vii DAFTAR ISI
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR FORMAT ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Pertanyaan Penelitian ... 4
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 5
F. Definisi Operasional ... 5
BAB II KERANGKA TEORITIS A. Pengertian Perencanaan Pembelajaran ... 7
B. Komponen-komponen Rencana Pembelajaran ... 10
1. Merumuskan Tujuan Pembelajaran ... 19
2. Memilih dan Mengembangkan Materi Pembelajaran ... 23
3. Menentukan Metode Pembelajaran ... 23
4. Merencanakan Langkah-langkah Pembelajaran ... 25
5. Menentukan Alat/Bahan/Sumber Pembelajaran ... 26
6. Merencanakan Penilaian Pembelajaran ... 27
C. Pelaksanaan Pembelajaran ... 30
1. Kegiatan Awal ... 31
2. Kegiatan Inti ... 31
3. Kegiatan Akhir ... 33
viii
D. Hasil Pembelajaran ... 36
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 38
B. Subjek Penelitian ... 42
C. Instrumen Penelitian ... 43
D. Teknik Pengumpulan Data ... 45
E. Teknik Analisa Data ... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Perencanaan Pembelajaran yang Disusun Guru ... 47
B. Pelaksanaan Pembelajaran yang Dilakukan Guru di Kelas ... 48
C. Pembahasan ... 71
BAB V SIMPULAN, SARAN, DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 93
B. Saran dan Rekomendasi ... 94
DAFTAR PUSTAKA ... 97
LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1 : Hasil Pengolahan Data ...101
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dibutuhkan
pendidikan, karena pendidikan merupakan wahana untuk mengembangkan
kualitas sumber daya manusia. Tanpa adanya pendidikan kita tidak akan dapat
memiliki kualitas sumber daya manusia yang dapat berkompetisi dengan bangsa
lain, sehingga peranan pendidikan dalam hal ini sangatlah penting. Menurut
Undang-undang Sistem Pendidikan (2003, Pasal 1 ayat 1) bahwa pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa,
dan negara. Dalam konteks pendidikan formal kegiatan belajar mengajar
merupakan fungsi pokok dan upaya yang paling strategis untuk mewujudkan
tujuan institusional yang diemban oleh lembaga tersebut (Syamsudin, 2001:12).
Untuk itu pendidikan yang dilaksanakan oleh lembaga pendidikan formal
diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam ranah kognitif, afektif,
dan psikomotor. Sehingga pendidikan yang dilaksanakan dapat mencapai hasil
yang terbaik dan dapat meningkatkan prestasi belajar.
Prestasi belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam
mempelajari pelajaran di sekolah yang dinyatakan dengan nilai yang diperoleh
belajar dicapai melalui proses belajar di sekolah yang dinyatakan dengan
nilai-nilai prestasi belajar berdasarkan hasil tes”.
Lancar tidaknya pembelajaran serta keberhasilan proses belajar mengajar
dipengaruhi oleh penyusunan perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan rencana
pembelajaran. Sebagaimana tercantum dalam peraturan menteri Pendidikan
Nasional nomor 41 tahun 2007 tanggal 23 November 2007 menyebutkan bahwa:
Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Dari hasil penelitian sebelumnya menununjukkan secara umum ditemukan
bahwa mutu guru dalam memberikan layanan pendidikan masih relatif rendah.
Gejala rendahnya mutu guru dalam memberikan layanan tersebut terlihat dari
mutu pelaksanaan pengajaran yang ditampilkan oleh guru. Mutu pelaksanaan
pengajaran meliputi dua dimensi utama, yakni persiapan pengajaran atau
perencanaan pengajaran, serta pelaksanaan pengajaran di kelas. Mutu guru pada
tahap persiapan atau perencanaan pengajaran telah menguntungkan ditunjukan
oleh kenyataan bahwa guru-guru membuat persiapan mengajar. Sedangkan dalam
pelaksanaan pengajaran mutu guru kurang menguntungkan pada tahap
pelaksanaan pengajaran, pada umumnya guru tidak mempedomani sesuai dengan
perencanaan yang telah ia rencanakan. Perencanaan pengajaran baru berarti bagi
guru apabila ada pemeriksaan dari pihak pimpinan (Yuliaty, 2001:169-170).
