• Tidak ada hasil yang ditemukan

Redundansi dalam Harian Umum Singgalang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Redundansi dalam Harian Umum Singgalang."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

REDUNDANSI DALAM HARIAN UMUM

SINGGALANG

SKRIPSI

Skripsi Ini Disusun untuk Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora

Pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas

oleh

NOLA MUSTIKA SARI

07184014

JURUSAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS ANDALAS

(2)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi dengan berjudul Redundansi dalam harian umum

Singgalang. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini dapat

terwujud berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan

terima kasih kepada

1. Ibu Dra. Efriyades, M.Hum selaku pembimbing I dan Ibu Leni Syafyahya,

S.S, M.Hum selaku pembimbing II yang telah memberi dorongan, semangat,

arahan, dan bimbingan dengan sabar dan teliti sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Andalas yang telah memberi izin kepada penulis untuk menyusun

skripsi ini.

3. Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas yang telah memberikan izin

kepada penulis untuk menyusun skripsi ini.

4. Rektor Universitas Andalas yang telah memberikan kesempatan kepada

penulis dalam melakukan penelitian ini.

5. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberi bekal ilmu kepada penulis sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh karyawan dan pengelola perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Andalas.

7. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang senantiasa dengan doa dan keikhlasan

memberikan bantuan baik moril maupun materil pada penulis sehingga skripsi

ini dapat diselesaikan.

8. Kedua Saudaraku yang selalu memberi semangat untuk menyelesaikan skripsi

ini.

9. Kawan-kawan Jurusan Sastra Indonesia angkatan 05, 06 dan 07, 08 dan 09.

(3)

ii

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kritik

dan saran sangat penulis harapkan dari pembaca demi kesempurnaannya. Penulis

berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan pemerhati

bahasa guna perkembangan ilmu bahasa di masa yang akan datang.

Padang,

Penulis

(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

ABSTRAK ... vi

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 7

1.3Tujuan Penelitian ... 7

1.4Metode dan Teknik Penelitian ... 7

1.4.1 Tahap Peneyediaan Data ... 8

1.4.2 Tahap Analisis Data ... 8

1.4.3 Tahap Penyediaan Hasil Analis Data ... 9

1.5Populasi dan Sampel ... 10

1.6Tinjauan Pustaka ... 10

1.7Sistematika Penulisan ... 13

BAB II. LANDASAN TEORI ... 14

2.1 Pengantar ... 14

(5)

iv

2.3 Satuan Gramatik ... 21

2.3.1 Kata ... 21

2.3.2 Frase ... 22

2.3.3 Klausa ... 22

2.3.4 Kalimat ... 22

2.4 Sinonimi ... 23

2.5 Hiponim dan Hipernim ... 23

BAB III. ANALISIS DATA ... 24

3.1 Pengantar ... 24

3.2 Satuan Gramatik yang Mengandung Redundansi Bahasa dalam Harian Umum Singgalang ... 24

3.2.1 Kata ... 25

3.2.1.1 Penggunaan Dua Kata yang Bersinonim Secara Bersamaan ... 25

3.2.1.2 Pengulangan Subjek ... 34

3.2.1.3 Bentuk Jamak dan Saling (Resiprokal) Dinyatakan Secara Berulang ... 36

3.2.1.4 Pemakaian Superordinat pada Hiponim Kata ... 41

3.2.1.5 Penambahan Kata-kata yang Tidak ……….. 43

3.2.2 Frase ... 55

3.2.3 Klausa ... 57

(6)

BAB IV. PENUTUP ... 60

4.1 Kesimpulan ... 61

4.2 Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 63

(7)

vi

ABSTRAK

Nola Mustika Sari. 2012. Redundansi dalam Harian Umum Singgalang. Jurusan

Sastra Indonesia. Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas Padang, Pembimbing I, Dra. Efriyades, M.Hum., Pembimbing II, Leni Syafyahya, S.S. M.Hum.

Penelitian tentang Redundansi dalam Harian Umum Singgalang ini dilatarbelakangi oleh adanya kata-kata mubazir yang terdapat dalam harian umum tersebut. Kata-kata tersebut jika dihilangkan tidak akan mengubah informasi yang disampaikan. Masalah dalam penelitian ini ialah pada satuan lingual apa sajakah terdapat redundansi dalam harian umum Singgalang. Tujuan dari penelitian ini ialah mendeskripsikan satuan lingual terdapatnya redundansi dalam harian umum

Singgalang.

