja pernah

melakukan seks di luar nikah, pengidap IMS dan HIV AIDS 26,60% adalah remaja, 62 % remaja tidak perawan, 78% pelaku penyalahgunaan napza adalah remaja, serta 27 % remaja mengaku pernah aborsi. Keadaan ini jika tidak diperhatikan dan tidak diatasi akan semakin bertambah jumlahnya pada setiap tahunnya.

Keadaan seperti ini merupakan masalah yang perlu segera mendapatkan perhatian dan pemecahan, sehingga dapat mengatasi banyaknya jumlah remaja yang bermasalah. Upaya preventif yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah remaja khususnya mengenai kesehatan reproduksi yaitu diadakan suatu penyuluhan khusus bagi remaja mengenai kesehatan reproduksi. Banyak pihak yang dapat membantu dalam memberikan informasi mengenai kesehatan reproduksi antara lain adalah guru dan orang tua.

Peran orang tua dan fungsi keluarga di dalam memberikan pendidikan seks atau sex education khususnya mengenai kesehatan reproduksi sejak dini sangat dibutuhkan. Pernyataan tersebut sejalan dengan hasil penelitian Widianto pada tahun 2007 mengenai Hubungan Peran Orang Tua Dalam Pendidikan Kesehatan

Reproduksi Dengan Sikap Tentang Seks Bebas, hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa “adanya hubungan peran orang tua dalam pendidikan kesehatan reproduksi dengan sikap tentang seks bebas ”.

(15)

4

Hanisa Fajarindawati Kurnia, 2013

PENGUASAAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA PESERTA PUSAT INFORMASI DAN KONSELING REMAJA BKBPP DI KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan perilaku kehidupan reproduksi yang sehat dan bertanggung jawab serta bertujuan untuk menekan pernikahan dini.

Materi yang disampaikan dalam penyuluhan kesehatan reproduksi ini sesuai dengan ruang lingkup kesehatan reproduksi remaja yaitu aspek fisik pada kesehatan reproduksi, aspek mental pada kesehatan reproduksi dan aspek sosial pada kesehatan reproduksi remaja. Penyuluhan ini dilaksanakan setiap dua

minggu sekali dengan durasi dua sampai dengan tiga jam dengan tambahan konsultasi-konsultasi khusus yang berkaitan dengan masalah kesehatan reproduksi remaja.

Kegiatan penyuluhan ini berlangsung selama enam bulan dengan konselor atau penyuluhnya yaitu bidan desa yang dibantu oleh kader BKR (Bina Keluarga Remaja) atau tenaga medis dari puskesmas desa. Keberhasilan penyuluhan kesehatan reproduksi yang telah dilaksanakan dapat dilihat dari adanya peningkatan penguasaan pengetahuan kesehatan reproduksi pada remaja meliputi komponen, fungsi dan proses reproduksi yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu. Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi juga dapat dijadikan bekal remaja untuk mempersiapkan kehidupan berkeluarga.

Uraian permasalahan di atas mengenai penyuluhan yang telah dilaksanakan tersebut erat kaitannya dengan bidang ilmu yang dipelajari penulis pada program studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga. Berangkat dari latar belakang masalah tersebut, penulis termotivasi ingin meneliti seberapa besar penguasaan pengetahuan kesehatan reproduksi pada remaja peserta PIK Remaja setelah mengikuti penyuluhan kesehatan reproduksi tersebut Di Desa Selaawi Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Masalah penelitian dapat diidentifikasi sebagai berikut :

(16)

5

Hanisa Fajarindawati Kurnia, 2013

PENGUASAAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA PESERTA PUSAT INFORMASI DAN KONSELING REMAJA BKBPP DI KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Perlunya informasi yang benar dan jelas mengenai kesehatan reproduksi bagi remaja dari orang tua, sekolah serta pihak-pihak yang lebih mengerti mengenai kesehatan reproduksi.

c. Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi harus dikuasai oleh remaja sebagai bekal mempersiapkan kehidupan berkeluarga.

2. Rumusan Masalah

Identifikasi masalah di atas, menjadi dasar di dalam merumuskan masalah penelitian ini yaitu: “Bagaimana penguasaan pengetahuan kesehatan reproduksi pada remaja peserta pusat informasi dan konseling remaja BKBPP Di Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi?”.

