• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL QUANTUM WRITING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS ESAI PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PEND.BAHASA INDONESIA FKIP UNPAS TAHUN AKADEMIK 2010/2011.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MODEL QUANTUM WRITING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS ESAI PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PEND.BAHASA INDONESIA FKIP UNPAS TAHUN AKADEMIK 2010/2011."

Copied!
166
0
0

Teks penuh

(1)

v DAFTAR ISI

Halaman PERNYATAAN

PENGESAHAN

ABSTRAK i

KATA PENGANTAR ii

UCAPAN TERIMA KASIH iii

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL vii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Batasan dan Rumusan Masalah 6

1.3 Tujuan Penelitian 7

1.4 Manfaat Penelitian 8

1.5 Anggapan Dasar dan Hipotesis 8

1.6 Definisi Operasional 10

BAB II LANDASAN TEORETIS 11

2.1 Kemampuan Berpikir dalam Model Quantum Writing 11

2.1.1 Hakikat Berpikir 11

2.1.2 Etika Umum Berpikir 12

2.1.3 Cara Berpikir Otak Kanan dan Otak Kiri 14

2.2 Model Quantum Writing 16

2.2.1 Pengertian Model Quantum Writing 16 2.2.2 Menulis Sinergi Gaya Quantum Writing 17 2.2.3 Langkah-langkah Model Quantum Writing 27

2.3 Kompetensi Menulis 31

2.3.1 Pengertian Menulis 31

2.3.2 Tujuan Menulis 36

2.3.3 Manfaat Menulis 38

(2)

vi

2.3.5 Proses Penulisan 41

2.3.6 Sumber-sumber Menulis 45

2.4 Esai 48

2.4.1 Sejaran Esai 48

2.4.2 Pengertian Esai 49

2.4.3 Karakteristik Esai 50

2.4.4 Jenis Esai 52

2.4.5 Cara Menyusun Esai 53

2.4.6 Tips Menulis Esai 56

2.4.7 Komposisi Esai 57

2.5 Unsur Kesatuan dan Kepaduan 58

2.5.1 Pengertian Unsur Kepaduan (Kohesi) 59 2.5.2 Piranti Unsur Kepaduan (Kohesi) 60 2.5.3 Pengertian Unsur Kesatuan (Koherensi) 61 2.5.4 Syarat-syarat Unsur Kesatuan Tulisan 64

BAB III METODE PENELITIAN 66

3.1 Metode Penelitian 66

3.2 Prosedur Penelitian 68

3.3 Instrumen Penelitian 71

3.4 Tahapan Penelitian 79

3.5 Populasi dan sampel 79

3.6 Teknik Analisis Data 80

BAB IV ANALISIS ESAI 90

4.1 Analisis Data Esai 83

4.1.1 Esai “Keindonesiaan Itu” karya Yonky Karman 84 4.1.2 Esai “Menakar Kekerasan Diri Kita” karya Surahmat 90 4.1.3 Esai “Pembangunan Gerus Kearifan Lokal” karya 95

Wisasto Raharjo

4.1.4 Esai “Perkawinan pada Masyarakat Betawi” karya Dinna 101

Safitri

(3)

vii

4.2 Hasil Analisis 118

4.3 Pembahasan Hasil Analisis 119

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PEMBELAJARAN DENGAN MENERAPKAN MODEL

QUANTUM WRITING 121

5.1 Data dan Analisis Data Hasil Studi Pendahuluan 121 5.2 Penerapan Model Quantum Writing dalam Pembelajaran

Menulis Esai 153

5.2.1 Rancangan Model Quantum Writing 153 5.2.2 SAP dengan Menerapkan Model Quantum Writing 160 5.3 Data dan Analisis Data Kemampuan Menulis Esai Kelas

Eksperimen 169

5.3.1 Identifikasi Sampel 169

5.3.2 Analisis Produk Esai 171

5.3.3 Data Nilai Kemampuan Menulis Esai Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol 214

5.3.4 Pengujian Sifat data 215

A. Uji Normalitas setiap Variabel 215 B. Uji Homogenitas setiap Variabel 217

C. Uji Hipotesis 218

5.4 Respons Dosen dan Mahasiswa Terhadap Penerapan

Model Quantum Writing 221

5.4.1 Data dan Hasil Observasi 221

5.4.2 Data dan Hasil Angket 227

5.4.3 Analisis Hasil Wawancara dengan Dosen 232 5.4.4 Analisis Hasil Wawancara dengan Mahasiswa 235

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan 238

B. Saran 242

DAFTAR PUSTAKA 243

(4)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan ujaran atau ungkapan dalam bentuk bunyi ujaran.

Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi dan interaksi yang sangat penting bagi

manusia. Melalui bahasa kita mendapatkan beberapa informasi penting. Bahasa

sebagai alat untuk menyampaikan gagasan, pikiran, pendapat, dan perasaan. Oleh

karena itu, bahasa sangat penting peranannya bagi kehidupan manusia. Selain

bahasa lisan, kita juga mengenal adanya bahasa tulisan yang dipelajari dalam

kegiatan menulis. Menulis adalah mengkomunikasikan sesuatu melalui

lambang-lambang tulisan. Dalam kegiatan menulis, ada dua permasalahan pokok, yaitu

memilih atau menemukan gagasan dan memilih bahasa atau ungkapan untuk

mengungkapkan gagasan itu.

Salah satu jenis keterampilan berbahasa adalah keterampilan menulis.

Keterampilan ini termasuk keterampilan berbahasa yang dianggap sulit

(Alwasilah,1994). Anggapan ini mengakibatkan minimnya jumlah orang yang

berminat menulis walaupun kegiatan ini harus selalu dihadapi, terutama oleh

kaum akademisi, seperti melakukan penelitian, menulis laporan kegiatan

lapangan, menulis laporan buku, dan menulis makalah atau esai.

Sekalipun mereka menulis, pada umumnya mereka menulis karena

terpaksa. Keterpaksaan ini tampak dari masih rendahnya kemampuan menulis di

(5)

2

bisa diperoleh mahasiswa dari kegiatan menulis, di antaranya melalui menulis

yang terencana, mereka akan terbiasa berpikir serta berbahasa secara tertib

(Akhadiah, 1994:1-2). Hal yang hampir senada dikemukakan pula oleh Tarigan

(1994:1) bahwa semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas

jalan pikirannya. Tarigan (1994:4) lebih lanjut mengemukakan bahwa dalam

kehidupan modern ini keterampilan menulis sangat dibutuhkan sehingga tidak

berlebihan bila dikatakan bahwa keterampilan menulis merupakan suatu ciri lain

bagi bangsa yang terpelajar.

Sebagai sebuah keterampilan, untuk mencapai kualitas tulisan yang baik,

kegiatan menulis dapat diupayakan melalui berbagai cara. Salah satu caranya

adalah melalui penggunaan model pembelajaran menulis yang nyaman (tidak

membebani). Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa keterampilan menulis

merupakan suatu aktivitas yang melibatkan aspek ide, motivasi, dan pikiran.

Aspek-aspek ini merupakan sarana bagi terekspresikannya gagasan dengan baik.

Penguasaan terhadap aspek-aspek ini dapat dilakukan melalui pelatihan, baik

secara langsung maupun secara tidak langsung dalam kegiatan menulis.

Berdasarkan pengamatan di lapangan, kenyataan menunjukkan bahwa masih

banyak mahasiswa yang mendapatkan kesulitan untuk mewujudkan sebuah

wacana (tulisan) yang memiliki kesatuan serta kepaduan yang logis, khususnya

mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Unpas.

Hal ini menunjukkan bahwa diperlukan suatu perlakuan khusus terhadap

mahasiswa agar mereka mampu menyusun sebuah tulisan yang memiliki kesatuan

(6)

dengan temuan Coe dan Rycroft (1986:1-2) yang menandaskan bahwa tujuan

keterampilan menulis adalah untuk menolong pembelajar dapat menulis surat,

cerita, dan teks lainnya. Kalau berbicara dikatakan sebagai aktivitas spontan,

maka menulis merupakan proses yang harus direncanakan dan diorganisasi secara

baik. Berdasarkan pernyataan tersebut, mereka menemukan beberapa alasan

utama penyebab tulisan pembelajar sulit dimengerti atau tidak efektif, yakni

kalimat-kalimat yang mereka susun tanpa pungtuasi secara tepat dan hubungan

antaride tidak jelas karena tidak ditempatkan secara baik.

Implikasi lain yang muncul dari pernyataan di atas adalah masih rendahnya

kemampuan para penulis (mahasiswa) menata informasi. Dalam tulisan esai,

gagasan-gagasan penulis harus selalu didukung oleh pendapat pakar, hasil

penelitian, hasil pengamatan, hasil pemikiran, dan fakta-fakta lain yang

diperlukan. Informasi-informasi yang diperlukan tersebut dapat berbentuk

pernyataan yang mendukung dan dapat pula berbentuk pernyataan yang menolak.

