• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PADA SUB SEKTOR SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PADA SUB SEKTOR SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA."

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

Kamal Kamaludin, 2013

No. Daftar FPEB: 256/UN40.FPEB.I.PL/2013

PENGARUH MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PADA SUB SEKTOR SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Ujian Sidang Sarjana Ekonomi Pada Program Studi Manajemen

Universitas Pendidikan Indonesia

KAMAL KAMALUDIN 0907385

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Kamal Kamaludin, 2013

Pengaruh Modal Kerja Terhadap

Profitabilitas Pada Sub Sektor

Semen Yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia

Oleh Kamal Kamaludin

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Kamal Kamaludin 2013

Universitas Pendidikan Indonesia September 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang. Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)
(4)

Kamal Kamaludin, 2013

ABSTRAK

Kamal Kamaludin. 0907385. Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Sub Sektor Semen Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Dibawah bimbingan Denny Andriana SE,. MBA,. Ak,.

Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui gambaran modal kerja yang diukur dengan perputaran kas, profitabilitas yang diukur dengan Return On Equity (ROE) pada sub sektor semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, serta pengaruh variabel modal kerja terhadap Return On Equity (ROE) pada sub sektor semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder perputaran kas dan Return On Equity (ROE) pada sub sektor semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Yang bersumber dari ICMD (Indonesian Capital Market Directory) dan laporan keuangan per triwulan 2007 sampai dengan 2011 perusahaan sub sektor semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam menganalisis data, penelitian ini menggunakan analisis regresi sederhana, analisis uji asumsi klasik, analisis koefisien korelasi product moment, analisis koefisien determinasi, dan uji hipotesis dengan menggunakan uji t.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial, hasil uji t statistik menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara perputaran kas dan Return

On Equity (ROE) atau dengan kata lain perputaran kas memiliki pengaruh signifikan

terhadap Return On Equity (ROE) yaitu sebesar 11,42 % sedangkan sisanya 88,58% dipengaruhi oleh faktor lain yang yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

(5)

Kamal Kamaludin, 2013

ABSTRACT

Kamal Kamaludin. 0907385. The Influence of Working Capital to Profitability On the Sub Sectors of Cement listed on the Indonesia Stock Exchange. Under the guidance of Denny Andriana SE., MBA., Ak.

The study aims to find out the image of working capital as measured by the cash turnover, profitability measured by Return On Equity (ROE) on the sub sectors of cement listed on the Indonesian Stock Exchange, as well as the influence of variable working capital to Return On Equity (ROE) on the sub sectors of cement listed on the Indonesian Stock Exchange.

The methods used in this research are descriptive and verification methods. The data used in this study is secondary data on cash turnover and Return On Equity (ROE) on the sub sectors of cement listed on the Indonesian Stock Exchange. Sourced from ICMD (Indonesian Capital Market Directory) and quarterly reports 2007 up to 2011 cement company sub sectors listed on the Indonesian Stock Exchange. In analyzing the data, the study uses regression analyses to simple, classic assumption test analysis, correlation coefficient analysis product, analysis of the coefficient of determination of moment, and test hypotheses using t-test.

This research result indicates that in partial, result test (t) statistics said that a significant relation between the cash turnover and Return On Equity (ROE) or in other words the cash turnover have influence significantly to Return On Equity (ROE) as that of 11,42% the remaining 88,58% influenced by other factor that not subjects in this study.

(6)

Kamal Kamaludin, 2013

DAFTAR ISI

ABSTRAK……….. i

ABSTRACT……….. ii

KATA PENGANTAR………... iii

DAFTAR ISI………. vii

DAFTAR TABEL………. xi

DAFTAR GAMBAR………. xii

DAFTAR GRAFIK……….. xiii

BAB I PENDAHULUAN ………. 1

1.1 Latar Belakang ………... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ………... 11

1.2.1 Identifikasi Masalah………. 11

1.2.2 Rumusan Masalah……… 13

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian……….. 13

1.3.1 Tujuan Penelitian……….. 13

1.3.1 Kegunaan Penelitian………. 14

BAB II TUJUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS……….. 15

2.1 Kajian Pustaka……….. 15

2.1.1 Modal Kerja……….. 15

(7)

Kamal Kamaludin, 2013

2.1.2.1 Sumber Modal Kerja……… 18

2.1.2.2 Penggunaan Modal Kerja………. 19

2.1.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Modal Kerja………. 20

2.1.2.4 Manfaat Ketersediaan Modal Kerja yang Cukup………. 22

2.1.2.5 Manajemen Modal Kerja…………..……… 24

2.1.2.6 Perputaran Kas ……… 26

2.1.2.7 Perputaran Piutang.……….. 27

2.1.2.8 Perputaran Persediaan……….. 28

2.1.3 Profitabilitas………. 29

2.1.3.1 Rasio Pengukuran Profitabilitas ……….. 30

2.1.3.2 Return On Equity (ROE)………...……... 34

2.2 Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas……… 35

2.3 Penelitian Terdahulu……… 37

2.4 Kerangka Pemikiran………. 41

2.5 Paradigma Penelitian……… 42

2.6 Hipotesis………... 42

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN……….. 43

3.1 Objek Penelitian………... 43

3.2 Metode dan Desain Penelitian……….. 43

3.2.1 Metode Penelitian………. 43

(8)

Kamal Kamaludin, 2013

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………. 60

4.1 Hasil Penelitian……… 60

(9)

Kamal Kamaludin, 2013

4.1.2 Deskripsi Variabel Yang Diteliti……….. 67

4.1.2.1 Perkembangan Modal Kerja Perusahaan Sub Sektor Semen... 67

4.1.2.2 Perkembangan Profitabilitas Perusahaan Sub Sektor Semen... 71

4.1.3 Analisis Deskriptif……… 74

4.1.4 Analisis Statistik………... 75

4.1.4.1 Uji Asumsi Klasik……… 75

4.1.4.2 Analisis Regresi Sederhana……….. 81

4.1.4.3 Analisis Koefisien Korelasi Product Moment……….. 82

4.1.4.4 Analisis Koefisien Determinasi……… 83

4.1.4.5 Uji Hipotesis………. 84

4.1.4.5.1 Uji t Statistik………. 84

4.2 Pembahasan……….. 85

4.2.1 Gambaran Modal Kerja / Perputaran Kas……… 85

4.2.2 Gambaran Profitabilitas / Return On Equity (ROE)……… 87

4.2.3 Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas……… 88

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……… 92

5.1 Kesimpulan……….. 92

5.2 Saran………. 93

DAFTAR PUSTAKA……… Xiv

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(10)