Rumusan masalah tersebut yang mendasari penulis dalam merumuskan judul skripsi yaitu: “Penguasaan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Pada Remaja Peserta Pusat Informasi dan Konseling Remaja BKBPP di Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi”. Pengetahuan kesehatan reproduksi pada penelitian ini difokuskan dan dibatasi pada kesehatan reproduksi khusus remaja

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus yaitu :

1. Tujuan Umum

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai penguasaan pengetahuan kesehatan reproduksi pada remaja peserta PIK Remaja di Desa Selaawi Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data mengenai

penguasaan pengetahuan kesehatan reproduksi pada remaja peserta PIK remaja di Desa Selaawi Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi yang berkaitan dengan :

(17)

6

Hanisa Fajarindawati Kurnia, 2013

PENGUASAAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA PESERTA PUSAT INFORMASI DAN KONSELING REMAJA BKBPP DI KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Aspek fisik kesehatan reproduksi remaja yang meliputi pengertian reproduksi, pengertian kesehatan reproduksi, perubahan fisik pada remaja, pengertian pubertas, pengenalan organ reproduksi, dan cara pemeliharaan organ reproduksi.

c. Aspek mental kesehatan reproduksi remaja yang meliputi mengenal ciri-ciri perubahan mental remaja terkait kesehatan reproduksi, pengertian

perubahan mental, ciri-ciri mental remaja yang baik, pengertian perilaku seksual menyimpang, jenis perilaku seksual menyimpang pada remaja serta faktor yang mempengaruhinya, pengertian KTD, faktor terjadinya KTD serta akibat dari KTD.

d. Aspek sosial kesehatan reproduksi remaja yang meliputi perilaku sosial remaja, perilaku beresiko terkait kesehatan reproduksi seperti IMS,HIV/AIDS dan penyalahgunaan NAPZA, pengertian IMS dan jenisnya, pengertian HIV/AIDS, cara penularan HIV dan istilah penderita HIV/AIDS, pengertian penyalahgunaan NAPZA serta dampak NAPZA pada kesehatan reproduksi.

D.Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1. Pengurus Kegiatan PIK remaja

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan masukan dan evaluasi dalam memberikan informasi atau penyuluhan khususnya mengenai kesehatan reproduksi bagi remaja khususnya di Desa Selaawi Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi.

2. BKBPP Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi

(18)

7

Hanisa Fajarindawati Kurnia, 2013

PENGUASAAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA PESERTA PUSAT INFORMASI DAN KONSELING REMAJA BKBPP DI KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Penulis

Penulis sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga FPTK UPI dan sebagai calon pendidik serta penyuluh bidang Pendidikan Kesejahteraan Keluarga dengan melakukan penelitian ini, dapat memperkaya wawasan pengetahuan dan mengembangkan keilmuan mengenai kesehatan reproduksi serta

memperoleh pengalaman nyata dalam penulisan karya ilmiah.

F. STRUKTUR ORGANISASI SKRIPSI

Rancangan penelitian harus dibuat secara terstruktur dan logis sehinga dapat dijadikan pedoman yang benar-benar mudah diikuti. Dalam penulisan skripsi ini sistematika penulisan yang akan digunakan adalah sebagai berikut :

BAB I. Pendahuluan. Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai latar belakang masalah penelitian, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan stuktur organisai skripsi.

BAB II. Kajian Pustaka. Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai kajian pustaka yang berkaitan dengan judul dalam penelitian ini yaitu mengenai tumbuh kembang remaja, aspek fisik kesehatan reproduksi, aspek mental kesehatan reproduksi dan aspek sosial kesehatan reproduksi.

BAB III. Metode Penelitian. Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai Lokasi, subjek populasi dan sampel penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian dan pengembangan instrumen, serta teknik pengumpulan data dan teknik pengolahan data serta analisis data penelitian.

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan. Pada bab ini penulis akan

menguraikan hasil penelitian dan pembahasan penelitian.

(19)

30 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel

1. Lokasi

Lokasi Penelitian dalam penelitian ini yaitu Di Desa Selaawi Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi.

2. Populasi dan Sampel

Sumber data akan mudah diperoleh apabila ditentukan lokasi atau tempat penelitiannya untuk menentukan populasi dan sampel.

Populasi dalam penelitian ini difokuskan pada Remaja peserta PIK remaja di Desa Selaawi Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi Jawa Barat yang telah mengikuti penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja sebanyak 40 orang .

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel total sesuai dengan banyaknya populasi yang ada yaitu 40 orang yakni Remaja peserta PIK remaja di Desa Selaawi Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi Jawa Barat yang telah mengikuti penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif karena bertujuan untuk medapatkan gambaran mengenai masalah yang sedang terjadi pada masa sekarang dan sedang berlangsung.

C. Definisi Operasional

Definisi operasional diperlukan untuk menghindari kesalah pahaman pengertian antara penulis dengan pembaca tentang istilah yang terdapat dalam judul penelitian : “Penguasaan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Pada Remaja Peserta Pusat Informasi dan Konseling Remaja–BKBPP Di Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi”. Definisi Operasional dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut :

(20)

31

Hanisa Fajarindawati Kurnia, 2013

PENGUASAAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA PESERTA PUSAT INFORMASI DAN KONSELING REMAJA BKBPP DI KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Pengetahuan menurut Purwanto dalam Andi Prastowo (2011:59) merupakan hasil dari proses pencarian manusia dari tidak tahu menjadi tahu akan sesuatu. Ranah pengetahuan dalam penelitian ini mencakup pengetahuan, pemahaman, penerapan dan analisis.

