Analisis Aksesibilitas Tenaga Kerja Wanita pada Agribisnis Lebah Madu dalam Upaya Peningkatan Pemberdayaan Perempuan di Kabupaten Cianjur
Analysis of Labour Woman Accessibility at Honeybee Agribusiness in the effort to Improve of Enableness Woman in Sub-Province of Cianjur
Dhany Esperanza, Yayan Sumekar, Anne Charina
ABSTRAK
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menguraikan gambaran kemampuan aksesibilitas tenaga kerja wanita dalam agribisnis lebah madu di Kabupaten C ianjur serta mengetahui faktor-faktor yang menentukan aksesibilitas tenaga kerja wanita dalam agribisnis lebah madu di Kabupaten Cianjur
Metode penelitian yang digunakan adalah survey. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan teknik wawancara langsung kepada responden. Data sekunder diperoleh dari berbagai instansi yang terkait dengan penelitian ini. Data dianalisis sesuai jenisnya, untuk data kualitatif dilakukan analisis deskriptif yang men garah ke eksplanatoris guna menggambarkan permasalahan yang pertama. Sedangkan untuk data kuantitatif dilakukan uji statistik Korelasi linear sederhana, Korelasi berganda dan Regresi
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa Aksesibilitas tenaga kerja wanita dalam agribisnis lebah madu dilihat dari kerja fisik, wanita umumnya mampu eksis di semua kegiatan, kecuali dalam kegiatan pengolahan hasil. Sedangkan dalam sisi pengambilan keputusan, peranana wanita tidak terlalu menonjol, hanya dalam kegiatan pemasaran, wanita dianggap sedikit berperan dalam memberikan keputusan mengen ai tempat serta cara pemasaran produk. Sedangkan faktor-faktor yang menentukan aksesibilitas tenaga kerja wanita dalam agribisnis lebah madu adalah: sifat kepribadian, pengetahuan dan keterampilan.
ABSTRACT
Target of this research is to know and elaborate the ability of woman labour in honeybee agribusiness at Sub-Province of Cianjur and also know factors determining woman labour accessibility in honeybee agribusiness in Sub-Province of Cianjur.
While for quantitative data used by statistical test of simple Linear correlation, Doubled correlation and Regresi
The result got that woman labour accessibility in honeybee agribusiness
seen from ph ysical activity, woman generally can eksis in all activities, except in activity of processing result. While in decision making side, woman do not too uppermost, only in activity of marketing, woman assumed a few to give decision concerning place and also the way of product marketing. While factors
determining woman labour access in honeybee agribusiness are: nature of personality, skill and knowledge
PENDAHULUAN
Kedudukan wanita yang tinggi diperkuat dengan berkembangnya paham feminisme di Indonesia. Pahan feminisme mengamati, ternyata di masyarakat sesungguhnya kedudukan wanita tidak sesuai dengan yang diharapkan pada tatanan sistem matrilineal atau matriarchat. Ban yak sekali ketimpangan antara
kedudukan dan status pria dan wanita, baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat. Wanita digambarkan selalu menjadi yang dirugikan, sedangkan pria selalu diuntungkan. Peran wanita dirasakan masih terbatas dalam berbagai
kegiatan pembangunan, terutama yang bernuansa teknologi maju, baik di bidang pertanian, peternakan maupun industri. Demikian pula kedudukan wanita dalam struktur masyarakat masih kurang baik diband ing pria. Posisi wanita dalam berbagai kegiatan kerja secara normative masih ada dalam kondisi yang kurang
beruntung, bahkan dalam pengambilan keputusan dominasi pria masih terlihat kuat. Menurut pandangan gend er ini, perbedaan yang terjadi antara pria dan wanita dalam berbagai aspek kehidupan menunjukkan suatu bentuk eksploitasi
dan sub ordinasi terhadap wanita.
Para wanita di pedesaan biasan ya mencari nafkah melalui beberapa
kegiatan seperti bercocok tanam, buruh tani, beternak, berdagang dan sebagainya. Disini terlihat bahwa pada dasarnya wanita desa tidak han ya berkerja sebagai
pelengkap pria saja, tetapi sudah merupakan tenaga k erja potensial yang tidak banting bulu melakukan berbagai kegiatan untuk mencari uang. Di pedesaan yang sebagian b esar bermata pencaharian di bidang pertanian, maka sasaran
ternak menjadi salah satu sektor andalan, diantaranya agribisnis lebah madu.