Menjadi kebiasaan suatu rencana ternyata tidak menjadikan suatu yang
dilakukan tetapi bisa juga tidak dilakukan. Hal ini sangat disesuaikan dengan
keinginan dan motivasi para guru. Walaupun demikian, mereka menyadari bahwa
perencanaan pengajaran merupakan bagian terpenting dari proses pembelajaran
(Masyhudi, 2004: 114). Sikap guru yang tidak konsisten terhadap apa yang telah
dirancangnya harus segera dihilangkan, karena hal akan berdampak jelek terhadap
pendidikan yaitu pelaksanaan pendidikan (pembelajaran) yang tidak terarah dan
tujuan pendidikan akan sulit untuk dicapai.
Dalam pelaksanaan pembelajaran Sains guru harus memahami hakikat Sains
sebagai produk dan proses serta pembentukan sikap, maka pembelajaran Sains di
Sekolah Dasar harus dirancang dengan baik dan dilaksanakan sesuai dengan apa
yang telah direncanakan. Proses pembelajaran Sains yang dilaksanakan tanpa
perencanaan atau terdapat ketidaksesuaian antara penyusunan perencanaan
pembelajaran Sains dengan pelaksanaan rencanaan pembelajaran Sains akan
mengakibatkan terjadinya kekacauan dalam proses pembelajaran, dan
pembelajaran Sains menjadi sesuatu yang sulit dipahami atau pelajaran yang
dianggap sulit oleh siswa.
Oleh karena itu pola pembelajaran Sains harus dirancang dengan benar dan
dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah ditentukan pada rancangan, dengan
tidak mengesampingkan minat dan kebutuhan siswa dalam belajar, sehingga
diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam proses pembelajaran
Sains.
Pada penelitian ini peneliti mengundang guru-guru Sekolah Dasar (SD) dan
rencana pembelajaran sains, selanjutnya ingin diketahui apakah guru tersebut
dapat menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan melaksanakanya
sesuai dengan apa yang telah direncanakan, sebagaimana tuntutan kewajiban guru
yang diamanatkan oleh Pemerintah dalam hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional.
B. Rumusan Masalah
Pada penelitian ini, dirumuskan masalah sebagai berikut "Apakah ada
kesesuaian antara rencana pembelajaran sains yang dibuat oleh guru pembelajaran
sains dengan pelaksanaan pembelajaran sains di Sekolah Dasar?"
C. Pertanyaan Penelitian
Dari rumusan masalah tersebut dapat diajukan pertanyaan peneletian
sebagai berikut :
1. Apakah RPP yang dibuat oleh guru sesuai dengan pedoman penyusunan RPP
dari Depdiknas?
2. Apakah aspek-aspek dalam RPP dapat dilaksanakan sesuai yang tertulis dalam
RPP?
3. Apakah ada kesesuaian antara waktu yang direncanakan dalam RPP dengan
pelaksanaan pembelajaran?
4. Berapa lama rencana dalam RPP dapat dilaksanakan pada pembelajaran?
5. Faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat kesesuaian antara rencana dalam
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah, untuk menganalisis
kesesuaian antara rencana pembelajaran Sains yang dibuat oleh guru dengan
pelaksanaan pembelajaran Sains di Sekolah Dasar.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut:
1. Secara praktis diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran nyata
kondisi guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran Sains.
2. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran untuk memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pengambil
kebijakan di sekolah dalam menentukan suatu kebijakan.
F. Definisi Operasional
Beberapa istilah yang penting dalam penelitian ini dapat diinterpretasikan
sebagai berikut:
1. Analisis, adalah kajian secara mendalam terhadap kenyataan perencanaan
pelaksaan pembelajaran Sains yang dilakukan oleh guru di dalam kelas yang
menjadi tanggung jawabnya.