3. Kesehatan Reproduksi Remaja Menurut BKKBN (2008:28) adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem reproduksi yang menyangkut fungsi,

komponen dan proses baik secara fisik, mental dan sosial pada Remaja.

4. Remaja Menurut WHO (2005) yaitu individu yang berada pada batasan usia 10 sampai dengan 19 tahun.

Pengertian Penguasaan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi pada Remaja yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan dan anlisis mengenai segala sesuatu yang diketahui oleh individu yang berusia 10 sampai dengan 19 tahun tentang kesehatan reproduksi yang menyangkut sistem reproduksi dari mulai komponen, fungsi dan proses yang berkaitan dengan aspek fisik mental, dan sosial kesehatan reproduksi melalui suatu proses pembelajaran yaitu penyuluhan, sehingga dari tidak tahu menjadi tahu.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tes Hasil Belajar. Tes hasil belajar dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data dengan mengajukan pertanyaan secara tertulis kepada responden mengenai studi penguasaan pengetahuan kesehatan reproduksi pada remaja peserta kegiatan pusat informasi dan konseling remaja di Desa Selaawi Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi.

Instrumen tes hasil belajar ini berbentuk pilihan ganda dengan dengan lima pilihan yaitu a, b, c, d, dan e dengan banyak soal 34. Penskoran dalam tes pilihan ganda ini, apabila jawaban benar maka diberi skor 1(satu) per butir soal dan jika jawaban salah maka akan diberi skor 0 (nol).

(21)

32

Hanisa Fajarindawati Kurnia, 2013

PENGUASAAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA PESERTA PUSAT INFORMASI DAN KONSELING REMAJA BKBPP DI KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Proses pengujian instrumen penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu :

1. Validitas Instrumen

Uji validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat kemampuan dalam mengukur apa yang diukur. Untuk menguji tingkat validitas instrumen tes ini digunakan rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh pearson :

)}

Nilai rxy dalam hal ini diartikan sebagai koefisien korelasi dengan kriteria sebagai berikut :

Selanjutnya hasil dari koefisien korelasi disubstitusikan pada rumus rumus uji-t, yaitu: r = koefisien korelasi

n = jumlah responden uji coba

(22)

33

Hanisa Fajarindawati Kurnia, 2013

PENGUASAAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA PESERTA PUSAT INFORMASI DAN KONSELING REMAJA BKBPP DI KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tersebut tidak valid dan tidak dipakai, ttabel diperoleh pada taraf kepercayaan 95% (α = 0,05) dengan derajat kebebasan (dk) = n-2.

2. Reliabilitas Instrumen

Reliabelitas pada penelitian adalah alat ukur yang dipergunakan secara konstan memberikan hasil yang sama, sehingga dapat dipergunakan sebagai

instrumen pengumpul data. Pengujian reliabelitas tes dapat dihitung menggunakan rumus KR-20 (Kuder Richardson), dengan langkah perhitungan sebagai berikut :

Keterangan:

= reliabilitas instrumen

n = banyaknya soal = varians total soal

p = proporsi subjek yang menjawab benar pada item tersebut q = 1- p

Harga varians total (Vt) dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini: 2

Pedoman unutuk menginterpretasi koefisien reliabelitas (r11), digunakan kriteria seperti pada Tabel 3.1 di bawah ini :

Koefisien (r11) Kriteria

R11< 0,199 Reliabelitas sangat rendah

0,20 – 0,399 Reliabelitas rendah

0,40 – 0,599 Reliabelitas sedang

0,60 – 0,799 Reliabelitas kuat

0,80 – 1,00 Reliabelitas sangat kuat

(23)

34

Hanisa Fajarindawati Kurnia, 2013

PENGUASAAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA PESERTA PUSAT INFORMASI DAN KONSELING REMAJA BKBPP DI KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kriteria pengujian reliabelitas adalah jika rhitung > rtabel dengan tingkat kepercayaan 95% dan dk= n-2, maka tes tersebut dikatakan reliabel dan apabila r11≤ rtabel.tes tersebut dikatakan tidak reliabel.

3. Uji Tingkat Kesukaran

Soal tes yang baik adalah soal tes yang tidak terlalu mudah dan tidak

terlalu sukar. Tingkat kesukaran butir soal dapat dilihat dari proporsi keseluruhan responden yang menjawab benar pada butir soal tersebut.

