v DAFTAR ISI
Halaman PERNYATAAN
PENGESAHAN
ABSTRAK i
KATA PENGANTAR ii
UCAPAN TERIMA KASIH iii
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Batasan dan Rumusan Masalah 6
1.3 Tujuan Penelitian 7
1.4 Manfaat Penelitian 8
1.5 Anggapan Dasar dan Hipotesis 8
1.6 Definisi Operasional 10
BAB II LANDASAN TEORETIS 11
2.1 Kemampuan Berpikir dalam Model Quantum Writing 11
2.1.1 Hakikat Berpikir 11
2.1.2 Etika Umum Berpikir 12
2.1.3 Cara Berpikir Otak Kanan dan Otak Kiri 14
2.2 Model Quantum Writing 16
2.2.1 Pengertian Model Quantum Writing 16 2.2.2 Menulis Sinergi Gaya Quantum Writing 17 2.2.3 Langkah-langkah Model Quantum Writing 27
2.3 Kompetensi Menulis 31
2.3.1 Pengertian Menulis 31
2.3.2 Tujuan Menulis 36
2.3.3 Manfaat Menulis 38
vi
2.3.5 Proses Penulisan 41
2.3.6 Sumber-sumber Menulis 45
2.4 Esai 48
2.4.1 Sejaran Esai 48
2.4.2 Pengertian Esai 49
2.4.3 Karakteristik Esai 50
2.4.4 Jenis Esai 52
2.4.5 Cara Menyusun Esai 53
2.4.6 Tips Menulis Esai 56
2.4.7 Komposisi Esai 57
2.5 Unsur Kesatuan dan Kepaduan 58
2.5.1 Pengertian Unsur Kepaduan (Kohesi) 59 2.5.2 Piranti Unsur Kepaduan (Kohesi) 60 2.5.3 Pengertian Unsur Kesatuan (Koherensi) 61 2.5.4 Syarat-syarat Unsur Kesatuan Tulisan 64
BAB III METODE PENELITIAN 66
3.1 Metode Penelitian 66
3.2 Prosedur Penelitian 68
3.3 Instrumen Penelitian 71
3.4 Tahapan Penelitian 79
3.5 Populasi dan sampel 79
3.6 Teknik Analisis Data 80
BAB IV ANALISIS ESAI 90
4.1 Analisis Data Esai 83
4.1.1 Esai “Keindonesiaan Itu” karya Yonky Karman 84 4.1.2 Esai “Menakar Kekerasan Diri Kita” karya Surahmat 90 4.1.3 Esai “Pembangunan Gerus Kearifan Lokal” karya 95
Wisasto Raharjo
4.1.4 Esai “Perkawinan pada Masyarakat Betawi” karya Dinna 101
Safitri
vii
4.2 Hasil Analisis 118
4.3 Pembahasan Hasil Analisis 119
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PEMBELAJARAN DENGAN MENERAPKAN MODEL
QUANTUM WRITING 121
5.1 Data dan Analisis Data Hasil Studi Pendahuluan 121 5.2 Penerapan Model Quantum Writing dalam Pembelajaran
Menulis Esai 153
5.2.1 Rancangan Model Quantum Writing 153 5.2.2 SAP dengan Menerapkan Model Quantum Writing 160 5.3 Data dan Analisis Data Kemampuan Menulis Esai Kelas
Eksperimen 169
5.3.1 Identifikasi Sampel 169
5.3.2 Analisis Produk Esai 171
5.3.3 Data Nilai Kemampuan Menulis Esai Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol 214
5.3.4 Pengujian Sifat data 215
A. Uji Normalitas setiap Variabel 215 B. Uji Homogenitas setiap Variabel 217
C. Uji Hipotesis 218
5.4 Respons Dosen dan Mahasiswa Terhadap Penerapan
Model Quantum Writing 221
5.4.1 Data dan Hasil Observasi 221
5.4.2 Data dan Hasil Angket 227
5.4.3 Analisis Hasil Wawancara dengan Dosen 232 5.4.4 Analisis Hasil Wawancara dengan Mahasiswa 235
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan 238
B. Saran 242
DAFTAR PUSTAKA 243
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Bahasa merupakan ujaran atau ungkapan dalam bentuk bunyi ujaran.
Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi dan interaksi yang sangat penting bagi
manusia. Melalui bahasa kita mendapatkan beberapa informasi penting. Bahasa
sebagai alat untuk menyampaikan gagasan, pikiran, pendapat, dan perasaan. Oleh
karena itu, bahasa sangat penting peranannya bagi kehidupan manusia. Selain
bahasa lisan, kita juga mengenal adanya bahasa tulisan yang dipelajari dalam
kegiatan menulis. Menulis adalah mengkomunikasikan sesuatu melalui
lambang-lambang tulisan. Dalam kegiatan menulis, ada dua permasalahan pokok, yaitu
memilih atau menemukan gagasan dan memilih bahasa atau ungkapan untuk
mengungkapkan gagasan itu.
Salah satu jenis keterampilan berbahasa adalah keterampilan menulis.
Keterampilan ini termasuk keterampilan berbahasa yang dianggap sulit
(Alwasilah,1994). Anggapan ini mengakibatkan minimnya jumlah orang yang
berminat menulis walaupun kegiatan ini harus selalu dihadapi, terutama oleh
kaum akademisi, seperti melakukan penelitian, menulis laporan kegiatan
lapangan, menulis laporan buku, dan menulis makalah atau esai.
Sekalipun mereka menulis, pada umumnya mereka menulis karena
terpaksa. Keterpaksaan ini tampak dari masih rendahnya kemampuan menulis di
2
bisa diperoleh mahasiswa dari kegiatan menulis, di antaranya melalui menulis
yang terencana, mereka akan terbiasa berpikir serta berbahasa secara tertib
(Akhadiah, 1994:1-2). Hal yang hampir senada dikemukakan pula oleh Tarigan
(1994:1) bahwa semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas
jalan pikirannya. Tarigan (1994:4) lebih lanjut mengemukakan bahwa dalam
kehidupan modern ini keterampilan menulis sangat dibutuhkan sehingga tidak
berlebihan bila dikatakan bahwa keterampilan menulis merupakan suatu ciri lain
bagi bangsa yang terpelajar.
Sebagai sebuah keterampilan, untuk mencapai kualitas tulisan yang baik,
kegiatan menulis dapat diupayakan melalui berbagai cara. Salah satu caranya
adalah melalui penggunaan model pembelajaran menulis yang nyaman (tidak
membebani). Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa keterampilan menulis
merupakan suatu aktivitas yang melibatkan aspek ide, motivasi, dan pikiran.
Aspek-aspek ini merupakan sarana bagi terekspresikannya gagasan dengan baik.
Penguasaan terhadap aspek-aspek ini dapat dilakukan melalui pelatihan, baik
secara langsung maupun secara tidak langsung dalam kegiatan menulis.
Berdasarkan pengamatan di lapangan, kenyataan menunjukkan bahwa masih
banyak mahasiswa yang mendapatkan kesulitan untuk mewujudkan sebuah
wacana (tulisan) yang memiliki kesatuan serta kepaduan yang logis, khususnya
mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Unpas.
Hal ini menunjukkan bahwa diperlukan suatu perlakuan khusus terhadap
mahasiswa agar mereka mampu menyusun sebuah tulisan yang memiliki kesatuan
dengan temuan Coe dan Rycroft (1986:1-2) yang menandaskan bahwa tujuan
keterampilan menulis adalah untuk menolong pembelajar dapat menulis surat,
cerita, dan teks lainnya. Kalau berbicara dikatakan sebagai aktivitas spontan,
maka menulis merupakan proses yang harus direncanakan dan diorganisasi secara
baik. Berdasarkan pernyataan tersebut, mereka menemukan beberapa alasan
utama penyebab tulisan pembelajar sulit dimengerti atau tidak efektif, yakni
kalimat-kalimat yang mereka susun tanpa pungtuasi secara tepat dan hubungan
antaride tidak jelas karena tidak ditempatkan secara baik.
Implikasi lain yang muncul dari pernyataan di atas adalah masih rendahnya
kemampuan para penulis (mahasiswa) menata informasi. Dalam tulisan esai,
gagasan-gagasan penulis harus selalu didukung oleh pendapat pakar, hasil
penelitian, hasil pengamatan, hasil pemikiran, dan fakta-fakta lain yang
diperlukan. Informasi-informasi yang diperlukan tersebut dapat berbentuk
pernyataan yang mendukung dan dapat pula berbentuk pernyataan yang menolak.
