Nia Roniawati, 2013
Perbandingan Metode Padat Dengan Metode Distribusi Terhadap Peningkatan Keterampilan Dasar Memukul Bola Kasti Di SD Negeri Nagreg III Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PERBANDINGAN METODE DISTRIBUSI DENGAN METODE PADAT
TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN DASAR MEMUKUL
BOLA KASTI DI SD NEGERI NAGREG III KABUPATEN BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Pendidikan Program Studi
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Oleh
NIA RONIAWATI
0801468
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Nia Roniawati, 2013
Perbandingan Metode Padat Dengan Metode Distribusi Terhadap Peningkatan Keterampilan Dasar Memukul Bola Kasti Di SD Negeri Nagreg III Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PERBANDINGAN METODE DISTRIBUSI DENGAN METODE
PADAT TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN
DASAR MEMUKUL BOLA KASTI DI SD NEGERI NAGREG
III KABUPATEN BANDUNG
Oleh Nia Roniawati
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Nia Roniawati 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Nia Roniawati, 2013
Perbandingan Metode Padat Dengan Metode Distribusi Terhadap Peningkatan Keterampilan Dasar Memukul Bola Kasti Di SD Negeri Nagreg III Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN
PERBANDINGAN METODE DISTRIBUSI DENGAN METODE PADAT TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN DASAR MEMUKUL BOLA KASTI DI SD NEGERI NAGREG III KABUPATEN BANDUNG
Oleh Nia Roniawati
0801468
Pembimbing I
Drs. Mudjihartono, M. Pd NIP. 19650817199001001
Pembimbing II
Arif Wahyudi, S. Pd NIP. 19705202001121001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
Universitas Pendidikan Indonesia
Nia Roniawati, 2013
Perbandingan Metode Padat Dengan Metode Distribusi Terhadap Peningkatan Keterampilan Dasar Memukul Bola Kasti Di SD Negeri Nagreg III Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
JUDUL : Perbandingan Metode Padat dengan Metode Distribusi Terhadap Peningkatan Keterampilan Dasar Memukul Bola Kasti Di SD Negeri III Nagreg. Nama: Nia Roniawati, Pembimbing I Drs. Mudjihartono, M.Pd, Pembimbing II Arif Wahyudi S.Pd
Nia Roniawati, 2013
Perbandingan Metode Padat Dengan Metode Distribusi Terhadap Peningkatan Keterampilan Dasar Memukul Bola Kasti Di SD Negeri Nagreg III Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
TITLE : Perbandingan Metode Padat dengan Metode Distribusi Terhadap Peningkatan Keterampilan Dasar Memukul Bola Kasti Di SD Negeri III Nagreg. Nama: Nia Roniawati, Pembimbing I Drs. Mudjihartono, M.Pd, Pembimbing II Arif Wahyudi S.Pd
Nia Roniawati, 2013
Perbandingan Metode Padat Dengan Metode Distribusi Terhadap Peningkatan Keterampilan Dasar Memukul Bola Kasti Di SD Negeri Nagreg III Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK……….. i
KATA PENGANTAR……… ii
UCAPAN TERIMA KASIH………. iii
DAFTAR ISI………... v
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR TABEL……….. viii
DAFTAR LAMPIRAN ………. ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………... 1
B. Rumusan Masalah... ……. 7
C. Tujuan Penelitian.………...… 8
D. Manfaat Penelitian………... 8
E. Batasan Penelitian……….. 8
F. Definisi Istilah …..………. 9
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Kajaian Pustaka 1. Konsep Belajar Dan Pembelajaran a. Belajar ……… 11
b. Pembelajaran ………..…….………... 12
2. Tujuan Belajar dan Pembelajaran ….……… 16
3. Metode Pembelajaran ………17
a. Metode Padat ……….……… 18
b. Metode Distribusi..……….……… 20
4. Permainan Kasti ………..……….. 22
Nia Roniawati, 2013
Perbandingan Metode Padat Dengan Metode Distribusi Terhadap Peningkatan Keterampilan Dasar Memukul Bola Kasti Di SD Negeri Nagreg III Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Hipotesis ……….………... 32
BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian……….. 34
B. Populasi dan Sampel …….………... 35
C. Langkah-langkah dan Desain penelitian ……….. 36
D. Instrumen Penelitian ………. 38
E. Pelaksanaan Penelitian ………. 39
F. Prosedur Penelitian ... ... 40
G. Lokasi Penelitian……… 43
BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA A. Hasil Pengolahan dan Analisis Data……….. 44
B. Diskusi Penemuan……….. 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……… 49
B. Saran……….. 49
DAFTAR PUSTAKA………... 50
1
Nia Roniawati, 2013
Perbandingan Metode Padat Dengan Metode Distribusi Terhadap Peningkatan Keterampilan Dasar Memukul Bola Kasti Di SD Negeri Nagreg III Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan bagian yang tidak akan terpisahkan dalam kehidupan dan akan selalu berdampingan dengan manusia seiring dengan perkembangannya karena pendidikan berkenaan dengan proses pendewasaan, pengalaman tanpa batasan umur. Hal tersebut bisa terjadi baik secara sengaja maupun terjadi akibat dari pengaruh lingkungan serta dilembagakan untuk menghasilkan kesinambungan sosial.
Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1 menjelaskan bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
2
Nia Roniawati, 2013
Perbandingan Metode Padat Dengan Metode Distribusi Terhadap Peningkatan Keterampilan Dasar Memukul Bola Kasti Di SD Negeri Nagreg III Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
perilaku dalam upaya pendewasaan diri melaui pengajaran dan pelatihan, proses, cara, perbuatan mendidik. Sehingga secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarak-at, bangsa dan Negara melalui proses belajar dan proses pembelajaran.
Aktivitas jasmani terjadi pada proses belajar dan pembelajaran, karena aktivitas jasmani termasuk bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Pada hakekatnya aktivitas jasmani merupakan proses yang diarahkan guna mendorong, membimbing, mengembangkan, serta membina kemampuan jasmani, rohani dan perilakunya melalui pendidikan jasmani. Serta mempunyai jasmani dan rohani yang sehat melalui pendidikan jasmani.
Menurut Daner dan Pangrazi 1989 (dalam Sulaeman 2011;03) mengungkapkan bahwa:
Pendidikan jasmani adalah fase dari program pendidikan keseluruhan yang memberikan kontribusi, terutama melalui pengalaman gerak, untuk pertumbuhan dan perkembangan secara utuh untuk tiap anak. Pendidikan jasmani didefinisikan sebagai pendidikan melalui gerak dan harus dilaksanakan dengan cara-cara yang tepat agar memiliki makna bagi anak. Pendidikan jasmani merupakan program pembelajaran yang memberikan perhatian proporsional dan memadai pada domain-domain pembelajaran psikomotor, afektif dan kognitif.
3
Nia Roniawati, 2013
Perbandingan Metode Padat Dengan Metode Distribusi Terhadap Peningkatan Keterampilan Dasar Memukul Bola Kasti Di SD Negeri Nagreg III Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pada masa sekarang dan masa yang akan datang. Aspek afektif yang dapat terbentuk secara positif melalui pendidikan jasmani diantaranya adalah sikap disiplin, kerjasama, fair play dan saling menghargai. Aspek ini dapat dikembangkan melalui materi-materi olahraga dan permainan sesuai dengan kurikulum yang berlaku di sekolah yang telah di tetapkan.
Berdasarkan undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa: “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.
Kurikulum diartikan sebagai rencana pelajaran di suatu sekolah. Salah satu fungsi kurikulum ialah sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan yang pada dasarnya kurikulum memiliki komponen pokok dan komponen penunjang yang saling berkaitan dan berinteraksi satu sama lainnya dalam rangka mencapai tujuan tersebut. Komponen merupakan satu sistem dari berbagai komponen yang saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya, sebab kalau satu komponen saja tidak ada atau tidak berjalan sebagaimana mestinya. Hal serupa di kemukakan oleh Subandiyah (1993: 4-6) mengemukakan ada 5 komponen kurikulum, yaitu: “(1) komponen tujuan; (2) komponen isi/materi; (3) komponen media (sarana dan prasarana); (4) komponen strategi dan; (5) komponen proses belajar mengajar”.
Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan yang memiliki komponen saling berkaitan yang mana dalam pendidikan memiliki beberapa komponen yaitu tujuan, isi/materi, media (sarana dan prasarana), strategi dan proses belajar mengajar.
4
Nia Roniawati, 2013
Perbandingan Metode Padat Dengan Metode Distribusi Terhadap Peningkatan Keterampilan Dasar Memukul Bola Kasti Di SD Negeri Nagreg III Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran. sehingga materi yang diberikan sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang sudah ditetapkan.
Salah contoh standar kompetensi yang ada di sekolah dasar yaitu mempraktikan berbagai variasi gerak dasar kedalam permainan dan olahraga dengan peraturan yang dimodifikasi dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, sedangkan Kompetensi dasarnya yaitu memperaktikan variasi teknik ke dalam modifikasi permainan bola kecil, serta nilai kerja sama, sportivitas dan kejujuran. Satu materi yang akan diberikan yaitu permainan Bola Kasti.