Tingkat kesukaran butir soal dihitung dengan menggunakan rumus rumus di bawah ini :

Js B

P(Arikunto, 2010: 208)

Keterangan:

P = indeks kesukaran

B = banyaknya responden yang menjawab butir soal dengan benar Js = jumlah seluruh responden

Penafsiran tingkat kesukaran butir soal dalam instrumen tes digunakan kriteria sebagai berikut:

Tabel. 3.2

Kriteria Tingkat Kesukaran

Indeks Kesukaran Evaluasi 0,00 ≤ P < 0,30 Sukar (S) 0,30 ≤ P < 0,70 Sedang (Sd) 0,70 ≤ P ≤ 1,00 Mudah (M)

(Arikunto, 2010:210)

4. Perhitungan Daya Beda

Daya pembeda butir soal adalah kemampuan sutu soal untuk membedakan antara responden yang berkemampuan tinggi dengan responden yang kemampuannya rendah. Daya pembeda (D) dalam intrumen penelitian disebut

(24)

35

Hanisa Fajarindawati Kurnia, 2013

PENGUASAAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA PESERTA PUSAT INFORMASI DAN KONSELING REMAJA BKBPP DI KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Perumusan yang digunakan untuk mengetahui daya pembeda setiap item soal sebagai berikut :

B

BA = Banyaknya peserta kelompok atas menjawab soal dengan benar. BB = Banyaknya peserta kelompok bawah menjawab soal dengan benar. JA = Banyaknya peserta kelompok atas.

JB = Banyaknya peserta kelompok bawah.

PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar. PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar.

Penafsiran nilai interpretasi daya pembeda dapat dilihat pada Tabel. 3.3 di bawah ini :

Tabel. 3.3 Kriteria daya pembeda

Indeks Diskriminasi Evaluasi

D : negatif Nilai D negatif sebaiknya dibuang

D < 0,20 Buruk (poor)

0,20 ≤ D < 0,30 Cukup (satisfactory) 0,30 ≤ D < 0,40 Baik (good)

0,40 ≤ D Baik Sekali (excellent) (Arikunto, 2010:218)

Daryanto (2007:184-185) menjelaskan bahwa “ cara menentukan daya pembeda atau nilai D perlu dibedakan antara kelompok kecil (kurang dari 100) dan kelompok besar (100 orang ke atas)”, yaitu :

1. Untuk kelompok kecil, seluruh kelompok tes dibagi dua sama besar, 50% kelompok atas (JA) dan 50% kelompok bawah (JB).

2. Untuk kelompok besar, biasanya hanya diambil kedua kutubnya saja, yaitu 27% skor teratas sebagai kelompok atas (JA) dan 27% skor terbawah sebagai kelompok bawah (JB).

Uji coba daya pembeda dalam penelitian ini, peneliti mengambil 50% kelompok atas (JA) dan 50% kelompok bawah (JB) dari jumlah responden uji

(25)

36

Hanisa Fajarindawati Kurnia, 2013

PENGUASAAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA PESERTA PUSAT INFORMASI DAN KONSELING REMAJA BKBPP DI KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpul data merupakan proses penting dalam penelitian. Teknik pengumpulan data yang akan penulis gunakan dalam penelitian ini yaitu Tes Hasil Belajar.

Tes hasil belajar menurut Arikunto (2010:194) “ tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu”. Tes bentuk pilihan ganda merupakan bentuk tes objektif yang paling banyak digunakan karena banyak sekali materi yang telah dicakup, Arikunto (2009:168).

Tes hasil belajar dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur sejauh mana pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi setelah diberikan

penyuluhan mengenai kesehatan reproduksi.

Ditinjau dari segi penyusunannya, tes hasil belajar dapat dibedakan atas tiga jenis, yaitu:

1. Tes buatan guru, yaitu tes yang disusun sendiri oleh guru yang akan mempergunakan tes tersebut.

2. Tes buatan orang lain tidak distandarisasikan, seorang guru dapat mempergunakan tes-tes yang dibuat oleh orang lain yang dianggap cukup baik.

3. Tes standar atau tes yang telah distandarisasikan, yaitu tes yang telah cukup valid, dan reliabel berdasarkan atas percobaan-percobaan terhadap sampel yang cukup luas dan respresentatif.

Rohaeni, (2006:36) Tes hasil belajar dapat dibedakan atas beberapa jenis dan pembagian jenis-jenis tes ini ditinjau dari beberapa sudut pandang. Berdasarkan atas jumlah peserta atau pengikut tes, maka tes hasil belajar dapat dibedakan atas dua jenis yaitu:

1. Tes individual, yaitu suatu tes di mana pada saat tes itu diberikan, kita menghadapi satu orang peserta didik.

(26)

37

Hanisa Fajarindawati Kurnia, 2013

PENGUASAAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA PESERTA PUSAT INFORMASI DAN KONSELING REMAJA BKBPP DI KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Analisis Data

Analisis data dimaksudkan untuk mengkaji dan menguji variabel yang telah dikemukakan. Analisis data bertujuan untuk mengolah data mentah dari hasil pengukuran menjadi data yang dapat diinterpretasikan, sehingga dapat memberikan arah untuk pengkajian lebih lanjut. Langkah-langkah yang ditempuh dalam teknik analisa data meliputi :

1. Verifikasi Data

Instrumen penelitian disebarkan kepada 40 responden yang merupakan remaja peserta penyuluhan kesehatan reproduksi Di Desa Selaawi Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi.

