• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KESESUAIAN RENCANA PEMBELAJARAN YANG DIBUAT GURU SD DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SAINS : Study Kasus Terhadap Sepuluh Orang Guru Sains Kelas IV Sekolah Dasar Di Bandung dan Ciamis Tahun Pelajaran 2008/2009.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KESESUAIAN RENCANA PEMBELAJARAN YANG DIBUAT GURU SD DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SAINS : Study Kasus Terhadap Sepuluh Orang Guru Sains Kelas IV Sekolah Dasar Di Bandung dan Ciamis Tahun Pelajaran 2008/2009."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

vii DAFTAR ISI

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR FORMAT ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Pertanyaan Penelitian ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Definisi Operasional ... 5

BAB II KERANGKA TEORITIS A. Pengertian Perencanaan Pembelajaran ... 7

B. Komponen-komponen Rencana Pembelajaran ... 10

1. Merumuskan Tujuan Pembelajaran ... 19

2. Memilih dan Mengembangkan Materi Pembelajaran ... 23

3. Menentukan Metode Pembelajaran ... 23

4. Merencanakan Langkah-langkah Pembelajaran ... 25

5. Menentukan Alat/Bahan/Sumber Pembelajaran ... 26

6. Merencanakan Penilaian Pembelajaran ... 27

C. Pelaksanaan Pembelajaran ... 30

1. Kegiatan Awal ... 31

2. Kegiatan Inti ... 31

3. Kegiatan Akhir ... 33

(2)

viii

D. Hasil Pembelajaran ... 36

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 38

B. Subjek Penelitian ... 42

C. Instrumen Penelitian ... 43

D. Teknik Pengumpulan Data ... 45

E. Teknik Analisa Data ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Perencanaan Pembelajaran yang Disusun Guru ... 47

B. Pelaksanaan Pembelajaran yang Dilakukan Guru di Kelas ... 48

C. Pembahasan ... 71

BAB V SIMPULAN, SARAN, DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 93

B. Saran dan Rekomendasi ... 94

DAFTAR PUSTAKA ... 97

LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1 : Hasil Pengolahan Data ...101

(3)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dibutuhkan

pendidikan, karena pendidikan merupakan wahana untuk mengembangkan

kualitas sumber daya manusia. Tanpa adanya pendidikan kita tidak akan dapat

memiliki kualitas sumber daya manusia yang dapat berkompetisi dengan bangsa

lain, sehingga peranan pendidikan dalam hal ini sangatlah penting. Menurut

Undang-undang Sistem Pendidikan (2003, Pasal 1 ayat 1) bahwa pendidikan

adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa,

dan negara. Dalam konteks pendidikan formal kegiatan belajar mengajar

merupakan fungsi pokok dan upaya yang paling strategis untuk mewujudkan

tujuan institusional yang diemban oleh lembaga tersebut (Syamsudin, 2001:12).

Untuk itu pendidikan yang dilaksanakan oleh lembaga pendidikan formal

diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam ranah kognitif, afektif,

dan psikomotor. Sehingga pendidikan yang dilaksanakan dapat mencapai hasil

yang terbaik dan dapat meningkatkan prestasi belajar.

Prestasi belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam

mempelajari pelajaran di sekolah yang dinyatakan dengan nilai yang diperoleh

(4)

belajar dicapai melalui proses belajar di sekolah yang dinyatakan dengan

nilai-nilai prestasi belajar berdasarkan hasil tes”.

Lancar tidaknya pembelajaran serta keberhasilan proses belajar mengajar

dipengaruhi oleh penyusunan perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan rencana

pembelajaran. Sebagaimana tercantum dalam peraturan menteri Pendidikan

Nasional nomor 41 tahun 2007 tanggal 23 November 2007 menyebutkan bahwa:

Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Dari hasil penelitian sebelumnya menununjukkan secara umum ditemukan

bahwa mutu guru dalam memberikan layanan pendidikan masih relatif rendah.

