• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI-SOSIAL UNTUK MENGEMBANGKAN KONSEP DIRI AKADEMIK: Studi Deskriptif terhadap Siswa Kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri 18 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI-SOSIAL UNTUK MENGEMBANGKAN KONSEP DIRI AKADEMIK: Studi Deskriptif terhadap Siswa Kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri 18 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013."

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

079/S/PPB/2013

Gina Aprilian Pratamadewi, 2013

Program Bimbingan Dan Konseling Pribadi-Sosial Untuk Mengembangkan Konsep Diri AkademikUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI-SOSIAL

UNTUK MENGEMBANGKAN KONSEP DIRI AKADEMIK

(Studi DeskriptifterhadapSiswaKelas XIJurusan IPSdi SMA Negeri 18Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Oleh :

Gina AprilianPratamadewi 0806889

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

079/S/PPB/2013

Gina Aprilian Pratamadewi, 2013

Program Bimbingan Dan Konseling Pribadi-Sosial Untuk Mengembangkan Konsep Diri AkademikUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

PRIBADI SOSIAL UNTUK MENGEMBANGKAN

KONSEP DIRI AKADEMIK

(Studi Deskriptif terhadap Peserta Didik Kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri 18 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Oleh

Gina Aprilian Pratamadewi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Gina Aprilian Pratamadewi 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

April 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

079/S/PPB/2013

Gina Aprilian Pratamadewi, 2013

Program Bimbingan Dan Konseling Pribadi-Sosial Untuk Mengembangkan Konsep Diri AkademikUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

GINA APRILIAN PRATAMADEWI 0806889

PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENGEMBANGKAN KONSEP DIRI AKADEMIK

(Studi Deskriptif terhadap Peserta Didik Kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri 18 BandungTahun Ajaran 2012/2013)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH : Pembimbing I

Dr. Hj Nani M Sugandhi M.Pd. NIP. 19570830 198101 2 001

Pembimbing II

Dra. Hj. Setiawati. M.Pd NIP. 19621112 198610 2 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

Gina Aprilian Pratamadewi, 2013

Program Bimbingan Dan Konseling Pribadi-Sosial Untuk Mengembangkan Konsep Diri AkademikUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI-SOSIAL UNTUK MENGEMBANGKAN KONSEP DIRI AKADEMIK

(Studi Deskriptif terhadap Siswa Kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri 18 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

PERSONAL-SOCIAL OF GUIDANCE AND COUNSELING PROGRAM TO DEVELOP STUDENTS’ ACADEMIC SELF-CONCEPT

(Study Descriptive to XI Grade Program IPS SMA Negeri 18 Bandung Periode 2012/2013)

ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk membuat program hipotetik bimbingan dan konseling pribadi-sosial untuk mengembangkan konsep diri akademik siswa. Konsep diri akademik dalam penelitian dilihat pada aspek-aspek seperti penampilan diri, kemampuan diri, kepercayaan diri, kemandirian, keberartian diri, serta rasa bangga dan malu. Penelitian merupakan penelitian kuantitatif dan metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Data diperoleh melalui penyebaran angket mengenai konsep diri akademik. Hasil penelitian menunjukkan: a) gambaran konsep diri akademik menunjukkan mayoritas siswa memiliki konsep diri akademik positif, b) gambaran program bimbingan dan konseling pribadi-sosial di SMA Negeri 18 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013, c) program hipotetik untuk mengembangkan konsep diri akademik siswa. Rekomendasi penelitian memberikan implikasi: konselor dan peneliti selanjutnya.

Kata Kunci: Konsep Diri Akademik, Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial

ABSTRAK. This study aims to create a hypothetical personal-social of guidance and counseling program to develop students’ academic concept. Academic concept in this studi extend to aspects such as appearance, efficacy, self-confidance, independece, self significance, a sense of pride and shame. This research is a quantitative reasearch and methods used is descriptive methods. Data obtained through the deployment of questionnaires regarding academic self-concept. The results showed: a) a view of academic self-concept shows the majority of students have a positive academic self-concept, b) descriptions of personal-social of guidance and counseling program in SMAN 18 Bandung periode 2012/2013, c) a hypothetical program to float students’ academic self-concept. Implications to the research recommendations: counselor and futher research.

(5)

Gina Aprilian Pratamadewi, 2013

Program Bimbingan Dan Konseling Pribadi-Sosial Untuk Mengembangkan Konsep Diri AkademikUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

i

ABSTRAK

Gina Aprilian Pratamadewi. (2013). Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Mengembangkan Konsep Diri Akademik (Studi Deskriptif terhadap Peserta Didik Kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri 18 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena banyaknya peserta didik Sekolah Menengah Atas yang memiliki prestasi akademik tidak sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Penyebab peserta didik yang tidak mampu mencapai prestasi akademik bukan hanya karena intelegensi semata melaikan ada faktor lain yakni konsep diri akademik. Penelitian bertujuan untuk mengumpulkan data empiris mengenai gambaran umum konsep diri akademik sebagai dasar pengembangan program bimbingan dan konseling untuk mengembangkan konsep diri akademik. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Data diperoleh melalui penyebaran angket mengenai konsep diri akademik lalu diolah secara statistik. Sampel penelitian adalah seluruh peserta didik kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri 18 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: a) gambaran konsep diri akademik menunjukkan mayoritas siswa memiliki konsep diri akademik positif (79.58%), b) gambaran program bimbingan dan konseling pribadi-sosial di SMA Negeri 18 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013, c) program hipotetik untuk mengembangkan konsep diri akademik siswa.

Rekomendasi penelitian memberikan implikasi kepada guru bimbingan dan kosnseling dan peneliti selanjutnya.

(6)

Gina Aprilian Pratamadewi, 2013

Program Bimbingan Dan Konseling Pribadi-Sosial Untuk Mengembangkan Konsep Diri AkademikUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, segala puji penulis panjatkan kehadirat Illahi Robbi

Allah SWT, Penguasa Jagat Raya Yang Maha Mengetahui segala rahasia di alam

semesta ini. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjunan Nabi

Besar Muhammad SAW, sebagai pembawa petunjuk kepada kebenaran dan

ketaqwaan. Atas rahmat Allah SWT penulis dapat menyusun skripsi yang

berjudul “Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Mengembangkan Konsep Diri Akademik (Studi Deskriptif terhadap Peserta didik Kelas XI Jurusan IPS di SMA Negeri 18 Bandung Tahun Ajaran

2012/2013)”.

Penulisan skripsi ini merupakan suatu bentuk penerapan ilmu dari berbagai

mata kuliah yang didapat selama perkuliahan, dan ditujukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan menyelesaikan pendidikan jenjang S1 di Jurusan Psikologi

Pendidikan dan Bimbingan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan

Indonesia.

Peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti sendiri,

Sekolah dan pembaca pada umumnya. Mudah-mudahan karya yang sederhana ini

dapat dijadikan sebagai bahan kajian studi atau penelitian yang relevan. Semoga

Allah SWT selalu meridhoi, memberikan petunjuk dan lindungan-Nya terhadap

semua hal yang kita kerjakan dan lakukan, Amin.

Bandung, April 2013

(7)

Gina Aprilian Pratamadewi, 2013

Program Bimbingan Dan Konseling Pribadi-Sosial Untuk Mengembangkan Konsep Diri AkademikUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

iii

UCAPAN TERIMAKASIH

Segala puji serta syukur kepada Allah SWT. atas kehendaknya penulis dapat

menyelesaikan pendidikan serta tugas akhir dengan sempurna. Rasa syukur

penulis juga terucap untuk pihak-pihak yang tak henti memberikan do’a,

dukungan, bantuan serta semangat kepada penulis. Ucapan terimakasih ini penulis

haturkan kepada :

1. Ibu Dr. Hj. Nani M. Sugandhi M.Pd. selaku pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan, pengarahan, maupun dorongan moril.

2. Ibu Dra. Hj. Setiawati, M.Pd. selaku pembimbing II. Terima kasih atas setiap

waktu yang ibu luangkan untuk penulis dengan segala bimbingan, arahan,

motivasi dan ilmu yang sangat bermanfaat.

3. Bapak Dr. Nandang Rusmana, M.Pd., selaku Ketua Jurusan dan Ibu Dr. Ipah

Saripah, M.Pd. selaku sekretaris Jurusan Psikologi Pendidikan dan

Bimbingan FIP UPI.

4. Ibu Dra. Chandra Affiandary, M.Si., Bapak Drs. Yaya Sunarya, M.Pd., dan

Bapak Dr. Ilfiandra, M.Pd.yang telah bersedia meluangkan waktu dan

pikirannya untuk menilai serta memberikan masukan untuk instrumen

penelitian.

