079/S/PPB/2013
Gina Aprilian Pratamadewi, 2013
Program Bimbingan Dan Konseling Pribadi-Sosial Untuk Mengembangkan Konsep Diri AkademikUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI-SOSIAL
UNTUK MENGEMBANGKAN KONSEP DIRI AKADEMIK
(Studi DeskriptifterhadapSiswaKelas XIJurusan IPSdi SMA Negeri 18Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Oleh :
Gina AprilianPratamadewi 0806889
JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
079/S/PPB/2013
Gina Aprilian Pratamadewi, 2013
Program Bimbingan Dan Konseling Pribadi-Sosial Untuk Mengembangkan Konsep Diri AkademikUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING
PRIBADI SOSIAL UNTUK MENGEMBANGKAN
KONSEP DIRI AKADEMIK
(Studi Deskriptif terhadap Peserta Didik Kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri 18 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
Oleh
Gina Aprilian Pratamadewi
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Gina Aprilian Pratamadewi 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
April 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
079/S/PPB/2013
Gina Aprilian Pratamadewi, 2013
Program Bimbingan Dan Konseling Pribadi-Sosial Untuk Mengembangkan Konsep Diri AkademikUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
GINA APRILIAN PRATAMADEWI 0806889
PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENGEMBANGKAN KONSEP DIRI AKADEMIK
(Studi Deskriptif terhadap Peserta Didik Kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri 18 BandungTahun Ajaran 2012/2013)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH : Pembimbing I
Dr. Hj Nani M Sugandhi M.Pd. NIP. 19570830 198101 2 001
Pembimbing II
Dra. Hj. Setiawati. M.Pd NIP. 19621112 198610 2 001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
Gina Aprilian Pratamadewi, 2013
Program Bimbingan Dan Konseling Pribadi-Sosial Untuk Mengembangkan Konsep Diri AkademikUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI-SOSIAL UNTUK MENGEMBANGKAN KONSEP DIRI AKADEMIK
(Studi Deskriptif terhadap Siswa Kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri 18 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
PERSONAL-SOCIAL OF GUIDANCE AND COUNSELING PROGRAM TO DEVELOP STUDENTS’ ACADEMIC SELF-CONCEPT
(Study Descriptive to XI Grade Program IPS SMA Negeri 18 Bandung Periode 2012/2013)
ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk membuat program hipotetik bimbingan dan konseling pribadi-sosial untuk mengembangkan konsep diri akademik siswa. Konsep diri akademik dalam penelitian dilihat pada aspek-aspek seperti penampilan diri, kemampuan diri, kepercayaan diri, kemandirian, keberartian diri, serta rasa bangga dan malu. Penelitian merupakan penelitian kuantitatif dan metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Data diperoleh melalui penyebaran angket mengenai konsep diri akademik. Hasil penelitian menunjukkan: a) gambaran konsep diri akademik menunjukkan mayoritas siswa memiliki konsep diri akademik positif, b) gambaran program bimbingan dan konseling pribadi-sosial di SMA Negeri 18 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013, c) program hipotetik untuk mengembangkan konsep diri akademik siswa. Rekomendasi penelitian memberikan implikasi: konselor dan peneliti selanjutnya.
Kata Kunci: Konsep Diri Akademik, Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial
ABSTRAK. This study aims to create a hypothetical personal-social of guidance and counseling program to develop students’ academic concept. Academic concept in this studi extend to aspects such as appearance, efficacy, self-confidance, independece, self significance, a sense of pride and shame. This research is a quantitative reasearch and methods used is descriptive methods. Data obtained through the deployment of questionnaires regarding academic self-concept. The results showed: a) a view of academic self-concept shows the majority of students have a positive academic self-concept, b) descriptions of personal-social of guidance and counseling program in SMAN 18 Bandung periode 2012/2013, c) a hypothetical program to float students’ academic self-concept. Implications to the research recommendations: counselor and futher research.
Gina Aprilian Pratamadewi, 2013
Program Bimbingan Dan Konseling Pribadi-Sosial Untuk Mengembangkan Konsep Diri AkademikUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
i
ABSTRAK
Gina Aprilian Pratamadewi. (2013). Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Mengembangkan Konsep Diri Akademik (Studi Deskriptif terhadap Peserta Didik Kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri 18 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena banyaknya peserta didik Sekolah Menengah Atas yang memiliki prestasi akademik tidak sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Penyebab peserta didik yang tidak mampu mencapai prestasi akademik bukan hanya karena intelegensi semata melaikan ada faktor lain yakni konsep diri akademik. Penelitian bertujuan untuk mengumpulkan data empiris mengenai gambaran umum konsep diri akademik sebagai dasar pengembangan program bimbingan dan konseling untuk mengembangkan konsep diri akademik. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Data diperoleh melalui penyebaran angket mengenai konsep diri akademik lalu diolah secara statistik. Sampel penelitian adalah seluruh peserta didik kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri 18 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: a) gambaran konsep diri akademik menunjukkan mayoritas siswa memiliki konsep diri akademik positif (79.58%), b) gambaran program bimbingan dan konseling pribadi-sosial di SMA Negeri 18 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013, c) program hipotetik untuk mengembangkan konsep diri akademik siswa.
Rekomendasi penelitian memberikan implikasi kepada guru bimbingan dan kosnseling dan peneliti selanjutnya.
Gina Aprilian Pratamadewi, 2013
Program Bimbingan Dan Konseling Pribadi-Sosial Untuk Mengembangkan Konsep Diri AkademikUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah, segala puji penulis panjatkan kehadirat Illahi Robbi
Allah SWT, Penguasa Jagat Raya Yang Maha Mengetahui segala rahasia di alam
semesta ini. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjunan Nabi
Besar Muhammad SAW, sebagai pembawa petunjuk kepada kebenaran dan
ketaqwaan. Atas rahmat Allah SWT penulis dapat menyusun skripsi yang
berjudul “Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Mengembangkan Konsep Diri Akademik (Studi Deskriptif terhadap Peserta didik Kelas XI Jurusan IPS di SMA Negeri 18 Bandung Tahun Ajaran
2012/2013)”.
Penulisan skripsi ini merupakan suatu bentuk penerapan ilmu dari berbagai
mata kuliah yang didapat selama perkuliahan, dan ditujukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan menyelesaikan pendidikan jenjang S1 di Jurusan Psikologi
Pendidikan dan Bimbingan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan
Indonesia.
Peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti sendiri,
Sekolah dan pembaca pada umumnya. Mudah-mudahan karya yang sederhana ini
dapat dijadikan sebagai bahan kajian studi atau penelitian yang relevan. Semoga
Allah SWT selalu meridhoi, memberikan petunjuk dan lindungan-Nya terhadap
semua hal yang kita kerjakan dan lakukan, Amin.
Bandung, April 2013
Gina Aprilian Pratamadewi, 2013
Program Bimbingan Dan Konseling Pribadi-Sosial Untuk Mengembangkan Konsep Diri AkademikUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
iii
UCAPAN TERIMAKASIH
Segala puji serta syukur kepada Allah SWT. atas kehendaknya penulis dapat
menyelesaikan pendidikan serta tugas akhir dengan sempurna. Rasa syukur
penulis juga terucap untuk pihak-pihak yang tak henti memberikan do’a,
dukungan, bantuan serta semangat kepada penulis. Ucapan terimakasih ini penulis
haturkan kepada :
1. Ibu Dr. Hj. Nani M. Sugandhi M.Pd. selaku pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan, pengarahan, maupun dorongan moril.
2. Ibu Dra. Hj. Setiawati, M.Pd. selaku pembimbing II. Terima kasih atas setiap
waktu yang ibu luangkan untuk penulis dengan segala bimbingan, arahan,
motivasi dan ilmu yang sangat bermanfaat.
3. Bapak Dr. Nandang Rusmana, M.Pd., selaku Ketua Jurusan dan Ibu Dr. Ipah
Saripah, M.Pd. selaku sekretaris Jurusan Psikologi Pendidikan dan
Bimbingan FIP UPI.
4. Ibu Dra. Chandra Affiandary, M.Si., Bapak Drs. Yaya Sunarya, M.Pd., dan
Bapak Dr. Ilfiandra, M.Pd.yang telah bersedia meluangkan waktu dan
pikirannya untuk menilai serta memberikan masukan untuk instrumen
penelitian.