Pembangunan peternakan, khususnya leb ah madu yang diarahkan pada sistem agribisnis telah mampu meningkatkan peluang berusaha dan bekerja bagi para peternak dan keluargan ya. Sejalan dengan hal tersebut, kebutuhan tenaga kerjapun meningkat. Untuk memenuhinya terutama untuk usaha skala rumah tangga
dilakukan melalui pemanfaatan seluruh tenaga kerja keluarga baik pria maupun wanita.
Dalam agribisnis lebah madu peran wanita telah terlihat, baik dari curahan
tenaga kerja maupun jenis pekerjaan yang dilakukann ya. Umumn ya para wanita terlibat dalam budidaya lebah, khususnya di daerah pekarangan rumah skala kecil. Akan tetapi seiring perkembangan teknologi dan pengetahuan, agribisnis lebah madu pun mengalami perubahan pola kerja. Berbagai hama dan penyakit yang
menyerang, mengakibatkan pola pekerjaan cenderung lebih berat dan memerlukan keterampilan dan keberanian yang tinggi. Hal ini pula yang menyebabkan tergesernya kesempatan kerja bagi tenaga kerja wanita pada agribisnis lebah madu
ini. Wanita diperkirakan akan mengalami kesulitan untuk mengakses pekerjaan dalam agribisnis lebah madu, karena dalam pengelolaan agribisnis lebah madu sampai fase dihasilkannya madu murni kualitas unggul, sangatlah dibutuhkan tenaga kerja yang handal, terampil dan menguasai teknologi. Kurangnya keahlian
yang dimiliki wanita akan menyebabkan kaum wanita mengalami nasib yang kurang beruntung di dalam proses transformasi industrial.
Belum adan ya keselarasan kedudukan wanita dengan pria dalam
pembangunan, menyebabkan perlunya dikaji seberapa jauh kemampuan wanita di Kabupaten Cianjur untuk mengakses di bidang agribisnis lebah madu dalam
kondisi social budaya dikontruksi berdasarkan gender bahwa wanita adalah individu yang berada di kelas nomor dua yang selalu disubordinasi oleh pria.
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan
1. Bagaimana aksesibilitas tenaga kerja wanita (baik dalam pekerjaan fisik
maupun dalam pengambilan keputusan) dalam agribisnis lebah madu di Kabupaten Cianjur.
2. Faktor apa saja yang menentukan aksesibilitas tenaga kerja wanita dalam agribisnis lebah madu di Kabupaten Cianjur
Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
dan menguraikan:
1. Gambaran kemampuan aksesibilitas tenaga kerja wanita dalam agribisnis lebah madu di Kabupaten Cianjur.
2. Faktor-faktor yang menentukan aksesibilitas tenaga kerja wanita dalam
agribisnis lebah madu di Kabupaten Cianjur.
Kontribusi Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif untuk mengembangkan agribisnis lebah madu di Kabupaten Cianjur. Sementara itu, bagi pemerintah dan instansi terkait, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan tambahan informasi dan dapat digun akan sebagai bahan pertimbangan
dalam pembuatan kebijakan. Serta untuk waktu mendatang dapat dijadikan acuan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian lebih lanjut.
Tinjauan Pustaka
Agribisnis lebah madu ditilik dari sifatnya adalah suatu inovasi baru yang
berupa pak et teknologi di bidang peternakan lebah madu. Menurut Agusta (1981), seperangkat inovasi baru bidang pertanian terdiri dari bibit unggul, pemupukan,
obat-obatan hama d an pengairan. Sedangkan seperangkat inovasi baru di bidang petemakan lebah madu yang disebut sebagai enam metode usaha temak lebah madu, meliputi pemilihan lebah ratu yang unggul unggul, perawatan media
pemasaran yang baik.
Sebagai inovasi baru, agribisnis lebah madu mempunyai kekuatan untuk merubah masyar akat. Rogers dan Shoemaker (dalam Agusta, 1981) mengatakan bahwa terjadin ya perubahan dalam masyarakat disebabkan adanya perkenalan dengan ide-ide baru atau inovasi baru. Di adopsinya teknologi baru dan sistem
manajemen yan g maju di bidang usaha peternakan lebah madu rak yat dengan pemeliharaan tradisional atau semi modern akan berubah menjadi pemeliharaan lebah madu yang bersifat agribisnis. Keadaan demikian akan menimbulkan
perubahan p ada setiap peternak sapi perah yaitu berupa sikap rasional dan komersial yang- ditunjukkan dalam pen gusahaan lebah madu yan g berorientasi kepada keuntungan dengan mengabaikan kewajiban tradisionalnya.