2. Tabulasi Data

Tabulasi data bertujuan untuk memprediksi jawaban mengenai frekuensi tiap item option dalam tiap item, sehingga terlihat jelas frekuensi jawaban redponden. Pertama, responden hanya dapat memilih salah satu alternatif jawaban, sehingga jumlah frekuensi jawaban sama dengan jumlah responden (n). Kedua, responden tidak boleh menjawab lebih dari satu jawaban, sehingga jawaban dalam kriteria kedua ini menunjukan jumlah frekuensi jawaban yang sama. Jawaban yang benar diberi skor (1) sedangkan jawaban yang salah diberi skor (0).

3. Persentase Data

Persentase data ini digunakan untuk melihat perbandingan besar kecilnya frekuensi jawaban yang telah diisi oleh responden, karena jumlah jawaban responden pada setiap item berbeda. Perhitungan ini menggunakan rumus presentasi.

Rumus persentase sebagaimana yang dikemukakan oleh Ali (1985:184) bahwa rumus untuk menghitung persentase yaitu:

(27)

38

Hanisa Fajarindawati Kurnia, 2013

PENGUASAAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA PESERTA PUSAT INFORMASI DAN KONSELING REMAJA BKBPP DI KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan : P = Persentase (jumlah persentase yang dicari) f = Frekuensi jawaban responden

n = Jumlah responden 100% = Bilangan tetap

4. Penafsiran

Penafsiran data pada penelitian ini yaitu jawaban dan pertanyaan instrumen tes hasil belajar ini yang boleh di jawab hanya satu kemungkinan jawaban, sehingga jumlah frekuensi jawaban sama dengan jumlah responden. Penafsiran data yang dilakukan untuk memperoleh gambaran yang jelas terhadap pertanyaan yang diajukan. Kriteria penafsiran data dalam penelitian ini mengacu pada batasan yang dikemukakan oleh Muhammad Ali (1985:184) yaitu:

100% = Seluruhnya

76% - 99% = Sebagian Besar

51% - 75% = Lebih dari Setengahnya 50% = Setengahnya

26% - 49% = Kurang dari setengahnya 1% - 25% = Sebagian kecil

0% = Tidak seorangpun

Data yang dianalisis selanjutnya ditafsirkan dengan menggunakan batasan-batasan sebagaimana yang dikemukakan oleh Muhammad Ali (1985:184), yaitu :

81% - 100% = Sangat baik 61% - 80% = Baik 41% - 61% = Cukup baik 21% - 40% = Kurang baik 0% - 20% = Sangat kurang baik

Kriteria yang dikemukakan oleh Muhammad Ali di atas dijadikan rujukan oleh penulis dengan bahasa penafsiran menurut penulis yaitu sebagai berikut :

81% - 100% : Penguasaan pengetahuan kesehatan reproduksi pada remaja peserta PIK-Remaja sangat tinggi

61% - 80% : Penguasaan pengetahuan kesehatan reproduksi pada remaja peserta PIK-Remaja tinggi

(28)

39

Hanisa Fajarindawati Kurnia, 2013

PENGUASAAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA PESERTA PUSAT INFORMASI DAN KONSELING REMAJA BKBPP DI KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

21% - 40% : Penguasaan pengetahuan kesehatan reproduksi pada remaja peserta PIK-Remaja rendah

0% - 20% : Penguasaan pengetahuan kesehatan reproduksi pada remaja peserta PIK-Remaja sangat rendah

G. Hasil Uji Coba Instrumen

Uji coba instrumen penelitian dilakukan kepada 20 orang remaja diluar sampel penelitian. Jenis instrumen yang digunakan adalah tes hasil belajar berupa pilihan ganda dengan jumlah item sebanyak 34 item soal.

Langkah selanjutnya yaitu melakukan uji validitas dan uji reliabelitas instrumen penelitian. Langkah ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui valid atau tidaknya instrumen dan kejelasan dalam mengungkap makna atau aspek yang akan diteliti, apabila instrumen telah memenuhi syarat maka instrumen penelitian itu siap untuk digunakan kepada sampel penelitian.

1. Hasil Uji Validitas Tes

Uji validitas dilakukan bertujuan untuk menunjukan tingkat validitas atau kesahihan suatu instrumen yang digunakan dalam penelitian. Arikunto (2006:168) menyatakan bahwa “ sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat”.

Pengujian validitas instrumen tes yang dilakukan dalam penelitian ini dihitung dengan bantuan program Microsoft Excel dan dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment dari Pearson. Data- data yang telah terkumpul

dari hasil pengisian tes sebelum diolah diteliti terlebih dahulu, dengan maksud memperoleh hasil jawaban yang sah dalam arti lengkap tidaknya jawaban pada

setiap butir soal.

(29)

40

Hanisa Fajarindawati Kurnia, 2013

PENGUASAAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA PESERTA PUSAT INFORMASI DAN KONSELING REMAJA BKBPP DI KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil perhitungan uji validitas dengan bantuan program Microsoft Excel 2007, dari 34 item soal diperoleh 32 item soal yang valid dan dua item soal yang

tidak valid. Dua item soal yang tidak valid tidak digunakan sebagai instrumen tes pada penelitian ini, sehingga jumlah butir soal tes pada penelitian ini sebanyak 32 butir item soal. Untuk lebih jelasnya, butir soal yang tidak valid dapat dilihat pada lampiran 3.