Gejala rendahnya mutu guru dalam memberikan layanan tersebut terlihat dari

mutu pelaksanaan pengajaran yang ditampilkan oleh guru. Mutu pelaksanaan

pengajaran meliputi dua dimensi utama, yakni persiapan pengajaran atau

perencanaan pengajaran, serta pelaksanaan pengajaran di kelas. Mutu guru pada

tahap persiapan atau perencanaan pengajaran telah menguntungkan ditunjukan

oleh kenyataan bahwa guru-guru membuat persiapan mengajar. Sedangkan dalam

pelaksanaan pengajaran mutu guru kurang menguntungkan pada tahap

pelaksanaan pengajaran, pada umumnya guru tidak mempedomani sesuai dengan

perencanaan yang telah ia rencanakan. Perencanaan pengajaran baru berarti bagi

guru apabila ada pemeriksaan dari pihak pimpinan (Yuliaty, 2001:169-170).

Menjadi kebiasaan suatu rencana ternyata tidak menjadikan suatu yang

(5)

dilakukan tetapi bisa juga tidak dilakukan. Hal ini sangat disesuaikan dengan

keinginan dan motivasi para guru. Walaupun demikian, mereka menyadari bahwa

perencanaan pengajaran merupakan bagian terpenting dari proses pembelajaran

(Masyhudi, 2004: 114). Sikap guru yang tidak konsisten terhadap apa yang telah

dirancangnya harus segera dihilangkan, karena hal akan berdampak jelek terhadap

pendidikan yaitu pelaksanaan pendidikan (pembelajaran) yang tidak terarah dan

tujuan pendidikan akan sulit untuk dicapai.

Dalam pelaksanaan pembelajaran Sains guru harus memahami hakikat Sains

sebagai produk dan proses serta pembentukan sikap, maka pembelajaran Sains di

Sekolah Dasar harus dirancang dengan baik dan dilaksanakan sesuai dengan apa

yang telah direncanakan. Proses pembelajaran Sains yang dilaksanakan tanpa

perencanaan atau terdapat ketidaksesuaian antara penyusunan perencanaan

pembelajaran Sains dengan pelaksanaan rencanaan pembelajaran Sains akan

mengakibatkan terjadinya kekacauan dalam proses pembelajaran, dan

pembelajaran Sains menjadi sesuatu yang sulit dipahami atau pelajaran yang

dianggap sulit oleh siswa.

Oleh karena itu pola pembelajaran Sains harus dirancang dengan benar dan

dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah ditentukan pada rancangan, dengan

tidak mengesampingkan minat dan kebutuhan siswa dalam belajar, sehingga

diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam proses pembelajaran

Sains.

Pada penelitian ini peneliti mengundang guru-guru Sekolah Dasar (SD) dan

(6)

rencana pembelajaran sains, selanjutnya ingin diketahui apakah guru tersebut

dapat menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan melaksanakanya

sesuai dengan apa yang telah direncanakan, sebagaimana tuntutan kewajiban guru

yang diamanatkan oleh Pemerintah dalam hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional.

B. Rumusan Masalah

Pada penelitian ini, dirumuskan masalah sebagai berikut "Apakah ada

kesesuaian antara rencana pembelajaran sains yang dibuat oleh guru pembelajaran

sains dengan pelaksanaan pembelajaran sains di Sekolah Dasar?"

C. Pertanyaan Penelitian

Dari rumusan masalah tersebut dapat diajukan pertanyaan peneletian

sebagai berikut :

1. Apakah RPP yang dibuat oleh guru sesuai dengan pedoman penyusunan RPP

dari Depdiknas?

2. Apakah aspek-aspek dalam RPP dapat dilaksanakan sesuai yang tertulis dalam

RPP?

3. Apakah ada kesesuaian antara waktu yang direncanakan dalam RPP dengan

pelaksanaan pembelajaran?

4. Berapa lama rencana dalam RPP dapat dilaksanakan pada pembelajaran?

5. Faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat kesesuaian antara rencana dalam

(7)

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah, untuk menganalisis

kesesuaian antara rencana pembelajaran Sains yang dibuat oleh guru dengan

pelaksanaan pembelajaran Sains di Sekolah Dasar.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut:

1. Secara praktis diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran nyata

kondisi guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran Sains.

2. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran untuk memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pengambil

kebijakan di sekolah dalam menentukan suatu kebijakan.

F. Definisi Operasional

Beberapa istilah yang penting dalam penelitian ini dapat diinterpretasikan

sebagai berikut:

1. Analisis, adalah kajian secara mendalam terhadap kenyataan perencanaan

pelaksaan pembelajaran Sains yang dilakukan oleh guru di dalam kelas yang

menjadi tanggung jawabnya.