Pada situasi demikian, seorang penulis harus mampu menatanya secara baik

dengan mampu memadupadankan sebuah tulisan, baik antarkalimat maupun

antarparagraf. Ada beberapa penelitian yang sejenis dengan penelitian yang akan

dilakukan, di antaranya penelitian-penelitian tentang konjungsi dalam tulisan,

yaitu:

Hasil penelitian Suryadi (1997) tentang analisis kesalahan sintaksis dalam

laporan PPL mahasiswa menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa masih

melakukan kesalahan dalam penulisan kalimat dalam wacana. Kesalahan yang

(7)

4

menjadikan kalimat tidak efektif, interferensi (penggunaan kosakata yang tidak

baku), dan konjungsi (penggunaan kata sambung yang masih keliru).

Temuan Kurniawan (1995) tentang bahasa tulis mahasiswa adalah

kemampuan mahasiswa menulis kalimat efektif masih sangat lemah. Sebagian

besar mahasiswa (60%) tidak mampu menyusun kalimat secara efisien, logis atau

nalar, dan koheren serta kohesif. Hal-hal yang cukup mencolok dari temuan

tersebut adalah sebagian besar mahasiswa tidak mampu menggunakan konjungsi

dalam kalimat.

Relevansi temuan-temuan terdahulu tersebut dengan penelitian ini adalah

(1) ketidakmampuan mahasiswa menyusun kalimat secara efektif, baik sisi

efisiensi, logika, kohesivitas dan koherensi menunjukkan bahwa masih lemahnya

mereka menguasai aspek kesatuan dan kepaduan dalam menyusun wacana dan (2)

temuan tentang kesulitan mahasiswa menuangkan gagasannya dalam menulis

dikarenakan belum ada model yang mengarahkan potensi menulis mahasiswa

secara tepat.

Sesuai dengan relevansi di atas, penelitian ini setidaknya akan dapat

menindaklanjuti temuan-temuan tersebut. Penggunaan model pembelajaran yang

sesuai dengan tujuan keterampilan menulis, dirasa dapat menjadi obat yang tepat

bagi ‘penyakit’ yang selama ini dirasakan mahasiswa yaitu kesulitan menuangkan

ide dalam tulisan. Model pembelajaran yang memberikan keleluasaan bagi penulis

menuangkan gagasannya dalam menulis dirasa sebagai solusi yang tepat untuk

meningkatkan keterampilan menulis mahasiswa. Model quantum writing

(8)

writing, Hernowo (2004:10) berpendapat quantum writing merupakan interaksi

dalam proses belajar (menulis) niscaya mampu mengubah berbagai ide menjadi

ledakan/gairah yang dapat ditularkan kepada orang lain. Langkah-langkah

pembelajaran dalam quantum writing adalah: (1) tahap persiapan; (2) tahap draft

kasar; (3) tahap berbagi; (4) tahap penyuntingan; (5) tahap perbaikan; (6) tahap

penulisan kembali; (7) tahap evalusi. Dengan demikian, proses kegiatan menulis

akan menyenangkan dan penuh gairah, sehingga menghasilkan tulisan yang

berkualitas.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti masalah

penggunaan model quantum writing dalam meningkatkan keterampilan menulis

mahasiswa. Salah satu kasus jenis tulisan yang sering digunakan dalam dunia

akademis adalah jenis tulisan kreatif. Oleh karena itu, kemampuan menulis yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah menulis esai yang berfokus pada unsur

kesatuan dan kepaduan. Sekaitan dengan hal itu, maka penulis mencoba membuat

penelitian dengan judul “Model Quantum Writing dalam Meningkatkan

Kemampuan Menulis Esai pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa,

(9)

6

1.2 Batasan dan Rumusan Masalah 1.2.1 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, penulis

membatasi masalah yang berkaitan dengan model quantum writing dalam

meningkatkan kemampuan menulis esai pada mahasiswa Program Studi

Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah

penelitian sebagai berikut “Apakah model quantum writing dapat meningkatkan

kemampuan menulis esai yang berfokus pada unsur kesatuan dan kepaduan pada

mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah FKIP

Unpas?” Agar penelitian ini lebih terfokus, rumusan masalah tersebut lebih

dipertajam dengan pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1) Bagaimanakah kemampuan menulis esai mahasiswa Program Studi

Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah FKIP Unpas?

2) Apakah model quantum writing dapat meningkatkan kemampuan menulis

esai yang berfokus pada unsur kesatuan dan kepaduan pada mahasiswa

semester VI tahun 2011 Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia

dan Daerah FKIP Unpas?

3) Apakah terdapat perbedaan signifikan kemampuan menulis esai antara

mahasiswa yang diberi perlakuan model quantum writing dengan mahasiswa

(10)

4) Apakah dosen dan mahasiswa merespons secara positif penerapan model

quantum writing dalam meningkatkan kemampuan menulis esai yang

berfokus pada unsur kesatuan dan kepaduan?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang hendak dicapai ialah:

1) mengetahui kemampuan menulis esai mahasiswa Program Studi Pendidikan

Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah FKIP Unpas;

2) mengetahui rancangan model quantum writing dalam meningkatkan

kemampuan menulis esai yang berfokus pada unsur kesatuan dan kepaduan

pada mahasiswa semester VI tahun 2011 Program Studi Pendidikan Bahasa,

Sastra Indonesia dan Daerah FKIP Unpas;

3) mengetahui hasil penerapan model quantum writing dalam meningkatkan

kemampuan menulis esai yang berfokus pada unsur kesatuan dan kepaduan

pada mahasiswa semester VI tahun 2011 Program Studi Pendidikan Bahasa,

Sastra Indonesia dan Daerah FKIP Unpas.

4) mengetahui renpons dosen dan mahasiswa terhadap penerapan model

quantum writing dalam meningkatkan kemampuan menulis esai yang

(11)

8

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini, ialah:

1) bagi penulis, kegiatan penelitian ini tentunya bisa menambah pengetahuan,

wawasan dan pengalaman, serta keterampilan penulis, khususnya dalam

pembelajaran menulis esai yang berfokus pada unsur kesatuan dan kepaduan;

2) memberikan sumbangan bermakna terhadap dunia pendidikan khususnya

dalam bidang pembelajaran;

3) hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif pembelajaran

dalam kegiatan menulis esai;

4) dapat dijadikan acuan penelitian selanjutnya.

1.5 Anggapan Dasar dan Hipotesis 1.5.1 Anggapan Dasar

Dalam penelitian ini penulis mempunyai anggapan dasar sebagai berikut.

1) Mahasiswa memiliki potensi untuk mampu menulis, termasuk menulis esai.

2) Mahasiswa mengalami kesulitan dalam menyusun unsur kesatuan dan

kepaduan dalam kegiatan menulis esai.

3) Kemampuan menulis mahasiswa harus ditingkatkan dan mendapat latihan

yang proporsional dengan teknik yang bervariasi.

4) Model quantum writing merupakan model pembelajaran yang relevan untuk

(12)

1.5.2 Hipotesis

Penulis merumuskan beberapa hipotesis sebagai berikut.

1) Kemampuan awal menulis esai mahasiswa semester VI tahun 2011 Program

Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah FKIP Unpas belum

maksimal.

2) Model quantum writing dapat diterapkan sebagai model pembelajaran dalam

meningkatkan kemampuan menulis esai yang berfokus pada unsur kesatuan

dan kepaduan pada mahasiswa semester VI tahun 2011 Program Studi

Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah FKIP Unpas.

3) Model quantum writing tepat digunakan sebagai model pembelajaran dalam

meningkatkan kemampuan menulis esai yang berfokus pada unsur kesatuan

dan kepaduan pada mahasiswa semester VI tahun 2011 Program Studi

Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah FKIP Unpas.

4) Ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan mahasiswa semester VI

tahun 2011 Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah

FKIP Unpas yang menerapkan pembelajaran menulis esai dengan model

quantum writing dibandingkan dengan kemampuan mahasiswa yang

menerapkan pembelajaran menulis esai dengan model konvensional.

1.6 Definisi Operasional

Untuk menghindari terjadinya perbedaan interpretasi dan penafsiran dalam

mengkaji penelitian ini, peneliti memberikan definisi operasional yang terdapat

(13)

10

1) Model quantum writing merupakan interaksi dalam proses belajar (menulis)

niscaya mampu mengubah berbagai ide menjadi ledakan/gairah yang dapat

ditularkan kepada orang lain.

2) Menulis esai adalah kegiatan mengomunikasikan gagasan, pemikiran, atau

pandangan mengenai suatu topik secara kreatif dalam wujud tulisan yang

bersifat prosais, subjektif, dengan bentuk yang tidak terlalu panjang dan cara

penuturan yang sebaik-baiknya. Meskipun esai bersifat subjektif, namun

mengenai akurasi, faktualitas, dan aktualitas dari materi tulisan tetap harus

diperhatikan.

3) Unsur kepaduan adalah struktur paragraf di mana bagian-bagiannya sangat

cocok satu sama lain, sedangkan unsur kesatuan merupakan ide pemersatu

dalam sebuah paragraf.