Dalam penelitian ini, metode dan teknik penelitian yang digunakan ialah metode dan teknik penelitian yang dikemukakan oleh Sudaryanto, yang dibagi dalam tiga tahap, yaitu tahap penyediaan data, tahap analisis data, dan tahap penyediaan hasil analisis data. Pada tahap penyediaan data, metode yang digunakan ialah metode simak. Dalam metode simak ini digunakan teknik dasar dan teknik lanjutan. Teknik dasarnya ialah teknik sadap. Teknik lanjutannya ialah teknik Simak Bebas Libat Cakap (SLBC) dan teknik catat. Pada tahap analisis data, metode yang digunakan ialah metode padan dan metode agih. Metode padan yang digunakan ialah metode padan referensial. Metode padan memiliki dua teknik yaitu teknik dasar dan teknik lanjutan. Teknik dasarnya ialah teknik Pilah Unsur Penentu (PUP) dan teknik lanjutannya ialah teknik Hubung Banding Membedakan (HBB). Untuk metode agih, teknik dasar yang digunakan ialah Bagi Unsur Langsung (BUL). Teknik lanjutannya ialah teknik lesap. Pada tahap penyajian hasil analisis data, digunakan metode penyajian informal.

Berdasarkan hasil analisis data ditemukan redundansi, berupa kata, frase, klausa dan kalimat. Redundansi berupa kata disebabkan penggunaan kata bersinonim secara bersamaan, contoh: tamu dan undangan, guna dan untuk, penggunaan subjek secara berulang, contoh: dia, tim tari kreasi dan masyarakat, bentuk jamak dan saling (resiprokal) yang dinyatakan secara berulang, contoh: para ibu-ibu, banyak

calon-calon, pemakaian superordinat pada hiponim kata, contoh: siswa dan pelajar, gerak

dan laju. Redundansi berupa kata juga terjadi karena adanya kata-kata yang tidak

diperlukan, contoh: rakyat banyak, sangat dan sekali. Redundansi berupa frase, contohnya: dalam pekerjaan, secara bersama. Redundansi berupa klausa contohnya:

Beasiswa diberikan kepada 163 siswa dan mahasiswa berprestasi. Redundansi

(8)
(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Bahasa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi. Jelas tidaknya

informasi yang disampaikan kepada masyarakat, sangat ditentukan oleh benar tidaknya

bahasa yang dipakai. Penggunaan bahasa yang baik dan benar sangat menentukan

sampainya informasi kepada masyarakat (pembaca, pendengar, penonton) secara jelas.

Sebaliknya, bahasa yang kacau dalam menyampaikan informasi akan menyulitkan

masyarakat untuk memahami informasi itu. Informasi dapat diperoleh salah satunya

melalui berita-berita yang terdapat di berbagai media. Penyampaian berita (pesan,

amanat, ide, dan pikiran) membutuhkan bahasa yang singkat, jelas, dan padat. Hal ini

bertujuan agar berita tersebut mudah dimengerti dan dipahami pembacanya.

Prinsip singkat (hemat/ringkas) berarti kalimat-kalimat yang digunakan tidak

bertele-tele, kata-kata yang digunakan tepat secara semantik dan gramatikal (Chaer,

2010: 2). Prinsip singkat (hemat/ringkas) dapat diterapkan dengan menghindari

penggunaan unsur-unsur yang sebanarnya tidak diperlukan atau mubazir. Unsur

mubazir yang dimaksud di sini adalah kata yang kehadirannya tidak terlalu diperlukan

sehingga jika dihilangkan tidak mengganggu informasi yang disampaikan. Unsur yang

tidak diperlukan tersebut disebut redundansi. Manaf (2008: 120-121) mengungkapkan

redundansi adalah penggunaan lebih dari satu satuan bahasa untuk mengungkapkan

satu makna tertentu yang sebenarnya dapat diungkapkan dengan satu bentuk saja.

Keefektifan dalam penggunaan bahasa, selain dapat dicapai melalui pemilihan kata

yang tepat, dapat pula dilakukan dengan menghindari pemakaian kata yang mubazir

(10)

Kenyataannya sekarang, masih ada pemakai bahasa yang tidak menyadari

bahwa bahasa yang digunakan tidak benar atau masih terdapat kesalahan-kesalahan.