5. Bapak Dadang Sudrajat, M.Pd., Bapak Dr. Ilfiandra, M.Pd., dan Ibu Ida

Nurlaelasari, S.Pd. sebagai kelompok penilaian kelaikan program hipotetik

yang disusun oleh penulis.

6. Bapak Nandang Budiman, S.Pd. M.Psi. sebagai wali Angkatan 2008.

7. Seluruh staf dosen serta staf TU Jurusan PPB FIP UPI yang telah

memberikan pembelajaran dan bantuan selama perkuliahan dan penyusunan

skripsi ini, terutama untuk segala bantuan dalam menghadapi sidang dan

wisuda.

8. Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah dan staf pengajar SMA Negeri 18

Bandung yang banyak memberikan bantuan dan kemudahan dalam

(8)

Gina Aprilian Pratamadewi, 2013

Program Bimbingan Dan Konseling Pribadi-Sosial Untuk Mengembangkan Konsep Diri AkademikUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

iv

9. Ibu Ida Nurlaelasari, S.Pd., Ibu Hasannatul Khairiah, S.Pd. dan seluruh

personel Bimbingan dan Konseling SMA Negeri 18 Bandung yang telah

memfasilitasi proses penelitian dengan penuh keikhlasan.

10. Peserta didik-siswi kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 18 Bandung Tahun

Ajaran 2012/2013, yang telah menyediakan waktunya untuk mengisi angket

pada saat penelitian.

11. Keluargaku yang selalu memberikan doa dan dukungannya. Terima kasih atas

semua limpahan kasih sayang yang tak terhingga kepada penulis, khususnya

untuk kedua orangtuaku, Bapak Totong Kony Sobana dan Ibu Ine

Rukminingsih serta adikku Hafidz Al-Faridzi.

12. Calon pendamping hidupku, Nurachman Firdaus Septian, S.Pd. yang dengan

penuh cinta memberikan semangat dan dukungan yang luar biasa, selalu setia

menemani dalam suka dan duka serta dengan sabar menjadi tempat berkeluh

kesah penulis dalam penyususan skripsi.

13. Seluruh teman-teman angkatan 2008 serta sahabat dalam keceriaan dan

kesedihan: Wilma Wargiami, Riska Mustikawati, Winny Pratiwi, Ari Barkah,

Catur Ahmaji Pamungkas, Ari Kurniawan, Dwi Indrianingrum, Feby

Deriawan Pratama S.Pd., Dody Suryana, S.Pd., Nadia Aulia Nadhirah, S.Pd..

14. Kakak tingkat yang pernah berinteraksi di luar atau di dalam arena pembelajaran;

Lingga Wanhar Perdana, S.Pd., Idat Muqodas, M.Pd., Dewang Sulistiana, S.Pd.,

Agus Sunarya, S.Pd, Hendra Yulianto, S.Pd.

Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih

atas segala bentuk dukungan, bantuan dan do’anya. Semoga Allah SWT

membalas setiap senyuman yang kalian berikan dengan rakhmat dan ridha-Nya.

(9)

Gina Aprilian Pratamadewi, 2013

Program Bimbingan Dan Konseling Pribadi-Sosial Untuk Mengembangkan Konsep Diri AkademikUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Struktur Organisasi Penelitian ... 9

BAB II KONSEP DIRI AKADEMIK DAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI SOSIAL ... 10

A. Konsep Diri Akademik ... 10

1. Definisi Konsep Diri Akademik ... 10

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri Akademik ... 12

3. Jenis Konsep Diri Akademik ... 17

4. Struktur Konsep Diri ... 19

5. Komponen Konsep Diri ... 21

B. Karakteristik Konsep Diri Akademik Remaja ... 22

C. Hubungan Konsep Diri Akademik dan Prestasi Akademik ... 24

D. Konsep Bimbingan dan Konseling ... 26

1. Definisi Bimbingan dan Konseling ... 26

2. Definisi Bimingan dan Konseling Pribadi-Sosial ... 27

3. Tujuan Bimingan dan Konseling Pribadi-Sosial ... 28

E. Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial ... 28

1. Konsep Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial ... 28

2. Langkah-Langkah Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling ... 29

3. Struktur Pengembangan Program ... 32

F. Penelitian Terdahulu ... 34

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 35

B. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 36

C. Definisi Operasional Variabel 1. Konsep Diri Akademik ... 37

(10)

Gina Aprilian Pratamadewi, 2013

Program Bimbingan Dan Konseling Pribadi-Sosial Untuk Mengembangkan Konsep Diri AkademikUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

vi

D. Pengembangan Data dan Instrumen Penelitian ... 39

1. Sumber Data ... 39

2. Teknik Pengumpulan Data ... 39

E. Uji Coba Alat Pengumpul Data ... 43

1. Uji Kelayakan Instrumen ... 43

2. Uji Keterbacaan Instrumen ... 44

3. Uji Validitas dan Reabilitas ... 44

F. Teknik Analisis Data ... 50

1. Verifikasi Data ... 50

2. Penskoran ... 50

3. Pengelompokkan Skor ... 51

4. Pengolahan Data untuk Pengembangan Program ... 52

G. Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Mengembangkan Konsep Diri Akademik ... 52

H. Prosedur Penelitian ... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 55

A. Hasil Penelitian ... 55

1. Gambaran Umum Konsep Diri Akademik Peserta didik Kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri 18 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 ... 55

2. Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri 18 Bandung dan Tanggapan Mengenai Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Mengembangkan Konsep Diri Akademik Peserta Didik ... 73

3. Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Mengembangkan Konsep Diri Akademik Peserta didik Kelas XI Jurusan IPS ... 75

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 81

1. Gambaran Umum Konsep Diri Akademik Peserta didik Kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri 18 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 ... 81

2. Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri 18 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 ... 95

3. Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Mengembangkan Konsep Diri Akademik Peserta didik Kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri 18 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 ... 99

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 131

A. Kesimpulan ... 131

B. Rekomendasi ... 132

(11)

Gina Aprilian Pratamadewi, 2013

Program Bimbingan Dan Konseling Pribadi-Sosial Untuk Mengembangkan Konsep Diri AkademikUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Anggota Populasi Peserta didik Kelas XI Jurusan IPS SMA

Negeri 18 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013... 35

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Konsep Diri Akademik Peserta didik SMA ... 40

Tabel 3.3 Kisi-kisi Pedoman Wawancara Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling SMA Negeri 18 Bandung ... 42

Tabel 3.4 Kisi-kisi Pedoman Observasi Sarana dan Prasarana Bimbingan dan Konseling ... 43

Tabel 3.5 Hasil Judgement Instrumen ... 44

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas ... 46

Tabel 3.7 Kisi-kisi Instrumen Konsep Diri Akademik Setelah Uji Coba ... 46

Tabel 3.8 Kriteria Keterandalan (Reliabilitas) Instrumen ... 49

Tabel 3.9 Pola Penyekoran Setiap Butir Pernyataan Angket Konsep Diri Akademik ... 50

Tabel 3.10 Kriteria Penggelompokkan Data ... 51

Tabel 3.11 Interpretasi Kategor Konsep Diri Akademik ... 52

Tabel 4.1 Gambaran Umum Konsep Diri Akademik Peserta didik Kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri 18 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 ... 55

Tabel 4.2 Gambaran Konsep Diri Akademik pada Aspek Penampilan Diri ... 56

Tabel 4.3 Gambaran Setiap Indikator pada Aspek Penampilan Diri ... 57

Tabel 4.4 Gambaran Konsep Diri Akademik pada Aspek Kemampuan Diri ... 59

Tabel 4.5 Gambaran Setiap Indikator pada Aspek Kemampuan Diri ... 60

Tabel 4.6 Gambaran Konsep Diri Akademik pada Aspek Kepercayaan Diri ... 62

Tabel 4.7 Gambaran Setiap Indikator pada Aspek Kepercayaan Diri ... 63

Tabel 4.8 Gambaran Konsep Diri Akademik pada Aspek Kemandirian ... 65

Tabel 4.9 Gambaran Setiap Indikator pada Aspek Kemandirian ... 66

Tabel 4.10 Gambaran Konsep Diri Akademik pada Aspek Keberartian Diri ... 68

Tabel 4.11 Gambaran Setiap Indikator pada Aspek Keberartian Diri ... 69

(12)