Berdasarkan uraian di atas, dapat penulis simpulkan, bahwa model

quantum writing dalam meningkatkan kemampuan menulis esai yang berfokus

pada unsur kesatuan dan kepaduan adalah penerapan model pembelajaran menulis

yang berusaha mengarahkan mahasiswa untuk mampu dan terampil

mengomunikasikan gagasan, pemikiran, atau pandangannya ke dalam tulisan

berbentuk esai, melalui kegiatan menulis yang menyenangkan dan

(14)

61 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini akan menggunakan penelitian eksperimen. Penelitian dengan

menggunakan percobaan atau eksperimen dimaksudkan untuk menyelidiki

kemungkinan sebab akibat (cause of effect relationship), dengan cara mengekspos

satu atau lebih kelompok eksperimental dan satu atau lebih kondisi eksperimen.

Penelitian eksperimen yang akan digunakan adalah penelitian eksperimen kuasi.

Penelitian eksperimen kuasi memiliki kesepakatan praktis antara eksperimen

kebenaran dan sikap asli manusia terhadap bahasa yang ingin kita teliti

(syamsuddin & Damaianti, 2009:162). Metode merupakan cara utama yang

digunakan untuk mencapai tujuan, sedangkan penelitian merupakan salah satu

cara untuk mendapatkan kebenaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode eksperimen dengan the randomized pretest-posttest control group

design. Pengaruh perlakuan diperhitungkan melalui perbedaan antara tes awal dan

tes akhir pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Tabel 3.1

Desain Eksperimen

Treatment group ER O1 XA O2

Control group KR O3 XB O4

(15)

62

Keterangan

ER : kelas ekperimen KR : kelas kontrol

O1 : kelas eksperimen sebelum perlakuan (pretest) O2 : kelas eksperimen setelah perlakuan (posttest) XA : penerapan model quantum writing

XB : penerapan metode konvensional O3 : kelas kontrol (pretest)

O4 : kelas kontrol (posttest)

Langkah-langkah rancangan kelas eksperimen tes awal dan tes akhir

sampel ekuivalen sebagai berikut:

1. memilih sampel secara random;

2. memberikan tes awal kepada kelas eksperimen untuk memperoleh hasil

O1 dan tes awal untuk kelas kontrol untuk memperoleh O3;

3. memberikan eksperimen kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol;

4. memberikan tes akhir pada kelas eksperimen untuk memperoleh O2 dan

kelas kontrol untuk memperoleh O4;

5. menghitung hasil rata-rata (mean) kelas eksperimen dan kelas kontrol;

6. menghitung standar deviasi kelas eksperimen dan kelas kontrol;

7. menghitung rata-rata (uji t) kelas eksperimen O3 dan kelas kontrol O4;

8. menentukan dasar taraf signifikan ( @ ) yaitu 5% atau 0,05;

(16)

Dari langkah-langkah itu dapat diperjelas dengan pola penelitian sebagai

berikut:

Pola Penelitian Eksperimen Tes Awal dan Tes Akhir Sampel Ekuivalen yang Dimodifikasi (Syamsudin & Damaianti, 2009: 174)

Keterangan

R : Pemilihan sampel secara random

A : Sampel kelas eksperimen dengan model quantum writing

B : Sampel kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional

O1 : Tes awal kelas eksperimen dengan model quantum writing

O2 : Tes akhir kelas eksperimen dengan model quantum writing

O3 : Tes awal kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional

O4 : Tes akhir kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional

X : Pengajaran dengan model quantum writing

C : Pengajaran dengan model pembelajaran konvensional

3.2 Prosedur Penelitian

Sebagai langkah pertama dalam penelitian ini dilakukan studi pendahuluan

yang meliputi studi literatur dan studi pendahuluan di kelas pada waktu

pembelajaran menulis. Hasilnya dipakai untuk menentukan konsep-konsep yang

(17)

64

yang berfokus pada unsur kesatuan dan kepaduan dan penerapan model quantum

writing.

Prosedur penelitian yang digunakan mengacu pada prosedur eksperimen.

Tahapan ini berlangsung sehingga tercapai tujuan yang diinginkan, dengan

respons mahasiswa yang diharapkan, maka penelitian dapat dilaksanakan hingga

tahapan akhir.

Sebelum tahapan-tahapan dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan uji coba

yang telah disusun, dosen (yang menjadi model) mengajar dalam bentuk

memeragakan salah satu keterampilan mengajar kemudian membuat SAP untuk

kelasnya. SAP yang dikembangkan mengikuti yang diperagakan oleh dosen

sebagai strategi dan model pembelajaran tetapi dalam topik dan bahan ajar yang

berbeda. Dosen mempraktikkan rancangan pada kelas kecil (jumlah mahasiswa

sedikit) selama penyajian diadakan pengamatan melalui rekaman video.

Prosedur penelitian eksperimen dapat dipaparkan sebagai berikut.

1. Penelitian dan pengumpulan data (research and information collecting).

Pengukuran kebutuhan, studi literatur, penelitian dalam skala kecil, dan

pertimbangan-pertimbangan dari segi nilai.

2. Perencanaan (planning). Menyusun rencana penelitian, meliputi

kemampuan-kemampuan yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, rumusan penelitian

yang hendak dicapai dengan penelitian tersebut, desain atau langkah-langkah

penelitian, kemungkinan pengujian dalam lingkup terbatas.

3. Merancang jadwal dengan Dosen Mata Kuliah Menulis Esai. Proses belajar

(18)

pukul 07.00 s.d 09.30 di kelas semester VI-C dan di kelas semester VI-B.

Penelitian berlangsung sekitar 3 minggu mulai tanggal 19 Mei 2011 sampai

dengan 4 Juni 2011.

4. Memberikan tes awal kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol pada tanggal

yang akan ditetapkan. Pada awal pelaksanaannya, untuk kelas eksperimen dan

kontrol mahasiswa ditugaskan menulis esai berdasarkan tema yang telah

mereka pilih sebelumnya. Setelah itu, kelas eksperimen dan kelas kontrol

diberi perlakuan (treatment) yang berbeda. Perlakuan yang diberikan yaitu

sebagai berikut:

a. Kelas eksperimen ditugaskan untuk menulis esai yang berfokus pada unsur

kesatuan dan kepaduan menggunakan model quantum writing dengan

menerapkan sistem PAK! dengan langkah yaitu:

Sistem PAK! Strategi PAK!

Pusatkan pikiran Gugus Tulis cepat

Atur Peta pikiran Kerangka

Karang Target Draft

Hebat! Hebat kreatif Hebat kritik

b. Kelas kontrol tidak menerapkan model quantum writing, akan tetapi hanya

dengan menerapkan model pembelajaran konvensional.

5. Rentang waktu antara tes awal dengan tes akhir dua minggu. Waktu yang

tersedia ini digunakan untuk mengukur kemampuan menulis esai mahasiswa

dengan menerapkan model quantum writing.

6. Memberikan tes akhir pada kelas eksperimen dan kelas kontrol pada tanggal 4

(19)

66

3.3 Instrumen penelitian

Sesuai dengan tujuan dari pengumpulan data, instrumen penelitian ini

terdiri atas tes menulis esai, pedoman penilaian menulis esai. Tes menulis esai

terdiri atas tes awal dan tes akhir. Tes awal ini dirancang untuk mengukur

kemampuan menulis mahasiswa baik kelompok eksperimen maupun kelompok

kontrol. Tes akhir dilaksanakan setelah perlakuan yang berbeda diberikan kepada

kedua kelompok. Terakhir penulis menyiapkan angket sebagai instrumen untuk

menggali informasi lebih jauh dari responden sesuai dengan permintaan penulis

(Arikunto, 2006:151).

Instrumen-instrumen yang dibuat sebagai acuan pembelajaran bagi guru

dalam melaksanakan pembelajaran dalam menulis kritik sastra adalah: 1)

instrument pembelajaran; 2) soal tes; 3) pedoman observasi; 4) pedoman

wawancara; dan 5) angket

1. Instrumen pembelajaran

Berupa SAP (Satuan Acara Perkuliahan) yang dijadikan acuan dalam

proses belajar mengajar, yaitu:

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) MENULIS ESAI DENGAN MENGGUNAKAN

MODEL QUANTUM WRITING

Program Studi : Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daearah

(20)

Standar Kompetensi : Perkuliahan ini dapat membentuk kecakapan mahasiswa dalam penguasaan dan pemahaman berbagai permasalahan kebahasaan maupun kesastraan sehingga mampu menyampaikannya dalam bentuk esai yang relevan dengan tuntutan masalah secara kontekstual, logis, pragmatis, komunikatif, efesien, dan efektif.