Kamal Kamaludin, 2013

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perkembangan Indeks sektoral di Bursa Efek Indonesia 2007-

2011…... 2

Tabel 1.2 Perkembangan Return on Equity pada sektor Industri Dasar dan Kimia……… 5

Tabel 1.3 Rata-rata Return On Equity Sub Sektor Semen………... 6

Tabel 1.4 Perputaran Kas Sub Sektor Semen……….. 9

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian………... 47

Tabel 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi……… 57

Tabel 4.1 Perkembangan Perputaran Kas Sub Sektor Semen Tahun 2007-2011… 68 Tabel 4.2 Perkembangan Return On Equity (ROE) Sub Sekto Semen Tahun 2007-2011……… 72

Tabel 4.3 Statistik Deskriptif………... 75

Tabel 4.4 Uji Autokorelasi………... 78

Tabel 4.5 Uji Multikorelasi……….. 79

Tabel 4.6 Model Regresi……….. 81

Tabel 4.7 Uji Korelasi……….. 82

(11)

Kamal Kamaludin, 2013

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran………. 41

Gambar 2.2 Paradigma Penelitian……… 42

Gambar 4.1 Uji Normalitas……….. 76

(12)

Kamal Kamaludin, 2013

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1 Return On Equity Sub Sektor Semen………. 7

Grafik 1.2 Perputaran Kas sub sektor semen………... 10

Grafik 4.1 Perkembangan Perputaran Kas Sub Sektor Semen Tahun 2007-2011... 70

(13)

Kamal Kamaludin, 2013

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tumbuhnya perekonomian di Indonesia dari tahun ke tahun membuat para

investor dari dalam maupun luar negeri tertarik untuk melakukan investasi.

Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) perekonomian Indonesia pada tahun 2012

sebesar 6,23% sedikit turun dibandingkan pada tahun 2011 yaitu 6,5%. Meskipun

berada ditengah arus krisis ekonomi global yang disebabkan oleh krisis Eropa dan

resesi ekonomi di Amerika Serikat, Indonesia masih mampu mempertahankan

pertumbuhan ekonominya diatas 6%. Pencapaian ini tentunya dipengaruhi oleh

beberapa aspek yang memiliki peranan penting dalam perekonomian Indonesia.

Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen

keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi),

ekuiti, reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Ini merupakan

sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan

sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal

memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait

lainnya. Instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar modal merupakan

instrumen jangka panjang (jangka waktu lebih dari 1 tahun) seperti saham, obligasi,

(14)

2

Kamal Kamaludin, 2013

lain-lain. Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena

menjalankan dua fungsi, yaitu pertama Sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau

sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal

(investor). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk

pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain. Kedua

Menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrument keuangan seperti

saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain. Dengan demikian, masyarakat dapat

menempatkan dana yang dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan

risiko masing-masing instrument (http://pasarmodal.blog.gunadarma.ac.id/?p=4112). [24 Maret 2013].

Berdasarkan data dari Bapepam LK (Badan Pengawas Pasar Modal dan

Lembaga Keuangan) perkembangan indeks sektoral di Bursa Efek Indonesia yang

teratas yaitu sub sektor barang dan konsumsi. Dengan data sebagai berikut:

Tabel 1.1

Perkembangan Indeks Sektoral di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2011

Sektor 2007 2008 2009 2010 2011

Barang Konsumsi 436,04 326,84 671,31 1094,65 1315,96

Aneka Industri 477,35 214,94 601,47 967,42 1311,15

Keuangan 260,57 176,33 301,42 466,67 491,78

Industri Dasar dan Kimia 238,05 134,99 273,93 387,25 408,27

Perdagangan, Jasa dan Investasi 392,24 148,33 275,76 474,08 582,19

Pertanian 2754,76 918,77 1753,09 2284,32 2146,04

Property dan Real Estate 251,82 103,49 146,80 203,10 229,25

Pertambangan 3270,09 877,68 2203,48 3274,16 2532,38

(15)

3

Kamal Kamaludin, 2013

Pada tabel 1.1 diatas sektor industri dasar dan kimia berada pada urutan ke

empat dengan masing-masing berurutan sektor barang konsumsi, sektor aneka

industri, sektor keuangan dan sektor dasar dan industri kimia. Sektor industri dasar

dan kimia ini terdiri dari 8 sub sektor, yaitu sub sektor semen, sub sektor keramik,

porselen dan kaca, sub sektor logam dan sejenisnya, sub sektor kimia, sub sektor

plastik dan kemasan, sub sektor pakan ternak, sub sektor kayu dan pengolahannya

dan sub sektor pulp & kertas.

Perkembangan subsektor semen sangat berkaitan dengan perkembangan

industri real estate dan properti, karena sebagian besar penggunaan semen digunakan

untuk mendirikan bangunan dan sebagainya. Subsektor semen dihadapkan pada

masalah, antara lain kurangnya sarana dan prasarana, bahan baku, dan kontinuitas

pasokan batubara. Oleh karena itu, subsektor semen harus bisa mengatasi masalah

tersebut dengan meningkatkan produktivitasnya untuk memenuhi penggunaan dan

kebutuhan semen sehingga menambah profitabilitas dan kelangsungan hidup bagi

perusahaan-perusahaan yang ada di subsektor semen.