5. Bapak Dadang Sudrajat, M.Pd., Bapak Dr. Ilfiandra, M.Pd., dan Ibu Ida
Nurlaelasari, S.Pd. sebagai kelompok penilaian kelaikan program hipotetik
yang disusun oleh penulis.
6. Bapak Nandang Budiman, S.Pd. M.Psi. sebagai wali Angkatan 2008.
7. Seluruh staf dosen serta staf TU Jurusan PPB FIP UPI yang telah
memberikan pembelajaran dan bantuan selama perkuliahan dan penyusunan
skripsi ini, terutama untuk segala bantuan dalam menghadapi sidang dan
wisuda.
8. Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah dan staf pengajar SMA Negeri 18
Bandung yang banyak memberikan bantuan dan kemudahan dalam
Gina Aprilian Pratamadewi, 2013
Program Bimbingan Dan Konseling Pribadi-Sosial Untuk Mengembangkan Konsep Diri AkademikUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
iv
9. Ibu Ida Nurlaelasari, S.Pd., Ibu Hasannatul Khairiah, S.Pd. dan seluruh
personel Bimbingan dan Konseling SMA Negeri 18 Bandung yang telah
memfasilitasi proses penelitian dengan penuh keikhlasan.
10. Peserta didik-siswi kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 18 Bandung Tahun
Ajaran 2012/2013, yang telah menyediakan waktunya untuk mengisi angket
pada saat penelitian.
11. Keluargaku yang selalu memberikan doa dan dukungannya. Terima kasih atas
semua limpahan kasih sayang yang tak terhingga kepada penulis, khususnya
untuk kedua orangtuaku, Bapak Totong Kony Sobana dan Ibu Ine
Rukminingsih serta adikku Hafidz Al-Faridzi.
12. Calon pendamping hidupku, Nurachman Firdaus Septian, S.Pd. yang dengan
penuh cinta memberikan semangat dan dukungan yang luar biasa, selalu setia
menemani dalam suka dan duka serta dengan sabar menjadi tempat berkeluh
kesah penulis dalam penyususan skripsi.
13. Seluruh teman-teman angkatan 2008 serta sahabat dalam keceriaan dan
kesedihan: Wilma Wargiami, Riska Mustikawati, Winny Pratiwi, Ari Barkah,
Catur Ahmaji Pamungkas, Ari Kurniawan, Dwi Indrianingrum, Feby
Deriawan Pratama S.Pd., Dody Suryana, S.Pd., Nadia Aulia Nadhirah, S.Pd..
14. Kakak tingkat yang pernah berinteraksi di luar atau di dalam arena pembelajaran;
Lingga Wanhar Perdana, S.Pd., Idat Muqodas, M.Pd., Dewang Sulistiana, S.Pd.,
Agus Sunarya, S.Pd, Hendra Yulianto, S.Pd.
Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih
atas segala bentuk dukungan, bantuan dan do’anya. Semoga Allah SWT
membalas setiap senyuman yang kalian berikan dengan rakhmat dan ridha-Nya.
Gina Aprilian Pratamadewi, 2013
Program Bimbingan Dan Konseling Pribadi-Sosial Untuk Mengembangkan Konsep Diri AkademikUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 8
E. Struktur Organisasi Penelitian ... 9
BAB II KONSEP DIRI AKADEMIK DAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI SOSIAL ... 10
A. Konsep Diri Akademik ... 10
1. Definisi Konsep Diri Akademik ... 10
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri Akademik ... 12
3. Jenis Konsep Diri Akademik ... 17
4. Struktur Konsep Diri ... 19
5. Komponen Konsep Diri ... 21
B. Karakteristik Konsep Diri Akademik Remaja ... 22
C. Hubungan Konsep Diri Akademik dan Prestasi Akademik ... 24
D. Konsep Bimbingan dan Konseling ... 26
1. Definisi Bimbingan dan Konseling ... 26
2. Definisi Bimingan dan Konseling Pribadi-Sosial ... 27
3. Tujuan Bimingan dan Konseling Pribadi-Sosial ... 28
E. Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial ... 28
1. Konsep Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial ... 28
2. Langkah-Langkah Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling ... 29
3. Struktur Pengembangan Program ... 32
F. Penelitian Terdahulu ... 34
BAB III METODE PENELITIAN ... 35
A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 35
B. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 36
C. Definisi Operasional Variabel 1. Konsep Diri Akademik ... 37
Gina Aprilian Pratamadewi, 2013
Program Bimbingan Dan Konseling Pribadi-Sosial Untuk Mengembangkan Konsep Diri AkademikUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
vi
D. Pengembangan Data dan Instrumen Penelitian ... 39
1. Sumber Data ... 39
2. Teknik Pengumpulan Data ... 39
E. Uji Coba Alat Pengumpul Data ... 43
1. Uji Kelayakan Instrumen ... 43
2. Uji Keterbacaan Instrumen ... 44
3. Uji Validitas dan Reabilitas ... 44
F. Teknik Analisis Data ... 50
1. Verifikasi Data ... 50
2. Penskoran ... 50
3. Pengelompokkan Skor ... 51
4. Pengolahan Data untuk Pengembangan Program ... 52
G. Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Mengembangkan Konsep Diri Akademik ... 52
H. Prosedur Penelitian ... 53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 55
A. Hasil Penelitian ... 55
1. Gambaran Umum Konsep Diri Akademik Peserta didik Kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri 18 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 ... 55
2. Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri 18 Bandung dan Tanggapan Mengenai Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Mengembangkan Konsep Diri Akademik Peserta Didik ... 73
3. Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Mengembangkan Konsep Diri Akademik Peserta didik Kelas XI Jurusan IPS ... 75
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 81
1. Gambaran Umum Konsep Diri Akademik Peserta didik Kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri 18 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 ... 81
2. Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri 18 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 ... 95
3. Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Mengembangkan Konsep Diri Akademik Peserta didik Kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri 18 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 ... 99
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 131
A. Kesimpulan ... 131
B. Rekomendasi ... 132
Gina Aprilian Pratamadewi, 2013
Program Bimbingan Dan Konseling Pribadi-Sosial Untuk Mengembangkan Konsep Diri AkademikUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Anggota Populasi Peserta didik Kelas XI Jurusan IPS SMA
Negeri 18 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013... 35
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Konsep Diri Akademik Peserta didik SMA ... 40
Tabel 3.3 Kisi-kisi Pedoman Wawancara Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling SMA Negeri 18 Bandung ... 42
Tabel 3.4 Kisi-kisi Pedoman Observasi Sarana dan Prasarana Bimbingan dan Konseling ... 43
Tabel 3.5 Hasil Judgement Instrumen ... 44
Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas ... 46
Tabel 3.7 Kisi-kisi Instrumen Konsep Diri Akademik Setelah Uji Coba ... 46
Tabel 3.8 Kriteria Keterandalan (Reliabilitas) Instrumen ... 49
Tabel 3.9 Pola Penyekoran Setiap Butir Pernyataan Angket Konsep Diri Akademik ... 50
Tabel 3.10 Kriteria Penggelompokkan Data ... 51
Tabel 3.11 Interpretasi Kategor Konsep Diri Akademik ... 52
Tabel 4.1 Gambaran Umum Konsep Diri Akademik Peserta didik Kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri 18 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 ... 55
Tabel 4.2 Gambaran Konsep Diri Akademik pada Aspek Penampilan Diri ... 56
Tabel 4.3 Gambaran Setiap Indikator pada Aspek Penampilan Diri ... 57
Tabel 4.4 Gambaran Konsep Diri Akademik pada Aspek Kemampuan Diri ... 59
Tabel 4.5 Gambaran Setiap Indikator pada Aspek Kemampuan Diri ... 60
Tabel 4.6 Gambaran Konsep Diri Akademik pada Aspek Kepercayaan Diri ... 62
Tabel 4.7 Gambaran Setiap Indikator pada Aspek Kepercayaan Diri ... 63
Tabel 4.8 Gambaran Konsep Diri Akademik pada Aspek Kemandirian ... 65
Tabel 4.9 Gambaran Setiap Indikator pada Aspek Kemandirian ... 66