Gina Aprilian Pratamadewi, 2013

Program Bimbingan Dan Konseling Pribadi-Sosial Untuk Mengembangkan Konsep Diri AkademikUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

viii

Tabel 4.13 Gambaran Setiap Indikator pada Aspek Rasa Bangga dan Malu ... 71 Tabel 4.14 Sarana dan Prasarana Bimbingan dan Konseling SMA

Negeri 18 Bandung ... 74 Tabel 4.15 Gambaran Kondisi Konsep Diri Akademik Peserta didik

pada setiap Aspek dan Indikator ... 77 Tabel 4.16 Gambaran Konsep Diri Akademik Peserta didik pada setiap

Aspek dan Indikator ... 105 Tabel 4.17 Daftar Nama Peserta didik yang akan diberikan Layanan

Responsif Mengenai Konsep Diri Akademik ... 112 Tabel 4.18 Daftar Nama Peserta didik yang akan diberikan Layanan

Perencanaan Individual Mengenai Konsep Diri Akademik ... 114 Tabel 4. 19 Rencana Operasional Program Bimbingan dan Konseling

Pribadi Sosial Untuk Menngembangkan Konsep Diri Akademik Peserta didik Kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri

18 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 ... 119 Tabel 4.20 Pengembangan Tema Program Bimbingan dan Konseling

Pribadi Sosial Untuk Menngembangkan Konsep Diri Akademik Peserta didik Kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri

18 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 ... 125 Tabel 4.21 Instrumen Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling

Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Konsep Diri

(13)

Gina Aprilian Pratamadewi, 2013

Program Bimbingan Dan Konseling Pribadi-Sosial Untuk Mengembangkan Konsep Diri AkademikUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ix

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Gambaran Umum Konsep Diri Akademik Peserta didik Kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri 18 Bandung Tahun

Ajaran 2012/2013 ... 56

Grafik 4.2 Gambaran Konsep Diri Akademik pada Aspek Penampilan Diri ... 57

Grafik 4.3 Gambaran Setiap Indikator pada Aspek Penampilan Diri ... 58

Grafik 4.4 Gambaran Konsep Diri Akademik pada Aspek Kemampuan Diri ... 60

Grafik 4.5 Gambaran Setiap Indikator pada Aspek Kemampuan Diri ... 61

Grafik 4.6 Gambaran Konsep Diri Akademik pada Aspek Kepercayaan Diri ... 62

Grafik 4.7 Gambaran Setiap Indikator pada Aspek Kepercayaan Diri ... 64

Grafik 4.8 Gambaran Konsep Diri Akademik pada Aspek Kemandirian ... 65

Grafik 4.9 Gambaran Setiap Indikator pada Aspek Kemandirian ... 67

Grafik 4.10 Gambaran Konsep Diri Akademik pada Aspek Keberartian Diri ... 68

Grafik 4.11 Gambaran Setiap Indikator pada Aspek Keberartian Diri ... 70

Grafik 4.12 Gambaran Konsep Diri Akademik pada Aspek Rasa Bangga dan Malu ... 71

(14)

Gina Aprilian Pratamadewi, 2013

Program Bimbingan Dan Konseling Pribadi-Sosial Untuk Mengembangkan Konsep Diri AkademikUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Hierarki Konsep Diri ... 20 Gambar 4.1 Proses melingkar dari konsep diri, tingkah laku dan umpan

(15)

Gina Aprilian Pratamadewi, 2013

Program Bimbingan Dan Konseling Pribadi-Sosial Untuk Mengembangkan Konsep Diri AkademikUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

xi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Instrumen Konsep Diri Akademik Sebelum Judgement ... 135

2. Instrumen Konsep Diri Akademik Setelah Validasi ... 142

3. Instrumen Konsep Diri Akademik ... 145

4. Format Lembar Jawaban ... 153

5. Pedoman Wawancara Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling SMA Negeri 18 Bandung ... 154

6. Uji Validasi Instrumen Konsep Diri Akademik ... 155

7. Uji Reliabilitas Instrumen Konsep Diri Akademik ... 161

8. Rekapitulasi Konsep Diri Akademik ... 163

9. Tabulasi Aspek dan Indikator Konsep Diri Akademik ... 169

(16)

1

Gina Aprilian Pratamadewi, 2013

Program Bimbingan Dan Konseling Pribadi-Sosial Untuk Mengembangkan Konsep Diri Akademik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan kebutuhan primer dalam kehidupan manusia.

Melalui pendidikan individu memperoleh informasi yang berguna untuk

memahami bakat dan potensi pada dirinya serta mengembangkannya secara

optimal. Undang – undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Bab 2

Pasal 3 menegaskan:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pendidikan juga diartikan memanusiakan manusia. Pendidikan merupakan

upaya untuk mengubah dan membentuk manusia menjadi pribadi mandiri.

Pendidikan diarahkan untuk menghasilkan manusia berkualitas, mampu bersaing,

memiliki budi pekerti luhur serta moral yang baik. Seperti yang dikemukakan

Nurihsan (2006: 3)

Pendidikan yang bermutu di lingkungan pendidikan harus pendidikan yang seimbang, yang tidak hanya mampu menghantarkan peserta didik pada pencapaian standar kemampuan profesional dan akademis, tetapi juga mampu membuat perkembangan diri yang sehat dan produktif.

Pendidikan dapat dilakukan dimana saja dan kapanpun, baik melalui

pendidikan formal (sekolah), non formal, maupun informal. Dalam lingkup

pendidikan yang menjadi acuan utama adalah terjadinya proses pembelajaran

yang efektif. Pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu

untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baik secara keseluruhan,

sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya (Surya, 2003: 11). Proses pembelajaran yang baik di sekolah akan

menghasilkan lulusan yang bermutu yang dapat dijadikan sebagai salah satu

(17)

2

Prestasi akademik peserta didik di sekolah menjadi salah satu indikator

untuk mengetahui keberhasilan proses pembelajaran. Prestasi akademik

merupakan pengetahuan yang diperoleh atau keterampilan yang dikembangkan

dalam pelajaran di sekolah dan biasanya ditunjukkan dengan skor atau nilai yang

dikembangkan oleh guru. Dengan kata lain, prestasi akademik adalah hasil belajar

peserta didik yang telah diukur dan ditunjukkan dengan nilai.

Tidak semua peserta didik mampu mencapai prestasi akademik sesuai

potensi dan kemampuan yang dimiliki. Penyebab peserta didik yang tidak mampu

mencapai prestasi akademik bukan hanya karena intelegensi semata. Banyak

faktor yang mempengaruhi prestasi akademik peserta didik, diantaranya kapasitas

intelektual, konsep diri akademik, motivasi belajar. Pudjijogyanti (1995:1)

menjelaskan

...pengamatan yang dilakukan ternyata banyak peserta didik yang mengalami kegagalan dalam pelajaran bukan disebabkan oleh tingkat intelegansi yang rendah atau keadaan fisik yang lemah, melainkan oleh adanya perasaan tidak mampu untuk melakukan tugas.

Monks (1999: 229) mengemukakan pencapaian prestasi rendah yang diraih

oleh seorang peserta didik tidak disebabkan oleh faktor intelektual semata, akan

tetapi juga disebabkan oleh ketakutan akan gagal dalam meraih prestasi yang

diharapkannya. Ketakutan akan gagal disebabkan oleh keraguan yang

menyebabkan kapasitas intelektual tidak sepenuhnya bekerja. Tuntutan dan

harapan terhadap peserta didik tersebut akan membentuk konsep diri dalam diri

peserta didik yang dapat menentukan pencapaian prestasi belajar di sekolah. Hasil

penelitian Damrongpanit (2007: 2) terhadap Mahasarakham University Thailand

mengungkapkan beberapa faktor penting sangat terkait dengan prestasi akademik

adalah konsep diri, persepsi dari diri sendiri tentang kekuatan, kelemahan, nilai,

keyakinan, dan sikap dari lingkungan atau interaksi sosial. Burns (1993: vi)

“konsep diri adalah satu gambaran campuran dari apa yang kita pikirkan, orang-orang lain berpendapat mengenai diri kita, dan seperti apa diri kita yang di

inginkan”.

Persepsi peserta didik terhadap kemampuan akademisnya akan

(18)

3

karir, dan perkiraan keberhasilan dimasa depan. Jika individu menganggap dirinya

mampu melakukan sesuatu maka individu tersebut akan berusaha untuk mencapai

apa yang diinginkannya, sehingga terdapat hubungan yang positif antara konsep

diri terhadap prestasi akademik yang dimiliki peserta didik. Fits (Pudjijogyanti,

1995: 2) menegaskan sesungguhnya konsep diri merupakan salah satu variabel

yang menentukan dalam proses pendidikan dan hubungan timbal balik antara

konsep diri dengan prestasi belajar akan tampak apabila dilakukan pengukuran

terhadap konsep diri spesifik, yakni konsep diri akademik.