Pada situasi demikian, seorang penulis harus mampu menatanya secara baik
dengan mampu memadupadankan sebuah tulisan, baik antarkalimat maupun
antarparagraf. Ada beberapa penelitian yang sejenis dengan penelitian yang akan
dilakukan, di antaranya penelitian-penelitian tentang konjungsi dalam tulisan,
yaitu:
Hasil penelitian Suryadi (1997) tentang analisis kesalahan sintaksis dalam
laporan PPL mahasiswa menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa masih
melakukan kesalahan dalam penulisan kalimat dalam wacana. Kesalahan yang
4
menjadikan kalimat tidak efektif, interferensi (penggunaan kosakata yang tidak
baku), dan konjungsi (penggunaan kata sambung yang masih keliru).
Temuan Kurniawan (1995) tentang bahasa tulis mahasiswa adalah
kemampuan mahasiswa menulis kalimat efektif masih sangat lemah. Sebagian
besar mahasiswa (60%) tidak mampu menyusun kalimat secara efisien, logis atau
nalar, dan koheren serta kohesif. Hal-hal yang cukup mencolok dari temuan
tersebut adalah sebagian besar mahasiswa tidak mampu menggunakan konjungsi
dalam kalimat.
Relevansi temuan-temuan terdahulu tersebut dengan penelitian ini adalah
(1) ketidakmampuan mahasiswa menyusun kalimat secara efektif, baik sisi
efisiensi, logika, kohesivitas dan koherensi menunjukkan bahwa masih lemahnya
mereka menguasai aspek kesatuan dan kepaduan dalam menyusun wacana dan (2)
temuan tentang kesulitan mahasiswa menuangkan gagasannya dalam menulis
dikarenakan belum ada model yang mengarahkan potensi menulis mahasiswa
secara tepat.
Sesuai dengan relevansi di atas, penelitian ini setidaknya akan dapat
menindaklanjuti temuan-temuan tersebut. Penggunaan model pembelajaran yang
sesuai dengan tujuan keterampilan menulis, dirasa dapat menjadi obat yang tepat
bagi ‘penyakit’ yang selama ini dirasakan mahasiswa yaitu kesulitan menuangkan
ide dalam tulisan. Model pembelajaran yang memberikan keleluasaan bagi penulis
menuangkan gagasannya dalam menulis dirasa sebagai solusi yang tepat untuk
meningkatkan keterampilan menulis mahasiswa. Model quantum writing
writing, Hernowo (2004:10) berpendapat quantum writing merupakan interaksi
dalam proses belajar (menulis) niscaya mampu mengubah berbagai ide menjadi
ledakan/gairah yang dapat ditularkan kepada orang lain. Langkah-langkah
pembelajaran dalam quantum writing adalah: (1) tahap persiapan; (2) tahap draft
kasar; (3) tahap berbagi; (4) tahap penyuntingan; (5) tahap perbaikan; (6) tahap
penulisan kembali; (7) tahap evalusi. Dengan demikian, proses kegiatan menulis
akan menyenangkan dan penuh gairah, sehingga menghasilkan tulisan yang
berkualitas.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti masalah
penggunaan model quantum writing dalam meningkatkan keterampilan menulis
mahasiswa. Salah satu kasus jenis tulisan yang sering digunakan dalam dunia
akademis adalah jenis tulisan kreatif. Oleh karena itu, kemampuan menulis yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah menulis esai yang berfokus pada unsur
kesatuan dan kepaduan. Sekaitan dengan hal itu, maka penulis mencoba membuat
penelitian dengan judul “Model Quantum Writing dalam Meningkatkan
Kemampuan Menulis Esai pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa,
6
1.2 Batasan dan Rumusan Masalah 1.2.1 Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, penulis
membatasi masalah yang berkaitan dengan model quantum writing dalam
meningkatkan kemampuan menulis esai pada mahasiswa Program Studi
Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah.
1.2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah
penelitian sebagai berikut “Apakah model quantum writing dapat meningkatkan
kemampuan menulis esai yang berfokus pada unsur kesatuan dan kepaduan pada
mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah FKIP
Unpas?” Agar penelitian ini lebih terfokus, rumusan masalah tersebut lebih
dipertajam dengan pertanyaan penelitian sebagai berikut.
1) Bagaimanakah kemampuan menulis esai mahasiswa Program Studi
Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah FKIP Unpas?
2) Apakah model quantum writing dapat meningkatkan kemampuan menulis
esai yang berfokus pada unsur kesatuan dan kepaduan pada mahasiswa
semester VI tahun 2011 Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia
dan Daerah FKIP Unpas?
3) Apakah terdapat perbedaan signifikan kemampuan menulis esai antara
mahasiswa yang diberi perlakuan model quantum writing dengan mahasiswa
4) Apakah dosen dan mahasiswa merespons secara positif penerapan model
quantum writing dalam meningkatkan kemampuan menulis esai yang
berfokus pada unsur kesatuan dan kepaduan?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang hendak dicapai ialah:
1) mengetahui kemampuan menulis esai mahasiswa Program Studi Pendidikan
Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah FKIP Unpas;
2) mengetahui rancangan model quantum writing dalam meningkatkan
kemampuan menulis esai yang berfokus pada unsur kesatuan dan kepaduan
pada mahasiswa semester VI tahun 2011 Program Studi Pendidikan Bahasa,
Sastra Indonesia dan Daerah FKIP Unpas;
3) mengetahui hasil penerapan model quantum writing dalam meningkatkan
kemampuan menulis esai yang berfokus pada unsur kesatuan dan kepaduan
pada mahasiswa semester VI tahun 2011 Program Studi Pendidikan Bahasa,
Sastra Indonesia dan Daerah FKIP Unpas.
4) mengetahui renpons dosen dan mahasiswa terhadap penerapan model
quantum writing dalam meningkatkan kemampuan menulis esai yang
8
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian ini, ialah:
1) bagi penulis, kegiatan penelitian ini tentunya bisa menambah pengetahuan,
wawasan dan pengalaman, serta keterampilan penulis, khususnya dalam
pembelajaran menulis esai yang berfokus pada unsur kesatuan dan kepaduan;
2) memberikan sumbangan bermakna terhadap dunia pendidikan khususnya
dalam bidang pembelajaran;
3) hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif pembelajaran
dalam kegiatan menulis esai;
4) dapat dijadikan acuan penelitian selanjutnya.
1.5 Anggapan Dasar dan Hipotesis 1.5.1 Anggapan Dasar
Dalam penelitian ini penulis mempunyai anggapan dasar sebagai berikut.
1) Mahasiswa memiliki potensi untuk mampu menulis, termasuk menulis esai.
2) Mahasiswa mengalami kesulitan dalam menyusun unsur kesatuan dan
kepaduan dalam kegiatan menulis esai.
3) Kemampuan menulis mahasiswa harus ditingkatkan dan mendapat latihan
yang proporsional dengan teknik yang bervariasi.
4) Model quantum writing merupakan model pembelajaran yang relevan untuk
1.5.2 Hipotesis
Penulis merumuskan beberapa hipotesis sebagai berikut.
1) Kemampuan awal menulis esai mahasiswa semester VI tahun 2011 Program
Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah FKIP Unpas belum
maksimal.
2) Model quantum writing dapat diterapkan sebagai model pembelajaran dalam
meningkatkan kemampuan menulis esai yang berfokus pada unsur kesatuan
dan kepaduan pada mahasiswa semester VI tahun 2011 Program Studi
Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah FKIP Unpas.
3) Model quantum writing tepat digunakan sebagai model pembelajaran dalam
meningkatkan kemampuan menulis esai yang berfokus pada unsur kesatuan
dan kepaduan pada mahasiswa semester VI tahun 2011 Program Studi
Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah FKIP Unpas.
4) Ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan mahasiswa semester VI
tahun 2011 Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah
FKIP Unpas yang menerapkan pembelajaran menulis esai dengan model
quantum writing dibandingkan dengan kemampuan mahasiswa yang
menerapkan pembelajaran menulis esai dengan model konvensional.
1.6 Definisi Operasional
Untuk menghindari terjadinya perbedaan interpretasi dan penafsiran dalam
mengkaji penelitian ini, peneliti memberikan definisi operasional yang terdapat
10
1) Model quantum writing merupakan interaksi dalam proses belajar (menulis)
niscaya mampu mengubah berbagai ide menjadi ledakan/gairah yang dapat
ditularkan kepada orang lain.
2) Menulis esai adalah kegiatan mengomunikasikan gagasan, pemikiran, atau
pandangan mengenai suatu topik secara kreatif dalam wujud tulisan yang
bersifat prosais, subjektif, dengan bentuk yang tidak terlalu panjang dan cara
penuturan yang sebaik-baiknya. Meskipun esai bersifat subjektif, namun
mengenai akurasi, faktualitas, dan aktualitas dari materi tulisan tetap harus
diperhatikan.
