i Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK
TA! ABO merupakan koleksi busana pria urban yang terinspirasi dari seni Aborigin Australia dan warna-warna musim gugur. Kata TA! ABO pada judul koleksi berasal dari bahasa keseharian Australia yaitu “TA!” yang artinya terimakasih dan “ABO” yang merupakan panggilan penduduk Australia untuk kaum Aborigin. Pada koleksi busana pria ini, motif yang digunakan yaitu objek binatang kangguru dan simbol keseharian suku Aborigin yang dikemas dengan bentuk digital untuk menonjolkasn sisi etnik yang lebih kontemporer. Koleksi ini digabungkan dengan Trend Forecasting Indonesia dengan tema besar Refugium sub tema Timurid.
Pada koleksi TA! ABO ini warna yang digunakkan yaitu warna natural pada warna dasar dan warna cerah pada motif, serta siluet yang digunakan yaitu I-line dan
H-line dengan unsur geometrik dan asimetris untuk kesan fashionable dan semi formal yang ingin ditunjukkan. Bahan yang digunakan yaitu wool sintetis pada jas dan celana, serta bahan katun sintetis untuk kemeja. Reka bahan yang digunakan yaitu digital printing (sublimation) dan jahitan dengan bentuk zig-zag dengan tujuan membentuk tekstur.
Target market untuk koleksi TA! ABO ini yaitu pria urban dengan usia 25-40 tahun. Koleksi busana TA! ABO ini dapat digunakan dalam acara formal dan non formal, baik itu pergelaran seni seperti fashion show atau pameran seni, dan bisa juga digunakan untuk menghadiri festival dengan tema etnik/tradisi di daerah Asia.
ii Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT
TA! ABO is an urban menswear collection inspired by Australian Aboriginal’s arts and the colors of autumn. The word “TA! ABO” on the title was taken from Australian’s everyday language, “TA!” which means “thank you” and “ABO” which is a nickname for Australian Aboriginal people. This collection exploited the patterns of kangaroos and everyday Aboriginal people’s symbols which then packaged in digital forms to accentuate its ethnic side which was more contemporary. The collection was combined with Indonesia Trend Forecasting on Refugium theme and Timurid Subtheme.
The colors applied on TA! ABO collection were natural colors on its base and bright colors on the patterns. The silhouette used were I-line and H-line with geometric and asymmetrical elements to underline fashionable and semi-formal
impression. Materials used were synthetic wool for jacket and pants, and synthetic cotton for shirt. Material manipulation used were digital printing (sublimation) and zigzag shape stitches to create texture.
TA! ABO Collection was targeted for urban men aged 25-40 years. This clothing collection could be worn on formal and non-formal occasions, such as fashion shows or art exhibitions, and also could be worn to attend ethnics/ traditions themed festivals in Asia regions.
iii Universitas Kristen Maranatha
1.2 Identifikasi Masalah Perancangan……….……….. 2
1.3 Batasan Perancangan ………...… 2
1.4 Tujuan Perancangan………..……… 2
1.5 Metode Perancangan……..………...……… 3
1.6 Sistematika Penulisan……..……… 3
2.4.1 Teknik Tekstil Modern……….……. 10
2.4.2 Teknik Tekstil Tradisional……….…… 10
2.4.3 Kerajinan Tekstil Modern dan Tradisional di Indonesia……..…. 10
2.5 Teori Desain………... 12
2.5.1 Unsur Desain………..…… 13
iv Universitas Kristen Maranatha
2.6 Teori Warna………... 15
2.6.1 Skema Warna……….… 16
BAB III DESKRIPSI OBJEK STUDI………..… 22
3.1 Pengertian Aboriginal………..… 22
3.2 Aboriginal Australian………...…………22
3.2.1 Bahasa, Budaya, dan Kesenian……….………. 23
3.2.2 Hubungan Australia dan Aborigin……….……… 24
3.2.2.1 Tempat Bersejarah……….……… 24