Wingfield & Karpathian (1991; Ferla. et.al., 2009: 409) ‘Academic self

-concept refers to individual’s knowledge and perceptions about themselves in

academic achievement situations’. Konsep diri akademik adalah pengetahuan dan persepsi seorang individu terhadap dirinya dalam situasi pencapaian akademik.

“Konsep diri akademik memiliki pengaruh yang kuat akan keyakinan terhadap kemampuan diri individu, konsep diri akademik juga merupakan prediktor dan

mediator terhadap motivasi dan sikap peserta didik di sekolah” (Ferla, et.al., 2009:

409).

Konsep diri akademik sangat berpengaruh terhadap optimalisasi

pencapaian akademik dan pengembangan kemampuan yang dimiliki peserta didik.

Individu yang memiliki konsep diri akademik yang positif akan menilai dirinya

secara positif, dapat memahami kelebihan dan kekurangan dirinya dengan baik.

Sebaliknya, individu yang memiliki konsep diri akademik yang negatif akan

menilai dirinya secara negatif pula, merasa dirinya penuh dengan kekurangan dan

tidak mampu melakukan apapun.

Combs (Burns, 1993: 358) mengungkapkan

...orang-orang berprestasi akademis yang rendah melihat diri mereka sendiri sebagai orang-orang yang kurang memadai dibandingkan dengan yang lainnya, mempersepsikan teman-teman sebayanya dan orang-orang dewasa sebagai kurang dapat diterima, pemecahan masalah yang kurang efektif serta menunjukkan kebebasan yang kurang dan ekspresi emosional yang kurang memadai.

Orang-orang yang memiliki prestasi akademik rendah akan cenderung

lebih mengekspresikan perasaan diri yang negatif dibandingkan dengan orang

(19)

4

konsep diri akademik yang positif akan berusaha dan berjuang untuk selalu

mewujudkan konsep dirinya. Sebaliknya, peserta didik yang memiliki konsep diri

akademik negatif akan memiliki evaluasi yang negatif terhadap dirinya.

Pandangan peserta didik bahwa dirinya tidak kompeten atau bahkan bodoh, akan

mempengaruhi cara belajar, mengerjakan tugas, dan mengerjakan ujian. Peserta

didik merasa dirinya tidak mampu, sehingga merasa belajar pun tidak ada

gunanya. Padahal, keengganan untuk bekerja keras akan menyulitkan individu

untuk mengembangkan diri (Pudjijogjanti, 1995:44).

Konsep diri akademik yang positif sangat pantas untuk dimiliki oleh

peserta didik, agar peserta didik dapat mengaktualisasikan dirinya secara optimal.

Pada kenyataanya tidak semua peserta didik memiliki konsep diri akademik yang

positif. Salah satu faktor terbentuknya konsep diri akademik peserta didik adalah

organisasi sekolah yang terkait dengan pembagian kelas berdasarkan kemampuan

dan tingkat kecerdasan murid ataupun penempatan kelas khusus. Seperti yang

dikemukakan oleh Acland (Burns, 1993: 386) menyatakan „sekolah yang

mengadakan pembagian kelas berdasarkan kemampuan dan tingkat kecerdasan

peserta didik memberikan pengaruh terhadap konsep diri peserta didik‟.

Dalam sistem pendidikan di Indonesia khususnya bagi peserta didik

Sekolah Menengah Atas (SMA) peserta didik mulai diarahkan untuk memperoleh

pengalaman belajar yang sesuai dengan potensi masing-masing peserta didik yaitu

diarahkan pada jurusan (IPA, IPS dan Bahasa) yang diantaranya memiliki

penilaian standar. Departemen Pendidikan Nasional (2004) mengungkapkan

bahwa tujuan diadakan penjurusan

1. Mengelompokkan peserta didik sesuai kecakapan, kemampuan, bakat, dan minat yang relatif sama.

2. Membantu mempersiapkan peserta didik melanjutkan studi dan memilih dunia kerja.

3. Membantu memperkokoh keberhasilan dan kecocokan atas prestasi yang akan dicapai di waktu mendatang (kelanjutan studi dan dunia kerja).

Dari apa yang dipaparkan di atas, jelas bahwa penjurusan merupakan salah

satu upaya yang dilakukan agar peserta didik dapat mengembangkan bakat serta

(20)

5

peserta didik dapat melakukannnya secara optimal. Hasil studi pendahuluan yang

dilakukan peneliti di SMA Negeri 18 Bandung terhadap nilai ujian, ditemukan

sebanyak 60% peserta didik memiliki nilai ujian di atas KKM (Kriteria

Ketuntasan Minimal) yang ditentukan sekolah, dan sekitar 40% peserta didik

masih memiliki nilai dibawah KKM yang ditentukan oleh sekolah. Pencapain

peserta didik terhadap nilai ujian dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, salah

satunya adalah konsep diri akademik. Seperti yang diungkapkan dalam penelitian

yang dilakukan Nugroho (2011: iv) di Tumenggung menunjukan bahwa hasil

prestasi belajar yang dicapai peserta didik terdapat kontribusi 20,8% dari konsep

diri yang dimiliki oleh peserta didik tersebut dan 70,2% lainnya dipengaruhi oleh

faktor-faktor lainnya baik yang berupa intrinsik maupun ekstrinsik. Hasil

wawancara peneliti dengan salah satu guru bimbingan dan konseling, menyatakan

bahwa pada dasarnya peserta didik memiliki potensi yang tinggi dalam bidang

akademik, hal tersebut juga dapat dilihat dari hasil psikotes yang mayoritas

peserta didik memiliki IQ di atas rata-rata. Selain itu, stereotip yang berkembang

dikalangan peserta didik bahwa kelas IPS terdiri dari anak-anak yang nakal juga

cukup mempengaruhi iklim pembelajaran di sekolah.

Evaluasi-evaluasi dari orang lain menjadi evaluasi diri, sehingga seorang

peserta didik yang berhasil merasa kompeten dan berarti, peserta didik yang

mengalami kegagalan menjadi merasa tidak kompeten dan inferior (Burns, 1993:

357). Perasaan peserta didik mengenai kemampuanya akan berdampak terhadap

prestasi akademiknya di sekolah. Dampaknya, prestasi akademik peserta didik

tidak berkembang sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Konsep diri

akademik yang positif akan membantu peserta didik untuk tampil lebih percaya

diri, sedangkan konsep diri akademik negatif menjadi salah satu penyebab peserta

didik merasa ragu-ragu akan kemampuan yang dimiliki. Untuk itu, perlu adanya

suatu upaya mengembangkan konsep diri akademik peserta didik guna membantu

peserta didik dalam mengembangkan dan mengoptimalisasikan bakat dan potensi

sehingga mencapai prestasi akademik yang sesuai dengan kemampuan yang

(21)

6

Upaya yang dapat dilakukan oleh tenaga pendidik adalah dengan

memberikan bantuan yang tepat berupa penyediaan lingkungan yang

memungkinkan peserta didik untuk mengenali dan mengembangkan potensi

secara optimal. Bimbingan dan konseling sebagai suatu sub-sistem sekolah yang

menjadi salah satu unsur terpenting dalam mewujudkan potensi peserta didik,

menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar maupun karir. Shertzer & Stone

(Suherman 2007: 9) menegaskan „guidance is a process of helping an individual

to understand himself and world’. Bimbingan merupakan proses pemberian

bantuan terhadap individu untuk memahami dunia dan dirinya sendiri.

Ranah bimbingan dan konseling pribadi-sosial dirasa tepat untuk

membantu peserta didik dalam mengembangkan konsep diri akademik sehingga

peserta didik mampu mengenali, memahami dan mengembangkan bakat dan

potensi yang dimiliki, mampu menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya

secara optimal serta mencapai prestasi akademik sesuai dengan kemampuan yang

dimilikinya. Sesuai dengan tujuan bimbingan dan konseling pada aspek

pribadi-sosial, memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif,

baik yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan; baik fisik maupun

psikis (DEPDIKNAS, 2008: 198).