3) Unsur kepaduan adalah struktur paragraf di mana bagian-bagiannya sangat
cocok satu sama lain, sedangkan unsur kesatuan merupakan ide pemersatu
dalam sebuah paragraf.
Berdasarkan uraian di atas, dapat penulis simpulkan, bahwa model
quantum writing dalam meningkatkan kemampuan menulis esai yang berfokus
pada unsur kesatuan dan kepaduan adalah penerapan model pembelajaran menulis
yang berusaha mengarahkan mahasiswa untuk mampu dan terampil
mengomunikasikan gagasan, pemikiran, atau pandangannya ke dalam tulisan
berbentuk esai, melalui kegiatan menulis yang menyenangkan dan
61 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Penelitian ini akan menggunakan penelitian eksperimen. Penelitian dengan
menggunakan percobaan atau eksperimen dimaksudkan untuk menyelidiki
kemungkinan sebab akibat (cause of effect relationship), dengan cara mengekspos
satu atau lebih kelompok eksperimental dan satu atau lebih kondisi eksperimen.
Penelitian eksperimen yang akan digunakan adalah penelitian eksperimen kuasi.
Penelitian eksperimen kuasi memiliki kesepakatan praktis antara eksperimen
kebenaran dan sikap asli manusia terhadap bahasa yang ingin kita teliti
(syamsuddin & Damaianti, 2009:162). Metode merupakan cara utama yang
digunakan untuk mencapai tujuan, sedangkan penelitian merupakan salah satu
cara untuk mendapatkan kebenaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode eksperimen dengan the randomized pretest-posttest control group
design. Pengaruh perlakuan diperhitungkan melalui perbedaan antara tes awal dan
tes akhir pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Tabel 3.1
Desain Eksperimen
Treatment group ER O1 XA O2
Control group KR O3 XB O4
62
Keterangan
ER : kelas ekperimen KR : kelas kontrol
O1 : kelas eksperimen sebelum perlakuan (pretest) O2 : kelas eksperimen setelah perlakuan (posttest) XA : penerapan model quantum writing
XB : penerapan metode konvensional O3 : kelas kontrol (pretest)
O4 : kelas kontrol (posttest)
Langkah-langkah rancangan kelas eksperimen tes awal dan tes akhir
sampel ekuivalen sebagai berikut:
1. memilih sampel secara random;
2. memberikan tes awal kepada kelas eksperimen untuk memperoleh hasil
O1 dan tes awal untuk kelas kontrol untuk memperoleh O3;
3. memberikan eksperimen kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol;
4. memberikan tes akhir pada kelas eksperimen untuk memperoleh O2 dan
kelas kontrol untuk memperoleh O4;
5. menghitung hasil rata-rata (mean) kelas eksperimen dan kelas kontrol;
6. menghitung standar deviasi kelas eksperimen dan kelas kontrol;
7. menghitung rata-rata (uji t) kelas eksperimen O3 dan kelas kontrol O4;
8. menentukan dasar taraf signifikan ( @ ) yaitu 5% atau 0,05;
Dari langkah-langkah itu dapat diperjelas dengan pola penelitian sebagai
berikut:
Pola Penelitian Eksperimen Tes Awal dan Tes Akhir Sampel Ekuivalen yang Dimodifikasi (Syamsudin & Damaianti, 2009: 174)
Keterangan
R : Pemilihan sampel secara random
A : Sampel kelas eksperimen dengan model quantum writing
B : Sampel kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional
O1 : Tes awal kelas eksperimen dengan model quantum writing
O2 : Tes akhir kelas eksperimen dengan model quantum writing
O3 : Tes awal kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional
O4 : Tes akhir kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional
X : Pengajaran dengan model quantum writing
C : Pengajaran dengan model pembelajaran konvensional
3.2 Prosedur Penelitian
Sebagai langkah pertama dalam penelitian ini dilakukan studi pendahuluan
yang meliputi studi literatur dan studi pendahuluan di kelas pada waktu
pembelajaran menulis. Hasilnya dipakai untuk menentukan konsep-konsep yang
64
yang berfokus pada unsur kesatuan dan kepaduan dan penerapan model quantum
writing.
Prosedur penelitian yang digunakan mengacu pada prosedur eksperimen.
Tahapan ini berlangsung sehingga tercapai tujuan yang diinginkan, dengan
respons mahasiswa yang diharapkan, maka penelitian dapat dilaksanakan hingga
tahapan akhir.
Sebelum tahapan-tahapan dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan uji coba
yang telah disusun, dosen (yang menjadi model) mengajar dalam bentuk
memeragakan salah satu keterampilan mengajar kemudian membuat SAP untuk
kelasnya. SAP yang dikembangkan mengikuti yang diperagakan oleh dosen
sebagai strategi dan model pembelajaran tetapi dalam topik dan bahan ajar yang
berbeda. Dosen mempraktikkan rancangan pada kelas kecil (jumlah mahasiswa
sedikit) selama penyajian diadakan pengamatan melalui rekaman video.
Prosedur penelitian eksperimen dapat dipaparkan sebagai berikut.
1. Penelitian dan pengumpulan data (research and information collecting).
Pengukuran kebutuhan, studi literatur, penelitian dalam skala kecil, dan
pertimbangan-pertimbangan dari segi nilai.
2. Perencanaan (planning). Menyusun rencana penelitian, meliputi
kemampuan-kemampuan yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, rumusan penelitian
yang hendak dicapai dengan penelitian tersebut, desain atau langkah-langkah
penelitian, kemungkinan pengujian dalam lingkup terbatas.
3. Merancang jadwal dengan Dosen Mata Kuliah Menulis Esai. Proses belajar
pukul 07.00 s.d 09.30 di kelas semester VI-C dan di kelas semester VI-B.
Penelitian berlangsung sekitar 3 minggu mulai tanggal 19 Mei 2011 sampai
dengan 4 Juni 2011.
4. Memberikan tes awal kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol pada tanggal
yang akan ditetapkan. Pada awal pelaksanaannya, untuk kelas eksperimen dan
kontrol mahasiswa ditugaskan menulis esai berdasarkan tema yang telah
mereka pilih sebelumnya. Setelah itu, kelas eksperimen dan kelas kontrol
diberi perlakuan (treatment) yang berbeda. Perlakuan yang diberikan yaitu
sebagai berikut:
a. Kelas eksperimen ditugaskan untuk menulis esai yang berfokus pada unsur
kesatuan dan kepaduan menggunakan model quantum writing dengan
menerapkan sistem PAK! dengan langkah yaitu:
Sistem PAK! Strategi PAK!
Pusatkan pikiran Gugus Tulis cepat
Atur Peta pikiran Kerangka
Karang Target Draft
Hebat! Hebat kreatif Hebat kritik
b. Kelas kontrol tidak menerapkan model quantum writing, akan tetapi hanya
dengan menerapkan model pembelajaran konvensional.
5. Rentang waktu antara tes awal dengan tes akhir dua minggu. Waktu yang
tersedia ini digunakan untuk mengukur kemampuan menulis esai mahasiswa
dengan menerapkan model quantum writing.
6. Memberikan tes akhir pada kelas eksperimen dan kelas kontrol pada tanggal 4
66
3.3 Instrumen penelitian
Sesuai dengan tujuan dari pengumpulan data, instrumen penelitian ini
terdiri atas tes menulis esai, pedoman penilaian menulis esai. Tes menulis esai
terdiri atas tes awal dan tes akhir. Tes awal ini dirancang untuk mengukur
kemampuan menulis mahasiswa baik kelompok eksperimen maupun kelompok
kontrol. Tes akhir dilaksanakan setelah perlakuan yang berbeda diberikan kepada
kedua kelompok. Terakhir penulis menyiapkan angket sebagai instrumen untuk
menggali informasi lebih jauh dari responden sesuai dengan permintaan penulis
(Arikunto, 2006:151).
Instrumen-instrumen yang dibuat sebagai acuan pembelajaran bagi guru
dalam melaksanakan pembelajaran dalam menulis kritik sastra adalah: 1)
instrument pembelajaran; 2) soal tes; 3) pedoman observasi; 4) pedoman
wawancara; dan 5) angket
1. Instrumen pembelajaran
Berupa SAP (Satuan Acara Perkuliahan) yang dijadikan acuan dalam
proses belajar mengajar, yaitu:
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) MENULIS ESAI DENGAN MENGGUNAKAN
MODEL QUANTUM WRITING
Program Studi : Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daearah
Standar Kompetensi : Perkuliahan ini dapat membentuk kecakapan mahasiswa dalam penguasaan dan pemahaman berbagai permasalahan kebahasaan maupun kesastraan sehingga mampu menyampaikannya dalam bentuk esai yang relevan dengan tuntutan masalah secara kontekstual, logis, pragmatis, komunikatif, efesien, dan efektif.