Perubahan usaha lebah madu rakyat dengan pemeliharaan secara
sederhana atau semi modern ke sistcm agribisnis dengan pen ggunaan teknologi dan manajemen lebih maju akan berpengaruh pada aksesibilitas tenaga kerja wanita. Aksebilitas tenaga kerja wanita di sektor agribisnis lebah madu diartikan
sebagai kemampuan yang dimiliki tenaga kerja wainita dalam usaha untuk mendapatkan kesempatan kerja di agribisnis leb ah madu yang diukur melalui : bekerja fisik yang terdiri dari keterlibatan, curahan kerja dan kontribusi
pendapatan asal agribisnis lebah madu dan pengambilan keputusan. Adapun
besar-kecilnya aksesibilitas ini dipengaruhi olch faktor-faktor seperti umur, pendidikan formal, pengetahuan, ketrampilan, norma sistem sosial, skala usaha lebah madu, sifat kepribadian, ketidakadilan gender etan status sebagai tenaga
kerja di sektor agribisnis lebah madu. Menurut Siamet dalam Agusta, 1981, hahwa pendidikan, pen getahuan, ketrampilan dan pengalaman pengelola sangat
berpengaruh pada tercapainya usaha bisnis yang menggunakan teknologi baru secara baik dan efisien. Berkaitan dengan hal tersebut Pudji wati Sayo gyo (1988)
mengungkapkan bahwa : sumberdaya pribadi (personal resources) pria atau suami dan wanita atau istri yang diperoleh dalam keluarga "orientasi" (tempat dimana masing masing individu pria (suami) dan. wan ita (istri) memperoleh didikan
Secara skematis kerangka pemikiran dalam penelitian ini digambarkan sebagai
berikut:
Penggunaan teknologi & manajemen yan g lebih maju dalam agribisnis lebah madu
Agribisnis lebah madu
Agrbisnis dengan teknologi dan
lebah madu manajemen lebih maju.
secar a Indikator skala
sederhan a penguasaan lebah madu
Variabel tergantun g: Variabel Penentu:
Aksesibilitas Tenaga 1. Sifat
Kerja Wanita pad a kepribadian
agribisnis lebah madu
2. Ketidakadilan
dengan sub variable:
gender
1. Bekerja fisik 3. Karakterstik
2. Pengambilan 4. Norma sistem
keputusan wanita sosial
daalam
agribisnis lebah madu
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Penelitian Aksesibilitas Tenaga Kerja Wanita dalam Hubungan Gender pada Agribisnis Lebah Madu
METODE PENELITIAN Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode survey, yaitu menggambarkan secara sistematik dan factual tentang fenomena yang terjadi, juga menerangkan
Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposif, yaitu di Kabupaten
Cianjur, berdasarkan pertimbagan terhad ap aspek pengembangan hasil ternak sebagai salah satu sector andalan Kabupaten Cianjur, serta agribisnis lebah madu sudah cukup banyak diusahakan di daerah tersebut..
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang diperlukan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan responden. Data sekunder
diperoleh melalui studi literature serta data yang di dapat dari Dinas dan Instansi
yang terkait.
Metode Penarikan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah rumah tangga pengusaha agribisnis lebah
madu skala usah a kecil, termasuk didalamnya anggota keluarga pria dan wanita yang termasuk angkatan kerja di Kabupaten Cianjur. Sedangkan untuk penentuan jumlah sample dilakukan dengan rumus, dan menggunakan presisi 10% (Yamane, dalam Muhidin, 1998)
Definisi dan Operasionalisasi Variabel
1. Aksesibilitas Tenaga Kerja Wanita adalah kemampuan seorang wanita untuk
bisa akses atau memperoleh kesempatan k erja dalam bidang kerja tertentu. Pada penelitian ini yaitu agribisnis lebah madu. Diukur melalui bekerja fisik dan pengambilan keputusan
2. Bekerja Fisik adalah aktifitas kerja fisik yang d ilakukan dalam agribisnis lebah madu. Diukur melalui tingkat keterlibatan, curahan kerja dan
kontribusi pendapatan.