Tabel 4.10 Gambaran Konsep Diri Akademik pada Aspek Keberartian Diri ... 68
Tabel 4.11 Gambaran Setiap Indikator pada Aspek Keberartian Diri ... 69
Gina Aprilian Pratamadewi, 2013
Program Bimbingan Dan Konseling Pribadi-Sosial Untuk Mengembangkan Konsep Diri AkademikUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
viii
Tabel 4.13 Gambaran Setiap Indikator pada Aspek Rasa Bangga dan Malu ... 71 Tabel 4.14 Sarana dan Prasarana Bimbingan dan Konseling SMA
Negeri 18 Bandung ... 74 Tabel 4.15 Gambaran Kondisi Konsep Diri Akademik Peserta didik
pada setiap Aspek dan Indikator ... 77 Tabel 4.16 Gambaran Konsep Diri Akademik Peserta didik pada setiap
Aspek dan Indikator ... 105 Tabel 4.17 Daftar Nama Peserta didik yang akan diberikan Layanan
Responsif Mengenai Konsep Diri Akademik ... 112 Tabel 4.18 Daftar Nama Peserta didik yang akan diberikan Layanan
Perencanaan Individual Mengenai Konsep Diri Akademik ... 114 Tabel 4. 19 Rencana Operasional Program Bimbingan dan Konseling
Pribadi Sosial Untuk Menngembangkan Konsep Diri Akademik Peserta didik Kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri
18 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 ... 119 Tabel 4.20 Pengembangan Tema Program Bimbingan dan Konseling
Pribadi Sosial Untuk Menngembangkan Konsep Diri Akademik Peserta didik Kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri
18 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 ... 125 Tabel 4.21 Instrumen Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling
Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Konsep Diri
Gina Aprilian Pratamadewi, 2013
Program Bimbingan Dan Konseling Pribadi-Sosial Untuk Mengembangkan Konsep Diri AkademikUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ix
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Gambaran Umum Konsep Diri Akademik Peserta didik Kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri 18 Bandung Tahun
Ajaran 2012/2013 ... 56
Grafik 4.2 Gambaran Konsep Diri Akademik pada Aspek Penampilan Diri ... 57
Grafik 4.3 Gambaran Setiap Indikator pada Aspek Penampilan Diri ... 58
Grafik 4.4 Gambaran Konsep Diri Akademik pada Aspek Kemampuan Diri ... 60
Grafik 4.5 Gambaran Setiap Indikator pada Aspek Kemampuan Diri ... 61
Grafik 4.6 Gambaran Konsep Diri Akademik pada Aspek Kepercayaan Diri ... 62
Grafik 4.7 Gambaran Setiap Indikator pada Aspek Kepercayaan Diri ... 64
Grafik 4.8 Gambaran Konsep Diri Akademik pada Aspek Kemandirian ... 65
Grafik 4.9 Gambaran Setiap Indikator pada Aspek Kemandirian ... 67
Grafik 4.10 Gambaran Konsep Diri Akademik pada Aspek Keberartian Diri ... 68
Grafik 4.11 Gambaran Setiap Indikator pada Aspek Keberartian Diri ... 70
Grafik 4.12 Gambaran Konsep Diri Akademik pada Aspek Rasa Bangga dan Malu ... 71
Gina Aprilian Pratamadewi, 2013
Program Bimbingan Dan Konseling Pribadi-Sosial Untuk Mengembangkan Konsep Diri AkademikUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Hierarki Konsep Diri ... 20 Gambar 4.1 Proses melingkar dari konsep diri, tingkah laku dan umpan
Gina Aprilian Pratamadewi, 2013
Program Bimbingan Dan Konseling Pribadi-Sosial Untuk Mengembangkan Konsep Diri AkademikUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
xi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Instrumen Konsep Diri Akademik Sebelum Judgement ... 135
2. Instrumen Konsep Diri Akademik Setelah Validasi ... 142
3. Instrumen Konsep Diri Akademik ... 145
4. Format Lembar Jawaban ... 153
5. Pedoman Wawancara Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling SMA Negeri 18 Bandung ... 154
6. Uji Validasi Instrumen Konsep Diri Akademik ... 155
7. Uji Reliabilitas Instrumen Konsep Diri Akademik ... 161
8. Rekapitulasi Konsep Diri Akademik ... 163
9. Tabulasi Aspek dan Indikator Konsep Diri Akademik ... 169
1
Gina Aprilian Pratamadewi, 2013
Program Bimbingan Dan Konseling Pribadi-Sosial Untuk Mengembangkan Konsep Diri Akademik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan kebutuhan primer dalam kehidupan manusia.
Melalui pendidikan individu memperoleh informasi yang berguna untuk
memahami bakat dan potensi pada dirinya serta mengembangkannya secara
optimal. Undang – undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Bab 2
Pasal 3 menegaskan:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan juga diartikan memanusiakan manusia. Pendidikan merupakan
upaya untuk mengubah dan membentuk manusia menjadi pribadi mandiri.
Pendidikan diarahkan untuk menghasilkan manusia berkualitas, mampu bersaing,
memiliki budi pekerti luhur serta moral yang baik. Seperti yang dikemukakan
Nurihsan (2006: 3)
Pendidikan yang bermutu di lingkungan pendidikan harus pendidikan yang seimbang, yang tidak hanya mampu menghantarkan peserta didik pada pencapaian standar kemampuan profesional dan akademis, tetapi juga mampu membuat perkembangan diri yang sehat dan produktif.
Pendidikan dapat dilakukan dimana saja dan kapanpun, baik melalui
pendidikan formal (sekolah), non formal, maupun informal. Dalam lingkup
pendidikan yang menjadi acuan utama adalah terjadinya proses pembelajaran
yang efektif. Pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu
untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baik secara keseluruhan,
sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya (Surya, 2003: 11). Proses pembelajaran yang baik di sekolah akan
menghasilkan lulusan yang bermutu yang dapat dijadikan sebagai salah satu
2
Prestasi akademik peserta didik di sekolah menjadi salah satu indikator
untuk mengetahui keberhasilan proses pembelajaran. Prestasi akademik
merupakan pengetahuan yang diperoleh atau keterampilan yang dikembangkan
dalam pelajaran di sekolah dan biasanya ditunjukkan dengan skor atau nilai yang
dikembangkan oleh guru. Dengan kata lain, prestasi akademik adalah hasil belajar
peserta didik yang telah diukur dan ditunjukkan dengan nilai.
Tidak semua peserta didik mampu mencapai prestasi akademik sesuai
potensi dan kemampuan yang dimiliki. Penyebab peserta didik yang tidak mampu
mencapai prestasi akademik bukan hanya karena intelegensi semata. Banyak
faktor yang mempengaruhi prestasi akademik peserta didik, diantaranya kapasitas
intelektual, konsep diri akademik, motivasi belajar. Pudjijogyanti (1995:1)
menjelaskan
...pengamatan yang dilakukan ternyata banyak peserta didik yang mengalami kegagalan dalam pelajaran bukan disebabkan oleh tingkat intelegansi yang rendah atau keadaan fisik yang lemah, melainkan oleh adanya perasaan tidak mampu untuk melakukan tugas.
Monks (1999: 229) mengemukakan pencapaian prestasi rendah yang diraih
oleh seorang peserta didik tidak disebabkan oleh faktor intelektual semata, akan
tetapi juga disebabkan oleh ketakutan akan gagal dalam meraih prestasi yang
diharapkannya. Ketakutan akan gagal disebabkan oleh keraguan yang
menyebabkan kapasitas intelektual tidak sepenuhnya bekerja. Tuntutan dan
harapan terhadap peserta didik tersebut akan membentuk konsep diri dalam diri
peserta didik yang dapat menentukan pencapaian prestasi belajar di sekolah. Hasil
penelitian Damrongpanit (2007: 2) terhadap Mahasarakham University Thailand
mengungkapkan beberapa faktor penting sangat terkait dengan prestasi akademik
adalah konsep diri, persepsi dari diri sendiri tentang kekuatan, kelemahan, nilai,
keyakinan, dan sikap dari lingkungan atau interaksi sosial. Burns (1993: vi)
“konsep diri adalah satu gambaran campuran dari apa yang kita pikirkan, orang-orang lain berpendapat mengenai diri kita, dan seperti apa diri kita yang di
inginkan”.