Menurut Sofyan Syafri Harahap (2008:34) “Profitabilitas menggambarkan

kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber

yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang,

dan sebagainya.” Profitabilitas perusahaan merupakan salah satu dasar penilaian

kondisi suatu perusahaan, untuk itu dibutuhkan suatu alat analisis untuk bisa

(16)

4

Kamal Kamaludin, 2013

profitabilitas mengukur efektifitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang

diperoleh dari penjualan dan investasi. Rasio yang paling sering digunakan untuk

melihat tingkat pengembalian atau keuntungan dari sisi investor adalah Return On

Equity (ROE).

Return on Equity (ROE) merupakan suatu pengukuran dari penghasilan

(income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan atas modal yang mereka

investasikan di dalam perusahaan. Secara umum tentu saja semakin tinggi return atau

penghasilan yang diperoleh semakin baik kedudukan pemilik perusahaan. Investor

yang akan membeli saham akan tertarik dengan ukuran profitabilitas ini, atau bagian

dari total profitabilitas yang bisa dialokasikan ke pemegang saham. Seperti diketahui,

pemegang saham mempunyai klaim residual (sisa) atas keuntungan yang diperoleh.

Keuntungan yang diperoleh perusahaan pertama akan dipakai untuk membayar bunga

hutang, kemudian diberikan kepada pemegang saham .

Berikut merupakan perbandingan Return On Equity sektor industri dasar dan

(17)

5

Kamal Kamaludin, 2013

Tabel 1.2

Perkembangan Return On Equity pada sektor Industri Dasar dan Kimia Periode 2007-2011

Berdasarkan tabel 1.2 diatas perkembangan rata-rata Return On Equity pada

sektor Industri Dasar dan Kimia yang tertinggi adalah sub sektor pakan ternak dengan

kenaikan sebesar 136,16% dari tahun 2010 ke tahun 2011. Sedangkan sub sektor

semen berada pada posisi ke enam dengan nilai penurunan 6,1% dari tahun 2010 ke

tahun 2011. Hal tersebut merupakan suatu masalah yang dihadapi

perusahaan-perusahaan yang terdaftar di sub sektor semen, salah satu penyebab turunnya ROE

pada sub sektor semen yaitu kurangnya sarana dan prasarana, bahan baku dan

kontinuitas pasokan batubara.

Menurut Martono dan Agus Harjitno (2007:52) “ROE merupakan rasio untuk

mengatur tingkat pengembalian investasi pemegang saham.” Tingkat pengembalian

yang tinggi akan memungkinkan pendapatan yang diharapkan oleh investor akan naik

(18)

6

Kamal Kamaludin, 2013

Dari pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa ROE

perusahaan-perusahaan di sub sektor semen diduga berpengaruh terhadap nilai perusahaan-perusahaan.

Seperti dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 1.3

Rata-rata Return On Equity Sub Sektor Semen Periode 2007-2011

2007 2008 2009 2010 2011

SMCB 8,38 7,50 10,06 27,02 12,14

INTP 9,83 14,22 20,53 25,72 24,66

SMGR 23,56 26,79 31,27 32,62 30,26

Rata-rata 13,92 16,17 20,62 28,45 22,35

Sumber: ICMD (data diolah)

Tabel 1.3 diatas menyajikan rata-rata Return On Equity dari 3 perusahaan

yang termasuk ke dalam sub sektor semen pada periode 2007-2011 mengalami

fluktuatif. Dari tahun 2007 sampai tahun 2011 mengalami kenaikan yang cukup

signifikan, namun pada tahun 2011 mengalami penurunan kembali. Hal ini

menunjukkan bahwa perusahaan kurang mampu mengelola asset-asset perusahaan.

Perkembangan rata-rata Return On Equity sub sektor semen dapat dilihat pada

(19)

7

Kamal Kamaludin, 2013

Grafik 1.1

Return On Equity Sub Sektor Semen

Periode 2007-2011

Grafik 1.1 menunjukkan rata-rata Return On Equity pada sub sektor semen

periode 2007-2011 mengalami fluktuasi. Nilai rata-rata Return On Equity tertinggi

yang diperoleh perusahaan pada sub sektor semen yaitu pada tahun 2010, akan tetapi

mengalami penurunan kembali pada tahun 2011. Hal ini cukup berpengaruh terhadap

laba perusahaan.

Selain faktor ROE yang mempengaruhi penilaian terhadap perusahaan sub

sektor semen, di duga ada faktor lainnya yaitu dari modal kerja pada

perusahaan-perusahaan yang terdaftar di sub sektor semen. Modal kerja sering dihubungkan

dengan kelancaran operasional suatu perusahaan. Modal kerja merupakan faktor yang

sangat penting dan sangat diperlukan oleh perusahaan untuk melakukan aktivitas

usahanya seperti untuk membiayai pembelian bahan baku, pembiayaan gaji

(20)

8

Kamal Kamaludin, 2013

karyawan, pembelian alat-alat dan mesin dan sebagainya. Penggunaan modal kerja

harus dilakukan secara efisien sehingga dapat membantu perusahaan untuk beroperasi

seekonomis mungkin dan menghindarkan perusahaan dari kesulitan finansial.

Menurut Lukman Syamsuddin (2002:236) : “Semakin besar cash turnover,

semakin sedikit jumlah kas yang dibutuhkan dalam operasi perusahaan, sehingga

dengan demikian cash turnover haruslah dimaksimalkan agar dapat memberikan

keuntungan bagi perusahaan.”

Dengan adanya perputaran kas yang maksimal, kebutuhan akan kas dalam

operasi perusahaan menjadi lebih sedikit. Sisa dari jumlah kas ini dapat

diinvestasikan oleh perusahaan ke dalam berbagai bentuk aktivitas yang dapat

menghasilkan profit sehingga dapat memaksimalkan profitabilitas perusahaan.

