o
Senin
12317 18 19
OJan OPeb
,
RADAR
BAN DUNG
o
Se/asa
0
Rabu456
7
20
21
22
o
Mar OApr
OMei
.
Sabtu
12 13
27
@
OSep OOkt
o
Kamis
0
Jumat
8
9
10
11
23
24
25
26
OJun
OJu/
0
Ags
o
Mlnggu
14
15
16
29
30
31
.Nav
ODes
>-Bukan Dihapus,. tapi Direvisi
SILA~G pendapat ihwal pelaksanaan ujian nasional (unas) telah berlangsung .sejak ujian itu digulirkan pemerintah. Gugatan terhadap pemerintah dimulai ketika 58 anggota masyarakat yang terdiri atas siswa, wali murid, guru, dan pemerhati pendidikan inenga-jukan gugatan
ke Pengadilan 1\'egeri Jakarta Pusat pada ak-hir 2006.
Pemicunya, tragedi demi tragedi akibat pelaksanaan
Unas telah terjadi. Korban pun berjatuhan. Misalnya, kasus Endang Lestari, siswa kelas III SMPN 1 Kerjo, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, yang memilih gantung diri lantaran tidak lulus unas. Atau, nasib ratusan siswa
I
. Bulcan
Baca Ha/4-
--\
11II Jikapemerintahmengajukan
PK (peninjauankembali), butuhwaktusekitarsatu tahununtukmenurunkan keputusan.Padahal, pelaksanaanunastinggaltiga bulan.Unassudah dijadwalkanpada Maret 2010.
B Secarapolitis,pelaksanaan unassudahdisetujuiKomisi X DPRdantelahdianggarkan dalamAPBN2010.
.
Dinaspendidikanprovinsi maupundinaspendidikan kabupaten/kotasudah mempersiapkanujian tersebut..
PTNyangditunjuksebagai penyelenggaraunasSMA menyatakankesiapannya jika pemerintahtetap memutuskanmenggelarujian tersebut..
PermendiknasNomor74 Tahun2009tentangUnas telahterbit.SERIUS: Ujian nasional (Unas) dil"!ilai bisa membuat para siswa stres.
PTN TungguMajelisRektor
JIKA dinas pendidikan me-nyatakan telah melakukan se-jumlah persiapan untuk pe-laksanaan unas, penyelenggara lain, yaitu perguruan tinggi negeri (PTN), memilih tidak terburu-buru mengambil
ke-bijakan. Sejumlah pimpinan PTN masih menunggu rap at kordinasi bersama Majelis Rektor Perguruan Tinggi Ne-geri (MRPTN).
. PTN
BacaHa/4-. - ;;...;\1",._.
Sambungan dari Hal J
SMK yang tidak lulus unas dan terpaksa menerima ijazah paket C. Deretan kasus itulah yang melatarbelakangi 58 orang ter-sebut menggugat pelaksanaan unas.
Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta !\urkholis Hidayat selaku anggota tim advokasi korban un as menga-takan, gugatan terhadap unas terdiri atas gugatan primer dan subsider. Gugatan primer yang dilayangkan, antara lain, unas tidak boleh dipakai sebagai syarat kelulusan, pemerintah dinilai melanggar hak anak atas pendidikan, menuntut peme-rintah mengganti kerugian ma-teriil maupun imama-teriil terhadap korban unas, dan meminta agar kelulusan siswa tidak melalui unas, tapi evaluasi dari pendidik (guru). Sementara itu, gugatan subsider, antara lain, meminta putusan yang seadil-adilnya dari majelis hakim.
Pada 21 Mei 2007, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat akhirnya memutuskan perkara gugatan Citizen Law Suit tentang ujian nasional nomor 228/Pdt.G/2006/ PN.JKT.PST. Dalam amar putu-san itu, majelis hakim yang dipimpin Andriani Nurdin me-mutuskan enam hal. Pertama, mengabulkan gugatan subsider para penggugat. "Hakim telah memenuhi gugatan subsider kami dengan memberikan pu-tusan yang cukup adil meski tidak sarna persis dengan gu-gatan asli kami," terangnya.
Kedua, m~nyatakan para ter-gugat (presiden, wakil presiden, Mendiknas, dan ketua B~dan Standar :-.'asional Pendidikan (BSI'\P) telah lalai dalam mem-berikan pemenuhan serta per-lindungan hak asasi manusia terhadap korban unas. Khu-susnya, hak atas pendidikan dan hak-hak anak. Ketiga, me-merintah tergugat untuk me-ningkatkan kualitas guru, ke-lengkapan sarana dan pra-sarana sekolah, serta akses informasi yang lengkap ke sekolah sebelum melaksanakan
unas. Dengan demikian, ditafsirkan bahwa pelaksanaan unas ditunda hingga pemerintah memenuhi ketentuan majelis hakim tersebut.