Kompetensi Dasar :

• Memiliki wawasan pengetahuan yang luas dan empiris dalam memproduksi tulisan esai tahap awal

• Menulis esai dengan padu padan

Indikator :

• Dapat menetapkan pokok bahasan

• Dapat merumuskan tesis

• Dapat menyusun paragraf pertama dengan menggunakan kata pancingan tertentu

• Dapat mengembangkan ide berdasarkan paragraf ‘pancingan’ di atas ke dalam pengembangan paragraf yang koheren

• Dapat menyusun kerangka esai berdasarkan penetapan kalimat utamanya

• Dapat menetapkan motivasi pemecahan masalah

• Dapat menyusun bahasan berdasarkan hasil pengamatan

• Dapat menyusun data secara koheren sehingga tampak secara jelas pertautan antarunsur dalam paragraf esai

• Dapat menyusun esai dengan menunjukkan sistematika bahasa yang tertib, cermat, komunikatif, serta beretika

Alokasi waktu : 450 menit (10 x 45 menit); 5 pertemuan Kegiatan Belajar Mengajar

Pertemuan ke-1 (pelaksanaan pretes) 1. Kompetensi Dasar

Memiliki wawasan pengetahuan yang luas dan empiris dalam

memproduksi tulisan esai tahap awal

2. Indikator

(21)

68

b. Dapat merumuskan tesis

c. Dapat menyusun paragraf pertama dengan menggunakan kata

pancingan tertentu

d. Dapat mengembangkan ide berdasarkan paragraf ‘pancingan’ di atas

ke dalam pengembangan paragraf yang koheren

3. Tujuan pembelajaran

Mahasiswa mampu:

a. Menetapkan pokok bahasan

b. Merumuskan tesis

c. Menyusun paragraf pertama dengan menggunakan kata pancingan

tertentu

d. Mengembangkan ide berdasarkan paragraf ‘pancingan’ di atas ke

dalam pengembangan paragraf yang koheren

4. Materi Pembelajaran

Menulis esai yang berfokus pada unsur kesatuan dan kepaduan

5. Metode pembelajaran

a. Tanya jawab

b. Diskusi

c. Penugasan

6. Langkah-langkah pembelajaran

a. Pendahuluan (5 menit)

(22)

b. Inti (80 menit)

1) Pretes kemampuan menulis esai, berdasarkan teks bacaan yang

telah ditentukan oleh dosen.

2) Dosen memberikan contoh esai. Contoh tersebut dijadikan standar

kompetensi yang harus dicapai mahasiswa.

c. Penutup (5 menit)

Menginformasikan materi pembelajaran yang akan datang, yaitu

menulis esai berdasarkan langkah-langkah model quantum writing.

7. Sumber belajar

a. Contoh esai

b. Buku-buku sumber yang berkaitan dengan menulis esai dan model

quantum writing

8. Penilaian

Pretes

Pertemuan ke-2 (pembelajaran menulis esai dengan menerapkan model quantum

writing)

1. Kompetensi Dasar

Memiliki wawasan pengetahuan yang luas dan empiris dalam

memproduksi tulisan esai tahap awal

2. Indikator

a. Dapat menetapkan pokok bahasan

(23)

70

c. Dapat menyusun paragraf pertama dengan menggunakan kata

pancingan tertentu

d. Dapat mengembangkan ide berdasarkan paragraf ‘pancingan’ di atas

ke dalam pengembangan paragraf yang koheren

e. Dapat menyusun kerangka esai berdasarkan penetapan kalimat

utamanya

f. Dapat menetapkan motivasi pemecahan masalah

3. Tujuan pembelajaran

Mahasiswa mampu:

a. Menetapkan pokok bahasan

b. Merumuskan tesis

c. Menyusun paragraf pertama dengan menggunakan kata pancingan

tertentu

d. Mengembangkan ide berdasarkan paragraf ‘pancingan’ di atas ke

dalam pengembangan paragraf yang koheren

e. Menyusun kerangka esai berdasarkan penetapan kalimat utamanya

f. Menetapkan motivasi pemecahan masalah

4. Materi pembelajaran

Langkah-langkah penulisan esai

5. Metode pembelajaran

a. Menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran active learning

(24)

6. Langkah-langkah pembelajaran

a. Pendahuluan (10 menit)

Menyampaikan tujuan pembelajaran

b. Inti (75 menit)

1) mahasiswa diarahkan pada kondisi keadaan kelas yang nyaman dan

santai;

2) memberikan penjelasan kepada mahasiswa bahwa mata kuliah ini

menuntut kreativitas dan penggunaan imaji visual yang dapat

membantu upaya mereka;

3) mahasiswa diperlihatkan contoh esai yang tepat untuk

mengarahkan mereka dapat membuat tulisan esai yang baik;

4) mahasiswa mendapatkan penjelasan mengenai materi tentang esai

dan aktivitas yang harus dilakukan terhadap contoh esai tersebut;

5) mahasiswa diberi teks bacaan untuk dibaca dengan seksama,

jangan ciptakan keadaan mahasiswa merasa diburu oleh waktu;

6) dosen dan mahasiswa berdiskusi tentang tugas dan

langkah-langkah yang harus ditempuh mahasiswa untuk menulis esai

(langkah sistem PAK! 1 pusatkan pikiran; model quantum

writing). Pada langkah ini dosen mengomunikasikan tujuan,

materi, waktu, dan penilaian yang diterapkan. Mahasiswa dapat

memusatkan pikirannya untuk menyusun gugus dengan teknik past

writing, mereka menulis seluruh informasi yang diingat dari hasil

(25)

72

7) mahasiswa secara kritis menelaah gugus yang telaha mereka buat,

kemudian mereka secara kreatif memilih gugus-gugus yang mereka

anggap sesuai dengan tulisan yang akan mereka buat. (langkah 2

atur; model quantum writing). Atur harus dilakukan dengan kreatif, sehingga mahasiswa dapat menyusun peta pikiran dengan

baik.

8) Mahasiswa secara kreatif menyusun peta pikiran esai sesuai

dengan keinginan dan ekplorasi pikirannya masing-masing.

(langkah 3 karang; model quantum writing). Sebelum proses

‘karang’ dilakukan, mahasiswa menyusun peta pikirannya ke

dalam kerangka esai.

9) mahasiswa di bawah bimbingan dosen menyimpulkan materi

pembelajaran.

c. Penutup (5 menit)

Dosen menginformasikan materi yang akan datang

Pertemuan ke-3 (pembelajaran menulis esai dengan menerapkan model quantum

writing)

1. Kompetensi Dasar

Memiliki wawasan pengetahuan yang luas dan empiris dalam

memproduksi tulisan esai tahap awal

2. Indikator

a. Dapat menetapkan pokok bahasan

(26)

c. Dapat menyusun paragraf pertama dengan menggunakan kata

pancingan tertentu

d. Dapat mengembangkan ide berdasarkan paragraf ‘pancingan’ di atas ke

dalam pengembangan paragraf yang koheren

e. Dapat menyusun kerangka esai berdasarkan penetapan kalimat

utamanya

f. Dapat menetapkan motivasi pemecahan masalah

g. Dapat menyusun bahasan berdasarkan hasil pengamatan

h. Dapat menyusun data secara koheren sehingga tampak secara jelas

pertautan antarunsur dalam paragraf esai

3. Tujuan pembelajaran

Mahasiswa mampu:

a. Menetapkan pokok bahasan

b. Merumuskan tesis

c. Menyusun paragraf pertama dengan menggunakan kata pancingan

tertentu

d. Mengembangkan ide berdasarkan paragraf ‘pancingan’ di atas ke

dalam pengembangan paragraf yang koheren

e. Menyusun kerangka esai berdasarkan penetapan kalimat utamanya

f. Menetapkan motivasi pemecahan masalah

g. Menyusun bahasan berdasarkan hasil pengamatan

h. Menyusun data secara koheren sehingga tampak secara jelas pertautan

(27)

74

4. Materi pembelajaran

Langkah-langkah penulisan esai

5. Metode pembelajaran

a. Menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran active learning

b. Model Quantum Writing

6. Langkah-langkah pembelajaran

a. Pendahuluan (10 menit)

Menyampaikan tujuan pembelajaran

b. Inti (75 menit)

1) mahasiswa diarahkan pada kondisi keadaan kelas yang nyaman dan

santai;

2) memberikan penjelasan kepada mahasiswa bahwa mata kuliah ini

menuntut kreativitas dan penggunaan imaji visual yang dapat

membantu upaya mereka;

3) mahasiswa diberi teks bacaan untuk dibaca dengan seksama,

jangan ciptakan keadaan mahasiswa merasa diburu oleh waktu;

4) dosen dan mahasiswa berdiskusi tentang tugas dan

langkah-langkah yang harus ditempuh mahasiswa untuk menulis esai

(langkah sistem PAK! 1 pusatkan pikiran; model quantum

writing). Pada langkah ini dosen mengomunikasikan tujuan, materi,

waktu, dan penilaian yang diterapkan. Mahasiswa dapat

(28)

writing, mereka menulis seluruh informasi yang diingat dari hasil

membaca sebelumnya.

5) mahasiswa secara kritis menelaah gugus yang telaha mereka buat,

kemudian mereka secara kreatif memilih gugus-gugus yang mereka

anggap sesuai dengan tulisan yang akan mereka buat. (langkah 2

atur; model quantum writing). Atur harus dilakukan dengan kreatif, sehingga mahasiswa dapat menyusun peta pikiran dengan

baik.