Hasil pemeriksaan pada uji coba instrumen tes ini, kebanyakan responden tidak bisa menjawab soal pada no 23 dan 31 yaitu soal tes yang tidak valid, karena menurut responden soal tersebut sulit dan pertanyaannya kurang dipahami dari segi bahasa dan kebanyakan responden lupa tentang materi penyuluhan yang telah disampaikan. Jadi soal yang tidak valid penulis tidak gunakan dalam penelitian ini. Perincian perhitungan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 3.

2. Hasil Uji Reliabelitas Tes

Uji reliabelitas bertujuan untuk menguji ketepatan atau keajegan alat dalam mengukur apa yang hendak diukur. Pengujian reliabelitas instrumen tes pada penelitian ini menggunakan rumus KR-20 (Kuder Richardson).

Hasil uji reliabelitas terhadap instrumen penelitian pada 20 remaja di luar sampel penelitian dengan taraf kepercayaan 95% dan derajat kebabasan dk=n-2 maka diperoleh rtabel sebesar 0,468. Sedangkan, hasil perhitungan menunjukan rhitung (r11) sebesar 0,88331.

Hasil perhitungan uji reliabelitas, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian berupa tes ini dinyatakan reliabel, dimana r11 (0,88331) > rtabel (0,468). Perincian perhitungan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 3.

3. Hasil Uji Tingkat Kesukaran dan Uji Daya Pembeda Tes

(30)

41

Hanisa Fajarindawati Kurnia, 2013

PENGUASAAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA PESERTA PUSAT INFORMASI DAN KONSELING REMAJA BKBPP DI KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.4

Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Instrumen Tes

No Item Soal

Tingkat Kesukaran (P) Tafsiran Daya Pembeda (D) Tafsiran

(31)

42

Hanisa Fajarindawati Kurnia, 2013

PENGUASAAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA PESERTA PUSAT INFORMASI DAN KONSELING REMAJA BKBPP DI KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.5

Rekapitulasi Tingkat Kesukaran Hasil Uji Coba Instrumen Tes

Tingkat

Kesukaran No. Soal Jumlah Soal

Persentase

Data tabel 3.5 di atas menunjukan rekapitulasi dari tingkat kesukaran hasil

uji coba instrumen tes yang dilakukan kepada responden uji coba, terdapat 20 soal tes berada pada kriteria tingkat kesukaran sedang dengan persentase (58.9%) . Sebanyak 14 soal tes berada pada kriteria tingkat kesukaran mudah dengan persentase (41.1%). Rekapitulasi hasil daya pembeda pada uji coba instrumen tes akan dijelaskan pada tabel 3.6 di bawah ini :

Tabel 3.6

Rekapitulasi Daya Pembeda Hasil Uji Coba Instrumen Tes

Daya

Cukup 3,4,5,7,9,13,16,19,24,28,32,33,34 13 38.3

(32)

43

Hanisa Fajarindawati Kurnia, 2013

PENGUASAAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA PESERTA PUSAT INFORMASI DAN KONSELING REMAJA BKBPP DI KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu H. Tahap Penelitian

Tahap penelitian merupakan urutan kerja atau langkah yang dilakukan selama penelitian berlangsung. Tahap dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap yaitu: tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap penyelesaian akhir. Tahap penelitian terkait dengan penguasaan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi pada kegiatan pusat informasi dan konseling remaja yaitu :

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan dilakukan sebelum mengadakan penelitian dengan mengadakan kegiatan sebagai berikut :

a. Melakukan pengamatan lapangan dan mempelajari buku-buku sumber sebagai acuan untuk membuat outline penelitian.

b. Pemilihan masalah dan perumusan masalah c. Penyusunan Proposal judul skripsi penelitian d. Pengajuan dosen pembimbing

e. Proses bimbingan f. Pengajuan Seminar I g. Seminar I

h. Perbaikan hasil seminar 1

2. Tahap Pelaksanaan

Setelah seminar I diselenggarakan dan hasil perbaikan disetujui, maka dilakukan tahapan pelaksanaan sebagai berikut:

a. Penyebaran instrumen penelitian di dahului dengan uji coba instrument. b. Pengecekan data dan pengolahan data penelitian.

c. Penyusunan draft skripsi.

d. Seminar II.

e. Perbaikan draft skripsi hasil seminar II.

3. Tahap Penyelesaian Akhir

(33)

61 BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada bab V ini akan menguraikan kesimpulan dan rekomendasi yang disusun berdasarkan seluruh kegiatan penelitian mengenai “Penguasaan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Pada Remaja Peserta Pusat Informasi Dan Konseling Remaja BKBPP di Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi”.