Kompetensi Dasar :
• Memiliki wawasan pengetahuan yang luas dan empiris dalam memproduksi tulisan esai tahap awal
• Menulis esai dengan padu padan
Indikator :
• Dapat menetapkan pokok bahasan
• Dapat merumuskan tesis
• Dapat menyusun paragraf pertama dengan menggunakan kata pancingan tertentu
• Dapat mengembangkan ide berdasarkan paragraf ‘pancingan’ di atas ke dalam pengembangan paragraf yang koheren
• Dapat menyusun kerangka esai berdasarkan penetapan kalimat utamanya
• Dapat menetapkan motivasi pemecahan masalah
• Dapat menyusun bahasan berdasarkan hasil pengamatan
• Dapat menyusun data secara koheren sehingga tampak secara jelas pertautan antarunsur dalam paragraf esai
• Dapat menyusun esai dengan menunjukkan sistematika bahasa yang tertib, cermat, komunikatif, serta beretika
Alokasi waktu : 450 menit (10 x 45 menit); 5 pertemuan Kegiatan Belajar Mengajar
Pertemuan ke-1 (pelaksanaan pretes) 1. Kompetensi Dasar
Memiliki wawasan pengetahuan yang luas dan empiris dalam
memproduksi tulisan esai tahap awal
2. Indikator
68
b. Dapat merumuskan tesis
c. Dapat menyusun paragraf pertama dengan menggunakan kata
pancingan tertentu
d. Dapat mengembangkan ide berdasarkan paragraf ‘pancingan’ di atas
ke dalam pengembangan paragraf yang koheren
3. Tujuan pembelajaran
Mahasiswa mampu:
a. Menetapkan pokok bahasan
b. Merumuskan tesis
c. Menyusun paragraf pertama dengan menggunakan kata pancingan
tertentu
d. Mengembangkan ide berdasarkan paragraf ‘pancingan’ di atas ke
dalam pengembangan paragraf yang koheren
4. Materi Pembelajaran
Menulis esai yang berfokus pada unsur kesatuan dan kepaduan
5. Metode pembelajaran
a. Tanya jawab
b. Diskusi
c. Penugasan
6. Langkah-langkah pembelajaran
a. Pendahuluan (5 menit)
b. Inti (80 menit)
1) Pretes kemampuan menulis esai, berdasarkan teks bacaan yang
telah ditentukan oleh dosen.
2) Dosen memberikan contoh esai. Contoh tersebut dijadikan standar
kompetensi yang harus dicapai mahasiswa.
c. Penutup (5 menit)
Menginformasikan materi pembelajaran yang akan datang, yaitu
menulis esai berdasarkan langkah-langkah model quantum writing.
7. Sumber belajar
a. Contoh esai
b. Buku-buku sumber yang berkaitan dengan menulis esai dan model
quantum writing
8. Penilaian
Pretes
Pertemuan ke-2 (pembelajaran menulis esai dengan menerapkan model quantum
writing)
1. Kompetensi Dasar
Memiliki wawasan pengetahuan yang luas dan empiris dalam
memproduksi tulisan esai tahap awal
2. Indikator
a. Dapat menetapkan pokok bahasan
70
c. Dapat menyusun paragraf pertama dengan menggunakan kata
pancingan tertentu
d. Dapat mengembangkan ide berdasarkan paragraf ‘pancingan’ di atas
ke dalam pengembangan paragraf yang koheren
e. Dapat menyusun kerangka esai berdasarkan penetapan kalimat
utamanya
f. Dapat menetapkan motivasi pemecahan masalah
3. Tujuan pembelajaran
Mahasiswa mampu:
a. Menetapkan pokok bahasan
b. Merumuskan tesis
c. Menyusun paragraf pertama dengan menggunakan kata pancingan
tertentu
d. Mengembangkan ide berdasarkan paragraf ‘pancingan’ di atas ke
dalam pengembangan paragraf yang koheren
e. Menyusun kerangka esai berdasarkan penetapan kalimat utamanya
f. Menetapkan motivasi pemecahan masalah
4. Materi pembelajaran
Langkah-langkah penulisan esai
5. Metode pembelajaran
a. Menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran active learning
6. Langkah-langkah pembelajaran
a. Pendahuluan (10 menit)
Menyampaikan tujuan pembelajaran
b. Inti (75 menit)
1) mahasiswa diarahkan pada kondisi keadaan kelas yang nyaman dan
santai;
2) memberikan penjelasan kepada mahasiswa bahwa mata kuliah ini
menuntut kreativitas dan penggunaan imaji visual yang dapat
membantu upaya mereka;
3) mahasiswa diperlihatkan contoh esai yang tepat untuk
mengarahkan mereka dapat membuat tulisan esai yang baik;
4) mahasiswa mendapatkan penjelasan mengenai materi tentang esai
dan aktivitas yang harus dilakukan terhadap contoh esai tersebut;
5) mahasiswa diberi teks bacaan untuk dibaca dengan seksama,
jangan ciptakan keadaan mahasiswa merasa diburu oleh waktu;
6) dosen dan mahasiswa berdiskusi tentang tugas dan
langkah-langkah yang harus ditempuh mahasiswa untuk menulis esai
(langkah sistem PAK! 1 pusatkan pikiran; model quantum
writing). Pada langkah ini dosen mengomunikasikan tujuan,
materi, waktu, dan penilaian yang diterapkan. Mahasiswa dapat
memusatkan pikirannya untuk menyusun gugus dengan teknik past
writing, mereka menulis seluruh informasi yang diingat dari hasil
72
7) mahasiswa secara kritis menelaah gugus yang telaha mereka buat,
kemudian mereka secara kreatif memilih gugus-gugus yang mereka
anggap sesuai dengan tulisan yang akan mereka buat. (langkah 2
atur; model quantum writing). Atur harus dilakukan dengan kreatif, sehingga mahasiswa dapat menyusun peta pikiran dengan
baik.
8) Mahasiswa secara kreatif menyusun peta pikiran esai sesuai
dengan keinginan dan ekplorasi pikirannya masing-masing.
(langkah 3 karang; model quantum writing). Sebelum proses
‘karang’ dilakukan, mahasiswa menyusun peta pikirannya ke
dalam kerangka esai.
9) mahasiswa di bawah bimbingan dosen menyimpulkan materi
pembelajaran.
c. Penutup (5 menit)
Dosen menginformasikan materi yang akan datang
Pertemuan ke-3 (pembelajaran menulis esai dengan menerapkan model quantum
writing)
1. Kompetensi Dasar
Memiliki wawasan pengetahuan yang luas dan empiris dalam
memproduksi tulisan esai tahap awal
2. Indikator
a. Dapat menetapkan pokok bahasan
c. Dapat menyusun paragraf pertama dengan menggunakan kata
pancingan tertentu
d. Dapat mengembangkan ide berdasarkan paragraf ‘pancingan’ di atas ke
dalam pengembangan paragraf yang koheren
e. Dapat menyusun kerangka esai berdasarkan penetapan kalimat
utamanya
f. Dapat menetapkan motivasi pemecahan masalah
g. Dapat menyusun bahasan berdasarkan hasil pengamatan
h. Dapat menyusun data secara koheren sehingga tampak secara jelas
pertautan antarunsur dalam paragraf esai
3. Tujuan pembelajaran
Mahasiswa mampu:
a. Menetapkan pokok bahasan
b. Merumuskan tesis
c. Menyusun paragraf pertama dengan menggunakan kata pancingan
tertentu
d. Mengembangkan ide berdasarkan paragraf ‘pancingan’ di atas ke
dalam pengembangan paragraf yang koheren
e. Menyusun kerangka esai berdasarkan penetapan kalimat utamanya
f. Menetapkan motivasi pemecahan masalah
g. Menyusun bahasan berdasarkan hasil pengamatan
h. Menyusun data secara koheren sehingga tampak secara jelas pertautan
74
4. Materi pembelajaran
Langkah-langkah penulisan esai
5. Metode pembelajaran
a. Menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran active learning
b. Model Quantum Writing
6. Langkah-langkah pembelajaran
a. Pendahuluan (10 menit)
Menyampaikan tujuan pembelajaran
b. Inti (75 menit)
1) mahasiswa diarahkan pada kondisi keadaan kelas yang nyaman dan
santai;
2) memberikan penjelasan kepada mahasiswa bahwa mata kuliah ini
menuntut kreativitas dan penggunaan imaji visual yang dapat
membantu upaya mereka;
3) mahasiswa diberi teks bacaan untuk dibaca dengan seksama,
jangan ciptakan keadaan mahasiswa merasa diburu oleh waktu;
4) dosen dan mahasiswa berdiskusi tentang tugas dan
langkah-langkah yang harus ditempuh mahasiswa untuk menulis esai
(langkah sistem PAK! 1 pusatkan pikiran; model quantum
writing). Pada langkah ini dosen mengomunikasikan tujuan, materi,
waktu, dan penilaian yang diterapkan. Mahasiswa dapat
writing, mereka menulis seluruh informasi yang diingat dari hasil
membaca sebelumnya.