Persepsi peserta didik terhadap kemampuan akademisnya akan
3
karir, dan perkiraan keberhasilan dimasa depan. Jika individu menganggap dirinya
mampu melakukan sesuatu maka individu tersebut akan berusaha untuk mencapai
apa yang diinginkannya, sehingga terdapat hubungan yang positif antara konsep
diri terhadap prestasi akademik yang dimiliki peserta didik. Fits (Pudjijogyanti,
1995: 2) menegaskan sesungguhnya konsep diri merupakan salah satu variabel
yang menentukan dalam proses pendidikan dan hubungan timbal balik antara
konsep diri dengan prestasi belajar akan tampak apabila dilakukan pengukuran
terhadap konsep diri spesifik, yakni konsep diri akademik.
Wingfield & Karpathian (1991; Ferla. et.al., 2009: 409) ‘Academic self
-concept refers to individual’s knowledge and perceptions about themselves in
academic achievement situations’. Konsep diri akademik adalah pengetahuan dan persepsi seorang individu terhadap dirinya dalam situasi pencapaian akademik.
“Konsep diri akademik memiliki pengaruh yang kuat akan keyakinan terhadap kemampuan diri individu, konsep diri akademik juga merupakan prediktor dan
mediator terhadap motivasi dan sikap peserta didik di sekolah” (Ferla, et.al., 2009:
409).
Konsep diri akademik sangat berpengaruh terhadap optimalisasi
pencapaian akademik dan pengembangan kemampuan yang dimiliki peserta didik.
Individu yang memiliki konsep diri akademik yang positif akan menilai dirinya
secara positif, dapat memahami kelebihan dan kekurangan dirinya dengan baik.
Sebaliknya, individu yang memiliki konsep diri akademik yang negatif akan
menilai dirinya secara negatif pula, merasa dirinya penuh dengan kekurangan dan
tidak mampu melakukan apapun.
Combs (Burns, 1993: 358) mengungkapkan
...orang-orang berprestasi akademis yang rendah melihat diri mereka sendiri sebagai orang-orang yang kurang memadai dibandingkan dengan yang lainnya, mempersepsikan teman-teman sebayanya dan orang-orang dewasa sebagai kurang dapat diterima, pemecahan masalah yang kurang efektif serta menunjukkan kebebasan yang kurang dan ekspresi emosional yang kurang memadai.
Orang-orang yang memiliki prestasi akademik rendah akan cenderung
lebih mengekspresikan perasaan diri yang negatif dibandingkan dengan orang
4
konsep diri akademik yang positif akan berusaha dan berjuang untuk selalu
mewujudkan konsep dirinya. Sebaliknya, peserta didik yang memiliki konsep diri
akademik negatif akan memiliki evaluasi yang negatif terhadap dirinya.
Pandangan peserta didik bahwa dirinya tidak kompeten atau bahkan bodoh, akan
mempengaruhi cara belajar, mengerjakan tugas, dan mengerjakan ujian. Peserta
didik merasa dirinya tidak mampu, sehingga merasa belajar pun tidak ada
gunanya. Padahal, keengganan untuk bekerja keras akan menyulitkan individu
untuk mengembangkan diri (Pudjijogjanti, 1995:44).
Konsep diri akademik yang positif sangat pantas untuk dimiliki oleh
peserta didik, agar peserta didik dapat mengaktualisasikan dirinya secara optimal.
Pada kenyataanya tidak semua peserta didik memiliki konsep diri akademik yang
positif. Salah satu faktor terbentuknya konsep diri akademik peserta didik adalah
organisasi sekolah yang terkait dengan pembagian kelas berdasarkan kemampuan
dan tingkat kecerdasan murid ataupun penempatan kelas khusus. Seperti yang
dikemukakan oleh Acland (Burns, 1993: 386) menyatakan „sekolah yang
mengadakan pembagian kelas berdasarkan kemampuan dan tingkat kecerdasan
peserta didik memberikan pengaruh terhadap konsep diri peserta didik‟.
Dalam sistem pendidikan di Indonesia khususnya bagi peserta didik
Sekolah Menengah Atas (SMA) peserta didik mulai diarahkan untuk memperoleh
pengalaman belajar yang sesuai dengan potensi masing-masing peserta didik yaitu
diarahkan pada jurusan (IPA, IPS dan Bahasa) yang diantaranya memiliki
penilaian standar. Departemen Pendidikan Nasional (2004) mengungkapkan
bahwa tujuan diadakan penjurusan
1. Mengelompokkan peserta didik sesuai kecakapan, kemampuan, bakat, dan minat yang relatif sama.
2. Membantu mempersiapkan peserta didik melanjutkan studi dan memilih dunia kerja.
3. Membantu memperkokoh keberhasilan dan kecocokan atas prestasi yang akan dicapai di waktu mendatang (kelanjutan studi dan dunia kerja).
Dari apa yang dipaparkan di atas, jelas bahwa penjurusan merupakan salah
satu upaya yang dilakukan agar peserta didik dapat mengembangkan bakat serta
5
peserta didik dapat melakukannnya secara optimal. Hasil studi pendahuluan yang
dilakukan peneliti di SMA Negeri 18 Bandung terhadap nilai ujian, ditemukan
sebanyak 60% peserta didik memiliki nilai ujian di atas KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) yang ditentukan sekolah, dan sekitar 40% peserta didik
masih memiliki nilai dibawah KKM yang ditentukan oleh sekolah. Pencapain
peserta didik terhadap nilai ujian dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, salah
satunya adalah konsep diri akademik. Seperti yang diungkapkan dalam penelitian
yang dilakukan Nugroho (2011: iv) di Tumenggung menunjukan bahwa hasil
prestasi belajar yang dicapai peserta didik terdapat kontribusi 20,8% dari konsep
diri yang dimiliki oleh peserta didik tersebut dan 70,2% lainnya dipengaruhi oleh
faktor-faktor lainnya baik yang berupa intrinsik maupun ekstrinsik. Hasil
wawancara peneliti dengan salah satu guru bimbingan dan konseling, menyatakan
bahwa pada dasarnya peserta didik memiliki potensi yang tinggi dalam bidang
akademik, hal tersebut juga dapat dilihat dari hasil psikotes yang mayoritas
peserta didik memiliki IQ di atas rata-rata. Selain itu, stereotip yang berkembang
dikalangan peserta didik bahwa kelas IPS terdiri dari anak-anak yang nakal juga
cukup mempengaruhi iklim pembelajaran di sekolah.
Evaluasi-evaluasi dari orang lain menjadi evaluasi diri, sehingga seorang
peserta didik yang berhasil merasa kompeten dan berarti, peserta didik yang
mengalami kegagalan menjadi merasa tidak kompeten dan inferior (Burns, 1993:
357). Perasaan peserta didik mengenai kemampuanya akan berdampak terhadap
prestasi akademiknya di sekolah. Dampaknya, prestasi akademik peserta didik
tidak berkembang sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Konsep diri
akademik yang positif akan membantu peserta didik untuk tampil lebih percaya
diri, sedangkan konsep diri akademik negatif menjadi salah satu penyebab peserta
didik merasa ragu-ragu akan kemampuan yang dimiliki. Untuk itu, perlu adanya
suatu upaya mengembangkan konsep diri akademik peserta didik guna membantu
peserta didik dalam mengembangkan dan mengoptimalisasikan bakat dan potensi
sehingga mencapai prestasi akademik yang sesuai dengan kemampuan yang
6
Upaya yang dapat dilakukan oleh tenaga pendidik adalah dengan
memberikan bantuan yang tepat berupa penyediaan lingkungan yang
memungkinkan peserta didik untuk mengenali dan mengembangkan potensi
secara optimal. Bimbingan dan konseling sebagai suatu sub-sistem sekolah yang
menjadi salah satu unsur terpenting dalam mewujudkan potensi peserta didik,
menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar maupun karir. Shertzer & Stone
(Suherman 2007: 9) menegaskan „guidance is a process of helping an individual
to understand himself and world’. Bimbingan merupakan proses pemberian
bantuan terhadap individu untuk memahami dunia dan dirinya sendiri.
Ranah bimbingan dan konseling pribadi-sosial dirasa tepat untuk
membantu peserta didik dalam mengembangkan konsep diri akademik sehingga
peserta didik mampu mengenali, memahami dan mengembangkan bakat dan
potensi yang dimiliki, mampu menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya
secara optimal serta mencapai prestasi akademik sesuai dengan kemampuan yang
dimilikinya. Sesuai dengan tujuan bimbingan dan konseling pada aspek
pribadi-sosial, memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif,
baik yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan; baik fisik maupun
psikis (DEPDIKNAS, 2008: 198).