3.3 Aboriginal Art………..……… 26
3.3.1 Types of Aboriginal Art………..…….. 27
3.4 Trend Forecasting 2016/2017 “Resistance”………..….. 28
3.4.1 Tema “Refugium” dengan Sub-tema “Timurid”………..…. 30
BAB IV KONSEP PERANCANGAN………..… 31
4.1 Perancangan Umum……….… 31
4.1.1 Image Board……….. 31
4.1.2 Konsep……….…….. 31
4.1.3 Koleksi Desain……….…….. 32
4.2 Perancangan Khusus……… 33
4.2.1 Desain I……….. 33
4.2.1 Desain II……… 34
4.2.1 Desain III………...… 35
4.2.1 Desain IV………..………. 36
4.3 Perancangan Detail………..……… 36
4.3.1 Digital Print (Sublimation)……… 36
4.3.2 Jahitan Zig-Zag……….…………. 37
4.3.3 Story of “TA! ABO”……… 37
BAB V PENUTUP……… 38
5.1 Simpulan……….. 38
v Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA……… 40
BIODATA PENULIS………....…… 41
vi Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Skema Warna Monokromatik (Monochromatic Color Scheme)... 16
Gambar 2.2 : Skema Warna Komplementer (Complementary Color Scheme)...….. 17
Gambar 2.3 : Skema Warna Analog (Analog Color Scheme)……….………. 17
Gambar 2.4 : Skema Warna Triadic (Triadic Color Scheme)…….………. 18
Gambar 2.5 : Skema Warna Tetradic (Tetradic Color Scheme)…….……….. 19
Gambar 2.6 : Skema Warna Split Komplementer (Split Complementary Color Scheme)………. 19
Gambar 2.7 : Skema Warna Persegi (Square Color Scheme)………..………. 20
Gambar 3.1 : Uluṟu-Kata Tjuṯa National Park, NT, Australia……….. 23
Gambar 3.2 : Daintree Eco Lodge and Spa, The Daintree, Quennsland…………. 24
Gambar 3.3 : Wilson’s Promotory , Gippsland, Victoria……… 25
Gambar 3.4 : Buku Trend Forecasting : Résistance………..… 28
Gambar 3.5 : Tema “Refugium” Pada Buku Trend Forecasting Résistance……… 29
Gambar 3.6 : Sub-tema “Timurid” Pada Buku Trend Forecasting Résistance…… 29
Gambar 3.7 : Sub-tema “Timurid” Pada Buku Trend Forecasting Résistance…… 30
Gambar 4.1 : Moodboard Inspirasi Desain……….. 31
Gambar 4.2 : Tampak Depan……… 32
Gambar 4.3 : Tampak Belakang……… 32
Gambar 4.4 : Look 1……….. 33
Gambar 4.5 : Look 2……….. 34
Gambar 4.6 : Look 3……….. 35
Gambar 4.7 : Look 4……….. 36
Gambar 4.8 : Hasil digital printing……….... 37
vii Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A Mindmap…………...……… 43
LAMPIRAN B Rincian Ukuran Model……….. 44
LAMPIRAN C Pola………..……….. 45
LAMPIRAN D Rincian Harga……… 50
LAMPIRAN E Foto Busana……….……….. 53
LAMPIRAN F Material……….. 57
LAMPIRAN G Reka Bahan……… 58
LAMPIRAN H Proses……… 59
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan dunia fashion yang pesat membuat para desainer muda mulai mencari ide kreatif baru di dunia industri fashion, salah satu caranya yaitu dengan mencari konsep yang menarik untuk sebuah koleksi busana. Fashion membuat para pencintanya merasa lebih menarik, menambah kualitas diri, dan kedudukan. Kebutuhan terhadap industri fashion saat ini pun tidak hanya diramaikan oleh kaum wanita, kaum pria pun sekarang mulai memandang fashion sebagai hal yang sangat wajib untuk mereka ketahui sehingga mereka tidak segan untuk ikut serta menjadi
follower trend yang ada.
Konsep busana pria yang sedang menjadi tren di tahun ini lebih menonjolkan sisi
fun, comfort, dan fashionable. Namun tidak lepas dari hal tersebut, pembuatan
konsep yang dapat membangun tetap menjadi hal yang sangat penting agar busana pria yang diciptakan oleh desainer memiliki ide kreatif yang luas. Salah satu ide untuk konsep pembuatan busana yang kuat bisa didapatkan dari penerapan seni lain, seperti seni tradisional suku/budaya suatu daerah tertentu. Namun tidak hanya awal konsep saja yang harus kuat, penerapannya pada busana pun harus memiliki komposisi dan unsur-unsur dari tren yang menarik.