5) mahasiswa secara kritis menelaah gugus yang telaha mereka buat,
kemudian mereka secara kreatif memilih gugus-gugus yang mereka
anggap sesuai dengan tulisan yang akan mereka buat. (langkah 2
atur; model quantum writing). Atur harus dilakukan dengan kreatif, sehingga mahasiswa dapat menyusun peta pikiran dengan
baik.
6) Mahasiswa secara kreatif menyusun peta pikiran esai sesuai dengan
keinginan dan ekplorasi pikirannya masing-masing. (langkah 3
karang; model quantum writing). Sebelum proses ‘karang’ dilakukan, mahasiswa menyusun peta pikirannya ke dalam
kerangka esai.
7) mahasiswa di bawah bimbingan dosen menyimpulkan materi
pembelajaran.
c. Penutup (5 menit)
Dosen menginformasikan materi pelajaran yang akan datang
Pertemuan ke-4 (pembelajaran menulis esai dengan menerapkan model quantum
writing)
1. Kompetensi dasar
• Memiliki wawasan pengetahuan yang luas dan empiris dalam
memproduksi tulisan esai tahap awal
76
2. Indikator
Dapat menyusun esai dengan menunjukkan sistematika bahasa yang tertib,
cermat, komunikatif, serta beretika
3. Tujuan pembelajaran
Mahasiswa mampu menyusun esai dengan menunjukkan sistematika
bahasa yang tertib, cermat, komunikatif, serta beretika
4. Materi pembelajaran
Menulis esai yang berfokus pada unsur kesatuan dan kepaduan
5. Metode pembelajaran
a. Menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran active learning
b. Model Quantum Writing
6. Langkah-langkah pembelajaran
a. Pendahuluan (10 menit)
Menyampaikan tujuan pembelajaran
b. Inti (75 menit)
1) Mahasiswa mengamati hasil peta pikiran dan kerangka esai yang
telah disusun pada pertemuan sebelumnya (pertemuan kedua dan
ketiga)
2) Mahasiswa mengembangkan kerangka esai menjadi tulisan esai
yang utuh dengan sistematika sesuai dengan kerangka tersebut.
3) Mahasiswa menulis esai berdasarkan kerangka esai yang telah
baik. (langkah 4 hebat!; model quantum writing). Mahasiswa
mampu menulis sebuah karya besar dalam hidupnya.
4) Pada menit ke-85, siswa mengumpulkan hasil tulisan mereka
c. Penutup (5 menit)
Menginformasikan materi yang akan datang yaitu kegiatan menulis
esai dengan tema yang lain.
Pertemuan ke-5 (pelaksanaan postes) 1. Kompetensi dasar
Menulis esai dengan padu padan
2. Indikator
Dapat menyusun esai dengan menunjukkan sistematika bahasa yang tertib,
cermat, komunikatif, serta beretika.
3. Tujuan pembelajaran
Mahasiswa mampu menyusun esai dengan menunjukkan sistematika
bahasa yang tertib, cermat, komunikatif, serta beretika.
4. Materi pembelajaran
Menulis esai yang berfokus pada unsur kesatuan dan kepaduan
5. Metode pembelajaran
a. Menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran active learning
b. Model Quantum Writing
6. Langkah-langkah pembelajaran
a. Pendahuluan (5 menit)
78
b. Inti (80 menit)
Postes menulis esai dengan teks bacaan yang telah ditentukan
c. Penutup (5 menit)
Dosen menyampaikan kepada mahasiswa bahwa pertemuan ini adalah
pertemuan terakhir pembelajaran menulis esai dengan menerapkan
model quantum writing.
7. Sumber belajar
a. Teks bacaan
b. Buku-buku sumber yang berkaitan dengan menulis esai dan model
quantum writing
8. Penilaian
Postes
2. Instrumen Tes
Instrumen ini penulis gunakan untuk mengumpulkan data untuk mengukur
keefektifan model quantum writing. Keefektifan sebuah strategi pembelajaran
terlihat dari hasil belajar mahasiswa. Hasil belajar mahasiswa diukur melalui tes.
Tes dilaksanakan dua kali, yaitu sebelum perlakuan dan setelah perlakuan. Hasil
kedua tes ini dibandingkan untuk melihat perbedaannya. Jika perbedaannya
signifikan maka berarti model belajar tersebut efektif.
Hasil pretes dan postes menulis esai dinilai dengan menggunakan kriteria
penilaian yang sebelumnya telah melalui proses pertimbangan dari para ahli.
Tabel 3.2
Pedoman Penilaian Menulis Esai
No. Aspek yang Dinilai Tingkat capaian kinerja
1 2 3 4 5
1. Kualitas mengomunikasikan gagasan
a. Menunjukkan kejelasan pokok bahasan b. Merumuskan tesis secara jelas
c. Mampu menuangkan ide dengan
menggunakan bahasa sendiri
d. Mampu menyusun peta pikiran secara kreatif
e. Mampu merumuskan kerangka esai dengan baik
2. Kualitas organisasi bangun esai a. Kesesuaian judul dengan isi
b. Kesesuaian tulisan esai dengan peta pikiran dan kerangka esai
c. Tulisan menunjukkan struktur organisasi yang logis
3. Gaya argumentasi
a. Motivasi pemecahan masalah tampak jelas
b. Mampu memberikan alasan-alasan yang logis atas argumen yang diajukan c. Argumen secara efektif dihubungkan
dengan pengalaman atau pandangan penulis
80
4. Unsur kebahasaan (mekanik)
a. Sistematika tulisan esai menggunakan
bahasa yang cermat, terstruktur dengan benar
b. Mampu menerapkan kosakata, ejaan,
pemberian tanda baca atau tatabahasa
5. Kepantasan penggunaan diksi
a. Mampu menggunakan kalimat-kalimat
kritik dengan tepat
b. Mampu menyusun kalimat secara runtut dan padu
c. Tidak menyusun kalimat dengan makna ganda
d. Mampu menyusun tulisan secara sistematis
Jumlah skor Keterangan:
Tingkat capaian kinerja: 1 : sangat kurang 2 : kurang baik 3 : cukup baik 4 : baik 5 : sangat baik
a. Tes Awal
Berdasarkan jadwal di atas, tes awal menempati kegiatan penelitian yang pertama dilakukan. Tes ini melibatkan kedua kelompok baik kelompok
eksperimen maupun kelompok kontrol. Tes ini ditujukan untuk memperoleh
informasi awal tentang kemampuan menulis esai pada mahasiswa Program Studi
dimaksudkan pula untuk memastikan bahwa kedua kelompok memiliki
kemampuan awal yang sama.
b. Perlakuan
Dalam penelitian ini terdapat perbedaan perlakuan yang akan diterapkan kepada kedua kelompok. Kelompok eksperimen akan memperoleh perlakuan
model quantum writing dalam pembelajaran menulis esai, sedangkan kelompok
kontrol memperoleh perlakuan model konvensional.
c. Tes Akhir
Sama halnya dengan tes awal, tes akhir ini merupakan tes menulis esai kedua yang dilaksanakan oleh kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Di
akhir penelitian, peneliti menganalisis hasil perlakuan. Tujuan tes ini adalah untuk
menemukan perbedaan skor antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
setelah keduanya mengalami perlakuan. Dengan kata lain, dari tes akhir inilah
peneliti dapat memperkirakan keefektifan dalam pembelajaran menulis esai,
khususnya pada mahasiswa semester VI Program Studi Pendidikan Bahasa
Indonesia dan Daerah FKIP Unpas.
3. Instrumen Observasi
Instrumen observasi meliputi lembar aktivitas dosen dan mahasiswa dalam
pembelajaran. Aktivitas dosen dan mahasiswa meliputi pengamatan kegiatan
82
Observasi dilakukan untuk melihat gambaran dan kumpulan peristiwa
secara lengkap pada waktu proses pembelajaran berlangsung. Adapun format
observasi pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut.