6) Mahasiswa secara kreatif menyusun peta pikiran esai sesuai dengan

keinginan dan ekplorasi pikirannya masing-masing. (langkah 3

karang; model quantum writing). Sebelum proses ‘karang’ dilakukan, mahasiswa menyusun peta pikirannya ke dalam

kerangka esai.

7) mahasiswa di bawah bimbingan dosen menyimpulkan materi

pembelajaran.

c. Penutup (5 menit)

Dosen menginformasikan materi pelajaran yang akan datang

Pertemuan ke-4 (pembelajaran menulis esai dengan menerapkan model quantum

writing)

1. Kompetensi dasar

• Memiliki wawasan pengetahuan yang luas dan empiris dalam

memproduksi tulisan esai tahap awal

(29)

76

2. Indikator

Dapat menyusun esai dengan menunjukkan sistematika bahasa yang tertib,

cermat, komunikatif, serta beretika

3. Tujuan pembelajaran

Mahasiswa mampu menyusun esai dengan menunjukkan sistematika

bahasa yang tertib, cermat, komunikatif, serta beretika

4. Materi pembelajaran

Menulis esai yang berfokus pada unsur kesatuan dan kepaduan

5. Metode pembelajaran

a. Menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran active learning

b. Model Quantum Writing

6. Langkah-langkah pembelajaran

a. Pendahuluan (10 menit)

Menyampaikan tujuan pembelajaran

b. Inti (75 menit)

1) Mahasiswa mengamati hasil peta pikiran dan kerangka esai yang

telah disusun pada pertemuan sebelumnya (pertemuan kedua dan

ketiga)

2) Mahasiswa mengembangkan kerangka esai menjadi tulisan esai

yang utuh dengan sistematika sesuai dengan kerangka tersebut.

3) Mahasiswa menulis esai berdasarkan kerangka esai yang telah

(30)

baik. (langkah 4 hebat!; model quantum writing). Mahasiswa

mampu menulis sebuah karya besar dalam hidupnya.

4) Pada menit ke-85, siswa mengumpulkan hasil tulisan mereka

c. Penutup (5 menit)

Menginformasikan materi yang akan datang yaitu kegiatan menulis

esai dengan tema yang lain.

Pertemuan ke-5 (pelaksanaan postes) 1. Kompetensi dasar

Menulis esai dengan padu padan

2. Indikator

Dapat menyusun esai dengan menunjukkan sistematika bahasa yang tertib,

cermat, komunikatif, serta beretika.

3. Tujuan pembelajaran

Mahasiswa mampu menyusun esai dengan menunjukkan sistematika

bahasa yang tertib, cermat, komunikatif, serta beretika.

4. Materi pembelajaran

Menulis esai yang berfokus pada unsur kesatuan dan kepaduan

5. Metode pembelajaran

a. Menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran active learning

b. Model Quantum Writing

6. Langkah-langkah pembelajaran

a. Pendahuluan (5 menit)

(31)

78

b. Inti (80 menit)

Postes menulis esai dengan teks bacaan yang telah ditentukan

c. Penutup (5 menit)

Dosen menyampaikan kepada mahasiswa bahwa pertemuan ini adalah

pertemuan terakhir pembelajaran menulis esai dengan menerapkan

model quantum writing.

7. Sumber belajar

a. Teks bacaan

b. Buku-buku sumber yang berkaitan dengan menulis esai dan model

quantum writing

8. Penilaian

Postes

2. Instrumen Tes

Instrumen ini penulis gunakan untuk mengumpulkan data untuk mengukur

keefektifan model quantum writing. Keefektifan sebuah strategi pembelajaran

terlihat dari hasil belajar mahasiswa. Hasil belajar mahasiswa diukur melalui tes.

Tes dilaksanakan dua kali, yaitu sebelum perlakuan dan setelah perlakuan. Hasil

kedua tes ini dibandingkan untuk melihat perbedaannya. Jika perbedaannya

signifikan maka berarti model belajar tersebut efektif.

Hasil pretes dan postes menulis esai dinilai dengan menggunakan kriteria

penilaian yang sebelumnya telah melalui proses pertimbangan dari para ahli.

(32)

Tabel 3.2

Pedoman Penilaian Menulis Esai

No. Aspek yang Dinilai Tingkat capaian kinerja

1 2 3 4 5

1. Kualitas mengomunikasikan gagasan

a. Menunjukkan kejelasan pokok bahasan b. Merumuskan tesis secara jelas

c. Mampu menuangkan ide dengan

menggunakan bahasa sendiri

d. Mampu menyusun peta pikiran secara kreatif

e. Mampu merumuskan kerangka esai dengan baik

2. Kualitas organisasi bangun esai a. Kesesuaian judul dengan isi

b. Kesesuaian tulisan esai dengan peta pikiran dan kerangka esai

c. Tulisan menunjukkan struktur organisasi yang logis

3. Gaya argumentasi

a. Motivasi pemecahan masalah tampak jelas

b. Mampu memberikan alasan-alasan yang logis atas argumen yang diajukan c. Argumen secara efektif dihubungkan

dengan pengalaman atau pandangan penulis

(33)

80

4. Unsur kebahasaan (mekanik)

a. Sistematika tulisan esai menggunakan

bahasa yang cermat, terstruktur dengan benar

b. Mampu menerapkan kosakata, ejaan,

pemberian tanda baca atau tatabahasa

5. Kepantasan penggunaan diksi

a. Mampu menggunakan kalimat-kalimat

kritik dengan tepat

b. Mampu menyusun kalimat secara runtut dan padu

c. Tidak menyusun kalimat dengan makna ganda

d. Mampu menyusun tulisan secara sistematis

Jumlah skor Keterangan:

Tingkat capaian kinerja: 1 : sangat kurang 2 : kurang baik 3 : cukup baik 4 : baik 5 : sangat baik

a. Tes Awal

Berdasarkan jadwal di atas, tes awal menempati kegiatan penelitian yang pertama dilakukan. Tes ini melibatkan kedua kelompok baik kelompok

eksperimen maupun kelompok kontrol. Tes ini ditujukan untuk memperoleh

informasi awal tentang kemampuan menulis esai pada mahasiswa Program Studi

(34)

dimaksudkan pula untuk memastikan bahwa kedua kelompok memiliki

kemampuan awal yang sama.

b. Perlakuan

Dalam penelitian ini terdapat perbedaan perlakuan yang akan diterapkan kepada kedua kelompok. Kelompok eksperimen akan memperoleh perlakuan

model quantum writing dalam pembelajaran menulis esai, sedangkan kelompok

kontrol memperoleh perlakuan model konvensional.

c. Tes Akhir

Sama halnya dengan tes awal, tes akhir ini merupakan tes menulis esai kedua yang dilaksanakan oleh kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Di

akhir penelitian, peneliti menganalisis hasil perlakuan. Tujuan tes ini adalah untuk

menemukan perbedaan skor antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

setelah keduanya mengalami perlakuan. Dengan kata lain, dari tes akhir inilah

peneliti dapat memperkirakan keefektifan dalam pembelajaran menulis esai,

khususnya pada mahasiswa semester VI Program Studi Pendidikan Bahasa

Indonesia dan Daerah FKIP Unpas.

3. Instrumen Observasi

Instrumen observasi meliputi lembar aktivitas dosen dan mahasiswa dalam

pembelajaran. Aktivitas dosen dan mahasiswa meliputi pengamatan kegiatan

(35)

82

Observasi dilakukan untuk melihat gambaran dan kumpulan peristiwa

secara lengkap pada waktu proses pembelajaran berlangsung. Adapun format

observasi pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut.

Tabel 3.3

Format Observasi Dosen

Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Esai

No. Aspek yang diobservasi Ya/

Ada

Tidak ada 1. Kemampuan membuka perkuliahan

a. Menarik perhatian mahasiswa b. Menimbulkan motivasi

c. Memberikan acuan belajar yang akan diberikan d. Mengadakan apersepsi

2. Mengarahkan mahasiswa untuk menerapkan model

quantum writing dengan sistem dan strategi PAK!

a. Mengarahkan mahasiswa untuk memusatkan pikiran dengan menyampaikan gugusan ide dalam pikirannya dengan teknik menulis cepat

b. Mengarahkan mahasiswa untuk mengatur hasil tulisan cepatnya ke dalam bentuk peta pikiran dan kerangka tulisan

c. Membimbing mahasiswa untuk mulai mengarang dengan target menjadi sebuah draf tulisan

d. Membimbing mahasiswa untuk menganalisis draf tulisan dengan mempertimbangkan kreativitas pikiran

e. Membimbing mahasiswa untuk mengedit draf tulisan dengan mempertimbangkan ejaan, organisasi dan pilihan kata yang digunakan

f. Kecermatan dalam menggunakan waktu 3. Proses pembelajaran

a. Dosen membagikan contoh teks esai

b. Memonitor aktivitas mahasiswa pada saat identifikasi tubuh/kerangka contoh esai

c. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya tentang hal yang belum jelas yang berkaitan dengan contoh esai

d. Dosen menyampaikan materi tentang esai dan strategi penulisannya

e. Dosen membagikan sebuah teks bacaan

(36)

g. Membimbing mahasiswa menyusun kerangka esai berdasarkan langkah-langkah menulis

h. Menugasi mahasiswa menyusun esai berdasarkan kerangka yang telah dibuat

i. Mengamati mahasiswa ketika mereka menyusun esai berdasarkan langkah-langkah dalam model

quantum writing

j. Memandu tanya jawab jika ada permasalahan yang muncul selama pembelajaran berlangsung

k. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk berkomentar/berpendapat

4. Kemampuan menutup pembelajaran

a. Mengulas secara singkat materi yang baru dibahas b. Memandu mahasiswa melaksanakan refleksi

pembelajaran

c. Memberikan tes/evaluasi

Aktivitas mahasiswa yang diamati meliputi memperhatikan penjelasan

dosen dan teman; membaca lembar kerja mahasiswa; menulis materi; berdiskusi

antar mahasiswa.