Ide konsep untuk busana pria yang diambil pada koleksi “TA! ABO” kali ini yaitu Aboriginal Art yang berasal dari suku Aborigin yang merupakan penduduk asli benua Australia. Kata “TA! ABO” sendiri berasal dari bahasa keseharian penduduk
Australia, “TA!” artinya terimakasih, sedangkan “ABO” yaitu panggilan penduduk Autralia untuk suku Aborigin. Maksud dari kedua kata tersebut yaitu ungkapan terima kasih kepada suku Aborigin yang telah membuat seni tertua di dunia yaitu
Aboriginal Art.
2 Universitas Kristen Maranatha
gradasi warna hitam, merah, kuning, dan putih sesuai dengan warna dasar kesenian suku Aborigin. Busana pria yang dirancang dengan ide dari Aboriginal Art ini menggunakan reka bahan digital printing (sublimation) dan jahitan berbentuk zigzag. Potongan dan siluet yang diambil berdasarkan Trend Forecasting Indonesia yaitu tema Refugium dengan sub tema Timurid untuk tema Aboriginal Art.
1.2 Masalah Perancangan
Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas, maka masalah perancangan yang ditemukan, yaitu sebagai berikut :
1. Bagaimana penerapan motif dan warna Aboriginal Art terhadap busana pria urban pada koleksi TA! ABO.
2. Bagaimana siluet yang dihasilkan dari penerapan ide Aboriginal Art dan konsep dari Trend Forecast Indonesia dengan tema Timurid terhadap busana pria urban. 3. Bagaimana menyampaikan kesan yang ditimbulkan dari busana pria agar tetap
menjadi satu kesatuan dengan mengedepankankan unsur fashionable, semi formal, dan etnik kontemporer.
1.3 Batasan Perancangan
Batasan perancangan yang terkandung dalam busana dengan ide konsep
Aboriginal Art ini, yaitu sebagai berikut :
1. Karakter rancangan busana semi formal dan warna-warna musim gugur yang diterapkan pada koleksi busana pria ini.
2. Penerapan siluet H-line dan I-line dengan unsur geometrik dan asimetris.
3. Tekstur dari motif Aboriginal Art yang akan diterapkan pada koleksi busana TA! ABO.
4. Motif-motif berbentuk objek binatang kangguru dan simbol dari keseharian suku Aborigin yang akan diaplikasikan.
5. Reka bahan digital printing (sublimation) dan jahitan zigzag yang digunakan pada busana pria.
3 Universitas Kristen Maranatha 1.4 Tujuan Perancangan
Tujuan dari perancangan busana koleksi dengan ide Aboriginal Art ini, yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui cara penerapan motif dan warna Aboriginal Art ke dalam bentuk busana pria dan pengaplikasiannya.
2. Untuk mengetahui siluet yang dihasilkan dari penggabungan penerapan ide
Aboriginal Art dan konsep dari Trend Forecast Indonesia dengan tema besar
Refugium sub tema Timurid ke dalam busana fashion dan pengaplikasiannya. 3. Untuk mengetahui kesan satu kesatuan ide Aboriginal Art untuk busana pria
dengan unsur etnik kontemporer namun tetap fashionable pada koleksi TA! ABO ini.
1.5 Metode Perancangan
Tahapan-tahapan dalam proses desain, produksi, dan pasca produksi :
1.6 Sistematika Penulisan
Struktur isi laporan Penulisan makalah ini terdiri dari beberapa bab dan sub bab yang menjelaskan konsep desain dan pemikiran tentang koleksi busana pria dengan ide yang berasal dari Aboriginal Art. Berikut penjelasan setiap babnya:
4 Universitas Kristen Maranatha
Bab I menjelaskan tentang latar belakang, masalah perancangan, batasan perancangan, tujuan perancangan, metode perancangan, dan sistematika penulisan
dari koleksi busana “TA! ABO” ini.
Bab II menjelaskan tentang kerangka teori dalam penerapan konsep desain yang berisikan segala sesuatu mengenai teori perancangan. Teori Perancangan tersebut berupa teori fashion, teori busana, teori pola dan jahit, teknik tekstil, teori desain, dan teori warna.