2. Kesesuaian, adalah kondisi dinamis yang terjadi dari perencanaan yang dirancang oleh guru untuk dilaksanakan pada kegiatan yang dilakukan guru

dalam proses pembelajaran Sains di dalam kelas yang menjadi tanggung

(8)

3. Rencana Pembelajaran, adalah serangkaian rancangan kegiatan yang akan dilakukan guru dalam proses pembelajaran Sains di dalam kelas yang menjadi

tanggung jawabnya.

4. Pelaksanaan Pembelajaran, adalah proses berlangsungnya kegiatan pembe-lajaran Sains yang dilakukan oleh siswa dengan guru di dalam kelas yang

menjadi tanggung jawabnya.

5. Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar, adalah kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru dan ada interaksi edukatif untuk mencapai

tujuan pembelajaran Sains yang telah ditetapkan pada tingkat satuan

(9)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desains Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian deskriptif kualitatif, yang bertujuan untuk mengetahui gambaran

peristiwa yang real mengenai rencana pembelajaran yang dibuat guru dengan

pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa.

Penggunaan metode penelitian ini karena penelitian ini ditujukan untuk

mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap,

kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok.

Beberapa deskripsi digunakan untuk menemukan prinsip-prinsip dan penjelasan

yang mengarah pada penyimpulan (Udin S. Saud, 2007 : 85)

Lebih lanjut, menurut Arikunto (2002:79) bahwa “penelitian kualitatif

merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi

mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya

pada saat penelitian dilakukan.” Jadi tujuan penelitian kualitatif adalah untuk

membuat pejelasan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan

sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.

Data yang pada diperoleh penelitian ini adalah data yang berbentuk

deskripsi, berupa ucapan pada saat eksplanasi atau tulisan dari subyek atau obyek

penelitian, sebagaimana pendapat Sugiyono (2007:98). “Data yang diperoleh

dengan metode kualitatif adalah Data deskriptif terutama data berupa ucapan

(10)

para ahli tersebut penulis menyatakan bahwa metode kualitatif adalah suatu

metode yang memusatkan pada penafsiran data yang ada pada masa kini dengan

jalan mengumpulkan, menyusun, dan menganalisis data untuk digambarkan

secara kongkrit.

Penelitian kualitatif ini memiliki sifat terbuka dalam interpretasi data yang

dengan seksama dan mendeskripsikan data hasil pengamatan secara detail

dilengkapi dengan catatan atau dokumentasi data penilitian. Data dihimpun

dengan pengamatan yang seksama, mencakup deskripsi dalam konteks yang

mendetail disertai catatan-catatan hasil wawancara yang mendalam, serta hasil

analisis dokumen dan catatan-catatan (Udin S. Saud, 2007: 85)

Penelitian kualitatif ini mengunakan bentuk penelitian kualitatif non

interaktif atau penelitian analitis, penilitian ini mengkaji data berdasarkan analisis

dokumen yang diperoleh secara langsung maupun tidak langsung dari hasil

pengamatan.

Alasan pemilihan metode penelitian kualitatif ini, karena penelitian

kualitatif ini memiliki ciri khas atau karateristik sebagai berikut :

1. Kajian naturalistik: melihat situasi nyata yang berubah secara alamiah,

terbuka, tidak ada rekayasa pengontrolan variabel.

2. Analisis induktif: mengungkap data khusus, detil, untuk menemukan

kategori, dimensi, hubungan penting dan asli, dengan pertanyaan terbuka.

3. Holistik: totalitas fenomena dipahami sebagai sistem kompleks, keterkaitan

menyeluruh tak dipotong padahal terpisah, sebab akibat.

(11)

5. Hubungan dan persepsi pribadi: hubungan akrab peneliti-informan, persepsi

dan pengalaman pribadi peneliti penting untuk pemahaman

fenomena-fenomena.

6. Dinamis: perubahan terjadi terus, lihat proses desain fleksibel.

7. Orientasi keunikan: tiap situasi khas, pahami sifat khusus dan dalam konteks

sosial historis, analisis silang kasus, hubungan waktu-tempat.