Permainan Bola Kasti termasuk permainan Bola kecil yang diajarkan di sekolah, selain itu permainan bola kecil juga banyak diminati anak-anak remaja karena dalam permainan kasti meningkatkan ketangkasan dan kekompakan regu atau pemain. Sehingga melalui permainan kasti dapat menjalin hubungan persahabatan dan kerjasama yang baik. Pada prinsipnya permainan kasti merupakan salah satu jenis permainan Bola Kecil beregu, bentuk permainannya tradisional yang mengutamakan beberapa unsur kekompakan, ketangkasan dan kegembiraan. Agar dapat bermain kasti dengan baik kita dituntut memiliki beberapa keterampilan yaitu memukul, melempar, dan menangkap bola serta kemampuan berlari. Permainan kasti ini dimainkan oleh 2 regu, yaitu regu pemukul dan regu penjaga. Selain itu, ada 3 teknik dasar dalam permainan kasti yaitu melempar bola, menangkap bola, dan memukul bola. Permainan ini sering diterapkan dalam proses pembelajaran di sekolah-sekolah, yang pada umumnya permainan ini sering di mainkan oleh siswa SD.
5
Nia Roniawati, 2013
Perbandingan Metode Padat Dengan Metode Distribusi Terhadap Peningkatan Keterampilan Dasar Memukul Bola Kasti Di SD Negeri Nagreg III Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak sebagai individu yang utuh, terutama pada anak-anak atau remaja yang peka terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan. Pembelajaran tidak hanya terpaku pada pencapaian tujuan meningkatkan keterampilan bermain kasti semata melainkan perkembangan emosi, sosial, fisik gerak, dan intelektual anak juga harus diperhatikan sehingga bentuk kreatifitas guru dalam merancang suatu pembelajaran penting untuk diwujudkan.
Sehubungan dengan kreatifitas guru sangat berperan mengingat pada siswa SD sering menemukan kendala-kendala, kendala kurangnya keterampilan dasar yang dikuasai oleh siswa salah satunya yaitu kendala dalam cara memukul sehingga hasil pukulannya tidak begitu baik. Hal tersebut menjadi bahan pemikiran bagi guru guna memperbaiki dan mengembangkan keterampilan siswa.
Dalam proses belajar faktor penting yang harus diperhatikan guru guna meningkatkan keterampilan siswa, yaitu tujuan, materi, metode, evaluasi dan berbagai sarana prasarana pendukung seperti peralatan olahraga. Salah satu usaha lain yang dapat diberikan oleh guru dalam upaya memperhatikan kepentingan siswa tersebut yaitu dengan cara memberikan metode pembelajaran pendidikan jasmani, karena suatu metode dapat mengatasi karakteristik siswa dalam mengikuti pembelajaran, seperti yang dijelaskan Supandi (1992:107) :
Ketidak berhasilan suatu proses belajar mengajar disebabkan antara lain karena siswa tidak sanggup mengatasi tugas gerak dan peraturan yang komplek. Untuk mengatasi kesulitan tersebut biasanya dilakukan modifikasi kegiatan atau peraturan yang bersangkutan. Yang dimaksudkan dengan modifikasi itu ialah pengulangan atau pergantian unsur-unsur tertentu.
6
Nia Roniawati, 2013
Perbandingan Metode Padat Dengan Metode Distribusi Terhadap Peningkatan Keterampilan Dasar Memukul Bola Kasti Di SD Negeri Nagreg III Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengatasi kesulitan siswa dengan cara memodifikasi kegiatan dan peraturan sesederhana mungkin agar siswa tidak mengalami kesulitan, salah satunya yaitu dengan cara memberikan pengulangan atau pergantian unsur-unsur tersebut. namun disamping itu guru harus lebih selektif dalam memberikan pemahaman materi kepada siswa untuk keberhasilan dalam mencapai tujuan belajar. Selain itu hal yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah metode atau suatu cara yang dilakukan guru terhadap siswa didiknya agar lebih mudah dipahami dengan mudah, dengan ini baik siswa maupun guru akan lebih efektif dalam upaya meningkatkan keterampilan gerak siswa dan leluasa dalam penyajian materi dan akan lebih memotivasi kreativitas dalam proses belajar mengajar, sehingga dengan berbagai metode mengajar seorang guru mampu memecahkan masalah pada proses pembelajaran siswanya.
7
Nia Roniawati, 2013
Perbandingan Metode Padat Dengan Metode Distribusi Terhadap Peningkatan Keterampilan Dasar Memukul Bola Kasti Di SD Negeri Nagreg III Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
permainan Bola Kasti kepada siswanya melakukan 10 kali pukulan berturut-turut setiap pengulangannya hanya diberikan waktu istirahat 5 detik atau tidak istirahat sama sekali.