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba

sehingga modal kerja yang telah dikeluarkan dapat kembali lagi dalam waktu yang

ditentukan. Informasi ini dapat digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan

dalam melunasi kewajiban finansialnya. Informasi profitabilitas dapat

mengindikasikan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas di masa yang akan

datang. Kas merupakan aktiva yang paling likuid dan merupakan salah satu unsur

modal kerja yang paling tinggi likuiditasnya. Semakin besar jumlah kas yang dimiliki

oleh perusahaan maka akan semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya. Namun bukan

berarti perusahaan harus mempertahankan jumlah kas yang sangat besar karena

(21)

9

Kamal Kamaludin, 2013

investment dalam kas atau banyak uang yang menganggur sehingga dimungkinkan

akan memperkecil profitabilitas. Besarnya perputaran kas sub sektor semen periode

2007-2011 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1.4

Perputaran Kas Sub Sektor Semen Periode 2007-2011

2007 2008 2009 2010 2011

SMCB 10,42 5,51 5,97 15,63 5,57

INTP 145,79 23,79 12,38 4,03 2,37

SMGR 5,01 3,40 3,26 4,22 3,91

Rata-rata 53,74 10,9 7,20 7,96 3,95 Sumber: ICMD (data diolah)

Tabel 1.4 menunjukkan rata-rata perputaran kas pada sub sektor semen

periode 2007-2011 mengalami fluktuasi. Nilai rata-rata perputaran kas tertinggi yang

diperoleh sub sektor semen yaitu pada tahun 2007 sebesar 53,74%, namun pada tahun

2008 dan 2009 berturut-turut mengalami penurunan yaitu 10,9% dan 7,20%.

Kemudian pada tahun 2010 mengalami kenaikan kembali yaitu 7,96%, akan tetapi

mengalami penurunan kembali pada tahun 2011 menjadi 3,95%. Hal ini cukup

berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Perkembangan perputaran kas pada sub

(22)

10

Kamal Kamaludin, 2013

Grafik 1.2

Perputaran Kas Sub Sektor Semen Periode 2007-2011

Menurut Bambang Riyanto (2010 : 95) ”Perputaran kas adalah perbandingan

antara penjualan dengan jumlah kas rata- rata”.

Kas diperlukan perusahaan baik untuk membiayai operasi perusahaan

sehari-hari maupun untuk mengadakan investasi baru dalam aktiva tetap. Tingkat perputaran

kas yang tinggi menunjukkan kecepatan arus kas kembali dari kas yang telah

diinvestasikan pada aktiva. Dengan demikian kas akan dapat dipergunakan kembali

untuk membiayai kegiatan operasional sehingga tidak mengganggu kondisi keuangan

perusahaan. Kas yang terlalu besar berakibat pemanfaatan kas tersebut kurang efisien

karena kas tersebut menganggur dan tidak menghasilkan keuntungan. Oleh karena

itu, tingkat profitabilitas perusahaan menjadi rendah. Dengan kata lain, semakin

tingginya perputaran kas akan menyebabkan efisien kas semakin baik yang kemudian

2007 2008 2009 2010 2011

Perputaran Kas 53,74 10,9 7,2 7,96 3,95

(23)

11

Kamal Kamaludin, 2013

akan meningkatkan profitabilitas perusahaan. Semakin cepat dana dalam perusahaan

berputar semakin efektif penggunaan dana tersebut sehingga semakin besar pula

tingkat profitabilitas perusahaan atas dana yang ditanam.

Perputaran kas merupakan perbandingan antara penjualan dengan jumlah kas

rata-rata. Perputaran kas menunjukkan kemampuan kas dalam menghasilkan

pendapatan sehingga dapat dilihat berapa kali uang kas berputar dalam satu periode

tertentu. Semakin tinggi perputaran kas ini akan semakin baik. Karena ini berarti

semakin tinggi efisiensi penggunaan kasnya dan keuntungan yang diperoleh akan

semakin besar (Bambang Riyanto, 2010:94).

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah diuraikan di atas,

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Modal Kerja

Terhadap Profitabilitas pada Sub Sektor Semen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.”

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan data yang diperoleh dari ICMD 2011, keuntungan yang diperoleh

perusahaan-perusahaan pada sub sektor semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

dari tahun ke tahun cenderung mengalami kenaikan dan penurunan. Hal ini

berpengaruh terhadap financial perusahaan yang akan berdampak pula pada tingkat

profitabilitas perusahaan. Terjadinya peningkatan dan penurunan jumlah keuntungan

(24)

12

Kamal Kamaludin, 2013

profitabilitas. Rasio profitabilitas yang digunakan adalah Return On Equity (ROE)

karena menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola modalnya untuk

mendapatkan laba bersih.

Laba yang diperoleh perusahaan dapat diperoleh dari hasil investasi atau

pendapatan diluar usaha serta dapat pula diperoleh dari pinjaman pihak lain. Aliran

kas yang terlalu besar berakibat pemanfaatan kas tersebut kurang efisien karena kas

tersebut menganggur dan tidak menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu, tingkat

profitabilitas perusahaan menjadi rendah. Dengan kata lain, semakin tingginya

perputaran kas akan menyebabkan efisien kas semakin baik yang kemudian akan

meningkatkan profitabilitas perusahaan. Semakin cepat dana dalam perusahaan

berputar semakin efektif penggunaan dana tersebut sehingga semakin besar pula

tingkat profitabilitas perusahaan atas dana yang ditanam. Perputaran kas merupakan

perbandingan antara penjualan dengan jumlah kas rata-rata. Perputaran kas

menunjukkan kemampuan kas dalam menghasilkan pendapatan sehingga dapat

dilihat berapa kali uang kas berputar dalam satu periode tertentu. Semakin tinggi

perputaran kas ini akan semakin baik. Karena ini berarti semakin tinggi efisiensi

penggunaan kasnya dan keuntungan yang diperoleh akan semakin besar (Bambang

Riyanto, 2010:95).

Dari identifikasi masalah diatas, peneliti membatasi ruang lingkupnya dengan

berfokus pada pengaruh modal kerja terhadap profitabilitas pada perusahaan sub

(25)

13

Kamal Kamaludin, 2013

1.3 Rumusan Masalah

Sesuai dengan identifikasi masalah, maka penulis mencoba merumuskan

beberapa masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana gambaran modal kerja pada sub sektor semen yang

terdaftar di BEI?

2. Bagaimana gambaran profitabilitas pada sub sektor semen yang

terdaftar di BEI?