2. Kesesuaian, adalah kondisi dinamis yang terjadi dari perencanaan yang dirancang oleh guru untuk dilaksanakan pada kegiatan yang dilakukan guru
dalam proses pembelajaran Sains di dalam kelas yang menjadi tanggung
3. Rencana Pembelajaran, adalah serangkaian rancangan kegiatan yang akan dilakukan guru dalam proses pembelajaran Sains di dalam kelas yang menjadi
tanggung jawabnya.
4. Pelaksanaan Pembelajaran, adalah proses berlangsungnya kegiatan pembe-lajaran Sains yang dilakukan oleh siswa dengan guru di dalam kelas yang
menjadi tanggung jawabnya.
5. Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar, adalah kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru dan ada interaksi edukatif untuk mencapai
tujuan pembelajaran Sains yang telah ditetapkan pada tingkat satuan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desains Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian deskriptif kualitatif, yang bertujuan untuk mengetahui gambaran
peristiwa yang real mengenai rencana pembelajaran yang dibuat guru dengan
pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa.
Penggunaan metode penelitian ini karena penelitian ini ditujukan untuk
mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap,
kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok.
Beberapa deskripsi digunakan untuk menemukan prinsip-prinsip dan penjelasan
yang mengarah pada penyimpulan (Udin S. Saud, 2007 : 85)
Lebih lanjut, menurut Arikunto (2002:79) bahwa “penelitian kualitatif
merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi
mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya
pada saat penelitian dilakukan.” Jadi tujuan penelitian kualitatif adalah untuk
membuat pejelasan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan
sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.
Data yang pada diperoleh penelitian ini adalah data yang berbentuk
deskripsi, berupa ucapan pada saat eksplanasi atau tulisan dari subyek atau obyek
penelitian, sebagaimana pendapat Sugiyono (2007:98). “Data yang diperoleh
dengan metode kualitatif adalah Data deskriptif terutama data berupa ucapan
para ahli tersebut penulis menyatakan bahwa metode kualitatif adalah suatu
metode yang memusatkan pada penafsiran data yang ada pada masa kini dengan
jalan mengumpulkan, menyusun, dan menganalisis data untuk digambarkan
secara kongkrit.
Penelitian kualitatif ini memiliki sifat terbuka dalam interpretasi data yang
dengan seksama dan mendeskripsikan data hasil pengamatan secara detail
dilengkapi dengan catatan atau dokumentasi data penilitian. Data dihimpun
dengan pengamatan yang seksama, mencakup deskripsi dalam konteks yang
mendetail disertai catatan-catatan hasil wawancara yang mendalam, serta hasil
analisis dokumen dan catatan-catatan (Udin S. Saud, 2007: 85)
Penelitian kualitatif ini mengunakan bentuk penelitian kualitatif non
interaktif atau penelitian analitis, penilitian ini mengkaji data berdasarkan analisis
dokumen yang diperoleh secara langsung maupun tidak langsung dari hasil
pengamatan.
Alasan pemilihan metode penelitian kualitatif ini, karena penelitian
kualitatif ini memiliki ciri khas atau karateristik sebagai berikut :
1. Kajian naturalistik: melihat situasi nyata yang berubah secara alamiah,
terbuka, tidak ada rekayasa pengontrolan variabel.
2. Analisis induktif: mengungkap data khusus, detil, untuk menemukan
kategori, dimensi, hubungan penting dan asli, dengan pertanyaan terbuka.
3. Holistik: totalitas fenomena dipahami sebagai sistem kompleks, keterkaitan
menyeluruh tak dipotong padahal terpisah, sebab akibat.
5. Hubungan dan persepsi pribadi: hubungan akrab peneliti-informan, persepsi
dan pengalaman pribadi peneliti penting untuk pemahaman
fenomena-fenomena.
6. Dinamis: perubahan terjadi terus, lihat proses desain fleksibel.
7. Orientasi keunikan: tiap situasi khas, pahami sifat khusus dan dalam konteks
sosial historis, analisis silang kasus, hubungan waktu-tempat.