3. Keterlibatan adalah jumlah dan macam pekerjaan yang dikerjakan
responden. Diukur dengan menjumlahkan pekerjaan yang dikerjakan responden.
4. Curahan Kerja adalah waktu kerja yang dibutuhkan untuk melakukan suatu
5. Kontribusi Pendapatan wanita adalah jumlah pendapatan wanita yang
diperoleh dari suatu pekerjaan yang disumbangkan terhadap ekonomi rumah tanggan ya. Diukur den gan menghitun g jumlah curahan kerja wanita dibagi dengan total curah an ker ja anggota rumah tangga dikalikan dengan jumlah pendapatan.
6. Pengambilan keputusan adalah penetapan berbagai hal terhadap p ekerjaan yang harus diambil. Diukur dengan menghitung jumlah keputusan yang dilakukan oleh istri atau suami.
7. Faktor yang menentukan aksesibilitas tenaga kerja wanita adalah Beberapa kondisi atau karakter yang menentukan kemampuan seorang wanita untuk bisa akses atau memperoleh kesempatan k erja dalam bidang kerja tertentu. Diukur dengan melihat sifat kepribadian, ketidakadilan gender, karakteristik
individu, norma sistem social.
8. Sifat kepribadian adalah ciri-ciri sifat pribadi yang melekat pada individu. Termasuk didalamnya adalah sifat kepribadian feminine atau maskulin.
9. Ketidakadilan gender adalah pandangan yan g ada dalam masyarakat yang menganggap wanita lebih rendah dari pria dalam berbagai hal.
10. Karakteristik individu adalah ciri-ciri yang melekat pada individu yang menunjukkan keadaan individu dalam kaitan dengan kualitas hidupnya.
Variabel Sub Variabel Sub-sub Variabel Indikator
- Jumla
Bekerja Fisik
Aksesibilitas Tenaga • Keterlibatan di
berbagai pekerjaan h keterlibatan dalam Kerja Wanita
agribisnis lebah penyediaan saprodi
- Jumla
madu
h keterlibatan dalam pemeliharaan
- Jumla
h keterlibatan dalam pengolahan hasil
- Jumla
h keterlibatan dalam pemasaran
- Jumla
• Curahan kerja di
h jam kerja dalam penyediaan berbagai bidang
pekerjaan agribisnis saprodi
- Jumla
lebah madu
h jam kerja dalam pemeliharaan
- Jumla
h jam kerja dalam pengolahan hasil
- Jumla
h jam kerja dalam pemasaran
• Kontribusi
pendapatan terhadap ekonomi rumah tangga
- Penga
mbilan keputusan dalam penyediaan saprodi
- Penga
Pengambilan Keputusan mbilan keputusan dalam pemeliharaan
- Penga
mbilan keputusan dalam pengolahan hasil
- Penga
mbilan keputusan dalam pemasaran
- Sabar,
Sifat Kepribadian • Sifat Feminin
telaten,lemah lembut, tergantung, emosional
- Kuat,
• Sifat
mandiri, tanggung jawab, Maskulin
berkuasa, keras kepala
• Marjinalisasi - Tidak
Ketidakadilan gender
dipentingkan, tidak diperlukan, kemampuan wanita yang r endah
- Status
• Sub ordinasi
wanita yang rendah, wanita hanya pengurus rumah tangga
- Tahun
Karakteristik individu • Umur
kelahiran
- Perna
• Pendidikan
formal h sekolah, tidak pernah
sekolah,tamat SD,tamat SLTP, tamat SLTA, tamat Perti
- Meng
• Pengetahuan
etahui, mengerti, memahami aspek agribisnis lebah madu
• Keterampilan - Mamp
u menggunakan teknologi
- Mamp
u mengatur tenaker
- Mamp
u menyediakan saprodi
- Mamp
u mengelola hasil
- Mamp
u memasarkan hasil
Norma sistem sisial - Ukura
Tabel 1. Operasionalisasi Variabel
Analisis Data
Data dianalisis sesuai jenis data. Untuk data kualitatif dilakukan analisis deskriptif
yang mengarah ke eksplanatoris guna menggambarkan permasalahan yang pertama. Sed angkan untuk data kuantitatif dilakukan uji statistic Korelasi linear sederhana, Korelasi berganda dan Regresi dengan model path analisis.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Aksesibilitas Tenaga Kerja Wanita dalam Agribisnis Lebah Madu di Kabupaten Cianjur
Berhasilnya suatu bisnis, tentunya tidak terlepas dari kemampuan pemilik dan pekerja dalam mengop erasionalkan usahan ya. Dalam penelitian ini
memfokuskan untuk melihat peranan tenaga kerja wanita dalam agribisnis lebah madu. Dalam agribisnis lebah madu peran wanita telah terlihat, baik dari curahan tenaga kerja maupun jenis pekerjaan yang dilakukann ya. Umumn ya para wanita terlibat dalam budidaya lebah, khususnya di daerah pekarangan rumah skala kecil. Akan tetapi seiring perkembangan teknologi dan pengetahuan, agribisnis lebah madu pun mengalami perubahan pola kerja. Berbagai hama dan penyakit yang menyerang, mengakibatkan pola pekerjaan cenderung lebih berat dan memerlukan
keterampilan dan keberanian yang tinggi.