3. Bagaimana pengaruh modal kerja terhadap profitabilitas pada sub

sektor semen yang terdaftar di BEI?

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui gambaran modal kerja pada sub sektor semen yang

terdaftar di BEI.

2. Untuk mengetahui gambaran profitabilitas pada sub sektor semen yang

terdaftar di BEI.

3. Untuk mengetahui pengaruh modal kerja terhadap profitabilitas pada

(26)

14

Kamal Kamaludin, 2013

1.3.2 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah dapat bermanfaat baik secara teoritis atau

praktis, adalah sebagai berikut :

1. Kegunaan Teoritis

Penelitian yang dilakukan oleh penulis diharapkan dapat memberikan

sumbangan ilmu ekonomi, terutama yang berkaitan dengan manajemen

keuangan.

2. Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan,

diantaranya :

a. Bagi penulis

Dapat menambah ilmu dan mengetahui aplikasi yang sebenarnya dari

pelaksanaan manajemen keuangan.

b. Bagi investor

Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam pembelian

saham.

c. Bagi perusahaan

Hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi bahan referensi untuk

terus meningkatkan kinerja perusahaan sehingga dapat meningkatkan

(27)

Kamal Kamaludin, 2013

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini meneliti dua variabel inti, yaitu variabel bebas dan variabel

terikat. Variabel bebas (independent variable) yaitu modal kerja (X) yang diukur

dengan menggunakan indikator perpuaran kas. sedangkan untuk variabel terikatnya

(dependent variable) yaitu Profitabilitas (Y) yang di ukur dengan Return On equity

(ROE). Penelitian ini mengambil data dari laporan keuangan tahun 2007-2011 yang

dikeluarkan sub sektor semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3.2 Metode dan Desain Penelitian

3.2.1 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah langkah-langkah kerja yang harus dilakukan di

dalam suatu penelitian, untuk memperoleh gambaran permasalahan dan untuk

menetukan langkah-langkah dalam suatu penelitian, sehingga permasalahan dapat

dipecahkan.

Menurut Sugiyono (2008:1) “Metode penelitian pada dasarnya merupakan

(28)

44

Kamal Kamaludin, 2013

Dengan kata lain, metode penelitian digunakan untuk menguji hipotesis

dengan menggunakan metode serta alat-alat tertentu. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode deskriptif dan metode verifikatif.

Menurut Mohammad Nazir (2005:54) “Metode deskriptif adalah suatu metode

dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu sistem pemikiran

ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif

ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual,

dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang

diselidiki.” Metode deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk menjelaskan

tentang gambaran modal kerja dan tentang gambaran profitabilitas dengan indikator

Return On Equity pada sub sektor semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Sedangkan menurut Marzuki (2002:7), “Metode Verifikatif adalah suatu

metode yang digunakan untuk menguji kebenaran suatu pengetahuan.” Metode

verifikatif dalam penelitian ini digunakan untuk menjelaskan pengaruh modal kerja

terhadap profitabilitas dengan indikator Return On Equity pada sub sektor semen

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3.2.2 Desain Penelitian

Menurut Iqbal Hasan (2002:31), “Desain penelitian merupakan kerangka kerja

(29)

45

Kamal Kamaludin, 2013

data sehingga dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian.” Menurut

Iqbal Hasan (2002:32-33), desain penelitian dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu:

1. Desain eksplanatori

Desain eksplanatori berusaha mencari ide-ide atau hubungan hubunganbaru

sehingga dapat dikatakan bahwa desain ini bertitik tolak dari variabel bukan

dari fakta.

2. Desain deskriptif

Desain deskriptif bertujuan untuk menguraikan sifat atau karakteristik dari

suatu fenomena tertentu.

3. Desain kausal

Desain kausal berguna untuk menganalisis hubungan antara satu variabel

dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel dapat mempengaruhi

variabel lainnya.

Desain penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu desain

kausal yaitu desain yang berguna untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu

variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi

variabel yang dipengaruhi untuk kemudian diolah menjadi data dan selanjutnya

dilakukan analisis sehingga akhirnya menghasilkan suatu kesimpulan. Hal ini sesuai

dengan tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh modal kerja terhadap

(30)

46

Kamal Kamaludin, 2013

3.3 Operasionalisasi Variabel

Menurut Sugiyono (2008:58) “Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat

atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel independent dan variabel

dependent yang didefinisikan sebagai berikut:

1. Independent Variable (variabel Bebas)

Yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain atau variabel yang

keberadaannya tidak dipengaruhi oleh variabel lain tapi mempunyai peranan

terhadap variabel lain. Untuk memudahkan dalam analisis, variabel

independen disimbolkan dengan X, dan yang menjadi variabel independen

dalam penelitian ini adalah modal kerja (X) dengan indikator perputaran kas.

2. Dependent Variable (Variabel Terikat)

Yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain atau variabel yang

keberadaannya dijelaskan oleh variabel independent. Untuk memudahkan

dalam analisis, variabel dependen disimbolkan dengan Y, dan yang menjadi

variabel dependent dalam penelitian ini adalah profitabilitas (Y) dengan

(31)

47

Kamal Kamaludin, 2013

Untuk memudahkan penentuan data yang dibutuhkan dan

memudahkan pengukuran dari variabel-variabel yang sudah ditentukan, maka

variabel-variabel tersebut dijabarkan dalam operasional variabel berikut:

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Variabel Indikator Alat Ukur Rasio

(32)

48

Kamal Kamaludin, 2013

3.4 Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

3.4.1 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Menurut

Iqbal Hasan (2002:82), “Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan

oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Data ini

biasanya diperoleh dari perpustakaan atau dari laporan-laporan penelitian terdahulu.”

Dalam penelitian ini penulis memperoleh informasi sekunder berupa data

laporan keuangan dari tahun 2007-2011 yang diterbitkan perusahaan, data-data

statistik yang dikumpulkan mengenai sub sektor semen yang terdaftar di BEI dan

data-data sekunder lain yang berkaitan dengan penelitian ini.