8. Empati netral: subjektif murni, tidak dibuat-buat (Udin S. Saud, 2007 : 90).
Pada penelitian ini dilaksanakan penelitian kualitatif menggunakan desain
penelitian studi kasus, karena penelitian ini difokuskan pada satu fenomena saja
yang dipilih dan ingin dipahami secara mendalam, dengan mengabaikan
fenomena-fenomena lainnya. Satu fenomena tersebut berupa suatu proses, satu
penerapan kebijakan, atau satu konsep, yaitu tentang kesesuai penyusunan dan
pelaksanaan rencana pelaksanaan pembelajar yang disusun oleh sepuluh orang
guru setelah mengikuti pelatihan.
Dalam pelaksanaan penelitian ini menggunakan alur kegiatan penelitian
sebagai pedoman atau koridor kegiatan agar tidak menyimpang dalam
pelaksanaan penelitian. Alur kegiatan penelitian ini dapat menggambarkan
kegiatan penelitian yang harus dilaksanakan sesuai dengan tujuan dan perumusan
masalah yang telah ditetapkan maka alur penelitian dimaksud adalah sebagai
Gambar 3.1 Skema Alur Penelitian Analisis Standar Kompetensi pada Mata Pelajaran Sains SD kelas IV Semester II
Penyusunan dan validasi instrumen penelitian
Kajian literatur dan buku sumber
Pelaksanaan Pembelajaran
Sains Observasi
Pembelajaran Sains
Merekam Pembelajaran Sains
Transkrip
Analis Data
Kesimpulan
B. Subyek Penelitian
Subyek penelitian pada penelitian ini adalah sepuluh orang guru dan
siswa-siswanya yang sedang melaksanakan kegiatan pembelajaran Sains. Sepuluh
orang guru tesebut diplih karena mereka adalah utusan dari gugus kelompok kerja
guru (KKG) masing-masing tempat kerjanya, dengan asumsi mereka memiliki
kompetensi dalam bidang pembelajaran sains di Sekolah Dasar, dan bersedia
mengikuti penelitian ini.
Rincian sepuluh orang yang ikut serta dalam penelitian ini dan asal
tempatnya adalah sebagai berikut :
No. Guru
Ke.. Pendidikan
Masa
Kerja Asal /Tempat Kerja 1. 1 D-II PGSD 21
Tahun
SD Negeri I Ciharalang Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis
2. 2 D-II PGSD/MI 3 Tahun SD Negeri II Ciharalang Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis
3. 3 D-II PGSD 22 Tahun
SD Negeri I Pamalayan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis
4. 4 D-II PGSD 4 Tahun SD Negeri II Pamalayan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis
5. 5 D-II PGSD 7 Tahun SDN. I Handapherang Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis
6. 6 S-1 Bhs. Ind. 19 Tahun
SD Negeri III Sarijadi Kota Bandung
7. 7 S-1 PGSD 18
Tahun
SD Negeri Pasir Muncang Kec. Lembang Kabupaten Bandung
8. 8 D-II PGSD 22 Tahun
SD Negeri Cibogo II Kec. Lembang Kabupaten Bandung
9. 9 D-II PGSD 17 Tahun
SD Negeri Cibogo IV Kec. Lembang Kabupaten Bandung
10. 10 S-1 Bhs. Ind. 15 Tahun
SD Negeri Cibogo VII
C. Instrumen Penelitian
Instrumen atau alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitin ini
adalah:
1. Alat Pengumpul Data Elektronik/Perekam (Camera Video)
Penggunaan alat perekam data elektronik ini akan membantu memperoleh data
yang obyektif, sistematis, dan memudahkan dalam menganalisis terhadap
berbagai kegiatan yang kompleks.
2. Pedoman Observasi
Pedoman observasi ini berisi hal-hal yang berguna untuk mendapatkan data
yang tidak yang terekam, sehingga dapat menunjang dan memperkuat data
kegiatan yang terjadi dalam pembelajaran Sains.
3. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara diadakan, guna melengkapi data untuk mengetahui latar
belakang guru serta hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran. Data
wawancara digunakan untuk melengkapi serta lebih meyakinkan apakah guru
selalu melakukan kegitan belajar mengajar sebagaimana hasil rekaman atau
observasi.