Pengamatan dilakukan pada saat mahasiswa bekerja secara kreatif dan

pada waktu pelaksanaan pembelajaran menulis esai dengan model quantum

writing. Pengamat menuliskan kategori-kategori yang muncul dengan

menggunakan tanda cek list pada kolom yang sesuai. Reliabilitas instrumen

ditentukan oleh pelaporan dua pengamat, suatu instrumen dikatakan reliabel jika

reliabilitas lebih besar dari 75%, (Borich, 1994:385).

Format observasi untuk kegiatan mahasiswa dalam proses pembelajaran

(37)

84

Tabel 3.4

Format Observasi Mahasiswa Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Esai

No. Aspek yang diobservasi Ya/

Ada

Tidak ada 1. Pendahuluan

a. Mahasiswa terangsang untuk mengikuti proses pembelajaran

b. Mahasiswa memiliki gambaran awal tentang pembelajaran yang akan dilakukan

2. Tahap penerapan model quantum writing

a. Mahasiswa dapat memusatkan pikiran dalam menyampaikan gugusan ide dalam pikirannya dengan teknik menulis cepat

b. Mahasiswa mampu mengatur hasil tulisan cepatnya ke dalam bentuk peta pikiran dan kerangka tulisan

c. Mahasiswamampu mengarang dengan target menjadi sebuah draf tulisan

d. Mahasiswa mampu menganalisis draf tulisan dengan mempertimbangkan kreativitas pikiran

e. Mahasiswa mampu mengedit draf tulisan dengan mempertimbangkan ejaan, organisasi dan pilihan kata yang digunakan

3. Proses pembelajaran

a. Mahasiswa menelaah teks contoh esai b. Mengidentifikasi teks contoh esai c. Bertanya

d. Mahasiswa memperhatikan penyampaian materi mengenai esai dan strategi penulisannya

e. Mahasiswa diberikan teks bacaan

f. Menganalisis dan menelaah teks bacaan (fakta, eviden)

g. Menyusun esai berdasarkan langkah-langkah dalam model quantum writing

h. Mengedit hasil tulisan esai i. Bertanya jawab

j. Berkomentar/berpendapat 4. Kegiatan akhir

a. Menyimpulkan materi

(38)

4. Instrumen Wawancara

Instrumen wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi atau

pendapat dosen model tentang model quantum writing dalam pembelajaran

menulis esai. Dalam instrumen wawancara ini, hal-hal yang ditanyakan, antara

lain yaitu: 1) pendapat mengenai model quantum writing dalam pembelajaran

menulis esai; 2) kesulitan yang dialami dalam kegiatan menulis esai; 3)

manfaat yang diperoleh mahasiswa setelah mengikuti pembelajaran tersebut;

dan 4) keefektifan pembelajaran menulis esai dengan model quantum writing.

5. Angket

Angket adalah teknik pengumpulan data dengan memberikan sejumlah

pertanyaan yang telah ditetapkan sebelumnya secara tertulis. Oleh karena itu,

untuk mengisinya diperlukan kemampuan literasi dari pihak yang disurvei.

Keunggulannya dibandingkan dengan teknik wawancara, kuesioner dapat meliput

informan dalam jumlah besar, hemat waktu, dan relatif mudah untuk

diadministrasi.

Angket dibuat untuk dosen dan mahasiswa untuk mengetahui pendapat

mereka tentang pelaksanaan pembelajaran menulis esai. Dalam penelitian ini,

kuesioner digunakan untuk mengetahui variabel motivasi dan tanggapan

mahasiswa terhadap pembelajaran menulis esai dengan menggunakan model

(39)

86

3.4 Prosedur Pelaksanaan Model Quantum Writing dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Esai yang Berfokus Pada Unsur Kesatuan dan Kepaduan

Prosedur penelitian dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu (1) pemberian tes

awal; (2) pelaksanaan pembelajaran menulis esai dengan menggunakan model

quantum writing; (3) pemberian tes akhir dan retensi. Berikut ini penulis jelaskan

tahap-tahap pelaksanaan penelitian.

Tahap pertama, memberikan tes awal terhadap subjek penelitian dengan

tujuan untuk memperoleh data mengenai kemampuan mahasiswa dalam menulis

esai. Langkah ini dilakukan untuk mengukur kemampuan mahasiswa dalam

keterampilan menulis esai sebelum diberikan perlakuan.

Tahap kedua, melaksanakan pembelajaran menulis esai dengan

menggunakan model quantum writing. Kegiatan ini dilakukan oleh satu orang

dosen yaitu Alfa Mitri Suhara, S.Pd. untuk menyampaikan materi dan Dra. Titin

Nurhayatin, M.Pd; Dra. Ny. Sulvia Hidayat, M.Pd. dan Drs. Dindin M.Z.M.,

M.Pd. masing-masing memberikan penilaian terhadap aktivitas mahasiswa dan

dosen model dengan memberikan tanggapan pada format observasi untuk setiap

pertemuan.

Tahap ketiga, memberikan tes akhir setelah proses belajar (post test).

3.5 Populasi dan Sampel

Populasi penelitian yaitu seluruh mahasiswa semester VI Program Studi

Pendidikan Bahasa Indonesia dan Daerah FKIP Unpas. Pemilihan populasi

(40)

keterampilan menulis esai dapat dilakukan pada Mata Kuliah Analisis Kesulitan

Menulis.

Populasi penelitian pada mahasiswa semester VI Program Studi

Pendidikan Bahasa Indonesia dan Daerah FKIP Unpas yang terdiri atas tiga kelas

yang berjumlah 138 mahasiswa. Dari jumlah tersebut, peneliti melakukan

pengambilan sampel dengan cara random (acak), untuk memberikan peluang yang

sama kepada semua anggota populasi karena populasi penelitian ini homogen

dalam beberapa hal (1) telah memiliki pengetahuan dasar yang berkaitan dengan

menulis yang diperoleh pada saat semester empat; (2) memiliki prestasi belajar

yang diperkirakan sama; (3) memiliki usia yang sama.

Jumlah mahasiswa yang dijadikan sampel sebanyak dua kelas yang terdiri

atas 80 mahasiswa. Jumlah ini dibagi dua kelompok yaitu 40 mahasiswa dijadikan

kelas eksperimen (KE) dan kelas kedua berjumlah yang sama untuk dijadikan

kelas kontrol (KK). Untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol

digunakan undian dengan uang logam yang dilemparkan.

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program

SPSS for Windows versi 17.0. Sebelum dilakukan uji hipotesis (analisis

(41)

88

1. Uji Normalitas

Uji normalitas data dalam penelitian ini ditujukan untuk mengetahui apakah

data yang tersaring dari masing-masing sampel berdistribusi normal atau tidak.

Metode yang digunakan adalah metode Kolmogorov Smirnov.

Pengujian Kolmogorov-Smirnov menggunakan kecocokan kumulatif

sampel X dengan distribusi probabilitas normal. Distribusi probabilitas pada

variabel tertentu diakumulasikan dan dibandingkan dengan kumulasi sampel.

Selisih dari setiap bagian adalah selisih kumulasi dan selisih yangpaling besar

dijadikan patokan pada pengujian hipotesis (Susetyo, 2010: 145).

Apabila dari perhitungan diperoleh bahwa nilai Asyimp. Sig. (2-tailed) >

0,05, maka variabel tersebut berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Statistik parameter merupakan statistik untuk pengujian dua rata-rata

memiliki distribusi tertentu. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, selain

sampel acak berasal dari distribusi populasi berbentuk kurva normal, variansi

kedua populasi perlu honogen atau sama besarnya (Susetyo, 2010: 160).

Uji homogenitas ditujukan untuk mengetahui homogen atau tidaknya

variansi sampel yang ditarik dari populasi. Pengolahan data untuk menguji

homogenitas menggunakan SPSS versi 17.0 dengan metode Levene Statistic. Jika

sebuah variabel hasil uji Levene memiliki nilai sig. > 0,05, maka variabel tersebut

(42)

3. Analisis Statistik

Pengujian statistik merupakan langkah selanjutnya yang harus ditempuh.