Proses pemberian bantuan untuk mengembangkan konsep diri akademik

perlu disusun sedemikian rupa hingga terbentuk suatu program bimbingan dan

konseling pribadi-sosial yang sistematis, terarah, dan tepat sasaran. Pelaksanaan

program pun perlu disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik, sekolah dan

tujuan pendidikan. Penyusunan dan pengembangan program bimbingan dan

konseling pribadi-sosial berdasar pada analisis kebutuhan yang valid dan reliabel,

sehingga data yang dihasilkan dapat dijadikan dasar pengembangan program

untuk mengambangkan konsep diri akademik peserta didik.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, penelitian

mengambil judul: “Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk

(22)

7

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Keberhasilan suatu individu dalam mencapai prestasi akademik salah

satunya adalah memiliki konsep diri akademik yang positif. Rola (2006: 2)

menyebutkan prestasi akademik peserta didik di sekolah di pengaruhi oleh konsep

diri peserta didik tesebut. Menurut Susana (Rola, 2006: 8) individu yang memiliki

konsep diri yang positif, akan membentuk penghargaan yang tinggi terhadap diri

sendiri. Penghargaan terhadap diri merupakan evaluasi diri akan menentukan

sejauhmana seseorang yakin akan kemampuan dan keberhasilan dirinya, sehingga

segala perilakunya akan selalu tertuju pada keberhasilan.

Seorang peserta didik yang memiliki konsep diri akademik yang positif

akan berusaha dan berjuang untuk selalu mewujudkan konsep dirinya. Sebaliknya,

peserta didik yang memiliki konsep diri akademik negatif akan memiliki evaluasi

yang negatif terhadap dirinya. Pandangan peserta didik bahwa dirinya tidak

kompeten atau bahkan bodoh akan mempengaruhi cara belajar, mengerjakan

tugas, dan mengerjakan ujian. Peserta didik merasa dirinya tidak mampu,

sehingga merasa belajar pun tidak ada gunanya.

Untuk merumuskan permasalahan yang didapatkan maka perlu diungkap

dan dianalisis mengenai Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk

Mengembangkan Konsep Diri Akademik, yang dijabarkan ke dalam pertanyaan

berikut.

1. Bagaimana gambaran konsep diri akademik peserta didik kelas XI jurusan

IPS Sekolah Menengah Atas Negeri 18 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013?

2. Bagaimana program bimbingan dan konseling pribadi-sosial yang telah

berlangsung di Sekolah Menengah Atas Negeri 18 Bandung?

3. Bagaimana program hipotetik bimbingan dan konseling pribadi-sosial untuk

mengembangkan konsep diri akademik peserta didik kelas XI jurusan IPS

Sekolah Menengah Atas Negeri 18 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian adalah merumuskan program bimbingan

(23)

8

Kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri 18 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

Berdasarkan tujuan umum tersebut maka tujuan khusus penelitian dapat

dirumuskan sebagai berikut.

1. Memperoleh data empiris tentang gambaran konsep diri akademik peserta

didik kelas XI jurusan IPS Sekolah Menengah Atas Negeri 18 Bandung

Tahun Ajaran 2012/2013.

2. Mengetahui program bimbingan dan konseling pribadi-sosial yang

berlangsung di Sekolah Menengah Atas Negeri 18 Bandung Tahun Ajaran

2012/2013.

3. Merancang program hipotetik bimbingan dan konseling pribadi-sosial untuk

mengembangkan konsep diri akademik peserta didik kelas XI jurusan IPS

Sekolah Menengah Atas Negeri 18 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

D. Manfaat Penelitian

Secara teoritis, hasil penelitian dapat memperkaya referensi dalam

mengembangkan program bimbingan dan konseling di SMA dan dapat dijadikan

dasar dalam membantu peserta didik untuk mengembangkan konsep diri

akademik sehingga peserta didik memiliki konsep diri akademik yang positif dan

mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal.

Adapun manfaat lain dari penelitian adalah sebagai berikut.

1. Bagi SMAN 18 Bandung, untuk memberikan masukan mengenai gambaran

konsep diri akademik peserta didik.

2. Bagi Guru Mata Pelajaran di sekolah, diharapkan memberikan masukan yang

dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun dan

memberikan suatu layanan pengajaran termasuk di dalamnya mengenai

perkembangan diri peserta didik sehingga proses pembelajaran di dalam

maupun di luar kelas dapat terlaksana dengan baik dan tujuan yang

diharapkannya pun dapat terlaksana dengan baik.

3. Bagi Guru BK, dapat dijadikan suatu pedoman sebagai bahan pertimbangan

dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling khususnya dalam

(24)

9

4. Bagi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, bisa dijadikan sebagai

masukan dan dapat memperkaya informasi bagi para civitas akademika

khususnya di Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan mengenai profil

dan perkembangan aspek psikologis konsep diri akademik peserta didik.

5. Bagi Peniliti selanjutnya, dapat dijadikan gambaran dan acuan untuk

melakukan penelitian yang berhubungan dengan konsep diri akademik.

E. Struktur Organisasi Penelitian

Rancangan penulisan skripsi terdiri dari 5 bab antara lain: Bab I

mengungkapkan latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah,

tujuan, manfaat penelitian, struktur organisai penulisan. Bab II terdiri dari kajian

pustaka yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti. Bab III merupakan

penjabaran mengenai metode penelitian secara garis besar. Prosedur dan

tahap-tahap penelitian mulai persiapan hingga penelitian berakhir, serta akan dilaporkan

tentang instrumen yang digunakan. Bab IV berisikan hasil penelitian dan

pembahasan. Bab V akan diuraikan kesimpulan dari hasil penelitian serta

implikasinya bagi konselor dan peneliti selanjutnya untuk pengembangan lebih

(25)

35

Gina Aprilian Pratamadewi, 2013

Program Bimbingan Dan Konseling Pribadi-Sosial Untuk Mengembangkan Konsep Diri AkademikUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi yang menjadi penelitian adalah SMA Negeri 18 Bandung yang

berlokasi di Jalan Madesa No. 18 Bandung 40233. Subjek populasi dalam

penelitian adalah peserta didik yang secara administratif terdaftar dan aktif dalam

pembelajaran di Kelas XI Jurusan IPS SMA 18 Bandung pada Tahun Ajaran

2012/2013. Adapun alasan pemilihan subjek penelitian didasarkan pada

pertimbangan:

1. Peserta didik SMA Negeri 18 Bandung berasal dari keluarga yang heterogen

baik secara status ekonomi dan sosial keluarga.

2. SMA Negeri 18 Bandung secara demografi merupakan penghubung dengan

pusat Kota Bandung sehingga aktifitas berbagai bidang ada disana, yang

secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi perkembangan

pribadi sosial peserta didik.

3. Peserta didik kelas XI berada pada rentang usia 15-16 tahun, dalam lingkup

psikologi perkembangan individu pada saat ini termasuk masa remaja tengah.

Selain itu, peserta didik kelas XI telah satu tahun mengikuti kegiatan

pembelajaran di sekolah dan juga mengetahui kehidupan lingkungan sekolah,

sehingga data-data yang diperoleh dalam penelitian ini lebih akurat.

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi penelitian dengan

distribusi peserta didik sebagai berikut:

Tabel 3.1

Anggota Populasi Peserta Didik Kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri 18 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013

Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

XI IPS 1 22 16 38

(26)

36

Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

XI IPS 3 20 15 35

XI IPS 4 25 13 38

Jumlah 83 59 142

B. Pendekatan dan Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan

kuantitatif. Menurut Sugiyono (2007: 14) mengemukakan bahwa penelitian

kuantitatif berlandaskan pada filsafat positivisme yang digunakan untuk meneliti

pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya

dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,

analisis data bersifat kuantitatif/statistik. Data hasil penelitan berupa skor

dianalisis menggunakan pengolahan statistik, selanjutnya dideskripsikan untuk

menggambarkan konsep diri akademik peserta didik kelas XI Jurusan IPS SMA

Negeri 18 Bandung.

Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu menggunakan metode

deskriptif. Metode deskriptif digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai

konsep diri akademik peserta didik kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri 18

Bandung berdasarkan data-data faktual. Hasil penelitian menjadi dasar dalam

penyusunan program hipotetik bimbingan dan konseling pribadi sosial untuk

mengembangkan konsep diri akademik peserta didik kelas XI Jurusan IPS SMA

Negeri 18 Bandung.

Untuk menghasilkan program bimbingan dan konseling pribadi-sosial

yang layak dilaksanakan maka desain yang digunakan meliputi empat tahapan

kegiatan, yaitu sebagai berikut.

1. Tahap pengidentifikasian, yaitu pengumpulan data tentang konsep diri

akademik peserta didik kelas XI IPS SMA Negeri 18 Bandung dan program

bimbingan dan konseling SMA Negeri 18 Bandung.

2. Tahap pengembangan program bimbingan dan konseling pribadi-sosial SMA

(27)

37

pengidentifikasian disertai konsep bimbingan dan konseling pribadi-sosial,

maka dikembangkan sebuah program hipotetik.