8. Empati netral: subjektif murni, tidak dibuat-buat (Udin S. Saud, 2007 : 90).

Pada penelitian ini dilaksanakan penelitian kualitatif menggunakan desain

penelitian studi kasus, karena penelitian ini difokuskan pada satu fenomena saja

yang dipilih dan ingin dipahami secara mendalam, dengan mengabaikan

fenomena-fenomena lainnya. Satu fenomena tersebut berupa suatu proses, satu

penerapan kebijakan, atau satu konsep, yaitu tentang kesesuai penyusunan dan

pelaksanaan rencana pelaksanaan pembelajar yang disusun oleh sepuluh orang

guru setelah mengikuti pelatihan.

Dalam pelaksanaan penelitian ini menggunakan alur kegiatan penelitian

sebagai pedoman atau koridor kegiatan agar tidak menyimpang dalam

pelaksanaan penelitian. Alur kegiatan penelitian ini dapat menggambarkan

kegiatan penelitian yang harus dilaksanakan sesuai dengan tujuan dan perumusan

masalah yang telah ditetapkan maka alur penelitian dimaksud adalah sebagai

(12)
[image:12.595.112.512.103.671.2]

Gambar 3.1 Skema Alur Penelitian Analisis Standar Kompetensi pada Mata Pelajaran Sains SD kelas IV Semester II

Penyusunan dan validasi instrumen penelitian

Kajian literatur dan buku sumber

Pelaksanaan Pembelajaran

Sains Observasi

Pembelajaran Sains

Merekam Pembelajaran Sains

Transkrip

Analis Data

Kesimpulan

(13)

B. Subyek Penelitian

Subyek penelitian pada penelitian ini adalah sepuluh orang guru dan

siswa-siswanya yang sedang melaksanakan kegiatan pembelajaran Sains. Sepuluh

orang guru tesebut diplih karena mereka adalah utusan dari gugus kelompok kerja

guru (KKG) masing-masing tempat kerjanya, dengan asumsi mereka memiliki

kompetensi dalam bidang pembelajaran sains di Sekolah Dasar, dan bersedia

mengikuti penelitian ini.

Rincian sepuluh orang yang ikut serta dalam penelitian ini dan asal

tempatnya adalah sebagai berikut :

No. Guru

Ke.. Pendidikan

Masa

Kerja Asal /Tempat Kerja 1. 1 D-II PGSD 21

Tahun

SD Negeri I Ciharalang Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis

2. 2 D-II PGSD/MI 3 Tahun SD Negeri II Ciharalang Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis

3. 3 D-II PGSD 22 Tahun

SD Negeri I Pamalayan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis

4. 4 D-II PGSD 4 Tahun SD Negeri II Pamalayan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis

5. 5 D-II PGSD 7 Tahun SDN. I Handapherang Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis

6. 6 S-1 Bhs. Ind. 19 Tahun

SD Negeri III Sarijadi Kota Bandung

7. 7 S-1 PGSD 18

Tahun

SD Negeri Pasir Muncang Kec. Lembang Kabupaten Bandung

8. 8 D-II PGSD 22 Tahun

SD Negeri Cibogo II Kec. Lembang Kabupaten Bandung

9. 9 D-II PGSD 17 Tahun

SD Negeri Cibogo IV Kec. Lembang Kabupaten Bandung

10. 10 S-1 Bhs. Ind. 15 Tahun

SD Negeri Cibogo VII

(14)

C. Instrumen Penelitian

Instrumen atau alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitin ini

adalah:

1. Alat Pengumpul Data Elektronik/Perekam (Camera Video)

Penggunaan alat perekam data elektronik ini akan membantu memperoleh data

yang obyektif, sistematis, dan memudahkan dalam menganalisis terhadap

berbagai kegiatan yang kompleks.

2. Pedoman Observasi

Pedoman observasi ini berisi hal-hal yang berguna untuk mendapatkan data

yang tidak yang terekam, sehingga dapat menunjang dan memperkuat data

kegiatan yang terjadi dalam pembelajaran Sains.

3. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara diadakan, guna melengkapi data untuk mengetahui latar

belakang guru serta hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran. Data

wawancara digunakan untuk melengkapi serta lebih meyakinkan apakah guru

selalu melakukan kegitan belajar mengajar sebagaimana hasil rekaman atau

observasi.

4. Pedoman Penilaian RPP

Pedoman penilaian RPP diadakan guna melengkapi data untuk mengetahui

(15)

Format 3.1 Pedoman Analisis RPP

No. Komponen RPP RPP Ket

1 Tujuan Pembelajaran

1. Sesuai KD, SKD dan Indikator 2. Rumusan kalimatnya benar/terukur 3. Memenuhi aspek : Audien, Behavior,

Condition, dan Degree.