4. Pedoman Penilaian RPP
Pedoman penilaian RPP diadakan guna melengkapi data untuk mengetahui
Format 3.1 Pedoman Analisis RPP
No. Komponen RPP RPP Ket
1 Tujuan Pembelajaran
1. Sesuai KD, SKD dan Indikator 2. Rumusan kalimatnya benar/terukur 3. Memenuhi aspek : Audien, Behavior,
Condition, dan Degree.
2 Materi Pokok
1. Sesuai KD, SKD dan Indikator 2. Urut materi tersusun runut/rasional 3. Tidak ada kesalahan konsep 4. Dihubungkan dengan konsep lain
3 Metode Pembelajaran
1. Sesuai KD, SKD dan Indikator 2. Sesuai materi
3. Mudah dan aman digunakan 4. Dapat diindra oleh semua siswa.
4 Langkah Pembelajaran
a. Kegiatan Awal
1. Pengkodisian siswa 2. Penjelasan singkat 3. Apersepsi
b. Kegiatan Inti
1. Kegiatan eksplorasi 2. Kegiatan eksplanasi
3. Kegiatan analisis dan validasi 4. Kegiatan evaluasi
c. Kegiatan Penutup 1. Kegiatan responsi
2. Kegiatan tindak lanjut
5 Alat/Bahan/Sumber
1. Alat Visual/audio visual sesuai tujuan dan materi pelajaran
2. Bahan pelajaran sesuai materi 3. Sumber sesuai materi
4. Sumber mudah didapat
6 Penilaian
1. Sesuai KD, SKD dan Indikator/ tujuan pembelajaran
2. Dapat mengukur kemampuan siswa 3. Jelas jenis dan betuknya alatnya 4. Memenuhi validitas dan reliabilitas
yang baik
Format 3.2 Kriteria Kesesuaian RPP dengan Pelaksanaan
No. Aspek Indikator Kesesuaian
1 Materi Pokok
a. Tercantum dalam RPP
b. Dibahas dalam pembelajaran
c. Sesuai dengan tujuan
2 Metode
a. Tercantum dalam RPP
b. Dilaksanakan dalam pembelajaran
c. Sesuai dengan tujuan
d. Sesuai dengan kaidah/teori
3 Langkah-langkah
Pembelajaran
a. Tercantum dalam RPP
b. Dilaksanakan dalam pembelajaran
c. Sesuai urutan pelaksanaannya
d. Sesuai dengan waktu yang ditetapkan
4 Alat dan Bahan
a. Tercantum dalam RPP
b. Digunakan dalam pembelajaran
c. Sesuai dengan materi pelajaran
d. Sesuai dengan tujuan pembelajaran
5 Sumber Belajar
a. Tercantum dalam RPP
b. Digunakan dalam pembelajaran
c. Sesuai dengan materi pembelajaran
d. Sesuai dengan tujuan pembelajaran
6 Penilaian
a. Tercantum dalam RPP
b. Dilaksanakan dalam pembelajaran
c. Sesuai dengan materi pembelajaran
d. Sesuai dengan tujuan pembelajaran
e. Sesuai dengan waktu yang ditetapkan
D. Teknik Pengumpulan Data
Sebagaimana diketahui penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data
empiris berupa gambaran nyata dari proses pembelajaran sains, maka teknik
pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah melalui perekaman
dengan menggunakan video. Menurut Widodo (2006:4), secara garis besar ada
dua strategi yang bisa dilakukan untuk mengamati proses pembelajaran, yaitu
dengan pengamatan langsung dan pengamatan tunda dengan menggunakan
rekaman audio atau video. Selain itu wawancara dengan guru, serta penggunaan
E. Teknik Analisis Data
Langkah-langkah pengolahan data yang dilakukan pada penelitian ini yaitu,
teknik analisis data yang mengacu kepada kriteria penyusunan RPP yang disusun
guru yaitu model RPP yang dibakukan oleh Depdiknas meliputi komponen:
1. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran adalah tujuan yang hendak dicapai yang penyusunannya
mengacu kepada kompetensi dasar dan indikator.