3. Tahap diskusi program hipotetik. Untuk menguji kelayakan sebuah program

langkah berikutnya adalah mengadakan diskusi dengan dosen dan guru

Bimbingan dan Konseling sebagai pertimbangan dalam pengembangan

program.

4. Tahap penyempurnaan program. Berdasarkan diskusi yang telah dilakukan

akhirnya program disempurnakan dan dinyatakan sebagai program yang

memiliki kelayakan untuk dilaksanakan.

C. Definisi Operasional Variabel 1. Konsep Diri Akademik Peserta didik

Dalam penelitian ini, konsep diri akademik diartikan sebagai pandangan

peserta didik terhadap dirinya yang berhubungan dengan performa, kemampuan

diri, dan seberapa baik dirinya belajar yang berkiatan dengan pencapaian

akademik di sekolah. Aspek-aspek yang muncul pada konsep diri akademik

peserta didik kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri 18 Bandung dalam penelitian ini

mengacu pada tiga komponen konsep diri yang dikemukakan oleh Hurlock (1974)

yakni perceptual component, conceptual component, dan attitudinal component.

Dalam penelitian ini dikembangkan menjadi:

a. Perceptual component, adalah gambaran yang dimiliki peserta didik tentang

penampilan serta konsep yang peserta didik berikan kepada orang lain yang

meliputi kemampuan tampil atau berbicara di depan umum serta memperoleh

perhatian dari orang lain sehubungan dengan penampilan dirinya di kelas.

b. Conceptual component, adalah gambaran yang dimiliki peserta didik

mengenai karakteristik diri yang berbeda meliputi pandangan dirinya tentang

kemampuan, kepercayaan diri dan kemandirian.

1) Kemampuan diri

Kemampuan diartikan sebagai kecakapan atau potensi yang dibawa sejak

lahir atau merupakan hasil dari latihan atau praktek dan digunakan untuk

(28)

38

pembelajaran seorang peserta didik perlu mengetahui dan menyadari

kemampuan yang dimiliki guna menunjang proses pembelajaran serta

mampu menyelesaikan setiap proses pembelajaran dengan baik.

2) Kepercayaan diri

Rasa percaya diri merujuk pada adanya perasaan optimis dalam

memandang dan menghadapi sesuatu dalam hidup yang ditunjukan dengan

memiiliki sikap positif mengenai diri, harapan, dan kemampuan;

memandang keberhasilan, kegagalan bergantung pada usaha sendiri dan

tidak mudah menyerah; percaya akan kemampuan dalam mengatasi

hal-hal yang sulit; serta memiliki keberanian dalam mengungkapkan

pertanyaan atau pendapat yang kurang berkenan.

3) Kemandirian

Kemandirian diartikan sebagai kekuatan motivasional yang ada pada diri

peserta didik dalam melakukan keseluruhan aktivitas belajarnya yang

ditunjukkan dengan memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan

dirinya, mengerjakan tugas dengan usaha sendiri, bertanggung jawab

terhadap apa yang dilakukannya, serta mampu mengambil keputusan dan

inisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi.

c. Attitudinal component, adalah sikap yang dimiliki peserta didik mengenai

dirinya terhadap keberartian diri serta bagaimana peserta didik memandang

dirinya dengan rasa bangga dan malu terhadap kemampuan serta prestasi

akademiknya.

1) Keberartian diri

Keberartian diri menyangkut seberapa besar peserta didik percaya bahwa

dirinya mampu, berarti, dan berharga menurut standar dan nilai pribadi.

Berhasil atau tidaknya individu memiliki keberartian diri dapat diukur

melalui perhatian dan kasih sayang yang ditunjukkan oleh lingkungan.

2) Bangga dan Malu

Perasaan bangga dan malu mengacu pada bagaimana peserta didik

mengartikan keberhasilan atau kegagalan yang dialaminya selama proses

(29)

39

2. Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk mengembangkan Konsep Diri Akademik Peserta didik

Program bimbingan dan konseling dalam penelitian ini, diartikan sebagai

kegiatan layanan bimbingan yang disusun secara sistematik, terencana, dan

terarah berdasarkan analisis konsep diri akademik peserta didik guna

memfasilitasi peserta didik dalam mengembangkan dan menggunakan

kemampuan dan bakatnya secara optimal. Struktur program yang dikembangkan

yaitu: (1) rasional; (2) visi dan misi; (3) deskripsi kebutuhan; (4) tujuan; (5)

komponen program; (6) rencana operasioanl; (7) pengembangan tema; (8)

pengembangan satuan layanan; (9) evaluasi.

D. Pengembangan Data dan Instrumen Penelitian

1. Sumber Data

a. Peserta didik, untuk memperoleh data tentang gambaran konsep diri

akademik peserta didik.

b. Guru Bimbingan dan Konseling, untuk memperoleh deskripsi mengenai

pelaksanaan program bimbingan dan konseling khususnya berkaitan

dengan konsep diri akademik peserta didik serta sarana dan prasarana

pendukung dalam pelaksanaan program.

2. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dibutuhkan dalam penelitian yaitu data mengenai konsep diri

akademik peserta didik kelas XI Jurusan IPS. Untuk memperoleh data tersebut,

maka diperlukan alat pengumpul data yang terdiri dari:

a. Angket

Angket atau kuesioner dalam penelitian dipergunakan untuk memperoleh

data empiris mengenai konsep diri akademik peserta didik kelas XI Jurusan IPS

SMA Negeri 18 Bandung. Terlebih dahulu dirumuskan kisi-kisi yang

dikembangkan dari definisi operasional variabel penelitian. Kisi-kisi instrumen

dengan variabel konsep diri akademik terdiri dari tiga komponen yakni komponen

perceptual, conceptual dan attitudinal. Perumusan kisi-kisi instrumen disajikan ke

(30)

40

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Instrumen Konsep Diri Akademik Peserta didik SMA

Komponen Aspek Indikator Pernyataan

(31)

41

Komponen Aspek Indikator Pernyataan

(32)

42

b. Wawancara

Wawancara dilakukan kepada guru bimbingan dan konseling. Teknik

pelaksanaan wawancara berupa teknik wawancara terbuka, yaitu dengan

menggunakan pedoman wawancara. Hasil dari wawancara diproses dan

ditafsirkan menjadi analisis data untuk dijadikan pertimbangan dalam membuat

program bimbingan dan konseling pribadi sosial untuk mengembangkan konsep

diri akademik peserta didik.

Tabel 3.3

Kisi-kisi Pedoman Wawancara

Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling SMA Negeri 18 Bandung

Aspek Indikator

Program Bimbingan dan Konseling

Penyusunan Program

a. Landasan penyusunan program b. Identifikasi kebutuhan peserta

didik

Perencanaan program

Pemetaan pemberian layanan Promosi program

Proses pemberian layanan a. Jenis layanan

b. Strategi pelaksanaan layanan c. Wujud partisipasi sekolah

(33)

43

c. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengetahui kelengkapan sarana dan prasarana

pendukung dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling.

Tabel 3.4

Kisi-kisi Pedoman Observasi Sarana dan Prasarana Bimbingan dan Konseling

Aspek Jenis Sarana dan Prasarana

Ruang Bimbingan

Ketersediaan jam kelas bagi BK

Alat Pengumpul Data

Buku catatan konseling peserta didik Buku catatan konseling kelompok Dokumen sosiometri

Agenda harian guru pembimbing Laporan evaluasi BK

Buku catatan home visit

Buku tamu

Buku-buku Pedoman Kurikulum BK

Buku-buku sebagai sumber layanan

Kelengkapan Administrasi

Blanko surat panggilan peserta didik Agenda surat

Papan informasi

Papan program bimbingan Struktur organigram BK

E. Uji Coba Alat Pengumpul Data 1. Uji Kelayakan Instrumen

Uji kelayakan instrumen bertujuan mengetahui tingkat kelayakan

(34)

44

dosen ahli/dosen dari Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan (PPB) untuk

mengetahui kelayakan instrumen tersebut. Masukan dari dosen ahli dijadikan

landasan dalam penyempurnaan alat pengumpul data yang dibuat. Hasil

judgement dari dosen ahli, sebagai berikut:

Tabel 3.5

Hasil Judgement Instrumen

Kesimpulan No. Item Jumlah

Memadai

1,2,4,6,10,11,12,14,16,17,19,21,22,23,24,30,31 ,33,36,37,40,41,42,43,44,45,47,48,50,51,52,53, 54,55,56,57,58,59,60,62,63,64,65,66,67,68,69,

70,77,78,79,82,84,85,86,87,88,89,91

67

Revisi 3,5,8,9,38 5

Buang 7,13,20,25,26,27,28,29,32,34,35,39,49,61,71,7

2,73,74,75,76,80,81,83,90 19

2. Uji Keterbacaan

Uji keterbacaan bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana

instrumen yang dibuat dapat dipahami oleh peserta didik kelas XI SMA. Uji

keterbacaan dilakukan kepada lima peserta didik kelas XI SMA.