Tabel 3.3
Format Observasi Dosen
Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Esai
No. Aspek yang diobservasi Ya/
Ada
Tidak ada 1. Kemampuan membuka perkuliahan
a. Menarik perhatian mahasiswa b. Menimbulkan motivasi
c. Memberikan acuan belajar yang akan diberikan d. Mengadakan apersepsi
2. Mengarahkan mahasiswa untuk menerapkan model
quantum writing dengan sistem dan strategi PAK!
a. Mengarahkan mahasiswa untuk memusatkan pikiran dengan menyampaikan gugusan ide dalam pikirannya dengan teknik menulis cepat
b. Mengarahkan mahasiswa untuk mengatur hasil tulisan cepatnya ke dalam bentuk peta pikiran dan kerangka tulisan
c. Membimbing mahasiswa untuk mulai mengarang dengan target menjadi sebuah draf tulisan
d. Membimbing mahasiswa untuk menganalisis draf tulisan dengan mempertimbangkan kreativitas pikiran
e. Membimbing mahasiswa untuk mengedit draf tulisan dengan mempertimbangkan ejaan, organisasi dan pilihan kata yang digunakan
f. Kecermatan dalam menggunakan waktu 3. Proses pembelajaran
a. Dosen membagikan contoh teks esai
b. Memonitor aktivitas mahasiswa pada saat identifikasi tubuh/kerangka contoh esai
c. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya tentang hal yang belum jelas yang berkaitan dengan contoh esai
d. Dosen menyampaikan materi tentang esai dan strategi penulisannya
e. Dosen membagikan sebuah teks bacaan
g. Membimbing mahasiswa menyusun kerangka esai berdasarkan langkah-langkah menulis
h. Menugasi mahasiswa menyusun esai berdasarkan kerangka yang telah dibuat
i. Mengamati mahasiswa ketika mereka menyusun esai berdasarkan langkah-langkah dalam model
quantum writing
j. Memandu tanya jawab jika ada permasalahan yang muncul selama pembelajaran berlangsung
k. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk berkomentar/berpendapat
4. Kemampuan menutup pembelajaran
a. Mengulas secara singkat materi yang baru dibahas b. Memandu mahasiswa melaksanakan refleksi
pembelajaran
c. Memberikan tes/evaluasi
Aktivitas mahasiswa yang diamati meliputi memperhatikan penjelasan
dosen dan teman; membaca lembar kerja mahasiswa; menulis materi; berdiskusi
antar mahasiswa.
Pengamatan dilakukan pada saat mahasiswa bekerja secara kreatif dan
pada waktu pelaksanaan pembelajaran menulis esai dengan model quantum
writing. Pengamat menuliskan kategori-kategori yang muncul dengan
menggunakan tanda cek list pada kolom yang sesuai. Reliabilitas instrumen
ditentukan oleh pelaporan dua pengamat, suatu instrumen dikatakan reliabel jika
reliabilitas lebih besar dari 75%, (Borich, 1994:385).
Format observasi untuk kegiatan mahasiswa dalam proses pembelajaran
84
Tabel 3.4
Format Observasi Mahasiswa Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Esai
No. Aspek yang diobservasi Ya/
Ada
Tidak ada 1. Pendahuluan
a. Mahasiswa terangsang untuk mengikuti proses pembelajaran
b. Mahasiswa memiliki gambaran awal tentang pembelajaran yang akan dilakukan
2. Tahap penerapan model quantum writing
a. Mahasiswa dapat memusatkan pikiran dalam menyampaikan gugusan ide dalam pikirannya dengan teknik menulis cepat
b. Mahasiswa mampu mengatur hasil tulisan cepatnya ke dalam bentuk peta pikiran dan kerangka tulisan
c. Mahasiswamampu mengarang dengan target menjadi sebuah draf tulisan
d. Mahasiswa mampu menganalisis draf tulisan dengan mempertimbangkan kreativitas pikiran
e. Mahasiswa mampu mengedit draf tulisan dengan mempertimbangkan ejaan, organisasi dan pilihan kata yang digunakan
3. Proses pembelajaran
a. Mahasiswa menelaah teks contoh esai b. Mengidentifikasi teks contoh esai c. Bertanya
d. Mahasiswa memperhatikan penyampaian materi mengenai esai dan strategi penulisannya
e. Mahasiswa diberikan teks bacaan
f. Menganalisis dan menelaah teks bacaan (fakta, eviden)
g. Menyusun esai berdasarkan langkah-langkah dalam model quantum writing
h. Mengedit hasil tulisan esai i. Bertanya jawab
j. Berkomentar/berpendapat 4. Kegiatan akhir
a. Menyimpulkan materi
4. Instrumen Wawancara
Instrumen wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi atau
pendapat dosen model tentang model quantum writing dalam pembelajaran
menulis esai. Dalam instrumen wawancara ini, hal-hal yang ditanyakan, antara
lain yaitu: 1) pendapat mengenai model quantum writing dalam pembelajaran
menulis esai; 2) kesulitan yang dialami dalam kegiatan menulis esai; 3)
manfaat yang diperoleh mahasiswa setelah mengikuti pembelajaran tersebut;
dan 4) keefektifan pembelajaran menulis esai dengan model quantum writing.
5. Angket
Angket adalah teknik pengumpulan data dengan memberikan sejumlah
pertanyaan yang telah ditetapkan sebelumnya secara tertulis. Oleh karena itu,
untuk mengisinya diperlukan kemampuan literasi dari pihak yang disurvei.
Keunggulannya dibandingkan dengan teknik wawancara, kuesioner dapat meliput
informan dalam jumlah besar, hemat waktu, dan relatif mudah untuk
diadministrasi.
Angket dibuat untuk dosen dan mahasiswa untuk mengetahui pendapat
mereka tentang pelaksanaan pembelajaran menulis esai. Dalam penelitian ini,
kuesioner digunakan untuk mengetahui variabel motivasi dan tanggapan
mahasiswa terhadap pembelajaran menulis esai dengan menggunakan model
86
3.4 Prosedur Pelaksanaan Model Quantum Writing dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Esai yang Berfokus Pada Unsur Kesatuan dan Kepaduan
Prosedur penelitian dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu (1) pemberian tes
awal; (2) pelaksanaan pembelajaran menulis esai dengan menggunakan model
quantum writing; (3) pemberian tes akhir dan retensi. Berikut ini penulis jelaskan
tahap-tahap pelaksanaan penelitian.
Tahap pertama, memberikan tes awal terhadap subjek penelitian dengan
tujuan untuk memperoleh data mengenai kemampuan mahasiswa dalam menulis
esai. Langkah ini dilakukan untuk mengukur kemampuan mahasiswa dalam
keterampilan menulis esai sebelum diberikan perlakuan.
Tahap kedua, melaksanakan pembelajaran menulis esai dengan
menggunakan model quantum writing. Kegiatan ini dilakukan oleh satu orang
dosen yaitu Alfa Mitri Suhara, S.Pd. untuk menyampaikan materi dan Dra. Titin
Nurhayatin, M.Pd; Dra. Ny. Sulvia Hidayat, M.Pd. dan Drs. Dindin M.Z.M.,
M.Pd. masing-masing memberikan penilaian terhadap aktivitas mahasiswa dan
dosen model dengan memberikan tanggapan pada format observasi untuk setiap
pertemuan.
Tahap ketiga, memberikan tes akhir setelah proses belajar (post test).
3.5 Populasi dan Sampel
Populasi penelitian yaitu seluruh mahasiswa semester VI Program Studi
Pendidikan Bahasa Indonesia dan Daerah FKIP Unpas. Pemilihan populasi
keterampilan menulis esai dapat dilakukan pada Mata Kuliah Analisis Kesulitan
Menulis.
Populasi penelitian pada mahasiswa semester VI Program Studi
Pendidikan Bahasa Indonesia dan Daerah FKIP Unpas yang terdiri atas tiga kelas
yang berjumlah 138 mahasiswa. Dari jumlah tersebut, peneliti melakukan
pengambilan sampel dengan cara random (acak), untuk memberikan peluang yang
sama kepada semua anggota populasi karena populasi penelitian ini homogen
dalam beberapa hal (1) telah memiliki pengetahuan dasar yang berkaitan dengan
menulis yang diperoleh pada saat semester empat; (2) memiliki prestasi belajar
yang diperkirakan sama; (3) memiliki usia yang sama.
Jumlah mahasiswa yang dijadikan sampel sebanyak dua kelas yang terdiri
atas 80 mahasiswa. Jumlah ini dibagi dua kelompok yaitu 40 mahasiswa dijadikan
kelas eksperimen (KE) dan kelas kedua berjumlah yang sama untuk dijadikan
kelas kontrol (KK). Untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol
digunakan undian dengan uang logam yang dilemparkan.
3.6 Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program
SPSS for Windows versi 17.0. Sebelum dilakukan uji hipotesis (analisis
88
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data dalam penelitian ini ditujukan untuk mengetahui apakah
data yang tersaring dari masing-masing sampel berdistribusi normal atau tidak.
Metode yang digunakan adalah metode Kolmogorov Smirnov.