2. Materi Pokok
Materi pokok adalah materi inti yang akan dipelajari sesuai tujuan
pembelajaran.
3. Metode Pembelajaran
Metode adalah cara yang dipilih guru untuk melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan tujuan dan materi pelajaran.
4. Langkah-langkah Pembelajaran
Langkah-langkah pembelajaran adalah tahap-tahap kegiatan pembelajaran
yang dilaksanakan selama pembelajaran yang terbagi menjadi tiga tahap yaitu
kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
5. Alat/Bahan/Sumber Belajar
Berupa benda atau sumber informasi seperti buku LKS dan lainya.
6. Penilaian
Berupa cara dan alat untuk mengukur keberhasilan atau proses pembelajaran.
Selanjutnya, analisis pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan guru
menganalisis video dengan langkah sebagai berikut : mula-mula hasil rekaman
video ditransfer ke bentuk digital. Selanjutnya untuk semua kegiatan guru dan
siswa ditranskrip apa adanya sebagaimana yang dilakukan tanpa diedit ataupun
dipotong. Proses transkripsi dan analisis dilakukan dengan menggunakan sebuah
software “videograph” yang dirancang khusus untuk menganalisis video
(Rimmele. 2004 dalam Widodo, (2006). Dengan menggunakan software ini
peneliti dapat menganalisis setiap adegan dan memberikan kode bagian-bagian
dimaksud sesuai ceritera yang dikembangkan. Kemudian data dalam video
Rimmele ini ditransfer ke dalam sofware SPSS Versi 1.0 untuk dianalisis
frekuensi dilaksanakan pada pembelajaran atau tidak. Dari analisis statistik
dengan software tersebut selanjutnya diolah data untuk melihat persentase
kesesuaian antara RPP dan pelaksaannya. Selain video, sumber data dalam
penelitian ini dilengkapi dengan data dokumentasi RPP dan biodata guru yang
BAB V
SIMPULAN SARAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut,
1. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) oleh sepuluh orang guru
secara umum berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang
dikembangkan oleh Depdiknas hanya subtansi yang ada di dalamnya masih ada
yang tidak sesuai hal ini ditunjukan pada penyusunan tujuan pembelajaran dan
rumusan materi yang kurang rinci.
2. Pelaksanaan rencana pembelajaran (RPP) pada umum dapat dilaksanakan,
tetapi tidak terlaksana sepenuhnya, karena ada komponen yang tidak
dilaksanakan seperti penilaian pembelajaran. Rata-rata kesesuaian antara
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan pelaksanaan hanya 34,33%,
dan mayritas guru yang dapat melaksanakan seperti tercantum dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) antara 37,9% hingga 49,9%.
3. Antara waktu yang direncanakan dalam RPP dan pelaksanaan pembelajaran
tidak sesuai atau terjadi penyimpangan. Penyimpangan waktu antara
perencanaan dengan pelaksanaan sangat nampak pada kegiatan awal, inti dan
penutup. Pada kegaiatan awal ada guru yang tidak menggunakan waktunya
(tidak ada pembukaan), ada guru yang menggunakan waktu untuk pembukaan
berlebihan (lebih dari waktu yang ditentukan). Pada kegiatan inti sebagian
besar guru tidak dapat menggunakan secara efektif, banyak waktu terbuang
merapihkan pakaian). Pada kegiatan akhir hampir tidak dimanfaatkan oleh
guru, hal ini dapat dilihat dengan tidak dilaksanakannya kegiatan evaluasi.
4. Dilihat dari lamanya waktu pelaksanakan RPP reratanya adalah 83,55 %
artinya sebagian guru menggunakan waktu sesuai jatah waktu pembelajaran
namun tidak diisi oleh kegiatan yang sesuai dengan RPP ( Pelaksanaan RPP
tidak sesuai), ada guru yang hanya melakukan pembelajaran selama 35 menit
54 detik atau sekitar 50,94% dari waktu yang tersedia. Hal ini berarti guru
tersebut melakukan penyimpangan dari waktu yang ditentukan.