Pernyataan-pernyataan yang tidak dipahami oleh peserta didik kemudian direvisi sesuai

dengan kebutuhan sehingga dapat dimengerti oleh peserta didik kelas XI SMA.

Berdasarkan hasil uji keterbacaan, responden dapat memahami seluruh

item pernyataan dengan baik, dari segi bahasa maupun makna yang terkandung

dalam pernyataan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa seluruh item

pernyataan dapat dimengerti dan digunakan untuk mengukur konsep diri

akademik peserta didik kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri 18 Bandung Tahun

Ajaran 2012/2013.

3. Uji Validitas dan Reliabilitas

Dalam penelitian kuantitafif, kriteria utama terhadap data hasil penelitian

adalah valid, reliable dan objektif (Sugiyono, 2007: 363). Validitas dan

realiabilitas instrumen dapat diketahui setelah dilakukan uji coba instrumen. Uji

(35)

45

penelitian sebenarnya, namun memiliki karakteristik yang relatif sama dengan

subjek penelitian.

Pengujian instrumen dilakukan pada hari Kamis tanggal 25 Oktober 2012.

Instrumen diujicobakan terhadap 49 peserta didik kelas XI Jurusan IPS SMA

Negeri 17 Bandung.

a. Uji Validitas Instrumen

Pengujian validitas butir yang dilakukan dalam penelitian melibatkan

seluruh item yang terdapat dalam angket pengungkap konsep diri akademik

peserta didik. Uji validitas butir dilakukan untuk mengetahui apakah butir

pernyataan yang digunakan merupakan bagian dari kelompok yang diukur.

Pengujian validitas butir yang dilakukan dalam penelitian adalah dengan

mengkorelasikan skor butir dengan skor total. Uji validitas dilakukan dengan

menggunakan Microsoft Office Excel 2010. Pengujian validitas alat pengumpul

data menggunakan rumus Point Biserial Correlation.

(Sudijono, 2008: 185)

Keterangan :

pbis

r = koefisiensi biserial

= skor rata-rata responden yang menjawab benar pada setiap butir item

= rata-rata dari skor total

= simpangan baku dari skor total

= proporsi responden yang menjawab benar

= proporsi responden yang menjawab salah

(36)

46

Untuk melihat signifikansinya digunakan Uji-t dengan rumus :

Keterangan :

t = Nilai t hitung

r = Koefisien korelasi hasil r hitung

n = Jumlah responden

Distribusi (tabel t) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n – 2). Kriteria yang digunakan adalah item yang memiliki thitung > ttabel dinyatakan

sebagai item yang valid dan apabila thitung < ttabel dikatakan invalid.

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas

KESIMPULAN ITEM JUMLAH

1 2 3

Buang 8,10,15,17,21,26,29,34,42,48,49,55,57,61,63 15

Tabel 3.7

Kisi-kisi Instrumen Konsep Diri Akademik Setelah Uji Coba

Komponen Aspek Indikator Pernyataan

(37)

47

Komponen Aspek Indikator Pernyataan

(38)

48

Komponen Aspek Indikator Pernyataan

(+) (-)

Reliabilitas instrumen merupakan penunjuk sejauh mana hasil pengukuran

dengan menggunakan instrumen tersebut dapat dipercaya. Reliabilitas instrumen

ditunjukkan sebagai derajat (konsitensi) skor yang diperoleh oleh subjek

penelitian dengan instrumen yang sama dalam kondisi yang berbeda. Derajat

konsistensi diperoleh sebagai proporsi varians perolehan subjek.

Uji reliabilitas instrumen hanya dilakukan pada butir item pernyataan yang

valid yaitu pada 52 item. Metode yang digunakan dalam uji reliabilitas adalah

metode Alpha dengan memanfaatkan program Microsoft Office Excel 2010.

(39)

49

(Sudijono, 2008:253)

Keterangan :

= koefisien Reliabilitas tes

= Varians total

= Jumlah item

= proporsi testee yang menjawab dengan betul butir item yang

bersangkutan

= proporsi testee yang jawabannya salah, atau

= jumlah dari hasil perkalian antara dengan

Sebagai kriteria untuk mengetahui tingkat reliabilitas, digunakan

klasifikasi sebagai berikut:

Tabel 3.8

Kriteria Keterandalan (Reliabilitas) Instrumen

Kriteria Kategori

0,80 – 1,00 Derajat keterandalan sangat tinggi

0,60 – 0,799 Derajat keterandalan tinggi

0,40 – 0,599 Derajat keterandalan sedang

0,20 – 0,399 Derajat keterandalan rendah

0,00 – 0,199 Derajat keterandalan sangat rendah

Arikunto (2006: 276)

Hasil uji reliabilitas menunjukan nilai reliabilitas instrumen sebesar 0,920

dengan tingkat kepercayaan 95%, artinya tingkat korelasi atau derajat

keterandalan sangat tinggi yang menunjukkan bahwa instrumen yang digunakan

sudah baik dan dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data.

(40)

50

F. Teknik Analisis Data 1. Verifikasi Data

Verifikasi data adalah suatu langkah pemeriksaan terhadap data yang

diperoleh dalam rangka pengumpulan data, sehingga verifikasi data bertujuan

untuk menyeleksi atau memilih data yang memadai untuk diolah. Dari hasil

verifikasi diperoleh data yang diisikan responden menunjukkan kelengkapan dan

cara pengisian yang sesuai dengan petunjuk, atau jumlah dan sesuai dengan

subjek dan keseluruhan data memenuhi persyaratan untuk dapat diolah.

2. Penskoran

Penskoran instrumen dalam penelitian disusun dalam bentuk skala ordinal

yaitu skala yang didasarkan pada ranking yang diurutkan dari jenjang yang lebih

tinggi sampai jenjang terrendah atau sebaliknya dan dilakukan secara sederhana.

Pengukuran item-item angket konsep diri akademik diukur dengan

menggunakan pernyataan angket dalam bentuk Skala Guttman. Angket ini

berbentuk pernyataan yang bersifat positif dan negatif dengan alternatif jawaban

“Ya” dan “Tidak” (forced choice). Jawaban “Ya” untuk pernyataan yang sesuai

dengan diri peserta didik dan jawaban “Tidak” untuk pernyataan yang tidak sesuai

dengan diri peserta didik. Pemberian skor akan bergantung kepada jawaban yang

dipilih peserta didik dan sifat dari setiap pernyataan pada angket. Bila pernyataan

positif, maka skor jawaban “Ya” adalah satu dan “Tidak” adalah nol. Sebaliknya jika pernyataan bersifat negatif, maka skor jawaban “Ya” adalah nol dan “Tidak”

adalah satu.

Tabel 3.9

Pola Penyekoran Setiap Butir Pernyataan Angket Konsep Diri Akademik

Pernyataan Jawaban

Ya Tidak

Positif 1 0

Negatif 0 1

(41)

51

3. Pengelompokkan Skor

Penelitian bertujuan untuk mengetahui gambaran mengenai konsep diri

akademik peserta didik yang diperoleh berdasarkan angket yang telah disebar

pada peserta didik kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri 18 Bandung Tahun Ajaran

2012/2013. Data yang diperoleh akan diolah untuk dijadikan landasan penyusunan

program bimbingan dan konseling pribadi-sosial untuk mengembangkan konsep

diri akademik peserta didik. Gambaran umum karakteristik sumber data penelitian

yaitu konsep diri akademik, terlebih dahulu akan dikelompokkan menjadi dua

kategori yaitu positif dan negatif. Untuk mengetahui dua kategori konsep diri

akademik pengelompokkan data menggunakan proses perhitungan dengan kriteria

sebagai berikut:

Keterangan:

: Rata-rata ideal

Jumlah item : Jumlah item keseluruhan

Nilai maksimal : Nilai maksimal pada jawaban responden (1)

Dari perhitungan dengan menggunakan rumus di atas didapatkan rata-rata

ideal sebesar 26. Setelah rata-rata ideal didapatkan maka data dapat digolongkan

berdasarkan kriteria pengelompokannya. Kriteria pengelompokkan skor dapat

dilihat pada tabel 3.10 Berikut:

Tabel 3.10

Kriteria Penggelompokkan Data

Kriteria Kategori

Positif

Negatif

(42)

52

4. Pengolahan Data untuk Pengembangan Program

Hasil pengolahan data konsep diri akademik peserta didik yang dijadikan

landasan dalam pembuatan program bimbingan dan konseling pribadi-sosial

terlebih dahulu dilakukan pengelompokkan data menjadi dua kategori yaitu positif

dan negatif. Hasil pengelompokkan data berdarkan kategori dan interpretasinya

dijelaskan pada Tabel 3.11 berikut

Tabel 3.11

Interpretasi Kategori Konsep Diri Akademik

Rentang Kategori Interpretasi

27-52

Konsep diri akademik

positif

Peserta didik sudah memiliki pengetahuan, penilaian dan pengharapan mengenai diri secara positif, baik mengenai penampilan diri, kemampuan diri, kepercayaan diri, kemandirian, keberartian diri serta perasaan bangga dan malu.