Melihat dari pemaparan di atas Yunyun (2007:349) mengemukakan bahwa:
Metode padat adalah prinsip pengaturan giliran pemberian materi latihan, dimana siswa melakukan gerakan secara terus menerus tanpa diselingi istirahat diantara gerakan demi gerakannya sedangkan, Metode distribusi adalah prinsip pengaturan giliran pemberian materi dalam pembelajaran dilakukan melalui pengaturan waktu istirahat yang diselang seling, waktu istirahat sama pentingnya dengan waktu belajar
Sehubungan dengan itu dapat dilihat bahwa penggunaan metode distribusi dan metode padat memiliki perbedaan pada waktu istirahat dalam setiap pengulangannya. Metode distribusi mempunyai istirahat yang lebih panjang sedangkan metode padat biasanya mengurangi waktu istirahat atau tanpa istirahat sama sekali. Penggunaan kedua metode ini diharapkan akan mengatasi permasalahan yang terjadi dalam proses belajar mengajar disekolah terutama pada pembelajaran permainan Kasti.
Hal lain yang perlu diperhatikan guru adalah perbedaan kemampuan individu dan cara mereka belajar dalam proses pembelajaran kasti. Setiap siswa memiliki perbedaan dalam hal kemampuan awal, kemampuan fisik, bentuk, ukuran tubuh, bakat minat, motivasi, cita-cita. Dalam konteks pendidikan, perbedaan ini tidak boleh diabaikan begitu saja, siswa yang lambat atau kurang cekatan tidak boleh dibiarkan begitu saja tetapi harus diberi perhatian yang khusus. Begitu juga anak yang memiliki tingkat kemampuan yang baik perlu diberi tugas tertentu yang dapat mendorong mereka untuk meningkatkan apa yang telah mereka miliki sebelumnya.
8
Nia Roniawati, 2013
Perbandingan Metode Padat Dengan Metode Distribusi Terhadap Peningkatan Keterampilan Dasar Memukul Bola Kasti Di SD Negeri Nagreg III Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang dapat membantu guru sebagai pengajar untuk menggunakan metode belajar mengajar dalam aktivitas jasmani. Disini penulis akan mengkhususkan pada penggunaan metode distribusi dengan metode padat terhadap peningkatan keterampilan dasar memukul bola pada pembelajaran permainan Bola Kasti dan mana yang lebih efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dari kedua metode di atas, penulis ingin meneliti tentang “Perbandingan metode distribusi dengan metode padat terhadap peningkatan keterampilan dasar memukul bola pada permainan Bola Kasti di SD Negeri Nagreg III Kabupaten Bandung”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka permasalahan yang penulis ajukan adalah sebagai berikut:
Apakah terdapat perbedaan peningkatan penggunaan metode distribusi dengan metode padat terhadap keterampilan dasar memukul bola pada permainan Bola Kasti di SD Negeri Nagreg III Kab. Bandung?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menemukan dan memperoleh hasil nyata oleh peneliti tentang efektifitas metode distribusi dan padat terhadap peningkatan keterampilan dasar memukul bola pada permainan Bola Kasti di SD Negeri Nagreg III Kabupaten Bandung.
Ingin mengetahui seberapa besar perbedaan tingkat keberhasilan metode padat dengan metode distribusi terhadap peningkatan keterampilan dasar memekul bola pada permainan Bola Kasti di SD Negeri Nagreg III Kabupaten Bandung.
9
Nia Roniawati, 2013
Perbandingan Metode Padat Dengan Metode Distribusi Terhadap Peningkatan Keterampilan Dasar Memukul Bola Kasti Di SD Negeri Nagreg III Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Dengan hasil penelitian ini, diharapkan berguna untuk menyikap metode mana yang lebih efektif dalam pemberian materi pelajaran memukul bola pada permainan Bola Kasti dari kedua jenis metode yang digunakan.
2. Dengan hasil penelitian ini, SD Negeri Nagreg III dapat meningkatkan pemberdayaan sarana dan prasarana pendidikan jasmani agar prestasi belajar siswa lebih baik.
3. Sebagai bahan masukan bagi guru terhadap peningkatan mutu pendidikan dibidang pendidikan jasmani kesehatan dan olahraga.
4. Sebagai bahan masukan bagi siswa untuk memanfaatkan cara belajar yang sudah diajarkan dalam rangka meningkatkan hasil belajar.
E. Batasan Penelitian
Untuk membatasi ruang lingkup penelitian penulis membatasi masalah sebagai berikut:
1. Objek yang dijadikan penelitian adalah siswa kelas V di SD Negeri Nagreg III Kabupaten Bandung.
2. Variabel yang diteliti adalah perbandingan metode distribusi dengan metode padat terhadap peningkatan keterampilan dasar memukul bola pada permainan Bola Kasti di SD Negeri Nagreg III Kabupaten Bandung.