Proses pemberian bantuan untuk mengembangkan konsep diri akademik
perlu disusun sedemikian rupa hingga terbentuk suatu program bimbingan dan
konseling pribadi-sosial yang sistematis, terarah, dan tepat sasaran. Pelaksanaan
program pun perlu disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik, sekolah dan
tujuan pendidikan. Penyusunan dan pengembangan program bimbingan dan
konseling pribadi-sosial berdasar pada analisis kebutuhan yang valid dan reliabel,
sehingga data yang dihasilkan dapat dijadikan dasar pengembangan program
untuk mengambangkan konsep diri akademik peserta didik.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, penelitian
mengambil judul: “Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk
7
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah
Keberhasilan suatu individu dalam mencapai prestasi akademik salah
satunya adalah memiliki konsep diri akademik yang positif. Rola (2006: 2)
menyebutkan prestasi akademik peserta didik di sekolah di pengaruhi oleh konsep
diri peserta didik tesebut. Menurut Susana (Rola, 2006: 8) individu yang memiliki
konsep diri yang positif, akan membentuk penghargaan yang tinggi terhadap diri
sendiri. Penghargaan terhadap diri merupakan evaluasi diri akan menentukan
sejauhmana seseorang yakin akan kemampuan dan keberhasilan dirinya, sehingga
segala perilakunya akan selalu tertuju pada keberhasilan.
Seorang peserta didik yang memiliki konsep diri akademik yang positif
akan berusaha dan berjuang untuk selalu mewujudkan konsep dirinya. Sebaliknya,
peserta didik yang memiliki konsep diri akademik negatif akan memiliki evaluasi
yang negatif terhadap dirinya. Pandangan peserta didik bahwa dirinya tidak
kompeten atau bahkan bodoh akan mempengaruhi cara belajar, mengerjakan
tugas, dan mengerjakan ujian. Peserta didik merasa dirinya tidak mampu,
sehingga merasa belajar pun tidak ada gunanya.
Untuk merumuskan permasalahan yang didapatkan maka perlu diungkap
dan dianalisis mengenai Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk
Mengembangkan Konsep Diri Akademik, yang dijabarkan ke dalam pertanyaan
berikut.
1. Bagaimana gambaran konsep diri akademik peserta didik kelas XI jurusan
IPS Sekolah Menengah Atas Negeri 18 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013?
2. Bagaimana program bimbingan dan konseling pribadi-sosial yang telah
berlangsung di Sekolah Menengah Atas Negeri 18 Bandung?
3. Bagaimana program hipotetik bimbingan dan konseling pribadi-sosial untuk
mengembangkan konsep diri akademik peserta didik kelas XI jurusan IPS
Sekolah Menengah Atas Negeri 18 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013?
C. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian adalah merumuskan program bimbingan
8
Kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri 18 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.
Berdasarkan tujuan umum tersebut maka tujuan khusus penelitian dapat
dirumuskan sebagai berikut.
1. Memperoleh data empiris tentang gambaran konsep diri akademik peserta
didik kelas XI jurusan IPS Sekolah Menengah Atas Negeri 18 Bandung
Tahun Ajaran 2012/2013.
2. Mengetahui program bimbingan dan konseling pribadi-sosial yang
berlangsung di Sekolah Menengah Atas Negeri 18 Bandung Tahun Ajaran
2012/2013.
3. Merancang program hipotetik bimbingan dan konseling pribadi-sosial untuk
mengembangkan konsep diri akademik peserta didik kelas XI jurusan IPS
Sekolah Menengah Atas Negeri 18 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.
D. Manfaat Penelitian
Secara teoritis, hasil penelitian dapat memperkaya referensi dalam
mengembangkan program bimbingan dan konseling di SMA dan dapat dijadikan
dasar dalam membantu peserta didik untuk mengembangkan konsep diri
akademik sehingga peserta didik memiliki konsep diri akademik yang positif dan
mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal.
Adapun manfaat lain dari penelitian adalah sebagai berikut.
1. Bagi SMAN 18 Bandung, untuk memberikan masukan mengenai gambaran
konsep diri akademik peserta didik.
2. Bagi Guru Mata Pelajaran di sekolah, diharapkan memberikan masukan yang
dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun dan
memberikan suatu layanan pengajaran termasuk di dalamnya mengenai
perkembangan diri peserta didik sehingga proses pembelajaran di dalam
maupun di luar kelas dapat terlaksana dengan baik dan tujuan yang
diharapkannya pun dapat terlaksana dengan baik.
3. Bagi Guru BK, dapat dijadikan suatu pedoman sebagai bahan pertimbangan
dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling khususnya dalam
9
4. Bagi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, bisa dijadikan sebagai
masukan dan dapat memperkaya informasi bagi para civitas akademika
khususnya di Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan mengenai profil
dan perkembangan aspek psikologis konsep diri akademik peserta didik.
5. Bagi Peniliti selanjutnya, dapat dijadikan gambaran dan acuan untuk
melakukan penelitian yang berhubungan dengan konsep diri akademik.
E. Struktur Organisasi Penelitian
Rancangan penulisan skripsi terdiri dari 5 bab antara lain: Bab I
mengungkapkan latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah,
tujuan, manfaat penelitian, struktur organisai penulisan. Bab II terdiri dari kajian
pustaka yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti. Bab III merupakan
penjabaran mengenai metode penelitian secara garis besar. Prosedur dan
tahap-tahap penelitian mulai persiapan hingga penelitian berakhir, serta akan dilaporkan
tentang instrumen yang digunakan. Bab IV berisikan hasil penelitian dan
pembahasan. Bab V akan diuraikan kesimpulan dari hasil penelitian serta
implikasinya bagi konselor dan peneliti selanjutnya untuk pengembangan lebih
35
Gina Aprilian Pratamadewi, 2013
Program Bimbingan Dan Konseling Pribadi-Sosial Untuk Mengembangkan Konsep Diri AkademikUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Lokasi yang menjadi penelitian adalah SMA Negeri 18 Bandung yang
berlokasi di Jalan Madesa No. 18 Bandung 40233. Subjek populasi dalam
penelitian adalah peserta didik yang secara administratif terdaftar dan aktif dalam
pembelajaran di Kelas XI Jurusan IPS SMA 18 Bandung pada Tahun Ajaran
2012/2013. Adapun alasan pemilihan subjek penelitian didasarkan pada
pertimbangan:
1. Peserta didik SMA Negeri 18 Bandung berasal dari keluarga yang heterogen
baik secara status ekonomi dan sosial keluarga.
2. SMA Negeri 18 Bandung secara demografi merupakan penghubung dengan
pusat Kota Bandung sehingga aktifitas berbagai bidang ada disana, yang
secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi perkembangan
pribadi sosial peserta didik.
3. Peserta didik kelas XI berada pada rentang usia 15-16 tahun, dalam lingkup
psikologi perkembangan individu pada saat ini termasuk masa remaja tengah.
Selain itu, peserta didik kelas XI telah satu tahun mengikuti kegiatan
pembelajaran di sekolah dan juga mengetahui kehidupan lingkungan sekolah,
sehingga data-data yang diperoleh dalam penelitian ini lebih akurat.
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi penelitian dengan
distribusi peserta didik sebagai berikut:
Tabel 3.1
Anggota Populasi Peserta Didik Kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri 18 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013
Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
XI IPS 1 22 16 38
36
Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
XI IPS 3 20 15 35
XI IPS 4 25 13 38
Jumlah 83 59 142
B. Pendekatan dan Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan
kuantitatif. Menurut Sugiyono (2007: 14) mengemukakan bahwa penelitian
kuantitatif berlandaskan pada filsafat positivisme yang digunakan untuk meneliti
pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya
dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,
analisis data bersifat kuantitatif/statistik. Data hasil penelitan berupa skor
dianalisis menggunakan pengolahan statistik, selanjutnya dideskripsikan untuk
menggambarkan konsep diri akademik peserta didik kelas XI Jurusan IPS SMA
Negeri 18 Bandung.
Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu menggunakan metode
deskriptif. Metode deskriptif digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai
konsep diri akademik peserta didik kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri 18
Bandung berdasarkan data-data faktual. Hasil penelitian menjadi dasar dalam
penyusunan program hipotetik bimbingan dan konseling pribadi sosial untuk
mengembangkan konsep diri akademik peserta didik kelas XI Jurusan IPS SMA
Negeri 18 Bandung.
Untuk menghasilkan program bimbingan dan konseling pribadi-sosial
yang layak dilaksanakan maka desain yang digunakan meliputi empat tahapan
kegiatan, yaitu sebagai berikut.
1. Tahap pengidentifikasian, yaitu pengumpulan data tentang konsep diri
akademik peserta didik kelas XI IPS SMA Negeri 18 Bandung dan program
bimbingan dan konseling SMA Negeri 18 Bandung.
2. Tahap pengembangan program bimbingan dan konseling pribadi-sosial SMA
37
pengidentifikasian disertai konsep bimbingan dan konseling pribadi-sosial,
maka dikembangkan sebuah program hipotetik.
3. Tahap diskusi program hipotetik. Untuk menguji kelayakan sebuah program
langkah berikutnya adalah mengadakan diskusi dengan dosen dan guru
Bimbingan dan Konseling sebagai pertimbangan dalam pengembangan
program.
4. Tahap penyempurnaan program. Berdasarkan diskusi yang telah dilakukan
akhirnya program disempurnakan dan dinyatakan sebagai program yang
memiliki kelayakan untuk dilaksanakan.
C. Definisi Operasional Variabel 1. Konsep Diri Akademik Peserta didik
Dalam penelitian ini, konsep diri akademik diartikan sebagai pandangan
peserta didik terhadap dirinya yang berhubungan dengan performa, kemampuan
diri, dan seberapa baik dirinya belajar yang berkiatan dengan pencapaian
akademik di sekolah. Aspek-aspek yang muncul pada konsep diri akademik
peserta didik kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri 18 Bandung dalam penelitian ini
mengacu pada tiga komponen konsep diri yang dikemukakan oleh Hurlock (1974)
yakni perceptual component, conceptual component, dan attitudinal component.
Dalam penelitian ini dikembangkan menjadi:
a. Perceptual component, adalah gambaran yang dimiliki peserta didik tentang
penampilan serta konsep yang peserta didik berikan kepada orang lain yang
meliputi kemampuan tampil atau berbicara di depan umum serta memperoleh
perhatian dari orang lain sehubungan dengan penampilan dirinya di kelas.
b. Conceptual component, adalah gambaran yang dimiliki peserta didik
mengenai karakteristik diri yang berbeda meliputi pandangan dirinya tentang
kemampuan, kepercayaan diri dan kemandirian.
1) Kemampuan diri
Kemampuan diartikan sebagai kecakapan atau potensi yang dibawa sejak
lahir atau merupakan hasil dari latihan atau praktek dan digunakan untuk
38
pembelajaran seorang peserta didik perlu mengetahui dan menyadari
kemampuan yang dimiliki guna menunjang proses pembelajaran serta
mampu menyelesaikan setiap proses pembelajaran dengan baik.
2) Kepercayaan diri
Rasa percaya diri merujuk pada adanya perasaan optimis dalam
memandang dan menghadapi sesuatu dalam hidup yang ditunjukan dengan
memiiliki sikap positif mengenai diri, harapan, dan kemampuan;
memandang keberhasilan, kegagalan bergantung pada usaha sendiri dan
tidak mudah menyerah; percaya akan kemampuan dalam mengatasi
hal-hal yang sulit; serta memiliki keberanian dalam mengungkapkan
pertanyaan atau pendapat yang kurang berkenan.
3) Kemandirian
Kemandirian diartikan sebagai kekuatan motivasional yang ada pada diri
peserta didik dalam melakukan keseluruhan aktivitas belajarnya yang
ditunjukkan dengan memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan
dirinya, mengerjakan tugas dengan usaha sendiri, bertanggung jawab
terhadap apa yang dilakukannya, serta mampu mengambil keputusan dan
inisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi.
c. Attitudinal component, adalah sikap yang dimiliki peserta didik mengenai
dirinya terhadap keberartian diri serta bagaimana peserta didik memandang
dirinya dengan rasa bangga dan malu terhadap kemampuan serta prestasi
akademiknya.
1) Keberartian diri
Keberartian diri menyangkut seberapa besar peserta didik percaya bahwa
dirinya mampu, berarti, dan berharga menurut standar dan nilai pribadi.
Berhasil atau tidaknya individu memiliki keberartian diri dapat diukur
melalui perhatian dan kasih sayang yang ditunjukkan oleh lingkungan.
2) Bangga dan Malu
Perasaan bangga dan malu mengacu pada bagaimana peserta didik
mengartikan keberhasilan atau kegagalan yang dialaminya selama proses
39
2. Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk mengembangkan Konsep Diri Akademik Peserta didik
Program bimbingan dan konseling dalam penelitian ini, diartikan sebagai
kegiatan layanan bimbingan yang disusun secara sistematik, terencana, dan
terarah berdasarkan analisis konsep diri akademik peserta didik guna
memfasilitasi peserta didik dalam mengembangkan dan menggunakan
kemampuan dan bakatnya secara optimal. Struktur program yang dikembangkan
yaitu: (1) rasional; (2) visi dan misi; (3) deskripsi kebutuhan; (4) tujuan; (5)
komponen program; (6) rencana operasioanl; (7) pengembangan tema; (8)
pengembangan satuan layanan; (9) evaluasi.
D. Pengembangan Data dan Instrumen Penelitian
1. Sumber Data
a. Peserta didik, untuk memperoleh data tentang gambaran konsep diri
akademik peserta didik.
b. Guru Bimbingan dan Konseling, untuk memperoleh deskripsi mengenai
pelaksanaan program bimbingan dan konseling khususnya berkaitan
dengan konsep diri akademik peserta didik serta sarana dan prasarana
pendukung dalam pelaksanaan program.
2. Teknik Pengumpulan Data
Data yang dibutuhkan dalam penelitian yaitu data mengenai konsep diri
akademik peserta didik kelas XI Jurusan IPS. Untuk memperoleh data tersebut,
maka diperlukan alat pengumpul data yang terdiri dari:
a. Angket
Angket atau kuesioner dalam penelitian dipergunakan untuk memperoleh
data empiris mengenai konsep diri akademik peserta didik kelas XI Jurusan IPS
SMA Negeri 18 Bandung. Terlebih dahulu dirumuskan kisi-kisi yang
dikembangkan dari definisi operasional variabel penelitian. Kisi-kisi instrumen
dengan variabel konsep diri akademik terdiri dari tiga komponen yakni komponen
perceptual, conceptual dan attitudinal. Perumusan kisi-kisi instrumen disajikan ke
40
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Instrumen Konsep Diri Akademik Peserta didik SMA
Komponen Aspek Indikator Pernyataan
41
Komponen Aspek Indikator Pernyataan
42
b. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada guru bimbingan dan konseling. Teknik
pelaksanaan wawancara berupa teknik wawancara terbuka, yaitu dengan
menggunakan pedoman wawancara. Hasil dari wawancara diproses dan
ditafsirkan menjadi analisis data untuk dijadikan pertimbangan dalam membuat
program bimbingan dan konseling pribadi sosial untuk mengembangkan konsep
diri akademik peserta didik.
Tabel 3.3
Kisi-kisi Pedoman Wawancara
Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling SMA Negeri 18 Bandung
Aspek Indikator
Program Bimbingan dan Konseling
Penyusunan Program
a. Landasan penyusunan program b. Identifikasi kebutuhan peserta
didik
Perencanaan program
Pemetaan pemberian layanan Promosi program
Proses pemberian layanan a. Jenis layanan
b. Strategi pelaksanaan layanan c. Wujud partisipasi sekolah
43
c. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengetahui kelengkapan sarana dan prasarana
pendukung dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling.