0-26

Konsep diri akademik

negatif

Peserta didik belum memiliki pengetahuan, penilaian dan pengharapan mengenai diri, baik mengenai penampilan diri, kemampuan diri, kepercayaan diri, kemandirian, keberartian diri serta perasaan bangga dan malu.

G. Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Mengembangkan Konsep Diri Akademik Peserta Didik

Proses penyusunan program bimbingan dan konseling pribadi-sosial

secara hipotetik dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Penyusunan program

Penyusunan program dilakukan setelah peneliti mendapatkan hasil analisis

data penelitian mengenai konsep diri akademik peserta didik. Hasil data analisis

penelitiaan tersebut dijadikan sebagai landasan dasar dalam penyususnan program

bimbingan dan konseling pribadi-sosial untuk mengembangkan konsep diri

(43)

53

2. Validasi program

Langkah berikutnya setelah melakukan penyusunan program adalah

validasi program yang dilakukan oleh dosen Jurusan Psikologi Pendidikan dan

Bimbingan serta Guru Bimbingan dan Konseling SMA Negeri 18 Bandung. Hasil

validasi program dijadikan sebagai rujukan dalam proses revisi penyusunan

program bimbingan dan konseling pribadi-sosial untuk mengembangkan konsep

diri akademik peserta didik.

3. Penyusunan program setelah validasi

Tahap berikutnya adalah validasi program yaitu melakukan revisi pada

program yang telah diuji validasi. Program yang dihasilkan diharapkan menjadi

rekomendasi bagi layanan bimbingan SMA Negeri 18 Bandung.

H. Prosedur Penelitian

Prosedur dalam pelaksanaan penelitian meliputi langkah-langkah berikut :

1. Studi pendahuluan di SMA Negeri 18 Bandung yang dilaksanakan pada

tanggal Maret 2012.

2. Membuat proposal penelitian dan mengkonsultasikannya dengan dosen mata

kuliah Metode Riset Bimbingan Konseling.

3. Proposal penelitian yang telah disahkan oleh dosen mata kuliah diserahkan

dengan persetujuan dari dari dewan skripsi, calon dosen pembimbing skripsi

serta ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan.

4. Mengurus surat permohonan pengangkatan dosen pembimbing skripsi pada

tingkat fakultas.

5. Mengajukan permohonan izin penelitian dari Jurusan Psikologi Pendidikan

dan Bimbingan yang memberikan rekomendasi untuk melanjutkan ke tingkat

Fakultas dan Rektor UPI. Kemudian surat izin penelitian yang telah disahkan

kemudian disampaikan pada kepala sekolah SMA Negeri 18 Bandung.

6. Membuat instrumen penelitian berikut penimbangannya kepada tiga orang

dosen ahli dari Jurusan PPB.

7. Melakukan uji coba angket dan keterbacaan soal kepada 49 peserta didik

(44)

54

dengan sekolah yang akan diteliti dalam hal ini sekolah yang dimaksud

adalah SMA Negeri 17 Bandung pada tanggal 25 Oktober 2012.

8. Mengumpulkan data dengan menyebarkan angket pada peserta didik Kelas XI

Jurusan IPS SMA Negeri 18 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 pada tanggal

20 November sampai 1 Desember 2012.

9. Mengolah dan menganalisis data dari hasil angket konsep diri akademik yang

telah disebarkan.

10. Pembuatan program bimbingan dan konseling hipotetik berdasarkan hasil

analisis data deskripsi konsep diri akademik peserta didik. Menentukan

program layanan bimbingan dan konseling yang hendak dicapai dengan

merumuskan jenis kegiatan, meteode dan teknik yang akan digunakan,

menetapkan personel yang terlibat, serta persiapan fasilitas penunjang

kegiatan bimbingan.

11. Uji kelayakan (validasi) program bimbingan dan konseling hipotetik yang

dilaksanakan kepada dosen Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

serta praktisi Bimbingan dan Konseling SMA Negeri 18 Bandung.

12. Penyempurnaan program berdasarkan hasil diskusi dan penilaian yang telah

(45)

131

Gina Aprilian Pratamadewi, 2013

Program Bimbingan Dan Konseling Pribadi-Sosial Untuk Mengembangkan Konsep Diri AkademikUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

1. Hasil penelitian yang dilakukan pada peserta didik kelas XI jurusan IPS di

SMA Negeri 18 Bandung mengenai konsep diri akademik menunjukkan

mayoritas peserta didik memiliki konsep diri akademik positif.

2. Program bimbingan dan konseling di SMA Negeri 18 Bandung disusun

berdasarkan hasil need assesment yang dilakukan setiap awal Tahun Ajaran

dengan menggunakan instrumen pengungkap kebutuhan seperti ITP, DCM

dan sosiometri. Upaya pemberian layanan dilakukan melalui layanan dasar,

layanan responsif, layanan perencanaan individual dan dukungan sistem

3. Program bimbingan pribadi sosial untuk mengembangkan konsep diri

akademik disusun berdasarkan kebutuhan peserta didik atas dasar hasil

penelitian. Pengembangan materi dalam program disesuaikan dengan hasil

analisis kebutuhan peserta didik kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri 18

Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 yang diberikan melalui layanan dasar,

layanan responsif, layanan perencanaan individual dan dukungan sistem.

B. Rekomendasi

1. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling (Konselor)

Pada penelitian ini, disampaikan rekomendasi kepada guru Bimbingan dan

Konseling SMA Negeri 18 Bandung mengenai program bimbingan dan konseling

pribadi-sosial untuk mengembangkan konsep diri akademik peserta didik yang

disusun berdasakan hasil analisis kebutuhan konsep diri akademik dengan

menggunakan strategi layanan dasar, layanan responsif, layanan perencanaan

individual, dan dukungan sistem. Guru bimbingan dan konseling hendaknya

menjalin kerjasama dengan seluruh personel sekolah dan mempublikasikan

program bimbingan dan konseling sehingga tujuan program dapat tercapai.

Gambar

Tabel 4.13
Gambar 2.1 Hierarki Konsep Diri ....................................................................
Tabel 3.1 Anggota Populasi Peserta Didik Kelas XI Jurusan IPS
Tabel 3.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Physical Activity in the Prevention and Management of High Blood Pressure: Hellenic Journal of Cardiology.7. National Center of Biotechnology Information: Stress

Multimedia pembelajaran merupakan media atau alat bantu mengajar yang berisi pesan-pesan pembelajaran. Pembuatan multimedia pembelajaran berbasis animasi bertujuan

Untuk menjawab permasalahan pertama dalam menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi kredit sektor konstruksi perbankan konvensional, penelitian ini menggunakan

The objectives of this study was to answer two research problems: (1) the correlation between students competence in writing narrative texts in Bahasa Indonesia and their

Balobat adalah alat musik Karo yang dapat dimainkan secara solo maupun ensambel. Secara solo balboat biasanya dimainkan oleh masyrakat Karo untuk mngibur

PENGARUH CERITA ISLAMI DENGAN MENGGUNAKAN BONEKA TANGAN TERHADAP PEMBINAAN MORAL ANAK USIA DINI PADA KELOMPOK B3 DI TK ISLAM AL-AZHAR 10 SERANG.. Universitas

Penentuan shio dalam program sederhana ini dilakukan dengan pertama kali dengan menginput tanggal, bulan dan tahun kelahiran kemudian dilakuakn perhitungan dengan cara

Jadi, perangkat transmisi Uplink berfungsi sebagai pemroses suara dan gambar televisi dari studio televisi ataupun sinyal baseband dari sentral Telekomunikasi untuk dijadikan