2 Materi Pokok

1. Sesuai KD, SKD dan Indikator 2. Urut materi tersusun runut/rasional 3. Tidak ada kesalahan konsep 4. Dihubungkan dengan konsep lain

3 Metode Pembelajaran

1. Sesuai KD, SKD dan Indikator 2. Sesuai materi

3. Mudah dan aman digunakan 4. Dapat diindra oleh semua siswa.

4 Langkah Pembelajaran

a. Kegiatan Awal

1. Pengkodisian siswa 2. Penjelasan singkat 3. Apersepsi

b. Kegiatan Inti

1. Kegiatan eksplorasi 2. Kegiatan eksplanasi

3. Kegiatan analisis dan validasi 4. Kegiatan evaluasi

c. Kegiatan Penutup 1. Kegiatan responsi

2. Kegiatan tindak lanjut

5 Alat/Bahan/Sumber

1. Alat Visual/audio visual sesuai tujuan dan materi pelajaran

2. Bahan pelajaran sesuai materi 3. Sumber sesuai materi

4. Sumber mudah didapat

6 Penilaian

1. Sesuai KD, SKD dan Indikator/ tujuan pembelajaran

2. Dapat mengukur kemampuan siswa 3. Jelas jenis dan betuknya alatnya 4. Memenuhi validitas dan reliabilitas

yang baik

(16)

Format 3.2 Kriteria Kesesuaian RPP dengan Pelaksanaan

No. Aspek Indikator Kesesuaian

1 Materi Pokok

a. Tercantum dalam RPP

b. Dibahas dalam pembelajaran

c. Sesuai dengan tujuan

2 Metode

a. Tercantum dalam RPP

b. Dilaksanakan dalam pembelajaran

c. Sesuai dengan tujuan

d. Sesuai dengan kaidah/teori

3 Langkah-langkah

Pembelajaran

a. Tercantum dalam RPP

b. Dilaksanakan dalam pembelajaran

c. Sesuai urutan pelaksanaannya

d. Sesuai dengan waktu yang ditetapkan

4 Alat dan Bahan

a. Tercantum dalam RPP

b. Digunakan dalam pembelajaran

c. Sesuai dengan materi pelajaran

d. Sesuai dengan tujuan pembelajaran

5 Sumber Belajar

a. Tercantum dalam RPP

b. Digunakan dalam pembelajaran

c. Sesuai dengan materi pembelajaran

d. Sesuai dengan tujuan pembelajaran

6 Penilaian

a. Tercantum dalam RPP

b. Dilaksanakan dalam pembelajaran

c. Sesuai dengan materi pembelajaran

d. Sesuai dengan tujuan pembelajaran

e. Sesuai dengan waktu yang ditetapkan

D. Teknik Pengumpulan Data

Sebagaimana diketahui penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data

empiris berupa gambaran nyata dari proses pembelajaran sains, maka teknik

pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah melalui perekaman

dengan menggunakan video. Menurut Widodo (2006:4), secara garis besar ada

dua strategi yang bisa dilakukan untuk mengamati proses pembelajaran, yaitu

dengan pengamatan langsung dan pengamatan tunda dengan menggunakan

rekaman audio atau video. Selain itu wawancara dengan guru, serta penggunaan

(17)

E. Teknik Analisis Data

Langkah-langkah pengolahan data yang dilakukan pada penelitian ini yaitu,

teknik analisis data yang mengacu kepada kriteria penyusunan RPP yang disusun

guru yaitu model RPP yang dibakukan oleh Depdiknas meliputi komponen:

1. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran adalah tujuan yang hendak dicapai yang penyusunannya

mengacu kepada kompetensi dasar dan indikator.

2. Materi Pokok

Materi pokok adalah materi inti yang akan dipelajari sesuai tujuan

pembelajaran.

3. Metode Pembelajaran

Metode adalah cara yang dipilih guru untuk melaksanakan pembelajaran

sesuai dengan tujuan dan materi pelajaran.