Bab III menjelaskan tentang deskripsi objek studi perancangan. Objek studi tersebut berupa pengertian Aborigin, hubungannya dengan wilayahnya yaitu Australia, Aboriginal Art, dan tren.
Bab IV menjelaskan tentang konsep perancangan yang berisi perancangan umum (image borad, konsep, dan koleksi desain), perancangan khusus (detail khusus desan I, II, III, IV), perancangan detail (reka bahan, motif, dan aksesoris).
Bab V menjelaskan tentang simpulan dan saran dari keseluruhan isi laporan
39 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Mata kuliah Proyek Akhir merupakan mata kuliah terakhir yang diambil oleh mahasiswa D-III Seni Rupa dan Desain. Hal-hal yang didapatkan proses pengerjaan mata kuliah Proyek Akhir sungguh berharga dan bermanfaat. Pada proses pengerjaaan mahasiswa dibimbing oleh dosen pembimbing dan diberi masukan laginoleh dosen penguji.
Selama semester akhir Proyek Akhir dilakukan secara individu oleh mahasiswa tanpa adaya jam kuliah wajib selain jam kuliah umum. Mahasiswa dituntut untuk dapat mengatur waktu sendiri dalam mengerjakan Tugas Akhir ini. Dasar-dasar selama kuliah dari semester I-5 sangat membantu dalam membuat Tugas Akhir
koleksi dengan judul “TA! ABO” ini.
Koleksi busana “TA! ABO” ini dibuat sudah menyesuaikan dengan tren yang
ada dan memiliki konsep awal yang kuat yaitu dengan mengambil inspirasi dari
Aboriginal Art milik suku Aborigin penduduk asli benua Australia. Tren yang
diambil dalam koleksi inipun berasal dari Trend Forecasting terbaru yang ada di Indonesia yaitu Trend Forecasting 2016/2017 : “Resistance”. Siluet yang dihasilkan mengikuti tren tersebut dan warna yang diambil juga merupakan warna autumn yang sesuai dengan tema Timurid dari tema Besar Refugium pada buku Trend
Forecasting. Reka bahan yang digunakan yaitu digital printing dan stitching
berbentuk zigzag. Koleksi ini terdiri dari 4 look dengan masing masing terdapat 3 pieces pakaian setiap look-nya.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil dari koleksi “TA! ABO” ini, ada beberapa hal yang dapat
diambil sebagai saran yang mungkin dapat membangun untuk tujuan yang baik kepada universitas, dan pembaca, yaitu:
40 Universitas Kristen Maranatha
bimbingan yang tepat dari para dosen agar membantu mahasiswa dalam mengatur waktu pembuatan koleksinya. Selain pembuatan jadwal yang tepat, waktu yang sama rata tiap bimbingan juga membantu proses pengerjaan suatu koleksi.
41 Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Davis, Marian L. 1980. Visual Design In Dress. Englewood New Jersey : Prentice Hall Inc.
Solomon, dkk. 2007. Consumer Behaviour : A Europan Perspective (Third Edition). London : Prentice Hall, Financial Times.
Alvin, Yuni. 2015. Macam-macam Skema Warna (Color Scheme) bahrur rosyidi
duraisy EDUCATIONAL TECHNOLOGY. http://slideplayer.info/slide/3260178/
diakses pada tanggal 4 April 2016 pk. 21.37 WIB Admin. 2014. Pengertian Desain Menurut Para Ahli
http://dilihatya.com/1230/pengertian-desain-menurut-para-ahli diakses pada tanggal 4 April 2016 pk. 21.00 WIB.
Durcanin, Cyntia. 1999. What is fashion?.
http://www.pbs.org/newshour/extra/1999/10/what-is-fashion/ diakses pada tanggal 4 April 2016 pk. 08.00 WIB.
Fitline. 2014. Pola Pakaian.
https://fitinline.com/article/read/pola-pakaian diakses pada tanggal 4 April 2016 pk.20.03 WIB Hasanah, Nandawan Libya. 2013. Memahami Dasar Warna
http://www.notepedia.info/2013/05/memahami-dasar-warna.html diakses pada tanggal 4 April 2016 pk. 21.16 WIB
Wikipedia. 2016. Aboriginal art.