3. Cara yang dimaksudkan dalam peneltian ini tentang memukul bola dalam permainan Bola Kasti dengan menggunakan metode:
a. Metode Distribusi adalah pelaksanaan belajar atau latihan memukul bola yang berkesinambungan, kontinu dengan penugasan 50 kali pukulan dan pelaksanaannya setiap 10 kali pukulan bola kemudian diselingi istirahat selama 1 menit dan dilanjutkan kembali sampai siswa melakukan tugas pukulan bola tuntas.
10
Nia Roniawati, 2013
Perbandingan Metode Padat Dengan Metode Distribusi Terhadap Peningkatan Keterampilan Dasar Memukul Bola Kasti Di SD Negeri Nagreg III Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Definisi Istilah
Berkaitan dengan masalah yang diajukan, beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini mengandung pengertian sebagai berikut:
1. Perbandingan menurut Poerwadarminta (1989:219) mengungkapkan bahwa Perbandingan adalah perbedaan selisih kesamaan. Dengan demikian menurut penulis yang dimaksud dengan perbandingan disini yaitu penelitian yang membandingkan dua metode belajar yang tepat yaitu metode distribusi dengan metode padat terhadap peningkatan keterampilan dasar memukul bola dalam permainan Bola Kasti.
2. Metode distribusi, menurut Supandi dan Seba (1985:31) adalah praktek dalam waktu yang pendek dan diselingi waktu yang pendek pula.
3. Metode Padat, menurut Supandi dan Seba (1985:33) adalah praktek suatu keterampilan olahraga yang dipelajari secara berkesinambungan dan konsisten tanpa adanya waktu istirahat.
34
Nia Roniawati, 2013
Perbandingan Metode Padat Dengan Metode Distribusi Terhadap Peningkatan Keterampilan Dasar Memukul Bola Kasti Di SD Negeri Nagreg III Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Dalam suatu rangkaian studi penelitian tidak akan terlepas dari metode yang digunakan, hal ini terkait dengan keberhasilan yang ingin dicapai dengan menentukan metode yang tepat sesuai dengan permasalahan yang ingin diteliti. Adapun yang dimaksud metode yang tepat itu sendiri seperti yang dikemukakan oleh Surakhmad (1989:31) ”Metode adalah merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan misalnya untuk menguji hipotesa dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu”.
Dalam kutipan di atas, dapat disajika kembali bahwa metode merupakan suatu cara yang dipergunakan teknik dan alat-alat tertentu sehingga memperoleh hasil sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode. Metode yang dipergunakan adalah metode eksperimen. Menggenai metode eksperimen dijelaskan oleh Surakhmad (1994:194), mengemukakan bahwa “Penelitian eksperimen adalah mengadakan kegiatan percobaan untuk melihat suatu hasil”. Nasution (1987:47) mengemukakan bahwa: “Dalam suatu eksperimen kita ingin meneliti pengaruh variabel tertentu terhadap suatu kelompok dalam kondisi yang dikontrol secara ketat”.
Pendapat serupa dikemukakan oleh sudjana (1989:12) sebagai berikut:
35
Nia Roniawati, 2013
Perbandingan Metode Padat Dengan Metode Distribusi Terhadap Peningkatan Keterampilan Dasar Memukul Bola Kasti Di SD Negeri Nagreg III Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dari ketiga pendapat di atas penulis dapat menyimpulkan, bahwa metode eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh dari perlakuan yang diberikan kepada objek yang kita teliti. Penggunaan metode penelitian didasarkan pada masalah yang akan dipecahkan dalam tujuan yang dicapai. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode eksperimen. Hal ini disebabkan oleh karena penelitian ini ingin memaparkan bagaimanakah perbandingan metode padat dengan metode distribusi terhadap peningkatan keterampilam memukul bola pada permainan Bola Kasti.
B. Populasi dan Sampel
Sumber data diperlukan dalam suatu penelitian sejak dari penyusunan data hingga penganalisaan data. Pada umumnya sumber data dalam penelitian disebut populasi dan sampel penelitian.
1. Populasi
Populasi memegang peranan penting dalam suatu penelitian, sebab populasi merupakan objek yang akan dipergunakan sebagai bahan penelitian, sehubungan dengan populasi diungkapkan oleh Sudjana (1989:84) sebagai
berikut: “Populasi maknanya berkaitan dengan elemen, yakni untuk tempat diperolehnya informasi. Elemen tersebut bisa berupa individu, keluarga, rumah tangga, kelompok sosial, sekolah, kelas, organisasi dan lain-lain”. Lebih lanjut Sudjana (1989:6) menjelaskan bahwa, “Populasi adalah totalitas semua nilai mungkin, baik hasil menghitung maupun pengukuran kuantitatif atau kualitatif dari pada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas”.