4. Langkah-langkah Pembelajaran

Langkah-langkah pembelajaran adalah tahap-tahap kegiatan pembelajaran

yang dilaksanakan selama pembelajaran yang terbagi menjadi tiga tahap yaitu

kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

5. Alat/Bahan/Sumber Belajar

Berupa benda atau sumber informasi seperti buku LKS dan lainya.

6. Penilaian

Berupa cara dan alat untuk mengukur keberhasilan atau proses pembelajaran.

Selanjutnya, analisis pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan guru

(18)

menganalisis video dengan langkah sebagai berikut : mula-mula hasil rekaman

video ditransfer ke bentuk digital. Selanjutnya untuk semua kegiatan guru dan

siswa ditranskrip apa adanya sebagaimana yang dilakukan tanpa diedit ataupun

dipotong. Proses transkripsi dan analisis dilakukan dengan menggunakan sebuah

software “videograph” yang dirancang khusus untuk menganalisis video

(Rimmele. 2004 dalam Widodo, (2006). Dengan menggunakan software ini

peneliti dapat menganalisis setiap adegan dan memberikan kode bagian-bagian

dimaksud sesuai ceritera yang dikembangkan. Kemudian data dalam video

Rimmele ini ditransfer ke dalam sofware SPSS Versi 1.0 untuk dianalisis

frekuensi dilaksanakan pada pembelajaran atau tidak. Dari analisis statistik

dengan software tersebut selanjutnya diolah data untuk melihat persentase

kesesuaian antara RPP dan pelaksaannya. Selain video, sumber data dalam

penelitian ini dilengkapi dengan data dokumentasi RPP dan biodata guru yang

(19)

BAB V

SIMPULAN SARAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut,

1. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) oleh sepuluh orang guru

secara umum berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang

dikembangkan oleh Depdiknas hanya subtansi yang ada di dalamnya masih ada

yang tidak sesuai hal ini ditunjukan pada penyusunan tujuan pembelajaran dan

rumusan materi yang kurang rinci.

2. Pelaksanaan rencana pembelajaran (RPP) pada umum dapat dilaksanakan,

tetapi tidak terlaksana sepenuhnya, karena ada komponen yang tidak

dilaksanakan seperti penilaian pembelajaran. Rata-rata kesesuaian antara

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan pelaksanaan hanya 34,33%,

dan mayritas guru yang dapat melaksanakan seperti tercantum dalam rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) antara 37,9% hingga 49,9%.

3. Antara waktu yang direncanakan dalam RPP dan pelaksanaan pembelajaran

tidak sesuai atau terjadi penyimpangan. Penyimpangan waktu antara

perencanaan dengan pelaksanaan sangat nampak pada kegiatan awal, inti dan

penutup. Pada kegaiatan awal ada guru yang tidak menggunakan waktunya

(tidak ada pembukaan), ada guru yang menggunakan waktu untuk pembukaan

berlebihan (lebih dari waktu yang ditentukan). Pada kegiatan inti sebagian

besar guru tidak dapat menggunakan secara efektif, banyak waktu terbuang

(20)

merapihkan pakaian). Pada kegiatan akhir hampir tidak dimanfaatkan oleh

guru, hal ini dapat dilihat dengan tidak dilaksanakannya kegiatan evaluasi.

4. Dilihat dari lamanya waktu pelaksanakan RPP reratanya adalah 83,55 %

artinya sebagian guru menggunakan waktu sesuai jatah waktu pembelajaran

namun tidak diisi oleh kegiatan yang sesuai dengan RPP ( Pelaksanaan RPP

tidak sesuai), ada guru yang hanya melakukan pembelajaran selama 35 menit

54 detik atau sekitar 50,94% dari waktu yang tersedia. Hal ini berarti guru

tersebut melakukan penyimpangan dari waktu yang ditentukan.

5. Hal-hal yang mempengaruhi tingkat kesesuaian antara rencana dalam RPP dan

Pelaksanaanya adalah 1). Kedisiplinan dalam penggunaan waktu guru masih

sangat kurang, 2). Metode pengajaran, kecenderungan guru memilih metode

Diskusi dan ceramah sangat dominan dibandingkan dengan metode-metode

lainnya, sehingga menimbulkan kejenuhan pada siswa tidak berkembang dalam

ilmu pengetahuannya, 3). Alat peraga kelas yang sangat kurang, 4). Pendidikan

dan pengalaman para guru masih perlu mendapatkan peningkatan, 5). Penilaian

yang dilakukan guru sangat sedikit, guru yang melakukan penilaian secara

lengkap sesuai dengan rencana; secara tertulis, penilaian proses dan penilaian

portofolio hanya sebagian kecil, bahkan tidak melaksanakan penilaian.