Namunn demikian sebelum dilakukan pengujian perlu dirumuskan dahulu bentuk

hipotesis yang akan diuji berdasarkan kerangka pemikiran peneliti yang dibangun

pada bagian kajian teori (Susetyo, 2010: 170)

Uji-t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan

dalam kemampuan menulis kritik sastra antara kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 17.0.

4. Menghitung Skor Gain Ternormalisasi

Untuk melihat peningkatan hasil belajar antara sebelum dan sesudah

pembelajaran dihitung dengan rumus g faktor (gain score ternormalisasi) dengan

rumus:

g = 灜

Keterangan:

g = selisih nilai tes akhir dengan tes awal

Spost = skor tes akhir

Spre = skor tes awal

Smaks = skor maksimum

Kategori:

(43)

121 BAB V

ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PEMBELAJARAN DENGAN MENERAPKAN MODEL QUANTUM WRITING

5.1 Data dan Analisis Data Hasil Studi Pendahuluan

Hasil pembelajaran menulis esai yang penulis dapatkan berupa penilaian

akhir yang dilakukan Dosen Mata Kuliah Menulis Esai pada Tahun Akademik

2009/2010. Data tersebut penulis dapatkan dari Biro Akademik Program Studi

Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah FKIP Unpas. Adapun hasil

penilaian tersebut sebagai berikut.

Tabel 5.1

Daftar Nilai Mata Kuliah Menulis Esai

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah FKIP Unpas Tahun Akademik 2009/2010

No. Nama Mahasiswa Nilai Akhir

1. Hilman Miroji 2,50

2. Muslim Setiadi 2,90

3. Vera Setia 2,75

4. Cahya Sukendar 2,00

5. Eka Laras 2,80

6. Iis Syaripah 2,75

7. Iwan Abdurrahman 2,75

8. Nanang Maulana 3,00

9. Bunga Astri 2,50

10. Endah Saparidah 2,75

11. Evi Seprianti 2,50

12. Irma Susanti 2,75

13. Rina Rosmawati 2,80

14. Fenny Sri Rahmawati 2,60

15. Novi Fujianti 2,50

16. Siska Dwi S. 2,60

17. Dini Novianti 2,75

18. Nenden Nurvitasari 2,75

(44)

20. Intan Ratna Suminar 3,10

21. Fury Heryanti 2,50

22. Rizkiyana Mulya 2,00

23. Sri Monica 2,75

24. Tia Ageng 2,75

25. Asep Saepudin 3,30

26. Reni Haerani 2,75

27. Aris Pamungkas 2,90

28. Leni Marlina 2,50

29. Esti Destia 2,20

30. Ajeng Arini 3,30

31. Meiliza 2,75

32. Nona Triana 2,50

33. Diny Septiany 3,30

34 Hendra Kurnia 2,00

35. Fitria Mandalasari 2,50

36. Maulida Rahmawati 2,75

37. Eka Lestari 3,00

38. Chici Juniar 2,50

39. Samih Nuraeni 2,75

40. Ridwan Ridnukum 2,00

Jumlah 111,2

Rata-rata 2,78

(Sumber: Bidang Akademik FKIP Unpas)

Kriteria Penilaian

Skor Nilai Keterangan 3,50 – 4,0

2,75 – 3,49 1,5 – 2,74 Kurang dari 1,5

A B C D

Baik Sekali Baik Cukup Kurang

Berdasarkan tabel hasil penilaian tersebut, penulis dapat menyimpulkan

bahwa kompetensi mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra

Indonesia dan Daerah FKIP Unpas, belum dapat dikatakan ketegori berhasil.

Meskipun jika ditinjau dari rata-rata nilai akhir adalah kategori B (2,78), namun

dengan rentang nilai yang minimal (kategori B = 2,75 – 3,49) dapat disimpulkan

(45)

123

dalam proses studi pendahuluan, untuk mengetahui kompetensi mahasiswa dalam

menulis esai, pada tanggal 5 Mei 2011 penulis menugaskan mahasiswa semester

VI kelas B untuk menulis esai. Kegiatan itu diikuti oleh 31 orang dan hasilnya

dapat disampaikan sebagai berikut.

Tabel 5.2

Nama dan Judul Esai

Hasil Studi Pendahuluan Menulis Esai Mahasiswa Semester VI Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah FKIP Unpas

No Nama Mahasiswa Judul Esai Kode

1 Anne Destriana Hilangnya Budaya Kita E1

2 Ardyla Widyaningrum Pengaruh Televisi dalam Kehidupan E2

3 Ati Maryati Dampak Negatif dari TV E3

4 Dede Siti N. TV Tidak Lepas dari Kehidupan Masyarakat

E4

5 Dede Wahyudin “Pengaruh Televisi” E5

6 Dede Yunengsih Kreativitas Peniruan E6

7 Dewi Purwanti Ambil Sisi Positifnya dari acara TV E7

8 Dieni Ichfirlany P. Pengaruh Televisi E8

9 Eggie Nugraha Pengaruh dari TV E9

10 Evi Yuliawati Pengaruh Hiburan Televisi terhadap Masyarakat

E10

11 Fifit N. Pengaruh Televisi E11

12 Indah Istiyani Dampak dari Televisi E12

13 Iin Karlina Dampak Negatif dari Tayangan TV E13

14 Irma Nurmaya Sari Dampak Sinetron TV E14

(46)

16 Kristin Hartinio Pengaruh Media Televisi E16

17 Melian Susana TV Media Hipnotis Masal E17

18 Mira Nurcahaya Pengaruh TV dalam Kehidupan E18

19 Nenden Mellia TV yang Hanya untuk Komersial E19

20 Noni Mariyam Y. Televisi Masa Kini E20

21 Nur Ubayani L. Kritisnya Acara Televisi E21

22 Nurul Wulan Pratiwi Pengaruh Televisi bagi Kehidupan E22

23 Sheila Permata R. Peranan dalam Tayangan TV E23

24 Siti Nurul Hanifah “Pengaruh Televisi terhadap Kehidupan”

E24

25 Riana Sopiarni Tayangan Mendidik dan yang Tidak Mendidik

E25

26 Rima Nuraeni Dampak dari Acara-Acara TV E26

27 Rini Anggraeni Menanggapi Budaya dari Televisi yang Mempengaruhi Kehidupan Sehari-hari

E27

28 Riski Hamidi Pengaruh Tayangan TV E28

29 Siska Sismayanti Tidak Semua Acara TV Bersifat Negatif

E29

30 Siti Khadijah Televisi Merupakan Media Informasi E30

31 Wina Tresa S. Pengaruh Tayangan TV E31

Berikut ini hasil (nilai) menulis esai yang disusun oleh mahasiswa dalam

(47)

125

Tabel 5.3 Hasil Menulis Esai

Mahasiswa Semester VI Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah FKIP Unpas

Kode Esai

Aspek yang Dinilai

Jumlah NA Kemampuan

membuat kerangka esai

Kemampuan menulis esai

Penguasaan bahasa

E1 0 36 12 48 4,8

E2 8 36 12 56 5,6

E3 8 24 12 44 4,4

E4 16 48 12 76 7,6

E5 8 24 8 40 4,0

E6 16 24 8 48 4,8

E7 0 24 12 36 3,6

E8 16 36 4 56 5,6

E9 0 36 8 44 4,4

E10 16 24 8 48 4,8

E11 8 24 4 38 3,8

E12 0 36 16 52 5,2

E13 0 36 4 40 4,0

E14 8 36 12 56 5,6

E15 8 24 4 36 3,6

E16 16 24 8 48 4,8

E17 16 36 12 54 5,4

E18 12 24 12 48 4,8

(48)

E20 16 24 4 44 4,4

E21 8 36 8 52 5,2

E22 16 24 8 48 4,8

E23 16 36 8 60 6,0

E24 8 24 8 40 4,0

E25 16 24 12 42 4,2

E26 8 24 12 44 4,4

E27 16 36 12 64 6,4

E28 8 36 8 52 5,2

E29 0 24 8 32 3,2

E30 8 24 8 40 4,0

E31 0 24 12 36 3,6

Jumlah 292 936 288 1498 149,8

Rata-rata 9,42 30,19 9,29 48,3 4,83

Kemudian, berikut ini hasil analisis yang dilakukan terhadap hasil tulisan

esai yang disusun oleh sampel studi pendahuluan.

Tabel 5.4

Analisis Studi Pendahuluan Menulis Esai Esai ke-1 (E1)

Aspek yang Dinilai Analisis

Kemampuan membuat kerangka esai, meliputi:

pemilihan topik; kerangka pendahuluan; kerangka isi; dan kerangka penutup.

Mahasiswa tidak membuat kerangka esai. Alasan mahasiswa:

Mahasiswa memiliki topik namun sulit menuangkannya dalam bentuk kerangka. Mahasiswa ingin menulis tanpa terbebani oleh kerangka.