Tabel 3.4
Kisi-kisi Pedoman Observasi Sarana dan Prasarana Bimbingan dan Konseling
Aspek Jenis Sarana dan Prasarana
Ruang Bimbingan
Ketersediaan jam kelas bagi BK
Alat Pengumpul Data
Buku catatan konseling peserta didik Buku catatan konseling kelompok Dokumen sosiometri
Agenda harian guru pembimbing Laporan evaluasi BK
Buku catatan home visit
Buku tamu
Buku-buku Pedoman Kurikulum BK
Buku-buku sebagai sumber layanan
Kelengkapan Administrasi
Blanko surat panggilan peserta didik Agenda surat
Papan informasi
Papan program bimbingan Struktur organigram BK
E. Uji Coba Alat Pengumpul Data 1. Uji Kelayakan Instrumen
Uji kelayakan instrumen bertujuan mengetahui tingkat kelayakan
44
dosen ahli/dosen dari Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan (PPB) untuk
mengetahui kelayakan instrumen tersebut. Masukan dari dosen ahli dijadikan
landasan dalam penyempurnaan alat pengumpul data yang dibuat. Hasil
judgement dari dosen ahli, sebagai berikut:
Tabel 3.5
Hasil Judgement Instrumen
Kesimpulan No. Item Jumlah
Memadai
1,2,4,6,10,11,12,14,16,17,19,21,22,23,24,30,31 ,33,36,37,40,41,42,43,44,45,47,48,50,51,52,53, 54,55,56,57,58,59,60,62,63,64,65,66,67,68,69,
70,77,78,79,82,84,85,86,87,88,89,91
67
Revisi 3,5,8,9,38 5
Buang 7,13,20,25,26,27,28,29,32,34,35,39,49,61,71,7
2,73,74,75,76,80,81,83,90 19
2. Uji Keterbacaan
Uji keterbacaan bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana
instrumen yang dibuat dapat dipahami oleh peserta didik kelas XI SMA. Uji
keterbacaan dilakukan kepada lima peserta didik kelas XI SMA.
Pernyataan-pernyataan yang tidak dipahami oleh peserta didik kemudian direvisi sesuai
dengan kebutuhan sehingga dapat dimengerti oleh peserta didik kelas XI SMA.
Berdasarkan hasil uji keterbacaan, responden dapat memahami seluruh
item pernyataan dengan baik, dari segi bahasa maupun makna yang terkandung
dalam pernyataan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa seluruh item
pernyataan dapat dimengerti dan digunakan untuk mengukur konsep diri
akademik peserta didik kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri 18 Bandung Tahun
Ajaran 2012/2013.
3. Uji Validitas dan Reliabilitas
Dalam penelitian kuantitafif, kriteria utama terhadap data hasil penelitian
adalah valid, reliable dan objektif (Sugiyono, 2007: 363). Validitas dan
realiabilitas instrumen dapat diketahui setelah dilakukan uji coba instrumen. Uji
45
penelitian sebenarnya, namun memiliki karakteristik yang relatif sama dengan
subjek penelitian.
Pengujian instrumen dilakukan pada hari Kamis tanggal 25 Oktober 2012.
Instrumen diujicobakan terhadap 49 peserta didik kelas XI Jurusan IPS SMA
Negeri 17 Bandung.
a. Uji Validitas Instrumen
Pengujian validitas butir yang dilakukan dalam penelitian melibatkan
seluruh item yang terdapat dalam angket pengungkap konsep diri akademik
peserta didik. Uji validitas butir dilakukan untuk mengetahui apakah butir
pernyataan yang digunakan merupakan bagian dari kelompok yang diukur.
Pengujian validitas butir yang dilakukan dalam penelitian adalah dengan
mengkorelasikan skor butir dengan skor total. Uji validitas dilakukan dengan
menggunakan Microsoft Office Excel 2010. Pengujian validitas alat pengumpul
data menggunakan rumus Point Biserial Correlation.
(Sudijono, 2008: 185)
Keterangan :
pbis
r = koefisiensi biserial
= skor rata-rata responden yang menjawab benar pada setiap butir item
= rata-rata dari skor total
= simpangan baku dari skor total
= proporsi responden yang menjawab benar
= proporsi responden yang menjawab salah
46
Untuk melihat signifikansinya digunakan Uji-t dengan rumus :
Keterangan :
t = Nilai t hitung
r = Koefisien korelasi hasil r hitung
n = Jumlah responden
Distribusi (tabel t) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n – 2). Kriteria yang digunakan adalah item yang memiliki thitung > ttabel dinyatakan
sebagai item yang valid dan apabila thitung < ttabel dikatakan invalid.
Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas
KESIMPULAN ITEM JUMLAH
1 2 3
Buang 8,10,15,17,21,26,29,34,42,48,49,55,57,61,63 15
Tabel 3.7
Kisi-kisi Instrumen Konsep Diri Akademik Setelah Uji Coba
Komponen Aspek Indikator Pernyataan
47
Komponen Aspek Indikator Pernyataan
48
Komponen Aspek Indikator Pernyataan
(+) (-) ∑
Reliabilitas instrumen merupakan penunjuk sejauh mana hasil pengukuran
dengan menggunakan instrumen tersebut dapat dipercaya. Reliabilitas instrumen
ditunjukkan sebagai derajat (konsitensi) skor yang diperoleh oleh subjek
penelitian dengan instrumen yang sama dalam kondisi yang berbeda. Derajat
konsistensi diperoleh sebagai proporsi varians perolehan subjek.
Uji reliabilitas instrumen hanya dilakukan pada butir item pernyataan yang
valid yaitu pada 52 item. Metode yang digunakan dalam uji reliabilitas adalah
metode Alpha dengan memanfaatkan program Microsoft Office Excel 2010.
49
(Sudijono, 2008:253)
Keterangan :
= koefisien Reliabilitas tes
= Varians total
= Jumlah item
= proporsi testee yang menjawab dengan betul butir item yang
bersangkutan
= proporsi testee yang jawabannya salah, atau
= jumlah dari hasil perkalian antara dengan
Sebagai kriteria untuk mengetahui tingkat reliabilitas, digunakan
klasifikasi sebagai berikut:
Tabel 3.8
Kriteria Keterandalan (Reliabilitas) Instrumen
Kriteria Kategori
0,80 – 1,00 Derajat keterandalan sangat tinggi
0,60 – 0,799 Derajat keterandalan tinggi
0,40 – 0,599 Derajat keterandalan sedang
0,20 – 0,399 Derajat keterandalan rendah
0,00 – 0,199 Derajat keterandalan sangat rendah
Arikunto (2006: 276)
Hasil uji reliabilitas menunjukan nilai reliabilitas instrumen sebesar 0,920
dengan tingkat kepercayaan 95%, artinya tingkat korelasi atau derajat
keterandalan sangat tinggi yang menunjukkan bahwa instrumen yang digunakan
sudah baik dan dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data.
50
F. Teknik Analisis Data 1. Verifikasi Data
Verifikasi data adalah suatu langkah pemeriksaan terhadap data yang
diperoleh dalam rangka pengumpulan data, sehingga verifikasi data bertujuan
untuk menyeleksi atau memilih data yang memadai untuk diolah. Dari hasil
verifikasi diperoleh data yang diisikan responden menunjukkan kelengkapan dan
cara pengisian yang sesuai dengan petunjuk, atau jumlah dan sesuai dengan
subjek dan keseluruhan data memenuhi persyaratan untuk dapat diolah.
2. Penskoran
Penskoran instrumen dalam penelitian disusun dalam bentuk skala ordinal
yaitu skala yang didasarkan pada ranking yang diurutkan dari jenjang yang lebih
tinggi sampai jenjang terrendah atau sebaliknya dan dilakukan secara sederhana.
Pengukuran item-item angket konsep diri akademik diukur dengan
menggunakan pernyataan angket dalam bentuk Skala Guttman. Angket ini
berbentuk pernyataan yang bersifat positif dan negatif dengan alternatif jawaban
“Ya” dan “Tidak” (forced choice). Jawaban “Ya” untuk pernyataan yang sesuai
dengan diri peserta didik dan jawaban “Tidak” untuk pernyataan yang tidak sesuai
dengan diri peserta didik. Pemberian skor akan bergantung kepada jawaban yang
dipilih peserta didik dan sifat dari setiap pernyataan pada angket. Bila pernyataan
positif, maka skor jawaban “Ya” adalah satu dan “Tidak” adalah nol. Sebaliknya jika pernyataan bersifat negatif, maka skor jawaban “Ya” adalah nol dan “Tidak”
adalah satu.