Keempat, juga meminta pe-merintah mengambil langkah konkret untuk mengatasi gang-guan psikologis dan mental peserta didik akibat penye-lenggaraan unas. "Pada poin lima, pemerintah juga diminta meninjaukembali sistem pen-didikan nasion ai," terangnya. Termasuk, menghukum peme-rintah untuk membayar biaya perkara Rp 374.000.
Ketua Education Forum Su-parman, salah satu penggugat, mengatakan, sejatinya pihaknya tak melarang pelaksanaan unas. "Prinsipnya, ujian atau evaluasi peserta didik tetap perlu. Gu-gatan kami tidak pernah me-nyebut melarang atau meng-hapus unas. Hanya meminta pemerintah tidak menjadikan unas sebagai syarat kelulusan," jelasnya.
Pihaknya juga tidak mem-permasalahkan jika Depdiknas bersikeras menggelar un as meski putusan MA sudah ke-luar. "Kami hanya mengimbau agar pemerintah tak mengambil proses hukum lebih lanjut melalui PK (peninjauan kembali, Red). Tapi, kalau unas tetap dilaksanakan, ya silakan saja. Sebab, Permendiknas 74/ 2009
tentang unas juga sudah ke-luar," paparnya.
Sambungan daTi Hall
Rektor Unesa Haris Supratna mengatakan, hingga kini PTN belum bertemu kembali dengan Mendiknas setelah turunnya kasasi dari Mahkamah Agung (MA). Dengan demikian, PTN belum bisa mengambil kebijakan untuk melaksanakan unas atau tidak. "Kalau pada pertemuan ter-akhir bersama Mendiknas 5 No-vember hllu, unasjadi dilaksanakan. Tapi, setelah turunnya kasasi dari MA, kami belum tahu,"jelas Haris. Menurut dia, keputusan jadi tidaknya unas bergantung pe-merintah. "PTN merupakan salah satu unsur pemerintah. Tapi, kami tidak memiliki kewenangan memutuskan. Jadi, menunggu keputusan resmi Mendiknas," jelasnya. Jika nanti . kebijakan
Mendiknas menyebut unas diteruskan, PTN siap menjadi pe-nyelenggara. "Masak ditunjuk Mendiknas untuk menyelengga-rakan tidak mau. Kan nggak etis," ujar Haris yang juga ketua seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) itu.
Lebih lanjut, Haris menjelaskan, dilibatkannya PTN sebagai pe-nyelenggara unas dimaksudkan agar hasil ujian itu lebih kredibel. Sebab, hasil un as r'enc~nanya dipakai untuk patokan masuk perguruan tinggi. Karena itu, hasil unas akail diintegrasikan dengan SNMPTN. "Namun, bentuk pe-ngintegrasiannya akan dilakukan b:~!~:')elas Haris.
Misalnya, kata Haris, hasil unas nanti bisa dipakai untuk masuk PTN hanya melalui jalur SNMPTN atau lewat jalur man-diri seperti PMDK. Bisa juga dipakai untuk PTN di wilayah tertentu. "Contohnya, hasil unas sementara dipakai dulu untuk PTN di wilayah timur. Atau, bisa jadi dipakai oleh PTN-PTN yang mau memakai hasil unas. Prin-sipnya, pengintegrasian itu bertahap," jelasnya.
Soal jadi atau tidaknya ujian itu, kata Haris, masih menunggu waktu. Pembahasan bersama rektor PTN bakal dilakukan se-cepatnya. Yang pasti, kata Haris, tujuan unas sejatinya bermaksud untuk meningkatkan kualitas dan pemetaan pendidikan.
Haris menambahkan, sejatinya keterlibatan PTN dalam pe-laksanaan un as tidak perlu asalkan ada kejujuran dari dinas pendidikan hingga level se-kolah. "Kalau PTN terus me-ngawal, kapan daerah menjadi dewasa" Namun, karena hasil un as nanti digunakan untuk masuk perguruan tinggi, maka haru~ kredibel. Untuk itu, kami dilibatkan," ungkapnya.
Rektor ITS Ptiyo Suprobo memilih tidak berkomentar ba-nyak ihwal turunnya putusan MA yang menolak kasasi 'unas. Sebab, penyelenggaraan unas, term as uk kasasi MA, masih akan dibicarakan saat
perte-muan MRPTN pada 10