Berdasarkan penjelasan di atas maka, dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan sumber data dan informasi. Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa SD Negeri Nagreg III Kabupaten Bandung.
36
Nia Roniawati, 2013
Perbandingan Metode Padat Dengan Metode Distribusi Terhadap Peningkatan Keterampilan Dasar Memukul Bola Kasti Di SD Negeri Nagreg III Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pengambilan sampel dengan cara simple random sampling (sederhana). Sehubungan dengan pengambilan simple random sampling, Arikunto (1993:113) menjelaskan bahwa “Dikatakan
simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan
secara acak tanpa memperharikan strata yang ada dalam populasi itu”.
Berdasarkan pada penjelasan di atas, maka untuk jumlah sampel ini ditetapkan oleh penulis secara acak dan sampel sebanyak 30 orang.
C. Langkah-langkah dan Desain penelitian
1. Langkah-langkah Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian eksperimen ini, peneliti menyusun langkah-langkah sebagai berikut:
1. Langkah pertama menentukan populasi yaitu di ambil dari siwa-siswi SD Negeri Nagreg III Kabupaten Bandung.
a) Kemudian menentukan sampel sebanyak keseluruhan kelas V
b) Mengelompokan menjadi dua kelompok yang berdistribusi sama, kelompok A dan kelompok B.
c) Memberikan perlakuan kepada kedua kelompok dengan perlakuan yang berbeda, yaitu kelompok A menggunakan penerapan metode padat dan kelompok B menggunakan metode distribusi
d) Melakukan test kemudian menghitung hasil tes masing-masing kelompok e) Analisis data
37
Nia Roniawati, 2013
Perbandingan Metode Padat Dengan Metode Distribusi Terhadap Peningkatan Keterampilan Dasar Memukul Bola Kasti Di SD Negeri Nagreg III Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Desain Penelitian
POPULASI
SAMPEL
KELOMPOK A KELOMPOK B
Penerapan Metode padat
Hasil Kelompok B
Post-Test
Hasil Kelompok A
Analisis Data
Penerapan Metode Distribusi
38
Nia Roniawati, 2013
Perbandingan Metode Padat Dengan Metode Distribusi Terhadap Peningkatan Keterampilan Dasar Memukul Bola Kasti Di SD Negeri Nagreg III Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Desain yang dipergunakan pada peneitian ini termasuk dalam pre experimental design yaitu “one-shot case study”. Rancangannya sebagai berikut:
Keterangan :
X1 = Treatmen yang diberikan dengan metode padat X2 = Treatmen yang diberikan dengan metode distribusi O1 = Nilai postest (setelah diberikan perlakuan)
O2 = Nilai posttest (setelah diberikan perlakuan)
D. Instrumen Penelitian
Untuk mengumpulkaan data dari sampel diperlukan alat yang disebut instrumen. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes memukul bola (Fugo Batting) yang mempunyai nilai validitas dan reliabilitas dengan harga korelasi rhitung 0.863, harga thit 8.184 dan t table 1.714 maka alat tes ini dikatan valid, serta alat tes reriabel dengan Harga r11 0.92, harga dan rtabel 0,413.
Setiap anak diberikan kesempatan memukul sebanyak 5 kali. Subjek berdiri pada daerah X (taste) dan setiap pukulan dihitung jarak bola tepat berhenti pada jarak 5,4,3,2, sedangkan untuk nilai 1 apabila subjek memukul tidak mengenai bola dan keluar dari lapangan. Untuk siswa yang akan menjadi pemukul berikutnya berbaris pada daerah Y taste.
60 meter
X
1O
1X
2O
2Y
Tastee 2 3 4 5
X
39
Nia Roniawati, 2013
Perbandingan Metode Padat Dengan Metode Distribusi Terhadap Peningkatan Keterampilan Dasar Memukul Bola Kasti Di SD Negeri Nagreg III Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 30 m
5 meter 15 M 15 M 15 M 15 M Gambar 3.1
Diagram lapangan tes batting Fugo
E. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran dilakukan selama satu bulan mulai dari tanggal 02 mei 2013 sampai dengan 24 mei 2013. Perlakuan yang diberikan pada masing-masing kelompok sebanyak 10 kali pertemuan dalam 4 minggu dengan kata lain penelitian ini dilaksanakan 3 kali dalam seminggu ( Rabu. Jum’at dan sabtu). Menurut Neil (2004) yang dikutip oleh Fauzi A. (2012:71) “Partuculary strong outcomes were avident for the long there until four weeks program whit young
adult”. Sedangkan mengenai pertemuan setiap minggunya, Harsono (1988:194) berpendapat mengenai jumlah latihan dalam seminggu sebaiknya dilakukan sebanyak 3 kali dalam seminggu misalnya diselingi satu hari istirahat”. Sehubungan dengan itu Sarwono dan Ismayanti (1999:43) mengungkapkan
bahwa: “Frekuensi jumlah waktu ulangan latihan yang baik adalah dilakukan 5-6 per sesi latihan atau 2-4 kali per-minggu”.