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara atau proses untuk mengumpulkan data

yang diperlukan untuk penelitian yang bertujuan menguji hipotesis yang telah

dirumuskan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung

(33)

49

Kamal Kamaludin, 2013

dokumen-dokumen yang berkaitan denngan seluruh data yang diperlukan

dalam penelitian. Dalam penelitian ini data-data sekunder didapatkan melalui

laporan keuangan, situs internet serta dokumen lain yang relevan dengan

penelitian.

2. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mencari data dan

informasi tambahan yang bersifat teoritis dari berbagai literatur.Dalam

penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan mencari informasi dari

buku-buku manajemen, jurnal, penelitian terdahulu, literatur dan lain-lain.

3.5 Populasi dan Sampel

3.5.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2008:115) “Populasi adalah wilayah generasi yang terdiri

atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”

Kemudian secara singkat, Prof. Dr. Suharsimi Arikunto (2006:130) mengungkapkan

bahwa “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.”

Berdasarkan pengertian populasi diatas, yang menjadi populasi penelitian ini

adalah seluruh perusahaan yang terdapat pada sektor industri dasar dan kimia yang

(34)

50

Kamal Kamaludin, 2013

3.5.2 Sampel

Menurut Suharsismi Arikunto (2006:131), “Sampel adalah sebagian atau

wakil populasi yang diteliti.” Yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah

perusahaan yang terdapat pada sub sektor semen yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia.

3.5.2.1 Teknik Penarikan Sampel

Menurut Sugiyono (2008:85) teknik sampling purposive yaitu “teknik

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”. Teknik ini bisa diartikan sebagai

suatu proses pengambilan sampel dengan menentukan terlebih dahulu jumlah sampel

yang hendak diambil, kemudian pemilihan sampel dilakukan dengan berdasarkan

tujuan-tujuan tertentu, asalkan tidak menyimpang dari ciri-ciri sampel yang

ditetapkan. Teknik penarikan sampling yang digunakan dalam peneliyian ini yaitu

teknik sampling purposive.

3.6 Rancangan Analisis Data dan Uji Hipotesis

3.6.1 Rancangan Analisis Data

Analisis data merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang

lebih mudah dibaca, dipahami dan diinterpretasikan. Tujuan dilakukannya teknik

analisis data ini adalah agar data yang telah terkumpul dapat memberikan gambaran

(35)

51

Kamal Kamaludin, 2013

Langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menyusun kembali data yang diperoleh ke dalam tabel dan menyajikan dalam

bentuk grafik.

2. Menganalisis perkembangan modal kerja pada perusahaan yang diteliti.

3. Analisis deskripsi terhadap Return On Equity pada perusahaan yang diteliti.

4. Analisis statistik untuk mengetahui pengaruh modal kerja terhadap Return On

Equity.

3.6.2 Analisis Deskriptif

Menurut Iqbal Hasan (2002:105) “Analisis Deskriptif merupakan bentuk

analisa data penelitian untuk menguji generalisasi hasil penelitian yang didasarkan

atas satu sampel.” Analisis data deskriptif yang dilakukan adalah dengan memberikan

gambaran tentang kondisi kedua variabel penelitian baik dalam grafik, tabel maupun

deskripsi. Untuk itu, dilakukan perhitungan agar diperoleh nilai modal kerja dan

Return On Equity dengan menggunakan rumus. Dibawah ini merupakan analisis

deskriptif dari masing-masing variabel yang diteliti:

1. Variabel bebas (independent variable)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah modal kerja dengan indikator

perputaran kas. ”Perputaran kas adalah perbandingan antara penjualan dengan

jumlah kas rata- rata”. (Bambang Riyanto, 2010 : 95). Dengan rumus sebagai

(36)

52

Kamal Kamaludin, 2013

2. Variabel terikat (dependent variable)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah profitabilitas dengan indikator

Return On Equity (ROE). “ROE yaitu suatu pengukuran dari penghasilan

(income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham

biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang mereka

investasikan didalam perusahaan.” (Lukman Syamsuddin,2007:64). Dengan

rumus sebagai berikut:

3.6.3 Analisis Statistik

3.6.3.1 Uji Asumsi Klasik

Proses pengujian asumsi klasik menggunakan langkah-langkah yang

dilakukan dalam pengujian asumsi klasik menggunakan langkah kerja yang sama

dengan uji regresi. Uji asumsi klasik tersebut adalah sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah variabel pengganggu atau

residual memiliki distribusi normal. Sebagai dasar bahwa uji t dan uji F

(37)

53

Kamal Kamaludin, 2013

ini dilanggar maka model regresi dianggap tidak valid dengan jumlah sampel

yang ada. Salah satu cara yang digunakan untuk menguji normalitas model

regresi adalah dengan analisis grafik (normal P-P plot). Suatu model regresi

memiliki data berdistribusi normal appabila sebaran datanya terletak disekitar

garis diagonal pada normal probability plot yaitu dari kiri bawah ke kanan

atas.

2. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menentukan apakah di dalam persamaan

regresi terdapat masalah autokorelasi atau tidak. Autokorelasi dapat terjadi

dikarenakan beberapa hal, yaitu:

a. Inersia, dimana adanya momentum yang masuk ke dalam

variabel-variabel bebasnya secara terus menerus sehingga mempengaruhi nilai

variabel bebasnya.

b. Terjadi penyimpangan spesifikasi akibat adanya variabel-variabel

independen lainnya yang tidak dimasukkan ke dalam model.

c. Bentuk fungsi yang salah.

d. Adanya tenggang waktu.

3. Uji Multikolinearitas

Perhitungan multikolinearitas adalah suatu cara yang dilakukan untuk

mengetahui atau mendeteksi ada atau tidaknya hubungan linear yang erat

diantara variabel-variabel X di dalam perhitungan ini. Apabila terdapat

(38)

54

Kamal Kamaludin, 2013

membedakan dan memisahkan pengaruh masing-masing variabel bebas

terhadap variabel terikatnya. Salah satu cara untuk melihat hubungan tersebut

adalah dengan melihat matriks koefisien kovarian dari hasil pengolahan data.