A.Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian ini berdasarkan tujuan penelitian, hasil penelitian dan pembahasannya, maka dapat dikemukakan kesimpulan hasil penelitian sebagai berikut:

1. Penguasaan pengetahuan kesehatan reproduksi yang berkaitan dengan aspek tumbuh kembang remaja menunjukan rata-rata yang diperoleh remaja peserta PIK-R yaitu sebagian besar remaja berada pada kriteria sangat tinggi.

2. Penguasaan pengetahuan kesehatan reproduksi yang berkaitan dengan aspek fisik pada kesehatan reproduksi remaja menunjukan rata-rata yang diperoleh remaja peserta PIK-R yaitu sebagian besar remaja berada pada kriteria sangat tinggi.

3. Penguasaan pengetahuan kesehatan reproduksi yang berkaitan dengan aspek mental pada kesehatan reproduksi remaja menunjukan rata-rata yang diperoleh remaja peserta PIK-R yaitu sebagian besar remaja berada pada kriteria tinggi. 4. Penguasaan pengetahuan kesehatan reproduksi yang berkaitan dengan aspek

sosial pada kesehatan reproduksi remaja menunjukan rata-rata yang diperoleh remaja peserta PIK-R yaitu sebagian besar remaja berada pada kriteria sangat tinggi.

5. Hasil pencapaian keseluruhan penguasaan pengetahuan kesehatan reproduksi pada remaja peserta PIK-R BKBPP Di Kecamatan Sukaraja Kabupaten

(34)

62

Hanisa Fajarindawati Kurnia, 2013

PENGUASAAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA PESERTA PUSAT INFORMASI DAN KONSELING REMAJA BKBPP DI KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Rekomendasi

Rekomendasi yang akan penulis ajukan mengacu berdasarkan kesimpulan hasil penelitian di atas. Penulis dengan segala kerendahan hati, mengajukan rekomendasi yang sekiranya dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang bersangkutan, yaitu:

1. Remaja Peserta PIK-R Desa Selaawi

Hasil penelitian penguasaan pengetahuan kesehatan reproduksi pada remaja peserta PIK-R BKBPP Di Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi lebih dari setengahnya remaja peserta PIK-R sudah berada pada kategori tinggi, hendaknya dapat dijadikan acuan dan motivasi kepada para remaja peserta PIK-R untuk terus mempertahankan dan meningkatkan pengetahuan serta wawasan khususnya mengenai kesehatan reproduksi.

2. Pengurus PIK-R Desa Selaawi

Hasil penelitian penguasaan pengetahuan kesehatan reproduksi pada remaja peserta PIK-R BKBPP Di Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi ini semoga dapat memberikan masukan kepada pengurus PIK-R untuk terus meningkatkan kegiatan penyuluhan masalah remaja lainnya.

Penyuluhan lainnya yang dapat diberikan kepada remaja seperti penyuluhan pendewasaan usia perkawinan, penyuluhan mengenai hak-hak reproduksi dan penyuluhan pra nikah bagi remaja yang akan menikah agar remaja memiliki bekal pengetahuan bagi kehidupannya kelak khususnya mengenai kesehatan reproduksi, sehingga remaja dapat berprilaku sehat dan bertanggung jawab.

Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan bahan evaluasi dalam

memberikan pembelajaran kepada remaja, supaya remaja tertarik mengikuti penyuluhan dan kegiatan PIK-R khususnya remaja perempuan.

3. BKBPP Kecamatan Sukaraja

(35)

63

Hanisa Fajarindawati Kurnia, 2013

PENGUASAAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA PESERTA PUSAT INFORMASI DAN KONSELING REMAJA BKBPP DI KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

cara yang dapat dilakukan yaitu melakukan sosialisasi kembali dan pembinaan ulang ke setiap desa dengan memberikan gambaran dan keuntungan apabila mengikuti kegiatan R, sehingga remaja yang tergabung dalam kegiatan PIK-R semakin banyak.

Diharapkan program BKR dapat ditingkatkan dengan lebih baik agar program PIK-R dan BKR dapat berjalan dengan baik dan seimbang, sehingga

kegiatan penyuluhan tidak hanya diberikan kepada remajanya tetapi juga perlu diberikan terhadap orang tua yang memiliki anak remaja.

4. Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini masih jauh dari sempurna dan masih pada lingkup yang terbatas. Penelitian ini dapat dikembangkan dengan pengambilan sampel penelitian dengan skala yang lebih besar. Penelitian selanjutnya masih terdapat berbagai variabel kehidupan dan masalah remaja lain yang perlu dikaji untuk diteliti. Diantaranya masalah penelitian mengenai variabel di bawah ini yaitu mengenai :

a. Manfaat penyuluhan kesehatan reproduksi pada perilaku heteroseksual remaja. b. Pengaruh penyuluhan kesehatan reproduksi terhadap penentuan usia

perkawinan.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi.

d. Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pengetahuan kesehatan reproduksi remaja.

e. Hubungan tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi dengan perilaku seksual berisiko pada remaja.