Salah satu kesalahan dalam berbahasa Indonesia ialah redundansi. Redundansi sendiri

dapat mengakibatkan ketidakefektifan kalimat. Oleh karena itu, redundansi harus

dihindarkan. Terdapatnya redundansi dalam sebuah konstruksi dapat mengaburkan

makna, membuat konstruksi menjadi panjang dan berbelit-belit. Hal inilah yang

menjadi ketertarikan penulis untuk meneliti redundansi.

Agar gagasan atau pikiran penulis sampai pada pembaca atau timbul kembali

seperti apa yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis, kalimat yang digunakan

haruslah kalimat efektif. Salah satu ciri kalimat efektif adalah kehematan. Untuk

menghindari redundansi, prinsip kehematan ini sangat tepat digunakan. Kehematan

memiliki beberapa kriteria, yaitu: menghilangkan pengulangan subjek, menghindarkan

pemakaian superordinat pada hiponim kata, menghindarkan kesinoniman dalam satu

kalimat, dan tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak (Tasai, 2000: 94-95)

Salah satu media yang berperan penting dalam pendistribusian informasi

kepada khalayak adalah surat kabar. Sebagai sarana informasi, surat kabar

memiliki peran yang sangat besar dalam pembinaan dan pengembangan sebuah

bahasa, termasuk bahasa Indonesia. Bahasa di surat kabar menjadi rujukan

(referensi) sekaligus panutan bagi masyarakat pembaca. Kata, istilah, dan kalimat

dan tata cara penulisannya di media ini akan menjadi perhatian, bahkan menjadi

tiruan dalam hal penggunaan bahasa Indonesia. Penulisan kata, kalimat,

(11)

publik. Oleh karena itu, bahasa surat kabar harus menggunakan bahasa Indonesia

yang baik dan benar.

Surat kabar mempunyai keungggulan dibandingkan dengan media lain.

Keunggulan tersebut terdapat pada teksnya, yaitu teks untuk menyampaikan

informasi dan berita disajikan secara tertulis dan dapat dibaca secara berulang,

dengan kata lain dapat dibaca dalam kurun waktu yang lama. Selain itu, bahasa

yang digunakan adalah ragam bahasa jurnalistik. Hohenbern dalam Chaer (2010:

2) menyatakan bahwa tujuan semua penulisan karya jurnalistik adalah

menyampaikan informasi, opini, dan ide kepada pembaca secara umum. Lalu,

informasi itu harus disampaikan dengan teliti, ringkas, jelas, mudah dimengerti,

dan menarik.

Komunikasi yang terjadi antara penulis dengan pembaca pada surat kabar

merupakan komunukasi tidak langsung. Hal ini mengharuskan bahasa surat kabar

memiliki kelengkapan unsur tata bahasa dan struktur kalimatnya seperti bentuk

kata ataupun susunan kalimat, ketepatan dan kecermatan dalam pemilihan kosa

kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca, sehingga

informasi yang diinginkan dapat disampaikan dengan terang dan jelas.

Tidak hanya itu, agar informasi dapat tersampaikan dengan baik,

penggunaan kata-katanya juga harus dapat dipahami dan dimengerti oleh

pembaca dengan mudah. Selain itu, pemilihan aspek konstruksi bahasa harus

dapat dilakukan secara cermat, netral makna, dan tunggal makna. Artinya, media

khususnya surat kabar memiliki peranan yang penting dalam pembinaan dan

pengembangan bahasa Indonesia.

Salah satu surat kabar yang terbit di Padang adalah harian umum

(12)

dan terbesar di Sumatra Barat. Hal ini berdasarkan pernyataan P3SD (Pusat

Pengkajian dan Perkembangan Sumber Daya) (sumber: halaman depan harian

umum Singgalang). Oleh karena itu, dalam penyampaian informasi, surat kabar

ini haruslah memperhatikan bahasa yang digunakannya terutama menghindari

penggunaan redundansi. Karena adanya redundansi dapat membuat sebuah

konstruksi menjadi panjang dan ketidakefektifan konstruksi tersebut.

Terdapatnya redundansi dalam sebuah konstruksi dapat mengaburkan

makna, membuat konstruksi tersebut menjadi panjang dan berbelit-belit. Namun,

berdasarkan penelitian awal, redundansi masih terdapat dalam harian umum

Singalang. Berikut contoh redundansi yang terdapat dalam surat kabar tersebut:

1. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah membelokkan politik penyidikan dalam kasus dana talangan Bank Century. Padahal jika melihat cukup banyaknya bukti-bukti dan saksi, proses hukumnya sudah dilakukan. (Singgalang, 15 Desember 2011)

Kata banyak pada kalimat di atas sudah pasti menandakan jamak.