5. Hal-hal yang mempengaruhi tingkat kesesuaian antara rencana dalam RPP dan
Pelaksanaanya adalah 1). Kedisiplinan dalam penggunaan waktu guru masih
sangat kurang, 2). Metode pengajaran, kecenderungan guru memilih metode
Diskusi dan ceramah sangat dominan dibandingkan dengan metode-metode
lainnya, sehingga menimbulkan kejenuhan pada siswa tidak berkembang dalam
ilmu pengetahuannya, 3). Alat peraga kelas yang sangat kurang, 4). Pendidikan
dan pengalaman para guru masih perlu mendapatkan peningkatan, 5). Penilaian
yang dilakukan guru sangat sedikit, guru yang melakukan penilaian secara
lengkap sesuai dengan rencana; secara tertulis, penilaian proses dan penilaian
portofolio hanya sebagian kecil, bahkan tidak melaksanakan penilaian.
B. Saran dan Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian ini yang diuraikan di atas, terdapat beberapa
saran dan rekomendasi yang dapat menjadi pertimbangan bagi sepuluh orang guru
rencana pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik sehingga dapat mendukung
terhadap peningkatan kualitas pendidikan.
1. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) oleh sepuluh orang
guru yang mengikuti pelatihan belum sesuai dengan pedoman pada rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh Depdiknas pada
subtansi penyusunan tujuan pembelajaran hendaknya memperhatikan
indikator kemampuan dan disusun dengan kata kerja operasional yang dapat
menggambarkan kondisi saat siswa belajar tujuan yang dicapai spesifik dan
terukur, dalam rumusan materi harus disusun rinci sesuai hirarkis konsep
keilmuan dari konsep mudah ke konsep sulit dari konsep yang konkrit ke
konsep abstrak dari konsep di sekitar siswa ke konsep ruang lingkupanya
jauh dari siswa.
2. Dari sepuluh orang guru subyek penilitian ini ada yang menganggap bahwa
rencana pembelajaran sangatlah fleksibel dengan implementasi
pembelajaran. Hendaknya guru dapat melaksanakan RPP seperti yang telah
ditetapkan hal ini agar pembelajaran terarah dan tercapai tujuan
pembelajaran
3. Penggunaaan waktu oleh sepuluh orang guru subyek penilitian ini pada
pembelajaran masih terjadi penyimpangan, maka hendaknya guru lebih
disiplin waktu dan memanfaatkan waktu untuk kegiatan yang sejalan
dengan RPP yang telah dirancangnya.
4. Pelaksanaan penilaian hasil pembelajar dari sepuluh orang guru subyek
penilaian akan sangat berguna untuk menentukan tindakan selanjutnya yang
harus dilakukan guru untuk perbaikan pembelajaran.
5. Penggunaan alat belajar oleh sepuluh orang guru subyek penilitian ini
hendaklah dilakukan secara maksimal, karena dapat membantu
meningkatkan motivasi belajar siswa.
6. Penggunaan sumber belajar berupa buku, media cetak, dan elektronik serta
sumber-sumber lain oleh sepuluh orang guru subyek penilitian ini harus
ditingkatkan karena akan sangat bermanfaat untuk menambah informasi
yang sangat berguna bagi siswa.
7. Bagi pengambil kebijakan (Pengawas, Kepala Sekolah, pejabat sekait),
perlu memberikan kebijakan untuk meningkatkan kompetensi, kepada
sepuluh orang guru subyek penilitian ini dalam penyelenggaraan
pembelajaran yang bermutu, berupa kesempatan untuk belajar ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi, memberikan kesempatan berlatih membuat
media pembelajaran, memberikan pelatihan pembelajaran yang
berkesinambungan misalnya melalui KKG untuk lebih mengembangkan
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta: Rineka Cipta.
BSNP. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satua Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP.
Dahar, R.W. (1989). Teori-teori Belajar. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Dikdasmen. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdikbud.
Fathurrohman, P & Sutikno, S, (2007). Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung: Refika Aditama.