Semakin besar koefisien varian semakin tinggi multikoliniear maka semakin

erat hubungan antar kedua variabel tersebut.

4. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisidas untuk menentukan ada tidaknya indikasi varians antara

residual tidak homogen yang mengakibatkan nilai taksiran yang diperoleh

tidak lagi efisien. Heterokedastisidas terjadi apabila ada koefisien korelasi dari

masing-masing variable bebas yang signifikan pada tingkat signifikansi 5%.

Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heterokedastisitas. Ada

beberapa cara untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas, salah satunya

adalah dengan melihat scatter plot. Suatu model regresi yang baik didapatkan

apabila pada diagram pencar residualnya tidak membentuk pola tertentu dan

apabila datanya berpencar di sekitar nol (pada sumbu Y). Selain itu tidak

terdapat pola tertentu pada grafik, seperti mengumpul ditengah, menyempit

kemudian melebar atau sebaliknya melebar kemudian menyempit.

3.6.3.2 Analisis Regresi

Analisis regresi merupakan salah satu analisis yang bertujuan untuk

mengetahui pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain. Dalam analisis regresi,

(39)

55

Kamal Kamaludin, 2013

variabel yang dipengaruhi disebut Dependent Variable (variabel terikat). Jika dalam

persamaan regresi hanya terdapat satu variabel bebas dan satu variabel terikat, maka

disebut sebagai persamaan regresi sederhana, sedangkan jika variabel bebasnya lebih

dari satu, maka disebut sebagai persamaan regresi berganda

Dalam penelitian ini melibatkan 1 variabel bebas (X) dan 1 variabel terikat

(Y). Oleh karena itu dilakukan penelitian regresi linear sederhana. Berikut merupakan

persamaan regresi linear sederhana:

Keterangan:

Y = Profitabilitas

X = modal kerja

a = intersep

b = koefisien arah regresi

3.6.3.3 Analisis Korelasi

Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui derajat hubungan antar variabel

yang diteliti yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Analisis korelasi yang

digunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi product moment yaitu untuk

mengetahui derajat atau kekuatan hubungan timbal balik antara dua variabel.

(40)

56

Kamal Kamaludin, 2013

Hubungan dua variabel terdiri dari dua macam yaitu hubungan yang positif dan

hubungan yang negatif.

Untuk mengetahui koefisien korelasi parsial antara X dan Y maka digunakan

rumus:

∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan:

r = koefisien korelasi antara variabel X dan Y

n = jumlah periode

X = variabel bebas

Y = variabel terikat

Ada tiga penafsiran hasil analisis korelasi, meliputi: pertama, melihat kekuatan

hubungan dua variabel; kedua, melihat signifikansi hubungan; dan ketiga, melihat

arah hubungan.

Untuk melakukan interpretasi kekuatan hubungan antara dua variabel dilakukan

dengan melihat angka koefesien korelasi hasil perhitungan dengan menggunakan

kriteria sebagai berikut:

 Jika angka koefesien korelasi menunjukkan 0, maka kedua variabel tidak

(41)

57

Kamal Kamaludin, 2013

 Jika angka koefesien korelasi mendekati 1, maka kedua variabel mempunyai

hubungan semakin kuat

 Jika angka koefesien korelasi mendekati 0, maka kedua variabel mempunyai

hubungan semakin lemah

 Jika angka koefesien korelasi sama dengan 1, maka kedua variabel

mempunyai hubungan linier sempurna positif.

 Jika angka koefesien korelasi sama dengan -1, maka kedua variabel

mempunyai hubungan linier sempurna negatif.

Untuk memudahkan melakukan interpretasi mengenai kekuatan hubungan

antara dua variabel penulis memberikan kriteria sebagai berikut (Sarwono:2006):

Tabel 3.2

Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0 Tidak Ada Korelasi

0,00 – 0,25 Sangat lemah

0,25 – 0,5 Lemah

0,5 – 0,75 Kuat

0,75 – 0,99 Sangat Kuat

(42)

58

Kamal Kamaludin, 2013

3.6.3.4 Koefisien Determinasi

Koefesien determinasi dengan simbol R2 merupakan proporsi variabilitas

dalam suatu data yang dihitung didasarkan pada model statistik. Definisi berikutnya

menyebutkan bahwa R2 merupakan rasio variabilitas nilai-nilai yang dibuat model

dengan variabilitas nilai data asli. Secara umum R2 digunakan sebagai informasi

mengenai kecocokan suatu model. Dalam regresi R2 ini dijadikan sebagai

pengukuran seberapa baik garis regresi mendekati nilai data asli yang dibuat model.

Jika R2 sama dengan 1, maka angka tersebut menunjukkan garis regresi cocok dengan

data secara sempurna. Koefisien determinasi di hitung dengan rumus:

Kd = R

2

x 100%

Keterangan:

Kd = Koefisien Determinasi

R

2 = Koefisien Korelasi

3.6.4 Uji Hipotesis

Tujuan dari uji hipotesis adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan

yang cukup jelas dan dapat dipercaya antara variabel independent dengan variabel

dependent. Melalui langkah ini dapat diambil suatu kesimpulan, menerima atau

(43)

59

Kamal Kamaludin, 2013

3.6.4.1 Uji t Statistik

Uji t statistik digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel

bebas terhadap variabel terikat secara parsial. Rumus uji t statistik yang digunakan

adalah sebagai berikut:

Selanjutnya, hasil t hitung dibandingkan dengan t tabel dengan ketentuan taraf

signifikan 5% uji 2 pihak. Pengambilan keputusan:

 Jika probabilitas > 0,05 maka Ho tidak dapat ditolak (diterima)

 Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak dan menerima Ha.

Adapun hipotesisnya adalah:

Ho : tidak ada pengaruh dari variabel independent secara parsial terhadap variabel

dependent.