Kemudian, kata bukti-bukti merupakan bentuk pengulangan yang juga berarti

jamak, yakni menyatakan banyaknya bukti. Jadi, jika kedua kata tersebut

digunakan secara bersamaan dalam sebuah konstruksi akan menimbulkan

redundansi. Makna jamak yang ingin disampaikan dalam kalimat tersebut sudah

terwakili oleh salah satu kata (banyak bukti atau bukti-bukti). Informasi yang

dikandung oleh kalimat tersebut tidak akan berubah (bertambah atau berkurang),

meskipun kata yang tergolong redundansi dihilangkan.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah membelokkan politik penyidikan dalam kasus dana talangan Bank Century. Padahal jika melihat cukup banyaknya bukti dan saksi, proses hukumnya sudah dilakukan.

(13)

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah membelokkan politik penyidikan dalam kasus dana talangan Bank Century. Padahal jika melihat cukup bukti-bukti dan saksi, proses hukumnya sudah dilakukan.

2. Guru bukannya tidak mau mengajar 24 jam/minggu, tetapi jam yang tersedia tidak mencukupi untuk dibagi rata ke masing-masing guru. Atas nama tanggung jawab, guru pun mengajar mata pelajaran yang bukan keahliannya.

Ada guru IPA mengajar kesenian, guru penjaskes mengajar IPA, guru bahasa mengajar penjaskes, guru agama mengajar seni budaya, guru matematika mengajar kertakes. Banyak guru mengajar di luar

keahliannya. (Singgalang, 7 Desember 2011)

Data 2 menunjukkan redundansi akibat penambahan keterangan yang

sebenarnya sudah ada pada kalimat sebelumnya. Paragraf kedua pada contoh di

atas merupakan penjelas dari paragraf pertama. Jika keduanya digabungkan

menjadi satu paragraf, maka paragraf kedua menjadi kalimat penjelas dengan

kalimat utama gurupun mengajar mata pelajaran yang bukan keahliannya,

dan kalimat Banyak guru mengajar di luar keahliannya dapat dihilangkan

guna keefektifan dan mempermudah memahami informasi yang disampaikan.

Informasi pada konstruksi di atas tidak akan terganggu tanpa kalimat banyak

guru mengajar di luar keahliannya.

Guru bukannya tidak mau mengajar 24 jam/minggu, tetapi jam yang tersedia tidak mecukupi untuk dibagi rata ke masing-masing guru. Atas nama tanggung jawab, gurupun mencukupinya dengan mengajar mata pelajaran yang bukan keahliannya.Ada guru IPA mengajar kesenian, guru Penjaskes mengajar IPA, guru Bahasa Inggris mengajar Penjaskes, guru agama mengajar Seni Budaya, guru Matematika mengajar Kertakes.

Hal yang mendasari pengambilan surat kabar sebagai sumber data

adalah karena media ini bertumpu pada gambar dan bahasa sebagai sarana

penyampaian informasi. Hal ini menjadikan surat kabar sangat berpengaruh

(14)

dapat membantu mempertahankan keberadaan bahasa Indonesia yang baik dan

benar. Di samping itu, penelitian-penelitian sebelumnya yang menjadikan surat

kabar sebagai sumber data belum pernah mengangkat persoalan redundansi.

I.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, permasalahan yang akan

dibahas ialah satuan gramatik apa sajakah yang mengandung redundansi bahasa

dalam harian umum Singgalang?

I.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini ialah mendeskripsikan satuan gramatik yang

mengandung redundansi bahasa harian umum Singgalang.

I.4 Metode dan Teknik Penelitian

Metode dan teknik merupakan dua konsep yang berbeda, tetapi

berhubungan langsung satu sama lain. Metode dan teknik disesuaikan menurut

langkah kerjanya. Metode adalah cara yang harus dilaksanakan, teknik adalah

cara melaksanakan metode (Sudaryanto, 1993: 9). Metode dan teknik yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode dan teknik yang dikemukakan oleh

Sudaryanto. Metode dan teknik dibagi dalam tiga tahap, yaitu tahap pengumpulan

data, tahap analisis data, dan tahap penyajian hasil analisis data.