40
Nia Roniawati, 2013
Perbandingan Metode Padat Dengan Metode Distribusi Terhadap Peningkatan Keterampilan Dasar Memukul Bola Kasti Di SD Negeri Nagreg III Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 5 sesi X 4 kali perminggu = 20 kali pertemuan (maksimal).
Dalam pelaksanaannya pembelajaran atau latihan terbagi dalam tiga tahapan, yaitu:
a. Pemanasan atau warming up
Dalam pelaksanaan pembelajaran pemanasan merupakan hal yang sangat penting melakukan aktivitas fisik atau olahraga yang mana harus dilakukan guna mempersiapkan tubuh dan otot untuk beraktifitas. (Harsono, 1992;91) menjelaskan bahwa:
Pemanasan tubuh (warming up) penting dilakukan sebelum berlatih, tujuan pemanasan adalah untuk mengadakan perubahan dalam fungsi organ tubuh kita guna menghadapi kegiatan fisik yang lebih berat serta untuk menghindari diri dari kemungkinan cedera otot dan sendi. Otot dan sendi yang masih “dingin” biasanya masih kaku sehingga mudah terkena kalau tiba-tiba harus latihan berat.
Pemanasan selain dapat meningkatkan suhu tubuh agar sesuai dengan situasi kerja otot juga dapat mencegah terjadinya cidera. Menurut Fadir yang dikutip oleh Hadiati H. (2012:39) mengemukakan tentang pemanasan, sebagai berikut:
Warming up adalah serangkaian aktfitas fisik yang dilakukan secara sistematis dengan tujuan merangsang dan memicu daya kerja organ-organ tubuh sebagai persiapan mental fisik untuk melakukan suatu kerja fisik pada tingkat efisiensi yang setinggi-tingginya.
b. Kegiatan Inti
41
Nia Roniawati, 2013
Perbandingan Metode Padat Dengan Metode Distribusi Terhadap Peningkatan Keterampilan Dasar Memukul Bola Kasti Di SD Negeri Nagreg III Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Penutup
Dalam suatu pembelajaran penutup adalah bentuk latihan yang bertujuan untuk mengembalikan organ-organ tubuh ke dalam keadaan rileks dan menghilangkan ketegangan baik fisik atau mental secara emosional sehingga tubuh kembali pulih. Penutupan ini dilakukan dengan cara menggerak-gerakan relaksasi, evaluasi, pemberian motivasi, dan mendiskusikan kesulitan-kesulitan siswa pada saat melakukan latihan.
F. Prosedur Penelitian
Data yang diperoleh dari hasil tes diolah secara statistika untuk mendapatkan data yang valid. Dalam pengolahan data penulis menggunakan rumus-rumus dari Sudjana, adapun langkah-langkah pengolahan dan penganalisisan data yang penulis tempuh adalah :
1. Menghitung rata-rata dari masing-masing kelompok dengan menggunakan rumus :
̅
∑
Arti tanda-tanda rumus tersebut, adalah :
̅ = Nilai rata-rata yang dicari = jumlah
x
i = Nilai Mentahn = besaran sampel
2. Menghitung simpangan baku masing-masing kelompok dengan menggunakan rumus :
√∑ ̅
42
Nia Roniawati, 2013
Perbandingan Metode Padat Dengan Metode Distribusi Terhadap Peningkatan Keterampilan Dasar Memukul Bola Kasti Di SD Negeri Nagreg III Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
= jumlah nilai mentah
̅ = jumlah nilai rata-rata = besarnya sampel
3. Menghitung atau menguji normalitas data dengan uji Lilifors. Prosedur pengerjaanya, adalah:
a. Pengamatan X1, X2, ... Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ..., Zn dengan menggunakan rumus
Z1 = ̅
b. Untuk setiap bilangan baku ini menggunakan daftar ditribusi normal baku, kemudian dihitung peluang :
c. Selanjutnya dihitung proporsinya Z1, Z2,...., Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi, jika proporsi ini dinyatakan oleh S(Zi), maka:
d. Hitung F(Zi)-S(Zi), kemudian tentukan harga mutlaknya.