Perubahan usaha lebah madu rakyat dengan pemeliharaan secara
sederhana atau semi modern ke sistcm agribisnis dengan pen ggunaan teknologi dan manajemen lebih maju akan berpengaruh pada aksesibilitas tenaga kerja wanita. Aksebilitas tenaga kerja wanita di sektor agribisnis lebah madu diartikan sebagai kemampuan yang dimiliki tenaga kerja wanita dalam usaha untuk mendapatkan kesempatan kerja di agribisnis leb ah madu yang diukur melalui :
bekerja fisik yang terdiri dari keterlibatan, curahan kerja dan kontribusi pendapatan asal agribisnis lebah madu dan pengambilan keputusan. Adapun
lebah madu, sifat kepribadian, ketidakadilan gender dan status sebagai tenaga
kerja di sektor agribisnis lebah madu.
Analisis aksesibilitas wanita dilihat dari kegiatannya dalam bekerja fisik dan dalam pengambilan keputusan. Dalam bekerja fisik, aksesibilitas wanita terbagi berdasarakan keterlibatannya dalam hal penyediaan saprodi, pemeliharaan,
pengolahan hasil, dan pemasaran agribisnis lebah madu.
Dalam pen yediaan saprodi, keterlibatan tenaga keja wanita berdasarkana hasil penelitian dapat dianggap sejajar dengan pria. Wanita mampu melakukan
kegiatan pemilihan lebah ratu yang unggul unggul, mampu memilih/menentukan media tanam yang baik, mampu memilih obat yang akan digunakan untuk memberantas hama. Jadi dalam hal penyediaan saprodi, wanita sudah memiliki akses yang sama dengan pria.
Dalam segi pemelihar aan agribisnis lebah madu, aksesibilitas wanita cenderung lebih rendah dari pria. Berbagai hama dan penyakit yang menyerang, mengakibatkan pola pekerjaan cenderung lebih berat dan memerlukan
keterampilan dan keberanian yang tinggi.
Hal yang serupa juga terjadi dalam fase pengolahan hasil. Wanita cenderung mengalami kesulitan, karena dalam pengelolaan agribisnis lebah madu sampai fase dihasilkannya madu murni kualitas unggul, sangatlah dibutuhkan
tenaga kerja yang handal, terampil dan menguasai teknologi. Kurangnya keahlian yang dimiliki wanita yang menyebabkan kaum wanita mengalami nasib yang kurang beruntung di dalam proses transformasi industrial.
Untuk peranannya dalam manajemen pemasaran hasil agroindustri lebah madu, wanita kembali bisa akses. Kemampuan tenaga kerja wanita sangat terlihat
dalam pekerjaan pen gemasan produk dan pemasaran. Dalam pengemasan produk, yaitu pen gemasan lebah madu kedalam wadah atau tempat berupa botol, peranan
tenaga wanita sangat terlihat. Selain kemampuannya yang teliti, wanita juga dianggap memiliki keterampilan mengemas yang lebih rapi dibandingkan tenaga pria. Untuk pengemasan produk, agribisnis madu ini masih sangat sederhana dan
Untuk kegiatan pemasaran produk, wanita memiliki aksesibilitas yang sama
dengan tenaga pria. Mer eka memiliki keahlian dalam menjual produk madu ke konsumen, hal ini terkait dengan sifat wanita yang cenderung lebih luwes dalam menawarkan produk. Sayangn ya p emasaran lebah madu di Cianjur ini memang masih mengalami hambatan, sehubun gan dengan keterbatasan biaya promosi serta
saluran pemasaran yan g belum jelas. Begitu juga dengan koperasi produksi yang ada di tempat penelitian , manajemenn ya kurang berjalan dengan baik, sehingga yang semula diharapkan akan menjadi tempat untuk menampung hasil produksi
madu petani, tetapi dalam kenyataannya tidak bisa beroperasi.