I.4.1 Tahap Penyediaan Data

(15)

Singgalang. Metode ini memiliki dua teknik, yaitu teknik dasar dan teknik

lanjutan. Teknik dasarnya adalah teknik sadap, dilakukan dengan menyadap

penggunaan redundansi yang terdapat dalam surat kabar tersebut. Teknik

lanjutannya adalah Teknik Simak Bebas Libat Cakap (SBLC). Pada teknik ini,

peneliti tidak terlibat langsung dalam komunikasi, atau dalam pemunculan calon

data. Kemudian, dilanjutkan dengan teknik catat, yaitu melakukan pencatatan

pada kartu data dan dilanjutkan dengan klasifikasi sesuai dengan tujuan

penelitian.

1.4.2 Tahap Analisis Data

Pada tahap analisis data digunakan metode padan dan metode agih yang

dikemukakan oleh Sudaryanto (1993: 13). Metode padan, alat penentunya di luar,

terlepas dan tidak menjadi bagian dari bahasa (langue) yang bersangkutan

(Sudaryanto, 1999: 13). Metode padan yang digunakan adalah metode padan

referensial yang alat penentunya adalah kenyataan yang ditunjuk oleh bahasa atau

referent bahasa. Dalam penerapannya metode padan memiliki dua teknik, yaitu

teknik dasar dan teknik lanjutan. Teknik dasarnya adalah teknik pilah unsur

penentu (PUP) yang alatnya berupa daya pilah yang bersifat mental yang dimiliki

peneliti. Adapaun daya pilah yang digunakan adalah daya pilah referensial. Daya

pilah referensial digunakan untuk membagi satuan lingual kata menjadi berbagai

jenis (Sudaryanto, 1993: 22). Teknik lanjutannya adalah teknik hubung banding

memperbedakan (HBB). Hal ini bertujuan untuk membedakan mana yang

termasuk redundansi dan mana yang bukan.

Metode Agih adalah metode yang alat penentunya justru bagian dari

(16)

teknik, yakni teknik dasar dan teknik lanjutan. Teknik dasarnya adalah teknik

bagi unsur langsung (BUL). Teknik lanjutan yang digunakan adalah teknik lesap,

dalam hal ini data yang tergolong redundansi dilesapkan. Pelesapan ini bertujuan

untuk mengetahui kadar keintian unsur yang dilesapkan. Jika hasil dari pelesapan

itu tidak gramatikal berarti unsur yang bersangkutan memiliki kadar keintian yang

tinggi atau bersifat inti. Sebaliknya, jika hasilnya masih gramatikal atau

berterima, kata yang dilesapkan dapat dianggap sebagai redundansi. Informasi

dari kalimat yang telah mengalami pelesapan juga tidak berkurang.

1.4.3 Tahap Penyajian Hasil Analisis Data

Pada tahap penyajian hasil analisis data, digunakan metode penyajian

informal. Sudaryanto (1993: 145) menjelaskan, metode informal adalah metode

penyajian hasil analisis data dengan menggunakan kata-kata biasa.

1.5 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah satuan-satuan gramatik yang memuat

redundansi dalam harian umum Singgalang. Sampelnya adalah redundansi yang

terdapat dalam harian umum Singgalang selama satu bulan terbit yaitu bulan

Desember 2011. Pembatasan ini dilakukan karena data yang diperoleh dapat

mewakili adanya redundansi dalam harian umum Singgalang.

1.6 Tinjauan Pustaka

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, belum ada penelitian

(17)

sama-sama menggunakan media cetak khususnya surat kabar sebagai sumber

data, antara lain:

1. Jendri Mulyadi, Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Unversitas Andalas,

tahun 2010. Menulis skripsi yang berjudul “Pleonasme dalam Surat Kabar

Harian Padang Ekspres. Ia menyimpulkan bentuk-bentuk pleonasme yang

terdapat dalam surat kabar Padang Ekspres adalah penggunaan dua kata yang

bersinonim secara bersamaan dalam sebuah kalimat, bentuk jamak dan saling

(resiprokal) dinyatakan secara berulang, serta penambahan keterangan atau

penjelasan yang tidak diperlukan.

2. Fitra Elfisa, Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Andalas,

2010. Skripsi tentang Gaya Bahasa Sindiran dalam Wacana Pojok pada Surat

Kabar Kompas. Ia menyimpulkan bahwa dalam wacana pojok pada surat

kabar Kompas edisi bulan April sampai dengan Mei 2010, ada lima jenis gaya

bahasa sindiran yang digunakan, yaitu berupa ironi, sinisme, sarkasme, satire

dan innuendo.