e. Ambil harga yang paling besar antara harga-harga tersebut. Sebutlah harga mutlak ini Lo
4. Menguji homogenitas dua varians dengan rumus :
43
Nia Roniawati, 2013
Perbandingan Metode Padat Dengan Metode Distribusi Terhadap Peningkatan Keterampilan Dasar Memukul Bola Kasti Di SD Negeri Nagreg III Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5. Penguji hipotesis dengan perhitungan uji kesamaan dua rata-rata (uji dua pihak) dengan rumus sebaga berikut:
t = ̅ ̅
√
Dimana
S
2=
Arti unsur-unsur tersebut adalah: t = nilai t yang dicari
̅̅̅ = nilai rata-rata variabel kelompok A
̅2 = nilai rata-rata kelompok B S = simpangan baku gabungan S2 = varians gabungan
1 = jumlah sampel klompok A 2 = jumlah sampel kelompok B
Kriteria pengujian hipotesisnya adalah
a. Terima hipotesis apabila jika nilai t hitung lebih kecil daripada nilai tebel pada (t = 0,975) ; (n-1)
b. Tolak hipotesis apabila jika nilai t hitung lebih besar daripada nilai t tabel pada (t = 0,975) ; (n-1)
G. Lokasi Penelitian
49
Nia Roniawati, 2013
Perbandingan Metode Padat Dengan Metode Distribusi Terhadap Peningkatan Keterampilan Dasar Memukul Bola Kasti Di SD Negeri Nagreg III Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data pada bab sebelumnya, maka penulis dapat mengemukakan beberapa kesimpulan, yaitu:
Metode distribusi memiliki pengaruh yang lebih baik dan signifikan terhadap peningkatan keterampilan dasar memukul bola kasti dibandingkan dengan metode padat.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan dan kesimpulan yang didapat dari penelitian tersebut, penulis mengajukan beberapa saran yaitu:
1. Kepada para guru, pelatih, dan pembina mengenai pengembangan permainan Bola Kasti di sekolah agar mempergunakan metode distribusi dalam proses pembelajaran Bola Kasti
2. Kepada para siswa dalam proses mempelajari Bola Kasti, diharapkan untuk belajar dengan bersunguh-sunggguh agar tercapai peningkatan keterampilan memukul bola dalam permianan Bola Kasti.
50
Nia Roniawati, 2013
Perbandingan Metode Padat Dengan Metode Distribusi Terhadap Peningkatan Keterampilan Dasar Memukul Bola Kasti Di SD Negeri Nagreg III Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Ilmiah Suatu Pendekatan Praktis; Jakarta : Rineka Cipta.
Dimyanti dan Mujiono (2006). Belajar Dan Pembelajaran :Bandung
Hadiati H (2012). Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Peningkatan Keterampilan Drop Shot Dalam Pembelajaran Bulutangkis. Skripsi. UPI Bandung
Harsono. (1988). Choacing. C.V. Tambak kusuma. Jakarta
Hidayat Maulana A (2005). Perbandingan Moetode Distribusi Dengan Metode Padat terhadap Hasil Belajar Tembakan Bebas Basket. Skripsi.UPI Bandung
Husdarta (2011). Sejarah Dan Filsafat Olahraga. Bandung: Alfabeta
Husdarta dan yudha M. (2000) saputra. Belajar dan Pembelajaran. Depdiknas
Juliante. T. Yudiana Y dan subarjah. H (2007) Modul Teori Latihan. Bandung FPOK UPI.
Kartadinata S. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung.UPI Press.
Nasution (1987). Metode Research. Jemars, Bandung
Nurhasan dan Kholid, H(2007). Tes Dan Pengukuran Keolahragaan FPOK UPI Bandung.
Otaviani F. (2012). Skripsi.UPI Bandung.
Poerwadaminta, WJS. (1984). Kamus Besar Bahasa Indonesia; Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Sagala dan Syaiful (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta
51
Nia Roniawati, 2013
Perbandingan Metode Padat Dengan Metode Distribusi Terhadap Peningkatan Keterampilan Dasar Memukul Bola Kasti Di SD Negeri Nagreg III Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sugiyono, (2007) Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta
Sumarya M dan Suwarso E. (2009). Pendidikan Jasmani Olahraga dan kesehataan. Kementrian Pendidikan Nasional.
Supandi dan Seba (1985). Teori Belajar Motorik, IKIP Bandung.
Surakhmad, Winarno. (1994). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung : Tarsito
Sumber Lain
http://ikhwan-insancita.blogspot.com/2012/05/pengertian-kurikulum-fungsi-dan.html