B. Saran dan Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian ini yang diuraikan di atas, terdapat beberapa

saran dan rekomendasi yang dapat menjadi pertimbangan bagi sepuluh orang guru

(21)

rencana pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik sehingga dapat mendukung

terhadap peningkatan kualitas pendidikan.

1. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) oleh sepuluh orang

guru yang mengikuti pelatihan belum sesuai dengan pedoman pada rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh Depdiknas pada

subtansi penyusunan tujuan pembelajaran hendaknya memperhatikan

indikator kemampuan dan disusun dengan kata kerja operasional yang dapat

menggambarkan kondisi saat siswa belajar tujuan yang dicapai spesifik dan

terukur, dalam rumusan materi harus disusun rinci sesuai hirarkis konsep

keilmuan dari konsep mudah ke konsep sulit dari konsep yang konkrit ke

konsep abstrak dari konsep di sekitar siswa ke konsep ruang lingkupanya

jauh dari siswa.

2. Dari sepuluh orang guru subyek penilitian ini ada yang menganggap bahwa

rencana pembelajaran sangatlah fleksibel dengan implementasi

pembelajaran. Hendaknya guru dapat melaksanakan RPP seperti yang telah

ditetapkan hal ini agar pembelajaran terarah dan tercapai tujuan

pembelajaran

3. Penggunaaan waktu oleh sepuluh orang guru subyek penilitian ini pada

pembelajaran masih terjadi penyimpangan, maka hendaknya guru lebih

disiplin waktu dan memanfaatkan waktu untuk kegiatan yang sejalan

dengan RPP yang telah dirancangnya.

4. Pelaksanaan penilaian hasil pembelajar dari sepuluh orang guru subyek

(22)

penilaian akan sangat berguna untuk menentukan tindakan selanjutnya yang

harus dilakukan guru untuk perbaikan pembelajaran.

5. Penggunaan alat belajar oleh sepuluh orang guru subyek penilitian ini

hendaklah dilakukan secara maksimal, karena dapat membantu

meningkatkan motivasi belajar siswa.

6. Penggunaan sumber belajar berupa buku, media cetak, dan elektronik serta

sumber-sumber lain oleh sepuluh orang guru subyek penilitian ini harus

ditingkatkan karena akan sangat bermanfaat untuk menambah informasi

yang sangat berguna bagi siswa.

7. Bagi pengambil kebijakan (Pengawas, Kepala Sekolah, pejabat sekait),

perlu memberikan kebijakan untuk meningkatkan kompetensi, kepada

sepuluh orang guru subyek penilitian ini dalam penyelenggaraan

pembelajaran yang bermutu, berupa kesempatan untuk belajar ke jenjang

pendidikan yang lebih tinggi, memberikan kesempatan berlatih membuat

media pembelajaran, memberikan pelatihan pembelajaran yang

berkesinambungan misalnya melalui KKG untuk lebih mengembangkan

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta: Rineka Cipta.

BSNP. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satua Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP.

Dahar, R.W. (1989). Teori-teori Belajar. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Dikdasmen. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdikbud.

Fathurrohman, P & Sutikno, S, (2007). Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung: Refika Aditama.

Gall, M, D., Gall, J, P & Borg, W.R. (2003). Educational Research and Introduction. Boston Education, Inc.

Harjanto. (2006). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. (2003). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Kadir, A. (2000). Penerapan Model Cooperative Learning Tipe STAD Dalam Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa.Tesis Magister IPA Universitas Pendidikan Indonesia.Tidak diterbitkan.

Kadri. (1992). Peranan Guru Sebagai Pembimbing Dalam Mengembangkan Kreatifitas Belajar Siswa. Tesis Program Pasca Sarjana IKIP Bandung.Tidak diterbitkan.

Majid, A. (2005). Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Masyhudi. (2004). Kemampuan Guru dalam Pengelolaan Kelas. Tesis Magister Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.

Marno dan Idris, M. (2008). Strategi & Metode Pengajaran. Jogjakarta: Ar Ruzzmedia.

Mc. Milan, J.H & Schumacher, S. (2002). Research In Education. New York: Longman.