3. Dianti Febrina, Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Andalas,

2009. Skripsi tentang Penggunaan Eufimisme dalam Surat Kabar Harian Pagi

Padang Ekspres. Ia menyimpulakan ditemukan eufimisme dalam surat kabar

harian pagi Padang Ekspres dalam bentuk kata, frase, dan klausa. Kemudian

ditemukan juga pergantian bentuk-bentuk kebahasaan yang memiliki rasa

yang kurang sopan/kasar diganti dengan kata yang memiliki nilai rasa yang

lebih sopan dan lebih halus, akan tetapi kata semula masih berkaitan erat

dengan kata sebelumnya, hanya saja ditemukan adanya makna yang lebih

(18)

4. Syahrul Joni, Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Andalas,

2009. Skripsi yang berjudul “Perubahan Makna Bahasa pada Kolom Olahraga

di Media Cetak. Ia menyimpulkan perubahan makna bahasa dalam kolom

olahraga di media cetak ditemukan dalam bentuk kata dan gabungan kata.

Kemudian juga terdapat beberapa jenis perubahan makna yaitu meluas,

menghalus (eufimisme), mengasar (disfemisme), perubahan makna berubah

total, dan juga terdapat faktor-faktor yang menyebabkan perubahan makna

tersebut, seperti perbedaan bidang pemakaian, adanya asosiasi, adanya

pertukaran tangapan indra, dan adanya pengembangan istilah.

5. Rezi Arsya, Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa Seni Sastra Universitas

Negeri Padang, 2008. Skripsi yang berjudul Kefektifan Kalimat dalam Surat

Resmi pada Dinas Prasarana Jalan Propinsi Sumatera Barat. Dalam

skripsinya, ia meneliti kalimat efektif dengan beberapa tinjauan, yakni

kecukupan unsur kalimat, pilihan kata yang tepat, keefektifan kalimat ditinjau

dari unsur yang mubazir dan ditinjau dari ketidaktepatan unsur kalimat.

6. Artikel yang ditemukan dalam

http://polisieyd.blogsome.com/2006/02/01/hindari-pemborosan-kata/ oleh

Polisi Eyd. Artikel berjudul hindari pemborosan kata ini membahas tentang

pemborosan kata yang digunakan oleh beberapa media.

Berdasarkan pengamatan penulis, telah banyak peneliti yang

menggunakan surat kabar sebagai sumber data penelitiannya. Namun, belum ada

(19)

1.7 Sistematika Penulisan

Hasil penelitian ini disajikan dalam empat bab. Bab I, berisi latar

belakang, batasan masalah, tujuan penelitian, metode dan teknik penelitian,

populasi dan sampel, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan. Bab II,

berisikan kerangka teori, memuat teori-teori yang digunakan untuk menganalisis

data. Bab III, berisi tentang analisis data dengan menggunakan teori yang ada.

Referensi

Dokumen terkait

Menangkap makna terkait fungsi sosial dan unsur kebahasaan secara kontekstual lirik lagu terkait kehidupan remaja

Pemberian pupuk organik cair urin sapi untuk pertumbuhan tanaman bayam (Amaranthus tricolor L) sebanyak 10% dan setara dengan urea.. Saran- saran yang dapat digunakan sebagai

Mahasiswa mampu menjelaskan tiga level budaya (S9, KU1, KU5)  Ketepatan menjelaskan peran kosep budaya organisasi dalam proses bisnis  Ketepatan menjelaskan

Agar dapat menentukan zona gempa yang tepat untuk mengaplikasikan dinding geser, maka harus dilakukan perhitungan gaya gempa terlebih dahulu. Karena belum adanya standar

Obyek dari performance bond adalah barang serta jasa lingkungan hidup (hutan, udara, air) yang dapat terkena dampak polutif atau ekstraktif dari suatu kegiatan ekonomi..

Shinto juga tidak memilik kitab suci, simbol ataupun nabi sebagai penemu atau penyebar agama pertama kali, jadi Shinto lahir dan berkembang secara alami dalam masyarakat,

Guru meminta siswa menjelaskan alasan alat tubuh yang tersisa dapat dijadikan sebagai petunjuk terjadinya evolusi.. Kegiatan Akhir (waktu:

b) Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) PNPM Mandiri Perkotaan Kota Semarang yang bersumber dari APBN (DUB) dan APBD (DDUB) pada Tahun Anggaran 2013 sejumlah Rp. Dana