Pengujian Kolmogorov-Smirnov menggunakan kecocokan kumulatif
sampel X dengan distribusi probabilitas normal. Distribusi probabilitas pada
variabel tertentu diakumulasikan dan dibandingkan dengan kumulasi sampel.
Selisih dari setiap bagian adalah selisih kumulasi dan selisih yangpaling besar
dijadikan patokan pada pengujian hipotesis (Susetyo, 2010: 145).
Apabila dari perhitungan diperoleh bahwa nilai Asyimp. Sig. (2-tailed) >
0,05, maka variabel tersebut berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Statistik parameter merupakan statistik untuk pengujian dua rata-rata
memiliki distribusi tertentu. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, selain
sampel acak berasal dari distribusi populasi berbentuk kurva normal, variansi
kedua populasi perlu honogen atau sama besarnya (Susetyo, 2010: 160).
Uji homogenitas ditujukan untuk mengetahui homogen atau tidaknya
variansi sampel yang ditarik dari populasi. Pengolahan data untuk menguji
homogenitas menggunakan SPSS versi 17.0 dengan metode Levene Statistic. Jika
sebuah variabel hasil uji Levene memiliki nilai sig. > 0,05, maka variabel tersebut
3. Analisis Statistik
Pengujian statistik merupakan langkah selanjutnya yang harus ditempuh.
Namunn demikian sebelum dilakukan pengujian perlu dirumuskan dahulu bentuk
hipotesis yang akan diuji berdasarkan kerangka pemikiran peneliti yang dibangun
pada bagian kajian teori (Susetyo, 2010: 170)
Uji-t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan
dalam kemampuan menulis kritik sastra antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 17.0.
4. Menghitung Skor Gain Ternormalisasi
Untuk melihat peningkatan hasil belajar antara sebelum dan sesudah
pembelajaran dihitung dengan rumus g faktor (gain score ternormalisasi) dengan
rumus:
g = 灜
Keterangan:
g = selisih nilai tes akhir dengan tes awal
Spost = skor tes akhir
Spre = skor tes awal
Smaks = skor maksimum
Kategori:
121 BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PEMBELAJARAN DENGAN MENERAPKAN MODEL QUANTUM WRITING
5.1 Data dan Analisis Data Hasil Studi Pendahuluan
Hasil pembelajaran menulis esai yang penulis dapatkan berupa penilaian
akhir yang dilakukan Dosen Mata Kuliah Menulis Esai pada Tahun Akademik
2009/2010. Data tersebut penulis dapatkan dari Biro Akademik Program Studi
Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah FKIP Unpas. Adapun hasil
penilaian tersebut sebagai berikut.
Tabel 5.1
Daftar Nilai Mata Kuliah Menulis Esai
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah FKIP Unpas Tahun Akademik 2009/2010
No. Nama Mahasiswa Nilai Akhir
1. Hilman Miroji 2,50
2. Muslim Setiadi 2,90
3. Vera Setia 2,75
4. Cahya Sukendar 2,00
5. Eka Laras 2,80
6. Iis Syaripah 2,75
7. Iwan Abdurrahman 2,75
8. Nanang Maulana 3,00
9. Bunga Astri 2,50
10. Endah Saparidah 2,75
11. Evi Seprianti 2,50
12. Irma Susanti 2,75
13. Rina Rosmawati 2,80
14. Fenny Sri Rahmawati 2,60
15. Novi Fujianti 2,50
16. Siska Dwi S. 2,60
17. Dini Novianti 2,75
18. Nenden Nurvitasari 2,75
20. Intan Ratna Suminar 3,10
21. Fury Heryanti 2,50
22. Rizkiyana Mulya 2,00
23. Sri Monica 2,75
24. Tia Ageng 2,75
25. Asep Saepudin 3,30
26. Reni Haerani 2,75
27. Aris Pamungkas 2,90
28. Leni Marlina 2,50
29. Esti Destia 2,20
30. Ajeng Arini 3,30
31. Meiliza 2,75
32. Nona Triana 2,50
33. Diny Septiany 3,30
34 Hendra Kurnia 2,00
35. Fitria Mandalasari 2,50
36. Maulida Rahmawati 2,75
37. Eka Lestari 3,00
38. Chici Juniar 2,50
39. Samih Nuraeni 2,75
40. Ridwan Ridnukum 2,00
Jumlah 111,2
Rata-rata 2,78
(Sumber: Bidang Akademik FKIP Unpas)
Kriteria Penilaian
Skor Nilai Keterangan 3,50 – 4,0
2,75 – 3,49 1,5 – 2,74 Kurang dari 1,5
A B C D
Baik Sekali Baik Cukup Kurang
Berdasarkan tabel hasil penilaian tersebut, penulis dapat menyimpulkan
bahwa kompetensi mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra
Indonesia dan Daerah FKIP Unpas, belum dapat dikatakan ketegori berhasil.
Meskipun jika ditinjau dari rata-rata nilai akhir adalah kategori B (2,78), namun
dengan rentang nilai yang minimal (kategori B = 2,75 – 3,49) dapat disimpulkan
123
dalam proses studi pendahuluan, untuk mengetahui kompetensi mahasiswa dalam
menulis esai, pada tanggal 5 Mei 2011 penulis menugaskan mahasiswa semester
VI kelas B untuk menulis esai. Kegiatan itu diikuti oleh 31 orang dan hasilnya
dapat disampaikan sebagai berikut.
Tabel 5.2
Nama dan Judul Esai
Hasil Studi Pendahuluan Menulis Esai Mahasiswa Semester VI Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah FKIP Unpas
No Nama Mahasiswa Judul Esai Kode
1 Anne Destriana Hilangnya Budaya Kita E1
2 Ardyla Widyaningrum Pengaruh Televisi dalam Kehidupan E2
3 Ati Maryati Dampak Negatif dari TV E3
4 Dede Siti N. TV Tidak Lepas dari Kehidupan Masyarakat
E4
5 Dede Wahyudin “Pengaruh Televisi” E5
6 Dede Yunengsih Kreativitas Peniruan E6
7 Dewi Purwanti Ambil Sisi Positifnya dari acara TV E7
8 Dieni Ichfirlany P. Pengaruh Televisi E8
9 Eggie Nugraha Pengaruh dari TV E9
10 Evi Yuliawati Pengaruh Hiburan Televisi terhadap Masyarakat
E10
11 Fifit N. Pengaruh Televisi E11
12 Indah Istiyani Dampak dari Televisi E12
13 Iin Karlina Dampak Negatif dari Tayangan TV E13
14 Irma Nurmaya Sari Dampak Sinetron TV E14
16 Kristin Hartinio Pengaruh Media Televisi E16
17 Melian Susana TV Media Hipnotis Masal E17
18 Mira Nurcahaya Pengaruh TV dalam Kehidupan E18
19 Nenden Mellia TV yang Hanya untuk Komersial E19
20 Noni Mariyam Y. Televisi Masa Kini E20
21 Nur Ubayani L. Kritisnya Acara Televisi E21
22 Nurul Wulan Pratiwi Pengaruh Televisi bagi Kehidupan E22
23 Sheila Permata R. Peranan dalam Tayangan TV E23
24 Siti Nurul Hanifah “Pengaruh Televisi terhadap Kehidupan”
E24
25 Riana Sopiarni Tayangan Mendidik dan yang Tidak Mendidik
E25
26 Rima Nuraeni Dampak dari Acara-Acara TV E26
27 Rini Anggraeni Menanggapi Budaya dari Televisi yang Mempengaruhi Kehidupan Sehari-hari
E27
28 Riski Hamidi Pengaruh Tayangan TV E28
29 Siska Sismayanti Tidak Semua Acara TV Bersifat Negatif
E29
30 Siti Khadijah Televisi Merupakan Media Informasi E30
31 Wina Tresa S. Pengaruh Tayangan TV E31
Berikut ini hasil (nilai) menulis esai yang disusun oleh mahasiswa dalam
125
Tabel 5.3 Hasil Menulis Esai
Mahasiswa Semester VI Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah FKIP Unpas
Kode Esai
Aspek yang Dinilai
Jumlah NA Kemampuan
membuat kerangka esai
Kemampuan menulis esai
Penguasaan bahasa
E1 0 36 12 48 4,8
E2 8 36 12 56 5,6
E3 8 24 12 44 4,4
E4 16 48 12 76 7,6
E5 8 24 8 40 4,0
E6 16 24 8 48 4,8
E7 0 24 12 36 3,6
E8 16 36 4 56 5,6
E9 0 36 8 44 4,4
E10 16 24 8 48 4,8
E11 8 24 4 38 3,8
E12 0 36 16 52 5,2
E13 0 36 4 40 4,0
E14 8 36 12 56 5,6
E15 8 24 4 36 3,6
E16 16 24 8 48 4,8
E17 16 36 12 54 5,4
E18 12 24 12 48 4,8
E20 16 24 4 44 4,4
E21 8 36 8 52 5,2
E22 16 24 8 48 4,8
E23 16 36 8 60 6,0
E24 8 24 8 40 4,0
E25 16 24 12 42 4,2
E26 8 24 12 44 4,4
E27 16 36 12 64 6,4
E28 8 36 8 52 5,2
E29 0 24 8 32 3,2
E30 8 24 8 40 4,0
E31 0 24 12 36 3,6
Jumlah 292 936 288 1498 149,8
Rata-rata 9,42 30,19 9,29 48,3 4,83
Kemudian, berikut ini hasil analisis yang dilakukan terhadap hasil tulisan
esai yang disusun oleh sampel studi pendahuluan.