(36)

64

DAFTAR PUSTAKA

Anonim .(2011). Ceria (cerita remaja indonesia). [Online] Tersedia : http://ceria.bkkbn.go.id/ceria/pik-rm/kegiatanpik-krr. (20/05/2012)

Ali, M. (1985) Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi. Bandung:Angkasa

Ali, M dan Asrori, M. (2008). Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Bumi Aksara

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian . Jakarta : PT. Rineka Cipta

--- (2010). Prosedur Penelitian . Jakarta : PT. Rineka Cipta

Astriyani, N. (2011). Manfaat Penyuluhan Gizi Dalam Upaya Peningkatan Pemberian Asi Eksklusif Pada Ibu Menyusui Di Posyandu Kelurahan Padasuka Kecamatan Cimahi Tengah. Skripsi Sarjana pada FPTK UPI Bandung: tidak diterbitkan.

BKKBN. (2008). Kurikulum dan Modul Pelatihan Pengelolaan Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR). Jakarta : Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak-Hak Reproduksi, BKKBN

--- (2001). Remaja Mengenali Dirinya. Jakarta: Deputi Bidang KB dan KR BKKBN.

--- (2010). Membantu Remaja Memahami Dririnya. Jakarta: Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak-Hak Reproduksi BKKBN.

--- (2010). Pengelolaan PIK Remaja. Jakarta: Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak-Hak Reproduksi, BKKBN.

--- (2010). Pedoman Materi KIE Keluarga Berencana.Bandung: BKKBN Provinsi JABAR.

Daryanto,H. (2007). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Desmita. (2008). Psikologi Perkembangan. Bandung: Rosdakarya

IDAI. (2002). Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta : Segung Seto

(37)

65

Hanisa Fajarindawati Kurnia, 2013

PENGUASAAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA PESERTA PUSAT INFORMASI DAN KONSELING REMAJA BKBPP DI KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kusmiran, E. (2011). Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika

Mappiare, A. (1982). Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional

Notoatmodjo. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Prastowo, A. (2011). Memahami Metode-Metode Penelitian. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Rahmat, B. (2012). Kelompok Remaja Beresiko IMS. [Online] tersedia : http://dokterbagus.com/2012/07/20/remaja-dan-hiv/(17/012013)

Rohaeni, Neni. 2006. Handout Perkuliahan Evaluasi Pendidikan. Bandung: PKK FPTK UPI.

Solihah, S. (2007). Profil Permasalahan Kesehatan Reproduksi Remaja dan Strategi Mitra Citra Remaja Dalam Memberikan Layanan dan Konsultasi. Skripsi Sarjana Pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Sudjana, N. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Sugiyatno. (2010). Optimalisasi Peran Keluarga Dalam Membangun Moral Anak. Yogyakarta: PPB FIP UNY

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sunarto , dkk. 1999. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta.

Surakhmad, W. (1998). Pengantar Penelitian dan Dasar Metode Teknik. Bandung: Tarsito.

Tim Pengurus PIK Remaja Desa Selaawi. (2011). Laporan Hasil Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja. Sukabumi : Tidak terbit

Undang-Undang RI No. 12 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional dan Penjelasannya. Semarang: Aneka Ilmu

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.

Widyastuti,Y. (2009). Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya

Gambar

Gambar
Tabel. 3.2 Kriteria Tingkat Kesukaran
Tabel. 3.3 Kriteria daya pembeda
Tabel 3.4 Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Instrumen Tes
+2

Referensi

Dokumen terkait

Kegunaan penelitian ini adalah untuk pengembangan kemampuan berfikir yang sesuai dengan disiplin ilmu pengetahuan yang dimiliki, guna dapat mengungkapkan secara obyektif

Persamaan diatas merupakan persamaan untuk saluran yang telah ditransposisikan, yaitu suatu metode pengembalian keseimbangan ketiga fasa dengan mempertukarkan

Jadi permasalahan pertama dapat disimpulkan bahwa Eksistensi dasar pembenaran ditetapkannya pidana penjara selama ini, tidak pernah dipersoalkan, yang pada umumnya

ancaman hukuman maksiman 4 tahun (di dalam hanya mengatur hukuman maksimal 9 tahun (diluar hubungan perkawinan), sementara Pasal 288 memberi ancaman hukuman maksimal 4

Digunakan metode tersebut adalah untuk menginterprestasikan dan menarik kesimpulan dari sejumlah data yang terkumpul selain itu juga untuk menguji hubungan antara

Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan seluruh kegiatan operasi pengangkutan barang/material ke tiga site (Baturaja, Palembang dan Panjang) yang meliputi

Identifikasi persebaran waralaba ini dilakukan dengan mengamati gerai waralaba secara langsung yang berada di lokasi penelitian yang tersebar di 2 desa yang menempati

yang digunakan sama yaitu pengaruh literasi keuangan dan perbedaan dari penelitian sekarang yaitu penelitian terdahulu menggunakan variabel bebas yaitu... hanya menggunakan