Untuk curahan waktu kerja, yaitu jumlah jam kerja yang digun akan untuk mengerjakan suatu kegiatan, dalam hal ini adalah kegiatan pen yediaan sarana produksi, pemeliharaan, pengolah an hasil dan pemasaran, ternyata sangat
beragam. Wanita lebih banyak mencu rahkan waktu kerjanya untuk pengolahan hasil (pengemasan), sedangk an untuk pen yediaan sarana produksi, pemeliharaan dan pemasaraan, cur ahan tenaga kerja wanita masih jauh dibawah tenaga kerja
pria. Dalam kegiatan ini, umumnya wanita mengakui bahwa hanya
menjadikann ya sebagai kegiatan sambilan, kegiatan utama sebagai ibu rumah tangga masih dominan atau masih menempati posisi yang utama dalam tingkat curahan tenaga kerja wanita.
Dalam sisi pengambilan keputusan, ternyata peranana wanita tidak terlalu menonjol. Pria cenderung lebih dominan dalam mengambil keputusan. Meskipun wanita telah mclakukan pekerjaan domestik dan produktif sama dengan pria,
tetapi dalam hal pengambilan keputusan masih tetap ban yak dilakukan oleh pria dan pria sangat mendominasi dalam keputusan. Menurut pandangan mendasar
dari masyarakat terhadap peran kerja pria dan wanita adalah bahwa dalam hal kerja pisik pria dan wanita telah melakukan pekerjaan yang hampir seragam dan
sudah cenderung kepada kebersamaan dan kesejajaran atau egaliter. Menurut Umar (1999 : 305 dalam Darsoso, 2001) bahwa ,setiap individu mempunyai kewenangan untuk men ggunakan hak-hak kebebasannya dalam memilih pola
sedangkan wanita hanya menerima dan mengiku ti keputusan yang diambil oleh
pria. Hal demikian karena wanita lebih banyak menonjolkan emosional dari pada rasionaln ya, sehingga emosional mengalahkan rasional, sedan gkan pria lebih menonjolkan rasional dari pada emosional.
Hal itu sangat terlihat dalam pada agribisnis lebah madu. Dalam hal
penyediaan saprodi, wanita melakukan kegiatan atas dasar keputusan yang ditetapkan oleh suamin ya. Sarana dan prasarana yan g dibutuhkan dalam proses produksi lebah madu diputuskan oleh pria. Begitu juga dalam kegiatan
pemeliharaan, keputusan penanganan kegiatan produksi dan pengendalian hama di lakukan atas keputusan pria. hal yan g sama juga terjadi dalam kegiatan pengolahan hasil. Han ya dalam kegiatan pemasaran, wanita dianggap sedikit berperan dalam memberikan keputusan mengenai tempat serta cara pemasaran
produk.
Faktor-Faktor yang Menentukan Aksesibilitas Tenaga Kerja Wanita dalam Agribisnis Lebah Madu
Aksesibilitas tenaga kerja wanita dalam agribisnis lebah madu diyakini banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor. Yaitu beberapa kondisi atau karakter yang menentukan kemampuan seorang wanita untuk bisa akses atau memperoleh
kesempatan kerja dalam bidang kerja tertentu. Diukur dengan melihat sifat kepribadian, ketidakadilan gender, karakteristik individu, norma sistem social. Sifat kepribadian adalah ciri-ciri sifat pribadi yang melekat pada individu.
Termasuk didalamnya adalah sifat keprib adian feminine atau maskulin. Ketidakadilan gender adalah pandangan yang ada dalam masyarakat yang
menganggap wanita lebih rendah dari p ria dalam berbagai hal. Karakteristik individu adalah ciri-ciri yan g melekat pada individu yang menunjukkan keadaan
individu dalam kaitan dengan kualitas hidupnya. Karakteristik individu dilihat dari umur, pendidikan formal, pengetahuan, keterampilan.