(24)

Mulyasa, Enco. (2007). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Rosdakarya.

Nurmala, Mamay, N. (2003). Perbandingan Prestasi Belajar Siswa Pada Konsep Struktur atom Hidrogen dengan menggunakan Metoda Diskusi Kelas dan Metode Belajar berkelompok Tipe STAD. Tesis. Magister IPA Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.

Poedjiadi, A. (2001). Pengantar Ilmu filsapat Ilmu Pendidikan.Bandung: Penerbit Yayasan Cendrawasih.

Purwanto, Ngalim. (2006). Prinsip-prinsp dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Rosdakarya.

Puskur. (2006). Model Pembelajaran Tematik Sekolah Dasar Kelas Awal. Jakarta: Puskur-Balitbang Depdiknas.

Sagala, S. (2006). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung. Alfabeta.

Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Penerbitan Kencana Prenada Media.

Sarjdono, (2000). Permasalahan Pendidikan MIPA di Sekolah dan Upaya Pemecahannya. Makalah pada Seminar Nasional Pendidikan MIPA. FPMIPA UM Malang.

Semiawan, C. dkk. (1985). Pendekatan Keterampilan Proses, Bagaimana Mengaktifkan Siswa dalam Belajar. Jakarta: Gramedia.

Slamet, (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.

Suanal, Dennis, http://astlc.ua.edu/Science In Elem & Middle School / 565 Learning Cycle-Comparing Models.htm.

Sudjana. (1989). Metode dan Teknik Kegiatan Belajar Partisipasif. Bandung:PT. Remaja Rosdakarya.

Sudjana, N. dan Ibrahim. (2001). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sudjana, N & Rivai, Ahmad. (2007). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

(25)

Susanto. (2008). Penyusunan Silabus dan RPP Berbasis Visi KTSP. Surabaya: Mata Pena.

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung Penerbit Alfabeta.

Supriadi, D. (1994). Kreatifitas, Kebudayaan Dan Perkembangan Iptek. Bandung: Alpabeta.

Surya.M. (1983). Psikologi Perkembangan. Bandung: FIP IKIP Bandung

Syamsudin. A. (2000). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Syaodih, N. (2000). Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Syaodih, N. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Uno, H. B. (2006). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Uno, H. B. (2008). Profesi Kependidikan; Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

Usman, M. Uzer. (2008). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Wahidin. (2006). Metode Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung: Sangga Buana.

Widodo, A. (2006). The Feature Of Biology Lesson: Results Of A Video Study? Paper Presented at The 2nd UPI-UPSI Joint Internatational Confrence August 8-9, 2006 in Bandung. Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi (tidak ditertibkan).

Widodo, A. (2007) Kontruktivisme dan Pembelajaran Sains. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. No. 064. Tahun ke-13. Januari 2007. Jakarta: Depdiknas.

Winataputra, US. (1993). Materi Pokok Strategi Belajar Mengajar IPA. Jakarta: Depdikbud.

(26)

Yusuf, S. dkk. (1993). Dasar-dasar Pembinaan Kemampuan Proses Belajar Mengajar. Bandung: CV. Andira.

Gambar

Gambar 3.1 Skema Alur Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Nilai koefisien tersebut menunjukkan bahwa suhu permukaan laut dan klorofil-a memiliki hubungan yang sangat erat terhadap hasil tangkapan ikan ikan tuna sirip kuning

Perancangan proses yang dimak- sudkan adalah bagaimana sistem akan bekerja, proses–proses apa yang di- gunakan, mulai dari masuknya data input yang kemudian diproses oleh sis-

Ketidakmampuan mengelola sekolah akan menjadikan sekolah tersebut terpuruk dalam kancah persaingan dengan sekolah lainnya karena kualitas pendidikan merupakan indikator

5) Resiko terhadap kebebasan mengakses Rekam Medis elektronik. Rekam kesehatan elektronik memungkinkan berbagai informasi medis dari berbagai sumber dalam bentuk untuk

Segenap komponen bangsa harus turut melakukan pembenahan sistem pendidikan di Indonesia sehingga penciptaan kesadaran individu dalam rangka kebebasan berpikir dan

[r]

Transaksi uang harus dilakukan secara tunai jika barangnya sejenis, dan jika di dalam transaksi tersebut ada kelebihan, maka statusnya adalah riba, namun jika transaksi