Ha : ada pengaruh dari variabel independent secara parsial terhadap variabel

(44)

Kamal Kamaludin, 2013

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Gambaran modal kerja yang diukur dengan perputaran kas pada sub sektor

semen dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 yang dilihat per triwulan

mengalami kenaikan dan penurunan. Nilai rata-rata ROE tertinggi pada sub

sektor semen diperoleh PT. Holcim Indonesia, Tbk yaitu sebesar 7,37 kali,

sedangkan nilai tertinggi untuk per triwulan diperoleh PT. Indocement

Tunggal Prakasa, Tbk pada triwulan III 2008 sebesar 27,7 kali. Hal ini

menandakan kinerja perusahaan pada sub sektor semen cukup bagus dalam

mengalami krisis yang terjadi baik internal maupun eksternal.

2. Gambaran profitabilitas yang diukur dengan Return On Equity (ROE) pada

sub sektor semen dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 mengalami

fluktuatif. Nilai ROE yang kenaikannya konstan per triwulan diperoleh PT.

Indocement Tunggal Prakasa, Tbk, dimana nilai ROE tiap triwulannya naik

secara signifikan bahkan nilai rata-rata ROE nya lebih besar dibadingkan

(45)

93

Kamal Kamaludin, 2013

mampunya PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk dalam mengelola laba yang

dihasilkan dengan baik.

3. Berdasarkan hasil penelitian selama periode 2007 sampai dengan 2011

terdapat pengaruh positif antara modal kerja yang diukur dengan perputaran

kas terhadap profitabilitas yang diukur dengan Return On Equity (ROE) pada

sub sektor semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hal ini berarti

bahwa peningkatan modal kerja yang diukur dengan perputaran kas akan

meningkatkan profitabilitas yang diukur dengan Return On Equity (ROE).

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa hubungan modal kerja

yang diukur dengan perputaran kas terhadap profitabilitas yang diukur dengan

Return On Equity (ROE) hubungannya adalah lemah, sedangkan koefisien

determinasi menunjukkan pengaruh modal kerja yang diukur dengan

perputaran kas terhadap profitabilitas yang diukur dengan Return On Equity

(ROE) adalah sebesar 11,42%.

5.2 Saran

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka penulis

mengemukakan beberapa saran yaitu sebagai berikut:

1. Perusahaan pada sub sektor semen hendaknya memperbaiki tingkat penjualan

yang fluktuatif dengan meminimalkan kas menganggur karena semakin besar

(46)

94

Kamal Kamaludin, 2013

2. Perusahaan pada sub sektor semen dapat meningkatkan kinerja ROE dengan

cara mengefektifkan seluruh asset yang ada dan memperbesar laba bersih

yang diperoleh. Selain itu rasio profitabilitas lainnya harus ditingkatkan lagi

agar asset dan laba yang diperoleh dapat optimal.

3. Perusahaan pada sub sektor semen harus lebih meningkatkan profitabilitasnya

terutama Return On Equity (ROE) agar para investor yang akan berinvestasi

pada masing-masing perusahaan dapat tertarik untuk melakukan investasi,

dimana ROE merupakan rasio profitabilitas yang apabila angka ROE nya

semakin tinggi dapat memberikan indikasi bagi para investor bahwa tingkat

pengembalian investasi semakin tinggi pula. Dengan demikian, investor akan

mempertimbangkan rasio ROE sebagai alat untuk melihat kinerja perusahaan

(47)

Kamal Kamaludin, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta.

Dendawijaya, Lukman. 2003. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Harjitno, Agus dan Martono. 2002. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Ekonesia.

Hasan, Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Materi Metode Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta:

Ghalia Indonesia.

Indra, Zubaidi. 2005. Faktor-Faktor Fundamental Keuangan yang Mempengaruhi

Resiko Saham. Bandar Lampung.

Sawir, Agnes. 2005. Analisis Kinerja Keungan dan Perencanaan Keuangan. Jakarta:

Gramedia Pustaka.

Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana.

Marzuki. 2002. Metodologi Riset. Yogyakarta: BPFE.

Munawir. 2007. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.

Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Riyanto, Bambang. 2010. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta:

(48)

Kamal Kamaludin, 2013

Santoso, Singgih. 2003. SPSS Statistik Multivariat. Jakarta. PT. Elex Media

Komputindo.

Sartono, Agus. 2008. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE.

Sarwono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.

Syafri Harahap, Sofyan. 2008. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: Raja

Grafindo.

Syamsuddin, Lukman. 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT.

Grafindo Persada.

Internet:

www.semengresik.co.id [18 Mei 2013] www.indocement.co.id [18 Mei 2013] www.holcim.co.id [18 Mei 2013]

(49)

Kamal Kamaludin, 2013

Skripsi:

Ahmad Afandi. 2010. Pengaruh Perputaran Kas Terhadap Profitabilitas Pada PT.

Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Universitas Komputer

Gambar

Gambar 2.2 Paradigma Penelitian………………………………………………… 42
Grafik 1.1 Return On Equity Sub Sektor Semen………………………………….
Tabel 1.1
Tabel 1.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kebijakan dividen adalah kebijakan keuangan yang sengaja dibuat oleh manajer untuk menentukan porsi pendapatan perusahaan yang akan dibagikan sebagai dividen kepada

Sehubungan dengan surat penawaran Saudara untuk paket pekerjaan Konsultan Pengawasan Pembangunan Trestle Tempat Sandar Kapal Kantor SAR Kupang, berdasarkan

kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi satu sama lain sehingga berimbas pada peningkatan penguasaan konsep matematika siswa yang pada gilirannya dapat

PENGUJIAN KELAYAKAN KENAIKAN SUHU PADA PERANGKAT HUBUNGI BAGI TEGANGAN RENDAH HASIL KERJA PRAKTEK DI PT.PLN (PERSERO) LITBANG..

Catu daya yang baik itu harus memiliki minimal tiga syarat utama yaitu memiliki ripple tegangan yang kecil, tegangan yang stabil dan dapat menghasilkan daya yang cukup besar

Karena dengan adanya program E-Learning ini masyarakat dapat mengetahui aplikasi jenis Geotektil apa yang cocok dan baik untuk digunakan apabila ingin melakukan suatu pembangunan

Seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa pada kelompok bola bakar. Seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa pada

[r]