Tabel 5.4
Analisis Studi Pendahuluan Menulis Esai Esai ke-1 (E1)
Aspek yang Dinilai Analisis
Kemampuan membuat kerangka esai, meliputi:
pemilihan topik; kerangka pendahuluan; kerangka isi; dan kerangka penutup.
Mahasiswa tidak membuat kerangka esai. Alasan mahasiswa:
Mahasiswa memiliki topik namun sulit menuangkannya dalam bentuk kerangka. Mahasiswa ingin menulis tanpa terbebani oleh kerangka.
127
esai, meliputi: kemampuan
mengembangkan topik esai;
kemampuan menyusun paragraf pembukaan; kemampuan menuliskan
isi ke dalam beberapa paragraf;
kemampuan menyusun paragraf penutup; dan kemampuan
menuturkan gagasan secara menarik.
esai. Hal ini ditunjukkan oleh esai mahasiswa dengan topik “Hilangnya budaya kita”. Adapun subtopiknya yaitu acara yang tidak mendidik dari
TV, variasi acara TV, TV adalah sumber informasi sekaligus perusak moral, dan perlunya introspeksi diri.” Kemudian, mahasiswa mampu menyusun
paragraf pembukaan esai. Ini terlihat dari kalimat pembuka esainya, yaitu “Setelah saya membaca
sebuah karya tulis yang berjudul ‘Budaya yang Menyesatkan dari TV’ saya menemukan kalimat, itu bukan budaya kita, bukan budaya Indonesia.”
Selain itu, mahasiswa pun cukup mampu menuliskan isi esainya ke dalam tiga buah paragraf. Pada paragraf penutup esai, mahasiswa terlihat cukup mampu menyusunnya, ini terlihat dari potongan kalimat berikut “… yang harus kita
semua lakukan adalah memikirkan masalah ini dengan pikiran jernih. Jangan hanya berdiam diri tak pernah menyikapi…”. Namun, secara
keseluruhan, penuturan gagasan esainya kurang menarik. Ini karena ketidaktuntasan penuturan gagasan subtopik esai pada setiap paragrafnya. Penguasaan bahasa,
meliputi:
kejelasan kalimat dalam penuturan;
pilihan kata; dan
ejaan dan tanda baca.
Penuturan kalimat cukup jelas dan pilihan kata cukup tepat. Namun ada kesalahan ejaan dan tanda baca kurang dari sembilan kesalahan. Terdapat tujuh kesalahan pada esai mahasiswa, yaitu, penulisan huruf pertama pada kata Dari yang terdapat di tengah kalimat, seharusnya ditulis dengan huruf kecil yaitu dari; penulisan kata
faforit, seharusnya favorit; penulisan kata
intropeksi seharusnya introspeksi. Kemudian, ada
dua kesalahan penggunaan tanda baca pada kalimat paragraf paragraf pertama yaitu “Lalu apa.
Dimana. Dan juga....” seharusnya bukan tanda titik
Esai ke-2 (E2)
Aspek yang Dinilai Analisis
Kemampuan membuat kerangka esai, meliputi:
pemilihan topik; kerangka pendahuluan; kerangka isi; dan kerangka penutup.
Kerangka esai yang dibuat mahasiswa hanya berupa poin-poin, tidak menunjukkan secara jelas paragraf pembukaan, isi dan penutupnya.
Kemampuan menulis esai, meliputi:
kemampuan
mengembangkan topik esai;
kemampuan menyusun paragraf pembukaan; kemampuan menuliskan
isi ke dalam beberapa paragraf;
kemampuan menyusun paragraf penutup; dan kemampuan
menuturkan gagasan secara menarik.
Mahasiswa cukup mampu mengembangkan topik esai. Hal ini ditunjukkan oleh esai mahasiswa dengan topik “Pengaruh televisi dalam kehidupan”. Adapun subtopiknya yaitu acara-acara televisi,
tidak semua acara televisi berdampak negatif, penonton harus mengambil sisi positif dai acara TV.
Mampu menyusun paragraf pembukaan esai. Ini terlihat dari kalimat pembuka esainya, yaitu
“Memang tidak dipungkiri acara-acara televisi saat
ini secara tidak disadari dapat merusak moral bangsa”. Mahasiswa pun cukup mampu menuliskan
isi esai ke dalam sebuah paragraf. Pada paragraf penutup esai, mahasiswa terlihat cukup mampu menyusunnya, ini terlihat dari “Jadi seorang
penonton harus bisa mengambil sisi positif dari sebuah acara dan membuang sisi negatifnya”.
Namun, secara keseluruhan, penuturan gagasan esainya kurang menarik.
Penguasaan bahasa, meliputi:
kejelasan kalimat dalam penuturan;
pilihan kata; dan
ejaan dan tanda baca.
Penuturan kalimat cukup jelas, pilihan kata cukup tepat, namun ada kesalahan ejaan dan tanda baca kurang dari sembilan kesalahan. Terdapat tiga kesalahan yaitu, kesalahan penulisan huruf pertama kata Dalam pada judul esai, seharusnya huruf kecil
dalam; kesalahan penulisan huruf pertama kata Fositifnya pada paragraf kedua dan kata Fositif pada
paragraf ketiga yang tidak posisinya tidak di awal kalimat. Seharusnya positifnya dan positif.
Esai ke-3 (E3)
Aspek yang Dinilai Analisis
Kemampuan membuat kerangka esai, meliputi:
pemilihan topik;
129
kerangka pendahuluan; kerangka isi; dan kerangka penutup. Kemampuan menulis esai, meliputi:
kemampuan
mengembangkan topik esai;
kemampuan menyusun paragraf pembukaan; kemampuan menuliskan
isi ke dalam beberapa paragraf;
kemampuan menyusun paragraf penutup; dan kemampuan
menuturkan gagasan secara menarik.
Mahasiswa kurang mampu mengembangkan topik esai. Cukup mampu menyusun paragraf pembukaan esai namun topik tidak terlalu diperkenalkan. Kurang mampu menuliskan isi esai ke dalam beberapa paragraf, kurang mampu menyusun paragraf penutup esai. Ini terlihat dari kalimat penutup “… seluruh stasiun TV harus lebih
memikirkan alur ceritanya yang akan diputar, lebih bermanfaat dan tida k bersifat mendidik” penuturan
gagasan esainya kurang menarik, dan kurang sesuai dengan kerangka esai yang dibuatnya.
Penguasaan bahasa, meliputi:
kejelasan kalimat dalam penuturan;
pilihan kata; dan
ejaan dan tanda baca.
Mahasiswa menulis esai dengan penuturan kalimat cukup jelas, pilihan kata cukup tepat, namun ada kesalahan ejaan dan tanda baca kurang dari sembilan kesalahan. Terdapat tujuh kesalahan, yaitu penulisan huruf pertama kata Dari pada judul. Seharusnya huruf kecil dari; kesalahan cara
penulisan kata penghubung yg, seharusnya tidak disingkat; kesalahan penulisan preposisi pada kata
diTV, didalam, dimanapun, dibawah. Seharusnya di TV, di dalam, di mana pun, di bawah; Penulisan
huruf pertama kata Tapi setelah koma pada paragraf kedua, seharusnya huruf kecil.
Esai ke-4 (E4)
Aspek yang Dinilai Analisis
Kemampuan membuat kerangka esai, meliputi:
pemilihan topik; kerangka pendahuluan; kerangka isi; dan kerangka penutup.
Kerangka esai yang dibuat mahasiswa
menunjukkan kerangka pendahuluan/pembukaan esai, menunjukkan kerangka isi esai, dan
menunjukkan kerangka penutup esai, namun topik esainya tidak tunjukkan.
Kemampuan menulis esai, meliputi:
kemampuan
mengembangkan topik
Mahasiswa mampu mengembangkan topik esai. Hal ini ditunjukkan oleh esai siswa dengan topik “TV
tidak lepas dari kehidupan masyarakat”. Siswa