Tabel 3.9
Pola Penyekoran Setiap Butir Pernyataan Angket Konsep Diri Akademik
Pernyataan Jawaban
Ya Tidak
Positif 1 0
Negatif 0 1
51
3. Pengelompokkan Skor
Penelitian bertujuan untuk mengetahui gambaran mengenai konsep diri
akademik peserta didik yang diperoleh berdasarkan angket yang telah disebar
pada peserta didik kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri 18 Bandung Tahun Ajaran
2012/2013. Data yang diperoleh akan diolah untuk dijadikan landasan penyusunan
program bimbingan dan konseling pribadi-sosial untuk mengembangkan konsep
diri akademik peserta didik. Gambaran umum karakteristik sumber data penelitian
yaitu konsep diri akademik, terlebih dahulu akan dikelompokkan menjadi dua
kategori yaitu positif dan negatif. Untuk mengetahui dua kategori konsep diri
akademik pengelompokkan data menggunakan proses perhitungan dengan kriteria
sebagai berikut:
Keterangan:
: Rata-rata ideal
Jumlah item : Jumlah item keseluruhan
Nilai maksimal : Nilai maksimal pada jawaban responden (1)
Dari perhitungan dengan menggunakan rumus di atas didapatkan rata-rata
ideal sebesar 26. Setelah rata-rata ideal didapatkan maka data dapat digolongkan
berdasarkan kriteria pengelompokannya. Kriteria pengelompokkan skor dapat
dilihat pada tabel 3.10 Berikut:
Tabel 3.10
Kriteria Penggelompokkan Data
Kriteria Kategori
Positif
Negatif
52
4. Pengolahan Data untuk Pengembangan Program
Hasil pengolahan data konsep diri akademik peserta didik yang dijadikan
landasan dalam pembuatan program bimbingan dan konseling pribadi-sosial
terlebih dahulu dilakukan pengelompokkan data menjadi dua kategori yaitu positif
dan negatif. Hasil pengelompokkan data berdarkan kategori dan interpretasinya
dijelaskan pada Tabel 3.11 berikut
Tabel 3.11
Interpretasi Kategori Konsep Diri Akademik
Rentang Kategori Interpretasi
27-52
Konsep diri akademik
positif
Peserta didik sudah memiliki pengetahuan, penilaian dan pengharapan mengenai diri secara positif, baik mengenai penampilan diri, kemampuan diri, kepercayaan diri, kemandirian, keberartian diri serta perasaan bangga dan malu.
0-26
Konsep diri akademik
negatif
Peserta didik belum memiliki pengetahuan, penilaian dan pengharapan mengenai diri, baik mengenai penampilan diri, kemampuan diri, kepercayaan diri, kemandirian, keberartian diri serta perasaan bangga dan malu.
G. Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Mengembangkan Konsep Diri Akademik Peserta Didik
Proses penyusunan program bimbingan dan konseling pribadi-sosial
secara hipotetik dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Penyusunan program
Penyusunan program dilakukan setelah peneliti mendapatkan hasil analisis
data penelitian mengenai konsep diri akademik peserta didik. Hasil data analisis
penelitiaan tersebut dijadikan sebagai landasan dasar dalam penyususnan program
bimbingan dan konseling pribadi-sosial untuk mengembangkan konsep diri
53
2. Validasi program
Langkah berikutnya setelah melakukan penyusunan program adalah
validasi program yang dilakukan oleh dosen Jurusan Psikologi Pendidikan dan
Bimbingan serta Guru Bimbingan dan Konseling SMA Negeri 18 Bandung. Hasil
validasi program dijadikan sebagai rujukan dalam proses revisi penyusunan
program bimbingan dan konseling pribadi-sosial untuk mengembangkan konsep
diri akademik peserta didik.
3. Penyusunan program setelah validasi
Tahap berikutnya adalah validasi program yaitu melakukan revisi pada
program yang telah diuji validasi. Program yang dihasilkan diharapkan menjadi
rekomendasi bagi layanan bimbingan SMA Negeri 18 Bandung.
H. Prosedur Penelitian
Prosedur dalam pelaksanaan penelitian meliputi langkah-langkah berikut :
1. Studi pendahuluan di SMA Negeri 18 Bandung yang dilaksanakan pada
tanggal Maret 2012.
2. Membuat proposal penelitian dan mengkonsultasikannya dengan dosen mata
kuliah Metode Riset Bimbingan Konseling.
3. Proposal penelitian yang telah disahkan oleh dosen mata kuliah diserahkan
dengan persetujuan dari dari dewan skripsi, calon dosen pembimbing skripsi
serta ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan.
4. Mengurus surat permohonan pengangkatan dosen pembimbing skripsi pada
tingkat fakultas.
5. Mengajukan permohonan izin penelitian dari Jurusan Psikologi Pendidikan
dan Bimbingan yang memberikan rekomendasi untuk melanjutkan ke tingkat
Fakultas dan Rektor UPI. Kemudian surat izin penelitian yang telah disahkan
kemudian disampaikan pada kepala sekolah SMA Negeri 18 Bandung.
6. Membuat instrumen penelitian berikut penimbangannya kepada tiga orang
dosen ahli dari Jurusan PPB.
7. Melakukan uji coba angket dan keterbacaan soal kepada 49 peserta didik
54
dengan sekolah yang akan diteliti dalam hal ini sekolah yang dimaksud
adalah SMA Negeri 17 Bandung pada tanggal 25 Oktober 2012.
8. Mengumpulkan data dengan menyebarkan angket pada peserta didik Kelas XI
Jurusan IPS SMA Negeri 18 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 pada tanggal
20 November sampai 1 Desember 2012.
9. Mengolah dan menganalisis data dari hasil angket konsep diri akademik yang
telah disebarkan.
10. Pembuatan program bimbingan dan konseling hipotetik berdasarkan hasil
analisis data deskripsi konsep diri akademik peserta didik. Menentukan
program layanan bimbingan dan konseling yang hendak dicapai dengan
merumuskan jenis kegiatan, meteode dan teknik yang akan digunakan,
menetapkan personel yang terlibat, serta persiapan fasilitas penunjang
kegiatan bimbingan.
11. Uji kelayakan (validasi) program bimbingan dan konseling hipotetik yang
dilaksanakan kepada dosen Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
serta praktisi Bimbingan dan Konseling SMA Negeri 18 Bandung.
12. Penyempurnaan program berdasarkan hasil diskusi dan penilaian yang telah
131
Gina Aprilian Pratamadewi, 2013
Program Bimbingan Dan Konseling Pribadi-Sosial Untuk Mengembangkan Konsep Diri AkademikUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
1. Hasil penelitian yang dilakukan pada peserta didik kelas XI jurusan IPS di
SMA Negeri 18 Bandung mengenai konsep diri akademik menunjukkan
mayoritas peserta didik memiliki konsep diri akademik positif.
2. Program bimbingan dan konseling di SMA Negeri 18 Bandung disusun
berdasarkan hasil need assesment yang dilakukan setiap awal Tahun Ajaran
dengan menggunakan instrumen pengungkap kebutuhan seperti ITP, DCM
dan sosiometri. Upaya pemberian layanan dilakukan melalui layanan dasar,
layanan responsif, layanan perencanaan individual dan dukungan sistem
3. Program bimbingan pribadi sosial untuk mengembangkan konsep diri
akademik disusun berdasarkan kebutuhan peserta didik atas dasar hasil
penelitian. Pengembangan materi dalam program disesuaikan dengan hasil
analisis kebutuhan peserta didik kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri 18
Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 yang diberikan melalui layanan dasar,
layanan responsif, layanan perencanaan individual dan dukungan sistem.
B. Rekomendasi
1. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling (Konselor)
Pada penelitian ini, disampaikan rekomendasi kepada guru Bimbingan dan
Konseling SMA Negeri 18 Bandung mengenai program bimbingan dan konseling
pribadi-sosial untuk mengembangkan konsep diri akademik peserta didik yang
disusun berdasakan hasil analisis kebutuhan konsep diri akademik dengan
menggunakan strategi layanan dasar, layanan responsif, layanan perencanaan
individual, dan dukungan sistem. Guru bimbingan dan konseling hendaknya
menjalin kerjasama dengan seluruh personel sekolah dan mempublikasikan
program bimbingan dan konseling sehingga tujuan program dapat tercapai.