(49)

127

esai, meliputi: kemampuan

mengembangkan topik esai;

kemampuan menyusun paragraf pembukaan; kemampuan menuliskan

isi ke dalam beberapa paragraf;

kemampuan menyusun paragraf penutup; dan kemampuan

menuturkan gagasan secara menarik.

esai. Hal ini ditunjukkan oleh esai mahasiswa dengan topik “Hilangnya budaya kita”. Adapun subtopiknya yaitu acara yang tidak mendidik dari

TV, variasi acara TV, TV adalah sumber informasi sekaligus perusak moral, dan perlunya introspeksi diri.” Kemudian, mahasiswa mampu menyusun

paragraf pembukaan esai. Ini terlihat dari kalimat pembuka esainya, yaitu “Setelah saya membaca

sebuah karya tulis yang berjudul ‘Budaya yang Menyesatkan dari TV’ saya menemukan kalimat, itu bukan budaya kita, bukan budaya Indonesia.”

Selain itu, mahasiswa pun cukup mampu menuliskan isi esainya ke dalam tiga buah paragraf. Pada paragraf penutup esai, mahasiswa terlihat cukup mampu menyusunnya, ini terlihat dari potongan kalimat berikut “… yang harus kita

semua lakukan adalah memikirkan masalah ini dengan pikiran jernih. Jangan hanya berdiam diri tak pernah menyikapi…”. Namun, secara

keseluruhan, penuturan gagasan esainya kurang menarik. Ini karena ketidaktuntasan penuturan gagasan subtopik esai pada setiap paragrafnya. Penguasaan bahasa,

meliputi:

kejelasan kalimat dalam penuturan;

pilihan kata; dan

ejaan dan tanda baca.

Penuturan kalimat cukup jelas dan pilihan kata cukup tepat. Namun ada kesalahan ejaan dan tanda baca kurang dari sembilan kesalahan. Terdapat tujuh kesalahan pada esai mahasiswa, yaitu, penulisan huruf pertama pada kata Dari yang terdapat di tengah kalimat, seharusnya ditulis dengan huruf kecil yaitu dari; penulisan kata

faforit, seharusnya favorit; penulisan kata

intropeksi seharusnya introspeksi. Kemudian, ada

dua kesalahan penggunaan tanda baca pada kalimat paragraf paragraf pertama yaitu “Lalu apa.

Dimana. Dan juga....” seharusnya bukan tanda titik

(50)

Esai ke-2 (E2)

Aspek yang Dinilai Analisis

Kemampuan membuat kerangka esai, meliputi:

pemilihan topik; kerangka pendahuluan; kerangka isi; dan kerangka penutup.

Kerangka esai yang dibuat mahasiswa hanya berupa poin-poin, tidak menunjukkan secara jelas paragraf pembukaan, isi dan penutupnya.

Kemampuan menulis esai, meliputi:

kemampuan

mengembangkan topik esai;

kemampuan menyusun paragraf pembukaan; kemampuan menuliskan

isi ke dalam beberapa paragraf;

kemampuan menyusun paragraf penutup; dan kemampuan

menuturkan gagasan secara menarik.

Mahasiswa cukup mampu mengembangkan topik esai. Hal ini ditunjukkan oleh esai mahasiswa dengan topik “Pengaruh televisi dalam kehidupan”. Adapun subtopiknya yaitu acara-acara televisi,

tidak semua acara televisi berdampak negatif, penonton harus mengambil sisi positif dai acara TV.

Mampu menyusun paragraf pembukaan esai. Ini terlihat dari kalimat pembuka esainya, yaitu

“Memang tidak dipungkiri acara-acara televisi saat

ini secara tidak disadari dapat merusak moral bangsa”. Mahasiswa pun cukup mampu menuliskan

isi esai ke dalam sebuah paragraf. Pada paragraf penutup esai, mahasiswa terlihat cukup mampu menyusunnya, ini terlihat dari “Jadi seorang

penonton harus bisa mengambil sisi positif dari sebuah acara dan membuang sisi negatifnya”.

Namun, secara keseluruhan, penuturan gagasan esainya kurang menarik.

Penguasaan bahasa, meliputi:

kejelasan kalimat dalam penuturan;

pilihan kata; dan

ejaan dan tanda baca.

Penuturan kalimat cukup jelas, pilihan kata cukup tepat, namun ada kesalahan ejaan dan tanda baca kurang dari sembilan kesalahan. Terdapat tiga kesalahan yaitu, kesalahan penulisan huruf pertama kata Dalam pada judul esai, seharusnya huruf kecil

dalam; kesalahan penulisan huruf pertama kata Fositifnya pada paragraf kedua dan kata Fositif pada

paragraf ketiga yang tidak posisinya tidak di awal kalimat. Seharusnya positifnya dan positif.

Esai ke-3 (E3)

Aspek yang Dinilai Analisis

Kemampuan membuat kerangka esai, meliputi:

pemilihan topik;

(51)

129

kerangka pendahuluan; kerangka isi; dan kerangka penutup. Kemampuan menulis esai, meliputi:

kemampuan

mengembangkan topik esai;

kemampuan menyusun paragraf pembukaan; kemampuan menuliskan

isi ke dalam beberapa paragraf;

kemampuan menyusun paragraf penutup; dan kemampuan

menuturkan gagasan secara menarik.

Mahasiswa kurang mampu mengembangkan topik esai. Cukup mampu menyusun paragraf pembukaan esai namun topik tidak terlalu diperkenalkan. Kurang mampu menuliskan isi esai ke dalam beberapa paragraf, kurang mampu menyusun paragraf penutup esai. Ini terlihat dari kalimat penutup “… seluruh stasiun TV harus lebih

memikirkan alur ceritanya yang akan diputar, lebih bermanfaat dan tida k bersifat mendidik” penuturan

gagasan esainya kurang menarik, dan kurang sesuai dengan kerangka esai yang dibuatnya.

Penguasaan bahasa, meliputi:

kejelasan kalimat dalam penuturan;

pilihan kata; dan

ejaan dan tanda baca.

Mahasiswa menulis esai dengan penuturan kalimat cukup jelas, pilihan kata cukup tepat, namun ada kesalahan ejaan dan tanda baca kurang dari sembilan kesalahan. Terdapat tujuh kesalahan, yaitu penulisan huruf pertama kata Dari pada judul. Seharusnya huruf kecil dari; kesalahan cara

penulisan kata penghubung yg, seharusnya tidak disingkat; kesalahan penulisan preposisi pada kata

diTV, didalam, dimanapun, dibawah. Seharusnya di TV, di dalam, di mana pun, di bawah; Penulisan

huruf pertama kata Tapi setelah koma pada paragraf kedua, seharusnya huruf kecil.

Esai ke-4 (E4)

Aspek yang Dinilai Analisis

Kemampuan membuat kerangka esai, meliputi:

pemilihan topik; kerangka pendahuluan; kerangka isi; dan kerangka penutup.

Kerangka esai yang dibuat mahasiswa

menunjukkan kerangka pendahuluan/pembukaan esai, menunjukkan kerangka isi esai, dan

menunjukkan kerangka penutup esai, namun topik esainya tidak tunjukkan.

Kemampuan menulis esai, meliputi:

kemampuan

mengembangkan topik

Mahasiswa mampu mengembangkan topik esai. Hal ini ditunjukkan oleh esai siswa dengan topik “TV

tidak lepas dari kehidupan masyarakat”. Siswa

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2 Pedoman Penilaian Menulis Esai
Tabel 3.3 Format Observasi Dosen
Tabel 3.4 Format Observasi Mahasiswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penulis meneliti tentang strategi budaya dan pendidikan yang dilakukan oleh gereja Santa Maria kepada masyarakat Cina Benteng yang sebelumnya telah memeluk agama tradisional yang

Jika sumber nilai batas yang dipilih adalah menggunakan nilai yang tersimpan pada EEPROM modul sensor, maka mode operasi yang batas bawah dan mode operasi dapat

a)Heuristik (Menemukan), kegiatan diarahkan pada penjajakan, pencarian, dan pengumpulan sumber-sumber yang akan diteliti, baik yang terdapat dilokasi penelitian, temuan benda

Perancangan buku ilustrasi ini membantu menginformasikan masa transisi jamu tradisional menuju jamu industri, awal mula perintisan usaha, perannya dalam melestarikan jamu

[r]

Siberia lebih dingin dari pada udara di atas samudera Hindia dan laut cina selatan, dan membentuk tekanan tinggi dalam daerah yang cukup luas di atas benua Siberia.  Akibatnya

Pulpa putih tersebar merata terutama tersusun oleh limfosit kecil, sedangkan untuk limfa merah tersusun dari sinus venosus dan tali-tali sel yang terdiri dari

Sedangkan hubungannya dengan Pasal 37 A khususnya ayat (3), bahwa sistem pembalikan beban pembuktian menurut Pasal 37 berlaku dalam hal pembuktian tentang sumber (asal)