Berkaitan dengan sifat kepribadian yang diteliti dalam hubungannya
sifat maskulin (kuat, mandiri, tanggung jawab, berkuasa) memiliki kemampuan
aksesibilitas yang lebih tinggi dibanding wanita dengan sifat feminin (lemah lembut, ketergantungan, emosional). Hal ini mengin gat bahwa kegiatan-kegiatan dalam agribisnis lebah madu sangat dipengaru hi oleh fisik maupun psikis si pekerjanya.
Variabel ketidakadilan gender sebenarnya tidak terlalu berpengaruh pada aksesibilitas dalam agribisnis lebah madu. Karena umumnya masyarakat setempat tidak mengenal sistem gender, yang penting orang yang bisa bekerja serta
memahami agribisnis lebah madu akan dapat akses, terleb as dia pria ataupun wanita. Sistem agribisnis lebah madu akan berpengaruh pada aksesibilitas wanita. Jadi bagi tenaga kerja wanita yang kurang menguasai teknologi dan kurang terampil akan mengalami penurunan akses, sebaliknya wanita yan g mengu asai
ilmu dan teknologinya mungkin akan bisa akses.
Dari tiga puluh orang responden yan g dijadikan sample dalam penelitian ini, ditinjau karakteristiknya yang dianggap berpengarung pada aksesibilitas tenaga
kerja wanita pada agribisnis lebah madu di Cianjur. Karakteristik tersebut adalah: Umur, Pendidikan Formal, Pengetahuan dan Keterampilan.
Berdasarkan data, umur tenaga kerja wanita yang terlibat dalam agribisnis lebah madu berkisar antara 19 – 61 tahun, dan umumnya wanita dengan kelompok
umur < 45 tahun memiliki aksesibilitas yang lebih tinggi.
Sedangkan untuk pendidikan formal, rata-rata tenaga kerja wanita dalam agribisnis lebah madu mayoritas tamatan Sekolah Dasar, yaitu seb anyak 66,67%
sedangkan sisan ya adalah tamatan Sekolah Menengah Pertama. Berdasarkan hasil analisis, variabel pendidikan tidak berperan dalam aksesibilitas tenaga kerja
wanita.
Lain halnya den gan variabel pengetahuan. Pengetahuan berperan penting
delam akses atau tidaknya tenaga kerja wanita pada agribisnis lebah madu. Tenaga wanita yang ”mengetahui, mengerti dan memahami” agribisnis lebah madu dapat akses dalam agribisnis lebah madu ini.
kemampuan men ggun akan teknologi, mampu mengatur tenaga kerja,
menyediakan saprodi, mampu mengelola serta memasarkan hasil diyakini dapat akses dalam agribisnis lebah madu di Kabupaten Cianjur.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
1. Aksesibilitas tenaga ker ja wanita dalam agribisnis lebah madu dilihat dari kegiatan kerja fisik dan pengambilan keputusan. Dalam kerja fisik, wanita
umumnya mampu eksis di semua kegiatan, kecuali dalam kegiatan pengolahan hasil, lebih di dominasi oleh pria. Dalam sisi pengambilan keputusan, ternyata peranana wanita tidak terlalu menonjol. Pria cenderung lebih dominan dalam mengambil keputusan, hanya dalam kegiatan pemasaran, wanita dianggap
sedikit berperan d alam memberikan keputusan mengenai tempat serta cara pemasaran produk.
2. Faktor-faktor yang menentukan aksesibilitas tenaga kerja wanita dalam
agribisnis lebah madu adalah: sifat kepribadian, pengetahuan dan keterampilan.
Saran
1. Wanita hendaknya lebih diberikan kebebasan dalam mengambil keputusan
serta lebih percaya diri agar dapat akses dalam kegiatan agribisnis lebah madu
DAFTAR PUSTAKA
1. Agusta,1981. Keragaan Agribisnis Lebah Madu. Thesis. Universitas Padjadjaran. Bandung
2. Darsono, 2001. Hubungan Kerja Gender Pada Usaha Sapi Perah. Desertasi. Universitas Padjadjaran. Bandung
3. Muhidin, 1998. Peranan Wanita dalam Dunia Kerja. Thesis. Univ ersitas Padjadjaran. Bandung
4. Pudjiwati Sayo gyo, 1978. Gender dan Permasalahann ya. Ak atiga Pustaka. Surabaya
5. Soekartawi, 1999. Manajemen Agribisnis. PT.Angkasa. Jakarta