Gall, M, D., Gall, J, P & Borg, W.R. (2003). Educational Research and Introduction. Boston Education, Inc.
Harjanto. (2006). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. (2003). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Kadir, A. (2000). Penerapan Model Cooperative Learning Tipe STAD Dalam Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa.Tesis Magister IPA Universitas Pendidikan Indonesia.Tidak diterbitkan.
Kadri. (1992). Peranan Guru Sebagai Pembimbing Dalam Mengembangkan Kreatifitas Belajar Siswa. Tesis Program Pasca Sarjana IKIP Bandung.Tidak diterbitkan.
Majid, A. (2005). Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Masyhudi. (2004). Kemampuan Guru dalam Pengelolaan Kelas. Tesis Magister Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.
Marno dan Idris, M. (2008). Strategi & Metode Pengajaran. Jogjakarta: Ar Ruzzmedia.
Mc. Milan, J.H & Schumacher, S. (2002). Research In Education. New York: Longman.
Mulyasa, Enco. (2007). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Rosdakarya.
Nurmala, Mamay, N. (2003). Perbandingan Prestasi Belajar Siswa Pada Konsep Struktur atom Hidrogen dengan menggunakan Metoda Diskusi Kelas dan Metode Belajar berkelompok Tipe STAD. Tesis. Magister IPA Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.
Poedjiadi, A. (2001). Pengantar Ilmu filsapat Ilmu Pendidikan.Bandung: Penerbit Yayasan Cendrawasih.
Purwanto, Ngalim. (2006). Prinsip-prinsp dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Rosdakarya.
Puskur. (2006). Model Pembelajaran Tematik Sekolah Dasar Kelas Awal. Jakarta: Puskur-Balitbang Depdiknas.
Sagala, S. (2006). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung. Alfabeta.
Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Penerbitan Kencana Prenada Media.
Sarjdono, (2000). Permasalahan Pendidikan MIPA di Sekolah dan Upaya Pemecahannya. Makalah pada Seminar Nasional Pendidikan MIPA. FPMIPA UM Malang.
Semiawan, C. dkk. (1985). Pendekatan Keterampilan Proses, Bagaimana Mengaktifkan Siswa dalam Belajar. Jakarta: Gramedia.
Slamet, (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.
Suanal, Dennis, http://astlc.ua.edu/Science In Elem & Middle School / 565 Learning Cycle-Comparing Models.htm.
Sudjana. (1989). Metode dan Teknik Kegiatan Belajar Partisipasif. Bandung:PT. Remaja Rosdakarya.
Sudjana, N. dan Ibrahim. (2001). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Sudjana, N & Rivai, Ahmad. (2007). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Susanto. (2008). Penyusunan Silabus dan RPP Berbasis Visi KTSP. Surabaya: Mata Pena.
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung Penerbit Alfabeta.
Supriadi, D. (1994). Kreatifitas, Kebudayaan Dan Perkembangan Iptek. Bandung: Alpabeta.
Surya.M. (1983). Psikologi Perkembangan. Bandung: FIP IKIP Bandung
Syamsudin. A. (2000). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Syaodih, N. (2000). Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Syaodih, N. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Uno, H. B. (2006). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Uno, H. B. (2008). Profesi Kependidikan; Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
Usman, M. Uzer. (2008). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Wahidin. (2006). Metode Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung: Sangga Buana.
Widodo, A. (2006). The Feature Of Biology Lesson: Results Of A Video Study? Paper Presented at The 2nd UPI-UPSI Joint Internatational Confrence August 8-9, 2006 in Bandung. Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi (tidak ditertibkan).
Widodo, A. (2007) Kontruktivisme dan Pembelajaran Sains. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. No. 064. Tahun ke-13. Januari 2007. Jakarta: Depdiknas.
Winataputra, US. (1993). Materi Pokok Strategi Belajar Mengajar IPA. Jakarta: Depdikbud.
Yusuf, S. dkk. (1993). Dasar-dasar Pembinaan Kemampuan Proses Belajar Mengajar. Bandung: CV. Andira.